Implementasi Teori Kontrak dalam Pelaporan Akuntansi pada PT Bank Central Asia Tbk membahas pengelolaan dana dan valuta asing oleh bank serta implementasi kontrak dalam pengelolaan tersebut. Dokumen ini juga menjelaskan pengertian dana, pengelolaan uang rupiah oleh Bank Indonesia, dan faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan nilai tukar valuta asing.
Artikel Ilmiah Analisis Konsep Sistem Informasi Akuntansi pada PT Bank Centra...
Implementasi Teori Kontrak dalam Pelaporan Akuntansi pada PT Bank Central Asia Tbk.pdf
1. Implementasi Teori Kontrak dalam Pelaporan Akuntansi
pada PT Bank Central Asia Tbk
Disusun Oleh:
Raihan Abid Rahman – 43220110031
Dosen Pengampu:
Yananto Mihadi Putra, SE, M. Si
Program Studi Akuntansi
Fakultas Ekonomi Bisnis
2023
2. Abstrak
Pengelolaan uang rupiah perlu dilakukan dengan baik dalam mendukung terpeliharanya
stabilitas moneter, stabilitas sistem keuangan, dan kelancaran sistem pembayaran. Pengelolaan
uang rupiah yang dilakukan oleh bank ditujukan untuk menjamin tersedianya uang rupiah yang
layak edar, denominasi sesuai, tepat waktu sesuai dengan kebutuhan masyarakat, serta aman
dari upaya pemalsuan dengan tetap mengedepankan efisiensi dan kepentingan nasional.
Mengingat pergerakan nilai tukar rupiah yang cukup tidak stabil dan dampaknya begitu negatif
bagi perekonomian. Dalam mengelola akitivas pengelolaan dana, PT Bank Central Asia, Tbk.
mendukung program perbankan tresuri dengan melakukan kontrak pengelolaan dana dalam
mata uang rupiah dan valas dan financial institutions group.
Kata kunci: Teori Kontrak, Pengelolaan Dana, Perbankan Tresuri.
Abstract
Rupiah currency management needs to be done properly in order to support the
maintenance of monetary stability, financial system stability, and the smooth operation of the
payment system. The management of rupiah currency by banks is aimed at ensuring the
availability of rupiah currency that is fit for circulation, of the appropriate denomination, on
time according to the needs of the community, and safe from counterfeiting efforts while still
prioritizing efficiency and the national interest. Given the movement of the rupiah exchange
rate which is quite unstable and the impact is so negative for the economy. In managing fund
management activities, PT Bank Central Asia, Tbk. support the treasury banking program by
entering contracts for managing funds in rupiah and foreign currencies and the financial
institutions group.
Keywords: Contract Theory, Fund Management, Treasury Banking.
3. BAB I
PENDAHULUAN
Sesuai Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2011 tentang Mata Uang, Bank Indonesia
diberikan tugas dan kewenangan Pengelolaan Uang Rupiah mulai dari tahapan Perencanaan,
Pencetakan, Pengeluaran, Pengedaran, Pencabutan dan Penarikan, sampai dengan
Pemusnahan. Bahwa Pengelolaan Uang Rupiah perlu dilakukan dengan baik dalam
mendukung terpeliharanya stabilitas moneter, stabilitas sistem keuangan, dan kelancaran
sistem pembayaran. Pengelolaan Uang Rupiah yang dilakukan oleh Bank Indonesia ditujukan
untuk menjamin tersedianya Uang Rupiah yang layak edar, denominasi sesuai, tepat waktu
sesuai kebutuhan masyarakat, serta aman dari upaya pemalsuan dengan tetap mengedepankan
efisiensi dan kepentingan nasional. Industri perbankan merupakan industri yang terus
mengalami perkembangan yang cukup pesat, mulai dari sisi volume usaha, mobilisasi dana
masyarakat ataupun pemberian kredit. Perbankan yang disebut sebagai lembaga keuangan
merupakah salah satu alat yang mempunyai peran strategis dalam pembiayaan. Usaha bank
untuk menghimpun dana dalam bentuk simpanan (deposit) sangat menentukan pertumbuhan
bank, karena volume dana yang berhasil dihimpun atau disimpan tentu akan menentukan
volume dana yang dapat dikembangkan oleh bank tersebut dalam bentuk penanaman dana yang
menghasilkan, seperti bunga.
