SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  16
Télécharger pour lire hors ligne
LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA ANORGANIK
ACARA I
PEMBUATAN LARUTAN DAN STANDARISASINYA
Disusun Oleh:
KELOMPOK 12
Katarina Candy A. P. NIM H0915037
Kurniawan Eko Y. NIM H0915043
Maria Apriliana K. NIM H0915048
Naila Zulfa NIM H0915055
ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2015
ACARA I
PEMBUATAN LARUTAN DAN STANDARISASINYA
A. TUJUAN
Tujuan praktikum Kimia Anorganik Acara I Pembuatan Larutan dan
Standarisasinya adalah sebagai berikut:
1. Mahasiswa dapat menstandarisasi larutan HCl dan NaOH.
2. Mahasiswa dapat menentukan kadar Na2CO3 dengan HCl.
B. TINJAUAN PUSTAKA
Reaksi kimia biasanya berlangsung antara dua campuran zat, bukannya
antara dua zat murni. Satu tipe yang lazim dari campuran adalah larutan. Suatu
larutan adalah campuran homogen dari molekul, atom, atau ion dari du zat
atau lebih. Suatu larutan disebut suatu campuran karena susunannya dapat
berubah-ubah. Disebut homogen karena susunannya begitu seragam sehingga
tidak dapat diamati adanya bagian-bagian yang berlainan, bahkan dengan
mikroskop optis sekalipun. Dalam campuran heterogen permukaan-
permukaan tertentu dapat dideteksi antara bagian-bagian atau fase-fase yang
terpisah. Biasanya dengan larutan dimaksudkan fase cair. Lazimnya salah satu
komponen (penyusun) larutan semacam itu adalah suatu cairan sebelum
campuran itu dibuat. Cairan ini disebut medium pelarut atau pelarut (solvent).
Komponen lain yang dapat bebentuk gas, cairan ataupun zat padat
dibayangkan sebagai terlarut ke dalam komponen pertama. Zat yang terlarut
disebut zat terlarut (solute) (Keenan et al., 1980).
Larutan standar adalah larutan yang konsentrasinya sudah diketahui
secara pasti. Berdasarkan kemurniannya larutan standar dibedakan menjadi
larutan standar primer dan larutan standar sekunder. Larutan standar primer
adalah larutan standar yang dipersiapkan dengan menimbang dan melarutkan
suatu zat tertentu dengan kemurnian tinggi (konsentrasi diketahui dari massa–
volume larutan). Larutan standar sekunder adalah larutan standar yang
dipersiapkan dengan menimbang dan melarutkan suatu zat tertentu dengan
kemurnian relatif rendah sehingga konsentrasi diketahui dari hasil
standardisasi (Padmaningrum, 2006). Larutan standar primer merupakan
larutan standar yang dibuat dari zat standar dengan kemurnian sangat tinggi
yang umumnya dipasok oleh NIST, NIBCS yang dipakai untuk kalibrasi
larutan standar yang dibuat. Larutan standar sekunder merupakan larutan yang
konsentrasinya ditentukan dengan metode analitik yang dapat dipercaya
(Darlina, 1998).
Cara menyatakan konsentrasi larutan ada dua cara yaitu jumlah berat
zat yang terkandung dalam sejumlah berat tertentu zat pelarutnya (persentasi
berat, sejumlah berat zat yang terkandung dalam berat tertentu zat larutannya,
kemolalan, dan fraksi mol) dan jumlah berat zat yang terkandung dalam
volume tertentu larutannya (kenormalan dan kemolaran)
(Pringgomulyo dan Wardio, 1982).
Titrasi adalah proses penentuan banyaknya suatu larutan dengan
konsentrasi yang diketahui dan diperlukan untuk bereaksi secara lengkap
dengan sejumlah contoh tertentu yang akan dianalitik. Contoh yang akan
dianalisis dirujuk sebagai anu (tak diketahui, unknown). Prosedur analitis yang
melibatkan titrasi dengan larutan-larutan yang konsentrasinya diketahui
disebut analisis volumetri. Dalam analisis larutan asam dan basa, titrai
melibatkan pengukuran yang saksama volume-volume suatu asam dan suatu
basayang tepat saling menetralkan (Keenan et al., 1980).
Bila pada suatu larutan asam ditambahkan basa sedikit-sedikit, pH
larutan tersebut akan bertambah setiap kali menambahkan basa tersebut. Bila
pH tersebut digambarkan terhadap kuantitas basa yang ditambahkan, kenaikan
pH yang lebih curam terdapat pada titik kesetaraan (equivalence point) pada
waktu mana asam persis dinetralisasi. Daerah pertambahan curam tersebut
disebut titik akhir (end point) dan keseluruhan proses penambahan basa dan
penentuan titik akhir disebut titrasi (titration). Grafik yang menunjukkan
perubahan pH selama titrasi disebut kurva titrasi. Titrasi dapat pula
dilangsungkan dengan arah terbalik yaitu dengan menambahkan asam pada
basa. Perhitungan titik akhir pada kurva pada kurva dilakukan dengan cara
yang sama. Titik akhir titrasi (daerah yang paling curam pada kurva titrasi)
dapat ditentukan dari percobaan jika tersedia alat untuk mengukur pH pada
setiap kali menambahkan basa. Cara yang paling sederhana adalah dengan
menambahkan sedikit indikator ke dalam larutan tersebut. Indikator tersebut
dipilih yang memberikan perubahan warna yang tajam sehubungan dengan
perubahan pH pada titik akhir (Rosenberg dan Jasjfi, 1985).
Perubahan besar dalam pH yang terjadi dalam titrasi dimanfaatkan
untuk menentukan kapan titik kesetaraan itu dicapai. Terdapat banyak asam
dan basa organik lemah yang bentuk ion dan bentuk tak-terdisosiasinya
menunjukkan warna yang berlainan. Molekul-molekul semacam itu dapat
digunakan untuk menetapkan kapan telah ditambahkan cukup titran dan
disebut indikator tampak (visual indicator). Suatu contoh sederhana adalah p-
nitrofenol yang merupakan asam lemah dengan bentuk tak terdisosiasinya tak
berwarna, namun anionnya mempunyai sistem ikatan rangkap tunggal selang-
seling (sistem konjugasi) berwarna kuning. Sehingga dapat menyerap cahaya
yang lebih panjang daripada molekul padanannya yang tak memiliki sistem
konjugasi. Cahaya yang diserap seringkali berada dalam bagian tampak dari
spektrum dan karenanya molekul atau ion tersebut berwarna. Indikator
fenolftalein adalah asam dwiprotik dan tak berwarna. Mula-mula zat ini
berdisosiasi menjadi suatu bentuk tak berwarna dan kemudian dengan
kehilangan proton kedua menjadi ion dengan sistem konjugasi timbullah
warna merah. Jingga metil merupakan suatu basa dan berwarna kuning dalam
bentuk molekulnya. Penambahan ion hidrogen akan menghasilkan kation yang
berwarna merah muda. Dalam pemilihan suatu indikator harus diperhatikan
perubahan warna kira-kira pada pH titik kesetaraan titrasi. Untuk pH asam-
asam lemah pH titik kesetaraan terletak di atas 7 dan biasanya dipilih
fenolftalein. Untuk basa lemah di mana pH titik kesetaraan di bawah 7
menggunakan merah metil atau jingga metil. Untuk asam kuat dan basa kuat,
merah metil, biru bromtimol, dan fenolftalein akan memadai (Day dan
Underwood, 1986).
Kesalahan titrasi merupakan kesalahan yang terjadi bila titik akhir
titrasi tidak tepat sama dengan titik ekivalen (≤ 0,1%), disebabkan adanya
kelebihan titran, indikator bereaksi dengan analit atau indikator bereaksi
dengan titran, diatasi dengan titrasi larutan blanko. Larutan blanko merupakan
larutan yang terdiri atas semua pereaksi kecuali analit. Untuk mengetahui titik
ekivalen secara eksperimen biasanya dibuat kurva titrasi yaitu kurva yang
menyatakan hubungan antara –log [H+] atau –log [X-] atau –log [Ag+] atau E
(volt) terhadap volume ((Padmaningrum, 2006).
Indikator asam-basa adalah asam lemah yang asam tak terionnya
mempunyai warna yang berbeda dengan warna anionnya. Jika sedikit
indikator dimasukkan dalam larutan, larutan akan berubah warna menjadi
warna (1) atau warna (2), tergantung pada apakah kesetimbangan bergeser ke
arah bentuk asam atau anion (Petrucci, 1992). Indikator pH merupakan bahan
yang mana larutan berubah warna karena perubahan pH. Hal ini bisa juga
disebut dengan indikator penetralan (Khan and Farooqui, 2011).
Aplikasi standarisasi larutan dalam ilmu dan teknologi pangan yaitu
pada penentuan kadar asam lemak bebas atau Free Fatty Acid (FFA)
ditentukan dengan cara sebagai berikut sampel dipanaskan pada suhu 500C
diatas hotplate sampai seluruh lapisan minyak mencair lalu dihomogenkan
menggunakan Magnetic Stirrer. Sebanyak 5 gram sampel minyak
ditambahkan dengan 50 mL alkohol yang dinetralkan, kemudian dipanaskan
diatas pemanas pada suhu 500C sampai seluruh minyak larut. Ke dalam
sediaan ini ditambahkan 2-3 tetes indikator phenolptalein, lalu dtitrasi dengan
larutan standar NaOH 0,1 N (Silaban dkk, ). Titrasi asam-basa digunakan
dalam analisa vitamin C. Titrasi asam basa merupakan contoh analisis
volumetri yaitu suatu cara atau metode yang menggunakan larutan yang
disebut titran dan dilepaskan dari perangkat gelas yang disebut buret. Bila
larutan yang diuji bersifat basa, titran harus bersifat asam dan sebaliknya.
Untuk menghitung kadar vitamin C dari metode ini adalah dengan mol NaOH
= mol asam askorbat (Dia, 2009).
C. METODE PENELITIAN
1. Tempat dan Waktu
Praktikum Acara I Pembuatan Larutan dan Standarisasinya
dilaksanakan di Laboratorium Rekayasa Proses Pengolahan Pangan dan
Hasil Pertanian, Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta
pada hari Senin, tanggal 2 November 2015, pukul 15.10 – 17. 10 WIB.
2. Bahan dan Alat
a. Bahan
1) Aquades
2) Asam Oksalat 0,1 gram
3) Borax (Na2B4O7.10H2O) 0,4 gram
4) Indikator Methyl Orange (MO)
5) Indikator Phenolphtalein (PP)
6) Larutan HCl
7) Larutan NaOH
8) Natrium Karbonat (Na2CO3 ) 0,75 gram
b. Alat
1) Buret
2) Corong
3) Erlenmeyer
4) Gelas Ukur
5) Labu Takar
6) Pipet tetes
7) Pipet volume
8) Statif
9) Timbangan analitik
3. Cara kerja
1. Standarisasi 0,1 N HCl dengan Borax (Na2B4O7.10H2O)
Gambar 1.1 Diagram Alir Proses Standarisasi HCl dengan Borax
2. Standarisasi larutan NaOH
Gambar 1.2 Diagram Alir Proses Standarisasi NaOH dengan Asam
Oksalat
Borax murni
0,4 gram
50 ml aquades
3 tetes MO
HCl
Pengambilan bahan
Pemasukan dalam labu
takar 50 ml dan
dilarutkan
Pemindahan 10 ml
larutan ke erlenmeyer
Pentitrasian hingga
berubah warna
Asam oksalat
0,1 gram
50 ml aquades
3 tetes PP
NaOH
Pengambilan bahan
Pemasukan dalam labu
takar 50 ml dan
dilarutkan
Pemindahan larutan ke
erlenmeyer
Pentitrasian hingga
berubah warna
3. Penentuan kadar Na2CO3
Gambar 1.3 Diagram Alir Proses Penentuan Kadar Na2CO3
D. HASIL DAN PEMBAHASAN
Standarisasi larutan merupakan proses saat konsentrasi larutan standar
sekunder ditentukan dengan tepat dengan cara mentitrasi dengan larutan
standar primer Titran atau titer adalah larutan yang digunakan untuk mentitrasi
(biasanya sudah diketahui secara pasti konsentrasinya). Dalam proses titrasi
