SlideShare a Scribd company logo
1 of 31
Download to read offline
ONE HEALTH ROADMAP
ELIMINASI RABIES
NASIONAL 2030
Sosialisasi (pre-launching) Roadmap Eliminasi Rabies Nasional 2030
Jakarta, 31 Agustus 2019
DrhTri Satya Putri Naipospos MPhil PhD
MASALAH RABIES GLOBAL
• Rabies sudah endemik di lebih dari 150 negara di seluruh dunia.
• Penyakit ini diperkirakan membunuh 59.000 orang setiap tahun.
Mayoritas kematian diperkirakan terjadi di Asia (59,6%) dan Afrika
(36,4%) (WHO 2018b).
• Sekitar 40% dari korban adalah anak-anak yang berusia lebih muda dari
15 tahun yang tinggal di Asia dan Afrika.
• 99% dari kasus manusia di Asia dan Afrika disebabkan oleh gigitan anjing
yang terinfeksi, dan bukan karena pendedahan terhadap banyak dan
beragamnya satwa liar yang bertindak sebagai ‘reservoir’ virus di
berbagai kontinen.
• Rabies yang ditularkan oleh anjing telah berhasil dieliminasi dari Eropa
Barat, Kanada,Amerika Serikat, dan Jepang.
• 28 dari 35 negara-negara Amerika Latin melaporkan tidak ada kematian
manusia dari rabies yang ditularkan oleh anjing.
DOKUMEN RENCANA STRATEGIS
GLOBAL ELIMINASI RABIES
ZERO BY 30 -The Global
Strategic Plan to end
human deaths from dog-
mediated rabies by 2030
▪ Suatu rencana strategis global untuk
mengkoordinasikan respon pencegahan
rabies, integrasi penguatan sistim kesehatan
manusia dan hewan, dalam rangka mencapai
populasi dunia yang paling tidak terlayani
dengan cara mengikutsertakan,
memberdayakan dan memampukan seluruh
negara untuk mengarahkan dan
memperkuat upaya eliminasi rabies.
RASIONAL KUNCI MENGAPA DIBUTUHKAN
INVESTASI UNTUK ELIMINASI RABIES PADA 2030
WHO, OIE, FAO, GARC bersatu dalam ‘United Against Rabies’ (UAR)
untuk mengeliminasi rabies pada manusia yang ditularkan oleh anjing
Rasional 1: Rabies adalah masalah
utama kesehatan masyarakat yang
secara tidak seimbang membebani
masyarakat pedesaan yang miskin.
Rasional 2: Rabies dapat dicegah
meskipun mematikan.
Rasional 3: Rabies pada manusia
yang ditularkan oleh anjing dapat
dieliminasi dengan vaksinasi anjing.
Rasional 4: Eliminasi rabies
dimungkinkan.
Sumber:
(1)WHO 2015. Rabies: rationale for investing in the
global elimination of dog-mediated human rabies.
(2)WHO 2018. Zero by 30:The Global Strategic
Plan to end human deaths from dog-mediated rabies
by 2030.
MASALAH RABIES DI INDONESIA
• Angka kematian akibat rabies di Indonesia sekitar 100-150 orang
per tahun.
• Ancaman yang terus menerus bagi masyarakat di Indonesia,
terutama bagi anak-anak.
• 26 provinsi dinyatakan sebagai daerah endemik rabies, hanya 8
provinsi yang masih dinyatakan sebagai daerah bebas rabies.
• Sejarah rabies di Indonesia (1996-2019) menunjukkan jumlah
provinsi dan pulau yang tertular rabies semakin meningkat, akibat:
– munculnya wabah rabies di daerah-daerah yang tadinya bebas
historis (Flores, Bali, Maluku, Malut, Nias dll); dan
– timbulnya penularan kembali dari daerah-daerah yang tadinya telah
dinyatakan bebas (Jabar, Kalbar, NTB).
SITUASI RABIES DI INDONESIA
• 8 daerah bebas rabies yaitu Kepulauan Riau, Kepulauan Bangka Belitung,
Papua dan Papua Barat sebagai daerah bebas historis, sedangkan DKI
Jakarta, Jawa Tengah, DIYogyakarta, Jawa Timur sebagai daerah yang
dideklarasikan bebas rabies.
26 daerah endemik rabies
DOKUMEN ROADMAP RABIES
• Untuk mengatasi masalah rabies di
Indonesia yang semakin menyebarluas
dan sejalan dengan rencana strategis
eliminasi rabies global, maka Indonesia
harus melakukan terobosan untuk
bergerak secara lebih cepat dan efektif
guna dapat mencapai target NOL
kematian manusia akibat rabies yang
ditularkan oleh anjing pada tahun 2030
melalui peta jalan yang tertuang dalam:
“One Health Roadmap Eliminasi
Rabies Nasional 2030”
VISI, MISI, SASARAN DAN TUJUAN
ROADMAP RABIES NASIONAL
SASARAN:
"mengeliminasi
rabies pada manusia
yang ditularkan
lewat anjing di
Indonesia pada
tahun 2030"
MISI:
“mengurangi secara
bertahap dan akhirnya
mengeliminasi rabies
pada manusia di
Indonesia melalui
vaksinasi massal anjing
yang berkelanjutan dan
pemberian profilaksis
pasca pajanan
VISI:
“Indonesia
bebas rabies
2030”
TUJUAN:
1. Menurunkan kasus rabies pada anjing dan korban manusia di daerah
endemik di Indonesia;
2. Mempertahankan daerah bebas rabies di Indonesia;
3. Mencapai target tidak ada kasus rabies pada hewan dan manusia yang
terkonfirmasi dalam 2 (dua) tahun terakhir; dan
4. Mencapai nol kematian akibat rabies pada manusia.
STRATEGIELIMINASIRABIES
A. Eliminasi Rabies pada Anjing
(A1) vaksinasi massal anjing;
(A2) manajemen populasi anjing;
(A3) promosi kepemilikan anjing yang bertanggung jawab,; dan
(A4) pengawasan lalu lintas hewan dan tindakan karantina.
B. Pencegahan Rabies pada Manusia
(B1) penyediaan akses tepat waktu profilaksis pacsa pajanan (PEP); dan
(B2) profilaksis pre-pajanan (PrEP) bagi kelompok berisiko tinggi.
C. Penguatan Surveilans Rabies pada Manusia dan Hewan:
(C1) penguatan sistem surveilans;
(C2) penguatan rencana kesiapsiagaan dan respon wabah; dan
(C3) penguatan kapasitas diagnosis laboratorium.
D. Peningkatan Kesadaran:
(D1) peningkatan kesadaran masyarakat dan edukasi,;
(D2) peningkatan kesadaran dan praktik manajemenTatalaksana Kasus
GigitanTerpadu (TAKGIT).
E. Penguatan Legislasi
F. Pelaksanaan Riset Operasional
G. Penguatan Koordinasi Multisektoral dan Kemitraan
H. Mobilisasi Sumberdaya
TAHAP 1 S/D 5 DARI PELAKSANAAN
STRATEGI ELIMINASI RABIES NASIONAL
(2019-2030)
A. ELIMINASI RABIES PADA ANJING
A1. Vaksinasi massal anjing
– Target > 70% dari cakupan populasi anjing per tahun untuk 3 (tiga)
tahun berturut-turut.
A2. Manajemen populasi anjing (dog population management)
– Legislasi, sterilisasi, fasilitas penampungan anjing (shelter/holding facilities),
euthanasia, pengendalian anjing terhadap akses sampah dan limbah
buangan.
A3. Promosi kepemilikan anjing yang bertanggung jawab
(responsible dog ownership)
– Edukasi tentang perawatan kesehatan anjing yang baik, kesejahteraan
hewan, registrasi, dan kewajiban vaksinasi.
A4. Pengawasan lalu lintas hewan dan tindakan karantina
– Pemberlakuan persyaratan kesehatan hewan meliputi wajib vaksinasi,
pengujian dan penetapan masa karantina sesuai peraturan yang berlaku.
A1. VAKSINASI MASSAL ANJING
>70%
cakupan
vaksinasi
A1.1. Rencana program
vaksinasi massal
A1.2. Estimasi populasi
Anjing
A.1.3. Identifikasi dan
registrasi anjing
A1.4.Vaksinasi anak
anjing < 3 bulan
A1.5. Survei pasca
vaksinasi
A1.6. Vaksin rabies
A1.7. Vaksin rabies
produksi dalam negeri
B. PENCEGAHAN RABIES PADA MANUSIA
B1. Penyediaan akses tepat waktu terhadap profilaksis
pasca pajanan (PEP)
– Pencucian luka, vaksinasi, pemberian rabies immunoglobulin (RIG)
untuk semua kasus orang tergigit anjing yang terduga rabies.
B2. Profilaksis pre-pajanan (PrEP)
– Kelompok-kelompok berisiko tinggi terutama bagi para pekerja
kesehatan hewan, pemelihara dan penangkap hewan, dan staf
laboratorium yang menangani virus dan material yang berpotensi
menginfeksi.
C. PENGUATAN SURVEILANS PADA
MANUSIA DAN HEWAN
C1. Penguatan sistim surveilans yang ada dan hubungan
sistim surveilans kesehatan hewan dan kesehatan
manusia (TAKGIT)
– Pengumpulan dan pelaporan data untuk memonitor dan
mengevaluasi indikator kunci.
C2. Penguatan rencana kesiapsiagaan dan respon wabah
– Mobilisasi sumberdaya dan tindakan-tindakan darurat untuk
secepat mungkin menghentikan penyebaran apabila terjadi wabah
rabies di daerah bebas atau apabila terjadi re-introduksi rabies ke
daerah yang sudah mendekati bebas.
C3. Penguatan kapasitas diagnosis laboratorium
D. PENINGKATAN KESADARAN
D1. Peningkatan kesadaran masyarakat dan edukasi
– Risiko rabies serta pencegahan dan pengendalian rabies termasuk
promosi kepemilikan anjing yang bertanggung jawab, melalui
edukasi di sekolah-sekolah, pembuatan dan penyebaran materi
komunikasi, informasi dan edukasi (KIE), briefing media dan
menyelenggarakan peringatan World Rabies Day (WRD).
D2. Peningkatan kesadaran dan praktik manajemen
Tatalaksana Kasus GigitanTerpadu (TAKGIT)
– Pelatihan kepada para pekerja kesehatan dan kesehatan hewan
untuk meningkatkan koordinasi dan kerjasama dalam penanganan
terpadu kasus GHPR.
E. PENGUATAN LEGISLASI
E.1. Legislasi nasional
– Keberadaan suatu legislasi nasional sangat membantu dalam
memperkuat pelaksanaan program-program dan membuat
inisiatif dan komitmen yang berkelanjutan.
– Rabies ditetapkan sebagai penyakit yang wajib dilaporkan
(notifiable disease).
E.2. Legislasi daerah
– Pemda bertanggung jawab untuk mengembangkan dan
memberlakukan legislasi yang menyangkut kepemilikan anjing
(seperti: registrasi, pemasangan mikrocip, vaksinasi, dll), dan
pengendalian anjing-anjing yang dilepasliarkan.
– Dalam menerjemahkan kebijakan yang bersifat umum ini,
diperlukan kebijakan yang bersifat lebih spesifik, baik yang berupa
peraturan daerah yang bersifat resmi maupun aturan adat atau
agama yang berlaku bagi masyarakat setempat.
F. PELAKSANAAN RISET OPERASIONAL
• Riset operasional dapat dilaksanakan selama dilakukannya
intervensi dengan mengumpulkan, menganalisis dan
menginterpretasikan data untuk perbaikan strategi dan kebijakan
ke depan.
• Area utama yang dapat diidentifikasi untuk riset operasional
meliputi:
– survei KAP (knowledge, attitudes and practices);
– studi multidisiplin ilmu mencakup antropologi, sosio-budaya, dan ekonomi;
– studi ekologi anjing;
– studi pengendalian populasi anjing;
– studi vaksinasi rabies yang dikombinasi dengan pengendalian populasi
anjing;
– penelitian untuk rejimen PEP yang baru, hemat biaya, dan dengan
pemberian yang lebih pendek; dan
– studi untuk menentukan beban ekonomi rabies di komunitas dan negara.
G. PENINGKATAN KOORDINASI
MULTISEKTORAL DAN KEMITRAAN
G.1. Dukungan politik
– PembentukanTim Koordinasi (TIKOR) yang akan mengkoordinasikan
seluruh kegiatan di tingkat nasional dan daerah dengan suatu
mekanisme yang ditetapkan bersama.
– Dalam kerangka ‘One Health’, elemen kritis adalah seluruh sektor
bekerja sama dan berkontribusi ke dalam pencapaian sasaran bersama
yaitu eliminasi rabies pada tahun 2030.
G.2. Pedoman Koordinasi
– Tersedianya buku “Pedoman Koordinasi Lintas Sektor Menghadapi
Kejadian Luar Biasa (KLB)/Wabah Zoonosis dan Penyakit Infeksi
Emerging (PIE)”.
G.3. Kolaborasi internasional
– Elaborasi dan pelaksanaan dari strategi eliminasi rabies ini berkolaborasi
dengan ASEAN, OIE,WHO, FAO, dan lembaga donor lainnya.
– Mekanisme spesifik dan lebih teknis dapat juga dilakukan, seperti dengan
OIE Reference Centres dan WHO Collaborating Centres.
MEKANISME PELAKSANAAN
• Koordinasi di tingkat nasional oleh Kemenko PMK.
• Kemenkes dan Kementan memegang peranan kunci secara teknis dan
administratif, bersama dengan dinas-dinas yang berwenang di tingkat
provinsi dan kabupaten/kota.
• Mekanisme pelaksanaan dibangun dengan memperhatikan Instruksi
Presiden R.I. Nomor 4 Tahun 2019 tentang Peningkatan Kemampuan
Dalam Mencegah, Mendeteksi, dan Merespons Wabah Penyakit,
Pandemi Global, dan Kedaruratan Nuklir, Biologi dan Kimia.
• Penguatan harus meliputi sebagai berikut:
– penerapan Otovet di tingkat nasional, Kementerian/Lembaga,dan Pemda;
– peraturan perundang-undangan dan kebijakan di bidang peternakan dan
kesehatan hewan serta dukungan pembiayaan;
– surveilans, penelitian, dan pengembangan terutama untuk zoonosis; dan
– ketersediaan dan kapasitas serta menggerakkan SDM (dokter hewan dan
paramedik veteriner), sarana, dan logistik untuk menanggulangi
kedaruratan kesehatan masyarakat.
GAMBAR 8: SKEMA KOORDINASI
PELAKSANAAN ELIMINASI RABIES NASIONAL
H. MOBILISASI SUMBERDAYA
H.1. Rencana penganggaran
– Pelaksanaan strategi eliminasi rabies memerlukan sumberdaya secara
berkelanjutan dan suatu rencana penganggaran tahunan (2019-2030)
harus dibuat untuk memastikan dana tersedia dalam setiap tahapan.
– Anggaran bersumber dari kementerian (Kementan, Kemenkes, KLHK),
pemda, dana desa, dan mitra lokal dan internasional.
– Rencana penganggaran tahunan untuk dukungan provinsi/kabupaten/
kota terhadap rencana masing-masing kementerian terkait, mengacu
pada Permendagri No. 101/2018 tentang StandarTeknis Pelayanan Dasar
Pada Standar Pelayanan Minimal Sub-urusan Bencana Daerah.
H2. Dukungan pihak ketiga
– Sejumlah mitra, baik itu LSM, organisasi regional dan internasional yang
memberikan perhatian kepada pengendalian rabies pada anjing dapat
diundang untuk dilibatkan dalam mendukung dan membantu mengelola
beberapa program strategi eliminasi rabies tertentu.
PRINSIP STRATEGI ELIMINASI RABIES
• Perlu pendekatan kolaborasi multi-sektoral atau yang disebut pendekatan “One
Health” (Cleaveland et al. 2014; Cowen 2016; Lavan et al. 2017).
• Anjing domestik terinfeksi rabies menularkan hampir 98% rabies ke manusia di
Indonesia (Kemenkes 2016).
• Tidak ada bukti yang terdokumentasi adanya kasus rabies pada satwa liar di
Indonesia (Joseph et al. 1978; ASEAN 2016).
• Vaksinasi massal anjing berkelanjutan dalam 3 tahun berturut-turut dari lebih
70% populasi anjing mampu mengeliminasi rabies pada anjing-anjing domestik,
dan selanjutnya pada manusia dan hewan domestik lainnya (Zinsstag et al.
2009;Abera et al. 2015;WHO 2015).
• Eliminasi rabies dengan vaksinasi massal anjing adalah strategi yang hemat biaya,
menyelamatkan jiwa manusia dan menghasilkan penurunan dalam penggunaan
PEP yang biayanya mahal (Fitzpatrick et al. 2014; FAO 2018;WHO 2018).
• Mengingat pergantian yang tinggi terjadi di banyak populasi anjing, seluruh
kelompok umur anjing dalam populasi harus divaksin, termasuk anak-anak
anjing (<3 bulan) (Cliquet et al. 2001).
GAMBAR 9: PEMETAAN DAERAH BERDASARKAN
SITUASI RABIES DALAM PERIODE 2010-2018
Jumlah kabupaten/kota di seluruh daerah tertular berjumlah 269
atau 47% dari jumlah seluruh kabupaten/kota yang ada di
Indonesia (469 kabupaten ditambah 98 kota) atau 72% dari
jumlah kabupaten/kota di 26 provinsi tertular
KLASIFIKASI ANJING
Menurut lokasi:
• Anjing urban
• Anjing pedesaan
Menurut tingkat keliaran:
• Anjing berpemilik, dilepasliarkan
• Anjing tidak berpemilik,
dilepasliarkan
• Anjing liar (anjing domestik
berbalik menjadi liar)
Menurut fungsi:
• Anjing masyarakat
• Anjing pemburu
• Anjing kesayangan
• Anjing peternakan
• Anjing transportasi
• Anjing konsumsi
Sumber: MarielaVaras (OIE)
Anjing
berkeliaran Anjing
dirantai
5% 95%
CONTOH: PROPORSI KEPEMILIKAN
ANJING DI BALI
Sumber: CIVAS (2012). Optimizing Rabies Control Program in Bali: An Ecohealth Approach (2011-2013)
CONTOH: DEMOGRAFI DAN
CAKUPAN VAKSINASI DI BALI
Anjing berpemilik (n=17.376;1,68/pemilik)
Jantan :
Betina
Dewasa
(%)
Vaksinasi (%) Lepas liar
(%)Dewasa Anak
Urban 1,7 : 1 81,7 95,8 57,5 28,8
Sub urban 2,6 : 1 87,5 93,1 18,0 83,9
Rural 3,2 : 1 83,1 86,6 39,8 92,0
Anjing berkeliaran (n=1.972)
Jantan :
Betina
Dewasa
(%)
Vaksinasi (%)
Dewasa Anak
Urban 2,4 : 1 97,0 38,0 20,0
Sub urban 4,2 : 1 94,9 22,6 0,0
Rural 4,6 : 1 96,7 28,5 7,4
• Cakupan vaksinasi
anjing dewasa dan
anak lebih tinggi:
➢ anjing berpemilik
➢ di desa urban
Sumber: CIVAS (2012). Optimizing Rabies Control Program in Bali: An Ecohealth Approach (2011-2013)
CONTOH: KEMAJUAN PERKEMBANGAN
VAKSINASI MASSAL ANJING DI BALI
7
81
404
90
121
44
132
529
206
92 88
163
4
28
82
19 7 1 3 15 5 2 2 3
0
100
200
300
400
500
600
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
Kasus rabies pada manusia dan hewan di Bali
2008-2018
Sumber: Direktorat Kesehatan Hewan, Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan
TABEL 9:
JADWAL
VAKSINASI
MASSAL
ANJING
TAHAP 1 – 4
(2019-2028)
A1: VAKSINASI
MASSAL
ANJING
TAHAP 1 TAHAP 2 TAHAP 3 TAHAP 4 TAHAP 5
2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 2030
DAERAH TERTULAR BERAT
Sumatera Utara 2 2 2 2 2
Sulawesi Selatan 3 3 3 3 3
Riau 3 3 3 3 3
Sumatera Barat 2 2 2 2 2
NTT 2 2 2 2 2
Kalimantan Barat 2 2 2 2 2
Bali 1 1 1 1 1
Sulawesi Tengah 3 3 3 3 3
Sulawesi Utara 2 2 2 2 2
Maluku 3 3 3 3 3
DAERAH TERTULAR SEDANG
Jawa Barat 4 4 4 4 4
Lampung 5 5 5 5 5
Sumatera Selatan 5 5 5 5 5
NTB 4 4 4 4 4
Kalteng 5 5 5 5 5
Sultra 5 5 5 5 5
DAERAH TERTULAR RINGAN
Aceh 5 5 5 5 5
Banten 4 4 4 4 4
Kalsel 5 5 5 5 5
Kalimantan Timur 5 5 5 5 5
Kalimantan Utara 5 5 5 5 5
Jambi 5 5 5 5 5
Bengkulu 5 5 5 5 5
Sulawesi Barat 5 5 5 5 5
Maluku Utara 5 5 5 5 5
Gorontalo 4 4 4 4 4
• Provinsi Bali telah
melakukan kampanye
vaksinasi massal anjing
pada tahun ini.
• Vaksinasi massal di 5
daerah tertular berat
lainnya akan dimulai
padaTahap II.
• Vaksinasi massal di
daerah tertular
sedang dan ringan
akan dimulai pada
Tahap III.
STRATEGI NASIONAL YANG SUKSES UNTUK
ELIMINASI RABIES YANG DITULARKAN ANJING
• Pencegahan rabies pada
manusia melalui:
– PEP yang tertarget secara baik
menggunakan tipe vaksin
modern dan, jika diperlukan,
immunoglobulin antirabies;
– PrEP menggunakan tipe vaksin
modern untuk kelompok-
kelompok profesional tertentu
berisiko tinggi dan juga jika
vaksin mudah diakses, anak-anak
umur < 5 tahun di daerah-daerah
hiperendemik rabies;
– Peningkatan akses terhadap
vaksin rabies yang aman dan
efektif.
• Eliminasi rabies pada anjing
melalui:
– Vaksinasi massal anjing dan
– Manajemen populasi anjing.
Peningkatan
kesadaran
Manajemen
populasi anjing liar
Vaksin dan PEP
untuk manusia
Kampanye masal
Vaksinasi anjing di
daerah risiko tinggi
++
+
+
LIMA FAKTOR KRITIS YANG MENENTUKAN
KEBERHASILAN ELIMINASI RABIES 2030
1. Komitmen pemerintah yang tinggi dan bersifat jangka panjang
terhadap penganggaran dan pelaksanaan One Health Roadmap
Eliminasi Rabies Nasional 2030.
2. Komitmen pemerintah daerah seluruh daerah tertular rabies untuk
menjalankan strategi eliminasi rabies nasional sejak tahap awal dan
bergerak secara bertahap seperti yang direncanakan.
3. Jangka waktu yang ditentukan selama 11 (sebelas) tahun (2019-2030)
merefleksikan secara akurat perkembangan suatu daerah tertular
menuju eliminasi.
4. Vaksinasi berkelanjutan terhadap 70% populasi anjing berisiko di
daerah tertular per tahun tetap dapat dipertahankan paling tidak
selama 3-5 tahun.
5. Sumberdaya yang cukup dan berkesinambungan untuk menjalankan
strategi eliminasi rabies nasional, terutama ketersediaanVAR dan SAR
(PEP) serta stok vaksin rabies untuk vaksinasi massal anjing per tahun.
Terima
kasih

