01 Kurikulum Merdeka dan Perencanaan Pembelajaran.pptx
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN
RISET, DAN TEKNOLOGI
Kurikulum Merdeka
Badan Standar, Kurikulum dan Asesmen
Pendidikan
2022
VISI PENDIDIKAN
“mewujudkan Indonesia maju yang
berdaulat, mandiri, dan
berkepribadian melalui terciptanya
Pelajar Pancasila yang bernalar kritis,
kreatif, mandiri, beriman, bertakwa
kepada Tuhan YME, dan berakhlak
mulia, bergotong royong, dan
berkebinekaan global
Visi Pendidikan Indonesia adalah
mewujudkan Indonesia maju yang berdaulat,
mandiri, dan berkepribadian melalui
terciptanya Pelajar Pancasila
PELAJAR
PANCASILA
Beriman,
bertakwa kepada
Tuhan YME, dan
berakhlak mulia
Mandiri
Bernalar
Kritis
Kreatif
Bergotong-
Royong
Berkebinekaan
Global
Rapor Pendidikan 2021 dan Hasil PISA 2018 Jenjang SMP
0
10
20
30
40
50
60
70
80
AKM Provinsi 2021 AKM Nasional 2021 PISA 2018
Perbandingan Hasil AKM 2021 dan Hasil PISA 2018
Literasi Numerasi
Penyederhanaan kurikulum dalam bentuk kurikulum dalam kondisi
khusus (kurikulum darurat) efektif memitigasi ketertinggalan
pembelajaran (learning loss) pada masa pademi COVID-19
Hasil belajar siswa 12 bulan pembelajaran di masa pandemi COVID-19
Proyeksi jika tidak ada
learning loss
Survei pada 18.370 siswa kelas 1-3 SD di 612 sekolah di 20
kab/kota dari 8 provinsi menunjukkan perbedaan hasil
belajaryang signifikan antara Kurikulum 2013 dan
Kurikulum Darurat
Bila kenaikan hasil belajar itu direfleksikan ke proyeksi
learning loss numerasi dan literasi, penggunaan kurikulum
darurat dapat mengurangi dampak pandemi sebesar 73%
(literasi) dan 86%(numerasi)
Pada sekolah yang menggunakan
Kurikulum 2013
Pada sekolah yang menggunakan
Kurikulum Darurat
522
Learning loss
482
5 bulan
Learning loss 1
bulan
517
Sekitar31,5%
sekolah
menggunakan
kurikulum
darurat semasa
pandemi
COVID-19
• Sekolah sebagai tugas
• Pimpinan sebagai pengatur
• Manajemen sekolah terlalu administratif
• Masih ada PAUD yg belum melibatkan orang tua
Ekosistem
• Guru sebagai pelaksana kurikulum
• Guru sebagai sumber pengetahuan satu-satunya
• Pelatihan guru berdasarkan teori
• PAUD: Metode drilling & teacher-centered
Guru
Kategori Situasi sekarang
• Penilaian bersifat sumatif/ menghukum
• Siswa sebagai penerima pengetahuan
• Fokus kepada kegiatan tatap muka
• Pendekatan: Bermain vs Calistung
• Pengajaran berdasarkan pembagian umur
• Perkembangan linear
• Kurikulum berdasarkan konten
• Fokus kepada kegiatan akademik
• Patahan antara kurikulum PAUD dan SD
Arahan di masa depan
• Sekolah sebagai kegiatan yang menyenangkan
• Pimpinan memberikan pelayanan
• Manajemen sekolah yang kolaboratif dan kompeten
• Keselarasan pendidikan di rumah dan keluarga
• Guru sebagai pemilik dan pembuat kurikulum
• Guru sebagai fasilitator dari berbagai sumber pengetahuan
• Pelatihan guru berdasarkan praktik
• PAUD: Kompetensi meliputi pedagogik dan sosio emosional
• Pembelajaran berorientasi pada siswa
• Pembelajaran memanfaatkan teknologi
