Ce diaporama a bien été signalé.
Le téléchargement de votre SlideShare est en cours. ×

Al Islam PPT.pptx

Publicité
Publicité
Publicité
Publicité
Publicité
Publicité
Publicité
Publicité
Publicité
Publicité
Publicité
Publicité
Prochain SlideShare
Ketentuan Wakaf dan Waris
Ketentuan Wakaf dan Waris
Chargement dans…3
×

Consultez-les par la suite

1 sur 18 Publicité

Plus De Contenu Connexe

Similaire à Al Islam PPT.pptx (20)

Plus récents (20)

Publicité

Al Islam PPT.pptx

  1. 1. WAKAF WASIAT HIBAH KELOMPOK 9 :
  2. 2. Pengertian Wakaf  Kata “wakaf” atau “waqf” berasal dari bahasa arab “waqafa”.Asal kata “waqafa” berarti “menahan” atau “berhenti” atau “diam di tempat” atau “tetap berdiri”. Menurut istilah “waqaf/wakaf” adalah menahan suatu benda yang kekal abadi secara fisik zatnya serta dapat digunakan untuk sesuatu yang benar dan bermanfaat.
  3. 3. DasarWakaf  Dasar wakaf terdapat dalam QS. Al-Imron : 92, yang artinya: “Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sehahagian harta yang kamu cintai. dan apa saja yang kamu nafkahkan Maka Sesungguhnya Allah mengetahuinya”.
  4. 4. RukunWakaf  Rukun WakafAda empat rukun yang mesti dipenuhi dalam berwakaf :  Pertama, orang yang berwakaf (al-waqif).  Kedua, benda yang diwakafkan (al-mauquf).  Ketiga, orang yang menerima manfaat wakaf (al-mauquf ‘alaihi).  Keempat, lafadz atau ikrar wakaf (sighah).
  5. 5. Syarat-Syarat wakaf  1. Syarat-syarat orang yang berwakaf (al-waqif)  2. Syarat-syarat harta yang diwakafkan (al-mauquf)  3. Syarat-syarat orang yang menerima wakaf (al-mauquf alaih)  4. Syarat-syarat Shigah
  6. 6. Jenis-Jenis Wakaf  1. Wakaf Mutlak (‘AM) - merujuk kepada amalan menyerahkan harta wakaf dengan tidak menyatakan sesuatu tujuan tertentu dalam perwakafan hartanya.  2. Wakaf Muqayyad (KHAS) – amalan mewakafkan harta dimana pewakaf menyatakan tujuan wakaf secara spesifik semasa menwakafkan hartanya.
  7. 7. Harta yang bias diWakaf  a. sebidang tanah b. pepohonan untuk diambil manfaat atau hasilnya c. bangunan masjid, madrasah, atau jembatan
  8. 8. Pengertian Wasiat  Dalam definisi wasiat secara lughawi, wasiat berasal dari bahasa arab yang berarti "pesan, menyambung, menaruh belas kasihan, menjadikan, memerintahkan, dan mewajibkan". Makna wasiat (ٌ ‫َّة‬‫ي‬ ِ ‫ص‬ َ‫)و‬ menurut istilah syar’i ialah, pemberian kepemilikan yang dilakukan seseorang untuk orang lain, sehingga ia berhak memilikinya ketika si pemberi meninggal dunia. Secara umum pemberian wasiat dikaitkan dengan kondisi seseorang (yang memberi wasiat) dalam keadaan sakit menjelang kematian. Sementara wasiat meliputi atas sesuatu pekerjaan, jasa, maupun harta peninggalan. Dengan demikian, lingkup wasiat dalam pembahasan fiqih meliputi pesan atas sesuatu harta dari seseorang menjelang kematian.
  9. 9. RukunWasiat  Pertama :  Harus ada orang yang berwasiat (mushi), harus memenuhi persyaratan, yaitu:  1. Baligh (dewasa),  2. Berakal sehat (aqil)  3. Bebas menyatakan kehendaknya,  4. Merupakan tindakan tabarru’ (derma sukarela atau amal),  5. Beragama islam
  10. 10. RukunWasiat  Kedua :  Harus ada seseorang atau badan hukum yang menerima wasiat (musha-lahu). Dan orang yang menerima wasiat (musha-lahu) ia harus memenuhi syarat sebagai berikut :  a. Harus data diketahui dengan jelas siapa orang atau badan hukum yang menerima wasiat itu,nama orang tersebut,badan organisasi tertentu,atau mesjid-mesjid.  b. Telah wujud (ada) pada waktu wasiat dinyatakan ada sebenarnya atau ada suara yuridis misalnya anak yang masih dalam kandungan.  c. Bukan tujuan kemaksiatan
