SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  8
HUKUM PERKAWINAN
1. Asas Monogami dan Izin Berpoligami dalam Perkawinan
KUHP (KUHP) UU No. 1/1974 (UUP)
 Ps.27 : suami hanya diperbolehkan mempunyai
seorang isteri saja & sebaliknya (asas monogami)
 Ps.26 : perkawinan hanya dalam hub.keperdataan
 Ps.81 : upacara keagamaan tidak boleh
dilangsungkan sebelum diadakan dihadapan
Pegawai Catatan Sipil
 Perolehan keturunan bukan tujuan perkawinan
 Ps.3 (1) : seorang pria hanya boleh mempunyai
seorang isteri & sebaliknya (asas monogami)
 Perolehan keturunan merupakan tujuan perkawinan
 Ps.3 (2) : Pengadilan dapat memberi izin seorang
pria beristeri lebih dari seorang apabila dikehendaki
oleh pihak2 bersangkutan (izin berpoligami)
 Ps.63 : Pengadilan yang dimaksud yaitu Pengadilan
Agama dan Pengadilan Umum
 Keputusan Pengadilan Agama dikukuhkan
Pengadilan Umum
 Ps.4 : suami yang akan beristeri banyak wajib
mengajukan permohonan kepada Pengadilan (read)
 Ps.5 (1) : syarat2 agar dapat mengajukan
permohonan di Pengadilan (read)
 Ps.5 (2) : persetujuan tidak diperlukan suami bila
isteri2nya tidak mungkin dimintai persetujuan / tidak
ada kabar dr isterinya sekurang2nya 2th / sebab2
lain yg perlu dinilai hakim
 Ps.65 : ketentuan2 suami yg beristeri banyak (read)
 Menurut UUP, suami boleh mempunyai isteri
banyak asal sesuai dg ketentuan yg berlaku yaitu
Ps.3(2), Ps.4, Ps.5, Ps.65
 Ps.40 PP No.9/1975 : pengajuan permohonan tertulis
kpd Pengadilan bagi suami yg akan beristeri banyak
 Ps.41 PP No.9/1975 : pemeriksaan Pengadilan (read)
 Ps.42 PP No.9/1975 : pemeriksaan Pengadilan
dilakukan oleh Hakim selambat2nya 30hr setelah
diterimanya surat permohonan
 Ps.43 PP No.9/1975 : Pengadilan memberi izin untuk
beristeri banyak
 Ps.44 PP No.9/1975 : Pegawai Pencatat dilarang
mencatat perkawinan sebelum izin dr Pengadilan
2. Syarat-Syarat Sah Perkawinan
KUHP (KUHP) UU No.1/1974 (UUP)
 Ps.27 : Asas Monogami
 Ps.28 : ada kata sepakat dan kemauan bebas dari
pria & wanita
 Ps.29 : pria 18th & wanita 15th
 Ps.34 : masa tunggu bagi wanita yg bercerai yaitu
300hr sejak bubarnya perkawinan
 Ps.35 : anak yg belum dewasa harus mendapat izin
kawin dr ortu; Ketentuan2 izin kawin diatur dalam
Ps.36, Ps.37, Ps.39, Ps.40, Ps.42 (read)
 Ps.30-33 : tidak terkena larangan kawin
 Ps.2 : dilakukan menurut hukum masing2 agama &
kepercayaannya
 Ps.6 (syarat2 perkawinan) :
 Persetujuan kedua calon
 Yg belum 21th harus mendapat izin ortu
 Jika ortu dr salah satu meninggal / tdk mampu
menyatakan kehendak, izin dr ortu yg masih
hidup / yg mampu menyatakan kehendak. Atau
wali / org yg memelihara / keluarga dalam garis
keturunan lurus ke atas
 Jika ada perbedaan pendapat antara ortu / wali /
keluarga dalam garis lurus ke atas maka
Pengadilan dapat memberi izin setelah
mendengar org2 tsb.
 Ketentuan ini berlaku sepanjang hukum masing2
agama & keturunannya tidak menentukan lain
 Ps.7 : perkawinan diizinkan bila pria 19th &
wanita 16th
3. Larangan Perkawinan
KUHP (KUHP) UU No.1/1974 (UUP)
 Ps.30 : bertalian keluarga dalam garis keturunan ke
atas / bawah / menyamping yaitu saudara laki2 &
saudara perempuan
 Ps.31 : Ipar, paman / paman ortu, bibi / bibi ortu,
anak saudara / cucu saudara
 Ps.32 : kawan berzina atas putusan hakim
 Ps.33 : mereka yang memperbarui perkawinan
setelah pembubaran perkawinan terakhir jika belum
lewat 1 tahun
 Ps.8, perkawinan dilarang antara 2 org yg:
 Berhub. darah dalam garis keturunan lurus ke
bawah / atas
 Berhub. darah dalam garis keturunan
menyamping (antar saudara)
 Berhub. semenda (mertua, anak / ibu / bapak
tiri, menantu)
 Berhub. susuan (ortu susuan, anak susuan,
saudara susuan, paman/bibi susuan
 Berhub. saudara dg isteri, dalam hal suami
beristeri banyak
 Mempunyai hub. yg oleh agama / peraturan
lain yg berlaku dilarang kawin
 Ps.9, org yg terikat perkawinan dilarang kawin
lagi, kecuali dalam hal:
 Ps.3 (2): mendapat izin dr Pengadilan
 Ps.4 (2): isteri tidak dapat menjalankan
kewajiban, cacad badan/penyakit, atau tidak
dapat melahirkan keturunan
 Ps.10 : suami isteri telah cerai 2x tidak dapat
melangsungkan perkawinan lagi, sepanjang
hukum agama dan kepercayaannya tidak
menentukan lain
4. Perjanjian Perkawinan
KUHP (KUHP) UU No.1/1974 (UUP)
 Ps.58 (1) : janji2 kawin tidak menimbulkan hak
untuk menuntut Hakim berlangsungnya perkawinan
dan menuntut penggantian biaya, segala
persetujuan untuk ganti rugi dalam hal ini adalah
batal
 Ps.151 : anak yg belum dewasa yg memenuhi
syarat unt. kawin, boleh bertindak sendiri dalam
perjanjian kawin, asal “dibantu” ortu / org yg harus
memberi izin padanya
 Ps.147 : perjanjian kawin harus dibuat dg akta
notaris
 Ps.152 : perjanjian kawin berlaku bagi pihak ketiga
sejak hari pendaftaran di Kepaniteraan Pengadilan
Negeri
 Ps.149 : setelah perkawinan, perjanjian kawin tidak
boleh diubah
 Ps.139-143 : hal2 yg tidak dapat dimuat dalam
perjanjian kawin (hal.43)
 Ps.29 :
 Sebelum perkawinan mengadakan perjanjian
tertulis yg disahkan pegawai pencatatan
perkawinan
 Perjanjian tidak dapat disahkan jika melanggar
batas2 hukum, agama, kesusilaan
 Perjanjian berlaku sejak perkawinan
dilangsungkan
 Selama perkawinan berlangsung, perjanjian
tidak dapat dirubah kecuali ada persetujuan
untuk merubah dan tidak merugikan pihak
ketiga
 Perjanjian perkawinan bisa dibuat dg akta otentik
/ akta dibawah tangan
5. Pemberitahuan, Pencatatan, & Pengumuman Perkawinan
KUHP UU No.1/1974
 Ps.50 : memberitahukan kehendak kawin kepada
Pegawai Catatan Sipil
 Ps.51 : pemberitahuan itu oleh Pegawai Catatan
Sipil harus dibuat sebuah akta
 Ps.52 : sebelum perkawinan, Pegawai Catatan Sipil
harus menyelenggarakan pengumuman dg
menempelkan surat pengumuman selama 10 hari,
pengumuman tidak boleh berlangsung di hari
Minggu, Tahun Baru, Paskah, Natal, dan Mikraj
(hal.44). Surat di ttd ni Pegawai Catatan Sipil
 Ps.53 : jika kedua calon tidak punya tempat tinggal
dalam daerah PCS yg sama, maka pengumuman
dilakukan oleh PCS tempat tinggal masing2
 Ps.57 : pengumuman berlangsung selama 1 bulan,
jika tdk ada perkawinan, maka tdk boleh
berlangsung lg
 Ps.100 : perkawinan dibuktikan dg asas perkawinan
 PP No.9/1975,tahap2 pencatatan perkawinan :
 Pegawai pencatat perkawinan
Ps.2 : selain agama Islam, dilakukan oleh
Pegawai Pencatat Perkawinan pada Kantor
Catatan Sipil
 Pemberitahuan perkawinan
Ps.3 : org yg akan kawin memberitahukan
kepada Pegawai pencatat. Pemberitahuan
dilakukan sekurang2nya 10hari kerja sebelum
perkawinan. Pengecualian thd jangka waktu
tsb yg disebabkan alasan penting, diberikan
Camat atas nama Bupati
Ps.4 : pemberitahuan dilakukan secara lisan /
tertulis
Ps.5 : pemberitahuan memuat (hal.61)
 Penelitian oleh pegawai pencatat
Ps.6, pegawai pencatat meneliti hal2 sbb..
(hal.62)
Ps.7 : apabila terdapat halangan / belum
dipenuhinya pernyataan (3-10), segera
diberitahukan kepada calon / ortu / wakil
 Pengumuman perkawinan
Ps.8 : pengumuman pemberitahuan perkawinan
dg menempelkan surat yg ditetapkan pada
Kantor Pencatatan Perkawinan
Ps.9 : pengumuman di ttd ni Pegawai Pencatat
dan memuat.. (hal.63)
 Tata cara perkawinan
Dilangsungkan setelah hari ke-10 sejak
pengumuman
Ps.10 : tata cara menurut masing2 hukum
agama & kepercayaan, dilaksanakan dihadapan
pegawai pencatat, & dihadiri 2org saksi
Ps.11 : sesudah dilangsungkan perkawinan,
kedua mempelai ttd dilanjutkan kedua saksi
dan pegawai pencatat, unt. agama Islam ttd
oleh wali nikah/yg mewakilinya. Dg
penandatanganan akta perkawinan, maka
perkawinan tercatat resmi
Ps.13 : Akta perkawinan rangkap 2, helai 1
oleh pegawai pencatat, helai 1 lg oleh Panitera
Pengadilan. Suami dan isteri masing2
diberikan kutipan akta perkawinan
6. Pelaksanaan Perkawinan
KUHP UU No.1/1974
 Ps.71 , sebelum melangsungkan perkawinan, PCS
meminta supaya diperlihatkan :
 Akta kelahiran kedua calon
