SlideShare a Scribd company logo
1 of 27
PENDEKATAN-PENDEKATAN
DALAM URBAN DESIGN
I. PENDEKATAN “PERMANENSI” DALAM URBAN DESIGN

TEORI PERMANENSI





Permanensi = Persistensi = bernilai panjang/ tahan lama
Permanensi = masa lalu yang masih dapat
dinikmati/dirasakan/dialami pada saat ini
Permanensi atau persistensi, dapat ditandai melalui :
- Monumen-monumen bersejarah
- Tanda-tanda fisikal dari nilai-nilai masa lalu, dan
- Layout atau pola dari suatu kota.


Bagi Rossi, layout suatu kota memiliki nilai permanensi yang sangat
tinggi. Karena pada umumnya, walaupun wajah kota itu berubah
oleh derasnya pembangunan, namun aksis atau layout aseli atau
pola aseli dari suatu kota akan tetap bertahan.



Aksis atau layout ini akan menjadi ciri yang permanen dari suatu
kota, karena dia akan membedakannya dengan kota-kota yang lain.



Oleh Rossi, ciri-ciri ini disebut sebagai "locus".



Secara lebih jelas, yang dimaksud oleh Rossi sebagi layout adalah
struktur jalan dan `plan' dari suatu kota.
KONSEP/ASUMSI DASAR (1)


Teori permanensi, dikembangkan oleh Rossi dengan mengacu
pada teori `persistensi' dari Poete dan Lavedan.



Kota adalah man made object / obyek buatan manusia



4 proposisi Rossi tentang kota sebagai man made object
1) Pembangunan kota memiliki dimensi "temporal".
Kota memiliki dimensi waktu masa lalu, masa kini, dan masa
datang
2) Pembangunan kota memiliki "Spatial Continuity"/
kesinambungan spasial
3) Didalam suatu struktur perkotaan terdapat :
- elemen-elemen primer/permanensi, dan
- elemen-elemen evolutif
4) Elemen-elemen primer karena sifat-sifat alamiahnya
dapat mempercepat atau memperlambat proses pembangunan
suatu kota
KONSEP/ASUMSI DASAR (2)








Fokus bahasan dari teori ini adalah melihat kota sebagai suatu
sejarah. Kota memiliki dimensi waktu masa lalu, masa kini dan
masa datang.
Teori permanensi ingin menekankan, bahwa ditengah-tengah
perubahan suatu kota, kita masih dapat menyaksikan kehadiran
nilai-nilai lama pada masa kini.
Nilai-nilai lama yang masih dapat dinikmati kehadirannya pada
masa kini, oleh Rossi disebut sebagai `nilai-nilai permanensi'.
Yang sangat ideal, apabila permanensi dapat kita jumpai pada
kontinuitas atau kemenerusan dari seluruh nilai-nilai lama dari
artefak perkotaan. Namun pada kenyataannya, hal ini sangat sulit
untuk dijumpai, karena tidak semua artefak perkotaan dapat
bertahan ditengah-tengah derasnya arus pembangunan dan
perubahan.
ASPEK PERMANENSI
1) Permanensi sebagai elemen propelling
(penggerak/pendorong pembangunan) :
- Masih berfungsi sebagai elemen vital
- Kita masih bisa merasakan nilai-nilai lama disana
- Masih merupakan urban focus
- Bangunan-bangunan masih berfungsi/dipakai
walaupun fungsinya sudah bergeser dari fungsi semula
2) Permanensi sebagai elemen patologis :
- Terisolasi dari kehidupan kota
- Bangunan-bangunan sudah tidak digunakan lagi
- Tidak dapat dimodifikasi untuk fungsi lain
- Tidak nilai-nilai yang dapat ditambahkan
- Tidak dapat direvitalisasi
ELEMEN-ELEMEN EVOLUTIF


Rarely have a character of permanence



Contoh : Dwelling area (hunian) merupakan salah satu elemen
evolutif dari suatu kota

ELEMEN-ELEMEN PRIMER


Disebut elemen primer karena memiliki peranan primer/dominan
didalam setiap tahap evolusi kota dari waktu ke waktu dengan
hakekat permanensinya



Memiliki suatu nilai didalam dirinya sendiri tetapi juga nilai yang
tergantung pada tempatnya (lokasinya di dalam kota, misal :
historical buildings)


3 Fungsi prinsipal bagian-bagian kota :
1) Housing (hunian) = sifatnya evolutif, transitory
2) Fixed activities = sifatnya permanen, primer (misal :
monumen, department stores, public & commercial
buildings, universities, hospitals, schools, palaces)
3) Circulation







Contoh elemen primer : Historical buildings
Mungkin tidak berfungsi lagi seperti aselinya (semula)
Fungsi selalu berubah-ubah, namun kualitasnya tetap sebagai
urban artefak dan generator/akselerator pertumbuhan dan
pembentukan kota
Tetap memiliki sifat sebagai monumen
PRINSIP-PRINSIP URBAN DESIGN
DALAM PENDEKATAN PERMANENSI










Perlu adanya pandangan menyeluruh mengenai semua elemenelemen perkotaan (primer dan evolutif)
Kontinyuitas/keberlanjutan perlu dipertahankan (beberapa artefak
lama dipertahankan)
Perlu diperhatikan pemilahan elemen-elemen primer dan evolutif
Perlu diperhatikan pemilahan kawasan-kawasan inti dan bukan inti
Arti suatu kota ditentukan oleh kualitas arsitektur dan ciptaanciptaan manusia (unsur-unsur buatan)
Mempertahankan axis kota atau poros utama atau layout, karena
nilai permanensi yang paling tinggi dari suatu kota adalah layout
atau pola jalan
Pembangunan atau pertumbuhan baru harus mengambil referensi
atau mendasarkan diri pada artefak-artefak lama
Tidak menguras (exhaust) dirinya sendiri, sehingga simbol-simbol
fisik dan nilai-nilai permanensinya hilang
II. PENDEKATAN “KATALIS” DALAM URBAN DESIGN


Pendekatan katalis merupakan analogi dari cara kerja unsur
katalisatordidalam ilmu kimia.



Introduksi dari suatu elemen atau nilai baru kedalam suatu kawasan
akan menjadikan perubahan pada seluruh elemen suatu kawasan.



Perubahan yang terjadi dapat berupa perubahan pada kehidupan
dan penghidupan masyarakat, bentuk, karakter dan kualitas dari
elemen-elemen suatu kawasan.
PRINSIP-PRINSIP
URBAN DESIGN DALAM PENDEKATAN KATALIS


Katalis merupakan suatu elemen yang dibentuk oleh suatu
kota/kawasan, namun pada perkembangannya, elemen tersebut
justru
menuntun
perkembangan
selanjutnya
secara
inkremental/bertahap dan menerus.



Katalis bukan merupakan suatu "single product", melainkan suatu
elemen yang menuntun perubahan atau perkembangan suatu
kawasan.



Katalis dapat berupa nilai-nilai ekonomi, sosial, politik ataupun
arsitektur.



Introduksi dari suatu katalis (elemen) pada suatu kawasan akan
membuat modifikasi atau perubahan terhadap elemen-elemen
yang telah ada di kawasan tersebut.


Elemen-elemen yang ada dari suatu kawasan menjadi
berkembang secara positif sebagai akibat dari adanya
katalisator tersebut.



