SlideShare a Scribd company logo
1 of 9
Kelipatan Persekutuan Terkecil
Di Sekolah Dasar dan lanjutan kita telah mempelajari Kelipatan Persekutuan Terkecil.
Misalnya, kelipatan 3 adalah 3, 6, 9, 12, 15…
Kelipatan 4 adalah 4, 8, 12, 16..
Maka kelipatan persekutuan dari 3 dan 4 adalah 12, 24, 36…
Cara 1. Dengan mencari kelipatan bilangan tersebut, kemudian carilah mana yang
merupakan kelipatan yang sama dan terkecilnya.
Mencari kelipatan bukanlah sesuatu yang sulit. Kelipatan didapat dengan mengalikan
suatu bilangan dengan 1, 2, 3, 4, 5, dan seterusnya sampai anda menemukan KPK.
Contohnya, kelipatan dari 3 adalah 3, 6, 9, 12, 15, dan seterusnya. Berikut akan
diberikan contoh soal beserta pembahasannya dengan menggunakan cara ini agar lebih
jelas.
Soal 1. Carilah KPK antara 15 dan 40.
Solusi.
Kelipatan dari 15 adalah 15, 30, 45, 60, 75, 90, 105, 120, 135, …
Kelipatan dari 40 adalah 40, 80, 120, 160, 200, …
Perhatikan bahwa yang dicetak tebal (bold) merupakan kelipatan yang sama dan
terkecil. Jadi, lcm(15,40)=120
Cara 2. Dengan menggunakan faktorisasi prima.
Faktorisasi prima adalah perkalian bilangan-bilangan prima yang menghasilkan suatu
bilangan. Contohnya, faktorisasi prima dari 28 adalah 2^2 x 7 atau bisa ditulis 28=2^2 x
7. Jika sudah mendapatkan faktorisasi prima bilangan-bilangan yang akan dicari KPK
nya, pertama carilah faktor-faktor prima yang sama. Setelah ditemukan faktor-faktor
yang sama, ambil satu saja yang memiliki pangkat terbesar. Kalikan angka-angka yang
kita ambil tadi dengan angka yang tidak memiliki pasangan faktor yang sama (jika ada)
untuk mendapatkan KPK. Untuk lebih jelasnya, berikut akan diberikan contoh soal dan
pembahasannya dengan menggunakan cara ini.
Soal 1. Carilah KPK antara 15 dan 40
Solusi.
15=3 x 5
40=2^3 x 5
Perhatikan bahwa faktor prima yang sama adalah 5. Perhatikan pangkatnya. Karena
berpangkat sama, ambil saja salah satunya. Faktor yang tidak punya pasangan adalah
2^3 dan 3. Jadi, lcm(15,40)=2^3 x 3 x 5=120
Soal 2. Carilah FPB antara 5, 10, dan 15.
Solusi.
5=5
10=2 x 5
15=3 x 5
Perhatikan bahwa faktor prima yang sama adalah 5. Perhatikan pangkatnya. Karena
semuanya berpangkat sama, ambil satu saja. Faktor prima yang tidak memiliki pasangan
adalah 2 dan 3. Jadi, lcm(5, 10, 15)=2 x 3 x5=30
Selanjutnya istilah “Kelipatan bulat Positif” hanya dikatakan “kelipatan”.
Secara umum, kelipatan persekutuan dari dua bilangan bulat dinyatakan dalam definisi
berikut
Definisi:
Misalkan a dan b adalah bilangan-bilangan bulat, m adalah kelipatanpersekutuan dari a
dan b jika a | m dan b | m.
Nol (0) adalah suatu kelipatan persekutuan dari a dan b, ab dan –ab masing-masing juga
merupakan suatu kelipatan persekutuan dari a dan b. jadi himpunan semua kelipatan
bulat positif dari a dan b tidak pernah sama dengan himpunan kosong.
Himpunan semua kelipatan bulat positif dari 6 adalah {6, 12, 18, 24…}
Himpunan semua kelipatan bulat positif dari -9 adalah {-9, 18, 27, 36…}
Jadi himpunan semua kelipatan persekutuan dari 6 dan -9 adalah {18, 36, 54, 72…}.
Sehingga kelipatan persekutuan terkecil dari 6 dan -9 adalah 18.
Ingat bahwa dalam himpunan bagian dari himpunan bilangan-bilangan bulat positif
selalu mempunyai anggota terkecil. Sehingga KPK dari setiap dua bilangan bulat selalu
ada.
