SlideShare a Scribd company logo
1 of 6
Download to read offline
1
PENGAJIAN AHAD PAGI
MASJID MARGO MULYO
NAGAN TENGAH, PATEHAN, KRATON, YOGYAKARTA
Orang yang “Beruntung dan Rugi”
Banyak orang yang bertanya: “Siapakah orang yang beruntung dan
siapakah orang yang rugi?” Jawabnya tentu saja bergantung pada persepsi
(anggapan) masing-masing orang. Nah, sebagai seorang muslim, dalam
kesempatan ini saya akan menjelaskan siapa saja yang bisa disebut orang
beruntung dan orang yang rugi menurut ajaran Islam.
Siapakah Orang Yang Beruntung?
Dalam QS al-Baqarah – misalnya -- dijelaskan bahwa “orang yang
beruntung (al-Muflih) adalah orang yang beriman kepada perkara ghaib,
mendirikan shalat, menunaikan zakat. Termasuk pula (orang yang) beriman
kepada kitab-kitab yang Allah turunkan”.
Allah berfirman,
ۛۛ
ۖ
“Kitab1
(al-Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang
bertakwa2
, (yaitu) mereka yang beriman3
kepada yang ghaib4
, yang mendirikan
1
Tuhan menamakan al-Quran dengan al-Kitab yang di sini berarti yang
ditulis, sebagai isyarat bahwa al-Quran diperintahkan untuk ditulis.
2
Takwa, yaitu memelihara diri dari siksaan Allah dengan mengikuti segala
perintah-perintah-Nya; dan menjauhi segala larangan-larangan-Nya; (dan) tidak
cukup diartikan dengan ‘takut’ saja.
3
Iman ialah: “Kepercayaan yang teguh yang disertai dengan ketundukan
dan penyerahan jiwa. tanda-tanda adanya iman ialah mengerjakan apa yang
dikehendaki oleh iman itu.”
2
shalat5
, dan menafkahkan sebahagian rezeki6
yang Kami anugerahkan kepada
mereka. Dan mereka yang beriman kepada kitab (al-Quran) yang telah diturunkan
kepadamu dan Kitab-kitab yang telah diturunkan sebelummu7
, serta mereka yakin
akan adanya (kehidupan) akherat8
. Mereka itulah yang tetap mendapat petunjuk dari
Tuhan mereka, dan merekalah orang-orang yang beruntung9
.” (QS al-Baqarah/2:
2-5)
Dalam sebuah hadits dijelaskan: ”Orang yang beruntung adalah
orang yang bersyukur atas nikmat Allah dan bersabar atas ujian Allah.”
Sebagaimana sabda Rasulullah SAW,
4
Yang ghaib ialah: “Yang tak dapat ditangkap oleh pancaindera. percaya
kepada yang ghaib yaitu, mengi'tikadkan (meyakini) adanya sesuatu yang maujud (ada)
yang tidak dapat ditangkap oleh pancaindera, karena ada dalil yang menunjukkan
kepada adanya, seperti: adanya Allah, malaikat-malaikat, hari akhirat dan sebagainya.
5
Shalat menurut bahasa 'Arab: “Doa.” Menurut istilah syara' ialah: “ibadah
yang sudah dikenal, yang dimulai dengan takbir dan disudahi dengan salam, yang
dikerjakan untuk membuktikan pengabdian dan kerendahan diri kepada Allah.
Mendirikan shalat ialah menunaikannya dengan teratur, dengan melangkapi syarat-
syarat, rukun-rukun dan adab-adabnya, baik yang lahir ataupun yang batin, seperti
khusyu', memperhatikan apa yang dibaca dan sebagainya.
6
Rezeki: “Segala yang dapat diambil manfaatnya”. Menafkahkan sebagian
rezeki, ialah: “Memberikan sebagian dari harta yang telah direzekikan oleh Tuhan
kepada orang-orang yang disyari'atkan oleh agama memberinya, seperti orang-orang
fakir, orang-orang miskin, kaum kerabat, anak-anak yatim dan lain-lain.
7
Kitab-Kitab yang telah diturunkan sebelum Muhammad s.a.w. ialah
Kitab-kitab yang diturunkan sebelum al-Quran, seperti: “Taurat, Zabur, Injil dan
Shuhuf-Shuhuf yang tersebut dalam al-Quran yang diturunkan kepada Para rasul.”
Allah menurunkan kitab kepada Rasul ialah dengan memberikan wahyu kepada Jibril
a.s., lalu Jibril menyampaikannya kepada para rasul.
8
Yakin ialah: “Kepercayaan yang kuat dengan tidak dicampuri keraguan
sedikit pun. Akherat lawan dunia. Kehidupan akherat ialah: “Kehidupan sesudah
dunia berakhir. Yakin akan adanya kehidupan akhirat ialah: “Benar-benar percaya
akan adanya kehidupan sesudah dunia berakhir. “
9
Ialah: “Orang-orang yang mendapat apa-apa yang dimohonkannya kepada
Allah sesudah mengusahakannya.”
3
“Sungguh menakjubkan keadaan orang yang beriman, segala urusan baginya selalu
baik. Dan hal itu tidak akan terjadi kecuali pada orang yang beriman; jika dia
mendapat kesenangan dia bersyukur, dan hal itu baik baginya. Dan apabila tertimpa
kesulitan dia bersabar dan kesabaran itu baik pula baginya.” (Hadits Riwayat
Muslim dari Shuhaib, Shahîh Muslim, juz VIII, hal. 227, hadits no. 7692)
Siapakah Orang Yang Rugi?
Sementara itu, tentang siapa orang-orang yang rugi, bisa kita simak
penjelasannya – misalnya – pada QS al-Kahfi/18: 103-106,
﴿
‫ا‬
‫اًل‬َ‫م‬
ْ
‫ع‬
َ
‫أ‬ َ‫ين‬ِ
َ‫َس‬
ْ
‫خ‬
َ ْ
‫اْل‬ِ‫ب‬ ‫م‬
ُ
‫ك‬ُ‫ئ‬ّ
ِ‫ب‬
َ
‫ن‬
ُ
‫ن‬
ْ
‫ل‬
َ
‫ه‬
ْ
‫ل‬
ُ
‫ق‬٣٠١
‫ذ‬
‫ل‬
َ
‫ض‬ َ‫ين‬ِ
‫ذ‬
‫اَّل‬ ﴾ِ‫ِف‬ ْ‫م‬ُ‫ه‬ُ‫ي‬
ْ
‫ع‬َ‫س‬
﴿ ‫ا‬‫ا‬‫ع‬
ْ
‫ن‬ ُ‫ص‬
َ
‫ون‬ُ‫ن‬ ِ‫س‬
ْ ُ
‫َي‬ ْ‫م‬ُ‫ه‬
‫ذ‬
‫ن‬
َ
‫أ‬
َ
‫ون‬ُ‫ب‬ َ‫س‬
ْ َ
‫َي‬ ْ‫م‬
ُ
‫ه‬َ‫و‬ ‫ا‬َ‫ي‬
ْ
‫ن‬ُ‫اّدل‬ ِ‫ة‬‫ا‬َ‫ي‬َْ
‫اْل‬٣٠١
َ
‫ك‬ِ‫ئ‬ٰ‫ـ‬
َ
‫ول‬
ُ
‫أ‬ ﴾
ْ‫م‬ُ‫ه‬
َ
‫ل‬ ُ‫يم‬ِ‫ق‬
ُ
‫ن‬
َ
‫َل‬
َ
‫ف‬ ْ‫م‬ُ‫ه‬
ُ
‫ال‬َ‫م‬
ْ
‫ع‬
َ
‫أ‬ ْ‫ت‬ َ‫ط‬ِ‫ب‬َ‫ح‬
َ
‫ف‬ ِ‫ه‬ِ‫ئ‬‫ا‬
َ
‫ق‬ِ‫ل‬َ‫و‬ ْ‫م‬ِ‫ه‬ّ
ِ‫ب‬َ‫ر‬ ِ‫ات‬َ‫آي‬ِ‫ب‬ ‫وا‬ُ‫ر‬
َ
‫ف‬
َ
‫ك‬ َ‫ين‬ِ
‫ذ‬
‫اَّل‬
﴿ ‫ا‬
‫ا‬
‫ن‬ْ‫ز‬َ‫و‬ ِ‫ة‬َ‫ام‬َ‫ي‬ِ‫ق‬
ْ
‫ال‬ َ‫م‬ْ‫و‬َ‫ي‬٣٠١
َ
‫ذ‬ ﴾ََٰ ْ‫م‬
ُ
‫ه‬
ُ
ُ‫ا‬ََََ
َ
‫ك‬ِ‫ل‬‫وا‬
ُ
‫ذ‬
َ ‫ذ‬
‫اَّت‬َ‫و‬ ‫وا‬ُ‫ر‬
َ
‫ف‬
َ
‫ك‬ ‫ا‬َ‫م‬ِ‫ب‬ ُ‫م‬
‫ذ‬
‫ن‬َ‫ه‬
﴿ ‫ا‬‫ا‬‫و‬َُ
ُ
‫ه‬ ِ‫ِل‬ُ‫س‬ُ‫ر‬َ‫و‬ ِ‫اِت‬َ‫آي‬٣٠١﴾
Katakanlah: "Apakah akan Kami beritahukan kepadamu tentang orang-orang yang
paling merugi perbuatannya?" Yaitu orang-orang yang telah sia-sia perbuatannya
dalam kehidupan dunia ini, sedangkan mereka menyangka bahwa mereka berbuat
sebaik-baiknya. Mereka itu orang-orang yang telah kufur terhadap ayat-ayat Tuhan
mereka dan (kufur terhadap) perjumpaan dengan Dia10
, maka hapuslah amalan-
amalan mereka, dan Kami tidak mengadakan suatu penilaian bagi (amalan) mereka
