1. HAMA :
Semua gol hewan/binatang dalam suatu komunitas
(populasi) yang dalam aktivitas hidupnya selalu dapat
menimbulkan kerugian ekonomis bagi pemenuhan
kehidupan manusia (papan, sandang dan pangan)
2. 1) MOLLUSCA,
2) VERTEBRATA
1) MAMALIA (Tikus, Tupai dan
Bajing, DLL)
2) AVES (Burung)
3) ARTHROPODA
a) TUNGAU (Mites)
b) SERANGGA (Insecta)
3. 1) FILUM MOLLUSCA
KLAS: GASTROPODA
CIRI-CIRI:
Tubuh bersifat lunak dan dapat ditarik masuk
ke dalam cangkang apabila mempunyai
cangkang
Kaki terletak di bagian ventral digunakan untuk
merayap (kaki perut)
Terdapat dua ps. Tentakel yang dapat
diperpanjang dan ditarik kembali. Pada ujung
posteriornya terdapat mata.
Mulut pada bagian anterior dilengkapi dengan
gigi parut
Sistem reproduksi bersifat hermaprodit
7. • Jumlah anak tikus/induk 6-18 ekor, rerata 12 ekor
• musim hujan, untuk peranakan pertama. Peranakan
• ke 2-6 dengan rata-rata 8 ekor. Peranakan ke 7 dan seterusnya,
jumlah anak menurun mencapai 2-6 ekor, dengan rata-rata 4 ekor.
• Interval antar peranakan adalah 30-50 hari dalam kondisi normal. Sex
ratio 1:3
• Pada satu musim tanam, tikus betina dapat melahirkan 2-3 kali,
sehingga satu induk mampu menghasilkan sampai 100 ekor tikus,
sehingga populasi akan bertambah cepat meningkatnya. Tikus betina
terjadi cepat, yaitu pada umur 40 hari sudah siap kawin dan dapat
bunting. Masa kehamilan mencapai 19-23 hari, dengan rata-rata 21
hari. Tikus jantan lebih lambat menjadi dewasa daripada betinanya,
yaitu pada umur 60 hari. Lama hidup tikus sekitar 8 bulan.
Bulan induk Betina Jantan Total
1 1 8 3 12
2 8 64 32 96
3 64 512 256 768
Total 876
1 ekor 8 bulan =3.295.092 ekor
9. 1. Tupai (treeshrew)
ordo Rodentia, famili
Tupaiidae,dan Ptilocercidae
pemakan serangga, dll
Tupai mempunyai moncong
sangat panjang (bagian muka,
mulut dan hidung)
Warna kelabu sampai hitam
Indonesia Tupai terbesar di dunia, dari 20 spesies Tupai yang ada di
dunia, 12 diantaranya dipunyai oleh Indonesia, yaitu diantaranya :
Tupai ekor-kecil (Dendrogale melanura) Kalimantan; Tupai mentawai
(Tupaia chrysogaster) endemik Mentawai; Tupai kekes (Tupaia javanica).
Sumatra, Nias, Jawa dan Bali. dst
10.
11. • Bajing kelapa aktif di siang hari (diurnal).
Seperti namanya, bajing ini sering
ditemukan berkeliaran di cabang dan
ranting pohon, atau melompat di antara
pelepah daun di kebun-kebun kelapa dan
juga kebun-kebun lainnya. Ia melubangi dan
memakan buah kelapa, yang muda maupun
yang tua, dan menjadi hama kebun yang
cukup serius. Di samping itu, bajing kelapa
juga memakan berbagai aneka buah, pucuk,
dan aneka serangga yang ditemuinya.
Dilaporkan pula bahwa bajing ini kadang-
kadang merusak kulit ranting karet untuk
menjilati getahnya.
13. • Bajing terdiri atas 51 genus dan 278
spesies (jenis). Beberapa jenis Bajing
yang terdapat di Indonesia antara lain:
– Callosciurrus notatus (Bajing Kelapa)
– Callosciurrus nigrovittatus (Bajing
Hitam)
– Callosciurrus prevostii (Bajing Tiga
Warna)
– Lomys horsfield (Bajing Terbang Ekor
Merah)
14.
15. Ordo : Chriroptera
Kalong (Pteropus
vampyrus)/Flying fox
Keluarga dari Codot dan kelelawar
Makan Buah yg masak
d. Hama Kalong/Codot
19. CIRI-CIRI:
a. Kaki 4 pasang
b. Tubuh terbagi 2: cephalothorax & abdomen
c. Tidak bersayap, memiliki alat tambahan
berupa sepasang celicere & pedipalpus
Contoh :
Tetranichus bimaculatus (tungau merah).
Menyerang daun sehingga menimbulkan becak
kuning kecoklatan, karena cairan sel daun
dihisap.
20.
21.
22. SERANGGA HAMA
KLAS:INSECTA (HEKSAPODA)
CIRI-CIRI:
a. Kaki 3 pasang ( Setuap Ruas Toraks)
b. Tubuh terbagi 3: kepala, toraks, abdomen
c. Sayap: 2 ps, 1 ps atau tidak ada
d. Antena 1 ps
Beberapa ordo :
1. Orthoptera
2. Hemiptera
3. Coleoptera
4. Lepidoptera
5. Diptera
6. Thysanoptera
7. Isoptera