Dokumen tersebut membahas analisis isu-isu strategis yang menjadi dasar penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Provinsi Maluku Utara periode 2014-2018. Isu-isu strategis yang diidentifikasi antara lain pembangunan infrastruktur seperti jalan dan jembatan serta upaya meningkatkan daya saing ekonomi provinsi.
Suplemen HUD Magz Edisi 5 /2015. Kota BATAM Menyongsong MEA 2015
Analisa Isu-Isu Strategis RPJMD Propinsi Maluku Utara
1. KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONALBADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
(BAPPEDA)
PROVINSI MALUKU UTARA
PAPARAN
ANALISA ISU-ISU STRATEGIS
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH
(RPJMD) PROVINSI MALUKU UTARA
2014-2018
disampaikan pada : lokakarya penyusunan Buku III
RPJMN 2015-2019
Bali, 23 September 2013
2. KEMENTERIAN PPN/KEMENTERIAN PPN/
BAPPENASBAPPENAS
PENDAHULUAN
KONDISI UMUM GEOGRAFIS
ANALISA ISU-ISU STRATEGIS : BASIS RPJMD
PROVINSI MALUKU UTARA 2014 – 2018
VISI-MISI dan PENTAHAPAN PEMBANGUNAN DALAM RPJPD 2005-2025
ISU STRATEGIS DALAM RPJMD 2014-2018 MALUKU UTARA (draf)
EMPAT PENDEKATAN DALAM MERUMUSKAN STRATEGI PEMBANGUNAN
MALUT
SINERGI PUSAT DAN DAERAH
CAPAIAN INDIKATOR MAKRO PEMBANGUNAN
PDRB
PENGANGGURAN
JUMLAH DAN PRESENTASE PENDUDUK MISKIN
IPM
IPG
4. Dasar Pembentukan
Provinsi
UU No. 46 th 1999 tgl 12
Oktober 1999
Ibukota Sofifi
Jumlah Penduduk
Tahun 2012
1.086,655
Luas Wilayah
- Daratan
- Lautan
145.801,10 Km2
45.069,66
100.731,44
Pembagian Wilayah 8 Kabupaten 2 Kota
112 Kecamatan
1.071 Desa/Kel
Letak Wilayah 1240
- 1290
BT dan
30
LU - 30
LS
Pulau 805 buah : (82 dihuni &
723 tidak dihuni
Batas Wilayah U : Samudra Pasifik
T : Laut Halmahera
S : Laut Maluku
B : Selat Seram
KONDISI UMUM PROVINSI MALUKU UTARA
19 %
7 %
5 %
12 %
17 %
9 %
18 %
9 %
4 %
% penduduk menurut Kab/Kota
5. Pertumbuhan Ekonomi (PDRB) Maluku Utara
* Data masih diolah 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012
Pertumb. PDRB Malut 4,7 5,1 5,5 6,0 6,0 6,1 8,0 6,4 6,7
* Data Sementara (masih diolah)
Tumbuh &
Berkemban
g
7. KEMENTERIAN PPN/KEMENTERIAN PPN/
BAPPENASBAPPENAS
PERKEMBANGANPERKEMBANGAN KEMISKINANKEMISKINAN
o Dalam kurun waktu 10 tahun (2002-
2012) jumlah penduduk miskin di
Maluku Utara turun sebanyak 18,31
ribu orang yakni dari 110,10 ribu
orang (2002) menjadi 91,79 ribu
orang (2012).
o Daerah perkotaan turun dari 34,80
ribu orang (2002) menjadi 7,56 ribu
orang (Maret 2012). Sedangkan
perdesaan, naik dari 75,30 ribu orang
(2002) menjadi 84,23 ribu orang
(Maret 2012)
o Secara persentase jumlah penduduk
miskin di daerah ini turun dari 14,03
persen (2002) menjadi 8,47 persen
(Maret 2012). Di perkotaan, turun
dari 13,17 persen (2002) menjadi
2,55 persen (Maret 2012), dan di
perdesaan turun dari 14,25 persen
(2002) menjadi 10,69 persen (Maret
2012)
Jumlah (000)
Persentase (%)
12. Sasaran Pembangunan Ekonomi dalam
RPJMN 2010-2014 dan CAPAIAN PROVINSI
2012
No INDIKATOR NASIONAL DAERAH
a. Pertumbuhan ekonomi Rata-rata 6,3-6,8 % per
tahun
6,70 %
Sebelum 2014 tumbuh 7 %
b. Inflasi Rata-rata 4-6 % per tahun 3,29 %
c. Tingkat Pengangguran 5-6 % pada akhir tahun
2014
5,55 %
d. Tingkat Kemiskinan 8-10 % pada akhir tahun
2014
8,06 %
13. Pergerakan Linier IPM Provinsi Maluku Utara
Tahun 2006 – 2011
IPM dan Komponen 2006 2007 2008 2009 2010 2011
Angka Harapan Hidup (thn) 64,80 65,10 65,40 65,70 66,01 66,31
Angka Melek Huruf (persen) 95,20 95,20 95,44 95,74 96,08 96,19
Rata-rata Lama Sekolah (thn) 8,60 8,60 8,60 8,61 8,63 8,66
Konsumsi rata2 /kapita (Rp.) 592.080 593.880 595.690 598.450 600.200 603.204
IPM 67,51 67,82 68,18 68,63 69,03 69,47
Perbandingan menurut Provinsi
14. INDEKS PEMBANGUNAN GENDER (GDI)
Provinsi Maluku Utara
Tahun 2004 – 2011
• INPRES Nomor 9/2000 tentang PUG
•Peraturan Presiden Nomor 5 tahun
2010 tentang RPJMN 2010-2014
menempatkan gender sebagai salah
satu isu lintas bidang yang harus
diintegrasikan dalam semua bidang
pembangunan
15. KEMENTERIAN PPN/KEMENTERIAN PPN/
BAPPENASBAPPENAS
Daya SaingDaya Saing ProvinsiProvinsi Maluku UtaraMaluku Utara
ddengan Nasional,engan Nasional, TahunTahun 20201010 dan 201dan 20122
Uraian
Tahun
2010 2012
PROVINSI MALUKU UTARA
• Tingkat Pengangguran Terbuka (%) 6,03 5,50*
• Inflasi (%) 5,32 3,29
• Pertumbuhan Ekonomi (%) 7,96 6,70
• Tingkat Kemiskinan (%) 9,42 8,47*
NASIONAL
• Tingkat Pengangguran Terbuka (%) 7,14 6,14
• Inflasi 6,96 4,30
• Pertumbuhan Ekonomi (%) 6,50 6,23
• Tingkat Kemiskinan (%) 13,33 11,66*) Angka Sementara
Sumber: Kemenko Perekonomian (2013), BPS Provinsi Maluku Utara (2013)
15
Daya saing Provinsi Maluku Utara menunjukkan tren positif.Jika dilihat dari rata-rata provinsi di
Indonesia, kondisi Maluku Utara relatif lebih baik. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Provinsi
Maluku Utara pada tahun 2012 mencapai 5,50% lebih rendah dari TPT rata-rata nasional sebesar
6,14%. Begitu pula, untuk indikator lain seperti inflasi, pertumbuhan ekonomi dan tingkat
kemiskinan, masing-masing relatif lebih tinggi dan/atau lebih rendah daripada rata-rata nasional.
