2. LATAR BELAKANG
1. Program pengidentifikasian
bakat anak diperlukan
sebelum melakukan suatu
proses latihan yang
berorientasi untuk mencapai
prestasi yang tinggi.
2. Perekrutan atlet masih
berdasarkan seleksi alamiah,
belum dilandasi dengan
sistem pengidentifikasian
bakat dengan menggunakan
metode ilmiah yang
berdasarkan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
3. Setiap cabang olahraga
memiliki komponen fisik yang
berbeda.
3. TUJUAN PENULISAN
1.Untuk mengetahui tujuan
umum dari identifikasi
bakat atlet.
2.Untuk mengetahui proses
identifikasi bakat dari
segi fisik atlet
3.Untuk mengetahui
metode untuk
mengidentifikasi bakat.
4. PEMBAHASAN
Talent identification merupakan suatu upaya yang
dilakukan secara sistematik untuk mengidentifikasi
seseorang yang berpotensi dalam olahraga, (berdasarkan
fisik atlet) sehingga diperkirakan seseorang tersebut akan
berhasil dalam proses latihan dan dapat meraih prestasi
puncak.
Metode identifikasi bakat:
seleksi alamiah: asumsinya bahwa atlet yang mengikuti
aktivitas olahraga merupakan hasil pengaruh lokal (tradisi
sekolah, keinginan orang tua, kelompok sepermainan)
Seleksi ilmiah: merupakan metode pemilihan calon atlet
yang dilakukan pelatih terhadap para remaja prospektif
yang didukung dengan bukti-bukti bahwa mereka
mempunyai kemampuan alami untuk cabang olahraga
yang dilatihnya.
5. Kriteria identifikasi calon atlet salah satunya
ditentukan berdasarkan kualitas biomotorik/fisik
Aspek fisik:
Tinggi Badan
Tinggi badan menentukan keberhasilan dalam
sejumlah cabang olahraga
Badan yang yang tidak begitu tinggi juga
diperlukan dalam beberapa cabang olahraga.
Contoh:
Tinggi badan yang tinggi: renang, rowing, bola
basket, bola voli.
Tinggi badan yang pendek: senam, loncat indah,
angkat besi.
6. Berat Badan
Berat badan yang berat diperlukan untuk
nomor-nomor yang berdurasi pendek
Berat badan yang ringan diperlukan untuk
nomor-nomor yang berdurasi panjang
Contoh:
Berat badan yang berat: sumo, angkat besi,
lempar, tolak, dan lontar.
Berat badan yang ringan: senam, loncat
indah, lari jarak jauh.
7. Proporsional Tinggi Duduk
Merupakan perbandingan antara tinggi duduk
dengan tinggi badan.
Contoh:
Tungkai yang panjang togok yang pendek: Rowing,
bola basket, lari gawang.
Tungkai yang pendek togok yang panjang: senam,
angkat besi, dan gulat.
8. Proporsi Panjang Anggota Tubuh Anggota
Bagian Atas
Panjang anggota tubuh bagian atas biasanya
hampir sama dengan tinggi badan (± 5 cm).
Beberapa cabor tertentu memerlukan
anggota tubuh bagian atas yang
panjang/pendek.
Contoh:
Lengan yang panjang: Rowing, tolak peluru,
lempar cakram, dan renang.
Lengan yang pendek: Angkat besi.
9. Aspek fisik dari Tipe Tubuh:
Ectomorph: Senam, pelari jarak jauh
Endomorph: pelempar, pelari, beberapa
olahraga keterampilan.
Mesomorph: Binaraga, pelari cepat, angkat
besi.
Aspek fisiologis:
Kapasitas Aerobik
Aerobik mendasari berbagai olahraga beregu.
Contohnya: triathlon, bersepeda, lari jarak jauh.
Kapasitas Anaerobik: lari cepat, tenis, squash,
hockey.
10. Salah satu tes baku terkenal adalah tes
identifikasi bakat dari Australian Sports Commision.
Butir-butir tes terdiri dari: Tes tinggi badan; Tes berat
badan; Tes tinggi duduk; Tes rentang lengan; Tes
lempar tangkap bola; Tes lempar bola basket; Tes
lompat tegak; Tes lari bolak-balik; Tes lari 40 meter;
dan Tes lari multitahap
11. Contoh: Komponen Fisik Dominan Pada Cabang
Olahraga
Sprint Angkat Besi
Marathon Bola Voli
12. SIMPULAN
1. Tujuan umum dari identifikasi bakat adalah meningkatkan
standar prestasi olahraga, yakni peningkatan standar pestasi
pada kompetisi nasional dimaksimalkan melalui bakat yang
dimiliki atlet pada cabang olahraga tertentu, menjadi sukses di
kompetisi tingkat internasional.
2. Identifikasi bakat terhadap calon atlet perlu dilakukan melalui
penjaringan terhadap anak-anak dengan menggunakan tes-tes
jasmani, fisiologis, dan keterampilan tertentu untuk
mengidentifikasi potensi-potensi yang dimiliki, agar berhasil
dalam aktifitas olahraga yang dipilih.
3. Identifikasi bakat yang dilakukan secara ilmiah mempunyai
beberapa keuntungan bila dibandingkan dengan pendekatan
alamiah, karena metode ilmiah memberikan kemungkinan bagi
pelatih untuk dapat memilih calon atlet prospektif yang
didukung dengan bukti-bukti kemampuan untuk cabang-
cabang olahraga yang dilatihkan.