Kunci Jawaban dan Pembahasan Kelas XI (Bab 1)_NH.docx
1. Kunci Jawaban dan Pembahasan BAB 1 PAI SMK Kelas XI
Yuk, Asah Literasimu
1. Sikap yang merupakan cerminan dari berpikir kritis terhadap ayat
qauliyah dan ayat kauniyah adalah ….
berusaha memahami dan merenungi kandungan ayat-ayat Al-Qur’an (√)
Pembahasan: Pernyataan ini sesuai dengan isi teks pada paragraf kedua:
“... sikap dan tindakan yang mencerminkan berpikir kritis terhadap
ayat-ayat Allah Swt., baik Al-Qur’an dan hadis (ayat-ayat qauliyah)
maupun ayat-ayat kauniyah (alam semesta) adalah berusaha memahami,
menganalisis, dan merenungi kandungannya ....”
menghafalkan ayat-ayat pilihan untuk bekal menjadi imam salat di
masjid
Pembahasan: Pernyataan ini kurang sesuai dengan isi teks. Menghafalkan
ayat Al-Qur’an tanpa berusaha untuk memahami isinya dan memikirkan
tentang makna di dalamnya bukan cerminan mengenai cerminan berpikir
kritis terhadap ayat qauliyah dan ayat kauniyah.
mengambil pelajaran dari setiap peristiwa dan fenomena alam yang
terjadi (√)
Pembahasan: Pernyataan ini sesuai dengan kandungan isi teks tersebut,
khususnya pada penjelasan tentang keistimewaan hewan unta sebagai
salah satu makhluk ciptaan Allah Swt. yang ada di dunia (paragraf 3
dan 4).
mempelajari ilmu kealaman sebagai tuntutan kebutuhan dalam mencari
nafkah
Pembahasan: Pernyataan ini kurang sesuai dengan isi teks. Dalam teks
dinyatakan bahwa berpikir kritis terhadap ayat-ayat Allah Swt.,
termasuk ayat kauniyah-Nya adalah upaya untuk memahami dan merenungkan
maksud dari tanda-tanda tersebut, kemudian menindaklanjutinya dengan
kegiatan positif. Jadi, tujuan untuk mempelajari ilmu kealaman harus
didasarkan pada keyakinan terhadap Allah Swt., bukan semata-mata
karena tuntutan kebutuhan dalam mencari nafkah. Adapun bekerja mencari
nafkah dengan jalan yang diridai Allah Swt. dengan ilmu yang diperoleh
dari hasil perenungan tersebut merupakan tindak lanjutnya, bukan latar
belakangnya.
berusaha merenungi dan mensyukuri anugerah Allah Swt. yang berupa
alam semesta (√)
Pembahasan: Pernyataan ini sesuai dengan kandungan isi teks
sebagaimana dijelaskan dalam paragraf kedua: “... sikap dan tindakan
yang mencerminkan berpikir kritis terhadap ayat-ayat Allah Swt., baik
Al-Qur’an dan hadis (ayat-ayat qauliyah) maupun ayat-ayat kauniyah
(alam semesta) adalah berusaha memahami, menganalisis, dan merenungi
kandungannya, kemudian menindaklajuti dengan sikap dan tindakan
positif.” Salah satu tindakan positif dari hasil merenungi anugerah
2. Allah Swt. berupa alam semesta sebagai cerminan orang yang berpikir
kritis adalah dengan mensyukurinya.
2. Jawaban sesuai dengan pendapat peserta didik. Contoh: Hikmah yang
dapat saya peroleh dari penciptaan unta dan segala keunikannya, antara
lain:
a. Allah Swt. menciptakan makhluknya dengan disertai kemampuan
menyesuaikan diri dan bertahan sesuai dengan habitatnya;
b. Setiap detail dalam tubuh makhluk ciptaan Allah Swt., termasuk
unta, membuktikan bahwa penciptanya adalah Dzat Yang Mahakuasa dan
tidak ada yang mampu menandingi kemampuannya.
Uji Kemampuan Diri
1.Jawaban : A
Pembahasan : Ulul albāb adalah mereka yang mampu memanfaatkan akalnya
untuk berpikir dan mengamati peristiwa yang terjadi di alam hingga
melahirkan kesadaran dalam dirinya akan bukti keagungan Allah Swt.