• Pendekatan: Bermain adalah belajar, bermakna & sesuai konteks
• Pengajaran berdasarkan level kemampuan siswa
• Perkembangan fleksibel
• Kurikulum berdasarkan kompetensi
• Fokus kepada soft skill dan pengembangan karakter
• Transisi yang mulus dari PAUD ke SD
• Penilaian bersifat formatif/ mendukung
Pedagogi
Kurikulum
Sistem
Penilaian
Saat ini terdapat lima kelompok tantangan dunia pendidikan yang perlu dihadapi
Struktur kurikulum yang kurang fleksibel, jam
pelajaran ditentukan per minggu
Materi terlalu padat sehingga tidak cukup waktu
untuk melakukan pembelajaran yang
mendalam dan yang sesuai dengan tahap
perkembangan peserta didik
Materi pembelajaran yang tersedia kurang
beragam sehingga guru kurang leluasa dalam
mengembangkan pembelajaran kontekstual
T
eknologi digital belum digunakan secara
sistematis untuk mendukung proses belajar guru
melalui berbagi praktik baik
Struktur kurikulum yang lebih fleksibel, jam
pelajaran ditargetkan untuk dipenuhi dalam
satu tahun
Fokus pada materi yang esensial, Capaian
Pembelajaran diatur per fase, bukan per tahun
Memberikan keleluasaan bagi guru
menggunakan berbagai perangkat ajar sesuai
kebutuhan dan karakteristik peserta didik
Aplikasi yang menyediakan berbagai referensi
bagi guru untuk dapat terus mengembangkan
praktik mengajar secara mandiri dan berbagi
praktik baik.
Efektivitas kurikulum dalam kondisi khusus semakin menguatkan pentingnya
perubahan rancangan dan strategi implementasi kurikulum secara lebih
komprehensif
Rancangan dan
Implementasi Kurikulum Saat Ini:
Arah Perubahan Kurikulum:
Implementasi Kurikulum Merdeka untuk pemulihan pembelajaran dilakukan berdasarkan
kebijakan-kebijakan berikut ini:
Kurikulum Merdeka.
Permendikbudristek
No. 5 Tahun 2022
Standar Kompetensi
Lulusan pada
Pendidikan Anak Usia
Dini, Jenjang
Pendidikan Dasar, dan
Pendidikan Menengah
Standar kompetensi lulusan
merupakan kriteria minimal
tentang kesatuan sikap,
keterampilan, dan
pengetahuan yang
menunjukkan capaian
kemampuan peserta didik
dari hasil pembelajarannya
pada akhir jenjang
pendidikan. SKL menjadi
acuan untuk Kurikulum 2013,
Kurikulum darurat, dan
Kurikulum Merdeka.
Permendikbudriste
k No. 7 Tahun 2022
Standar Isi pada
Pendidikan Anak Usia
Dini, Jenjang
Pendidikan Dasar, dan
Pendidikan Menengah
Standar Isi dikembangkan
melalui perumusan ruang
lingkup materi yang sesuai
dengan kompetensi lulusan.
Ruang lingkup materi
merupakan bahan kajian
dalam muatan pembelajaran
yang dirumuskan
berdasarkan: 1) muatan wajib
sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-
undangan; 2) konsep
keilmuan; dan 3) jalur,
jenjang, dan jenis pendidikan.
Standar Isi menjadi acuan
untuk Kurikulum 2013,
Kepmendikbudristek
No. 56 Tahun 2022
Pedoman Penerapan
Kurikulum dalam
Rangka Pemulihan
Pembelajaran
Memuat 3 opsi kurikulum
yang dapat digunakan di
satuan pendidikan dalam
rangka pemulihan
pembelajaran beserta
struktur Kurikulum Merdeka,
aturan terkait pembelajaran
dan asesmen, serta beban
kerja guru.
