1. Tingkat Prokrastinasi di Kalangan Mahasiswa
Semester 5 Program Studi Ilmu Komputer FMIPA
UNLAM
Nur Ridha Apriyanti
Program Studi S1 Ilmu Komputer, Fakultas MIPA, Universitas Lambung Mangkurat
Jalan Jend. A. Yani Km 35.8 Banjarbaru, Kalimantan Selatan
ridha_apriyanti@yahoo.co.id
Abstrak—Tugas adalah segala sesuatu yang diberikan kepada
seseorang ata sekelompok orang dalam jangka waktu yang
telah ditetapkan, dengan tingkat kesulitan tertentu.
Mahasiswa sebagai suatu bagian dari sistem pendidikan tidak
luput dari yang namanya tugas. Tidak dipungkiri, tugas yang
semakin hari semakin banyak membuat mahasiswa
melakukan penundaan untuk mengerjakannya. Hal ini
disebut dengan prokrastinasi dan yang melakukannya disebut
prokrastinator. Banyak mahasiswa yang melakukan
prokrastinasi, dengan berbagai macam alasan. Banyak yang
menganggap menngerjakan tugas mendekati deadline lebih
menantang. Ada juga yang berpikiran bahwa mereka
menunggu adanya sebuah ide yang lebih baik untuk
dikerjakan. Semua mereka lakukan dengan kesadaran penuh
dan terkadang muncul penyesalan dikemudian.
Kata kunci Tugas, Mahasiswa, Prokrastinasi, Prokrastinator.
I. PENDAHULUAN
Dalam kehidupan sehari-hari, setiap orang tidak
terlepas dari yang namanya bekerja. Baik itu bekerja dalam
artian mencari nafkah atau pun mereka yang sedang
menuntut ilmu. Setiap pekerjaan memiliki tugas dan
tanggung jawabnya masing-masing. Misalnya saja seorang
mahasiswa entah itu mahasiswa baru maupun mahasiswa
lama yang diberi tugas oleh dosen pengajar mata kuliah,
baik dalam bentuk tugas individu maupun tugas kelompok.
Mahasiswa adalah peserta didik yang terdaftar dan
belajar pada perguruan tinggi (Buku Pedoman Universitas
Diponegoro Tahun 2004/2005, h. 94)[2]. Mahasiswa
dituntut untuk menyelesaikan tugas-tugas kuliahnya tepat
waktu. Setiap mahasiswa memiliki caranya sendiri untuk
menyelesaikan tugasnya. Ada 2 cara yang dapat dilakukan
dalam menyelesaikan tugasnya sebagai mahasiswa, yang
pertama yaitu mengerjakan dan menyelesaikan tugasnya
segera. Kedua, menunda menyelesaikan tugas tersebut.
Tidak jarang setiap mahasiswa memiliki tugas lebih
dari satu. Tergantung mata kuliah yang diambil oleh
mahasiswa yang bersangkutan. Tak dipungkiri dengan
banyaknya tugas yang terus berdatangan tidak sedikit
mahasiswa
yang
melakukan
penundaaan
untuk
mengerjakan tugas-tugasnya tersebut. Kegiatan menunda
sesuatu pekerjaan itu disebut prokrastinasi. Dan orang yang
melakukannya disebut prokrastinator. Menurut Solomon &
Rothblum, 1984 prokrastinasi yaitu suatu kecenderungan
untuk menunda-nunda dalam memulai menyelesaikan
tugas secara keseluruhan untuk melakukan aktivitas lain
yang tidak berguna sehingga kinerja menjadi terhambat[4].
Banyak faktor yang membuat seorang mahasiswa
melakukan prokrastinasi, misalnya saja, dia tidak menyukai
tugas yang sedang dibebankan kepadanya, tugas yang
dilakukan terlalu sulit, takut mengalami kegagalan, berpikir
masih ada waktu, malas mengerjakannya atau lebih
mementingkan hobi. Menurut Ferarri 1995 dengan
melakukan penundaan banyak waktu yang terbuang dengan
sia-sia. Tugas-tugas menjadi terbengkalai, bahkan bila
diselesaikan hasilnya menjadi tidak maksimal. Penundaan
juga bisa mengakibatkan seseorang kehilangan kesempatan
dan peluang yang datang[4].
Tapi dari semua alasan tersebut, ada satu alasan yang
mengarah ke hal positif, yaitu menunda untuk memberikan
kesempatan pada diri sendiri untuk mendapatkan ide yang
lebih baik. Bangsa Romawi menggunakan kata
procrastinare dalam istilah militer mereka, yaitu perbuatan
yang bijaksana untuk menangguhkan keputusan menyerang
dengan cara menunggu musuh keluar yang menunjukkan
suatu sikap sabar dalam konflik militer[1].