Mata uang yang sering digunakan sebagai alat pembayaran dalam transaksi ekonomi
keuangan internasional disebut dengan hard currency, yaitu mata uang yang berasal dari negara
maju dan nilainya relatif stabil serta terkadang mengalami apresiasi atau kenaikan nilai
dibanding mata uang dari negara lainnya.
Kontrak adalah perjanjian atau kesepakatan antara dua pihak yang menimbulkan
pengikatan antara keduanya untuk melaksanakan apa yang sudah ditentukan. Kontrak itu
sendiri menimbulkan hak dan kewajiban masing-masing kedua belah pihak. Kontrak dapat
dipersamakan dengan perjanjian dimana keduanya memiliki unsur-unsur yang sama yaitu
adanya tindakan, hasil kesepakatan kedua pihak, dan menimbulkan akibat hukum berupa hak
dan kewajiban.
4. BAB II
LITERATUR TEORI
1. Pengertian Dana
Para ahli mendefinisikan dana sebagai berikut:
a) Drs. Munawir
Dana sama dengan modal kerja, baik dalam arti modal kerja bruto maupun
modal kerja netto, sehingga dengan demikian laporan sumber dan penggunaan
dana menggambarkan suatu ringkasan sumber dana penggunaan modal kerja
dan perubahan-perubahan unsur-unsur modal kerja selama periode
bersangkutan. Pengertian yang kedua, dana diartikan sama dengan kas, dengan
demikian laporan sumber dan penggunaan dana menggambarkan suatu
ringkasan sumber dana penggunaan kas selama periode yang bersangkutan.
b) Drs. Kustadi Arinta
Dana adalah sejumlah uang atau sumber lain yang disisihkan untuk tujuan
penyelenggaraan kegiatan tertentu/mendapatkan objek tertentu yang sesuai
dengan ketentuan dan pembatasan khusus dan yang disusun sebagai satuan
keuangan dan pembukuan tersendiri.
c) Drs Syafarudin Alwi, MS
Dana yang dibedakan dalam dua kategori yaotu dalam pengertian kas dan dana
dalam pengertian “modal kerja”.
Dari beberapa pendapatan para ahli, dapat disimpulkan bahwa arti dana adalah
kas dan modal kerja
2. Pengelolaan Uang Rupiah
Bank Indonesia diberikan tugas dan kewenangan Pengelolaan Uang Rupiah
mulai dari tahapan Perencanaan, Pencetakan, Pengeluaran, Pengedaran, Pencabutan
dan Penarikan, sampai dengan Pemusnahan. Bahwa Pengelolaan Uang Rupiah perlu
dilakukan dengan baik dalam mendukung terpeliharanya stabilitas moneter, stabilitas
sistem keuangan, dan kelancaran sistem pembayaran. Pengelolaan Uang Rupiah yang
dilakukan oleh Bank Indonesia ditujukan untuk menjamin tersedianya Uang Rupiah
yang layak edar, denominasi sesuai, tepat waktu sesuai kebutuhan masyarakat, serta
aman dari upaya pemalsuan dengan tetap mengedepankan efisiensi dan kepentingan
nasional. Berikut adalah tahapan-tahapan pengelolaan uang rupiah terdiri dari:
5. a) Perencanaan
Perencanaan Uang Rupiah merupakan suatu rangkaian kegiatan
menetapkan besarnya jumlah dan jenis pecahan berdasarkan perkiraan
kebutuhan Rupiah dalam periode tertentu. Dalam melakukan perencanaan
jumlah uang yang akan dicetak dilakukan dengan memperhatikan asumsi
tingkat inflasi, asumsi pertumbuhan ekonomi, perkembangan teknologi,
kebijakan perubahan harga uang Rupiah, kebutuhan masyarakat terhadap jenis
pecahan uang Rupiah tertentu, tingkat pemalsuan, dan faktor lain yang
mempengaruhi. Perencanaan uang Rupiah terdiri dari dua jenis perencanaan
yaitu perencanaan pencetakan uang Rupiah dan perencanaan uang Rupiah emisi
baru.
