Ujian akhir semester mata kuliah Filsafat Ilmu & Metlit membahas empat pendekatan dalam mempelajari filsafat ilmu yaitu pengalaman empiris, logika, ilmu, dan teologi. Soal-soalnya meliputi hubungan empirisme dan logika dengan ilmu manajemen serta peran ilmu manajemen bagi individu dan kelompok dalam kehidupan sehari-hari. Teori-teori kebenaran yang dibahas meliputi korespondensi, koherensi, dan
DSKP KSSM Kurikulum Bersepadu Dini LAM Tingkatan 3
Soal filsafat ilmu 26 02-2021 UAS R . Adhi Indra Kurnia
1. UJIAN AKHIR SEMESTER (UAS)
TAHUN AKADEMIK 2020/2021
Mata Kuliah : Filsafat Ilmu & Metlit
Angkatan/Semester : XX.b (Dua)
Hari/ tanggal : Jum;at, 26 Pebruari 2020
Waktu : 19.00 – 21.00 WIB
Dosen : Prof. Dr. H. Nandan Limakrisna, Ir., MM
Soal
1. Dalam mempelajari filsafat ilmu dapat dilakukan dengan empat pendekatan yaitu
pengalaman empiris, logika, ilmu, dan theology sebagai dasar dalam menentukan arah
menuju kepada yang sebenarnya. Bagaimana hubungan dengan ilmu manajemen?
Jelaskan lengkap dengan kondisi dan situasi yang berbeda beda dalam rangka mencari
kebenaran ilmiah. Dilain pihak tidak ada kebenaran yang mutlak dan kebenaranyang tetap,
sehingga munculah teori kebenaran (The Theory of Thruth) yang mencakup: Teori
Korespondensi (The Correspondence Theory of Thruth), Teori Konsistensi (The
Consistence Theory of Thruth), dan Teori Progmatis (The Pragmatic Theory of
Thruth). Demikian pula halnya dengan penerapan ilmu manajemen tergantung kepada
keadaan yang berbeda-beda. Bagaimana pendapat Saudara tentang hal tersebut di atas?
Jelaskan secara rinci lengkap dengan contohnya!
2. Ilmu Manajemen berkembang dan dikembangkan untuk kepentingan manusia sebagai
individu maupun berkelompok di dalam suatu organisasi sebagai subjek dalam kehidupan
maupun kegiatannya sehari-hari.
a. Sejauhmana peran ilmu manajemen bagi individu maupun kelompok dalam menjalani
kehidupan dan kegiatannya sehari-hari ? Kemukakan pendapat Saudara lengkap
dengan contohnya!
b. Bagaimana bila dalam kehidupan dan kegiatan manusia dalam suatu organisasi tanpa
manajemen ? Jelaskan lengkap dengan contohnya!
Catatan : Jawaban di Ketik di email ke admiks2feb@gmail.com
====SELAMAT BEKERJA===
Alamat : Jalan Turangga Raya No. 25 Bandung 40263 Tilp. (022)7332548-7332549 Fax. (022) 7302184
2. Nama Mahasiswa : R . Adhi Indra Kurnia
NIM : 4122.5.1921.0353
Mata Kuliah : Filsafat Ilmu
Dosen : Prof. Dr. H. Nandan Limakrisna, Ir., MM
1.