Menjadi ulul albāb merupakan perintah agama yang harus dijalankan oleh
umat Islam dalam kehidupannya. Hal ini sesuai dengan kandungan Q.S.
Āli ‘Imrān/3: 190. Lafal Q.S. Āli ‘Imrān/3: 190 secara lengkap dan
artinya sebagai berikut:
ِ
ضْ
ر
َ
ْ
اْلَ
و ِ
تٰ
وٰ
مَّ
الس ِ
قْ
لَ
خ ْ
ِي
ف َّ
ِن
ا
ْ
يَّ
ال ِ
فَ
َِل
تْ
خاَ
و
ِ
ل
﴿ ِۙ
ِ
ابَ
بْ
ل
َ
ْ
اْل ِى
لو
ُ
ِ
ِ
ْل ٍ
تٰ
ي
ٰ
َ
ْل ِ
راَ
هَّ
النَ
و
۱۹۰
﴾
Artinya: “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi serta
pergantian malam dan siang terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi
orang yang berakal.” (Q.S. Āli ‘Imrān/3: 190)
2.Jawaban : D
Pembahasan : Q.S. Āli ‘Imrān/3: 191 berisi tentang orang-orang yang
selalu mengingat Allah Swt. dalam berbagai kondisi dan selalu
merenungkan tentang segala ciptaan-Nya atau selalu menggunakan akalnya
sebaik mungkin untuk tujuan yang baik. Perilaku yang mencerminkan
kandungan ayat tersebut ditunjukkan oleh Mila (2), Ali (3), dan Pak
Farhan (4).
3.Pembahasan: Jawaban sesuai dengan pendapat peserta didik. Contoh:
Terjemah Q.S. Āli ‘Imrān/3: 190 adalah sebagai berikut: “Sesungguhnya
dalam penciptaan langit dan bumi serta pergantian malam dan siang
terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berakal.” Ayat
tersebut memberikan gambaran mengenai sosok ulul albāb (orang yang
berakal), yaitu orang yang selalu merenungkan kebesaran Allah Swt.
melalui berbagai tanda-tanda penciptaan-Nya di muka bumi. Sosok ulul
albāb adalah orang yang selalu berupaya menggunakan akalnya untuk
3. kegiatan yang bermanfaat di dunia maupun akhirat. Dalam segala hal
yang dilakukan maupun disaksikannya, ia selalu mengingat Allah Swt.
dengan memikirkan maksud dari segala hal tersebut. Dengan demikian,
ia pun selalu berhati-hati agar perilakunya tidak menyimpang dari
aturan Allah Swt. karena yakin bahwa perilakunya tersebut akan
berdampak pada kehidupannya di akhirat kelak. Karena selalu
menggunakan akalnya untuk berpikir, ia mampu memperoleh pengetahuan
baru dari hasil pemikirannya yang bermanfaat untuk kehidupan banyak
orang sehingga dijadikan teladan oleh orang lain dalam kehidupannya
di dunia.
Soal Latihan Bab 1
A.
1.Jawaban : B
Pembahasan : Hukum bacaan pada potongan ayat ٍ
تٰ
ي
ٰ
َ
ْل ِ
راَ
هَّ
النَ
و
ِۙ
ِ
ابَ
بْ
ل
َ
ْ
اْل ِى
لو
ُ
ِ
ِ
ْل adalah sebagai berikut:
a. Alif lam syamsiyyah pada kata ِ
راَ
هَّ
النَ
و karena alif lam
bertemu dengan huruf alif lam syamsiyyah, yaitu “nun” sehingga
huruf alif lamnya tidak dibaca jelas.
b. Mad tabi‘i pada kata ٍ
تٰ
ي
ٰ
َ
ْل ِ
راَ
هَّ
النَ
و karena adanya alif
setelah huruf berharakat fatah.
c. Idgam bilagunah pada kata ِى
لو
ُ
ِ
ِ
ْل ٍ
تٰ
ي
ٰ
َ
ْل karena tanwin
(kasratain) bertemu salah satu huruf idgam bilagunah, yaitu
huruf lam.
d. Alif lam syamsiyyah pada kata ِ
ابَ
بْ
ل
َ
ْ
اْل ِى
لو
ُ
ِ
ِ
ْل karena alif lam
bertemu dengan huruf alif lam syamsiyyah, yaitu “hamzah” dan
“ba’” sehingga allif lam-nya dibaca jelas.
e. Qalqalah kubra pada kata ِ
ابَ
بْ
ل
َ
ْ
اْل karena huruf qalqalah
terletak di akhir kalimat.