b) Pencetakan
Pencetakan Uang Rupiah merupakan suatu rangkaian kegiatan
mencetak Uang Rupiah yang dilakukan oleh Bank Indonesia berdasarkan
rencana cetak dalam periode tertentu. Rencana tersebut mencakup rencana
jumlah nominal dan jumlah lembar Uang Rupiah kertas, serta rencana jumlah
nominal dan keping Uang Rupiah logam. Sesuai amanat UU Mata Uang,
pencetakan Uang Rupiah dilaksanakan di dalam negeri dengan menunjuk
Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sebagai pelaksana pencetakan Uang
Rupiah. Saat ini Perusahaan Umum Percetakan Uang Republik Indonesia
(Perum Peruri) merupakan satu-satunya BUMN yang bergerak dalam bidang
pencetakan Uang Rupiah.
Namun demikian, dalam hal Perum Peruri tidak sanggup memenuhi
permintaan Bank Indonesia, maka pencetakan uang Rupiah dilaksanakan oleh
Perum Peruri bekerja sama dengan lembaga lain yang ditunjuk melalui proses
yang transparan, akuntabel serta menguntungkan negara. Dalam melaksanakan
pencetakan uang kertas Rupiah, Perum Peruri menerapkan standar operasional
prosedur yang berpengaman tinggi untuk menjamin mutu serta keamanan dan
kerahasiaan proses cetak uang, mulai dari proses desain uang, penyediaan bahan
kertas uang, tinta maupun proses cetaknya.
Selain itu, kewajiban Bank Indonesia dalam proses pencetakan uang
adalah menyediakan bahan uang sebesar pesanan cetak ditambah dengan
tingkat salah cetak (inschiet). Oleh karenanya dalam proses pencetakan Bank
Indonesia berkordinasi secara intens dengan Perum Peruri untuk menjamin
6. kelancaran proses cetak Perum Peruri, sehingga keseluruhan pesanan cetak
dapat diselesaikan Perum Peruri secara tepat waktu.
c) Pengeluaran
Pengeluaran Uang Rupiah merupakan suatu rangkaian kegiatan
menerbitkan Rupiah sebagai alat pembayaran yang sah di Wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Bank Indonesia memiliki wewenang dalam
mengeluarkan Uang Rupiah dalam bentuk emisi baru, Uang Rupiah desain baru
dan Uang Rupiah khusus (commemorative currency). Pengeluaran uang Rupiah
baru diatur dalam Peraturan Bank Indonesia yang ditempatkan dalam Lembaran
Negara Republik Indonesia, serta diumumkan melalui media massa sehingga
masyarakat di seluruh wilayah NKRI dapat mengetahui adanya pengeluaran
uang baru oleh Bank Indonesia. Konsekuensi dari penerbitan uang ini adalah
masyarakat dilarang menolak apabila dibayar dengan uang yang telah
diterbitkan oleh Bank Indonesia.
d) Pengedaran
Pengedaran Uang Rupiah merupakan suatu rangkaian kegiatan
mengedarkan atau mendistribusikan Rupiah di Wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Kegiatan pengedaran Uang Rupiah mencakup distribusi
Uang Rupiah dan layanan kas. Kegiatan distribusi Uang Rupiah dilakukan
untuk memenuhi kebutuhan kas di seluruh wilayah kerja Bank Indonesia baik
dalam bentuk pengiriman uang (remise) dari KPBI ke KPwBI maupun
pengembalian uang (retur) dari KPwBI ke KPBI. Sementara itu, kegiatan
layanan kas bertujuan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat melalui
penarikan dan penyetoran perbankan, termasuk Kas Titipan, serta penukaran
uang rusak/cacat/lusuh kepada masyarakat melalui Kas Keliling dan kerja sama
dengan perbankan dan/atau instansi lain.