pada hari kiamat. Demikianlah balasan mereka itu neraka Jahannam, disebabkan
kekafiran mereka dan disebabkan mereka menjadikan ayat-ayat-Ku dan rasul-rasul-
Ku sebagai olok-olok.” (QS al-Kahfi/18: 103-106)
Dalam QS al-Kahfi 103-106 tersebut dijelaskan: “Siapa sajakah
orang yang menderita kerugian; yaitu: “Allah menceritakan tentang orang
yang paling rugi semasa hidupnya. Mereka adalah orang yang menyia-
nyiakan semua amal perbuatannya. Mereka menyangka telah banyak
10
Maksudnya: “Tidak beriman kepada pembangkitan di hari kiamat, hisab dan
pembalasan.”
4
berbuat amal kebaikan padahal di akhirat nanti Allah tidak akan
memberikan penilaian pada semua amal kebaikan yang telah mereka
lakukan. Mereka akan dilemparkan kedalam neraka jahanam, dan semua
amal kebaikan yang telah mereka kerjakan tidak memberi manfaat sediki
tpun kepada mereka.
Sementara itu, Rasulullah SAW menjelaskan tentang orang yang
menderita kerugian itu dengan sebutan al-Muflis (Orang yang Bangkrut),
“Bahwa Rasulullah shallallâhu 'alaihi wasallam pernah bertanya kepada para
sahabat: "Tahukah kalian, siapakah orang yang bangkrut itu?" Para sahabat
menjawab; 'Menurut kami, orang yang bangkrut diantara kami adalah orang yang
tidak memiliki uang dan harta kekayaan.' Rasulullah shallallâhu 'alaihi wasallam
bersabda: 'Sesungguhnya umatku yang bangkrut adalah orang yang pada hari
kiamat datang dengan shalat, puasa, dan zakat, tetapi ia selalu mencaci-maki,
menuduh, dan makan harta orang lain serta membunuh dan menyakiti orang lain.
Setelah itu, pahalanya diambil untuk diberikan kepada setiap orang dari mereka
hingga pahalanya habis, sementara tuntutan mereka banyak yang belum terpenuhi.
Selanjutnya, sebagian dosa dari setiap orang dari mereka diambil untuk dibebankan
kepada orang tersebut, hingga akhirnya ia dilemparkan ke neraka.” (Hadits
Riwayat Muslim dari Abu Hurairah, Shahîh Muslim, juz VIII, hal. 18, hadits
no. 6744; dan Hadits Riwayat at-Tirmidzi dari Abu Hurairah, Sunan at-
Tirmidzi, juz IX, hal. 270, hadits no. 2063)
Kesimpulan
Demikianlah penjelasan ringkas tetang siapa orang yang beruntung
dan menderita kerugian, dalam pandangan syariat Islam. Orang yang
beruntung ialah: “Orang yang beriman dan beramal shaleh, dalam kaitannya
dengan kewajibannya kepada Allah dan (kepada) sesama makhluk Allah
(hablun minallâh dan hablun minannâs)” secara utuh (timbal-balik). Sementara
5
itu orang yang menderita kerugian ialah: “Orang yang tidak beriman dan
tidak beramal shaleh dalam kaitannya dengan kewajibannya kepada Allah
dan (kepada) sesama makhluk Allah (hablun minallâh dan hablun minannâs)”
secara utuh (timbal-balik).
Oleh karena itu, marilah kita bangun sikap dan perilaku yang
‘shaleh’ dengan pondasi iman kita yang kokoh, dalam semua aspek
kehidupan (duniawi dan ukhrawi secara utuh), dan jangan sampai kita
terjebak dalam perbuatan maksiat sekecil apa pun karena lemahnya iman
kita.
Ingat, bahwa setan akan selalu menggoda diri kita dari arah mana
pun dengan berbagai cara. Dan mereka (setan) tak akan pernah mengenal
kata putus asa dalam menggoda umat manusia di mana pun dan kapan pun.
Al-‘Ibrah: “Mari Kita Menjadi Orang Yang Beruntung (Arb: al-Muflih, Jw.
‘Wong Bejo’)”
Kita perlu merenungkan kembali makna firman Allah yang
dinyatakan dengan kalimat: "la'allakum tuflihûn", yang terungkap' sebanyak
11 kali di dalam kitab suci al-Quran. Ternyata semuanya bukan tanpa syarat.
(QS al-Baqarah/2: 189; QS Āli ‘Imrân/3: 130; QS Āli ‘Imrân/3: 200; QS al-
Mâidah/5: 35; QS al-Mâidah/5: 90; QS al-Mâidah/5: 100; QS al-A’râf/7:
69; QS al-Anfâl/8: 45; QS al-Hajj/22: 77; QS an-Nûr/24: 31 dan QS al-
Jumu’ah/62: 10)
Keberuntungan, seperti kata sahabat saya -- M. Husaini – dalam
sebuah buku (karya tulis)-nya yang berjudul: “Hidup Bahagia dengan Energi
Positif: Menyingkap Inspirasi Hikmah Keseharian” (Malang: Genius Media,
2014), tidak selalu bermula dari proses yang mudah dan menyenangkan,
apalagi serba kebetulan. Bahkan -- dalam banyak hal - berawal dari proses-
proses yang sangat melelahkan.
 Ada orang yang rumahnya terbakar, tetapi setelah itu berhasil
membangun rumah baru yang jauh lebih megah.
 Ada yang terkena PHK, tetapi setelah itu diterima bekerja di
perusahaan yang lebih bonafide.
 Ada yang gagal mendapatkan seseorang yang sangat dicintai dan
didambakan, setelah 'merasa sangat kecewa, ternyata -- pada akhirnya
-- mendapatkan 'jodoh' atau 'pasangan hidup'' yang jauh lebih setia,
dan bahkan jauh lebih berkualitas.
 Ada yang gagal untuk menembus kampus harapan, ternyata justeru
ujung-ujungnya diterima di kampus yang kelak melambungkan
karirnya.
6
Tetapi, yang terpenting adalah: "jangan pernah bermimpi untuk
mendapatkan keberuntungan apa pun tanpa upaya, karena 'ternyata' orang-
orang yang beruntung itu 'kebanyakan' dari mereka adalah orang-orang yang
sebelumnya telah bekerja keras dengan cucuran keringat dan bahkan 'tetesan
darah pejuang' yang pada akhirnya meraih 'panen besar' karena kerja
kerasnya.
Siapa yang menanam, dialah yang akan mengetam. Siapa yang
menabur beninh dan merawatnya dengan sebaik-baiknya, dialah yang akan
memanen dengan panen yang terbaik.
Untuk menjadi al-muflih (orang yang beruntung atau dalam istilah
Jawa: "Wong Bejo"), kita perlu "bekerja keras, cerdas dan ikhlas". Cobalah
'baca' kembali -- dengan cermat -- makna firman Allah yang berisi kalimat:
"la'allakum tuflihûn". insyâallâh kita akan semakin faham dan selanjutnya
lebih siap, 'mau dan berani' berbuat sesuatu, untuk menjadi orang yang
beruntung (Al-Muflih/‘Wong Bejo’).
Fastabiqul Khairât.
(Dikutip dan diselaraskan dari
http://journalofannisya.blogspot.com/2013/06/orang-yang-beruntung-dan-
orang-yang.html)

