SlideShare a Scribd company logo
1 of 38
Analisis kebutuhan pelatihan 
Pendahuluan 
Setelah selesai membaca bab ini, anda diharapkan dapat : 
 Menyiapkan dan menyetujui rencana penelitian untuk mengidentifikasi 
kebutuhan pelatihan saat ini dan masa mendatang pada level organisasi, 
departemen atau kelompok kerja. 
 Memilih dan menggunakan seperangkat metode pengumpulan informasi 
sehingga kebutuhan pelatihan yang diidentifikasi andal, dalam batasan waktu 
dan biaya yang ditetapkan. 
 Menerapkan teknik praktiks untuk menganalisis informasi dan data untuk 
mengidentifikasi kebutuhan dan menentukan prioritas. 
 Menggunakan kerangka tersetruktur untuk mengembangkan dan membuat 
rencana garis besar untuk mendapatkan solusi pelatihan yang diusulkan. 
 Mendapatkan tanggapan formal ataupun informal melalui laporan tertulis dan 
presentasi sehingga rekomendasi yang diajukan bisa disetujui. 
Inti analisis kebutuhan 
1. Meminadi penghalang untuk mencapai sasaran 
2. Mengidentifikasi gejal a(symptom) 
3. Mengumpulkan bukti 
4. Menganalisis penyebab kegagalan kinerja sumber daya manusia 
5. Menyepakati kebutuhan pelatihan dengan manajemen operasional 
Pendekatan sistematis pelatihan 
Untuk meletakkan proses identifikasi kebutuhan pelatihan pada konteks yang 
lebih luas, pertama-tama kita akan menggali model pendekatan sistematis 
pelatihan. Pendekatan ini sudah lama digunakan untuk menghasilkan pelatihan 
bermutu tinggi. 
Mengenali faktor pendorong perubahan 
 Faktor ini selalu ada dan berdampak pada pelatihan 
 Faktor pendorong tersebut mencakup perubahan pada staf dan kinerjanya, 
metode dan teknologi baru, perubahan sistem dan prosedur, pengembangan 
organisasi. 
 Orang tidak menyukai perubahan dan dampaknya. Pelatihan memiliki peran 
untuk membantu orang menghadapi perubahan tersebut dan mengurangi 
dampak negatif yang ditakutkan. 
 Tanpa pelatihan, akan gagal membuahkan hasil yang diinginkan. 
Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan 
 Kebutuhan pelatihan apa yang terkait dengan perubahan yang berhasil ? 
 Apakah kebutuhan pelatihan dikaitkan dengan kebutuhan karyawan dan 
organisasinya ? 
Menganalisis fungsi pekerjaan 
 Kompetensi apa yang diperlukan seseorang untuk melaksanakan pekerjaan ini 
 Standar kinerja apa yang menunjukkan keberhasilan ?
 Kelompok orang mana yang terlibat ? 
 Bagaimana kesesuaian orang ini dan pekerjaannya dengan konteks organisasi 
 Apakah semua orang tersebut memiliki kebutuhan pelatihan yang sama ? 
Menetapkan sasaran pelatihan 
 Tulisan dengan jelas sasaran pelatihan bagi masing-masing kelompok peserta 
pelatihan. 
 Apa yang perlu mereka lakukan, dan untuk memenuhi standar apa ? 
Menyeleksi peserta pelatihan 
 Kaji kembali kelompok yang mungkin bisa dijadikan peserta pelatihan 
 Identifikasi karakteristik yang mungkin berdampak pada pilihan metode 
 Jika proses pembelajaran dalam pelatihan yang akan dilakukan memerlukan 
persyaratan tertentu ,buat prosedur nominasi/seleksi. 
Mendesain pelatihan 
 Identifikasi isi 
 Pengetahuan dan kemampuan apa yang harus dimiliki untuk mendapatkan 
kompetensi dalam pekerjaan 
 Petakan proses pembelajaran yang seimbang dan efektif. 
 Susun informasi dalam struktur dan urutan yang logis. 
 Metode dan media apa yang tersedia untuk mendengung pembelajaran yang 
diperlukan oleh peserta pelatihan ? 
 Kapan dan dimana proses pembelajaran harus dilakukan ? 
 Siapa yang akan membantu peserta pelatihan dalam belajar ? 
Memfasilitasi pelatihan 
 Menyelenggarakan acara pelatihan 
 Mengembangkan peserta pelatihan sampai ke tingkat keterampilan yang 
dipersyaratkan 
 Memberi dorongan dan umpan balik kepada peserta pelatihan 
Mengukur hasil 
 Apakah acara pembelajaran telah memenuhi sasaran yang ditetapkan? 
 Apakah peserta pelatihan telah menerapkan hasil pembelajarannya di tempat 
kerja? 
 Apakah saat ini peserta pelatihan telah memenuhi persyaratan untuk 
pekerjaannya? 
 Apakah peserta pelatihan diberi dukungan yang memadai untuk menerapkan 
hasil pembelajarannya di tempat kerja> 
 Apakah peserta pelatihan telah dinilai dan bisa dikategorikan kompeten dalam 
pekerjaannya ? 
 Identifikasi kelemahan yang terkait – lakukan modifikasi dan perbaiki 
Butir kegiatan : renungkan pertanyaan-pertanyaan berikut ini 
 Apakah anda paham betul semua tahapan yang dijelaskan di atas ? 
 Apakah anda kompeten untuk melaksanakan masing-masing tahapan tersebut?
 Pada bidang mana anda perlu mendapatkan nasehat / atau pengembangan 
lebih jauh? 
Penilaian kebutuhan pelatihan 
 Dilaksanakan berdasarkan pernyataan sasaran organisasi atau departemen 
yang realistis 
 Dimulai dengan efektivitas dalam bidang pekerjaan utama organisasi 
 Mencakup semua level personel 
 Mengidentifikasi sasaran yang tidak terpenuhi atau beresiko tidak terpenuhi 
 Mengidentifikasi kesenjangan kompetensi (pengetahuan, keterampilan atau 
pengetahuan) yang menghalangi pencapaian sasaran bisnis. 
Apa saja yang harus dicakup dalam analisis kebutuhan pelatihan 
 Proses mengidentifikasi kebutuhan pelatihan bisa sangat menyulitkan jika 
anda bergerak terlalu jauh atau terlalu mendalam. Kita harus memiliki 
pemikiran yang jelas mengenai yang dilakukan dan juga harus bisa 
menjelaskan kepada orang lain yang mungkin memiliki harapan berbeda 
dengan hasil pelatihan yang ditetapkan. 
Penjelasan matriks 
 Kebutuhan organisasi 
Kelemahan umum apa yang dimiliki keseluruhan atau bagian dari organisasi 
yang mempengaruhi pencapaian sasaran organisasi ? 
 Kebutuhan pekerjaan 
Pengetahuan, keterampilan, dan sikap apa yang dibutuhkan untuk 
menjalankan peran dalam pekerjaan ini ? 
 Kebutuhan Individu 
Kinerja dalam pekerjaan. Tuntutan kinerja ini bukan hanya kinerja yang 
segera dibutuhkan, melainkan juga mencakup tanggung jawab baru atau 
perubahan tanggung jawab. (tuntutan kinerja biasanya diidentifikasi melalui 
penilaian karya atau sistem penilaian) 
 Kebutuhan residual 
Kebutuhan yang telah ada beberapa waktu (misalnya karena pada waktu yang 
lalu terjadi perubahan sistem, namun tidak ada atau hanya sedikit pelatihan). 
Kekurangan keterampilan apa yang tidak dikenali atau kurang dikembangkan. 
 Kebutuhan masa depan 
Pengetahuan, keterampilan, sikap untuk tugas dan sasaran baru atau yang 
sudah ada. 
 Keterampilan khusus yang dibutuhkan untuk mengimplementasi perubahan ; 
keterampilan manajemen perubahan 
 Keterampilan yang mungkin diperlukan jika perubahan yang diinginkan 
terjadi 
Butir kegiatan 
Putar kembali ingatan anda pada karier anda di masa lalu (baik pada perusahaan 
saat ini maupun pada perusahaan sebelumnya). Apakah anda bisa
mengidentifikasi contoh dari semua jenis dalam matriks berdasarkan pengalaman 
masa lampau anda ? 
Berikut ini pemancing ingatan untuk membantu anda mengidentifikasi atau 
mengingat kembali kebutuhan pelatihan berdasarkan masing-masing katergori di 
atas : 
Kebutuhan keterampilan teknis 
Keterampilan yang dibutuhkan untuk mengoperasikan peralatan, mengikuti 
prosedur yang kompleks atau menggunakan p erangkat lunak komputer untuk 
menjalankan tugas lama atau tugas baru. 
Kebutuhan perubahan budaya 
Falsafah atau gaya kepemimpinan yang baru. Teknik dan keterampilan 
peningkatan berkelanjutan, sikap dan perilaku untuk peningkatan mutu, kesadaran 
pentingnya pelanggan internal dan sebagainya. 
Keterampilan lunak (Soft Skill) 
Keterampilan lunak diantaranya adalah membina anak buah untuk manajer atau 
supervisor, keterampilan wawancara penilaian karya, kerjasama dalam tim, 
presentasi penjualan dan keterampilan menangani keberatan. 
Keterampilan pelatihan 
Keterampilan pelatih diantaranya adalah keterampilan untuk menjadi pelatih di 
tempat kerja sebagai teknisi atau pegawai kantor. Memperbaharui keterampilan 
pelatih yang telah berpengalaman dengan keterampilan tingkat lanjutan untuk 
pembelajar dewasa. 
Memulai proses- cara mengidentifikasi kebutuhan pelatihan 
Butir kegiatan 
Gunakan daftar periksa berikut ini untuk mengidentifikasi kebutuhan pelatihan 
anda. Apakah organisasi anda mengidap gejala seperti ini ? 
Daftar periksa 50 gejala masalah organisasi 
1. Keluhan pelanggan 
2. Penundaan karena kekeliruan dan kesalahan 
3. Terlalu banyak waktu untuk menyelesaikan suatu pekerjaan atau bagia 
pekerjaan 
4. Hasil yang rendah 
5. Terlalu banyak ketidakhadiran atau keterlambatan 
6. Terlalu banyak karyawan yang ingin cuti 
7. Angka keluar masuk (turnover) karyawan yang tinggi 
8. Frekuensi kecelakaan yang tinggi 
9. Biaya pemeliharaan yang tinggi 
10. Penyempitan (bottleneck) pada alur produksi 
11. Pekerjaan kertas (paperwork) dan prosedur yang lamban 
12. Kekeliruan karena instruksi yang tidak jelas 
13. Komunikasi secara umum yang buruk 
14. Pengabdian terhadap peraturan keselamatan
15. Kegagalan menggunakan peralatan keselamatan 
16. Mengabaikan luka-luka kecil 
17. Tempat kerja yang jorok 
18. Pengabaian terhadap peraturan perusahaan 
19. Informasi yang tidak memadai mengenai organisasi dan kebijakan perusahaan 
20. Penggunaan alat di tempat kerja yang berlebihan 
21. Kesulitan menguasai peralatan baru 
22. Kemajuan yang lamban untuk mencapai standar kualitas dan kuantitas untuk 
karyawan baru 
23. Tidak adanya fleksibilitas di tempat kerja 
24. Terlalu banyak sisa dan buangan atau pekerjaan yang harus dilakukan ulang 
25. Spesifikasi tidak diikuti 
26. Pemanfaatan mesin dan peralatan secara buruk 
27. Terlalu banyak perselisihan 
28. Masalah perekrutan 
29. Karyawan tidak berminat pada pekerjaannya 
30. Kekeliruan karena pengukuran yang ceroboh 
31. Standar kualitas tidak terpenuhi 
32. Gagal untuk mewujudkan pentingnya pekerjaan sampingan 
33. Pengelolaan teritori yang buruk 
34. Kepemimpinan yang tidak memadai 
35. Kesulitan keuangan 
36. Peran individu yang tidak jelas 
37. Delegasi yang tidak efektif 
38. Komitmen manajemen senior yang lemah 
39. Politik internal 
40. Gagal memenuhi persyaratan legal 
41. Sasaran operasional yang objektif 
42. Manajemen krisis 
43. Terlalu banyak pekerjaan kertas (paperwork) 
44. Semangat kerja karyawan yang rendah 
45. Sistem yang ketinggalan zaman 
46. Penentangan terhadap perubahan 
47. Perencanaan perusahaan lebih berorientasi pada pekerjaan ketimbang orang 
48. Perselisihan industrial, misalnya masalah peraturan kerja 
49. Pengguna terus-menerus mengubah spesifikasi selama pelaksanaan proyek 
50. Pengaruh politik berdampak terlalu tinggi pada seleksi peserta pelatihan dan 
pengendalian anggaran 
Butir kegiatan 
Gunakan 20 pertanyaan berikut ini untuk mengidentifikasi apakah organisasi anda 
memiliki kebutuhan pelatihan.
Daftar periksa kebutuhan pelatihan 
1. Apakah bisnis anda meningkat atau menurun ? 
2. Apakah bisnis anda berjalan begitu saja seperti air mengalir dari hari ke hari 
tanpa ada rencana yang jelas untuk beberapa tahun mendatang ? 
3. Apakah anda merencanakan untuk melakukan ekspansi bisnis ? 
4. Apakah anda harus mendapatkan bagian pasar yang lebih besar ? 
5. Apakah anda kehilangan bisnis karena direbut pesaing ? 
6. Apakah dalam organisasi anda terdapat perubahan struktur yang 
mengakibatkan perubahan uraian pekerjaan ? 
7. Apakah tim penjualan anda gagal meningkatkan penjualan dan bertindak 
sebagai penerima order ketimbang sebagai penjual ? 
8. Apakah anda ingin mengubah lebih banyak permintaan informasi menjadi 
pesanan ? 
9. Apakah sikap dan kinerja beberapa karyawan anda membuat anda prihatin ? 
10. Apakah keluhan dari pelanggan terlalu tinggi ? 
11. Apakah angka keluar masuk (turnover), ketidakhadiran, atau sakit karyawan 
anda tinggi ? 
12. Apakah beberapa orang yang anda rekrut saat ini kesulitan untuk 
menunjukkan potensi yang dimilikinya ? 
13. Apakah orang yang anda promosikan harus bersusah payah untuk mencapai 
kompetensi yang dibutuhkan pada tingkatan yang lebih tinggi ? 
14. Apakah tidak terdapat arah dan pengendalian perencanaan oleh manajemen ? 
15. Apakah terdapat masalah komunikasi antara orang kunci dan departemen 
kunci ? 
16. Apakah anda memiliki cukup cadangan jika salah satu staf utama anda pergi 
atau sakit dalam jangka waktu lama ? 
17. Apakah anda merasa terjebak dari krisis yang satu ke krisis yang lain, terus 
dan terus lagi ? 
18. Apakah staf anda sering mengeluh mengenai tidak memadainya waktu untuk 
melaksanakan pekerjaan mereka ? 
19. Apakah anda kehilangan begitu banyak orang hebat (high, fliens) yang pindah 
ke organisasi lain ? 
20. Apakah anda memiliki begitu banyak buangan atau kerusakan ? 
Jika anda memberi jawaban “ya” pada lima atau lebih dari pertanyaan tersebut, 
kemungkinan organisasi anda membutuhkan pelatihan untuk memecahkan 
masalah tersebut. 
Model tindakan 
Mengidentifikasi proses pelatihan selalu menjadi proyek yang penting untuk 
dilakukan. Proses ini harus membuahkan hasil dari keberhasilannya harus bisa 
diukur. Berikut ini model untuk melakukan perencanaan dan pengendalian. 
Dengan menerapkan model ini bisa memastikan bahwa semua tahapan utama
dilakukan. Pada bagian ini, kami akan memperkenalkan model tersebut dan 
membahasnya lebih rinci pada bagian berikutnya. 
Model enam langkah untuk mengidentifikasi kebutuhan pelatihan 
1. Organisasi dan rencanakan 
 Identifikasi lingkup studi identifikasi kebutuhan pelatihan 
 Tentukan prioritas, tahapan utama, dan kriteria keberhasilan dalam 
dokumen kerangka acuan anda. 
 Buat rencana proyek penelitian analisis kebutuhan pelatihan dan persiapan 
untuk melakukan perubahan penyesuaian. 
 Dapatkan kesepakatan mengenai harapan terhadap proyek tersebut. 
 Buat daftar tindakan yang harus dilakukan dan berapa lama untuk 
melakukannya berikut dengan perkembangan setiap tahapan utama. 
2. Kumpulkan informasi 
 Lakukan pengumpulan untuk mengidentifikasi kebutuhan pelatihan 
menggunakan berbagai metode. 
 Identifikasi gejala dan penyebab masalah melalui survei terstruktur. 
 Dapatkan komitmen dari manajer operasional dan lini. 
 Dorong dan kembangkan kerjasama dan kepercayaan. 
 Dapatkan dukungan dan komitmen dengan melibatkan secara aktif 
manajer lini. 
3. Tentukan masalah dan prioritasnya 
 Buat daftar masalah, kategorisasi, dan tentukan prioritasnya. 
 Olah dan analisis data untuk mengidentifikasi isu. 
 Tentukan prioritas isu berdasarkan tingkat signifkansi, dampak, dan 
urutannya. 
 Tentukan metode untuk menentukan prioritas. 
 Instruksikan atau dorong manajer yang terkait untuk membuat pilihan 
prioritas. 
 Tetap fleksibel untuk meninjau kemajuan dengan manajer senor sesuai 
kebutuhan. 
 Tentukan kebutuhan pelatihan, baik dari segi kebutuhan bisnis maupun 
kebutuhan karyawan sebagai individu. 
4. Kembangkan garis besar solusi 
 Dorong untuk mendapatkan masukan kreatif dari tim pelatihan. 
 Pertimbangkan kendala-kendala operasional 
 Buat komitmen untuk membuat kerangka sederhana dalam membuat 
solusi di atas kertas 
 Perkenalkan solusi di atas kertas tersebut sebagai dokumen untuk diskusi 
informal. 
 Diskusikan dengan manajer operasional/lini dan ubah, sesuaikan atau tulis 
kembali dokumen tersebut.
5. Tinjau kembali dan diskusikan dengan manajer senior terkait 
 Finalisasi isu umum 
 Konfirmasikan kesepakatan mengenai prioritas 
 Pastikan bahwa manajer yang terkena dampak oleh kebutuhan prioritas 
yang rendah diberi informasi 
 Pastikan bahwa tindakan manajemen yang terkait terhubungkan satu sama 
lain untuk bisa melakukan implementasi yang terkoordinasi. 
 Perhatikan sampai ke hal-hal yang rinci. 
6. Serahkan laporan final kepada manajer senor yang bertanggung jawab pada 
analisis kebutuhan pelatihan. Dokumen penting ini harus diterima oleh 
semua. Oleh karena itu : 
 Pastikan tidak ada bahan baru yang dimasukkan tanpa dilihat terlebih 
dahulu oleh orang yang memiliki kebutuhan pelatihan 
 Tidak ada manajaer yang terkejut oleh segala hal yang berdampak pada 
dirinya secara langsung 
 Laporan tersebut harus secara jelas mengidentifikasi fungsi pelatihan 
untuk membantu orang dalam organisasi dalam mencapai tujuan bisnis 
yang telah ditentukan 
 Laporan final harus menjadi kontrak antara bagian pelatihan dan 
organisasi. 
Butir kegiatan 
Pertimbangkan masing-masing enam langkah berikut : 
 Apakah menurut anda mudah untuk menjalankan keenam langkah tersebut ? 
 Apakah anda terbantu dalam melakukan proseds analisis kebutuhan pelatihan 
dengan mengikuti model enam langkah tersebut ? 
Mengorganisasikan dan merencanakan penelitian kebutuhan pelatihan 
Ada tiga aspek utama yag perlu dipertimbangkan sebelum anda mulai kegiatan. 
Ketiga aspek tersebut adalah : 
1. Kerangka acuan 
2. Sumber daya yang tersedia 
3. Dokumentasi pelatihan saat ini 
1. Membuat kerangka acuan 
Sebelum diskusi pendahuluan dengan klien, harus ditetapkan terlebih dahulu 
butir-butir berikut ini : 
Latar belakang 
Latar belakang berfungsi untuk memberi tahu pihak yang belum tahu 
mengenai alasan dilaksanakannya proyek analisis kebutuhan pelatihan. 
Maksud proyek kebutuhan pelatihan 
Ini merupakan tujuan atau maksud dari pelaksanaan proyek yang disepakati 
antara klien atau sponsor dengan manajer proyek.
Klien 
Orang atau posisi dalam organisasi yang akan menerima hasil proyek. 
Tim proyek 
Nama manajer dan anggota tim proyek. Untuk proyek pada organisasi yang 
besar atau untuk klien eksternal, latar belakang dan kualifikasi manajer dan 
anggota tim juga perlu dicantumkan. 
Lingup 
Menentukan cakupan bidang proyek kebutuhan pelatihan dan menetapkan 
hasilnya. Lingkup juga menetapkan wewenang dan batasan yang diberikan 
kepada manajer proyek. 
Anggaran 
Jumlah uang yang dialokasikan untuk proyek dan batasan mengenai besarnya 
uang yang bisa dibelanjakan. Anggaran juga bisa menetapkan besarnya uang 
yang bisa dibelanjakan oleh penanngung jawab tanpa minta persetujuan 
atasan. 
Konsultasi 
Orang atau organisasi yang harus atau sebaliknya dijadikan konsultan oleh 
manajer proyek untuk mendapatkan informasi atau jasanya. Untuk 
berkonsultasi dengan orang atau organisasi yang tidak tercantum dalam term 
of reference, manajer proyek harus meminta izin dari manajer penanggung 
jawab. 
Metodologi 
Metodologi akan digunakan oleh manajer untuk melaksanakan proyek 
kebutuhan pelatihan. Metodologi ini bisa mencakup deskripsi aktivitas dan 
sumber daya utama. Kerincian metode ini akan berlangsung pada besar dan 
lingkup proyek. 
Skala waktu 
Perencanaan proyek yang menunjukkan kapan berbagai aktivitas akan 
diselesaikan dan kapan masing-masing tahapan utama akan dicapai. Seperti 
metodologi, kerincian skala waktu ini akan bergantung pada besar dan lingkup 
proyek. 
Manajemen 
Bagian ini berisi struktur manajemen proyek kebutuhan pelatihan. Bagian ini 
bukan hanya menampilkan struktur organisasi tim proyek, melainkan juga 
kelompok pengarauh (steering group) atau panitia kerja yang dibentuk untuk 
proyek tersebut. Orang dalam organisasi yang memiliki tanggung jawab 
manajerial untuk proyek tersebut juga harus disertakan. 
Pelaporan 
Frekuensi dan metode pelaporan kemajuan proyek. Bagian ini bukan hanya 
mencakup laporan tertulis, melainkan juga mencakup rapat dan presentasi. 
Butir kegiatan
Pada saat menyusun kerangka acuan, tanyakan kepada diri sendiri (dan klien 
utama) pertanyaan berikut ini : 
Prioritas 
 Apa yang menjadi perhatian utama manajemen senior ? 
 Apakah kebutuhan pelatihan ini akan memfokuskan pada pencapaian 
peningkatan dalam tujuan utama organisasi ? 
 Apakah mungkin kebutuhan yang berhasil diidentifikasi menyebabkan 
manajemen mengubah prioritasnya ? 
Fokus 
 Apakah studi ini akan mencakup kemampuan organisasi untuk mencapai 
keseluruhan misi dan sasaran bisnis utamanya ? 
 Apakah sebaiknya studi ini dikonsentrasikan pada prioritas utama saja ? 
 Kapan studi ini harus diselesaikan ? 
 Apakah ada tahapan penting yang harus dipenuhi selama pelaksanaan proyek? 
Lingkup 
 Apakah studi ini akan mencakup sebagian atau seluruh departemen ? 
 Apakah studi ini akan mencakup kebutuhan pelatihan pada departemen terkait 
atau hanya departemen yang telah ditentukan ? 
Kemendalaman 
Apakah studi ini akan mencakup : 
 Isu organissional, seperti budaya, mutu, kepekaan terhadap pelanggan, kerja 
sama tim, kompetensi, dan proses peningkatan berkelanjutan ? 
 Kebutuhan pekerjaan yang kemungkinan mensyaratkan analisis untuk 
mengidentifikasi pengetahuan, keterampilan atau sikap yang diperlukan pada 
pekerjaan tersebut. 
 Kebutuhan individu yang memerlukan informasi dari assessment center, 
manajemen kinerja dan laporan penilaian karya dan atau sistem 
pengembangan karier ? 
Keluasan 
Apakah studi ini akan mencakup kebutuhan residual, saat ini, dan masa 
mendatang ? 
Peserta 
Apakah peserta secara pribadi perlu diajak berkonsultasi dan diwawancarai 
selama studi ? 
2. Sumber daya apa yang tersedia ? 
Ada kecenderungan kita mengabaikan besarnya sumber daya yang kita perlukan 
untuk menyelesaikan analisis kebutuhan pelatihan. Namun, terbatasnya sumber 
daya kemungkinan akan memaksa anda untuk memikirkan kembali lingkupstudi 
yang akan anda lakukan. 
Kebutuhan waktu 
Beberapa banyak waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan semua aktivitas 
dalam hal ini?
Anggaran 
Berapa besar dana yang tersedia ? (anggaran ini harus mencakup biaya untuk 
konsultan, serta pengeluaran perjalanan dan publikasi) 
Apakah akan menghitung waktu yang digunakan oleh semua peserta tim sebagai 
biaya ? 
Personel 
 Apakah anda memiliki ahli dari dalam perusahaan yang diperlukan ? 
 Apakah anda membutuhkan dukungan ahli atau tenaga dari luar perusahaan? 
 Apakah ahli dari luar perusahaan memiliki kredibilitas yang lebih baik ? 
 Pendukung administrasi apa yang diperlukan / tersedia ? 
3. Pengkajian dokumen pelatihan saat ini 
Dokumen pelatihan yang ada saat ini mungkin bisa membantu studi anda. 
Mungkin diantara dokumen tersebut bisa diperbaharui sebagai bagian dari analisis 
anda : 
Kebijakan pelatihan 
Kebijakan pelatihan saat ini perlu ditinjau dan dipertimbangkan 
Rencana dan anggaran pelatihan 
Sistem pelatihan yang ada saat ini perlu dianalisis. 
Laporan analisis kebutuhan pelatihan sebelumnya 
 Laporan ini memberi gambaran mengenai kebutuhan residual 
 Apakah semua kebutuhan pelatihan sudah dilaksanakan programnya ? 
 Jika belum, mengapa ? 
Dokumentasi organisasi. Apakah semua relevan dan mutakhir ? 
Contohnya mencakup : 
 Kerangka kompetensi 
 Uraian pekerjaan 
 Profil peran 
 Spesifikasi orang 
 Laporan penilaian karya 
 Peramalan tenaga kerja dan sebagainya 
Rancangan dan implementasi survei 
Secara teori, kita bisa membereskan semua persoalan. Namun, dalam praktik, 
meneliti kinerja bisnis semua departemen dan semua anggota tim sangatlah tidak 
praktis. Faktor yang harus dipertimbangkan ketika menentukan ukuran survei kita 
adalah : 
 Ukuran organisasi 
 Jumlah departemen, bagian, dan tim 
 Luasnya bidang dan sasaran bisnis 
 Sumber daya yang tersedia untuk survei 
 Tingkat gangguan yang bisa dirterima organisasi 
 Keragaman dan kekuatan faktor perubahan yang berdampak pada organisasi
Ada dua fase utama yang menonjol : 
1. Persiapan dan analisis 
2. Pengumpulan informasi 
Butir kegiatan 
Seberapa pahamkah anda dengan langkah-langkah dalam fase berikut ini ? ke 
manakah anda akan mencari bantuan, informasi atau saran tambahan ? 
1. Persiapan dan analisis 
 Kerangka acuan 
 Studi data standar 
 Menyeleksi bidang kunci/utama untuk diteliti lebih lanjut 
 Merancang instrument wawancara 
 Memvalidasi rancangan suveri 
 Menentukan fokus bidang kunci/utama 
 Penangkapan dan analisis gejala 
 Identifikasi kebutuhan pelatihan 
2. Pengumpulan informasi 
 Kajian awal bersama personel kunci 
 Melaksanakan wawancara terstruktur 
 Melaksanakan konferensi kelompok kecil 
 Melaksanakan wawancara telepon 
 Alat investigasi tambahan 
Memilih antara wawancara bebas dengan wawancara terstruktur 
Wawancara bebas biasanya : 
 Orang yang diwawancarai dan pewawancara bisa saling mengendalikan 
jalannya wawancara 
 Wawancara biasanya meliputi cakupan topik yang luas 
 Jalannya wawancara tidak teratur dan runtut 
 Sulit untuk mengikat atau mencatat jalannya dan isi wawancara 
 Hampir tidak mungkin untuk melakukan pengecekan silang informasi 
Wawancara terstruktur biasanya : 
 Pewawancara menggiring yang diwawancarai mengikuti agenda yang telah 
ditetapkan sebelumnya 
 Penyampaian pertanyaan teratur dan berurut 
 Bentuk catatan telah ditetapkan sebelumnha 
 Perujukan silang dan analisis lebih mudah dilakukan 
 Topik tambahan bisa dicakup pada bagian lain yang telah disediakan 
Biasanya, wawancara terstruktur menjadi alat survey yang paling efektif dan 
ekonomis. Dibandingkan alat lain, wawancara tersturktur lebih kredibel. Setelah 
melakukan pekerjaan awal (misalnya dengan membaca),anda sudah bisa 
menentukan isu di sekitar bidang utama yang perlu diteliti. Cara ini 
memungkinkan anda untuk merancang performa yang berfungsi sebagai 
instrument untuk menyusun kuesioner wawancara. Akan sangat bermanfaat
apabila anda menguji terlebih dahulu daftar pertanyaan wawancara kepada orang 
tertentu. Uji coba semacam ini memungkinkan anda untuk menghilangkan beragai 
kesulitan serta meluruskan pertanyaan yang membingungkan sebelum melakukan 
wawancara sebenarnya. 
Sulit untuk menjawab berapa banyak wawancara yang harus dilakukan. Jika 
jumlah wawancara terlalu sedikit, bisa terjadi bias sampel. Apabila terlalu banyak, 
proyek ini akan memakan banyak waktu atapun biaya. 
Apabila tidak tersedia cukup banyak waktu untuk wawancara tatap muka satu per 
satu, bisa sajak sekelompok pekerja yang memiliki peran sejenis dikumpulkan. 
Mereka diberi penjelasan dan diminta untuk mengisi kuesioner yang telah 
disediakan. Apabila ada yang tidak jelas bisa mengajukan pertanyaan di tempat. 
Metode ini kita sebut sebagai konferensi kelompok kecil. Wawancara telepon, 
konferensi video, kelompok diskusi e-mail merupakan cara pengumpulan 
informasi lain yang ekonomis. 
Seperti apakah tampilan bahan wawancara terstruktur ? 
Butir kegiatan 
Perhatikan contoh sederhana yang kami sajikan di bawah ini. Anda bisa 
mengubahnya sesuai kebutuhan organisasi anda. 
Bentuk wawancara tersturktur 
Pertanyaan pembuka mencakup : 
 Nama manajer / anggota tim 
 Nama jabatan 
 Level/pangkat 
 Nama pewawancara 
 Tanggal wawancara 
Sasaran 
Sasaran dari survei ini adalah : 
 Menyepakati bahwa perubahan dalam lingkungan bisnis telah berdampak pada 
pekerjaan manajer dan staf dalam masing-masing fungsi 
 Menetukan rencana masa depan dan sasaran yang mempengaruhi manajer dan 
timnya 
 Menggali dampak perubahan saat ini dan maa mendatang 
 Menilai tuntutan metode kerja, keterampilan, pengetahuan, dan perilaku yang 
baru 
 Menetapkan prioritas, baik untuk saat ini maupun masa mendatang 
Harap diperhatikan : 
 Maksud dan survei adalah menentukan tuntutan bisnis, bukan untuk meninjau 
laporan pelatihan terdahulu atau saat ini 
 Tinjauan terhadap pelatihan saat ini dibatasi hanya untuk menetapkan 
perubahan kebutuhan dari peserta program pelatihan saat ini untuk 
menyesuaikan dengan tuntutan ke depan.
Contoh A 
1. Apa fungsi utama departemen anda ? 
2a. apa tujuan dan sasaran departemen anda ? 
 Bagaimana defenisi sasaran tersebut dan seberapa jelas definisinya ? 
 Siapa yang menetapkannya ? 
 Seberapa realistis rencana dan target tersebut ? 
 Mana yang menjadi prioritas ? 
 Bagaimana prioritas tersebut disusun ? 
2.b kebutuhan apa yang bisa anda identifikasi yang muncul dari pertimbangan 
tersebut ? 
3a. bagaimana kegiatan departemen diimplementasikan ? 
 Seberapa jelas peran masing-masing individu dalam departemen ? 
 Seberapa jelas pendefinisian pekerjaan yang ada ? 
 Bagaimana standar kinerja ditetapkan ? 
 Bagaimana dengan ukuran kinerjanya ? 
 Apakah semua pekerjaan dalam departemen menarik ? 
 Apakah dilakukan rotasi pekerjaan ? 
 Apa yang menghalangi efisiensi operasi dalam departemen anda ? 
3b. kebutuhan apa yang bisa anda identifikasi yang muncul dari pertimbangan 
tersebut ? 
4a. bagaimana anda mempertahankan pengendalian yang efektif atas departemen 
anda ? 
 Bagaimana anda mengumpulkan informasi ? 
 Bagaimana informasi tersebut disajian kepada anda ? 
 Bagaimana anda menyebarkan informasi tersebut ? 
 Pembuatan keputusan anda didasarkan pada apa ? 
 Seberapa intensif anda mendiskusikan keputusan dengan staf anda ? 
