SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  22
Télécharger pour lire hors ligne
AT Modul 3 kb 3
KEGIATAN BELAJAR 3. MANAJEMEN PEMBERIAN PAKAN
A. PENDAHULUAN
1. Deskripsi Singkat
Kegiatan belajar ini akan membahasjenis pakan hijauan dan konsentrat serta
waktu pemberian pakan untuk ternak ruminansia.
2. Relevansi
Manajemen pemberian pakan ternak ruminansia dari berbagai aspek perlu
mengkaji beberapa relevansi sebagai berikut: 1) Pemilihan pakan ternak secara
tepat; 2) Pemberian pakan ternak berkualitas; 3) Pengolahan bahan pakan untuk
ternak ruminansia; 4) Kebutuhan nutrien ternak ruminansia untuk kebutuhan
hidup pokok, pertumbuhan, reproduksi, dan laktasi.
3. Panduan Belajar
Panduan belajar peserta didik pada Kegiatan Belajar (KB) 3 secara umum
memberikan pengetahuan kepada peserta didik mengenai beberapa hal antara lain
sebagai berikut:
1. Definisi pakan, fungsi, dan kegunaanya untuk ternak ruminansia
2. Syarat-syarat pakan ternak yang harus dipenuhi berdasarkan tipe ternak
ruminansia (sapi potong, sapi perah, kerbau, kambing, dan domba)
3. Klasifikasi jenis pakan
4. Cara pemberian pakan ternak ruminansia
5. Sistem pemberian pakan ternak ruminansia
6. Metode dan pengolahan pakan ternak ruminansia
B. INTI
1. Capaian Pembelajaran
Setelah mempelajari materi manajemen pakan ternak ruminansia diharapkan
peserta didik mampu:
1. Melakukan identifikasi pakan ternak
2. Melakukan identifikasi kebutuhan nutrisi berdasarkan jenis ternak
3. Mengetahui syarat pakan ternak ruminansia yang baik
4. Mengetahui jenis pakan ternak ruminansia
5. Melakukan manajemen pengolahan pakan
6. Melakukan peningkatan kualitas nutrisi pakan ternak ruminansia
7. Mengetahui kebutuhan nutrien berdasarkan umur dan tipe ternak ruminansia
8. Melakukan pemberian pakan ternak ruminansia
2. Sub Capaian Pembelajaran
1. Menentukan identifikasi pakan ternak
2. Menentukan identifikasi kebutuhan nutrien berdasarkan jenis ternak
3. Menentukan syarat pakan ternak ruminansia yang baik
4. Menentukan jenis pakan ternak ruminansia
5. Menentukan manajemen pengolahan pakan
6. Menentukan peningkatan kualitas nutrien pakan ternak ruminansia
7. Menentukan kebutuhan nutrien berdasarkan umur dan tipe ternak ruminansia
8. Menentukan pemberian pakan ternak ruminansia
3. Uraian Materi
Isi modul membahas mengenai manajemen pemberian pakan, jenis pakan
hijauan dan konsentrat, serta waktu pemberian pakan untuk ternak ruminansia.
Diharapkan modul ini dapat membekali peserta didik dalam menguasai
kompetensi yang ditetapkan pada kurikulum.
Pakan merupakan salah satu aspek penting dalam pemeliharaan sapi potong,
karena pakan yang baik dan bermutu akan sangat cepat menggemukan sapi
potong. Pakan juga menjadi salah satu masalah karena ada sebagian sapi yang
tidak cocok dengan beberapa jenis pakan yang diberikan. Oleh karena itu,
peternak harus paham bagaimana manajemen pakan yang baik untuk sapi
terutama dalam masa penggemukan sapi potong.
A. Syarat Pakan Yang Baik
1. Pakan tersebut mampu memenuhi kebutuhan makanan nutrisi yang
diperlukan oleh tubuh sapi yaitu air, karbohidrat, protein, lemak, vitamin,
dan mineral.
2. Pakan tersebut disukai ternak (palatabilitasnya tinggi).
3. Pakan yang diberikan harus bersih dan tidak tercemar oleh kotoran atau
bibit penyakit yang nantinya dapat menggangu kesehatan sapi tersebut.
Hindari pemotongan rumput pagi hari sebelum matahari terbit karena
sangat rentan terdapat telur cacing. Alangkah baiknya rumput yang akan
diberikan dijemur terlebih dahulu di bawah sinar matahari selama
beberapa jam sebelum diberikan ke ternak.
4. Pakan yang diberikan tidak dalam keadaan yang rusak.
5. Hindari pemberian pakan berembun ataupun basah karena memicu
terjadinya kembung perut/bloat pada sapi.
B. Jenis Pakan Hijauan dan Konsentrat
Secara garis besar pakan ternak ruminansia terbagi atas hijauan, pakan
penguat (konsentrat), dan pakan tambahan (feed suplement).
1. Hijauan
Jenis hijauan yang dapat diberikan diantaranya rumput unggul, rumput
alam, leguminosa, limbah pertanian, dan limbah agroindustri. Beberapa contoh
hijauan pakan unggul berupa rumput gajah, rumput raja, rumput setaria, dan lain-
lain. Pakan unggul untuk ternak ruminansia berupa leguminosa terdiri dari daun
turi, lamtoro, dan gamal. Hasil sampingan tanaman pertanian (limbah pertanian)
yang bisa dimanfaatkan untuk pakan ternak ruminansia adalah jerami padi, jerami
kacang tanah, jerami kacang kedelai, jerami jagung, dan lain-lain. Pakan hijauan
dalam bentuk segar yang diberikan pada sapi potong pada umumnya sebanyak 10
- 12% dari bobot badan sapi tersebut.
Hijauan merupakan sumber pakan ternak terutama ternak ruminansia selain
untuk memenuhi kebutuhan hidup pokok, juga untuk pertumbuhan dan sumber
energi. Komponen penunjang bagi produksi dan reproduksi ternak dari hijauan
bisa berupa jenis rumput maupun kacang-kacangan (leguminosa) dalam bentuk
segar atau kering yang jumlah ketersediaanya dalam jumlah yang cukup
sepanjang tahun, karena jenis hijauan ini umum dikonsumsi oleh ternak. Hijauan
pakan ternak dibagi dua bagian yaitu bangsa rumput-rumputan dan leguminosa
(semak dan pohon). Pada prinsipnya hijauan sebagai pakan ternak perlu memiliki
sifat-sifat yaitu disukai (palatable), mudah dicerna, nilai gizinya tinggi, dan dalam
waktu yang pendek mampu tumbuh kembali.
Tanaman yang umum dijadikan sebagai hijauan pakan ternak ruminansia
terdiri dari Agrostisspp, Agrostis capillaries, Agrostis stolonifera , Andropogon
hallii, Arrhenatherum elatius, Bothriochloa bladhii, Bothriochloa pertusa,
Brachiaria humidicola, Brachiaria decumbens, , Bromus spp, Cenchrus ciliaris,
Chloris gayana, Cynodon dactylon, Echinochloa pyramidalis, Dactylis glomerata,
Entolasia imbricate, Festuca arundinacea, Festuca spp, Festuca pratensis,
Festuca rubra , Hymenachne amplexicaulis, Heteropogon contortus Hyparrhenia
rufa, Lolium spp, Leersia hexandra, Lolium multiflorum, Lolium perenne,
Megathyrsus maximus, Melinis minutiflora, Paspalum dilatatum, Phalaris
arundinacea, Phleum pretense, Poaspp, Poa arachnifera, Poa pratensis, Setaria
sphacelata, Poa trivialis, Thinopyrum intermedium, Themeda triandra.
Mengenal macam dan jenis-jenis rumput yang sering digunakan sebagai
hijauan pakan ternak ruminansia:
a. Rumput gajah (Pennisetum purpureum)
Rumput gajah berasal dari Afrika tropik, perenial, dapat tumbuh setinggi 3
sampai 4.5 m, bila dibiarkan tumbuh bebas bisa mencapai setinggi 7 m,
kedalaman akar 4.5 m. Berkembang dengan rhizoma yang dapat sepanjang 1 m.
Panjang daun 16 sampai 90 cm dan lebar 8 sampai 35 mm (Sutopo, 1988).
Rumput gajah mempunyai perakaran dalam dan mampu menahan erosi serta dapat
juga berfungsi untuk menutup permukaan tanah (Soegiri et al., 1982).
Gambar 1. Rumput gajah (Pennisetum purpureum)
Sumber: PPL Peternakan wordpress.com (2019)
b. Rumput setaria (Setaria sphacelata)
Rumput setaria dikenal dengan sebutan rumput goden timothy atau Setaria
sphacelata, berasal dari Afrika tropik dan memilki siklus hidup parenial. Rumput
setaria daunnya lebar dan agak berbulu pada permukaan atasnya. Rumput setaria
merupakan tanaman yang dapat membentuk rumpun yang lebat, kuat, dengan atau
tanpa stolon dan rhizoma. Pangkal batangnya berwarna cokelat keemasan. Setaria
sphacelata biasanya dikembangbiakkan dengan pols (Soegiri et al., 1982).
Gambar 2. Rumput setaria (Setaria sphacelata)
Sumber: ilmuternak.com (2019)
Pertumbuhan rumput setaria bisa mencapai ketingian 180 cm, hidup pada
ketinggian 1000 kaki, tahan kering dan genangan, dan pada curah hujan 25 inchi
pertahunnya (Reksohadiprodjo, 1985). Rumput setaria pada umur 43 - 56 hari
mempunyai kandungan bahan kering, lemak kasar, serat kasar, bahan ekstrak
tanpa nitrogen (BETN), protein kasar, dan abu masing-masing sebesar 20%;
2.5%; 31.7%; 45.2%; 9.5%; dan 2.2%. Pada kondisi optimum, setaria memiliki
kandungan protein kasar lebih dari 18% dan serat kasar 25% (Soedomo, 1985).
Kultur teknisnya adalah bahan tanam berbentuk pols, biji (2 - 5 kg/ha), jarak
tanam 70 x 90 cm, responsif terhadap pupuk nitrogen, pemotongan 35 - 40 hari
(musim hujan) dan 60 hari (musim kemarau) (Reksohadiprodjo, 1985). Rumput
setaria tumbuh baik pada curah hujan 750 mm/tahun atau lebih, toleran terhadap
berbagai jenis tanah tetapi lebih suka pada tanah tekstur sedang, tahan genangan
dan kering apabila lapisan olah dalam.
c. Rumput benggala (Panicum maximum)
Rumput benggala atau Panicum maximum disebut juga guinea grass berasal
dari Afrika tropik dan sub tropik. Rumput jenis ini dapat berfungsi sebagai
penutup tanah, penggembalaan, ataupun diolah dalam bentuk hay dan silase
(Reksohadiprodjo, 1985). Ciri tanaman ini adalah tumbuh tegak membentuk
rumpun, daun lebih halus daripada rumput gajah, tinggi dapat mencapai 1 - 1,8
m, buku dan lidah daun berbuku, bunga tersusun dalam malai dan berwarna hijau
atau kekuningan, banyak membentuk anakan, serta mempunyai akar serabut yang
dalam (Reksohadiprodjo, 1985).
Gambar 3. Rumput benggala (Panicum maximum)
Sumber: Tropical Forage (2019)
Panicum maximum juga tahan naungan, responsif terhadap pupuk nitrogen,
dan juga tahan penggembalaan sehingga dapat dijadikan rumput potong ataupun
pasture. Pengelolaan tanaman ini dapat dilakukan dengan budidaya total, untuk
perbanyakan tanaman ini dapat menggunakan biji 4 - 12 kg/ha atau dengan
menggunakan sobekan rumput (pols), jarak tanam yang sesuai adalah 60 x 60 cm
(Soegiri et al., 1982).
Panicum maximum dapat ditanam bersama leguminosa Centrosema dengan
perbandingan 4 - 6 kg, Panicum per ha dan 2 - 3 kg, Centro per ha atau dalam
baris-baris berseling. Pemotongan dapat dilakukan 40 - 60 hari sekali atau dengan
kata lain pemotongan pertama dapat dilakukan 2 - 3 bulan. Peremajaan dapat
dilakukan setelah 5 - 7 tahun (Widjajanto, 1992). Panicum maximum mampu
menghasilkan produksi biji 75 - 300 kg/ha dan menghasilkan produksi hijauan
sebanyak 100 - 150 ton bahan kering per ha per tahun.
2. Legum (Leguminoceae)
Famili tanaman leguminosa terbagi atas tiga sub famili yaitu Mimosaceae,