Secara formal, KPK dari dua bilangan bulat didefinisikan sebagai berikut:
Definisi:
Kelipatan Persekutuan Terkecil (LPL) dari dua bilangan bulat tidak nol a dan b adalah
suatu bilangan bulat positif m ditulis [a,b] = m, apabila memenuhi:
(i) a|m dan b|m
(ii) jika a|c dan b|c, maka m ≤ c.
dalam definisi ini dapat dimengerti bahwa kelipatan dari setiap dua bilangan bulat yang
tidak nol selalu merupakan suatu bilangan bulat positif. Dalam (i) pada definisi itu
mengatakan bahwa masing-masing dari dua bilangan itu membagi kelipatan
persekutuan terkecilnya. Sedangkan (ii) mengatakan bahwa kelipatan persekutuan
lainnya tidak lebih kecil dari KPK dari dua bilangan itu.
Contoh 1:
[6,8] = 24, maka 6|24 dan 8|24. Kelipatan persekutuan yang lain misalnya 48, 72, 97…
masing-masing lebih besar dari 24.
Perhatikan contoh di atas, yaitu himpunan semua kelipatan persekutuan bulat positif
dari 6 dan -9 adalah 18 atau ditulis [6,-9] = 18. Tampak di sini bahwa semua kelipatan
persekutuan dari 6 dan -9 selalu terbagi oleh 18. Hal ini dapat dikatakan bahwa setiap
kelipatan persekutuan dari dua bilangan bulat selalu etrbagi oleh KPK dari dua bilangan
tersebut. Hal ini dinyatakan sebagai teorema berikut ini.
Teorema 1:
Jika c suatu kelipatan persekutuan dari dua bilangan bulat tidak nol a dan b, maka KPK
dari a dan b membagi c, yaitu [a,b]|c
Bukti:
Misalkan [a,b] = m, maka harus ditunjukkan bahwa m|c.
Andaikan m|c, maka menurut algoritma pembagian, ada bilangan-bilangan bulat q dan r
sedemikian sehingga
c = qm +r dengan 0 < r < m
karena c adalah kelipatan persekutuan dari a dan b, maka a|c dan b|c.
karena [a,b] = m maka a|m dan b|m.
a|m maka a|qm dan a|c, maka a|(c - qm). Ini berarti a|r.
demikian pula b|m maka b|qm dank arena b|c, maka b|(c – qm). Berarti b|r.
karena a|r dan b|r maka r adalah kelipatan persekutuan dari a dan b.
tetapi karena [a,b] = m dan 0< r < m, maka hal tersebut tidak mungkin (kontradiksi).
Jadi pengandaian di atas tidak benar, berarti m|c atau [a,b]|c.
perhatikan bahwa [6,9] = 18 dan [2.6,2.9] = [12,18] = 36.
Tampak bahwa [2.6,2.9] = 2 [6,9].
Hal ini memberikan ilustrasi dari teorema berikut ini.
Teorema 2:
Jika c > 0, maka [ca,cb] = c[a,b]
Bukti;
Msalkan [a,b] = d, maka a|d dan b|d, sehingga ac|dc dan bc|dc. Hal ini berarti dc adalah
kelipatan persekutuan dari ac dan bc, dan menurut teorema 2.10, maka [ac,bc]|dc.
Karena [ac,bc] adalah suatu kelipatan dari ac, maka [ac,bc] adalah suatu kelipatan dari
c. misalkan [ac,bc] = mc maka mc|dc, sehingga m|d.
Karena [ac,bc], maka ac|mc dan bc|mc, sehingga a|m dan b|m, dan menurut teorema 1,
maka [a,b]|m, yaitu d|m dank arena m|d, maka d = m.
Sehingga dc = mc, yaitu c[a,b] = [ac,bc]
Contoh 2.6
(1) [105,45] = [15.7,15.3]
= 15[7,3]
= 15 [21]
= 315
(2) [18,30] = [6.3,6.5]
= 6[3,5]
= 6.15
=90
Mengingat teorema tersebut, maka dengan mengeluarkan faktor persekutuannya akan
mempermudah dalam mempermudah dalam mencari KPK-nya.
Jika (a,b) = 1, berapakah [a,b]? Apakah [a,b] = ab? Akan kita tunjukkan sebagai berikut:
Jelas bahwa ab adalah suatu kelipatan persekutuan dari a dan b, menurut teorema 2,
maka [a,b]|ab. Di lain pihak, menurut akibat dari teorema 2.10, karena a|[a,b] dan b|[a,b]
dengan (a,b) = 1, maka ab|[a,b] dan karena [a,b]|ab, maka disimpulkan [a,b] = ab.
Selanjutnya, apabila (a,b) = d, maka 1, 