II. RINGKASAN
1. Penelitian Kuantitatif
Penelitian kuantitatif merupakan suatu pengamatan yang
melibatkan suatu ciri tertentu, berupa perhitungan, angka
atau kuantitas. Metode penelitian kuantitatif merupakan
metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat
positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau
sampel tertentu, teknik pengambilan sampel dilakukan
secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen
penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan
tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.
Analisa statistik digunakan untuk membantu peneliti untuk
mengetahui hubungan antar variabel[3].
2. Gambar 1. Komponen dan Proses Penelitian Kuantitatif
2. Perumusan Masalah Dalam Penelitian Kuantitatif
Masalah merupakan kesenjangan antara yang diharapkan
dengan yang terjadi, maka rumusan masalah itu merupakan
suatu pertanyaan yang akan dicarikan jawabannya melalui
pengumpulan data. Setiap rumusan masalah penelitian
didasarkan pada masalah. Perumusan masalah menyertakan
ruang lingkup, dirumuskan dalam bentuk kalimat tanya
yang tegas dan jelas. Tujuan dari merumuskan masalah
adalah untuk memberikan petunjuk agar dapat mencari
jawaban permasalahan secara empiris.
Menurut Sugiyono (2007), bentuk masalah dikelompokkan
menjadi 3, yaitu:
1. Rumusan masalah deskriptif
2. Rumusan masalah komperatif
3. Rumusan masalah asosiatif
3. Variabel
Variabel adalah sesuatu yang akan menjadi objek atau
sering juga sebagai faktor yang
berperan dalam peristiwa atau gejala yang akan diteliti.
Variabel itu, ada bermacam-macam.
5. Pengumpulan Data
Data merupakan kumpulan dari nilai-nilai yang
mencerminkan karakteristik dari individu dari suatu
populasi, dapat berupa angka, huruf, suara maupun gambar.
Metode Observasi
Metode observasi merupakan salah satu cara yang bisa
digunakan untuk
mengumpulkan data. Metode observasi ini biasanya
digunakan untuk mengetahui
perilaku masyarakat secara detail.
Keunggulan Observasi:
1. Perilaku nonverbal
2. Penelitian dapat dilakukan secara mendalam, lebih
leluasa, peneliti dapat terjun langsung ditengahtengah masyarakat.
3. Lingkungan alami, artunya perilaku yang terjadi
di masyarakat itu benar-benar bersifat alami, tidak
artifisial dan hasil rekayasa tertentu.
Kelemahan Observasi:
1. Kurang terkendali
2. Sulit dikuantifikasikan
3. Peneliti memberi skor terhadap pendapat yang
diberikan
4. Ukuran sampel kecil.
6. Tabulasi Data
Data yang dikumpulkan selanjutnya diklasifikasikan dan
diorganisasikan secara sistematis serta diolah secara logis
menurut rancangan penelitian yang telah ditetapkan.
Gambar 4. Analisis Data[3]
Gambar 2. Pembagian Data untuk Pengolahan Statistik[3]
4. Validitas dan Reliabilitas
Validitas (kesahihan) dan reliabilitas (keterandalan) berarti
mengukur sesuatu secara konsisten, apapun yang diukur
dan jika pengukuran dilakukan dalam kondisi apapun akan
memberikan hasil yang sama dari data yang dikumpulkan.
Gambar 3. Validitas dan Reliabilitas[3]
Ada dua cara yang digunakan dalam menyajikan data, yaitu
dalam bentuk angka-angka dalam tabel atau grafik.
Penyajian dalam bentuk tabel antara lain, tabel satu arah
(memiliki satu keterangan), tabel dua arah (menunjukkan
hubungan di antara dua hal yang berbeda), tabel tigas arah
(menunjukkan tiga hal yang berbeda). Sedangkan dengan
grafik, grafik garis (line Chart), grafik batang (bar chart),
grafik lingkaran (pie chart), grafik gambar
(pictogram) dan lain sebagainya.
Mean
Yaitu menghitung nilai rata-rata, rumusnya:
Median
Suatu nilai yang membagi frekuensi menjadi dua bagian
yang sama, dikatakan sebagai titik tengah.
Modus
Suatu nilai yang terjadi pada frekuensi yang terbesar.
3. 7. Analisa Data Kuantitatif
Distribusi Frekuensi
Distribusi frekuensi merupakan suatu distribusi atau tabel
frekuensi yang mengelompokkan data yang belum
terkelompokkan (ungroup data) ke dalam beberapa kelas,
sehingga menjadi data yang terkelompokkan (group data).
Cross-Tabulations
Cross-tabulation adalah sebuah teknik visual yang
memungkinkan peneliti menguji
relasi antar variabel.
Korelasi
Korelasi merupakan suatu metode yang menggambarkan
hubungan diantara satu
variabel dengan variabel lainnya.
Regresi
Analisis regresi digunakan apabila kita ingin memprediksi
hasil penelitian kita dengan
menggunakan dua varibel atau lebih.
Uji t (t-test)
Analisa t-test (uji t) biasanya digunakan untuk
membandingkan dua kelompok dengan menggunakan
mean kelompok sebagai dasar perbandingan.