a. Dalam kaitannya filsafat ilmu dengan empiris berpikir untuk memperoleh pengetahuan
dengan menggunakan rasio mengenai sebab-sebab, azas-azas,hukum-hukum dsb dari segala
sesuatu yang ada di alam semesta tentang kebenaran (Truth) dan ini dalam manajemen akan
memberikan akumulasi pengetahuan yang tersusun secara sistematik,rasional,lojik dll yang
dapat menentukan arah manajemen menentukan metodik secara empiris permasalahan yang
timbul untuk memecahkan problem solving melalui penelitian yang di lakukan perusahaan
atau lembaga didalam manajemen jadi dapat menolak dan menerima dari hasil kajian empiris
b. Dalam logika terkait dengan filsafat ilmu didasarkan kepada cara berpikir kita secara
rasional karena untuk menjawab permasalahan kita harus terlebih dahulu mengetahui
permasalahan yang ada sebagai awal kita berpikir secara logika untuk mencari kebenaran
ilmu dan logika di butuhkan untuk melhat secara langsung apa yang menjadi dasar penyebab
permasalahan sebagai kerangka berpikir atau pijakan dalam perumusan masalah
c. Dalam Filsafat ilmu terkait dengan ilmu ( Knowledge ) kita di perkenalkan bagaimana kita
dapat mempunyai dasar kebenaran ( Truth ) dalam manajemen sehingga kita dapat membuat
serangkaian yang di ketahui sehari-hari sebagai sebuah realita yang harus mampu kita
jabarkan dan analisis sebagai dasar kita melakukan suatu hal menyangkut metode knowledge
yang mampu menjawab knowen sebagai suatu hal dapat kita jadikan sebagai sebuah ilmu
pengetahuan
d. Dalam Filsafat ilmu terkait dengan Theology yakni terkait dengan ilmu Ketuhanan kita
percayai bahwa Tuhan adalah maha pencipta yang terkait dengan manajemen dapat dikatakan
bahwa peran Tuhan / Alloh sebagai pencipta sangat menentukan permasalahan kita dan juga
dapat juga menjawab permasalahan dengan doa dan sudah barang tentu ini kan menentukan
cara berpikir kita sebagai pelaku manajemen bagaimana kita menjawab suatu permasalhan
dengan konsep kebenaran yang hakiki karena asal sebuah kebenaran adalah Alloh dan kita
berpikir bahwa dengan kebenaran yang mutlak kita dapat melihat kebenaran sebagai salah
satu ajaran terbaik bagi manusia
Teori kebenaran korespondensi, Correspondence TheoryofTruth yang kadang disebut
dengan accordance theory of truth,adalah teori yang berpandangan bahwa
pernyataanpernyataan adalah benar jika berkorespondensi terhadap fakta atau pernyataan
yang ada di alam atau objek yang dituju pernyataan tersebut. Kebenaran atau keadaan benar
itu apabila ada kesuaian (correspondence) antara arti yang dimaksud oleh suatu pernyataan
atau pendapat dengan objek yang dituju oleh pernyataan atau pendapat tersebut. Kebenaran
atau suatu keadaan dikatakan benar jika ada kesesuaian antara arti yang dimaksud oleh suatu
pendapat dengan fakta. Suatu proposisi adalah benar apabila terdapat suatu fakta yang sesuai
dan menyatakan apa adanya. Teori korespondensi ini pada umumnya dianut oleh para
pengikut realisme. Di antara pelopor teori ini adalah Plato, Aristoteles, Moore, dan Ramsey.
Teori ini banyak dikembangkan oleh Bertrand Russell (1972-1980). Teori ini sering
diasosiasikan dengan teori-teori empiris pengetahuan. Teori kebenaran korespondensi adalah
teori kebenaran yang paling awal sehingga dapat digolongkan ke dalam teori kebenaran
tradisional karena Aristoteles sejak awal (sebelum abad Modern) mensyaratkan kebenaran
pengetahuan harus sesuai dengan kenyataan atau realitas yang diketahuinya. Problem yang
kemudian muncul adalah apakah realitas itu obyektif atau subyektif. Terdapat dua pandangan
3. dalam permasalahan ini, realisme epistemologis dan idealisme epistemologis. Realisme
epistemologis berpandangan bahwa terdapat realitas yang independen (tidak tergantung),
yang terlepas dari pemikiran dan kita tidak dapat mengubahnya bila kita mengalaminya atau
memahaminya. Itulah sebabnya realisme epistemologis kadangkala disebut objektivisme.