2.Jawaban : B
Pembahasan : Lafal Q.S. Āli ‘Imrān/3: 191 secara lengkap sebagai
berikut:
ْ
ْ ِ
هِ
ِْ
وُ
نُ
ُ ىٰ
لَ
عَّ
و اً
دْ
وُ
عُ
قَّ
و اً
ماَ
يِ
ق َ
ه
ّٰللا َ
نْ
وُ
رُ
كْ
ذَ
ي َ
نْ
يِ
ذَّ
ال
ْ
قَ
لَ
خ اَ
م اَ
نَّ
َِ
ر ِۚ
ِ
ضْ
ر
َ
ْ
اْلَ
و ِ
تٰ
وٰ
مَّ
الس ِ
قْ
لَ
خ ْ
ِي
ف َ
نْ
وُ
رَّ
كَ
فَ
تَ
يَ
و
َ
ت
﴿ ِ
راَّ
الن َ
باَ
ذَ
ع اَ
نِ
قَ
ف َ
كَ
نٰ
حْ
بُ
س ِۚ
ً
َلِ
طاَ
ِ اَ
ذٰ
ه
۱۹۱
﴾
3.Jawaban : A
4. Pembahasan : Terjemah penggalan ayat اَ
ذٰ
ه َ
تْ
قَ
لَ
خ اَ
م اَ
نَّ
َِ
ر
ً
َلِ
طاَ
ِ adalah “Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini
sia-sia.” Berdasarkan terjemah ayat tersebut, dapat disimpulkan bahwa
semua ciptaan Allah Swt. pasti ada manfaatnya, tidak ada yang sia-
sia.
4.Jawaban : C
Pembahasan : Terjemah penggalan hadis ً
ةَ
عْ
كَ
ر َ
ةَ
رْ
شَ
ع ىَ
دْ
حِ
إ ىَّ
لَ
صَ
ف
adalah “kemudian salat sebelas rakaat”. Jika merujuk pada kalimat
sebelumnya dalam hadis yang dimaksud, yaitu “Tatkala tiba waktu
sepertiga malam terakhir, ...” dapat disimpulkan bahwa salat yang
dimaksud adalah salat malam. Dengan demikian, sikap yang sejalan
dengan penggalan hadis tersebut adalah melakukan salat malam untuk
bermunajat.
5. Jawaban : B
Pembahasan : Berpikir kritis merupakan sarana bersyukur atas anugerah
akal pikiran dalam mengungkap kebenaran dari misteri alam semesta.
Maksud dari pernyataan tersebut adalah berpikir kritis sebagai proses
menggunakan pikiran untuk mencari pemahaman terhadap sesuatu, yaitu
kebenaran di balik misteri alam semesta. Hal itu merupakan sebuah
bentuk rasa syukur karena tidak menyia-nyiakan akal yang telah
dianugerahkan oleh Allah Swt., tetapi memanfaatkannya sebaik mungkin.
6.Jawaban : B
Pembahasan : Gambar pada soal merupakan gambar pemandangan alam pada
saat matahari terbenam. Bagi seorang ulul albāb sebagaimana disebutkan
dalam Q.S. Āli ‘Imrān/3: 190, pemandangan tersebut bukan sekadar
keindahan alam. Seorang ulul albāb akan meyakini adanya tanda-tanda
kebesaran Allah Swt. di baliknya sehingga ia hal itu akan membuatnya
berpikir dan bersyukur kepada Allah Swt.
7. Jawaban : B
Pembahasan : Q.S. Āli ‘Imrān/3: 191 menggambarkan sikap yang
ditunjukkan oleh seorang ulul albāb dalam kehidupannya, terutama saat
melihat tanda-tanda kebesaran Allah Swt. Seorang ulul albāb akan
senantiasa berzikir dalam segala kondisi, baik sehat maupun sakit (...
mengingat Allah sambil berdiri, duduk atau dalam keadaan berbaring
...), serta melakukan penelitian atau perenungan terhadap fenomena
alam/ciptaan Allah Swt. yang terbentang di alam (... dan mereka
memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi ...). Jadi, pada saat
menyaksikan fenomena alam, seorang ulul albāb tidak hanya akan
5. berhenti pada sekadar gemar menikmati keindahan alam tersebut, tetapi
juga berpikir untuk merenungkan rahasia di baliknya sehingga timbul
rasa syukur kepada Allah Swt.