Caesalpinaceae, dan Papilionaceae. Leguminosa adalah tanaman dicotyledoneae
(bijinya terdiri dari dua kotiledon atau disebut juga berkeping dua). Mimosaceae
adalah tanaman perdu berkayu dengan bunga biasa sedangkan Caesalpinaceae
mempunyai bunga irregular. Papilionaceae adalah tanaman semak berkayu
dengan bunga papilionate atau berbentuk seperti kupu. Umumnya sistem
perakaran leguminosa terdiri atas akar primer yang aktif dan mempunyai cabang-
cbang sebagai akar sekunder. Akar primer (tap root) tumbuh kedalam tanah.
Sistem perakaran itu umumnya terinfeksi oleh bakteri dari species Rhizobium
sehingga terbentuk bintil-bintil atu nodul-nodul akar. Famili legum dibagi menjadi
tiga group sub famili, yaitu mimisaceae (tanaman kayu dan herba dengan bunga
“regular”), caesalpinaceae (tanaman dengan bunga “irregular”), dan papilonaceae
(tanaman kayu dan herba ciri khas berbentuk bunga kupu-kupu) (Susetyo, 1980).
Hijauan pakan jenis leguminose (polong-polongan) memiliki sifat yang
berbeda dengan rumput-rumputan, jenis legume umumnya kaya akan protein, Ca
dan P. Leguminose memiliki bintil-bintil akar yang berfungsi dalam pensuplai
nitrogen, dimana di dalam bintil-bintil akar inilah bakteri bertempat tinggal dan
berkembang biak serta melakukan kegiatan fiksasi nitrogen bebas dari udara.
Penanaman campuran legume dan rumput merupakan sumber protein dan mineral
yang berkadar tinggi bagi ternak, sehingga dapat memeperbaiki kesuburan tanah,
juga kualitas nutrisi hijauan pakan ternak.
Leguminosa tropika mempunyai peran penting untuk pastura maupun pakan
ternak ruminansia. Sejak tiga dekade yang lalu dalam kurun waktu itu, ilmuwan
lebih memperhatikan jenis-jenis leguminosa temperate seperti species-species dari
genus Medicago, Trifolium, Vicia dan Melilotus. Melalui riset maka dari benua
Afrika mulai dikenal manfaat jenis-jenis leguminosa tropika seperti dari genus
Glycine, Vigna, Indigofera, Dolichos dan Alysicarpus. Sedangkan dari kawasan
Amerika tropis dikenal jenis-jenis leguminosa pakan ternak seperti dari genus
Calopogonium, Centrosema, Desmodium, Leucaena, Phaseolus, Stylosanthes dan
Teramnus. Jenis-jenis leguminosa untuk pakan ternak ruminansia:
a. Sentro (Centrosema pubescens)
Legum Centrosema pubescens termasuk sub familia Papiloniceae dari
famili Leguminoceae. Centrosema pubescens berasal dari Amerika selatan tropis
dan memiliki fungsi sebagai tanaman penutup tanah, tanaman sela, dan pencegah
erosi. Batang sentro panjang dan sering berakar pada bukunya, tiap tangkai
berdaun tiga lembar, berbentuk elips dengan ujung tajam dan bulu halus pada
kedua permukaannya. Bunga berbentuk tandan berwarna ungu muda bertipe
kacang ercis dan kapri. Polong berwarna coklat gelap, panjang 12 cm, sempit
dengan ujung tajam terdiri dari 20 biji.
Gambar 4. Sentro (Centrosema pubescens)
Sumber: Tropical Forage (2019)
Centrosema pubescens tumbuh dengan membelit pada tanaman lain atau
menjalar di pagar dan juga menjalar bersama-sama dengan rumput menutupi
permukaan tanah. Batang panjang, sering berakar pada bukunya, berambut,
panjangnya 5 - 12 cm dan lebar 3 - 10 cm, daun dengan tiga anak daun yang
berbentuk telur dengan ujung tajam.
b. Kalopo (Calopogonium muconoides)
Calopogonium muconoides berasal dari Amerika Selatan Tropik bersifat
perennial, merambat membelit dan hidup di daerah-daerah yang tinggi
kelembabannya. Pertumbuhan kalopo menjalar, merambat, tidak tahan naungan
yang lebat akan tetapi dapat tumbuh dengan baik di daerah yang lembab, tidak
tahan terhadap penggembalaan.
Gambar 5. Kalopo (Calopogonium muconoides)
Sumber: Naturalloveyou (2019)
Kalopo biasa dikembangbiakkan dengan dengan biji dan mampu tumbuh
baik pada tanah sedang sampai berat pada ketinggian 200 – 1000 m diatas
permukan laut dan membutuhkan curah hujan tahunan sebesar 1270 mm
(Reksohadiprodjo, 1985). Kalopo memiliki batang lunak ditumbuhi bulu-bulu
panjang berwarna cokelat dan daun ditutupi oleh bulu halus berwarna cokelat
keemasan (Soegiri et. al., 1982).
c. Gamal (Gliricidia sepium)
Gamal merupakan leguminosa berumur panjang, tanaman ini dapat
beradaptasi dengan baik pada lingkungan dengan temperatur suhu antara 20 -
30o
C dengan ketinggian tempat antara 750 - 1200 m. Gamal merupakan sejenis
legum yang mempunyai ciri-ciri tanaman berbentuk pohon, warna batang putih
kecoklatan, perakaran kuat dan dalam (Syarief, 1986).
Gamal mampu hidup di daerah kering dengan curah hujan 750 mm/tahun
dan tahan terhadap genangan. Perkembangan tanaman ini dengan stek, dengan
banyak cabang dan responsif terhadap pupuk N (Soedomo, 1985). Tanaman
gamal tinggi menjulang dengan batang lurus panjang.
Kulit batangnya mudah sekali lecet atau terkelupas. Bunga gamal tersusun
dalam rangkaian dengan warna merah muda keputihan (Reksohadiprodjo, 1985).
Jarak penanaman gamal harus diperhatikan dengan jarak tanaman dibuat 2 - 2.5 m
antar baris. Komposisi nutrisi daun gamal terdiri atas bahan kering 23%; protein
kasar 25.2%; lemak 4.9%; BETN 55.5% (Rukmana, 2005).
Gambar 6. Gamal (Gliricidia sepium)
Sumber: Reksohadiprodjo (1985)
d. Kaliandra (Calliandra calothrysus)
Kaliandra dapat tumbuh di dataran rendah hingga ketinggian 1500 mdpl,
toleran terhadap tanah yang kurang subur, dapat tumbuh cepat dan berbintil akar
sehingga mampu menahan erosi tanah dan air. Tinggi tanaman (pohon) kaliandra
dapat mencapai 8 m. Manfaat kaliandra pada makanan ternak adalah sebagai
sumber protein.
Gambar 7. Kaliandra (Calliandra calothrysus)
Sumber: Reksohadiprodjo (1985)
Daun kaliandra mudah dikeringkan dan dapat dibuat sebagai tepung pakan
ternak kambing. Penanaman kaliandra pada tanah-tanah yang kurang produktif
dapat menekan pertumbuhan gulma, selain itu tanaman ini dapat digunakan
sebagai tanaman penahan erosi dan penyubur tanah.
e. Turi (Sesbania grandiflora)
Turi (Sesbania grandiflora) berasal dari daerah Silangka. Tumbuh pada
dataran rendah sampai dataran tinggi (1.200m), dengan curah hujan 2.000
mm/tahun. Sifat khusus dari tanaman turi adalah pertumbuhannya yang begitu
cepat, tinggi tanaman bisa mencapai 10 meter, dan bunga besar berbentuk seperti
kupu-kupu berwarna merah muda, putih atau ungu. Di Indonesia turi banyak
ditanam di pematang sawah, dan termasuk sejenis tanaman semak.
Bentuk daun Kaliandra kecil-kecil dan bulat, buahnya berbentuk polong dan
panjang. Turi dapat beradaptasi pada tanah asam yang tidak subur,tanah kapur,
kadang-kadang juga tumbuh subur pada tanah yang tergenang air. Kaliandra bisa
digunakan sebagai pakan ternak karen mengandung beberapa senyawa nutrisi
seperti: 1) sumber vitamin, terutama pro vitamin A, Vitamin B, C, dan E; 2)
Sebagai sumber mineral, terutama Ca, dan P.
Gambar 8. Kaliandra (Calliandra calothrysus)
Sumber: Mona (2019)
f. Lamtoro gung (Leucaena leucocephala)
Gambar 9. Lamtoro gung (Leucaena leucocephala)
Sumber: id.wikipedia (2019)
Lamtoro gung atau Leucaena leucocephala merupakan leguminosa yang
berasal dari Amerika Tengah, Amerika Selatan dan kepulauan Pasifik. Tanaman
ini tumbuh tegak, berupa pohon dan tidak berduri (Reksohadiprodjo, 1985).
Lamtoro dapat tumbuh baik pada tanah dengan tekstur berat dengan drainase yang
baik dan sangat responsif terhadap Ca dan P pada tanah masam (Soegiri dan
Damayanti, 1982). Lamtoro dapat tumbuh pada daerah dataran rendah sampai
dengan 500 m di atas permukaan air laut dengan curah hujan lebih dari 760
mm/tahun (Soedomo, 1985). Lamtoro berasal dari Amerika tengah dan selatan,
tumbuh pada ketinggian 0 - 1200 mdpl, dengan struktur tanah sedang sampai
berat dan dapat tumbuh pada tanah yang kurang subur, tahan pada curah hujan
700 - 1.650 mm/tahun, temperatur 20 - 30o
C. Lamtoro berbentuk pohon dengan
ketinggian bisa mencapai 10 m dan memiliki akar yang cukup dalam, daunnya
kecil-kecil, bentuknya lonjong, bunganya bertangkai.
Lamtoro gung toleran terhadap hujan, angin, kekeringan, serta tanah-tanah
yang kurang subur. Lamtoro lebih sesuai pada tanah yang tidak masam (pH 5.5 –
7.5) dan kurang baik tumbuhnya apabila tanah masam (pH 4 - 5.5). Lamtoro dapat
digunakan sebagai tanaman pakan ternak, tanaman pelindung, mempertahankan
kesuburan tanah dan mencegah erosi. Jarak tanam 180 - 240 cm. Pemotongan
pertama dilakukan pada waktu tanam berumur 6 - 9 bulan, kemudian pemotongan
berikutnya dapat diulangi 4 bulan sekali.
3. Konsentrat
Konsentrat merupakan campuran beberapa bahan pakan untuk melengkapi
kualitas gizi yang kurang dari pemberian pakan hijauan untuk ternak. Bahan
pakan konsentrat yang dapat diberikan pada ternak sapi potong biasanya adalah
dedak padi, bungkil kelapa, jagung giling, bungkil kacang tanah, ampas tahu,
ampas kecap, dan lain-lain atau dapat juga memberikan konsentrat pabrikan yang
telah diformulasikan dalam pembuatannya. Pemberian konsentrat pada sapi
potong pada umumnya sebanyak 1 - 2% dari bobot badan sapi tersebut.
Gambar 10. Konsentrat ternak ruminansia
Sumber: sapibagus.com (2019)
Tabel 1. Kebutuhan hijauan dalam bahan segar dan konsentrat dalam bahan kering
ternak sapi
Berat Sapi (Kg) Hijauan (Kg) Konsentrat (Kg)
100 10 1.50
150 15 2.25
200 20 3.00
250 25 3.75
300 30 4.50
350 35 5.25
Sumber: sapibagus.com (2019)
Tabel 2. Kebutuhan konsentrat ternak sapi perah masa laktasi
Sumber: Alim dan Tidaka (2002)
Tabel 3. Kebutuhan nutrien kambing dan domba berdasarkan berat badan (kg)
Sumber: Alim dan Tidaka (2002)
4. Pakan Tambahan (Feed Suplement)
Feed suplement merupakan pakan opsional tambahan untuk merangsang
pertumbuhan ternak sapi potong agar lebih cepat, mencegah penyakit, dan juga
melengkapi ransum pakan ternak ruminansia. Terdiri antara lain campuran
vitamin dan mineral, contohnya premix A, premix B, mineral B12, dan lain-lain.
Feed suplement biasanya diberikan 1% dari total ransum (Anonim, 2014).
Tabel 4. Susunan ransum untuk ternak ruminansia
Sumber: Alim dan Tidaka (2002)
C. Waktu Pemberian Pakan pada Ternak Ruminansia
Pemberian pakan yang diberikan pada sapi potong diarahkan untuk
penggemukan yang nantinya akan menghasilkan pertambahan berat badan yang