17. PRIORITAS NASIONAL DAN PENTAHAPAN
PELAKSANAAN TAHUNAN
RKP 2010 RKP 2011
PERCEPATAN
PERTUMBUHAN
EKONOMI YANG
BERKEADILAN
DIDUKUNG
PEMANTAPAN
TATA KELOLA
DAN SINERGI
PUSAT DAERAH
RKP 2012 RKP 2013 RKP 2014
RPJMN 2010-2014
1 Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola
2 Pendidikan
3 Kesehatan
4 Penanggulangan Kemiskinan
5
6 Infrastruktur
7 Iklim Investasi dan Iklim Usaha
8 Energi
9 Lingkungan Hidup dan Pengelolaan Bencana
10 Daerah Tertinggal, Terdepan, Terluar, & Pasca-
konflik
11 Kebudayaan, Kreativitas dan Inovasi Teknologi
12
13
14
Ketahanan Pangan
PEMULIHAN
PEREKONOMIAN
NASIONAL DAN
PEMELIHARAAN
KESEJAHTERAAN
RAKYAT
“PERCEPATAN DAN
PERLUASAN
PERTUMBUHAN
EKONOMI YANG
BERKUALITAS,
INKLUSIF DAN
BERKEADILAN
BAGI
PENINGKATAN
KESEJAHTERAAN
RAKYAT “
“MEMPERKUAT
PEREKONOMIAN
DOMESTIK BAGI
PENINGKATAN
DAN PERLUASAN
KESEJAHTERAAN
RAKYAT
MEMANTAPKAN
PEREKONOMIAN
NASIONAL BAGI
PENINGKATAN
KESEJAHTERAAN
RAKYAT YANG
BERKEADILAN
Bidang Politik, Hukum dan Keamanan
Bidang Perekonomian
Bidang Kesejahteraan Rakyat
18. KEMENTERIAN PPN/KEMENTERIAN PPN/
BAPPENASBAPPENAS
VISI-MISI dan PENTAHAPAN PEMBANGUNANVISI-MISI dan PENTAHAPAN PEMBANGUNAN
DALAM RPJPD 2005-2025DALAM RPJPD 2005-2025
Tahap Pertama
(2005–2009)
Tahap Penciptaan
Iklim Yang Kondusif
Tahap Kedua
(2010-2014) Tahap
Pemantapan
Tahap Ketiga
(2015-2019) Tahap
Pengembangan
Tahap Keempat
(2020-2024)
Penciptaan Daya Saing
Yang Berkelanjutan
1.Pemantapan Pembangunan Ekonomi dan Kerjasama antar daerah/negara;
2. Pemantapan Stabilitas Sosial, agama, Politik, hukum dan keamanan;
3.Pemantapan Berbagai Infrastruktur dan Sarana Prasarana;
4. Pemantapan Kerjasama Antar Daerah;
5. Pemantapan Sumberdaya manusia berbasis Iptek;
6. Pemanatapan Pemberdayaan Masyarakat, UMKM dan Koperasi;
7. Pemantapan Partisipasi Masyarakat dan Pemberdayaan Perempuan
“MEWUJUDKAN MASYARAKAT MALUKU
UTARA YANG DAMAI, MAJU, MANDIRI, ADIL
DAN SEJAHTERA YANG BERORIENTASI
SUMBERDAYA LAUT DAN KEPULAUAN”
PENTAHAPAN PEMBANGUNAN
VISI PEMBANGUNAN
19. KEMENTERIAN PPN/KEMENTERIAN PPN/
BAPPENASBAPPENAS
KRITERIA ISU STRATEGISKRITERIA ISU STRATEGIS
19
DIUTAMAKAN
SELESAI
SELAMBATNYA 2014-
2018
DIUTAMAKAN
SELESAI
SELAMBATNYA 2014-
2018
KELUARAN QUICK WINSKELUARAN QUICK WINS
BERDAMPAK
SIGNIFIKAN PADA
PENCAPAIAN TARGET
PEMBANGUNAN
BERDAMPAK
SIGNIFIKAN PADA
PENCAPAIAN TARGET
PEMBANGUNAN
DAPAT DIRASAKAN
LANGSUNG OLEH
MASYARAKAT
DAPAT DIRASAKAN
LANGSUNG OLEH
MASYARAKAT
ISU STRATEGISISU STRATEGIS
ARAH KEBIJAKAN DAN PRIORITAS PEMBANGUNAN NASIONAL DAN DAERAHARAH KEBIJAKAN DAN PRIORITAS PEMBANGUNAN NASIONAL DAN DAERAH
21. Penanganan Jalan dan Jembatan diwilayah Provinsi Maluku Utara ditanganiPenanganan Jalan dan Jembatan diwilayah Provinsi Maluku Utara ditangani
berdasarkan status yang telah diatur dengan Panjang Ruas Sbb:berdasarkan status yang telah diatur dengan Panjang Ruas Sbb:
No STATUS PANJANG RUAS (Km)
1 Ruas Jalan Nasional 511,889
2 Ruas Jalan Strategis Nasional 486,805
3 Ruas Jalan Provinsi 1.382,23
4 Ruas Jalan Kabupaten/kota 4.823,82
Total 7.204,744
22. KONDISI RUAS JALAN DAN TINGKAT PERKERASANKONDISI RUAS JALAN DAN TINGKAT PERKERASAN
No
STATUS Panjang
Ruas
Jenis Perkerasan Kondisi
Aspal Sirtu Tanah Baik Sedang Rusak
1 Jalan Nasional 511,889 467 105,889 0,00 442 45 105,889
2 Jalan Strategis Nasional 486,805 248,505 192 39,145 201 47 231,145
3 Jalan Provinsi 1382,23 217,28 408 756.95 197 402 783,23
4 Jalan Kabupaten/ Kota 4823,82 822 1983,822 2018 621 891 3311,82
Total 7204,744 1754,785 2689,711 2814,095 1461 1385 4432.084
23. Mengelompokkan sebagian Ruas-Ruas JalanMengelompokkan sebagian Ruas-Ruas Jalan
dimaksud dalam Kelompok Jalan Ring Roaddimaksud dalam Kelompok Jalan Ring Road
Halmahera dan Trans Maluku UtaraHalmahera dan Trans Maluku Utara
berlokasi didaerah Strategis Pengembanganberlokasi didaerah Strategis Pengembangan
Ekonomi seperti berikut ini :Ekonomi seperti berikut ini :
24. RUAS JALAN STRATEGISRUAS JALAN STRATEGIS
PENGEMBANGAN EKONOMI & KEBUTUHAN BIAYA :PENGEMBANGAN EKONOMI & KEBUTUHAN BIAYA :
NO. RUAS
PANJANG
(KM)
BAIK
(KM)
SEDANG/
RUSAK
(KM)
RUSAK
BERAT/
JALAN
TANAH
(KM)
1 Ringroad Morotai 283,60 34,62 31,85 173,12
2 Ringroad Halmahera Bagian
Utara
412,85 334,58 102,38 245,6
3 Ringroad Halmahera Bagian
Tengah
558,79 390,95 197,46 246,75
4 Ringroad Halmahera Bagian
Selatan
237 - - 237
5 Trans Bacan - Obi 349,654 40 100,76 36
6 Trans Sula 539,03 39,85 61,55 181,79
TOTAL 2380,924 840 494 1120,26
TOTAL PEMBIAYAAN 6.144 T
25. AIR MINUM DAN SANITASI
INDIKATOR
Capaian di Tahun
2007 2009 2010 2011
Proporsi rumah tangga dengan akses
berkelanjutan terhadap air minum layak (%)
43.57 43,75 59.15 46.18
Perkotaan 69.93 66,56 83.26 61.33
Perdesaan 34.92 34,16 49.85 40.80
Kabupaten / Kota
Proporsi rumah tangga dengan akses berkelanjutan terhadap sanitasi layak
Perdesaan Perkotaan Perkotaan + Perdesaan
2009 2010 2011 2009 2010 2011 2009 2010 2011
Halmahera Barat 33.96 40.91 89.81 78.16 61.68 42.42 38.97 42.52 46.07
Halmahera Tengah 17.10 41.64 73.72 97.91 93.24 38.58 27.63 45.05 40.62
Kepulauan Sula 25.54 44.48 95.07 70.02 85.32 39.01 35.34 49.00 44.41
Halmahera Selatan 16.60 28.73 73.72 59.36 77.42 25.27 19.93 31.57 27.92
Halmahera Utara 27.52 47.46 84.89 33.32 48.45 43.49 28.14 47.69 52.83
Halmahera Timur 14.56 33.91 48.04 * 69.33 36.14 14.56 37.67 37.29
Pulau Morotai ** 23.89 56.23 ** 64.75 18.81 ** 28.90 22.82
Ternate 48.39 80.31 95.12 94.83 90.07 90.04 94.15 88.70 94.31
Tidore Kepulauan 55.28 75.29 86.99 96.44 90.65 65.01 74.55 81.12 73.24
Prov. Maluku Utara 25.39 42.19 89.47 85.50 81.98 39.42 43.18 53.26 52.53
28. Jumlah Daerah Irigasi (DI)
yang tersebar di Provinsi Maluku Utara sekitar 55 DI dengan
perincian:
1. Luas Daerah Irigasi Potensial 59.729 ha.
2. Luas Daerah Irigasi Fungsional 15.062 ha.
KEBUTUHAN AGGARAN UNTUK MENCAPAI SISTEM
IRIGASI YANG MANDIRI DAN MAMPU MENDORONG
PENCAPAIAN SWASEMBADA PANGAN DI PROVINSI
MALUKU UTARA
RP. 3.661.053.000.000
29. Kondisi Transportasi Penyeberangan (ferry)Kondisi Transportasi Penyeberangan (ferry)
(Total 8 pelabuhan penyeberangan yang sudah beroperasi(Total 8 pelabuhan penyeberangan yang sudah beroperasi
Dan 8 pelabuhan penyeberangan masih tahap pembangunan)Dan 8 pelabuhan penyeberangan masih tahap pembangunan)
NO
PELABUHAN
PENYEBERANGAN
LOKASI KETERANGAN
1. Bastiong P. Ternate – -
2. Batang Dua P. Mayau – Pembangunan Tahap IV
3. Sidangoli P. Halmahera – Kab. Barat -
4. Rum P. Tidore – Tidore Kepulauan -
5. Goto P. Tidore – Tidore Kepulauan Pembangunan Tahap II
6. Sofifi
P. Halmahera – Kota Tidore
Kepulauan
-
7. Tobelo P. Halmahera – Kab. Utara -
8. Daruba P. Morotai - Kab. Halmahera Utara -
9. Subaim
P. Halmahera – Kab. Halmahera
Timur
-
10. Makian P. Makian – Kab. Halmahera Selatan Pembangunan Tahap I