d
b
d
a
Berdasarkan pada kesimpulan di atas, maka 2
,
d
ab
d
b
d
a






Jika kedua ruas dikalikan dengan d2 maka diperoleh bahwa
ab
d
b
d
a
d 





,2
d[a,b] = ab
(a,b)[a,b] = ab
Uraian di atas merupakan bukti dari teorema berikut ini.
Teorema 3
Jika a dan b bilangan-bilangan bulat yang keduanya positif, maka
(a,b)[a,b] = ab
Contoh
(1) Karena (16,20) = 4 dan [16,20] = 80, terdapat hubungan (16,20)[16,20] = 4.80 =
320 = 16.20
(2) (25,18) = 1 dan [25,18] = 450, terdapat hubungan (25,18)[25,18] = 1.450=25.18
RANGKUMAN
1. Bilangan bulat c merupakan kelipatan persekutuan dari a dan b jika a|c dan bc.
2. Kelipatan Persekutuan terkecil (KPK) dari a dan b yang keduanya tidak nol,
ditulis dengan notasi [a,b].
3. [a,b] = d jika (i) a|d dan b|d, serta (ii) jika a|e dan b|e maka d ≤ e.
4. Jika c suatu kelipatan persekutuan dari a dan b maka [a,b]|c. atau diktakan
bahwa kelipatan persekutuan terkecil dari dua bilangan selalu membagi setiap
kelipatan pesekutuan dari dua bilangan itu.
5. Jika m suatu bilangan bulat positif, maka [ma,mb] = m[a,b].
6. Jika (a,b) = 1 maka [a,b] = ab. Prinsip-prinsip (5) dan (6) ini membantu kita
mempermudah menghitung KPK dari dua bilangan.
7. Jika a dan b dua bilangan positif, maka (a,b)[a,b] = ab. Atau dengan kata lain:
hasil kali FPB dan KPK dari dua bilangan positif sama dengan hasil kali dua
bilangan itu.
LATIHAN
Benar atau salahkah pernyataan-pernyataan berikut ini? Jika benar, buktikanlah
pernyataannya, dan jika salah, berilah suatu contoh kontranya.
1. Jika (a,b) = (a,c) maka [a,b] = [a,c]
2. [a,-b] = [a,b]
3. Jika d|(a,b) maka d|[a,b].
4. Jika c|[a,b] maka c|(a,b).
5. (a,b)|[a,b]
6. [a,b]|(a,b)zaAS
7. (a,b) = [a,b] jika dan hanya jika a = b.
8. Jika c suatu kelipatan persekutuan dari a dan b maka (a,b)|c.
9. Jika [a,b] = b maka a|b.
10. Jika a|b maka [a,b] = b.
JAWAB:
1. Salah. Contoh: (3,5) = (3,7) = 1, tetapi [3,5] ≠ [3,7], yaitu: [3,5] = 15 dan [3,7] =
21.
2. Benar. [a,-b] dan [a,b] masing-masing adalah bilangan bulat positif terkecil yang
merupakan kelipatan persekutuan dari a dan b.
3. Benar. Misalkan (a,b)n= c, maka c|a dan c|b. dank arena d|c maka dengan sifat
transitif, d|a dan d|b. misalkan [a,b] = t, maka a|t dan b|t. karena d|a dan d|t maka
d|t. karena d|b dan b|t maka d|t, jadi d|[a,b].
4. Salah. Contoh: ambil a = 5, b = 7 dan c = 5, sehingga 5|[5,7], yaitu 5|35. Tetapi 5
tidak membagi (5,7) = 1.
5. Benar. Misalkan (a,b) = d maka d|a dan d|b. dank arena a|[a,b] maka d|[a,b]. jadi
(a,b)|[a,b].
6. Salah. Contoh: ambil a = 3 dan b = 7, maka [3,7] = 21 dan (3,7) = 1 dan 21 tidak
membagi 1.
7. Benar. Misalkan (a,b) = t maka t|a dan t|b. karena (a,b) = [a,b], maka [a,b] = t,
sehingga a|t dan b|t. selanjutnya, karena t|a dan a|t maka a = t. demikian pula
karena t|b dan b|t maka b = t. karena a = t dan b = t maka a = b. sebaliknya, jika
a = b maka (a,a) = [a,a] = a.
8. Benar. C adalah suatu kelipatan dari a dan b, maka a|c dan b|c. misalkan (a,b) =
d, maka a|a dan d|b, d|a dan a|c mka d|c. demikian pula d|b dan b|c maka d|c. jadi
(a,b)|c.
9. Benar. Sesuai dengan definisi FPB dua bilangan a dan b.
10. Benar. a|b maka ada bilangan bulat k sehingga b = ka, sehingga [a,b] = [a,ka] =
ka = b.

More Related Content

What's hot

Contoh soal dan pembahasan subgrup
Contoh soal dan pembahasan subgrupContoh soal dan pembahasan subgrup
Contoh soal dan pembahasan subgrup
Kabhi Na Kehna
 
Sistem bilangan bulat (ma kul teori bilangan)
Sistem bilangan bulat (ma kul teori bilangan)Sistem bilangan bulat (ma kul teori bilangan)
Sistem bilangan bulat (ma kul teori bilangan)
Ig Fandy Jayanto
 
Analisis bab1 bab2
Analisis bab1 bab2Analisis bab1 bab2
Analisis bab1 bab2
Charro NieZz
 
Geometri datar dra. kusni- m.si
Geometri datar   dra. kusni- m.siGeometri datar   dra. kusni- m.si
Geometri datar dra. kusni- m.si
Kiki Ni
 

