Ce diaporama a bien été signalé.
Le téléchargement de votre SlideShare est en cours. ×

Risk Analysis and Project Evaluation/abshor.marantika/Rifky Yudha Mahendra/3-03

Publicité
Publicité
Publicité
Publicité
Publicité
Publicité
Publicité
Publicité
Publicité
Publicité
Publicité
Publicité
Risk Analysis and Project Evaluation
Mata Kuliah : Manajemen Keuangan
Dosen : Abshor Marantika
Kelas : 3-03
Nama : Rifky Y...
Chapter 13
Risk Analysis and Project Evaluation
Pentingnya Menganalisis Risiko
Dalam melakukan investasi pasti terdapat ri...
Rp5.000.000. Berapakah keuntungan yang diharapkan (expected revenue) dari sebuah roti
jenis baru tersebut?
Jawab
𝐸𝑥𝑝𝑒𝑐𝑡𝑒𝑑 ...
Publicité
Publicité
Prochain SlideShare
34020 7-853463552856
34020 7-853463552856
Chargement dans…3
×

Consultez-les par la suite

1 sur 13 Publicité

Plus De Contenu Connexe

Diaporamas pour vous (20)

Similaire à Risk Analysis and Project Evaluation/abshor.marantika/Rifky Yudha Mahendra/3-03 (20)

Publicité

Plus récents (20)

