1. Hakikat Semantik SemantikberasaldaribahasaYunanisema (katabenda) yang berartitandaataulambang. Katakerjanyasemaino yang berartimenandaiataumelambangkan. Katasemantikinikemudiandisepakatisebagaiistilah yang digunakandibidanglinguistik yang mempelajarihubunganantaratandasenganhal yang ditandai. Selainistilahsemantik, didalamsejarahlinguistik, ada pula istilahsemiotika, semiologi, semasiologi, sememik, dansemikyang mempelajarimaknaatauartidarisuatutandaataulambang. Namun, istilahsemantiklebihumumdigunakandalamstudilinguistikkarenaistilah-istilahlainnyamemilikiobjek yang cukupluas, yaknimencakupmaknatandaataulambangpadaumumnya, sepertimaknatandalalulintas, kodemors,tanda-tandadalamilmumatematika, sedangkancakupansemantikhanyaberkanaandenganbahasasebagaialatkomunikasi verbal.
2. MAKNA, INFORMASI, MAKSUD Menurut Ferdinand de Saussure, setiaptandalinguistikmemilikiduaunsur, yakni yang diartikan (signifie) dan yang mengartikan (signifiant). Signifiemerupakankonsepataumaknadarisuatutanda, sedangkansignifiantmerupakanbunyi-bunyi yang terbentukdarifonem-fonembahasa yang bersangkutan. Apakahsemuakatamemilikireferen? Kata-kataberkelasverba, adjektiva, dannominamemangselalumemilikireferen, tetapipreposisi, konjungsi.
3. Dengandemikian, kata-kata yang memilikireferendisebutsebagaikata yang bermaknareferensial, sedangkankata yang tidakmemilikireferendisebutsebagaikata yang tidakbermaknareferensial. Bagaimanadenganreferenkatakaki dalamkaki gunung, kaki meja? Verhaarmengungkapkanbahwareferenkatakakitetapkaki sebagaianggotatubuh. Padakatakaki gunung, kata kaki digunakanuntukmerujukpadasesuatu yang lain secarametaforis (secaraperbandingan). Dengandemikian, referensebuahkataselalubersifattetapatautidakberubah.
4. Padadasarnya, antaramaknadaninformasimerupakanduahal yang berbeda. Maknamerupakangejaladalamujaran (utterance-internal phenomenon), sedangkaninformasimerupakangejaladalamujaran (utterance-external phenomenon), misalnyakataayahdanbapakyang keduanyamemilikiinformasi yang sama, yakni ’orangtualaki-laki’ tetapimaknanyajelasberbeda. Bandingkanmaknaantarakatabapakpresidendengan # ayah presiden.
6. TIGA PANDANGAN FILOSOFIS Realismeberanggapan bahwa manusia selalu memiliki jalan pikiran tersendiri terhadap duania luar dan menusia selalu memberi gagasan tertentuterhadapdunialuar sehingga antara makna dan wujud dimaknai memiliki hubungan yang hakiki. Konseptualisberanggapan bahwa makna dan kata dapat dilepaskan dari dunia luar karena pemakaian sepenuhnya ditentukan oleh adanya asosiasi (gambaran dalam angan-angan) dan konseptualisasi pemakainya. Nominalisberangggapan bahwa makna dan kata dengan dunia semata-mata bersifat arbitrer. Meskipun demikian penentuan hubungan oleh para penutur harus dilatari oleh adanya konvensi.
7. Aspek Makna Aspek makna dalam hal ini dibedakan dengan aspek sebagai kategori gramatikal sebuah verba yang biasanya mengungkapkan lama dan jenis kegiatan. Oleh karena itu, aspek makna yang dimaksud di sini lebih cederung mengarah kepada aspek makna tertentu dalam hubungannya dengan pemakaian bahasa pada konteks situasi dan sosial tertentu. Dilihat dari fungsinya, aspek semantik kata, kelompok kata, frasa, klausa, dan kalimat dibedakan menjadi empat macam, yakni: (1) Aspek makna pengertian (Sense), (2) Aspek makna perasaan (Feeling), (3) Aspek makna nada (Tone), dan(4) Aspek makna tujuan (Intension). Keempat aspek makna tersebut akan dipaparkan di bawah ini.