11. Babang P. Bacan – Kab. Halmahera Selatan Pembangunan Tahap II
12. Saketa
P. Halmahera – Kab. Halmahera
Selatan
Tahap SID
13. Leuwei P. Obi – Kab. Halmahera Selatan Pembangunan Tahap I
14. Sanana P. Sulabesi – Kab. Kepulauan Sula Pembangunan Tahap I
15. Desa Kramat P. Mangoli – Kab. Kepulauan Sula Pembangunan Tahap I
16. Bobong P. Taliabu – Kab. Kepulauan Sula Pembangunan Tahap II
= lintasan eksisting
= lintasan rencana
Lintas Weda-Patani - Gebe
Lintas Bacan - Obi
Lintas Bacan -
Saketa
Lintas Obi-Sanana
Lintas Sanana-Taliabu
Lintas Sanana-
Mangoli
Lintas Ternate-Bacan
Lintas Ternate-Makian
Lintas Ternate-Batang Dua Lintas Tobelo-Subaim
Lintas Tobelo-Morotai
Lintas Ternate-Tidore Lintas Ternate-Sofifi
Lintas Ternate-Sidangoli
30. KAB. HALMAHERA UTARA
1.Dermaga Beton : 6 buah
2.Dermaga Kayu : 5 buah
KAB. HALMAHERA BARAT
1.Dermaga Beton : 1 buah
2.Dermaga Kayu : 7 buah
KOTA TERNATE
1.Dermaga Beton : 5 buah
2.Dermaga Kayu : 7 buah
3.Pantai : 1 buah
KOTA TIDORE KEPULAUAN
1.Dermaga Beton : 6 buah
2.Dermaga Kayu : 1 buah
KAB. PULAU MOROTAI
1.Dermaga Beton : 1 buah
2.Dermaga Kayu : 2 buah
KAB. HALMAHERA TIMUR
1.Dermaga Beton : 2 buah
2.Dermaga Kayu : 4 buah
KAB. HALMAHERA TENGAH
1.Dermaga Beton : 2 buah
2.Dermaga Kayu : 10 buah
KAB. HALMAHERA SELATAN
1.Dermaga Beton : 10 buah
2.Semi Permanen : 5 buah
3.Dermaga Kayu : 17 buah
KAB. KEPULAUAN SULA
1.Dermaga Beton : 7 buah
2.Semi Permanen : 10 buah
Kondisi Transportasi LautKondisi Transportasi Laut
(Total Dermaga Beton = 40 buah; Dermaga Semi Permanen = 15 buah;(Total Dermaga Beton = 40 buah; Dermaga Semi Permanen = 15 buah;
Dermaga Kayu = 53 buah dan Pantai = 1 Buah)Dermaga Kayu = 53 buah dan Pantai = 1 Buah)
31. S O F I F I (Ibukota Provinsi)
1.Pengembangan Pelabuhan
Laut Nasional
KAB. PULAU MOROTAI
1.Pengembangan Pelabuhan Laut
untuk mendukung Konsep
MEGAMINAPOLITAN sebagai KEK
Morotai
Rencana Pengembangan Pelabuhan Laut InternasionalRencana Pengembangan Pelabuhan Laut Internasional
( Rencana 1 Pelabuhan Laut Nasional di Sofifi( Rencana 1 Pelabuhan Laut Nasional di Sofifi
dan 1 Pelabuhan Laut Internasional di Morotai)dan 1 Pelabuhan Laut Internasional di Morotai)
32. Kondisi Transportasi UdaraKondisi Transportasi Udara
(Total 11 Bandara di 7 Kabupaten / Kota)(Total 11 Bandara di 7 Kabupaten / Kota)
KAB. HALMAHERA UTARA
1.Bandara GAMALAMO di GALELA;
Kelas Bandara : IV –
Perintis
Landasan : 750 x 23 m
2.Bandara KUABANG di KAO
Kelas Bandara : IV –
Perintis
Landasan : 900 x 23 m
KOTA TERNATE
1.Bandara Sultan Baabullah
Kelas Bandara : II
Landasan : 2100 x
30 m
KAB. PULAU MOROTAI
1.Bandara PITU STREEP di Daruba
Kelas Bandara : IV
Landasan : 3000 x 40 m
KAB. HALMAHERA TIMUR
1.Bandara Buli di Buli
Kelas Bandara :
Perintis
Landasan : 900 x
23 m
KAB. HALMAHERA TENGAH
1.Bandara GEBE di P. GEBE
Kelas Bandara :
Perintis
Landasan : 900 x
23 m
2.Bandara Tambang Nikel di
WEDAKAB. KEPULAUAN SULA
1.Bandara EMALAMO di SANANA;
Kelas Bandara : IV –
Perintis
Landasan : 1.050 x 23 m
2.Bandara FALABISAHAYA
Kelas Bandara : Perintis
Landasan : 1.100 x 23 m
3.Bandara BOBONG di P. TALIABU
Kelas Bandara : Perintis
Landasan : 900 x 23 m
KAB. HALMAHERA SELATAN
1.Bandara USMAN SADIK di LABUHA
Kelas Bandara : IV
Landasan : 825 x 23 m
33. KAB. HALMAHERA SELATAN
1.Bandar Udara di PULAU OBI
Rencana Pengembangan Bandar Udara BaruRencana Pengembangan Bandar Udara Baru
( Rencana( Rencana 33 Bandar Udara Baru diBandar Udara Baru di 33 Kabupaten)Kabupaten)
KAB. PULAU MOROTAI
1.Pengembangan Bandar Udara
Internasional PITU STREEP
yang merupakan peninggalan
Perang Dunia dengan 7 runway
masing-masing sepanjang 3000
m di DARUBAKAB. HALMAHERA BARAT
1.Bandar Udara Domato -
Sofifi
KAB. HALMAHERA TENGAH
1.Bandar Udara Weda
34. Sistem dan Kondisi Pengusahaan KelistrikanSistem dan Kondisi Pengusahaan Kelistrikan
(Total 29 Sistem; Kapasitas Terpasang = 82,54 MW; Daya Mampu = 45,37 MW;(Total 29 Sistem; Kapasitas Terpasang = 82,54 MW; Daya Mampu = 45,37 MW;
Beban Puncak 35,094 MW dan Jumlah Energi terjual 154,449 GWh)Beban Puncak 35,094 MW dan Jumlah Energi terjual 154,449 GWh)
KAB. HALMAHERA UTARA (2 Sist.)
•Kapasitas terpasang : 9,51 MW
•Daya Mampu : 5,73 MW
•Beban Puncak : 5,2 MW
KAB. HALMAHERA BARAT (4 Sist.)
•Kapasitas terpasang : 5,37 MW
•Daya Mampu : 3,69 MW
•Beban Puncak : 3 MW
KOTA TERNATE (1 Sistem)
•Kapasitas terpasang : 34,84 MW
•Daya Mampu : 16,50 MW
•Beban Puncak : 15,56 MW
KOTA TIDORE KEPULAUAN (3 Sist.)
•Kapasitas terpasang : 11,72 MW
•Daya Mampu : 6,29 MW
•Beban Puncak : 4,63 MW
KAB. PULAU MOROTAI (2 Sistem)
•Kapasitas terpasang : 2,36 MW
•Daya Mampu : 1.53 MW
•Beban Puncak : 1.05 MW
KAB. HALMAHERA TIMUR (4 Sistem)
•Kapasitas terpasang : 2,92 MW
•Daya Mampu : 1,92 MW
•Beban Puncak : 1,3 MW
KAB. HALMAHERA TENGAH (2
Sistem)
•Kapasitas terpasang : 1,53 MW
•Daya Mampu : 1,28 MW
•Beban Puncak : 0,64 MW
KAB. HALMAHERA SELATAN (7
Sistem)
•Kapasitas terpasang : 7,04 MW
•Daya Mampu : 4,87 MW
•Beban Puncak : 3,75 MW
KAB. KEPULAUAN SULA (4 Sistem)
•Kapasitas terpasang : 6,47 MW
•Daya Mampu : 3,78 MW
•Beban Puncak : 2,93 MW
35. Kondisi Bangunan SD Tahun 2011Kondisi Bangunan SD Tahun 2011
Freq % Freq % Freq %
1 Kota Ternate 105 784 468 6,02 188 2,42 128 1,65
2 Tidore Kepulauan 98 735 325 4,18 235 3,02 175 2,25
3 Halmahera Barat 173 1.092 542 6,97 336 4,32 214 2,75
4 Halmahera Tengah 61 392 102 1,31 193 2,48 97 1,25
5 Kepulauan Sula 174 1.127 386 4,97 397 5,11 344 4,43
6 Halmahera Selatan 279 1.883 687 8,84 694 8,93 502 6,46
7 Halmahera Utara 197 1.215 762 9,80 684 8,80 444 5,71
8 Halmahera Timur 86 546 187 2,41 223 2,87 136 1,75
9 Pulau Morotai 73 461 201 2,59 172 2,21 88 1,13
1.246 7.774 3.660 44,49 3.122 37,95 2.128 26,24
Jumlah
Ruangan Rusak Ringan
Kondisi Ruangan
Rusak BeratBaik
Jumlah
Kab/KotaNo
Jumlah
Sekolah
36. Kondisi Bangunan SMPKondisi Bangunan SMP
Freq % Freq % Freq %
1 Kota Ternate 29 319 210 5,78 62 1,71 47 1,29
2 Tidore Kepulauan 42 386 221 6,08 97 2,67 68 1,87
3 Halmahera Barat 61 549 362 9,96 101 2,78 86 2,37
4 Halmahera Tengah 26 390 211 5,81 99 2,72 80 2,20
5 Kepulauan Sula 68 612 423 11,64 105 2,89 84 2,31
6 Halmahera Selatan 87 696 402 11,06 182 5,01 112 3,08
7 Halmahera Utara 47 376 211 5,81 98 2,70 67 1,84
8 Halmahera Timur 34 306 197 5,42 72 1,98 37 1,02
9 Pulau Morotai 17 102 43 0,55 22 0,28 37 0,48
394 3.634 2.237 61,55 838 22,45 618 15,99
Kondisi Ruangan
Baik Rusak Ringan Rusak BeratNo Kab/Kota
Jumlah
Sekolah
Jumlah
Ruangan
Jumlah
37. Kondisi Bangunan SMA/SMKKondisi Bangunan SMA/SMK
Freq % Freq % Freq %
1 Kota Ternate 27 243 161 9,65 52 3,12 30 1,80
2 Tidore Kepulauan 22 198 92 5,52 67 4,02 39 2,34
3 Halmahera Barat 23 184 64 3,84 86 5,16 34 2,04
4 Halmahera Tengah 15 120 61 3,66 34 2,04 25 1,50