Keputusan Kepala
BSKAP
No.008/H/KR/2022
Tahun 2022
Capaian Pembelajaran pada
Pendidikan Anak Usia Dini,
Jenjang Pendidikan Dasar,
dan Pendidikan Menengah
Pada Kurikulum Merdeka
Memuat Capaian
Pembelajaran untuk semua
jenjang dan mata pelajaran
dalam struktur Kurikulum
Merdeka.
Kurikulum darurat, dan
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi 10
Keputusan Kepala
BSKAP
No.009/H/KR/2022
Tahun 2022
Dimensi, Elemen dan Sub
Elemen Profil Pelajar
Pancasila Pada Kurikulum
Merdeka
Memuat penjelasan dan
tahap-tahap perkembangan
profil pelajar Pancasila yang
dapat digunakan terutama
untuk projek penguatan profil
pelajar Pancasila.
Dalam pemulihan pembelajaran, sekarang sekolah diberikan kebebasan menentukan
kurikulum yang akan dipilih
Pilihan
1
Pilihan
2
Kurikulum
2013
secara penuh
Kurikulum
Darurat
yaitu Kurikulum 2013
yang disederhanakan
Pilihan
3
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi 11
Kurikulu
m
Merdeka
Satuan pendidikan dapat mengimplementasikan Kurikulum Merdeka secara bertahap sesuai
kesiapan masing-masing
Sejak Tahun Ajaran 2021/2022
Kurikulum Merdeka telah
diimplementasikan di hampir
2.500 sekolah yang mengikuti
Program Sekolah Penggerak
(PSP) dan 901 SMK Pusat
Keunggulan (SMK PK) sebagai
bagian dari pembelajaran
dengan paradigma baru.
Kurikulum ini diterapkan mulai dari
TK-B, SD & SDLB kelas I dan IV,
SMP & SMPLB kelas VII, SMA&
SMALB dan SMK kelas X.
Mulai Tahun Ajaran 2022/2023
satuan pendidikan dapat memilih
untuk mengimplementasikan
kurikulum berdasarkan kesiapan
masing-masing mulai TK B, kelas I,
IV, VII, dan X.
Pemerintah menyiapkan angket
untuk membantu satuan pendidikan
menilai tahap kesiapan dirinya untuk
menggunakan Kurikulum Merdeka.
Tiga pilihan yang dapat diputuskan satuan
pendidikan tentang implementasi Kurikulum
Merdeka pada Tahun Ajaran 2022/2023:
● Menerapkan beberapa bagian dan
prinsip Kurikulum Merdeka, tanpa
mengganti kurikulum satuan
pendidikan yang sedang diterapkan
● Menerapkan Kurikulum Merdeka
menggunakan perangkat ajar yang
sudah disediakan
● Menerapkan Kurikulum Merdeka
dengan mengembangkan sendiri
berbagai perangkat ajar.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi 12
Keunggulan Kurikulum Merdeka
1Lebih Sederhana dan Mendalam
Fokus pada materi yang esensial dan
pengembangan kompetensi peserta
didik pada fasenya. Belajar menjadi
lebih mendalam, bermakna, tidak
terburu-buru dan menyenangkan.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi 13
2 Lebih Merdeka
Peserta didik: Tidak ada program peminatan di
SMA, peserta didik memilih mata pelajaran
sesuai minat, bakat, dan aspirasinya.
Guru: Guru mengajar sesuai tahap capaian
dan perkembangan peserta didik.
Sekolah: memiliki wewenang untuk
mengembangkan dan mengelola kurikulum dan
pembelajaran sesuai dengan karakteristik satuan
pendidikan dan peserta didik.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi 14
Keunggulan Kurikulum Merdeka
Keunggulan Kurikulum Merdeka
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi 15
3Lebih Relevan dan Interaktif
Pembelajaran melalui kegiatan projek
memberikan kesempatan lebih luas
kepada peserta didik untuk secara aktif
mengeksplorasi isu-isu aktual misalnya
isu lingkungan, kesehatan, dan lainnya
untuk mendukung pengembangan
karakter dan kompetensi Profil Pelajar
Pancasila.