8. Aspek makna pengertian disebut juga tema karena ketika seseorang berbicara menggunakan kata-kata yang mengandung ide atau pesan tertentu. Perhatikancontohberikut: Hariinihujan Hariinimendung Ketikakomunikasiberjalandengantemadiatas, tentuterdapatunsurpembicaradanpendengandalamragamlisan, unsurpenulisdanpembacapadaragamtulisan yang memilikipengetahuanataupengertian yang samaterhadapsatuan-satuan: hari, ini, hujan, danmendung. Padaperinsipnya, aspekmaknapengertiandalamhalinibarubisatercapaiapabilapembicaradanpendengar, penulisdanpembacamemilikibahasa yang samadalamartisalingmemahamitentangapa yang disampaikanmelaluibahasa yang digunakan.
9. Aspekmaknaperasaanberhubungandengansikappembicaraterhadapsituasipembicaraan, misalnyaperasaansedih, gembira, panas, dingin, dan lain-lain. Pernyataandalambentukbahasa yang sesuaiuntukmegungkapkansituasi-situasisepertiitudisebutmengandungmaknaaspekperasan. Aspekmakna nada merupakanaspekmakna yang mengungkapkansikappembicaraterhadapmitrawicaradalamkomunikasilisanatausikappenyair/penulisterhadappembacadalamkomunikasitulisan. Aspekmakna nada dalamsebuahproseskomunikasimelibatkanpembicarauntukmemilihkata-kata yang sesuaidenganpembicaradanmitrawicara. Kata-kata yang dipilihsesuaidengan nada-nada yang dianggapsesuaisetelahmemperhitungkansiapa yang bicara, siapamitrawicara, dalamsituasisosialbudayasepertiapa (usia yang samaatauberbeda, daerah yang samaatauberbeda, status sosial yang samaatauberbeda, dan lain-lain.
10. Aspekmakna nada iniberhubungandenganaspekmaknaperasaan, karenajikakitajengkelterhadapseseorangmakasikapkitaakanberlainandanhalitumempengaruhi pula pilihankata yang sesuaidengannadanya. Aspekmaknatujuanmenekankanbahwaapa yang kitaungkapkandalambentuktuturanitumengandungtujuantertentu, misalnyadenganmengatakanpenipukaubertujuan agar mitrawicaramerubahkelakuannya yang tidakdiinginkantadi. Adabeberapajenissifat-sifatpernyataan yang bisadigunakandalammengungkapkanaspekmaknatujuanini, antara lain: #deklaratif > Pemeliharaankesehatandapatmenunjang program pemerintahdidalammemeliharalingkungandanmeningkatkantarafkehidupanbangsa #persuasif/membujuk> Denganpolamakanempatsehat lima sempurnaditiapkampungakanmenjaminkesehatanmasyarakat
12. JENIS-JENIS SEMANTIK Bagian-bagiandaritatarananalisis yang mengandungmaknamenurutVerhaar (1978) sebagaiberikut: Semantikbahasa=> 1. tatabahasagramatikal = a. sintaksis= fungsikosongdariarti, katagoridanperansemantikgramatikal; b. morfologi=semantikgramatikal. 2. fonemik(tidakadasemantiktetapisetiapfonemmembedakanmakna, fonetik (tidakadasemantik). 3. leksikon=semantikleksikal.
13. Kalau yang menjadiobjekkajiannyaadalahleksikon, jenissemantiknyaadalahsemantikleksikal. Dalamsemantikleksikalinidiselidikimakna yang adadarimasing-masingleksembahasatersebut. Olehkarenaitu, makna yang adapadaleksem-leksemdisebutmaknaleksikal. Leksemadalahistilah yang lazimdigunakandalamstudisemantikuntukmenyebutsatuan-satuanbermakna. Istilahleksemkuranglebihdapatdipadankandenganistilahkata yang lazim
14.
15.
16. Secaratersendiri, terdapat pula istilahsemantiksintaktikalyang sasarannyatertumpuhpadahal-hal yang berkaitandengansintaksis.