optimal dengan waktu yang relatif singkat. Pemberian pakan hendaknya
disesuaikan dengan kebutuhan ternak baik dari segi kuantitas maupun
kuantitasnya. Pemberian pakan pada ternak sapi potong dapat dilakukan tiga kali
sehari yaitu pada pagi hari, siang, dan sore. Sedangkan pemberian pakan
konsentrat pada pagi hari dilakukan sebelum pemberian pakan hijauan, namun
disarankan sebelum memberi konsentrat terlebih dahulu memberikan sedikit
pakan hijauan untuk merangsang keluarnya liur sebagai buffer sehingga menjaga
lambung sapi agar tidak asam.
Gambar 11. Waktu pemberian konsentrat untuk ruminansia
Sumber: Alim dan Tidaka (2002)
D. Metode Pemberian Pakan Pada Ternak Ruminansia
Terdapat tiga cara dalam sistem pemberian pakan sapi potong yang
ditujukan untuk pemggemukan sapi tersebut diantaranya penggembalaan (pasture
fattening), kereman (dry lot fattening), dan mengkombinasikan keduanya.
1. Metode Penggembalaan (Pasture Fattening)
Pada sistem ini sapi potong digembalakan di padang rumput sepanjang hari.
Sapi baru dimasukkan ke dalam kandang pada saat malam hari. Pada metode ini
sapi hanya diberikan pakan hijauan berupa rumput, konsentrat tidak diberikan
sama sekali. Padang penggembalaan sebaiknya ditanami tanaman legum seperti
lamtoro, karena legum memiliki kandungan protein yang tinggi. Metode ini lebih
murah karena biayanya yang dikeluarkan untuk pakan dan tenaga lebih rendah.
Namun metode ini memberikan pertambahan berat badan harian yang kecil.
Sistem penggemukan pasture fattening merupakan sistem penggemukan
yang paling murah dibandingkan dengan sistem lain. Hal ini disebabkan biaya
pakan berupa hijauan dan tenaga kerja relatif lebih murah, akan tetapi sistem
penggemukan pasture fattening memerlukan waktu yang lebih lama sekitar 8 - 10
bulan untuk memperoleh hasil penggemukan. Bakalan yang digunakan untuk
metode ini adalah sapi jantan atau betina dengan umur kurang lebih 2.5 tahun.
2. Metode Kereman (Dry Lot Fattening)
Pada sistem ini sapi potong hanya dipelihara didalam kandang saja dan tidak
digembalakan sama sekali. Sistem ini banyak dilakukan oleh peternak di
Indonesia yang menggemukan sapinya secara intensif. Tujuannya agar
memperoleh pertamabahan bobot harian yang tinggi. Konsentrat merupakan
pakan utama sapi potong yang akan digemukkan dengan metode ini. Walaupun
demikian hijauan juga tetap diberikan. Perbandingan konsentrat dan hijauan yang
diberikan biasanya sekitar 4 : 6.
Metode kereman pada seekor sapi yang akan digemukkan memiliki bobot
badan 200 kg, dan diberi hijauan berupa rumput gajah, dan pemberian konsentrat
sebagai pakan utamanya. Rumput gajah segar mengandung 21% bahan kering.
Kebutuhan minimal hijauan sapi yang akan digemukkan adalah 200 x 0.5/100 x 1
kg = 1 kg bahan kering atau 4.8 kg dalam bentuk segar. Pemberian hijauan atau
rumput selalu ada yang tidak dapat dimakan, atau terbuang pada waktu sapi itu
makan. Oleh karena itu hijauan selalu diberi dengan tambahan sebanyak 5% dari
kebutuhannya. Dengan demikian, rumput gajah segar yang akan diberikan pada
sapi digemukkan itu sebanyak 105/100 x 4.8 kg = 5.04 kg/hari.
Penggemukan sapi dalam waktu yang relatif singkat, diperlukan pemberian
pakan tambahan berupa konsentrat yang banyak dalam komponen ransumnya.
Perlu diketahui bahwa pemberian konsentrat yang lebih dari 60% dalam
komponen ransumnya sudah tidak akan ekonomis lagi walaupun harganya murah
(Rukmana, 2005).
3. Metode Kombinasi Pasture Fattening dan Dry Lot Fattening
Metode kombinasi pasture fattening dan dry lot fattening dilakukan dengan
dua cara. Metode pertama sapi digembalakan terlebih dahulu pada pagi-siang hari
untuk diberikan pakan hijauan, sedangkan pada sore-malam harinya sapi
dikandangkan dan diberi pakan konsentrat secukupnya (Anonim. 2016).
Sistem penggemukan sapi dengan kombinasi pasture dan dry lot fattening
dapat diartikan dengan menggembalakan sapi-sapi di padang penggembalan di
siang hari selama beberapa jam dan pada sore sampai malam hari sapi
dikandangkan dengan pemberian konsentrat secukupnya. Lama penggemukan
sapi pada umumnya dipengaruhi oleh banyak faktor, terutama umur, kelamin,
kondisi, bobot, serta kuantitas maupun kualitas pakan yang diberikan.
Dibandingkan dengan sistem penggemukan sapi pasture fattening, lama
penggemukan sapi dengan sistem kombinasi pasture dan dry lot fattening lebih
singkat, tetapi lebih lama menggunakan sistem pasture fattening.
C. PENUTUP
1. Rangkuman
Adapun rangkuman materi pembelajaran dengan topik kandang ternak
ruminansia antara lain sebagi berikut:
1. Beberapa persyaratan pakan yang baik untuk ternak ruminansia: 1) pakan
tersebut mampu memenuhi kebutuhan zat-zat nutrisi yang diperlukan oleh
tubuh sapi seperti; karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral; 2)
Pakan tersebut disukai ternak (palatabilitasnya tinggi); 3) Pakan yang
diberikan bersih dan tidak tercemar oleh kotoran atau bibit penyakit; 4) Pakan
yang diberikan tidak boleh dalam keadaan yang rusak (busuk, bercendawan);
5) Hindari pemberian pakan berembun ataupun basah yang dapat memicu
terjadinya kembung perut/bloat pada sapi.
2. Jenis pakan ternak ruminansia terdiri dari:
A. Hijauan: 1) Rumput gajah (Pennisetum purpureum), 2) Rumput
setaria (Setaria sphacelata), 3) Rumput benggala (Panicum maximum).
B. Legum: 1) Sentro (Centrosema pubescens), 2) Kalopo (Calopogonium
mucunoides), 3) Gamal (Gliricidia sepium), 4) Kaliandra (Calliandra
calothrysus), 5) Turi (Sesbania grandiflor), 6) Lamtoro gung (Leucaena
leucocephala).
C. Konsentrat: merupakan campuran dari beberapa bahan pakan untuk
melengkapi gizi yang kurang dari pemberian pakan hijauan. Bahan pakan
konsentrat yang dapat diberikan pada ternak sapi potong biasanya adalah
dedak padi, bungkil kelapa, jagung giling, bungkil kacang tanah, ampas
tahu, ampas kecap, dan lain-lain.
D. Pakan tambahan (feed suplement): pakan opsional tambahan yang
berguna untuk merangsang pertumbuhan ternak sapi potong agar lebih
cepat, mencegah penyakit, dan melengkapi ransum pakan ternak ternak
ruminansia. Terdiri antara lain campuran vitamin dan mineral, contohnya
premix A, premix B, mineral B12, dan lain-lain. Feed suplement
biasanya diberikan 1% dari total ransum.
3. Waktu pemberian pakan pada ternak ruminansia dapat dilakukan tiga kali
sehari yakni pada pagi, siang, dan sore hari. Sedangkan untuk pakan konsentrat
diberikan pada pagi hari sebelum pemberian pakan hijauan, namun disarankan
sebelum memberi konsentrat terlebih dahulu memberikan sedikit pakan hijauan
untuk merangsang keluarnya liur yang berfungsi sebagai buffer sehingga
menjaga lambung sapi agar tidak asam.
4. Metode pemberian pakan pada ternak ruminansia diantaranya: 1)
penggembalaan (pasture fattening), 2) kereman (dry lot fattening), 3)
mengkombinasikan keduanya pasture fattening dan dry lot fattening.
Daftar Pustaka
Alim dan Hidaka. 2002. Variasi Kandungan Nutrient Dalam Pakan dan Prediksi
Kecukupan Pada Ransum ternak ruminansia di Indonesia. Skripsi. Universitas
Pertanian Bogor. Bogor
Anonim. 2014. Cara Penggemukan Sapi Potong.
http://www.ternakpertama.com/2014/12/cara-penggemukan-sapi-potong-
dengan.html. (Diakses pada tanggal 4 Oktober 2019).
Anonim. 2016. Pakan untuk Ternak Sapi Potong. Link:
http://sumbar.litbang.pertanian.go.id/index.php/info-tek/966-pakan-untuk-
ternak-sapi-potong-2. (Diakses jam 12.30 pada tanggal 4 Oktober 2019).
Fikar, S., Ruhyadi, D. 2010. Beternak dan Bisnis Sapi Potong. PT Agromedia
Pustaka; Jakarta.
Fikar, S., dan Ruhyadi, D. 2010. Beternak dan Bisnis Sapi Potong. PT Agromedia
Pustaka; Jakarta.
Mona N. E. 2019. Sesbania Grandiflora. Discover Biodiversity. Link:
https://www.monaconatureencyclopedia.com/sesbania-grandiflora2/?lang=en
(Diakses jam 07.11 tanggal 10 Oktober, 2019).
Naturalloveyou. 2019. Coloponium muchunoides. Link:
https://www.google.com/search?safe=strict&rlz=1C1CHBD_enID815ID815
&biw=1024&bih=467&tbm=isch&sxsrf=ACYBGNRwLFQ7pzdDAjMLOY
c9Pq6r2n6XlQ%3A1570809000873&sa=1&ei=qKSgXYD1NOzA3LUPktiG
mAE&q=Kalopo+%28Calopogonium+mucunoides%29&oq=Kalopo+%28Ca
lopogonium+mucunoides%29&gs_l=img.3...0.0..14529...0.0..0.0.0.......0......g
ws-
wizimg.XOUY2vzncf8&ved=0ahUKEwiA6YbEx5TlAhVsILcAHRKsARM
Q4dUDCAc&uact=5 (Diakses jam 14.10 tanggal 10 Oktober, 2019).
PPL Peternakan. Wordpress.com. 2019. Penyuluhan Peternakan. Link:
https://pplpeternakan.wordpress.com/rumput-gajah/. (Diakses jam 14.30
tanggal 09 Oktober, 2019).
Reksohadiprodjo, S. 1985. Produksi Tanaman Hijauan Makanan Ternak Tropik.
BPFE. UGM. Yogyakarta.
Rukmana, R. 2005.Prinsip Dasar Ilmu Gizi Hijauan Pakan Ternak. Fakultas
Peternakan. Universitas Andalas. Padang.
Sapibagus.com. 2019. Pakan Sapi Konsentrat. Link:
https://www.google.com/search?safe=strict&rlz=1C1CHBD_enID815ID815
&biw=502&bih=432&tbm=isch&sxsrf=ACYBGNQCULB3UnFwRFbcDapd
4BcKGBq5Mg%3A1570840528593&sa=1&ei=0BhXc7pI5S9rQHE3YH4D
A&q=konsentrat+pakan+sapi&oq=konsentrat+pakan+sapi&gs_l=img.3..0.11
73197.1180498..4330153...1.0..1.262.2575.12j7j2......0....1..gws-wiz
img.....10..35i362i39j0i8i30j0i30j0i5i30j0i24j0i10i24.5RzvSklBoDM&ved=0
ahUKEwjOkdL9vJXlAhWUXisKHcRuAM8Q4dUDCAc&uact=5#imgrc=U
U6qlqeDYDs9YM: (Diakses jam 16.40 tanggal 09 Oktober, 2019).
Soegiri, Ilyas, H. S, and Damayanti. 1982. Mengenal Beberapa Jenis Hijauan
Makanan Ternak Daerah Tropik. Direktorat Bina Produksi Peternakan. DitJen
Peternakan Dep. Pertanian, Jakarta.
Susetyo, S. 1980. Padang Penggembalaan. Fakultas Peternakan, Institut. Pertanian
Bogor, Bogor.
Tropical Forage. 2019. Pengenalan Jenis Rumput. Link:
https://www.google.com/search?safe=strict&rlz=1C1CHBD_enID815ID815
&biw=1024&bih=467&tbm=isch&sxsrf=ACYBGNRB51xGO5wMPWwcN_
SWZW6dkPW2Ow%3A1570790978440&sa=1&ei=Ql6gXcbCGtKCrtoPpY
mk0AE&q=Rumput+Benggala+%28Panicum+maximum%29+&oq=Rumput
+Benggala+%28Panicum+maximum%29+&gs_l=img.3...5214.8912..13262..
.0.0..0.270.560.2j1j1......0....2j1..gws-
wizimg.K5y1nAQYILk&ved=0ahUKEwjG66SyhJTlAhVSgUsFHaUECRoQ
4dUDCAc&uact= (Diakses jam 15.40 tanggal 09 Oktober, 2019).
Widjajanto 1992. Anatomi dan Fisiologi Ternak IV. Gadjah Mada Press.