More Related Content

What's hot

Epidemiologi, Dampak Ekonomi dan Peluang Pemberantasan LSD - IDHSI, 19 Maret ...
Epidemiologi, Dampak Ekonomi dan Peluang Pemberantasan LSD - IDHSI, 19 Maret ...Epidemiologi, Dampak Ekonomi dan Peluang Pemberantasan LSD - IDHSI, 19 Maret ...
Epidemiologi, Dampak Ekonomi dan Peluang Pemberantasan LSD - IDHSI, 19 Maret ...Tata Naipospos
 
Manajemen Kedaruratan PMK - MEAT & LIVESTOCK AUSTRALIA (MLA) - 2 Juni 2022
Manajemen Kedaruratan PMK - MEAT & LIVESTOCK AUSTRALIA (MLA) - 2 Juni 2022Manajemen Kedaruratan PMK - MEAT & LIVESTOCK AUSTRALIA (MLA) - 2 Juni 2022
Manajemen Kedaruratan PMK - MEAT & LIVESTOCK AUSTRALIA (MLA) - 2 Juni 2022Tata Naipospos
 
Seminar Zoonosis dan One Health - Program Studi Kedokteran Hewan, Universitas...
Seminar Zoonosis dan One Health - Program Studi Kedokteran Hewan, Universitas...Seminar Zoonosis dan One Health - Program Studi Kedokteran Hewan, Universitas...
Seminar Zoonosis dan One Health - Program Studi Kedokteran Hewan, Universitas...Tata Naipospos
 