Dukungan implementasi Kurikulum Merdeka
melalui kebijakan penyediaan buku pendidikan
Penyusunan Buku
● Buku pendidikan yang telah
diimplementasikan di sekolah
penggerak dan SMK Pusat
Keunggulan
● Buku pendidikan lanjutanuntuk
SMK (bersama industri),
pendidikan khusus, serta
pendidikan kesetaraan
● Total buku yang telah disusun
453 judul, dengan rincian:
○ PAUD: 6 judul
○ SD: 174 judul
○ SMP: 99 judul
○ SMA: 119 judul
○ SMK: 50 judul
○ Pendidikan khusus: 5 judul
Penilaian Buku
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi 16
● Penilaian buku dilakukan untuk
mendukung pengembangan hasil
belajar siswa secara holistikyang
mencakup kompetensi (literasi
dan numerasi) dan karakter
● Penilaian buku dilakukan secara
daring dan melibatkan
profesional, akademisi, dan
praktisi
● Pendaftaran dilakukan sepanjang
tahun
● Hasil penilaian dapat didapatkan
secara daring
Satuan pendidikan menentukan pilihan berdasarkan Angket Kesiapan Implementasi Kurikulum Merdeka yang
mengukur kesiapan guru dan tenaga kependidikan. Tidak ada pilihan yang paling benar, yang ada pilihan yang
paling sesuai kesiapan satuan pendidikan. Semakin sesuai maka semakin efektif implementasi Kurikulum Merdeka.
Pilihan 1: Mandiri Belajar
Menerapkan beberapa bagian dan prinsip Kurikulum Merdeka, tanpa mengganti kurikulum
satuan pendidikan yang sedang diterapkan.
Pilihan 2: Mandiri Berubah
Menerapkan Kurikulum Merdeka menggunakan perangkat ajar yang sudah disediakan
pada satuan pendidikan PAUD, kelas 1, 4, 7 dan 10.
Pilihan 3: Mandiri Berbagi
Menerapkan Kurikulum Merdeka dengan mengembangkan sendiri berbagai perangkat ajar
di satuan pendidikan PAUD, kelas 1, 4, 7 dan 10.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi 17
Tiga Pilihan Implementasi Kurikulum Merdeka Jalur Mandiri
Tahap I (Mandiri Belajar)
No Aspek Deskripsi
1 Struktur Kurikulum Menggunakan struktur Kurikulum 2013
2 Pembelajaran • Mencoba Menerapkan Pembelajaran Terdiferensiasi (TaRL)
• Mencoba Menerapkan prinsip-prinsip pembelajaran Kurikulum
Merdeka
3 Asesemen • Bentuk Soal menggunakan pola AKM
• Menerapkan prinsip-prinsip asesmen Kurikulum Merdeka
• Bentuk Rapor Mengikuti Kurikulum 2013
4 Projek PPP Mencoba Melaksanakan Projek PPP berdasarkan contoh modul
projek yang disediakan kementerian
5 Nama Dokumen
Kurikulum
KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan)
6 Dokumen Guru Silabus, RPP
Tahap II (Mandiri Berubah)
No Aspek Deskripsi
1 Struktur Kurikulum Menggunakan struktur Kurikulum Merdeka
2 Bahan Ajar Menggunakan bahan ajar yang disediakan oleh Kementerian
sambil belajar membuat sendiri
3 Pembelajaran • Menerapkan Pembelajaran Terdiferensiasi (TaRL)
• Menerapkan prinsip-prinsip pembelajaran Kurikulum Merdeka
4 Asesemen • Bentuk Soal menggunakan pola AKM
• Menerapkan prinsip-prinsip asesmen Kurikulum Merdeka
• Bentuk Rapor Mengikuti Kurikulum Merdeka
