Peran Pengawas Obat Hewan Menghadapi Era Globalisasi - Ditkeswan, Bogor, 25 Agustus 2015
1. Peran Pengawas Obat Hewan
Menghadapi Era Globalisasi
Drh Tri Satya Putri Naipospos MPhil PhD
Bimbingan Teknis Pengawas Obat Hewan
Bogor, 25-28 Agustus 2015
2. • Globalisasi
• Apa yang dituntut dari Regulator?
• Resolusi OIE terkait Obat Hewan
• Residu Obat Hewan
• Resistensi antimikrobial
• Hormon pemacu pertumbuhan
• Imbuhan pakan
• Kesimpulan
I k h t i s a r p r e s e n t a s i
3. G l o b a l i s a s i
• Pergerakan komoditi dan orang yang
belum pernah terjadi sebelumnya
yang digunakan oleh agen patogen
untuk mengkolonisasi planit
• Tidak ada satu tempatpun di dunia
yang kita terpisah daripadanya dan
tidak seorangpun yang tidak
terkoneksi
• Bakteri resisten menjelajah dunia
bersama dengan manusia, hewan
dan komoditi dan mengabaikan
batas-batas wilayah dan lautan
« THE 5 TS »
Trade,
Travel,
Transport,
Tourism,
Terrorism
4. Obat veteriner (Veterinary medicine)
• Produk-produk yang ditujukan untuk penggunaan pada
hewan dengan tujuan tertentu
• Tujuan: diagnosa, penyembuhan, mitigasi, manajemen,
pengobatan, pencegahan dan pengendalian penyakit
hewan
• Fungsi tubuh hewan: peningkatan kemampuan
reproduksi, efisiensi pakan, pemacu pertumbuhan
• Kandungan: bahan kimia, virus, bakteria, alergens,
antibiotik, antitoksin, toksoida, immunostimulan,
sitokine, antigen, komponen diagnostik dari bahan alam
atau sintetik, gen atau sekuens genetik, karbohidrat,
proteina dan lainnya
• Cara: diinjeksi, ditelan, diiinhalasi, diabsorbsi, atau cara
lain seperti melalui air dan pakan
5. Informasi Pasar Global Kesehatan Hewan 2013
Penjualan menurut
kategori produk
Penjualan menurut
wilayah regional
6. Pasar Global Kesehatan Hewan 2013
Total Pasar Global Obat
Hewan:
2013 – US $ 22,5 milyar
2014 – US $ 23,9 milyar
7. Organisasi kunci penentu standar-standar
internasional terkait obat hewan
WHO/FAO Codex
Alimentarius Commission
*
International Cooperation on
Harmonization of
Technical Requirements
for Registration of
Veterinary Medicinal
Products
*
World Organization for
Animal Health (OIE)
8. Apa yang dituntut dari REGULATOR?
• SAFETY (keamanan)
– Target Animal Safety (TAS) (Target Keamanan
Hewan)
– User Risk (Risiko Pengguna)
– Environmental Risk (Risiko Lingkungan)
– Consumer Risk (Risiko Konsumen)
• Maximum Residue Limits (Batas ambang residu)
• Withdrawal period (Masa henti obat)
• EFFICACY (efektivitas)
• QUALITY (mutu)
9. Resolusi OIE No. 25 - Produk veteriner
(diadopsi di Sidang Umum OIE ke-77, Mei 2009)
1) Promosikan dan tingkatkan ‘Good Veterinary
Governance’ dalam implementasi legislasi dan regulasi
semua aspek OH
2) Harmonisasikan aspek regulasi dengan sesama Negara
Anggota OIE
3) Alokasikan sumberdaya manusia dan finansial dana
yang cukup untuk lembaga kesehatan hewan dan
laboratorium
4) Nominasi ‘OIE Focal Point ‘untuk OH
5) Promosikan penggunaan OH yang bertanggungjawab
dan hati-hati, khususnya antimikrobial
6) Aktif mengenal dan mengimplementasikan rekomendasi,
pedoman dan alat yang dikembangkan OIE
10. Isu-isu global obat hewan
• Residu obat hewan
(residues of veterinary drugs)
• Resistensi antimikrobial
(resistency antimicrobial)
• Hormon pemacu pertumbuhan
(hormone growth promotant)
• Imbuhan pakan
(feed additive)
11. Pasar pemacu pertumbuhan ternak