Pengendalian Lalu Lintas dan Vaksinasi Khususnya di Daerah Bebas PMK - Rakor ...
Pengendalian Lalu Lintas dan Vaksinasi Khususnya di Daerah Bebas PMK - Rakor ...Pengendalian Lalu Lintas dan Vaksinasi Khususnya di Daerah Bebas PMK - Rakor ...
Pengendalian Lalu Lintas dan Vaksinasi Khususnya di Daerah Bebas PMK - Rakor ...Tata Naipospos
 
Kajian singkat Lumpy Skin Disease - Ditkeswan, Jakarta, 26 Februari 2019
Kajian singkat Lumpy Skin Disease -  Ditkeswan, Jakarta, 26 Februari 2019Kajian singkat Lumpy Skin Disease -  Ditkeswan, Jakarta, 26 Februari 2019
Kajian singkat Lumpy Skin Disease - Ditkeswan, Jakarta, 26 Februari 2019Tata Naipospos
 
Pentingnya Analisis Risiko Dalam Fungsi Karantina Hewan - Pusat KH dan Kehani...
Pentingnya Analisis Risiko Dalam Fungsi Karantina Hewan - Pusat KH dan Kehani...Pentingnya Analisis Risiko Dalam Fungsi Karantina Hewan - Pusat KH dan Kehani...
Pentingnya Analisis Risiko Dalam Fungsi Karantina Hewan - Pusat KH dan Kehani...Tata Naipospos
 
Simulasi Pencegahan dan Penyebaran ASF di Provinsi Sulut - BARANTAN, Menado,1...
Simulasi Pencegahan dan Penyebaran ASF di Provinsi Sulut - BARANTAN, Menado,1...Simulasi Pencegahan dan Penyebaran ASF di Provinsi Sulut - BARANTAN, Menado,1...
Simulasi Pencegahan dan Penyebaran ASF di Provinsi Sulut - BARANTAN, Menado,1...Tata Naipospos
 
Kesiagaan dan Respons Darurat Wabah Penyakit Mulut dan Kuku - Dr. B The Vet S...
Kesiagaan dan Respons Darurat Wabah Penyakit Mulut dan Kuku - Dr. B The Vet S...Kesiagaan dan Respons Darurat Wabah Penyakit Mulut dan Kuku - Dr. B The Vet S...
Kesiagaan dan Respons Darurat Wabah Penyakit Mulut dan Kuku - Dr. B The Vet S...Tata Naipospos
 
Pengendalian dan Penanganan African Swine Fever (ASF) - Ditkeswan - Presentas...
Pengendalian dan Penanganan African Swine Fever (ASF) - Ditkeswan - Presentas...Pengendalian dan Penanganan African Swine Fever (ASF) - Ditkeswan - Presentas...
Pengendalian dan Penanganan African Swine Fever (ASF) - Ditkeswan - Presentas...Tata Naipospos
 
Penyakit-Penyakit Yang Wajib Dilaporkan (Notifiable Diseases) - Ditkeswan, 1 ...
Penyakit-Penyakit Yang Wajib Dilaporkan (Notifiable Diseases) - Ditkeswan, 1 ...Penyakit-Penyakit Yang Wajib Dilaporkan (Notifiable Diseases) - Ditkeswan, 1 ...
Penyakit-Penyakit Yang Wajib Dilaporkan (Notifiable Diseases) - Ditkeswan, 1 ...Tata Naipospos
 
Tinjauan Prinsip dan Pedoman Kompartemen Bebas AI Sesuai Standar Internasiona...
Tinjauan Prinsip dan Pedoman Kompartemen Bebas AI Sesuai Standar Internasiona...Tinjauan Prinsip dan Pedoman Kompartemen Bebas AI Sesuai Standar Internasiona...
Tinjauan Prinsip dan Pedoman Kompartemen Bebas AI Sesuai Standar Internasiona...Tata Naipospos
 
One Health Roadmap Eliminasi Rabies 2030 - Kemenko PMK-Pandemic Preparedness ...
One Health Roadmap Eliminasi Rabies 2030 - Kemenko PMK-Pandemic Preparedness ...One Health Roadmap Eliminasi Rabies 2030 - Kemenko PMK-Pandemic Preparedness ...
One Health Roadmap Eliminasi Rabies 2030 - Kemenko PMK-Pandemic Preparedness ...Tata Naipospos
 
Siskeswannas di Era Globalisasi dan Teknologi Informasi - Ditkeswan, Cibubur,...
Siskeswannas di Era Globalisasi dan Teknologi Informasi - Ditkeswan, Cibubur,...Siskeswannas di Era Globalisasi dan Teknologi Informasi - Ditkeswan, Cibubur,...
Siskeswannas di Era Globalisasi dan Teknologi Informasi - Ditkeswan, Cibubur,...Tata Naipospos
 
Situasi, Epidemiologi dan Mitigasi Lumpy Skin Disease (LSD) - Daring Pusat KH...
Situasi, Epidemiologi dan Mitigasi Lumpy Skin Disease (LSD) - Daring Pusat KH...Situasi, Epidemiologi dan Mitigasi Lumpy Skin Disease (LSD) - Daring Pusat KH...
Situasi, Epidemiologi dan Mitigasi Lumpy Skin Disease (LSD) - Daring Pusat KH...Tata Naipospos
 
Strategi Vaksinasi Lumpy Skin Disease (LSD) - Ditkeswan-AIHSP, 4-6 Januari 2022
Strategi Vaksinasi Lumpy Skin Disease (LSD) - Ditkeswan-AIHSP, 4-6 Januari 2022Strategi Vaksinasi Lumpy Skin Disease (LSD) - Ditkeswan-AIHSP, 4-6 Januari 2022
Strategi Vaksinasi Lumpy Skin Disease (LSD) - Ditkeswan-AIHSP, 4-6 Januari 2022Tata Naipospos
 
Pertimbangan Teknis Rencana Aksi dan Strategi Pengendalian LSD di Indonesia -...
Pertimbangan Teknis Rencana Aksi dan Strategi Pengendalian LSD di Indonesia -...Pertimbangan Teknis Rencana Aksi dan Strategi Pengendalian LSD di Indonesia -...
Pertimbangan Teknis Rencana Aksi dan Strategi Pengendalian LSD di Indonesia -...Tata Naipospos
 
Masuk dan Menyebarnya LSD dan PMK di Indonesia - PDHI Riau-KEMIN Indonesia, P...
Masuk dan Menyebarnya LSD dan PMK di Indonesia - PDHI Riau-KEMIN Indonesia, P...Masuk dan Menyebarnya LSD dan PMK di Indonesia - PDHI Riau-KEMIN Indonesia, P...
Masuk dan Menyebarnya LSD dan PMK di Indonesia - PDHI Riau-KEMIN Indonesia, P...Tata Naipospos
 
Analisis Risiko dalam Epidemiologi Veteriner.pdf
Analisis Risiko dalam Epidemiologi Veteriner.pdfAnalisis Risiko dalam Epidemiologi Veteriner.pdf
Analisis Risiko dalam Epidemiologi Veteriner.pdfRian Hari Suharto
 

What's hot (20)

Epidemiologi, Dampak Ekonomi dan Peluang Pemberantasan LSD - IDHSI, 19 Maret ...
Epidemiologi, Dampak Ekonomi dan Peluang Pemberantasan LSD - IDHSI, 19 Maret ...Epidemiologi, Dampak Ekonomi dan Peluang Pemberantasan LSD - IDHSI, 19 Maret ...
Epidemiologi, Dampak Ekonomi dan Peluang Pemberantasan LSD - IDHSI, 19 Maret ...
 
Manajemen Kedaruratan PMK - MEAT & LIVESTOCK AUSTRALIA (MLA) - 2 Juni 2022
Manajemen Kedaruratan PMK - MEAT & LIVESTOCK AUSTRALIA (MLA) - 2 Juni 2022Manajemen Kedaruratan PMK - MEAT & LIVESTOCK AUSTRALIA (MLA) - 2 Juni 2022
Manajemen Kedaruratan PMK - MEAT & LIVESTOCK AUSTRALIA (MLA) - 2 Juni 2022
 
Seminar Zoonosis dan One Health - Program Studi Kedokteran Hewan, Universitas...
Seminar Zoonosis dan One Health - Program Studi Kedokteran Hewan, Universitas...Seminar Zoonosis dan One Health - Program Studi Kedokteran Hewan, Universitas...
Seminar Zoonosis dan One Health - Program Studi Kedokteran Hewan, Universitas...
 
Pengendalian Lalu Lintas dan Vaksinasi Khususnya di Daerah Bebas PMK - Rakor ...
Pengendalian Lalu Lintas dan Vaksinasi Khususnya di Daerah Bebas PMK - Rakor ...Pengendalian Lalu Lintas dan Vaksinasi Khususnya di Daerah Bebas PMK - Rakor ...
Pengendalian Lalu Lintas dan Vaksinasi Khususnya di Daerah Bebas PMK - Rakor ...
 
Kajian singkat Lumpy Skin Disease - Ditkeswan, Jakarta, 26 Februari 2019
Kajian singkat Lumpy Skin Disease -  Ditkeswan, Jakarta, 26 Februari 2019Kajian singkat Lumpy Skin Disease -  Ditkeswan, Jakarta, 26 Februari 2019
Kajian singkat Lumpy Skin Disease - Ditkeswan, Jakarta, 26 Februari 2019
 
Pentingnya Analisis Risiko Dalam Fungsi Karantina Hewan - Pusat KH dan Kehani...
Pentingnya Analisis Risiko Dalam Fungsi Karantina Hewan - Pusat KH dan Kehani...Pentingnya Analisis Risiko Dalam Fungsi Karantina Hewan - Pusat KH dan Kehani...
Pentingnya Analisis Risiko Dalam Fungsi Karantina Hewan - Pusat KH dan Kehani...
 
Simulasi Pencegahan dan Penyebaran ASF di Provinsi Sulut - BARANTAN, Menado,1...
Simulasi Pencegahan dan Penyebaran ASF di Provinsi Sulut - BARANTAN, Menado,1...Simulasi Pencegahan dan Penyebaran ASF di Provinsi Sulut - BARANTAN, Menado,1...
Simulasi Pencegahan dan Penyebaran ASF di Provinsi Sulut - BARANTAN, Menado,1...
 
Kesiagaan dan Respons Darurat Wabah Penyakit Mulut dan Kuku - Dr. B The Vet S...
Kesiagaan dan Respons Darurat Wabah Penyakit Mulut dan Kuku - Dr. B The Vet S...Kesiagaan dan Respons Darurat Wabah Penyakit Mulut dan Kuku - Dr. B The Vet S...
Kesiagaan dan Respons Darurat Wabah Penyakit Mulut dan Kuku - Dr. B The Vet S...
 
Pengendalian dan Penanganan African Swine Fever (ASF) - Ditkeswan - Presentas...
Pengendalian dan Penanganan African Swine Fever (ASF) - Ditkeswan - Presentas...Pengendalian dan Penanganan African Swine Fever (ASF) - Ditkeswan - Presentas...
Pengendalian dan Penanganan African Swine Fever (ASF) - Ditkeswan - Presentas...
 
Penyakit-Penyakit Yang Wajib Dilaporkan (Notifiable Diseases) - Ditkeswan, 1 ...
Penyakit-Penyakit Yang Wajib Dilaporkan (Notifiable Diseases) - Ditkeswan, 1 ...Penyakit-Penyakit Yang Wajib Dilaporkan (Notifiable Diseases) - Ditkeswan, 1 ...
Penyakit-Penyakit Yang Wajib Dilaporkan (Notifiable Diseases) - Ditkeswan, 1 ...
 
Tinjauan Prinsip dan Pedoman Kompartemen Bebas AI Sesuai Standar Internasiona...
Tinjauan Prinsip dan Pedoman Kompartemen Bebas AI Sesuai Standar Internasiona...Tinjauan Prinsip dan Pedoman Kompartemen Bebas AI Sesuai Standar Internasiona...
Tinjauan Prinsip dan Pedoman Kompartemen Bebas AI Sesuai Standar Internasiona...
 
One Health Roadmap Eliminasi Rabies 2030 - Kemenko PMK-Pandemic Preparedness ...
One Health Roadmap Eliminasi Rabies 2030 - Kemenko PMK-Pandemic Preparedness ...One Health Roadmap Eliminasi Rabies 2030 - Kemenko PMK-Pandemic Preparedness ...
One Health Roadmap Eliminasi Rabies 2030 - Kemenko PMK-Pandemic Preparedness ...
 