 Seberapa jauh staf anda terlibat dalam pembuatan keputusan departemen ? 
 Pada level mana anda mendelegasikan pembuatan keputusan ? 
4b. bagaimana anda memelihara hubungan antar departemen ? 
 Dengan departemen mana anda memiliki hubungan paling erat ? 
 Apakah mereka memberi pelayanan yang memuaskan ? 
 Apakah anda mendapat keluhan dari departemen lain ? 
4c. kebutuhan apa yang bisa anda identifikasi dari pertimbangan diatas? 
5a. kontak apa yang telah anda miliki atau akan anda miliki dengan departemen 
atau organisasi lain ? 
 Kontak dalam perusahaan ? 
 Kontak dengan organisasi lain ? 
 Kontak yang diinginkan ? 
5b. kebutuhan apa yang bisa anda identifikasi dari pertimbangan tersebut ? 
6a. bagaimana departemen anda akan dipengaruhi oleh perubahan dari bidang 
berikut pada dua belas bulan mendatang ?
 Teknologi baru 
 Peralatan baru 
 Produk / jasa 
 Prosedur 
 Peraturan 
 Pergantian karyawan 
 Perekrutan 
 Perubahan pada departemen lain 
 Perubahan-perubahan lain (tolong sebutkan) 
6b. bagaimana anda menghadapi perubahan tersebut dalam dua belas bulan 
mendatang ? 
 Apakah anda memiliki perencanaan tenaga kerja ? 
 Siapa yang melakukan apa, saat ini ? 
 Siapa yang kompeten untuk menanangai pekerjaan tertentu dalam keadaan 
darurat ? 
 Pengetahuan/keterampilan apa yang perlu dikuasai oleh karyawan 
/keterampilan apa yang perlu dikuasai oleh karyawan anda untuk menghadapi 
perubahan pada dua belas bulan mendatang ? 
6c. perubahan apa yang telah anda hadapi dan atasi secara efektif dalam dua belas 
bulan terakhir ? 
6d. kebutuhan apa yang berhasil anda diskusikan untuk menentukan pelatihan 
yang mungkin bisa membantu kebutuhan departemen ? 
7. Bidang apa yang ingin anda diskusikan untuk menentukan pelatihan yang 
mungkin bisa membantu kebutuhan departemen ? 
8. Dari semua kebutuhan tersebut, bisakah anda menyusun prioritas ? 
Contoh B 
1. Perubahan utama apa yang telah memiliki dampak signifikan pada manaer dan 
supervisor dalam pekerjaan ? 
2. Apa rencana anda untuk bisnis/fungsi/bagian ? 
a. Untuk dua belas bulan mendatang 
b. Untuk dua hingga lima tahun mendatang ? 
3. Perubahan besar lanjutan apa dalam bisnis / operasi / lingkungan atau 
pengembangan dari perubahan saat ini yang anda antisipasi ? 
4. Bagaimana perubahan ini akan berdampak pada manajer ? 
5. Apa dampak dari perubahan baru-baru ini pada kinerja manajerial ? 
6. Apa kekuatan dan kelemahan yang telah tampak ? 
7. Di masa depan, keterampilan/pengetahuan/sikap apa yang paling penting ? 
8. Untuk posisi apa yang terutama manaernya membutuhkan pelatihan 
persiapan/pengalaman sebelumnya ? 
9. Aspek apa dalam pekerjaan manajer tersebut yang paling sulit dilakukan ? 
10. Mengapa beberapa aspek lebih sulit dibanding aspek yang lain ?
11. Tindakan apa yang akan membantu manajer mengatasi kesulitan ini dan 
memenuhi tantangan yang dihadapi ? 
12. Apakah terdapat kebutuhan pelatihan yang menjadi prioritas ? 
13. Apakah ada perubahan segera yang akan anda buat untuk manajemen ? 
14. Apakah anda membuat perubahan proses pengembangan karier untuk manajer 
15. Apakah anda memiliki komentar lain berkaitan dengan bentuk dan ketentuan 
(provisi) pelatihan manajemen dalam organisasi, baik untuk saat ini maupun 
untuk masa mendatang ? 
Contoh C 
(cocok untuk survei cepat dalam tim atau organisasi kecil) 
1. Buat ringkasan mengenai sifat pekerjaan anda 
2. Dari pekerjaan anda, aspek apa yang tampaknya paling sulit ? 
3. Mengapa aspek tersebut lebih sulit dibandingkan aspek lain ? 
4. Apa yang bisa membantu anda melakukan hal ini secara lebih efktif 
5. Berapa orang yang menjadi tanggung jawab anda langsung ? 
6. Kekuatan apa yang berhasil anda identifikasi dalam tim ? 
7. Aspek pekerjaan apa yang tampaknya menjadi sumber kesulitan staf anda ? 
8. Perubahan apa yang diperlukan oleh tim anda dalam dua tahun terakhir ? 
9. Perubahan apa yang menurut prediksi anda diperlukan oleh tim anda dalam 
dua tahun mendatang ? 
Kategorisasi informasi 
Setelah wawancara, kategorisasi informasi pada lembar kerja analisis kebutuhan 
pelatihan. 
Gejala 
Bukti yang dilandasi dengan dan rujukan silang ke data. 
Masalah 
penyebab 
 Kebutuhan pelatihan departemen dan kelompok dalam organisasi 
Dampak 
 Tuliskan dalam bentuk dampaknya pada sasaran bisnis 
 Apabila mungkin, perhitungkan biayanya 
Metode 
 Untuk setiap kebutuhan pelatihan, buat rincian rencana tindakan 
pelatihan/pengembangan 
Sasaran 
 Kompetensi apa yang oleh peserta pelatihan bisa diterapkan di tempat kerja 
dan dengan standar apa ? 
Biaya 
 Cukup perkiraan biaya kasar 
Manfaat yang diharapkan 
 Perkiraan manfaat yang bisa diperoleh organisasi 
Laporan dan analisis survei kebutuhan pelatihan
Salah satu hasil utama survei anda adalah analisis dan laporan. 
Berikut ini contoh format dasar laporan yang bisa anda gunakan : 
Pendahuluan 
 Kerangka acuan 
 Susunan laporan 
 Ucapan terima kasih 
Ikhtisar 
 Apa isi laporan / analisis 
 Apa kesimpulan 
 Apa rekomendasinya 
Isi utama 
 Referensi yang jelas 
 Sub-sub bab dengan nomor 
 Mudah digunakan dan dipahami 
Audit 
 Metode penelitian/studi 
 Bukti factual 
 Pembagian ke dalam bab, subbab,sub-subab 
Kesimpulan 
 Rujukan silang 
 Didukung oleh bukti 
 Tidak ada materi baru muncul yang tidak terikat 
Rekomendasi 
 Prioritas 
- Saat ini, berikutnya, dan masa mendatang 
 Masukan dari pelatih 
 Rencana dengan tahapan yang jelas 
 Prioritas yang realistis 
 Manfaat yang jelas untuk organisasi ataupun manajer 
Lampiran 
 Rincian data pendukung 
 Bukti 
 Materi yang tidak terkait langsung dengan pelatihan, tetapi mendukung 
Contoh laporan analisis kebutuhan pelatihan 
Butir kegiatan 
Periksa contoh laporan kami ii. Apakah ada bagian dari laporan ini yang bisa 
digabungkan dengan laporan yang anda buat ? 
1. Pendahuluan 
1.1 ikhtisar 
laporan ini menyajikan penemuan dari kajian terhadap pelatihan manajemen dan 
supervisor pada customer service division (CSD). Laporan ini merekomendasikan
perubahan dalam pengorganisasian dan pelaksanaan pelatihan dan mengajukan 
usul strategi pelatihan manajemen yang sesuai. 
1.2 Kerangka acuan 
Kerangka acuan dari kajian tersebut adalah : 
 Meneliti bagaimana agar pelatihan dapat membantu Customer Serice Division 
(CSD). Memenuhi sasaran bisnis dan mengusulkan strategi pelatihan yang 
sesuai. 
 Meneliti kebutuhan pelatihan manajemen dari staf untuk memastikan 
keberlanjutan relevansinya dengan sasaran CSD dan operasi di tahun-tahun 
mendatnag. 
 Menetapkan serangkaian metode pelatihan yang bisa digunakan dan 
menyarankan metode dan bauran metode yang efektif untuk digunakan. 
 Membuat rekomendasi mengenai struktur, sistem, sumber daya, dan isi kursus 
untuk memenuhi kebutuhan pelatihan prioritas. 
3.3 Ruang lingkup 
Ruang lingkup penelitian ini adalah seluruh tim supervisor dan manajemen CSD 
dan bagaimana fungsi departemen mereka terkena dampak oleh pelanggan dan 
departemen lain dalam organisasi. 
3.4 Metodologi 
Fokus dari penelitian ini adalah mengumpulkan informasi berikut ini : 
 Tujuan, sasaran, dan prioritas CSD serta melakukan identifikasi faktor-faktor 
tersebut yang berdampak pada kebutuhan pengembangan dan sistem 
penyelenggaraan pelatihan. 
 Pendekatan yang digunakan untuk pelatihan dan pengembangan saat ini. 
 Kompetensi yang dibutuhkan oleh staf pada kelompok pekerjaan utama. 
Riset dilaksanakan melalui serangkaian wawancara semi terstruktur dengan 32 
staf yang termasuk dalam golongan manajerial dan supervisor di tiga lokasi. 
Wawancara difokuskan pada bidang-bidang berikut ini : 
 Apa yang menjadi prioritas dari pekerjaan mereka saat ini ? 
 Bagaimana terjadinya perubahan prioritas ini ? 
 Apa arti perubahan prioritas tersebut bagi karyawan yang mengerjakannya dan 
bagaimana mereka mengerjakan prioritas-prioritas tersebut ? 
 Apa kontribusi terbaik yang diberikan oleh pelatihan pada pengembangan ini ? 
Strategi ini mulai muncul sebagai praktik terbaik (best practices) dalam 
melaksanakan pelatihan manajemen di banyak perusahaan. Strategi ini juga 
menjaga CSD tetap relevan dengan perubahan dan tren terbaru. 
2. Dasar strategi pelatihan 
Strategi ini didasarkan pada kebutuhan CSD dan para manaerjnya yang 
teridentifikasi. Dalam bagian ini akan dibahas tiga hal, yaitu tantangan manajerial 
yang dihadapi CSD, strategi untuk meyakinkan manajer bahwa pelatihan dan 
pengembangan bisa membantu memenuhi tantangan tersebut, serta tinjauan tren 
dalam pelatihan manajemen yang relevan.
2.1 tantangan manajerial 
1. status divisional. Meskipun dampak dari status divisional tetap muncul, 
menjadi sangat jelas bahwa tuntutan manajerial telah berubah dan terdapat 
tuntutan kapabilitas yang semakin besar. Status divisional juga menuntut 
keterampilan fungsional yang lebih besar pad bidang-bidang, seperti 
keuangan, manajemen kinerja, dan prosedur kepersonaliaan. 
2. Perubahan budaya. Hasil diskusi menunjukkan bahwa organisasi berubah 
dalam banyak hal, meskipun ada beberapa ahal yang tetap sama. Dalam 
organisasi kondisi transis terjadi banyak perbedaan pandangan dari karyawan 
mengenai posisi organisasi saat ini dan kearah mana yang akan dituju. Banyak 
manajer yang memandang bahwa perubahan adalah sesuatu yang harus terjadi 
dan mendorong lebih banyak perubahan. Meskipun demikian, ada pula yang 
menentang perubahan atau menerimanya secara pasif. Banyak sekali konflik 
dan stres dalam organisasi. 
3. Mutu. Peningkatan mutu program dan layanan dituntut oleh regulator 
eksternal. Pelanggan meminta akuntabilitas yang lebih besar dari masing-masing 
manajer. Manajer juga semakin dituntut untuk meningkatkan 
keterampilan dalam mengidentifikasi, mencapai, dan mempertahankan standar 
mutu. Tuntutan ini, pada gilirannya membutuhkan infrastruktur manajerial 
dengan keterampilan yang sangat baik dalam bidang penetapan sasaran, 
delegasi, dan pelaporan. 
4. Pelayanan pelanggan. Untuk meningkatkan mutu pelayaan, dituntut komitmen 
yang besar. Kepekaan terhadap kebutuhan lokal perlu ditingkatkan untuk 
memuaskan tuntutan pelanggan lokal dan regional. Manajer harus bertindak 
sebagai model peran internal ataupun eksternal dalam memenuhi standar 
perilaku. Manajer harus menyadari bahwa komitmen terhadap pelayanan 
pelanggan merupakan hasil langsung dari pelaksanaan peran manajerialnya. 
5. Integrasi. Integrasi pelayanan pelanggan dan pembentukanbiro one stop 
telephone membutuhkan pengetahuan dan pemahaman yang luas, bukan hanya 
mengenai CSD dan berbagai peran dan tanggung jawabnya, melainkan juga 
organisasi secara keseluruhan, terutama diantara manajemen junior dan 
stafnya. 
6. Motivasi. Untuk bisa mencapai perubahan vital seperti dijelaskan di atas, 
orang perlu dimotivasi. Memotivasi orang pada saat promosi memang tidak 
sesulit pada saat sebelum promosi. Pengenalan sistem imbal jasa yang 
dikaitkan dengan kinerja menuntut manajer untuk menilai dan memotivasi 
stafnya. 
7. Gaya manajemen. Salah satu unsur terpenting dalam tantangan perubahan 
adalah perubahan gaya manajemen. Untuk mencapai tujuan bisnisnya, CSD 
harus mengubah gaya manajemen melalui kertas, menjadi manajemen melalui 
orang. Perubahan ini menuntut untuk lebih menekankan pada hasil dan 
prestasi ketimbang upaya dan usaha. Gaya memimpin dari balik meja harus
disingkirkan dari birokrasi. Gaya birokratis yang perlu diubah, terutama pada 
sistem administrasi yang rumit, menghukum kegagalan, penghematan 
berkelebihan (pelit), kekakuan, dan pengendalian terpusat. Semua itu perlu 
diubah menjadi pengelolaan sumber daya, menghargai inisiatif, efektif biaya 
danmendorong fleksibilitas, serta mendorong tumbuhnya budaya ”tidak 
menyalahkan” 
2.1 Tantangan pelatihan 
Sejak tahun lalu, bagian pelatihan pusat telah berhasil meningkatkan profilnya dan 
meningkatkan komitmen dari manajemen dan staf nya untuk memanfaatkan 
pelatihan untuk memenuhi tuntutan bisnis. Oleh karena itu, harus bisa dipastikan 
bahwa kondisi ini terus berlangsung dan juga harus dipastikan bahwa pelatihan 
adalah : 
1. Diarahkan oleh tuntutan bisnis. Kebutuhan manajemen pelatihan ditentukan 
oleh tuntutan bisnis, bukan didasarkan pada pilihan individu tanpa 
pertimbangan manfaat bagi bisnis. Pelatihan manajemen harus diarahkan pada 
kebutuhan bisnis dan manajer dibantu untuk mengidentifikasi kebutuhan 
pengembangan sesuai dengan tuntutan bisnis. 
2. Berbasis tempat kerja. Saat ini ada tuntutan besar agar pelatihan bisa 
diterapkan di tempat kerja. Selain itu, kini mulai berkembang pemanfaatan 
tempat kerja untuk pelatihan. Pelatihan tidak selalu dilakukan di kelas pusat 
pelatihan, tetapi di tempat kerja melalui mentoring, coaching, pelatihan 
kelompok kecil atau pembelajaran mandiri (self-directed learning). Dengan 
perkembangan ini, manajer yang terkait memiliki tanggung jawab yang lebih 
besar dalam proses pembelajaran, serta dituntut untuk menjadi lebih tegas dan 
memiliki self-esteem yang tinggi. 
3. Umpan balik dan evaluasi. Harus dibentuk sistem yang bisa memastikan 
bahwa manajer dan peserta pelatihan mengetahui alasan mengapa mereka 
mengikuti pelatihan dan apa yang diharapkan oleh perusahaan dari hasil 
pelatihan tersebut. Mereka juga harus tahu bahwa selama dan segera setelah 
pelaksanaan pelatihan, ada proses monitoring untuk mengetahui apakah 
sasaran pelatihan tercapai. Setelah program pelatihan selesai, harus ada 
evaluasi menyeluruh untuk memastikan bahwa kebutuhan pelatihan telah 
benar-benar dipenuhi. 
4. Fokus pada bisnis. Pelatihan harus memiliki fokus khusus yang diarahkan 
pada pengembangan keterampilan dan pemahaman, bukan hanya untuk 
menambah pengetahuan. Jadwal dan metode pelatihan harus mencerminkan 
dan sejalan dengan kehidupan kerja dan harus dilakukan dalam waktu 
seefisien mungkin dalam pencapaian tujuan. 
5. Mencakup semua level. Perubahan yang dihadapi oleh CSD menuntut 
peningkatan kompetensi seluruh staf / karyawannya pada semua level. 
Manajer senior dan manajer madya harus menunjukkan komitmennya 
terhadap pelatihan dan kebutuhan yang harus dipenuhi melalui pelatihan
dengan ikut ambil bagian dalam program pelatihan dan menempatkannya 
sebagai prioritas utama dalam pekerjaannya. 
6. Konsultasi. Tim pelatihan internal harus terus aktif membantu manajer 
memenuhi tuntutan bisnis. Mereka harus menetapkan bahwa pelatihan 
bukanlah tugas atau kegiatan tambahan, melainkan bagian integral dari 
pelaksanaan bisnis sehari-hari. 
7. Efektif-biaya. Para manajer harus terus disadarkan bahwa pelatihan lebih 
merupakan investasi, bukan biaya. Pelatihan merupakan investasi untuk 
memenuhi tuntutan bisnis dan individu. Oleh karena itu, harus dibuat sistem 
agar pelatihan bisa memberikanrertrun on their investment. 
2.3 praktek terbaik dalam manajemen pelatihan 
Strategi pelatihan CSD perlu mempertimbangkan tren pelatihan yang berkembang 
di perusahaan saat ini. Berikut ini contoh praktik yang relevan untuk CSD. 
1. Tuntutan bisnis. Pemikiran bahwa pelatihan merupakan salah satu senjata bagi 
manajer untuk memenuhi tuntutan bisnis kini sudah cukup luas diterima. 
Perusahaan A mensyaratkan direkturnya untuk mensponsori prakarsa 
pelatihan dengan menetapkan tuntutan bisnis, tuntutan kinerja, dan 
konsekuensinya terhadap pelatihan. 
2. Tuntutan pekerjaan. Organisasi B memperkenalkan pendekatan berbasis 
kompetensi manajerial untuk memfokuskan kegiatan pelatihannya pada 
peningkatan mutu pekerjaan. 
3. Kebutuhan individu. Organisasi C mengidentifikasi kebutuhan pelatihan 
individu menggunakan pendekatan assessment center / development 
center.semua manajer, termasuk manajer senior, mengikuti assessment, 
dimana kebutuhan saat ini ataupun masa mendatang dinilai berdasarkan 
seperangkat kriteria standar. 
4. Learning resource center. Organisasi D menjalankan skema dimana karyawan 
memiliki akses ke buku-buku, audio, dan video di perpustakaan. Organisasi 
ini juga memilii program computer based training (CBT) untuk memberi 
peluang bagi pembelajaran mandiri (self-directed-learning). Saat ini semakin 
banyak perusahaan yang memberi akses bagi para karyawannya pada learning 
resources center (LRC) melalui e-mail, internet, atau intranet. 
5. Evaluasi pelatihan. Organisasi E menggunakan serangkaian rasio bisnis untuk 
mengevaluasi efektivitas program pelatihannya. 
6. Pelatihan terdesentralisasi. Perusahaan F memiliki seorang manajer pelatihan 
yang bertanggung jawab untuk menyampaikan kebijakan pelatihan dan 
pengembangan yang baru kepada manajer pada masing-masing divisi yang 
bertanggung jawab melaksanakan program pelatihan berbasis program inti 
dari pusat. 
7. Investasi dalam pelatihan. Banyak organisasi menunjukkan komitmennya 
pada pelatihan dengan menetapkan indikator kinerja dalam bidang pelatihan 
yang harus dicapai. Sebagai contoh, organisasi menetapkan bahwa manajer
senior harus mengikuti minimal pelatihan lima hari kerja di luar tempat 
kerjanya. 
8. Dampak berurutan. Organisasi H menjalankan program “leadership 500’ 
untuk 500 manajer puncaknya, dengan tujuan untuk mencapai mutu melalui 
orang dan memastikan adanya pendekatan mutu yang khas untuk organisasi 
tersebut (house of style). Sekarang, program ini diperluas dengan menyertakan 
manajer junior yang jumlahnya 5000 orang sehingga programnya dikenal 
sebagai “leadership 5000” 
2.4 Ikhtisar 
Penjelasan di atas merupakan latar belakang strategi pelatihan yang akan 
dijelaskan berikut ini. Strategi ini didasarkan pada pandangan manajer dan 
supervisor yang diwawancarai mengenai tantangan yang dihadapi CSD saat ini 
ataupun masa mendatang, serta hasil evaluasi pelatihan yang diberikan dimasa 
lalu. Strategi ini juga didasarkan pada trenpengemangan dan pelatihan yang 
berkembang saat ini. Strategi ini juga realistis untuk bisa dicapai. 
3. Strategi 
Untuk berhasil, CSD harus didukung oleh manajer dan staf yang memilii 
pengetahuan, keterampilan yang sesuai dengan tuntutan bisnis. Untuk berhasil, 
CSD juga harus dilengkapi dengan prosedur yang efektif biaya. 
Pelatihan dan pengembangan harus dipandang sebagai proses berkelanjutan untuk 
membantu mencapai tujuan bisnis. Pelatihan harus dilihat sebagai proses untuk 
mengembangkan orang yang tepat, dengan cara yang tepat, serta pada waktu dan 
tempat yang tepat. 
Pelatihan harus fleksibel untuk memenuhi tuntutan p erubahan dan pengemangan. 
Strategi pelatihan dan pengembangan harus memfokuskan pada kebutuhanyang 
mendesak saat ini sekaligus memiliki perspektif jangka panjang untuk 
mengembangkan manajer dimasa mendatang. 
Untuk mencapai semua itu, kami merekomendasikan strategi CSD yang 
mencakup tiga bidang berikut ini : 
1. Prakarsa pelatihan korporat. Pelatihan ii bertujuan untuk mengarahkan 
manajer dan karyawan agar siap menghadapi perubahan dan memanfaatkan 
peluang bisnis baru. 
2. Pelatihan berbasis kompetensi. Kursus dan lokakarya pendek untuk 
memastikan bahwa semua manajer memiliki pengetahuan dan keterampilan 
yang diperlukan untuk menjalankan pekerjaannya saat ini. 
3. Pelatihan pengembangan karier. Pelatihan ini untuk melengkapi manajer 
dengan keterampilan dan pengetahuan mutakhir dalam profesinya dan 
pekerjaan lain dalam CSD. 
3.1 Prakarsa pelatihan korporat 
Sering perubahan bisa dilakukan apabila sejumlah karyawan dan manajer 
dilengkapi dengan sikap, pengetahuan, dan keterampilan baru dalam jangka waktu 
tertentu. Karyawan dan manajer dengan sikap, pengetahuan, dan keterampilan
baru ini akan berperan mendorong jalannya organisasi ke arah yang benar. CSD 
telah mulai bergerak ke arah ini dengan seminar apresiasi bisnis dan program 
peduli pelanggan. Kami merekomendasikan prakarsa untuk ditindaklanjuti dan 
diperkuat dengan inisiatif berikut ini : 
1. Pelatihan pelayanan pelanggan. Pelatihan ini bukan pelatihan satu kali, 
melainkan harus dilihat sebagai proses berkelanjutan, yang perlu diikuti 
dengan program pengembangan standar pelayanan pelanggan yang tinggi. 
2. Pelatihan manajemen kinerja. Memastikan konsistensi pendekatan terhadap 
perencanaan bisnis jangka pendek dan menengah, identifikasi indikator kinerja 
utama, delegasi tanggung jawab dan wewenang untuk mengidentifikasi 
penghalang dan melakukan tindakan perbaikan. 
3. Manajemen mutu. Prakarsa manajemen mutu membuat hubungan langsung 
antara nomor 1 dan nomor 2. Semua staf harus aktif terlibat sehingga memiliki 
nilai dan sikap yang sama terhadap pendekatan manajemen mutu. Karena 
banyaknya karyawan yang menjalankan pekerjaan baru, atau dituntut untuk 
menjalankan detail pekerjaan tertentu, sangat penting bagi mereka untuk 
memahami apa yang harus mereka kerjakan, harus memenuhi standar yang 
mana, dan mengapa. Harus dibuat manual prosedur ditulis dalam bahasa yang 
sederhana, yang memungkinkan semua karyawan memahaminya. Perlu 
dipertimbangkan untuk mengadopsi standar mutu yang sudah dikenal dan 
menerapkannya untuk mendapatkan akreditasi. 
4. Inisiatif pengembangan organisasi. Jika inisiatif yang saling terkait di atas 
lebih banyak berkaitan dengan isi (apa yang dilakukan), inisiatif ini lebih 
banyak terkait dengan proses. Ini merupakan salah satu metode utama untuk 
memungkinkan organisasi mengembangkan, mengelola perubahan, dan 
mendorong tenaga kerja yang fleksibel dan inovatif. inisiatif ini menuntut 
pengembangan keterampilan hubungan antar manusia, yang menjadi kunci 
utama bagi keberhasilan “budaya unggul”. 
5. Pelatihan pengenalan. Kami merekomendasikan agar dikembangkan rogram 
pengenalan yang bermutu tinggi dan fleksibel untuk semua golongan 
karyawan yang masuk ke CSD atau pindah ke pekerjaan baru dalam CSD. 
Pelatihan pengenalan harus ditujukan untuk meningkatkan kemendalaman dan 
keluasan pemahaman staf karyawan terhadap pekerjaan mereka dan 
menentukan patokan kebijakan kepersonaliaan (misalnya kesempatan yang 
sama, kesehatan dan keselamatan dan sebagainya). Program pelatihan 
pengenalan, terutama berkaitan dengan pengetahuan, namun sikap juga perlu 
ditanamkan. Pelatihan ini membantu pendatang baru ke dalam lingkungan 
yang berubah cepat dan membuat mereka merasa menjadi bagian dari 
organisasi. 
3.2 pelatihan berbasis kompetensi 
Istilah kompetensi digunakan untuk menggambarkan kemampuan yang harus 
dimiliki oleh manajer untuk menjalankan pekerjaannya secara efektif. Saat ini ada
beberapa model kompetensi yang digunakan, misalnya management charter 
initiative. Banyak perusahaan yang telah mengembangkan kerangka 
kompetensinya yang menjadi dasar bagi pengembangan dan penghargaan 
terhadap manajernya. CSD harus mengikuti model ini di masa depan meskipun 
dalam jangka pendek begitu banyak inisiatif yang telah dilakukan, baik berasal 
dari dalam (penilaian karya) maupun dari luar (investor in people). 
Selama survei, kami menanyakan pemikiran para manajer : agar bisa efektif 
dalam menjalankan pekerjaannya, kompetensi apa yang harus dikuasai dengan 
baik? Pertanyaan ini kami ajukan untuk mengaitkan jawaban mereka dengan 
kondisi saat ini ataupun masa depan. Jawaban yang mereka berikan menjadi 
bagian dari strategi ini, yang menjadi dasar dalam menargetkan sumber daya 
pelatihan untuk mengembangkan manajer dalam pengetahuan, keterampilan, dan 
sikap yang diperlukan dalam pekerjaan mereka saat ini. 
Pekerjaan manajerial sangat kompleks dan bervariasi. Perbedaan individu,dengan 
perbedaan latar belakang, pelatihan dan tanggung jawab akan membutuhkan 
kebutuhan pelatihan yang berbeda-beda. Oleh karena itu, kami tidak 
merekomendasikan satu pendekatan untuk semua manajer, tetapi kami 
mengusulkan pendekatan dua bagian. Pada bagian satu kami telah 
mengidentifikasi empat bidang kompetensi utama yang dianggap sebagai prioritas 
untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilan. Di bagian dua kami 
merekomendasikan serangkaian lokakarya dan kursus jangka pendek, yang 
menjadi bangunan dasar (building block) pengolahan CSD yang efektif dan 
pemenuhan kebutuhan pengembangan individual. 
Berikut ini kompetensi prioritas yang teridnetifikasi untuk dikembangkan selam 
wawancara : 
Bagian satu – bidang prioritas utama 
1. Tanggung jawab kepersonaliaan 
Mencakup bidang-bidang, seperti pengetahuan dan keterampilan yang 
diperlukan untuk melaksanakan tugas dalam bidang kepersonaliaan, seperti 
menangani ketidakhadiran, ketidakefisienan, disiplin, perekrutan dan seleksi, 
penanganan keluhan, kesehatan dan keselamatan, dan sebagainya. 
2. Keterampilan tim dan kepemimpinan 
Keterampilan pengelolaan orang secara efektif dalam tim/kelompok 
teridentifikasi sebagai elemen kunci untuk mampu mengelola perubahan 
lingkungan CSD yang berlangsung cepat. Bidang-bidang yang dicakup 
meliputi peran sebagai manajer, motivasi, gaya kepemimpinan, menangani 
konfik dalam atau antar kelompok. 
3. Mengembangkan tanggung jawab keuangan 
Dalam kategori ini ada dua bidang yang saling tumpang tindih. 
Mengembangkan kesadaran bisnis dari segi keuangan dan memanfaatkan 
informasi keuangan kini menjadi pengetahuan dan keterampilan yang
dibutuhkan untuk membuat rencana anggaran dan menganalisis informasi 
keuangan. 
4. Mengembangkan keterampilan komputer 
Saat ini, peran komputer dalam penyebaran, penyimpanan, dan pengolahan 
informasi semakin besar. Untuk bisa mengakses dan mengolah informasi, 
manajer harus memahami dan terampil memanfaatkan teknologi informasi. 
Oleh karena itu, perlu dilakukan pelatihan untuk meningkatkan kesadaran dan 
keterampilan pemanfaatan teknologi informasi. 
Bagian dua – menu terbuka 
Selama proses konsultasi, kami juga menemukan kebutuhan pelatihan untuk 
keterampilan tertentu. Keterampilan ini tidak seumum keterampilan yang 
teridentifikasi pada bagian satu. Kami mengusulkan agar dikembangkan sejumlah 
lokakarya pendek untuk sejumlah staf yang perlu belajar atau memperbaharui 
keterampilannya. Berikut ini bidang keterampilan yang paling banyak 
dibutuhkan : 
1. Penulisan laporan 
2. Manajemen waktu 
3. Keterampilan presentasi 
4. Manajemen rapat 
5. Keterampilan negosiasi 
6. Membina dan melatih karyawan 
7. Konseling dan manajemen stress 
8. Keterampilan hubungan antar manusia 
Lokakarya pendek dianggap sangat penting karena staf yang telah mencapai level 
ini ingin memilih keterampilan yang akan dikembangkannya dan waktu yang 
tersedia untuk mengikuti pelatihan ini dengan meninggalkan pekerjaan. 
Lokakaryanya harus dirancang agar ringkas, komprehensif, dan customized 
dengan kebutuhan kelompok sasaran. 
3.3 pelatihan pengembangan karir 
untuk mengembangkan kadar manajer yang bisa mengisi jabatan senior di CSD, 
perlu dipastikan bahwa pelatihan bukan hanya dikonsentrasikan untuk memenuhi 
kebutuhan soal ini, melainkan juga untuk mengembangkan pengetahuan, 
keterampilan, dan kompetensi yang dibutuhkan untuk membawa organisasi 
memasuki dekade mendatang. Kegagalan melaksanakan pelatihan pengembangan, 
dimasa depan akan terjadi kesenjangan antara tuntutan bisnis dengan yang bisa 
diberikan oleh manajer dan stafnya. Kami merekomendasikan dua pendekatan 
untuk pelatihan pengembangan karir ini. 
1. Mengembangkan profesionalisme 
Manajer harus didorong untuk mendapatkan kualifikasi professional pada 
bidang yang relevan. Banyak orang di CSD lebih merupakan generalis 
ketimbang ahli pada bidang tertentu. Kami merekomendasikan agar ornag-orang 
ini didorong untuk menjadi manajer professional dengan cara mengikuti
pendidikan di Institute of Supervisory management (bagi manajer lini 
pertama) atau Open University business School (bagi manajer madya). 
Para manajer sangat menghargai kualifikasi yang dikaui secara nasional. Oleh 
karena itu, kesempatan pengembangan ini akan menjadi faktor yang 
mendorong manajer untuk berprestasi. Pengembangan ini juga merupakan 
bukti bahwa CSD memiliki komitmen dalam pengembangan sumber daya 
manusia pada umumnya dan karyawan CSD khususnya. 
2. Pengembangan profesionalisme berkelanjutan 
Manajer harus didorong untuk mengikuti berbagai seminar bisnis ataupun 
teknis. Seminar yang diikuti harus mencerminkan kebutuhan pengembangan 
bisnis organisasi ataupun pengembangan pribadi manajer. Harus dibuat 
mekanisme pelaporan dan evaluasi untuk mengecek apakah CSD 
mendapatkan manfaat atas uang yang telah dikeluarkan dan untuk 
menyebarkan informasi yang diperoleh melalui seminar tersebut. 