Contenu connexe

Tendances (15)

BUDIDAYA TANAMAN SORGHUM (Sorghum bicolor L.)
BUDIDAYA TANAMAN SORGHUM (Sorghum bicolor L.) BUDIDAYA TANAMAN SORGHUM (Sorghum bicolor L.)
BUDIDAYA TANAMAN SORGHUM (Sorghum bicolor L.)
 
Makalah kedelai
Makalah kedelaiMakalah kedelai
Makalah kedelai
 
Tanaman pangan
Tanaman panganTanaman pangan
Tanaman pangan
 
Integrasi Tebu dan Sapi Potong
Integrasi Tebu dan Sapi PotongIntegrasi Tebu dan Sapi Potong
Integrasi Tebu dan Sapi Potong
 
Budidaya Sapi Potong
Budidaya Sapi PotongBudidaya Sapi Potong
Budidaya Sapi Potong
 
Studi banding budidaya jagung
Studi banding budidaya jagungStudi banding budidaya jagung
Studi banding budidaya jagung
 
Tpt semangka
Tpt semangkaTpt semangka
Tpt semangka
 
Budidaya & Usaha Tanaman Pangan : Gandum
Budidaya & Usaha Tanaman Pangan : GandumBudidaya & Usaha Tanaman Pangan : Gandum
Budidaya & Usaha Tanaman Pangan : Gandum
 
Kacang tanah
Kacang tanahKacang tanah
Kacang tanah
 
Laporan Produksi Tanaman Kedelai
Laporan Produksi Tanaman KedelaiLaporan Produksi Tanaman Kedelai
Laporan Produksi Tanaman Kedelai
 
Makalah Sambiloto
Makalah Sambiloto Makalah Sambiloto
Makalah Sambiloto
 
Proposal jagung di kabupaten muna
Proposal jagung di kabupaten munaProposal jagung di kabupaten muna
Proposal jagung di kabupaten muna
 
Proposal singkong
Proposal singkongProposal singkong
Proposal singkong
 
Makalah_32 Makalah diskusi 2 perspektif tanaman obat di indonesia
Makalah_32 Makalah diskusi 2 perspektif tanaman obat di indonesiaMakalah_32 Makalah diskusi 2 perspektif tanaman obat di indonesia
Makalah_32 Makalah diskusi 2 perspektif tanaman obat di indonesia
 
Budidaya Tanaman Gambir
Budidaya Tanaman GambirBudidaya Tanaman Gambir
Budidaya Tanaman Gambir
 

Similaire à AT Modul 3 kb 3

Hijauan Pakan Ternak sebagai pakan ternak ruminansi
Hijauan Pakan Ternak sebagai pakan ternak ruminansiHijauan Pakan Ternak sebagai pakan ternak ruminansi
Hijauan Pakan Ternak sebagai pakan ternak ruminansihusnaeni5
 
AT Modul 1 kb 3
AT Modul 1 kb 3AT Modul 1 kb 3
AT Modul 1 kb 3PPGhybrid3
 
Laporan praktikum ii sistem pertanian peternakan terpadu
Laporan praktikum ii sistem pertanian peternakan terpaduLaporan praktikum ii sistem pertanian peternakan terpadu
Laporan praktikum ii sistem pertanian peternakan terpaduLaode Syawal Fapet
 
Tanaman ubi kayu
Tanaman ubi kayuTanaman ubi kayu
Tanaman ubi kayuNur Haida
 
Rumpai di Bawah Kelapa Sawit
Rumpai di Bawah Kelapa SawitRumpai di Bawah Kelapa Sawit
Rumpai di Bawah Kelapa SawitNorziela Anuar
 
Budidaya Tanaman Pangan (Jagung)
Budidaya Tanaman Pangan (Jagung)Budidaya Tanaman Pangan (Jagung)
Budidaya Tanaman Pangan (Jagung)inezya thalita
 
PPT PERTEMUAN 2.pptx
PPT PERTEMUAN 2.pptxPPT PERTEMUAN 2.pptx
PPT PERTEMUAN 2.pptxRestiana8
 
Bb batu mengolah limbah tanaman pakan ternak 2014 agustus 14
Bb batu mengolah limbah tanaman pakan ternak 2014 agustus 14Bb batu mengolah limbah tanaman pakan ternak 2014 agustus 14
Bb batu mengolah limbah tanaman pakan ternak 2014 agustus 14BBPP_Batu
 
Laporan teknelogi benih
Laporan teknelogi benihLaporan teknelogi benih
Laporan teknelogi benihfahmiganteng
 
TEKNO EKONOMI BUDIDA YA TANAMAN PENGHASIL ENERGI ALTERNATIF
TEKNO EKONOMI BUDIDA YA TANAMAN PENGHASIL ENERGI ALTERNATIFTEKNO EKONOMI BUDIDA YA TANAMAN PENGHASIL ENERGI ALTERNATIF
TEKNO EKONOMI BUDIDA YA TANAMAN PENGHASIL ENERGI ALTERNATIFRepository Ipb
 
331347360 laporan-slpht
331347360 laporan-slpht331347360 laporan-slpht
331347360 laporan-slphtnovriandasipil
 

Similaire à AT Modul 3 kb 3 (20)

Hijauan Pakan Ternak sebagai pakan ternak ruminansi
Hijauan Pakan Ternak sebagai pakan ternak ruminansiHijauan Pakan Ternak sebagai pakan ternak ruminansi
Hijauan Pakan Ternak sebagai pakan ternak ruminansi
 
Pedoman Pakan Ternak
Pedoman Pakan TernakPedoman Pakan Ternak
Pedoman Pakan Ternak
 
AT Modul 1 kb 3
AT Modul 1 kb 3AT Modul 1 kb 3
AT Modul 1 kb 3
 
Laporan praktikum ii sistem pertanian peternakan terpadu
Laporan praktikum ii sistem pertanian peternakan terpaduLaporan praktikum ii sistem pertanian peternakan terpadu
Laporan praktikum ii sistem pertanian peternakan terpadu
 
Tanaman ubi kayu
Tanaman ubi kayuTanaman ubi kayu
Tanaman ubi kayu
 
Makalah sayur bayam
Makalah sayur bayamMakalah sayur bayam
Makalah sayur bayam
 
leaflet prod suu.doc
leaflet prod suu.docleaflet prod suu.doc
leaflet prod suu.doc
 
Proposal singkong
Proposal singkongProposal singkong
Proposal singkong
 
Proposal singkong
Proposal singkongProposal singkong
Proposal singkong
 
Rumpai di Bawah Kelapa Sawit
Rumpai di Bawah Kelapa SawitRumpai di Bawah Kelapa Sawit
Rumpai di Bawah Kelapa Sawit
 
Budidaya Tanaman Pangan (Jagung)
Budidaya Tanaman Pangan (Jagung)Budidaya Tanaman Pangan (Jagung)
Budidaya Tanaman Pangan (Jagung)
 
Makalah kapulaga
Makalah kapulagaMakalah kapulaga
Makalah kapulaga
 
PPT PERTEMUAN 2.pptx
PPT PERTEMUAN 2.pptxPPT PERTEMUAN 2.pptx
PPT PERTEMUAN 2.pptx
 
Bb batu mengolah limbah tanaman pakan ternak 2014 agustus 14
Bb batu mengolah limbah tanaman pakan ternak 2014 agustus 14Bb batu mengolah limbah tanaman pakan ternak 2014 agustus 14
Bb batu mengolah limbah tanaman pakan ternak 2014 agustus 14
 
Laporan teknelogi benih
Laporan teknelogi benihLaporan teknelogi benih
Laporan teknelogi benih
 
TEKNO EKONOMI BUDIDA YA TANAMAN PENGHASIL ENERGI ALTERNATIF
TEKNO EKONOMI BUDIDA YA TANAMAN PENGHASIL ENERGI ALTERNATIFTEKNO EKONOMI BUDIDA YA TANAMAN PENGHASIL ENERGI ALTERNATIF
TEKNO EKONOMI BUDIDA YA TANAMAN PENGHASIL ENERGI ALTERNATIF
 
331347360 laporan-slpht
331347360 laporan-slpht331347360 laporan-slpht
331347360 laporan-slpht
 
Kunyit
KunyitKunyit
Kunyit
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Makalah kacang panjang
Makalah kacang panjangMakalah kacang panjang
Makalah kacang panjang
 

Plus de PPGhybrid3

Contoh Forum Diskusi Agribisnis ternak Modul 4
Contoh Forum Diskusi Agribisnis ternak Modul 4Contoh Forum Diskusi Agribisnis ternak Modul 4
Contoh Forum Diskusi Agribisnis ternak Modul 4PPGhybrid3
 
Contoh Forum Diskusi Agribisnis ternak Modul 5
Contoh Forum Diskusi Agribisnis ternak Modul 5Contoh Forum Diskusi Agribisnis ternak Modul 5
Contoh Forum Diskusi Agribisnis ternak Modul 5PPGhybrid3
 
Forum Diskusi Agribisnis ternak Modul 3
Forum Diskusi Agribisnis ternak Modul 3Forum Diskusi Agribisnis ternak Modul 3
Forum Diskusi Agribisnis ternak Modul 3PPGhybrid3
 
Contoh Forum Diskusi Agribisnis ternak Modul 2
Contoh Forum Diskusi Agribisnis ternak Modul 2Contoh Forum Diskusi Agribisnis ternak Modul 2
Contoh Forum Diskusi Agribisnis ternak Modul 2PPGhybrid3
 
Forum Diskusi Agribisnis ternak Modul 1
Forum Diskusi Agribisnis ternak Modul 1Forum Diskusi Agribisnis ternak Modul 1
Forum Diskusi Agribisnis ternak Modul 1PPGhybrid3
 
MODUL 1 FARMASI KB3: MEDICATION ERROR
MODUL 1 FARMASI KB3: MEDICATION ERRORMODUL 1 FARMASI KB3: MEDICATION ERROR
MODUL 1 FARMASI KB3: MEDICATION ERRORPPGhybrid3
 
AT Modul 6 kb 4
AT Modul 6 kb 4AT Modul 6 kb 4
AT Modul 6 kb 4PPGhybrid3
 
AT Modul 6 kb 3
AT Modul 6 kb 3AT Modul 6 kb 3
AT Modul 6 kb 3PPGhybrid3
 
AT Modul 6 kb 1
AT Modul 6 kb 1AT Modul 6 kb 1
AT Modul 6 kb 1PPGhybrid3
 
AT Modul 6 kb 2
AT Modul 6 kb 2AT Modul 6 kb 2
AT Modul 6 kb 2PPGhybrid3
 
AT Modul 5 kb 4
AT Modul 5 kb 4AT Modul 5 kb 4
AT Modul 5 kb 4PPGhybrid3
 
AT Modul 5 kb 3
AT Modul 5 kb 3AT Modul 5 kb 3
AT Modul 5 kb 3PPGhybrid3
 
AT Modul 5 kb 2
AT Modul 5 kb 2AT Modul 5 kb 2
AT Modul 5 kb 2PPGhybrid3
 
AT Modul 5 kb 1
AT Modul 5 kb 1AT Modul 5 kb 1
AT Modul 5 kb 1PPGhybrid3
 
AT Modul 4 kb 4
AT Modul 4 kb 4AT Modul 4 kb 4
AT Modul 4 kb 4PPGhybrid3
 
AT Modul 4 kb 3
AT Modul 4 kb 3AT Modul 4 kb 3
AT Modul 4 kb 3PPGhybrid3
 
AT Modul 4 kb 2
AT Modul 4 kb 2AT Modul 4 kb 2
AT Modul 4 kb 2PPGhybrid3
 
AT Modul 4 kb 1
AT Modul 4 kb 1AT Modul 4 kb 1
AT Modul 4 kb 1PPGhybrid3
 
AT Modul 3 kb 4
AT Modul 3 kb 4AT Modul 3 kb 4
AT Modul 3 kb 4PPGhybrid3
 
AT Modul 3 kb 1
AT Modul 3 kb 1AT Modul 3 kb 1
AT Modul 3 kb 1PPGhybrid3
 

Plus de PPGhybrid3 (20)

Contoh Forum Diskusi Agribisnis ternak Modul 4
Contoh Forum Diskusi Agribisnis ternak Modul 4Contoh Forum Diskusi Agribisnis ternak Modul 4
Contoh Forum Diskusi Agribisnis ternak Modul 4
 
Contoh Forum Diskusi Agribisnis ternak Modul 5
Contoh Forum Diskusi Agribisnis ternak Modul 5Contoh Forum Diskusi Agribisnis ternak Modul 5
Contoh Forum Diskusi Agribisnis ternak Modul 5
 
Forum Diskusi Agribisnis ternak Modul 3
Forum Diskusi Agribisnis ternak Modul 3Forum Diskusi Agribisnis ternak Modul 3
Forum Diskusi Agribisnis ternak Modul 3
 
Contoh Forum Diskusi Agribisnis ternak Modul 2
Contoh Forum Diskusi Agribisnis ternak Modul 2Contoh Forum Diskusi Agribisnis ternak Modul 2
Contoh Forum Diskusi Agribisnis ternak Modul 2
 
Forum Diskusi Agribisnis ternak Modul 1
Forum Diskusi Agribisnis ternak Modul 1Forum Diskusi Agribisnis ternak Modul 1
Forum Diskusi Agribisnis ternak Modul 1
 
MODUL 1 FARMASI KB3: MEDICATION ERROR
MODUL 1 FARMASI KB3: MEDICATION ERRORMODUL 1 FARMASI KB3: MEDICATION ERROR
MODUL 1 FARMASI KB3: MEDICATION ERROR
 