 Akta izin kawin dari PCS
 Akta perantaraan Pengadilan Negeri
 Jika perkawinan untuk kedua kali, harus ada
akta perceraian, akta kematian, turunan izin
Hakim untuk kawin
 Bukti, pengumuman kawin tanpa pencegahan
telah berlangsung ditempat / yg dilakukan telah
digugurkan
 Dispensasi kawin
 Izin bagi perwira dan militer rendahan
 Ps.74 : PCS berhak menolak atas kurang
lengkapnya surat2, pihak2 yg berkepentingan dapat
mengajukan permohonan kepada hakim bahwa
surat2 sudah mencukupi
 Ps.75 : perkawinan tak boleh dilangsungkan
sebelum hari ke-10 setelah pengumuman
 Ps.76 : perkawinan harus dilangsungkan di depan
umum, dihadapan PCS, dihadiri 2org saksi,
mencapai 21th, dan berdiam di Indonesia
 Ps.78 : kedua calon menghadap sendiri di muka
PCS
7. Pencegahan Perkawinan
KUHP UU No.1/1974
 Ps.61-65, pihak yg berhak mencegah :
 Bapak / ibu
 Kakek / nenek
 Paman / bibi
 Wali / wali pengawas
 Pengampu / pengampu pengawas
 Saudara
 Suami yg sudah cerai sebelum 300hari
 Jawatan kejaksaan
 Ps.61, alasan2 pencegahan :
 Tidak mengindahkan izin kawin dr ortu
 Belum mencapai 30th
 Salah satu pihak dibawah pengampuan
 Salah satu pihak tidak memenuhi syarat2 kawin
 Pengumuman kawin tidak telah berlangsung
 Ps.66 : pencegahan perkawinan diadili oleh
Pengadilan Negeri
 Syarat & para pihak yg berhak mencegah
perkawinan
 Ps.13 : dapat dicegah apabila ada pihak yg tidak
memenuhi syarat2
 Ps.14 (1), para pihak yg dapat mencegah
perkawinan:
Keluarga dalam garis keturunan lurus ke atas /
bawah, Saudara, Wali nikah, Wali, Pengampu,
Pihak2 yg berkepentingan
 Ps.14 (2) : yg tsb diatas dapat jg mencegah
berlangsungnya perkawinan apabila salah
seorang berada dibawah pengampuan, shg
mengakibatkan kesengsaraan
 Ps.15 : karena perkawinan seseorang terikat dg
salah satu dr kedua pihak, dapat mencegah
perkawinan baru dg tidak mengurangi ketentuan
ps.3 (2) dan ps.4, artinya yg bsgktn tdk dapat
mencegah bila perkawinan tsb mendapat izin dr
pengadilan
 Ps.16 (1) : pejabat yg ditunjuk berkewajiban
mencegah berlangsungnya perkawinan
apabila..(hal.65)
 Pengajuan & pencabutan pencegahan perkawinan
 Ps.17 : Pencegahan diajukan kepada Pengadilan,
pegawai pencatat perkawinan & calon mempelai
 Ps.18 : pencegahan dapat dicabut dg putusan
pengadilan/menarik kembali permohonan oleh
yg mencegah
 Ps.19 : perkawinan tdk dapat dilangsungkan
apabila pencegahan belum dicabut
 Penolakan perkawinan oleh pegawai pencatat
perkawinan
 Ps.20 : pegawai pencatat tidak boleh membantu
melangsungkan perkawinan bila ada
pelanggaran mengenai (hal.65)
 Ps.21 : jika pegawai pencatat berpendapat thd
perkawinan ada larangan menurut UU, ia akan
menolak perkawinan
 Para pihak yg perkawinannya ditolak, berhak
mengajukan permohonan kepada Pengadilan
8. Pembatalan Perkawinan
KUHP UU No.1/1974
 Ps.85 : kebatalan hanya dapat dinyatakan Hakim
 Ps.86 : kebatalan perkawinan dapat dituntut oleh
(hal.47)
 Ps.92 : pembatalan yg tidak dilangsungkan di
depan PCS/tanpa ada saksi, boleh diminta
pembatalan oleh (hal.47)
 Ps.93 : larangan thd pihak2 tertentu untuk
melakukan pembatalan (hal.47)
 Ps.94 : jawatan kejaksaan tdk boleh menuntut
pembatalan
 Syarat2 & pihak2 yg berhak mengajukan pembatalan
 Ps.22 : dibatalkan bila para pihak tidak memenuhi
syarat2
 Ps.23 : yg dapat mengajukan pembatalan (hal.67)
 Ps.24 : karena perkawinan masih terikat dg salah
satu dari kedua pihak, dapat mengajukan
pembatalan baru
 Pengajuan permohonan pembatalan perkawinan
 Ps.25 : permohonan pembatalan diajukan kepada
Pengadilan
 Ps.26 : perkawinan yg dilangsungkan dimuka
pegawai pencatat perkawinan yg tdk berwenang,
wali nikah tdk sah atau tanpa 2 saksi dapat diminta
pembatalan oleh keluarga dalam garis keturunan
keatas, jaksa, dan suami/istri. Hak untuk
membatalkan gugur bila mereka telah hidup
bersama & dapat memperlihatkan akte perkawinan
& perkawinan diperbarui
 Ps.27 : suami/istri dapat mengajukan permohonan
pembatalan apabila .. (hal 67-68)
 Ps.38 PP 9/1975 : tata cara pengajuan permohonan
pembatalan sesuai dg tata cara pengajuan gugatan
perceraian
 Saat batalnya perkawinan
 Ps.28 : batal dimulai setelah keputusan Pengadilan
mempunyai kekuatan hukum yg tetap & berlaku
sejak saat berlangsungnya perkawinan (hal.68)
 Ps.37 PP 9/1975 : batalnya perkawinan hanya dapat
diputuskan Pengadilan
9. Hak & kewajiban suami-isteri
KUHP UU No.1/1974
 Antara lain sbb:
Ps.103 : harus setia & tolong menolong
Ps.104 : wajib memelihara & mendidik anaknya
Ps.105 (1) : suami adalah kepala dalam persatuan
Ps.105 (2) : suami wajib memberi bantuan isteri
Ps.105 (3) : suami harus mengurus harta kekayaan
pribadi isteri
Ps.105 (4) : suami berhak mengurus harta
kekayaan bersama
Ps.105 (5) : suami tdk boleh memindahtangankan
harta kekayaan tak bergerak milik isteri tanpa
persetujuan isteri
Ps.106 (1) : isteri harus tunduk & patuh kepada
suami
Ps.106 (2) : isteri wajib tinggal dg suami
 Ps.30-34 sbb :
 Suami-isteri memikul kewajiban untuk
menegakkan RT
 Hak & kedudukan istri seimbang dengan suami
 Masing2 pihak berhak melakukan perbuatan
hukum
 Suami kepala keluarga & istri ibu RT
 Harus mempunyai tempat kediaman yg tetap
 Wajib saling mencintai, menghormati, setia dan
memberi bantuan lahir batin
 Suami wajib melindungi isterinya & memberikan
segala keperluan hidup sesuai kemampuan
 Isteri wajib mengatur RT sebaik2nya
 Jika melalaikan kewajibannya dapat mengajukan
gugatan ke Pengadilan
Ps.110 : suami wajib membantu isteri dimuka
hakim
Ps.118 : isteri berhak membuat surat wasiat tanpa
izin suami
 Ps.111 : bantuan suami kepada isteri tidak
diperlukan apabila:
Isteri dituntut dimuka hakim perkara pidana
Isteri mengajukan tuntutan perceraian, pemisahan
meja & tempat tidur, / pemisahan harta kekayaan
10. Harta Benda dalam Perkawinan
KUHP UU No.1/1974
 Persatuan harta kekayaan
Pengurusan harta kekayaan persatuan
 Ps.119 : prinsip harta benda perkawinan adalah
bulat
 Ps.105 : yg berwenang atas harta benda
perkawinan adalah suami sbg kepala perkawinan
 Ps.124 (1) : harta persatuan yaitu suami sbg
kepala harta persatuan
 Ps.124 (2) : suami boleh menjual,
memindahtangankan, & membebani harta
kekayaan persatuan tanpa campur tangan isteri,
kecuali dalam hal (hal.49)
Bubarnya harta persatuan
 Ps.126, harta kekayaan persatuan bubar karena:
 Kematian
 Perkawinan baru isteri atas izin hakim
 Perceraian
 Perpisahan tempat tidur & harta kekayaan
 Pemisahan harta kekayaan
Alasan-alasan pemisahan harta kekayaan
 Ps.186 (1), sepanjang perkawinan isteri berhak
memajukan tuntutan kepada Hakim akan
pemisahan harta kekayaan, dalam hal sbb
(hal.50)
 Ps.186 (2) : pemisahan harta kekayaan atas
pemufakatan sendiri adalah terlarang
 Ps.187 : tuntutan diumumkan dg terang2an
Akibat-akibat pemisahan harta kekayaan
 Ps.189 : kekuatan putusan pengadilan perihal
pemisahan harta kekayaan berlaku surut sampai
hari tuntutan diajukan.
 Akibat dari pemisahan harta kekayaan sbb:
 Ps.193 : isteri wajib memberi sumbangan
 Ps.194 : isteri memperoleh kebebasan untuk
mengurusi sendiri harta kekayaan &
menggunakan barang bergerak atas izin PN
 Ps.35 : harta bawaan dari masing2 & yg diperoleh
masing2 sebagai hadiah/warisan, adalah dibawah
penguasaan masing2
 Harta benda perkawinan dalam UUP adalah terpisah
 Ps.29 : apabila mau menyimpang dr prinsip harta
perkawinan, maka dibuat perjanjian sebelum
perkawinan
 Ps.36, yg berwenang bertindak atas harta benda
perkawinan:
Harta bersama, dapat bertindak atas persetujuan
kedua pihak
Harta bawaan masing2, mempunyai hak
sepenuhnya untuk melakukan perbuatan hukum
 Ps.37 : jika bercerai, harta bersama diatur dalam
hukum masing2
Penyatuan kembali harta kekayaan yg sudah
dipisah
 Dengan persetujuan suami-isteri
 Ps.196 : dengan cara memuatkannya dalam akta
otentik
 Ps.198 : wajib mengumumkan pemulihan
kembali dengan terang2an