Pendekatan ini sangat penting untuk menjaga agar CSD tetap bisa mengikuti 
perkembangan terbaru, menghindari serangan dari departemen lain dalam 
organisasi, serta untuk membuktikan bahwa CSD tetap berorientasi ke depan. 
3. Memastikan efektivitas pelatihan 
Pengeluaran pelatihan harus dikendalikan secara cermat dan dimonitor. Tim 
pelatihan dan pengembangan perlu memastikan bahwa manajer menggunakan 
pelatihan secara efektif untuk merespons tuntutan bisnis yang teridentifikasi. 
Kami merekomendasikan bahwa peran bagian pelatihan terus 
mengembangkan bersama dengan memfasilitasi dan memonitor prakarsa yang 
telah dijalankan sebelumnya. 
Staf pelatihan harus membantu manajer lini untuk mengidentifikasi kebutuhan 
pelatihan prioritas, dan membuat kaitan antara sasaran inidivu dan sasran 
korporat. 
Mereka harus memberi saran kepada manajer lini mengenai pendekatan yang 
sesuai untuk memenuhi kebutuhan pelatihan yang teridentifikasi dan dalam 
hal seleksi kombinasi metode pelatihan yang efektif biaya. 
Harus dibentuk learning resources center (LRC) sebagai sumber 
pengembangan alternatif di luar kursus, seminar, dan lokakarya. 
Tim kepersonaliaan dan pelatihan harus memonitor agar penilaian kraya 
dilakukan secara sistematis, tepat waktu, serta kebutuhan pelatihan dan 
pengembangan diidentifikasi dan dimasukkan ke dalam rencana pelatihan 
CSD di masa depan. 
Hanya ada sedikit bukti yang menunjukkan dilakukannya validasi pra dan 
pasca pelatihan. Oleh karena itu, kami merekomendasikan agar bagian 
pelatihan menilai dan memastikan efektivitas pelatihan, bukan hanya dengan 
memontiro arah dan perkembangan pelatihan yang sedang berlangsung, 
melainkan juga dengan menilai keberhasilan pembelajar dalam menerapkan 
hasil pembelajrannya di tempat kerja.
Keseluruhan strategi yang kami usulkan hraus memastikan bahwa program 
pelatihan yang diberikan oleh pusat pelatihan akan didasarkan pada kebutuhan 
individu dan organisasi sehingga sumber daya yang digunakan untuk pelatihan 
dan pengembangan tidak sia-sia. 
4. Kesimpulan 
Strategi pelatihan dan pengembangan yang direkomendasikan dalam laporan 
ini merupakan peluang utama bagi CSD. Laporan menunjukkan bagaimana 
manajemen pelatihan berperan membantu perubahan pada CSD serta 
menggambarkan bagaimana perubahan radikal terjadi dalam CSD sendiri. 
Berdasarkan pengalaman sendiri ataupun pengalaman di tempat lain, baik 
pada sektor swasta maupun pemerintah, tempat lain, baik pada sektor swasta 
maupun pemerintah, tempat lain, terdapat tiga pendekatan yang saling 
melengkapi yang bisa dimanfaatkan oleh departemen untuk membantu 
pemenuhan kebutuhan bisnis. 
Strategi yang diusulkan memungkinkan manajer CSD merespon perubahan 
dengan cepat. Strategi ini melengkapi mereka dengan kompetensi yang 
dibutuhkan untuk melaksanakan pekerjaannya secara efektif, dan membantu 
mereka mengembangkan diri mereka serta organisasi untuk keberhasilan di 
masa mendatang. 
Membuat presentasi 
Kebutuhan pelatihan yang persuasif 
Setelah anda melakukan penelitian kebutuhan pelatihan, laporan anda sangat 
ditunggu-tunggu. Setelah menyampaikan laporan, anda harus memastikan bahwa 
usulan dan rekomendasi yang ada di dalamnya, akan ditindaklanjuti. Untuk 
memastikan adanya tindak lanjut, mengharuskan anda untuk melakukan presentasi 
persuasif di hadapan para manajer senior yang berwenang untuk 
mengimpelentasikan proposal anda. 
Berikut in butir-butir penting yang harus dipertimbangkan ketika melakukan 
presentasi : 
Pendahuluan 
Pada dasarnya, pendahuluan bisa disampaikan dalam bentuk INTRO (singkatan 
dari Interest, Needs, Title, Range, Objectives) 
Interest (menraik minat) grafis yang menggambarkan organisasi, misi, dan 
sasaran. 
Needs (kebutuhan) penghalang untuk berprestasi atau berhasil atau peluang untuk 
melakukan perbaikan. 
Title (judul) mudah ditangkap, menarik perhatian, dan mudah diingat. 
Range (lingkup) struktur dan urutan presentasi anda 
Objective (sasaran) keinginan tim pelatihan mengenai apa yang harus dilakukan 
oleh manajer yang menjadi peserta 
Pengembangan 
Posisi saat ini
 Sasaran organisasi 
 Tingkat kinerja 
 Penghalang untuk mencapai kinerja standar 
 Kepentingan umum manajemen 
Masalah 
 Kebutuhan pelatihan 
 Kaitan kinerja karyawan dan sasaran 
 Hubungan dengan kepentingan / masalah utama manajemen 
Kemungkinan 
 Luasnya cakupan proposal 
 Pro dan kontra masing-masing bagian 
 Keberatan pra penanganan (misalnya, penentangan dari orang-orang kunci) 
Usulan 
 Prioritas 
 Intervensi pelatihan yang diinginkan 
 Prasyarat keberhasilan (misalnya, dukungan manajemen puncak) 
 Garis besar jadwal pelatihan 
 Mengidentifikasi langkah pertama yang jelas 
Kesimpulan 
Ikhtisar 
 Tujuan utama bisnis dari intervensi pelatihan 
 Tinjauan sekilas proposal 
 Penekanan manfaat 
Pertanyaan 
 Beberapa hal tidak jelas 
 Beberapa permasalahan 
 Menangani keberatan mereka 
Rekapitulasi 
 Menyatakan kembali hal-hal penting setelah pertanyaan / diskusi panjang 
lebar 
Kesimpulan akhir 
 Membuat pernyataan yang jelas bahwa langkah selanjutnya berada di tangan 
manajer senior yang bertanggung jawab, bukan lagi berada di tangan pelatih 
yang melaksanakan analisis kebutuhan pelatihan. 
Kriteria utama 
 Gunakan gambar dan grafik visual untuk mengilustrasikan bukti tren 
pelatihan 
 Gunakan pendekatan professional yang sama secara konsisten, baik pada saat 
memberi presentasi pada sekelompok kecil maupun kelompok besar manajer. 
 Gunakan bahasa bisnis yang sesuai dan hindari jargon yang menggambarkan 
diri anda sebagai pelatih
 Tunjukkan bahwa anda mewakili fungsi pelatihan yang merupakan mitra 
sejajar manajer lini dalam memberikan hasil bisnis. 
 Untuk mencapai kesimpulan akhir,tunjukkan consensus yang telah dicapai 
dengan para manajer lini 
 Sebutkan nama manajer yang telah memberi perstujuan dan berkomitmen 
terhadap usulan anda 
Butir kegiatan 
Coba pikirkan presentasi analisis kebutuhan yang akan anda lakukan. 
Gunakan pedoman yang telah kami buat dan lakukan latihan presentasi di hadapan 
sekelompok rekan kerja. 
Mintalah mereka untuk bermain peran sebagai orang-orang yang nakal, suka 
menyerang. Dengan cara semacam ini, anda akan terlatih dan bisa meninjau 
kembali cara anda melakukan presentasi ataupun analisis yang akan anda 
presentasikan. 
Daftar periksa 
Butir kegiatan 
lihat kembali daftar butir-butir tindakan kami. Apakah anda telah menyelesaikan 
setiap langkah ? jika belum, mengapa ? apa yang bisa anda lakukan lebih banyak, 
atau secara berbeda dimasa yang akan datang ? 
 Menyelenggarakan pertemuan awal 
 Membuat konsep kerangka rujukan 
 Mendapatkan persetujuan kerangka rujukan 
 Membuat rencana proyek 
 Studi meja – mempelajari data standar dan laporan manajemen 
 Studi awal dengan mewawancarai manajer yang bertanggung jawab dan 
manajer kunci lainnya 
 Membuat konsep instrument survei wawancara tersturktur 
 Memvalidasi instrument survei wawancara terstruktur 
 Mengidentifikasi responden survei yang menjadi target. 
 Merencanakan pertemuan mengenai tahapan utama dengan manajer yang 
bertanggung jawab 
 Merencanakan logistik survei 
 Mengatur pertemuan 
 Melakukan wawancara 
 Menuliskan hasil 
 Menganalisis data 
 Mengatur wawancara tambahan 
 Menelepon untuk meminta tambahan data 
 Melakukan wawancara tambahan 
 Mengatur pertemuan kelompok kecil 
 Melakukan pertemuan kelompok kecil 
 Melakukan investigasi pelengkap
 Bukti rujukan silang 
 Mencatat dan memproses data 
 Mengidentifikasi masalah kebutuhan pelatihan 
 Mengembangkan draf pertama prioritas 
 Meninjau kembali daftar prioritas dengan manajer departemen yang terkait 
 Merumuskan garis besar solusi 
 Mendiskusikan berbagai kemungkinan solusi dengan manajer lini. 
 Meninjau kembali kebutuhan dan solusi yang muncul. 
 Mengidentifikasi hubungan antara solusi pelatihan dan tindakan manajemen 
lain yang dibutuhkan 
 Mendiskusikan proposal garis besar dan dampaknya pada sasaran bisnis 
dengan manajer senior. 
 Menulis laporan 
 Mendistribusikan laporan ke peserta yang tepat. 
 Mempersiapkan presentasi untuk menjual laporan sebagai satu paket 
 Menyajikan hasil penelitian 
 Mendapatkan wewenang untuk mengimplementasikan solusi 
 Mengidentifikasi isu yang belum terpecahkan untuk dilakukan investigasi 
lebih mendalam 
 Memastikan bahwa para manajer akan memberi tahu manajer lain yang 
terkena dampak. 
 Mempublikasikan jadwal kegiatan pelatihan 
 menganalisis pelajaran yang bisa diambil dari proyek dan merencanakan 
langkah selanjutnya. 
Merancang pelatihan yang efektif – tinjauan sekilas 
Pendahuluan 
 mendefinisikan istilah rancangan dan mengaitkan defenisi tersebut dengan 
proses pelatihan 
 mengidentifikasi sepuluh langkah dalam merancang pelatihan yang efektif. 
 Mengukur tingkat kompetensi anda pada masing-masing tahap tersebut. 
 Membuat rencana tindakan yang dapat digunakan agar lebih ahli dalam 
kesepuluh tahapan tersebut. 
Bagi orang yang masih baru dalam bidang manajemen pelatihan, perlu menjawab 
pertanyaan berikut ini : dari mana kita mulai dan kemana arah kita ? 
Pada bab ini kami akan memperkenalkan langkah-langkah penting yang harus 
diambil untuk memastikan anda akan memiliki produk pelatihan yang dirancang 
secara professional yang bisa memenuhi kebutuhan organisasi anda. 
Apa yang dimaksud dengan “rancangan” ? 
Rancangan adalah …. Kegiatan pemecahan masalah yang tidak pernah 
membuahkan satu hasil. Rancangan selalu membuahkan hasil yang tidak 
terhingga jumlahnya – ada yang lebih benar, ada yang lebih salah.
Meskipun ditulis dalam konteks yantg berbeda, apabila diterapkan dalam bidang 
pelatihan dan pembelajaran, defenisi kami tetap berlaku. Proses perancangan 
memiliki beberapa karakteristik : 
 Biasanya melibatkan sejumlah besar pembuatan keputusan 
 Menuju arah masa depan dan memprediksi peristiwa yang aka datang 
 Melibatkan kegiatan yang kreatif 
Dua ciri utama yang membedakan rancangan untuk pelatihan dan pembelajaran 
dari bentuk-bentuk perancangan lain adalah : 
 Perancangan adalah interaksi sosial yang dinamis dan terus-menerus berubah 
 Pelatih memiliki peran utama dalam interaksi tersebut 
Tugas ini menambah kerumitan bagi pelatih karena pelatih harus bisa memastikan 
bahwa rancangan tersebut bisa diimpelemtnasikan secara efektif. Dalam praktik, 
perancang pelatih harus bisa mengantisipasi situasi yang akan terjadi peristiwa 
pembelajaran, mengantisipasi hasilnya, dan membuat berbagai keputusan 
berdasarkan antisipasi tersebut. 
Butir kegiatan 
Ketika diminta untuk merancang suatu kegiatan pelatihan, biasanya kegiatan apa 
yang menjadi fokus para pelatih ? tuliskan gagasan anda di bawah ii : 
1. 
2. 
3. 
4. 
5. 
Kami menduga jawaban anda menunjukkan pendapat pelatih mengenai sesi 
pelatihan, misalnya : 
 Apa yang harus saya masukan dalam presentasi saya ? 
 Kapan saya harus memilah kelompok menjadi beberapa kelompok kecil ? 
 Pertanyaan apa yang seharusnya saya lontarkan dan kapan harus dilontarkan ? 
 Alat bantu visual apa yang harus saya gunakan ? 
 Apakah saya harus menunjukkan video pelatihan ? 
Agar suatu pelatihan berhasil, rancangan tidak boleh difokuskan pada sesi 
pelatihan. Akan lebih baik apabila pada saat merancang, pemikiran difokuskan 
pada apa yang sesungguhnya diperlukan. Cara ini akan menghindari rancangan 
yang sifatnya tambal sulam. 
Butir kegiatan 
“siklus pelatihan” 
Ingat peristiwa pembelajaran yang menurut anda sangat berhasil. Anda bisa 
mengingat manajer pelatihannya, pelaksanaan pelatihannya, pelatihnya, cara 
penyampaian materinya, fasilitas latihan, atau sebagai delegasi yang berpartisipasi 
dalam proses pembelajaran. 
Setelah ingat suatu peristiwa, coba telusuri prosesnya. Jangan hanya 
memfokuskan pada isi peristiwa tersebut, tetapi coba identifikasi keseluruhan
struktur. Pada tahap mana sesungguhnya peristiwa pelatihan dimulai ? tahap apa 
saja yang mendahuluinya ? tahapan apa yang mengikutinya ? sekrang, buatlah 
daftar tahapan peristiwa secara kronologis dalam peristiwa pelatihan secara 
lengkap : 
1. 
2. 
3. 
4. 
5. 
6. 
7. 
8. 
9. 
10. 
Sepuluh langkah menuju pelatihan yang efektif 
Meskipun belum ada pendekatan perancangan pelatihan yang diterima secara 
universal, model perancangan yang dikembangkan oleh Industrial training board 
adalah model yang paling populer. 
Model yang ditunjukkan di bawah ini adalah model yang telah diuji coba dalam 
praktik selama bertahun-tahun. Model ini juga merupakan penerapan dari teori 
pembelajaran yang telah di tes secara cermat di banyak tempat kerja. Kami 
merekomendasikannya karena model ini adalah praktik telah berjalan baik. 
Tahap satu – mengidentifikasi kebutuhan pelatihan 
Tahap dua – mengklarifikasi sasaran pelatihan 
Tahap tiga – mempertimbangkan peserta sasaran 
Tahap empat – mengembangkan garis besar kursus (sesi pelatihan) 
Tahap lima – memilih metode dan media 
Tahap enam – menyiapkan panduan bagi pimpinan 
Tahap tujuh – melakukan uji coba sesi pelatihan 
Tahap delapan – melaksanakan sesi pelatihan 
Tahap sembilan – melakukan tindak lanjut pelatihan 
Tahap sepuluh – mengevaluasi hasil 
Coba bandingkan model kami dengan daftar yang telah dibuat sebelumnya. 
Perhatikan bagian mana yang sama dan mana yang berbeda. Beri perhatian khsusu 
pada tahapan yang terlewatkan oleh anda. Kegiatan kita berikutnya adalah menilai 
tingkat kompetensi anda saat ini pada masing-masing tahapan. 
Mengenali sepuluh tahapan 
Untuk memberi gambaran yang lebih jelas, kami akan jelaskan masing-masing 
tahapan secara singkat. 
Langkah satau-mengidentifikasi kebutuhan pelatihan 
Mengidentifikasi kesenjangan, melakukan penelitian, menentukan prioritas.
Ini merupakan langkah pertama yang menjadi acuan langkah-langkah berikutnya. 
Kebutuhan pelatihan bisa muncul karena anda mendeteksi tuntutanyang akan 
dihadapi di masa depan. Kebutuhan pelatihan juga bisa datang dari masalah yang 
muncul saat ini karena ada sesuatu yang tidak beres dalam organisasi anda. 
Pada kasus tertentu, untuk mengetahui penyebab suatu masalah anda tidak perlu 
melakukan penelitian. Misalnya saja, sebagai pelatih anda tahu kalau angka 
ketidakhadiran meningkat, jumlah produksi turun. Apakah masalah ini bisa 
diselesaikan dengan pelatihan ? proses semacam ini akan membantu anda 
mengidentifikasi apa yang sebenarnya terjadi dan apa yang seharusnya terjadi 
baik pada level organisasi, tim, maupun individu. 
Anda tidak bisa langsung melompat mengambil kesimpulan bahwa masalah yang 
muncul bisa diselesaikan dengan pelatihan. Anda perlu menyelidiki terlebih 
dahulu. Dengan cara ini anda bisa memutuskan apakah masalah tersebut bisa 
diselesaikan dengan pelatihan atau dengan tindakan perbaikan. Sebagai contoh 
dalam kasus menurunnya jumlah produksi, mungkin anda bisa mengubah pola 
shift, memastikan pasokan material diterima tepat waktu, atau menyediakan bus 
antar jemput untuk karyawan. 
Setelah ditentukan bahwa masalah anda adalah masalah pelatihan, selanjutnya 
anda memutuskan bidang kritis yang menjadi prioritas. Ketika mengidentifikasi 
prioritas, faktor yang dipertimbangkan adalah kemendesakan dan tingkat 
pentingnya. Apakah masalah tersebut mendesak, dan apabila tidak dibereskan 
segera akan berakibat fatal ? apakah masalah tersebut penting sehingga 
berdampak besar pada keseluruhan organisasi ? selain itu, faktor lain yang perlu 
dipertimbangkan untuk membantu membuat keputusan adalah struktural, legal, 
dan keuangan. 
Tahap dua –mengklarifikasi sasaran pelatihan 
Kriteria, perilaku yang diharapkan, dan peningkatan nyata 
Dengan mengidentifikasi kesenjangan antara kinerja saat ini dan kinerja yang 
diharapkan atau diantisipasi,anda bisa menentukan sasara pelatihan yang akan 
diselenggarakan. Sasaran pelatihan adalah perilaku yang diharapkan dari para 
peserta. Untuk bisa mencapai perilaku ini, para peserta harus bisa menutup 
kesenjangan yang telah diidentifikasi pada tahap pertama. 
Sasaran pelatihan anda harus menspesifikasi kemampuan peserta untuk 
melakukan pekerjaan tertentu, dengan tingkat kemampuan tertentu, pada kondisi 
tertentu. 
Pelatihan yang efektif tidak berhenti di ruang kelas. Anda juga harus mampu 
menetapkan apa yang bisa mereka lakukan setelah kembali ke tempat kerja dan 
manfaat apa yang diperoleh organisasi dengan meningkatnya kinerja mereka. 
Tahap tiga – mempertimbangkan peserta sasaran 
Level keterampilan dan pengetahuan saat ini, motivasi, dan gaya belajar 
Orang bukanlah mesin. Mereka tidak netral. Setiap peserta akan membawa tingkat 
keterampilan dan akumulasi pengalaman ke tempat pelatihan. Oleh karena itu,
anda harus memahami populasi sasaran dan mengidentifikasi kesenjangan antara 
pengetahuan dan keterampilan yang mereka miliki saat ini dengan keterampilan 
dan pengetahuan yang diinginkan untuk dikuasai setelah pelatihan. Semakin tepat 
anda mengidentifikasi kesenjangan tersebut, semakin tepat pula rancangan 
pelatihan untuk menutup kesenjangan tersebut. 
Orang bukan sekadar akumulasi keterampilan dan pengetahuan. Pengalaman 
pembelajaran mereka sebelumnya dan perlakuan yang diterima dalam 
organisasinya, memiliki dampak besar terhadap motivasi mengikuti pelatihan. 
Motivasi pada gilirannya akan berdampak pada seberapa cepat mereka 
mengakumulasi bahan pembelajaran baru. 
Setiap orang dewasa memiliki gaya dan preferensi pembelajaran sendiri-sendiri. 
Pemahaman anda terhadap gaya pembelajaran mereka berdampak pada rancangan 
pelatihan yang anda kembangkan. Sebagai contoh, sekelompok insinyur yang 
memiliki praktis, tidak akan betah duduk berlama-lama mendengarkan pelatih 
menjelaskan latar belakang teori tanpa mencapai kesimpulan yang jelas. 
Tahap empat – mengembangkan garis besar sesi pelatihan 
Hirarkis, sekuensial, sasaran untuk memampukan 
Setelah mengidentifikasi sasaransecara keseluruhan, selanjutnya anda harus 
menyusun rencana induk pelatihan. Sasaran keseluruhan dipecah menjadi 
komponen-komponen utama pelatihan. Masing-masing komponen, apabila 
dikombinasikan akan memungkinkan pelatih menunjukkan perilaku yang anda 
harapkan. Masing-masing komponen bisa diterjemahkan menjadi sesi atau 
tahapan dalam pelatihan. 
Anda perlu mempertimbangkan susunan atau urutanyang paling efektif dari 
komponen-komponen tersebut sehingga materi yang disampaikan mudah 
dipahami dan dikuasai.metode yang umumdigunakan adalah dimulai dari 
keterampilan yang paling sederhana menuju ke yang lebih rumit. Dalam latihan 
bermain teknis, misalnya latihan ground strokes, diberikan sebelum cross-court, 
backhand drop-shot. 
Metode lain adalah urutan secara mekanis.artinya, trainee atau pembelajar tidak 
bisa menguasi tingkat keterampilan diatasnya sebelum menguasai tingkat 
keterampilan di bawahnya. Inilah yang disebut sebagai urutan mekanis. Sebagai 
contoh, dalam olah raga voli, sebelum bisa main harus menguasai teknik memberi 
servis terlebih dahulu. Jika anda tidak menguasai keterampilan yang pertama, 
anda tidak bisa melakukan yang kedua. 
Pada akhir pelatihan, anda bisa melihat pencapaian sasaran hierarkis. Apabila 
digambarkan, bentuknya seperti bagan organisasi. Setiap sesi pelatihan memiliki 
sasaran sendiri. Bangunan secara bertahap ini akan memungkinkan pelatih 
menampilkan kemampuan hasil keseluruhan sasaran pelatihan tersebut. (oleh 
karena itu, sasaran ini sering disebut sebagai sasaran yang memungkinkan / 
enabling objective).
Sekarang anda sudah bisa membuat konsep garis besar masing-masing sesi yang 
akan membentuk keseluruhan sesi pelatihan. 
Tahap lima – memilih metode dan media 
Pengaruh, metode, pertimbangan 
Pada saat mendesain penyelenggaraan pelatihan, manajer pelatihan harus 
mempertimbangkan sejumlah faktor yang rumit. Media dan metode yang dipilih 
pada masing-masing sesi harus menyeimbangkan berbagai faktor tersebut. Untuk 
bisa mendapatkan keseimbangan yang tepat, harus dipertimbangkan diantaranya 
adalah keterampilan pelatih. Berikut ini model yang bisa dijadikan sebagai 
pengingat untuk mempertimbangkan berbagai faktor yang mempengaruhi 
efektivitas jalannya pelatihan. 
Pada saat anda memilih rancangan, anda harus hidup di dunia nyata. Sebagai 
contoh, anda tidak bisa merancang pelatihan yang di dalamnya mencakup 
pertunjukan melalui film jika anda tidak memiliki proyektor, atau bahkan belum 
tersedia jaringan listrik di tempat pelatihan. Anda juga tidak bisa melakukan 
pelatihan dengan metode experiental learning dengan berbagai teori canggih 
seperti analisis transaksional apabila tidak tersedia instruktur yang memiliki 
pengetahuan dan keterampilan yang memadai. Selain itu, metode pelatihan yang 
anda pilih juga harus bisa diterima oleh (sesuai dengan budaya) organisasi. 
Pertimbangan 
Banyak metode pelatihan yang bisa dimanfaatkan oleh pelatih pada saat 
menyelenggarakan pelatihan. Pada saat memilih metode mana yang akan 
digunakan, ada tiga faktor yang perlu dipertimbangkan : 
1. Pengetahuan anda mengenai metode yang akan digunakan 
2. Kemampuan pelatih anda untuk menjalankan metode tersebut secara efisien 
3. Aplikatif tidaknya untuk mencapai sasaran sesi pelatihan dan acara pelatihan 
secara keseluruhan. 
Tahap enam – menyiapkan panduan bagi pimpinan 
Rencana kelas, handouts, storyboards 
Setelah mempertimbangkan berbagai metode yang bisa digunakan untuk 
mencapai sasaran pelatihan, anda siap menulis rencana tertulis secara rinci untuk 
pelatihan. 
Anda mungkin sudah memiliki begitu banyak bahan yang ada di kepala. Penulisan 
rencana ini akan memungkinkan anda untuk melihat apakah urutannya efektif dan 
ekonomis. Menuliskan pemikiran anda mengenai rencana pelatihan juga penting 
untuk menyampaikan gagasan anda pada pelatih lain, membuat anda yakin bahwa 
mereka bisa memahami dan menyampaikannya dalam pelatihan secara efektif. 
Perencanaan pelatihan ini dibuat dalam bentuk panduan bagi pemimpin pelatihan, 
yang pada akhirnya akan menjalankan pelatihan tersebut. Panduan bagi pemimpi 
pelatihan terdiri dari dokumen berikut ini yang paling berkaitan : 
1. Rencana seso. Setiap sesi harus dibuat perencanaannya sendiri, yang apabila 
digabungkan akan membentuk keseluruhan rencana pelatihan. Rencana sesi
merupakan peta jalan yang paling penting yang memungkinkan semua pelatih 
mengetahui materi apa saja yang dicakup, dan bagaimana urutan 
penyampaiannya. Rencana ini harus dikembangkan sedemikian rupa sehingga 
setiap pelatih bisa memahami falsafah pelatihan tersebut dan tahu posisi 
masing-masing sesi dalam pencapaian sasaran pelatihan keseluruhan. Rencana 
sesi biasanya berisi panduan umum untuk pelatih. Dengan demikian, isinya 
tidak terlalu rinci, dan bukan merupakan skenario yang kaku. Isinya hanya 
poin-poin penting untuk pengajaran. 
2. Handouts. Perencanaan sesi menunjukkan pada tahap yang mana suatu 
handouts harus digunakan / dikeluarkan. Umumnya, hanya ada dua jenis 
handouts, yaitu : 
a. Materi pelatihan. Materi pelatihan diberikan kepada peserta untuk 
digunakan selama proses pelatihan. Isi handouts mencakup semua 
informasi yang memungkinkan peserta melaksanakan kegiatan dalam sesi 
yang telah direncanakan. Bahannya menjelaskan latar belakang pelatihan, 
prosedur yang harus diikuti oleh peserta, dan peran masing-masing 
individu dalam pelatihan. 
b. Bahan pembelajaran. Bahan ini berisi materi yang harus dipelajari oleh 
peserta yang akan dibahas dalam pelatihan. Cakupan isinya bisa berupa 
ikhtisar pelajaran, hasil yang mungkin diperoleh jika diterapkan di tempat 
kerja, pendapat ahli, daftar bacaan atau alat bantu pengingat pelajaran. 
3. Storyboard. Pendekatan ini dipinjam dari dunia televisi dan periklanan. 
Pendekatan ini menggunakan kotak-kotak berisi alat bantu visual yang 
digunakan pada tahap penyampaian materi. Dengan memberikan ikhtisar 
visual akan memungkinkan pelatih memahami alat bantuvisual yang harus 
digunakan pada tahap tertentu. Dalam tahap perencanaan, pendekatan ini akan 
membantu anda membuat kaitan dan rancangan visual yang sesuai untuk 
memenuhi pesan pelatihan anda. 
Tahap tujuh – uji coba 
Uji coba, tinjau, revisi 
Rancangan yang bagus diatas kertas sreing tidak jalan di lapangan. Sebabnya bisa 
bermacam-macam. Seperti kami sebutkan sebelumnya, pelatihan melibatkan 
intraksi antara peserta dengan pelatih. Oleh karena itu, pengaturan waktu sering 
melesat dari rencana. Informasi yang kita peroleh mengenai peserta bisa kurang 
akurat. Instruksi yang dibuat di bahan tertulis bisa ditafsirkan lain oleh peserta. 
Oleh karena itu, rancangan pelatihan harus mengikuti tahapan yang sama dengan 
proses pelatihan keseluruhan dan mencakup setiap tahapan dalam sikus 
pembelajaran. 
Gabungan semua bahan yang dicakup dalam panduan pemimpin pelatihan. 
Diskusi rancangan anda dengan tim kecil. Tim tersebut bisa terdiri dari pelatih 
lain, anggota perancang pelatihan, dan pengguna (klien atau departemen lain). 
Semua bahan yang digunakan harus didiskusikan dan dievaluasi. Segala hal yang
tampak akan menimbulkan masalah harus diperbaiki sebelum proyek uji coba 
dijalankan. 
Pada saat proyek uji coba, semua sampel materi harus disampaikan kepada 
peserta. Sampaikan kepada mereka bahwa semua sesi akan dilakukan persis sama 
dengan sesi dalam pelatihan yang sesungguhnya. Namun, mereka diminta 
melakukan pekerjaan tambahan berupa mengevaluasi materi belajar, urutan 
penyampaian, dan sebagainya. 
Jangan persulit diri anda dengan memilih peserta yang suka mengkritik secara 
berlebihan, mereka adalah orang yang mengkritik rancangan pelatihan, namun 
tujuannya adalah mengkritik kebijakan pelatihan dan organisasi. Oleh karena itu, 
pilihlah orang yang memiliki pengetahuan dan pengalaman luas dan yang 
kritiknya penting bagi klien atau peserta. 
Sebagai perancang, mungkin anda merasa perlu melakukan uji coba materi 
sendiri. Namun apabila anda tidak akan terlibat dalam penyampaian materi, ini 
merupakan kesempatan ideal bagi pelatih untuk mencobanya. Akan lebih baik 
apabila pelatih tersebut tidak terlibat dalam prose perancangan atau tahap 
pengembangan. 
Setelah uji coba, sekali lagi anda perlu mempertimbangkan umpan balik dari 
pelatih yang menyampaikan materi ataupun dari peserta. Setelah melakukan revisi 
hasil uji coba, anda siap meluncurkan program. 
Tahap delapan – melaksanakan pelatihan 
Luncurkan, terlibatlah, tinjau ulang 
Apabila proyek uji coba anda berhasil, beri tahukan kepada semua orang. 
Sebaliknya, apabila proyek uji coba anda gagal total, lakukan kajian untuk 
menemukan penyebab dan lakukan uji coba kembali. 
Apabila anda berhasil dan proyeknya bisa dijalankan, pastikan program pelatihan 
yang telah diuji coba dalam organisasi anda. Tulis artikel dalam majalah 
perusahaan atau mintalah kepada peserta untuk menyebarkan kabar keberhasilan 
uji coba tersebut. 
Selanjutnya, manajer senior harus melindungi program tersebut. Untuk 
mendapatkan penerimaan yang luas, selain dukungan chief executive office, anda 
juga memerlukan kehadiran para manajer senior pada awal sesi pelatihan. Apabila 
mereka enggan datang, bisa ditafsirkan oleh para peserta sebagai pesan tidak 
adanya komitmen terhadap program pelatihan. 
Selain mendapatkan komitmen nyata dari manajer senior, anda juga 
membutuhkan keterlibatan dari para manajer lini. Para manajer lini memiliki 
peran besar dalam membentuk harapan dari para pembelajar sebelum datang ke 
sesi pelatihan. Para manajer lini juga akan meminta penjelasan mengenai hasil 
yang diperoleh para pemeblajar setelah kembali ke tempat kerja. Diskusi antara 
pembelajar dengan manajer lini selanjutnya harus difokuskan pada apakah hasil 
pembelajaran yang diperoleh bisa diterapkan di tempat kerja untuk membuat 
perbedaan nyata, baik bagi organisasi maupun individu yang bersangkutan.
Anda harus meninjau program pelatihan secara terus menerus serta 
memandingkannya dengan panduan dan keseluruhan sasaran pembelajaran. 
Proyek uji coba kemungkinan tidak benar-benar mewakili keadaan yang akan 
terjadi dalam pelatihan yang sesungguhnya. Anda tidak harus mengadopsi respons 
dari pengkritik yang ngawur atau mengubah program hanya karena kritik kecil. 
Namuin, apabila ada kritik yang sifatnya berulang-ulang dan membentuk pola, 
atau ada sesuatu yang membuat prosesnya tidak berjalan mulus, anda harus 
melakukan perubahan. 
 