Mekanisme distribusi uang Rupiah dilakukan dari Kantor Pusat Bank
Indonesia kepada Kantor-kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwDN) yang
berfungsi sebagai Kantor Depo Kas (KDK), dan untuk selanjutnya oleh KDK
didistribusikan lagi kepada KPwDN lainnya. Moda transportasi utama yang
digunakan adalah moda transportasi darat (truk dan kereta api) dan laut (kapal
barang dan kapal penumpang). Dalam kondisi tertentu, moda transportasi udara
(pesawat) juga digunakan untuk melakukan distribusi uang oleh Bank
Indonesia. Untuk menjaga kelancaran distribusi uang, Bank Indonesia terus
7. meningkatkan kerja sama dengan berbagai instansi seperti penyedia moda
transportasi dan penyedia pengawalan dan pengamanan jalur distribusi.
e) Pencabutan atau Penarikan
Pencabutan dan Penarikan Uang Rupiah merupakan suatu rangkaian
kegiatan yang menetapkan Rupiah tidak berlaku lagi sebagai alat pembayaran
yang sah di Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pencabutan dan
penarikan uang dilakukan dengan berbagai pertimbangan, diantaranya masa
edar suatu pecahan sudah terlalu lama dan adanya perkembangan teknologi
unsur pengaman (security features) pada uang. Di samping itu juga
dimaksudkan untuk mencegah dan meminimalisir peredaran uang palsu serta
menyederhanakan komposisi dan emisi pecahan yang ada.
f) Pemusnahan
Pemusnahan Uang Rupiah merupakan suatu rangkaian kegiatan
meracik, melebur, atau cara lain memusnahkan Rupiah sehingga tidak
menyerupai Rupiah. Bank Indonesia berkomitmen untuk menyediakan uang
layak edar bagi masyarakat, yaitu Uang Rupiah yang memenuhi persyaratan
untuk diedarkan berdasarkan standar kualitas yang ditetapkan oleh Bank
Indonesia. Sebagai wujud komitmen tersebut, salah satu langkah yang
dilakukan Bank Indonesia secara rutin adalah kegiatan pemusnahan uang. Uang
yang dimusnahkan oleh Bank Indonesia merupakan uang yang tidak layak edar
baik berupa uang lusuh, uang cacat, uang rusak maupun Uang rupiah yang
masih layak edar yang dengan pertimbangan tertentu tidak lagi mempunyai
manfaat ekonomis dan/atau kurang diminati oleh masyarakat serta uang yang
telah dicabut/ditarik dari peredaran
3. Valuta Asing (Valas)
Valuta asing merupakan mata uang yang mempunyai fungsi untuk alat
pembayaran dalam pebiayaan transaksi ekonomi keuangan internasional dan juga
mempunyai catatan kurs resmi pada bank sentral (Hadi, Hamdy. 2007). Nilai tukar pada
mata uang asing atau valas selalu berubah-ubah. Hal tersebut terjadi karena adanya
pergerakan nilai tukas pada valas. Berikut adalah faktor-faktor yang menyebabkan
perubahan nilai tukas pada mata uang asing atau valas:
a) Devaluasi/Depresiasi dan Revaluasi/Apresiasi
8. Devaluasi dan depresiasi merupakan perubahan nilai tukar karena
penurunan nilai tukar mata uang negara tertentu dimana depreisasi
penurunannya tidak terlalu besar dan bersifat sementara. Sedangkan devaluasi
tingkat penurunannya besar dan biasanya diumumkan oleh pemerintah negara
yang bersangkutan.
b) Nilai nominal dan nilai intrinsik mata uang
Nilai yang ada pada mata uang disebut sebagai nilai nominal atau nilai
instrinsik. Nilai intrinsik sendiri memiliki arti sebagai nilai yang terkandung
pada mata uang itu sendiri, misalnya bahan yang digunakan untuk menbuat
mata uang tersebut (mulai dari kertas, tinta, biaya pembuatan, dan lain-lain).
c) Neraca pembayaran (Balance of payment)
Neraca pembayaran ini dapat diartikan sebagai laporan dari suatu negara
yang menggambarkan aliran kas masuk dan keluar dari atau ke negara lain
selama periode satu tahun. Dalam transaksinya, neraca pembayaran ini dapat
dibedakan menjadi 2 (dua) transaksi, yaitu pertama transaksi kredit yang
menimbulkan kewajiban untuk membayar, misalnya transaksi impor,
sedangkan kedua transaksi debit yang menimbulkan arus uang masuk atau hak
penerimaan uang, misalnya transaksi pada kegiatan ekspor.