More Related Content

What's hot

Menghindari perilaku tindak kekerasan
Menghindari perilaku tindak kekerasanMenghindari perilaku tindak kekerasan
Menghindari perilaku tindak kekerasanFitria Norkomaria
 
Hakikat akhlak
Hakikat akhlakHakikat akhlak
Hakikat akhlakSukrinTaib
 
Tanggungjawab Pemuda Islam Hari Ini
Tanggungjawab Pemuda Islam Hari IniTanggungjawab Pemuda Islam Hari Ini
Tanggungjawab Pemuda Islam Hari IniViolet Virgo
 
Tafsir surat al kautsar
Tafsir surat al kautsarTafsir surat al kautsar
Tafsir surat al kautsarMasher Zen
 
Materi aqidah tujuan hidup manusia
Materi aqidah tujuan hidup manusiaMateri aqidah tujuan hidup manusia
Materi aqidah tujuan hidup manusiaAnas Wibowo
 
4 Tipe Kepribadian Manusia
4 Tipe Kepribadian Manusia4 Tipe Kepribadian Manusia
4 Tipe Kepribadian ManusiaWeka Nonika
 
contoh buku tamu untuk kunjungan dari instansi lain ke instansi kita
contoh buku tamu untuk kunjungan dari instansi lain ke instansi kitacontoh buku tamu untuk kunjungan dari instansi lain ke instansi kita
contoh buku tamu untuk kunjungan dari instansi lain ke instansi kitaAgus Wedi
 
PPT Hari Kiamat - Tugas Agama kelas 9 SMP
PPT Hari Kiamat - Tugas Agama kelas 9 SMPPPT Hari Kiamat - Tugas Agama kelas 9 SMP
PPT Hari Kiamat - Tugas Agama kelas 9 SMPDebby Zalina
 