 
 
 
 


More Related Content

What's hot

Analisis Kesenjangan Kompetensi
Analisis Kesenjangan KompetensiAnalisis Kesenjangan Kompetensi
Analisis Kesenjangan KompetensiMohamad Adriyanto
 
Materi 5 R (ringkas, rapi,resik,rawat,rajin)
Materi 5 R (ringkas, rapi,resik,rawat,rajin)Materi 5 R (ringkas, rapi,resik,rawat,rajin)
Materi 5 R (ringkas, rapi,resik,rawat,rajin)Al Marson
 
COACHING AND COUNSELING FORMS_sent
COACHING AND COUNSELING FORMS_sentCOACHING AND COUNSELING FORMS_sent
COACHING AND COUNSELING FORMS_sentWijayanto NM
 
Penyusunan kurikulum pelatihan
Penyusunan kurikulum pelatihanPenyusunan kurikulum pelatihan
Penyusunan kurikulum pelatihantitiwerdhy
 
TEKNIK DAN PROSES PELAKSANAAN EVALUASI JABATAN UNTUK MENGUKUR BOBOT JABATAN (...
TEKNIK DAN PROSES PELAKSANAAN EVALUASI JABATAN UNTUK MENGUKUR BOBOT JABATAN(...TEKNIK DAN PROSES PELAKSANAAN EVALUASI JABATAN UNTUK MENGUKUR BOBOT JABATAN(...
TEKNIK DAN PROSES PELAKSANAAN EVALUASI JABATAN UNTUK MENGUKUR BOBOT JABATAN (...Bayu Wahyudi
 
Contoh konsep pengembangan karyawan berpotensi by daniel doni sundjojo
Contoh konsep pengembangan karyawan berpotensi by daniel doni sundjojoContoh konsep pengembangan karyawan berpotensi by daniel doni sundjojo
Contoh konsep pengembangan karyawan berpotensi by daniel doni sundjojoDaniel Doni
 
Materi Training Leadership Skills
Materi Training Leadership SkillsMateri Training Leadership Skills
Materi Training Leadership SkillsYodhia Antariksa
 

What's hot (20)

HR People Development
HR People Development HR People Development
HR People Development
 
CONTOH JOBDES LENGKAP
CONTOH JOBDES LENGKAPCONTOH JOBDES LENGKAP
CONTOH JOBDES LENGKAP
 
Pelatihan Kepemimpinan Lengkap
Pelatihan Kepemimpinan LengkapPelatihan Kepemimpinan Lengkap
Pelatihan Kepemimpinan Lengkap
 
Analisis Beban Kerja
Analisis Beban KerjaAnalisis Beban Kerja
Analisis Beban Kerja
 
Panduan Membuat Job Description
Panduan Membuat Job DescriptionPanduan Membuat Job Description
Panduan Membuat Job Description
 
Analisis Kesenjangan Kompetensi
Analisis Kesenjangan KompetensiAnalisis Kesenjangan Kompetensi
Analisis Kesenjangan Kompetensi
 
Pelatihan Analisa Kebutuhan Pelatihan
Pelatihan Analisa Kebutuhan PelatihanPelatihan Analisa Kebutuhan Pelatihan
Pelatihan Analisa Kebutuhan Pelatihan
 
Konsepsi Assessment Center
Konsepsi Assessment CenterKonsepsi Assessment Center
Konsepsi Assessment Center
 
Mi4. ppt sdmk
Mi4. ppt sdmkMi4. ppt sdmk
Mi4. ppt sdmk
 
CONTOH JOBDES LENGKAP UNTUK PERUSAHAAN
CONTOH JOBDES LENGKAP UNTUK PERUSAHAANCONTOH JOBDES LENGKAP UNTUK PERUSAHAAN
CONTOH JOBDES LENGKAP UNTUK PERUSAHAAN
 
Materi 5 R (ringkas, rapi,resik,rawat,rajin)
Materi 5 R (ringkas, rapi,resik,rawat,rajin)Materi 5 R (ringkas, rapi,resik,rawat,rajin)
Materi 5 R (ringkas, rapi,resik,rawat,rajin)
 
Pedoman Penyusunan SOP
Pedoman Penyusunan SOPPedoman Penyusunan SOP
Pedoman Penyusunan SOP
 
COACHING AND COUNSELING FORMS_sent
COACHING AND COUNSELING FORMS_sentCOACHING AND COUNSELING FORMS_sent
COACHING AND COUNSELING FORMS_sent
 
Membangun manajemen talenta dalam penerapan sistem merit
Membangun manajemen talenta dalam penerapan sistem meritMembangun manajemen talenta dalam penerapan sistem merit
Membangun manajemen talenta dalam penerapan sistem merit
 
Penyusunan kurikulum pelatihan
Penyusunan kurikulum pelatihanPenyusunan kurikulum pelatihan
Penyusunan kurikulum pelatihan
 
TEKNIK DAN PROSES PELAKSANAAN EVALUASI JABATAN UNTUK MENGUKUR BOBOT JABATAN (...
TEKNIK DAN PROSES PELAKSANAAN EVALUASI JABATAN UNTUK MENGUKUR BOBOT JABATAN(...TEKNIK DAN PROSES PELAKSANAAN EVALUASI JABATAN UNTUK MENGUKUR BOBOT JABATAN(...
TEKNIK DAN PROSES PELAKSANAAN EVALUASI JABATAN UNTUK MENGUKUR BOBOT JABATAN (...
 