22. menggonggong, berkotek, mendesis, meringkik, berdering, mencicit, dansebagainya. 2. PenyebutanBagian DalambidangSastraterdapatistilahpars pro toto= gayabahasa yang menyebutkanbagiandarisuatubendaatauhalpadahal yang dimaksudkeseluruhanbendaitu. Adapun yang lain, yaknitotem pro parte = keseluruhanuntuksebagian. 3. PenyebutanSifatKhas Di dalambahasa Indonesia terdapatkata-kata yang diberinamasesuaidengansifatkhasnya, sepertisikikir, sibotak, sigendut, golongankiri, sihitam, dansebaginya.
23. 4. PenemudanPembuat Banyaknama yang lahirberdasarkannamapenemudanpembuatnya. Kata-kata yang dimaksud, sepertikondom = Dr. Condom, mujairyang mula-muladitemukanolehseorangpetanibernamaMujairdi Kediri, JawaTimur, voltdarinamapenciptanyaseorangahlifisikabangsa Italia, bayangkaradarinamapasukanpengawalkerajaanpadazamanMajapahit, laksamananamaseorangtokohdalamcerita Ramayana, boikotdarinamaseorangtuantanahdiInggris yang memilikitindakan yang keraspadatahun 1880.
24. 5. TempatAsal Magnet berasaldarinamasuatutempatyakni Magnesia, burungkenaridarinamapulauKenaridiAprika, sardendarinamapulauSardeniadi Italia. 6. Bahan Katagoniberasaldarinamaseratdidalamtumbuh-tumbuhan, kacaadalahnamabahan. Benda lain yang terbuatdarikacadisebutkaca, misalnyakacamata, peraksebagainamabahankemudianmunculuangperak. 7. Keserupaan Kaki gunung, kaki meja, kaki kursi. Dalamhalini, kata kaki memilikikeserupaanmaknayaknisebagaipenopangtubuh. Raja dangdut, raja makan, dsb.
25. 8. Pemendekan AbridariAngkatanBersenjataRepublik Indonesia, KONI = komiteolahraganasional Indonesia, dll. 9. PenamaanBaru Pariwisatamenggantitorisme, sukucadangmenggantionderdil, darmawisatamenggantipiknik. Penggantinyalebihnasionalis. 10. Peristilahan Tangan yang secarakedokteranterbagimenjadilengandantangan. Lengandariketiaksampaipergelangan, tangandaripergelangansampaijari.
26. 11. Pendifinisian Difinisi yang dibuatolehmanusiadigolongkanmenuruttarafkejelasannya. Taraf paling rendahdisebutdifinisisinonimis. Ketidakjelasan yang dimaksuddalamhalinikarenadifiinisi yang diberikanbersifatputarbalik, misalnyaantaraayah denganbapak. Keduadifinislogis= adalahsuatudifinisi yang dibuatsecarategassehinggaobjektersebutberbedasecaranyatadenganobjek-objeklainnya, difinisidalambidangilmutertentu. Ketigadifinisiensiklopedi= difinisiinilebihjelasdaridifinisilogiskarenamenerangkansecaralengkap, jelas, dancermatberkenaandengankata yang didefinisikan.
27. Adapundifinisi lain, yaknidifinisioprasional/batasan= difinisiinidigunakanuntukmembatasikonsep yang digunakandalamsuatutulisanataupembicaraan, misalnya: 1) Yang dimaksuddengan air dalamtulisaniniadalahcairanuntukkeperluanhidupsehari-hari; 2. Yang dimaksuddengan air dalamtulisaniniadalahsegalazatcair yang terdapatdalamtumbuh-tumbuhanbaik yang terdapatdidalambatang (seperti air tebu), maupun yang terdapatdidalambuah.
28. JenisMakna Misalnya: kataamplop yang padakonstruksitertentumengandungmaknadenotatif (kognitif), padakonstruksitertentudapatmengandungmaknakonotatif. Perhatikancontohberikut: Sayamembeliamplopdiwarung. Beri saja dia amplop, persoalannya akan beres. Makna denotatif (kognitif) kita jumpai pada kalimat (1) sedangkan makna denotatif kita jumpai pada kalimat (2).