AT Modul 6 kb 4
AT Modul 6 kb 4AT Modul 6 kb 4
AT Modul 6 kb 4
 
AT Modul 6 kb 3
AT Modul 6 kb 3AT Modul 6 kb 3
AT Modul 6 kb 3
 
AT Modul 6 kb 1
AT Modul 6 kb 1AT Modul 6 kb 1
AT Modul 6 kb 1
 
AT Modul 6 kb 2
AT Modul 6 kb 2AT Modul 6 kb 2
AT Modul 6 kb 2
 
AT Modul 5 kb 4
AT Modul 5 kb 4AT Modul 5 kb 4
AT Modul 5 kb 4
 
AT Modul 5 kb 3
AT Modul 5 kb 3AT Modul 5 kb 3
AT Modul 5 kb 3
 
AT Modul 5 kb 2
AT Modul 5 kb 2AT Modul 5 kb 2
AT Modul 5 kb 2
 
AT Modul 5 kb 1
AT Modul 5 kb 1AT Modul 5 kb 1
AT Modul 5 kb 1
 
AT Modul 4 kb 4
AT Modul 4 kb 4AT Modul 4 kb 4
AT Modul 4 kb 4
 
AT Modul 4 kb 3
AT Modul 4 kb 3AT Modul 4 kb 3
AT Modul 4 kb 3
 
AT Modul 4 kb 2
AT Modul 4 kb 2AT Modul 4 kb 2
AT Modul 4 kb 2
 
AT Modul 4 kb 1
AT Modul 4 kb 1AT Modul 4 kb 1
AT Modul 4 kb 1
 
AT Modul 3 kb 4
AT Modul 3 kb 4AT Modul 3 kb 4
AT Modul 3 kb 4
 
AT Modul 3 kb 1
AT Modul 3 kb 1AT Modul 3 kb 1
AT Modul 3 kb 1
 

Dernier

Materi pesantren kilat Ramadhan tema puasa.pptx
Materi pesantren kilat Ramadhan  tema puasa.pptxMateri pesantren kilat Ramadhan  tema puasa.pptx
Materi pesantren kilat Ramadhan tema puasa.pptxSuarniSuarni5
 
Dinamika atmosfer dan Dampaknya terhadap kehidupan.pptx
Dinamika atmosfer dan Dampaknya terhadap kehidupan.pptxDinamika atmosfer dan Dampaknya terhadap kehidupan.pptx
Dinamika atmosfer dan Dampaknya terhadap kehidupan.pptxFritzPieterMichaelNa
 
K1_pengantar komunikasi pendidikan (1).pdf
K1_pengantar komunikasi pendidikan (1).pdfK1_pengantar komunikasi pendidikan (1).pdf
K1_pengantar komunikasi pendidikan (1).pdf2210130220024
 
MATERI pesntren kilat FIQIH THAHARAH.pptx
MATERI pesntren kilat FIQIH THAHARAH.pptxMATERI pesntren kilat FIQIH THAHARAH.pptx
MATERI pesntren kilat FIQIH THAHARAH.pptxSuarniSuarni5
 
Nasab Nabi Muhammad SAW. dari Nabi Ibrahimpptx
Nasab Nabi Muhammad SAW. dari Nabi IbrahimpptxNasab Nabi Muhammad SAW. dari Nabi Ibrahimpptx
Nasab Nabi Muhammad SAW. dari Nabi IbrahimpptxSuGito15
 
Makna, hukum, hikmah dan keutamaan puasa.pdf
Makna, hukum, hikmah dan keutamaan puasa.pdfMakna, hukum, hikmah dan keutamaan puasa.pdf
Makna, hukum, hikmah dan keutamaan puasa.pdfAdindaRizkiThalia
 
Aksi Nyata Modul 3.3.pdf tentang kepemimpinan murid
Aksi Nyata Modul 3.3.pdf tentang kepemimpinan muridAksi Nyata Modul 3.3.pdf tentang kepemimpinan murid
Aksi Nyata Modul 3.3.pdf tentang kepemimpinan muridYusnelMarni
 
Jalur Rempah Pada Masa Hindu Buddha.pptx
Jalur Rempah Pada Masa Hindu Buddha.pptxJalur Rempah Pada Masa Hindu Buddha.pptx
Jalur Rempah Pada Masa Hindu Buddha.pptxPutriSoniaAyu
 
Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 19_8 Nov 2023_Inc. Data panel & Perbandinga...
Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 19_8 Nov 2023_Inc. Data panel & Perbandinga...Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 19_8 Nov 2023_Inc. Data panel & Perbandinga...
Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 19_8 Nov 2023_Inc. Data panel & Perbandinga...Aminullah Assagaf
 
MATERI PESANTREN KILAT SD PUASA II .pptx
MATERI PESANTREN KILAT SD PUASA II .pptxMATERI PESANTREN KILAT SD PUASA II .pptx
MATERI PESANTREN KILAT SD PUASA II .pptxSuarniSuarni5
 
Seminar Seri AI Talks - AI dan Media Kristen
Seminar Seri AI Talks - AI dan Media KristenSeminar Seri AI Talks - AI dan Media Kristen
Seminar Seri AI Talks - AI dan Media KristenSABDA
 
KISI-KISI DAN KARTU SOAL INFORMATIKA PAKET A.docx
KISI-KISI DAN KARTU SOAL INFORMATIKA PAKET A.docxKISI-KISI DAN KARTU SOAL INFORMATIKA PAKET A.docx
KISI-KISI DAN KARTU SOAL INFORMATIKA PAKET A.docxrulimustiyawan37
 
Kisi-kisi PTS Kelas 8 semester 2 kurikulum merdeka
Kisi-kisi PTS Kelas 8 semester 2 kurikulum merdekaKisi-kisi PTS Kelas 8 semester 2 kurikulum merdeka
Kisi-kisi PTS Kelas 8 semester 2 kurikulum merdekahellenchanel31
 
1.-Materi-Prof.-Bambang-1.ppt PENYEBAB GAGAL GINJAL AKUT
1.-Materi-Prof.-Bambang-1.ppt PENYEBAB GAGAL GINJAL AKUT1.-Materi-Prof.-Bambang-1.ppt PENYEBAB GAGAL GINJAL AKUT
1.-Materi-Prof.-Bambang-1.ppt PENYEBAB GAGAL GINJAL AKUTeric214073
 
PPT GABUNGAN 1 kelas 9 gabungan tabung dengan setengah bola.pptx
PPT GABUNGAN 1 kelas 9 gabungan tabung dengan setengah bola.pptxPPT GABUNGAN 1 kelas 9 gabungan tabung dengan setengah bola.pptx
PPT GABUNGAN 1 kelas 9 gabungan tabung dengan setengah bola.pptxRestiana8
 
Materi Presentasi PPT Komunitas belajar 2.pptx
Materi Presentasi PPT Komunitas belajar 2.pptxMateri Presentasi PPT Komunitas belajar 2.pptx
Materi Presentasi PPT Komunitas belajar 2.pptxnursamsi40
 
Paket Substansi_Pengelolaan Kinerja Guru dan KS [19 Dec].pptx
Paket Substansi_Pengelolaan Kinerja Guru dan KS [19 Dec].pptxPaket Substansi_Pengelolaan Kinerja Guru dan KS [19 Dec].pptx
Paket Substansi_Pengelolaan Kinerja Guru dan KS [19 Dec].pptxDarmiahDarmiah
 
K1_pengantar komunikasi pendidikan (1).pdf
K1_pengantar komunikasi pendidikan (1).pdfK1_pengantar komunikasi pendidikan (1).pdf
K1_pengantar komunikasi pendidikan (1).pdfbayuputra151203
 
Implementasi Model pembelajaran STEAM Holistik-Integratif Berbasis Digital Me...
Implementasi Model pembelajaran STEAM Holistik-Integratif Berbasis Digital Me...Implementasi Model pembelajaran STEAM Holistik-Integratif Berbasis Digital Me...
Implementasi Model pembelajaran STEAM Holistik-Integratif Berbasis Digital Me...Shoffan shoffa
 
keutamaan dan hikmah shaalat fardhu .pdf
keutamaan dan hikmah shaalat fardhu .pdfkeutamaan dan hikmah shaalat fardhu .pdf
keutamaan dan hikmah shaalat fardhu .pdfatsira1
 

Dernier (20)

Materi pesantren kilat Ramadhan tema puasa.pptx
Materi pesantren kilat Ramadhan  tema puasa.pptxMateri pesantren kilat Ramadhan  tema puasa.pptx
Materi pesantren kilat Ramadhan tema puasa.pptx
 
Dinamika atmosfer dan Dampaknya terhadap kehidupan.pptx
Dinamika atmosfer dan Dampaknya terhadap kehidupan.pptxDinamika atmosfer dan Dampaknya terhadap kehidupan.pptx
Dinamika atmosfer dan Dampaknya terhadap kehidupan.pptx
 
K1_pengantar komunikasi pendidikan (1).pdf
K1_pengantar komunikasi pendidikan (1).pdfK1_pengantar komunikasi pendidikan (1).pdf
K1_pengantar komunikasi pendidikan (1).pdf
 
MATERI pesntren kilat FIQIH THAHARAH.pptx
MATERI pesntren kilat FIQIH THAHARAH.pptxMATERI pesntren kilat FIQIH THAHARAH.pptx
MATERI pesntren kilat FIQIH THAHARAH.pptx
 
Nasab Nabi Muhammad SAW. dari Nabi Ibrahimpptx
Nasab Nabi Muhammad SAW. dari Nabi IbrahimpptxNasab Nabi Muhammad SAW. dari Nabi Ibrahimpptx
Nasab Nabi Muhammad SAW. dari Nabi Ibrahimpptx
 
Makna, hukum, hikmah dan keutamaan puasa.pdf
Makna, hukum, hikmah dan keutamaan puasa.pdfMakna, hukum, hikmah dan keutamaan puasa.pdf
Makna, hukum, hikmah dan keutamaan puasa.pdf
 
Aksi Nyata Modul 3.3.pdf tentang kepemimpinan murid
Aksi Nyata Modul 3.3.pdf tentang kepemimpinan muridAksi Nyata Modul 3.3.pdf tentang kepemimpinan murid
Aksi Nyata Modul 3.3.pdf tentang kepemimpinan murid
 
Jalur Rempah Pada Masa Hindu Buddha.pptx
Jalur Rempah Pada Masa Hindu Buddha.pptxJalur Rempah Pada Masa Hindu Buddha.pptx
Jalur Rempah Pada Masa Hindu Buddha.pptx
 
Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 19_8 Nov 2023_Inc. Data panel & Perbandinga...
Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 19_8 Nov 2023_Inc. Data panel & Perbandinga...Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 19_8 Nov 2023_Inc. Data panel & Perbandinga...
Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 19_8 Nov 2023_Inc. Data panel & Perbandinga...
 
MATERI PESANTREN KILAT SD PUASA II .pptx
MATERI PESANTREN KILAT SD PUASA II .pptxMATERI PESANTREN KILAT SD PUASA II .pptx
MATERI PESANTREN KILAT SD PUASA II .pptx
 
Seminar Seri AI Talks - AI dan Media Kristen
Seminar Seri AI Talks - AI dan Media KristenSeminar Seri AI Talks - AI dan Media Kristen
Seminar Seri AI Talks - AI dan Media Kristen
 
KISI-KISI DAN KARTU SOAL INFORMATIKA PAKET A.docx
KISI-KISI DAN KARTU SOAL INFORMATIKA PAKET A.docxKISI-KISI DAN KARTU SOAL INFORMATIKA PAKET A.docx
KISI-KISI DAN KARTU SOAL INFORMATIKA PAKET A.docx
 
Kisi-kisi PTS Kelas 8 semester 2 kurikulum merdeka
Kisi-kisi PTS Kelas 8 semester 2 kurikulum merdekaKisi-kisi PTS Kelas 8 semester 2 kurikulum merdeka
Kisi-kisi PTS Kelas 8 semester 2 kurikulum merdeka
 
1.-Materi-Prof.-Bambang-1.ppt PENYEBAB GAGAL GINJAL AKUT
1.-Materi-Prof.-Bambang-1.ppt PENYEBAB GAGAL GINJAL AKUT1.-Materi-Prof.-Bambang-1.ppt PENYEBAB GAGAL GINJAL AKUT
1.-Materi-Prof.-Bambang-1.ppt PENYEBAB GAGAL GINJAL AKUT
 
PPT GABUNGAN 1 kelas 9 gabungan tabung dengan setengah bola.pptx
PPT GABUNGAN 1 kelas 9 gabungan tabung dengan setengah bola.pptxPPT GABUNGAN 1 kelas 9 gabungan tabung dengan setengah bola.pptx
PPT GABUNGAN 1 kelas 9 gabungan tabung dengan setengah bola.pptx
 