Sedangkan idealisme epistemologis berpandangan bahwa setiap tindakan berakhir dalam
suatu ide, yang merupakan suatu peristiwa subyektif. Kedua bentuk pandangan realistas di
atas sangatlah beda. Idealisme epistemologi lebih menekankan bahwa kebenaran itu adalah
apa yang ada didunia ide. Karenanya melihat merah, rasa manis, rasa sakit, gembira, berharap
dan sebagainya semuanya adalah ide. Oleh sebab itu, idealisme epistemologis sebagaimana
didefinisikan di atas sama dengan subyektivitas. Kesimpulan dari teori korespondensi adalah
adanya dua realitas yang berada dihadapan manusia, pernyataan dan KEBENARAN ILMIAH
Wildana Latif Mahmudi¹, Faishol Luthfi.² 142 kenyataan. Menurut teori ini, kebenaran adalah
kesesuaian antara pernyataan tentan sesuatu dengan kenyataan sesuatu itu sendiri. Misal,
Semarang ibu kota Jawa Tengah. Pernyataan ini disebut benar apabila pada kenyataannya
Semarang memang ibukota propinsi Jawa Tengah. Kebenarannya terletak pada pernyataan
dan kenyataan. Signifikansi teori ini terutama jika diaplikasikan pada dunia sains dengan
tujuan mencapai suatu kebenaran yang dapat diterima oleh semua orang. Seorang ilmuan akan
selalu berusaha meneliti kebenaran yang melekat pada sesuatu secara sungguh-sungguh
sehingga apa yang dilihatnya itu benarbenar nyata terjadi. Sebagai contoh, gunung dapat
berjalan. Untuk membuktikan kebenaran pernyataan ini harus diteliti dengan keilmuan yang
lain yaitu ilmu tentang gunung (geologi), ternyata gunung mempunyai kaki (lempeng bumi)
yang bisa bergerak sehingga menimbulkan gempa bumi dan tsunami. Dengan demikian
sebuah pertanyaan tidak hanya diyakini kebenarannya, tetapi harus diragukan dahulu untuk
diteliti, sehingga mendapatkan suatu kebenaran hakiki.
Teori Koherensi (Coherence Theory ofTruth) Teori kebenaran koherensi atau konsistensi
adalah teori kebenaran yang didasarkan kepada kriteria koheren atau konsistensi. Suatu
pernyataan disebut benar bila sesuai dengan jaringan komprehensif dari pernyataanpernyataan
yang berhubungan secara logis. Menurut teori ini kebenaran tidak dibentuk atas hubungan
antara putusan dengan sesuatu yang lain, yaitu fakta dan realitas, tetapi atas hubungan antara
putusan-putusan itu sendiri. Teori ini berpendapat bahwa kebenaran ialah kesesuaian antara
suatu pernyataan dengan pernyataan-pernyataan lainnya yang sudah lebih dahulu diketahui,
diterima dan diakui sebagai benar. Suatu proposisi benar jika proposisi itu berhubungan
(koheren) dengan proposisi-proposisi lain yang benar atau pernyataan tersebut bersifat
koheren atau konsisten dengan pernyataan-pernyataan sebelumnya yang dianggap benar.
Dengan demikian suatu putusan dianggap benar apabila mendapat penyaksian (pembenaran)
oleh putusanputusan lainnya yang terdahulu yang sudah diketahui,diterima dan diakui
benarnya. Karena sifatnya demikian, teori ini mengenal tingkat-tingkat kebenaran. Disini
derajat koherensi merupakan ukuran bagi derajat kebenaran. Misal, Semua manusia
membutuhkan air, Ahmad adalah seorang manusia, jadi, Ahmad membutuhkan air. Suatu
proposisi itu cenderung benar jika proposisi itu coherent (saling berhubungan) dengan
proposisiproposisi lain yang benar, atau jika arti yang dikandung oleh proposisi coherent
dengan pengalaman kita. Bakhtiar sebagai mana dikutip dari Aholiab Watholi, memberikan
standarisasi kepastian kebenaran dengan sekurangkurangnya memiliki empat pengertian,
dimanasatu keyakinan tidak dapat diragukan kebenarannya sehingga disebut pengetahuan.