Contoh konsep pengembangan karyawan berpotensi by daniel doni sundjojo
Contoh konsep pengembangan karyawan berpotensi by daniel doni sundjojoContoh konsep pengembangan karyawan berpotensi by daniel doni sundjojo
Contoh konsep pengembangan karyawan berpotensi by daniel doni sundjojo
 
Materi Training Leadership Skills
Materi Training Leadership SkillsMateri Training Leadership Skills
Materi Training Leadership Skills
 
Job analysis
Job analysisJob analysis
Job analysis
 
Program Kerja
Program KerjaProgram Kerja
Program Kerja
 

Similar to Analisis kebutuhan pelatihan

Pelatihan, dan pengembangan SDM
Pelatihan, dan pengembangan SDMPelatihan, dan pengembangan SDM
Pelatihan, dan pengembangan SDMNanda_khalisa
 
Sosialisasi, pelatihan , dan pengembangan Karyawan
Sosialisasi, pelatihan , dan pengembangan KaryawanSosialisasi, pelatihan , dan pengembangan Karyawan
Sosialisasi, pelatihan , dan pengembangan Karyawaniyandri tiluk wahyono
 
Strategi MERANCANG PROGRAM OJT yang EFEKTIF_ Materi Training
Strategi MERANCANG PROGRAM OJT yang EFEKTIF_ Materi TrainingStrategi MERANCANG PROGRAM OJT yang EFEKTIF_ Materi Training
Strategi MERANCANG PROGRAM OJT yang EFEKTIF_ Materi TrainingKanaidi ken
 
Bahan Presentasi_Rencana Inhouse Training "Perancangan OJT yang Efektif"
Bahan Presentasi_Rencana Inhouse Training "Perancangan OJT yang Efektif"Bahan Presentasi_Rencana Inhouse Training "Perancangan OJT yang Efektif"
Bahan Presentasi_Rencana Inhouse Training "Perancangan OJT yang Efektif"Kanaidi ken
 
Bahan Presentasi_Rencana Inhouse Training "Merancang Program OJT yang Efektif"
Bahan Presentasi_Rencana Inhouse Training "Merancang Program OJT yang Efektif"Bahan Presentasi_Rencana Inhouse Training "Merancang Program OJT yang Efektif"
Bahan Presentasi_Rencana Inhouse Training "Merancang Program OJT yang Efektif"Kanaidi ken
 
Pengembangan SDM Berbasis Kompetensi oleh Bagoes Soehariadji.pptx
Pengembangan SDM Berbasis Kompetensi oleh Bagoes Soehariadji.pptxPengembangan SDM Berbasis Kompetensi oleh Bagoes Soehariadji.pptx
Pengembangan SDM Berbasis Kompetensi oleh Bagoes Soehariadji.pptxAGSI1
 
Manajemen Kinerja (Pengembangan, Monitoring dan Evaluasi, Training)
Manajemen Kinerja (Pengembangan, Monitoring dan Evaluasi, Training)Manajemen Kinerja (Pengembangan, Monitoring dan Evaluasi, Training)
Manajemen Kinerja (Pengembangan, Monitoring dan Evaluasi, Training)AM Arafandi
 
PPT_Training Needs Assesment
PPT_Training Needs AssesmentPPT_Training Needs Assesment
PPT_Training Needs AssesmentCandra Sihotang
 
Latihan HRM (human resource management)
Latihan HRM (human resource management)Latihan HRM (human resource management)
Latihan HRM (human resource management)NUR FARHIYAH BASIR
 
(2022) Silabus Pelatihan "Design, Development and Implementation of HR Compet...
(2022) Silabus Pelatihan "Design, Development and Implementation of HR Compet...(2022) Silabus Pelatihan "Design, Development and Implementation of HR Compet...
(2022) Silabus Pelatihan "Design, Development and Implementation of HR Compet...Kanaidi ken
 
training need analysis for mainpower labour
training need analysis for mainpower labourtraining need analysis for mainpower labour
training need analysis for mainpower labourrahzantyvenita
 
Kuliah VIII-IX: Pengembangan SDM
Kuliah VIII-IX: Pengembangan SDMKuliah VIII-IX: Pengembangan SDM
Kuliah VIII-IX: Pengembangan SDMDadang Iskandar
 
(2021) Silabus Training "Effective AUDIT SISTEM MANAJEMEN"
(2021) Silabus Training "Effective AUDIT SISTEM MANAJEMEN"(2021) Silabus Training "Effective AUDIT SISTEM MANAJEMEN"
(2021) Silabus Training "Effective AUDIT SISTEM MANAJEMEN"Kanaidi ken
 

Similar to Analisis kebutuhan pelatihan (20)

TRAINING FOR TRAINERS
TRAINING FOR TRAINERSTRAINING FOR TRAINERS
TRAINING FOR TRAINERS
 
TRAINING OF TRAINERS (TOT)
TRAINING OF TRAINERS (TOT)TRAINING OF TRAINERS (TOT)
TRAINING OF TRAINERS (TOT)
 
Pelatihan, dan pengembangan SDM
Pelatihan, dan pengembangan SDMPelatihan, dan pengembangan SDM
Pelatihan, dan pengembangan SDM
 
Sosialisasi, pelatihan , dan pengembangan Karyawan
Sosialisasi, pelatihan , dan pengembangan KaryawanSosialisasi, pelatihan , dan pengembangan Karyawan
Sosialisasi, pelatihan , dan pengembangan Karyawan
 
Training
TrainingTraining
Training
 
Strategi MERANCANG PROGRAM OJT yang EFEKTIF_ Materi Training
Strategi MERANCANG PROGRAM OJT yang EFEKTIF_ Materi TrainingStrategi MERANCANG PROGRAM OJT yang EFEKTIF_ Materi Training
Strategi MERANCANG PROGRAM OJT yang EFEKTIF_ Materi Training
 
Bahan Presentasi_Rencana Inhouse Training "Perancangan OJT yang Efektif"
Bahan Presentasi_Rencana Inhouse Training "Perancangan OJT yang Efektif"Bahan Presentasi_Rencana Inhouse Training "Perancangan OJT yang Efektif"
Bahan Presentasi_Rencana Inhouse Training "Perancangan OJT yang Efektif"
 
Bahan Presentasi_Rencana Inhouse Training "Merancang Program OJT yang Efektif"
Bahan Presentasi_Rencana Inhouse Training "Merancang Program OJT yang Efektif"Bahan Presentasi_Rencana Inhouse Training "Merancang Program OJT yang Efektif"
Bahan Presentasi_Rencana Inhouse Training "Merancang Program OJT yang Efektif"
 
Pengembangan SDM Berbasis Kompetensi oleh Bagoes Soehariadji.pptx
Pengembangan SDM Berbasis Kompetensi oleh Bagoes Soehariadji.pptxPengembangan SDM Berbasis Kompetensi oleh Bagoes Soehariadji.pptx
Pengembangan SDM Berbasis Kompetensi oleh Bagoes Soehariadji.pptx
 
Manajemen Kinerja (Pengembangan, Monitoring dan Evaluasi, Training)
Manajemen Kinerja (Pengembangan, Monitoring dan Evaluasi, Training)Manajemen Kinerja (Pengembangan, Monitoring dan Evaluasi, Training)
Manajemen Kinerja (Pengembangan, Monitoring dan Evaluasi, Training)
 
Tna
TnaTna
Tna
 
PPT_Training Needs Assesment
PPT_Training Needs AssesmentPPT_Training Needs Assesment
PPT_Training Needs Assesment
 
Latihan HRM (human resource management)
Latihan HRM (human resource management)Latihan HRM (human resource management)
Latihan HRM (human resource management)
 
(2022) Silabus Pelatihan "Design, Development and Implementation of HR Compet...
(2022) Silabus Pelatihan "Design, Development and Implementation of HR Compet...(2022) Silabus Pelatihan "Design, Development and Implementation of HR Compet...
(2022) Silabus Pelatihan "Design, Development and Implementation of HR Compet...
 
training need analysis for mainpower labour
training need analysis for mainpower labourtraining need analysis for mainpower labour
training need analysis for mainpower labour
 
Materi ii
Materi iiMateri ii
Materi ii
 
topik 5.pptx
topik 5.pptxtopik 5.pptx
topik 5.pptx
 
Kuliah VIII-IX: Pengembangan SDM
Kuliah VIII-IX: Pengembangan SDMKuliah VIII-IX: Pengembangan SDM
Kuliah VIII-IX: Pengembangan SDM
 
(2021) Silabus Training "Effective AUDIT SISTEM MANAJEMEN"
(2021) Silabus Training "Effective AUDIT SISTEM MANAJEMEN"(2021) Silabus Training "Effective AUDIT SISTEM MANAJEMEN"
(2021) Silabus Training "Effective AUDIT SISTEM MANAJEMEN"
 