Penyakit Zoonosis Pada Ternak
Penyakit Zoonosis Pada TernakPenyakit Zoonosis Pada Ternak
Penyakit Zoonosis Pada Ternak
 
Siskeswannas di Era Globalisasi dan Teknologi Informasi - Ditkeswan, Cibubur,...
Siskeswannas di Era Globalisasi dan Teknologi Informasi - Ditkeswan, Cibubur,...Siskeswannas di Era Globalisasi dan Teknologi Informasi - Ditkeswan, Cibubur,...
Siskeswannas di Era Globalisasi dan Teknologi Informasi - Ditkeswan, Cibubur,...
 
Situasi, Epidemiologi dan Mitigasi Lumpy Skin Disease (LSD) - Daring Pusat KH...
Situasi, Epidemiologi dan Mitigasi Lumpy Skin Disease (LSD) - Daring Pusat KH...Situasi, Epidemiologi dan Mitigasi Lumpy Skin Disease (LSD) - Daring Pusat KH...
Situasi, Epidemiologi dan Mitigasi Lumpy Skin Disease (LSD) - Daring Pusat KH...
 
Strategi Vaksinasi Lumpy Skin Disease (LSD) - Ditkeswan-AIHSP, 4-6 Januari 2022
Strategi Vaksinasi Lumpy Skin Disease (LSD) - Ditkeswan-AIHSP, 4-6 Januari 2022Strategi Vaksinasi Lumpy Skin Disease (LSD) - Ditkeswan-AIHSP, 4-6 Januari 2022
Strategi Vaksinasi Lumpy Skin Disease (LSD) - Ditkeswan-AIHSP, 4-6 Januari 2022
 
Pertimbangan Teknis Rencana Aksi dan Strategi Pengendalian LSD di Indonesia -...
Pertimbangan Teknis Rencana Aksi dan Strategi Pengendalian LSD di Indonesia -...Pertimbangan Teknis Rencana Aksi dan Strategi Pengendalian LSD di Indonesia -...
Pertimbangan Teknis Rencana Aksi dan Strategi Pengendalian LSD di Indonesia -...
 
Masuk dan Menyebarnya LSD dan PMK di Indonesia - PDHI Riau-KEMIN Indonesia, P...
Masuk dan Menyebarnya LSD dan PMK di Indonesia - PDHI Riau-KEMIN Indonesia, P...Masuk dan Menyebarnya LSD dan PMK di Indonesia - PDHI Riau-KEMIN Indonesia, P...
Masuk dan Menyebarnya LSD dan PMK di Indonesia - PDHI Riau-KEMIN Indonesia, P...
 
Penyakit Rabies
Penyakit RabiesPenyakit Rabies
Penyakit Rabies
 
Analisis Risiko dalam Epidemiologi Veteriner.pdf
Analisis Risiko dalam Epidemiologi Veteriner.pdfAnalisis Risiko dalam Epidemiologi Veteriner.pdf
Analisis Risiko dalam Epidemiologi Veteriner.pdf
 

Similar to ROADMAP RABIES

PPT Situasi Pengendalian Rabies Nasional - pdhi 9Sep23.pptx
PPT Situasi Pengendalian Rabies Nasional - pdhi 9Sep23.pptxPPT Situasi Pengendalian Rabies Nasional - pdhi 9Sep23.pptx
PPT Situasi Pengendalian Rabies Nasional - pdhi 9Sep23.pptxDindaRahmaHadiputri
 
Upaya Mempertahankan Daerah Bebas Rabies - Dinas Pertanian dan Ketahanan Pang...
Upaya Mempertahankan Daerah Bebas Rabies - Dinas Pertanian dan Ketahanan Pang...Upaya Mempertahankan Daerah Bebas Rabies - Dinas Pertanian dan Ketahanan Pang...
Upaya Mempertahankan Daerah Bebas Rabies - Dinas Pertanian dan Ketahanan Pang...Tata Naipospos
 
BUKU SAKU RABIES MODUL TROPIS.pdf
BUKU SAKU RABIES MODUL TROPIS.pdfBUKU SAKU RABIES MODUL TROPIS.pdf
BUKU SAKU RABIES MODUL TROPIS.pdfAvinoMulanaFikri1
 
Pedoman dalam penanganan Gigitan Hewan Penular Rabies
Pedoman dalam penanganan Gigitan Hewan Penular RabiesPedoman dalam penanganan Gigitan Hewan Penular Rabies
Pedoman dalam penanganan Gigitan Hewan Penular RabiesMosesWingky
 
FGD Risiko Penyakit Zoonosis Terhadap Kesehatan Masyarakat - Badan Pemeriksa ...
FGD Risiko Penyakit Zoonosis Terhadap Kesehatan Masyarakat - Badan Pemeriksa ...FGD Risiko Penyakit Zoonosis Terhadap Kesehatan Masyarakat - Badan Pemeriksa ...
FGD Risiko Penyakit Zoonosis Terhadap Kesehatan Masyarakat - Badan Pemeriksa ...Tata Naipospos
 
Strategi Menghadapi Masalah Zoonosis dan Aplikasinya Dari Sudut Pandang Kedok...
Strategi Menghadapi Masalah Zoonosis dan Aplikasinya Dari Sudut Pandang Kedok...Strategi Menghadapi Masalah Zoonosis dan Aplikasinya Dari Sudut Pandang Kedok...
Strategi Menghadapi Masalah Zoonosis dan Aplikasinya Dari Sudut Pandang Kedok...Tata Naipospos
 
slide cacar monyet kelompok 2.pptx
slide cacar monyet kelompok 2.pptxslide cacar monyet kelompok 2.pptx
slide cacar monyet kelompok 2.pptxDimasMaulana84
 
1-3-kemenko-pmk-pendekatan-one-health.pdf
1-3-kemenko-pmk-pendekatan-one-health.pdf1-3-kemenko-pmk-pendekatan-one-health.pdf
1-3-kemenko-pmk-pendekatan-one-health.pdfninadyahpuspitaningt
 
PPT-UEU-Surveilens-Kesehatan-Masyarakat-Pertemuan-8.pptx
PPT-UEU-Surveilens-Kesehatan-Masyarakat-Pertemuan-8.pptxPPT-UEU-Surveilens-Kesehatan-Masyarakat-Pertemuan-8.pptx
PPT-UEU-Surveilens-Kesehatan-Masyarakat-Pertemuan-8.pptxEpidPKMBanjaranKotaK
 
Penyakit rabies
Penyakit rabiesPenyakit rabies
Penyakit rabiesParanody
 
Masterplan Pemberantasan Brucellosis di Indonesia - Ditkeswan-AIPEID, Jakarta...
Masterplan Pemberantasan Brucellosis di Indonesia - Ditkeswan-AIPEID, Jakarta...Masterplan Pemberantasan Brucellosis di Indonesia - Ditkeswan-AIPEID, Jakarta...
Masterplan Pemberantasan Brucellosis di Indonesia - Ditkeswan-AIPEID, Jakarta...Tata Naipospos
 
Opsi Pengendalian dan Manajemen Risiko African Swine Fever - Ditkeswan, Denpa...
Opsi Pengendalian dan Manajemen Risiko African Swine Fever - Ditkeswan, Denpa...Opsi Pengendalian dan Manajemen Risiko African Swine Fever - Ditkeswan, Denpa...
Opsi Pengendalian dan Manajemen Risiko African Swine Fever - Ditkeswan, Denpa...Tata Naipospos
 
Pengendalian Penyakit Mulut dan Kuku dan Lumpy Skin Disease serta Kewaspadaan...
Pengendalian Penyakit Mulut dan Kuku dan Lumpy Skin Disease serta Kewaspadaan...Pengendalian Penyakit Mulut dan Kuku dan Lumpy Skin Disease serta Kewaspadaan...
Pengendalian Penyakit Mulut dan Kuku dan Lumpy Skin Disease serta Kewaspadaan...Tata Naipospos
 
Flu Burung dan Fenomena Pandemi Influenza - Starbuck, 10 April 2007
Flu Burung dan Fenomena Pandemi Influenza - Starbuck, 10 April 2007Flu Burung dan Fenomena Pandemi Influenza - Starbuck, 10 April 2007
Flu Burung dan Fenomena Pandemi Influenza - Starbuck, 10 April 2007Tata Naipospos
 
Jurnal Kajian Lingkungan
Jurnal Kajian LingkunganJurnal Kajian Lingkungan
Jurnal Kajian LingkunganAzmi14015
 
Forum Diskusi Agribisnis ternak Modul 3
Forum Diskusi Agribisnis ternak Modul 3Forum Diskusi Agribisnis ternak Modul 3
Forum Diskusi Agribisnis ternak Modul 3PPGhybrid3
 
10 KAK RABIES.docx
10 KAK RABIES.docx10 KAK RABIES.docx
10 KAK RABIES.docxholipah2
 
Posedur Stamping Out (Babi Domestik) - Jakarta, 24-25 Oktober 2019
Posedur Stamping Out (Babi Domestik) - Jakarta, 24-25 Oktober 2019Posedur Stamping Out (Babi Domestik) - Jakarta, 24-25 Oktober 2019
Posedur Stamping Out (Babi Domestik) - Jakarta, 24-25 Oktober 2019Tata Naipospos
 
Kuliah Umum Penyakit Lintas Batas di FKH IPB - Bogor, 3 Januari 2009
Kuliah Umum Penyakit Lintas Batas di FKH IPB - Bogor, 3 Januari 2009Kuliah Umum Penyakit Lintas Batas di FKH IPB - Bogor, 3 Januari 2009
Kuliah Umum Penyakit Lintas Batas di FKH IPB - Bogor, 3 Januari 2009Tata Naipospos
 

Similar to ROADMAP RABIES (20)

PPT Situasi Pengendalian Rabies Nasional - pdhi 9Sep23.pptx
PPT Situasi Pengendalian Rabies Nasional - pdhi 9Sep23.pptxPPT Situasi Pengendalian Rabies Nasional - pdhi 9Sep23.pptx
PPT Situasi Pengendalian Rabies Nasional - pdhi 9Sep23.pptx
 
Upaya Mempertahankan Daerah Bebas Rabies - Dinas Pertanian dan Ketahanan Pang...
Upaya Mempertahankan Daerah Bebas Rabies - Dinas Pertanian dan Ketahanan Pang...Upaya Mempertahankan Daerah Bebas Rabies - Dinas Pertanian dan Ketahanan Pang...
Upaya Mempertahankan Daerah Bebas Rabies - Dinas Pertanian dan Ketahanan Pang...
 
BUKU SAKU RABIES MODUL TROPIS.pdf
BUKU SAKU RABIES MODUL TROPIS.pdfBUKU SAKU RABIES MODUL TROPIS.pdf
BUKU SAKU RABIES MODUL TROPIS.pdf
 
Pedoman dalam penanganan Gigitan Hewan Penular Rabies
Pedoman dalam penanganan Gigitan Hewan Penular RabiesPedoman dalam penanganan Gigitan Hewan Penular Rabies
Pedoman dalam penanganan Gigitan Hewan Penular Rabies
 
FGD Risiko Penyakit Zoonosis Terhadap Kesehatan Masyarakat - Badan Pemeriksa ...
FGD Risiko Penyakit Zoonosis Terhadap Kesehatan Masyarakat - Badan Pemeriksa ...FGD Risiko Penyakit Zoonosis Terhadap Kesehatan Masyarakat - Badan Pemeriksa ...
FGD Risiko Penyakit Zoonosis Terhadap Kesehatan Masyarakat - Badan Pemeriksa ...
 
Strategi Menghadapi Masalah Zoonosis dan Aplikasinya Dari Sudut Pandang Kedok...
Strategi Menghadapi Masalah Zoonosis dan Aplikasinya Dari Sudut Pandang Kedok...Strategi Menghadapi Masalah Zoonosis dan Aplikasinya Dari Sudut Pandang Kedok...
Strategi Menghadapi Masalah Zoonosis dan Aplikasinya Dari Sudut Pandang Kedok...
 
slide cacar monyet kelompok 2.pptx
slide cacar monyet kelompok 2.pptxslide cacar monyet kelompok 2.pptx
slide cacar monyet kelompok 2.pptx
 
1-3-kemenko-pmk-pendekatan-one-health.pdf
1-3-kemenko-pmk-pendekatan-one-health.pdf1-3-kemenko-pmk-pendekatan-one-health.pdf
1-3-kemenko-pmk-pendekatan-one-health.pdf
 
PPT-UEU-Surveilens-Kesehatan-Masyarakat-Pertemuan-8.pptx
PPT-UEU-Surveilens-Kesehatan-Masyarakat-Pertemuan-8.pptxPPT-UEU-Surveilens-Kesehatan-Masyarakat-Pertemuan-8.pptx
PPT-UEU-Surveilens-Kesehatan-Masyarakat-Pertemuan-8.pptx
 
Penyakit rabies
Penyakit rabiesPenyakit rabies
Penyakit rabies
 
RABIES MAT UGM 2021.pptx
RABIES MAT UGM 2021.pptxRABIES MAT UGM 2021.pptx
RABIES MAT UGM 2021.pptx
 
Masterplan Pemberantasan Brucellosis di Indonesia - Ditkeswan-AIPEID, Jakarta...
Masterplan Pemberantasan Brucellosis di Indonesia - Ditkeswan-AIPEID, Jakarta...Masterplan Pemberantasan Brucellosis di Indonesia - Ditkeswan-AIPEID, Jakarta...
Masterplan Pemberantasan Brucellosis di Indonesia - Ditkeswan-AIPEID, Jakarta...
 