d) Cadagan Devisa
Cadangan devisa ini dapat diartikan sebagai jumlah dana dari suatu
negara, baik itu berupa uang, aset likuid atau fasilitas lainnya dalam bentuk mata
uang asing yang dimiliki oleh bank sentral suatu negara.
e) Tingkat inflasi
Tingkat inflasi dapat diartikan sebagai tingkat kenaikan harga barang
konsumsi yang terjadi pada kurun waktu tertentu, biasanya dinyatakan dalam
persen (%) per tahun.
f) Suku bunga nominal
Suku bungan yang berlaku disuatu negara sebelum dikurangi tingkat
inflasi.
g) Suku bunga rill
Suku bunga yang berlaku disuatu negara setelah dikurangi dengan
tingkat inflasi negara.
9. 4. Sistem Nilai Tukar
Dalam sejarah perkembangannya ada beberapa sistem nilai tukar yang
digunakan berbagai negara dalam mengelola dan menentukan nilai tukar mata uang,
diantaranya sebagai berikut:
• Gold Standar
Pergerakan niilai tukar valas yang ada di gold standar sangat kecil dan
biasanya dipengaruhi oleh biaya transport dan biaya asuransi dari penyerahan
secara fisik emas akibat defisit atau surplus dalam perdagangan internasional.
Hal ini dikarenakan apabila nial tukar mata uang suatu negara yang defisit turun
terlampau rendah, maka negara tersebut akan melebur koin yang dimilikinya
dan membayar dengan emas yang harganya lebih tinggi, begitu sebaliknya.
• Fixed Exchange Rate System
Sistem tukar mata uang dari mata uang asing ditentukan oleh bank
sentral suatu negara dengan risiko bank sentral tersebut bersedia untuk membeli
atau menjual mata uang asing dengan kuantitas apapun.
• Floating Exchange Rate System
Sistem dimana nilai tukar mata uang domesting berada diambang
terhadap nilai mata uang asing, atau sesuai dengan pergerakan pasar dimana
terjadi kurs mata uang berdasarkan pada permintaan dan penawaran mata uang
asing.
5. Peserta dalam Pasar Valuta Asing
Transaksi di pasar valas terdiri atas 2 jenis tingkatan yaitu antar bank atau
wholesale market dan klien atau retail market.
a) Dealer valas bank dan non bank
Dealer, valas bank-bank internasional sering berfungsi sebagai market.
Mereka senantiasa bersedia menjual dan membeli valas yang mereka
khususkan. Biasanya mempertahankan suatu porsi persediaan beberapa valas
yang dikhususksan.
b) Perusahaan dan individu
Perusahaan dan individu menggunakan pasar valas untuk
mempermudah pelaksanaan transfer investasi dan komersial. Kelompok ini
terdiri atas importir-importir, investor portfolio internasional, perusahaan-
10. perusahaan multinasional. Mereka menggunakan pasar valas untuk tujuan
investasi.
c) Spekulator dan Arbitrase
Spekulator dan Arbitrase melekukan transaksi dalam pasar valas untuk
memperoleh keuntungan. Arbitrase pada prinsipnya merupakan suatu betuk
spekulasi yang terdapat dalam pasar valas, dimana mereka membeli valas di
suatu pusat keuangan kemudian menjualnya kembali di pusat keuangan lain
untuk memperoleh keuntungan. Kegiatan abritrase ini dimungnkinkan oleh
kemudahan dan kecepatan transfer dengan alat telegrafik antara pusat keuangan
satu dengan pusat keuangan dunia lain.
d) Bank sentral
Bank-Bank sentral menggunakan pasar ini untuk memperoleh cadangan
devisa dan juga mempengaruhi harga dimana mata uangnya diperdagangkan.