Risk Analysis and Project Evaluation/abshor.marantika/Rifky Yudha Mahendra/3-03

  1. 1. Risk Analysis and Project Evaluation Mata Kuliah : Manajemen Keuangan Dosen : Abshor Marantika Kelas : 3-03 Nama : Rifky Yudha Mahendra (4301170175) PROGRAM STUDI DIII KEBENDAHARAAN NEGARA JURUSAN MANAJEMEN KEUANGAN POLITEKNIK KEUANGAN NEGARA STAN 2018
  2. 2. Chapter 13 Risk Analysis and Project Evaluation Pentingnya Menganalisis Risiko Dalam melakukan investasi pasti terdapat risiko (risk) dan pengembalian (return) yang diharapkan. Untuk mendapatkan pengembalian yang semakin besar maka semakin besar pula risiko yang harus dihadapi. Untuk itu manajer keuangan harus menganalisis investasi yang ditawarkan terlebih dahulu, untuk memutuskan apakah investasi proyek tersebut disetujui atau ditolak. Oleh karena itu manajer keuangan perlu melakukan analisis risiko agar dapat meminimalisir risiko. Untuk mengambil sebuah keputusan, ada 2 alasan fundamental untuk melakukan analisis risiko: - Proyeksi arus kas berisiko dan dapat berbeda dengan estimasi yang digunakan untuk menghitung NPV. - Manusia dapat melakukan kesalahan dalam prakiraan (forecast) arus kas. Analisis Risiko atas Arus Kas Untuk melakukan analisis risiko atas arus kas terdapat 3 alat yang dapat digunakan, yaitu: -Analisis Sensitivitas (Sensitivity Analysis) -Analisis Skenario (Scenario Analysis) -Analisis Simulasi (Simulation Analysis) Nilai yang Diharapkan (Expected Value) Expected Value (Nilai yang diharapkan) adalah kemungkinan rata-rata tertimbang dari arus kas yang mungkin terjadi. 𝐸𝑥𝑝𝑒𝑐𝑡𝑒𝑑 𝑉𝑎𝑙𝑢𝑒𝑠 = 𝑃𝑟𝑜𝑏𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑦 (%) × 𝐶𝑎𝑠ℎ 𝐹𝑙𝑜𝑤 Contoh Soal: Sebuah perusahan roti PT. Sari Roti melakukan evaluasi dari penjualan roti dengan jenis baru. Dari analisis tersebut diestimasikan bahwa terdapat kemungkinan sebesar 70% bahwa produk baru tersebut sukses terjual di pasaran dan perusahaan akan mendapatkan sales revenue sebesar Rp20.000.000. Namun, untuk pemasaran roti jenis baru tersebut dibutuhkan iklan untuk menginformasikan kepada masyarakat tentang keberadaan obat baru tersebut. Perusahaan mengestimasikan 30% produk akan terjual dengan keuntungan
  3. 3. Rp5.000.000. Berapakah keuntungan yang diharapkan (expected revenue) dari sebuah roti jenis baru tersebut? Jawab 𝐸𝑥𝑝𝑒𝑐𝑡𝑒𝑑 𝑉𝑎𝑙𝑢𝑒𝑠 = 𝑃𝑟𝑜𝑏𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑦 (%) × 𝐶𝑎𝑠ℎ 𝐹𝑙𝑜𝑤 Skenario 1 Skenario 2 Probabilitas 70% 30% Keuntungan dari tiap scenario Rp 20.000.000 Rp 5.000.000 Keuntungan yang diharapkan Rp 14.000.000 Rp 1.500.000 Total Keuntungan Rp14.000.000 + Rp1.500.000 = Rp15.500.000 Pemicu Nilai (Value Driver) Value Driver (Pemicu nilai) dalam arus kas investasi terdiri dari dua hal yaitu, penunjuk atas keuntungan (seperti harga barang per unit,ukuran pasar, dll) dan penunjuk atas biaya (seperti biaya tetap/Fixed Cost, biaya variable/Variable Cost, dll). Sensitivity Analysis Analisis sensitivitas merupakan analisis untuk mengetahui value driver yang paling berpengaruh terhadap investasi apabila keadaan berubah-ubah. Analisis sensitivitas dilakukan ketika manajer keuangan hendak melakukan evaluasi pengaruh tiap Value Drivers terhadap NPV investasi. Tujuan dari analisis sensitivitas, yaitu: 1. Untuk menilai pengaruhnya terhadap NPV apabila terdapat perubahan pada salah satu value driver dalam perhitungan arus kas.. 2. Perhitungan NPV berdasarkan pada ketidakpastian arus kas di masa mendatang. Cara Analisis sensitivitas, ialah: 1. Mengidentifikasi value driver yang berubah, seperti penurunan harga jual per unit, kenaikan biaya tetap, dll. 2. Buatlah tabel Free Cash Flow agar dapat mengetahui perubahan yang terjadi. 3. Bandingkanlah NPV dan IRR dari keadaan semula dengan perubahan value driver.