5 Kepulauan Sula 31 248 102 6,12 92 5,52 54 3,24
6 Halmahera Selatan 40 320 112 6,71 103 6,18 105 6,29
7 Halmahera Utara 30 210 91 5,46 74 4,44 45 2,70
8 Halmahera Timur 13 91 42 2,52 21 1,26 28 1,68
9 Pulau Morotai 9 54 25 1,50 11 0,66 18 1,08
210 1.668 750 44,96 540 32,37 378 22,66
Kondisi Ruangan
Baik Rusak Ringan Rusak BeratNo Kab/Kota
Jumlah
Sekolah
Jumlah
Jumlah
Ruangan
38. Data Guru Yang Belum dan Sudah TerkualifikasiData Guru Yang Belum dan Sudah Terkualifikasi
S1/D4 Perkabupaten/KotaS1/D4 Perkabupaten/Kota Tahun 2011Tahun 2011
No. Kab/Kota
Guru Yang Belum
Terkualifikasi
Guru Yang Sudah
Terkualifikasi
Jumlah Guru
1 Halmahera Barat 1,818 678 2,496
2 Halmahera Tengah 832 270 1,102
3 Halmahera Utara 1,811 975 2,786
4 Halmahera Selatan 1,991 883 2,874
5 Kepulauan Sula 1,390 548 1,938
6 Halmahera Timur 722 315 1,037
7 Kota Ternate 2,111 2,072 4,183
8
Kota Tidore
Kepulauan 1,589 1,280 2,869
9 Pulau Morotai 372 309 681
12,636 7,330 19,966Jumlah Guru
39. JUMLAH GURU YANG SUDAJUMLAH GURU YANG SUDAHH DAN BELUMDAN BELUM
TERSERTIFIKASITERSERTIFIKASI
No. Kab/Kota
Sudah
Tersertifikasi
Belum
Tersertifikasi
Jumlah
1 Halmahera Tengah 241 861 1.102
2 Halmahera Barat 692 1.804 2.496
3 Halmahera Utara 789 1.997 2.786
4 Halmahera Selatan 797 2.077 2.874
5 Halmahera Timur 261 776 1.037
6 Kepulauan Sula 418 1.520 1.938
7 Kota Ternate 1821 2.362 4.183
8 Kota Tidore Kepulauan 1160 1.709 2.869
9 Pulau Morotai 104 577 681
6.283 13.683 19.966Jumlah
40. 1. Angka Partisipasi Murni (APM) sekolah dasar1. Angka Partisipasi Murni (APM) sekolah dasar
Analisis Cross
Section
(Menurut
Kab/Kota se-
prov. Malut)
No Kabupaten / Kota
APM SD/MI
2009 2010 2011
1 Halmahera Barat 95,45 94,76 90,39
2 Halmahera Tengah 94,24 94,38 92,17
3 Kepulauan Sula 95,43 92,80 88,32
4 Halmahera Selatan 93,24 95,40 93,32
5 Halmahera Utara 95,88 93,80 89,06
6 Halmahera Timur 92,11 94,81 87,74
7 Pulau Morotai * 93,74 88,83
8 Ternate 89,68 91,15 87,23
9 Tidore Kepulauan 88,05 95,74 91,51
Provinsi Maluku Utara 93,39 93,97 89,95
41. Indikator
Acuan
Dasar
Maluku
Utara
Saat Ini
Maluku
Utara
(2011)
Target
MDG
2015 Status
1. Prevalensi balita dengan berat
badan rendah/ kekurangan gizi
22,8%
(2007)
23,6%
(2010)
23,6%
(2010)
15,50%
1.a Prevalensi balita gizi buruk 6,7%
(2007)
5,7 %
(2010)
5,7 %
(2010)
3,60%
1.b Prevalensi balita gizi kurang 16,1%
(2007)
17,9 %
(2010)
17,9 %
(2010)
11,90%
2. Proporsi penduduk dengan asupan kalori di bawah angka konsumsi minimum:
- 1400 Kkal/kapita/hari 14,93%
(2008)
28,16%
(2010)
35,74% 8,50%
- 2000 Kkal/kapita/hari 58,94%
(2008)
66,39%
(2010)
70,48% 35,32%
42. 1-2-3. Angka Kematian Bayi, Balita dan Neonatal per 1000 kelahiran hidup1-2-3. Angka Kematian Bayi, Balita dan Neonatal per 1000 kelahiran hidup
NO KABUPATEN/KOTA
Angka Kematian
bayi balita Neonatal
2009 2011 2009 2011 2009 2011
1 Halmahera Barat 4 6 0 8 25 34
2 Halmahera Utara 6 50 30 79 46 79
3 Halmahera Selatan 0 55 0 55 74 86
4 Halmahera Timur 0 15 0 21 1 27
5 Halmahera Tengah 4 18 10 24 15 23
6 Ternate 0 12 0 12 18 13
7 Tidore Kepulauan 1 37 0 45 5 37
8 Kepulauan Sula 8 8 9 9 6 32
9 Pulau Morotai * 19 * 26 * 15
JUMLAH 23 220 49 279 190 346
angka kematian (dilaporkan) 1,08 11,5 2,31 14,6 8,9 17,8
43. Persentase anak usia 1 tahun yang diimunisasi campakPersentase anak usia 1 tahun yang diimunisasi campak
No Kabupaten / Kota
Persentase Anak Usia 1 tahun yang
diimunisasi campak
2009 2010 2011
1 Halmahera Barat 76,71 88,29 94,17
2 Halmahera Tengah 90,47 89,76 96,68
3 Kepulauan Sula 53,30 85,24 61,05
4 Halmahera Selatan 58,94 82,19 90,48
5 Halmahera Utara 74,62 85,38 88,94
6 Halmahera Timur 85,78 90,34 90,90
7 Pulau Morotai * 82,97 82,24
8 Ternate 92,18 96,87 92,14
9 Tidore Kepulauan 89,39 100,00 95,19
Provinsi Maluku Utara 73,09 88,77 86,76
44. Angka Kematian Ibu per 100.000 kelahiran HidupAngka Kematian Ibu per 100.000 kelahiran Hidup
No KABUPATEN/KOTA jumlah lahir hidup
KEMATIAN IBU
kematian ibu
hamil
kematian
ibu bersalin
kematian
ibu nifas JUMLAH
1 Halmahera Barat 2.225 0 9 0 9
2 Halmahera Utara 2.881 2 8 0 10
3 Halmahera Selatan 3.650 0 0 0 29
4 Halmahera Timur 1.287 0 0 0 18
5 Halmahera Tengah 907 0 3 1 4
6 Ternate 3.856 1 4 0 5
7 Tidore Kepulauan 1.777 7 0 0 7
8 Kepulauan Sula 1.370 0 1 1 2
9 Pulau Morotai 1.193 0 2 0 2
JUMLAH 19.146 10 27 2 86
ANGKA KEMATIAN IBU (DILAPORKAN) 449,2
45. Proporsi kelahiran yang ditolong tenaga kesehatan terlatihProporsi kelahiran yang ditolong tenaga kesehatan terlatih
No Kabupaten / Kota
Proporsi kelahiran yang ditolong tenaga
kesehatan
2009 2010 2011
1 Halmahera Barat 43,25 52,21 52,10
2 Halmahera Tengah 29,69 33,74 50,41
3 Kepulauan Sula 33,33 28,58 18,10
4 Halmahera Selatan 34,51 35,05 35,77
5 Halmahera Utara 37,89 62,67 43,04
6 Halmahera Timur 40,81 67,40 63,83
7 Pulau Morotai * 19,22 29,95
8 Ternate 91,59 84,93 93,89
9 Tidore Kepulauan 63,67 64,08 54,30
Provinsi Maluku Utara 47,21 52,61 50,37
46. Angka pemakaian kontrasepsi/CPR bagi perempuan menikah usia 15-49 tahun
saat ini, semua cara dan cara modern
Angka pemakaian kontrasepsi/CPR bagi perempuan menikah usia 15-49 tahun
saat ini, semua cara dan cara modern
No Kabupaten / Kota
Angka pemakaian
kontrasepsi/CPR bagi perempuan
menikah 15-49, semua cara
Angka pemakaian
kontrasepsi/CPR pada
perempuan menikah 15-49,
cara moderen
2009 2010 2011 2009 2010 2011
1 Halmahera Barat 55,82 63,49 60,69 55,16 63,23 60,26
2 Halmahera Tengah 35,68 39,58 36,64 34,67 38,75 36,28
3 Kepulauan Sula 35,42 43,50 33,84 29,50 38,48 31,77
4 Halmahera Selatan 41,60 47,24 46,86 41,37 47,24 46,86
5 Halmahera Utara 48,81 55,68 55,51 48,32 55,40 55,32
6 Halmahera Timur 52,13 63,86 57,57 52,13 62,01 57,57
7 Pulau Morotai * 45,66 41,63 * 45,05 41,63
8 Ternate 49,39 47,96 56,89 48,37 46,59 54,91
9 Tidore Kepulauan 39,80 37,21 38,15 39,48 36,29 38,15
Provinsi Maluku Utara 45,43 49,98 49,00 44,19 48,80 48,30
47. Cakupan pelayanan Antenatal (sedikitnya satu kali kunjungan dan empat kali
kunjungan)
Cakupan pelayanan Antenatal (sedikitnya satu kali kunjungan dan empat kali
kunjungan)
Profil Kesehatan, 2012. Dinkes Prov. Malut
Menurut SDKI 2007,
cakupan antenatal care (K1)
Maluku Utara Tahun 2007
sebesar 88%, yang berarti
menurun jika mengacu
dengan capaian tahun 2010
seperti dilaporkan oleh
Riskesdas 2010 yang hanya
sebesar 81%. Sedangkan
Cakupan antenatal care (K4)
Maluku Utara Tahun 2007
menurut SDKI 2007 sebesar
80%, yang juga mengalami
penurunan hingga berada
pada kisaran angka sebesar
32,60% pada tahun 2010
jika berdasarkan pada
Riskesdas 2010./AID
Menurut SDKI 2007,
cakupan antenatal care (K1)
Maluku Utara Tahun 2007
sebesar 88%, yang berarti
menurun jika mengacu
dengan capaian tahun 2010
seperti dilaporkan oleh
Riskesdas 2010 yang hanya
sebesar 81%. Sedangkan