Contenu connexe

Tendances

Contoh kasus hukum perdata internasional
Contoh kasus hukum perdata internasionalContoh kasus hukum perdata internasional
Contoh kasus hukum perdata internasionalEvirna Evirna
 
Surat Dakwaan dalam Hukum Acara Pidana
Surat Dakwaan dalam Hukum Acara PidanaSurat Dakwaan dalam Hukum Acara Pidana
Surat Dakwaan dalam Hukum Acara PidanaIzzatul Ulya
 
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...Idik Saeful Bahri
 
surat kuasa tergugat
surat kuasa tergugatsurat kuasa tergugat
surat kuasa tergugatNakano
 
Hukum Perdata Internasional
Hukum Perdata InternasionalHukum Perdata Internasional
Hukum Perdata InternasionalDenaAgustina
 
10. sanksi administrasi
10. sanksi administrasi10. sanksi administrasi
10. sanksi administrasinurul khaiva
 
09 hukum perkawinan adat
09 hukum perkawinan adat09 hukum perkawinan adat
09 hukum perkawinan adatQomaruz Zaman
 
Hukum perdata internasional 1
Hukum perdata internasional 1Hukum perdata internasional 1
Hukum perdata internasional 1villa kuta indah
 
Hukum acara perdata
Hukum acara perdataHukum acara perdata
Hukum acara perdatasesukakita
 
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...Idik Saeful Bahri
 
Hukum acara perdata - Putusan hakim (Idik Saeful Bahri)
Hukum acara perdata - Putusan hakim (Idik Saeful Bahri)Hukum acara perdata - Putusan hakim (Idik Saeful Bahri)
Hukum acara perdata - Putusan hakim (Idik Saeful Bahri)Idik Saeful Bahri
 
Surat kuasa khusus
Surat   kuasa khususSurat   kuasa khusus
Surat kuasa khususNasria Ika
 

Tendances (20)

Contoh kasus hukum perdata internasional
Contoh kasus hukum perdata internasionalContoh kasus hukum perdata internasional
Contoh kasus hukum perdata internasional
 
Surat Dakwaan dalam Hukum Acara Pidana
Surat Dakwaan dalam Hukum Acara PidanaSurat Dakwaan dalam Hukum Acara Pidana
Surat Dakwaan dalam Hukum Acara Pidana
 
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
 
surat kuasa tergugat
surat kuasa tergugatsurat kuasa tergugat
surat kuasa tergugat
 
Hukum Agraria - Pendaftaran Tanah
Hukum Agraria - Pendaftaran Tanah Hukum Agraria - Pendaftaran Tanah
Hukum Agraria - Pendaftaran Tanah
 
HUKUM ACARA PERADILAN TATA USAHA NEGARA
HUKUM ACARA PERADILAN TATA USAHA NEGARAHUKUM ACARA PERADILAN TATA USAHA NEGARA
HUKUM ACARA PERADILAN TATA USAHA NEGARA
 
Hukum agraria
Hukum agraria   Hukum agraria
Hukum agraria
 
Hukum Perdata Internasional
Hukum Perdata InternasionalHukum Perdata Internasional
Hukum Perdata Internasional
 
10. sanksi administrasi
10. sanksi administrasi10. sanksi administrasi
10. sanksi administrasi
 
Hukum agraria nasional pert ke 2
Hukum agraria nasional pert ke 2Hukum agraria nasional pert ke 2
Hukum agraria nasional pert ke 2
 
09 hukum perkawinan adat
09 hukum perkawinan adat09 hukum perkawinan adat
09 hukum perkawinan adat
 
Materi kuliah Antropologi Hukum
Materi kuliah Antropologi HukumMateri kuliah Antropologi Hukum
Materi kuliah Antropologi Hukum
 
Hukum perdata internasional 1
Hukum perdata internasional 1Hukum perdata internasional 1
Hukum perdata internasional 1
 
Hukum acara perdata
Hukum acara perdataHukum acara perdata
Hukum acara perdata
 
UPAYA PAKSA
UPAYA PAKSAUPAYA PAKSA
UPAYA PAKSA
 
Hukum perdata
Hukum perdataHukum perdata
Hukum perdata
 
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
 
Hukum acara perdata - Putusan hakim (Idik Saeful Bahri)
Hukum acara perdata - Putusan hakim (Idik Saeful Bahri)Hukum acara perdata - Putusan hakim (Idik Saeful Bahri)
Hukum acara perdata - Putusan hakim (Idik Saeful Bahri)
 
Surat kuasa khusus
Surat   kuasa khususSurat   kuasa khusus
Surat kuasa khusus
 
Hukum Acara Perdata.pptx
Hukum Acara Perdata.pptxHukum Acara Perdata.pptx
Hukum Acara Perdata.pptx
 

Similaire à Hukum Perkawinan

HUKUM_PERDATA presentatiox (Keluarga 23).pptx
HUKUM_PERDATA presentatiox (Keluarga 23).pptxHUKUM_PERDATA presentatiox (Keluarga 23).pptx
HUKUM_PERDATA presentatiox (Keluarga 23).pptxDwianandaRajrafiq
 
Kepegawaian : Peraturan Perkawinan, Laporan Perkawinan, Perceraian, Akibat Pe...
Kepegawaian : Peraturan Perkawinan, Laporan Perkawinan, Perceraian, Akibat Pe...Kepegawaian : Peraturan Perkawinan, Laporan Perkawinan, Perceraian, Akibat Pe...
Kepegawaian : Peraturan Perkawinan, Laporan Perkawinan, Perceraian, Akibat Pe...Shieni Rahmadani Amalia
 
Hukum Perkawinan pengantar sistem hukum nasional.pptx
Hukum Perkawinan pengantar sistem hukum nasional.pptxHukum Perkawinan pengantar sistem hukum nasional.pptx
Hukum Perkawinan pengantar sistem hukum nasional.pptxriansaputra79
 
IZIN PERKAWINAN DAN PERCERAIAN BAGI PNS DAN
IZIN PERKAWINAN DAN PERCERAIAN BAGI PNS DANIZIN PERKAWINAN DAN PERCERAIAN BAGI PNS DAN
IZIN PERKAWINAN DAN PERCERAIAN BAGI PNS DANagungdal1
 
Bab 4 Praturan Perkawinan Pegawai.pptx
Bab 4 Praturan Perkawinan Pegawai.pptxBab 4 Praturan Perkawinan Pegawai.pptx
Bab 4 Praturan Perkawinan Pegawai.pptxPutriChintiaBella
 