5 Projek PPP Melaksanakan Projek PPP secara keseluruhan dengan
menggunakan modul ajar projek yang disediakan kementerian
6 Nama Dokumen
Kurikulum
KOSP (Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan)
7 Dokumen Guru Prota, Prosem, Modul Ajar, Modul Projek PPP
Tahap III (Mandiri Berbagi)
No Aspek Deskripsi
1 Struktur Kurikulum Menggunakan 100 % struktur Kurikulum Merdeka
2 Bahan Ajar Membuat modul ajar sendiri
3 Pembelajaran • Menerapkan Pembelajaran Terdiferensiasi (TaRL)
• Menerapkan 5 prinsip pembelajaran
4 Asesemen • Bentuk Soal menggunakan pola AKM
• Menerapkan prinsip-prinsip asesmen Kurikulum Merdeka
• Bentuk Rapor Mengikuti Kurikulum Merdeka
5 Projek PPP Melaksanakan Projek PPP secara keseluruhan dengan membuat
modul projek sendiri
6 Nama Dokumen
Kurikulum
KOSP (Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan)
7 Dokumen Guru Prota, Prosem, Modul Ajar, Modul Projek PPP
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi
Serta mengambil peran untuk menyukseskan Kurikulum
Merdeka
Ayo unduh aplikasi dan pelajari lebih
Unduh
Mengunduh Platform Merdeka
Mengajar pada gawai Android atau
mengakses melalui laman situs
https://guru.kemdikbud.go.id/
Pelajari
Mempelajari pilihan-pilihan kurikulum dan
informasi lebih mendalam tentang Kurikulum
Merdeka dari Platform Merdeka Mengajar dan
kurikulum.kemdikbud.go.id
juga melalui video pengenalan Kurikulum
Merdeka melalui tautan
kurikulum.gtk.kemdikbud.go.id
Mendukung satuan pendidikan yang
memutuskan untuk menerapkan
Kurikulum Merdeka
Dinas Pendidikan
Mitra Komunitas
& Organisasi
Pendidikan
Berkontribusi dalam pengembangan
perangkat ajar pada platform Merdeka
Mengajar dengan mengisi tautan
https://bit.ly/MM-MITRA
QR Code Satuan Pendidikan
Mendaftarkan satuan pendidikan* untuk
menerapkan Kurikulum Merdeka pada
tautan kurikulum.gtk.kemdikbud.go.id
mulai tanggal 11 Februari 2022 sampai 31
Maret 2022
*Untuk satuan pendidikan swasta perlu
mendapatkan persetujuan dari yayasan
Informasi lebih lanjut mengenai penerapan Kurikulum Merdeka silakanmenghubungi 081281435091
Beragam informasi diberikan kepada satuan pendidikan yang berminat untuk mempelajari
lebih mendalam dan menerapkan Kurikulum Merdeka
15
Pembaharuan pembelajaran Kurikulum Merdeka meneruskan proses
peningkatan kualitas pembelajaran yang telah diinisiasi kurikulum-kurikulum
sebelumnya.
Berbasis kompetensi
• Pengetahuan,
keterampilan, dan sikap
dirangkaikan sebagai
satu kesatuan proses
yang berkelanjutan
sehingga membangun
kompetensi yang utuh,
dinyatakan sebagai
Capaian Pembelajaran
(CP).
Pembelajaran yang fleksibel
• CP disusun dalam fase-
fase (2- 3 tahun per fase),
sehingga peserta didik
memiliki kesempatan untuk
belajar sesuai dengan
tingkat pencapaian (TaRL),
kebutuhan, kecepatan, dan
gaya belajarnya.
• Muatan atau konten
dikurangi agar peserta
didik memiliki waktu yang
memadai untuk
menguasai kompetensi
yang ditargetkan.