Pengantar tqm
Pengantar tqmPengantar tqm
Pengantar tqm
 

Analisis kebutuhan pelatihan

  • 1. Analisis kebutuhan pelatihan Pendahuluan Setelah selesai membaca bab ini, anda diharapkan dapat :  Menyiapkan dan menyetujui rencana penelitian untuk mengidentifikasi kebutuhan pelatihan saat ini dan masa mendatang pada level organisasi, departemen atau kelompok kerja.  Memilih dan menggunakan seperangkat metode pengumpulan informasi sehingga kebutuhan pelatihan yang diidentifikasi andal, dalam batasan waktu dan biaya yang ditetapkan.  Menerapkan teknik praktiks untuk menganalisis informasi dan data untuk mengidentifikasi kebutuhan dan menentukan prioritas.  Menggunakan kerangka tersetruktur untuk mengembangkan dan membuat rencana garis besar untuk mendapatkan solusi pelatihan yang diusulkan.  Mendapatkan tanggapan formal ataupun informal melalui laporan tertulis dan presentasi sehingga rekomendasi yang diajukan bisa disetujui. Inti analisis kebutuhan 1. Meminadi penghalang untuk mencapai sasaran 2. Mengidentifikasi gejal a(symptom) 3. Mengumpulkan bukti 4. Menganalisis penyebab kegagalan kinerja sumber daya manusia 5. Menyepakati kebutuhan pelatihan dengan manajemen operasional Pendekatan sistematis pelatihan Untuk meletakkan proses identifikasi kebutuhan pelatihan pada konteks yang lebih luas, pertama-tama kita akan menggali model pendekatan sistematis pelatihan. Pendekatan ini sudah lama digunakan untuk menghasilkan pelatihan bermutu tinggi. Mengenali faktor pendorong perubahan  Faktor ini selalu ada dan berdampak pada pelatihan  Faktor pendorong tersebut mencakup perubahan pada staf dan kinerjanya, metode dan teknologi baru, perubahan sistem dan prosedur, pengembangan organisasi.  Orang tidak menyukai perubahan dan dampaknya. Pelatihan memiliki peran untuk membantu orang menghadapi perubahan tersebut dan mengurangi dampak negatif yang ditakutkan.  Tanpa pelatihan, akan gagal membuahkan hasil yang diinginkan. Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan  Kebutuhan pelatihan apa yang terkait dengan perubahan yang berhasil ?  Apakah kebutuhan pelatihan dikaitkan dengan kebutuhan karyawan dan organisasinya ? Menganalisis fungsi pekerjaan  Kompetensi apa yang diperlukan seseorang untuk melaksanakan pekerjaan ini  Standar kinerja apa yang menunjukkan keberhasilan ?
  • 2.  Kelompok orang mana yang terlibat ?  Bagaimana kesesuaian orang ini dan pekerjaannya dengan konteks organisasi  Apakah semua orang tersebut memiliki kebutuhan pelatihan yang sama ? Menetapkan sasaran pelatihan  Tulisan dengan jelas sasaran pelatihan bagi masing-masing kelompok peserta pelatihan.  Apa yang perlu mereka lakukan, dan untuk memenuhi standar apa ? Menyeleksi peserta pelatihan  Kaji kembali kelompok yang mungkin bisa dijadikan peserta pelatihan  Identifikasi karakteristik yang mungkin berdampak pada pilihan metode  Jika proses pembelajaran dalam pelatihan yang akan dilakukan memerlukan persyaratan tertentu ,buat prosedur nominasi/seleksi. Mendesain pelatihan  Identifikasi isi  Pengetahuan dan kemampuan apa yang harus dimiliki untuk mendapatkan kompetensi dalam pekerjaan  Petakan proses pembelajaran yang seimbang dan efektif.  Susun informasi dalam struktur dan urutan yang logis.  Metode dan media apa yang tersedia untuk mendengung pembelajaran yang diperlukan oleh peserta pelatihan ?  Kapan dan dimana proses pembelajaran harus dilakukan ?  Siapa yang akan membantu peserta pelatihan dalam belajar ? Memfasilitasi pelatihan  Menyelenggarakan acara pelatihan  Mengembangkan peserta pelatihan sampai ke tingkat keterampilan yang dipersyaratkan  Memberi dorongan dan umpan balik kepada peserta pelatihan Mengukur hasil  Apakah acara pembelajaran telah memenuhi sasaran yang ditetapkan?  Apakah peserta pelatihan telah menerapkan hasil pembelajarannya di tempat kerja?  Apakah saat ini peserta pelatihan telah memenuhi persyaratan untuk pekerjaannya?  Apakah peserta pelatihan diberi dukungan yang memadai untuk menerapkan hasil pembelajarannya di tempat kerja>  Apakah peserta pelatihan telah dinilai dan bisa dikategorikan kompeten dalam pekerjaannya ?  Identifikasi kelemahan yang terkait – lakukan modifikasi dan perbaiki Butir kegiatan : renungkan pertanyaan-pertanyaan berikut ini  Apakah anda paham betul semua tahapan yang dijelaskan di atas ?  Apakah anda kompeten untuk melaksanakan masing-masing tahapan tersebut?
  • 3.  Pada bidang mana anda perlu mendapatkan nasehat / atau pengembangan lebih jauh? Penilaian kebutuhan pelatihan  Dilaksanakan berdasarkan pernyataan sasaran organisasi atau departemen yang realistis  Dimulai dengan efektivitas dalam bidang pekerjaan utama organisasi  Mencakup semua level personel  Mengidentifikasi sasaran yang tidak terpenuhi atau beresiko tidak terpenuhi  Mengidentifikasi kesenjangan kompetensi (pengetahuan, keterampilan atau pengetahuan) yang menghalangi pencapaian sasaran bisnis. Apa saja yang harus dicakup dalam analisis kebutuhan pelatihan  Proses mengidentifikasi kebutuhan pelatihan bisa sangat menyulitkan jika anda bergerak terlalu jauh atau terlalu mendalam. Kita harus memiliki pemikiran yang jelas mengenai yang dilakukan dan juga harus bisa menjelaskan kepada orang lain yang mungkin memiliki harapan berbeda dengan hasil pelatihan yang ditetapkan. Penjelasan matriks  Kebutuhan organisasi Kelemahan umum apa yang dimiliki keseluruhan atau bagian dari organisasi yang mempengaruhi pencapaian sasaran organisasi ?  Kebutuhan pekerjaan Pengetahuan, keterampilan, dan sikap apa yang dibutuhkan untuk menjalankan peran dalam pekerjaan ini ?  Kebutuhan Individu Kinerja dalam pekerjaan. Tuntutan kinerja ini bukan hanya kinerja yang segera dibutuhkan, melainkan juga mencakup tanggung jawab baru atau perubahan tanggung jawab. (tuntutan kinerja biasanya diidentifikasi melalui penilaian karya atau sistem penilaian)  Kebutuhan residual Kebutuhan yang telah ada beberapa waktu (misalnya karena pada waktu yang lalu terjadi perubahan sistem, namun tidak ada atau hanya sedikit pelatihan). Kekurangan keterampilan apa yang tidak dikenali atau kurang dikembangkan.  Kebutuhan masa depan Pengetahuan, keterampilan, sikap untuk tugas dan sasaran baru atau yang sudah ada.  Keterampilan khusus yang dibutuhkan untuk mengimplementasi perubahan ; keterampilan manajemen perubahan  Keterampilan yang mungkin diperlukan jika perubahan yang diinginkan terjadi Butir kegiatan Putar kembali ingatan anda pada karier anda di masa lalu (baik pada perusahaan saat ini maupun pada perusahaan sebelumnya). Apakah anda bisa
  • 4. mengidentifikasi contoh dari semua jenis dalam matriks berdasarkan pengalaman masa lampau anda ? Berikut ini pemancing ingatan untuk membantu anda mengidentifikasi atau mengingat kembali kebutuhan pelatihan berdasarkan masing-masing katergori di atas : Kebutuhan keterampilan teknis Keterampilan yang dibutuhkan untuk mengoperasikan peralatan, mengikuti prosedur yang kompleks atau menggunakan p erangkat lunak komputer untuk menjalankan tugas lama atau tugas baru. Kebutuhan perubahan budaya Falsafah atau gaya kepemimpinan yang baru. Teknik dan keterampilan peningkatan berkelanjutan, sikap dan perilaku untuk peningkatan mutu, kesadaran pentingnya pelanggan internal dan sebagainya. Keterampilan lunak (Soft Skill) Keterampilan lunak diantaranya adalah membina anak buah untuk manajer atau supervisor, keterampilan wawancara penilaian karya, kerjasama dalam tim, presentasi penjualan dan keterampilan menangani keberatan. Keterampilan pelatihan Keterampilan pelatih diantaranya adalah keterampilan untuk menjadi pelatih di tempat kerja sebagai teknisi atau pegawai kantor. Memperbaharui keterampilan pelatih yang telah berpengalaman dengan keterampilan tingkat lanjutan untuk pembelajar dewasa. Memulai proses- cara mengidentifikasi kebutuhan pelatihan Butir kegiatan Gunakan daftar periksa berikut ini untuk mengidentifikasi kebutuhan pelatihan anda. Apakah organisasi anda mengidap gejala seperti ini ? Daftar periksa 50 gejala masalah organisasi 1. Keluhan pelanggan 2. Penundaan karena kekeliruan dan kesalahan 3. Terlalu banyak waktu untuk menyelesaikan suatu pekerjaan atau bagia pekerjaan 4. Hasil yang rendah 5. Terlalu banyak ketidakhadiran atau keterlambatan 6. Terlalu banyak karyawan yang ingin cuti 7. Angka keluar masuk (turnover) karyawan yang tinggi 8. Frekuensi kecelakaan yang tinggi 9. Biaya pemeliharaan yang tinggi 10. Penyempitan (bottleneck) pada alur produksi 11. Pekerjaan kertas (paperwork) dan prosedur yang lamban 12. Kekeliruan karena instruksi yang tidak jelas 13. Komunikasi secara umum yang buruk 14. Pengabdian terhadap peraturan keselamatan
  • 5. 15. Kegagalan menggunakan peralatan keselamatan 16. Mengabaikan luka-luka kecil 17. Tempat kerja yang jorok 18. Pengabaian terhadap peraturan perusahaan 19. Informasi yang tidak memadai mengenai organisasi dan kebijakan perusahaan 20. Penggunaan alat di tempat kerja yang berlebihan 21. Kesulitan menguasai peralatan baru 22. Kemajuan yang lamban untuk mencapai standar kualitas dan kuantitas untuk karyawan baru 23. Tidak adanya fleksibilitas di tempat kerja 24. Terlalu banyak sisa dan buangan atau pekerjaan yang harus dilakukan ulang 25. Spesifikasi tidak diikuti 26. Pemanfaatan mesin dan peralatan secara buruk 27. Terlalu banyak perselisihan 28. Masalah perekrutan 29. Karyawan tidak berminat pada pekerjaannya 30. Kekeliruan karena pengukuran yang ceroboh 31. Standar kualitas tidak terpenuhi 32. Gagal untuk mewujudkan pentingnya pekerjaan sampingan 33. Pengelolaan teritori yang buruk 34. Kepemimpinan yang tidak memadai 35. Kesulitan keuangan 36. Peran individu yang tidak jelas 37. Delegasi yang tidak efektif 38. Komitmen manajemen senior yang lemah 39. Politik internal 40. Gagal memenuhi persyaratan legal 41. Sasaran operasional yang objektif 42. Manajemen krisis 43. Terlalu banyak pekerjaan kertas (paperwork) 44. Semangat kerja karyawan yang rendah 45. Sistem yang ketinggalan zaman 46. Penentangan terhadap perubahan 47. Perencanaan perusahaan lebih berorientasi pada pekerjaan ketimbang orang 48. Perselisihan industrial, misalnya masalah peraturan kerja 49. Pengguna terus-menerus mengubah spesifikasi selama pelaksanaan proyek 50. Pengaruh politik berdampak terlalu tinggi pada seleksi peserta pelatihan dan pengendalian anggaran Butir kegiatan Gunakan 20 pertanyaan berikut ini untuk mengidentifikasi apakah organisasi anda memiliki kebutuhan pelatihan.
  • 6. Daftar periksa kebutuhan pelatihan 1. Apakah bisnis anda meningkat atau menurun ? 2. Apakah bisnis anda berjalan begitu saja seperti air mengalir dari hari ke hari tanpa ada rencana yang jelas untuk beberapa tahun mendatang ? 3. Apakah anda merencanakan untuk melakukan ekspansi bisnis ? 4. Apakah anda harus mendapatkan bagian pasar yang lebih besar ? 5. Apakah anda kehilangan bisnis karena direbut pesaing ? 6. Apakah dalam organisasi anda terdapat perubahan struktur yang mengakibatkan perubahan uraian pekerjaan ? 7. Apakah tim penjualan anda gagal meningkatkan penjualan dan bertindak sebagai penerima order ketimbang sebagai penjual ? 8. Apakah anda ingin mengubah lebih banyak permintaan informasi menjadi pesanan ? 9. Apakah sikap dan kinerja beberapa karyawan anda membuat anda prihatin ? 10. Apakah keluhan dari pelanggan terlalu tinggi ? 11. Apakah angka keluar masuk (turnover), ketidakhadiran, atau sakit karyawan anda tinggi ? 12. Apakah beberapa orang yang anda rekrut saat ini kesulitan untuk menunjukkan potensi yang dimilikinya ? 13. Apakah orang yang anda promosikan harus bersusah payah untuk mencapai kompetensi yang dibutuhkan pada tingkatan yang lebih tinggi ? 14. Apakah tidak terdapat arah dan pengendalian perencanaan oleh manajemen ? 15. Apakah terdapat masalah komunikasi antara orang kunci dan departemen kunci ? 16. Apakah anda memiliki cukup cadangan jika salah satu staf utama anda pergi atau sakit dalam jangka waktu lama ? 17. Apakah anda merasa terjebak dari krisis yang satu ke krisis yang lain, terus dan terus lagi ? 18. Apakah staf anda sering mengeluh mengenai tidak memadainya waktu untuk melaksanakan pekerjaan mereka ? 19. Apakah anda kehilangan begitu banyak orang hebat (high, fliens) yang pindah ke organisasi lain ? 20. Apakah anda memiliki begitu banyak buangan atau kerusakan ? Jika anda memberi jawaban “ya” pada lima atau lebih dari pertanyaan tersebut, kemungkinan organisasi anda membutuhkan pelatihan untuk memecahkan masalah tersebut. Model tindakan Mengidentifikasi proses pelatihan selalu menjadi proyek yang penting untuk dilakukan. Proses ini harus membuahkan hasil dari keberhasilannya harus bisa diukur. Berikut ini model untuk melakukan perencanaan dan pengendalian. Dengan menerapkan model ini bisa memastikan bahwa semua tahapan utama
  • 7. dilakukan. Pada bagian ini, kami akan memperkenalkan model tersebut dan membahasnya lebih rinci pada bagian berikutnya. Model enam langkah untuk mengidentifikasi kebutuhan pelatihan 1. Organisasi dan rencanakan  Identifikasi lingkup studi identifikasi kebutuhan pelatihan  Tentukan prioritas, tahapan utama, dan kriteria keberhasilan dalam dokumen kerangka acuan anda.  Buat rencana proyek penelitian analisis kebutuhan pelatihan dan persiapan untuk melakukan perubahan penyesuaian.  Dapatkan kesepakatan mengenai harapan terhadap proyek tersebut.  Buat daftar tindakan yang harus dilakukan dan berapa lama untuk melakukannya berikut dengan perkembangan setiap tahapan utama. 2. Kumpulkan informasi  Lakukan pengumpulan untuk mengidentifikasi kebutuhan pelatihan menggunakan berbagai metode.  Identifikasi gejala dan penyebab masalah melalui survei terstruktur.  Dapatkan komitmen dari manajer operasional dan lini.  Dorong dan kembangkan kerjasama dan kepercayaan.  Dapatkan dukungan dan komitmen dengan melibatkan secara aktif manajer lini. 3. Tentukan masalah dan prioritasnya  Buat daftar masalah, kategorisasi, dan tentukan prioritasnya.  Olah dan analisis data untuk mengidentifikasi isu.  Tentukan prioritas isu berdasarkan tingkat signifkansi, dampak, dan urutannya.  Tentukan metode untuk menentukan prioritas.  Instruksikan atau dorong manajer yang terkait untuk membuat pilihan prioritas.  Tetap fleksibel untuk meninjau kemajuan dengan manajer senor sesuai kebutuhan.  Tentukan kebutuhan pelatihan, baik dari segi kebutuhan bisnis maupun kebutuhan karyawan sebagai individu. 4. Kembangkan garis besar solusi  Dorong untuk mendapatkan masukan kreatif dari tim pelatihan.  Pertimbangkan kendala-kendala operasional  Buat komitmen untuk membuat kerangka sederhana dalam membuat solusi di atas kertas  Perkenalkan solusi di atas kertas tersebut sebagai dokumen untuk diskusi informal.  Diskusikan dengan manajer operasional/lini dan ubah, sesuaikan atau tulis kembali dokumen tersebut.
  • 8. 5. Tinjau kembali dan diskusikan dengan manajer senior terkait  Finalisasi isu umum  Konfirmasikan kesepakatan mengenai prioritas  Pastikan bahwa manajer yang terkena dampak oleh kebutuhan prioritas yang rendah diberi informasi  Pastikan bahwa tindakan manajemen yang terkait terhubungkan satu sama lain untuk bisa melakukan implementasi yang terkoordinasi.  Perhatikan sampai ke hal-hal yang rinci. 6. Serahkan laporan final kepada manajer senor yang bertanggung jawab pada analisis kebutuhan pelatihan. Dokumen penting ini harus diterima oleh semua. Oleh karena itu :  Pastikan tidak ada bahan baru yang dimasukkan tanpa dilihat terlebih dahulu oleh orang yang memiliki kebutuhan pelatihan  Tidak ada manajaer yang terkejut oleh segala hal yang berdampak pada dirinya secara langsung  Laporan tersebut harus secara jelas mengidentifikasi fungsi pelatihan untuk membantu orang dalam organisasi dalam mencapai tujuan bisnis yang telah ditentukan  Laporan final harus menjadi kontrak antara bagian pelatihan dan organisasi. Butir kegiatan Pertimbangkan masing-masing enam langkah berikut :  Apakah menurut anda mudah untuk menjalankan keenam langkah tersebut ?  Apakah anda terbantu dalam melakukan proseds analisis kebutuhan pelatihan dengan mengikuti model enam langkah tersebut ? Mengorganisasikan dan merencanakan penelitian kebutuhan pelatihan Ada tiga aspek utama yag perlu dipertimbangkan sebelum anda mulai kegiatan. Ketiga aspek tersebut adalah : 1. Kerangka acuan 2. Sumber daya yang tersedia 3. Dokumentasi pelatihan saat ini 1. Membuat kerangka acuan Sebelum diskusi pendahuluan dengan klien, harus ditetapkan terlebih dahulu butir-butir berikut ini : Latar belakang Latar belakang berfungsi untuk memberi tahu pihak yang belum tahu mengenai alasan dilaksanakannya proyek analisis kebutuhan pelatihan. Maksud proyek kebutuhan pelatihan Ini merupakan tujuan atau maksud dari pelaksanaan proyek yang disepakati antara klien atau sponsor dengan manajer proyek.
  • 9. Klien Orang atau posisi dalam organisasi yang akan menerima hasil proyek. Tim proyek Nama manajer dan anggota tim proyek. Untuk proyek pada organisasi yang besar atau untuk klien eksternal, latar belakang dan kualifikasi manajer dan anggota tim juga perlu dicantumkan. Lingup Menentukan cakupan bidang proyek kebutuhan pelatihan dan menetapkan hasilnya. Lingkup juga menetapkan wewenang dan batasan yang diberikan kepada manajer proyek. Anggaran Jumlah uang yang dialokasikan untuk proyek dan batasan mengenai besarnya uang yang bisa dibelanjakan. Anggaran juga bisa menetapkan besarnya uang yang bisa dibelanjakan oleh penanngung jawab tanpa minta persetujuan atasan. Konsultasi Orang atau organisasi yang harus atau sebaliknya dijadikan konsultan oleh manajer proyek untuk mendapatkan informasi atau jasanya. Untuk berkonsultasi dengan orang atau organisasi yang tidak tercantum dalam term of reference, manajer proyek harus meminta izin dari manajer penanggung jawab. Metodologi Metodologi akan digunakan oleh manajer untuk melaksanakan proyek kebutuhan pelatihan. Metodologi ini bisa mencakup deskripsi aktivitas dan sumber daya utama. Kerincian metode ini akan berlangsung pada besar dan lingkup proyek. Skala waktu Perencanaan proyek yang menunjukkan kapan berbagai aktivitas akan diselesaikan dan kapan masing-masing tahapan utama akan dicapai. Seperti metodologi, kerincian skala waktu ini akan bergantung pada besar dan lingkup proyek. Manajemen Bagian ini berisi struktur manajemen proyek kebutuhan pelatihan. Bagian ini bukan hanya menampilkan struktur organisasi tim proyek, melainkan juga kelompok pengarauh (steering group) atau panitia kerja yang dibentuk untuk proyek tersebut. Orang dalam organisasi yang memiliki tanggung jawab manajerial untuk proyek tersebut juga harus disertakan. Pelaporan Frekuensi dan metode pelaporan kemajuan proyek. Bagian ini bukan hanya mencakup laporan tertulis, melainkan juga mencakup rapat dan presentasi. Butir kegiatan
  • 10. Pada saat menyusun kerangka acuan, tanyakan kepada diri sendiri (dan klien utama) pertanyaan berikut ini : Prioritas  Apa yang menjadi perhatian utama manajemen senior ?  Apakah kebutuhan pelatihan ini akan memfokuskan pada pencapaian peningkatan dalam tujuan utama organisasi ?  Apakah mungkin kebutuhan yang berhasil diidentifikasi menyebabkan manajemen mengubah prioritasnya ? Fokus  Apakah studi ini akan mencakup kemampuan organisasi untuk mencapai keseluruhan misi dan sasaran bisnis utamanya ?  Apakah sebaiknya studi ini dikonsentrasikan pada prioritas utama saja ?  Kapan studi ini harus diselesaikan ?  Apakah ada tahapan penting yang harus dipenuhi selama pelaksanaan proyek? Lingkup  Apakah studi ini akan mencakup sebagian atau seluruh departemen ?  Apakah studi ini akan mencakup kebutuhan pelatihan pada departemen terkait atau hanya departemen yang telah ditentukan ? Kemendalaman Apakah studi ini akan mencakup :  Isu organissional, seperti budaya, mutu, kepekaan terhadap pelanggan, kerja sama tim, kompetensi, dan proses peningkatan berkelanjutan ?  Kebutuhan pekerjaan yang kemungkinan mensyaratkan analisis untuk mengidentifikasi pengetahuan, keterampilan atau sikap yang diperlukan pada pekerjaan tersebut.  Kebutuhan individu yang memerlukan informasi dari assessment center, manajemen kinerja dan laporan penilaian karya dan atau sistem pengembangan karier ? Keluasan Apakah studi ini akan mencakup kebutuhan residual, saat ini, dan masa mendatang ? Peserta Apakah peserta secara pribadi perlu diajak berkonsultasi dan diwawancarai selama studi ? 2. Sumber daya apa yang tersedia ? Ada kecenderungan kita mengabaikan besarnya sumber daya yang kita perlukan untuk menyelesaikan analisis kebutuhan pelatihan. Namun, terbatasnya sumber daya kemungkinan akan memaksa anda untuk memikirkan kembali lingkupstudi yang akan anda lakukan. Kebutuhan waktu Beberapa banyak waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan semua aktivitas dalam hal ini?
  • 11. Anggaran Berapa besar dana yang tersedia ? (anggaran ini harus mencakup biaya untuk konsultan, serta pengeluaran perjalanan dan publikasi) Apakah akan menghitung waktu yang digunakan oleh semua peserta tim sebagai biaya ? Personel  Apakah anda memiliki ahli dari dalam perusahaan yang diperlukan ?  Apakah anda membutuhkan dukungan ahli atau tenaga dari luar perusahaan?  Apakah ahli dari luar perusahaan memiliki kredibilitas yang lebih baik ?  Pendukung administrasi apa yang diperlukan / tersedia ? 3. Pengkajian dokumen pelatihan saat ini Dokumen pelatihan yang ada saat ini mungkin bisa membantu studi anda. Mungkin diantara dokumen tersebut bisa diperbaharui sebagai bagian dari analisis anda : Kebijakan pelatihan Kebijakan pelatihan saat ini perlu ditinjau dan dipertimbangkan Rencana dan anggaran pelatihan Sistem pelatihan yang ada saat ini perlu dianalisis. Laporan analisis kebutuhan pelatihan sebelumnya  Laporan ini memberi gambaran mengenai kebutuhan residual  Apakah semua kebutuhan pelatihan sudah dilaksanakan programnya ?  Jika belum, mengapa ? Dokumentasi organisasi. Apakah semua relevan dan mutakhir ? Contohnya mencakup :  Kerangka kompetensi  Uraian pekerjaan  Profil peran  Spesifikasi orang  Laporan penilaian karya  Peramalan tenaga kerja dan sebagainya Rancangan dan implementasi survei Secara teori, kita bisa membereskan semua persoalan. Namun, dalam praktik, meneliti kinerja bisnis semua departemen dan semua anggota tim sangatlah tidak praktis. Faktor yang harus dipertimbangkan ketika menentukan ukuran survei kita adalah :  Ukuran organisasi  Jumlah departemen, bagian, dan tim  Luasnya bidang dan sasaran bisnis  Sumber daya yang tersedia untuk survei  Tingkat gangguan yang bisa dirterima organisasi  Keragaman dan kekuatan faktor perubahan yang berdampak pada organisasi
  • 12. Ada dua fase utama yang menonjol : 1. Persiapan dan analisis 2. Pengumpulan informasi Butir kegiatan Seberapa pahamkah anda dengan langkah-langkah dalam fase berikut ini ? ke manakah anda akan mencari bantuan, informasi atau saran tambahan ? 1. Persiapan dan analisis  Kerangka acuan  Studi data standar  Menyeleksi bidang kunci/utama untuk diteliti lebih lanjut  Merancang instrument wawancara  Memvalidasi rancangan suveri  Menentukan fokus bidang kunci/utama  Penangkapan dan analisis gejala  Identifikasi kebutuhan pelatihan 2. Pengumpulan informasi  Kajian awal bersama personel kunci  Melaksanakan wawancara terstruktur  Melaksanakan konferensi kelompok kecil  Melaksanakan wawancara telepon  Alat investigasi tambahan Memilih antara wawancara bebas dengan wawancara terstruktur Wawancara bebas biasanya :  Orang yang diwawancarai dan pewawancara bisa saling mengendalikan jalannya wawancara  Wawancara biasanya meliputi cakupan topik yang luas  Jalannya wawancara tidak teratur dan runtut  Sulit untuk mengikat atau mencatat jalannya dan isi wawancara  Hampir tidak mungkin untuk melakukan pengecekan silang informasi Wawancara terstruktur biasanya :  Pewawancara menggiring yang diwawancarai mengikuti agenda yang telah ditetapkan sebelumnya  Penyampaian pertanyaan teratur dan berurut  Bentuk catatan telah ditetapkan sebelumnha  Perujukan silang dan analisis lebih mudah dilakukan  Topik tambahan bisa dicakup pada bagian lain yang telah disediakan Biasanya, wawancara terstruktur menjadi alat survey yang paling efektif dan ekonomis. Dibandingkan alat lain, wawancara tersturktur lebih kredibel. Setelah melakukan pekerjaan awal (misalnya dengan membaca),anda sudah bisa menentukan isu di sekitar bidang utama yang perlu diteliti. Cara ini memungkinkan anda untuk merancang performa yang berfungsi sebagai instrument untuk menyusun kuesioner wawancara. Akan sangat bermanfaat
  • 13. apabila anda menguji terlebih dahulu daftar pertanyaan wawancara kepada orang tertentu. Uji coba semacam ini memungkinkan anda untuk menghilangkan beragai kesulitan serta meluruskan pertanyaan yang membingungkan sebelum melakukan wawancara sebenarnya. Sulit untuk menjawab berapa banyak wawancara yang harus dilakukan. Jika jumlah wawancara terlalu sedikit, bisa terjadi bias sampel. Apabila terlalu banyak, proyek ini akan memakan banyak waktu atapun biaya. Apabila tidak tersedia cukup banyak waktu untuk wawancara tatap muka satu per satu, bisa sajak sekelompok pekerja yang memiliki peran sejenis dikumpulkan. Mereka diberi penjelasan dan diminta untuk mengisi kuesioner yang telah disediakan. Apabila ada yang tidak jelas bisa mengajukan pertanyaan di tempat. Metode ini kita sebut sebagai konferensi kelompok kecil. Wawancara telepon, konferensi video, kelompok diskusi e-mail merupakan cara pengumpulan informasi lain yang ekonomis. Seperti apakah tampilan bahan wawancara terstruktur ? Butir kegiatan Perhatikan contoh sederhana yang kami sajikan di bawah ini. Anda bisa mengubahnya sesuai kebutuhan organisasi anda. Bentuk wawancara tersturktur Pertanyaan pembuka mencakup :  Nama manajer / anggota tim  Nama jabatan  Level/pangkat  Nama pewawancara  Tanggal wawancara Sasaran Sasaran dari survei ini adalah :  Menyepakati bahwa perubahan dalam lingkungan bisnis telah berdampak pada pekerjaan manajer dan staf dalam masing-masing fungsi  Menetukan rencana masa depan dan sasaran yang mempengaruhi manajer dan timnya  Menggali dampak perubahan saat ini dan maa mendatang  Menilai tuntutan metode kerja, keterampilan, pengetahuan, dan perilaku yang baru  Menetapkan prioritas, baik untuk saat ini maupun masa mendatang Harap diperhatikan :  Maksud dan survei adalah menentukan tuntutan bisnis, bukan untuk meninjau laporan pelatihan terdahulu atau saat ini  Tinjauan terhadap pelatihan saat ini dibatasi hanya untuk menetapkan perubahan kebutuhan dari peserta program pelatihan saat ini untuk menyesuaikan dengan tuntutan ke depan.
  • 14. Contoh A 1. Apa fungsi utama departemen anda ? 2a. apa tujuan dan sasaran departemen anda ?  Bagaimana defenisi sasaran tersebut dan seberapa jelas definisinya ?  Siapa yang menetapkannya ?  Seberapa realistis rencana dan target tersebut ?  Mana yang menjadi prioritas ?  Bagaimana prioritas tersebut disusun ? 2.b kebutuhan apa yang bisa anda identifikasi yang muncul dari pertimbangan tersebut ? 3a. bagaimana kegiatan departemen diimplementasikan ?  Seberapa jelas peran masing-masing individu dalam departemen ?  Seberapa jelas pendefinisian pekerjaan yang ada ?  Bagaimana standar kinerja ditetapkan ?  Bagaimana dengan ukuran kinerjanya ?  Apakah semua pekerjaan dalam departemen menarik ?  Apakah dilakukan rotasi pekerjaan ?  Apa yang menghalangi efisiensi operasi dalam departemen anda ? 3b. kebutuhan apa yang bisa anda identifikasi yang muncul dari pertimbangan tersebut ? 4a. bagaimana anda mempertahankan pengendalian yang efektif atas departemen anda ?  Bagaimana anda mengumpulkan informasi ?  Bagaimana informasi tersebut disajian kepada anda ?  Bagaimana anda menyebarkan informasi tersebut ?  Pembuatan keputusan anda didasarkan pada apa ?  Seberapa intensif anda mendiskusikan keputusan dengan staf anda ?  Seberapa jauh staf anda terlibat dalam pembuatan keputusan departemen ?  Pada level mana anda mendelegasikan pembuatan keputusan ? 4b. bagaimana anda memelihara hubungan antar departemen ?  Dengan departemen mana anda memiliki hubungan paling erat ?  Apakah mereka memberi pelayanan yang memuaskan ?  Apakah anda mendapat keluhan dari departemen lain ? 4c. kebutuhan apa yang bisa anda identifikasi dari pertimbangan diatas? 5a. kontak apa yang telah anda miliki atau akan anda miliki dengan departemen atau organisasi lain ?  Kontak dalam perusahaan ?  Kontak dengan organisasi lain ?  Kontak yang diinginkan ? 5b. kebutuhan apa yang bisa anda identifikasi dari pertimbangan tersebut ? 6a. bagaimana departemen anda akan dipengaruhi oleh perubahan dari bidang berikut pada dua belas bulan mendatang ?