Pp no 9 tahun 1975
Pp no 9 tahun 1975Pp no 9 tahun 1975
Pp no 9 tahun 1975khairu_zikri
 
Uu no 1 tahun 1974
Uu no 1 tahun 1974Uu no 1 tahun 1974
Uu no 1 tahun 1974khairu_zikri
 
Pengertian itsbat nikah
Pengertian itsbat nikahPengertian itsbat nikah
Pengertian itsbat nikahAlalan Tanala
 
Kul 3 asas, rukun dan syarat perkawinan islam 1
Kul 3 asas, rukun dan syarat perkawinan islam 1Kul 3 asas, rukun dan syarat perkawinan islam 1
Kul 3 asas, rukun dan syarat perkawinan islam 1Fitri Amalia
 
UU Nomor 1 Tahun 1974 tentang perkawinan.pdf
UU Nomor 1 Tahun 1974 tentang perkawinan.pdfUU Nomor 1 Tahun 1974 tentang perkawinan.pdf
UU Nomor 1 Tahun 1974 tentang perkawinan.pdfPkcDurenSawit
 
Uu1 1974 perkawinan
Uu1 1974 perkawinanUu1 1974 perkawinan
Uu1 1974 perkawinanSyamsul Noor
 
Uu 1974 nomor 1 perkawinan
Uu 1974 nomor 1 perkawinanUu 1974 nomor 1 perkawinan
Uu 1974 nomor 1 perkawinanMystic333
 

Similaire à Hukum Perkawinan (20)

HUKUM_PERDATA presentatiox (Keluarga 23).pptx
HUKUM_PERDATA presentatiox (Keluarga 23).pptxHUKUM_PERDATA presentatiox (Keluarga 23).pptx
HUKUM_PERDATA presentatiox (Keluarga 23).pptx
 
HUKUM KELUARGA
HUKUM KELUARGAHUKUM KELUARGA
HUKUM KELUARGA
 
hukum keluarga perkawainan.ppt
hukum keluarga perkawainan.ppthukum keluarga perkawainan.ppt
hukum keluarga perkawainan.ppt
 
Kepegawaian : Peraturan Perkawinan, Laporan Perkawinan, Perceraian, Akibat Pe...
Kepegawaian : Peraturan Perkawinan, Laporan Perkawinan, Perceraian, Akibat Pe...Kepegawaian : Peraturan Perkawinan, Laporan Perkawinan, Perceraian, Akibat Pe...
Kepegawaian : Peraturan Perkawinan, Laporan Perkawinan, Perceraian, Akibat Pe...
 
Hukum Perkawinan pengantar sistem hukum nasional.pptx
Hukum Perkawinan pengantar sistem hukum nasional.pptxHukum Perkawinan pengantar sistem hukum nasional.pptx
Hukum Perkawinan pengantar sistem hukum nasional.pptx
 
Materi kd 13 perkawinan pns
Materi kd 13 perkawinan pnsMateri kd 13 perkawinan pns
Materi kd 13 perkawinan pns
 
10. hukum pernikahan
10. hukum pernikahan10. hukum pernikahan
10. hukum pernikahan
 
HUKUM KELUARGA.ppt
HUKUM KELUARGA.pptHUKUM KELUARGA.ppt
HUKUM KELUARGA.ppt
 
IZIN PERKAWINAN DAN PERCERAIAN BAGI PNS DAN
IZIN PERKAWINAN DAN PERCERAIAN BAGI PNS DANIZIN PERKAWINAN DAN PERCERAIAN BAGI PNS DAN
IZIN PERKAWINAN DAN PERCERAIAN BAGI PNS DAN
 
Bab 4 Praturan Perkawinan Pegawai.pptx
Bab 4 Praturan Perkawinan Pegawai.pptxBab 4 Praturan Perkawinan Pegawai.pptx
Bab 4 Praturan Perkawinan Pegawai.pptx
 
Pp no 9 tahun 1975
Pp no 9 tahun 1975Pp no 9 tahun 1975
Pp no 9 tahun 1975
 
Uu no 1 tahun 1974
Uu no 1 tahun 1974Uu no 1 tahun 1974
Uu no 1 tahun 1974
 
Pengertian itsbat nikah
Pengertian itsbat nikahPengertian itsbat nikah
Pengertian itsbat nikah
 
Hukum Keluarga
Hukum Keluarga Hukum Keluarga
Hukum Keluarga
 
1, 1974 perkawinan
1, 1974 perkawinan1, 1974 perkawinan
1, 1974 perkawinan
 
Kul 3 asas, rukun dan syarat perkawinan islam 1
Kul 3 asas, rukun dan syarat perkawinan islam 1Kul 3 asas, rukun dan syarat perkawinan islam 1
Kul 3 asas, rukun dan syarat perkawinan islam 1
 
UU Nomor 1 Tahun 1974 tentang perkawinan.pdf
UU Nomor 1 Tahun 1974 tentang perkawinan.pdfUU Nomor 1 Tahun 1974 tentang perkawinan.pdf
UU Nomor 1 Tahun 1974 tentang perkawinan.pdf
 
Uu1 1974 perkawinan
Uu1 1974 perkawinanUu1 1974 perkawinan
Uu1 1974 perkawinan
 
Uu 1974 nomor 1 perkawinan
Uu 1974 nomor 1 perkawinanUu 1974 nomor 1 perkawinan
Uu 1974 nomor 1 perkawinan
 
Uu1 1974 perkawinan
Uu1 1974 perkawinanUu1 1974 perkawinan
Uu1 1974 perkawinan
 

Plus de Muhammad Rafi Kambara

Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan.docx
Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan.docxBadan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan.docx
Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan.docxMuhammad Rafi Kambara
 
TRANSAKSI NERACA PEMBAYARAN DAN JENIS-JENIS PERDAGANGAN / TRANSAKSI INTERNAS...
TRANSAKSI NERACA PEMBAYARAN DAN JENIS-JENIS PERDAGANGAN / TRANSAKSI  INTERNAS...TRANSAKSI NERACA PEMBAYARAN DAN JENIS-JENIS PERDAGANGAN / TRANSAKSI  INTERNAS...
TRANSAKSI NERACA PEMBAYARAN DAN JENIS-JENIS PERDAGANGAN / TRANSAKSI INTERNAS...Muhammad Rafi Kambara
 
RESUME MATERI MS. ACCESS, APLIKASI KOMPUTER.docx
RESUME MATERI MS. ACCESS, APLIKASI KOMPUTER.docxRESUME MATERI MS. ACCESS, APLIKASI KOMPUTER.docx
RESUME MATERI MS. ACCESS, APLIKASI KOMPUTER.docxMuhammad Rafi Kambara
 
Proses Bisnis KPPN dan Proses Bisnis Seksi Pencairan Dana.docx
Proses Bisnis KPPN dan Proses Bisnis Seksi Pencairan Dana.docxProses Bisnis KPPN dan Proses Bisnis Seksi Pencairan Dana.docx
Proses Bisnis KPPN dan Proses Bisnis Seksi Pencairan Dana.docxMuhammad Rafi Kambara
 
UPAYA PENANGGULANGAN KORUPSI JALUR PENAL MELALUI PEMBAHARUAN RKUHP DENGAN UU...
UPAYA PENANGGULANGAN KORUPSI  JALUR PENAL MELALUI PEMBAHARUAN RKUHP DENGAN UU...UPAYA PENANGGULANGAN KORUPSI  JALUR PENAL MELALUI PEMBAHARUAN RKUHP DENGAN UU...
UPAYA PENANGGULANGAN KORUPSI JALUR PENAL MELALUI PEMBAHARUAN RKUHP DENGAN UU...Muhammad Rafi Kambara
 
Inflasi, Pengangguran, dan Kurva Phillips
Inflasi, Pengangguran, dan Kurva PhillipsInflasi, Pengangguran, dan Kurva Phillips
Inflasi, Pengangguran, dan Kurva PhillipsMuhammad Rafi Kambara
 
Konsep SCM (Supply Chain Management), BENTUK & MODEL SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
Konsep SCM (Supply Chain Management), BENTUK & MODEL SUPPLY CHAIN MANAGEMENTKonsep SCM (Supply Chain Management), BENTUK & MODEL SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
Konsep SCM (Supply Chain Management), BENTUK & MODEL SUPPLY CHAIN MANAGEMENTMuhammad Rafi Kambara
 
Pengujian atas pengendalian internal (Test of Controls) - Belanja Subsidi
Pengujian atas pengendalian internal (Test of Controls) - Belanja SubsidiPengujian atas pengendalian internal (Test of Controls) - Belanja Subsidi
Pengujian atas pengendalian internal (Test of Controls) - Belanja SubsidiMuhammad Rafi Kambara
 
Type of Study english task-Muhammad Rafi Kambara-1N
Type of Study english task-Muhammad Rafi Kambara-1NType of Study english task-Muhammad Rafi Kambara-1N
Type of Study english task-Muhammad Rafi Kambara-1NMuhammad Rafi Kambara
 