suatu zat berfungsi sebagai titran dan yang lain sebagai titrat. Titrat adalah
larutan yang dititrasi untuk diketahui konsentrasi komponen tertentu. Titik
ekivalen adalah titik yang menyatakan banyaknya titran secara kimia setara
dengan banyaknya analit. Analit adalah spesies (atom, unsur, ion, gugus,
molekul) yang dianalisis atau ditentukan konsentrasinya atau strukturnya
(Padmaningrum, 2006).
Na2CO3 0,75
gram
20 ml aquades
3 tetes MO
HCl
Pengambilan bahan
Pemasukan dalam labu
takar 50 ml dan
dilarutkan
Pemindahan10 ml
larutan ke erlenmeyer
Pentitrasian hingga
berubah warna
Aquades
Pemasukan dalam labu
takar sampai volume
50 ml
Tabel 1.1 Standarisasi Larutan HCl dengan Borax
m Borax
(g)
V HCl
(ml)
N HCl
Warna Larutan
Awal Proses Akhir
0,400 9,1 0,046 orange
semburat
jingga
jingga
0,400 12,3 0,034 orange
semburat
jingga
jingga
0,407 9,4 0,045 orange
semburat
jingga
jingga
Sumber: Laporan Sementara
Pada Tabel 1.1 dapat diketahui bahwa warna larutan pada ketiga data
yaitu sama. Pada awalnya berwarna orange, pada proses titrasi berwarna
semburat jingga, dan di akhir titrasi berwarna jingga. Untuk nilai N HCl pada
data pertama yaitu 0,046, data kedua yaitu 0,034, dan data ketiga yaitu 0,045.
Rata-rata nilai N HCl yaitu sebesar 0,042. Nilai N HCl pada data pertama dan
ketiga hampir serupa nilainya, sedangkan pada data kedua nilai N HCl cukup
berbeda karena jumlah volume HCl yang digunakan untuk titrasi lebih banyak
yaitu sebesar 12,3 ml sedangkan pada data pertama dan kedua menggunakan
HCl sebesar 9,4 ml. Reaksi standarisasi larutan HCl dengan borax yaitu
sebagai berikut:
Na2B4O7.10H2O (aq) + HCl (aq) → 2 NaCl (aq) + 4 H3BO3 (aq) + 5 H2O (l)
(Wahyuni, 2014).
Tabel 1.2 Standarisasi Larutan NaOH dengan Asam Oksalat
m
Asam
Oksalat
(g)
V NaOH
(ml)
N NaOH
Warna Larutan
Awal Proses Akhir
0,106 15,2 0,111 bening
semburat
pink
pink muda
0,109 15,5 0,112 bening
semburat
pink
pink muda
0,105 15,4 0,108 bening
semburat
pink
pink muda
Sumber: Laporan Sementara
Pada Tabel 1.2 dapat diketahui bahwa warna larutan pada ketiga data
sama, yaitu pada awal titrasi berwarna bening (tak berwarna), pada proses
titrasi berwarna semburat pink, dan di akhir titrasi berwarna pink. Nilai N
NaOH pada ketiga data cukup serupa. Yaitu pada data pertama N NaOH
sebesar 0,111, pada data kedua sebesar 0,112, dan data ketiga sebesar 0,108.
Dengan rata-rata nilai N NaOH sebesar 0,110. Hasil dari N NaOH cukup
serupa karena massa asam oksalat dan volume NaOH yang digunakan juga
tidak jauh berbeda. Reaksi standarisasi larutan NaOH dengan asam oksalat
adalah sebagai berikut:
2 NaOH + (COOH)2 → 2(COONa) + 2H2O
(Wahyuni, 2014).
Tabel 1.3 Penentuan Kadar Na2CO3
N HCl
V HCl
(ml)
N
Na2CO3
Warna Larutan
Awal Proses Akhir
0,046 16,5 134,090% orange jingga jingga
0,034 20,4 122,536% orange jingga jingga
0,045 18,5 147,075% orange jingga jingga
Sumber: Laporan Sementara
Pada Tabel 1.3 dapat diketahui warna larutan pada ketiga data juga
sama yaitu pada awal proses berwarna orange, pada proses berwarna jingga,
dan di akhir berwarna jingga dengna nilai N Na2CO3 yang cukup bervariasi.
Yaitu pada data pertama N Na2CO3 sebesar 134,090%, pada data kedua
sebesar 122,536%, dan pada data ketiga sebesar 147,075% dengan rata-rata N
Na2CO3 sebesar 134,567%. Reaksi yang terjadi dalam penentuan kadar
Na2CO3 adalah sebagai berikut:
Na2CO3 (aq) + HCl (aq) → NaCl (aq) + NaHCO3 (aq)
(Wahyuni, 2014).
Faktor yang berpengaruh pada titrasi yaitu komposisi massa dan
volume pelarut yang menyatakan konsentrasi ekstrak zat warna
(Padmaningrum, 2011). Konsentrasi larutan dan zat yang dititrasi
mempengaruhi ∆pH. Dengan berkurangnya konsentrasi analit dan titran,
berkurang pula ∆pH, sehingga juga berpengaruh pada titik titrasi
(Day dan Underwood, 1986).
Fungsi indikator dan trayek pH adalah untuk menentukan derajat
keasaman atau kebasaan dari suatu larutan (Debataraja dan Manurung, 2011).
Indikator membantu untuk mengetahui titik ekivalen asam-basa (titrasi
penetralan). Indikator memperlihatkan perubahan warna yang jelas seiring
dengan perubahan pH (Abbas, 2012). Contoh indikator pH yaitu metil jingga
(mengetahui perubahan pH dengan batas antara 0,0 – 1,6 dengan perubahan
warna dari kuning menjadi biru), thymol biru (mengetahui perubahan pH pada
batas pH 1,2 – 2,8 dengan perubhan warna dari merah menjadi kuning) , metil
orange (mengetahui perubahan pH pada batas pH 3,2 – 4,4 dengan perubahan
warna dari merah menjadi kuning), metil merah (mengetahui perubahan pH
pada batas pH 4,8-6,0 dengan perubahan warna dari merah menjadi kuning) ,
litmus (mengetahui perubahan pH pada batas pH 5,0-8,0 dengan perubahan
warna dari merah menjadi biru), bromtimol biru (mengetahui perubahan pH
pada batas 6,0-7,6 dengan perubahan warna dari kuning menjadi biru), timol
biru (mengetahui perubahan pH pada batas pH 8,0-9,6 dengan perubahan
warna dari kuning menjadi biru), phenolphtalein (mengetahui perubahan pH
pada batas pH 8,2-10,0 dengan perubahan warna dari tak berwarna menjadi
merah), timolphtalein (mengetahui perubahan pH pada batas pH 9,4-10,6
dengan perubahan warna dari tak berwarna menjadi biru), alizarin kuning R
(mengetahui perubahan pH pada batas pH 10,1-12,0 dengan perubahan warna
dari kuning menjadi merah) (Khan and Farooqui, 2011).
Saat standarisasi HCl memakai indikator MO karena larutan yang
dititrasi merupakan asam kuat dan basa lemah. Sedangkan standarisasi NaOH
memakai indikator PP karena larutan yang dititrasi merupakan larutan basa
kuat dan asam kuat (Harjanti, 2008). Metil orange berfungsi untuk mengetahui
perubahan pH pada batas pH 3,2 – 4,4 dengan perubahan warna dari merah
menjadi kunin dan phenolphtalein untuk mengetahui perubahan pH pada batas
pH 8,2-10,0 dengan perubahan warna dari tak berwarna menjadi merah
(Khan and Farooqui, 2011).
Perubahan warna indikator pada titrasi asam-basa terjadi ketika pH
sebanding dengan nilai pKa indikator, keduanya Hind dan Ind- menunujukkan
perbandingan 1:1. Jika pH di atas nilai pKa, konsentrasi basa penyangga lebih
besar daripada konsentrasi asam dan warna tergantung dengan basa penyangga
dominan. Jika pH di bawah nilai pKa, kebalikannya yang terjadi (Pradeep dan
dave, 2013). Indikator asam-basa dapat berubah warna bila lingkungan pH
berubah karena indikator asam basa merupakan asam organik lemah atau basa
organik lemah sehingga dalam larutan terionisasi dan bentuk molekul
indikator mempunyai warna yang berbeda dengan warna indikatornya. Letak
trayek berbeda pH bergantung pada besar kecilnya tetapan kesetimbangan
asam (Ka) atau tetapan kesetimbangan basa (Kb). Trayek pH terjadi akibat
terjadinya kesetimbangan dan keterbatasan mata membedakan campuran
warna (Padmaningrum, 2006).
Pada Tabel 1.1 dapat diketahui bahwa warna larutan pada ketiga data
yaitu sama. Pada awalnya berwarna orange, pada proses titrasi berwarna
semburat jingga, dan di akhir titrasi berwarna jingga. Perubahan warna larutan
tersebut tidak sesuai teori, bahwa metil orange akan merubah warna larutan
dari merah menjadi kuning (Khan and Farooqui, 2011). Perbedaan hasil
praktikum dengan teori terjadi karena adanya faktor kesalahan dalam
praktikum Kimia Anorganik Acara I ini. Pada Tabel 1.2 dapat diketahui
bahwa warna larutan pada ketiga data sama, yaitu pada awal titrasi berwarna
bening (tak berwarna), pada proses titrasi berwarna semburat pink, dan di
akhir titrasi berwarna pink. Hasil tersebut sesuai dengan teori yang
menyatakan bahwa phenolphtalein akan mengubah warna larutan dari tak
berwarna menjadi merah (Khan and Farooqui, 2011). Sedangkan pada Tabel
1.3 dapat diketahui warna larutan pada ketiga data juga sama yaitu pada awal
proses berwarna orange, pada proses berwarna jingga, dan di akhir berwarna
jingga. Hasil tersebut tidak sesuai dengan teori yang menyebutkan bahwa
metil orange akan merubah warna larutan dari merah menjadi kuning
(Khan and Farooqui, 2011). Ketidaksamaan hasil antara hasil praktikum
dengan teori disebabkan oleh faktor kesalahan dan kekurangtelitian dalam
penentuan titik tepat terjadinya titrasi dalam praktikum Kimia Anorganik
Acara I ini.
Aplikasi standarisasi larutan dalam ilmu dan teknologi pangan yaitu
pada penentuan kadar asam lemak bebas atau Free Fatty Acid (FFA)
ditentukan dengan cara sebagai berikut sampel dipanaskan pada suhu 500C
diatas hotplate sampai seluruh lapisan minyak mencair lalu dihomogenkan
menggunakan Magnetic Stirrer. Sebanyak 5 gram sampel minyak
ditambahkan dengan 50 mL alkohol yang dinetralkan, kemudian dipanaskan
diatas pemanas pada suhu 500C sampai seluruh minyak larut. Ke dalam
sediaan ini ditambahkan 2-3 tetes indikator phenolptalein, lalu dtitrasi dengan
larutan standar NaOH 0,1 N (Silaban dkk, 2011). Titrasi asam-basa digunakan
dalam analisa vitamin C (Dia, 2009).
E. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil praktikum Kimia Anorganik Acara I Pembuatan
Larutan dan Standarisasinya dapat disimpulkan sebagi berikut:
1. Standarisasi larutan HCl dengan borax diperoleh rata-rata nilai N HCl
yaitu 0,042.
2. Standarisasi larutan NaOH dengan asam oksalat diperoleh rata-rata nilai N
NaOH sebesar 0,110.
3. Rata-rata kadar N Na2CO3 yaitu 134,567%.
LAMPIRAN
Perhitungan
1. N HCl
𝑁 𝐻𝐶𝑙 =
𝑚 𝑏𝑜𝑟𝑎𝑥. 𝑣𝑎𝑙 𝑏𝑜𝑟𝑎𝑥.1000
𝐵𝑀 𝑏𝑜𝑟𝑎𝑥. 𝑉𝐻𝐶𝑙
N(1) =
0,400×2×1000
382 ×9,1
×
10
50
= 0,046
N(2) =
0,400×2×1000
382 ×12,3
×
10
50
= 0,034
N(3) =
0,407×2×1000
382 ×9,4
×
10
50
= 0,045
2. N NaOH
𝑁 𝑁𝑎𝑂𝐻 =
𝑚 𝑎𝑠𝑎𝑚 𝑜𝑘𝑠𝑎𝑙𝑎𝑡 . 𝑣𝑎𝑙 𝑎𝑠𝑎𝑚 𝑜𝑘𝑠𝑎𝑙𝑎𝑡 . 1000
𝐵𝑀 𝑎𝑠𝑎𝑚 𝑜𝑘𝑠𝑎𝑙𝑎𝑡 . 𝑉𝑁𝑎𝑂𝐻
N(1) =
0,106×2×1000
126 ×15,2
= 0,111
N(2) =
0,109×2×1000
126×15,5
= 0,112
N(3) =
0,105×2×1000
126 ×15,4
= 0,108
3. Kadar Na2CO3
𝑎 =
𝑣Na2 CO3 yang dititrasi
𝑣Na2 CO3 yang dibuat
× 𝑚Na2CO3
𝑏 =
𝑣 𝐻𝐶𝑙 . 𝑁 𝐻𝐶𝑙 . 𝐵𝑀Na2CO3
𝑣𝑎𝑙Na2CO3
× 1000
𝑘𝑎𝑑𝑎𝑟 Na2CO3 =
b
a
× 100%
a. Data 1
𝑎 =
10
50
×
10
50
× 0,75 = 0,03
𝑏 =
16,5×0,046×106
2×1000
= 0,040227
𝑘𝑎𝑑𝑎𝑟 Na2CO3 =
0,040227
0,03
× 100% = 134,090%
b. Data 2
𝑎 =
10
50
×
10
50
× 0,75 = 0,03
𝑏 =
20,4×0,034×106
2×1000
= 0,036761
𝑘𝑎𝑑𝑎𝑟 Na2CO3 =
0,036761
0,03
× 100% = 122,536%
c. Data 3
𝑎 =
10
50
×
10
50
× 0,75 = 0,03
𝑏 =
18,5×0,045×106
2×1000
= 0,044123
𝑘𝑎𝑑𝑎𝑟 Na2CO3 =
0,044123
0,03
× 100% = 147,075%
DOKUMENTASI PRAKTIKUM
Gambar 1.1 Penimbangan Borax Gambar 1.2 Pentitrasian
Larutan NaOH
Gambar 1.3 Hasil Titrasi Larutan
NaOH dengan PP

