1. Pengambilan keputusan adalah pekerjaan sehari-hari
dari manajemen sehingga kita perlu mengetahui apakah
pengambilan keputusan itu, bagaimana kita tiba pada
keputusan, apa keputusan itu, tingkat-tingkatnya,
klasifikasinya, dan jenis-jenisnya. Uraian berikutnya akan
membahas masalah-masalah tersebut.
2. 1. Hakikat Pengambilan Keputusan
Robin Hughes dalam prakatanya pada Decision Making
(Audley, et al.,1967), berkesimpilan bahwa karena pengambilan
keputusan terjadi disemua bidang dan tingkat kegiatan serta
pemikiran manusia, maka tidaklah mengherankan bila begitu
banyak disiplin berusaha menganalisis dan membuat
sistematika dari seluruh proses keputusan.
2. Pentingnya Pengambilan Keputusan.
Pentingnya pengambilan keputusan dilihat oleh
Mintzberg (1979) dari segi kekuasaan untuk membuat
keputusan, yaitu apakah mengikuti pola sentralisasi atau
desentralisasi. Berbeda dengan Mintzberg,Weber
(1969)memberi perhatian pada pengambilan keputusan dari
sudut kehadirannya, yaitu tanpa adanya teori pengambilan
keputusan administratif, kita tidak dapat mengerti, apalagi
meramalkan tindakan –tindakan manajemen seihingga kita tidak
dapat menyempurnakan efektivitas manajemen.
3. 3. Apakah Pengambilan Keputusan itu?
Pengambilan keputusan ialah proses memilih sesuatu
alternative cara bertindak dengan metode yang efisien sesuai
situasi.
4. Bagaimana Tiba pada Suatu Keputusan
Ada dua pandangan dalam proses mencapai suatu
keputusan (Brinckloe, et al.,1977) yaitu Optimasi dan
satisficing.
5. Apakah keputusan itu?
a. Pengertian
Morgan dan Cerullo(1984)mendefinisikan keputusan
sebagai “sebuah kesimpulan yang dicapai sesudah dilakukan
pertimbangan, yang terjadi setelah suatu kemungkinan dipilih,
sementara yang lain dikesampingkan
4. b. Unsur Prosedur
Di balik suatu keputusan ada unsur prosedur, yaitu
pertama-tama pembuat keputusan mengidentifikasi masalah,
mengklarifikasi tujuan-tujuan khusus yang diinginkan,
memeriksa berbagai kemungkinan untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan,dan mengakhiri proses itu dengan menetapkan
pilihan bertindak.
c. Alternative dan konsekuensinya
Pada akhirnya dapat dikatakan bahwa setiap keputusan
itu bertolak dari beberapa kemungkinan atau alternative untuk
dipilih. Setiap alternative membawa –konsekuensi-konsekuensi.
Ini berarti, menurut Simon, sejumlah alternative itu berbeda satu
dengan yang lain mengingat perbedaan dari konskuensi-
konsekuensi yang akan ditimbulkan.
5. 6. Tingkat-Tingkat Keputusan
Brinckloe (1977) menawarkan bahwa sebenarnya ada
empat tingkat keputusan, yaitu:
Keputusan otomatis
Keputusan yang berdasar informasih yang diharapkan
Keputusan berdasarkan berbagai pertimbangan
Keputusan berdasarkan ketidakpastian ganda.
7. Klasifikasi Keputusan
a. Struktur
Keputusan umum (generic decisionns)
Keputusan unik(unique decisions)
b. Pembuat keputusan
6. 8. Kategori Keputusan
a. Keputusan representasi
b. Keputusan empiris
c. Keputusan informasi
d. Keputusan eksplorasi
9. Teknik Pengambilan Keputusan
a. Keputusan terprogram
Tradisional:
Kebiasaan
Pekerjaan rutin sehari-hari; prosedur oprasional yang baku
Struktur organisasi; ada harapan bersama; melalui perumusan
sub-sub tujuan; dengan menggunakan saluran informasi yang
terumus dengan jelas.