Pertama, pengertian yang bersifat psikologis. Kedua, pengertian yang bersifat logis. Ketiga,
menyamakan kepastian dengan keyakinan yang tidak dapat dikoreksi. Keempat, pengertian
akan kepastian yang digunakan dalam pembicaraan umum, di mana hal itu di artikan sebagai
kepastian yang didasarkan pada nalar yang tidak dapat diragukan lagi. Berbeda dengan teori
korespondensi yang dianut oleh penganut realism dan matrealisme, teori koherensi atau
konsistensi ini berkembang pada abad ke-19 dibawah pengaruh hegel dandi ikuti oleh
4. pengikut madzhab idealism. Dia antaranya seorangfilsuf Britania F. M Bradley (1864-1924).
Idealisme epistemologi berpandangan bahwa obyek pengetahuan, atau kualitas yang ORBITH
VOL 16 NO. 2 Juli 2020 : 139-146 143 kita serap dengan indera kita itu tidaklah berwujud
terlepas dari kesadaran tentang objek tersebut. Karenanya, teori ini lebih sering disebut
dengan istilah subjektivisme. Pemegang teori ini,atau kaum idealism berpegang bahwa
kebenaran itu tergantung pada orang yang menentukan sendiri kebenaran pengetahuannya
tanpa memandang keadaan riill peristiwa-peristiwa. Manusia adalah ukuran segala-galanya,
dengan cara demikianlah interpretasi tentang kebenaran telah dirumuskan kaum idealisme.
Jika ditimbang dan dibandingkan dengan teori korespondensi, teori koherensi pada
kenyataannya kurang diterima secara luas dibandingkan teori pertama tadi. Teori ini punya
banyak kelemahan dan mulai ditinggalkan. Misalnya, astrologi mempunyai sistem yang
sangat koheren tetapi kita tidak menganggap astrologi benar. Kebenaran tidak hanya
terbentuk oleh hubungan antara fakta atau realitas saja tetapi juga hubungan antara
pernyataan-pernyataan itu sendiri. Dengan kata lain, suatu pernyataan adalah benar apabila
konsisten dengan pernyataan-pernyataan yang terlebih dahulu kita terima dan kita ketahui
kebenarannya.
Teori Pragmatisme (The pramagtic theory of truth.) Pramagtisme berasal dari bahawa
Yunan pragmai,artinya yang dikerjakan, yang dilakukan, perbuatan, tindakan, sebutan bagi
filsafat yang dikembangkan oleh William James di Amerika Serikat. Teori kebenaran
pragmatis adalah teori yang berpandangan bahwa arti dari ide dibatasi oleh referensi pada
konsekuensi ilmiah, personal atau sosial. Benar tidaknya suatu dalil atau teori tergantung
kepada berfaedah tidaknya dalil atau teori tersebut bagi manusia untuk kehidupannya.
Kebenaran suatu pernyataan harus bersifat fungsional dalam kehidupan praktis. Pragmatism
merupakan aliran filsafat yang lahir di Amerika serikat akhir abad historis pernyataan ilmiah
yang sekarang dianggap benar suatu waktu mungkin tidak lagi demikian. Dihadapkan dengan
masalah seperti ini maka ilmuan bersifat pragmatis selama pernyataan itu fungsional dan
mempunyai kegunaan maka pernyataan itu dianggap benar, sekiranya pernyataan itu tidak
lagi bersifat demikian, disebabkan perkembangan ilmu itu sendiri yang menghasilkan
pernyataan baru, maka pernyataan itu ditinggalkan, demikian seterusnya.
Dalam hal ini saya berpendapat bahwa semua ilmu manajemen dapat di terapkan dan di
fungsikan berbeda dalam sebuah kasusistiknya menurut pemahan dan bergantung kepada
kondisi dan keadaan yang berbeda beda makadari itu kita wajib tahu dan paham tentang
bagaimana menggunakan teori dengan memahami analisis yang sesuai dengan masalah yang
ada.