Bank sentral mungkin melakukan langkah-langkah yang semata-mata
dimaksudkan untuk mendukung atau mendongkrak nilai mata uang sendiri
6. Pengertian Teori Kontrak
Kontrak atau perikatan adalah suatu hubungan antara dua pihak atau lebih,
dimana terhadapnya hukum meletakkan hak pada satu pihak, dan meletakkan
kewajiban pada pihak lainnya. Apabila satu pihak tidak mengindahan atau melanggar
hubungan hukum tersebut maka hukum memaksakan supaya hubungan tersebut
dipenuhi atau dipulihkan kembali. Sementara apabila salah satu pihak tidak memenuhi
kewajibannya, maka hukum memaksakan agar kewajiban tersebut dipenuhi.
Kontrak lahir ketika telah mencapai kata sepakat oleh para pihak, tetapi yang
menjadi masalah jika para pihak berada pada wilayah hukum yang berbeda. Oleh
karena itu kata sepakat dapat diperoleh melalui suatu proses penawaran (offerte) dan
penerimaan (acceptatie). Yang merupakan teori dasar dari adanya kesepakatan
kehendak ialah teori penawaran dan penerimaan. Bahwa pada prinsipnya suatu
kesepakatan kehendak baru terjadi ketika adanya penawaran dari salah satu pihak dan
diikuti dengan penerimaan oleh pihak lain yang terlibat dalam kontrak. Pengembangan
teori ini banyak dilakukan di negara-negara yang menganut sistem hukum common law.
Teori perkontrakan efisien (efficient contracting theory) merupakan bagian atau
turunan dari teori keagenan (agency theory). Teori ini didasarkan atas berbagai aspek
dan implikasi hubungan keagenan. Hubungan keagenan adalah hubungan antara
prinsipal (principal) dan agen (agent) yang di dalamnya agen bertindak atas nama dan
11. untuk kepentingan prinsipal dan atas tindakannya (actions) tersebut agen mendapatkan
imbalan tertentu. Hubungan tersebut biasanya dinyatakan dalam bentuk kontrak. Dalam
teori keagenan, agen biasanya dianggap sebagai pihak yang ingin memaksimumkan
dirinya tetapi ia tetap selalu berusaha memenuhi kontrak. Kontrak yang dikatakan
efisien apabila mendorong pihak yang berkontrak melaksanakan apa yang diperjanjikan
tanpa perselisihan dan para pihak mendapatkan hasil (outcome) yang paling optimal
dari berbagai kemungkinan tindakan alternatif yang dapat dilakukan agen. Kontrak
efisien adalah kontrak yang tidak banyak menimbulkan persengketaan dan yang
mendorong pihak yang berkontrak melaksanakan apa yang diperjanjikan.
12. BAB III
PEMBAHASAN
Tinjauan Bisnis: Perbankan Tresuri dan Internasional
Tresuri BCA berkolaborasi dengan unit kerja lainnya serta cabang-cabang untuk
menghadirkan solusi perbankan Tresuri bagi para nasabah, termasuk solusi hedging hingga
alternatif investasi. Solusi tersebut antara lain FX Forward, FX Swap, Interest Rate Swap,
Cross Currency Swap, Call Spread Option, Deposito Berjangka Money Market, dan Dual
Currency Investment.
Tresuri BCA menawarkan solusi hedging berbasis suku bunga acuan bebas risiko
seperti SOFR (Secured Overnight Financing Rate), yang digunakan setelah penghentian
penggunaan suku bunga LIBOR. Selain itu, Tresuri BCA mengembangkan inovasi digital pada
transaksi valuta asing dan transaksi obligasi bagi nasabah individu, korporasi, maupun institusi
keuangan.
BCA menyediakan berbagai layanan Perbankan Internasional, seperti cross border
remittance, trade finance, dan layanan lainnya untuk bank dan lembaga keuangan. BCA
berkomitmen untuk terus menyempurnakan produk dan layanan Perbankan Internasional
seiring dengan perkembangan global dan kebutuhan nasabah.