Pendidikan emosional (hadits tarbawiy)
Pendidikan emosional (hadits tarbawiy)Pendidikan emosional (hadits tarbawiy)
Pendidikan emosional (hadits tarbawiy)Erta Erta
 
M4 Definisi Negara Islam
M4 Definisi Negara IslamM4 Definisi Negara Islam
M4 Definisi Negara Islamcucur
 
01 meyakini-hari-akhir-mengakhiri-kebiasaan-buruk
01 meyakini-hari-akhir-mengakhiri-kebiasaan-buruk01 meyakini-hari-akhir-mengakhiri-kebiasaan-buruk
01 meyakini-hari-akhir-mengakhiri-kebiasaan-burukDidikDidiks
 

What's hot (20)

Ziarah dan Ta'ziyah
Ziarah dan Ta'ziyahZiarah dan Ta'ziyah
Ziarah dan Ta'ziyah
 
Soal akhlaq (madrasah)
Soal akhlaq (madrasah)Soal akhlaq (madrasah)
Soal akhlaq (madrasah)
 
Menghindari perilaku tindak kekerasan
Menghindari perilaku tindak kekerasanMenghindari perilaku tindak kekerasan
Menghindari perilaku tindak kekerasan
 
Iman kepada hari akhir
Iman kepada hari akhirIman kepada hari akhir
Iman kepada hari akhir
 
Iman-kepada-hari-akhir
Iman-kepada-hari-akhirIman-kepada-hari-akhir
Iman-kepada-hari-akhir
 
Hakikat akhlak
Hakikat akhlakHakikat akhlak
Hakikat akhlak
 
Tanggungjawab Pemuda Islam Hari Ini
Tanggungjawab Pemuda Islam Hari IniTanggungjawab Pemuda Islam Hari Ini
Tanggungjawab Pemuda Islam Hari Ini
 
#5b kepribadian muslim
#5b kepribadian muslim#5b kepribadian muslim
#5b kepribadian muslim
 
Misteri s s
Misteri s sMisteri s s
Misteri s s
 
Tafsir surat al kautsar
Tafsir surat al kautsarTafsir surat al kautsar
Tafsir surat al kautsar
 
Materi aqidah tujuan hidup manusia
Materi aqidah tujuan hidup manusiaMateri aqidah tujuan hidup manusia
Materi aqidah tujuan hidup manusia
 
4 Tipe Kepribadian Manusia
4 Tipe Kepribadian Manusia4 Tipe Kepribadian Manusia
4 Tipe Kepribadian Manusia
 
contoh buku tamu untuk kunjungan dari instansi lain ke instansi kita
contoh buku tamu untuk kunjungan dari instansi lain ke instansi kitacontoh buku tamu untuk kunjungan dari instansi lain ke instansi kita
contoh buku tamu untuk kunjungan dari instansi lain ke instansi kita
 
Khutbah arofah
Khutbah arofah Khutbah arofah
Khutbah arofah
 
Hikmah ibadah haji
Hikmah ibadah hajiHikmah ibadah haji
Hikmah ibadah haji
 
PPT Hari Kiamat - Tugas Agama kelas 9 SMP
PPT Hari Kiamat - Tugas Agama kelas 9 SMPPPT Hari Kiamat - Tugas Agama kelas 9 SMP
PPT Hari Kiamat - Tugas Agama kelas 9 SMP
 
Pendidikan emosional (hadits tarbawiy)
Pendidikan emosional (hadits tarbawiy)Pendidikan emosional (hadits tarbawiy)
Pendidikan emosional (hadits tarbawiy)
 
M4 Definisi Negara Islam
M4 Definisi Negara IslamM4 Definisi Negara Islam
M4 Definisi Negara Islam
 
01 meyakini-hari-akhir-mengakhiri-kebiasaan-buruk
01 meyakini-hari-akhir-mengakhiri-kebiasaan-buruk01 meyakini-hari-akhir-mengakhiri-kebiasaan-buruk
01 meyakini-hari-akhir-mengakhiri-kebiasaan-buruk
 
Ghazwul fikri
Ghazwul fikriGhazwul fikri
Ghazwul fikri
 

Similar to Orang Beruntung dan Rugi

Orang yang beruntung dan rugi
Orang yang beruntung dan rugiOrang yang beruntung dan rugi
Orang yang beruntung dan rugiMuhsin Hariyanto
 
Dosa yang harus (segera) dimohonkan ampunan
Dosa yang harus (segera) dimohonkan ampunanDosa yang harus (segera) dimohonkan ampunan
Dosa yang harus (segera) dimohonkan ampunanMuhsin Hariyanto
 
Perbedaan sunni syiah dalam tabel
Perbedaan sunni syiah dalam tabelPerbedaan sunni syiah dalam tabel
Perbedaan sunni syiah dalam tabelEdi Awaludin
 
Membangun sikap khauf dan raja'
Membangun sikap khauf dan raja'Membangun sikap khauf dan raja'
Membangun sikap khauf dan raja'Muhsin Hariyanto
 
bab-3-iman-kepada-hari-akhir-ppt.pptx
bab-3-iman-kepada-hari-akhir-ppt.pptxbab-3-iman-kepada-hari-akhir-ppt.pptx
bab-3-iman-kepada-hari-akhir-ppt.pptxMuhammadLutfi611209
 
Mari kita segera bersedekah
Mari kita segera bersedekahMari kita segera bersedekah
Mari kita segera bersedekahMuhsin Hariyanto
 
E proposal pondok tahfidzul qur'an bakhutma
E proposal pondok tahfidzul qur'an bakhutmaE proposal pondok tahfidzul qur'an bakhutma
E proposal pondok tahfidzul qur'an bakhutmaFori Suwargono
 
Membangun budaya ungguم dan memimpin
Membangun budaya ungguم dan memimpinMembangun budaya ungguم dan memimpin
Membangun budaya ungguم dan memimpinMuhsin Hariyanto
 
33 buletin rabithah-28-mei2010
33 buletin rabithah-28-mei201033 buletin rabithah-28-mei2010
33 buletin rabithah-28-mei2010imuska
 
Solusi Syariah Untuk Bisnis Saat Wabah
Solusi Syariah Untuk Bisnis Saat WabahSolusi Syariah Untuk Bisnis Saat Wabah
Solusi Syariah Untuk Bisnis Saat WabahAnas Wibowo
 