  • 15.  Teknologi baru  Peralatan baru  Produk / jasa  Prosedur  Peraturan  Pergantian karyawan  Perekrutan  Perubahan pada departemen lain  Perubahan-perubahan lain (tolong sebutkan) 6b. bagaimana anda menghadapi perubahan tersebut dalam dua belas bulan mendatang ?  Apakah anda memiliki perencanaan tenaga kerja ?  Siapa yang melakukan apa, saat ini ?  Siapa yang kompeten untuk menanangai pekerjaan tertentu dalam keadaan darurat ?  Pengetahuan/keterampilan apa yang perlu dikuasai oleh karyawan /keterampilan apa yang perlu dikuasai oleh karyawan anda untuk menghadapi perubahan pada dua belas bulan mendatang ? 6c. perubahan apa yang telah anda hadapi dan atasi secara efektif dalam dua belas bulan terakhir ? 6d. kebutuhan apa yang berhasil anda diskusikan untuk menentukan pelatihan yang mungkin bisa membantu kebutuhan departemen ? 7. Bidang apa yang ingin anda diskusikan untuk menentukan pelatihan yang mungkin bisa membantu kebutuhan departemen ? 8. Dari semua kebutuhan tersebut, bisakah anda menyusun prioritas ? Contoh B 1. Perubahan utama apa yang telah memiliki dampak signifikan pada manaer dan supervisor dalam pekerjaan ? 2. Apa rencana anda untuk bisnis/fungsi/bagian ? a. Untuk dua belas bulan mendatang b. Untuk dua hingga lima tahun mendatang ? 3. Perubahan besar lanjutan apa dalam bisnis / operasi / lingkungan atau pengembangan dari perubahan saat ini yang anda antisipasi ? 4. Bagaimana perubahan ini akan berdampak pada manajer ? 5. Apa dampak dari perubahan baru-baru ini pada kinerja manajerial ? 6. Apa kekuatan dan kelemahan yang telah tampak ? 7. Di masa depan, keterampilan/pengetahuan/sikap apa yang paling penting ? 8. Untuk posisi apa yang terutama manaernya membutuhkan pelatihan persiapan/pengalaman sebelumnya ? 9. Aspek apa dalam pekerjaan manajer tersebut yang paling sulit dilakukan ? 10. Mengapa beberapa aspek lebih sulit dibanding aspek yang lain ?
  • 16. 11. Tindakan apa yang akan membantu manajer mengatasi kesulitan ini dan memenuhi tantangan yang dihadapi ? 12. Apakah terdapat kebutuhan pelatihan yang menjadi prioritas ? 13. Apakah ada perubahan segera yang akan anda buat untuk manajemen ? 14. Apakah anda membuat perubahan proses pengembangan karier untuk manajer 15. Apakah anda memiliki komentar lain berkaitan dengan bentuk dan ketentuan (provisi) pelatihan manajemen dalam organisasi, baik untuk saat ini maupun untuk masa mendatang ? Contoh C (cocok untuk survei cepat dalam tim atau organisasi kecil) 1. Buat ringkasan mengenai sifat pekerjaan anda 2. Dari pekerjaan anda, aspek apa yang tampaknya paling sulit ? 3. Mengapa aspek tersebut lebih sulit dibandingkan aspek lain ? 4. Apa yang bisa membantu anda melakukan hal ini secara lebih efktif 5. Berapa orang yang menjadi tanggung jawab anda langsung ? 6. Kekuatan apa yang berhasil anda identifikasi dalam tim ? 7. Aspek pekerjaan apa yang tampaknya menjadi sumber kesulitan staf anda ? 8. Perubahan apa yang diperlukan oleh tim anda dalam dua tahun terakhir ? 9. Perubahan apa yang menurut prediksi anda diperlukan oleh tim anda dalam dua tahun mendatang ? Kategorisasi informasi Setelah wawancara, kategorisasi informasi pada lembar kerja analisis kebutuhan pelatihan. Gejala Bukti yang dilandasi dengan dan rujukan silang ke data. Masalah penyebab  Kebutuhan pelatihan departemen dan kelompok dalam organisasi Dampak  Tuliskan dalam bentuk dampaknya pada sasaran bisnis  Apabila mungkin, perhitungkan biayanya Metode  Untuk setiap kebutuhan pelatihan, buat rincian rencana tindakan pelatihan/pengembangan Sasaran  Kompetensi apa yang oleh peserta pelatihan bisa diterapkan di tempat kerja dan dengan standar apa ? Biaya  Cukup perkiraan biaya kasar Manfaat yang diharapkan  Perkiraan manfaat yang bisa diperoleh organisasi Laporan dan analisis survei kebutuhan pelatihan
  • 17. Salah satu hasil utama survei anda adalah analisis dan laporan. Berikut ini contoh format dasar laporan yang bisa anda gunakan : Pendahuluan  Kerangka acuan  Susunan laporan  Ucapan terima kasih Ikhtisar  Apa isi laporan / analisis  Apa kesimpulan  Apa rekomendasinya Isi utama  Referensi yang jelas  Sub-sub bab dengan nomor  Mudah digunakan dan dipahami Audit  Metode penelitian/studi  Bukti factual  Pembagian ke dalam bab, subbab,sub-subab Kesimpulan  Rujukan silang  Didukung oleh bukti  Tidak ada materi baru muncul yang tidak terikat Rekomendasi  Prioritas - Saat ini, berikutnya, dan masa mendatang  Masukan dari pelatih  Rencana dengan tahapan yang jelas  Prioritas yang realistis  Manfaat yang jelas untuk organisasi ataupun manajer Lampiran  Rincian data pendukung  Bukti  Materi yang tidak terkait langsung dengan pelatihan, tetapi mendukung Contoh laporan analisis kebutuhan pelatihan Butir kegiatan Periksa contoh laporan kami ii. Apakah ada bagian dari laporan ini yang bisa digabungkan dengan laporan yang anda buat ? 1. Pendahuluan 1.1 ikhtisar laporan ini menyajikan penemuan dari kajian terhadap pelatihan manajemen dan supervisor pada customer service division (CSD). Laporan ini merekomendasikan
  • 18. perubahan dalam pengorganisasian dan pelaksanaan pelatihan dan mengajukan usul strategi pelatihan manajemen yang sesuai. 1.2 Kerangka acuan Kerangka acuan dari kajian tersebut adalah :  Meneliti bagaimana agar pelatihan dapat membantu Customer Serice Division (CSD). Memenuhi sasaran bisnis dan mengusulkan strategi pelatihan yang sesuai.  Meneliti kebutuhan pelatihan manajemen dari staf untuk memastikan keberlanjutan relevansinya dengan sasaran CSD dan operasi di tahun-tahun mendatnag.  Menetapkan serangkaian metode pelatihan yang bisa digunakan dan menyarankan metode dan bauran metode yang efektif untuk digunakan.  Membuat rekomendasi mengenai struktur, sistem, sumber daya, dan isi kursus untuk memenuhi kebutuhan pelatihan prioritas. 3.3 Ruang lingkup Ruang lingkup penelitian ini adalah seluruh tim supervisor dan manajemen CSD dan bagaimana fungsi departemen mereka terkena dampak oleh pelanggan dan departemen lain dalam organisasi. 3.4 Metodologi Fokus dari penelitian ini adalah mengumpulkan informasi berikut ini :  Tujuan, sasaran, dan prioritas CSD serta melakukan identifikasi faktor-faktor tersebut yang berdampak pada kebutuhan pengembangan dan sistem penyelenggaraan pelatihan.  Pendekatan yang digunakan untuk pelatihan dan pengembangan saat ini.  Kompetensi yang dibutuhkan oleh staf pada kelompok pekerjaan utama. Riset dilaksanakan melalui serangkaian wawancara semi terstruktur dengan 32 staf yang termasuk dalam golongan manajerial dan supervisor di tiga lokasi. Wawancara difokuskan pada bidang-bidang berikut ini :  Apa yang menjadi prioritas dari pekerjaan mereka saat ini ?  Bagaimana terjadinya perubahan prioritas ini ?  Apa arti perubahan prioritas tersebut bagi karyawan yang mengerjakannya dan bagaimana mereka mengerjakan prioritas-prioritas tersebut ?  Apa kontribusi terbaik yang diberikan oleh pelatihan pada pengembangan ini ? Strategi ini mulai muncul sebagai praktik terbaik (best practices) dalam melaksanakan pelatihan manajemen di banyak perusahaan. Strategi ini juga menjaga CSD tetap relevan dengan perubahan dan tren terbaru. 2. Dasar strategi pelatihan Strategi ini didasarkan pada kebutuhan CSD dan para manaerjnya yang teridentifikasi. Dalam bagian ini akan dibahas tiga hal, yaitu tantangan manajerial yang dihadapi CSD, strategi untuk meyakinkan manajer bahwa pelatihan dan pengembangan bisa membantu memenuhi tantangan tersebut, serta tinjauan tren dalam pelatihan manajemen yang relevan.
  • 19. 2.1 tantangan manajerial 1. status divisional. Meskipun dampak dari status divisional tetap muncul, menjadi sangat jelas bahwa tuntutan manajerial telah berubah dan terdapat tuntutan kapabilitas yang semakin besar. Status divisional juga menuntut keterampilan fungsional yang lebih besar pad bidang-bidang, seperti keuangan, manajemen kinerja, dan prosedur kepersonaliaan. 2. Perubahan budaya. Hasil diskusi menunjukkan bahwa organisasi berubah dalam banyak hal, meskipun ada beberapa ahal yang tetap sama. Dalam organisasi kondisi transis terjadi banyak perbedaan pandangan dari karyawan mengenai posisi organisasi saat ini dan kearah mana yang akan dituju. Banyak manajer yang memandang bahwa perubahan adalah sesuatu yang harus terjadi dan mendorong lebih banyak perubahan. Meskipun demikian, ada pula yang menentang perubahan atau menerimanya secara pasif. Banyak sekali konflik dan stres dalam organisasi. 3. Mutu. Peningkatan mutu program dan layanan dituntut oleh regulator eksternal. Pelanggan meminta akuntabilitas yang lebih besar dari masing-masing manajer. Manajer juga semakin dituntut untuk meningkatkan keterampilan dalam mengidentifikasi, mencapai, dan mempertahankan standar mutu. Tuntutan ini, pada gilirannya membutuhkan infrastruktur manajerial dengan keterampilan yang sangat baik dalam bidang penetapan sasaran, delegasi, dan pelaporan. 4. Pelayanan pelanggan. Untuk meningkatkan mutu pelayaan, dituntut komitmen yang besar. Kepekaan terhadap kebutuhan lokal perlu ditingkatkan untuk memuaskan tuntutan pelanggan lokal dan regional. Manajer harus bertindak sebagai model peran internal ataupun eksternal dalam memenuhi standar perilaku. Manajer harus menyadari bahwa komitmen terhadap pelayanan pelanggan merupakan hasil langsung dari pelaksanaan peran manajerialnya. 5. Integrasi. Integrasi pelayanan pelanggan dan pembentukanbiro one stop telephone membutuhkan pengetahuan dan pemahaman yang luas, bukan hanya mengenai CSD dan berbagai peran dan tanggung jawabnya, melainkan juga organisasi secara keseluruhan, terutama diantara manajemen junior dan stafnya. 6. Motivasi. Untuk bisa mencapai perubahan vital seperti dijelaskan di atas, orang perlu dimotivasi. Memotivasi orang pada saat promosi memang tidak sesulit pada saat sebelum promosi. Pengenalan sistem imbal jasa yang dikaitkan dengan kinerja menuntut manajer untuk menilai dan memotivasi stafnya. 7. Gaya manajemen. Salah satu unsur terpenting dalam tantangan perubahan adalah perubahan gaya manajemen. Untuk mencapai tujuan bisnisnya, CSD harus mengubah gaya manajemen melalui kertas, menjadi manajemen melalui orang. Perubahan ini menuntut untuk lebih menekankan pada hasil dan prestasi ketimbang upaya dan usaha. Gaya memimpin dari balik meja harus
  • 20. disingkirkan dari birokrasi. Gaya birokratis yang perlu diubah, terutama pada sistem administrasi yang rumit, menghukum kegagalan, penghematan berkelebihan (pelit), kekakuan, dan pengendalian terpusat. Semua itu perlu diubah menjadi pengelolaan sumber daya, menghargai inisiatif, efektif biaya danmendorong fleksibilitas, serta mendorong tumbuhnya budaya ”tidak menyalahkan” 2.1 Tantangan pelatihan Sejak tahun lalu, bagian pelatihan pusat telah berhasil meningkatkan profilnya dan meningkatkan komitmen dari manajemen dan staf nya untuk memanfaatkan pelatihan untuk memenuhi tuntutan bisnis. Oleh karena itu, harus bisa dipastikan bahwa kondisi ini terus berlangsung dan juga harus dipastikan bahwa pelatihan adalah : 1. Diarahkan oleh tuntutan bisnis. Kebutuhan manajemen pelatihan ditentukan oleh tuntutan bisnis, bukan didasarkan pada pilihan individu tanpa pertimbangan manfaat bagi bisnis. Pelatihan manajemen harus diarahkan pada kebutuhan bisnis dan manajer dibantu untuk mengidentifikasi kebutuhan pengembangan sesuai dengan tuntutan bisnis. 2. Berbasis tempat kerja. Saat ini ada tuntutan besar agar pelatihan bisa diterapkan di tempat kerja. Selain itu, kini mulai berkembang pemanfaatan tempat kerja untuk pelatihan. Pelatihan tidak selalu dilakukan di kelas pusat pelatihan, tetapi di tempat kerja melalui mentoring, coaching, pelatihan kelompok kecil atau pembelajaran mandiri (self-directed learning). Dengan perkembangan ini, manajer yang terkait memiliki tanggung jawab yang lebih besar dalam proses pembelajaran, serta dituntut untuk menjadi lebih tegas dan memiliki self-esteem yang tinggi. 3. Umpan balik dan evaluasi. Harus dibentuk sistem yang bisa memastikan bahwa manajer dan peserta pelatihan mengetahui alasan mengapa mereka mengikuti pelatihan dan apa yang diharapkan oleh perusahaan dari hasil pelatihan tersebut. Mereka juga harus tahu bahwa selama dan segera setelah pelaksanaan pelatihan, ada proses monitoring untuk mengetahui apakah sasaran pelatihan tercapai. Setelah program pelatihan selesai, harus ada evaluasi menyeluruh untuk memastikan bahwa kebutuhan pelatihan telah benar-benar dipenuhi. 4. Fokus pada bisnis. Pelatihan harus memiliki fokus khusus yang diarahkan pada pengembangan keterampilan dan pemahaman, bukan hanya untuk menambah pengetahuan. Jadwal dan metode pelatihan harus mencerminkan dan sejalan dengan kehidupan kerja dan harus dilakukan dalam waktu seefisien mungkin dalam pencapaian tujuan. 5. Mencakup semua level. Perubahan yang dihadapi oleh CSD menuntut peningkatan kompetensi seluruh staf / karyawannya pada semua level. Manajer senior dan manajer madya harus menunjukkan komitmennya terhadap pelatihan dan kebutuhan yang harus dipenuhi melalui pelatihan
  • 21. dengan ikut ambil bagian dalam program pelatihan dan menempatkannya sebagai prioritas utama dalam pekerjaannya. 6. Konsultasi. Tim pelatihan internal harus terus aktif membantu manajer memenuhi tuntutan bisnis. Mereka harus menetapkan bahwa pelatihan bukanlah tugas atau kegiatan tambahan, melainkan bagian integral dari pelaksanaan bisnis sehari-hari. 7. Efektif-biaya. Para manajer harus terus disadarkan bahwa pelatihan lebih merupakan investasi, bukan biaya. Pelatihan merupakan investasi untuk memenuhi tuntutan bisnis dan individu. Oleh karena itu, harus dibuat sistem agar pelatihan bisa memberikanrertrun on their investment. 2.3 praktek terbaik dalam manajemen pelatihan Strategi pelatihan CSD perlu mempertimbangkan tren pelatihan yang berkembang di perusahaan saat ini. Berikut ini contoh praktik yang relevan untuk CSD. 1. Tuntutan bisnis. Pemikiran bahwa pelatihan merupakan salah satu senjata bagi manajer untuk memenuhi tuntutan bisnis kini sudah cukup luas diterima. Perusahaan A mensyaratkan direkturnya untuk mensponsori prakarsa pelatihan dengan menetapkan tuntutan bisnis, tuntutan kinerja, dan konsekuensinya terhadap pelatihan. 2. Tuntutan pekerjaan. Organisasi B memperkenalkan pendekatan berbasis kompetensi manajerial untuk memfokuskan kegiatan pelatihannya pada peningkatan mutu pekerjaan. 3. Kebutuhan individu. Organisasi C mengidentifikasi kebutuhan pelatihan individu menggunakan pendekatan assessment center / development center.semua manajer, termasuk manajer senior, mengikuti assessment, dimana kebutuhan saat ini ataupun masa mendatang dinilai berdasarkan seperangkat kriteria standar. 4. Learning resource center. Organisasi D menjalankan skema dimana karyawan memiliki akses ke buku-buku, audio, dan video di perpustakaan. Organisasi ini juga memilii program computer based training (CBT) untuk memberi peluang bagi pembelajaran mandiri (self-directed-learning). Saat ini semakin banyak perusahaan yang memberi akses bagi para karyawannya pada learning resources center (LRC) melalui e-mail, internet, atau intranet. 5. Evaluasi pelatihan. Organisasi E menggunakan serangkaian rasio bisnis untuk mengevaluasi efektivitas program pelatihannya. 6. Pelatihan terdesentralisasi. Perusahaan F memiliki seorang manajer pelatihan yang bertanggung jawab untuk menyampaikan kebijakan pelatihan dan pengembangan yang baru kepada manajer pada masing-masing divisi yang bertanggung jawab melaksanakan program pelatihan berbasis program inti dari pusat. 7. Investasi dalam pelatihan. Banyak organisasi menunjukkan komitmennya pada pelatihan dengan menetapkan indikator kinerja dalam bidang pelatihan yang harus dicapai. Sebagai contoh, organisasi menetapkan bahwa manajer
  • 22. senior harus mengikuti minimal pelatihan lima hari kerja di luar tempat kerjanya. 8. Dampak berurutan. Organisasi H menjalankan program “leadership 500’ untuk 500 manajer puncaknya, dengan tujuan untuk mencapai mutu melalui orang dan memastikan adanya pendekatan mutu yang khas untuk organisasi tersebut (house of style). Sekarang, program ini diperluas dengan menyertakan manajer junior yang jumlahnya 5000 orang sehingga programnya dikenal sebagai “leadership 5000” 2.4 Ikhtisar Penjelasan di atas merupakan latar belakang strategi pelatihan yang akan dijelaskan berikut ini. Strategi ini didasarkan pada pandangan manajer dan supervisor yang diwawancarai mengenai tantangan yang dihadapi CSD saat ini ataupun masa mendatang, serta hasil evaluasi pelatihan yang diberikan dimasa lalu. Strategi ini juga didasarkan pada trenpengemangan dan pelatihan yang berkembang saat ini. Strategi ini juga realistis untuk bisa dicapai. 3. Strategi Untuk berhasil, CSD harus didukung oleh manajer dan staf yang memilii pengetahuan, keterampilan yang sesuai dengan tuntutan bisnis. Untuk berhasil, CSD juga harus dilengkapi dengan prosedur yang efektif biaya. Pelatihan dan pengembangan harus dipandang sebagai proses berkelanjutan untuk membantu mencapai tujuan bisnis. Pelatihan harus dilihat sebagai proses untuk mengembangkan orang yang tepat, dengan cara yang tepat, serta pada waktu dan tempat yang tepat. Pelatihan harus fleksibel untuk memenuhi tuntutan p erubahan dan pengemangan. Strategi pelatihan dan pengembangan harus memfokuskan pada kebutuhanyang mendesak saat ini sekaligus memiliki perspektif jangka panjang untuk mengembangkan manajer dimasa mendatang. Untuk mencapai semua itu, kami merekomendasikan strategi CSD yang mencakup tiga bidang berikut ini : 1. Prakarsa pelatihan korporat. Pelatihan ii bertujuan untuk mengarahkan manajer dan karyawan agar siap menghadapi perubahan dan memanfaatkan peluang bisnis baru. 2. Pelatihan berbasis kompetensi. Kursus dan lokakarya pendek untuk memastikan bahwa semua manajer memiliki pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk menjalankan pekerjaannya saat ini. 3. Pelatihan pengembangan karier. Pelatihan ini untuk melengkapi manajer dengan keterampilan dan pengetahuan mutakhir dalam profesinya dan pekerjaan lain dalam CSD. 3.1 Prakarsa pelatihan korporat Sering perubahan bisa dilakukan apabila sejumlah karyawan dan manajer dilengkapi dengan sikap, pengetahuan, dan keterampilan baru dalam jangka waktu tertentu. Karyawan dan manajer dengan sikap, pengetahuan, dan keterampilan
  • 23. baru ini akan berperan mendorong jalannya organisasi ke arah yang benar. CSD telah mulai bergerak ke arah ini dengan seminar apresiasi bisnis dan program peduli pelanggan. Kami merekomendasikan prakarsa untuk ditindaklanjuti dan diperkuat dengan inisiatif berikut ini : 1. Pelatihan pelayanan pelanggan. Pelatihan ini bukan pelatihan satu kali, melainkan harus dilihat sebagai proses berkelanjutan, yang perlu diikuti dengan program pengembangan standar pelayanan pelanggan yang tinggi. 2. Pelatihan manajemen kinerja. Memastikan konsistensi pendekatan terhadap perencanaan bisnis jangka pendek dan menengah, identifikasi indikator kinerja utama, delegasi tanggung jawab dan wewenang untuk mengidentifikasi penghalang dan melakukan tindakan perbaikan. 3. Manajemen mutu. Prakarsa manajemen mutu membuat hubungan langsung antara nomor 1 dan nomor 2. Semua staf harus aktif terlibat sehingga memiliki nilai dan sikap yang sama terhadap pendekatan manajemen mutu. Karena banyaknya karyawan yang menjalankan pekerjaan baru, atau dituntut untuk menjalankan detail pekerjaan tertentu, sangat penting bagi mereka untuk memahami apa yang harus mereka kerjakan, harus memenuhi standar yang mana, dan mengapa. Harus dibuat manual prosedur ditulis dalam bahasa yang sederhana, yang memungkinkan semua karyawan memahaminya. Perlu dipertimbangkan untuk mengadopsi standar mutu yang sudah dikenal dan menerapkannya untuk mendapatkan akreditasi. 4. Inisiatif pengembangan organisasi. Jika inisiatif yang saling terkait di atas lebih banyak berkaitan dengan isi (apa yang dilakukan), inisiatif ini lebih banyak terkait dengan proses. Ini merupakan salah satu metode utama untuk memungkinkan organisasi mengembangkan, mengelola perubahan, dan mendorong tenaga kerja yang fleksibel dan inovatif. inisiatif ini menuntut pengembangan keterampilan hubungan antar manusia, yang menjadi kunci utama bagi keberhasilan “budaya unggul”. 5. Pelatihan pengenalan. Kami merekomendasikan agar dikembangkan rogram pengenalan yang bermutu tinggi dan fleksibel untuk semua golongan karyawan yang masuk ke CSD atau pindah ke pekerjaan baru dalam CSD. Pelatihan pengenalan harus ditujukan untuk meningkatkan kemendalaman dan keluasan pemahaman staf karyawan terhadap pekerjaan mereka dan menentukan patokan kebijakan kepersonaliaan (misalnya kesempatan yang sama, kesehatan dan keselamatan dan sebagainya). Program pelatihan pengenalan, terutama berkaitan dengan pengetahuan, namun sikap juga perlu ditanamkan. Pelatihan ini membantu pendatang baru ke dalam lingkungan yang berubah cepat dan membuat mereka merasa menjadi bagian dari organisasi. 3.2 pelatihan berbasis kompetensi Istilah kompetensi digunakan untuk menggambarkan kemampuan yang harus dimiliki oleh manajer untuk menjalankan pekerjaannya secara efektif. Saat ini ada
  • 24. beberapa model kompetensi yang digunakan, misalnya management charter initiative. Banyak perusahaan yang telah mengembangkan kerangka kompetensinya yang menjadi dasar bagi pengembangan dan penghargaan terhadap manajernya. CSD harus mengikuti model ini di masa depan meskipun dalam jangka pendek begitu banyak inisiatif yang telah dilakukan, baik berasal dari dalam (penilaian karya) maupun dari luar (investor in people). Selama survei, kami menanyakan pemikiran para manajer : agar bisa efektif dalam menjalankan pekerjaannya, kompetensi apa yang harus dikuasai dengan baik? Pertanyaan ini kami ajukan untuk mengaitkan jawaban mereka dengan kondisi saat ini ataupun masa depan. Jawaban yang mereka berikan menjadi bagian dari strategi ini, yang menjadi dasar dalam menargetkan sumber daya pelatihan untuk mengembangkan manajer dalam pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang diperlukan dalam pekerjaan mereka saat ini. Pekerjaan manajerial sangat kompleks dan bervariasi. Perbedaan individu,dengan perbedaan latar belakang, pelatihan dan tanggung jawab akan membutuhkan kebutuhan pelatihan yang berbeda-beda. Oleh karena itu, kami tidak merekomendasikan satu pendekatan untuk semua manajer, tetapi kami mengusulkan pendekatan dua bagian. Pada bagian satu kami telah mengidentifikasi empat bidang kompetensi utama yang dianggap sebagai prioritas untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilan. Di bagian dua kami merekomendasikan serangkaian lokakarya dan kursus jangka pendek, yang menjadi bangunan dasar (building block) pengolahan CSD yang efektif dan pemenuhan kebutuhan pengembangan individual. Berikut ini kompetensi prioritas yang teridnetifikasi untuk dikembangkan selam wawancara : Bagian satu – bidang prioritas utama 1. Tanggung jawab kepersonaliaan Mencakup bidang-bidang, seperti pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk melaksanakan tugas dalam bidang kepersonaliaan, seperti menangani ketidakhadiran, ketidakefisienan, disiplin, perekrutan dan seleksi, penanganan keluhan, kesehatan dan keselamatan, dan sebagainya. 2. Keterampilan tim dan kepemimpinan Keterampilan pengelolaan orang secara efektif dalam tim/kelompok teridentifikasi sebagai elemen kunci untuk mampu mengelola perubahan lingkungan CSD yang berlangsung cepat. Bidang-bidang yang dicakup meliputi peran sebagai manajer, motivasi, gaya kepemimpinan, menangani konfik dalam atau antar kelompok. 3. Mengembangkan tanggung jawab keuangan Dalam kategori ini ada dua bidang yang saling tumpang tindih. Mengembangkan kesadaran bisnis dari segi keuangan dan memanfaatkan informasi keuangan kini menjadi pengetahuan dan keterampilan yang
  • 25. dibutuhkan untuk membuat rencana anggaran dan menganalisis informasi keuangan. 4. Mengembangkan keterampilan komputer Saat ini, peran komputer dalam penyebaran, penyimpanan, dan pengolahan informasi semakin besar. Untuk bisa mengakses dan mengolah informasi, manajer harus memahami dan terampil memanfaatkan teknologi informasi. Oleh karena itu, perlu dilakukan pelatihan untuk meningkatkan kesadaran dan keterampilan pemanfaatan teknologi informasi. Bagian dua – menu terbuka Selama proses konsultasi, kami juga menemukan kebutuhan pelatihan untuk keterampilan tertentu. Keterampilan ini tidak seumum keterampilan yang teridentifikasi pada bagian satu. Kami mengusulkan agar dikembangkan sejumlah lokakarya pendek untuk sejumlah staf yang perlu belajar atau memperbaharui keterampilannya. Berikut ini bidang keterampilan yang paling banyak dibutuhkan : 1. Penulisan laporan 2. Manajemen waktu 3. Keterampilan presentasi 4. Manajemen rapat 5. Keterampilan negosiasi 6. Membina dan melatih karyawan 7. Konseling dan manajemen stress 8. Keterampilan hubungan antar manusia Lokakarya pendek dianggap sangat penting karena staf yang telah mencapai level ini ingin memilih keterampilan yang akan dikembangkannya dan waktu yang tersedia untuk mengikuti pelatihan ini dengan meninggalkan pekerjaan. Lokakaryanya harus dirancang agar ringkas, komprehensif, dan customized dengan kebutuhan kelompok sasaran. 3.3 pelatihan pengembangan karir untuk mengembangkan kadar manajer yang bisa mengisi jabatan senior di CSD, perlu dipastikan bahwa pelatihan bukan hanya dikonsentrasikan untuk memenuhi kebutuhan soal ini, melainkan juga untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan kompetensi yang dibutuhkan untuk membawa organisasi memasuki dekade mendatang. Kegagalan melaksanakan pelatihan pengembangan, dimasa depan akan terjadi kesenjangan antara tuntutan bisnis dengan yang bisa diberikan oleh manajer dan stafnya. Kami merekomendasikan dua pendekatan untuk pelatihan pengembangan karir ini. 1. Mengembangkan profesionalisme Manajer harus didorong untuk mendapatkan kualifikasi professional pada bidang yang relevan. Banyak orang di CSD lebih merupakan generalis ketimbang ahli pada bidang tertentu. Kami merekomendasikan agar ornag-orang ini didorong untuk menjadi manajer professional dengan cara mengikuti