• Pasar global pemacu pertumbuhan ternak terbagi
atas 8 segmen yaitu (1) antibiotik, (2) probiotik dan
prebiotik; (3) asam organik; (4) phytogenik; (5) beta
agonist; (6) hormonal growth promoters (HGP); (7)
enzim pakan (feed enzime); dan (8) lain-lain
• Pasar global pemacu pertumbuhan ternak bernilai
US $6.871,6 juta pada tahun 2013 dan diprediksi
akan mencapai $8.787 juta pada tahun 2018 (5%)
• Antibiotik menempati porsi terbesar dari pasar
global pemacu pertumbuhan ternak bernilai $4.489,7
di tahun 2013
• Pasar feed enzime cenderung tumbuh pada tingkat
tertinggi dalam periode 2013-2018
12. MRL Residu obat hewan
• MRL adalah konsentrasi maksimum residu yang
masih dapat diterima dalam produk pangan yang
diperoleh dari seekor hewan yang mendapatkan
obat hewan atau ekspos produk biosidal yang
digunakan dalam peternakan
• Codex telah menetapkan MRL sekitar 50 OH
• Begitu ditetapkan, negara-negara di dunia
mengimplementasikan Codex MRL dalam peraturan
perundangan. Deviasi dimungkinkan, tetapi harus
diperkuat dengan bukti-bukti risiko yang ilmiah
• Indonesia menganut prinsip ‘zero tolerance’ yaitu
residu tidak boleh ada dalam jaringan/produk semua
hewan pangan untuk OH berbahaya
13. Withdrawal period (WP)
• WP adalah periode yang diperlukan antara
pemberian terakhir OH kepada hewan dan
produksi bahan pangan dari hewan tersebut
untuk melindungi kesehatan manusia
dengan memastikan bahan tersebut tidak
mengandung residu dalam jumlah yang
melebihi MRL yang ditetapkan
• WP ditetapkan untuk satu OH, satu spesies,
dan satu kategori bahan pangan
• WP ditetapkan berdasarkan MRL
14. • Merekomendasikan Maximum Residue
Limits (MRLs) untuk OH
• Mengembangkan ‘codes of practice’ yang
berkaitan dengan penggunaan OH pada
hewan pangan (food-producing animals)
• Mempertimbangkan metoda sampling dan
analisis untuk determinasi residu OH dalam
pangan
http://www.codexalimentarius.org/
Codex Committee on Residues of
Veterinary Drugs in Food (CCRVDF)
15. Larangan penggunaan obat hewan
• Chloramphenicol dan preparatnya (antibiotik)
– risiko kesehatan masyarakat dari residu dalam daging,
susu dan telur
– kemungkinan terjadi anemia plastis
• Nitrofuran dan derivatnya (antibiotik)
– mutagen dan karsinogenik
• 5 Nitroimidazole dan derivatnya (antimikrobial)
• Diethystilbestrol dan stilbene compound (hormon)
• Bovine somatotrophin (BST/rBST) (hormon)
• Clenbuterol, Salbutamol, Cimaterol dan derivatnya (imbuhan
pakan)
– karsinogenik
• Methaqualone dan preparatnya (hypnosis dan sedative)
Sumber: Commission Regulation (EU) No 37/2010
of 22 December 2009
16. Resistensi antimikrobial
• Mikroba berbahaya menjadi lebih resisten terhadap
antimikrobial dalam beberapa tahun terakhir ini, dengan
hasil infeksi bakteri yang umum tidak lagi dapat diobati
secara efektif pada populasi manusia maupun hewan
• Potensi bahaya bagi kesehatan manusia akibat
penggunaan antibiotik yang tidak tepat pada hewan
pangan, mengingat organisme patogen resisten
melakukan propagasi dalam tubuh hewan dan siap
masuk ke dalam rantai pangan dan terdesiminasi luas
dalam produk pangan
• Antibiotik pada hewan meningkat seiring dengan intensifikasi
budidaya dan digunakan untuk tujuan:
– mengobati klinis penyakit
– mencegah dan mengendalikan kejadian penyakit
