Huruf ã pada kata äîi dihapus untuk mempersingkat
sekaligus mengisyaratkan bahwa pertanyaan itu
seharusnya dihapus dan tidak perlu muncul. Itu
adalah sesuatu yang sangat jelas, sehingga sungguh
aneh yang mempertanyakannya apalagi yang
mengingkarinya.
terambil dari kata
d
xäîBî
%
Yang menunjukkan ada dua pihak yang saling
tanya menanya. Ia juga digunakan juga dalam arti
seringnya terjadi hal tersebut.
Hanya digunakan
untuk berita yang
penting
Berbeda dengan
Umumnya digunakan
untuk berita-berita
biasa
=îçî5
Bahkan sementara ulama menyatakan bahwa berita baru
dinamai naba’ apabila mengandung manfaat besar dalam
pemberitaannya, adanya kepastian atau paling tidak dugaan
besar tentang kebenarannya.
Bukankah Kami telah menjadikan bumi itu sebagai hamparan?,
dan gunung-gunung sebagai pasak?,
dan Kami jadikan kamu berpasang-pasangan,
dan Kami jadikan tidurmu untuk istirahat,
dan Kami jadikan siang untuk mencari penghidupan,
dan Kami jadikan malam sebagai pakaian,
Para pengingkar hari Kebangkitan menolak keniscayaan
dengan dalih bahwa Allah tidak kuasa membangkitkan
manusia yang telah menjadi tulang-belulang.
Untuk menampik dalih-dalih tersebut ayat-ayat di atas
menunjuk sekelumit dari kuasa Allah dengan menyatakan:
Bukankah Kami telah menjadikan bumi bagaikan ayunan
sehingga kamu dapat menggunakannya dengan nyaman?.
Boleh jadi ada yang berkata: Sekian banyak gunung yang
terlihat, sehingga bukan semua bumi yang terhampar. Untuk
meluruskan pikiran itu Allah menjelaskan fungsi gunung
terhadap bumi dan keterhamparannya serta kenyamanannya
hidup penghuninya dengan menyatakan:
Dan Allah menjadikan gunung-gunung sebagai pasak guna menguatkan bumi itu,
Dan Kami telah menciptakan kamu wahai manusia, bahkan semua makhluq
berpasang-pasangan; lelaki dan perempuan, jantan dan betina, positif dan negatif,
atau berbagai bentuk dan warna kulit,
dan Kami jadikan tidurmu sebagai pemutus segala kegiatan kamu sehingga kamu
dapat beristirahat,
dan Kami jadikan malam dengan kegelapannya bagai pakaian, yang menutupi
pandangan pihak lain dari apa yang enggan diperlihatkan,
dan Kami jadikan siang untuk mencari sarana dan
kebutuhan hidup.
Ayat di atas menggunakan kata naj’al dan جعل (ja’ala) dalam berbagai
hal yang disebutnya kecuali kata kata azwajan/berpasang-pasangan
yang menggunakan kata khalaqa. Kedua kata tersebut mempunyai
makna serupa, hanya saja dari sisi bahasa kata ja’ala dapat
menggunakan dua objek ketika ia berarti menjadikan sesuatu, yakni dari
hal yang tertentu ke hal yang lain. Sedang kata khalaqa hanya
membutuhkan satu objek, karena ia bermakna mencipta. Kendati
demikian masing-masing kata tersebut dapat digunakan pada tempat
kata yang lain.
جعل Ja’ala bisa berarti mencipta jika objeknya hanya satu seperti pada
awal surah al-An’am:
الذين ثم والنور الظلمات وجعل واألرض السماوات خلق الذي هلل الحمد
يعدلون بربهم كفروا
Segala puji bagi Allah Yang telah menciptakan langit dan bumi, dan menciptakan
gelap dan terang, namun orang-orang yang kafir mempersekutukan (sesuatu)
dengan Tuhan mereka.
Kata جعل Ja’ala digunakan al-Qur’an antara lain untuk: 1.
Menekankan betapa besar manfaat dari apa yang dijadikan Allah
2. Hendaknya manusia dapat menyadari dan memanfaatkannya sebaik
mungkin.
Kata Khalaqa penekanannya antara lain untuk: Mengakui
keAgungan Allah dan kehebatan ciptaanNya betapa besar manfaat dari
apa yang dijadikan Allah, yaitu:
1. Bumi yang terhampar luas
2. Gunung-gunung yang menjulang tinggi
3. Waktu yang disiapkan untuk tidur dan bekerja
4. Keberpasang-pasangan makhluq.
Allah dalam ayat di atas menunjuk diri-Nya dengan kata Kami. Ini
disamping memberi kesan keagungan dan kebesaran-Nya juga untuk
mengisyaratkan bahwa hal-hal tersebut terjadi melalui sistem yang
ditetapkan Allah bagi kejadian, yakni Allah menciptakan sebab-sebab,
dan melalui sebab-sebab itu hal-hal yang disebut ayat-ayat di atas dapat
terlaksana.
Kata مهادا terambil dari kata 9tîi yakni sesuatu yang disiapkan
dan dihamparkan secara halus dan nyaman. Dari sini ayunan
dinamai 9tîi Allah telah menyiapkan bumi ini sedemikian rupa,
menetapkan dan mengatur sistemnya serta menentukan kadar-
kadar yang berkaitan dengannya sehingga menjadi nyaman
dihuni manusia. Seandainya tidak ada pengaturan itu, atau
kadarnya berlebih atau berkurang sedikit, sehingga tidak terjadi
keseimbangan, maka pastilah hidup di bumi ini akan sangat sulit.