Pada tahun 2022, nilai transaksi remittance BCA meningkat lebih dari 15%
dibandingkan tahun 2021. Di tengah meningkatnya adopsi masyarakat terhadap solusi digital,
BCA senantiasa menyempurnakan e-channel untuk penyediaan layanan remittance bagi
nasabah individu dan korporasi. Untuk memfasilitasi pertumbuhan transaksi Valas secara
online, BCA telah meluncurkan fitur terbaru, yaitu “Business Document” untuk mempermudah
proses verifikasi dokumen underlying pembelian Valas nasabah melalui KlikBCA Bisnis.
Terkait layanan pembayaran Valas, BCA melakukan inisiatif pengembangan teknologi dengan
menyediakan layanan di aplikasi eBranch–aplikasi berbasis web bernama RemittanceBCA–
dan juga di mobile banking. Di samping itu, BCA juga mendukung program pemerintah dalam
rangka menjaga stabilitas nilai tukar Rupiah melalui layanan Local Currency Settlement (LCS).
Sebagai salah satu bank yang memperoleh kepercayaan dari Bank Indonesia sebagai Appointed
Cross Currency Dealer (ACCD), BCA dapat memfasilitasi transaksi LCS ke negara Malaysia,
Thailand, Jepang, dan Tiongkok.
Financial Institutions Group
13. Guna memberikan layanan prima bagi nasabah, BCA bekerja sama dengan berbagai
institusi keuangan domestik maupun mancanegara. BCA melakukan perluasan kerja sama
bisnis dengan para mitranya dalam rangka memberikan kemudahan bagi para nasabah untuk
bertransaksi di tingkat global, seperti menambah mitra cross-border payment, mengakomodasi
counter guarantee atau Standby LC dari dan ke bank lain untuk kebutuhan penjaminan atas
bisnis dari nasabah, maupun menyediakan pembiayaan bisnis dengan skema bilateral loan
maupun trade finance.
Berkembangnya kerja sama antara BCA dan institusi keuangan lain tidak luput dari
perkembangan teknologi dan layanan produk sejalan dengan kebutuhan nasabah. Teknologi
Application Programming Interface (API) membantu mitra-mitra BCA agar dapat
mengakomodasi skema-skema bisnis yang bervariasi dan disesuaikan dengan kebutuhan.
Business Referral juga dilakukan oleh BCA bagi nasabah bank koresponden untuk
memberikan penawaran pembiayaan dan layanan perbankan umum.
14. BAB IV
KESIMPULAN
Bank BCA terus melakukan kontrak dengan bank sentral (Bank Indonesia) untuk
mendukung pengelolaan dana mata uang rupiah dan valuta asing (valas). Dalam visi yang
dilakukan bank BCA, Bank BCA akan terus mengupayakan berbagai inisiatif pengembangan
bisnis Perbankan Tresuri dan Internasional yang memberikan nilai tambah bagi nasabah, serta
menyediakan layanan perbankan yang nyaman, andal, dan aman. Mengikuti perkembangan
pasar dan teknologi, Perbankan Tresuri akan terus berinovasi melalui penawaran berbagai
variasi solusi dan produk untuk memenuhi kebutuhan nasabah. Sementara itu, Perbankan
Internasional berkomitmen untuk meningkatkan layanan transfer dana serta menawarkan
berbagai solusi yang sesuai dengan kebutuhan nasabah terkini
15. DAFTAR PUSTAKA
Putra, Y. M., (2022). Teori Agensi, Efisiensi Pasar, Teori Sinyal, dan Teori Kontrak. Modul
Kuliah Sistem Informasi Akuntansi Jakarta: FEB-Universitas Mercu Buana.
Bank Indonesia. (2020). Pengelolaan Rupiah. Retrieved from https://www.bi.go.id/id/fungsi-
utama/sistem-pembayaran/pengelolaan-rupiah/default.aspx
PT Bank Central Asia, Tbk. (2022). Laporan Tahunan 2022.
Rianda, C. N. (2019, June). Pasar Valuta Asing serta Analisis Pengelolaan Valuta Asing di
Indonesia. Jurnal Ilmiah Prodi Muamalah, 11(1).
Wuri, J. (2018, November). Fluktuasi Kurs Valuta Asing di Beberapa Negara Asia Tenggara.
Journal of Research in Business and Economics, 1(1).
doi:doi.org/10.24071/exero.2018.010101