Reaksi yang dihasilkan dari suatu katalisator tidak membuat
kerusakan atau kekacauan pada elemen-elemen yang telah
mapan.



Detail-detail dan elemen-elemen spesifik tetap diperhatikan atau
dipertahankan didalam proses katalisasi.



Tiap-tiap kawasan memiliki katalisatornya masing-masing dan
tidak dapat disamakan dengan kawasan lainnya.



Identitas dari tiap-tiap elemen tidak perlu tenggelam didalam
proses katalistik, melainkan justru semakin diperkuat atau
dipertegas.
III. PENDEKATAN “UTILITARIAN” DALAM URBAN DESIGN










Utilitarian = manfaat/faedah/guna/fungsi
Ciri-ciri : mengutamakan repetisi unit-unit blok geometris
Mengutamakan guna komersial dengan maksimalisasi nilai jual
atau/dan sewa
Pendekatan ini lebih mendasarkan pada keadaan lapangan/pasar
daripada berdasar pada teori-teori urban design dan planning
Pada umumnya diterapkan untuk pembangunan/pengembangan
bentukan kawasan baru
Fasilitas-fasilitas taman, open spaces, plyground dan fasilitas sosial
sangat minim (maksimalisasi penggunaan lahan untuk investasi)
Kawasan kota dirancang dengan pola grid
Tampak arsitektur 3 dimensional terasa monoton
Merupakan produk dari sistem ekonomi "laissez faire" (kompetisi
pasar bebas)
IV. PENDEKATAN “ROMANTIK” DALAM URBAN DESIGN


Filosofi : mengembangkan nilai-nilai esensial kemanusiaan yang
telah terabaikan oleh sistem industri dan birokrasi



Nilai-nilai kemanusiaan ini dikembalikan/dikaitkan kembali dengan
nilai-nilai lingkungan perdesaan dimana matahari, udara bersih,
open spaces, pohon-pohon harus mendapat perhatian didalam
urban planning dan urban design



Mempertahankan/mengembalikan
kesinambungan
sejarah
arsitektur dan lembaga-lembaga kota yang telah dihancurkan untuk
kepentingan ekonomi profit



Contoh ideal dari model ini adalah landscape parks di Inggris yang
didesain oleh Repton dan Uvedale



Contoh lainnya adalah taman-taman perkotaan di Cambridge,
Massachusetts (contoh pertama di luar Inggris), kemudian disusul
"Central Parks" di New York (1856), lalu di Riverside, Illinois (1869)
- Prinsip dasar :




menghindari unit-unit blok dan fasade-fasade bangunan yang
repetitive (diulang-ulang)
lebar jalan dirancang sesuai dengan kebutuhan pejalan kaki dan
kepadatan lalulintas
desain bangunan dan lingkungan mengikuti kontur alami dan
menghindari pemangkasan/grading (keuntungannya mengurangi
biaya pembangunan dan memperbanyak open spaces dan
taman)
Modifikasi/inovasi dari pendekatan romantic = "Super Block"
(Pertamakali dikenalkan di Boston, Cambridge dan Longwood,
sekitar pertengahan abad 19)
- Prinsip dasar desain “Super Block” :


Super block bukan merupakan perluasan dari blok-blok empat
persegi panjang, melainkan merupakan gabungan sistem culdesac
dan cluster, dimana perumahan diletakkan di site paling pinggir



Keuntungannya mengurangi capital outlay (keluarnya modal yang
sia-sia ) yang disebabkan oleh problem traffic dan transport



Maksimalisasi taman-taman dan open spaces



Maksimalisasi privacy dan ketenangan



Contoh terbaik : Baldin Hills Village (Los Angeles)







Cammilo Sitte, mengembangkan romantic planning berdasarkan
sejarah kota-kota pada jaman renaissance dan medieval
(pertengahan)
bukunya yang terkenal :"The Art of Building Cities"
Filosofi/konsep :
a) menunjukkan kesalahan-kesalahan estetika dari sistem
geometri
yang kaku, simetri yang berlebihan, uniformitas (keseragaman)
dan sentralisasi (pola memusat)
b) efektifitas dari estetika tidak harus simetri dan teratur
c) vista (celah) antara bangunan secara sosial dan estetik lebih
menarik/atraktif daripada sistem jalan "baroque"
Prinsip design :
a) menghindari sistem blok dan uniformitas (keseragaman)
b) pemisahan unit-unit permukiman, pasar, open spaces, dll.
V. PENDEKATAN “UTOPIA” DALAM URBAN DESIGN


Lihat uraian mengenai : Thomas More, Robert Owen, Frank Lloyt
Wright, dan Le Corbusier



Ebenezer Howard : menulis buku : "Garden City of Tomorrow"
a) Kota adalah kesatuan organik, merupakan integrasi
dari layout perkotaan dan perdesaan ("organic
planning")
b) Merupakan generator pertumbuhan bagi kawasan lain
c) Keadilan disegala aspek kehidupan perkotaan
d) Mengilhami adanya/munculnya "shopping mall" dan
unit-unit neighbourhood
VI. PENDEKATAN “TEKNOKRATIK” DALAM URBAN DESIGN


Teknologi dan desain untuk mengontrol segala aktifitas penduduk



Filosofi/konsep dasar :
a) Setiap kehidupan perkotaan adalah mesin
b) Setiap problem kehidupan manusia pasti dapat diselesaikan
lewat teknologi
c) Semua kebutuhan manusia dapat dipenuhi dengan pemanfaatan
mekanikal dan elektronik
d) Proyek-proyek megastruktur, bangunan-bangunan bawah air,
bangunan-bangunan bawah tanah dan pencakar-pencakar langit
akan memudahkan total kontrol terhadap kegiatan-kegiatan
penduduk


Contoh : Le Corbusier (1924) :"The City of the Future“



Ada suatu Central Core :
- merupakan pabrik kota secara birokratis
- gedung-gedung 60 lantai
- elevator bertingkat
- transportasi bawah tanah
VII. PENDEKATAN “ORGANIK” DALAM URBAN DESIGN


Prinsip Dasar/Konsep Dasar
a) Mencari jawaban struktural atas semua fungsi elemen perkotaan
b) Menciptakan keseimbangan yang dinamis
c) Mewadahi kebutuhan-kebutuhan dan tujuan-tujuan ideal
masyarakat kedalam rencana dan desain bangunan
d) Mengkonservasi bentuk-bentuk lama yang masih
serviceable/bermanfaat bagi masyarakat, selain menyediakan
akomodasi kebutuhan-kebutuhan dimasa datang
e) Membutuhkan pemahaman yang dalam akan kebudayaan kota,
serta penilaian secara berulang-ulang mengenai kebutuhan
masyarakat, dab menerima kritik-kritik dari masyarakat



Salah satu contoh terbaik/keberhasilan pendekatan organic dalam
mengantisipasi waktu adalah kota Manchester oleh R.Nicholas
(sesudah perang dunia II)


Disini pendekatan organik dilakukan secara bertahap :
1) melakukan seleksi elemen-elemen yang perlu dikonservasi
2) melakukan seleksi elemen-elemen yang perlu dirobohkan
3) melakukan seleksi elemen-elemen yang perlu diganti
dengan memperhatikan nilai-nilai bangunan dan pola-pola jalan
yang ada
4) mencadangkan site-site kosong yang belum diplotkan untuk
kepentingan-kepentingan masa mendatang (tidak dijual pada
saat ini)



Organic planning and design sesuai/cocok diterapkan untuk kota
sejarah (Historical City)


Contoh pendekatan organic yang berhasil menggabungkan aspekaspek estetika dan fungsi adalah Piazza San Marco di Venice.
1) pertama kali kawasan ini merupakan kebun anggrek kerajaan
2) kemudian menjadi public open space
3) lalu menjadi pasar makanan
4) generasi berikutnya membangun katedral bergaya Byzantine
5) kemudian diikuti dengan bangunan-bangunan bergaya Ghotic
6) lalu muncul bangunan-bangunan yang bermacam-macam
dimana masing-masing mewakili perioda sejarahnya
7) kawasan ini saat ini menunjukkan adanya satu kesatuan dan
merupakan suatu catatan proses sejarah
VIII. PENDEKATAN “FUNGSIONALIS” DALAM URBAN DESIGN


Para penganut pendekatan fungsionalis melihat ruang perkotaan
atau kawasan sebagai suatu kesatuan unit-unit fungsi (misal fungsifungsi komersial, hunian, pariwisata dan sebagainya).