BUDAYA NUSANTARA 4 ETNIS KEBUDAYAAN BUGIS, MAKASSAR, MANDAR, DAN TORAJA
BUDAYA NUSANTARA 4 ETNIS KEBUDAYAAN BUGIS, MAKASSAR, MANDAR, DAN TORAJABUDAYA NUSANTARA 4 ETNIS KEBUDAYAAN BUGIS, MAKASSAR, MANDAR, DAN TORAJA
BUDAYA NUSANTARA 4 ETNIS KEBUDAYAAN BUGIS, MAKASSAR, MANDAR, DAN TORAJAMuhammad Rafi Kambara
 
ANALISIS PT BURSA EFEK INDONESIA DALAM RUANG LINGKUP KEUANGAN NEGARA
ANALISIS PT BURSA EFEK INDONESIA DALAM RUANG LINGKUP KEUANGAN NEGARAANALISIS PT BURSA EFEK INDONESIA DALAM RUANG LINGKUP KEUANGAN NEGARA
ANALISIS PT BURSA EFEK INDONESIA DALAM RUANG LINGKUP KEUANGAN NEGARAMuhammad Rafi Kambara
 
Unsur Pasal UU Tipikor dalam Kasus Korupsi Hambalang
Unsur Pasal UU Tipikor dalam Kasus Korupsi HambalangUnsur Pasal UU Tipikor dalam Kasus Korupsi Hambalang
Unsur Pasal UU Tipikor dalam Kasus Korupsi HambalangMuhammad Rafi Kambara
 
Unsur Pasal UU Tipikor dalam Kasus Korupsi dan Pencucian Uang Waode Nurhayati
Unsur Pasal UU Tipikor dalam Kasus Korupsi dan Pencucian Uang Waode NurhayatiUnsur Pasal UU Tipikor dalam Kasus Korupsi dan Pencucian Uang Waode Nurhayati
Unsur Pasal UU Tipikor dalam Kasus Korupsi dan Pencucian Uang Waode NurhayatiMuhammad Rafi Kambara
 
Termasuk Penyerahan BKP dan Bukan Termasuk Penyerahan BKP
Termasuk Penyerahan BKP dan Bukan Termasuk Penyerahan BKPTermasuk Penyerahan BKP dan Bukan Termasuk Penyerahan BKP
Termasuk Penyerahan BKP dan Bukan Termasuk Penyerahan BKPMuhammad Rafi Kambara
 
Pengujian atas Pengendalian Internal (Test of Control) Belanja Subsidi
Pengujian atas Pengendalian Internal (Test of Control) Belanja SubsidiPengujian atas Pengendalian Internal (Test of Control) Belanja Subsidi
Pengujian atas Pengendalian Internal (Test of Control) Belanja SubsidiMuhammad Rafi Kambara
 
Analisis Dan Penentuan Prosedur Audit LKPP 2012-2016 atas Belanja Subsidi
Analisis Dan Penentuan Prosedur Audit  LKPP 2012-2016 atas Belanja SubsidiAnalisis Dan Penentuan Prosedur Audit  LKPP 2012-2016 atas Belanja Subsidi
Analisis Dan Penentuan Prosedur Audit LKPP 2012-2016 atas Belanja SubsidiMuhammad Rafi Kambara
 
TATA CARA PENARIKAN PINJAMAN DAN/ATAU HIBAH LUAR NEGERI
TATA CARA PENARIKAN PINJAMAN DAN/ATAU HIBAH LUAR NEGERITATA CARA PENARIKAN PINJAMAN DAN/ATAU HIBAH LUAR NEGERI
TATA CARA PENARIKAN PINJAMAN DAN/ATAU HIBAH LUAR NEGERIMuhammad Rafi Kambara
 
Rangkuman Materi Akuntansi Keuangan Menengah Kas dan Piutang (Cash and Receiv...
Rangkuman Materi Akuntansi Keuangan Menengah Kas dan Piutang (Cash and Receiv...Rangkuman Materi Akuntansi Keuangan Menengah Kas dan Piutang (Cash and Receiv...
Rangkuman Materi Akuntansi Keuangan Menengah Kas dan Piutang (Cash and Receiv...Muhammad Rafi Kambara
 
Implikasi Adanya Paket Undang Undang Keuangan Negara
Implikasi Adanya Paket Undang Undang Keuangan NegaraImplikasi Adanya Paket Undang Undang Keuangan Negara
Implikasi Adanya Paket Undang Undang Keuangan NegaraMuhammad Rafi Kambara
 

Plus de Muhammad Rafi Kambara (20)

Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan.docx
Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan.docxBadan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan.docx
Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan.docx
 
TRANSAKSI NERACA PEMBAYARAN DAN JENIS-JENIS PERDAGANGAN / TRANSAKSI INTERNAS...
TRANSAKSI NERACA PEMBAYARAN DAN JENIS-JENIS PERDAGANGAN / TRANSAKSI  INTERNAS...TRANSAKSI NERACA PEMBAYARAN DAN JENIS-JENIS PERDAGANGAN / TRANSAKSI  INTERNAS...
TRANSAKSI NERACA PEMBAYARAN DAN JENIS-JENIS PERDAGANGAN / TRANSAKSI INTERNAS...
 
RESUME MATERI MS. ACCESS, APLIKASI KOMPUTER.docx
RESUME MATERI MS. ACCESS, APLIKASI KOMPUTER.docxRESUME MATERI MS. ACCESS, APLIKASI KOMPUTER.docx
RESUME MATERI MS. ACCESS, APLIKASI KOMPUTER.docx
 
Proses Bisnis KPPN dan Proses Bisnis Seksi Pencairan Dana.docx
Proses Bisnis KPPN dan Proses Bisnis Seksi Pencairan Dana.docxProses Bisnis KPPN dan Proses Bisnis Seksi Pencairan Dana.docx
Proses Bisnis KPPN dan Proses Bisnis Seksi Pencairan Dana.docx
 
UPAYA PENANGGULANGAN KORUPSI JALUR PENAL MELALUI PEMBAHARUAN RKUHP DENGAN UU...
UPAYA PENANGGULANGAN KORUPSI  JALUR PENAL MELALUI PEMBAHARUAN RKUHP DENGAN UU...UPAYA PENANGGULANGAN KORUPSI  JALUR PENAL MELALUI PEMBAHARUAN RKUHP DENGAN UU...
UPAYA PENANGGULANGAN KORUPSI JALUR PENAL MELALUI PEMBAHARUAN RKUHP DENGAN UU...
 
Inflasi, Pengangguran, dan Kurva Phillips
Inflasi, Pengangguran, dan Kurva PhillipsInflasi, Pengangguran, dan Kurva Phillips
Inflasi, Pengangguran, dan Kurva Phillips
 
Konsep SCM (Supply Chain Management), BENTUK & MODEL SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
Konsep SCM (Supply Chain Management), BENTUK & MODEL SUPPLY CHAIN MANAGEMENTKonsep SCM (Supply Chain Management), BENTUK & MODEL SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
Konsep SCM (Supply Chain Management), BENTUK & MODEL SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
 
MAKALAH SARBANES-OXLEY ACT OF 2002
MAKALAH SARBANES-OXLEY ACT OF 2002MAKALAH SARBANES-OXLEY ACT OF 2002
MAKALAH SARBANES-OXLEY ACT OF 2002
 
Pengujian atas pengendalian internal (Test of Controls) - Belanja Subsidi
Pengujian atas pengendalian internal (Test of Controls) - Belanja SubsidiPengujian atas pengendalian internal (Test of Controls) - Belanja Subsidi
Pengujian atas pengendalian internal (Test of Controls) - Belanja Subsidi
 
Type of Study english task-Muhammad Rafi Kambara-1N
Type of Study english task-Muhammad Rafi Kambara-1NType of Study english task-Muhammad Rafi Kambara-1N
Type of Study english task-Muhammad Rafi Kambara-1N
 
BUDAYA NUSANTARA 4 ETNIS KEBUDAYAAN BUGIS, MAKASSAR, MANDAR, DAN TORAJA
BUDAYA NUSANTARA 4 ETNIS KEBUDAYAAN BUGIS, MAKASSAR, MANDAR, DAN TORAJABUDAYA NUSANTARA 4 ETNIS KEBUDAYAAN BUGIS, MAKASSAR, MANDAR, DAN TORAJA
BUDAYA NUSANTARA 4 ETNIS KEBUDAYAAN BUGIS, MAKASSAR, MANDAR, DAN TORAJA
 
ANALISIS PT BURSA EFEK INDONESIA DALAM RUANG LINGKUP KEUANGAN NEGARA
ANALISIS PT BURSA EFEK INDONESIA DALAM RUANG LINGKUP KEUANGAN NEGARAANALISIS PT BURSA EFEK INDONESIA DALAM RUANG LINGKUP KEUANGAN NEGARA
ANALISIS PT BURSA EFEK INDONESIA DALAM RUANG LINGKUP KEUANGAN NEGARA
 
Unsur Pasal UU Tipikor dalam Kasus Korupsi Hambalang
Unsur Pasal UU Tipikor dalam Kasus Korupsi HambalangUnsur Pasal UU Tipikor dalam Kasus Korupsi Hambalang
Unsur Pasal UU Tipikor dalam Kasus Korupsi Hambalang
 