Karakter Pancasila
• Sinergi antara kegiatan
pembelajaran rutin
sehari-hari di kelas
dengan kegiatan non-
rutin (projek)
interdisipliner yang
berorientasi pada
pembentukan dan
penguatan karakter
berdasarkan kerangka
Profil Pelajar Pancasila.
* TaRL: Teaching at the Right Level
Kebijakan kurikulum berbasis konteks satuan pendidikan yang telah dimulai sejak dulu
kembali dikuatkan di Kurikulum Merdeka.
Struktur minimum
•Pemerintah
menetapkan
struktur kurikulum
minimum dan
satuan pendidikan
dapat
mengembangkan
program dan
kegiatan tambahan
sesuai dengan visi
misi dan sumber
daya yang tersedia.
Otonomi
•Kurikulum
memberikan
kemerdekaan pada
satuan pendidikan
dan pendidik untuk
merancang proses
dan materi
pembelajaran yang
relevan dan
kontekstual.
•Pemerintah
menyediakan buku
teks dan perangkat
ajar untuk
membantu guru
yang membutuhkan
panduan dalam
merancang
pembelajaran
Sederhana
•Perubahan yang
seminimal mungkin.
Namun beberapa
aspek berubah
secara signifikan
dari kurikulum
sebelumnya.
Tujuan, arah
perubahan, dan
rancangannya jelas
dan mudah
dipahami sekolah
dan pemangku
kepentingan.
Gotong royong
•Pengembangan
kurikulum dan
perangkat ajarnya
dilakukan dengan
melibatkan puluhan
institusi termasuk
Kemenag,
universitas,
sekolah, dan
lembaga
pendidikan lainnya.
SMP
Beberapa perubahan terkait struktur mata pelajaran di SMP.
Kurikulum 2013
Informatika sebagai mata pelajaran pilihan
- Pertimbangan ketersediaan guru
Arah perubahan pembelajaran
Informatika sebagai mata pelajaran wajib
- Guru yang mengajar tidak harus memiliki latar
belakang pendidikan informatika. Buku guru
disiapkan untuk membantu guru-guru “pemula”
dalam mata pelajaran ini
Struktur Kurikulum SMP
Struktur kurikulum SMP/MTs terdiri atas 1 (satu) fase yaitu Fase D. Fase D yaitu
untuk Kelas VII, Kelas VIII, dan Kelas IX.
Struktur kurikulum SMP/MTs terbagi menjadi 2 (dua), yaitu:
a. pembelajaran intrakurikuler; dan
b. projek penguatan profil pelajar Pancasila dialokasikan sekitar 25% (dua puluh
lima persen) total JP per-tahun.
Pelaksanaan projek penguatan profil pelajar Pancasila dilakukan secara fleksibel,
baik secara muatan maupun secara waktu pelaksanaan. Secara muatan, projek
profil harus mengacu pada capaian profil pelajar Pancasila sesuai dengan fase
peserta didik, dan tidak harus dikaitkan dengan capaian pembelajaran pada mata
pelajaran. Secara pengelolaan waktu pelaksanaan, projek dapat dilaksanakan
dengan menjumlah alokasi jam pelajaran projek dari semua mata pelajaran dan
jumlah total waktu pelaksanaan masing-masing projek tidak harus sama.
**Pembelajaran reguler tidak
penuh 36 minggu untuk memenuhi
alokasi projek
Bahasa Indonesia: 34 minggu
***opsional. Satuan Pendidikan
dapat mengintegrasikan muatan
lokal dalam mapel lain atau
diajarkan melalui kegiatan projek.
Prakarya menjadi salah satu
pilihan, tidak hanya Seni.