Sunnah nabi muhammad saw
Sunnah nabi muhammad sawSunnah nabi muhammad saw
Sunnah nabi muhammad sawRusli Harby
 
3 wasiat Rasulullah.pdf
3 wasiat Rasulullah.pdf3 wasiat Rasulullah.pdf
3 wasiat Rasulullah.pdfirfantaju
 

Similar to Orang Beruntung dan Rugi (20)

Orang yang beruntung dan rugi
Orang yang beruntung dan rugiOrang yang beruntung dan rugi
Orang yang beruntung dan rugi
 
Al ghurbah (keterasingan)
Al ghurbah (keterasingan)Al ghurbah (keterasingan)
Al ghurbah (keterasingan)
 
Dosa yang harus (segera) dimohonkan ampunan
Dosa yang harus (segera) dimohonkan ampunanDosa yang harus (segera) dimohonkan ampunan
Dosa yang harus (segera) dimohonkan ampunan
 
Al mukhbitun-01
Al mukhbitun-01Al mukhbitun-01
Al mukhbitun-01
 
Zakat, infak dan sedekah
Zakat, infak dan sedekahZakat, infak dan sedekah
Zakat, infak dan sedekah
 
Perbedaan sunni syiah dalam tabel
Perbedaan sunni syiah dalam tabelPerbedaan sunni syiah dalam tabel
Perbedaan sunni syiah dalam tabel
 
Membangun sikap khauf dan raja'
Membangun sikap khauf dan raja'Membangun sikap khauf dan raja'
Membangun sikap khauf dan raja'
 
Keutamaan Sabar
Keutamaan SabarKeutamaan Sabar
Keutamaan Sabar
 
bab-3-iman-kepada-hari-akhir-ppt.pptx
bab-3-iman-kepada-hari-akhir-ppt.pptxbab-3-iman-kepada-hari-akhir-ppt.pptx
bab-3-iman-kepada-hari-akhir-ppt.pptx
 
Mari kita segera bersedekah
Mari kita segera bersedekahMari kita segera bersedekah
Mari kita segera bersedekah
 
E proposal pondok tahfidzul qur'an bakhutma
E proposal pondok tahfidzul qur'an bakhutmaE proposal pondok tahfidzul qur'an bakhutma
E proposal pondok tahfidzul qur'an bakhutma
 
Saatnya menjadi pemenang
Saatnya menjadi pemenangSaatnya menjadi pemenang
Saatnya menjadi pemenang
 
Membangun budaya ungguم dan memimpin
Membangun budaya ungguم dan memimpinMembangun budaya ungguم dan memimpin
Membangun budaya ungguم dan memimpin
 
Asas hidup tauhid
Asas hidup tauhidAsas hidup tauhid
Asas hidup tauhid
 
Tugas uts agama islam 2021
Tugas uts agama islam 2021Tugas uts agama islam 2021
Tugas uts agama islam 2021
 
33 buletin rabithah-28-mei2010
33 buletin rabithah-28-mei201033 buletin rabithah-28-mei2010
33 buletin rabithah-28-mei2010
 
Solusi Syariah Untuk Bisnis Saat Wabah
Solusi Syariah Untuk Bisnis Saat WabahSolusi Syariah Untuk Bisnis Saat Wabah
Solusi Syariah Untuk Bisnis Saat Wabah
 
Sunnah nabi muhammad saw
Sunnah nabi muhammad sawSunnah nabi muhammad saw
Sunnah nabi muhammad saw
 
3 wasiat Rasulullah.pdf
3 wasiat Rasulullah.pdf3 wasiat Rasulullah.pdf
3 wasiat Rasulullah.pdf
 
Mengapa harus mengemis
Mengapa harus mengemisMengapa harus mengemis
Mengapa harus mengemis
 

More from Muhsin Hariyanto

Pembahasan ringkas di seputar fidyah
Pembahasan ringkas di seputar fidyahPembahasan ringkas di seputar fidyah
Pembahasan ringkas di seputar fidyahMuhsin Hariyanto
 
Jangan pernah enggan memahami al quran-01
Jangan pernah enggan memahami al quran-01Jangan pernah enggan memahami al quran-01
Jangan pernah enggan memahami al quran-01Muhsin Hariyanto
 
Istighfar, kunci rizki yang terlupakan
Istighfar, kunci rizki yang terlupakanIstighfar, kunci rizki yang terlupakan
Istighfar, kunci rizki yang terlupakanMuhsin Hariyanto
 
Memahami ikhtilaf mengenai takbir shalat hari raya
Memahami ikhtilaf mengenai takbir shalat hari rayaMemahami ikhtilaf mengenai takbir shalat hari raya
Memahami ikhtilaf mengenai takbir shalat hari rayaMuhsin Hariyanto
 
Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01
Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01
Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01Muhsin Hariyanto
 
10 hal penyebab doa tak terkabul
10 hal penyebab doa tak terkabul10 hal penyebab doa tak terkabul
10 hal penyebab doa tak terkabulMuhsin Hariyanto
 
Inspirasi dari kandang ayam
Inspirasi dari kandang ayamInspirasi dari kandang ayam
Inspirasi dari kandang ayamMuhsin Hariyanto
 
Berbahagialah dengan cara membuang energi negatif dan menabung energi positif
Berbahagialah dengan cara membuang energi negatif dan menabung energi positifBerbahagialah dengan cara membuang energi negatif dan menabung energi positif
Berbahagialah dengan cara membuang energi negatif dan menabung energi positifMuhsin Hariyanto
 

More from Muhsin Hariyanto (20)

Khutbah idul fitri 1436 h
Khutbah idul fitri 1436 hKhutbah idul fitri 1436 h
Khutbah idul fitri 1436 h
 
Pembahasan ringkas di seputar fidyah
Pembahasan ringkas di seputar fidyahPembahasan ringkas di seputar fidyah
Pembahasan ringkas di seputar fidyah
 
Jangan pernah enggan memahami al quran-01
Jangan pernah enggan memahami al quran-01Jangan pernah enggan memahami al quran-01
Jangan pernah enggan memahami al quran-01
 
Istighfar, kunci rizki yang terlupakan
Istighfar, kunci rizki yang terlupakanIstighfar, kunci rizki yang terlupakan
Istighfar, kunci rizki yang terlupakan
 