What's hot (20)

Contoh soal dan pembahasan subgrup
Contoh soal dan pembahasan subgrupContoh soal dan pembahasan subgrup
Contoh soal dan pembahasan subgrup
 
Modul 3 kongruensi
Modul 3   kongruensiModul 3   kongruensi
Modul 3 kongruensi
 
Makalah geseran (translasi)
Makalah geseran (translasi)Makalah geseran (translasi)
Makalah geseran (translasi)
 
Teori bilangan
Teori bilanganTeori bilangan
Teori bilangan
 
Sistem bilangan bulat (ma kul teori bilangan)
Sistem bilangan bulat (ma kul teori bilangan)Sistem bilangan bulat (ma kul teori bilangan)
Sistem bilangan bulat (ma kul teori bilangan)
 
Defenisi dan sifat kekongruenan Teobil
Defenisi dan sifat kekongruenan TeobilDefenisi dan sifat kekongruenan Teobil
Defenisi dan sifat kekongruenan Teobil
 
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.2
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.2Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.2
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.2
 
Sub grup normal dan grup fakto
Sub grup normal dan grup faktoSub grup normal dan grup fakto
Sub grup normal dan grup fakto
 
Prinsip Inklusi Eksklusi
Prinsip Inklusi EksklusiPrinsip Inklusi Eksklusi
Prinsip Inklusi Eksklusi
 
Koneksi Matematika
Koneksi MatematikaKoneksi Matematika
Koneksi Matematika
 
Fungsi Pembangkit
Fungsi PembangkitFungsi Pembangkit
Fungsi Pembangkit
 
BAB 2 Pencerminan (Refleksi)
BAB 2 Pencerminan (Refleksi)BAB 2 Pencerminan (Refleksi)
BAB 2 Pencerminan (Refleksi)
 
Modul 4 kongruensi linier
Modul 4   kongruensi linierModul 4   kongruensi linier
Modul 4 kongruensi linier
 
Koefisien binomial
Koefisien binomialKoefisien binomial
Koefisien binomial
 
Bab ix ruas garis berarah
Bab ix ruas garis berarahBab ix ruas garis berarah
Bab ix ruas garis berarah
 
Analisis bab1 bab2
Analisis bab1 bab2Analisis bab1 bab2
Analisis bab1 bab2
 
Supremum dan infimum
Supremum dan infimum  Supremum dan infimum
Supremum dan infimum
 
Geometri datar dra. kusni- m.si
Geometri datar   dra. kusni- m.siGeometri datar   dra. kusni- m.si
Geometri datar dra. kusni- m.si
 
Teori Group
Teori GroupTeori Group
Teori Group
 
Analisis Real (Barisan dan Bilangan Real) Latihan bagian 2.5
Analisis Real (Barisan dan Bilangan Real) Latihan bagian 2.5Analisis Real (Barisan dan Bilangan Real) Latihan bagian 2.5
Analisis Real (Barisan dan Bilangan Real) Latihan bagian 2.5
 

Similar to Kelipatan persekutuan terkecil KPK teobil

materi matematika mi mu buntaran
materi matematika mi mu buntaranmateri matematika mi mu buntaran
materi matematika mi mu buntaran
Prasetya Muck
 
Matematika kelas 6 sd
Matematika kelas 6 sdMatematika kelas 6 sd
Matematika kelas 6 sd
MOH. SHOFI'I
 
Bilangan bulat
Bilangan bulatBilangan bulat
Bilangan bulat
ata bik
 
Bilanganbulat
BilanganbulatBilanganbulat
Bilanganbulat
ata bik
 
Bilanganbulat
BilanganbulatBilanganbulat
Bilanganbulat
Vdika17
 
Bilangan pecahan
Bilangan pecahanBilangan pecahan
Bilangan pecahan
Ven Dot
 
Bilanganbulat
BilanganbulatBilanganbulat
Bilanganbulat
Ven Dot
 
Pembahasan soal un matematika smp ta 2012
Pembahasan soal un matematika smp ta 2012Pembahasan soal un matematika smp ta 2012
Pembahasan soal un matematika smp ta 2012
Muhammad Nazri
 

Similar to Kelipatan persekutuan terkecil KPK teobil (20)

Keterbagian
KeterbagianKeterbagian
Keterbagian
 
KETERBAGIAN (bagian 1).pptx
KETERBAGIAN (bagian 1).pptxKETERBAGIAN (bagian 1).pptx
KETERBAGIAN (bagian 1).pptx
 
materi matematika mi mu buntaran
materi matematika mi mu buntaranmateri matematika mi mu buntaran
materi matematika mi mu buntaran
 
Matematika kelas 6 sd
Matematika kelas 6 sdMatematika kelas 6 sd
Matematika kelas 6 sd
 
