SlideShare a Scribd company logo
1 of 10
Page | 1
Apa itu Diabetes Mellitus?
iabetes Mellitus (DM) adalah penyakit metabolik karena adanya masalah pada
pengeluaran insulin, aksi insulin atau keduanya (Ignatavicius, Workman, & Winkelman,
2016). Lewis, Dirksen, Heitkemper, & Bucher (2014) menyatakan bahwa penyakit ini
terjadi di negara berkembang, disebabkan oleh pertumbuhan penduduk, penuaan, diet tidak
sehat, obesitas dan gaya hidup yang menetap (WHO, 2016b).
Indonesia merupakan salah satu negara berkembang di dunia. Jumlah penduduk
Indonesia selama dua puluh lima tahun mendatang terus meningkat yaitu dari 238,5 juta
pada tahun 2010 menjadi 305,6 juta pada tahun 2035 (Badan Pusat Statistik [BPS], 2013).
Data dari Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) menyatakan bahwa kejadian DM di Indonesia
berdasarkan wawancara mengalami peningkatan dari 1,1 persen (tahun 2007) menjadi 2,1
persen di tahun 2013 (Kemenkes RI, 2013). Selain itu, secara epidemiologi diperkirakan
bahwa pada tahun 2030 prevalensi DM mencapai 21,3 juta orang di Indonesia (Diabetes
D
merupakan masalah kesehatan serius di seluruh
dunia dan prevalensinya meningkat dengan
pesat. World Health Organization (WHO,
2016a) memperkirakan bahwa secara global, 422
juta orang dewasa berusia di atas 18 tahun yang
hidup dengan diabetes pada tahun 2014. Hal ini
juga didukung oleh data dari International
Diabetes Federation (IDF) menyatakan bahwa
terdapat 382 juta orang (175 juta diperkirakan
belum terdiagnosis) di dunia yang menderita
DM pada tahun 2013, dari jumlah ini
diperkirakan akan meningkat menjadi 592 juta
orang di tahun 2035 (Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia [Kemenkes RI], 2014).
Peningkatan penyakit ini sebagian besar akan
terj
PENTING!
Kriteria DM ditegakkan bila:
a. Nilai Gula Darah Sewaktu (GDS)
>200 mg/dl ditambah empat gejala
khas DM positif, seperti: banyak
makan, sering kencing, sering haus
dan berat badan turun).
b. Nilai Gula Darah Puasa (GDP) >126
mg/dl, ditambah empat gejala khas
DM positif.
c. Nilai GDPP >200 mg/dl meskipun
nilai GDP <126 mg/dl atau keempat
gejala DM tidak positif.
TGT (Toleransi Glukosa Terganggu)
ditegakkan bila nilai GDPP 140-199
mg/dl.
GDP Terganggu (Gula Darah Puasa
Terganggu) menurut ADA ditegakkan
bila nilai GDP 100-125 mg/dl.
(Riskesdas 2007, 2013, Kementerian
Kesehatan dalam Kemenkes RI, 2014).
OKT 2016
Responiel Halawa (00000003803) Nursing Student
REVIEW TENTANG DIABETES MELLITUS
Page | 2
Care dalam Kemenkes RI, 2009). Perkiraan jumlah ini menjadi kenyataan bila tidak
dicegah sejak dini minimal mengontrol gula darah. Hal ini juga akan meningkatkan
morbiditas di negara Indonesia.
Klasifikasi DM
Tipe DM berdasarkan pada etiologi atau faktor penyebabnya. American Diabetes
Association (ADA) menyatakan bahwa secara umum DM dibagi menjadi DM tipe 1 dan
DM tipe 2 (Lewis et al., 2014). Kedua tipe DM ditulis menggunakan angka Arab bukan
angka Romawi, karena angka II romawi membuat masyarakat bingung dan
menganggapnya sebagai angka 11 (ADA, 2003). Berikut penjelasan singkat tentang DM
tipe 1 dan tipe 2,
DM tipe 1
DM tipe 1 terjadi karena kelainan autoimun di mana sel beta pankreas hancur pada
orang yang rentan secara genetik dan tidak menghasilkan insulin (Ignatavicius et al., 2016).
ADA menyatakan bahwa DM tipe 1 biasanya didiagnosa pada anak-anak dan dewasa muda,
yang sebelumnya disebut sebagai diabetes juvenile. DM jenis ini hanya terjadi 5% pada
orang dengan diabetes yang ditandai dengan kerusakan pada sel beta pankreas. Hal ini
disebabkan karena kombinasi genetik, imunologi, dan mungkin lingkungan (misalnya,
virus) dan faktor-faktor lainnya yang dapat berkontribusi terhadap hancurnya sel beta
pankreas. Black & Hawks (2014) mengatakan bahwa DM tipe 1 diturunkan secara
heterogen, sifat multigenik, dimana risiko terkena penyakit ini adalah 25-50% pada kembar
identik, 6% pada saudara kandung, dan 5% kepada anak cucu. Gejala yang timbul pada DM
tipe 1 adalah poliuria, polidipsia, polifagia, dan kehilangan berat badan yang tidak dapat
dijelaskan (Khardori, 2016a).
DM tipe 2
DM tipe 2 adalah masalah pada tubuh karena menurunnya kemampuan sel untuk
menerima insulin yang disebut resistensi insulin (Ignatavicius et al., 2016). Pada orang
dewasa, DM tipe 2 ditemukan 90% hingga 95% dari semua diagnosa kasus diabetes
(Centers for Disease Control and Prevention [CDC], 2014). Biasanya terdiagnosis setelah
usia 40 tahun dan lebih umum di antara dewasa tua, dewasa obesitas, dan etnik serta
populasi ras tertentu (Black & Hawks, 2014). DM tipe 2 terjadi karena faktor genetik dan
Page | 3
faktor lingkungan. Faktor genetik berhubungan dengan sekresi insulin dan retensi insulin,
sedangkan faktor lingkungan berhubungan dengan obesitas, makan berlebihan, kurang
olahraga, dan stres, serta penuaan (Kaku, 2010).
Khardori (2016b) menyatakan bahwa banyak orang dengan DM tipe 2 tidak
mengetahui gelala apapun sebelumnya. Akan tetapi, manifestasi klinis dari DM tipe 2
meliputi:
a. Gejala klasik seperti, poliuria, polidipsia, polifagia, dan kehilangan berat badan.
b. Penglihatan kabur.
c. Parestesia pada ektremitas bawah.
d. Infeksi jamur, misalnya balanitis pada laki-laki.
Komplikasi DM
Hiperglikemia yang terjadi dari waktu ke waktu dapat menyebakan kerusakan
berbagai sistem tubuh terutama syaraf dan pembuluh darah. Khan, Macdonald, &
Chandramohan (2015) menyatakan bahwa masalah yang mengancam kehidupan orang
dengan DM yang tidak terkontrol adalah hiperglikemia dengan ketoasidosis atau sindrom