Cakupan antenatal care (K4)
Maluku Utara Tahun 2007
menurut SDKI 2007 sebesar
80%, yang juga mengalami
penurunan hingga berada
pada kisaran angka sebesar
32,60% pada tahun 2010
jika berdasarkan pada
Riskesdas 2010./AID
NO KABUPATEN/KOTA
IBU HAMIL
JUMLAH K1 % K4 %
1 Halmahera Barat 2.739 2.482 90,6 2.249 82,1
2 Halmahera Utara 3.867 3.683 95,2 3.244 83,9
3 Halmahera Selatan 4.753 4.172 87,8 3.729 78,5
4 Halmahera Timur 1.864 1.554 83,4 1.198 64,3
5 Halmahera Tengah 1.044 1.002 96,0 865 82,9
6 Kota Ternate 4.496 4.501 100,1 4.215 93,8
7 Kota Tidore Kepulauan 2.429 2.318 95,4 1.962 80,8
8 Kepulauan Sula 3.219 2.618 81,3 1.844 57,3
9 Pulau Morotai 1.393 1.113 79,9 822 59,0
JUMLAH 25.804 23.443 90,9 20.128 78,0
49. KEMENTERIAN PPN/KEMENTERIAN PPN/
BAPPENASBAPPENAS
1. Kebutuhan
2010 1,038,087 86.70 90,002,143 90,002.14 150,004 40,542 20,271
2011 1,063,117 86.53 91,987,899 91,987.90 153,313 41,436 20,718
2012 1,089,376 86.35 94,071,481 94,071.48 156,786 42,375 21,187
2013 1,116,284 86.18 96,202,256 96,202.26 160,337 43,334 21,667
2014 1,143,856 86.01 98,381,295 98,381.29 163,969 43,150 21,575
Kebutuhan
Luas
Panen (Ha)
Kebutuhan
Luas Lahan
Sawah (Ha)
Tahun
Pertumbuhan
Jumlah
Penduduk
Kebutuhan Pangan Utama (beras)
Konsumsi
Beras
Kg/Kapita/
Tahun
Kebutuhan
Konsumsi
Beras
Kg/Kapita/Tah
un
Kebutuhan
Konsumsi
Beras
Ton/Kapita/T
ahun
Kebutuhan
Produksi Padi
(GKG)
Ton/Tahun
Ket ; - 2010-2011 berdasarkan ATAP,
- 2012-2014 data estimasi Kebutuhan Beras
Keragaan Kebutuhan dan Ketersediaan Beras
Maluku Utara
1I. Ketersediaan
50. Ket ; - 2010 berdasarkan ATAP, 2011 angka sementara
- 2012-2014 data estimasi Kekurangan Beras
Dari data Tabel di atas menunjukan bahwa produksi beras di Maluku Utara
baru mencapai 36,857 Ton atau masih terpenuhi 40 % dari kebutuhan 90
Ton beras sehingga dibutuhkan impor sebesar 55 Ton beras, namun situasi
Ketahanan Pangan Maluku Utara masih Stabil, ini didukung oleh konsumsi
masyarakat terhadap Pangan Lokal seperti Sagu, Umbi-Umbian dan Pisang
Tahun
Devisit
Produksi Beras
(Ton)
Produksi Padi
(GKG) Ton
Luas Panen
(Ha)
Luas Lahan
(Ha)
2010 56,761.54 94,602.57 25,568 25,568
2011 55,183.35 91,972.24 24,857 24,857
2012 50,510.92 84,184.87 22,753 22,753
2013 52,193.52 86,989.21 23,511 23,511
2014 53,492.41 89,154.02 23,462 23,462
III. Kekurangan Beras (Ton)III. Kekurangan Beras (Ton)
51. No Komoditas
Ketersediaan Kebutuhan Kekurangan
2012 2013 2014 2012 2013 2014 2012 2013 2014
1.
Produksi Daging
(Kg) 1,022,270 1,068,046 1,116,901 1,203,686 1,245,652 1,307,775 181,416 186,606 190,874
2.
Jumlah Pemotongan
(Ekor) 5,978 6,246 6,532 7,329 7,640 7,963 1,351 1,394 1,432
3. Populasi (Ekor) 66,595 70,019 72,984 65,962 71,515 77,537 2,028 4,270 7,444
Produksi Daging Sapi Potong (Kg)
No Produksi Ketersediaan Kebutuhan Kekurangan
2012 2013 2014 2012 2013 2014 2012 2013 2014
1
Ayam
Pedaging
1,088,174 1,847,400 3,628,814 2,504,317 3,168,831 4,970,935 1,416,143 1,321,431 1,342,121
2 Telur Ayam 281,964 313,023 351,566 805,667 1,041,143 1,149,826 523,703 728,120 798,260
Produksi Ayam Pedaging dan Telur Ayam (Kg)
Ketersediaan, Kebutuhan dan Kekurangan Produksi Pangan
Hewani (Daging dan Telur)
52. ANGKA KONSUMSI PANGAN
MALUKU UTARA
A. Angka Persentase Konsumsi Energi terhadap Angka Kecukupan
Gizi (AKG) dan Skor Pola Pangan Harapan (PPH) tahun 2011-
2013
*) Data Estimasi
53. KAB. HALMAHERA BARAT :
Perikanan Budidaya : 10.191,50 Ha
PerikananTangkap : 8.598,67 Ton
KOTA TERNATE :
Perikanan Budidaya : 1.017 Ha
Perikanan Tangkap : 24.311 Ton
KOTA TIDORE KEPULAUAN
Perikanan Budidaya : 2.942,34 Ha
Perikanan Tangkap : 15.990 Ton
KAB. PULAU MOROTAI
Perikanan Budidaya : 7.332,00 Ha
Prikianan Tangkap : 2.007,76 Ton
KAB. HALMAHERA TIMUR
Perikanan Budidaya : 15.956,81 Ha
Perikanan Tangkap : 4.142,71 Ton
KAB. HALMAHERA
TENGAH
Perikanan Budidaya : 4.566,56 Ha
Perikanan Tangkap : 2.569,24 Ton
KAB. HALMAHERA SELATAN
Perikanan Budidaya : 20.734 Ha
Perikanan Tangkap : 55.524 Ton
KAB. KEPULAUAN SULA
Perikanan Budidaya : 7,710,00 Ha
Perikanan Tangkap : 8,963,71 Ton
KOMODITI UNGGULAN PERIKANAN
KABUPATEN/KOTA
KAB. HALMAHERA UTARA :
Perikanan Budidaya :10.864,8 Ha
Perikanan Tangkap : 23.372 Ton
Potensi Sumberdaya (Potensi Sumberdaya (Standing StockStanding Stock)) Perikanan TangkapPerikanan Tangkap == 1.035.2301.035.230 ton / tahunton / tahun
Potensi Luas Lahan Budidaya =Potensi Luas Lahan Budidaya = 881.315,01 Ha1.315,01 Ha (( 86 % atau 70.577,29 Ha belum termanfaatkan86 % atau 70.577,29 Ha belum termanfaatkan))
54. KEMENTERIAN PPN/KEMENTERIAN PPN/
BAPPENASBAPPENAS
Potensi Sumber Daya Ikan :
1.035.230 Ton/Tahun
Jumlah Yg Bisa Ditangkap (JTB) : 414.092 Ton/Tahun
NO KELOMPOK SDI
JUMLAH POTENSI (Ton/Thn)
KAPASITAS MSY
1. Pelagis Besar 517,149.44 258,574.72
2. Pelagis Kecil 223,942.57 111,971.29
3. Demersal 124,579.77 62,289.89
4. Ikan Karang 87,793.86 43,896.93
5. Lobster 19,187.14 9,593.57
6. Cumi-Cumi 26,142.59 13,071.30
7. Udang Peneid 36,434.63 18,217.32
JUMLAH 1,035,230.00 517,615.00
s/d Thn 2012 Total
Tingkat
Pemanfataan SDI
Baru Mencapai
151.609,80 ton
atau 29,13 % dari
Potensi MSY
Potensi Lestari (MSY) : 517.000 Ton/Tahun
55. KEMENTERIAN PPN/KEMENTERIAN PPN/
BAPPENASBAPPENAS
55
Kab. P. Morotai
9.585,7 Ton
Kab. Halut
14.662,9 Ton
Kab. Haltim
11.639,9 Ton
Kab. Halbar
12.576,3 Ton
Kota Ternate
19.234 Ton
Kota TIKEP
16.265,2 Ton
Kab. Halsel
45.487,7 Ton
Kab. K.Sula
10.265,4 Ton
Kab. Halteng
11.892,7 Ton
Sumber:
Data Sementara Statistik Perikanan Tangkap Thn 2012
56. KEMENTERIAN PPN/KEMENTERIAN PPN/
BAPPENASBAPPENAS
PRODUKSIPRODUKSI SESUAI JENIS IKANSESUAI JENIS IKAN
JENIS IKAN VOLUME PRODUKSI LOKASI
TUNA, TONGKO,
CAKALANG
84.236 ton Halsel, Halut, Ternate,
Tidore, Halbar, Halteng,
Haltim, Sula, Morotai
KERAPU 1.405,1 ton Halsel, Halut, Ternate,
Tidore, Halbar, Halteng,
Haltim, Sula, Morotai
EKOR KUNING, LOL0SI,
SELAR
41.306 ton Halsel, Halut, Ternate,
Tidore, Halbar, Halteng,
Haltim, Sula, Morotai
IKAN EKONOMIS
LAINNYA
24.662,30 ton Halsel, Halut, Ternate,
Tidore,Halbar, Halteng,
Haltim, Sula, Morotai
58. KEMENTERIAN PPN/KEMENTERIAN PPN/
BAPPENASBAPPENAS
PENGEMBANGAN KAWASAN DENGAN FOKUS KOMODITI :
PRIORITAS
PERTAMA
KAB. HALMAHERA
SELATAN
KAB. KEPULAUAN SULA
KAB. PULAU MOROTAI
PRIORITAS KEDUA KAB. HALMAHERA
TENGAH
KAB. HALMAHERA BARAT
KAB. HALMAHERA UTARA
PRIORITAS KETIGA KAB. HALMAHERA TIMUR
KOTA TIDORE KEPULAUAN
KOTA TERNATE
59. Potensi Luas Lahan dan ProduksiPotensi Luas Lahan dan Produksi Perikanan BudidayaPerikanan Budidaya
(Potensi Luas Lahan Budidaya =(Potensi Luas Lahan Budidaya = 881.315,01 Ha,1.315,01 Ha,
sekitarsekitar 86 %86 % atau 70.577,29 Ha belumatau 70.577,29 Ha belum
termanfaatkan)termanfaatkan)
No
Berdasarkan Ekosistem
Budidaya
Potensi Kesesuaian
Lahan (Ha)
Pemanfataan