Bilangan bulat
Bilangan bulatBilangan bulat
Bilangan bulat
 
Bilangan bulat
Bilangan bulatBilangan bulat
Bilangan bulat
 
Bilanganbulat
BilanganbulatBilanganbulat
Bilanganbulat
 
Bilanganbulat
BilanganbulatBilanganbulat
Bilanganbulat
 
Teori Bilangan Bulat.pptx.ppt
Teori Bilangan Bulat.pptx.pptTeori Bilangan Bulat.pptx.ppt
Teori Bilangan Bulat.pptx.ppt
 
BAB 1 Bilangan Bulat Buku 1A.pptx
BAB 1 Bilangan Bulat Buku 1A.pptxBAB 1 Bilangan Bulat Buku 1A.pptx
BAB 1 Bilangan Bulat Buku 1A.pptx
 
Materi _ Bilangan Bulat dan Pecahan.pptx
Materi _ Bilangan Bulat dan Pecahan.pptxMateri _ Bilangan Bulat dan Pecahan.pptx
Materi _ Bilangan Bulat dan Pecahan.pptx
 
PPT MATERI BILANGAN KLS 7 SM 1.pptx
PPT  MATERI BILANGAN KLS 7 SM 1.pptxPPT  MATERI BILANGAN KLS 7 SM 1.pptx
PPT MATERI BILANGAN KLS 7 SM 1.pptx
 
Persamaan dan Pertidaksamaan Linear
Persamaan dan Pertidaksamaan LinearPersamaan dan Pertidaksamaan Linear
Persamaan dan Pertidaksamaan Linear
 
Bilangan bulat
Bilangan bulatBilangan bulat
Bilangan bulat
 
adoc.pub_e-book-meteri-hafalan-tpa-fokus-tes-matematika (1).pdf
adoc.pub_e-book-meteri-hafalan-tpa-fokus-tes-matematika (1).pdfadoc.pub_e-book-meteri-hafalan-tpa-fokus-tes-matematika (1).pdf
adoc.pub_e-book-meteri-hafalan-tpa-fokus-tes-matematika (1).pdf
 
Teori himpunan 1 14
Teori himpunan 1 14Teori himpunan 1 14
Teori himpunan 1 14
 
Bilangan pecahan
Bilangan pecahanBilangan pecahan
Bilangan pecahan
 
Bilanganbulat
BilanganbulatBilanganbulat
Bilanganbulat
 
Bilanganbulat dan pecahan
Bilanganbulat dan pecahanBilanganbulat dan pecahan
Bilanganbulat dan pecahan
 
Pembahasan soal un matematika smp ta 2012
Pembahasan soal un matematika smp ta 2012Pembahasan soal un matematika smp ta 2012
Pembahasan soal un matematika smp ta 2012
 

More from Nailul Hasibuan

Aplikasi fungsi linier dan sistem persamaan dalam bisnis
Aplikasi fungsi linier dan sistem persamaan dalam bisnisAplikasi fungsi linier dan sistem persamaan dalam bisnis
Aplikasi fungsi linier dan sistem persamaan dalam bisnis
Nailul Hasibuan
 

More from Nailul Hasibuan (20)

Aplikasi fungsi linier dan sistem persamaan dalam bisnis
Aplikasi fungsi linier dan sistem persamaan dalam bisnisAplikasi fungsi linier dan sistem persamaan dalam bisnis
Aplikasi fungsi linier dan sistem persamaan dalam bisnis
 
TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS
TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUSTUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS
TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS
 
Rpkps anvek unrika
Rpkps anvek unrikaRpkps anvek unrika
Rpkps anvek unrika
 
Rpkps evaluasi 2016
Rpkps evaluasi 2016Rpkps evaluasi 2016
Rpkps evaluasi 2016
 
Rpkps media pembelajaran 2016
Rpkps media pembelajaran 2016Rpkps media pembelajaran 2016
Rpkps media pembelajaran 2016
 
Rpkps trigonometri 2016
Rpkps trigonometri 2016Rpkps trigonometri 2016
Rpkps trigonometri 2016
 
Media pembelajaran matematika
Media pembelajaran matematikaMedia pembelajaran matematika
Media pembelajaran matematika
 
Kurikulum di singapura
Kurikulum di singapuraKurikulum di singapura
Kurikulum di singapura
 
Kurikulum di USA
Kurikulum di USAKurikulum di USA
Kurikulum di USA
 
Kurikulum di Jepang
Kurikulum di JepangKurikulum di Jepang
Kurikulum di Jepang
 
Kurikulum di belanda
Kurikulum di belandaKurikulum di belanda
Kurikulum di belanda
 
Kurikulum di Australia
Kurikulum di AustraliaKurikulum di Australia
Kurikulum di Australia
 
Enactive, iconic, symbolic from nctm 1989
Enactive, iconic, symbolic  from nctm 1989Enactive, iconic, symbolic  from nctm 1989
Enactive, iconic, symbolic from nctm 1989
 
9 character of 21Century Learning
9 character of 21Century Learning9 character of 21Century Learning
9 character of 21Century Learning
 
diagram of 21st century pedagogy
diagram of 21st century pedagogydiagram of 21st century pedagogy
diagram of 21st century pedagogy
 