Etika dalam berdoa
Etika dalam berdoaEtika dalam berdoa
Etika dalam berdoa
 
Memahami ikhtilaf mengenai takbir shalat hari raya
Memahami ikhtilaf mengenai takbir shalat hari rayaMemahami ikhtilaf mengenai takbir shalat hari raya
Memahami ikhtilaf mengenai takbir shalat hari raya
 
Manajemen syahwat
Manajemen syahwatManajemen syahwat
Manajemen syahwat
 
Manajemen syahwat
Manajemen syahwatManajemen syahwat
Manajemen syahwat
 
Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01
Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01
Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01
 
10 hal penyebab doa tak terkabul
10 hal penyebab doa tak terkabul10 hal penyebab doa tak terkabul
10 hal penyebab doa tak terkabul
 
Khitan bagi wanita (01)
Khitan bagi wanita (01)Khitan bagi wanita (01)
Khitan bagi wanita (01)
 
Strategi dakwah
Strategi dakwahStrategi dakwah
Strategi dakwah
 
Sukses karena kerja keras
Sukses karena kerja kerasSukses karena kerja keras
Sukses karena kerja keras
 
Opini dul
Opini   dulOpini   dul
Opini dul
 
Inspirasi dari kandang ayam
Inspirasi dari kandang ayamInspirasi dari kandang ayam
Inspirasi dari kandang ayam
 
Tentang diri saya
Tentang diri sayaTentang diri saya
Tentang diri saya
 
Berbahagialah dengan cara membuang energi negatif dan menabung energi positif
Berbahagialah dengan cara membuang energi negatif dan menabung energi positifBerbahagialah dengan cara membuang energi negatif dan menabung energi positif
Berbahagialah dengan cara membuang energi negatif dan menabung energi positif
 
Ketika kita gagal
Ketika kita gagalKetika kita gagal
Ketika kita gagal
 
Jadilah diri sendiri!
Jadilah diri sendiri!Jadilah diri sendiri!
Jadilah diri sendiri!
 