Pertimbangan: 1) untuk siswa
yang tidak meneruskan ke SMA,
2) meminimalisir perubahan dari
K13
Alokasi waktu mata
pelajaran SMP
Asumsi 1 Tahun = 36 minggu (kls 7-8)
K13 pembelajaran di Sekolah Penggerak
Per Tahun Per Minggu Kegiatan
reguler/mingg
u (tahun)
Projek
(minimal 20%
dari total per
tahun)
TOTAL
JP PER
TAHUN
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti* 108 3 72 (2) 36 (33%) 108
Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti* 108 3 72 (2) 36 (33%) 108
Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti* 108 3 72 (2) 36 (33%) 108
Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti* 108 3 72 (2) 36 (33%) 108
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti* 108 3 72 (2) 36 (33%) 108
Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekerti* 108 3 72 (2) 36 (33%) 108
Pendidikan Kepercayaan Terhadap Tuhan
Yang Maha Esa dan Budi Pekerti*
108 3 72 (2) 36 (33%) 108
PPKn 108 3 72 (2) 36 (33%) 108
Bahasa Indonesia 216 6 170 (5)** 46 (21%) 216
Matematika 180 5 144 (4) 36 (20%) 180
IPA 180 5 144 (4) 36 (20%) 180
IPS 144 4 108 (3) 36 (25%) 144
Bahasa Inggris 144 4 108 (3) 36 (25%) 144
PJOK 108 3 72 (2) 36 (33%) 108
Informatika 72 2 72 (2) 36 (33%) 108
Pilihan minimal 1:
a)Seni Musik, b) Seni Rupa, c) Seni Teater,
d) Seni Tari, e) Prakarya (pilihan: Kerajinan,
Rekayasa, Budidaya, Pengolahan)
108 3 72 (2) 36 (33%) 108
Muatan Lokal*** 72 2 72 (2)*** 72
1368 29 (1026) 378 1404
Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila
• Pelaksanaan projek penguatan profil pelajar Pancasila
dilakukan secara fleksibel, baik secara muatan maupun secara
waktu pelaksanaan.
• Secara muatan, projek profil harus mengacu pada capaian profil
pelajar Pancasila sesuai dengan fase peserta didik, dan tidak
harus dikaitkan dengan capaian pembelajaran pada mata
pelajaran.
• Secara pengelolaan waktu pelaksanaan, projek dapat
dilaksanakan dengan menjumlah alokasi jam pelajaran projek
dari semua mata pelajaran
• Jumlah total waktu pelaksanaan masing-masing projek tidak
harus sama.
Penguatan literasi dan numerasi membutuhkan pembelajaran yang efektif dan menyeluruh
di semua mata pelajaran.
Literasi dan numerasi adalah
kompetensi dasar yang akan
diperkuat serta memperkuat
kompetensi lain yang dibangun
di semua mata pelajaran.
Contoh: kemampuan memahami
informasi berupa teks yang
dipadukan dengan grafik
dibangun melalui beberapa mata pelajaran.
Oleh karena itu, tidak benar
bahwa literasi dan numerasi
hanya terkait dengan mapel
Bahasa Indonesia dan Matematika.
Capaian Pembelajaran IPA Fase D
No Elemen Capaian Pembelajaran
Pemahaman
IPAS
(sains dan
sosial)
Pada akhir fase D, peserta didik mampu
• melakukan klasifikasi makhluk hidup dan benda berdasarkan karakteristik yang
diamati,
• mengidentifikasi sifat dan karakteristik zat,
• membedakan perubahan fisik dan kimia serta
• memisahkan campuran sederhana.
• mendeskripsikan atom dan senyawa sebagai unit terkecil penyusun materi serta sel
sebagai unit terkecil penyusun makhluk hidup,
• mengidentifikasi sistem organisasi kehidupan serta melakukan analisis untuk
menemukan keterkaitan sistem organ dengan fungsinya serta kelainan atau
gangguan yang muncul pada sistem organ tersebut.