Perubahan ruang harus terjadi secara harmonis dan merata pada
setiap anggota atau unit fungsi.



Harmonisasi atau keseimbangan dapat dicapai melalui penciptaan
ruang-ruang komunikasi antar unit-unit fungsi.



Pendekatan ini sangat sensitif dan akomodatif terhadap intervensi
nilai-nilai baru dan nilai-nilai yang akan berlaku dimasa depan.
IX. PENDEKATAN “HUMANIS” DALAM URBAN DESIGN


Pendekatan humanis lebih menekankan pada elemen-elemen skala
kecil yang menjadi bagian penting dari kehidupan keseharian
masyarakat (ruang publik, jalan dan lainnya).



Keputusan-keputusan desain harus lebih banyak ditentukan oleh
masyarakat sendiri, daripada oleh intervensi konsep-konsep baru
yang berasal dari luar.



Para humanis melihat, bahwa perubahan-perubahan dimasa datang
hendaknya tidak berbeda jauh dengan keadaan yang ada pada saat
ini.



Perubahan-perubahan boleh terjadi pada elemen-elemen nonprimer secara inkremental.



Perubahan tidak terjadi pada tataran konsep yang sangat
mendasar, melainkan hanya pada kulitnya saja.



Perubahan-perubahan terjadi secara inkremental/bertahap dan
bukannya menyeluruh yang dituntun oleh suatu master plan.
X. PENDEKATAN “SISTEMIK” DALAM URBAN DESIGN


Pendekatan ini melihat ruang perkotaan atau kawasan sebagai
suatu sistem yang terdiri atas berbagai sub-sistem yang satu
terhadap lainnya saling memiliki keterikatan.



Pendekatan ini lebih menekankan pada pengorganisasian berbagai
macam sub-sistem tersebut daripada bangunan-bangunan
individual.



Pendekatan sistemik melihat bahwa jaringan-jaringan komunikasi
dan pergerakan penduduk memiliki peran yang sangat penting
dalam suatu ruang perkotaan atau kawasan. Sehingga perubahanperubahan pada hakekatnya harus mengacu pada usaha
penciptaan kelancaran komunikasi dan pergerakan penduduk.
XI. PENDEKATAN “FORMALIS” DALAM URBAN DESIGN


Prinsip dasar dari pendekatan formalis adalah konfigurasi bentuk
dan ruang perkotaan secara universal.



Para formalis sangat menaruh perhatian pada studi mengenai
tipologi dan preseden.



Fokus dari desain adalah bentukan-bentukan fisik dan hubungan
makna diantaranya.



Para formalis melihat bahwa didalam suatu desain kawasan
perkotaan, nilai-nilai masalalu hendaknya tidak untuk direplikasikan
di masa datang, melainkan direinterpretasikan.

More Related Content

What's hot

Fungsi dalam arsitektur
Fungsi dalam arsitekturFungsi dalam arsitektur
Fungsi dalam arsitekturArya Poetra
 
Eco Park Apartemen and Retail
Eco Park Apartemen and RetailEco Park Apartemen and Retail
Eco Park Apartemen and RetailRahmawati Muslan
 
Visual survey dalam Urban Design
Visual survey dalam Urban DesignVisual survey dalam Urban Design
Visual survey dalam Urban DesignAgus Dwi Wicaksono
 
Karakteistik, analisis dan recomendasi tapak
Karakteistik, analisis dan recomendasi  tapakKarakteistik, analisis dan recomendasi  tapak
Karakteistik, analisis dan recomendasi tapakrangga1261
 
Pranata Pembangunan Pertemuan 1
Pranata Pembangunan Pertemuan 1Pranata Pembangunan Pertemuan 1
Pranata Pembangunan Pertemuan 1Nurul Angreliany
 
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Surabaya
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota SurabayaRencana Tata Ruang Wilayah Kota Surabaya
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota SurabayaPenataan Ruang
 
Arsitektur Lanskap Masa Kini
Arsitektur Lanskap Masa KiniArsitektur Lanskap Masa Kini
Arsitektur Lanskap Masa KiniCharisma Amanda
 
Kasus Etika Arsitektur: Santiago Calatrava VS Bilbao Government
Kasus Etika Arsitektur: Santiago Calatrava VS Bilbao GovernmentKasus Etika Arsitektur: Santiago Calatrava VS Bilbao Government
Kasus Etika Arsitektur: Santiago Calatrava VS Bilbao GovernmentRonny Fauzi
 
Konsep perancangan-rumah-tinggal-profesi-dokter-gigi
Konsep perancangan-rumah-tinggal-profesi-dokter-gigiKonsep perancangan-rumah-tinggal-profesi-dokter-gigi
Konsep perancangan-rumah-tinggal-profesi-dokter-gigiayziffyrappe
 
Timeline Sejarah Arsitektur
Timeline Sejarah ArsitekturTimeline Sejarah Arsitektur
Timeline Sejarah ArsitekturArsitek 15
 
Teknik Bangunan Bentang Lebar
Teknik Bangunan Bentang LebarTeknik Bangunan Bentang Lebar
Teknik Bangunan Bentang LebarBarley Prima
 
Implementasi kriteria perancangan kota
Implementasi kriteria perancangan kotaImplementasi kriteria perancangan kota
Implementasi kriteria perancangan kotaMerisa Kadrina
 
Pengertian Urban Design, Urban Planning, dan Arsitektur Kota
Pengertian Urban Design, Urban Planning, dan Arsitektur KotaPengertian Urban Design, Urban Planning, dan Arsitektur Kota
Pengertian Urban Design, Urban Planning, dan Arsitektur KotaRabiyatul Adawiyah
 

What's hot (20)

Fungsi dalam arsitektur
Fungsi dalam arsitekturFungsi dalam arsitektur
Fungsi dalam arsitektur
 
Rancang kota yang baik
Rancang kota yang baikRancang kota yang baik
Rancang kota yang baik
 
Eco Park Apartemen and Retail
Eco Park Apartemen and RetailEco Park Apartemen and Retail
Eco Park Apartemen and Retail
 
Makalah Struktur Bentang Lebar
Makalah Struktur Bentang LebarMakalah Struktur Bentang Lebar
Makalah Struktur Bentang Lebar
 
Visual survey dalam Urban Design
Visual survey dalam Urban DesignVisual survey dalam Urban Design
Visual survey dalam Urban Design
 