hiperglikemia hiperosmolar nonketosis (hyperglycemic hyperosmolar nonketotic syndrome
[HHNS]). Ketoasidosis merupakan gangguang metabolik paling serius pada DM tipe 1 dan
terjadi paling sering pada remaja dan lansia, sedangkan HHNS terjadi pada lansia dengan
DM tipe 2 (Black & Hawks, 2014). Beberapa penyakit lanjutan dari diabetes mellitus
secara umum (Kemenkes RI, 2014) adalah:
a. Meningkatnya risiko penyakit jantung dan stroke.
b. Neuropati atau kerusakan syaraf pada kaki sehingga terjadi ulkus kaki, infeksi, bahkan
amputasi kaki.
c. Retinopati diabetikum sebagai penyebab utama kebutaan karena rusaknya pembuluh
darah kecil pada retina mata.
d. Penyebab utama gagal ginjal.
e. Risiko kematian pada penderita DM dua kali lipat dibandingkan dengan yang tidak
menderita DM.
Page | 4
ADA (2014) juga menyatakan beberapa komplikasi jangka panjang dari DM yaitu:
a. Retinopati dengan potensi menurunkan penglihatan.
b. Nefropati yang menyebabkan gagal ginjal.
c. Neuropati perifer dengan risiko ulkus kaki.
d. Charcot joints/neurophatic arthropathy didefinisikan sebagai perubahan pada tulang
dan sendi yang terjadi akibat kehilangan sensasi dan berbagai macam gangguan lainnya
(Khan et al., 2015).
e. Neuropati otonom yang menyebabkan terjadinya gastrointestinal, urogenital, dan gejala
kardiovaskuler serta disfungsi seksual.
Prognosis DM
DM merupakan penyakit seumur hidup dan sulit untuk ditangani (Wisse & Zieve,
2015a).
DM Tipe 1
DM tipe 1 berhubungan dengan morbiditas dan mortalitas prematur yang tinggi,
dimana lebih dari 60% pasien dengan DM tipe 1 tidak mengalami komplikasi serius dalam
jangka panjang, akan tetapi banyak yang mengalami kebutaan, End-Stage Renal Disease
(ESRD), dan beberapa kasus yang menyebabkan kematian dini (Khardori, 2016a). Wisse &
Zieve (2015a) mengatakan bahwa kontrol ketat terhadap kadar glukosa darah dapat
mencegah atau menunda terjadinya komplikasi diabetes. Tapi komplikasi dapat terjadi,
bahkan pada orang dengan kontrol diabetes yang baik.
DM Tipe 2
Prognosis pada pasien dengan diabetes mellitus sangat dipengaruhi oleh tingkat
kontrol pada penyakit (Khardori, 2016b). Hal ini didukung dengan pernyataan dari Wisse &
Zieve (2015b) bahwa beberapa orang dengan DM tipe 2 tidak lagi membutuhkan obat jika
memiliki berat badan ideal, beraktivitas, diet yang sehat dapat mengontrol kadar gula darah.
Page | 5
Pemeriksaan Penunjang (Diagnostic Test)
DM didiagnosis menggunakan tes laboratorium dengan mengukur level glukosa darah
(Hannon, Pooler, & Porth, 2010). Tes glukosa darah tersebut menurut Williams & Hopper
(2015) yaitu:
a. Glukosa Darah Puasa (GDP)/Fasting Plasma Glucose Level (FPG)
ADA menyampaikan bahwa normal Glukosa Darah (GD) adalah kurang dari 100
mg/dl. Pasien didiagnosa dengan DM apabila nilai GDP 126 mg/dl atau lebih, yang
diambil minimal 8 jam puasa. Jika GDP antara 100-125 mg/dl maka pasien mengalami
Glukosa Puasa Terganggu (GPT)/Impaired Fasting Glucose (IFG) dan pradiabetes.
b. Glukosa Darah Acak (GDA)/Random Plasma Glucose (RPG)
GDA disebut juga sebagai Gula Darah Sewaktu (GDS). Pemerikasaan GDS
bertujuan untuk mengetahui kadar gula darah pasien dan ketentuan program terapi
medik tanpa ada persiapan khusus ataupun bergantung pada waktu makan pasien. DM
ditegakkan apabila nilai RPG/GDS 200 mg/dl atau lebih dengan gejala diabetes.
c. Tes Toleransi Glukosa Oral/Oral Glucose Tolerance Test (OGTT).
OGTT dilakukan untuk mengonfirmasi diagnosis DM pada pasien yang memiliki
kadar gula darah dalam batas normal-tinggi atau sedikit meningkat. OGTT mengukur
glukosa darah pada interval setelah pasien minum minuman karbohidrat terkonsentrasi.
DM ditegakkan bila level GD adalah 200 mg/dl atau lebih setelah 2 jam, jika GD adalah
140-199 mg/dl setelah 2 jam didiagnosa dengan IFG dan pradiabetes.
d. Glycohemoglobin Test.
Glycohemoglobin disebut juga sebagai glycosylated hemoglobin (HbA1c) atau
hemoglobin A1C. HbA1c digunakan sebagai data dasar dan memantau kemajuan kontrol
diabetes. Nilai normal HbA1c adalah 4% hingga 6%, dikatakan DM apabila HbA1c
adalah 6,5% atau lebih, sementara nilai HbA1c antara 6% hingga 6,5% berisiko tinggi
mempunyai diabetes (pradiabetes).
Page | 6
Smeltzer, Bare, Hinkle, & Cheever (2010) pemeriksaan laboratorium pada DM adalah:
a. HbA1c (A1C)
b. Profil lipid puasa (Fasting lipid profile)
c. Tes untuk mikroalbuminuria (Test for microalbuminuria)
d. Tingkat kreatinin serum (Serum creatinine level)
e. Urinalisis (Urinalysis)
f. Elektrokardiogram (Electrocardiogram)
Manajemen DM
DM Tipe 1
Manajemen pada DM tipe 1 menurut Khardori (2016a) adalah sebagai berikut:
a. Kontrol glikemik/glukosa.
b. Pemantauan gula darah sendiri.
c. Terapi insulin.
d. Diet dan beraktivitas (olahraga).
DM Tipe 2
Manajemen pada DM tipe 2 menurut Khardori (2016b) adalah sebagai berikut:
a. Mengurangi risiko mikrovaskular (mata dan penyakit ginjal) melalui kontrol glikemia
dan tekanan darah.
b. Mengurangi resiko makrovaskular (koroner, serebrovaskular, pembuluh darah perifer)
melalui kontrol lemak dan hipertensi, berhenti merokok.
c. Mengurangi risiko metabolisme dan neurologi melalui kontrol glikemia.
Edukasi pada Pasien DM
Edukasi yang diberikan kepada pasien DM pada awal dan seterusnya sangat penting
untuk membantu mereka dalam mengelola penyakitnya (Black & Hawks, 2014). Tim
pendidik (educator) yang bertanggung jawab kepada pasien DM harus fokus pada kontol
glikemik dan juga membantu pasien untuk menghilangkan pikiran negatif terhadap