Materi Presentasi PPT Komunitas belajar 2.pptx
Materi Presentasi PPT Komunitas belajar 2.pptxMateri Presentasi PPT Komunitas belajar 2.pptx
Materi Presentasi PPT Komunitas belajar 2.pptx
 
Paket Substansi_Pengelolaan Kinerja Guru dan KS [19 Dec].pptx
Paket Substansi_Pengelolaan Kinerja Guru dan KS [19 Dec].pptxPaket Substansi_Pengelolaan Kinerja Guru dan KS [19 Dec].pptx
Paket Substansi_Pengelolaan Kinerja Guru dan KS [19 Dec].pptx
 
K1_pengantar komunikasi pendidikan (1).pdf
K1_pengantar komunikasi pendidikan (1).pdfK1_pengantar komunikasi pendidikan (1).pdf
K1_pengantar komunikasi pendidikan (1).pdf
 
Implementasi Model pembelajaran STEAM Holistik-Integratif Berbasis Digital Me...
Implementasi Model pembelajaran STEAM Holistik-Integratif Berbasis Digital Me...Implementasi Model pembelajaran STEAM Holistik-Integratif Berbasis Digital Me...
Implementasi Model pembelajaran STEAM Holistik-Integratif Berbasis Digital Me...
 
keutamaan dan hikmah shaalat fardhu .pdf
keutamaan dan hikmah shaalat fardhu .pdfkeutamaan dan hikmah shaalat fardhu .pdf
keutamaan dan hikmah shaalat fardhu .pdf
 