Karakteistik, analisis dan recomendasi tapak
Karakteistik, analisis dan recomendasi  tapakKarakteistik, analisis dan recomendasi  tapak
Karakteistik, analisis dan recomendasi tapak
 
Pranata Pembangunan Pertemuan 1
Pranata Pembangunan Pertemuan 1Pranata Pembangunan Pertemuan 1
Pranata Pembangunan Pertemuan 1
 
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Surabaya
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota SurabayaRencana Tata Ruang Wilayah Kota Surabaya
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Surabaya
 
Tapak 2
Tapak 2Tapak 2
Tapak 2
 
Arsitektur Lanskap Masa Kini
Arsitektur Lanskap Masa KiniArsitektur Lanskap Masa Kini
Arsitektur Lanskap Masa Kini
 
Kasus Etika Arsitektur: Santiago Calatrava VS Bilbao Government
Kasus Etika Arsitektur: Santiago Calatrava VS Bilbao GovernmentKasus Etika Arsitektur: Santiago Calatrava VS Bilbao Government
Kasus Etika Arsitektur: Santiago Calatrava VS Bilbao Government
 
ARSITEKTUR PERKOTAAN
ARSITEKTUR PERKOTAANARSITEKTUR PERKOTAAN
ARSITEKTUR PERKOTAAN
 
Arsitektur renaissance
Arsitektur renaissanceArsitektur renaissance
Arsitektur renaissance
 
Konsep perancangan-rumah-tinggal-profesi-dokter-gigi
Konsep perancangan-rumah-tinggal-profesi-dokter-gigiKonsep perancangan-rumah-tinggal-profesi-dokter-gigi
Konsep perancangan-rumah-tinggal-profesi-dokter-gigi
 
Timeline Sejarah Arsitektur
Timeline Sejarah ArsitekturTimeline Sejarah Arsitektur
Timeline Sejarah Arsitektur
 
Teknik Bangunan Bentang Lebar
Teknik Bangunan Bentang LebarTeknik Bangunan Bentang Lebar
Teknik Bangunan Bentang Lebar
 
Implementasi kriteria perancangan kota
Implementasi kriteria perancangan kotaImplementasi kriteria perancangan kota
Implementasi kriteria perancangan kota
 
morfologi Konsep citra kota
morfologi Konsep citra kotamorfologi Konsep citra kota
morfologi Konsep citra kota
 
04 analisis tapak
04 analisis tapak04 analisis tapak
04 analisis tapak
 
Pengertian Urban Design, Urban Planning, dan Arsitektur Kota
Pengertian Urban Design, Urban Planning, dan Arsitektur KotaPengertian Urban Design, Urban Planning, dan Arsitektur Kota
Pengertian Urban Design, Urban Planning, dan Arsitektur Kota
 

Viewers also liked

HUBEI UNIVERSITY LIBRARY - Studi Preseden
HUBEI UNIVERSITY LIBRARY - Studi PresedenHUBEI UNIVERSITY LIBRARY - Studi Preseden
HUBEI UNIVERSITY LIBRARY - Studi PresedenCharisma Amanda
 
Perancangan Perumahan dan Permukiman - Muara Angke, Jakarta Utara
Perancangan Perumahan dan Permukiman - Muara Angke, Jakarta UtaraPerancangan Perumahan dan Permukiman - Muara Angke, Jakarta Utara
Perancangan Perumahan dan Permukiman - Muara Angke, Jakarta UtaraFebrue Arya
 
Arsitektur perkotaan
Arsitektur perkotaanArsitektur perkotaan
Arsitektur perkotaanVega Adhistya
 
Konsep Pengembangan dan Perencanan Tepi Sungai Bengan Solo
Konsep Pengembangan dan Perencanan Tepi Sungai Bengan SoloKonsep Pengembangan dan Perencanan Tepi Sungai Bengan Solo
Konsep Pengembangan dan Perencanan Tepi Sungai Bengan SoloRosario Jenias
 
JENIS – JENIS PETA UNTUK KEBUTUHAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
JENIS – JENIS PETA UNTUK KEBUTUHAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTAJENIS – JENIS PETA UNTUK KEBUTUHAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
JENIS – JENIS PETA UNTUK KEBUTUHAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTAInstitut Teknologi Medan
 
1 rencana perkuliahan dasar2 perancangan kota smt1-2009
1 rencana perkuliahan dasar2 perancangan kota smt1-20091 rencana perkuliahan dasar2 perancangan kota smt1-2009
1 rencana perkuliahan dasar2 perancangan kota smt1-2009Rahmat Prihadi
 
jongArsitek! 2.3 2009
jongArsitek! 2.3 2009jongArsitek! 2.3 2009
jongArsitek! 2.3 2009jong arsitek
 
Perancangan Permukiman - Muara Angke UAS.dwg
Perancangan Permukiman - Muara Angke UAS.dwgPerancangan Permukiman - Muara Angke UAS.dwg
Perancangan Permukiman - Muara Angke UAS.dwgFebrue Arya
 
R Building Design Competition
R Building Design CompetitionR Building Design Competition
R Building Design Competitiondigiarchi
 
e-magazine arsitektur. ruang 04|2011
e-magazine arsitektur. ruang 04|2011e-magazine arsitektur. ruang 04|2011
e-magazine arsitektur. ruang 04|2011akudanruang
 
Inovasi perencanaan kota tanggap perubahan iklim; resilience, swarm planning
Inovasi perencanaan kota tanggap perubahan iklim; resilience, swarm planningInovasi perencanaan kota tanggap perubahan iklim; resilience, swarm planning
Inovasi perencanaan kota tanggap perubahan iklim; resilience, swarm planningYasin Yusuf
 
Rencana Urban Desain Kawasan Koridor Ir. H. Soekarno (Middle East Ring Road) ...
Rencana Urban Desain Kawasan Koridor Ir. H. Soekarno (Middle East Ring Road) ...Rencana Urban Desain Kawasan Koridor Ir. H. Soekarno (Middle East Ring Road) ...
Rencana Urban Desain Kawasan Koridor Ir. H. Soekarno (Middle East Ring Road) ...Himpunan Mahasiswa Planologi ITS
 
2 penelitian dlm perancangan arsitektur
2 penelitian dlm perancangan arsitektur 2 penelitian dlm perancangan arsitektur
2 penelitian dlm perancangan arsitektur Benny Iskandar
 
Definisi Preservasi, Konservasi, dan Restorasi
Definisi Preservasi, Konservasi, dan RestorasiDefinisi Preservasi, Konservasi, dan Restorasi
Definisi Preservasi, Konservasi, dan RestorasiDian Rachmawati
 
Tata Kampung Yogya with ACCA
Tata Kampung Yogya with ACCATata Kampung Yogya with ACCA
Tata Kampung Yogya with ACCAarkomindonesia
 

Viewers also liked (20)

HUBEI UNIVERSITY LIBRARY - Studi Preseden
HUBEI UNIVERSITY LIBRARY - Studi PresedenHUBEI UNIVERSITY LIBRARY - Studi Preseden
HUBEI UNIVERSITY LIBRARY - Studi Preseden
 
Perancangan Perumahan dan Permukiman - Muara Angke, Jakarta Utara
Perancangan Perumahan dan Permukiman - Muara Angke, Jakarta UtaraPerancangan Perumahan dan Permukiman - Muara Angke, Jakarta Utara
Perancangan Perumahan dan Permukiman - Muara Angke, Jakarta Utara
 