Gatotkaca winisuda
Gatotkaca winisudaGatotkaca winisuda
Gatotkaca winisuda
 

Orang Beruntung dan Rugi

  • 1. 1 PENGAJIAN AHAD PAGI MASJID MARGO MULYO NAGAN TENGAH, PATEHAN, KRATON, YOGYAKARTA Orang yang “Beruntung dan Rugi” Banyak orang yang bertanya: “Siapakah orang yang beruntung dan siapakah orang yang rugi?” Jawabnya tentu saja bergantung pada persepsi (anggapan) masing-masing orang. Nah, sebagai seorang muslim, dalam kesempatan ini saya akan menjelaskan siapa saja yang bisa disebut orang beruntung dan orang yang rugi menurut ajaran Islam. Siapakah Orang Yang Beruntung? Dalam QS al-Baqarah – misalnya -- dijelaskan bahwa “orang yang beruntung (al-Muflih) adalah orang yang beriman kepada perkara ghaib, mendirikan shalat, menunaikan zakat. Termasuk pula (orang yang) beriman kepada kitab-kitab yang Allah turunkan”. Allah berfirman, ۛۛ ۖ “Kitab1 (al-Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa2 , (yaitu) mereka yang beriman3 kepada yang ghaib4 , yang mendirikan 1 Tuhan menamakan al-Quran dengan al-Kitab yang di sini berarti yang ditulis, sebagai isyarat bahwa al-Quran diperintahkan untuk ditulis. 2 Takwa, yaitu memelihara diri dari siksaan Allah dengan mengikuti segala perintah-perintah-Nya; dan menjauhi segala larangan-larangan-Nya; (dan) tidak cukup diartikan dengan ‘takut’ saja. 3 Iman ialah: “Kepercayaan yang teguh yang disertai dengan ketundukan dan penyerahan jiwa. tanda-tanda adanya iman ialah mengerjakan apa yang dikehendaki oleh iman itu.”
  • 2. 2 shalat5 , dan menafkahkan sebahagian rezeki6 yang Kami anugerahkan kepada mereka. Dan mereka yang beriman kepada kitab (al-Quran) yang telah diturunkan kepadamu dan Kitab-kitab yang telah diturunkan sebelummu7 , serta mereka yakin akan adanya (kehidupan) akherat8 . Mereka itulah yang tetap mendapat petunjuk dari Tuhan mereka, dan merekalah orang-orang yang beruntung9 .” (QS al-Baqarah/2: 2-5) Dalam sebuah hadits dijelaskan: ”Orang yang beruntung adalah orang yang bersyukur atas nikmat Allah dan bersabar atas ujian Allah.” Sebagaimana sabda Rasulullah SAW, 4 Yang ghaib ialah: “Yang tak dapat ditangkap oleh pancaindera. percaya kepada yang ghaib yaitu, mengi'tikadkan (meyakini) adanya sesuatu yang maujud (ada) yang tidak dapat ditangkap oleh pancaindera, karena ada dalil yang menunjukkan kepada adanya, seperti: adanya Allah, malaikat-malaikat, hari akhirat dan sebagainya. 5 Shalat menurut bahasa 'Arab: “Doa.” Menurut istilah syara' ialah: “ibadah yang sudah dikenal, yang dimulai dengan takbir dan disudahi dengan salam, yang dikerjakan untuk membuktikan pengabdian dan kerendahan diri kepada Allah. Mendirikan shalat ialah menunaikannya dengan teratur, dengan melangkapi syarat- syarat, rukun-rukun dan adab-adabnya, baik yang lahir ataupun yang batin, seperti khusyu', memperhatikan apa yang dibaca dan sebagainya. 6 Rezeki: “Segala yang dapat diambil manfaatnya”. Menafkahkan sebagian rezeki, ialah: “Memberikan sebagian dari harta yang telah direzekikan oleh Tuhan kepada orang-orang yang disyari'atkan oleh agama memberinya, seperti orang-orang fakir, orang-orang miskin, kaum kerabat, anak-anak yatim dan lain-lain. 7 Kitab-Kitab yang telah diturunkan sebelum Muhammad s.a.w. ialah Kitab-kitab yang diturunkan sebelum al-Quran, seperti: “Taurat, Zabur, Injil dan Shuhuf-Shuhuf yang tersebut dalam al-Quran yang diturunkan kepada Para rasul.” Allah menurunkan kitab kepada Rasul ialah dengan memberikan wahyu kepada Jibril a.s., lalu Jibril menyampaikannya kepada para rasul. 8 Yakin ialah: “Kepercayaan yang kuat dengan tidak dicampuri keraguan sedikit pun. Akherat lawan dunia. Kehidupan akherat ialah: “Kehidupan sesudah dunia berakhir. Yakin akan adanya kehidupan akhirat ialah: “Benar-benar percaya akan adanya kehidupan sesudah dunia berakhir. “ 9 Ialah: “Orang-orang yang mendapat apa-apa yang dimohonkannya kepada Allah sesudah mengusahakannya.”
  • 3. 3 “Sungguh menakjubkan keadaan orang yang beriman, segala urusan baginya selalu baik. Dan hal itu tidak akan terjadi kecuali pada orang yang beriman; jika dia mendapat kesenangan dia bersyukur, dan hal itu baik baginya. Dan apabila tertimpa kesulitan dia bersabar dan kesabaran itu baik pula baginya.” (Hadits Riwayat Muslim dari Shuhaib, Shahîh Muslim, juz VIII, hal. 227, hadits no. 7692) Siapakah Orang Yang Rugi? Sementara itu, tentang siapa orang-orang yang rugi, bisa kita simak penjelasannya – misalnya – pada QS al-Kahfi/18: 103-106, ﴿ ‫ا‬ ‫اًل‬َ‫م‬ ْ ‫ع‬ َ ‫أ‬ َ‫ين‬ِ َ‫َس‬ ْ ‫خ‬ َ ْ ‫اْل‬ِ‫ب‬ ‫م‬ ُ ‫ك‬ُ‫ئ‬ّ ِ‫ب‬ َ ‫ن‬ ُ ‫ن‬ ْ ‫ل‬ َ ‫ه‬ ْ ‫ل‬ ُ ‫ق‬٣٠١ ‫ذ‬ ‫ل‬ َ ‫ض‬ َ‫ين‬ِ ‫ذ‬ ‫اَّل‬ ﴾ِ‫ِف‬ ْ‫م‬ُ‫ه‬ُ‫ي‬ ْ ‫ع‬َ‫س‬ ﴿ ‫ا‬‫ا‬‫ع‬ ْ ‫ن‬ ُ‫ص‬ َ ‫ون‬ُ‫ن‬ ِ‫س‬ ْ ُ ‫َي‬ ْ‫م‬ُ‫ه‬ ‫ذ‬ ‫ن‬ َ ‫أ‬ َ ‫ون‬ُ‫ب‬ َ‫س‬ ْ َ ‫َي‬ ْ‫م‬ ُ ‫ه‬َ‫و‬ ‫ا‬َ‫ي‬ ْ ‫ن‬ُ‫اّدل‬ ِ‫ة‬‫ا‬َ‫ي‬َْ ‫اْل‬٣٠١ َ ‫ك‬ِ‫ئ‬ٰ‫ـ‬ َ ‫ول‬ ُ ‫أ‬ ﴾ ْ‫م‬ُ‫ه‬ َ ‫ل‬ ُ‫يم‬ِ‫ق‬ ُ ‫ن‬ َ ‫َل‬ َ ‫ف‬ ْ‫م‬ُ‫ه‬ ُ ‫ال‬َ‫م‬ ْ ‫ع‬ َ ‫أ‬ ْ‫ت‬ َ‫ط‬ِ‫ب‬َ‫ح‬ َ ‫ف‬ ِ‫ه‬ِ‫ئ‬‫ا‬ َ ‫ق‬ِ‫ل‬َ‫و‬ ْ‫م‬ِ‫ه‬ّ ِ‫ب‬َ‫ر‬ ِ‫ات‬َ‫آي‬ِ‫ب‬ ‫وا‬ُ‫ر‬ َ ‫ف‬ َ ‫ك‬ َ‫ين‬ِ ‫ذ‬ ‫اَّل‬ ﴿ ‫ا‬ ‫ا‬ ‫ن‬ْ‫ز‬َ‫و‬ ِ‫ة‬َ‫ام‬َ‫ي‬ِ‫ق‬ ْ ‫ال‬ َ‫م‬ْ‫و‬َ‫ي‬٣٠١ َ ‫ذ‬ ﴾ََٰ ْ‫م‬ ُ ‫ه‬ ُ ُ‫ا‬ََََ َ ‫ك‬ِ‫ل‬‫وا‬ ُ ‫ذ‬ َ ‫ذ‬ ‫اَّت‬َ‫و‬ ‫وا‬ُ‫ر‬ َ ‫ف‬ َ ‫ك‬ ‫ا‬َ‫م‬ِ‫ب‬ ُ‫م‬ ‫ذ‬ ‫ن‬َ‫ه‬ ﴿ ‫ا‬‫ا‬‫و‬َُ ُ ‫ه‬ ِ‫ِل‬ُ‫س‬ُ‫ر‬َ‫و‬ ِ‫اِت‬َ‫آي‬٣٠١﴾ Katakanlah: "Apakah akan Kami beritahukan kepadamu tentang orang-orang yang paling merugi perbuatannya?" Yaitu orang-orang yang telah sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia ini, sedangkan mereka menyangka bahwa mereka berbuat sebaik-baiknya. Mereka itu orang-orang yang telah kufur terhadap ayat-ayat Tuhan mereka dan (kufur terhadap) perjumpaan dengan Dia10 , maka hapuslah amalan- amalan mereka, dan Kami tidak mengadakan suatu penilaian bagi (amalan) mereka pada hari kiamat. Demikianlah balasan mereka itu neraka Jahannam, disebabkan kekafiran mereka dan disebabkan mereka menjadikan ayat-ayat-Ku dan rasul-rasul- Ku sebagai olok-olok.” (QS al-Kahfi/18: 103-106) Dalam QS al-Kahfi 103-106 tersebut dijelaskan: “Siapa sajakah orang yang menderita kerugian; yaitu: “Allah menceritakan tentang orang yang paling rugi semasa hidupnya. Mereka adalah orang yang menyia- nyiakan semua amal perbuatannya. Mereka menyangka telah banyak 10 Maksudnya: “Tidak beriman kepada pembangkitan di hari kiamat, hisab dan pembalasan.”