Lahan 2012 ( Ha)
Prosentase
Pemanfaatan %
1. Ekosistem Air Laut 50.047,49 7,174.84 14.34
2. Ekosistem Air Tawar 18.741,00 3,232.29 17,25
3. Ekosistem Air Payau 12.528,50 1.586,68 12,66
JUMLAH 81.316,99 11.933,81 14,75
ProduksiProduksi Perikanan BudidayaPerikanan Budidaya
Pemanfaatan15 %
Belum
Dimanfaatkan
85 %
ProduksiProduksi Komoditi UnggulanKomoditi Unggulan
Rumput LautRumput Laut == 120.430,43 ton
KerapuKerapu == 943,30 ton
42.639 ton 67.309,61 ton 88.903,08 ton 122.738,17
ton
60. KEMENTERIAN PPN/KEMENTERIAN PPN/
BAPPENASBAPPENAS
60
Kab. P. Morotai
Luas Areal B.= 202,53 Ha
R.Laut = 11.880 ton Kerapu = 25,67
ton
Kab. Halut
Luas Areal B= 151 Ha
Kerapu= 228 ton, R.Laut= 7.264 ton,
Kab. Haltim
Luas Areal B= 68,10 Ha
R. Laut=455 ton kerapu= 9,20 ton
Kab. Haltim
Luas Areal B= 68,10 Ha
R. Laut=455 ton kerapu= 9,20 ton
Kab. Halbar
Luas Areal B= 180,20 Ha
R.Laut = 6,270 ton Kerapu=6,32 ton
Kota Ternate
Luas Areal B=13 Ha
R.Laut =75 ton
Kota Ternate
Luas Areal B=13 Ha
R.Laut =75 ton
Kota TIKEP
Luas Areal B= 12,01 Ha
R. Laut 109 ton, Kerapu 0,25 ton
Kota TIKEP
Luas Areal B= 12,01 Ha
R. Laut 109 ton, Kerapu 0,25 ton
Kab. Halsel
Luas Areal B=406,04 Ha
R.Laut 11.750,50 ton kerapu
675,56 ton kakap 29,30 ton &
Kab. Halsel
Luas Areal B=406,04 Ha
R.Laut 11.750,50 ton kerapu
675,56 ton kakap 29,30 ton &
mutiara 2 Ton
Kab. K.Sula
Luas Areal B=996,78 Ha
R.Laut 81.976,78 ton
Kab. K.Sula
Luas Areal B=996,78 Ha
R.Laut 81.976,78 ton
Kab. Halteng
Luar Areal B= 76,03 Ha
R. Laut 650,15 ton, Lobster=0.30 ton
Kerapu= 2,50 ton
Kab. Halteng
Luar Areal B= 76,03 Ha
R. Laut 650,15 ton, Lobster=0.30 ton
Kerapu= 2,50 ton
61. NO PRODUKSI
PRODUKSI PER TAHUN (TON) KENAIKAN
2011 2012 2013 2014 (%)
1. PERIKANAN TANGKAP 149,350 151,140 152,950 154,790 1.20
2. PERIKANAN BUDIDAYA 82,661 153,198 203,995 255,077 47.84
NO KOMODITAS UNGGULAN
PRODUKSI PER TAHUN (TON) KENAIKAN
2011 2012 2013 2014 (%)
1 TUNA 10,090 10,210 10,330 10,450 1.18
2 RUMPUT LAUT 80,000 150,000 200,000 250,000 48.61
3 KERAPU 1,050 1,230 1,610 2,400 32.37
PROYEKSI PRODUKSI KOMODITAS UNGGULAN
PROYEKSI PRODUKSI PERIKANAN
62.
63. 63
Kab. P. Morotai
179 Unit
Kab. Halut
398 Unit
Kab. Haltim
212 Unit
Kab. Halbar
280 Unit
Kota Ternate
405 Unit
Kota TIKEP
395 Unit
Kab. Halsel
504 Unit
Kab. K.Sula
353 Unit
Kab. Halteng
205 Unit
Sumber:
Data Sementara Statistik Perikanan Tangkap Thn 2012
Jenis Armada
Jumlah Armada (unit)
Tahun
KET
2011 **2012
PTM 918 821 Menurun
MT 835 826 Menurun
KM < 30 GT 1.198 1.232 Meningkat
KM > 30 GT 38 52 Meningkat
JUMLAH 2.984 2.931
64. KEMENTERIAN PPN/KEMENTERIAN PPN/
BAPPENASBAPPENAS
PELABUHAN PERIKANAN & FASILITAS PENDUKUNG
PP/PPI/PPN PP/PPI
PPN Ternate
(Bastiong) (L=10,6Ha) F=
Dermaga, ABF= 5 ton, pabrik
es 5 ton, coldstorage 20 ton
listrik 89,100 Va
PPP Bacan
(Panamboang) (L=2 Ha)
F= Dermaga, R.Sinpan Es
5 ton, Es Curah 2 ton, ABF
2 ton, Pabrik Es 10 ton,
Colstorage 15 ton, listri
150 Kva
PPP Tobelo (L=2 Ha) F=
Dermaga, R.Sinpan Es 5 ton,
Es Curah 2 ton, ABF 2 ton,
Pabrik Es 10 ton, Colstorage
10 ton, listri 6600 Kwh
PPI Goto Tidore (L.1 Ha)
F= Dermaga,, Pabrik Es 5
ton, Colstoage 5 ton,
listrik 7,900 watt
PPI Maba (L= 3 ha) F=
Dermaga, Pabrik Es 5 ton,
Colstorage 5 ton, listrik 100
kva,
PPI Weda (L. Ha) F=
Dermaga, Pabrik es 5 ton,
listrik 100Kva
PPI Sanana (L.3Ha) F=
Dermaga, Pabrik Es 5 ton
PPI Gebe (L 2,5Ha ) F=
Dermaga, Pabrik Es 5 ton
PPI Dufa-dufa
Ternate (L=1 Ha) F=
Dermaga, R.Simpan Es 3 ton,
ABF 6 ton, Pabrik es 10 ton,
coldtorage 150 ton, listrik
82,5 kva
PPI Kedi Jailolo (L= 3ha)
F= R.simpan Es 50 ton,
ABF 10 ton, Pabrik Es 10
ton, Colstorage 100 ton,
listrik 360.000 Kva
PPI Bacan (Sayoang) (L=
1,8Ha) F= Dermaga, Pabrik
es 5 ton, colstorage 5 ton
lsitrik 100 kva
PP Morotai (L=2 Ha) F=
Dermaga, Pabrik Es 10
Ton, ColdStorage 200 ton,
listrik 100 Kva
PPI Tuada Jailolo (L=1
Ha) fasilitas Dermaga, TPI,
Pabrik Es 5 ton,
Colstorage 5 ton, listrik
65. KEMENTERIAN PPN/KEMENTERIAN PPN/
BAPPENASBAPPENAS
65
Kab. Halut
BBIP Gimilamo 3 Ha
Kab. Haltim
BBAT Subaim 3 Ha
Kab. Haltim
BBAT Subaim 3 Ha
Kab. Halbar
BBAT Goal 1 Unit Luas 2 Ha
BBAP Jailol 1 Unit Luas 2 Ha
Kota Ternate
BBAT Gambesi 2 Ha
Kota Ternate
BBAT Gambesi 2 Ha
Kab. Halsel
BBIP Panamboang 8 Ha
Kab. Halsel
BBIP Panamboang 8 Ha
66. KAB/
KOTA LOKASI CS/IS
MOROTAI PT. Prima Reva Indo CS : 5 Ton
HALUT PPP Tobelo CS : 10 Ton
IS : 10 Ton
HALBAR PPI Loloda CS : 100 Ton
IS : 10Ton
HALTIM PPI Manitinting IS : 5 Ton
HALTENG PPI Weda IS : 5 Ton
PPI Gebe IS : 5 Ton
TERNATE PPN Bastiong CS : 70 Ton
IS : 20T, 10 T
PPI Dufa-dufa CS : 10 Ton
IS : 10 Ton
TIDORE PPI Goto IS : 5 Ton
HALSEL PPP Bacan CS : 10T, 10T
IS : 5T, 5T
PPI Sayoang CS : 40T, 40T
IS : 5 Ton
PT. Bayatri CS : 60 Ton
IS : 20 Ton
PT. MU Fisheries CS : 100 Ton
Gafi,Saketa,Jktamo IS : 2 Ton
SULA PPI Wainin IS : 5 Ton
SEBARAN SARANA RANTAI DINGIN
: Ice Storage/Pabrik Es
: Coldstorage
67. KEMENTERIAN PPN/KEMENTERIAN PPN/
BAPPENASBAPPENAS
Sebaran Jenis Produk PHPSebaran Jenis Produk PHP
Kota Ternate : 7 Produk PHP
Ikan Beku, Ikan Asap, Tuna Loin,
Ikan Pindang, Tepung Ikan, Kecap
Ikan, Abon Ikan
Kota Tikep : 4 Produk PHP
Ikan Asap, Ikan Pindang,
Kecap Ikan, Abon Ikan
Kab Halbar : 7 Produk PHP
Ikan Beku, Ikan Asap, Cumi
Kering, Teri Kering, Ubur-ubur,
Kecap Ikan, Terasi Ikan
Kab Halteng : 5 Produk PHP
Ikan Asap, Julung Asap, Teri
Kering, Abon Ikan, RL Kering
Kab Halsel : 12 Produk PHP
Ikan Beku, Ikan Asap, Julung Asap,
Ikan Asin, Teri Kering, Cumi Kering,
Tuna Loin, Ubur-ubur, Kamplang,
RL Kering, Abon Ikan, Abon Kerang
Kab Haltim : 7 Produk PHP
Ikan Asap, Julung Asap, Ikan
Asin, Teri Kering, Cumi
Kering, RL Kering, Abon Ikan
Kab Halut : 6 Produk PHP
Ikan Asap, Ikan Asin, Teri Kering,
Ebi, Terasi Udang, RL Kering
Kab P. Morotai : 8 Produk PHP
Ikan Beku, Ikan Asap, Julung Asap,
Ikan Asin, Teri Kering, RL Kering,
Abon Ikan, Kecap Ikan
Kab. Kep. Sula : 6 Produk PHP
Tuna Loin, Ikan Asap, Ikan Asin,
Julung Asap, Teri Kering, RL Kering
68. Data Produk Unggulan Pengolahan dan Pemasaran HasilData Produk Unggulan Pengolahan dan Pemasaran Hasil
Perikanan yang dikembangkan di Maluku UtaraPerikanan yang dikembangkan di Maluku Utara
No Jenis Komoditi Olahan Modern Olahan
Tradisional
Produksi
(Ton)
Lokasi
1. Tuna - Tuna Loin
- Ikan Beku
--- 8.533 Ternate, Halsel,
Sula, Morotai,
2. Cakalang - Ikan Beku - Abon Ikan
- Kecap Ikan
- Ikan Asap
- Kerupuk Ikan
43.871 Ternate, Halsel,
Sula, Morotai,
Tikep, Halut,
Halbar, Halteng
3. Pelagis Kecil/demersal - Ikan Beku - Ikan Asin
- Ikan Asap
95.356 Halsel, Morotai,
Sula, Halut,
Halbar, Halteng,
Tikep, Ternate
4. Rumput Laut --- - Bahan Baku
Kering
9.317 Sula, Halsel,
Morotai, Halut,
Halbar, Halteng,
Haltim,
5. Kerapu - Ikan Beku - Ikan Asin 198.86 Halsel, Morotai,
Ternate.