– meningkatkan pertumbuhan hewan
17. Isu global resistensi antibiotik
• Di AS, 80% antibiotik (13,1 juta kg) digunakan
sebagai imbuhan pakan pemacu pertumbuhan pada
ayam, babi dan sapi
• Diperkirakan penggunaan antibiotik 2010-2030
untuk hewan pangan secara global akan meningkat
67% dari 63 ribu ton menjadi 105 ribu ton (Van
Boeckel et al, 2015)
• Diproyeksikan konsumsi antibiotik pada ternak akan
meningkat dua kali lipat di Brazil, Rusia, India,
China, dan Afrika Selatan
18. Konsumsi global antibiotik 2010-2030
A – Negara konsumen terbesar antibiotik pada ternak 2010 adalah China
(23%), AS (13%), Brazil (9%), India (3%) dan Jerman (3%)
B – Proyeksi 5 negara konsumen terbesar 2030 yaitu China (30%), AS
(10%), Brazil (8%), India (4%), dan Mexico (2%)
C – Peningkatan terbesar 2010-2030 yaitu China, Brazil, India, AS, Indonesia
D – Peningkatan relatif terbesar 2010-2030 yaitu Indonesia (205%),
Myanmar (202%) Nigeria (163%), Peru (160%) dan Filippina (157%)
Sumber: Van Boeckel T.P. et al (2015). Global trends in antimicrobial
use in food animals. PNAS, Vol. 112, No. 18. pp. 5649-5654
19. Contoh mikroba resisten antimikrobial
• Pakan ternak:
– E.coli, Shigella – nourseothricin digunakan
dalam pakan (1983-1990)
• Terapi:
– Meticillin-resistent Staphylococcus aureus
(MRSA) – resisten terhadap multi antibiotik
– Salmonella typhmurium strain DT 104 – resisten
terhadap ampicillin, tetracycline, streptomycin,
chloramphenicol, dan sulfonamide
– Camphylobacter jejuni – Fluoroquinolone
digunakan untuk unggas
20. Codex Task Force on Antimicrobial
Resistance (TFAMR)
• Mengembangkan pedoman untuk menilai risiko
kesehatan manusia yang berkaitan dengan
keberadaannya dalam pangan dan pakan, dan
transmisinya mikroba resisten antimikrobial dan
gen resisten lewat pakan dan pangan
• Mengembangkan pedoman yang
memungkinkan negara-negara atau region untuk
mengimplementasikan strategi manajemen
risiko berdasarkan kebutuhan dan sumberdaya
yang telah diidentifikasi dan diprioritaskan
http://www.codexalimentarius.org/committees-and-task-forces/
21. Pengaturan OIE tentang Resistensi
antimikrobial (1)
Terrestrial Animal Health Code (2014):
Section 6 – Veterinary Public Health
• Bab 6.6. Introduksi tentang rekomendasi-rekomendasi
untuk mengendalikan resistensi antimikrobial
• Bab 6.7. Harmonisasi program-program surveilans dan
monitoring resistensi antimikrobial
• Bab 6.8. Monitoring kuantitas antimikrobial yang
digunakan untuk peternakan
• Bab 6.9. Penggunaan bertanggung jawab dan hati-hati
agen mikrobial dalam bidang kedokteran hewan
• Bab 6.10. Penilaian risiko untuk resistensi antimikrobial
yang muncul akibat penggunaan antimikrobial pada
hewan
http://www.oie.int/en/international-standard-
setting/terrestrial-code/access-online/
22. Pengaturan OIE tentang Resistensi
antimikrobial (2)
Manual of Diagnostic Tests and Vaccines for
Terrestrial Animals (2014):
• Volume 3 – Part 3 – Guidelines 3.1. Metodologi
laboratorium untuk pengujian kepekaan
antimikrobial bakterial
http://www.oie.int/fileadmin/Home/eng/Health_st
andards/tahm/GUIDE_3.1_ANTIMICROBIAL.pdf
23. Daftar antimikrobial yang penting
menurut OIE (Mei 2015)
OIE LIST OF ANTIMICROBIALS OF VETERINARY
IMPORTANCE
• Tujuannya adalah untuk mengawal efikasi dan
keberadaan antimikrobial yang sangat penting untuk