Opsi Pengendalian dan Manajemen Risiko African Swine Fever - Ditkeswan, Denpa...
Opsi Pengendalian dan Manajemen Risiko African Swine Fever - Ditkeswan, Denpa...Opsi Pengendalian dan Manajemen Risiko African Swine Fever - Ditkeswan, Denpa...
Opsi Pengendalian dan Manajemen Risiko African Swine Fever - Ditkeswan, Denpa...
 
Pengendalian Penyakit Mulut dan Kuku dan Lumpy Skin Disease serta Kewaspadaan...
Pengendalian Penyakit Mulut dan Kuku dan Lumpy Skin Disease serta Kewaspadaan...Pengendalian Penyakit Mulut dan Kuku dan Lumpy Skin Disease serta Kewaspadaan...
Pengendalian Penyakit Mulut dan Kuku dan Lumpy Skin Disease serta Kewaspadaan...
 
Flu Burung dan Fenomena Pandemi Influenza - Starbuck, 10 April 2007
Flu Burung dan Fenomena Pandemi Influenza - Starbuck, 10 April 2007Flu Burung dan Fenomena Pandemi Influenza - Starbuck, 10 April 2007
Flu Burung dan Fenomena Pandemi Influenza - Starbuck, 10 April 2007
 
Jurnal Kajian Lingkungan
Jurnal Kajian LingkunganJurnal Kajian Lingkungan
Jurnal Kajian Lingkungan
 
Forum Diskusi Agribisnis ternak Modul 3
Forum Diskusi Agribisnis ternak Modul 3Forum Diskusi Agribisnis ternak Modul 3
Forum Diskusi Agribisnis ternak Modul 3
 
10 KAK RABIES.docx
10 KAK RABIES.docx10 KAK RABIES.docx
10 KAK RABIES.docx
 
Posedur Stamping Out (Babi Domestik) - Jakarta, 24-25 Oktober 2019
Posedur Stamping Out (Babi Domestik) - Jakarta, 24-25 Oktober 2019Posedur Stamping Out (Babi Domestik) - Jakarta, 24-25 Oktober 2019
Posedur Stamping Out (Babi Domestik) - Jakarta, 24-25 Oktober 2019
 
Kuliah Umum Penyakit Lintas Batas di FKH IPB - Bogor, 3 Januari 2009
Kuliah Umum Penyakit Lintas Batas di FKH IPB - Bogor, 3 Januari 2009Kuliah Umum Penyakit Lintas Batas di FKH IPB - Bogor, 3 Januari 2009
Kuliah Umum Penyakit Lintas Batas di FKH IPB - Bogor, 3 Januari 2009
 

More from Tata Naipospos

Usulan Konsepsi SISKESWANNAS - Ditkeswan dan AIHSP - 15 Maret 2024
Usulan Konsepsi SISKESWANNAS - Ditkeswan dan AIHSP - 15 Maret 2024Usulan Konsepsi SISKESWANNAS - Ditkeswan dan AIHSP - 15 Maret 2024
Usulan Konsepsi SISKESWANNAS - Ditkeswan dan AIHSP - 15 Maret 2024Tata Naipospos
 
Vaksinasi PMK dan Masa Kadaluwarsa Vaksin - Ditkeswan dan AIHSP - 29-30 Janua...
Vaksinasi PMK dan Masa Kadaluwarsa Vaksin - Ditkeswan dan AIHSP - 29-30 Janua...Vaksinasi PMK dan Masa Kadaluwarsa Vaksin - Ditkeswan dan AIHSP - 29-30 Janua...
Vaksinasi PMK dan Masa Kadaluwarsa Vaksin - Ditkeswan dan AIHSP - 29-30 Janua...Tata Naipospos
 
Bahan diskusi: Kondisi Peternakan Indonesia - CIVAS - 20 Januari 2024
Bahan diskusi: Kondisi Peternakan Indonesia - CIVAS - 20 Januari 2024Bahan diskusi: Kondisi Peternakan Indonesia - CIVAS - 20 Januari 2024
Bahan diskusi: Kondisi Peternakan Indonesia - CIVAS - 20 Januari 2024Tata Naipospos
 
Analisis Risiko PMK - Pangkal Pinang, Kepulauan Riau, 4-5 Desember 2023
Analisis Risiko PMK - Pangkal Pinang, Kepulauan Riau, 4-5 Desember 2023Analisis Risiko PMK - Pangkal Pinang, Kepulauan Riau, 4-5 Desember 2023
Analisis Risiko PMK - Pangkal Pinang, Kepulauan Riau, 4-5 Desember 2023Tata Naipospos
 
Preparation PVS Evaluation Follow-up INDONESIA 2023
Preparation PVS Evaluation Follow-up INDONESIA 2023Preparation PVS Evaluation Follow-up INDONESIA 2023
Preparation PVS Evaluation Follow-up INDONESIA 2023Tata Naipospos
 
Update situasi epidemiologi Avian Influenza di Indonesia, CEVA Scientific Mee...
Update situasi epidemiologi Avian Influenza di Indonesia, CEVA Scientific Mee...Update situasi epidemiologi Avian Influenza di Indonesia, CEVA Scientific Mee...
Update situasi epidemiologi Avian Influenza di Indonesia, CEVA Scientific Mee...Tata Naipospos
 
Keterlibatan WOAH dalam Peningkatan Kesadaran dan Pengetahun AMR di Indonesia...
Keterlibatan WOAH dalam Peningkatan Kesadaran dan Pengetahun AMR di Indonesia...Keterlibatan WOAH dalam Peningkatan Kesadaran dan Pengetahun AMR di Indonesia...
Keterlibatan WOAH dalam Peningkatan Kesadaran dan Pengetahun AMR di Indonesia...Tata Naipospos
 
Keterkaitan UU Pendidikan Kedokteran Hewan, Konsil Kedokteran Hewan dan Kuali...
Keterkaitan UU Pendidikan Kedokteran Hewan, Konsil Kedokteran Hewan dan Kuali...Keterkaitan UU Pendidikan Kedokteran Hewan, Konsil Kedokteran Hewan dan Kuali...
Keterkaitan UU Pendidikan Kedokteran Hewan, Konsil Kedokteran Hewan dan Kuali...Tata Naipospos
 
Dampak Penerapan Kesejahteraan Hewan Terhadap Perdagangan Internasional dan S...
Dampak Penerapan Kesejahteraan Hewan Terhadap Perdagangan Internasional dan S...Dampak Penerapan Kesejahteraan Hewan Terhadap Perdagangan Internasional dan S...
Dampak Penerapan Kesejahteraan Hewan Terhadap Perdagangan Internasional dan S...Tata Naipospos
 
Pengantar: Penilaian Bersama Implementasi Penatagunaan AMU Pada Peternakan U...
Pengantar: Penilaian Bersama Implementasi  Penatagunaan AMU Pada Peternakan U...Pengantar: Penilaian Bersama Implementasi  Penatagunaan AMU Pada Peternakan U...
Pengantar: Penilaian Bersama Implementasi Penatagunaan AMU Pada Peternakan U...Tata Naipospos
 
Kaitan antara Progressive Control Pathways (PCP) untuk PMK dan Performance of...
Kaitan antara Progressive Control Pathways (PCP) untuk PMK dan Performance of...Kaitan antara Progressive Control Pathways (PCP) untuk PMK dan Performance of...
Kaitan antara Progressive Control Pathways (PCP) untuk PMK dan Performance of...Tata Naipospos
 
Pentingnya Veterinary Statutory Body bagi Peningkatan Kualitas Profesi Kedokt...
Pentingnya Veterinary Statutory Body bagi Peningkatan Kualitas Profesi Kedokt...Pentingnya Veterinary Statutory Body bagi Peningkatan Kualitas Profesi Kedokt...
Pentingnya Veterinary Statutory Body bagi Peningkatan Kualitas Profesi Kedokt...Tata Naipospos
 
Kewaspadaan Dini Terhadap Peste des Petits Ruminants - IDHSI, zoom 15 April 2023
Kewaspadaan Dini Terhadap Peste des Petits Ruminants - IDHSI, zoom 15 April 2023Kewaspadaan Dini Terhadap Peste des Petits Ruminants - IDHSI, zoom 15 April 2023
Kewaspadaan Dini Terhadap Peste des Petits Ruminants - IDHSI, zoom 15 April 2023Tata Naipospos
 
Rencana Kontinjensi Pada Unit Kompartemen Bebas Penyakit - Ditkeswan - Bogor,...
Rencana Kontinjensi Pada Unit Kompartemen Bebas Penyakit - Ditkeswan - Bogor,...Rencana Kontinjensi Pada Unit Kompartemen Bebas Penyakit - Ditkeswan - Bogor,...
Rencana Kontinjensi Pada Unit Kompartemen Bebas Penyakit - Ditkeswan - Bogor,...Tata Naipospos
 
A - Z Lumpy Skin Disease - Perspektif Global - Dr. B. Show - 25 Maret 2023
A - Z Lumpy Skin Disease - Perspektif Global - Dr. B. Show - 25 Maret 2023A - Z Lumpy Skin Disease - Perspektif Global - Dr. B. Show - 25 Maret 2023
A - Z Lumpy Skin Disease - Perspektif Global - Dr. B. Show - 25 Maret 2023Tata Naipospos
 
Kompartementalisasi Unit Peternakan Ruminansia Pada Situasi Wabah PMK dan LSD...
Kompartementalisasi Unit Peternakan Ruminansia Pada Situasi Wabah PMK dan LSD...Kompartementalisasi Unit Peternakan Ruminansia Pada Situasi Wabah PMK dan LSD...
Kompartementalisasi Unit Peternakan Ruminansia Pada Situasi Wabah PMK dan LSD...Tata Naipospos
 
Resiliensi SISKESWANNAS Menghadapi Tantangan Wabah Penyakit Yang Berpotensi M...
Resiliensi SISKESWANNAS Menghadapi Tantangan Wabah Penyakit Yang Berpotensi M...Resiliensi SISKESWANNAS Menghadapi Tantangan Wabah Penyakit Yang Berpotensi M...
Resiliensi SISKESWANNAS Menghadapi Tantangan Wabah Penyakit Yang Berpotensi M...Tata Naipospos
 
Kewaspadaan dan Antisipasi Peste des Petits Ruminants - Rakor Balai Veteriner...
Kewaspadaan dan Antisipasi Peste des Petits Ruminants - Rakor Balai Veteriner...Kewaspadaan dan Antisipasi Peste des Petits Ruminants - Rakor Balai Veteriner...
Kewaspadaan dan Antisipasi Peste des Petits Ruminants - Rakor Balai Veteriner...Tata Naipospos
 
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit ASF, LSD, PMK, dan AI pada Burung Liar -...
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit ASF, LSD, PMK, dan AI pada Burung Liar -...Pencegahan dan Pengendalian Penyakit ASF, LSD, PMK, dan AI pada Burung Liar -...
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit ASF, LSD, PMK, dan AI pada Burung Liar -...Tata Naipospos
 
Optimalisasi Peran Karantina Hewan sebagai Otoritas Veteriner di Perbatasan d...
Optimalisasi Peran Karantina Hewan sebagai Otoritas Veteriner di Perbatasan d...Optimalisasi Peran Karantina Hewan sebagai Otoritas Veteriner di Perbatasan d...
Optimalisasi Peran Karantina Hewan sebagai Otoritas Veteriner di Perbatasan d...Tata Naipospos
 

More from Tata Naipospos (20)

Usulan Konsepsi SISKESWANNAS - Ditkeswan dan AIHSP - 15 Maret 2024
Usulan Konsepsi SISKESWANNAS - Ditkeswan dan AIHSP - 15 Maret 2024Usulan Konsepsi SISKESWANNAS - Ditkeswan dan AIHSP - 15 Maret 2024
Usulan Konsepsi SISKESWANNAS - Ditkeswan dan AIHSP - 15 Maret 2024
 
Vaksinasi PMK dan Masa Kadaluwarsa Vaksin - Ditkeswan dan AIHSP - 29-30 Janua...
Vaksinasi PMK dan Masa Kadaluwarsa Vaksin - Ditkeswan dan AIHSP - 29-30 Janua...Vaksinasi PMK dan Masa Kadaluwarsa Vaksin - Ditkeswan dan AIHSP - 29-30 Janua...
Vaksinasi PMK dan Masa Kadaluwarsa Vaksin - Ditkeswan dan AIHSP - 29-30 Janua...
 