Unsur Pasal UU Tipikor dalam Kasus Korupsi dan Pencucian Uang Waode Nurhayati
Unsur Pasal UU Tipikor dalam Kasus Korupsi dan Pencucian Uang Waode NurhayatiUnsur Pasal UU Tipikor dalam Kasus Korupsi dan Pencucian Uang Waode Nurhayati
Unsur Pasal UU Tipikor dalam Kasus Korupsi dan Pencucian Uang Waode Nurhayati
 
Termasuk Penyerahan BKP dan Bukan Termasuk Penyerahan BKP
Termasuk Penyerahan BKP dan Bukan Termasuk Penyerahan BKPTermasuk Penyerahan BKP dan Bukan Termasuk Penyerahan BKP
Termasuk Penyerahan BKP dan Bukan Termasuk Penyerahan BKP
 
Pengujian atas Pengendalian Internal (Test of Control) Belanja Subsidi
Pengujian atas Pengendalian Internal (Test of Control) Belanja SubsidiPengujian atas Pengendalian Internal (Test of Control) Belanja Subsidi
Pengujian atas Pengendalian Internal (Test of Control) Belanja Subsidi
 
Analisis Dan Penentuan Prosedur Audit LKPP 2012-2016 atas Belanja Subsidi
Analisis Dan Penentuan Prosedur Audit  LKPP 2012-2016 atas Belanja SubsidiAnalisis Dan Penentuan Prosedur Audit  LKPP 2012-2016 atas Belanja Subsidi
Analisis Dan Penentuan Prosedur Audit LKPP 2012-2016 atas Belanja Subsidi
 
TATA CARA PENARIKAN PINJAMAN DAN/ATAU HIBAH LUAR NEGERI
TATA CARA PENARIKAN PINJAMAN DAN/ATAU HIBAH LUAR NEGERITATA CARA PENARIKAN PINJAMAN DAN/ATAU HIBAH LUAR NEGERI
TATA CARA PENARIKAN PINJAMAN DAN/ATAU HIBAH LUAR NEGERI
 
Rangkuman Materi Akuntansi Keuangan Menengah Kas dan Piutang (Cash and Receiv...
Rangkuman Materi Akuntansi Keuangan Menengah Kas dan Piutang (Cash and Receiv...Rangkuman Materi Akuntansi Keuangan Menengah Kas dan Piutang (Cash and Receiv...
Rangkuman Materi Akuntansi Keuangan Menengah Kas dan Piutang (Cash and Receiv...
 
Implikasi Adanya Paket Undang Undang Keuangan Negara
Implikasi Adanya Paket Undang Undang Keuangan NegaraImplikasi Adanya Paket Undang Undang Keuangan Negara
Implikasi Adanya Paket Undang Undang Keuangan Negara
 

Dernier

20230812 - DSLA - Perbandingan KUHP Lama dan Baru.pptx
20230812 - DSLA - Perbandingan KUHP Lama dan Baru.pptx20230812 - DSLA - Perbandingan KUHP Lama dan Baru.pptx
20230812 - DSLA - Perbandingan KUHP Lama dan Baru.pptxahmadrievzqy
 
SNI 5015 2019 estimasi sumerdaya dan cadangan batubara
SNI 5015 2019 estimasi sumerdaya dan cadangan batubaraSNI 5015 2019 estimasi sumerdaya dan cadangan batubara
SNI 5015 2019 estimasi sumerdaya dan cadangan batubarazannialzur
 
hukum Anti korupsi & Pencucian uang studi kasus AKIL MOCHTAR_Kelompok 3.pptx
hukum Anti korupsi & Pencucian uang studi kasus AKIL MOCHTAR_Kelompok 3.pptxhukum Anti korupsi & Pencucian uang studi kasus AKIL MOCHTAR_Kelompok 3.pptx
hukum Anti korupsi & Pencucian uang studi kasus AKIL MOCHTAR_Kelompok 3.pptxmaxandrew9
 
PENGUMUMAN SAYEMBARA MASKOT DAN JINGLE PILKADA DKI JAKARTA.pdf
PENGUMUMAN SAYEMBARA MASKOT DAN JINGLE PILKADA DKI JAKARTA.pdfPENGUMUMAN SAYEMBARA MASKOT DAN JINGLE PILKADA DKI JAKARTA.pdf
PENGUMUMAN SAYEMBARA MASKOT DAN JINGLE PILKADA DKI JAKARTA.pdfCI kumparan
 
Materi negara dan konstitusi materi.pptx
Materi negara dan konstitusi materi.pptxMateri negara dan konstitusi materi.pptx
Materi negara dan konstitusi materi.pptxAchmadHidayaht
 
Pemahaman Mahasiswa Gen Z di Tentang Hubungan Timbal Balik Pemerintah dan Rakyat
Pemahaman Mahasiswa Gen Z di Tentang Hubungan Timbal Balik Pemerintah dan RakyatPemahaman Mahasiswa Gen Z di Tentang Hubungan Timbal Balik Pemerintah dan Rakyat
Pemahaman Mahasiswa Gen Z di Tentang Hubungan Timbal Balik Pemerintah dan Rakyatzidantalfayaed
 

Dernier (6)

20230812 - DSLA - Perbandingan KUHP Lama dan Baru.pptx
20230812 - DSLA - Perbandingan KUHP Lama dan Baru.pptx20230812 - DSLA - Perbandingan KUHP Lama dan Baru.pptx
20230812 - DSLA - Perbandingan KUHP Lama dan Baru.pptx
 
SNI 5015 2019 estimasi sumerdaya dan cadangan batubara
SNI 5015 2019 estimasi sumerdaya dan cadangan batubaraSNI 5015 2019 estimasi sumerdaya dan cadangan batubara
SNI 5015 2019 estimasi sumerdaya dan cadangan batubara
 
hukum Anti korupsi & Pencucian uang studi kasus AKIL MOCHTAR_Kelompok 3.pptx
hukum Anti korupsi & Pencucian uang studi kasus AKIL MOCHTAR_Kelompok 3.pptxhukum Anti korupsi & Pencucian uang studi kasus AKIL MOCHTAR_Kelompok 3.pptx
hukum Anti korupsi & Pencucian uang studi kasus AKIL MOCHTAR_Kelompok 3.pptx
 
PENGUMUMAN SAYEMBARA MASKOT DAN JINGLE PILKADA DKI JAKARTA.pdf
PENGUMUMAN SAYEMBARA MASKOT DAN JINGLE PILKADA DKI JAKARTA.pdfPENGUMUMAN SAYEMBARA MASKOT DAN JINGLE PILKADA DKI JAKARTA.pdf
PENGUMUMAN SAYEMBARA MASKOT DAN JINGLE PILKADA DKI JAKARTA.pdf
 
Materi negara dan konstitusi materi.pptx
Materi negara dan konstitusi materi.pptxMateri negara dan konstitusi materi.pptx
Materi negara dan konstitusi materi.pptx
 
Pemahaman Mahasiswa Gen Z di Tentang Hubungan Timbal Balik Pemerintah dan Rakyat
Pemahaman Mahasiswa Gen Z di Tentang Hubungan Timbal Balik Pemerintah dan RakyatPemahaman Mahasiswa Gen Z di Tentang Hubungan Timbal Balik Pemerintah dan Rakyat
Pemahaman Mahasiswa Gen Z di Tentang Hubungan Timbal Balik Pemerintah dan Rakyat
 