Melakukan TUjuan Instruksional Khusus
Melakukan TUjuan Instruksional KhususMelakukan TUjuan Instruksional Khusus
Melakukan TUjuan Instruksional Khusus
 
Sistem bilangan cacah dan bulat Teobil
Sistem bilangan cacah dan bulat TeobilSistem bilangan cacah dan bulat Teobil
Sistem bilangan cacah dan bulat Teobil
 
Kekongruenan teobil
Kekongruenan teobilKekongruenan teobil
Kekongruenan teobil
 
Induksi matematika teobil
Induksi matematika teobilInduksi matematika teobil
Induksi matematika teobil
 
Teori Bilangan Biner
Teori Bilangan BinerTeori Bilangan Biner
Teori Bilangan Biner
 

Recently uploaded

Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
NurindahSetyawati1
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
dpp11tya
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
JarzaniIsmail
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
pipinafindraputri1
 

Recently uploaded (20)

Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
 
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfKanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 

Kelipatan persekutuan terkecil KPK teobil

  • 1. Kelipatan Persekutuan Terkecil Di Sekolah Dasar dan lanjutan kita telah mempelajari Kelipatan Persekutuan Terkecil. Misalnya, kelipatan 3 adalah 3, 6, 9, 12, 15… Kelipatan 4 adalah 4, 8, 12, 16.. Maka kelipatan persekutuan dari 3 dan 4 adalah 12, 24, 36… Cara 1. Dengan mencari kelipatan bilangan tersebut, kemudian carilah mana yang merupakan kelipatan yang sama dan terkecilnya. Mencari kelipatan bukanlah sesuatu yang sulit. Kelipatan didapat dengan mengalikan suatu bilangan dengan 1, 2, 3, 4, 5, dan seterusnya sampai anda menemukan KPK. Contohnya, kelipatan dari 3 adalah 3, 6, 9, 12, 15, dan seterusnya. Berikut akan diberikan contoh soal beserta pembahasannya dengan menggunakan cara ini agar lebih jelas. Soal 1. Carilah KPK antara 15 dan 40. Solusi. Kelipatan dari 15 adalah 15, 30, 45, 60, 75, 90, 105, 120, 135, … Kelipatan dari 40 adalah 40, 80, 120, 160, 200, … Perhatikan bahwa yang dicetak tebal (bold) merupakan kelipatan yang sama dan terkecil. Jadi, lcm(15,40)=120 Cara 2. Dengan menggunakan faktorisasi prima. Faktorisasi prima adalah perkalian bilangan-bilangan prima yang menghasilkan suatu bilangan. Contohnya, faktorisasi prima dari 28 adalah 2^2 x 7 atau bisa ditulis 28=2^2 x 7. Jika sudah mendapatkan faktorisasi prima bilangan-bilangan yang akan dicari KPK
  • 2. nya, pertama carilah faktor-faktor prima yang sama. Setelah ditemukan faktor-faktor yang sama, ambil satu saja yang memiliki pangkat terbesar. Kalikan angka-angka yang kita ambil tadi dengan angka yang tidak memiliki pasangan faktor yang sama (jika ada) untuk mendapatkan KPK. Untuk lebih jelasnya, berikut akan diberikan contoh soal dan pembahasannya dengan menggunakan cara ini. Soal 1. Carilah KPK antara 15 dan 40 Solusi. 15=3 x 5 40=2^3 x 5 Perhatikan bahwa faktor prima yang sama adalah 5. Perhatikan pangkatnya. Karena berpangkat sama, ambil saja salah satunya. Faktor yang tidak punya pasangan adalah 2^3 dan 3. Jadi, lcm(15,40)=2^3 x 3 x 5=120 Soal 2. Carilah FPB antara 5, 10, dan 15. Solusi. 5=5 10=2 x 5 15=3 x 5 Perhatikan bahwa faktor prima yang sama adalah 5. Perhatikan pangkatnya. Karena semuanya berpangkat sama, ambil satu saja. Faktor prima yang tidak memiliki pasangan adalah 2 dan 3. Jadi, lcm(5, 10, 15)=2 x 3 x5=30 Selanjutnya istilah “Kelipatan bulat Positif” hanya dikatakan “kelipatan”. Secara umum, kelipatan persekutuan dari dua bilangan bulat dinyatakan dalam definisi berikut Definisi: Misalkan a dan b adalah bilangan-bilangan bulat, m adalah kelipatanpersekutuan dari a dan b jika a | m dan b | m.