• mengidentifikasi pewarisan sifat dan penerapan bioteknologi dalam kehidupan
sehari-hari.
• ...
Contoh Pemetaan Tujuan Pembelajaran
Fase D
Kelas 7 Kelas 8
7.1 melakukan klasifikasi makhluk hidup dan
benda berdasarkan karakteristik yang diamati
8.1 mendeskripsikan atom dan senyawa sebagai
unit terkecil penyusun materi serta sel sebagai
unit terkecil penyusun makhluk hidup,
7.2 mengidentifikasi sifat dan karakteristik zat, 8.2 mengidentifikasi sistem organisasi kehidupan
serta melakukan analisis untuk menemukan
keterkaitan sistem organ dengan fungsinya
serta kelainan atau gangguan yang muncul
pada sistem organ tersebut.
7.3 membedakan perubahan fisik dan kimia serta 8.3 mengidentifikasi pewarisan sifat dan
penerapan bioteknologi dalam kehidupan
sehari-hari.
7.4 memisahkan campuran sederhana.
• Untuk bisa membuatpembelajaran
yang berpusat pada peserta didik,
maka asesmenmenjadi tahap
pertama yang harus kitalakukan
• Asesmen ini biasa disebutjuga
asesmen diagnostik
• Yang perlu dikenali antara lain:
potensi, karakteristik, kebutuhan,
tahap perkembangan pesertadidik,
tahap capaian pembelajaran anak,
dll
• Setelah berhasil mengidentifikasi potensi,
karakteristik, tingkat capaian,kemampuan,
maka bagian berikutnya adalah menyusun
proses pembelajaran yang sesuaidengan
data asesmenkita.
• Perencanaan ini juga termasuk
pengelompokkan peserta didikdalam
tingkat yangsama.
• Dengan penyusunan pembelajaran yang
sesuaidengan capaian ataupun tingkat
kemampuan peserta didik ini, maka kita
menempatkan peserta didik sebagaipusat
utama pembelajarannya, sesuaidengan
filosofi Ki HadjarDewantara
• Selamaproses pembelajaran ini,perlu
dibuat adanya asesmen-asesmen
berkala untuk melihat proses
pemahaman murid, kebutuhan,
kemajuan selama pembelajaran atau
biasa disebut asesmenformatif.
• Adapun asesmen sumatif, sebagai
proses evaluasi ketercapaian tujuan
pembelajaran di akhir suatu
pembelajaran juga diperlukan untuk
membantu pendidik merancangprojek
berikutnya
Asesme
n
Perencana
an
Pembelajara
n
TAHAPAN
2. Asesmen Diagnostik
• Pendidik dapat melaksanakan asesmen diagnostik sesuai kebutuhan, misalnya:
Pada awal tahun pelajaran, Pada awal lingkup materi, atau Sebelum menyusun
modul ajar secara mandiri
• Pendidik diberi keleluasaan untuk menentukan instrumen asesmen sesuai
dengan karakteristik kompetensi dan tujuan asesmen.
• Contoh tahapan asesmen diagnostik di atas dapat digunakan untuk asesmen
pada awal tahun pelajaran dan sebelum menyusun modul mandiri.
• Untuk asesmen pada awal lingkup materi, contoh tahapan ini dapat
disederhanakan menjadi tahap 1, 2, 3, 5, dan 6. Tahapan 4 dapat dilewatkan
Pengembangan Modul Ajar
Tujuan pengembangan modul ajar: Mengembangkan
perangkat ajar yang memandu pendidik melaksanakan
pembelajaran.
Pendidik dan satuan pendidikan dapat menggunakan
berbagai strategi untuk mengembangkan modul ajar selama
modul ajar yang dihasilkan memenuhi kriteria yang telah
ditetapkan dan aktivitas pembelajaran dalam modul ajar
sesuai dengan prinsip pembelajaran dan asesmen.
Modul Ajar disusun berdasarkan Asesmen Diagnostik