Bahan diskusi: Kondisi Peternakan Indonesia - CIVAS - 20 Januari 2024
Bahan diskusi: Kondisi Peternakan Indonesia - CIVAS - 20 Januari 2024Bahan diskusi: Kondisi Peternakan Indonesia - CIVAS - 20 Januari 2024
Bahan diskusi: Kondisi Peternakan Indonesia - CIVAS - 20 Januari 2024
 
Analisis Risiko PMK - Pangkal Pinang, Kepulauan Riau, 4-5 Desember 2023
Analisis Risiko PMK - Pangkal Pinang, Kepulauan Riau, 4-5 Desember 2023Analisis Risiko PMK - Pangkal Pinang, Kepulauan Riau, 4-5 Desember 2023
Analisis Risiko PMK - Pangkal Pinang, Kepulauan Riau, 4-5 Desember 2023
 
Preparation PVS Evaluation Follow-up INDONESIA 2023
Preparation PVS Evaluation Follow-up INDONESIA 2023Preparation PVS Evaluation Follow-up INDONESIA 2023
Preparation PVS Evaluation Follow-up INDONESIA 2023
 
Update situasi epidemiologi Avian Influenza di Indonesia, CEVA Scientific Mee...
Update situasi epidemiologi Avian Influenza di Indonesia, CEVA Scientific Mee...Update situasi epidemiologi Avian Influenza di Indonesia, CEVA Scientific Mee...
Update situasi epidemiologi Avian Influenza di Indonesia, CEVA Scientific Mee...
 
Keterlibatan WOAH dalam Peningkatan Kesadaran dan Pengetahun AMR di Indonesia...
Keterlibatan WOAH dalam Peningkatan Kesadaran dan Pengetahun AMR di Indonesia...Keterlibatan WOAH dalam Peningkatan Kesadaran dan Pengetahun AMR di Indonesia...
Keterlibatan WOAH dalam Peningkatan Kesadaran dan Pengetahun AMR di Indonesia...
 
Keterkaitan UU Pendidikan Kedokteran Hewan, Konsil Kedokteran Hewan dan Kuali...
Keterkaitan UU Pendidikan Kedokteran Hewan, Konsil Kedokteran Hewan dan Kuali...Keterkaitan UU Pendidikan Kedokteran Hewan, Konsil Kedokteran Hewan dan Kuali...
Keterkaitan UU Pendidikan Kedokteran Hewan, Konsil Kedokteran Hewan dan Kuali...
 
Dampak Penerapan Kesejahteraan Hewan Terhadap Perdagangan Internasional dan S...
Dampak Penerapan Kesejahteraan Hewan Terhadap Perdagangan Internasional dan S...Dampak Penerapan Kesejahteraan Hewan Terhadap Perdagangan Internasional dan S...
Dampak Penerapan Kesejahteraan Hewan Terhadap Perdagangan Internasional dan S...
 
Pengantar: Penilaian Bersama Implementasi Penatagunaan AMU Pada Peternakan U...
Pengantar: Penilaian Bersama Implementasi  Penatagunaan AMU Pada Peternakan U...Pengantar: Penilaian Bersama Implementasi  Penatagunaan AMU Pada Peternakan U...
Pengantar: Penilaian Bersama Implementasi Penatagunaan AMU Pada Peternakan U...
 
Kaitan antara Progressive Control Pathways (PCP) untuk PMK dan Performance of...
Kaitan antara Progressive Control Pathways (PCP) untuk PMK dan Performance of...Kaitan antara Progressive Control Pathways (PCP) untuk PMK dan Performance of...
Kaitan antara Progressive Control Pathways (PCP) untuk PMK dan Performance of...
 
Pentingnya Veterinary Statutory Body bagi Peningkatan Kualitas Profesi Kedokt...
Pentingnya Veterinary Statutory Body bagi Peningkatan Kualitas Profesi Kedokt...Pentingnya Veterinary Statutory Body bagi Peningkatan Kualitas Profesi Kedokt...
Pentingnya Veterinary Statutory Body bagi Peningkatan Kualitas Profesi Kedokt...
 
Kewaspadaan Dini Terhadap Peste des Petits Ruminants - IDHSI, zoom 15 April 2023
Kewaspadaan Dini Terhadap Peste des Petits Ruminants - IDHSI, zoom 15 April 2023Kewaspadaan Dini Terhadap Peste des Petits Ruminants - IDHSI, zoom 15 April 2023
Kewaspadaan Dini Terhadap Peste des Petits Ruminants - IDHSI, zoom 15 April 2023
 
Rencana Kontinjensi Pada Unit Kompartemen Bebas Penyakit - Ditkeswan - Bogor,...
Rencana Kontinjensi Pada Unit Kompartemen Bebas Penyakit - Ditkeswan - Bogor,...Rencana Kontinjensi Pada Unit Kompartemen Bebas Penyakit - Ditkeswan - Bogor,...
Rencana Kontinjensi Pada Unit Kompartemen Bebas Penyakit - Ditkeswan - Bogor,...
 
A - Z Lumpy Skin Disease - Perspektif Global - Dr. B. Show - 25 Maret 2023
A - Z Lumpy Skin Disease - Perspektif Global - Dr. B. Show - 25 Maret 2023A - Z Lumpy Skin Disease - Perspektif Global - Dr. B. Show - 25 Maret 2023
A - Z Lumpy Skin Disease - Perspektif Global - Dr. B. Show - 25 Maret 2023
 
Kompartementalisasi Unit Peternakan Ruminansia Pada Situasi Wabah PMK dan LSD...
Kompartementalisasi Unit Peternakan Ruminansia Pada Situasi Wabah PMK dan LSD...Kompartementalisasi Unit Peternakan Ruminansia Pada Situasi Wabah PMK dan LSD...
Kompartementalisasi Unit Peternakan Ruminansia Pada Situasi Wabah PMK dan LSD...
 
Resiliensi SISKESWANNAS Menghadapi Tantangan Wabah Penyakit Yang Berpotensi M...
Resiliensi SISKESWANNAS Menghadapi Tantangan Wabah Penyakit Yang Berpotensi M...Resiliensi SISKESWANNAS Menghadapi Tantangan Wabah Penyakit Yang Berpotensi M...
Resiliensi SISKESWANNAS Menghadapi Tantangan Wabah Penyakit Yang Berpotensi M...
 
Kewaspadaan dan Antisipasi Peste des Petits Ruminants - Rakor Balai Veteriner...
Kewaspadaan dan Antisipasi Peste des Petits Ruminants - Rakor Balai Veteriner...Kewaspadaan dan Antisipasi Peste des Petits Ruminants - Rakor Balai Veteriner...
Kewaspadaan dan Antisipasi Peste des Petits Ruminants - Rakor Balai Veteriner...
 
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit ASF, LSD, PMK, dan AI pada Burung Liar -...
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit ASF, LSD, PMK, dan AI pada Burung Liar -...Pencegahan dan Pengendalian Penyakit ASF, LSD, PMK, dan AI pada Burung Liar -...
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit ASF, LSD, PMK, dan AI pada Burung Liar -...
 
Optimalisasi Peran Karantina Hewan sebagai Otoritas Veteriner di Perbatasan d...
Optimalisasi Peran Karantina Hewan sebagai Otoritas Veteriner di Perbatasan d...Optimalisasi Peran Karantina Hewan sebagai Otoritas Veteriner di Perbatasan d...
Optimalisasi Peran Karantina Hewan sebagai Otoritas Veteriner di Perbatasan d...
 

Recently uploaded

Product Knowledge Rapor Pendidikan - Satuan Pendidikan Dasmen&Vokasi.pptx
Product Knowledge Rapor Pendidikan - Satuan Pendidikan Dasmen&Vokasi.pptxProduct Knowledge Rapor Pendidikan - Satuan Pendidikan Dasmen&Vokasi.pptx
Product Knowledge Rapor Pendidikan - Satuan Pendidikan Dasmen&Vokasi.pptxKaista Glow
 
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptxAKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptxHeriyantoHeriyanto44
 
Program Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdf
Program Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdfProgram Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdf
Program Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdfwaktinisayunw93
 
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxKeberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxLeniMawarti1
 
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukanPLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukanssuserc81826
 
(NEW) Template Presentasi UGM yang terbaru
(NEW) Template Presentasi UGM yang terbaru(NEW) Template Presentasi UGM yang terbaru
(NEW) Template Presentasi UGM yang terbaruSilvanaAyu
 
materi pembelajaran tentang INTERNET.ppt
materi pembelajaran tentang INTERNET.pptmateri pembelajaran tentang INTERNET.ppt
materi pembelajaran tentang INTERNET.pptTaufikFadhilah
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 1 Fase A - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 1 Fase A - [abdiera.com]Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 1 Fase A - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 1 Fase A - [abdiera.com]Abdiera
 
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptxSBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptxFardanassegaf
 
Elemen Jurnalistik Ilmu Komunikasii.pptx
Elemen Jurnalistik Ilmu Komunikasii.pptxElemen Jurnalistik Ilmu Komunikasii.pptx
Elemen Jurnalistik Ilmu Komunikasii.pptxGyaCahyaPratiwi
 
PPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi Online
PPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi OnlinePPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi Online
PPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi OnlineMMario4
 
Modul persamaan perakaunan prinsip akaun
Modul persamaan perakaunan prinsip akaunModul persamaan perakaunan prinsip akaun
Modul persamaan perakaunan prinsip akaunnhsani2006
 
Asi Eksklusif Dong - buku untuk para ayah - Robin Lim
Asi Eksklusif Dong - buku untuk para ayah - Robin LimAsi Eksklusif Dong - buku untuk para ayah - Robin Lim
Asi Eksklusif Dong - buku untuk para ayah - Robin LimNodd Nittong
 
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdfrpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdfGugunGunawan93
 
RPP PERBAIKAN UNTUK SIMULASI (Recovered).docx
RPP PERBAIKAN UNTUK SIMULASI (Recovered).docxRPP PERBAIKAN UNTUK SIMULASI (Recovered).docx
RPP PERBAIKAN UNTUK SIMULASI (Recovered).docxSyifaDzikron
 
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfPanduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfandriasyulianto57
 
PPT Hukum Adat Keberadaan Hukum Adat Di Kehidupan Masyarakat.pdf
PPT Hukum Adat Keberadaan Hukum Adat Di Kehidupan Masyarakat.pdfPPT Hukum Adat Keberadaan Hukum Adat Di Kehidupan Masyarakat.pdf
PPT Hukum Adat Keberadaan Hukum Adat Di Kehidupan Masyarakat.pdfSBMNessyaPutriPaulan
 
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaAbdiera
 
PAMPHLET PENGAKAP aktiviti pengakap 2024
PAMPHLET PENGAKAP aktiviti pengakap 2024PAMPHLET PENGAKAP aktiviti pengakap 2024
PAMPHLET PENGAKAP aktiviti pengakap 2024MALISAAININOORBINTIA
 
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxKeberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxLeniMawarti1
 

Recently uploaded (20)

Product Knowledge Rapor Pendidikan - Satuan Pendidikan Dasmen&Vokasi.pptx
Product Knowledge Rapor Pendidikan - Satuan Pendidikan Dasmen&Vokasi.pptxProduct Knowledge Rapor Pendidikan - Satuan Pendidikan Dasmen&Vokasi.pptx
Product Knowledge Rapor Pendidikan - Satuan Pendidikan Dasmen&Vokasi.pptx
 
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptxAKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptx
 
Program Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdf
Program Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdfProgram Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdf
Program Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdf
 
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxKeberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
 
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukanPLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
 
(NEW) Template Presentasi UGM yang terbaru
(NEW) Template Presentasi UGM yang terbaru(NEW) Template Presentasi UGM yang terbaru
(NEW) Template Presentasi UGM yang terbaru
 
materi pembelajaran tentang INTERNET.ppt
materi pembelajaran tentang INTERNET.pptmateri pembelajaran tentang INTERNET.ppt
materi pembelajaran tentang INTERNET.ppt
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 1 Fase A - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 1 Fase A - [abdiera.com]Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 1 Fase A - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 1 Fase A - [abdiera.com]
 