Bentuk Kota
Bentuk KotaBentuk Kota
Bentuk Kota
 
Struktur ruang
Struktur ruangStruktur ruang
Struktur ruang
 
Arsitektur perkotaan
Arsitektur perkotaanArsitektur perkotaan
Arsitektur perkotaan
 
Arsitektur Kota 1
Arsitektur Kota  1Arsitektur Kota  1
Arsitektur Kota 1
 
Konsep Pengembangan dan Perencanan Tepi Sungai Bengan Solo
Konsep Pengembangan dan Perencanan Tepi Sungai Bengan SoloKonsep Pengembangan dan Perencanan Tepi Sungai Bengan Solo
Konsep Pengembangan dan Perencanan Tepi Sungai Bengan Solo
 
JENIS – JENIS PETA UNTUK KEBUTUHAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
JENIS – JENIS PETA UNTUK KEBUTUHAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTAJENIS – JENIS PETA UNTUK KEBUTUHAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
JENIS – JENIS PETA UNTUK KEBUTUHAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
 
1 rencana perkuliahan dasar2 perancangan kota smt1-2009
1 rencana perkuliahan dasar2 perancangan kota smt1-20091 rencana perkuliahan dasar2 perancangan kota smt1-2009
1 rencana perkuliahan dasar2 perancangan kota smt1-2009
 
jongArsitek! 2.3 2009
jongArsitek! 2.3 2009jongArsitek! 2.3 2009
jongArsitek! 2.3 2009
 
Perancangan Permukiman - Muara Angke UAS.dwg
Perancangan Permukiman - Muara Angke UAS.dwgPerancangan Permukiman - Muara Angke UAS.dwg
Perancangan Permukiman - Muara Angke UAS.dwg
 
R Building Design Competition
R Building Design CompetitionR Building Design Competition
R Building Design Competition
 
e-magazine arsitektur. ruang 04|2011
e-magazine arsitektur. ruang 04|2011e-magazine arsitektur. ruang 04|2011
e-magazine arsitektur. ruang 04|2011
 
Inovasi perencanaan kota tanggap perubahan iklim; resilience, swarm planning
Inovasi perencanaan kota tanggap perubahan iklim; resilience, swarm planningInovasi perencanaan kota tanggap perubahan iklim; resilience, swarm planning
Inovasi perencanaan kota tanggap perubahan iklim; resilience, swarm planning
 
Rencana Urban Desain Kawasan Koridor Ir. H. Soekarno (Middle East Ring Road) ...
Rencana Urban Desain Kawasan Koridor Ir. H. Soekarno (Middle East Ring Road) ...Rencana Urban Desain Kawasan Koridor Ir. H. Soekarno (Middle East Ring Road) ...
Rencana Urban Desain Kawasan Koridor Ir. H. Soekarno (Middle East Ring Road) ...
 
2 penelitian dlm perancangan arsitektur
2 penelitian dlm perancangan arsitektur 2 penelitian dlm perancangan arsitektur
2 penelitian dlm perancangan arsitektur
 
Teori figure ground
Teori figure groundTeori figure ground
Teori figure ground
 
Definisi Preservasi, Konservasi, dan Restorasi
Definisi Preservasi, Konservasi, dan RestorasiDefinisi Preservasi, Konservasi, dan Restorasi
Definisi Preservasi, Konservasi, dan Restorasi
 
Rumah batak karo
Rumah batak karoRumah batak karo
Rumah batak karo
 
Tata Kampung Yogya with ACCA
Tata Kampung Yogya with ACCATata Kampung Yogya with ACCA
Tata Kampung Yogya with ACCA
 

Similar to 9 pendekatan-pendekatan dalam urban design

COLLAGE CITY KAWASAN PUSAT KOTA TONDANO
COLLAGE CITY KAWASAN PUSAT KOTA TONDANOCOLLAGE CITY KAWASAN PUSAT KOTA TONDANO
COLLAGE CITY KAWASAN PUSAT KOTA TONDANOGrace Katuuk
 
Arsitektur disekitar lapangan merdeka medan wahyu
Arsitektur disekitar lapangan merdeka medan wahyuArsitektur disekitar lapangan merdeka medan wahyu
Arsitektur disekitar lapangan merdeka medan wahyuLontongSayoer
 
4. elemen urban design
4. elemen urban design4. elemen urban design
4. elemen urban designBenny Iskandar
 
ANALISA_ALUN_ALUN_PURWODADI.pdf
ANALISA_ALUN_ALUN_PURWODADI.pdfANALISA_ALUN_ALUN_PURWODADI.pdf
ANALISA_ALUN_ALUN_PURWODADI.pdfPitMuliani
 
Rencana_Tata_Bangunan_dan_Lingkungan_RTB.pdf
Rencana_Tata_Bangunan_dan_Lingkungan_RTB.pdfRencana_Tata_Bangunan_dan_Lingkungan_RTB.pdf
Rencana_Tata_Bangunan_dan_Lingkungan_RTB.pdfDinantiUmar
 
Pert 1(definisi-elemen perancangan kota).pptx
Pert 1(definisi-elemen perancangan kota).pptxPert 1(definisi-elemen perancangan kota).pptx
Pert 1(definisi-elemen perancangan kota).pptxkrisddaparchitect
 
AKDP.PKP.UTS.Muhammadhisyam.05072020 (1).pptx
AKDP.PKP.UTS.Muhammadhisyam.05072020 (1).pptxAKDP.PKP.UTS.Muhammadhisyam.05072020 (1).pptx
AKDP.PKP.UTS.Muhammadhisyam.05072020 (1).pptxnurrahmanHakim2
 
fdokumen.com_struktur-n-bentuk-kota.ppt
fdokumen.com_struktur-n-bentuk-kota.pptfdokumen.com_struktur-n-bentuk-kota.ppt
fdokumen.com_struktur-n-bentuk-kota.pptbaya13
 
TIPOLOGI BANGUNAN materi penjelasan minggu pertama
TIPOLOGI BANGUNAN materi penjelasan minggu pertamaTIPOLOGI BANGUNAN materi penjelasan minggu pertama
TIPOLOGI BANGUNAN materi penjelasan minggu pertamalitaseptiana2
 
Arsitektur brutalisme dan ceo brutalisme
Arsitektur brutalisme dan ceo brutalismeArsitektur brutalisme dan ceo brutalisme
Arsitektur brutalisme dan ceo brutalismeTadulako University
 
Mingu 13-referensi-bacaan-arsitektur-regionalisme
Mingu 13-referensi-bacaan-arsitektur-regionalismeMingu 13-referensi-bacaan-arsitektur-regionalisme
Mingu 13-referensi-bacaan-arsitektur-regionalismeIndah Kurniawati
 
Masalah Perencanaan : Kontra pemindahan Ibu kota
Masalah Perencanaan : Kontra pemindahan Ibu kotaMasalah Perencanaan : Kontra pemindahan Ibu kota
Masalah Perencanaan : Kontra pemindahan Ibu kotaSusantri Susantri
 

Similar to 9 pendekatan-pendekatan dalam urban design (17)

COLLAGE CITY KAWASAN PUSAT KOTA TONDANO
COLLAGE CITY KAWASAN PUSAT KOTA TONDANOCOLLAGE CITY KAWASAN PUSAT KOTA TONDANO
COLLAGE CITY KAWASAN PUSAT KOTA TONDANO
 