Contenu connexe

Tendances

Laporan praktikum asidi alkalimetri doc
Laporan praktikum asidi alkalimetri docLaporan praktikum asidi alkalimetri doc
Laporan praktikum asidi alkalimetri docaufia w
 
Laporan praktikum destilasi sederhana
Laporan praktikum destilasi sederhanaLaporan praktikum destilasi sederhana
Laporan praktikum destilasi sederhanaasterias
 
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 1 identifikasi 1
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 1 identifikasi 1ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 1 identifikasi 1
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 1 identifikasi 1Fransiska Puteri
 
laporan praktikum Penentuan gugus fungsi
laporan praktikum Penentuan gugus fungsilaporan praktikum Penentuan gugus fungsi
laporan praktikum Penentuan gugus fungsiwd_amaliah
 
Laporan praktikum 9 - gugus alkohol
Laporan praktikum 9 - gugus alkoholLaporan praktikum 9 - gugus alkohol
Laporan praktikum 9 - gugus alkoholFirda Shabrina
 
Kimia Organik Kelarutan Senyawa Berdasar Keporalannya
Kimia Organik Kelarutan Senyawa Berdasar KeporalannyaKimia Organik Kelarutan Senyawa Berdasar Keporalannya
Kimia Organik Kelarutan Senyawa Berdasar KeporalannyaZahro Dhila
 
Kelompok 2 prak-ask PENENTUAN KADAR ASAM ASETAT PADA CUKA PASAR MENGGUNAKAN ...
Kelompok 2 prak-ask PENENTUAN KADAR ASAM ASETAT PADA CUKA PASAR MENGGUNAKAN ...Kelompok 2 prak-ask PENENTUAN KADAR ASAM ASETAT PADA CUKA PASAR MENGGUNAKAN ...
Kelompok 2 prak-ask PENENTUAN KADAR ASAM ASETAT PADA CUKA PASAR MENGGUNAKAN ...risyanti ALENTA
 
Laporan standar sekunder
Laporan standar sekunderLaporan standar sekunder
Laporan standar sekunderaji indras
 
laporan praktikum titrasi pengendapan
laporan praktikum titrasi pengendapanlaporan praktikum titrasi pengendapan
laporan praktikum titrasi pengendapanwd_amaliah
 
laporan praktikum analisis gravimetri
laporan praktikum analisis gravimetrilaporan praktikum analisis gravimetri
laporan praktikum analisis gravimetriwd_amaliah
 
Laporan praktikum kesetimbangan kimia
Laporan praktikum kesetimbangan kimiaLaporan praktikum kesetimbangan kimia
Laporan praktikum kesetimbangan kimiawd_amaliah
 
Praktikum organik aldehid keton
Praktikum organik aldehid ketonPraktikum organik aldehid keton
Praktikum organik aldehid ketonDwi Atika Atika
 
Uji kation anion
Uji kation   anionUji kation   anion
Uji kation anionTillapia
 
Koefisien distribusi
Koefisien distribusiKoefisien distribusi
Koefisien distribusiIhsan Yaacob
 
LAPORAN asidi alkalimetri
LAPORAN asidi alkalimetriLAPORAN asidi alkalimetri
LAPORAN asidi alkalimetriqlp
 
Laporan Praktikum Asidimetri
Laporan Praktikum AsidimetriLaporan Praktikum Asidimetri
Laporan Praktikum AsidimetriRidha Faturachmi
 
Laporan Farmasi Fisika Kelarutan
Laporan Farmasi Fisika KelarutanLaporan Farmasi Fisika Kelarutan
Laporan Farmasi Fisika KelarutanMina Audina
 

Tendances (20)

Laporan praktikum asidi alkalimetri doc
Laporan praktikum asidi alkalimetri docLaporan praktikum asidi alkalimetri doc
Laporan praktikum asidi alkalimetri doc
 
Laporan praktikum destilasi sederhana
Laporan praktikum destilasi sederhanaLaporan praktikum destilasi sederhana
Laporan praktikum destilasi sederhana
 
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 1 identifikasi 1
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 1 identifikasi 1ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 1 identifikasi 1
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 1 identifikasi 1
 
laporan praktikum Penentuan gugus fungsi
laporan praktikum Penentuan gugus fungsilaporan praktikum Penentuan gugus fungsi
laporan praktikum Penentuan gugus fungsi
 
Uji Millon
Uji MillonUji Millon
Uji Millon
 
Uji safonifikasi
Uji safonifikasiUji safonifikasi
Uji safonifikasi
 
Laporan praktikum 9 - gugus alkohol
Laporan praktikum 9 - gugus alkoholLaporan praktikum 9 - gugus alkohol
Laporan praktikum 9 - gugus alkohol
 
Kimia Organik Kelarutan Senyawa Berdasar Keporalannya
Kimia Organik Kelarutan Senyawa Berdasar KeporalannyaKimia Organik Kelarutan Senyawa Berdasar Keporalannya
Kimia Organik Kelarutan Senyawa Berdasar Keporalannya
 
Laporan praktikum teklab 1 asam basa
Laporan praktikum teklab 1 asam basaLaporan praktikum teklab 1 asam basa
Laporan praktikum teklab 1 asam basa
 
Kelompok 2 prak-ask PENENTUAN KADAR ASAM ASETAT PADA CUKA PASAR MENGGUNAKAN ...
Kelompok 2 prak-ask PENENTUAN KADAR ASAM ASETAT PADA CUKA PASAR MENGGUNAKAN ...Kelompok 2 prak-ask PENENTUAN KADAR ASAM ASETAT PADA CUKA PASAR MENGGUNAKAN ...
Kelompok 2 prak-ask PENENTUAN KADAR ASAM ASETAT PADA CUKA PASAR MENGGUNAKAN ...
 