2. Menerapkan ilmu manajemen dalam kehidupan sehari-hari tidak dapat Anda praktikkan
tanpa mengerti apa itu manajemen. Pengertian ilmu manajemen secara umum wajib Anda
pahami agar dapat diimplementasikan dengan baik.
Secara umum, manajemen adalah suatu proses di mana seseorang dapat mengatur segala
sesuatu yang dikerjakan oleh individu atau kelompok. Manajemen perlu dilakukan guna
mencapai tujuan atau target dari individu ataupun kelompok tersebut secara kooperatif
menggunakan sumber daya yang tersedia.
Dari pengertian tersebut, ilmu manajemen dapat diartikan sebagai kemampuan dalam
mengatur sesuatu agar tujuan yang ingin dicapai dapat terpenuhi. Sebetulnya, hal ini sudah
sering terjadi di kehidupan nyata. Setiap orang juga pasti pernah mempraktikkan ilmu
manajemen secara tidak langsung setiap harinya.
5. Selain itu, manajemen juga dapat diartikan menurut etimologinya. Manajemen berarti sebagai
seni mengatur dan melaksanakan, berdasarkan Bahasa Prancis kuno. Manajemen juga dapat
diartikan sebagai usaha perencanaan, koordinasi, serta pengaturan sumber daya yang ada demi
mencapai tujuan secara efektif dan efisien.
Dengan menerapkan ilmu manajemen, diharapkan sesuatu yang sedang dikerjakan dapat
selesai tepat waktu dan tanpa ada hal yang menjadi sia-sia. Tujuan tercapai karena terorganisir
secara baik.
Para ahli memandang ilmu manajemen dengan pengertian beragam. Mary Parker Follet,
manajemen adalah seni dalam menyelesaikan tugas melalui perantara. Dalam hal ini,
manajemen dapat diartikan sebagai suatu kegiatan yang dilakukan oleh seorang manager
untuk mengarahkan bawahan atau orang lain dalam menyelesaikan pekerjaan demi
tercapainya sebuah tujuan.
Beralih ke George Robert Terry, yang mengartikan manajemen sebagai proses khas dari
beberapa tindakan, seperti perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan.
Seluruh tindakan tersebut bertujuan mencapai target dengan memanfaatkan semua sumber
daya yang tersedia.Menurut Ricky W. Griffin, manajemen adalah proses perencanaan,
organisasi, koordinasi, dan kontrol pada sumber daya agar tujuan tercapai secara efektif dan
efisien. Efektif di sini maksudnya tujuan tercapai sesuai rencana, dan efisien berarti bahwa
manajemen dilakukan secara cermat,terorganisir, dan tepat waktu.
Berbeda, Lawrence A. Appley mengartikan manajemen sebagai keahlian dalam
membangkitkan orang lain agar bersedia melakukan sesuatu. Tak harus seseorang, keahlian
manajemen juga dapat dimiliki oleh organisasi maupun kelompok.Terakhir, Hilman
berpendapat bahwa manajemen merupakan fungsi untuk mencapai suatu target melalui
perantara, serta melakukan pengawasan. Dengan begitu, tujuan dapat tercapai bersama.Dari
beberapa pendapat para ahli mengenai ilmu manajemen tersebut, pengertian manajemen tidak
jauh dari usaha untuk mencapai sebuah tujuan dengan cara mengelola dan mengawasi. Dari
penjelasan para ahli tersebut, Anda tentu sudah memahami pengertian dari ilmu manajemen.
b. Kalau perusahaan atau lembaga tanpa manajemen akan berakibat fatal adanya karena ilmu
manajemen itu merupakan kunci untuk sukses dan majunya kegiatan sebuah perusahaan yang
di dasari oleh konsep yang sistematis, logis, terstruktur dan dapat menjawa suat [ermasalahan
yang timbul di perusahaan sebagai tujuan untuk membangun visi dan misi perusahaan dan
lembaga dan pada akhirnya perusahaan tanpa ilmu manajemen akan tidak bisa berjalan
maksimal sesuai dengan tujuan keberhasilan perusahaan tersebut