Hukum Perkawinan

  • 1. HUKUM PERKAWINAN 1. Asas Monogami dan Izin Berpoligami dalam Perkawinan KUHP (KUHP) UU No. 1/1974 (UUP)  Ps.27 : suami hanya diperbolehkan mempunyai seorang isteri saja & sebaliknya (asas monogami)  Ps.26 : perkawinan hanya dalam hub.keperdataan  Ps.81 : upacara keagamaan tidak boleh dilangsungkan sebelum diadakan dihadapan Pegawai Catatan Sipil  Perolehan keturunan bukan tujuan perkawinan  Ps.3 (1) : seorang pria hanya boleh mempunyai seorang isteri & sebaliknya (asas monogami)  Perolehan keturunan merupakan tujuan perkawinan  Ps.3 (2) : Pengadilan dapat memberi izin seorang pria beristeri lebih dari seorang apabila dikehendaki oleh pihak2 bersangkutan (izin berpoligami)  Ps.63 : Pengadilan yang dimaksud yaitu Pengadilan Agama dan Pengadilan Umum  Keputusan Pengadilan Agama dikukuhkan Pengadilan Umum  Ps.4 : suami yang akan beristeri banyak wajib mengajukan permohonan kepada Pengadilan (read)  Ps.5 (1) : syarat2 agar dapat mengajukan permohonan di Pengadilan (read)  Ps.5 (2) : persetujuan tidak diperlukan suami bila isteri2nya tidak mungkin dimintai persetujuan / tidak ada kabar dr isterinya sekurang2nya 2th / sebab2 lain yg perlu dinilai hakim  Ps.65 : ketentuan2 suami yg beristeri banyak (read)  Menurut UUP, suami boleh mempunyai isteri banyak asal sesuai dg ketentuan yg berlaku yaitu Ps.3(2), Ps.4, Ps.5, Ps.65  Ps.40 PP No.9/1975 : pengajuan permohonan tertulis kpd Pengadilan bagi suami yg akan beristeri banyak  Ps.41 PP No.9/1975 : pemeriksaan Pengadilan (read)  Ps.42 PP No.9/1975 : pemeriksaan Pengadilan dilakukan oleh Hakim selambat2nya 30hr setelah diterimanya surat permohonan  Ps.43 PP No.9/1975 : Pengadilan memberi izin untuk beristeri banyak  Ps.44 PP No.9/1975 : Pegawai Pencatat dilarang mencatat perkawinan sebelum izin dr Pengadilan
  • 2. 2. Syarat-Syarat Sah Perkawinan KUHP (KUHP) UU No.1/1974 (UUP)  Ps.27 : Asas Monogami  Ps.28 : ada kata sepakat dan kemauan bebas dari pria & wanita  Ps.29 : pria 18th & wanita 15th  Ps.34 : masa tunggu bagi wanita yg bercerai yaitu 300hr sejak bubarnya perkawinan  Ps.35 : anak yg belum dewasa harus mendapat izin kawin dr ortu; Ketentuan2 izin kawin diatur dalam Ps.36, Ps.37, Ps.39, Ps.40, Ps.42 (read)  Ps.30-33 : tidak terkena larangan kawin  Ps.2 : dilakukan menurut hukum masing2 agama & kepercayaannya  Ps.6 (syarat2 perkawinan) :  Persetujuan kedua calon  Yg belum 21th harus mendapat izin ortu  Jika ortu dr salah satu meninggal / tdk mampu menyatakan kehendak, izin dr ortu yg masih hidup / yg mampu menyatakan kehendak. Atau wali / org yg memelihara / keluarga dalam garis keturunan lurus ke atas  Jika ada perbedaan pendapat antara ortu / wali / keluarga dalam garis lurus ke atas maka Pengadilan dapat memberi izin setelah mendengar org2 tsb.  Ketentuan ini berlaku sepanjang hukum masing2 agama & keturunannya tidak menentukan lain  Ps.7 : perkawinan diizinkan bila pria 19th & wanita 16th 3. Larangan Perkawinan KUHP (KUHP) UU No.1/1974 (UUP)  Ps.30 : bertalian keluarga dalam garis keturunan ke atas / bawah / menyamping yaitu saudara laki2 & saudara perempuan  Ps.31 : Ipar, paman / paman ortu, bibi / bibi ortu, anak saudara / cucu saudara  Ps.32 : kawan berzina atas putusan hakim  Ps.33 : mereka yang memperbarui perkawinan setelah pembubaran perkawinan terakhir jika belum lewat 1 tahun  Ps.8, perkawinan dilarang antara 2 org yg:  Berhub. darah dalam garis keturunan lurus ke bawah / atas  Berhub. darah dalam garis keturunan menyamping (antar saudara)  Berhub. semenda (mertua, anak / ibu / bapak tiri, menantu)  Berhub. susuan (ortu susuan, anak susuan, saudara susuan, paman/bibi susuan  Berhub. saudara dg isteri, dalam hal suami beristeri banyak  Mempunyai hub. yg oleh agama / peraturan lain yg berlaku dilarang kawin  Ps.9, org yg terikat perkawinan dilarang kawin lagi, kecuali dalam hal:  Ps.3 (2): mendapat izin dr Pengadilan  Ps.4 (2): isteri tidak dapat menjalankan kewajiban, cacad badan/penyakit, atau tidak dapat melahirkan keturunan  Ps.10 : suami isteri telah cerai 2x tidak dapat melangsungkan perkawinan lagi, sepanjang hukum agama dan kepercayaannya tidak menentukan lain
  • 3. 4. Perjanjian Perkawinan KUHP (KUHP) UU No.1/1974 (UUP)  Ps.58 (1) : janji2 kawin tidak menimbulkan hak untuk menuntut Hakim berlangsungnya perkawinan dan menuntut penggantian biaya, segala persetujuan untuk ganti rugi dalam hal ini adalah batal  Ps.151 : anak yg belum dewasa yg memenuhi syarat unt. kawin, boleh bertindak sendiri dalam perjanjian kawin, asal “dibantu” ortu / org yg harus memberi izin padanya  Ps.147 : perjanjian kawin harus dibuat dg akta notaris  Ps.152 : perjanjian kawin berlaku bagi pihak ketiga sejak hari pendaftaran di Kepaniteraan Pengadilan Negeri  Ps.149 : setelah perkawinan, perjanjian kawin tidak boleh diubah  Ps.139-143 : hal2 yg tidak dapat dimuat dalam perjanjian kawin (hal.43)  Ps.29 :  Sebelum perkawinan mengadakan perjanjian tertulis yg disahkan pegawai pencatatan perkawinan  Perjanjian tidak dapat disahkan jika melanggar batas2 hukum, agama, kesusilaan  Perjanjian berlaku sejak perkawinan dilangsungkan  Selama perkawinan berlangsung, perjanjian tidak dapat dirubah kecuali ada persetujuan untuk merubah dan tidak merugikan pihak ketiga  Perjanjian perkawinan bisa dibuat dg akta otentik / akta dibawah tangan 5. Pemberitahuan, Pencatatan, & Pengumuman Perkawinan KUHP UU No.1/1974  Ps.50 : memberitahukan kehendak kawin kepada Pegawai Catatan Sipil  Ps.51 : pemberitahuan itu oleh Pegawai Catatan Sipil harus dibuat sebuah akta  Ps.52 : sebelum perkawinan, Pegawai Catatan Sipil harus menyelenggarakan pengumuman dg menempelkan surat pengumuman selama 10 hari, pengumuman tidak boleh berlangsung di hari Minggu, Tahun Baru, Paskah, Natal, dan Mikraj (hal.44). Surat di ttd ni Pegawai Catatan Sipil  Ps.53 : jika kedua calon tidak punya tempat tinggal dalam daerah PCS yg sama, maka pengumuman dilakukan oleh PCS tempat tinggal masing2  Ps.57 : pengumuman berlangsung selama 1 bulan, jika tdk ada perkawinan, maka tdk boleh berlangsung lg  Ps.100 : perkawinan dibuktikan dg asas perkawinan  PP No.9/1975,tahap2 pencatatan perkawinan :  Pegawai pencatat perkawinan Ps.2 : selain agama Islam, dilakukan oleh Pegawai Pencatat Perkawinan pada Kantor Catatan Sipil  Pemberitahuan perkawinan Ps.3 : org yg akan kawin memberitahukan kepada Pegawai pencatat. Pemberitahuan dilakukan sekurang2nya 10hari kerja sebelum perkawinan. Pengecualian thd jangka waktu tsb yg disebabkan alasan penting, diberikan Camat atas nama Bupati Ps.4 : pemberitahuan dilakukan secara lisan / tertulis Ps.5 : pemberitahuan memuat (hal.61)  Penelitian oleh pegawai pencatat Ps.6, pegawai pencatat meneliti hal2 sbb.. (hal.62) Ps.7 : apabila terdapat halangan / belum dipenuhinya pernyataan (3-10), segera diberitahukan kepada calon / ortu / wakil  Pengumuman perkawinan Ps.8 : pengumuman pemberitahuan perkawinan dg menempelkan surat yg ditetapkan pada Kantor Pencatatan Perkawinan Ps.9 : pengumuman di ttd ni Pegawai Pencatat dan memuat.. (hal.63)
  • 4.  Tata cara perkawinan Dilangsungkan setelah hari ke-10 sejak pengumuman Ps.10 : tata cara menurut masing2 hukum agama & kepercayaan, dilaksanakan dihadapan pegawai pencatat, & dihadiri 2org saksi Ps.11 : sesudah dilangsungkan perkawinan, kedua mempelai ttd dilanjutkan kedua saksi dan pegawai pencatat, unt. agama Islam ttd oleh wali nikah/yg mewakilinya. Dg penandatanganan akta perkawinan, maka perkawinan tercatat resmi Ps.13 : Akta perkawinan rangkap 2, helai 1 oleh pegawai pencatat, helai 1 lg oleh Panitera Pengadilan. Suami dan isteri masing2 diberikan kutipan akta perkawinan 6. Pelaksanaan Perkawinan KUHP UU No.1/1974  Ps.71 , sebelum melangsungkan perkawinan, PCS meminta supaya diperlihatkan :  Akta kelahiran kedua calon  Akta izin kawin dari PCS  Akta perantaraan Pengadilan Negeri  Jika perkawinan untuk kedua kali, harus ada akta perceraian, akta kematian, turunan izin Hakim untuk kawin  Bukti, pengumuman kawin tanpa pencegahan telah berlangsung ditempat / yg dilakukan telah digugurkan  Dispensasi kawin  Izin bagi perwira dan militer rendahan  Ps.74 : PCS berhak menolak atas kurang lengkapnya surat2, pihak2 yg berkepentingan dapat mengajukan permohonan kepada hakim bahwa surat2 sudah mencukupi  Ps.75 : perkawinan tak boleh dilangsungkan sebelum hari ke-10 setelah pengumuman  Ps.76 : perkawinan harus dilangsungkan di depan umum, dihadapan PCS, dihadiri 2org saksi, mencapai 21th, dan berdiam di Indonesia  Ps.78 : kedua calon menghadap sendiri di muka PCS