Arsitektur disekitar lapangan merdeka medan wahyu
Arsitektur disekitar lapangan merdeka medan wahyuArsitektur disekitar lapangan merdeka medan wahyu
Arsitektur disekitar lapangan merdeka medan wahyu
 
4. elemen urban design
4. elemen urban design4. elemen urban design
4. elemen urban design
 
ANALISA_ALUN_ALUN_PURWODADI.pdf
ANALISA_ALUN_ALUN_PURWODADI.pdfANALISA_ALUN_ALUN_PURWODADI.pdf
ANALISA_ALUN_ALUN_PURWODADI.pdf
 
Rencana_Tata_Bangunan_dan_Lingkungan_RTB.pdf
Rencana_Tata_Bangunan_dan_Lingkungan_RTB.pdfRencana_Tata_Bangunan_dan_Lingkungan_RTB.pdf
Rencana_Tata_Bangunan_dan_Lingkungan_RTB.pdf
 
Pert 1(definisi-elemen perancangan kota).pptx
Pert 1(definisi-elemen perancangan kota).pptxPert 1(definisi-elemen perancangan kota).pptx
Pert 1(definisi-elemen perancangan kota).pptx
 
HER-1.pptx
HER-1.pptxHER-1.pptx
HER-1.pptx
 
AKDP.PKP.UTS.Muhammadhisyam.05072020 (1).pptx
AKDP.PKP.UTS.Muhammadhisyam.05072020 (1).pptxAKDP.PKP.UTS.Muhammadhisyam.05072020 (1).pptx
AKDP.PKP.UTS.Muhammadhisyam.05072020 (1).pptx
 
fdokumen.com_struktur-n-bentuk-kota.ppt
fdokumen.com_struktur-n-bentuk-kota.pptfdokumen.com_struktur-n-bentuk-kota.ppt
fdokumen.com_struktur-n-bentuk-kota.ppt
 
TIPOLOGI BANGUNAN materi penjelasan minggu pertama
TIPOLOGI BANGUNAN materi penjelasan minggu pertamaTIPOLOGI BANGUNAN materi penjelasan minggu pertama
TIPOLOGI BANGUNAN materi penjelasan minggu pertama
 
Arsitektur brutalisme dan ceo brutalisme
Arsitektur brutalisme dan ceo brutalismeArsitektur brutalisme dan ceo brutalisme
Arsitektur brutalisme dan ceo brutalisme
 
6. struktur internal kota1
6. struktur internal kota16. struktur internal kota1
6. struktur internal kota1
 
Mingu 13-referensi-bacaan-arsitektur-regionalisme
Mingu 13-referensi-bacaan-arsitektur-regionalismeMingu 13-referensi-bacaan-arsitektur-regionalisme
Mingu 13-referensi-bacaan-arsitektur-regionalisme
 
Arsitektur
ArsitekturArsitektur
Arsitektur
 
City beautiful
City beautifulCity beautiful
City beautiful
 
Teori pertumbuhan kota
Teori pertumbuhan kotaTeori pertumbuhan kota
Teori pertumbuhan kota
 
Masalah Perencanaan : Kontra pemindahan Ibu kota
Masalah Perencanaan : Kontra pemindahan Ibu kotaMasalah Perencanaan : Kontra pemindahan Ibu kota
Masalah Perencanaan : Kontra pemindahan Ibu kota
 

Recently uploaded

Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...asepsaefudin2009
 
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolikDasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolikThomasAntonWibowo
 
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptxMateri IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptxmuhammadkausar1201
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...MetalinaSimanjuntak1
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk HidupUT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidupfamela161
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfChananMfd
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxdeskaputriani1
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxssuser8905b3
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTIndraAdm
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxRizkyPratiwi19
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 

Recently uploaded (20)

Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
 
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolikDasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
 
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptxMateri IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk HidupUT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 