  • 4. 4 berbuat amal kebaikan padahal di akhirat nanti Allah tidak akan memberikan penilaian pada semua amal kebaikan yang telah mereka lakukan. Mereka akan dilemparkan kedalam neraka jahanam, dan semua amal kebaikan yang telah mereka kerjakan tidak memberi manfaat sediki tpun kepada mereka. Sementara itu, Rasulullah SAW menjelaskan tentang orang yang menderita kerugian itu dengan sebutan al-Muflis (Orang yang Bangkrut), “Bahwa Rasulullah shallallâhu 'alaihi wasallam pernah bertanya kepada para sahabat: "Tahukah kalian, siapakah orang yang bangkrut itu?" Para sahabat menjawab; 'Menurut kami, orang yang bangkrut diantara kami adalah orang yang tidak memiliki uang dan harta kekayaan.' Rasulullah shallallâhu 'alaihi wasallam bersabda: 'Sesungguhnya umatku yang bangkrut adalah orang yang pada hari kiamat datang dengan shalat, puasa, dan zakat, tetapi ia selalu mencaci-maki, menuduh, dan makan harta orang lain serta membunuh dan menyakiti orang lain. Setelah itu, pahalanya diambil untuk diberikan kepada setiap orang dari mereka hingga pahalanya habis, sementara tuntutan mereka banyak yang belum terpenuhi. Selanjutnya, sebagian dosa dari setiap orang dari mereka diambil untuk dibebankan kepada orang tersebut, hingga akhirnya ia dilemparkan ke neraka.” (Hadits Riwayat Muslim dari Abu Hurairah, Shahîh Muslim, juz VIII, hal. 18, hadits no. 6744; dan Hadits Riwayat at-Tirmidzi dari Abu Hurairah, Sunan at- Tirmidzi, juz IX, hal. 270, hadits no. 2063) Kesimpulan Demikianlah penjelasan ringkas tetang siapa orang yang beruntung dan menderita kerugian, dalam pandangan syariat Islam. Orang yang beruntung ialah: “Orang yang beriman dan beramal shaleh, dalam kaitannya dengan kewajibannya kepada Allah dan (kepada) sesama makhluk Allah (hablun minallâh dan hablun minannâs)” secara utuh (timbal-balik). Sementara
  • 5. 5 itu orang yang menderita kerugian ialah: “Orang yang tidak beriman dan tidak beramal shaleh dalam kaitannya dengan kewajibannya kepada Allah dan (kepada) sesama makhluk Allah (hablun minallâh dan hablun minannâs)” secara utuh (timbal-balik). Oleh karena itu, marilah kita bangun sikap dan perilaku yang ‘shaleh’ dengan pondasi iman kita yang kokoh, dalam semua aspek kehidupan (duniawi dan ukhrawi secara utuh), dan jangan sampai kita terjebak dalam perbuatan maksiat sekecil apa pun karena lemahnya iman kita. Ingat, bahwa setan akan selalu menggoda diri kita dari arah mana pun dengan berbagai cara. Dan mereka (setan) tak akan pernah mengenal kata putus asa dalam menggoda umat manusia di mana pun dan kapan pun. Al-‘Ibrah: “Mari Kita Menjadi Orang Yang Beruntung (Arb: al-Muflih, Jw. ‘Wong Bejo’)” Kita perlu merenungkan kembali makna firman Allah yang dinyatakan dengan kalimat: "la'allakum tuflihûn", yang terungkap' sebanyak 11 kali di dalam kitab suci al-Quran. Ternyata semuanya bukan tanpa syarat. (QS al-Baqarah/2: 189; QS Āli ‘Imrân/3: 130; QS Āli ‘Imrân/3: 200; QS al- Mâidah/5: 35; QS al-Mâidah/5: 90; QS al-Mâidah/5: 100; QS al-A’râf/7: 69; QS al-Anfâl/8: 45; QS al-Hajj/22: 77; QS an-Nûr/24: 31 dan QS al- Jumu’ah/62: 10) Keberuntungan, seperti kata sahabat saya -- M. Husaini – dalam sebuah buku (karya tulis)-nya yang berjudul: “Hidup Bahagia dengan Energi Positif: Menyingkap Inspirasi Hikmah Keseharian” (Malang: Genius Media, 2014), tidak selalu bermula dari proses yang mudah dan menyenangkan, apalagi serba kebetulan. Bahkan -- dalam banyak hal - berawal dari proses- proses yang sangat melelahkan.  Ada orang yang rumahnya terbakar, tetapi setelah itu berhasil membangun rumah baru yang jauh lebih megah.  Ada yang terkena PHK, tetapi setelah itu diterima bekerja di perusahaan yang lebih bonafide.  Ada yang gagal mendapatkan seseorang yang sangat dicintai dan didambakan, setelah 'merasa sangat kecewa, ternyata -- pada akhirnya -- mendapatkan 'jodoh' atau 'pasangan hidup'' yang jauh lebih setia, dan bahkan jauh lebih berkualitas.  Ada yang gagal untuk menembus kampus harapan, ternyata justeru ujung-ujungnya diterima di kampus yang kelak melambungkan karirnya.
  • 6. 6 Tetapi, yang terpenting adalah: "jangan pernah bermimpi untuk mendapatkan keberuntungan apa pun tanpa upaya, karena 'ternyata' orang- orang yang beruntung itu 'kebanyakan' dari mereka adalah orang-orang yang sebelumnya telah bekerja keras dengan cucuran keringat dan bahkan 'tetesan darah pejuang' yang pada akhirnya meraih 'panen besar' karena kerja kerasnya. Siapa yang menanam, dialah yang akan mengetam. Siapa yang menabur beninh dan merawatnya dengan sebaik-baiknya, dialah yang akan memanen dengan panen yang terbaik. Untuk menjadi al-muflih (orang yang beruntung atau dalam istilah Jawa: "Wong Bejo"), kita perlu "bekerja keras, cerdas dan ikhlas". Cobalah 'baca' kembali -- dengan cermat -- makna firman Allah yang berisi kalimat: "la'allakum tuflihûn". insyâallâh kita akan semakin faham dan selanjutnya lebih siap, 'mau dan berani' berbuat sesuatu, untuk menjadi orang yang beruntung (Al-Muflih/‘Wong Bejo’). Fastabiqul Khairât. (Dikutip dan diselaraskan dari http://journalofannisya.blogspot.com/2013/06/orang-yang-beruntung-dan- orang-yang.html)