Laporan standar sekunder
Laporan standar sekunderLaporan standar sekunder
Laporan standar sekunder
 
laporan praktikum titrasi pengendapan
laporan praktikum titrasi pengendapanlaporan praktikum titrasi pengendapan
laporan praktikum titrasi pengendapan
 
laporan praktikum analisis gravimetri
laporan praktikum analisis gravimetrilaporan praktikum analisis gravimetri
laporan praktikum analisis gravimetri
 
Laporan praktikum kesetimbangan kimia
Laporan praktikum kesetimbangan kimiaLaporan praktikum kesetimbangan kimia
Laporan praktikum kesetimbangan kimia
 
Praktikum organik aldehid keton
Praktikum organik aldehid ketonPraktikum organik aldehid keton
Praktikum organik aldehid keton
 
Uji kation anion
Uji kation   anionUji kation   anion
Uji kation anion
 
Koefisien distribusi
Koefisien distribusiKoefisien distribusi
Koefisien distribusi
 
LAPORAN asidi alkalimetri
LAPORAN asidi alkalimetriLAPORAN asidi alkalimetri
LAPORAN asidi alkalimetri
 
Laporan Praktikum Asidimetri
Laporan Praktikum AsidimetriLaporan Praktikum Asidimetri
Laporan Praktikum Asidimetri
 
Laporan Farmasi Fisika Kelarutan
Laporan Farmasi Fisika KelarutanLaporan Farmasi Fisika Kelarutan
Laporan Farmasi Fisika Kelarutan
 

En vedette

Laporan Percobaan Reaksi Asam Basa (Asam Poliprotik)
Laporan Percobaan Reaksi Asam Basa (Asam Poliprotik)Laporan Percobaan Reaksi Asam Basa (Asam Poliprotik)
Laporan Percobaan Reaksi Asam Basa (Asam Poliprotik)Ahmad Dzikrullah
 
Laporan resmi proses kimia terapan titrasi asam basa atau standarisasi larutan
Laporan resmi proses kimia terapan  titrasi asam basa atau standarisasi larutanLaporan resmi proses kimia terapan  titrasi asam basa atau standarisasi larutan
Laporan resmi proses kimia terapan titrasi asam basa atau standarisasi larutannazimahagustina
 
Penetapan kadar PO4 (Phosfat) dalam Na2HPO4 (Dinatrium Hidrogen Phosfat)
Penetapan kadar PO4 (Phosfat) dalam Na2HPO4 (Dinatrium Hidrogen Phosfat)Penetapan kadar PO4 (Phosfat) dalam Na2HPO4 (Dinatrium Hidrogen Phosfat)
Penetapan kadar PO4 (Phosfat) dalam Na2HPO4 (Dinatrium Hidrogen Phosfat)aprijal_99
 
Materi asam dan basa
Materi asam dan basaMateri asam dan basa
Materi asam dan basaHarni Salsa
 
Laporan Praktikum Pembakuan HCl
Laporan Praktikum Pembakuan HClLaporan Praktikum Pembakuan HCl
Laporan Praktikum Pembakuan HClyassintaeka
 
Penetapan derajat ionisasi dengan konduktometer
Penetapan derajat ionisasi dengan konduktometerPenetapan derajat ionisasi dengan konduktometer
Penetapan derajat ionisasi dengan konduktometerDhanti Utari
 
Ppt penetapan ka atau kb secara p hmetri 11 3 smakbo
Ppt penetapan ka atau kb secara p hmetri 11 3 smakboPpt penetapan ka atau kb secara p hmetri 11 3 smakbo
Ppt penetapan ka atau kb secara p hmetri 11 3 smakboAnindya Febriani
 
Larutan Asam,Larutan Basa, dan Larutan Neutral
Larutan Asam,Larutan Basa, dan Larutan NeutralLarutan Asam,Larutan Basa, dan Larutan Neutral
Larutan Asam,Larutan Basa, dan Larutan NeutralFriskilla Suwita
 
Laporan praktikum kimia asam basa
Laporan praktikum kimia asam basaLaporan praktikum kimia asam basa
Laporan praktikum kimia asam basaQueena N.A.S
 
Penetapan Kadar Fosfat (PO4) Dalam Dinatrium Hidrogen Fosfat (Na2HPO4) SMK-SM...
Penetapan Kadar Fosfat (PO4) Dalam Dinatrium Hidrogen Fosfat (Na2HPO4) SMK-SM...Penetapan Kadar Fosfat (PO4) Dalam Dinatrium Hidrogen Fosfat (Na2HPO4) SMK-SM...
Penetapan Kadar Fosfat (PO4) Dalam Dinatrium Hidrogen Fosfat (Na2HPO4) SMK-SM...DeviPurnama
 
Penetapan Kadar Sulfat dalam Garam Glauber (Na2SO4.10H2O) SMK-SMAK Bogor
Penetapan Kadar Sulfat dalam Garam Glauber (Na2SO4.10H2O) SMK-SMAK BogorPenetapan Kadar Sulfat dalam Garam Glauber (Na2SO4.10H2O) SMK-SMAK Bogor
Penetapan Kadar Sulfat dalam Garam Glauber (Na2SO4.10H2O) SMK-SMAK BogorDeviPurnama
 
Laporan prakytikum kimia anorganik
Laporan prakytikum kimia anorganikLaporan prakytikum kimia anorganik
Laporan prakytikum kimia anorganikNur Annisa
 
Laporan praktikum asidialkalimetri
Laporan praktikum asidialkalimetri Laporan praktikum asidialkalimetri
Laporan praktikum asidialkalimetri zaeied
 
Laporan Praktikum Titrasi asam basa
Laporan Praktikum Titrasi asam basaLaporan Praktikum Titrasi asam basa
Laporan Praktikum Titrasi asam basaAnggastya Andita HP
 
Kkpi kelompok 3 kelas 11-1
Kkpi kelompok 3 kelas 11-1Kkpi kelompok 3 kelas 11-1
Kkpi kelompok 3 kelas 11-1Intan Kencana
 
Reaksi, Aplikasi, dan Titrasi Asam Basa (Kimia Kelas XI)
Reaksi, Aplikasi, dan Titrasi Asam Basa (Kimia Kelas XI)Reaksi, Aplikasi, dan Titrasi Asam Basa (Kimia Kelas XI)
Reaksi, Aplikasi, dan Titrasi Asam Basa (Kimia Kelas XI)Rifki Ristiovan
 

En vedette (20)

Laporan Percobaan Reaksi Asam Basa (Asam Poliprotik)
Laporan Percobaan Reaksi Asam Basa (Asam Poliprotik)Laporan Percobaan Reaksi Asam Basa (Asam Poliprotik)
Laporan Percobaan Reaksi Asam Basa (Asam Poliprotik)
 
Laporan resmi proses kimia terapan titrasi asam basa atau standarisasi larutan
Laporan resmi proses kimia terapan  titrasi asam basa atau standarisasi larutanLaporan resmi proses kimia terapan  titrasi asam basa atau standarisasi larutan
Laporan resmi proses kimia terapan titrasi asam basa atau standarisasi larutan
 
Penetapan kadar PO4 (Phosfat) dalam Na2HPO4 (Dinatrium Hidrogen Phosfat)
Penetapan kadar PO4 (Phosfat) dalam Na2HPO4 (Dinatrium Hidrogen Phosfat)Penetapan kadar PO4 (Phosfat) dalam Na2HPO4 (Dinatrium Hidrogen Phosfat)
Penetapan kadar PO4 (Phosfat) dalam Na2HPO4 (Dinatrium Hidrogen Phosfat)
 
Materi asam dan basa
Materi asam dan basaMateri asam dan basa
Materi asam dan basa
 
Kimia Dasar - Asam Basa
Kimia Dasar - Asam BasaKimia Dasar - Asam Basa
Kimia Dasar - Asam Basa
 
Laporan Praktikum Pembakuan HCl
Laporan Praktikum Pembakuan HClLaporan Praktikum Pembakuan HCl
Laporan Praktikum Pembakuan HCl
 
Penetapan derajat ionisasi dengan konduktometer
Penetapan derajat ionisasi dengan konduktometerPenetapan derajat ionisasi dengan konduktometer
Penetapan derajat ionisasi dengan konduktometer
 
Ppt penetapan ka atau kb secara p hmetri 11 3 smakbo
Ppt penetapan ka atau kb secara p hmetri 11 3 smakboPpt penetapan ka atau kb secara p hmetri 11 3 smakbo
Ppt penetapan ka atau kb secara p hmetri 11 3 smakbo
 
Larutan Asam,Larutan Basa, dan Larutan Neutral
Larutan Asam,Larutan Basa, dan Larutan NeutralLarutan Asam,Larutan Basa, dan Larutan Neutral
Larutan Asam,Larutan Basa, dan Larutan Neutral
 
Laporan praktikum kimia asam basa
Laporan praktikum kimia asam basaLaporan praktikum kimia asam basa
Laporan praktikum kimia asam basa
 
Penetapan Kadar Fosfat (PO4) Dalam Dinatrium Hidrogen Fosfat (Na2HPO4) SMK-SM...
Penetapan Kadar Fosfat (PO4) Dalam Dinatrium Hidrogen Fosfat (Na2HPO4) SMK-SM...Penetapan Kadar Fosfat (PO4) Dalam Dinatrium Hidrogen Fosfat (Na2HPO4) SMK-SM...
Penetapan Kadar Fosfat (PO4) Dalam Dinatrium Hidrogen Fosfat (Na2HPO4) SMK-SM...
 
Penetapan Kadar Sulfat dalam Garam Glauber (Na2SO4.10H2O) SMK-SMAK Bogor
Penetapan Kadar Sulfat dalam Garam Glauber (Na2SO4.10H2O) SMK-SMAK BogorPenetapan Kadar Sulfat dalam Garam Glauber (Na2SO4.10H2O) SMK-SMAK Bogor
Penetapan Kadar Sulfat dalam Garam Glauber (Na2SO4.10H2O) SMK-SMAK Bogor
 
Laporan prakytikum kimia anorganik
Laporan prakytikum kimia anorganikLaporan prakytikum kimia anorganik
Laporan prakytikum kimia anorganik
 
Roket Cuka Sederhana
Roket Cuka SederhanaRoket Cuka Sederhana
Roket Cuka Sederhana
 
86 295-1-pb
86 295-1-pb86 295-1-pb
86 295-1-pb
 
Laporan praktikum asidialkalimetri
Laporan praktikum asidialkalimetri Laporan praktikum asidialkalimetri
Laporan praktikum asidialkalimetri
 
Laporan Praktikum Titrasi asam basa
Laporan Praktikum Titrasi asam basaLaporan Praktikum Titrasi asam basa
Laporan Praktikum Titrasi asam basa
 
Kkpi kelompok 3 kelas 11-1
Kkpi kelompok 3 kelas 11-1Kkpi kelompok 3 kelas 11-1
Kkpi kelompok 3 kelas 11-1
 
Laporan Praktikum Kimia - Titrasi Asam Basa
Laporan Praktikum Kimia - Titrasi Asam BasaLaporan Praktikum Kimia - Titrasi Asam Basa
Laporan Praktikum Kimia - Titrasi Asam Basa
 