AT Modul 3 kb 3

  • 2. KEGIATAN BELAJAR 3. MANAJEMEN PEMBERIAN PAKAN A. PENDAHULUAN 1. Deskripsi Singkat Kegiatan belajar ini akan membahasjenis pakan hijauan dan konsentrat serta waktu pemberian pakan untuk ternak ruminansia. 2. Relevansi Manajemen pemberian pakan ternak ruminansia dari berbagai aspek perlu mengkaji beberapa relevansi sebagai berikut: 1) Pemilihan pakan ternak secara tepat; 2) Pemberian pakan ternak berkualitas; 3) Pengolahan bahan pakan untuk ternak ruminansia; 4) Kebutuhan nutrien ternak ruminansia untuk kebutuhan hidup pokok, pertumbuhan, reproduksi, dan laktasi. 3. Panduan Belajar Panduan belajar peserta didik pada Kegiatan Belajar (KB) 3 secara umum memberikan pengetahuan kepada peserta didik mengenai beberapa hal antara lain sebagai berikut: 1. Definisi pakan, fungsi, dan kegunaanya untuk ternak ruminansia 2. Syarat-syarat pakan ternak yang harus dipenuhi berdasarkan tipe ternak ruminansia (sapi potong, sapi perah, kerbau, kambing, dan domba) 3. Klasifikasi jenis pakan 4. Cara pemberian pakan ternak ruminansia 5. Sistem pemberian pakan ternak ruminansia 6. Metode dan pengolahan pakan ternak ruminansia
  • 3. B. INTI 1. Capaian Pembelajaran Setelah mempelajari materi manajemen pakan ternak ruminansia diharapkan peserta didik mampu: 1. Melakukan identifikasi pakan ternak 2. Melakukan identifikasi kebutuhan nutrisi berdasarkan jenis ternak 3. Mengetahui syarat pakan ternak ruminansia yang baik 4. Mengetahui jenis pakan ternak ruminansia 5. Melakukan manajemen pengolahan pakan 6. Melakukan peningkatan kualitas nutrisi pakan ternak ruminansia 7. Mengetahui kebutuhan nutrien berdasarkan umur dan tipe ternak ruminansia 8. Melakukan pemberian pakan ternak ruminansia 2. Sub Capaian Pembelajaran 1. Menentukan identifikasi pakan ternak 2. Menentukan identifikasi kebutuhan nutrien berdasarkan jenis ternak 3. Menentukan syarat pakan ternak ruminansia yang baik 4. Menentukan jenis pakan ternak ruminansia 5. Menentukan manajemen pengolahan pakan 6. Menentukan peningkatan kualitas nutrien pakan ternak ruminansia 7. Menentukan kebutuhan nutrien berdasarkan umur dan tipe ternak ruminansia 8. Menentukan pemberian pakan ternak ruminansia 3. Uraian Materi Isi modul membahas mengenai manajemen pemberian pakan, jenis pakan hijauan dan konsentrat, serta waktu pemberian pakan untuk ternak ruminansia. Diharapkan modul ini dapat membekali peserta didik dalam menguasai kompetensi yang ditetapkan pada kurikulum. Pakan merupakan salah satu aspek penting dalam pemeliharaan sapi potong, karena pakan yang baik dan bermutu akan sangat cepat menggemukan sapi
  • 4. potong. Pakan juga menjadi salah satu masalah karena ada sebagian sapi yang tidak cocok dengan beberapa jenis pakan yang diberikan. Oleh karena itu, peternak harus paham bagaimana manajemen pakan yang baik untuk sapi terutama dalam masa penggemukan sapi potong. A. Syarat Pakan Yang Baik 1. Pakan tersebut mampu memenuhi kebutuhan makanan nutrisi yang diperlukan oleh tubuh sapi yaitu air, karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral. 2. Pakan tersebut disukai ternak (palatabilitasnya tinggi). 3. Pakan yang diberikan harus bersih dan tidak tercemar oleh kotoran atau bibit penyakit yang nantinya dapat menggangu kesehatan sapi tersebut. Hindari pemotongan rumput pagi hari sebelum matahari terbit karena sangat rentan terdapat telur cacing. Alangkah baiknya rumput yang akan diberikan dijemur terlebih dahulu di bawah sinar matahari selama beberapa jam sebelum diberikan ke ternak. 4. Pakan yang diberikan tidak dalam keadaan yang rusak. 5. Hindari pemberian pakan berembun ataupun basah karena memicu terjadinya kembung perut/bloat pada sapi. B. Jenis Pakan Hijauan dan Konsentrat Secara garis besar pakan ternak ruminansia terbagi atas hijauan, pakan penguat (konsentrat), dan pakan tambahan (feed suplement). 1. Hijauan Jenis hijauan yang dapat diberikan diantaranya rumput unggul, rumput alam, leguminosa, limbah pertanian, dan limbah agroindustri. Beberapa contoh hijauan pakan unggul berupa rumput gajah, rumput raja, rumput setaria, dan lain- lain. Pakan unggul untuk ternak ruminansia berupa leguminosa terdiri dari daun turi, lamtoro, dan gamal. Hasil sampingan tanaman pertanian (limbah pertanian) yang bisa dimanfaatkan untuk pakan ternak ruminansia adalah jerami padi, jerami
  • 5. kacang tanah, jerami kacang kedelai, jerami jagung, dan lain-lain. Pakan hijauan dalam bentuk segar yang diberikan pada sapi potong pada umumnya sebanyak 10 - 12% dari bobot badan sapi tersebut. Hijauan merupakan sumber pakan ternak terutama ternak ruminansia selain untuk memenuhi kebutuhan hidup pokok, juga untuk pertumbuhan dan sumber energi. Komponen penunjang bagi produksi dan reproduksi ternak dari hijauan bisa berupa jenis rumput maupun kacang-kacangan (leguminosa) dalam bentuk segar atau kering yang jumlah ketersediaanya dalam jumlah yang cukup sepanjang tahun, karena jenis hijauan ini umum dikonsumsi oleh ternak. Hijauan pakan ternak dibagi dua bagian yaitu bangsa rumput-rumputan dan leguminosa (semak dan pohon). Pada prinsipnya hijauan sebagai pakan ternak perlu memiliki sifat-sifat yaitu disukai (palatable), mudah dicerna, nilai gizinya tinggi, dan dalam waktu yang pendek mampu tumbuh kembali. Tanaman yang umum dijadikan sebagai hijauan pakan ternak ruminansia terdiri dari Agrostisspp, Agrostis capillaries, Agrostis stolonifera , Andropogon hallii, Arrhenatherum elatius, Bothriochloa bladhii, Bothriochloa pertusa, Brachiaria humidicola, Brachiaria decumbens, , Bromus spp, Cenchrus ciliaris, Chloris gayana, Cynodon dactylon, Echinochloa pyramidalis, Dactylis glomerata, Entolasia imbricate, Festuca arundinacea, Festuca spp, Festuca pratensis, Festuca rubra , Hymenachne amplexicaulis, Heteropogon contortus Hyparrhenia rufa, Lolium spp, Leersia hexandra, Lolium multiflorum, Lolium perenne, Megathyrsus maximus, Melinis minutiflora, Paspalum dilatatum, Phalaris arundinacea, Phleum pretense, Poaspp, Poa arachnifera, Poa pratensis, Setaria sphacelata, Poa trivialis, Thinopyrum intermedium, Themeda triandra. Mengenal macam dan jenis-jenis rumput yang sering digunakan sebagai hijauan pakan ternak ruminansia: a. Rumput gajah (Pennisetum purpureum) Rumput gajah berasal dari Afrika tropik, perenial, dapat tumbuh setinggi 3 sampai 4.5 m, bila dibiarkan tumbuh bebas bisa mencapai setinggi 7 m, kedalaman akar 4.5 m. Berkembang dengan rhizoma yang dapat sepanjang 1 m.
  • 6. Panjang daun 16 sampai 90 cm dan lebar 8 sampai 35 mm (Sutopo, 1988). Rumput gajah mempunyai perakaran dalam dan mampu menahan erosi serta dapat juga berfungsi untuk menutup permukaan tanah (Soegiri et al., 1982). Gambar 1. Rumput gajah (Pennisetum purpureum) Sumber: PPL Peternakan wordpress.com (2019) b. Rumput setaria (Setaria sphacelata) Rumput setaria dikenal dengan sebutan rumput goden timothy atau Setaria sphacelata, berasal dari Afrika tropik dan memilki siklus hidup parenial. Rumput setaria daunnya lebar dan agak berbulu pada permukaan atasnya. Rumput setaria merupakan tanaman yang dapat membentuk rumpun yang lebat, kuat, dengan atau tanpa stolon dan rhizoma. Pangkal batangnya berwarna cokelat keemasan. Setaria sphacelata biasanya dikembangbiakkan dengan pols (Soegiri et al., 1982). Gambar 2. Rumput setaria (Setaria sphacelata) Sumber: ilmuternak.com (2019)
  • 7. Pertumbuhan rumput setaria bisa mencapai ketingian 180 cm, hidup pada ketinggian 1000 kaki, tahan kering dan genangan, dan pada curah hujan 25 inchi pertahunnya (Reksohadiprodjo, 1985). Rumput setaria pada umur 43 - 56 hari mempunyai kandungan bahan kering, lemak kasar, serat kasar, bahan ekstrak tanpa nitrogen (BETN), protein kasar, dan abu masing-masing sebesar 20%; 2.5%; 31.7%; 45.2%; 9.5%; dan 2.2%. Pada kondisi optimum, setaria memiliki kandungan protein kasar lebih dari 18% dan serat kasar 25% (Soedomo, 1985). Kultur teknisnya adalah bahan tanam berbentuk pols, biji (2 - 5 kg/ha), jarak tanam 70 x 90 cm, responsif terhadap pupuk nitrogen, pemotongan 35 - 40 hari (musim hujan) dan 60 hari (musim kemarau) (Reksohadiprodjo, 1985). Rumput setaria tumbuh baik pada curah hujan 750 mm/tahun atau lebih, toleran terhadap berbagai jenis tanah tetapi lebih suka pada tanah tekstur sedang, tahan genangan dan kering apabila lapisan olah dalam. c. Rumput benggala (Panicum maximum) Rumput benggala atau Panicum maximum disebut juga guinea grass berasal dari Afrika tropik dan sub tropik. Rumput jenis ini dapat berfungsi sebagai penutup tanah, penggembalaan, ataupun diolah dalam bentuk hay dan silase (Reksohadiprodjo, 1985). Ciri tanaman ini adalah tumbuh tegak membentuk rumpun, daun lebih halus daripada rumput gajah, tinggi dapat mencapai 1 - 1,8 m, buku dan lidah daun berbuku, bunga tersusun dalam malai dan berwarna hijau atau kekuningan, banyak membentuk anakan, serta mempunyai akar serabut yang dalam (Reksohadiprodjo, 1985). Gambar 3. Rumput benggala (Panicum maximum) Sumber: Tropical Forage (2019)
  • 8. Panicum maximum juga tahan naungan, responsif terhadap pupuk nitrogen, dan juga tahan penggembalaan sehingga dapat dijadikan rumput potong ataupun pasture. Pengelolaan tanaman ini dapat dilakukan dengan budidaya total, untuk perbanyakan tanaman ini dapat menggunakan biji 4 - 12 kg/ha atau dengan menggunakan sobekan rumput (pols), jarak tanam yang sesuai adalah 60 x 60 cm (Soegiri et al., 1982). Panicum maximum dapat ditanam bersama leguminosa Centrosema dengan perbandingan 4 - 6 kg, Panicum per ha dan 2 - 3 kg, Centro per ha atau dalam baris-baris berseling. Pemotongan dapat dilakukan 40 - 60 hari sekali atau dengan kata lain pemotongan pertama dapat dilakukan 2 - 3 bulan. Peremajaan dapat dilakukan setelah 5 - 7 tahun (Widjajanto, 1992). Panicum maximum mampu menghasilkan produksi biji 75 - 300 kg/ha dan menghasilkan produksi hijauan sebanyak 100 - 150 ton bahan kering per ha per tahun. 2. Legum (Leguminoceae) Famili tanaman leguminosa terbagi atas tiga sub famili yaitu Mimosaceae, Caesalpinaceae, dan Papilionaceae. Leguminosa adalah tanaman dicotyledoneae (bijinya terdiri dari dua kotiledon atau disebut juga berkeping dua). Mimosaceae adalah tanaman perdu berkayu dengan bunga biasa sedangkan Caesalpinaceae mempunyai bunga irregular. Papilionaceae adalah tanaman semak berkayu dengan bunga papilionate atau berbentuk seperti kupu. Umumnya sistem perakaran leguminosa terdiri atas akar primer yang aktif dan mempunyai cabang- cbang sebagai akar sekunder. Akar primer (tap root) tumbuh kedalam tanah. Sistem perakaran itu umumnya terinfeksi oleh bakteri dari species Rhizobium sehingga terbentuk bintil-bintil atu nodul-nodul akar. Famili legum dibagi menjadi tiga group sub famili, yaitu mimisaceae (tanaman kayu dan herba dengan bunga “regular”), caesalpinaceae (tanaman dengan bunga “irregular”), dan papilonaceae (tanaman kayu dan herba ciri khas berbentuk bunga kupu-kupu) (Susetyo, 1980). Hijauan pakan jenis leguminose (polong-polongan) memiliki sifat yang berbeda dengan rumput-rumputan, jenis legume umumnya kaya akan protein, Ca dan P. Leguminose memiliki bintil-bintil akar yang berfungsi dalam pensuplai
  • 9. nitrogen, dimana di dalam bintil-bintil akar inilah bakteri bertempat tinggal dan berkembang biak serta melakukan kegiatan fiksasi nitrogen bebas dari udara. Penanaman campuran legume dan rumput merupakan sumber protein dan mineral yang berkadar tinggi bagi ternak, sehingga dapat memeperbaiki kesuburan tanah, juga kualitas nutrisi hijauan pakan ternak. Leguminosa tropika mempunyai peran penting untuk pastura maupun pakan ternak ruminansia. Sejak tiga dekade yang lalu dalam kurun waktu itu, ilmuwan lebih memperhatikan jenis-jenis leguminosa temperate seperti species-species dari genus Medicago, Trifolium, Vicia dan Melilotus. Melalui riset maka dari benua Afrika mulai dikenal manfaat jenis-jenis leguminosa tropika seperti dari genus Glycine, Vigna, Indigofera, Dolichos dan Alysicarpus. Sedangkan dari kawasan Amerika tropis dikenal jenis-jenis leguminosa pakan ternak seperti dari genus Calopogonium, Centrosema, Desmodium, Leucaena, Phaseolus, Stylosanthes dan Teramnus. Jenis-jenis leguminosa untuk pakan ternak ruminansia: a. Sentro (Centrosema pubescens) Legum Centrosema pubescens termasuk sub familia Papiloniceae dari famili Leguminoceae. Centrosema pubescens berasal dari Amerika selatan tropis dan memiliki fungsi sebagai tanaman penutup tanah, tanaman sela, dan pencegah erosi. Batang sentro panjang dan sering berakar pada bukunya, tiap tangkai berdaun tiga lembar, berbentuk elips dengan ujung tajam dan bulu halus pada kedua permukaannya. Bunga berbentuk tandan berwarna ungu muda bertipe kacang ercis dan kapri. Polong berwarna coklat gelap, panjang 12 cm, sempit dengan ujung tajam terdiri dari 20 biji.
  • 10. Gambar 4. Sentro (Centrosema pubescens) Sumber: Tropical Forage (2019) Centrosema pubescens tumbuh dengan membelit pada tanaman lain atau menjalar di pagar dan juga menjalar bersama-sama dengan rumput menutupi permukaan tanah. Batang panjang, sering berakar pada bukunya, berambut, panjangnya 5 - 12 cm dan lebar 3 - 10 cm, daun dengan tiga anak daun yang berbentuk telur dengan ujung tajam. b. Kalopo (Calopogonium muconoides) Calopogonium muconoides berasal dari Amerika Selatan Tropik bersifat perennial, merambat membelit dan hidup di daerah-daerah yang tinggi kelembabannya. Pertumbuhan kalopo menjalar, merambat, tidak tahan naungan yang lebat akan tetapi dapat tumbuh dengan baik di daerah yang lembab, tidak tahan terhadap penggembalaan. Gambar 5. Kalopo (Calopogonium muconoides) Sumber: Naturalloveyou (2019)
  • 11. Kalopo biasa dikembangbiakkan dengan dengan biji dan mampu tumbuh baik pada tanah sedang sampai berat pada ketinggian 200 – 1000 m diatas permukan laut dan membutuhkan curah hujan tahunan sebesar 1270 mm (Reksohadiprodjo, 1985). Kalopo memiliki batang lunak ditumbuhi bulu-bulu panjang berwarna cokelat dan daun ditutupi oleh bulu halus berwarna cokelat keemasan (Soegiri et. al., 1982). c. Gamal (Gliricidia sepium) Gamal merupakan leguminosa berumur panjang, tanaman ini dapat beradaptasi dengan baik pada lingkungan dengan temperatur suhu antara 20 - 30o C dengan ketinggian tempat antara 750 - 1200 m. Gamal merupakan sejenis legum yang mempunyai ciri-ciri tanaman berbentuk pohon, warna batang putih kecoklatan, perakaran kuat dan dalam (Syarief, 1986). Gamal mampu hidup di daerah kering dengan curah hujan 750 mm/tahun dan tahan terhadap genangan. Perkembangan tanaman ini dengan stek, dengan banyak cabang dan responsif terhadap pupuk N (Soedomo, 1985). Tanaman gamal tinggi menjulang dengan batang lurus panjang. Kulit batangnya mudah sekali lecet atau terkelupas. Bunga gamal tersusun dalam rangkaian dengan warna merah muda keputihan (Reksohadiprodjo, 1985). Jarak penanaman gamal harus diperhatikan dengan jarak tanaman dibuat 2 - 2.5 m antar baris. Komposisi nutrisi daun gamal terdiri atas bahan kering 23%; protein kasar 25.2%; lemak 4.9%; BETN 55.5% (Rukmana, 2005).