kedokteran hewan
• Membantu dokter hewan dalam pilihan terapeutik
mereka
• Melengkapi ‘OIE guideline for responsible and prudent
use of antimicrobial agents’
• Berguna untuk ‘risk assessment’ RAM
Daftar terbaru (Mei 2015) dapat didownload dari:
http://www.oie.int/fileadmin/Home/eng/Our_scientific_expertise/do
cs/pdf/Eng_OIE_List_antimicrobials_May2015.pdf
24. Isu hormon pertumbuhan
• HGP adalah hormon seks yang secara alamiah ada
dalam tubuh yang diberikan kepada ternak untuk:
– mengembangkan daging yang kurang lemak (lean meat)
– pertumbuhan lebih cepat, tapi penggunaan pakan berkurang
– mengurangi biaya bagi produsen sapi dan daging yang lebih
murah untuk konsumen
• Berisi kandungan steroid, seperti 17β-oestradiol,
progesterone dan testoterone, dan sintetiknya seperti
zeranol, melengestrol acetate, dan trenbolone acetate
• HGP digunakan di negara-negara produksi ternak
seperti Australia, AS, Canada, Selandia Baru, Amerika
Selatan (kecuali Argentina dan Brazil), Afrika Selatan
dan Jepang
• Penggunaan HGP dilarang di negara-negara Uni Eropa
sejak tahun 1988
25. Mengapa HGP implant dianggap aman?
• Isu perdagangan yang ‘debatable’ dan saat ini
masih menjadi ‘dispute’ di WTO
• HGP implant mengeluarkan hormon dalam dosis
yang sangat rendah
• HGP meningkatkan 10-20 kg BB dalam waktu 100-
150 hari. Australia menggunakan sejak 1979, 40%
populasi sapi diberi HGP
• Tidak terjadi peningkatan ‘hormone level’ melebihi
apa yang secara alamiah dihasilkan ternak sapi
• Tidak ada bukti ilmiah yang menunjukkan adanya
gangguan kesehatan manusia yang merugikan
akibat mengkonsumsi daging atau produk daging
yang berasal dari hewan yang diberi HGP implan
26. MRL dan WP HGP
• Kebanyakan HGP dalam bentuk ‘implan’ di bawah kulit
belakang telinga sapi
• WP untuk HGP adalah 65 hari sebelum pemotongan
No. Nama HGP ADI (µ/kg bw/d) MRL (µ/kg)
1. 17β-oestradiol 0-0,05 Tidak diperlukan
2. Progesteron 0-30 Tidak diperlukan
3. Testosteron 0-2 Tidak diperlukan
4. Zeranol 0-0,5 2 (daging)
10 (hati)
5. Trenbolone acetate 0-0,02 2 (daging)
10 (hati)
6. Melengestrol acetate 0-0,03 1 (daging)’
10 (hati)
2 (ginjal)
18 (lemak)
27. Feed additive
• Imbuhan pakan digunakan untuk hewan pangan
• Ractopamines hydrochloride (digunakan di 20
negara) dan zilpaterol hydrochloride (digunakan di
5 negara)
• Tujuan:
– Meningkatkan pertumbuhan otot;
– Membatasi kandungan lemak dalam produk daging;
– Meningkatkan efisiensi pakan dan berat karkas
• Risiko bagi kesehatan ternak dan manusia, karena:
– Dosis tinggi;
– Periode administrasi obat biasanya bertahan sampai lebih
dari 30 hari periode penggemukan, sangat dekat dengan
saat pemotongan
Sumber: Centner T.J., Alver J.C., and Stelzleni A.M. (2014). Beta agonists in
livestock feed: Status, health concerns, and international trade. J ANIM SCI., 92:
4234-4240
28. Isu global Imbuhan pakan
• Pasar global pakan dan imbuhan pakan bernilai US
$13,5 milyar pada tahun 2011 dan akan mencapai US
$17,5 milyar pada tahun 2018 (3,8%)
• Brazil, India dan China secara kolektif berkontribusi
terhadap pasar global imbuhan pakan sebesar 39%
pada tahun 2018
• Regulasi di negara-negara yang tidak memperbolehkan
penggunaan IP menghambat pertumbuhan pasar ini
• Codex MRL Imbuhan pakan
No. Nama FA ADI (µ/kg
bw/d)
MRL (µ/kg)
Otot Hati Ginjal Lemak Susu