Reaksi, Aplikasi, dan Titrasi Asam Basa (Kimia Kelas XI)
Reaksi, Aplikasi, dan Titrasi Asam Basa (Kimia Kelas XI)Reaksi, Aplikasi, dan Titrasi Asam Basa (Kimia Kelas XI)
Reaksi, Aplikasi, dan Titrasi Asam Basa (Kimia Kelas XI)
 

Similaire à STANDARISASI

Asidimetri dan alkalimetri
Asidimetri dan alkalimetriAsidimetri dan alkalimetri
Asidimetri dan alkalimetriJuli ana
 
Asidimetri dan alkalimetri
Asidimetri dan alkalimetriAsidimetri dan alkalimetri
Asidimetri dan alkalimetriJuli ana
 
LAPORAN PRAKTIKUM TITRASI ASAM BASA TAHUN AJARAN 2022.docx
LAPORAN PRAKTIKUM TITRASI ASAM BASA TAHUN AJARAN 2022.docxLAPORAN PRAKTIKUM TITRASI ASAM BASA TAHUN AJARAN 2022.docx
LAPORAN PRAKTIKUM TITRASI ASAM BASA TAHUN AJARAN 2022.docxkeishanadine186
 
Alkalimetri
AlkalimetriAlkalimetri
AlkalimetriRidwan
 
Laporan Praktikum Konsep Analisis Kuantitatif dan Pengukuran pH
Laporan Praktikum Konsep Analisis Kuantitatif dan Pengukuran pHLaporan Praktikum Konsep Analisis Kuantitatif dan Pengukuran pH
Laporan Praktikum Konsep Analisis Kuantitatif dan Pengukuran pHErnalia Rosita
 
C3 titrasi asidimetri
C3 titrasi asidimetriC3 titrasi asidimetri
C3 titrasi asidimetriPT. SASA
 
Titrasi Balik bu yuni
Titrasi Balik bu yuniTitrasi Balik bu yuni
Titrasi Balik bu yuniaji indras
 
Analisis volumetri-obat
Analisis volumetri-obatAnalisis volumetri-obat
Analisis volumetri-obatToni Pujianto
 
adoc.pub_jurnal-teknik-kimia-no-2-vol-19-april-2013-page-1.pdf
adoc.pub_jurnal-teknik-kimia-no-2-vol-19-april-2013-page-1.pdfadoc.pub_jurnal-teknik-kimia-no-2-vol-19-april-2013-page-1.pdf
adoc.pub_jurnal-teknik-kimia-no-2-vol-19-april-2013-page-1.pdfisnaaarh
 
Modul praktikum kimdas ii
Modul praktikum kimdas iiModul praktikum kimdas ii
Modul praktikum kimdas iiPujiati Puu
 
PPT Pembakuan, Gravimetri dan Volumetri
PPT Pembakuan, Gravimetri dan VolumetriPPT Pembakuan, Gravimetri dan Volumetri
PPT Pembakuan, Gravimetri dan VolumetriSalsabila Azzahra
 
Laporan mingguan titrasi dan ph
Laporan mingguan titrasi dan phLaporan mingguan titrasi dan ph
Laporan mingguan titrasi dan phdevirmdhni
 
Indikator lakmus dan titrasi asam basa
Indikator lakmus dan titrasi asam basaIndikator lakmus dan titrasi asam basa
Indikator lakmus dan titrasi asam basaLaksmi_Perwira
 

Similaire à STANDARISASI (20)

Asidimetri dan alkalimetri
Asidimetri dan alkalimetriAsidimetri dan alkalimetri
Asidimetri dan alkalimetri
 
Asidimetri dan alkalimetri
Asidimetri dan alkalimetriAsidimetri dan alkalimetri
Asidimetri dan alkalimetri
 
LAPORAN PRAKTIKUM TITRASI ASAM BASA TAHUN AJARAN 2022.docx
LAPORAN PRAKTIKUM TITRASI ASAM BASA TAHUN AJARAN 2022.docxLAPORAN PRAKTIKUM TITRASI ASAM BASA TAHUN AJARAN 2022.docx
LAPORAN PRAKTIKUM TITRASI ASAM BASA TAHUN AJARAN 2022.docx
 
Sudah selesai
Sudah selesai Sudah selesai
Sudah selesai
 
Alkalimetri
AlkalimetriAlkalimetri
Alkalimetri
 
Laporan Praktikum Konsep Analisis Kuantitatif dan Pengukuran pH
Laporan Praktikum Konsep Analisis Kuantitatif dan Pengukuran pHLaporan Praktikum Konsep Analisis Kuantitatif dan Pengukuran pH
Laporan Praktikum Konsep Analisis Kuantitatif dan Pengukuran pH
 
Asam basa
Asam basaAsam basa
Asam basa
 
C3 titrasi asidimetri
C3 titrasi asidimetriC3 titrasi asidimetri
C3 titrasi asidimetri
 
Titrasi Balik bu yuni
Titrasi Balik bu yuniTitrasi Balik bu yuni
Titrasi Balik bu yuni
 
Analisis volumetri-obat
Analisis volumetri-obatAnalisis volumetri-obat
Analisis volumetri-obat
 
adoc.pub_jurnal-teknik-kimia-no-2-vol-19-april-2013-page-1.pdf
adoc.pub_jurnal-teknik-kimia-no-2-vol-19-april-2013-page-1.pdfadoc.pub_jurnal-teknik-kimia-no-2-vol-19-april-2013-page-1.pdf
adoc.pub_jurnal-teknik-kimia-no-2-vol-19-april-2013-page-1.pdf
 
Titrasi asam basa
Titrasi asam basaTitrasi asam basa
Titrasi asam basa
 
titrasi
titrasititrasi
titrasi
 
Modul praktikum kimdas ii
Modul praktikum kimdas iiModul praktikum kimdas ii
Modul praktikum kimdas ii
 
PPT Pembakuan, Gravimetri dan Volumetri
PPT Pembakuan, Gravimetri dan VolumetriPPT Pembakuan, Gravimetri dan Volumetri
PPT Pembakuan, Gravimetri dan Volumetri
 
Percobaan 2 kimdas
Percobaan 2 kimdasPercobaan 2 kimdas
Percobaan 2 kimdas
 
Laporan titrasi
Laporan titrasiLaporan titrasi
Laporan titrasi
 
Kimia volumetri
Kimia volumetriKimia volumetri
Kimia volumetri
 
Laporan mingguan titrasi dan ph
Laporan mingguan titrasi dan phLaporan mingguan titrasi dan ph
Laporan mingguan titrasi dan ph
 
Indikator lakmus dan titrasi asam basa
Indikator lakmus dan titrasi asam basaIndikator lakmus dan titrasi asam basa
Indikator lakmus dan titrasi asam basa
 

Dernier

hentikan buli danGANGGUAN SEKSUAL UNTUK MURID.pptx
hentikan buli danGANGGUAN SEKSUAL UNTUK MURID.pptxhentikan buli danGANGGUAN SEKSUAL UNTUK MURID.pptx
hentikan buli danGANGGUAN SEKSUAL UNTUK MURID.pptxKalpanaMoorthy3
 
Penyusunan Paragraf Primakara Informatika IFPagi3
Penyusunan Paragraf Primakara Informatika IFPagi3Penyusunan Paragraf Primakara Informatika IFPagi3
Penyusunan Paragraf Primakara Informatika IFPagi3SatriaPamungkas18
 
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-1.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-1.pdfEstetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-1.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-1.pdfHendroGunawan8
 
Silabus Pelatihan _Peranan dan Implementasi "Dual Banking Leverage Model (DBL...
Silabus Pelatihan _Peranan dan Implementasi "Dual Banking Leverage Model (DBL...Silabus Pelatihan _Peranan dan Implementasi "Dual Banking Leverage Model (DBL...
Silabus Pelatihan _Peranan dan Implementasi "Dual Banking Leverage Model (DBL...Kanaidi ken
 
704747337-Ppt-materi-Presentasi-Program-Kerja-Organisasi-kangguru.pptx
704747337-Ppt-materi-Presentasi-Program-Kerja-Organisasi-kangguru.pptx704747337-Ppt-materi-Presentasi-Program-Kerja-Organisasi-kangguru.pptx
704747337-Ppt-materi-Presentasi-Program-Kerja-Organisasi-kangguru.pptxHalomoanHutajulu3
 
Materi B.indo (Penyusunan Paragraf).pptx
Materi B.indo (Penyusunan Paragraf).pptxMateri B.indo (Penyusunan Paragraf).pptx
Materi B.indo (Penyusunan Paragraf).pptxafkarzidan98
 
MATERI PEMBELAJARAN SENI BUDAYA.KELOMPOK 5.pptx
MATERI PEMBELAJARAN SENI BUDAYA.KELOMPOK 5.pptxMATERI PEMBELAJARAN SENI BUDAYA.KELOMPOK 5.pptx
MATERI PEMBELAJARAN SENI BUDAYA.KELOMPOK 5.pptxwulandaritirsa
 
Materi Kuliah Ramadhan WARISAN SYAWAL 1444.pptx
Materi Kuliah Ramadhan WARISAN SYAWAL 1444.pptxMateri Kuliah Ramadhan WARISAN SYAWAL 1444.pptx
Materi Kuliah Ramadhan WARISAN SYAWAL 1444.pptxc9fhbm7gzj
 
Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 21_11 April 2024.pdf
Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 21_11 April 2024.pdfAminullah Assagaf_Regresi Lengkap 21_11 April 2024.pdf
Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 21_11 April 2024.pdfAminullah Assagaf
 
KISI-KISI Soal PAS Geografi Kelas XII.docx
KISI-KISI Soal PAS Geografi Kelas XII.docxKISI-KISI Soal PAS Geografi Kelas XII.docx
KISI-KISI Soal PAS Geografi Kelas XII.docxjohan effendi
 
(NEW) Template Presentasi UGM yang terbaru
(NEW) Template Presentasi UGM yang terbaru(NEW) Template Presentasi UGM yang terbaru
(NEW) Template Presentasi UGM yang terbaruSilvanaAyu
 
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptxAKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptxHeriyantoHeriyanto44
 
UNSUR - UNSUR, LUAS, KELILING LINGKARAN.pptx
UNSUR - UNSUR, LUAS, KELILING LINGKARAN.pptxUNSUR - UNSUR, LUAS, KELILING LINGKARAN.pptx
UNSUR - UNSUR, LUAS, KELILING LINGKARAN.pptxFranxisca Kurniawati
 
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pdf
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pdfAKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pdf
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pdfHeriyantoHeriyanto44
 
Jaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdf
Jaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdfJaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdf
Jaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdfHendroGunawan8
 
Perbaikan ekonomi zaman Habibie (Offering A - 4-6) Pertemuan - 10.pdf
Perbaikan ekonomi zaman Habibie (Offering A - 4-6) Pertemuan - 10.pdfPerbaikan ekonomi zaman Habibie (Offering A - 4-6) Pertemuan - 10.pdf
Perbaikan ekonomi zaman Habibie (Offering A - 4-6) Pertemuan - 10.pdfAgungNugroho932694
 