prognosis dari penyakit ini (Park, 2015). Peimani, Tabatabei, & Pajouhi (2010) menyatakan
bahwa perawat dalam memenuhi perawatan diabetes dan edukasi berdasarkan uji klinis dan
observasi telah menunjukkan bahwa perawat mampu memberikan pelayanan berkualitas
Page | 7
dan efektif dengan biaya yang lebih rendah. Hal-hal yang harus terkandung dalam
memberikan edukasi kepada pasien dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
Hal-hal yang Terkandung dalam Edukasi Pasien DM
a) Fungsi dan struktur (anatomi dan fisiologi) pankreas.
b) Definisi DM dan hubungannya terhadap fungsi abnormal pankreas.
c) Gejala hipoglikemia.
d) Metode mengendalikan hiperglikemia.
1. Diet
2. Olahraga
3. Obat antidiabetes oral.
4. Insulin
a. Bagaimana/kapan/di mana/mengapa/ memberikan insulin.
b. Penyimpanan/pembuangan insulin dan jarum.
e) Pemantauan sendiri harian kadar glukosa darah.
f) Pengaturan sakit harian.
1. Pemeriksaan keton dan urin.
g) Komplikasi DM (definisi, penyebab, gejala, pengobatan).
1. Akut: hipoglikemia, ketoasidosis diabetik, HHNS.
2. Kronis: mikrovaskular dan makrovaskular.
Sumber: Black & Hawks (2014).
Page | 8
REFERENSI
American Diabetes Association. (2003). Report of the Expert Committee on the
Diagnosis and Classification of Diabetes Mellitus: Classification of Diabetes
Mellitus and Other Categories of Glucose Regulation. Diabetes Care,
26(Suppl. 1), S5-S20. http://dx.doi.org/10.2337/diacare.26.2007.S5.
American Diabetes Association. (2014). Diagnosis and Classification of Diabetes
Mellitus. Diabetes Care, 37(1), 581-590. DOI: 10.2337/dc14-S081.
Badan Pusat Statistik. (2013). Proyeksi Penduduk Indonesia: Indonesia Population
Projection. Jakarta: Badan Pusat Statistik. Diakses pada 01 Oktober 2016, dari
http://www.bappenas.go.id/files/5413/9148/4109/Proyeksi_Penduduk_Indone
sia_2010-2035.pdf.
Black, J. M., & Hawks, J. H. (2014). Keperawatan Medikal Bedah: Manajemen
Klinis untuk Hasil yang Diharapkan (8th
edisi). Singapore: Elsevier.
Centers for Disease Control and Prevention. (2014). National Diabetes Statistics
Report, 2014. National Center for Chronic Disease Prevention and Health
Promotion. Diakses pada 01 Oktober 2016, dari http://www.cdc.gov/diabetes
/pubs/statsreport14/national-diabetes-report-web.pdf.
Hannon, R. A., Pooler, C., & Porth, C. M. (2010). Porth Pathophysiology: Consepts
of Altered Health States (1st
Ed.). Philadelphia: Lippincott Williams &
Wilkins.
Ignatavicius, D. D., Workman, M. L., & Winkelman, C. (2016). Medical-Surgical
Nursing: Patient-Centered Collaborative Care (8th
Ed.). St. Louis, Missouri:
Elsevier.
Kaku, K. (2010). Pathophysiology of Type 2 Diabetes and Its Treatment Policy.
Japan Medical Association, 53(1), 41-46. Diakses pada 03 Oktober 2016, dari
https://www.med.or.jp/english/journal/pdf/2010_01/041_046.pdf.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2009). Tahun 2030 Prevalensi Diabetes
Melitus Di Indonesia Mencapai 21,3 Juta Orang. Diakses pada 01 Oktober
2016, dari http://www.depkes.go.id/article/view/414/tahun-2030-prevalensi-
diabetes-melitus-di-indonesia-mencapai-213-juta-orang.html.
Page | 9
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2014). Infodatin: Situasi dan Analisis
Diabetes. Jakarta: Penerbit. Diakses pada 01 Oktober 2016, dari
http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/infodatin/infodatin-
diabetes.pdf.
Khan, A. N., Macdonald, S., Turnbull, I., & Chandramohan, M. (2015). Imaging in
Neuropathic Arthropathy (Charcot Joint). Diakses pada 03 Oktober 2016, dari
http://emedicine. medscape.com/article/391989-overview.
Khardori, R. (2016a). Type 2 Diabetes Mellitus. Practice Essentials. Diakses pada 01
Oktober 2016, dari http://emedicine.medscape.com/article/117739-overview.
Khardori, R. (2016b). Type 2 Diabetes Mellitus. Practice Essentials. Diakses pada 01
Oktober 2016, dari http://emedicine.medscape.com/article/117853-overview.
Lewis, S. L., Dirksen, S. R., Heitkemper, M. M., & Bucher, L. (2014). Medical-
Surgical: Assessment and management of clinical problems. St. Louis,
Missouri: Elsevier/Mosby.
Park, K. S. (2015). The Future of Diabetes Education. The Journal of Korean
Diabetes, 16(2), 83-88. Diakses pada 04 Oktober 2016, dari
http://dx.doi.org/10.4093/jkd.2015.16.2.83.
Peimani, M., Tabatabei, M. O., & Pajouhi, M. (2010). Nurses’ Role in Diabetes Care;
A review. Iranian Journal of Diabetes and Lipid Disorders, 9(Issue), 1-9.
Diakses pada 06 Oktober 2016, dari http://emri.tums.ac.ir/upfiles/4757861
9.pdf.
Smeltzer, S. C., Bare, B. G., Hinkle, J. L., & Cheever, K. H. (2010). Brunner &
Suddarth’s: Textbook of medical-surgical nursing. Philadelphia: Wolters
Kluwer/Lippincott Williams & Wilkins.
Williams, L. S., & Hopper, P. D. (2015). Understanding Medical Surgical Nursing
(5th
Ed.). Philadelphia: F.A Davis Company.
Wisse, B., & Zieve, D. (2015a). Type 1 diabetes. Medline Plus: Trusted Health
Information for You. Diakses pada 06 Oktober 2016, dari https://medline
plus.gov/ency/article/000305.htm.
Wisse, B., & Zieve, D. (2015b). Type 2 diabetes. Medline Plus: Trusted Health
Information for You. Diakses pada 06 Oktober 2016, dari https://medline
plus.gov/ency/article/000313.htm.
Page | 10
World Health Organization. (2016a). Global Report on Diabetes. Diakses pada 01
Oktober 2016, dari http://apps.who.int/iris/bitstream/10665/204871/1/978924
1565257_eng.pdf?ua=1.
World Health Organization. (2016b). Diabetes Mellitus. Diakses pada 01 Oktober
2016, dari http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs138/en/.