9 pendekatan-pendekatan dalam urban design

  • 2. I. PENDEKATAN “PERMANENSI” DALAM URBAN DESIGN TEORI PERMANENSI    Permanensi = Persistensi = bernilai panjang/ tahan lama Permanensi = masa lalu yang masih dapat dinikmati/dirasakan/dialami pada saat ini Permanensi atau persistensi, dapat ditandai melalui : - Monumen-monumen bersejarah - Tanda-tanda fisikal dari nilai-nilai masa lalu, dan - Layout atau pola dari suatu kota.
  • 3.  Bagi Rossi, layout suatu kota memiliki nilai permanensi yang sangat tinggi. Karena pada umumnya, walaupun wajah kota itu berubah oleh derasnya pembangunan, namun aksis atau layout aseli atau pola aseli dari suatu kota akan tetap bertahan.  Aksis atau layout ini akan menjadi ciri yang permanen dari suatu kota, karena dia akan membedakannya dengan kota-kota yang lain.  Oleh Rossi, ciri-ciri ini disebut sebagai "locus".  Secara lebih jelas, yang dimaksud oleh Rossi sebagi layout adalah struktur jalan dan `plan' dari suatu kota.
  • 4. KONSEP/ASUMSI DASAR (1)  Teori permanensi, dikembangkan oleh Rossi dengan mengacu pada teori `persistensi' dari Poete dan Lavedan.  Kota adalah man made object / obyek buatan manusia  4 proposisi Rossi tentang kota sebagai man made object 1) Pembangunan kota memiliki dimensi "temporal". Kota memiliki dimensi waktu masa lalu, masa kini, dan masa datang 2) Pembangunan kota memiliki "Spatial Continuity"/ kesinambungan spasial 3) Didalam suatu struktur perkotaan terdapat : - elemen-elemen primer/permanensi, dan - elemen-elemen evolutif 4) Elemen-elemen primer karena sifat-sifat alamiahnya dapat mempercepat atau memperlambat proses pembangunan suatu kota
  • 5. KONSEP/ASUMSI DASAR (2)     Fokus bahasan dari teori ini adalah melihat kota sebagai suatu sejarah. Kota memiliki dimensi waktu masa lalu, masa kini dan masa datang. Teori permanensi ingin menekankan, bahwa ditengah-tengah perubahan suatu kota, kita masih dapat menyaksikan kehadiran nilai-nilai lama pada masa kini. Nilai-nilai lama yang masih dapat dinikmati kehadirannya pada masa kini, oleh Rossi disebut sebagai `nilai-nilai permanensi'. Yang sangat ideal, apabila permanensi dapat kita jumpai pada kontinuitas atau kemenerusan dari seluruh nilai-nilai lama dari artefak perkotaan. Namun pada kenyataannya, hal ini sangat sulit untuk dijumpai, karena tidak semua artefak perkotaan dapat bertahan ditengah-tengah derasnya arus pembangunan dan perubahan.
  • 6. ASPEK PERMANENSI 1) Permanensi sebagai elemen propelling (penggerak/pendorong pembangunan) : - Masih berfungsi sebagai elemen vital - Kita masih bisa merasakan nilai-nilai lama disana - Masih merupakan urban focus - Bangunan-bangunan masih berfungsi/dipakai walaupun fungsinya sudah bergeser dari fungsi semula 2) Permanensi sebagai elemen patologis : - Terisolasi dari kehidupan kota - Bangunan-bangunan sudah tidak digunakan lagi - Tidak dapat dimodifikasi untuk fungsi lain - Tidak nilai-nilai yang dapat ditambahkan - Tidak dapat direvitalisasi
  • 7. ELEMEN-ELEMEN EVOLUTIF  Rarely have a character of permanence  Contoh : Dwelling area (hunian) merupakan salah satu elemen evolutif dari suatu kota ELEMEN-ELEMEN PRIMER  Disebut elemen primer karena memiliki peranan primer/dominan didalam setiap tahap evolusi kota dari waktu ke waktu dengan hakekat permanensinya  Memiliki suatu nilai didalam dirinya sendiri tetapi juga nilai yang tergantung pada tempatnya (lokasinya di dalam kota, misal : historical buildings)
  • 8.  3 Fungsi prinsipal bagian-bagian kota : 1) Housing (hunian) = sifatnya evolutif, transitory 2) Fixed activities = sifatnya permanen, primer (misal : monumen, department stores, public & commercial buildings, universities, hospitals, schools, palaces) 3) Circulation     Contoh elemen primer : Historical buildings Mungkin tidak berfungsi lagi seperti aselinya (semula) Fungsi selalu berubah-ubah, namun kualitasnya tetap sebagai urban artefak dan generator/akselerator pertumbuhan dan pembentukan kota Tetap memiliki sifat sebagai monumen
  • 9. PRINSIP-PRINSIP URBAN DESIGN DALAM PENDEKATAN PERMANENSI         Perlu adanya pandangan menyeluruh mengenai semua elemenelemen perkotaan (primer dan evolutif) Kontinyuitas/keberlanjutan perlu dipertahankan (beberapa artefak lama dipertahankan) Perlu diperhatikan pemilahan elemen-elemen primer dan evolutif Perlu diperhatikan pemilahan kawasan-kawasan inti dan bukan inti Arti suatu kota ditentukan oleh kualitas arsitektur dan ciptaanciptaan manusia (unsur-unsur buatan) Mempertahankan axis kota atau poros utama atau layout, karena nilai permanensi yang paling tinggi dari suatu kota adalah layout atau pola jalan Pembangunan atau pertumbuhan baru harus mengambil referensi atau mendasarkan diri pada artefak-artefak lama Tidak menguras (exhaust) dirinya sendiri, sehingga simbol-simbol fisik dan nilai-nilai permanensinya hilang
  • 10. II. PENDEKATAN “KATALIS” DALAM URBAN DESIGN  Pendekatan katalis merupakan analogi dari cara kerja unsur katalisatordidalam ilmu kimia.  Introduksi dari suatu elemen atau nilai baru kedalam suatu kawasan akan menjadikan perubahan pada seluruh elemen suatu kawasan.  Perubahan yang terjadi dapat berupa perubahan pada kehidupan dan penghidupan masyarakat, bentuk, karakter dan kualitas dari elemen-elemen suatu kawasan.
  • 11. PRINSIP-PRINSIP URBAN DESIGN DALAM PENDEKATAN KATALIS  Katalis merupakan suatu elemen yang dibentuk oleh suatu kota/kawasan, namun pada perkembangannya, elemen tersebut justru menuntun perkembangan selanjutnya secara inkremental/bertahap dan menerus.  Katalis bukan merupakan suatu "single product", melainkan suatu elemen yang menuntun perubahan atau perkembangan suatu kawasan.  Katalis dapat berupa nilai-nilai ekonomi, sosial, politik ataupun arsitektur.  Introduksi dari suatu katalis (elemen) pada suatu kawasan akan membuat modifikasi atau perubahan terhadap elemen-elemen yang telah ada di kawasan tersebut.
  • 12.  Elemen-elemen yang ada dari suatu kawasan menjadi berkembang secara positif sebagai akibat dari adanya katalisator tersebut.  Reaksi yang dihasilkan dari suatu katalisator tidak membuat kerusakan atau kekacauan pada elemen-elemen yang telah mapan.  Detail-detail dan elemen-elemen spesifik tetap diperhatikan atau dipertahankan didalam proses katalisasi.  Tiap-tiap kawasan memiliki katalisatornya masing-masing dan tidak dapat disamakan dengan kawasan lainnya.  Identitas dari tiap-tiap elemen tidak perlu tenggelam didalam proses katalistik, melainkan justru semakin diperkuat atau dipertegas.
  • 13. III. PENDEKATAN “UTILITARIAN” DALAM URBAN DESIGN          Utilitarian = manfaat/faedah/guna/fungsi Ciri-ciri : mengutamakan repetisi unit-unit blok geometris Mengutamakan guna komersial dengan maksimalisasi nilai jual atau/dan sewa Pendekatan ini lebih mendasarkan pada keadaan lapangan/pasar daripada berdasar pada teori-teori urban design dan planning Pada umumnya diterapkan untuk pembangunan/pengembangan bentukan kawasan baru Fasilitas-fasilitas taman, open spaces, plyground dan fasilitas sosial sangat minim (maksimalisasi penggunaan lahan untuk investasi) Kawasan kota dirancang dengan pola grid Tampak arsitektur 3 dimensional terasa monoton Merupakan produk dari sistem ekonomi "laissez faire" (kompetisi pasar bebas)
  • 14. IV. PENDEKATAN “ROMANTIK” DALAM URBAN DESIGN  Filosofi : mengembangkan nilai-nilai esensial kemanusiaan yang telah terabaikan oleh sistem industri dan birokrasi  Nilai-nilai kemanusiaan ini dikembalikan/dikaitkan kembali dengan nilai-nilai lingkungan perdesaan dimana matahari, udara bersih, open spaces, pohon-pohon harus mendapat perhatian didalam urban planning dan urban design  Mempertahankan/mengembalikan kesinambungan sejarah arsitektur dan lembaga-lembaga kota yang telah dihancurkan untuk kepentingan ekonomi profit  Contoh ideal dari model ini adalah landscape parks di Inggris yang didesain oleh Repton dan Uvedale  Contoh lainnya adalah taman-taman perkotaan di Cambridge, Massachusetts (contoh pertama di luar Inggris), kemudian disusul "Central Parks" di New York (1856), lalu di Riverside, Illinois (1869)