CERAMAH SINGKAT RAMADHAN RIFKI TENTANG TAUBAT.pptx
CERAMAH SINGKAT RAMADHAN RIFKI TENTANG TAUBAT.pptxCERAMAH SINGKAT RAMADHAN RIFKI TENTANG TAUBAT.pptx
CERAMAH SINGKAT RAMADHAN RIFKI TENTANG TAUBAT.pptxpolianariama40
 
Aksi Nyata PERENCANAAN BERBASIS DATA.pptx
Aksi Nyata PERENCANAAN BERBASIS DATA.pptxAksi Nyata PERENCANAAN BERBASIS DATA.pptx
Aksi Nyata PERENCANAAN BERBASIS DATA.pptxdonny761155
 
bahasa-indonesia-penyusunan-paragraf.pptx
bahasa-indonesia-penyusunan-paragraf.pptxbahasa-indonesia-penyusunan-paragraf.pptx
bahasa-indonesia-penyusunan-paragraf.pptxvincentptk17
 
Adab bjjkkkkkkk gggggggghhhhywq dede dulu ya itu yg kamu
Adab bjjkkkkkkk gggggggghhhhywq dede dulu ya itu yg kamuAdab bjjkkkkkkk gggggggghhhhywq dede dulu ya itu yg kamu
Adab bjjkkkkkkk gggggggghhhhywq dede dulu ya itu yg kamuKarticha
 

Dernier (20)

hentikan buli danGANGGUAN SEKSUAL UNTUK MURID.pptx
hentikan buli danGANGGUAN SEKSUAL UNTUK MURID.pptxhentikan buli danGANGGUAN SEKSUAL UNTUK MURID.pptx
hentikan buli danGANGGUAN SEKSUAL UNTUK MURID.pptx
 
Penyusunan Paragraf Primakara Informatika IFPagi3
Penyusunan Paragraf Primakara Informatika IFPagi3Penyusunan Paragraf Primakara Informatika IFPagi3
Penyusunan Paragraf Primakara Informatika IFPagi3
 
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-1.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-1.pdfEstetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-1.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-1.pdf
 
Silabus Pelatihan _Peranan dan Implementasi "Dual Banking Leverage Model (DBL...
Silabus Pelatihan _Peranan dan Implementasi "Dual Banking Leverage Model (DBL...Silabus Pelatihan _Peranan dan Implementasi "Dual Banking Leverage Model (DBL...
Silabus Pelatihan _Peranan dan Implementasi "Dual Banking Leverage Model (DBL...
 
704747337-Ppt-materi-Presentasi-Program-Kerja-Organisasi-kangguru.pptx
704747337-Ppt-materi-Presentasi-Program-Kerja-Organisasi-kangguru.pptx704747337-Ppt-materi-Presentasi-Program-Kerja-Organisasi-kangguru.pptx
704747337-Ppt-materi-Presentasi-Program-Kerja-Organisasi-kangguru.pptx
 
Materi B.indo (Penyusunan Paragraf).pptx
Materi B.indo (Penyusunan Paragraf).pptxMateri B.indo (Penyusunan Paragraf).pptx
Materi B.indo (Penyusunan Paragraf).pptx
 
MATERI PEMBELAJARAN SENI BUDAYA.KELOMPOK 5.pptx
MATERI PEMBELAJARAN SENI BUDAYA.KELOMPOK 5.pptxMATERI PEMBELAJARAN SENI BUDAYA.KELOMPOK 5.pptx
MATERI PEMBELAJARAN SENI BUDAYA.KELOMPOK 5.pptx
 
Materi Kuliah Ramadhan WARISAN SYAWAL 1444.pptx
Materi Kuliah Ramadhan WARISAN SYAWAL 1444.pptxMateri Kuliah Ramadhan WARISAN SYAWAL 1444.pptx
Materi Kuliah Ramadhan WARISAN SYAWAL 1444.pptx
 
Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 21_11 April 2024.pdf
Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 21_11 April 2024.pdfAminullah Assagaf_Regresi Lengkap 21_11 April 2024.pdf
Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 21_11 April 2024.pdf
 
KISI-KISI Soal PAS Geografi Kelas XII.docx
KISI-KISI Soal PAS Geografi Kelas XII.docxKISI-KISI Soal PAS Geografi Kelas XII.docx
KISI-KISI Soal PAS Geografi Kelas XII.docx
 
(NEW) Template Presentasi UGM yang terbaru
(NEW) Template Presentasi UGM yang terbaru(NEW) Template Presentasi UGM yang terbaru
(NEW) Template Presentasi UGM yang terbaru
 
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptxAKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptx
 
UNSUR - UNSUR, LUAS, KELILING LINGKARAN.pptx
UNSUR - UNSUR, LUAS, KELILING LINGKARAN.pptxUNSUR - UNSUR, LUAS, KELILING LINGKARAN.pptx
UNSUR - UNSUR, LUAS, KELILING LINGKARAN.pptx
 
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pdf
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pdfAKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pdf
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pdf
 
Jaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdf
Jaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdfJaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdf
Jaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdf
 
Perbaikan ekonomi zaman Habibie (Offering A - 4-6) Pertemuan - 10.pdf
Perbaikan ekonomi zaman Habibie (Offering A - 4-6) Pertemuan - 10.pdfPerbaikan ekonomi zaman Habibie (Offering A - 4-6) Pertemuan - 10.pdf
Perbaikan ekonomi zaman Habibie (Offering A - 4-6) Pertemuan - 10.pdf
 
CERAMAH SINGKAT RAMADHAN RIFKI TENTANG TAUBAT.pptx
CERAMAH SINGKAT RAMADHAN RIFKI TENTANG TAUBAT.pptxCERAMAH SINGKAT RAMADHAN RIFKI TENTANG TAUBAT.pptx
CERAMAH SINGKAT RAMADHAN RIFKI TENTANG TAUBAT.pptx
 
Aksi Nyata PERENCANAAN BERBASIS DATA.pptx
Aksi Nyata PERENCANAAN BERBASIS DATA.pptxAksi Nyata PERENCANAAN BERBASIS DATA.pptx
Aksi Nyata PERENCANAAN BERBASIS DATA.pptx
 
bahasa-indonesia-penyusunan-paragraf.pptx
bahasa-indonesia-penyusunan-paragraf.pptxbahasa-indonesia-penyusunan-paragraf.pptx
bahasa-indonesia-penyusunan-paragraf.pptx
 
Adab bjjkkkkkkk gggggggghhhhywq dede dulu ya itu yg kamu
Adab bjjkkkkkkk gggggggghhhhywq dede dulu ya itu yg kamuAdab bjjkkkkkkk gggggggghhhhywq dede dulu ya itu yg kamu
Adab bjjkkkkkkk gggggggghhhhywq dede dulu ya itu yg kamu
 