More Related Content

What's hot

Diabetes presentation
Diabetes presentationDiabetes presentation
Diabetes presentation
Ferdy Tohopi
 
Mengenal Diabetes Mellitus
Mengenal Diabetes MellitusMengenal Diabetes Mellitus
Mengenal Diabetes Mellitus
jasmine2688
 
Penyuluhan mencegah penyakit diabetes melitus
Penyuluhan mencegah penyakit diabetes melitusPenyuluhan mencegah penyakit diabetes melitus
Penyuluhan mencegah penyakit diabetes melitus
Acep Hidayah
 

What's hot (18)

Diabetes mellitus pada lansia
Diabetes mellitus pada lansiaDiabetes mellitus pada lansia
Diabetes mellitus pada lansia
 
Diabetes Melitus - Presentasi untuk Para KARYAWAN PERKANTORAN di JAKARTA, IND...
Diabetes Melitus - Presentasi untuk Para KARYAWAN PERKANTORAN di JAKARTA, IND...Diabetes Melitus - Presentasi untuk Para KARYAWAN PERKANTORAN di JAKARTA, IND...
Diabetes Melitus - Presentasi untuk Para KARYAWAN PERKANTORAN di JAKARTA, IND...
 
Diabetes presentation
Diabetes presentationDiabetes presentation
Diabetes presentation
 
274409377 makalah-diabetes-melitus-tipe-2
274409377 makalah-diabetes-melitus-tipe-2274409377 makalah-diabetes-melitus-tipe-2
274409377 makalah-diabetes-melitus-tipe-2
 
Ppt dm
Ppt dmPpt dm
Ppt dm
 
Nutrisi dm
Nutrisi dmNutrisi dm
Nutrisi dm
 
Diabetes Melitus
Diabetes MelitusDiabetes Melitus
Diabetes Melitus
 
PROGRAM KAWALAN PENYAKIT DIABETES
PROGRAM KAWALAN PENYAKIT DIABETESPROGRAM KAWALAN PENYAKIT DIABETES
PROGRAM KAWALAN PENYAKIT DIABETES
 
DIABETES MELLITUS
DIABETES MELLITUSDIABETES MELLITUS
DIABETES MELLITUS
 
Makala diet untuk penyakit diabetes melitus
Makala diet untuk penyakit diabetes melitusMakala diet untuk penyakit diabetes melitus
Makala diet untuk penyakit diabetes melitus
 
Mengenal Diabetes Mellitus
Mengenal Diabetes MellitusMengenal Diabetes Mellitus
Mengenal Diabetes Mellitus
 
Materi penyuluhan
Materi penyuluhanMateri penyuluhan
Materi penyuluhan
 
Diabetes Melitus Tipe 1
Diabetes Melitus Tipe 1Diabetes Melitus Tipe 1
Diabetes Melitus Tipe 1
 
Preskripsi DM-Hipertensi
Preskripsi DM-HipertensiPreskripsi DM-Hipertensi
Preskripsi DM-Hipertensi
 
Penyuluhan mencegah penyakit diabetes melitus
Penyuluhan mencegah penyakit diabetes melitusPenyuluhan mencegah penyakit diabetes melitus
Penyuluhan mencegah penyakit diabetes melitus
 
Terapi-Insulin Diabetes Melitus (IDDM & NIDDM)
Terapi-Insulin Diabetes Melitus (IDDM & NIDDM)Terapi-Insulin Diabetes Melitus (IDDM & NIDDM)
Terapi-Insulin Diabetes Melitus (IDDM & NIDDM)
 
how it happened diabetes melitus
how it happened diabetes melitushow it happened diabetes melitus
how it happened diabetes melitus
 
Makalah diabetes melitus
Makalah diabetes melitusMakalah diabetes melitus
Makalah diabetes melitus
 

Viewers also liked

Data mayor dan data minor
Data mayor dan data minorData mayor dan data minor
Data mayor dan data minor
Nisa Khairun
 
RAD Pangan dan Gizi Provinsi Sulawesi Barat 2015 - 2019
RAD Pangan dan Gizi Provinsi Sulawesi Barat 2015 - 2019RAD Pangan dan Gizi Provinsi Sulawesi Barat 2015 - 2019
RAD Pangan dan Gizi Provinsi Sulawesi Barat 2015 - 2019
Muh Saleh
 
Manajemen kepemimpinan
Manajemen kepemimpinanManajemen kepemimpinan
Manajemen kepemimpinan
conesti08com
 
Riskesdas 2013
Riskesdas 2013Riskesdas 2013
Riskesdas 2013
Muh Saleh
 
Ppt kepemimpinan dan manajemen keperawatan
Ppt kepemimpinan dan manajemen keperawatanPpt kepemimpinan dan manajemen keperawatan
Ppt kepemimpinan dan manajemen keperawatan
Harfah Masady
 
Type 2 diabetes - A 2016 update by Zeena Nackerdien
Type 2 diabetes - A 2016 update by Zeena NackerdienType 2 diabetes - A 2016 update by Zeena Nackerdien
Type 2 diabetes - A 2016 update by Zeena Nackerdien
Zeena Nackerdien
 

Viewers also liked (20)

Data mayor dan data minor
Data mayor dan data minorData mayor dan data minor
Data mayor dan data minor
 
Nutrition Presentation - Diabetes Symposium - Haiti
Nutrition Presentation - Diabetes Symposium - Haiti Nutrition Presentation - Diabetes Symposium - Haiti
Nutrition Presentation - Diabetes Symposium - Haiti
 
terapi gen kelainan genetik genetic disorders treatment
terapi gen kelainan genetik genetic disorders treatmentterapi gen kelainan genetik genetic disorders treatment
terapi gen kelainan genetik genetic disorders treatment
 
Evolusi & Masalah Kesehatan Modern (CellMaxx Indonesia)
Evolusi & Masalah Kesehatan Modern (CellMaxx Indonesia)Evolusi & Masalah Kesehatan Modern (CellMaxx Indonesia)
Evolusi & Masalah Kesehatan Modern (CellMaxx Indonesia)
 
Diabetes Militus
Diabetes MilitusDiabetes Militus
Diabetes Militus
 
Analisis Pengaruh Bauran Pemasaran dan Gaya HidupTerhadap Keputusan Pembelian...
Analisis Pengaruh Bauran Pemasaran dan Gaya HidupTerhadap Keputusan Pembelian...Analisis Pengaruh Bauran Pemasaran dan Gaya HidupTerhadap Keputusan Pembelian...
Analisis Pengaruh Bauran Pemasaran dan Gaya HidupTerhadap Keputusan Pembelian...
 
Makalah bahasa inggris diabetes melitus
Makalah bahasa inggris diabetes melitusMakalah bahasa inggris diabetes melitus
Makalah bahasa inggris diabetes melitus
 
Materi kesehatan (3)
Materi kesehatan (3)Materi kesehatan (3)
Materi kesehatan (3)
 
RAD Pangan dan Gizi Provinsi Sulawesi Barat 2015 - 2019
RAD Pangan dan Gizi Provinsi Sulawesi Barat 2015 - 2019RAD Pangan dan Gizi Provinsi Sulawesi Barat 2015 - 2019
RAD Pangan dan Gizi Provinsi Sulawesi Barat 2015 - 2019
 
Peran nutrisi dan aktifitas fisik pada hipertensi
Peran nutrisi dan aktifitas fisik pada hipertensiPeran nutrisi dan aktifitas fisik pada hipertensi
Peran nutrisi dan aktifitas fisik pada hipertensi
 
Manajemen kepemimpinan
Manajemen kepemimpinanManajemen kepemimpinan
Manajemen kepemimpinan
 
Riskesdas 2013
Riskesdas 2013Riskesdas 2013
Riskesdas 2013
 
Instrumen penilaian sistem_kinerja_di_rumah_sakit
Instrumen penilaian sistem_kinerja_di_rumah_sakitInstrumen penilaian sistem_kinerja_di_rumah_sakit
Instrumen penilaian sistem_kinerja_di_rumah_sakit
 