8. Jawaban : B
Pembahasan : Bertafakur kepada Allah Swt. melalui ayat-ayatnya akan
mendatangkan banyak manfaat, di antaranya dapat mendorong untuk
senantiasa taat kepada Allah Swt. dan rasul-Nya (1), memudahkan diri
dalam mengendalikan hawa nafsu (2), menjadikan kehidupan dunia sebagai
ajang untuk beribadah (3), dan melepaskan diri dari keinginan-
keinginan yang bersifat keduniaan (4). Adapun tumbuhnya keyakinan-
keyakinan yang bersifat materialistis atau kebendaan bukan manfaat
dari bertafakur kepada Allah Swt.
9. Jawaban : B
Pembahasan : Anisa dan Dita memiliki karakter ulul albāb karena
keduanya selalu mengingat Allah Swt. dalam kondisi apa pun, bukan
hanya saat mengalami kesulitan seperti Aminah. Karakter ulul albāb
juga tampak pada Zakiyah yang tidak hanya sekadar membaca Al-Qur’an,
tetapi juga berusaha untuk mengerti artinya. Sebagaimana Aminah,
karakter ulul albāb juga tidak terlihat pada Safiya yang belum pernah
mengkhatamkan Al-Qur’an meski telah dewasa.
10. Jawaban : D
Pembahasan : Penggalan ayat pada tabel merupakan bagian dari Q.S. Āli
‘Imrān/3: 191 yang secara lengkap berbunyi berikut:
ْ
ْ ِ
هِ
ِْ
وُ
نُ
ُ ىٰ
لَ
عَّ
و اً
دْ
وُ
عُ
قَّ
و اً
ماَ
يِ
ق َ
ه
ّٰللا َ
نْ
وُ
رُ
كْ
ذَ
ي َ
نْ
يِ
ذَّ
ال
اَ
م اَ
نَّ
َِ
ر )1( ِۚ
ِ
ضْ
ر
َ
ْ
اْلَ
و ِ
تٰ
وٰ
مَّ
الس ِ
قْ
لَ
خ ْ
ِي
ف َ
نْ
وُ
رَّ
كَ
فَ
تَ
يَ
و
ِ
راَّ
الن َ
باَ
ذَ
ع اَ
نِ
قَ
ف َ
كَ
نٰ
حْ
بُ
س )2( ِۚ
ً
َِل
طاَ
ِ اَ
ذٰ
ه َ
تْ
قَ
لَ
خ
(
3
)
﴿
۱۹۱
﴾
Artinya:
“(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk, atau
dalam keadaan berbaring, dan memikirkan tentang penciptaan langit dan
bumi (c) (seraya berkata), “Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan
semua ini sia-sia (a). Mahasuci Engkau. Lindungilah kami dari azab
neraka (b).”
B.
1. Jawaban sesuai dengan pendapat peserta didik. Contoh: Islam
menuntut umatnya untuk memanfaatkan akal dalam pengembangan IPTEK
6. sebagaimana disinggung dalam Q.S. Āli ‘Imrān/3: 191. Hal ini
seharusnya dapat menjadi pegangan bagi umat Islam untuk memajukan
ilmu pengetahuan. Namun, saat ini kemajuan teknologi dan
pengetahuan lebih banyak dikembangkan bukan oleh umat muslim. Hal
ini tidak lepas dari kemunduran peradaban Islam setelah masa
keemasannya yang disebabkan oleh beberapa faktor. Di antaranya
adalah semangat untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan sains
kian luntur karena umat Islam lebih cenderung pada ilmu-ilmu
keagamaan dan kebebasan berpikir yang tidak lagi berkembang seperti
pada masa sebelumnya. Sementara peradaban Islam mengalami
kemunduran, bangsa Barat mulai mengembangkan pengetahuan yang
dipelajari dari karya-karya ilmuwan muslim yang dihasilkan pada
masa keemasan peradaban Islam. Jadi, kecilnya peranan umat Islam
dalam kemajuan pengetahuan dan teknologi saat ini disebabkan belum
maksimalnya pemanfaatan akal untuk berpikir sebagaimana yang
dijelaskan dalam Al-Qur’an.