  11. 11. RukunWasiat  Ketiga :  Sesuatu yang di wasiatkan (musha-bihi) :  a. Dapat berlaku sebagai harta warisan baik benda bergerak maupun benda tak bergerak, atau dapat menjadi objek perjanjian,  b. Benda itu sudah (wujud pada waktu diwasiatkan),  c. Hak milik itu betul-betul kepunyaan si pewasiat (mushi)
  12. 12. Pengertian Hibah  Kata hibah adalah bentuk masdar dari kata wahaba digunakan dalam al-Quran beserta kata derivatifnya sebanyak 25 kali dalam 13 surat. Wahaba artinya memberi, dan jika subyeknya Allah berati memberi karunia, atau menganugerahi (QS.Ali Imran, 3:8, Maryam, 19:5, 49, 50, 53).  Secara bahasa, dalam kamus al-Munjid, hibah berasal dari akar kata wahaba-yahabu-hibatan, berarti memberi atau pemberian. Demikian pula dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti pemberian dengan sukarela dengan mengalihkan hak atas sesuatu kepada orang lain.
  13. 13. Rukun dan Syarat Hibah  a. Pemberi Hibah (Wahib)  Syarat-syarat pemberi hibah (wahib) adalah sudah baligh, dilakukan atas dasar kemauan sendiri, dibenarkan melakukan tindakan hukum dan orang yang berhak memiliki barang.  b. Penerima Hibah (Mauhub Lahu)  Syarat-syarat penerima hibah (mauhub lahu), diantaranya :  Hendaknya penerima hibah itu terbukti adanya pada waktu dilakukan hibah.Apabila tidak ada secara nyata atau hanya ada atas dasar perkiraan, seperti janin yang masih dalam kandungan ibunya maka ia tidak sah dilakukan hibah kepadanya.
  14. 14. Rukun dan Syarat Hibah  c. Barang yang dihibahkan (Mauhub)  Syarat-syarat barang yang dihibahkan (Mauhub), diantaranya : jelas terlihat wujudnya, barang yang dihibahkan memiliki nilai atau harga, betul-betul milik pemberi hibah dan dapat dipindahkan status kepemilikannya dari tangan pemberi hibah kepada penerima hibah.  d. Akad (Ijab dan Qabul),  Akad (ijab qobul) misalnya si penerima menyatakan “saya hibahkan atau kuberikan tanah ini kepadamu”, si penerima menjawab, “ya saya terima pemberian saudara”.
  15. 15. Macam- Macam Hibah  1. Hibah barang adalah memberikan harta atau barang kepada pihak lain yang mencakup materi dan nilai manfaat harta atau barang tersebut, yang pemberiannya tanpa ada tendensi (harapan) apapun. Misalnya menghibahkan rumah, sepeda motor, baju dan sebagainya.  2. Hibah manfaat, yaitu memberikan harta kepada pihak lain agar dimanfaatkan harta atau barang yang dihibahkan itu, namun materi harta atau barang itu tetap menjadi milik pemberi hibah. Dengan kata lain, dalam hibah manfaat itu si penerima hibah hanya memiliki hak guna atau hak pakai saja. Hibah manfaat terdiri dari hibah berwaktu (hibah muajjalah) dan hibah seumur hidup (al-amri). Hibah muajjalah dapat juga dikategorikan pinjaman (ariyah) karena setelah lewat jangka waktu tertentu, barang yang dihibahkan manfaatnya harus dikembalikan.
  16. 16. Hukum Hibah  a. Wajib.  Hibah yang diberikan kepada istri dan anak hukumnya wajib sesuai dengan kemampuannya. Rosululloh SAW bersabda yang artinya: “Bertaqwalah kalian kepada Allah dan adillah terhadap anak anak kalian”.  b. Haram  Hibah menjadi haram hukumnya apabila harta yang telah dihibahkan ditarik kembali.  c. Makruh  Menghibahkan sesuatu dengan maksud mendapatkan imbalan sesuatu baik berimbang maupun lebih banyak hukumnya adalah makhruh.
  17. 17. Hikmah Hibah  1. Menumbuhkan rasa kasih sayang kepada sesama  2. Menumbuhkan sikap saling tolong menolong  3. Dapat mempererat tali silaturahmi  4. Menghindarkan diri dari berbagai malapetaka.

×