  • 5. 7. Pencegahan Perkawinan KUHP UU No.1/1974  Ps.61-65, pihak yg berhak mencegah :  Bapak / ibu  Kakek / nenek  Paman / bibi  Wali / wali pengawas  Pengampu / pengampu pengawas  Saudara  Suami yg sudah cerai sebelum 300hari  Jawatan kejaksaan  Ps.61, alasan2 pencegahan :  Tidak mengindahkan izin kawin dr ortu  Belum mencapai 30th  Salah satu pihak dibawah pengampuan  Salah satu pihak tidak memenuhi syarat2 kawin  Pengumuman kawin tidak telah berlangsung  Ps.66 : pencegahan perkawinan diadili oleh Pengadilan Negeri  Syarat & para pihak yg berhak mencegah perkawinan  Ps.13 : dapat dicegah apabila ada pihak yg tidak memenuhi syarat2  Ps.14 (1), para pihak yg dapat mencegah perkawinan: Keluarga dalam garis keturunan lurus ke atas / bawah, Saudara, Wali nikah, Wali, Pengampu, Pihak2 yg berkepentingan  Ps.14 (2) : yg tsb diatas dapat jg mencegah berlangsungnya perkawinan apabila salah seorang berada dibawah pengampuan, shg mengakibatkan kesengsaraan  Ps.15 : karena perkawinan seseorang terikat dg salah satu dr kedua pihak, dapat mencegah perkawinan baru dg tidak mengurangi ketentuan ps.3 (2) dan ps.4, artinya yg bsgktn tdk dapat mencegah bila perkawinan tsb mendapat izin dr pengadilan  Ps.16 (1) : pejabat yg ditunjuk berkewajiban mencegah berlangsungnya perkawinan apabila..(hal.65)  Pengajuan & pencabutan pencegahan perkawinan  Ps.17 : Pencegahan diajukan kepada Pengadilan, pegawai pencatat perkawinan & calon mempelai  Ps.18 : pencegahan dapat dicabut dg putusan pengadilan/menarik kembali permohonan oleh yg mencegah  Ps.19 : perkawinan tdk dapat dilangsungkan apabila pencegahan belum dicabut  Penolakan perkawinan oleh pegawai pencatat perkawinan  Ps.20 : pegawai pencatat tidak boleh membantu melangsungkan perkawinan bila ada pelanggaran mengenai (hal.65)  Ps.21 : jika pegawai pencatat berpendapat thd perkawinan ada larangan menurut UU, ia akan menolak perkawinan  Para pihak yg perkawinannya ditolak, berhak mengajukan permohonan kepada Pengadilan
  • 6. 8. Pembatalan Perkawinan KUHP UU No.1/1974  Ps.85 : kebatalan hanya dapat dinyatakan Hakim  Ps.86 : kebatalan perkawinan dapat dituntut oleh (hal.47)  Ps.92 : pembatalan yg tidak dilangsungkan di depan PCS/tanpa ada saksi, boleh diminta pembatalan oleh (hal.47)  Ps.93 : larangan thd pihak2 tertentu untuk melakukan pembatalan (hal.47)  Ps.94 : jawatan kejaksaan tdk boleh menuntut pembatalan  Syarat2 & pihak2 yg berhak mengajukan pembatalan  Ps.22 : dibatalkan bila para pihak tidak memenuhi syarat2  Ps.23 : yg dapat mengajukan pembatalan (hal.67)  Ps.24 : karena perkawinan masih terikat dg salah satu dari kedua pihak, dapat mengajukan pembatalan baru  Pengajuan permohonan pembatalan perkawinan  Ps.25 : permohonan pembatalan diajukan kepada Pengadilan  Ps.26 : perkawinan yg dilangsungkan dimuka pegawai pencatat perkawinan yg tdk berwenang, wali nikah tdk sah atau tanpa 2 saksi dapat diminta pembatalan oleh keluarga dalam garis keturunan keatas, jaksa, dan suami/istri. Hak untuk membatalkan gugur bila mereka telah hidup bersama & dapat memperlihatkan akte perkawinan & perkawinan diperbarui  Ps.27 : suami/istri dapat mengajukan permohonan pembatalan apabila .. (hal 67-68)  Ps.38 PP 9/1975 : tata cara pengajuan permohonan pembatalan sesuai dg tata cara pengajuan gugatan perceraian  Saat batalnya perkawinan  Ps.28 : batal dimulai setelah keputusan Pengadilan mempunyai kekuatan hukum yg tetap & berlaku sejak saat berlangsungnya perkawinan (hal.68)  Ps.37 PP 9/1975 : batalnya perkawinan hanya dapat diputuskan Pengadilan 9. Hak & kewajiban suami-isteri KUHP UU No.1/1974  Antara lain sbb: Ps.103 : harus setia & tolong menolong Ps.104 : wajib memelihara & mendidik anaknya Ps.105 (1) : suami adalah kepala dalam persatuan Ps.105 (2) : suami wajib memberi bantuan isteri Ps.105 (3) : suami harus mengurus harta kekayaan pribadi isteri Ps.105 (4) : suami berhak mengurus harta kekayaan bersama Ps.105 (5) : suami tdk boleh memindahtangankan harta kekayaan tak bergerak milik isteri tanpa persetujuan isteri Ps.106 (1) : isteri harus tunduk & patuh kepada suami Ps.106 (2) : isteri wajib tinggal dg suami  Ps.30-34 sbb :  Suami-isteri memikul kewajiban untuk menegakkan RT  Hak & kedudukan istri seimbang dengan suami  Masing2 pihak berhak melakukan perbuatan hukum  Suami kepala keluarga & istri ibu RT  Harus mempunyai tempat kediaman yg tetap  Wajib saling mencintai, menghormati, setia dan memberi bantuan lahir batin  Suami wajib melindungi isterinya & memberikan segala keperluan hidup sesuai kemampuan  Isteri wajib mengatur RT sebaik2nya  Jika melalaikan kewajibannya dapat mengajukan gugatan ke Pengadilan
  • 7. Ps.110 : suami wajib membantu isteri dimuka hakim Ps.118 : isteri berhak membuat surat wasiat tanpa izin suami  Ps.111 : bantuan suami kepada isteri tidak diperlukan apabila: Isteri dituntut dimuka hakim perkara pidana Isteri mengajukan tuntutan perceraian, pemisahan meja & tempat tidur, / pemisahan harta kekayaan 10. Harta Benda dalam Perkawinan KUHP UU No.1/1974  Persatuan harta kekayaan Pengurusan harta kekayaan persatuan  Ps.119 : prinsip harta benda perkawinan adalah bulat  Ps.105 : yg berwenang atas harta benda perkawinan adalah suami sbg kepala perkawinan  Ps.124 (1) : harta persatuan yaitu suami sbg kepala harta persatuan  Ps.124 (2) : suami boleh menjual, memindahtangankan, & membebani harta kekayaan persatuan tanpa campur tangan isteri, kecuali dalam hal (hal.49) Bubarnya harta persatuan  Ps.126, harta kekayaan persatuan bubar karena:  Kematian  Perkawinan baru isteri atas izin hakim  Perceraian  Perpisahan tempat tidur & harta kekayaan  Pemisahan harta kekayaan Alasan-alasan pemisahan harta kekayaan  Ps.186 (1), sepanjang perkawinan isteri berhak memajukan tuntutan kepada Hakim akan pemisahan harta kekayaan, dalam hal sbb (hal.50)  Ps.186 (2) : pemisahan harta kekayaan atas pemufakatan sendiri adalah terlarang  Ps.187 : tuntutan diumumkan dg terang2an Akibat-akibat pemisahan harta kekayaan  Ps.189 : kekuatan putusan pengadilan perihal pemisahan harta kekayaan berlaku surut sampai hari tuntutan diajukan.  Akibat dari pemisahan harta kekayaan sbb:  Ps.193 : isteri wajib memberi sumbangan  Ps.194 : isteri memperoleh kebebasan untuk mengurusi sendiri harta kekayaan & menggunakan barang bergerak atas izin PN  Ps.35 : harta bawaan dari masing2 & yg diperoleh masing2 sebagai hadiah/warisan, adalah dibawah penguasaan masing2  Harta benda perkawinan dalam UUP adalah terpisah  Ps.29 : apabila mau menyimpang dr prinsip harta perkawinan, maka dibuat perjanjian sebelum perkawinan  Ps.36, yg berwenang bertindak atas harta benda perkawinan: Harta bersama, dapat bertindak atas persetujuan kedua pihak Harta bawaan masing2, mempunyai hak sepenuhnya untuk melakukan perbuatan hukum  Ps.37 : jika bercerai, harta bersama diatur dalam hukum masing2
  • 8. Penyatuan kembali harta kekayaan yg sudah dipisah  Dengan persetujuan suami-isteri  Ps.196 : dengan cara memuatkannya dalam akta otentik  Ps.198 : wajib mengumumkan pemulihan kembali dengan terang2an