2. Contoh perilaku cerminan Q.S. Āli ‘Imrān/3: 191:
a. Berusaha memahami Al-Qur’an dan hadis dengan baik dan benar,
serta kritis dan objektif dalam menghadapi problematika yang
ada.
b. Berusaha bersikap kritis dalam memahami semua fenomena alam
sehingga mampu menemukan manfaat, faedah, dan kemaslahatan dari
tanda-tanda kebesaran Allah Swt.
c. Mengedepankan pikiran yang kritis terhadap problematika yang
muncul sehingga tidak menimpa keburukan bagi diri dan pihak
lain.
d. Menggunakan akal pikiran, hati, dan nafsu secara seimbang
(tawazun) dan proporsional sehingga semua anugerah tersebut
membuahkan hasil yang baik dan benar, positif, serta bermanfaat.
e. Mengingat Allah Swt. dalam segala kondisi dengan menjalankan
segala perintah-Nya dan meninggalkan larangan-Nya.
3. Jawaban sesuai dengan pendapat peserta didik. Contoh: Agar tidak
tersesat dalam merenungi ayat-ayat Al-Qur’an, seseorang harus
membekali diri dengan akidah dan keyakinan kuat terhadap Allah
Swt. sehingga pemahamannya tidak akan melenceng dari nilai-nilai
tauhid dan keislaman, tetapi justru memperkuat keimanannya. Jika
merasa tidak cukup atau menemukan keraguan, sebaiknya ia berdiskusi
atau meminta bimbingan kepada ahli ilmu agama yang lebih paham.
4. Isi kandungan hadis tersebut antara lain:
a. Informasi bahwa Rasulullah saw. adalah seorang hamba yang sangat
rajin beribadah, terutama di malam hari, padahal beliau adalah
seorang Rasul yang maksum (terjaga dari dosa).
b. Rasulullah saw. mengingatkan kita melalui bacaan Q.S. Āli
Imrān/3: 190 agar akal pikiran digunakan bukan hanya untuk
urusan duniawi, tetapi juga untuk ukhrawi.
7. c. Keseimbangan menggunakan seluruh potensi yang dimiliki harus
selalu dilakukan sehingga pola hidupnya tidak terjebak dalam
kehinaan dan dosa atau maksiat.
d. Semakin cerdas seseorang, seharusnya ia semakin mendekatkan
dirinya kepada Allah Swt. yang dibuktikan dengan melaksanakan
shalat malam dan amalan sunah lainnya.
5. Dalam sebuah hadis Rasulullah Saw. bersabda, “Orang yang cerdas
adalah orang yang menahan hawa nafsunya dan berbuat (amal saleh)
untuk (bekal) kehidupan setelah mati.” (H.R. Tirmidzi)
Berdasarkan hadis tersebut, dapat dipahami bahwa maksud
“berpandangan jauh ke depan” tidak semata-mata berkaitan dengan
kehidupan duniawi, tetapi juga memikirkan kehidupan yang jauh
setelahnya, yaitu kehidupan akhirat. Orang yang cerdas akan
memikirkan bagaimana caranya agar tidak hanya berhasil menjalani
kehidupan di dunia, tetapi juga berhasil menjalani kehidupan di
akhirat yang kekal. Oleh karena itu, ia akan menggunakan waktunya
di dunia sebaik mungkin dengan kegiatan bermanfaat yang tidak hanya
bermanfaat untuk dirinya, tetapi juga untuk orang lain. Amalan
baik yang dilakukannya itu kemudian dapat menjadi bekal bagi
kehidupannya di akhirat nanti.