  • 26. pendidikan di Institute of Supervisory management (bagi manajer lini pertama) atau Open University business School (bagi manajer madya). Para manajer sangat menghargai kualifikasi yang dikaui secara nasional. Oleh karena itu, kesempatan pengembangan ini akan menjadi faktor yang mendorong manajer untuk berprestasi. Pengembangan ini juga merupakan bukti bahwa CSD memiliki komitmen dalam pengembangan sumber daya manusia pada umumnya dan karyawan CSD khususnya. 2. Pengembangan profesionalisme berkelanjutan Manajer harus didorong untuk mengikuti berbagai seminar bisnis ataupun teknis. Seminar yang diikuti harus mencerminkan kebutuhan pengembangan bisnis organisasi ataupun pengembangan pribadi manajer. Harus dibuat mekanisme pelaporan dan evaluasi untuk mengecek apakah CSD mendapatkan manfaat atas uang yang telah dikeluarkan dan untuk menyebarkan informasi yang diperoleh melalui seminar tersebut. Pendekatan ini sangat penting untuk menjaga agar CSD tetap bisa mengikuti perkembangan terbaru, menghindari serangan dari departemen lain dalam organisasi, serta untuk membuktikan bahwa CSD tetap berorientasi ke depan. 3. Memastikan efektivitas pelatihan Pengeluaran pelatihan harus dikendalikan secara cermat dan dimonitor. Tim pelatihan dan pengembangan perlu memastikan bahwa manajer menggunakan pelatihan secara efektif untuk merespons tuntutan bisnis yang teridentifikasi. Kami merekomendasikan bahwa peran bagian pelatihan terus mengembangkan bersama dengan memfasilitasi dan memonitor prakarsa yang telah dijalankan sebelumnya. Staf pelatihan harus membantu manajer lini untuk mengidentifikasi kebutuhan pelatihan prioritas, dan membuat kaitan antara sasaran inidivu dan sasran korporat. Mereka harus memberi saran kepada manajer lini mengenai pendekatan yang sesuai untuk memenuhi kebutuhan pelatihan yang teridentifikasi dan dalam hal seleksi kombinasi metode pelatihan yang efektif biaya. Harus dibentuk learning resources center (LRC) sebagai sumber pengembangan alternatif di luar kursus, seminar, dan lokakarya. Tim kepersonaliaan dan pelatihan harus memonitor agar penilaian kraya dilakukan secara sistematis, tepat waktu, serta kebutuhan pelatihan dan pengembangan diidentifikasi dan dimasukkan ke dalam rencana pelatihan CSD di masa depan. Hanya ada sedikit bukti yang menunjukkan dilakukannya validasi pra dan pasca pelatihan. Oleh karena itu, kami merekomendasikan agar bagian pelatihan menilai dan memastikan efektivitas pelatihan, bukan hanya dengan memontiro arah dan perkembangan pelatihan yang sedang berlangsung, melainkan juga dengan menilai keberhasilan pembelajar dalam menerapkan hasil pembelajrannya di tempat kerja.
  • 27. Keseluruhan strategi yang kami usulkan hraus memastikan bahwa program pelatihan yang diberikan oleh pusat pelatihan akan didasarkan pada kebutuhan individu dan organisasi sehingga sumber daya yang digunakan untuk pelatihan dan pengembangan tidak sia-sia. 4. Kesimpulan Strategi pelatihan dan pengembangan yang direkomendasikan dalam laporan ini merupakan peluang utama bagi CSD. Laporan menunjukkan bagaimana manajemen pelatihan berperan membantu perubahan pada CSD serta menggambarkan bagaimana perubahan radikal terjadi dalam CSD sendiri. Berdasarkan pengalaman sendiri ataupun pengalaman di tempat lain, baik pada sektor swasta maupun pemerintah, tempat lain, baik pada sektor swasta maupun pemerintah, tempat lain, terdapat tiga pendekatan yang saling melengkapi yang bisa dimanfaatkan oleh departemen untuk membantu pemenuhan kebutuhan bisnis. Strategi yang diusulkan memungkinkan manajer CSD merespon perubahan dengan cepat. Strategi ini melengkapi mereka dengan kompetensi yang dibutuhkan untuk melaksanakan pekerjaannya secara efektif, dan membantu mereka mengembangkan diri mereka serta organisasi untuk keberhasilan di masa mendatang. Membuat presentasi Kebutuhan pelatihan yang persuasif Setelah anda melakukan penelitian kebutuhan pelatihan, laporan anda sangat ditunggu-tunggu. Setelah menyampaikan laporan, anda harus memastikan bahwa usulan dan rekomendasi yang ada di dalamnya, akan ditindaklanjuti. Untuk memastikan adanya tindak lanjut, mengharuskan anda untuk melakukan presentasi persuasif di hadapan para manajer senior yang berwenang untuk mengimpelentasikan proposal anda. Berikut in butir-butir penting yang harus dipertimbangkan ketika melakukan presentasi : Pendahuluan Pada dasarnya, pendahuluan bisa disampaikan dalam bentuk INTRO (singkatan dari Interest, Needs, Title, Range, Objectives) Interest (menraik minat) grafis yang menggambarkan organisasi, misi, dan sasaran. Needs (kebutuhan) penghalang untuk berprestasi atau berhasil atau peluang untuk melakukan perbaikan. Title (judul) mudah ditangkap, menarik perhatian, dan mudah diingat. Range (lingkup) struktur dan urutan presentasi anda Objective (sasaran) keinginan tim pelatihan mengenai apa yang harus dilakukan oleh manajer yang menjadi peserta Pengembangan Posisi saat ini
  • 28.  Sasaran organisasi  Tingkat kinerja  Penghalang untuk mencapai kinerja standar  Kepentingan umum manajemen Masalah  Kebutuhan pelatihan  Kaitan kinerja karyawan dan sasaran  Hubungan dengan kepentingan / masalah utama manajemen Kemungkinan  Luasnya cakupan proposal  Pro dan kontra masing-masing bagian  Keberatan pra penanganan (misalnya, penentangan dari orang-orang kunci) Usulan  Prioritas  Intervensi pelatihan yang diinginkan  Prasyarat keberhasilan (misalnya, dukungan manajemen puncak)  Garis besar jadwal pelatihan  Mengidentifikasi langkah pertama yang jelas Kesimpulan Ikhtisar  Tujuan utama bisnis dari intervensi pelatihan  Tinjauan sekilas proposal  Penekanan manfaat Pertanyaan  Beberapa hal tidak jelas  Beberapa permasalahan  Menangani keberatan mereka Rekapitulasi  Menyatakan kembali hal-hal penting setelah pertanyaan / diskusi panjang lebar Kesimpulan akhir  Membuat pernyataan yang jelas bahwa langkah selanjutnya berada di tangan manajer senior yang bertanggung jawab, bukan lagi berada di tangan pelatih yang melaksanakan analisis kebutuhan pelatihan. Kriteria utama  Gunakan gambar dan grafik visual untuk mengilustrasikan bukti tren pelatihan  Gunakan pendekatan professional yang sama secara konsisten, baik pada saat memberi presentasi pada sekelompok kecil maupun kelompok besar manajer.  Gunakan bahasa bisnis yang sesuai dan hindari jargon yang menggambarkan diri anda sebagai pelatih
  • 29.  Tunjukkan bahwa anda mewakili fungsi pelatihan yang merupakan mitra sejajar manajer lini dalam memberikan hasil bisnis.  Untuk mencapai kesimpulan akhir,tunjukkan consensus yang telah dicapai dengan para manajer lini  Sebutkan nama manajer yang telah memberi perstujuan dan berkomitmen terhadap usulan anda Butir kegiatan Coba pikirkan presentasi analisis kebutuhan yang akan anda lakukan. Gunakan pedoman yang telah kami buat dan lakukan latihan presentasi di hadapan sekelompok rekan kerja. Mintalah mereka untuk bermain peran sebagai orang-orang yang nakal, suka menyerang. Dengan cara semacam ini, anda akan terlatih dan bisa meninjau kembali cara anda melakukan presentasi ataupun analisis yang akan anda presentasikan. Daftar periksa Butir kegiatan lihat kembali daftar butir-butir tindakan kami. Apakah anda telah menyelesaikan setiap langkah ? jika belum, mengapa ? apa yang bisa anda lakukan lebih banyak, atau secara berbeda dimasa yang akan datang ?  Menyelenggarakan pertemuan awal  Membuat konsep kerangka rujukan  Mendapatkan persetujuan kerangka rujukan  Membuat rencana proyek  Studi meja – mempelajari data standar dan laporan manajemen  Studi awal dengan mewawancarai manajer yang bertanggung jawab dan manajer kunci lainnya  Membuat konsep instrument survei wawancara tersturktur  Memvalidasi instrument survei wawancara terstruktur  Mengidentifikasi responden survei yang menjadi target.  Merencanakan pertemuan mengenai tahapan utama dengan manajer yang bertanggung jawab  Merencanakan logistik survei  Mengatur pertemuan  Melakukan wawancara  Menuliskan hasil  Menganalisis data  Mengatur wawancara tambahan  Menelepon untuk meminta tambahan data  Melakukan wawancara tambahan  Mengatur pertemuan kelompok kecil  Melakukan pertemuan kelompok kecil  Melakukan investigasi pelengkap
  • 30.  Bukti rujukan silang  Mencatat dan memproses data  Mengidentifikasi masalah kebutuhan pelatihan  Mengembangkan draf pertama prioritas  Meninjau kembali daftar prioritas dengan manajer departemen yang terkait  Merumuskan garis besar solusi  Mendiskusikan berbagai kemungkinan solusi dengan manajer lini.  Meninjau kembali kebutuhan dan solusi yang muncul.  Mengidentifikasi hubungan antara solusi pelatihan dan tindakan manajemen lain yang dibutuhkan  Mendiskusikan proposal garis besar dan dampaknya pada sasaran bisnis dengan manajer senior.  Menulis laporan  Mendistribusikan laporan ke peserta yang tepat.  Mempersiapkan presentasi untuk menjual laporan sebagai satu paket  Menyajikan hasil penelitian  Mendapatkan wewenang untuk mengimplementasikan solusi  Mengidentifikasi isu yang belum terpecahkan untuk dilakukan investigasi lebih mendalam  Memastikan bahwa para manajer akan memberi tahu manajer lain yang terkena dampak.  Mempublikasikan jadwal kegiatan pelatihan  menganalisis pelajaran yang bisa diambil dari proyek dan merencanakan langkah selanjutnya. Merancang pelatihan yang efektif – tinjauan sekilas Pendahuluan  mendefinisikan istilah rancangan dan mengaitkan defenisi tersebut dengan proses pelatihan  mengidentifikasi sepuluh langkah dalam merancang pelatihan yang efektif.  Mengukur tingkat kompetensi anda pada masing-masing tahap tersebut.  Membuat rencana tindakan yang dapat digunakan agar lebih ahli dalam kesepuluh tahapan tersebut. Bagi orang yang masih baru dalam bidang manajemen pelatihan, perlu menjawab pertanyaan berikut ini : dari mana kita mulai dan kemana arah kita ? Pada bab ini kami akan memperkenalkan langkah-langkah penting yang harus diambil untuk memastikan anda akan memiliki produk pelatihan yang dirancang secara professional yang bisa memenuhi kebutuhan organisasi anda. Apa yang dimaksud dengan “rancangan” ? Rancangan adalah …. Kegiatan pemecahan masalah yang tidak pernah membuahkan satu hasil. Rancangan selalu membuahkan hasil yang tidak terhingga jumlahnya – ada yang lebih benar, ada yang lebih salah.
  • 31. Meskipun ditulis dalam konteks yantg berbeda, apabila diterapkan dalam bidang pelatihan dan pembelajaran, defenisi kami tetap berlaku. Proses perancangan memiliki beberapa karakteristik :  Biasanya melibatkan sejumlah besar pembuatan keputusan  Menuju arah masa depan dan memprediksi peristiwa yang aka datang  Melibatkan kegiatan yang kreatif Dua ciri utama yang membedakan rancangan untuk pelatihan dan pembelajaran dari bentuk-bentuk perancangan lain adalah :  Perancangan adalah interaksi sosial yang dinamis dan terus-menerus berubah  Pelatih memiliki peran utama dalam interaksi tersebut Tugas ini menambah kerumitan bagi pelatih karena pelatih harus bisa memastikan bahwa rancangan tersebut bisa diimpelemtnasikan secara efektif. Dalam praktik, perancang pelatih harus bisa mengantisipasi situasi yang akan terjadi peristiwa pembelajaran, mengantisipasi hasilnya, dan membuat berbagai keputusan berdasarkan antisipasi tersebut. Butir kegiatan Ketika diminta untuk merancang suatu kegiatan pelatihan, biasanya kegiatan apa yang menjadi fokus para pelatih ? tuliskan gagasan anda di bawah ii : 1. 2. 3. 4. 5. Kami menduga jawaban anda menunjukkan pendapat pelatih mengenai sesi pelatihan, misalnya :  Apa yang harus saya masukan dalam presentasi saya ?  Kapan saya harus memilah kelompok menjadi beberapa kelompok kecil ?  Pertanyaan apa yang seharusnya saya lontarkan dan kapan harus dilontarkan ?  Alat bantu visual apa yang harus saya gunakan ?  Apakah saya harus menunjukkan video pelatihan ? Agar suatu pelatihan berhasil, rancangan tidak boleh difokuskan pada sesi pelatihan. Akan lebih baik apabila pada saat merancang, pemikiran difokuskan pada apa yang sesungguhnya diperlukan. Cara ini akan menghindari rancangan yang sifatnya tambal sulam. Butir kegiatan “siklus pelatihan” Ingat peristiwa pembelajaran yang menurut anda sangat berhasil. Anda bisa mengingat manajer pelatihannya, pelaksanaan pelatihannya, pelatihnya, cara penyampaian materinya, fasilitas latihan, atau sebagai delegasi yang berpartisipasi dalam proses pembelajaran. Setelah ingat suatu peristiwa, coba telusuri prosesnya. Jangan hanya memfokuskan pada isi peristiwa tersebut, tetapi coba identifikasi keseluruhan
  • 32. struktur. Pada tahap mana sesungguhnya peristiwa pelatihan dimulai ? tahap apa saja yang mendahuluinya ? tahapan apa yang mengikutinya ? sekrang, buatlah daftar tahapan peristiwa secara kronologis dalam peristiwa pelatihan secara lengkap : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. Sepuluh langkah menuju pelatihan yang efektif Meskipun belum ada pendekatan perancangan pelatihan yang diterima secara universal, model perancangan yang dikembangkan oleh Industrial training board adalah model yang paling populer. Model yang ditunjukkan di bawah ini adalah model yang telah diuji coba dalam praktik selama bertahun-tahun. Model ini juga merupakan penerapan dari teori pembelajaran yang telah di tes secara cermat di banyak tempat kerja. Kami merekomendasikannya karena model ini adalah praktik telah berjalan baik. Tahap satu – mengidentifikasi kebutuhan pelatihan Tahap dua – mengklarifikasi sasaran pelatihan Tahap tiga – mempertimbangkan peserta sasaran Tahap empat – mengembangkan garis besar kursus (sesi pelatihan) Tahap lima – memilih metode dan media Tahap enam – menyiapkan panduan bagi pimpinan Tahap tujuh – melakukan uji coba sesi pelatihan Tahap delapan – melaksanakan sesi pelatihan Tahap sembilan – melakukan tindak lanjut pelatihan Tahap sepuluh – mengevaluasi hasil Coba bandingkan model kami dengan daftar yang telah dibuat sebelumnya. Perhatikan bagian mana yang sama dan mana yang berbeda. Beri perhatian khsusu pada tahapan yang terlewatkan oleh anda. Kegiatan kita berikutnya adalah menilai tingkat kompetensi anda saat ini pada masing-masing tahapan. Mengenali sepuluh tahapan Untuk memberi gambaran yang lebih jelas, kami akan jelaskan masing-masing tahapan secara singkat. Langkah satau-mengidentifikasi kebutuhan pelatihan Mengidentifikasi kesenjangan, melakukan penelitian, menentukan prioritas.
  • 33. Ini merupakan langkah pertama yang menjadi acuan langkah-langkah berikutnya. Kebutuhan pelatihan bisa muncul karena anda mendeteksi tuntutanyang akan dihadapi di masa depan. Kebutuhan pelatihan juga bisa datang dari masalah yang muncul saat ini karena ada sesuatu yang tidak beres dalam organisasi anda. Pada kasus tertentu, untuk mengetahui penyebab suatu masalah anda tidak perlu melakukan penelitian. Misalnya saja, sebagai pelatih anda tahu kalau angka ketidakhadiran meningkat, jumlah produksi turun. Apakah masalah ini bisa diselesaikan dengan pelatihan ? proses semacam ini akan membantu anda mengidentifikasi apa yang sebenarnya terjadi dan apa yang seharusnya terjadi baik pada level organisasi, tim, maupun individu. Anda tidak bisa langsung melompat mengambil kesimpulan bahwa masalah yang muncul bisa diselesaikan dengan pelatihan. Anda perlu menyelidiki terlebih dahulu. Dengan cara ini anda bisa memutuskan apakah masalah tersebut bisa diselesaikan dengan pelatihan atau dengan tindakan perbaikan. Sebagai contoh dalam kasus menurunnya jumlah produksi, mungkin anda bisa mengubah pola shift, memastikan pasokan material diterima tepat waktu, atau menyediakan bus antar jemput untuk karyawan. Setelah ditentukan bahwa masalah anda adalah masalah pelatihan, selanjutnya anda memutuskan bidang kritis yang menjadi prioritas. Ketika mengidentifikasi prioritas, faktor yang dipertimbangkan adalah kemendesakan dan tingkat pentingnya. Apakah masalah tersebut mendesak, dan apabila tidak dibereskan segera akan berakibat fatal ? apakah masalah tersebut penting sehingga berdampak besar pada keseluruhan organisasi ? selain itu, faktor lain yang perlu dipertimbangkan untuk membantu membuat keputusan adalah struktural, legal, dan keuangan. Tahap dua –mengklarifikasi sasaran pelatihan Kriteria, perilaku yang diharapkan, dan peningkatan nyata Dengan mengidentifikasi kesenjangan antara kinerja saat ini dan kinerja yang diharapkan atau diantisipasi,anda bisa menentukan sasara pelatihan yang akan diselenggarakan. Sasaran pelatihan adalah perilaku yang diharapkan dari para peserta. Untuk bisa mencapai perilaku ini, para peserta harus bisa menutup kesenjangan yang telah diidentifikasi pada tahap pertama. Sasaran pelatihan anda harus menspesifikasi kemampuan peserta untuk melakukan pekerjaan tertentu, dengan tingkat kemampuan tertentu, pada kondisi tertentu. Pelatihan yang efektif tidak berhenti di ruang kelas. Anda juga harus mampu menetapkan apa yang bisa mereka lakukan setelah kembali ke tempat kerja dan manfaat apa yang diperoleh organisasi dengan meningkatnya kinerja mereka. Tahap tiga – mempertimbangkan peserta sasaran Level keterampilan dan pengetahuan saat ini, motivasi, dan gaya belajar Orang bukanlah mesin. Mereka tidak netral. Setiap peserta akan membawa tingkat keterampilan dan akumulasi pengalaman ke tempat pelatihan. Oleh karena itu,
  • 34. anda harus memahami populasi sasaran dan mengidentifikasi kesenjangan antara pengetahuan dan keterampilan yang mereka miliki saat ini dengan keterampilan dan pengetahuan yang diinginkan untuk dikuasai setelah pelatihan. Semakin tepat anda mengidentifikasi kesenjangan tersebut, semakin tepat pula rancangan pelatihan untuk menutup kesenjangan tersebut. Orang bukan sekadar akumulasi keterampilan dan pengetahuan. Pengalaman pembelajaran mereka sebelumnya dan perlakuan yang diterima dalam organisasinya, memiliki dampak besar terhadap motivasi mengikuti pelatihan. Motivasi pada gilirannya akan berdampak pada seberapa cepat mereka mengakumulasi bahan pembelajaran baru. Setiap orang dewasa memiliki gaya dan preferensi pembelajaran sendiri-sendiri. Pemahaman anda terhadap gaya pembelajaran mereka berdampak pada rancangan pelatihan yang anda kembangkan. Sebagai contoh, sekelompok insinyur yang memiliki praktis, tidak akan betah duduk berlama-lama mendengarkan pelatih menjelaskan latar belakang teori tanpa mencapai kesimpulan yang jelas. Tahap empat – mengembangkan garis besar sesi pelatihan Hirarkis, sekuensial, sasaran untuk memampukan Setelah mengidentifikasi sasaransecara keseluruhan, selanjutnya anda harus menyusun rencana induk pelatihan. Sasaran keseluruhan dipecah menjadi komponen-komponen utama pelatihan. Masing-masing komponen, apabila dikombinasikan akan memungkinkan pelatih menunjukkan perilaku yang anda harapkan. Masing-masing komponen bisa diterjemahkan menjadi sesi atau tahapan dalam pelatihan. Anda perlu mempertimbangkan susunan atau urutanyang paling efektif dari komponen-komponen tersebut sehingga materi yang disampaikan mudah dipahami dan dikuasai.metode yang umumdigunakan adalah dimulai dari keterampilan yang paling sederhana menuju ke yang lebih rumit. Dalam latihan bermain teknis, misalnya latihan ground strokes, diberikan sebelum cross-court, backhand drop-shot. Metode lain adalah urutan secara mekanis.artinya, trainee atau pembelajar tidak bisa menguasi tingkat keterampilan diatasnya sebelum menguasai tingkat keterampilan di bawahnya. Inilah yang disebut sebagai urutan mekanis. Sebagai contoh, dalam olah raga voli, sebelum bisa main harus menguasai teknik memberi servis terlebih dahulu. Jika anda tidak menguasai keterampilan yang pertama, anda tidak bisa melakukan yang kedua. Pada akhir pelatihan, anda bisa melihat pencapaian sasaran hierarkis. Apabila digambarkan, bentuknya seperti bagan organisasi. Setiap sesi pelatihan memiliki sasaran sendiri. Bangunan secara bertahap ini akan memungkinkan pelatih menampilkan kemampuan hasil keseluruhan sasaran pelatihan tersebut. (oleh karena itu, sasaran ini sering disebut sebagai sasaran yang memungkinkan / enabling objective).
  • 35. Sekarang anda sudah bisa membuat konsep garis besar masing-masing sesi yang akan membentuk keseluruhan sesi pelatihan. Tahap lima – memilih metode dan media Pengaruh, metode, pertimbangan Pada saat mendesain penyelenggaraan pelatihan, manajer pelatihan harus mempertimbangkan sejumlah faktor yang rumit. Media dan metode yang dipilih pada masing-masing sesi harus menyeimbangkan berbagai faktor tersebut. Untuk bisa mendapatkan keseimbangan yang tepat, harus dipertimbangkan diantaranya adalah keterampilan pelatih. Berikut ini model yang bisa dijadikan sebagai pengingat untuk mempertimbangkan berbagai faktor yang mempengaruhi efektivitas jalannya pelatihan. Pada saat anda memilih rancangan, anda harus hidup di dunia nyata. Sebagai contoh, anda tidak bisa merancang pelatihan yang di dalamnya mencakup pertunjukan melalui film jika anda tidak memiliki proyektor, atau bahkan belum tersedia jaringan listrik di tempat pelatihan. Anda juga tidak bisa melakukan pelatihan dengan metode experiental learning dengan berbagai teori canggih seperti analisis transaksional apabila tidak tersedia instruktur yang memiliki pengetahuan dan keterampilan yang memadai. Selain itu, metode pelatihan yang anda pilih juga harus bisa diterima oleh (sesuai dengan budaya) organisasi. Pertimbangan Banyak metode pelatihan yang bisa dimanfaatkan oleh pelatih pada saat menyelenggarakan pelatihan. Pada saat memilih metode mana yang akan digunakan, ada tiga faktor yang perlu dipertimbangkan : 1. Pengetahuan anda mengenai metode yang akan digunakan 2. Kemampuan pelatih anda untuk menjalankan metode tersebut secara efisien 3. Aplikatif tidaknya untuk mencapai sasaran sesi pelatihan dan acara pelatihan secara keseluruhan. Tahap enam – menyiapkan panduan bagi pimpinan Rencana kelas, handouts, storyboards Setelah mempertimbangkan berbagai metode yang bisa digunakan untuk mencapai sasaran pelatihan, anda siap menulis rencana tertulis secara rinci untuk pelatihan. Anda mungkin sudah memiliki begitu banyak bahan yang ada di kepala. Penulisan rencana ini akan memungkinkan anda untuk melihat apakah urutannya efektif dan ekonomis. Menuliskan pemikiran anda mengenai rencana pelatihan juga penting untuk menyampaikan gagasan anda pada pelatih lain, membuat anda yakin bahwa mereka bisa memahami dan menyampaikannya dalam pelatihan secara efektif. Perencanaan pelatihan ini dibuat dalam bentuk panduan bagi pemimpin pelatihan, yang pada akhirnya akan menjalankan pelatihan tersebut. Panduan bagi pemimpi pelatihan terdiri dari dokumen berikut ini yang paling berkaitan : 1. Rencana seso. Setiap sesi harus dibuat perencanaannya sendiri, yang apabila digabungkan akan membentuk keseluruhan rencana pelatihan. Rencana sesi
  • 36. merupakan peta jalan yang paling penting yang memungkinkan semua pelatih mengetahui materi apa saja yang dicakup, dan bagaimana urutan penyampaiannya. Rencana ini harus dikembangkan sedemikian rupa sehingga setiap pelatih bisa memahami falsafah pelatihan tersebut dan tahu posisi masing-masing sesi dalam pencapaian sasaran pelatihan keseluruhan. Rencana sesi biasanya berisi panduan umum untuk pelatih. Dengan demikian, isinya tidak terlalu rinci, dan bukan merupakan skenario yang kaku. Isinya hanya poin-poin penting untuk pengajaran. 2. Handouts. Perencanaan sesi menunjukkan pada tahap yang mana suatu handouts harus digunakan / dikeluarkan. Umumnya, hanya ada dua jenis handouts, yaitu : a. Materi pelatihan. Materi pelatihan diberikan kepada peserta untuk digunakan selama proses pelatihan. Isi handouts mencakup semua informasi yang memungkinkan peserta melaksanakan kegiatan dalam sesi yang telah direncanakan. Bahannya menjelaskan latar belakang pelatihan, prosedur yang harus diikuti oleh peserta, dan peran masing-masing individu dalam pelatihan. b. Bahan pembelajaran. Bahan ini berisi materi yang harus dipelajari oleh peserta yang akan dibahas dalam pelatihan. Cakupan isinya bisa berupa ikhtisar pelajaran, hasil yang mungkin diperoleh jika diterapkan di tempat kerja, pendapat ahli, daftar bacaan atau alat bantu pengingat pelajaran. 3. Storyboard. Pendekatan ini dipinjam dari dunia televisi dan periklanan. Pendekatan ini menggunakan kotak-kotak berisi alat bantu visual yang digunakan pada tahap penyampaian materi. Dengan memberikan ikhtisar visual akan memungkinkan pelatih memahami alat bantuvisual yang harus digunakan pada tahap tertentu. Dalam tahap perencanaan, pendekatan ini akan membantu anda membuat kaitan dan rancangan visual yang sesuai untuk memenuhi pesan pelatihan anda. Tahap tujuh – uji coba Uji coba, tinjau, revisi Rancangan yang bagus diatas kertas sreing tidak jalan di lapangan. Sebabnya bisa bermacam-macam. Seperti kami sebutkan sebelumnya, pelatihan melibatkan intraksi antara peserta dengan pelatih. Oleh karena itu, pengaturan waktu sering melesat dari rencana. Informasi yang kita peroleh mengenai peserta bisa kurang akurat. Instruksi yang dibuat di bahan tertulis bisa ditafsirkan lain oleh peserta. Oleh karena itu, rancangan pelatihan harus mengikuti tahapan yang sama dengan proses pelatihan keseluruhan dan mencakup setiap tahapan dalam sikus pembelajaran. Gabungan semua bahan yang dicakup dalam panduan pemimpin pelatihan. Diskusi rancangan anda dengan tim kecil. Tim tersebut bisa terdiri dari pelatih lain, anggota perancang pelatihan, dan pengguna (klien atau departemen lain). Semua bahan yang digunakan harus didiskusikan dan dievaluasi. Segala hal yang
  • 37. tampak akan menimbulkan masalah harus diperbaiki sebelum proyek uji coba dijalankan. Pada saat proyek uji coba, semua sampel materi harus disampaikan kepada peserta. Sampaikan kepada mereka bahwa semua sesi akan dilakukan persis sama dengan sesi dalam pelatihan yang sesungguhnya. Namun, mereka diminta melakukan pekerjaan tambahan berupa mengevaluasi materi belajar, urutan penyampaian, dan sebagainya. Jangan persulit diri anda dengan memilih peserta yang suka mengkritik secara berlebihan, mereka adalah orang yang mengkritik rancangan pelatihan, namun tujuannya adalah mengkritik kebijakan pelatihan dan organisasi. Oleh karena itu, pilihlah orang yang memiliki pengetahuan dan pengalaman luas dan yang kritiknya penting bagi klien atau peserta. Sebagai perancang, mungkin anda merasa perlu melakukan uji coba materi sendiri. Namun apabila anda tidak akan terlibat dalam penyampaian materi, ini merupakan kesempatan ideal bagi pelatih untuk mencobanya. Akan lebih baik apabila pelatih tersebut tidak terlibat dalam prose perancangan atau tahap pengembangan. Setelah uji coba, sekali lagi anda perlu mempertimbangkan umpan balik dari pelatih yang menyampaikan materi ataupun dari peserta. Setelah melakukan revisi hasil uji coba, anda siap meluncurkan program. Tahap delapan – melaksanakan pelatihan Luncurkan, terlibatlah, tinjau ulang Apabila proyek uji coba anda berhasil, beri tahukan kepada semua orang. Sebaliknya, apabila proyek uji coba anda gagal total, lakukan kajian untuk menemukan penyebab dan lakukan uji coba kembali. Apabila anda berhasil dan proyeknya bisa dijalankan, pastikan program pelatihan yang telah diuji coba dalam organisasi anda. Tulis artikel dalam majalah perusahaan atau mintalah kepada peserta untuk menyebarkan kabar keberhasilan uji coba tersebut. Selanjutnya, manajer senior harus melindungi program tersebut. Untuk mendapatkan penerimaan yang luas, selain dukungan chief executive office, anda juga memerlukan kehadiran para manajer senior pada awal sesi pelatihan. Apabila mereka enggan datang, bisa ditafsirkan oleh para peserta sebagai pesan tidak adanya komitmen terhadap program pelatihan. Selain mendapatkan komitmen nyata dari manajer senior, anda juga membutuhkan keterlibatan dari para manajer lini. Para manajer lini memiliki peran besar dalam membentuk harapan dari para pembelajar sebelum datang ke sesi pelatihan. Para manajer lini juga akan meminta penjelasan mengenai hasil yang diperoleh para pemeblajar setelah kembali ke tempat kerja. Diskusi antara pembelajar dengan manajer lini selanjutnya harus difokuskan pada apakah hasil pembelajaran yang diperoleh bisa diterapkan di tempat kerja untuk membuat perbedaan nyata, baik bagi organisasi maupun individu yang bersangkutan.
  • 38. Anda harus meninjau program pelatihan secara terus menerus serta memandingkannya dengan panduan dan keseluruhan sasaran pembelajaran. Proyek uji coba kemungkinan tidak benar-benar mewakili keadaan yang akan terjadi dalam pelatihan yang sesungguhnya. Anda tidak harus mengadopsi respons dari pengkritik yang ngawur atau mengubah program hanya karena kritik kecil. Namuin, apabila ada kritik yang sifatnya berulang-ulang dan membentuk pola, atau ada sesuatu yang membuat prosesnya tidak berjalan mulus, anda harus melakukan perubahan.      