Uji F (F-test)
Uji f berguna untuk menguji apakah populasi tempat
sampel diambil memiliki korelasi
nol atau adanya relasi yang signifikan antara variabel
independent dengan variabel dependent.
Uji z ( z test)
Uji z merupakan salah satu bentuk dari uji kenormalan
dengan besar sampel lebih dari
30.
Analisis Validitas
Untuk melakukan analisis validitas dapat digunakan
metode pearson product moment
dengan syarat sampel yang diambil bersifat normal (> 30)
sedangkan bila sampel yang
diambil kecil (< 30) maka dapat digunakan metode
spearman rank correlation.
Analisis Reliabilitas
Untuk melakukan analisis reliabilitas dapat digunakan
metode Cronbach's Alpha. Jika
koefisien yang didapat < 0.60, maka instrumen penelitian
tersebut reliabel.
III. PENELITIAN
Penelitian yang dilakukan adalah penelitian dengan
menggunakan metode survey (survey research). Dengan
jenis penelitian kuantitatif. Seperti yang telah dijelaskan
pada ringkasan bab 7. Penelitian kuantitatif dilakukan
dengan pengamatan yang melibatkan suatu ciri tertentu.
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah dengan
teknik random sampling. Teknik random sampling
(probability sampling) atau pengambilan sampling secara
acak. Sampel diambil dari populasi mahasiswa semester 5
Program Studi Ilmu Komputer FMIPA UNLAM.
Kemudian dari seluruh mahasiswa semester 5 dibagi
menjadi 3 kategori, dengan kategori jumlah SKS yang
diambil, yaitu 20-24 SKS, 20 < SKS > 15 dan < 15 SKS.
Kemudian dari masing-masing kategori dilakukan proses
simple random sampling, dengan memilih sample secara
acak. Sampel tersebut dipilih karena mahasiswa semester 5
Program Studi Ilmu Komputer FMIPA UNLAM memiliki
potensi yang beragam dalam pengambilan mata kuliah dan
jumlah SKS yang diambil.
Setelah itu, peneliti memberikan kuisioner yang akan
diisi oleh mahasiswa, dengan isi yang memuat kategori
(SKS dan keterlibatan dalam organisasi), dan alasan
mereka melakukan prokrastinasi. Setelah data berhasil
dikumpulkan, data akan dikelompokkan sesuai kategorinya
dan jumlah alasan yang mereka pilih.
Nantinya hasil penelitian akan berupa grafik dengan
angka yang menunjukkan tingkat prokrastinasi mahasiswa
berdasarkan jumlah SKS yang diambil dan juga jenis
kegiatan yang mereka ikuti. Begitu pula dengan alasan
mereka melakukan prokrastinasi, akan ditampilkan dengan
grafik. Dengan begitu akan terlihat apa alasan mereka
sebenarnya menjadi prokrastinator. Kedua data akan di
gabung sehingga dengan kriteria tertentu, dan dengan
alasan apa mereka melakukan prokrastinasi.
IV. KESIMPULAN
Penelitian jenis kuantitatif dengan melibatkan suatu ciri
tertentu dalam pengamatannya. Menggunakan teknik
random sampling, agar keragaman hasil yang diharapkan
dapat terjadi. Dengan menggunakan grafik, hasil dari
penelitian dapat dengan mudah dilihat perbandingannya
antara sampel dengan kategori yang satu dengan kategori
yang lainnya. Kategori yang digunakan yaitu kategori jumlah
SKS yang diambil, yaitu 20-24 SKS, 20 < SKS > 15 dan <
15 SKS. Dari jumlah SKS akan dikelompokkan pula
jumlah alasan terbanyak yang dipilih, kemudian keduanya
akan disatukan menjadi sebuah grafik yang akan
menunjukkan tingkat prokrastinasi berdasarkan alasannya.
V. REFERENSI
Febrian, Ogie. 2013. Bab 2.
http://eprints.uny.ac.id/9883/2/BAB%202%20%2008104244022.pdf
Diakses pada 5 Oktober 2013.
[2]
Gunawati, Rindang., Sri Hartati, Anita Listiara. 2006.
Hubungan antara Efektivitas Komunikasi Mahasiswa[1]
Gambar 5. Analisis Pemilihan Pengolahan Data[3]
4. Dosen Pembimbing Utama Skripsi dengan Stres dalam
Menyusun Skripsi pada Mahasiswa Program Studi
Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro.
Jurnal Psikologi Universitas Diponegoro. Vol.3 No.2.
[3]
Hasibuan, Zainal A. Metode Penelitian Pada Bidang
Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi. Fakultas Ilmu
Komputer Universitas Indonesia. Depok. 2007.
[4]
Utaminingsih, Sartika., Iman Setyabudi. 2012. Tipe
Kepribadian dan Prokrastinasi Akademik pada Siswa
SMA “X” Tangerang. Jurnal Psikologi. Vol.10 No.1.