Soal Tipe AKM
1. Jawaban sesuai dengan pendapat peserta didik. Contoh: Screening
informasi merupakan hal yang penting untuk dilakukan di era
perkembangan media digital saat ini. Informasi yang tersebar di
media digital semakin banyak dan semakin bertambah setiap hari
yang diunggah dan disebarluaskan oleh banyak orang, baik oleh
pengguna yang dikenal maupun oleh anonim. Tujuan penyebarluasan
informasi tersebut beragam, ada yang benar-benar bertujuan baik
untuk memberi tahu dan ada pula yang memiliki motif tertentu yang
merugikan. Oleh karena itu, screening atau menyaring informasi
adalah hal yang harus dilakukan agar informasi yang diperoleh
benar-benar akurat dan tepercaya sehingga bermanfaat. Tidak semua
orang dapat menunjukkan kemampuan menyaring informasi dengan benar
karena hal itu harus dilakukan dengan cara berpikir secara kritis
dengan menganalisis kebenaran dan sumber informasi serta
membandingkan informasi yang terkait dari berbagai sumber sehingga
dapat mengambil kesimpulan untuk menerima maupun menolak informasi
tersebut.
2. Pernyataan yang sesuai dengan teks diberi tanda centang.
Peningkatan kemampuan literasi digital bagi generasi muda
diperlukan karena saat ini setiap individu dapat mengakses dan
menyebarkan informasi apa pun dengan mudah melalui media digital.
(√)
Pembahasan: Pernyataan ini sesuai dengan paragraf pertama teks. Pada
kalimat kedua paragraf pertama dinyatakan: Media digital dengan
8. jaringan internetnya menyediakan ruang tanpa batas geografis yang
memungkinkan setiap individu untuk berinteraksi dengan siapa pun
serta dapat mengakses dan menyebarkan informasi apa pun dengan
sangat mudah. Sebagai kesimpulan, pada akhir paragraf pertama
dinyatakan: Dalam kaitan inilah perlunya peningkatan kemampuan
literasi digital bagi generasi muda muslim.
Salah satu cara bersikap kritis dalam memanfaatkan media digital
adalah menerima semua informasi yang diperoleh dan meyakininya
sebagai kebenaran.
Pembahasan: Pernyataan ini tidak sesuai dengan isi teks pada
paragraf ketiga mengenai upaya peningkatan literasi digital dari
aspek pikir, yaitu memastikan terlebih dahulu keakuratan informasi
yang diperoleh, tidak serta merta langsung meyakininya sebagai
kebenaran.
Kualitas amal saleh ditentukan oleh kualitas zikir dan pikir
seseorang. (√)
Pembahasan: Pernyataan ini sesuai dengan teks pada paragraf keempat
yang menyatakan: Adapun terkait amal saleh, sejatinya tidak terlepas
dari aspek zikir dan pikir. Semakin baik kualitas zikir dan
pikirnya, maka hal tersebut akan mendorong kepada kualitas amalnya
juga.
Generasi muda perlu perlu memaksimalkan hidupnya saat ini dengan
bersenang-senang karena apa yang dilakukan hari ini tidak akan
berdampak pada kehidupannya di masa depan.
Pembahasan: Pernyataan ini tidak sesuai dengan isi teks pada
paragraf kedua: Meningkatkan żikrullāh hakikatnya adalah membangun
dan meningkatkan kesadaran seorang muslim akan visi dan misi
hidupnya bahwa kehidupan dunia harusnya menjadi bekal untuk
mendapatkan kebaikan akhirat. Dalam berbagai keadaan dan aktivitas,
dia selalu sadar bahwa segala perbuatan yang dilakukan-sekecil apa
pun memiliki konsekuensi bagi kehidupannya di masa depan. Jadi,
berdasarkan teks tersebut, generasi muda seharusnya memanfaatkan
waktu hidupnya untuk kegiatan yang bermanfaat karena apa yang
dilakukannya di dunia akan berdampak bagi kehidupannya setelah
dewasa maupun di akhirat kelak.
Media digital dapat menjadi sarana berbuat kebaikan maupun
kejahatan, bergantung pada penggunanya. (√)
Pembahasan: Pernyataan ini sejalan dengan isi teks pada paragraf
kedua: Demikian pula saat bermedia digital, dia (ulul albāb) akan
mengoptimalkan sarana digital untuk kebaikan dan menghindari
berbagai sikap dan perilaku yang buruk, yang bertentangan dengan
syariat Islam. Pernyataan ini juga sejalan dengan isi teks pada
paragraf keempat: Media digital dapat menjadi sarana dalam melakukan
berbagai kebaikan yang berlandaskan syariat, seperti menebarkan
ilmu yang bermanfaat, .... Jadi, dapat disimpulkan bahwa penggunaan
media digital untuk kebaikan maupun kejahatan bergantung pada
karakter dan tujuan penggunanya.