6. Mutiara - Bahan Baku 0.095 Halsel, Morotai
7. Teripang --- - Olahan Kering 0.25 Morotai, Halsel,
Halteng
70. KAB. HALMAHERA
BARAT :
Wisata Alam , Sejarah & Budaya
KOTA TERNATE :
Wisata Bahari, Sejarah & Budaya
KOTA TIDORE
KEPULAUAN
Wisata Bahari, Sejarah & Budaya
KAB. PULAU
MOROTAI
Wisata Bahari, Sejarah & Budaya
KAB. HALMAHERA
TIMUR
Wisata Alam, Sejarah & Budaya
KAB. HALMAHERA TENGAH
Wisata Alam, Sejarah & Budaya
KAB. HALMAHERA
SELATAN Wisata Alam, Sejarah &
Budaya
KAB. KEPULAUAN SULA
Wisata Bahari, Sejarah & Budaya
KOMODITI UNGGULAN PARIWISATA
KABUPATEN/KOTAKAB. HALMAHERA
UTARA :
Wisata Alam , Sejarah & Budaya
71. KEMENTERIAN PPN/KEMENTERIAN PPN/
BAPPENASBAPPENAS
C
A
B
KONSEP & RENCANA PEMBANGUNAN DESTINASI PARIWISATA
71
No
Klaster
Pengembangan
Kawasan Pengembangan Sub Kawasan Pengembangan
A. KLASTER A
TERNATE –
TIDORE
“Pengembangan
Culture and
Urban Tourism”
Pulau Ternate
“Revitalisasi dan
Pengembangan Urban
Tourism Kawasan
Ternate”
a. Kws Swering
b. Kws Danau Tolire
c. Kws Benteng Tolukko
d. Kws Batu Angus
e. Kws Pantai Sulamadaha
f. Kws Kraton Ternate
g. Kws Danau Laguna
B. KLASTER B
MOROTAI -
TOBELO
”Pengembangan
Marine Heritage
Tourism”
Kepulauan Morotai
“Pengembangan Pulau
Morotai Dengan
Konsep Marine and
Heritage Discovery“
a. Kws Morotai
b. Kws Dodola
c. Kws Sumsum
C. KLASTER D
GURAICI
”Pengembangan
Marine Resort
Tourism”
Kepulauan Guraici
“Pengembangan
Kawasan Guraici
Sebagai Kawasan
Second Home Islands
Tourism – Marine
Village Resort Chain“
a. Kws Pulau Lelei
b. Kws Pulau Guraici
c. Kws Pulau Makian
d. Kws Bacan
73. KEMENTERIAN PPN/KEMENTERIAN PPN/
BAPPENASBAPPENAS
KAB. HALMAHERA BARAT :
Kaolin : 5.100.000 M³, Panas
Bumi : 139 MW, dan Diatomit :
10 Ha,
KOTA TIDORE KEPULAUAN
Panas Bumi : 15 MW, dan
Tembaga, Kaolin
KAB. PULAU MOROTAI
Emas, Pasir Besi, Batu
Gamping (indikasi),
KAB. HALMAHERA TIMUR
Nikel: 42.763.460 Ton, Minyak Bumi :
0.0430 Juta Barel, Gas Bumi : 0.0108
TSCF, Pasir Besi, Batu Bara,
KAB. HALMAHERA TENGAH
Nikel, Pasir Besi: 1.140,
Minyak Bumi, Kromit, Perlit
KAB. HALMAHERA SELATAN
Emas : 0,36-62 gr/ton, Nikel : 47.898 Ha,Tembaga : 6
juta host rock, Pasir Besi: 88 juta ton, Minyak Bumi :
0.1224 Juta Barel, Gas Bumi : 0.189 TSCF, Panas Bumi
: 185 MW, Batu Bara :
KAB. KEPULAUAN SULA
Emas (Cadangan 72 Juta Ton), Pasir
Kuarsa, Talk, Batu Bara, Minyak Bumi
KOMODITI UNGGULAN PERTAMBANGAN
KABUPATEN/KOTA
KAB. HALMAHERA UTARA :
Emas : 87.7 gr/ton, Mangan : 221.553 Ton, Pasir
Besi : 10 juta Ton, Panas Bumi : 30 MW, Minyak
Bumi : 0.0072 juta barel, Gas Bumi : 0.0018 TSCF
Potensi Emas : 1.050 Ton, Nikel : 4.610.322.800 Ton, Mangan : 374.047 Ton, Biji Besi : 72.979.066 Ton,
Pasir Besi : 477.139.898 Ton, Minyak Bumi: 0.1780 Juta Barel, Gas Bumi : 0.2016 TSCF
74. Potensi dan Produksi Sumberdaya MineralPotensi dan Produksi Sumberdaya Mineral
( Sumber : Kementerian ESDM )( Sumber : Kementerian ESDM )
Mineral Potensi
(ton)
Lokasi
Emas 1.050 Halmahera Utara dan Halmahera Barat
Nikel
3.610.332.800
Halmahera Timur, Halmahera Tengah dan Pulau
Obi
Pasir besi 479.083.898 Kep. Sula, Morotai, Halmahera Utara dan
Halmahera Barat
Mangan 347.974 Halmahera Utara
75. Posisi GeologiPosisi Geologi
dikepung oleh
Lempeng Tektonik Dunia dan
Lokal
bagian dari jalur The Pasicif Ring
of Fire (Cincin Api Pasifik), atau
jalur rangkaian gunung api aktif di
dunia dan disebut sebagai Sabuk
Gempa Pasifik.