Stress dan adaptasi
Stress dan adaptasiStress dan adaptasi
Stress dan adaptasi
 
Ppt kepemimpinan dan manajemen keperawatan
Ppt kepemimpinan dan manajemen keperawatanPpt kepemimpinan dan manajemen keperawatan
Ppt kepemimpinan dan manajemen keperawatan
 
Type 2 diabetes - A 2016 update by Zeena Nackerdien
Type 2 diabetes - A 2016 update by Zeena NackerdienType 2 diabetes - A 2016 update by Zeena Nackerdien
Type 2 diabetes - A 2016 update by Zeena Nackerdien
 
Manajemen Konflik
Manajemen KonflikManajemen Konflik
Manajemen Konflik
 
Chapter 20 Nutrition and Diabetes Mellitus
Chapter 20 Nutrition and Diabetes Mellitus Chapter 20 Nutrition and Diabetes Mellitus
Chapter 20 Nutrition and Diabetes Mellitus
 
Diabetes mellitus 2017
Diabetes mellitus 2017Diabetes mellitus 2017
Diabetes mellitus 2017
 
STANDARDS OF MEDICAL CARE IN DIABETES—2017
STANDARDS OF MEDICAL CARE IN DIABETES—2017STANDARDS OF MEDICAL CARE IN DIABETES—2017
STANDARDS OF MEDICAL CARE IN DIABETES—2017
 

Similar to Review tentang diabetes melitus oktober 2016

Asuhan keperawatan pada_anak_dengan_dm_j
Asuhan keperawatan pada_anak_dengan_dm_jAsuhan keperawatan pada_anak_dengan_dm_j
Asuhan keperawatan pada_anak_dengan_dm_j
mialing2
 
Makalah Penyajian Data Sistem Informasi Kesehatan Tentang Estimasi Jumlah Pen...
Makalah Penyajian Data Sistem Informasi Kesehatan Tentang Estimasi Jumlah Pen...Makalah Penyajian Data Sistem Informasi Kesehatan Tentang Estimasi Jumlah Pen...
Makalah Penyajian Data Sistem Informasi Kesehatan Tentang Estimasi Jumlah Pen...
Rini Wahyuni
 
TYPE II DIABETES MELLITUS.pptx
TYPE II DIABETES MELLITUS.pptxTYPE II DIABETES MELLITUS.pptx
TYPE II DIABETES MELLITUS.pptx
AnonymousowgfxCP
 

Similar to Review tentang diabetes melitus oktober 2016 (20)

BAB 1 - BAB 5 AENI.docx
BAB 1 - BAB 5 AENI.docxBAB 1 - BAB 5 AENI.docx
BAB 1 - BAB 5 AENI.docx
 
Pre diabetes
Pre diabetesPre diabetes
Pre diabetes
 
WHAT IS DIABETES.pdf
WHAT IS DIABETES.pdfWHAT IS DIABETES.pdf
WHAT IS DIABETES.pdf
 
Asuhan keperawatan pada_anak_dengan_dm_j
Asuhan keperawatan pada_anak_dengan_dm_jAsuhan keperawatan pada_anak_dengan_dm_j
Asuhan keperawatan pada_anak_dengan_dm_j
 
Chapter II dm.pdf
Chapter II dm.pdfChapter II dm.pdf
Chapter II dm.pdf
 
Bab ii
Bab iiBab ii
Bab ii
 
Makalah Penyajian Data Sistem Informasi Kesehatan Tentang Estimasi Jumlah Pen...
Makalah Penyajian Data Sistem Informasi Kesehatan Tentang Estimasi Jumlah Pen...Makalah Penyajian Data Sistem Informasi Kesehatan Tentang Estimasi Jumlah Pen...
Makalah Penyajian Data Sistem Informasi Kesehatan Tentang Estimasi Jumlah Pen...
 
Penyajian Data Sistem Informasi Kesehatan tentang Jumlah Penderita Diabetes M...
Penyajian Data Sistem Informasi Kesehatan tentang Jumlah Penderita Diabetes M...Penyajian Data Sistem Informasi Kesehatan tentang Jumlah Penderita Diabetes M...
Penyajian Data Sistem Informasi Kesehatan tentang Jumlah Penderita Diabetes M...
 
Tugas empimediologi norni eks b
Tugas empimediologi norni eks bTugas empimediologi norni eks b
Tugas empimediologi norni eks b
 
Tugas empimediologi norni eks b
Tugas empimediologi norni eks bTugas empimediologi norni eks b
Tugas empimediologi norni eks b
 
PROPOSAL PROMOSI KESEHATAN GERONTIK_(KEL 5A).docx
PROPOSAL PROMOSI KESEHATAN GERONTIK_(KEL 5A).docxPROPOSAL PROMOSI KESEHATAN GERONTIK_(KEL 5A).docx
PROPOSAL PROMOSI KESEHATAN GERONTIK_(KEL 5A).docx
 
Makalah diabetes melitus
Makalah diabetes melitusMakalah diabetes melitus
Makalah diabetes melitus
 
Makalah diabetes melitus
Makalah diabetes melitusMakalah diabetes melitus
Makalah diabetes melitus
 
EPID_PTM_TM_7_Diabetes.pdf
EPID_PTM_TM_7_Diabetes.pdfEPID_PTM_TM_7_Diabetes.pdf
EPID_PTM_TM_7_Diabetes.pdf
 
78149561 lp-dm-gangren
78149561 lp-dm-gangren78149561 lp-dm-gangren
78149561 lp-dm-gangren
 
81 141-1-sm
81 141-1-sm81 141-1-sm
81 141-1-sm
 
Jurnal deni asnawi
Jurnal deni asnawiJurnal deni asnawi
Jurnal deni asnawi
 
Kaki diabetik
Kaki diabetikKaki diabetik
Kaki diabetik
 
TYPE II DIABETES MELLITUS.pptx
TYPE II DIABETES MELLITUS.pptxTYPE II DIABETES MELLITUS.pptx
TYPE II DIABETES MELLITUS.pptx
 
Bab i pendahuluan hmmmm
Bab i pendahuluan hmmmmBab i pendahuluan hmmmm
Bab i pendahuluan hmmmm
 

Recently uploaded

LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan pptLOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
UserTank2
 
DAM DALAM IBADAH HAJI 2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
DAM DALAM IBADAH HAJI  2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptxDAM DALAM IBADAH HAJI  2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
DAM DALAM IBADAH HAJI 2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
kemenaghajids83
 
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasiBLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
NezaPurna
 
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxPPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
Acephasan2
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
andi861789
 
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONALIMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
BagasTriNugroho5
 
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.pptPPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
khalid1276
 
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Acephasan2
 
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptxKETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
Zuheri
 
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptxMateri 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Yudiatma1
 
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.pptSISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
Acephasan2
 
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakat
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakatKONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakat
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakat
Zuheri
 

Recently uploaded (20)

LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan pptLOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
 