9. 3. Jawaban sesuai dengan pengalaman peserta didik. Contoh: Sebagai
seorang remaja saya selalu mengikuti perkembangan dan kemajuan
teknologi, termasuk media digital. Biasanya saya menggunakan media
digital untuk mengetahui berita terbaru atau informasi lainnya untuk
kebutuhan belajar. Adakalanya saya juga berbagi informasi yang saya
miliki melalui media tersebut. Dalam mencari informasi, saya selalu
berusaha menyaring informasi yang ada agar informasi yang saya
peroleh bukan kabar hoaks dan bisa dipercaya. Saya juga tidak pernah
menggunakan media digital untuk mencari maupun membagikan informasi
yang dilarang oleh ajaran agama. Dalam berbagi informasi, saya
selalu memastikan informasi tersebut tepat dan akurat serta tidak
menyinggung kalangan mana pun. Saya selalu berusaha agar informasi
yang saya bagikan tersebut bermanfaat bagi orang lain.
4.
Pernyataan Sesuai Tidak Sesuai
Berita hoaks sering
muncul di laman media
sosial.
√
Pembahasan:
Pernyataan ini sesuai
dengan isi teks pada
paragraf pertama:
Saat ini, berita
hoaks sering kali
muncul di laman media
sosial, hal tersebut
pun mengakibatkan
berbagai dampak yang
meresahkan dan
membuat kepanikan
dalam lingkup
masyarakat.
Berpikir kritis
berperan penting
dalam menerima
informasi-informasi
yang tersebar di
media sosial.
√
Pembahasan:
Pernyataan ini sesuai
dengan isi teks pada
paragraf keempat:
Dosen pengampu mata
kuliah Jurnalistik
tersebut mengatakan,
berpikir kritis
merupakan hal penting
dalam menerima suatu
berita.
Jadi, dengan berpikir
kritis, seseorang
dapat memilah
informasi yang
tepercaya dan
informasi yang
merupakan kabar hoaks
sehingga ia dapat
memutuskan untuk
menerima maupun
10. menolak informasi
tersebut. Dengan
demikian, ia dapat
memutus penyebaran
kabar hoaks di media
sosial.
Mengecek sumber
berita yang
terindikasi hoaks
merupakan salah satu
contoh berpikir
kritis.
√
Pembahasan:
Pernyataan ini sesuai
dengan isi teks pada
paragraf keempat:
Berpikir kritis
adalah salah satu
cara berpikir logika
alamiah yang sudah
seharusnya ada pada
diri seseorang.
Mengecek sumber
berita dan melaporkan
hal tersebut kepada
pihak berwajib
merupakan langkah
mencegah penyebaran
berita hoaks.
Tidak menanggapi
berita hoaks di media
sosial merupakan
salah satu perilaku
yang mencerminkan
berpikir kritis.
√
Pembahasan:
Pernyataan ini
kurang sesuai dengan
isi teks.
Berdasarkan teks,
ada beberapa hal yang
dapat ditunjukkan
dalam menghadapi
berita hoaks sebagai
cerminan berpikir
kritis, di antaranya
mengecek sumber
berita, melaporkan
berita hoaks kepada
pihak yang berwajib,
dan membuat
sanggahan atas kabar
hoaks yang beredar.
5. Pesan-pesan simpulan isi teks:
a. Berita hoaks yang harus dicegah peredarannya di media sosial
karena dapat menyebabkan keresahan di masyarakat.
b. Salah satu cara melawan berita hoaks adalah dengan berpikir
kritis dalam menghadapinya.
c. Setiap berita yang diperoleh harus dicek kebenarannya dengan
mengecek informasi terkait berita yang sama dari berbagai sumber
berita. Jika menemukan berita hoaks, sebaiknya melaporkannya
11. kepada pihak yang berwajib atau menyanggahnya dengan berita yang
tepat agar tidak semakin menyebar luas.
d. Oknum tidak bertanggung jawab yang menyebarkan berita hoaks harus
ditindak dengan tegas agar tidak merugikan masyarakat.