komunikasi teraputik adalah komunikasi keperawatan yang digunakan pada saat berhadapan dengan pasien yang bertujuan untuk membangun kepercayaan dan prilaku profesional antara perawat dan klien sehingga membantu dalam penyembuhan klien
2. Pebriadi Npm : 1614401D224
Renda Puspitasari Npm : 1614401D225
Muhammad Zakaria Npm : 1614401D226
Detriani Yuliastuti Npm : 1614401D227
3. Komunikasi terapeutik adalah komunikasi
yang sudah direncanakan dan dilakukan
bertujuan untuk membantu penyembuhan
atau pemulihan klien.
4. Perawat yang memiliki keterampilan
komunikasi terapeutik akan lebih
mudah menjalin hubungan saling
percaya dengan klien, sehingga akan
lebih efektif dalam mencapai tujuan
asuhan keperawatan dan memberikan
kepuasan terhadap klien
9. Fase pra-interaksi merupakan masa persiapan
sebelum berhubungan dan berkomunikasi
dengan klien. Tahapan ini dilakukan oleh
perawat dengan tujuan mengurangi rasa cemas
atau kecemasan yang mungkin dirasakan oleh
perawat sebelum melakukan komunikasi
terapeutik dengan klien.
10.
11. Fase orientasi atau perkenalan merupakan fase
yang dilakukan perawat pada saat pertama kali
bertemu atau kontak dengan klien. Tujuan
dalam tahap ini adalah memvalidasi keakuratan
data dan rencana yang telah dibuat sesuai
dengan keadaan klien saat ini, serta
mengevaluasi hasil tindakan yang telah lalu
12.
13. Pada fase kerja ini perawat perlu meningkatkan
interaksi dan mengembangkan faktor fungsional
dari komunikasi terapeutik yang dilakukan.
Meningkatkan interaksi sosial dengan cara
meningkatkan sikap penerimaan satu sama lain
untuk mengatasi kecemasan, atau dengan
menggunakan teknik komunikasi terapeutik sebagai
cara pemecahan dan dalam mengembangkan
hubungan kerja sama.
14. Tugas perawat pada fase kerja ini adalah
mengeksplorasi stressor yang terjadi pada
klien dengan tepat. Perawat juga perlu
mendorong perkembangan kesadaran diri klien
15.
16. Strategi yang dapat dilakukan dalam
mengatasi penolakan perilaku adaptif dengan
cara menciptakan suasana komunikasi yang
nyaman bagi klien diantaranya adalah:
17. Berhadapan dengan lawan bicara.Dengan
posisi ini perawat menyatakan kesiapannya
(”saya siap untuk anda”).
Sikap tubuh terbuka yaitu kaki dan tangan
terbuka (tidak bersilangan). Sikap tubuh yang
terbuka menunjukkan bahwa perawat
bersedia untuk mendukung terciptanya
komunikasi.
Menunduk/memposisikan tubuh kearah/lebih
dekat dengan lawan bicara. Hal ini
menunjukkan bahwa perawat bersiap untuk
merespon dalam komunikasi (berbicara-
mendengar).
18. Pertahankan kontak mata, sejajar, dan
natural. Dengan posisi mata sejajar
perawat menunjukkan kesediaannya
untuk mempertahankan komunikasi.
Bersikap tenang. Akan lebih terlihat bila
tidak terburu-buru saat berbicara dan
menggunakan gerakan/bahasa tubuh
yang natural.
19.
20.
21. Fase ini merupakan fase yang sulit dan
penting, karena hubungan saling percaya
sudah terbina. Perawat dan klien bersama-
sama meninjau kembali proses keperawatan
yang telah dilalui dan pencapaian tujuan.
Untuk melalui fase ini dengan sukses dan
bernilai terapeutik, perawat menggunakan
konsep kehilangan. Terminasi merupakan
akhir dari pertemuan perawat dan pasien
Seorang perawat harus memiliki keterampilan komunikasi untuk membantu klien dan yang bersifat profesional yang bertujuan untuk menyembuhkan klien.
. Dalam tahapan ini perawat menggali perasaan dan menilik dirinya dengan cara mengidentifikasi kelebihan dan kekurangannya. Pada tahap ini juga perawat mencari informasi tentang klien sebagai lawan bicaranya. Setelah hal ini dilakukan perawat merancang strategi untuk pertemuan pertama dengan klien