STANDARISASI

  • 1. LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK ACARA I PEMBUATAN LARUTAN DAN STANDARISASINYA Disusun Oleh: KELOMPOK 12 Katarina Candy A. P. NIM H0915037 Kurniawan Eko Y. NIM H0915043 Maria Apriliana K. NIM H0915048 Naila Zulfa NIM H0915055 ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2015
  • 2. ACARA I PEMBUATAN LARUTAN DAN STANDARISASINYA A. TUJUAN Tujuan praktikum Kimia Anorganik Acara I Pembuatan Larutan dan Standarisasinya adalah sebagai berikut: 1. Mahasiswa dapat menstandarisasi larutan HCl dan NaOH. 2. Mahasiswa dapat menentukan kadar Na2CO3 dengan HCl. B. TINJAUAN PUSTAKA Reaksi kimia biasanya berlangsung antara dua campuran zat, bukannya antara dua zat murni. Satu tipe yang lazim dari campuran adalah larutan. Suatu larutan adalah campuran homogen dari molekul, atom, atau ion dari du zat atau lebih. Suatu larutan disebut suatu campuran karena susunannya dapat berubah-ubah. Disebut homogen karena susunannya begitu seragam sehingga tidak dapat diamati adanya bagian-bagian yang berlainan, bahkan dengan mikroskop optis sekalipun. Dalam campuran heterogen permukaan- permukaan tertentu dapat dideteksi antara bagian-bagian atau fase-fase yang terpisah. Biasanya dengan larutan dimaksudkan fase cair. Lazimnya salah satu komponen (penyusun) larutan semacam itu adalah suatu cairan sebelum campuran itu dibuat. Cairan ini disebut medium pelarut atau pelarut (solvent). Komponen lain yang dapat bebentuk gas, cairan ataupun zat padat dibayangkan sebagai terlarut ke dalam komponen pertama. Zat yang terlarut disebut zat terlarut (solute) (Keenan et al., 1980). Larutan standar adalah larutan yang konsentrasinya sudah diketahui secara pasti. Berdasarkan kemurniannya larutan standar dibedakan menjadi larutan standar primer dan larutan standar sekunder. Larutan standar primer adalah larutan standar yang dipersiapkan dengan menimbang dan melarutkan suatu zat tertentu dengan kemurnian tinggi (konsentrasi diketahui dari massa– volume larutan). Larutan standar sekunder adalah larutan standar yang dipersiapkan dengan menimbang dan melarutkan suatu zat tertentu dengan
  • 3. kemurnian relatif rendah sehingga konsentrasi diketahui dari hasil standardisasi (Padmaningrum, 2006). Larutan standar primer merupakan larutan standar yang dibuat dari zat standar dengan kemurnian sangat tinggi yang umumnya dipasok oleh NIST, NIBCS yang dipakai untuk kalibrasi larutan standar yang dibuat. Larutan standar sekunder merupakan larutan yang konsentrasinya ditentukan dengan metode analitik yang dapat dipercaya (Darlina, 1998). Cara menyatakan konsentrasi larutan ada dua cara yaitu jumlah berat zat yang terkandung dalam sejumlah berat tertentu zat pelarutnya (persentasi berat, sejumlah berat zat yang terkandung dalam berat tertentu zat larutannya, kemolalan, dan fraksi mol) dan jumlah berat zat yang terkandung dalam volume tertentu larutannya (kenormalan dan kemolaran) (Pringgomulyo dan Wardio, 1982). Titrasi adalah proses penentuan banyaknya suatu larutan dengan konsentrasi yang diketahui dan diperlukan untuk bereaksi secara lengkap dengan sejumlah contoh tertentu yang akan dianalitik. Contoh yang akan dianalisis dirujuk sebagai anu (tak diketahui, unknown). Prosedur analitis yang melibatkan titrasi dengan larutan-larutan yang konsentrasinya diketahui disebut analisis volumetri. Dalam analisis larutan asam dan basa, titrai melibatkan pengukuran yang saksama volume-volume suatu asam dan suatu basayang tepat saling menetralkan (Keenan et al., 1980). Bila pada suatu larutan asam ditambahkan basa sedikit-sedikit, pH larutan tersebut akan bertambah setiap kali menambahkan basa tersebut. Bila pH tersebut digambarkan terhadap kuantitas basa yang ditambahkan, kenaikan pH yang lebih curam terdapat pada titik kesetaraan (equivalence point) pada waktu mana asam persis dinetralisasi. Daerah pertambahan curam tersebut disebut titik akhir (end point) dan keseluruhan proses penambahan basa dan penentuan titik akhir disebut titrasi (titration). Grafik yang menunjukkan perubahan pH selama titrasi disebut kurva titrasi. Titrasi dapat pula dilangsungkan dengan arah terbalik yaitu dengan menambahkan asam pada basa. Perhitungan titik akhir pada kurva pada kurva dilakukan dengan cara
  • 4. yang sama. Titik akhir titrasi (daerah yang paling curam pada kurva titrasi) dapat ditentukan dari percobaan jika tersedia alat untuk mengukur pH pada setiap kali menambahkan basa. Cara yang paling sederhana adalah dengan menambahkan sedikit indikator ke dalam larutan tersebut. Indikator tersebut dipilih yang memberikan perubahan warna yang tajam sehubungan dengan perubahan pH pada titik akhir (Rosenberg dan Jasjfi, 1985). Perubahan besar dalam pH yang terjadi dalam titrasi dimanfaatkan untuk menentukan kapan titik kesetaraan itu dicapai. Terdapat banyak asam dan basa organik lemah yang bentuk ion dan bentuk tak-terdisosiasinya menunjukkan warna yang berlainan. Molekul-molekul semacam itu dapat digunakan untuk menetapkan kapan telah ditambahkan cukup titran dan disebut indikator tampak (visual indicator). Suatu contoh sederhana adalah p- nitrofenol yang merupakan asam lemah dengan bentuk tak terdisosiasinya tak berwarna, namun anionnya mempunyai sistem ikatan rangkap tunggal selang- seling (sistem konjugasi) berwarna kuning. Sehingga dapat menyerap cahaya yang lebih panjang daripada molekul padanannya yang tak memiliki sistem konjugasi. Cahaya yang diserap seringkali berada dalam bagian tampak dari spektrum dan karenanya molekul atau ion tersebut berwarna. Indikator fenolftalein adalah asam dwiprotik dan tak berwarna. Mula-mula zat ini berdisosiasi menjadi suatu bentuk tak berwarna dan kemudian dengan kehilangan proton kedua menjadi ion dengan sistem konjugasi timbullah warna merah. Jingga metil merupakan suatu basa dan berwarna kuning dalam bentuk molekulnya. Penambahan ion hidrogen akan menghasilkan kation yang berwarna merah muda. Dalam pemilihan suatu indikator harus diperhatikan perubahan warna kira-kira pada pH titik kesetaraan titrasi. Untuk pH asam- asam lemah pH titik kesetaraan terletak di atas 7 dan biasanya dipilih fenolftalein. Untuk basa lemah di mana pH titik kesetaraan di bawah 7 menggunakan merah metil atau jingga metil. Untuk asam kuat dan basa kuat, merah metil, biru bromtimol, dan fenolftalein akan memadai (Day dan Underwood, 1986).
  • 5. Kesalahan titrasi merupakan kesalahan yang terjadi bila titik akhir titrasi tidak tepat sama dengan titik ekivalen (≤ 0,1%), disebabkan adanya kelebihan titran, indikator bereaksi dengan analit atau indikator bereaksi dengan titran, diatasi dengan titrasi larutan blanko. Larutan blanko merupakan larutan yang terdiri atas semua pereaksi kecuali analit. Untuk mengetahui titik ekivalen secara eksperimen biasanya dibuat kurva titrasi yaitu kurva yang menyatakan hubungan antara –log [H+] atau –log [X-] atau –log [Ag+] atau E (volt) terhadap volume ((Padmaningrum, 2006). Indikator asam-basa adalah asam lemah yang asam tak terionnya mempunyai warna yang berbeda dengan warna anionnya. Jika sedikit indikator dimasukkan dalam larutan, larutan akan berubah warna menjadi warna (1) atau warna (2), tergantung pada apakah kesetimbangan bergeser ke arah bentuk asam atau anion (Petrucci, 1992). Indikator pH merupakan bahan yang mana larutan berubah warna karena perubahan pH. Hal ini bisa juga disebut dengan indikator penetralan (Khan and Farooqui, 2011). Aplikasi standarisasi larutan dalam ilmu dan teknologi pangan yaitu pada penentuan kadar asam lemak bebas atau Free Fatty Acid (FFA) ditentukan dengan cara sebagai berikut sampel dipanaskan pada suhu 500C diatas hotplate sampai seluruh lapisan minyak mencair lalu dihomogenkan menggunakan Magnetic Stirrer. Sebanyak 5 gram sampel minyak ditambahkan dengan 50 mL alkohol yang dinetralkan, kemudian dipanaskan diatas pemanas pada suhu 500C sampai seluruh minyak larut. Ke dalam sediaan ini ditambahkan 2-3 tetes indikator phenolptalein, lalu dtitrasi dengan larutan standar NaOH 0,1 N (Silaban dkk, ). Titrasi asam-basa digunakan dalam analisa vitamin C. Titrasi asam basa merupakan contoh analisis volumetri yaitu suatu cara atau metode yang menggunakan larutan yang disebut titran dan dilepaskan dari perangkat gelas yang disebut buret. Bila larutan yang diuji bersifat basa, titran harus bersifat asam dan sebaliknya. Untuk menghitung kadar vitamin C dari metode ini adalah dengan mol NaOH = mol asam askorbat (Dia, 2009).
  • 6. C. METODE PENELITIAN 1. Tempat dan Waktu Praktikum Acara I Pembuatan Larutan dan Standarisasinya dilaksanakan di Laboratorium Rekayasa Proses Pengolahan Pangan dan Hasil Pertanian, Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta pada hari Senin, tanggal 2 November 2015, pukul 15.10 – 17. 10 WIB. 2. Bahan dan Alat a. Bahan 1) Aquades 2) Asam Oksalat 0,1 gram 3) Borax (Na2B4O7.10H2O) 0,4 gram 4) Indikator Methyl Orange (MO) 5) Indikator Phenolphtalein (PP) 6) Larutan HCl 7) Larutan NaOH 8) Natrium Karbonat (Na2CO3 ) 0,75 gram b. Alat 1) Buret 2) Corong 3) Erlenmeyer 4) Gelas Ukur 5) Labu Takar 6) Pipet tetes 7) Pipet volume 8) Statif 9) Timbangan analitik
  • 7. 3. Cara kerja 1. Standarisasi 0,1 N HCl dengan Borax (Na2B4O7.10H2O) Gambar 1.1 Diagram Alir Proses Standarisasi HCl dengan Borax 2. Standarisasi larutan NaOH Gambar 1.2 Diagram Alir Proses Standarisasi NaOH dengan Asam Oksalat Borax murni 0,4 gram 50 ml aquades 3 tetes MO HCl Pengambilan bahan Pemasukan dalam labu takar 50 ml dan dilarutkan Pemindahan 10 ml larutan ke erlenmeyer Pentitrasian hingga berubah warna Asam oksalat 0,1 gram 50 ml aquades 3 tetes PP NaOH Pengambilan bahan Pemasukan dalam labu takar 50 ml dan dilarutkan Pemindahan larutan ke erlenmeyer Pentitrasian hingga berubah warna