ancaman bencana
(gempa & tsunami)
berkah
(kesuburan & potensi
76. “Locally Integrated, Globally Connected”
LOKASI KEGIATAN PRIORITAS MP3EI BESERTA KPI
KORIDOR EKONOMI PAPUA-KEP.MALUKU
KPI MERAUKE (MIFEE)
Rp. 57,68 T
Sektor Pertanian Pangan
Infrastruktur Rp. 35,55 T
Jenis
Infrastruktur
Bandara,
Pelabuhan, Jalan,
Energi, Lainnya
KPI AMBON
Rp. 2,20 T
Sektor Perikanan, Tembaga
Infrastruktu
r
Rp. 4,24 T
Jenis
Infrastruktu
r
Pelabuhan, Energi
KPI HALMAHERA
Rp. 125,46 T
Sektor Nikel, Emas
Infrastruktur Rp. 5,17 T
Jenis
nfrastruktur
Bandara,
Pelabuhan, Jalan,
Energi, Lainnya
KPI MOROTAI
Rp. 30,36 T
Sektor Perikanan
Infrastruktur Rp. 1 T
Jenis
Infrastruktur
Bandara,
Pelabuhan, Jalan,
Energi
KPI TELUK BINTUNI
Rp. 50 T
Sektor Migas
Infrastruktur Rp. 2,86 T
Jenis
Infrastruktur
Pelabuhan, Jalan
KPI MANOKWARI
Rp. 0,78 M
Sektor Peternakan
Infrastruktur Rp. 6,05 T
Jenis
Infrastruktur
Pelabuhan,
Jalan, Lainnya
KPI TIMIKA
Rp. 160,85 T
Sektor Migas
Infrastrukt
ur
Rp. 7,53 T
Jenis
Infrastrukt
ur
Pelabuhan, Jalan,
Energi
77. Rencana Umum Pengembangan
• Simpul Ekonomi Indonesia di Pacific Rim
• Pengembangan Kawasan MEGAMINAPOLITAN (MegaMinapolis)
• Bandara Internasional & Pelabuhan Ekspor – Impor
(mendukung Megaminapolitan)
• Pengembangan Kawasan Industri
• Pengembangan Kawasan Perdagangan
• Pengembangan Kawasan Pelayanan Jasa
KKAWASAN EKONOMI KHUSUS MOROTAIAWASAN EKONOMI KHUSUS MOROTAI
POTENSI PENGEMBANGAN
•Perikanan terutama untuk ikan pelagis besar dan budidaya laut
•Wisata bahari dan Peninggalan perang dunia II
(pangkalan udara dengan 7 runway, persembunyian Nakamura dll)
•Docking/Shipping (Industri Maritim) ribuan kapal di Samudera
Pasifik
78. TINDAK LANJUTTINDAK LANJUT KEK MKEK MOROTAIOROTAI
PADA TANGGAL 4 DESEMBER 2012 TELAH DILAKUKAN PENANDATANGANAN MoU ON THE
MOROTAI DEVELOPMENT PROJECT ANTARA TAIWAN DAN INDONESIA (JABABEKA);
PADA TANGGAL 44 DESEMEBER 2012 PERTEMUAN DI BANDUNG DENGAN AGENDA
ACARA FGD PEMBENTUKAN STEERING COMMITEE SEBAGAI TINDAK LANJUT DENGAN
PENANDATANGANAN MoU ON THE MOROTAI DEVELOPMENT PROJECT.
PADA TRIWULAN IV TAHUN 2012 BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DAERAH
KAJIAN SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT MOROTAI DALAM RANGKA PENGEMBANGAN
KAWASAN EKONOMI KHUSUS;
PADA TRIWULAN IV TAHUN 2012 BALITBANGDA MELAKUKAN KAJIAN INDUSTRIALISASI
KOMODITAS UNGGULAN DI PROVINSI MALUKU UTARA DALAM RANGKA MENUNJANG
PENGEMBANGAN KEK PULAU MOROTAI.
PADA TAHUN 2013 BAPPEDA PROVINSI MALUKU UTARA BEKERJASAMA
DENGAN PUSAT STUDI ASIA PASIC (PSAP) UNIVERSITAS GADJAHMADA (UGM)
UNTUK PENYUSUNAN MASTERPLAN KEK MOROTAI;
PADA TAHUN 2013 DINAS PEKERJAAN UMUM PROVINSI MALUKU UTARA
MEMBUAT PENYUSUNAN RENCANA KAWASAN STRATEGIS KABUPATEN PULAU
MOROTAI (MENGHASILKAN ARAHAN PEMANFATAN PENGENDALIAN RUANG
KAWASAN STRATEGIS DAN EKONOMI KHUSUS).
79. RANCANGAN KAWASAN MEGAMINAPOLITAN
MOROTAI
1. MARINE & ENERGY INDUSTRY
INTEGRATED ZONE (1.802
HA )
2. BERE BERE FISHERIES
TECHNOPARK INDUSTRIES
(3.008 HA)
3. ECO TOURISM VILLAGE (631,5
HA)
4. ECO CITY (710,6 HA)
5. INSTALLATION MILITARY
ZONE (657,0 HA)
6. NAVY BASE ZONE (852,0 HA)
7. AIRFORCE ZONE (2.500 HA)
8. MARINE ECO TOURISM PARK
( 779,4 HA)
9. DARUBA GREEN
WATERFRONT CITY (275,6 HA)
10. BUSSINESS & INDUSTRIAL
INTEGRATED ZONE (3.638 HA)
11. MINAPOLITAN INTEGRATED
ZONE (2.471,3 HA)
12. WAYABULA MARINE
BIOTECHNOLOGY
PARK(1.792,0 HA)
80. KEMENTERIAN PPN/KEMENTERIAN PPN/
BAPPENASBAPPENAS
IISU-ISUSU-ISU SSTRATEGIS : BASIS RPJMD PROVINSITRATEGIS : BASIS RPJMD PROVINSI
MALUKU UTARAMALUKU UTARA 2014-20182014-2018
N0. ISU STRATEGIS ANALISAS PERMASALAHAN DAERAH
1. Infrastruktur Terbatasnya aksesibilitas dan konektivitas antar kab/kota
meliputi infrastruktur jalan, jembatan, terminal dan
pelabuhan (darat, laut dan udara); KEK; MP3EI
Infrastruktur pemerintahan;
Infrastruktur dasar meliputi fasilitas pendidikan, fasilitas
kesehatan (termasuk kesehatan lingkungan), fasilitas
ekonomi (pasar dan lembaga permodalan);
2. Sumber Daya Manusia Pemenuhan kebutuhan pangan, pendidikan dan
kesehatan;
Peningkatan SDM berkualitas
Pengelolaan dan pemerataan Kesempatan bekerja,
berpendidikan dan berobat.
3. Penanggulangan Kemiskinan Pengangguran terbuka dan kesempatan kerja;
Pengendalian penduduk;
Membuka isolasi daerah terpencil;
Pemberdayaan Masyarakat.
4. Ketahanan Pangan Penguatan sistem ketahanan pangan provinsi yang
meliputi aspek ketersediaan, akses dan konsumsi
pangan dan gizi
Penguatan kelembagaan pangan
Diversifikasi komoditas pangan
Industri PHP
81. KEMENTERIAN PPN/KEMENTERIAN PPN/
BAPPENASBAPPENAS
Lanjutan …Lanjutan …
N0. ISU STRATEGIS ANALISAS PERMASALAHAN DAERAH
5. Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola
Pemerintahan
Akuntabilitas penyelenggaraan pemerintahan yang
belum optimal
Kualitas pengelolaan anggaran
Belum sepenuhnya penerapan E-Procurement
Minimnya penguasaan IT
6. Iklim Investasi dan Iklim Usaha Belum baiknya infrastruktur pendukung investasi
termasuk kelembagaan perizinan
Peningkatan investasi PMA dan PMDN
Minimnya promosi potensi daerah
7. Sumberdaya Energi, Air dan Mineral,
Lingkungan Hidup serta Mitigasi Bencana
Rendahnya rasio elektrifikasi
Pengelolaan sumberdaya energi, air dan Mineral,
sanitasi
Pengelolaan kebencanaan daerah
8. Daerah perbatasan. Tertinggal, terluar dan
terpencil
Masih ada daerah tertinggal;
Pemberdayaan masyarakat perbatasan;
Infrastruktur dasar yang masih minim di daerah
perbatasan, terluar, terpencil dan tertinggal.
9. Pariwisata, Kebudayaan, Kreatifitas,
Inovasi dan Teknologi
Pengelolaan pariwisata daerah
Budaya sebagai sumber nilai dan berorientasi
ekonomi
Sinergitas dan pengembangan penelitian
Manajemen perpustakaan
82. PRIORITAS PROVINSI MALUKU UTARA DAN
PENTAHAPAN PELAKSANAAN TAHUNAN
RKPD 2014 RKP 2015
RKP 2016 RKP 2017 RKP 2018
RPJMD 2014-2018 (DRAF)
1
Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola
2 Pendidikan
3 Kesehatan
4 Penanggulangan Kemiskinan, Pengangguran , Pemberdayaan dan Perlindungan Sosial
5
6
Infrastruktur
7
Iklim Investasi dan Iklim Usaha
8
Sumberdaya Energi, Air, Mineral , Lingkungan Hidup dan Mitigasi Bencana
Daerah Perbatasan, Tertinggal, Terluar & Terpencil
Pemantapan
pertumbuhan
ekonomi dan
kemandirian
lokal untuk
kesejahteraan
masyarakat
berkelanjutan
Pariwisata, Kebudayaan, Kreativitas dan Inovasi Teknologi
9
83. Sasaran Pembangunan Ekonomi dalam
RPJMD 2014-2018 (draf)
No INDIKATOR DAERAH
a. Pertumbuhan ekonomi Rata-rata 6,7-8,0 % per tahun
Sebelum 2018 tumbuh >8,0 %
b. Inflasi Rata-rata 2-4 % per tahun
c. Tingkat Pengangguran 4-5 % pada akhir tahun 2018
d. Tingkat Kemiskinan 6-7 % pada akhir tahun 2018
84. KEMENTERIAN PPN/KEMENTERIAN PPN/
BAPPENASBAPPENAS
SEKTORAL SPASIAL MANUSIA PEMBIAYAAN
PENDEKATAN
• Meningkatkan
sektor unggulan
daerah
• Meningkatkan
pelayanan sarana
dan prasarana daerah
• Mewujudkan
keamanan,
ketertiban, dan
perdamaian
•Meningkatkan
pemerataan
pembangunan
•Percepatan
pembangunan perdesaan
dan daerah tertinggal
•Meningkatkan
interkonektivitas antar
kota dan pusat ekonomi
daerah
•Memprioritaskan
kecamatan sebagai pusat
pertumbuhan
• Meningkatkan
keimanan, ketaqwaan,
dan kerukunan antar
umat beragama
• Meningkatkan kualitas
pendidikan, kesehatan,
dan etos kerja
• Meningkatkan
kapasitas kelembagaan
pemerintahan dan
profesionalitas
aparatur
•Mencari alternatif
sumber pembiayaan
daerah dengan:
pinjaman daerah,
obligasi daerah, dan
peningkatan PAD
•Menarik Investasi
dan Orang ke
daerah
Maluku Utara Bangkit 2025
Empat Pendekatan dalam MerumuskanEmpat Pendekatan dalam Merumuskan
Strategi Pembangunan MalutStrategi Pembangunan Malut