29. Semantik Leksikal merupakan bidang Semantik yang meneliti makna leksikal menurut azas-azas dinamis leksikologi. Makna leksikal dalam diskripsi Linguistik lazimnya ditandai dengan tanda petik tunggal, misanya kita mengatakan kata rumah memiliki makna ‘rumah’. Oleh karena itu, makna leksikal sebenarnya merupakan makna dari satuan terkecil sebuah leksikon. Semantik leksikal secara leksikologis mencakup beberapa segi, yakni: (a) makna dan referensi, (b) denotasi dan konotasi, (c) analisis ekstensional dan analisis intensional, (d) analisis komponensi, (e) makna dan pemakaiannya, (f) senonim, (g) antonim, (h) homonim, (i) hiponim, dan (j) polisemi.
30. Makna refrensial lazimnya dipandang sebagai sifat kata. Misalnya kata roti memiliki makna tertentu, akan tetapi selain dari makna tersebut, kata roti memiliki sifat yang namanya referensi, yaitu kemapuan kata roti untuk mengacu pada benda tertentu atau referen. Istilah referensi membawa dua arti yang agak berbeda, yakni referensi ekstralingual seperti contoh di atas, karena referen dari kata roti adalah sesuatu di luar bahasa dan referensi intralingual, karena referensi tadi menujuk sesuatu yang ada di dalam tuturan, misalnya Roti yang kita beli kemarin, saya sudah memakannya. Kata ganti –nya pada kata memakannya bereferensi pada kata roti yang ditemukan pada sebagai kata pertama tuturan tadi
31. Selain penunjukan yang bersifat anaforis tadi, dijumpai pula penunjukan yang bersifat kataforis yakni penunjukan pada teks yang mengikutinya, misalnya kata orang dalam klausa orang yang mendaptarkan diri harus membawa kartu penduduk. Ektoforis (Ekstralingual) (Semantik leksikal hampir seluruhnya) Referensi Endoforis (Intralingual) (Semantik gramatikal hampir seluruhnya)
32. Makna denotasi adalah referensi pada suatu yang ekstralingual menurut makna kata yang bersangkutan. Makna konotasi adalah makna yang dapat muncul pada penutur akibat penilaian afektif (perasaan) atau emosional. Misalnya denotasi kata penjara adalah kemampuan kata tersebut untuk mereferensi pada sebuah penjara. Sedangkan konotasi kata penjara adalahnegatif untuk semua penutur karena penghuni penjara sudah tidak memiliki kebebasan lagi untuk hidup menurut kehendaknya sendiri (sebagai alasan dari pandangan penutur).
33. MaknaKomponensial > maknasuatukatadalamhubungannyadenganmakna yang lain. Misalnyapenamaanseoranganakdengan kata anakmemilikihubungan yang sestematisdengan kata-kata bapak, ibu, adik, kakak, keluarga, dan lain-lain. Katakanlahsistemkekerabatan yang sepsrtiadik, kakak di dalambahasa Indonesia penamaannyaberdasarkanusiasedangkanpenamaanbrother, sister di dalambahasaInggrisberdasarkanjeniskelamin
34. MaknaKontekstual > makna kata sesuaidenganpemakaiannya. Misalnya: ketikakitamemakai kata mimbardalamreferensinyatehadapsebuah mimbar sebagaimaknaharafiahdari kata tadi. Pada sisilain kata mimbartadidapat pula digunakandalammaknakiasansepertitampak pada ungkapankebebasan mimbar. Pada contohterakhirtadi kata mimbar tidaklagibereferensiterhadapsebuah mimbar akantetapilebihbereferensiterhadapsebuahkebebasanberbicara di depanumum. MaknaGramatikal > maknasebuahkata yang ditentukanolehadanyapembentukankatabaru.