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptxSBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
 
Elemen Jurnalistik Ilmu Komunikasii.pptx
Elemen Jurnalistik Ilmu Komunikasii.pptxElemen Jurnalistik Ilmu Komunikasii.pptx
Elemen Jurnalistik Ilmu Komunikasii.pptx
 
PPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi Online
PPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi OnlinePPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi Online
PPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi Online
 
Modul persamaan perakaunan prinsip akaun
Modul persamaan perakaunan prinsip akaunModul persamaan perakaunan prinsip akaun
Modul persamaan perakaunan prinsip akaun
 
Asi Eksklusif Dong - buku untuk para ayah - Robin Lim
Asi Eksklusif Dong - buku untuk para ayah - Robin LimAsi Eksklusif Dong - buku untuk para ayah - Robin Lim
Asi Eksklusif Dong - buku untuk para ayah - Robin Lim
 
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdfrpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
 
RPP PERBAIKAN UNTUK SIMULASI (Recovered).docx
RPP PERBAIKAN UNTUK SIMULASI (Recovered).docxRPP PERBAIKAN UNTUK SIMULASI (Recovered).docx
RPP PERBAIKAN UNTUK SIMULASI (Recovered).docx
 
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfPanduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
 
PPT Hukum Adat Keberadaan Hukum Adat Di Kehidupan Masyarakat.pdf
PPT Hukum Adat Keberadaan Hukum Adat Di Kehidupan Masyarakat.pdfPPT Hukum Adat Keberadaan Hukum Adat Di Kehidupan Masyarakat.pdf
PPT Hukum Adat Keberadaan Hukum Adat Di Kehidupan Masyarakat.pdf
 
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
 
PAMPHLET PENGAKAP aktiviti pengakap 2024
PAMPHLET PENGAKAP aktiviti pengakap 2024PAMPHLET PENGAKAP aktiviti pengakap 2024
PAMPHLET PENGAKAP aktiviti pengakap 2024
 
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxKeberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
 