1. Clenbuterol 0-0,004 0,2 0,6 0,6 0,2 0,05
2. Ractopamine 0-0,1 10 40 90 10 -
29. Isu internasional Beta Agonist
• Ractopamine dilarang paling tidak di 160 negara,
termasuk negara-negara di Eropa, Rusia, China dan
Taiwan, karena dugaan gangguan kesehatan
manusia
• Sejak 1998, lebih dari 1700 orang dilaporkan
‘teracuni’ akibat makan daging babi yang diberi BA
• Ada 26 negara yang masih belum melarang,
termasuk AS, Canada, Australia, Jepang
• Codex MRL untuk Ractopamine 10 ppb untuk
daging sapi dan babi, sedangkan US FDA 30 ppb
untuk daging sapi dan 50 ppb untuk daging babi
• Tidak ada WP untuk Ractopamine, tetapi residu
tetap tinggi di paru-paru, lambung, dan usus
30. Codex Task Force on Animal Feeding
(TFAF)
• Mengaplikasikan metodologi ‘Codex risk
assessment’ untuk bahaya-bahaya
(hazards) yang berkaitan dengan
kontaminan dan residu dalam ramuan pakan
• Mengembangkan suatu daftar prioritas
bahaya-bahaya dalam ramuan pakan
• Membangun kriteria untuk identifikasi dan
notifikasi global mengenai situasi darurat
yang mempengaruhi sektor pakan, dan pada
gilirannya sektor pangan
http://www.codextfaf.ch/
31. Regulasi di Indonesia (1)
• UU No. 18/2009:
– Pasal 22 ayat (4) huruf c
“Setiap orang dilarang menggunakan pakan yang dicampur
hormon tertentu dan/atau antibiotik imbuhan pakan.”
Dalam penjelasan:
– Yang dimaksud hormon tertentu adalah hormon sintetik
– Yang dimaksud dengan antibiotik antara lain Chloramphenicol dan
Tetracyclin
– Pasal 51 ayat (3)
“Setiap orang dilarang menggunakan obat hewan tertentu pada
ternak yang produknya untuk konsumsi manusia”
Dalam penjelasan:
− Yang dimaksud dengan obat hewan tertentu adalah OH yang
mengakibatkan terjadinya residu pada produk hewan dan
mengakibatkan gangguan kesehatan pada orang yang
mengkonsumsi produk tersebut, contohnya: Chloramphenicol,
Dihydro-streptomycin (DHS), Diethyl Stilbestrol (DES)
32. Regulasi di Indonesia (2)
• Surat edaran Dirjen Peternakan No. 107/Kpts/Deptan/1980
tentang larangan menggunakan hormon pertumbuhan bagi
hewan-hewan yang akan dikonsumsi manusia
• SK Dirjen Peternakan No. 806/Kpts/TN.260/12/94 tentang
klasifikasi OH, 18 antibiotika yang boleh digunakan dan
dicampur dalam pakan
• Surat edaran Dirkeswan No. TN.260/634/DKH/0996 tanggal
9 September 1996 tentang larangan penggunaan OH
golongan nitrofuran dan derivatnya
• Surat edaran Dirjennakeswan No. 30059/HK.340/F/11/2011
tanggal 30 November 2011 tentang pelarangan peredaran
dan penggunaan Beta Agonist 2 dan turunannya
• Surat edaran Dirjennakeswan tanggal 14 Juli 2015 tentang
penggunaan 5 jenis antibiotik imbuhan pakan
33. Peran Pengawas OH di era globalisasi
• Pengawas OH perlu memahami situasi global obat
hewan dan isu-isu internasional yang bisa mempengaruhi
kesehatan masyarakat dan perdagangan internasional
• Pengawas OH melakukan sosialisasi dan monitoring
terhadap penggunaan segala jenis pemacu pertumbuhan
yang beredar dan digunakan oleh peternak, terutama
kemungkinan pelanggaran terhadap pelarangan yang
telah ditetapkan
• Pengawas OH melakukan pertukaran informasi mengenai
kepedulian dan isu OH dengan regulator, akademisi,
industri/peternak, dan konsumen
• Pengawas OH mengharmonisasikan standar-standar
dengan internasional untuk keberadaan OH yang aman
dan efektif dalam pangan dan pakan