DAM DALAM IBADAH HAJI 2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
DAM DALAM IBADAH HAJI  2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptxDAM DALAM IBADAH HAJI  2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
DAM DALAM IBADAH HAJI 2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial Remaja
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial RemajaAsuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial Remaja
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial Remaja
 
Farmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptxFarmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptx
 
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasiBLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
 
Referat Penurunan Kesadaran_Stase Neurologi
Referat Penurunan Kesadaran_Stase NeurologiReferat Penurunan Kesadaran_Stase Neurologi
Referat Penurunan Kesadaran_Stase Neurologi
 
FRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptx
FRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptxFRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptx
FRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptx
 
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxPPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
 
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggiHigh Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
 
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONALIMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
 
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.pptPPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
 
Pentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdf
Pentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdfPentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdf
Pentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdf
 
Statistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptx
Statistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptxStatistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptx
Statistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptx
 
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
 
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptxKETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
 
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptxMateri 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
 
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.pptSISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
 
Proses Keperawatan Pada Area Keperawatan Gawat Darurat.pptx
Proses Keperawatan Pada Area Keperawatan Gawat Darurat.pptxProses Keperawatan Pada Area Keperawatan Gawat Darurat.pptx
Proses Keperawatan Pada Area Keperawatan Gawat Darurat.pptx
 
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakat
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakatKONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakat
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakat
 