  • 12. Gambar 6. Gamal (Gliricidia sepium) Sumber: Reksohadiprodjo (1985) d. Kaliandra (Calliandra calothrysus) Kaliandra dapat tumbuh di dataran rendah hingga ketinggian 1500 mdpl, toleran terhadap tanah yang kurang subur, dapat tumbuh cepat dan berbintil akar sehingga mampu menahan erosi tanah dan air. Tinggi tanaman (pohon) kaliandra dapat mencapai 8 m. Manfaat kaliandra pada makanan ternak adalah sebagai sumber protein. Gambar 7. Kaliandra (Calliandra calothrysus) Sumber: Reksohadiprodjo (1985) Daun kaliandra mudah dikeringkan dan dapat dibuat sebagai tepung pakan ternak kambing. Penanaman kaliandra pada tanah-tanah yang kurang produktif dapat menekan pertumbuhan gulma, selain itu tanaman ini dapat digunakan sebagai tanaman penahan erosi dan penyubur tanah.
  • 13. e. Turi (Sesbania grandiflora) Turi (Sesbania grandiflora) berasal dari daerah Silangka. Tumbuh pada dataran rendah sampai dataran tinggi (1.200m), dengan curah hujan 2.000 mm/tahun. Sifat khusus dari tanaman turi adalah pertumbuhannya yang begitu cepat, tinggi tanaman bisa mencapai 10 meter, dan bunga besar berbentuk seperti kupu-kupu berwarna merah muda, putih atau ungu. Di Indonesia turi banyak ditanam di pematang sawah, dan termasuk sejenis tanaman semak. Bentuk daun Kaliandra kecil-kecil dan bulat, buahnya berbentuk polong dan panjang. Turi dapat beradaptasi pada tanah asam yang tidak subur,tanah kapur, kadang-kadang juga tumbuh subur pada tanah yang tergenang air. Kaliandra bisa digunakan sebagai pakan ternak karen mengandung beberapa senyawa nutrisi seperti: 1) sumber vitamin, terutama pro vitamin A, Vitamin B, C, dan E; 2) Sebagai sumber mineral, terutama Ca, dan P. Gambar 8. Kaliandra (Calliandra calothrysus) Sumber: Mona (2019) f. Lamtoro gung (Leucaena leucocephala) Gambar 9. Lamtoro gung (Leucaena leucocephala) Sumber: id.wikipedia (2019)
  • 14. Lamtoro gung atau Leucaena leucocephala merupakan leguminosa yang berasal dari Amerika Tengah, Amerika Selatan dan kepulauan Pasifik. Tanaman ini tumbuh tegak, berupa pohon dan tidak berduri (Reksohadiprodjo, 1985). Lamtoro dapat tumbuh baik pada tanah dengan tekstur berat dengan drainase yang baik dan sangat responsif terhadap Ca dan P pada tanah masam (Soegiri dan Damayanti, 1982). Lamtoro dapat tumbuh pada daerah dataran rendah sampai dengan 500 m di atas permukaan air laut dengan curah hujan lebih dari 760 mm/tahun (Soedomo, 1985). Lamtoro berasal dari Amerika tengah dan selatan, tumbuh pada ketinggian 0 - 1200 mdpl, dengan struktur tanah sedang sampai berat dan dapat tumbuh pada tanah yang kurang subur, tahan pada curah hujan 700 - 1.650 mm/tahun, temperatur 20 - 30o C. Lamtoro berbentuk pohon dengan ketinggian bisa mencapai 10 m dan memiliki akar yang cukup dalam, daunnya kecil-kecil, bentuknya lonjong, bunganya bertangkai. Lamtoro gung toleran terhadap hujan, angin, kekeringan, serta tanah-tanah yang kurang subur. Lamtoro lebih sesuai pada tanah yang tidak masam (pH 5.5 – 7.5) dan kurang baik tumbuhnya apabila tanah masam (pH 4 - 5.5). Lamtoro dapat digunakan sebagai tanaman pakan ternak, tanaman pelindung, mempertahankan kesuburan tanah dan mencegah erosi. Jarak tanam 180 - 240 cm. Pemotongan pertama dilakukan pada waktu tanam berumur 6 - 9 bulan, kemudian pemotongan berikutnya dapat diulangi 4 bulan sekali. 3. Konsentrat Konsentrat merupakan campuran beberapa bahan pakan untuk melengkapi kualitas gizi yang kurang dari pemberian pakan hijauan untuk ternak. Bahan pakan konsentrat yang dapat diberikan pada ternak sapi potong biasanya adalah dedak padi, bungkil kelapa, jagung giling, bungkil kacang tanah, ampas tahu, ampas kecap, dan lain-lain atau dapat juga memberikan konsentrat pabrikan yang telah diformulasikan dalam pembuatannya. Pemberian konsentrat pada sapi potong pada umumnya sebanyak 1 - 2% dari bobot badan sapi tersebut.
  • 15. Gambar 10. Konsentrat ternak ruminansia Sumber: sapibagus.com (2019) Tabel 1. Kebutuhan hijauan dalam bahan segar dan konsentrat dalam bahan kering ternak sapi Berat Sapi (Kg) Hijauan (Kg) Konsentrat (Kg) 100 10 1.50 150 15 2.25 200 20 3.00 250 25 3.75 300 30 4.50 350 35 5.25 Sumber: sapibagus.com (2019)
  • 16. Tabel 2. Kebutuhan konsentrat ternak sapi perah masa laktasi Sumber: Alim dan Tidaka (2002) Tabel 3. Kebutuhan nutrien kambing dan domba berdasarkan berat badan (kg) Sumber: Alim dan Tidaka (2002) 4. Pakan Tambahan (Feed Suplement) Feed suplement merupakan pakan opsional tambahan untuk merangsang pertumbuhan ternak sapi potong agar lebih cepat, mencegah penyakit, dan juga melengkapi ransum pakan ternak ruminansia. Terdiri antara lain campuran vitamin dan mineral, contohnya premix A, premix B, mineral B12, dan lain-lain. Feed suplement biasanya diberikan 1% dari total ransum (Anonim, 2014).
  • 17. Tabel 4. Susunan ransum untuk ternak ruminansia Sumber: Alim dan Tidaka (2002) C. Waktu Pemberian Pakan pada Ternak Ruminansia Pemberian pakan yang diberikan pada sapi potong diarahkan untuk penggemukan yang nantinya akan menghasilkan pertambahan berat badan yang optimal dengan waktu yang relatif singkat. Pemberian pakan hendaknya disesuaikan dengan kebutuhan ternak baik dari segi kuantitas maupun kuantitasnya. Pemberian pakan pada ternak sapi potong dapat dilakukan tiga kali sehari yaitu pada pagi hari, siang, dan sore. Sedangkan pemberian pakan konsentrat pada pagi hari dilakukan sebelum pemberian pakan hijauan, namun disarankan sebelum memberi konsentrat terlebih dahulu memberikan sedikit pakan hijauan untuk merangsang keluarnya liur sebagai buffer sehingga menjaga lambung sapi agar tidak asam.
  • 18. Gambar 11. Waktu pemberian konsentrat untuk ruminansia Sumber: Alim dan Tidaka (2002) D. Metode Pemberian Pakan Pada Ternak Ruminansia Terdapat tiga cara dalam sistem pemberian pakan sapi potong yang ditujukan untuk pemggemukan sapi tersebut diantaranya penggembalaan (pasture fattening), kereman (dry lot fattening), dan mengkombinasikan keduanya. 1. Metode Penggembalaan (Pasture Fattening) Pada sistem ini sapi potong digembalakan di padang rumput sepanjang hari. Sapi baru dimasukkan ke dalam kandang pada saat malam hari. Pada metode ini sapi hanya diberikan pakan hijauan berupa rumput, konsentrat tidak diberikan sama sekali. Padang penggembalaan sebaiknya ditanami tanaman legum seperti lamtoro, karena legum memiliki kandungan protein yang tinggi. Metode ini lebih murah karena biayanya yang dikeluarkan untuk pakan dan tenaga lebih rendah. Namun metode ini memberikan pertambahan berat badan harian yang kecil. Sistem penggemukan pasture fattening merupakan sistem penggemukan yang paling murah dibandingkan dengan sistem lain. Hal ini disebabkan biaya pakan berupa hijauan dan tenaga kerja relatif lebih murah, akan tetapi sistem penggemukan pasture fattening memerlukan waktu yang lebih lama sekitar 8 - 10 bulan untuk memperoleh hasil penggemukan. Bakalan yang digunakan untuk metode ini adalah sapi jantan atau betina dengan umur kurang lebih 2.5 tahun.
  • 19. 2. Metode Kereman (Dry Lot Fattening) Pada sistem ini sapi potong hanya dipelihara didalam kandang saja dan tidak digembalakan sama sekali. Sistem ini banyak dilakukan oleh peternak di Indonesia yang menggemukan sapinya secara intensif. Tujuannya agar memperoleh pertamabahan bobot harian yang tinggi. Konsentrat merupakan pakan utama sapi potong yang akan digemukkan dengan metode ini. Walaupun demikian hijauan juga tetap diberikan. Perbandingan konsentrat dan hijauan yang diberikan biasanya sekitar 4 : 6. Metode kereman pada seekor sapi yang akan digemukkan memiliki bobot badan 200 kg, dan diberi hijauan berupa rumput gajah, dan pemberian konsentrat sebagai pakan utamanya. Rumput gajah segar mengandung 21% bahan kering. Kebutuhan minimal hijauan sapi yang akan digemukkan adalah 200 x 0.5/100 x 1 kg = 1 kg bahan kering atau 4.8 kg dalam bentuk segar. Pemberian hijauan atau rumput selalu ada yang tidak dapat dimakan, atau terbuang pada waktu sapi itu makan. Oleh karena itu hijauan selalu diberi dengan tambahan sebanyak 5% dari kebutuhannya. Dengan demikian, rumput gajah segar yang akan diberikan pada sapi digemukkan itu sebanyak 105/100 x 4.8 kg = 5.04 kg/hari. Penggemukan sapi dalam waktu yang relatif singkat, diperlukan pemberian pakan tambahan berupa konsentrat yang banyak dalam komponen ransumnya. Perlu diketahui bahwa pemberian konsentrat yang lebih dari 60% dalam komponen ransumnya sudah tidak akan ekonomis lagi walaupun harganya murah (Rukmana, 2005). 3. Metode Kombinasi Pasture Fattening dan Dry Lot Fattening Metode kombinasi pasture fattening dan dry lot fattening dilakukan dengan dua cara. Metode pertama sapi digembalakan terlebih dahulu pada pagi-siang hari untuk diberikan pakan hijauan, sedangkan pada sore-malam harinya sapi dikandangkan dan diberi pakan konsentrat secukupnya (Anonim. 2016). Sistem penggemukan sapi dengan kombinasi pasture dan dry lot fattening dapat diartikan dengan menggembalakan sapi-sapi di padang penggembalan di siang hari selama beberapa jam dan pada sore sampai malam hari sapi
  • 20. dikandangkan dengan pemberian konsentrat secukupnya. Lama penggemukan sapi pada umumnya dipengaruhi oleh banyak faktor, terutama umur, kelamin, kondisi, bobot, serta kuantitas maupun kualitas pakan yang diberikan. Dibandingkan dengan sistem penggemukan sapi pasture fattening, lama penggemukan sapi dengan sistem kombinasi pasture dan dry lot fattening lebih singkat, tetapi lebih lama menggunakan sistem pasture fattening. C. PENUTUP 1. Rangkuman Adapun rangkuman materi pembelajaran dengan topik kandang ternak ruminansia antara lain sebagi berikut: 1. Beberapa persyaratan pakan yang baik untuk ternak ruminansia: 1) pakan tersebut mampu memenuhi kebutuhan zat-zat nutrisi yang diperlukan oleh tubuh sapi seperti; karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral; 2) Pakan tersebut disukai ternak (palatabilitasnya tinggi); 3) Pakan yang diberikan bersih dan tidak tercemar oleh kotoran atau bibit penyakit; 4) Pakan yang diberikan tidak boleh dalam keadaan yang rusak (busuk, bercendawan); 5) Hindari pemberian pakan berembun ataupun basah yang dapat memicu terjadinya kembung perut/bloat pada sapi. 2. Jenis pakan ternak ruminansia terdiri dari: A. Hijauan: 1) Rumput gajah (Pennisetum purpureum), 2) Rumput setaria (Setaria sphacelata), 3) Rumput benggala (Panicum maximum). B. Legum: 1) Sentro (Centrosema pubescens), 2) Kalopo (Calopogonium mucunoides), 3) Gamal (Gliricidia sepium), 4) Kaliandra (Calliandra calothrysus), 5) Turi (Sesbania grandiflor), 6) Lamtoro gung (Leucaena leucocephala). C. Konsentrat: merupakan campuran dari beberapa bahan pakan untuk melengkapi gizi yang kurang dari pemberian pakan hijauan. Bahan pakan konsentrat yang dapat diberikan pada ternak sapi potong biasanya adalah
  • 21. dedak padi, bungkil kelapa, jagung giling, bungkil kacang tanah, ampas tahu, ampas kecap, dan lain-lain. D. Pakan tambahan (feed suplement): pakan opsional tambahan yang berguna untuk merangsang pertumbuhan ternak sapi potong agar lebih cepat, mencegah penyakit, dan melengkapi ransum pakan ternak ternak ruminansia. Terdiri antara lain campuran vitamin dan mineral, contohnya premix A, premix B, mineral B12, dan lain-lain. Feed suplement biasanya diberikan 1% dari total ransum. 3. Waktu pemberian pakan pada ternak ruminansia dapat dilakukan tiga kali sehari yakni pada pagi, siang, dan sore hari. Sedangkan untuk pakan konsentrat diberikan pada pagi hari sebelum pemberian pakan hijauan, namun disarankan sebelum memberi konsentrat terlebih dahulu memberikan sedikit pakan hijauan untuk merangsang keluarnya liur yang berfungsi sebagai buffer sehingga menjaga lambung sapi agar tidak asam. 4. Metode pemberian pakan pada ternak ruminansia diantaranya: 1) penggembalaan (pasture fattening), 2) kereman (dry lot fattening), 3) mengkombinasikan keduanya pasture fattening dan dry lot fattening. Daftar Pustaka Alim dan Hidaka. 2002. Variasi Kandungan Nutrient Dalam Pakan dan Prediksi Kecukupan Pada Ransum ternak ruminansia di Indonesia. Skripsi. Universitas Pertanian Bogor. Bogor Anonim. 2014. Cara Penggemukan Sapi Potong. http://www.ternakpertama.com/2014/12/cara-penggemukan-sapi-potong- dengan.html. (Diakses pada tanggal 4 Oktober 2019). Anonim. 2016. Pakan untuk Ternak Sapi Potong. Link: http://sumbar.litbang.pertanian.go.id/index.php/info-tek/966-pakan-untuk- ternak-sapi-potong-2. (Diakses jam 12.30 pada tanggal 4 Oktober 2019). Fikar, S., Ruhyadi, D. 2010. Beternak dan Bisnis Sapi Potong. PT Agromedia Pustaka; Jakarta. Fikar, S., dan Ruhyadi, D. 2010. Beternak dan Bisnis Sapi Potong. PT Agromedia Pustaka; Jakarta. Mona N. E. 2019. Sesbania Grandiflora. Discover Biodiversity. Link: https://www.monaconatureencyclopedia.com/sesbania-grandiflora2/?lang=en (Diakses jam 07.11 tanggal 10 Oktober, 2019).
  • 22. Naturalloveyou. 2019. Coloponium muchunoides. Link: https://www.google.com/search?safe=strict&rlz=1C1CHBD_enID815ID815 &biw=1024&bih=467&tbm=isch&sxsrf=ACYBGNRwLFQ7pzdDAjMLOY c9Pq6r2n6XlQ%3A1570809000873&sa=1&ei=qKSgXYD1NOzA3LUPktiG mAE&q=Kalopo+%28Calopogonium+mucunoides%29&oq=Kalopo+%28Ca lopogonium+mucunoides%29&gs_l=img.3...0.0..14529...0.0..0.0.0.......0......g ws- wizimg.XOUY2vzncf8&ved=0ahUKEwiA6YbEx5TlAhVsILcAHRKsARM Q4dUDCAc&uact=5 (Diakses jam 14.10 tanggal 10 Oktober, 2019). PPL Peternakan. Wordpress.com. 2019. Penyuluhan Peternakan. Link: https://pplpeternakan.wordpress.com/rumput-gajah/. (Diakses jam 14.30 tanggal 09 Oktober, 2019). Reksohadiprodjo, S. 1985. Produksi Tanaman Hijauan Makanan Ternak Tropik. BPFE. UGM. Yogyakarta. Rukmana, R. 2005.Prinsip Dasar Ilmu Gizi Hijauan Pakan Ternak. Fakultas Peternakan. Universitas Andalas. Padang. Sapibagus.com. 2019. Pakan Sapi Konsentrat. Link: https://www.google.com/search?safe=strict&rlz=1C1CHBD_enID815ID815 &biw=502&bih=432&tbm=isch&sxsrf=ACYBGNQCULB3UnFwRFbcDapd 4BcKGBq5Mg%3A1570840528593&sa=1&ei=0BhXc7pI5S9rQHE3YH4D A&q=konsentrat+pakan+sapi&oq=konsentrat+pakan+sapi&gs_l=img.3..0.11 73197.1180498..4330153...1.0..1.262.2575.12j7j2......0....1..gws-wiz img.....10..35i362i39j0i8i30j0i30j0i5i30j0i24j0i10i24.5RzvSklBoDM&ved=0 ahUKEwjOkdL9vJXlAhWUXisKHcRuAM8Q4dUDCAc&uact=5#imgrc=U U6qlqeDYDs9YM: (Diakses jam 16.40 tanggal 09 Oktober, 2019). Soegiri, Ilyas, H. S, and Damayanti. 1982. Mengenal Beberapa Jenis Hijauan Makanan Ternak Daerah Tropik. Direktorat Bina Produksi Peternakan. DitJen Peternakan Dep. Pertanian, Jakarta. Susetyo, S. 1980. Padang Penggembalaan. Fakultas Peternakan, Institut. Pertanian Bogor, Bogor. Tropical Forage. 2019. Pengenalan Jenis Rumput. Link: https://www.google.com/search?safe=strict&rlz=1C1CHBD_enID815ID815 &biw=1024&bih=467&tbm=isch&sxsrf=ACYBGNRB51xGO5wMPWwcN_ SWZW6dkPW2Ow%3A1570790978440&sa=1&ei=Ql6gXcbCGtKCrtoPpY mk0AE&q=Rumput+Benggala+%28Panicum+maximum%29+&oq=Rumput +Benggala+%28Panicum+maximum%29+&gs_l=img.3...5214.8912..13262.. .0.0..0.270.560.2j1j1......0....2j1..gws- wizimg.K5y1nAQYILk&ved=0ahUKEwjG66SyhJTlAhVSgUsFHaUECRoQ 4dUDCAc&uact= (Diakses jam 15.40 tanggal 09 Oktober, 2019). Widjajanto 1992. Anatomi dan Fisiologi Ternak IV. Gadjah Mada Press.