35. Relasi Makna Polisemi merupakan suatu bentuk bahasa yang mengandung makna lebih dari satu, misalnya frasa orang tua yang dapat bermakna; (1) Ayah dan Ibu, (2) orang yang sudah tua, dan (3) orang yang dituakan atau dihormati. Polisemi pada sebuah bahasa dapat ditimbulkan oleh beberapa faktor, antara lain: (1) spesifikasi dalam ilmu, misalnya kata bentuk dalam bidang bahasa berbeda maknanya dengan kata bentuk dalam bidang seni rupa, dan bidang arsitektur, (2) spesialisai pemakaian dalam kehidupan sosial masyarakat yang beraneka ragam, misalnya kata jalan bagi seorang sopir angkot atau bus kota dapat berarti bekerja, bagi seorang pedagang dapat berarti laris, atau dalam sebuah seminar dapat berarti berlangsung dengan lancar, (3) adanya pemakaian dalam kesastraan misalnya penggunaan kata kaki gunung, kaki langit, dan kaki tangan.
36. Homonim berasal dari bahasa Yunani Kuno anoma ‘nama’ dan homo ‘sama’.Secara Semantik, Verhaar (1978) mengungkapkan bahwa homonim merupakan ungkapan (berupa kata, frasa, atau kalimat) yang bentuknya sama dengan ungkapan lain (kata, frasa, atau kalimat) tetapi memiliki makna yang tidak sama. Misalnya : antara kata bisa yang ‘racun’ dengan bisa ‘dapat, baku ‘standar’ dengan baku ‘ saling’, bandar ‘pelabuhan’ dengan bandar ‘pemegang uang dalam perjudian’. Homonimdenganpolisemimemilikiperbedaanpadaderajatkesamaanmakna. Contohpolisemi: Janganberdiridijalanmasuk! Jalanlahlebihdahulu, sebentarlagisayamenyusul!
37. Ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya hominim, yakni : (1) kata-kata atau bentuk-bentuk yang berhomonim tadi berasal dari dialek atau bahasa yang berlainan, misalnya kata bisa ‘racun’ berasal dari bahasa Melayu, sedangkan kata bisa ‘sanggup’ berasal dari bahasa Jawa, (2) kata-kata yang berhomonim tadi muncul karena adanya proses morfologi, misalnya : kata mengukur ‘memarut’ dengan mengukur ‘menghitung’.
38. Homonim selain terjadi dalam tataran kata juga terjadi dalam tataran frasa maupun kalimat, misalnya : cinta anak ‘cinta terhadap anak’ dengan cinta anak ‘cinta anak terhadap…’, isteri lurah yang baru itu cantik ‘isteri lurah yang baru diangkat itu cantik’, isteri lurah yang baru itu cantik ‘isteri baru dari lurah itu cantik’. Secara garis besar, homonim dibedakan menjadi dua macam, yakni: (1) homofon dan (2) homograf. Homofon adalah dua kata yang memiliki makna dan bentuk penulisan yang berbeda akan tetapi dilafalkan dengan bunyi yang sama, misalnya anatara sah dan syah, syarat dan sarat, antara bang dan bank. Pada sisi lain, homograf merupakan dua kata yang memiliki perbedaan makna dan cara pelafalan akan tetapi memiliki kesamaan dalam cara penulisan, misalnya antara tahu ‘sesuatu makanan’ dengan tahu ‘mengerti’, antara teras ‘bagian rumah’ dengan teras ‘inti’.
39. Hiponim berasal dari bahasa Yunani Kuno anoma ‘nama’ dan hypo ‘di bawah. Verhaar, (1993) mengungkapkan bahwa secara semantis, hiponim merupakan ungkapan (kata, frasa, atau kalimat) yang meknanya dianggap merupakan bagian dari ungkapan lain. Ungkapan yang maknanya menjadi bagian dari ungkapan lain disebut hiponim sedangkan ungkapan yang membawahi makna hiponim tadi disebut superordinat. Perhatikan contoh berikut. Warna hijau kuning merah ungu putih biru merah jambu merah hati merah muda
40. Dari bagan di atas, dapat dijelaskan bahwa kata-kata hijau, kuning, merah, ungu, putih, dan biru berhiponim terhadap kata warna. Dengan demikian, maka hubungan antara hiponim terhadap superordinatnya bersifat searah. Akan tetapi, perlu dicatat bahwa kata yang menjadi hiponim dari sebuah kata yang superordinat dapat pula menjadi superordinat bagi semua hiponim di bawahnya.