Review tentang diabetes melitus oktober 2016

  • 1. Page | 1 Apa itu Diabetes Mellitus? iabetes Mellitus (DM) adalah penyakit metabolik karena adanya masalah pada pengeluaran insulin, aksi insulin atau keduanya (Ignatavicius, Workman, & Winkelman, 2016). Lewis, Dirksen, Heitkemper, & Bucher (2014) menyatakan bahwa penyakit ini terjadi di negara berkembang, disebabkan oleh pertumbuhan penduduk, penuaan, diet tidak sehat, obesitas dan gaya hidup yang menetap (WHO, 2016b). Indonesia merupakan salah satu negara berkembang di dunia. Jumlah penduduk Indonesia selama dua puluh lima tahun mendatang terus meningkat yaitu dari 238,5 juta pada tahun 2010 menjadi 305,6 juta pada tahun 2035 (Badan Pusat Statistik [BPS], 2013). Data dari Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) menyatakan bahwa kejadian DM di Indonesia berdasarkan wawancara mengalami peningkatan dari 1,1 persen (tahun 2007) menjadi 2,1 persen di tahun 2013 (Kemenkes RI, 2013). Selain itu, secara epidemiologi diperkirakan bahwa pada tahun 2030 prevalensi DM mencapai 21,3 juta orang di Indonesia (Diabetes D merupakan masalah kesehatan serius di seluruh dunia dan prevalensinya meningkat dengan pesat. World Health Organization (WHO, 2016a) memperkirakan bahwa secara global, 422 juta orang dewasa berusia di atas 18 tahun yang hidup dengan diabetes pada tahun 2014. Hal ini juga didukung oleh data dari International Diabetes Federation (IDF) menyatakan bahwa terdapat 382 juta orang (175 juta diperkirakan belum terdiagnosis) di dunia yang menderita DM pada tahun 2013, dari jumlah ini diperkirakan akan meningkat menjadi 592 juta orang di tahun 2035 (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia [Kemenkes RI], 2014). Peningkatan penyakit ini sebagian besar akan terj PENTING! Kriteria DM ditegakkan bila: a. Nilai Gula Darah Sewaktu (GDS) >200 mg/dl ditambah empat gejala khas DM positif, seperti: banyak makan, sering kencing, sering haus dan berat badan turun). b. Nilai Gula Darah Puasa (GDP) >126 mg/dl, ditambah empat gejala khas DM positif. c. Nilai GDPP >200 mg/dl meskipun nilai GDP <126 mg/dl atau keempat gejala DM tidak positif. TGT (Toleransi Glukosa Terganggu) ditegakkan bila nilai GDPP 140-199 mg/dl. GDP Terganggu (Gula Darah Puasa Terganggu) menurut ADA ditegakkan bila nilai GDP 100-125 mg/dl. (Riskesdas 2007, 2013, Kementerian Kesehatan dalam Kemenkes RI, 2014). OKT 2016 Responiel Halawa (00000003803) Nursing Student REVIEW TENTANG DIABETES MELLITUS
  • 2. Page | 2 Care dalam Kemenkes RI, 2009). Perkiraan jumlah ini menjadi kenyataan bila tidak dicegah sejak dini minimal mengontrol gula darah. Hal ini juga akan meningkatkan morbiditas di negara Indonesia. Klasifikasi DM Tipe DM berdasarkan pada etiologi atau faktor penyebabnya. American Diabetes Association (ADA) menyatakan bahwa secara umum DM dibagi menjadi DM tipe 1 dan DM tipe 2 (Lewis et al., 2014). Kedua tipe DM ditulis menggunakan angka Arab bukan angka Romawi, karena angka II romawi membuat masyarakat bingung dan menganggapnya sebagai angka 11 (ADA, 2003). Berikut penjelasan singkat tentang DM tipe 1 dan tipe 2, DM tipe 1 DM tipe 1 terjadi karena kelainan autoimun di mana sel beta pankreas hancur pada orang yang rentan secara genetik dan tidak menghasilkan insulin (Ignatavicius et al., 2016). ADA menyatakan bahwa DM tipe 1 biasanya didiagnosa pada anak-anak dan dewasa muda, yang sebelumnya disebut sebagai diabetes juvenile. DM jenis ini hanya terjadi 5% pada orang dengan diabetes yang ditandai dengan kerusakan pada sel beta pankreas. Hal ini disebabkan karena kombinasi genetik, imunologi, dan mungkin lingkungan (misalnya, virus) dan faktor-faktor lainnya yang dapat berkontribusi terhadap hancurnya sel beta pankreas. Black & Hawks (2014) mengatakan bahwa DM tipe 1 diturunkan secara heterogen, sifat multigenik, dimana risiko terkena penyakit ini adalah 25-50% pada kembar identik, 6% pada saudara kandung, dan 5% kepada anak cucu. Gejala yang timbul pada DM tipe 1 adalah poliuria, polidipsia, polifagia, dan kehilangan berat badan yang tidak dapat dijelaskan (Khardori, 2016a). DM tipe 2 DM tipe 2 adalah masalah pada tubuh karena menurunnya kemampuan sel untuk menerima insulin yang disebut resistensi insulin (Ignatavicius et al., 2016). Pada orang dewasa, DM tipe 2 ditemukan 90% hingga 95% dari semua diagnosa kasus diabetes (Centers for Disease Control and Prevention [CDC], 2014). Biasanya terdiagnosis setelah usia 40 tahun dan lebih umum di antara dewasa tua, dewasa obesitas, dan etnik serta populasi ras tertentu (Black & Hawks, 2014). DM tipe 2 terjadi karena faktor genetik dan
  • 3. Page | 3 faktor lingkungan. Faktor genetik berhubungan dengan sekresi insulin dan retensi insulin, sedangkan faktor lingkungan berhubungan dengan obesitas, makan berlebihan, kurang olahraga, dan stres, serta penuaan (Kaku, 2010). Khardori (2016b) menyatakan bahwa banyak orang dengan DM tipe 2 tidak mengetahui gelala apapun sebelumnya. Akan tetapi, manifestasi klinis dari DM tipe 2 meliputi: a. Gejala klasik seperti, poliuria, polidipsia, polifagia, dan kehilangan berat badan. b. Penglihatan kabur. c. Parestesia pada ektremitas bawah. d. Infeksi jamur, misalnya balanitis pada laki-laki. Komplikasi DM Hiperglikemia yang terjadi dari waktu ke waktu dapat menyebakan kerusakan berbagai sistem tubuh terutama syaraf dan pembuluh darah. Khan, Macdonald, & Chandramohan (2015) menyatakan bahwa masalah yang mengancam kehidupan orang dengan DM yang tidak terkontrol adalah hiperglikemia dengan ketoasidosis atau sindrom hiperglikemia hiperosmolar nonketosis (hyperglycemic hyperosmolar nonketotic syndrome [HHNS]). Ketoasidosis merupakan gangguang metabolik paling serius pada DM tipe 1 dan terjadi paling sering pada remaja dan lansia, sedangkan HHNS terjadi pada lansia dengan DM tipe 2 (Black & Hawks, 2014). Beberapa penyakit lanjutan dari diabetes mellitus secara umum (Kemenkes RI, 2014) adalah: a. Meningkatnya risiko penyakit jantung dan stroke. b. Neuropati atau kerusakan syaraf pada kaki sehingga terjadi ulkus kaki, infeksi, bahkan amputasi kaki. c. Retinopati diabetikum sebagai penyebab utama kebutaan karena rusaknya pembuluh darah kecil pada retina mata. d. Penyebab utama gagal ginjal. e. Risiko kematian pada penderita DM dua kali lipat dibandingkan dengan yang tidak menderita DM.
  • 4. Page | 4 ADA (2014) juga menyatakan beberapa komplikasi jangka panjang dari DM yaitu: a. Retinopati dengan potensi menurunkan penglihatan. b. Nefropati yang menyebabkan gagal ginjal. c. Neuropati perifer dengan risiko ulkus kaki. d. Charcot joints/neurophatic arthropathy didefinisikan sebagai perubahan pada tulang dan sendi yang terjadi akibat kehilangan sensasi dan berbagai macam gangguan lainnya (Khan et al., 2015). e. Neuropati otonom yang menyebabkan terjadinya gastrointestinal, urogenital, dan gejala kardiovaskuler serta disfungsi seksual. Prognosis DM DM merupakan penyakit seumur hidup dan sulit untuk ditangani (Wisse & Zieve, 2015a). DM Tipe 1 DM tipe 1 berhubungan dengan morbiditas dan mortalitas prematur yang tinggi, dimana lebih dari 60% pasien dengan DM tipe 1 tidak mengalami komplikasi serius dalam jangka panjang, akan tetapi banyak yang mengalami kebutaan, End-Stage Renal Disease (ESRD), dan beberapa kasus yang menyebabkan kematian dini (Khardori, 2016a). Wisse & Zieve (2015a) mengatakan bahwa kontrol ketat terhadap kadar glukosa darah dapat mencegah atau menunda terjadinya komplikasi diabetes. Tapi komplikasi dapat terjadi, bahkan pada orang dengan kontrol diabetes yang baik. DM Tipe 2 Prognosis pada pasien dengan diabetes mellitus sangat dipengaruhi oleh tingkat kontrol pada penyakit (Khardori, 2016b). Hal ini didukung dengan pernyataan dari Wisse & Zieve (2015b) bahwa beberapa orang dengan DM tipe 2 tidak lagi membutuhkan obat jika memiliki berat badan ideal, beraktivitas, diet yang sehat dapat mengontrol kadar gula darah.