  • 15. - Prinsip dasar :    menghindari unit-unit blok dan fasade-fasade bangunan yang repetitive (diulang-ulang) lebar jalan dirancang sesuai dengan kebutuhan pejalan kaki dan kepadatan lalulintas desain bangunan dan lingkungan mengikuti kontur alami dan menghindari pemangkasan/grading (keuntungannya mengurangi biaya pembangunan dan memperbanyak open spaces dan taman) Modifikasi/inovasi dari pendekatan romantic = "Super Block" (Pertamakali dikenalkan di Boston, Cambridge dan Longwood, sekitar pertengahan abad 19)
  • 16. - Prinsip dasar desain “Super Block” :  Super block bukan merupakan perluasan dari blok-blok empat persegi panjang, melainkan merupakan gabungan sistem culdesac dan cluster, dimana perumahan diletakkan di site paling pinggir  Keuntungannya mengurangi capital outlay (keluarnya modal yang sia-sia ) yang disebabkan oleh problem traffic dan transport  Maksimalisasi taman-taman dan open spaces  Maksimalisasi privacy dan ketenangan  Contoh terbaik : Baldin Hills Village (Los Angeles)
  • 17.     Cammilo Sitte, mengembangkan romantic planning berdasarkan sejarah kota-kota pada jaman renaissance dan medieval (pertengahan) bukunya yang terkenal :"The Art of Building Cities" Filosofi/konsep : a) menunjukkan kesalahan-kesalahan estetika dari sistem geometri yang kaku, simetri yang berlebihan, uniformitas (keseragaman) dan sentralisasi (pola memusat) b) efektifitas dari estetika tidak harus simetri dan teratur c) vista (celah) antara bangunan secara sosial dan estetik lebih menarik/atraktif daripada sistem jalan "baroque" Prinsip design : a) menghindari sistem blok dan uniformitas (keseragaman) b) pemisahan unit-unit permukiman, pasar, open spaces, dll.
  • 18. V. PENDEKATAN “UTOPIA” DALAM URBAN DESIGN  Lihat uraian mengenai : Thomas More, Robert Owen, Frank Lloyt Wright, dan Le Corbusier  Ebenezer Howard : menulis buku : "Garden City of Tomorrow" a) Kota adalah kesatuan organik, merupakan integrasi dari layout perkotaan dan perdesaan ("organic planning") b) Merupakan generator pertumbuhan bagi kawasan lain c) Keadilan disegala aspek kehidupan perkotaan d) Mengilhami adanya/munculnya "shopping mall" dan unit-unit neighbourhood
  • 19. VI. PENDEKATAN “TEKNOKRATIK” DALAM URBAN DESIGN  Teknologi dan desain untuk mengontrol segala aktifitas penduduk  Filosofi/konsep dasar : a) Setiap kehidupan perkotaan adalah mesin b) Setiap problem kehidupan manusia pasti dapat diselesaikan lewat teknologi c) Semua kebutuhan manusia dapat dipenuhi dengan pemanfaatan mekanikal dan elektronik d) Proyek-proyek megastruktur, bangunan-bangunan bawah air, bangunan-bangunan bawah tanah dan pencakar-pencakar langit akan memudahkan total kontrol terhadap kegiatan-kegiatan penduduk
  • 20.  Contoh : Le Corbusier (1924) :"The City of the Future“  Ada suatu Central Core : - merupakan pabrik kota secara birokratis - gedung-gedung 60 lantai - elevator bertingkat - transportasi bawah tanah
  • 21. VII. PENDEKATAN “ORGANIK” DALAM URBAN DESIGN  Prinsip Dasar/Konsep Dasar a) Mencari jawaban struktural atas semua fungsi elemen perkotaan b) Menciptakan keseimbangan yang dinamis c) Mewadahi kebutuhan-kebutuhan dan tujuan-tujuan ideal masyarakat kedalam rencana dan desain bangunan d) Mengkonservasi bentuk-bentuk lama yang masih serviceable/bermanfaat bagi masyarakat, selain menyediakan akomodasi kebutuhan-kebutuhan dimasa datang e) Membutuhkan pemahaman yang dalam akan kebudayaan kota, serta penilaian secara berulang-ulang mengenai kebutuhan masyarakat, dab menerima kritik-kritik dari masyarakat  Salah satu contoh terbaik/keberhasilan pendekatan organic dalam mengantisipasi waktu adalah kota Manchester oleh R.Nicholas (sesudah perang dunia II)
  • 22.  Disini pendekatan organik dilakukan secara bertahap : 1) melakukan seleksi elemen-elemen yang perlu dikonservasi 2) melakukan seleksi elemen-elemen yang perlu dirobohkan 3) melakukan seleksi elemen-elemen yang perlu diganti dengan memperhatikan nilai-nilai bangunan dan pola-pola jalan yang ada 4) mencadangkan site-site kosong yang belum diplotkan untuk kepentingan-kepentingan masa mendatang (tidak dijual pada saat ini)  Organic planning and design sesuai/cocok diterapkan untuk kota sejarah (Historical City)
  • 23.  Contoh pendekatan organic yang berhasil menggabungkan aspekaspek estetika dan fungsi adalah Piazza San Marco di Venice. 1) pertama kali kawasan ini merupakan kebun anggrek kerajaan 2) kemudian menjadi public open space 3) lalu menjadi pasar makanan 4) generasi berikutnya membangun katedral bergaya Byzantine 5) kemudian diikuti dengan bangunan-bangunan bergaya Ghotic 6) lalu muncul bangunan-bangunan yang bermacam-macam dimana masing-masing mewakili perioda sejarahnya 7) kawasan ini saat ini menunjukkan adanya satu kesatuan dan merupakan suatu catatan proses sejarah
  • 24. VIII. PENDEKATAN “FUNGSIONALIS” DALAM URBAN DESIGN  Para penganut pendekatan fungsionalis melihat ruang perkotaan atau kawasan sebagai suatu kesatuan unit-unit fungsi (misal fungsifungsi komersial, hunian, pariwisata dan sebagainya).  Perubahan ruang harus terjadi secara harmonis dan merata pada setiap anggota atau unit fungsi.  Harmonisasi atau keseimbangan dapat dicapai melalui penciptaan ruang-ruang komunikasi antar unit-unit fungsi.  Pendekatan ini sangat sensitif dan akomodatif terhadap intervensi nilai-nilai baru dan nilai-nilai yang akan berlaku dimasa depan.
  • 25. IX. PENDEKATAN “HUMANIS” DALAM URBAN DESIGN  Pendekatan humanis lebih menekankan pada elemen-elemen skala kecil yang menjadi bagian penting dari kehidupan keseharian masyarakat (ruang publik, jalan dan lainnya).  Keputusan-keputusan desain harus lebih banyak ditentukan oleh masyarakat sendiri, daripada oleh intervensi konsep-konsep baru yang berasal dari luar.  Para humanis melihat, bahwa perubahan-perubahan dimasa datang hendaknya tidak berbeda jauh dengan keadaan yang ada pada saat ini.  Perubahan-perubahan boleh terjadi pada elemen-elemen nonprimer secara inkremental.  Perubahan tidak terjadi pada tataran konsep yang sangat mendasar, melainkan hanya pada kulitnya saja.  Perubahan-perubahan terjadi secara inkremental/bertahap dan bukannya menyeluruh yang dituntun oleh suatu master plan.
  • 26. X. PENDEKATAN “SISTEMIK” DALAM URBAN DESIGN  Pendekatan ini melihat ruang perkotaan atau kawasan sebagai suatu sistem yang terdiri atas berbagai sub-sistem yang satu terhadap lainnya saling memiliki keterikatan.  Pendekatan ini lebih menekankan pada pengorganisasian berbagai macam sub-sistem tersebut daripada bangunan-bangunan individual.  Pendekatan sistemik melihat bahwa jaringan-jaringan komunikasi dan pergerakan penduduk memiliki peran yang sangat penting dalam suatu ruang perkotaan atau kawasan. Sehingga perubahanperubahan pada hakekatnya harus mengacu pada usaha penciptaan kelancaran komunikasi dan pergerakan penduduk.
  • 27. XI. PENDEKATAN “FORMALIS” DALAM URBAN DESIGN  Prinsip dasar dari pendekatan formalis adalah konfigurasi bentuk dan ruang perkotaan secara universal.  Para formalis sangat menaruh perhatian pada studi mengenai tipologi dan preseden.  Fokus dari desain adalah bentukan-bentukan fisik dan hubungan makna diantaranya.  Para formalis melihat bahwa didalam suatu desain kawasan perkotaan, nilai-nilai masalalu hendaknya tidak untuk direplikasikan di masa datang, melainkan direinterpretasikan.