7. b. Keputusan tidak terprogram
Tradisional:
Heuristic, yaitu mendorong seseorang untuk mencaari dan
menemukan sendiri intuisi, kreativitas;
Rule of thumbs, yaitu suatu prosedur praktis yang tidak
menjamin penyelesaian optimal;
Dengan seleksi dan latihan bagi para eksekutif.
Modern :
Menyelenggarakan pelatihan bagi para pengambil keputusan
Dengan menciptakan program-program computer.
8. 10. Pendekatan Terhadap Pengambilan Keputusan
a. Model Brinckloe
Menurut Brinckloe(1977) seorang eksekutif dapat membuat
keputusan dengan menggunakan satu atau beberapa pendektan sebagai
berikut:
Fakta
Pengalaman
Intuisi
Logika
Analisis sistem
b. Model McGrew
McGrew (1985) hanya melihat adanya tiga pendekatan yaitu :
Proses pengambilan keputusan rasional
Model proses organisasional
Model tawar menawar politik
9. 11. Metode Pengambilan Keputusan
Metode rasional
Metode tawar-menawar incremental
Metode agregatif
Metode keranjang sampah
12. Teori-Teori Pengambilan Keputusan
a. Aliran Birokratik (Bereaucratic School)
b. Aliran manajemen saintifik (Scientific Management School)
c. Aliran hubungan kemanusiaan (Human Relations school)
d. Aliran Rasionalitas Ekonomi (Economic Rationalitiy School)
e. Aliran Satisficing
f. Aliran analisis sistem
10. 13. Pengambilan Keputusan Birokratik
Pengambilan keputusan birokratik menurut Inbar,dilihat
dari sudut proses, dapat dianggap sebagai satu continuum, yaitu
ketika pengambilan keputusan kebijaksaan berada pada ujung
yang satu dan implementasi rutinnya oleh eselon bawah pada
ujung yang.
14. Pengambilan Keputusan Etis
a. Etika manajemen
b. Etika dan eksekutif
11. 15. Penyelesaian Masalah dan Pengambilan Keputusan
Sering kali orang sulit membedakan antara
penyelesaian masalah dengan pengambilan keputusan.
Perbedaan keduanya terletak pada “hasil”nya.penyelesaian
masalah adalah pemikiran yang akhirnya bermuara pada
hasil berupa penyelesaian kesengajaan antara performance
yang diinginkan dan performance yang menjadi kenyataan.
Lain halnya dengan “pengambilan keputusan” karena
dalam hal ini pengambilan keputusan adalah pemikiran
yang menghasilkan “pilihan” (choice)dari beberapa
alternative bertindak.sebaliknya pilihan itu terjadi dalam
proses penyelesaian masalah karena dalam menyelesaiakan
sauatu masalah, setiap langkah yang ditempuh mencakup
aspek pengambilan keputusan.
12. 16. Pendekatan terhadap Problem Solving
Pendekatan saintifik, secara ideal, memuat beberapa
pedoman penting antara lain:
a. Prosedur saintifik harus diketahui umum
b. Definisi dan rumusan masalah harus tepat dan persis
c. Koleksi data harus objektif
d. muan harus dapat dipakai berulang kali
e. Pendekatan harus sistematik dan komulatif
f. Hasil kesemuanya berupa “axplanation’understanding and
prediction”.
13. 17. Model penyelesaian masalah kreatif dari Osborn-Parnes
Salah satu model penyelesaian masalah yang cukup menarik ialah
model Osborn-Parnes, lazim disebut Osborn-Parnes Creative Solving(Van
Gundy, 1987) atau disingkat “Model CPS”. Model ini diciptakan peratama
kali oleh Alex F.Born tahun 1953, kemudian disempurnakan oleh Sidney
J.Parnes tahun 1953 dengan menggabungkan pemikiran analitik dan intuitif
dalam usaha menyelesaikn suatu masalah. Model ini tepat untuk
menyelesaikan masalah yang rumit,ill-structured problems, dank arena itu
sering dipakai dalam kelompok dengan memakai enam lamgkah yaitu:
a. Objective-finding
b. Fact – finding
c. Problem – finding
d. Idea – finding
e. olution – finding
f. Acceptance – finding