ROADMAP RABIES

  • 1. ONE HEALTH ROADMAP ELIMINASI RABIES NASIONAL 2030 Sosialisasi (pre-launching) Roadmap Eliminasi Rabies Nasional 2030 Jakarta, 31 Agustus 2019 DrhTri Satya Putri Naipospos MPhil PhD
  • 2. MASALAH RABIES GLOBAL • Rabies sudah endemik di lebih dari 150 negara di seluruh dunia. • Penyakit ini diperkirakan membunuh 59.000 orang setiap tahun. Mayoritas kematian diperkirakan terjadi di Asia (59,6%) dan Afrika (36,4%) (WHO 2018b). • Sekitar 40% dari korban adalah anak-anak yang berusia lebih muda dari 15 tahun yang tinggal di Asia dan Afrika. • 99% dari kasus manusia di Asia dan Afrika disebabkan oleh gigitan anjing yang terinfeksi, dan bukan karena pendedahan terhadap banyak dan beragamnya satwa liar yang bertindak sebagai ‘reservoir’ virus di berbagai kontinen. • Rabies yang ditularkan oleh anjing telah berhasil dieliminasi dari Eropa Barat, Kanada,Amerika Serikat, dan Jepang. • 28 dari 35 negara-negara Amerika Latin melaporkan tidak ada kematian manusia dari rabies yang ditularkan oleh anjing.
  • 3. DOKUMEN RENCANA STRATEGIS GLOBAL ELIMINASI RABIES ZERO BY 30 -The Global Strategic Plan to end human deaths from dog- mediated rabies by 2030 ▪ Suatu rencana strategis global untuk mengkoordinasikan respon pencegahan rabies, integrasi penguatan sistim kesehatan manusia dan hewan, dalam rangka mencapai populasi dunia yang paling tidak terlayani dengan cara mengikutsertakan, memberdayakan dan memampukan seluruh negara untuk mengarahkan dan memperkuat upaya eliminasi rabies.
  • 4. RASIONAL KUNCI MENGAPA DIBUTUHKAN INVESTASI UNTUK ELIMINASI RABIES PADA 2030 WHO, OIE, FAO, GARC bersatu dalam ‘United Against Rabies’ (UAR) untuk mengeliminasi rabies pada manusia yang ditularkan oleh anjing Rasional 1: Rabies adalah masalah utama kesehatan masyarakat yang secara tidak seimbang membebani masyarakat pedesaan yang miskin. Rasional 2: Rabies dapat dicegah meskipun mematikan. Rasional 3: Rabies pada manusia yang ditularkan oleh anjing dapat dieliminasi dengan vaksinasi anjing. Rasional 4: Eliminasi rabies dimungkinkan. Sumber: (1)WHO 2015. Rabies: rationale for investing in the global elimination of dog-mediated human rabies. (2)WHO 2018. Zero by 30:The Global Strategic Plan to end human deaths from dog-mediated rabies by 2030.
  • 5. MASALAH RABIES DI INDONESIA • Angka kematian akibat rabies di Indonesia sekitar 100-150 orang per tahun. • Ancaman yang terus menerus bagi masyarakat di Indonesia, terutama bagi anak-anak. • 26 provinsi dinyatakan sebagai daerah endemik rabies, hanya 8 provinsi yang masih dinyatakan sebagai daerah bebas rabies. • Sejarah rabies di Indonesia (1996-2019) menunjukkan jumlah provinsi dan pulau yang tertular rabies semakin meningkat, akibat: – munculnya wabah rabies di daerah-daerah yang tadinya bebas historis (Flores, Bali, Maluku, Malut, Nias dll); dan – timbulnya penularan kembali dari daerah-daerah yang tadinya telah dinyatakan bebas (Jabar, Kalbar, NTB).
  • 6. SITUASI RABIES DI INDONESIA • 8 daerah bebas rabies yaitu Kepulauan Riau, Kepulauan Bangka Belitung, Papua dan Papua Barat sebagai daerah bebas historis, sedangkan DKI Jakarta, Jawa Tengah, DIYogyakarta, Jawa Timur sebagai daerah yang dideklarasikan bebas rabies. 26 daerah endemik rabies
  • 7. DOKUMEN ROADMAP RABIES • Untuk mengatasi masalah rabies di Indonesia yang semakin menyebarluas dan sejalan dengan rencana strategis eliminasi rabies global, maka Indonesia harus melakukan terobosan untuk bergerak secara lebih cepat dan efektif guna dapat mencapai target NOL kematian manusia akibat rabies yang ditularkan oleh anjing pada tahun 2030 melalui peta jalan yang tertuang dalam: “One Health Roadmap Eliminasi Rabies Nasional 2030”
  • 8. VISI, MISI, SASARAN DAN TUJUAN ROADMAP RABIES NASIONAL SASARAN: "mengeliminasi rabies pada manusia yang ditularkan lewat anjing di Indonesia pada tahun 2030" MISI: “mengurangi secara bertahap dan akhirnya mengeliminasi rabies pada manusia di Indonesia melalui vaksinasi massal anjing yang berkelanjutan dan pemberian profilaksis pasca pajanan VISI: “Indonesia bebas rabies 2030” TUJUAN: 1. Menurunkan kasus rabies pada anjing dan korban manusia di daerah endemik di Indonesia; 2. Mempertahankan daerah bebas rabies di Indonesia; 3. Mencapai target tidak ada kasus rabies pada hewan dan manusia yang terkonfirmasi dalam 2 (dua) tahun terakhir; dan 4. Mencapai nol kematian akibat rabies pada manusia.
  • 9. STRATEGIELIMINASIRABIES A. Eliminasi Rabies pada Anjing (A1) vaksinasi massal anjing; (A2) manajemen populasi anjing; (A3) promosi kepemilikan anjing yang bertanggung jawab,; dan (A4) pengawasan lalu lintas hewan dan tindakan karantina. B. Pencegahan Rabies pada Manusia (B1) penyediaan akses tepat waktu profilaksis pacsa pajanan (PEP); dan (B2) profilaksis pre-pajanan (PrEP) bagi kelompok berisiko tinggi. C. Penguatan Surveilans Rabies pada Manusia dan Hewan: (C1) penguatan sistem surveilans; (C2) penguatan rencana kesiapsiagaan dan respon wabah; dan (C3) penguatan kapasitas diagnosis laboratorium. D. Peningkatan Kesadaran: (D1) peningkatan kesadaran masyarakat dan edukasi,; (D2) peningkatan kesadaran dan praktik manajemenTatalaksana Kasus GigitanTerpadu (TAKGIT). E. Penguatan Legislasi F. Pelaksanaan Riset Operasional G. Penguatan Koordinasi Multisektoral dan Kemitraan H. Mobilisasi Sumberdaya
  • 10. TAHAP 1 S/D 5 DARI PELAKSANAAN STRATEGI ELIMINASI RABIES NASIONAL (2019-2030)
  • 11. A. ELIMINASI RABIES PADA ANJING A1. Vaksinasi massal anjing – Target > 70% dari cakupan populasi anjing per tahun untuk 3 (tiga) tahun berturut-turut. A2. Manajemen populasi anjing (dog population management) – Legislasi, sterilisasi, fasilitas penampungan anjing (shelter/holding facilities), euthanasia, pengendalian anjing terhadap akses sampah dan limbah buangan. A3. Promosi kepemilikan anjing yang bertanggung jawab (responsible dog ownership) – Edukasi tentang perawatan kesehatan anjing yang baik, kesejahteraan hewan, registrasi, dan kewajiban vaksinasi. A4. Pengawasan lalu lintas hewan dan tindakan karantina – Pemberlakuan persyaratan kesehatan hewan meliputi wajib vaksinasi, pengujian dan penetapan masa karantina sesuai peraturan yang berlaku.
  • 12. A1. VAKSINASI MASSAL ANJING >70% cakupan vaksinasi A1.1. Rencana program vaksinasi massal A1.2. Estimasi populasi Anjing A.1.3. Identifikasi dan registrasi anjing A1.4.Vaksinasi anak anjing < 3 bulan A1.5. Survei pasca vaksinasi A1.6. Vaksin rabies A1.7. Vaksin rabies produksi dalam negeri
  • 13. B. PENCEGAHAN RABIES PADA MANUSIA B1. Penyediaan akses tepat waktu terhadap profilaksis pasca pajanan (PEP) – Pencucian luka, vaksinasi, pemberian rabies immunoglobulin (RIG) untuk semua kasus orang tergigit anjing yang terduga rabies. B2. Profilaksis pre-pajanan (PrEP) – Kelompok-kelompok berisiko tinggi terutama bagi para pekerja kesehatan hewan, pemelihara dan penangkap hewan, dan staf laboratorium yang menangani virus dan material yang berpotensi menginfeksi.
  • 14. C. PENGUATAN SURVEILANS PADA MANUSIA DAN HEWAN C1. Penguatan sistim surveilans yang ada dan hubungan sistim surveilans kesehatan hewan dan kesehatan manusia (TAKGIT) – Pengumpulan dan pelaporan data untuk memonitor dan mengevaluasi indikator kunci. C2. Penguatan rencana kesiapsiagaan dan respon wabah – Mobilisasi sumberdaya dan tindakan-tindakan darurat untuk secepat mungkin menghentikan penyebaran apabila terjadi wabah rabies di daerah bebas atau apabila terjadi re-introduksi rabies ke daerah yang sudah mendekati bebas. C3. Penguatan kapasitas diagnosis laboratorium
  • 15. D. PENINGKATAN KESADARAN D1. Peningkatan kesadaran masyarakat dan edukasi – Risiko rabies serta pencegahan dan pengendalian rabies termasuk promosi kepemilikan anjing yang bertanggung jawab, melalui edukasi di sekolah-sekolah, pembuatan dan penyebaran materi komunikasi, informasi dan edukasi (KIE), briefing media dan menyelenggarakan peringatan World Rabies Day (WRD). D2. Peningkatan kesadaran dan praktik manajemen Tatalaksana Kasus GigitanTerpadu (TAKGIT) – Pelatihan kepada para pekerja kesehatan dan kesehatan hewan untuk meningkatkan koordinasi dan kerjasama dalam penanganan terpadu kasus GHPR.
  • 16. E. PENGUATAN LEGISLASI E.1. Legislasi nasional – Keberadaan suatu legislasi nasional sangat membantu dalam memperkuat pelaksanaan program-program dan membuat inisiatif dan komitmen yang berkelanjutan. – Rabies ditetapkan sebagai penyakit yang wajib dilaporkan (notifiable disease). E.2. Legislasi daerah – Pemda bertanggung jawab untuk mengembangkan dan memberlakukan legislasi yang menyangkut kepemilikan anjing (seperti: registrasi, pemasangan mikrocip, vaksinasi, dll), dan pengendalian anjing-anjing yang dilepasliarkan. – Dalam menerjemahkan kebijakan yang bersifat umum ini, diperlukan kebijakan yang bersifat lebih spesifik, baik yang berupa peraturan daerah yang bersifat resmi maupun aturan adat atau agama yang berlaku bagi masyarakat setempat.
  • 17. F. PELAKSANAAN RISET OPERASIONAL • Riset operasional dapat dilaksanakan selama dilakukannya intervensi dengan mengumpulkan, menganalisis dan menginterpretasikan data untuk perbaikan strategi dan kebijakan ke depan. • Area utama yang dapat diidentifikasi untuk riset operasional meliputi: – survei KAP (knowledge, attitudes and practices); – studi multidisiplin ilmu mencakup antropologi, sosio-budaya, dan ekonomi; – studi ekologi anjing; – studi pengendalian populasi anjing; – studi vaksinasi rabies yang dikombinasi dengan pengendalian populasi anjing; – penelitian untuk rejimen PEP yang baru, hemat biaya, dan dengan pemberian yang lebih pendek; dan – studi untuk menentukan beban ekonomi rabies di komunitas dan negara.
  • 18. G. PENINGKATAN KOORDINASI MULTISEKTORAL DAN KEMITRAAN G.1. Dukungan politik – PembentukanTim Koordinasi (TIKOR) yang akan mengkoordinasikan seluruh kegiatan di tingkat nasional dan daerah dengan suatu mekanisme yang ditetapkan bersama. – Dalam kerangka ‘One Health’, elemen kritis adalah seluruh sektor bekerja sama dan berkontribusi ke dalam pencapaian sasaran bersama yaitu eliminasi rabies pada tahun 2030. G.2. Pedoman Koordinasi – Tersedianya buku “Pedoman Koordinasi Lintas Sektor Menghadapi Kejadian Luar Biasa (KLB)/Wabah Zoonosis dan Penyakit Infeksi Emerging (PIE)”. G.3. Kolaborasi internasional – Elaborasi dan pelaksanaan dari strategi eliminasi rabies ini berkolaborasi dengan ASEAN, OIE,WHO, FAO, dan lembaga donor lainnya. – Mekanisme spesifik dan lebih teknis dapat juga dilakukan, seperti dengan OIE Reference Centres dan WHO Collaborating Centres.
  • 19. MEKANISME PELAKSANAAN • Koordinasi di tingkat nasional oleh Kemenko PMK. • Kemenkes dan Kementan memegang peranan kunci secara teknis dan administratif, bersama dengan dinas-dinas yang berwenang di tingkat provinsi dan kabupaten/kota. • Mekanisme pelaksanaan dibangun dengan memperhatikan Instruksi Presiden R.I. Nomor 4 Tahun 2019 tentang Peningkatan Kemampuan Dalam Mencegah, Mendeteksi, dan Merespons Wabah Penyakit, Pandemi Global, dan Kedaruratan Nuklir, Biologi dan Kimia. • Penguatan harus meliputi sebagai berikut: – penerapan Otovet di tingkat nasional, Kementerian/Lembaga,dan Pemda; – peraturan perundang-undangan dan kebijakan di bidang peternakan dan kesehatan hewan serta dukungan pembiayaan; – surveilans, penelitian, dan pengembangan terutama untuk zoonosis; dan – ketersediaan dan kapasitas serta menggerakkan SDM (dokter hewan dan paramedik veteriner), sarana, dan logistik untuk menanggulangi kedaruratan kesehatan masyarakat.
  • 20. GAMBAR 8: SKEMA KOORDINASI PELAKSANAAN ELIMINASI RABIES NASIONAL
  • 21. H. MOBILISASI SUMBERDAYA H.1. Rencana penganggaran – Pelaksanaan strategi eliminasi rabies memerlukan sumberdaya secara berkelanjutan dan suatu rencana penganggaran tahunan (2019-2030) harus dibuat untuk memastikan dana tersedia dalam setiap tahapan. – Anggaran bersumber dari kementerian (Kementan, Kemenkes, KLHK), pemda, dana desa, dan mitra lokal dan internasional. – Rencana penganggaran tahunan untuk dukungan provinsi/kabupaten/ kota terhadap rencana masing-masing kementerian terkait, mengacu pada Permendagri No. 101/2018 tentang StandarTeknis Pelayanan Dasar Pada Standar Pelayanan Minimal Sub-urusan Bencana Daerah. H2. Dukungan pihak ketiga – Sejumlah mitra, baik itu LSM, organisasi regional dan internasional yang memberikan perhatian kepada pengendalian rabies pada anjing dapat diundang untuk dilibatkan dalam mendukung dan membantu mengelola beberapa program strategi eliminasi rabies tertentu.
  • 22. PRINSIP STRATEGI ELIMINASI RABIES • Perlu pendekatan kolaborasi multi-sektoral atau yang disebut pendekatan “One Health” (Cleaveland et al. 2014; Cowen 2016; Lavan et al. 2017). • Anjing domestik terinfeksi rabies menularkan hampir 98% rabies ke manusia di Indonesia (Kemenkes 2016). • Tidak ada bukti yang terdokumentasi adanya kasus rabies pada satwa liar di Indonesia (Joseph et al. 1978; ASEAN 2016). • Vaksinasi massal anjing berkelanjutan dalam 3 tahun berturut-turut dari lebih 70% populasi anjing mampu mengeliminasi rabies pada anjing-anjing domestik, dan selanjutnya pada manusia dan hewan domestik lainnya (Zinsstag et al. 2009;Abera et al. 2015;WHO 2015). • Eliminasi rabies dengan vaksinasi massal anjing adalah strategi yang hemat biaya, menyelamatkan jiwa manusia dan menghasilkan penurunan dalam penggunaan PEP yang biayanya mahal (Fitzpatrick et al. 2014; FAO 2018;WHO 2018). • Mengingat pergantian yang tinggi terjadi di banyak populasi anjing, seluruh kelompok umur anjing dalam populasi harus divaksin, termasuk anak-anak anjing (<3 bulan) (Cliquet et al. 2001).
  • 23. GAMBAR 9: PEMETAAN DAERAH BERDASARKAN SITUASI RABIES DALAM PERIODE 2010-2018 Jumlah kabupaten/kota di seluruh daerah tertular berjumlah 269 atau 47% dari jumlah seluruh kabupaten/kota yang ada di Indonesia (469 kabupaten ditambah 98 kota) atau 72% dari jumlah kabupaten/kota di 26 provinsi tertular
  • 24. KLASIFIKASI ANJING Menurut lokasi: • Anjing urban • Anjing pedesaan Menurut tingkat keliaran: • Anjing berpemilik, dilepasliarkan • Anjing tidak berpemilik, dilepasliarkan • Anjing liar (anjing domestik berbalik menjadi liar) Menurut fungsi: • Anjing masyarakat • Anjing pemburu • Anjing kesayangan • Anjing peternakan • Anjing transportasi • Anjing konsumsi Sumber: MarielaVaras (OIE)
  • 25. Anjing berkeliaran Anjing dirantai 5% 95% CONTOH: PROPORSI KEPEMILIKAN ANJING DI BALI Sumber: CIVAS (2012). Optimizing Rabies Control Program in Bali: An Ecohealth Approach (2011-2013)
  • 26. CONTOH: DEMOGRAFI DAN CAKUPAN VAKSINASI DI BALI Anjing berpemilik (n=17.376;1,68/pemilik) Jantan : Betina Dewasa (%) Vaksinasi (%) Lepas liar (%)Dewasa Anak Urban 1,7 : 1 81,7 95,8 57,5 28,8 Sub urban 2,6 : 1 87,5 93,1 18,0 83,9 Rural 3,2 : 1 83,1 86,6 39,8 92,0 Anjing berkeliaran (n=1.972) Jantan : Betina Dewasa (%) Vaksinasi (%) Dewasa Anak Urban 2,4 : 1 97,0 38,0 20,0 Sub urban 4,2 : 1 94,9 22,6 0,0 Rural 4,6 : 1 96,7 28,5 7,4 • Cakupan vaksinasi anjing dewasa dan anak lebih tinggi: ➢ anjing berpemilik ➢ di desa urban Sumber: CIVAS (2012). Optimizing Rabies Control Program in Bali: An Ecohealth Approach (2011-2013)
  • 27. CONTOH: KEMAJUAN PERKEMBANGAN VAKSINASI MASSAL ANJING DI BALI 7 81 404 90 121 44 132 529 206 92 88 163 4 28 82 19 7 1 3 15 5 2 2 3 0 100 200 300 400 500 600 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 Kasus rabies pada manusia dan hewan di Bali 2008-2018 Sumber: Direktorat Kesehatan Hewan, Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan
  • 28. TABEL 9: JADWAL VAKSINASI MASSAL ANJING TAHAP 1 – 4 (2019-2028) A1: VAKSINASI MASSAL ANJING TAHAP 1 TAHAP 2 TAHAP 3 TAHAP 4 TAHAP 5 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 2030 DAERAH TERTULAR BERAT Sumatera Utara 2 2 2 2 2 Sulawesi Selatan 3 3 3 3 3 Riau 3 3 3 3 3 Sumatera Barat 2 2 2 2 2 NTT 2 2 2 2 2 Kalimantan Barat 2 2 2 2 2 Bali 1 1 1 1 1 Sulawesi Tengah 3 3 3 3 3 Sulawesi Utara 2 2 2 2 2 Maluku 3 3 3 3 3 DAERAH TERTULAR SEDANG Jawa Barat 4 4 4 4 4 Lampung 5 5 5 5 5 Sumatera Selatan 5 5 5 5 5 NTB 4 4 4 4 4 Kalteng 5 5 5 5 5 Sultra 5 5 5 5 5 DAERAH TERTULAR RINGAN Aceh 5 5 5 5 5 Banten 4 4 4 4 4 Kalsel 5 5 5 5 5 Kalimantan Timur 5 5 5 5 5 Kalimantan Utara 5 5 5 5 5 Jambi 5 5 5 5 5 Bengkulu 5 5 5 5 5 Sulawesi Barat 5 5 5 5 5 Maluku Utara 5 5 5 5 5 Gorontalo 4 4 4 4 4 • Provinsi Bali telah melakukan kampanye vaksinasi massal anjing pada tahun ini. • Vaksinasi massal di 5 daerah tertular berat lainnya akan dimulai padaTahap II. • Vaksinasi massal di daerah tertular sedang dan ringan akan dimulai pada Tahap III.
  • 29. STRATEGI NASIONAL YANG SUKSES UNTUK ELIMINASI RABIES YANG DITULARKAN ANJING • Pencegahan rabies pada manusia melalui: – PEP yang tertarget secara baik menggunakan tipe vaksin modern dan, jika diperlukan, immunoglobulin antirabies; – PrEP menggunakan tipe vaksin modern untuk kelompok- kelompok profesional tertentu berisiko tinggi dan juga jika vaksin mudah diakses, anak-anak umur < 5 tahun di daerah-daerah hiperendemik rabies; – Peningkatan akses terhadap vaksin rabies yang aman dan efektif. • Eliminasi rabies pada anjing melalui: – Vaksinasi massal anjing dan – Manajemen populasi anjing. Peningkatan kesadaran Manajemen populasi anjing liar Vaksin dan PEP untuk manusia Kampanye masal Vaksinasi anjing di daerah risiko tinggi ++ + +
  • 30. LIMA FAKTOR KRITIS YANG MENENTUKAN KEBERHASILAN ELIMINASI RABIES 2030 1. Komitmen pemerintah yang tinggi dan bersifat jangka panjang terhadap penganggaran dan pelaksanaan One Health Roadmap Eliminasi Rabies Nasional 2030. 2. Komitmen pemerintah daerah seluruh daerah tertular rabies untuk menjalankan strategi eliminasi rabies nasional sejak tahap awal dan bergerak secara bertahap seperti yang direncanakan. 3. Jangka waktu yang ditentukan selama 11 (sebelas) tahun (2019-2030) merefleksikan secara akurat perkembangan suatu daerah tertular menuju eliminasi. 4. Vaksinasi berkelanjutan terhadap 70% populasi anjing berisiko di daerah tertular per tahun tetap dapat dipertahankan paling tidak selama 3-5 tahun. 5. Sumberdaya yang cukup dan berkesinambungan untuk menjalankan strategi eliminasi rabies nasional, terutama ketersediaanVAR dan SAR (PEP) serta stok vaksin rabies untuk vaksinasi massal anjing per tahun.