  • 5. Page | 5 Pemeriksaan Penunjang (Diagnostic Test) DM didiagnosis menggunakan tes laboratorium dengan mengukur level glukosa darah (Hannon, Pooler, & Porth, 2010). Tes glukosa darah tersebut menurut Williams & Hopper (2015) yaitu: a. Glukosa Darah Puasa (GDP)/Fasting Plasma Glucose Level (FPG) ADA menyampaikan bahwa normal Glukosa Darah (GD) adalah kurang dari 100 mg/dl. Pasien didiagnosa dengan DM apabila nilai GDP 126 mg/dl atau lebih, yang diambil minimal 8 jam puasa. Jika GDP antara 100-125 mg/dl maka pasien mengalami Glukosa Puasa Terganggu (GPT)/Impaired Fasting Glucose (IFG) dan pradiabetes. b. Glukosa Darah Acak (GDA)/Random Plasma Glucose (RPG) GDA disebut juga sebagai Gula Darah Sewaktu (GDS). Pemerikasaan GDS bertujuan untuk mengetahui kadar gula darah pasien dan ketentuan program terapi medik tanpa ada persiapan khusus ataupun bergantung pada waktu makan pasien. DM ditegakkan apabila nilai RPG/GDS 200 mg/dl atau lebih dengan gejala diabetes. c. Tes Toleransi Glukosa Oral/Oral Glucose Tolerance Test (OGTT). OGTT dilakukan untuk mengonfirmasi diagnosis DM pada pasien yang memiliki kadar gula darah dalam batas normal-tinggi atau sedikit meningkat. OGTT mengukur glukosa darah pada interval setelah pasien minum minuman karbohidrat terkonsentrasi. DM ditegakkan bila level GD adalah 200 mg/dl atau lebih setelah 2 jam, jika GD adalah 140-199 mg/dl setelah 2 jam didiagnosa dengan IFG dan pradiabetes. d. Glycohemoglobin Test. Glycohemoglobin disebut juga sebagai glycosylated hemoglobin (HbA1c) atau hemoglobin A1C. HbA1c digunakan sebagai data dasar dan memantau kemajuan kontrol diabetes. Nilai normal HbA1c adalah 4% hingga 6%, dikatakan DM apabila HbA1c adalah 6,5% atau lebih, sementara nilai HbA1c antara 6% hingga 6,5% berisiko tinggi mempunyai diabetes (pradiabetes).
  • 6. Page | 6 Smeltzer, Bare, Hinkle, & Cheever (2010) pemeriksaan laboratorium pada DM adalah: a. HbA1c (A1C) b. Profil lipid puasa (Fasting lipid profile) c. Tes untuk mikroalbuminuria (Test for microalbuminuria) d. Tingkat kreatinin serum (Serum creatinine level) e. Urinalisis (Urinalysis) f. Elektrokardiogram (Electrocardiogram) Manajemen DM DM Tipe 1 Manajemen pada DM tipe 1 menurut Khardori (2016a) adalah sebagai berikut: a. Kontrol glikemik/glukosa. b. Pemantauan gula darah sendiri. c. Terapi insulin. d. Diet dan beraktivitas (olahraga). DM Tipe 2 Manajemen pada DM tipe 2 menurut Khardori (2016b) adalah sebagai berikut: a. Mengurangi risiko mikrovaskular (mata dan penyakit ginjal) melalui kontrol glikemia dan tekanan darah. b. Mengurangi resiko makrovaskular (koroner, serebrovaskular, pembuluh darah perifer) melalui kontrol lemak dan hipertensi, berhenti merokok. c. Mengurangi risiko metabolisme dan neurologi melalui kontrol glikemia. Edukasi pada Pasien DM Edukasi yang diberikan kepada pasien DM pada awal dan seterusnya sangat penting untuk membantu mereka dalam mengelola penyakitnya (Black & Hawks, 2014). Tim pendidik (educator) yang bertanggung jawab kepada pasien DM harus fokus pada kontol glikemik dan juga membantu pasien untuk menghilangkan pikiran negatif terhadap prognosis dari penyakit ini (Park, 2015). Peimani, Tabatabei, & Pajouhi (2010) menyatakan bahwa perawat dalam memenuhi perawatan diabetes dan edukasi berdasarkan uji klinis dan observasi telah menunjukkan bahwa perawat mampu memberikan pelayanan berkualitas
  • 7. Page | 7 dan efektif dengan biaya yang lebih rendah. Hal-hal yang harus terkandung dalam memberikan edukasi kepada pasien dapat dilihat pada tabel sebagai berikut: Hal-hal yang Terkandung dalam Edukasi Pasien DM a) Fungsi dan struktur (anatomi dan fisiologi) pankreas. b) Definisi DM dan hubungannya terhadap fungsi abnormal pankreas. c) Gejala hipoglikemia. d) Metode mengendalikan hiperglikemia. 1. Diet 2. Olahraga 3. Obat antidiabetes oral. 4. Insulin a. Bagaimana/kapan/di mana/mengapa/ memberikan insulin. b. Penyimpanan/pembuangan insulin dan jarum. e) Pemantauan sendiri harian kadar glukosa darah. f) Pengaturan sakit harian. 1. Pemeriksaan keton dan urin. g) Komplikasi DM (definisi, penyebab, gejala, pengobatan). 1. Akut: hipoglikemia, ketoasidosis diabetik, HHNS. 2. Kronis: mikrovaskular dan makrovaskular. Sumber: Black & Hawks (2014).
  • 8. Page | 8 REFERENSI American Diabetes Association. (2003). Report of the Expert Committee on the Diagnosis and Classification of Diabetes Mellitus: Classification of Diabetes Mellitus and Other Categories of Glucose Regulation. Diabetes Care, 26(Suppl. 1), S5-S20. http://dx.doi.org/10.2337/diacare.26.2007.S5. American Diabetes Association. (2014). Diagnosis and Classification of Diabetes Mellitus. Diabetes Care, 37(1), 581-590. DOI: 10.2337/dc14-S081. Badan Pusat Statistik. (2013). Proyeksi Penduduk Indonesia: Indonesia Population Projection. Jakarta: Badan Pusat Statistik. Diakses pada 01 Oktober 2016, dari http://www.bappenas.go.id/files/5413/9148/4109/Proyeksi_Penduduk_Indone sia_2010-2035.pdf. Black, J. M., & Hawks, J. H. (2014). Keperawatan Medikal Bedah: Manajemen Klinis untuk Hasil yang Diharapkan (8th edisi). Singapore: Elsevier. Centers for Disease Control and Prevention. (2014). National Diabetes Statistics Report, 2014. National Center for Chronic Disease Prevention and Health Promotion. Diakses pada 01 Oktober 2016, dari http://www.cdc.gov/diabetes /pubs/statsreport14/national-diabetes-report-web.pdf. Hannon, R. A., Pooler, C., & Porth, C. M. (2010). Porth Pathophysiology: Consepts of Altered Health States (1st Ed.). Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins. Ignatavicius, D. D., Workman, M. L., & Winkelman, C. (2016). Medical-Surgical Nursing: Patient-Centered Collaborative Care (8th Ed.). St. Louis, Missouri: Elsevier. Kaku, K. (2010). Pathophysiology of Type 2 Diabetes and Its Treatment Policy. Japan Medical Association, 53(1), 41-46. Diakses pada 03 Oktober 2016, dari https://www.med.or.jp/english/journal/pdf/2010_01/041_046.pdf. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2009). Tahun 2030 Prevalensi Diabetes Melitus Di Indonesia Mencapai 21,3 Juta Orang. Diakses pada 01 Oktober 2016, dari http://www.depkes.go.id/article/view/414/tahun-2030-prevalensi- diabetes-melitus-di-indonesia-mencapai-213-juta-orang.html.
  • 9. Page | 9 Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2014). Infodatin: Situasi dan Analisis Diabetes. Jakarta: Penerbit. Diakses pada 01 Oktober 2016, dari http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/infodatin/infodatin- diabetes.pdf. Khan, A. N., Macdonald, S., Turnbull, I., & Chandramohan, M. (2015). Imaging in Neuropathic Arthropathy (Charcot Joint). Diakses pada 03 Oktober 2016, dari http://emedicine. medscape.com/article/391989-overview. Khardori, R. (2016a). Type 2 Diabetes Mellitus. Practice Essentials. Diakses pada 01 Oktober 2016, dari http://emedicine.medscape.com/article/117739-overview. Khardori, R. (2016b). Type 2 Diabetes Mellitus. Practice Essentials. Diakses pada 01 Oktober 2016, dari http://emedicine.medscape.com/article/117853-overview. Lewis, S. L., Dirksen, S. R., Heitkemper, M. M., & Bucher, L. (2014). Medical- Surgical: Assessment and management of clinical problems. St. Louis, Missouri: Elsevier/Mosby. Park, K. S. (2015). The Future of Diabetes Education. The Journal of Korean Diabetes, 16(2), 83-88. Diakses pada 04 Oktober 2016, dari http://dx.doi.org/10.4093/jkd.2015.16.2.83. Peimani, M., Tabatabei, M. O., & Pajouhi, M. (2010). Nurses’ Role in Diabetes Care; A review. Iranian Journal of Diabetes and Lipid Disorders, 9(Issue), 1-9. Diakses pada 06 Oktober 2016, dari http://emri.tums.ac.ir/upfiles/4757861 9.pdf. Smeltzer, S. C., Bare, B. G., Hinkle, J. L., & Cheever, K. H. (2010). Brunner & Suddarth’s: Textbook of medical-surgical nursing. Philadelphia: Wolters Kluwer/Lippincott Williams & Wilkins. Williams, L. S., & Hopper, P. D. (2015). Understanding Medical Surgical Nursing (5th Ed.). Philadelphia: F.A Davis Company. Wisse, B., & Zieve, D. (2015a). Type 1 diabetes. Medline Plus: Trusted Health Information for You. Diakses pada 06 Oktober 2016, dari https://medline plus.gov/ency/article/000305.htm. Wisse, B., & Zieve, D. (2015b). Type 2 diabetes. Medline Plus: Trusted Health Information for You. Diakses pada 06 Oktober 2016, dari https://medline plus.gov/ency/article/000313.htm.
  • 10. Page | 10 World Health Organization. (2016a). Global Report on Diabetes. Diakses pada 01 Oktober 2016, dari http://apps.who.int/iris/bitstream/10665/204871/1/978924 1565257_eng.pdf?ua=1. World Health Organization. (2016b). Diabetes Mellitus. Diakses pada 01 Oktober 2016, dari http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs138/en/.