  • 3. Nol (0) adalah suatu kelipatan persekutuan dari a dan b, ab dan –ab masing-masing juga merupakan suatu kelipatan persekutuan dari a dan b. jadi himpunan semua kelipatan bulat positif dari a dan b tidak pernah sama dengan himpunan kosong. Himpunan semua kelipatan bulat positif dari 6 adalah {6, 12, 18, 24…} Himpunan semua kelipatan bulat positif dari -9 adalah {-9, 18, 27, 36…} Jadi himpunan semua kelipatan persekutuan dari 6 dan -9 adalah {18, 36, 54, 72…}. Sehingga kelipatan persekutuan terkecil dari 6 dan -9 adalah 18. Ingat bahwa dalam himpunan bagian dari himpunan bilangan-bilangan bulat positif selalu mempunyai anggota terkecil. Sehingga KPK dari setiap dua bilangan bulat selalu ada. Secara formal, KPK dari dua bilangan bulat didefinisikan sebagai berikut: Definisi: Kelipatan Persekutuan Terkecil (LPL) dari dua bilangan bulat tidak nol a dan b adalah suatu bilangan bulat positif m ditulis [a,b] = m, apabila memenuhi: (i) a|m dan b|m (ii) jika a|c dan b|c, maka m ≤ c. dalam definisi ini dapat dimengerti bahwa kelipatan dari setiap dua bilangan bulat yang tidak nol selalu merupakan suatu bilangan bulat positif. Dalam (i) pada definisi itu mengatakan bahwa masing-masing dari dua bilangan itu membagi kelipatan persekutuan terkecilnya. Sedangkan (ii) mengatakan bahwa kelipatan persekutuan lainnya tidak lebih kecil dari KPK dari dua bilangan itu. Contoh 1: [6,8] = 24, maka 6|24 dan 8|24. Kelipatan persekutuan yang lain misalnya 48, 72, 97… masing-masing lebih besar dari 24.
  • 4. Perhatikan contoh di atas, yaitu himpunan semua kelipatan persekutuan bulat positif dari 6 dan -9 adalah 18 atau ditulis [6,-9] = 18. Tampak di sini bahwa semua kelipatan persekutuan dari 6 dan -9 selalu terbagi oleh 18. Hal ini dapat dikatakan bahwa setiap kelipatan persekutuan dari dua bilangan bulat selalu etrbagi oleh KPK dari dua bilangan tersebut. Hal ini dinyatakan sebagai teorema berikut ini. Teorema 1: Jika c suatu kelipatan persekutuan dari dua bilangan bulat tidak nol a dan b, maka KPK dari a dan b membagi c, yaitu [a,b]|c Bukti: Misalkan [a,b] = m, maka harus ditunjukkan bahwa m|c. Andaikan m|c, maka menurut algoritma pembagian, ada bilangan-bilangan bulat q dan r sedemikian sehingga c = qm +r dengan 0 < r < m karena c adalah kelipatan persekutuan dari a dan b, maka a|c dan b|c. karena [a,b] = m maka a|m dan b|m. a|m maka a|qm dan a|c, maka a|(c - qm). Ini berarti a|r. demikian pula b|m maka b|qm dank arena b|c, maka b|(c – qm). Berarti b|r. karena a|r dan b|r maka r adalah kelipatan persekutuan dari a dan b. tetapi karena [a,b] = m dan 0< r < m, maka hal tersebut tidak mungkin (kontradiksi). Jadi pengandaian di atas tidak benar, berarti m|c atau [a,b]|c. perhatikan bahwa [6,9] = 18 dan [2.6,2.9] = [12,18] = 36. Tampak bahwa [2.6,2.9] = 2 [6,9]. Hal ini memberikan ilustrasi dari teorema berikut ini.
  • 5. Teorema 2: Jika c > 0, maka [ca,cb] = c[a,b] Bukti; Msalkan [a,b] = d, maka a|d dan b|d, sehingga ac|dc dan bc|dc. Hal ini berarti dc adalah kelipatan persekutuan dari ac dan bc, dan menurut teorema 2.10, maka [ac,bc]|dc. Karena [ac,bc] adalah suatu kelipatan dari ac, maka [ac,bc] adalah suatu kelipatan dari c. misalkan [ac,bc] = mc maka mc|dc, sehingga m|d. Karena [ac,bc], maka ac|mc dan bc|mc, sehingga a|m dan b|m, dan menurut teorema 1, maka [a,b]|m, yaitu d|m dank arena m|d, maka d = m. Sehingga dc = mc, yaitu c[a,b] = [ac,bc] Contoh 2.6 (1) [105,45] = [15.7,15.3] = 15[7,3] = 15 [21] = 315 (2) [18,30] = [6.3,6.5] = 6[3,5] = 6.15 =90 Mengingat teorema tersebut, maka dengan mengeluarkan faktor persekutuannya akan mempermudah dalam mempermudah dalam mencari KPK-nya. Jika (a,b) = 1, berapakah [a,b]? Apakah [a,b] = ab? Akan kita tunjukkan sebagai berikut:
  • 6. Jelas bahwa ab adalah suatu kelipatan persekutuan dari a dan b, menurut teorema 2, maka [a,b]|ab. Di lain pihak, menurut akibat dari teorema 2.10, karena a|[a,b] dan b|[a,b] dengan (a,b) = 1, maka ab|[a,b] dan karena [a,b]|ab, maka disimpulkan [a,b] = ab. Selanjutnya, apabila (a,b) = d, maka 1,       d b d a Berdasarkan pada kesimpulan di atas, maka 2 , d ab d b d a       Jika kedua ruas dikalikan dengan d2 maka diperoleh bahwa ab d b d a d       ,2 d[a,b] = ab (a,b)[a,b] = ab Uraian di atas merupakan bukti dari teorema berikut ini. Teorema 3 Jika a dan b bilangan-bilangan bulat yang keduanya positif, maka (a,b)[a,b] = ab Contoh (1) Karena (16,20) = 4 dan [16,20] = 80, terdapat hubungan (16,20)[16,20] = 4.80 = 320 = 16.20 (2) (25,18) = 1 dan [25,18] = 450, terdapat hubungan (25,18)[25,18] = 1.450=25.18
  • 7. RANGKUMAN 1. Bilangan bulat c merupakan kelipatan persekutuan dari a dan b jika a|c dan bc. 2. Kelipatan Persekutuan terkecil (KPK) dari a dan b yang keduanya tidak nol, ditulis dengan notasi [a,b]. 3. [a,b] = d jika (i) a|d dan b|d, serta (ii) jika a|e dan b|e maka d ≤ e. 4. Jika c suatu kelipatan persekutuan dari a dan b maka [a,b]|c. atau diktakan bahwa kelipatan persekutuan terkecil dari dua bilangan selalu membagi setiap kelipatan pesekutuan dari dua bilangan itu. 5. Jika m suatu bilangan bulat positif, maka [ma,mb] = m[a,b]. 6. Jika (a,b) = 1 maka [a,b] = ab. Prinsip-prinsip (5) dan (6) ini membantu kita mempermudah menghitung KPK dari dua bilangan. 7. Jika a dan b dua bilangan positif, maka (a,b)[a,b] = ab. Atau dengan kata lain: hasil kali FPB dan KPK dari dua bilangan positif sama dengan hasil kali dua bilangan itu. LATIHAN Benar atau salahkah pernyataan-pernyataan berikut ini? Jika benar, buktikanlah pernyataannya, dan jika salah, berilah suatu contoh kontranya. 1. Jika (a,b) = (a,c) maka [a,b] = [a,c] 2. [a,-b] = [a,b] 3. Jika d|(a,b) maka d|[a,b]. 4. Jika c|[a,b] maka c|(a,b). 5. (a,b)|[a,b] 6. [a,b]|(a,b)zaAS 7. (a,b) = [a,b] jika dan hanya jika a = b.
  • 8. 8. Jika c suatu kelipatan persekutuan dari a dan b maka (a,b)|c. 9. Jika [a,b] = b maka a|b. 10. Jika a|b maka [a,b] = b. JAWAB: 1. Salah. Contoh: (3,5) = (3,7) = 1, tetapi [3,5] ≠ [3,7], yaitu: [3,5] = 15 dan [3,7] = 21. 2. Benar. [a,-b] dan [a,b] masing-masing adalah bilangan bulat positif terkecil yang merupakan kelipatan persekutuan dari a dan b. 3. Benar. Misalkan (a,b)n= c, maka c|a dan c|b. dank arena d|c maka dengan sifat transitif, d|a dan d|b. misalkan [a,b] = t, maka a|t dan b|t. karena d|a dan d|t maka d|t. karena d|b dan b|t maka d|t, jadi d|[a,b]. 4. Salah. Contoh: ambil a = 5, b = 7 dan c = 5, sehingga 5|[5,7], yaitu 5|35. Tetapi 5 tidak membagi (5,7) = 1. 5. Benar. Misalkan (a,b) = d maka d|a dan d|b. dank arena a|[a,b] maka d|[a,b]. jadi (a,b)|[a,b]. 6. Salah. Contoh: ambil a = 3 dan b = 7, maka [3,7] = 21 dan (3,7) = 1 dan 21 tidak membagi 1. 7. Benar. Misalkan (a,b) = t maka t|a dan t|b. karena (a,b) = [a,b], maka [a,b] = t, sehingga a|t dan b|t. selanjutnya, karena t|a dan a|t maka a = t. demikian pula karena t|b dan b|t maka b = t. karena a = t dan b = t maka a = b. sebaliknya, jika a = b maka (a,a) = [a,a] = a. 8. Benar. C adalah suatu kelipatan dari a dan b, maka a|c dan b|c. misalkan (a,b) = d, maka a|a dan d|b, d|a dan a|c mka d|c. demikian pula d|b dan b|c maka d|c. jadi (a,b)|c. 9. Benar. Sesuai dengan definisi FPB dua bilangan a dan b.
  • 9. 10. Benar. a|b maka ada bilangan bulat k sehingga b = ka, sehingga [a,b] = [a,ka] = ka = b.