  • 8. 3. Penentuan kadar Na2CO3 Gambar 1.3 Diagram Alir Proses Penentuan Kadar Na2CO3 D. HASIL DAN PEMBAHASAN Standarisasi larutan merupakan proses saat konsentrasi larutan standar sekunder ditentukan dengan tepat dengan cara mentitrasi dengan larutan standar primer Titran atau titer adalah larutan yang digunakan untuk mentitrasi (biasanya sudah diketahui secara pasti konsentrasinya). Dalam proses titrasi suatu zat berfungsi sebagai titran dan yang lain sebagai titrat. Titrat adalah larutan yang dititrasi untuk diketahui konsentrasi komponen tertentu. Titik ekivalen adalah titik yang menyatakan banyaknya titran secara kimia setara dengan banyaknya analit. Analit adalah spesies (atom, unsur, ion, gugus, molekul) yang dianalisis atau ditentukan konsentrasinya atau strukturnya (Padmaningrum, 2006). Na2CO3 0,75 gram 20 ml aquades 3 tetes MO HCl Pengambilan bahan Pemasukan dalam labu takar 50 ml dan dilarutkan Pemindahan10 ml larutan ke erlenmeyer Pentitrasian hingga berubah warna Aquades Pemasukan dalam labu takar sampai volume 50 ml
  • 9. Tabel 1.1 Standarisasi Larutan HCl dengan Borax m Borax (g) V HCl (ml) N HCl Warna Larutan Awal Proses Akhir 0,400 9,1 0,046 orange semburat jingga jingga 0,400 12,3 0,034 orange semburat jingga jingga 0,407 9,4 0,045 orange semburat jingga jingga Sumber: Laporan Sementara Pada Tabel 1.1 dapat diketahui bahwa warna larutan pada ketiga data yaitu sama. Pada awalnya berwarna orange, pada proses titrasi berwarna semburat jingga, dan di akhir titrasi berwarna jingga. Untuk nilai N HCl pada data pertama yaitu 0,046, data kedua yaitu 0,034, dan data ketiga yaitu 0,045. Rata-rata nilai N HCl yaitu sebesar 0,042. Nilai N HCl pada data pertama dan ketiga hampir serupa nilainya, sedangkan pada data kedua nilai N HCl cukup berbeda karena jumlah volume HCl yang digunakan untuk titrasi lebih banyak yaitu sebesar 12,3 ml sedangkan pada data pertama dan kedua menggunakan HCl sebesar 9,4 ml. Reaksi standarisasi larutan HCl dengan borax yaitu sebagai berikut: Na2B4O7.10H2O (aq) + HCl (aq) → 2 NaCl (aq) + 4 H3BO3 (aq) + 5 H2O (l) (Wahyuni, 2014). Tabel 1.2 Standarisasi Larutan NaOH dengan Asam Oksalat m Asam Oksalat (g) V NaOH (ml) N NaOH Warna Larutan Awal Proses Akhir 0,106 15,2 0,111 bening semburat pink pink muda 0,109 15,5 0,112 bening semburat pink pink muda 0,105 15,4 0,108 bening semburat pink pink muda Sumber: Laporan Sementara
  • 10. Pada Tabel 1.2 dapat diketahui bahwa warna larutan pada ketiga data sama, yaitu pada awal titrasi berwarna bening (tak berwarna), pada proses titrasi berwarna semburat pink, dan di akhir titrasi berwarna pink. Nilai N NaOH pada ketiga data cukup serupa. Yaitu pada data pertama N NaOH sebesar 0,111, pada data kedua sebesar 0,112, dan data ketiga sebesar 0,108. Dengan rata-rata nilai N NaOH sebesar 0,110. Hasil dari N NaOH cukup serupa karena massa asam oksalat dan volume NaOH yang digunakan juga tidak jauh berbeda. Reaksi standarisasi larutan NaOH dengan asam oksalat adalah sebagai berikut: 2 NaOH + (COOH)2 → 2(COONa) + 2H2O (Wahyuni, 2014). Tabel 1.3 Penentuan Kadar Na2CO3 N HCl V HCl (ml) N Na2CO3 Warna Larutan Awal Proses Akhir 0,046 16,5 134,090% orange jingga jingga 0,034 20,4 122,536% orange jingga jingga 0,045 18,5 147,075% orange jingga jingga Sumber: Laporan Sementara Pada Tabel 1.3 dapat diketahui warna larutan pada ketiga data juga sama yaitu pada awal proses berwarna orange, pada proses berwarna jingga, dan di akhir berwarna jingga dengna nilai N Na2CO3 yang cukup bervariasi. Yaitu pada data pertama N Na2CO3 sebesar 134,090%, pada data kedua sebesar 122,536%, dan pada data ketiga sebesar 147,075% dengan rata-rata N Na2CO3 sebesar 134,567%. Reaksi yang terjadi dalam penentuan kadar Na2CO3 adalah sebagai berikut: Na2CO3 (aq) + HCl (aq) → NaCl (aq) + NaHCO3 (aq) (Wahyuni, 2014). Faktor yang berpengaruh pada titrasi yaitu komposisi massa dan volume pelarut yang menyatakan konsentrasi ekstrak zat warna (Padmaningrum, 2011). Konsentrasi larutan dan zat yang dititrasi mempengaruhi ∆pH. Dengan berkurangnya konsentrasi analit dan titran,
  • 11. berkurang pula ∆pH, sehingga juga berpengaruh pada titik titrasi (Day dan Underwood, 1986). Fungsi indikator dan trayek pH adalah untuk menentukan derajat keasaman atau kebasaan dari suatu larutan (Debataraja dan Manurung, 2011). Indikator membantu untuk mengetahui titik ekivalen asam-basa (titrasi penetralan). Indikator memperlihatkan perubahan warna yang jelas seiring dengan perubahan pH (Abbas, 2012). Contoh indikator pH yaitu metil jingga (mengetahui perubahan pH dengan batas antara 0,0 – 1,6 dengan perubahan warna dari kuning menjadi biru), thymol biru (mengetahui perubahan pH pada batas pH 1,2 – 2,8 dengan perubhan warna dari merah menjadi kuning) , metil orange (mengetahui perubahan pH pada batas pH 3,2 – 4,4 dengan perubahan warna dari merah menjadi kuning), metil merah (mengetahui perubahan pH pada batas pH 4,8-6,0 dengan perubahan warna dari merah menjadi kuning) , litmus (mengetahui perubahan pH pada batas pH 5,0-8,0 dengan perubahan warna dari merah menjadi biru), bromtimol biru (mengetahui perubahan pH pada batas 6,0-7,6 dengan perubahan warna dari kuning menjadi biru), timol biru (mengetahui perubahan pH pada batas pH 8,0-9,6 dengan perubahan warna dari kuning menjadi biru), phenolphtalein (mengetahui perubahan pH pada batas pH 8,2-10,0 dengan perubahan warna dari tak berwarna menjadi merah), timolphtalein (mengetahui perubahan pH pada batas pH 9,4-10,6 dengan perubahan warna dari tak berwarna menjadi biru), alizarin kuning R (mengetahui perubahan pH pada batas pH 10,1-12,0 dengan perubahan warna dari kuning menjadi merah) (Khan and Farooqui, 2011). Saat standarisasi HCl memakai indikator MO karena larutan yang dititrasi merupakan asam kuat dan basa lemah. Sedangkan standarisasi NaOH memakai indikator PP karena larutan yang dititrasi merupakan larutan basa kuat dan asam kuat (Harjanti, 2008). Metil orange berfungsi untuk mengetahui perubahan pH pada batas pH 3,2 – 4,4 dengan perubahan warna dari merah menjadi kunin dan phenolphtalein untuk mengetahui perubahan pH pada batas pH 8,2-10,0 dengan perubahan warna dari tak berwarna menjadi merah (Khan and Farooqui, 2011).
  • 12. Perubahan warna indikator pada titrasi asam-basa terjadi ketika pH sebanding dengan nilai pKa indikator, keduanya Hind dan Ind- menunujukkan perbandingan 1:1. Jika pH di atas nilai pKa, konsentrasi basa penyangga lebih besar daripada konsentrasi asam dan warna tergantung dengan basa penyangga dominan. Jika pH di bawah nilai pKa, kebalikannya yang terjadi (Pradeep dan dave, 2013). Indikator asam-basa dapat berubah warna bila lingkungan pH berubah karena indikator asam basa merupakan asam organik lemah atau basa organik lemah sehingga dalam larutan terionisasi dan bentuk molekul indikator mempunyai warna yang berbeda dengan warna indikatornya. Letak trayek berbeda pH bergantung pada besar kecilnya tetapan kesetimbangan asam (Ka) atau tetapan kesetimbangan basa (Kb). Trayek pH terjadi akibat terjadinya kesetimbangan dan keterbatasan mata membedakan campuran warna (Padmaningrum, 2006). Pada Tabel 1.1 dapat diketahui bahwa warna larutan pada ketiga data yaitu sama. Pada awalnya berwarna orange, pada proses titrasi berwarna semburat jingga, dan di akhir titrasi berwarna jingga. Perubahan warna larutan tersebut tidak sesuai teori, bahwa metil orange akan merubah warna larutan dari merah menjadi kuning (Khan and Farooqui, 2011). Perbedaan hasil praktikum dengan teori terjadi karena adanya faktor kesalahan dalam praktikum Kimia Anorganik Acara I ini. Pada Tabel 1.2 dapat diketahui bahwa warna larutan pada ketiga data sama, yaitu pada awal titrasi berwarna bening (tak berwarna), pada proses titrasi berwarna semburat pink, dan di akhir titrasi berwarna pink. Hasil tersebut sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa phenolphtalein akan mengubah warna larutan dari tak berwarna menjadi merah (Khan and Farooqui, 2011). Sedangkan pada Tabel 1.3 dapat diketahui warna larutan pada ketiga data juga sama yaitu pada awal proses berwarna orange, pada proses berwarna jingga, dan di akhir berwarna jingga. Hasil tersebut tidak sesuai dengan teori yang menyebutkan bahwa metil orange akan merubah warna larutan dari merah menjadi kuning (Khan and Farooqui, 2011). Ketidaksamaan hasil antara hasil praktikum dengan teori disebabkan oleh faktor kesalahan dan kekurangtelitian dalam
  • 13. penentuan titik tepat terjadinya titrasi dalam praktikum Kimia Anorganik Acara I ini. Aplikasi standarisasi larutan dalam ilmu dan teknologi pangan yaitu pada penentuan kadar asam lemak bebas atau Free Fatty Acid (FFA) ditentukan dengan cara sebagai berikut sampel dipanaskan pada suhu 500C diatas hotplate sampai seluruh lapisan minyak mencair lalu dihomogenkan menggunakan Magnetic Stirrer. Sebanyak 5 gram sampel minyak ditambahkan dengan 50 mL alkohol yang dinetralkan, kemudian dipanaskan diatas pemanas pada suhu 500C sampai seluruh minyak larut. Ke dalam sediaan ini ditambahkan 2-3 tetes indikator phenolptalein, lalu dtitrasi dengan larutan standar NaOH 0,1 N (Silaban dkk, 2011). Titrasi asam-basa digunakan dalam analisa vitamin C (Dia, 2009). E. KESIMPULAN Berdasarkan hasil praktikum Kimia Anorganik Acara I Pembuatan Larutan dan Standarisasinya dapat disimpulkan sebagi berikut: 1. Standarisasi larutan HCl dengan borax diperoleh rata-rata nilai N HCl yaitu 0,042. 2. Standarisasi larutan NaOH dengan asam oksalat diperoleh rata-rata nilai N NaOH sebesar 0,110. 3. Rata-rata kadar N Na2CO3 yaitu 134,567%.
  • 14. LAMPIRAN Perhitungan 1. N HCl 𝑁 𝐻𝐶𝑙 = 𝑚 𝑏𝑜𝑟𝑎𝑥. 𝑣𝑎𝑙 𝑏𝑜𝑟𝑎𝑥.1000 𝐵𝑀 𝑏𝑜𝑟𝑎𝑥. 𝑉𝐻𝐶𝑙 N(1) = 0,400×2×1000 382 ×9,1 × 10 50 = 0,046 N(2) = 0,400×2×1000 382 ×12,3 × 10 50 = 0,034 N(3) = 0,407×2×1000 382 ×9,4 × 10 50 = 0,045 2. N NaOH 𝑁 𝑁𝑎𝑂𝐻 = 𝑚 𝑎𝑠𝑎𝑚 𝑜𝑘𝑠𝑎𝑙𝑎𝑡 . 𝑣𝑎𝑙 𝑎𝑠𝑎𝑚 𝑜𝑘𝑠𝑎𝑙𝑎𝑡 . 1000 𝐵𝑀 𝑎𝑠𝑎𝑚 𝑜𝑘𝑠𝑎𝑙𝑎𝑡 . 𝑉𝑁𝑎𝑂𝐻 N(1) = 0,106×2×1000 126 ×15,2 = 0,111 N(2) = 0,109×2×1000 126×15,5 = 0,112 N(3) = 0,105×2×1000 126 ×15,4 = 0,108 3. Kadar Na2CO3 𝑎 = 𝑣Na2 CO3 yang dititrasi 𝑣Na2 CO3 yang dibuat × 𝑚Na2CO3 𝑏 = 𝑣 𝐻𝐶𝑙 . 𝑁 𝐻𝐶𝑙 . 𝐵𝑀Na2CO3 𝑣𝑎𝑙Na2CO3 × 1000 𝑘𝑎𝑑𝑎𝑟 Na2CO3 = b a × 100% a. Data 1 𝑎 = 10 50 × 10 50 × 0,75 = 0,03 𝑏 = 16,5×0,046×106 2×1000 = 0,040227
  • 15. 𝑘𝑎𝑑𝑎𝑟 Na2CO3 = 0,040227 0,03 × 100% = 134,090% b. Data 2 𝑎 = 10 50 × 10 50 × 0,75 = 0,03 𝑏 = 20,4×0,034×106 2×1000 = 0,036761 𝑘𝑎𝑑𝑎𝑟 Na2CO3 = 0,036761 0,03 × 100% = 122,536% c. Data 3 𝑎 = 10 50 × 10 50 × 0,75 = 0,03 𝑏 = 18,5×0,045×106 2×1000 = 0,044123 𝑘𝑎𝑑𝑎𝑟 Na2CO3 = 0,044123 0,03 × 100% = 147,075%
  • 16. DOKUMENTASI PRAKTIKUM Gambar 1.1 Penimbangan Borax Gambar 1.2 Pentitrasian Larutan NaOH Gambar 1.3 Hasil Titrasi Larutan NaOH dengan PP