  4. 4. 4. Apabila NPV dan IRR yang dihasilkan berubah secara signifikan maka dapat disimpulkan bahwa perusahaan tersebut bersifat sensitive terhadap value driver. Contoh soal: PT. Budi merupakan perusahaan sandal. PT. Budi berniat untuk membeli mesin baru seharga Rp 12.000.000 agar dapat memproduksi produknya lebih banyak dan cepat. Mereka mengestimasikan sandal yang terjual sebanyak 12,000 sandal tiap tahun dengan harga jual Rp 50.000 per pasang. Apabila mesin tersebut memiliki masa manfaat sebesar 3 tahun, setelah 3 tahun nilai sisa dari mesin tersebut bernilai Rp 0 dan mesin akan dibuang. PT. Budi memperkirakan bahwa biaya variable sebesar Rp 10.000 per unit dan biaya tetap (tidak termasuk biaya depresiasi) sebesar Rp 1.000.000 per tahun. Depresiasi dari mesin tersebut sebesar Rp 1.800.000, pajak sebesar 15%, rate of return yang didapat perusahaan sebesar 10%. Perusahaan juga menginvestasikan Rp 2.500.000 untuk working capital. Apabila perusahaan mengestimasikan terjadi penurunan penjualan sebesar 5% untuk skenario perubahan 1, dan peningkatan 5% biaya variable untuk scenario perubahan 2. Hitung NPV untuk keadaan sebelum adanya perubahan, perubahan 1, dan perubahan 2! Lakukan analisis terhadap adanya perubahan tersebut! Penyelesaian : Diketahui: CAPEX = Rp 12.000.000 Masa Manfaat = 5 tahun Unit Terjual = 12.000 Harga/unit = Rp 50.000 Biaya Tetap = Rp 1.000.000 Biaya Variabel/unit = Rp 10.000 Depresiasi = Rp 1.800.000 Working Capital = Rp 2.500.000 Return = 10% Pajak = 15% Free Cash Flow sebelum adanya perubahan Dalam Rupiah Tahun 0 Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Sales Revenue 600.000.000 6.000.000.000 6.000.000.000 Variable Cost (120.000.000) (120.000.000) (120.000.000) Fixed Cost (1.000.000) (1.000.000) (1.000.000) Depreciation Expense (1.800.000) (1.800.000) (1.800.000)
  5. 5. Net Operating Income (NOI) 477.200.000 477.200.000 477.200.000 Taxes 15% (71.580.000) (71.580.000) (71.580.000) Net Operating After Tax (NOPAT) 405.620.000 405.620.000 405.620.000 Depreciation Expense 1.800.000 1.800.000 1.800.000 Operating Cash Flow 403.820.000 403.820.000 403.820.000 Increase in CAPEX (12.000.000) Increase in Net Working Capital (2.500.000) 2.500.000 Free Cash Flow (14.500.000) 403.820.000 403.820.000 406.320.000 𝑁𝑃𝑉 = (−14.500.000) + 403.820.000 (1 + 10%)1 + 403.820.000 (1 + 10%)2 + 406.320.000 (1 + 10%)3 𝑁𝑃𝑉 = 𝑅𝑝 991.618.858 Free Cash Flow ketika perubahan 1, yaitu penurunan penjualan 5% maka barang yang terjual sebanyak 11.400 unit Dalam Rupiah Tahun 0 Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Sales Revenue 570.000.000 570.000.000 570.000.000 Variable Cost (114.000.000) (114.000.000) (114.000.000) Fixed Cost (1.000.000) (1.000.000) (1.000.000) Depreciation (1.800.000) (1.800.000) (1.800.000)
  6. 6. Expense Net Operating Income (NOI) 453.200.000 453.200.000 453.200.000 Taxes 15% (67.980.000) (67.980.000) (67.980.000) Net Operating After Tax (NOPAT) 385.220.000 385.220.000 385.220.000 Depreciation Expense 1.800.000 1.800.000 1.800.000 Operating Cash Flow 383.420.000 383.420.000 383.420.000 Increase in CAPEX (12.000.000) Increase in Net Working Capital (2.500.000) 2.500.000 Free Cash Flow (14.500.000) 383.420.000 383.420.000 385.920.000 𝑁𝑃𝑉 = (−14.500.000) + 383.420.000 (1 + 10%)1 + 383.420.000 (1 + 10%)2 + 385.920.000 (1 + 10%)3 𝑁𝑃𝑉 = 𝑅𝑝 940.887.077,4 Free Cash Flow ketika perubahan 2, yaitu kenaikan biaya variabel 5% maka biaya variable menjadi sebesar Rp 10.500 per unit. Dalam Rupiah Tahun 0 Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Sales Revenue 600.000.000 600.000.000 600.000.000 Variable Cost (126.000.000) (126.000.000) (126.000.000) Fixed Cost (1.000.000) (1.000.000) (1.000.000) Depreciation (1.800.000) (1.800.000) (1.800.000)
  7. 7. Expense Net Operating Income (NOI) 471.200.000 471.200.000 471.200.000 Taxes 15% (70.680.000) (70.680.000) (70.680.000) Net Operating After Tax (NOPAT) 400.520.000 400.520.000 400.520.000 Depreciation Expense 1.800.000 1.800.000 1.800.000 Operating Cash Flow 398.720.000 398.720.000 398.720.000 Increase in CAPEX (12.000.000) Increase in Net Working Capital (2.500.000) 2.500.000 Free Cash Flow (14.500.000) 398.720.000 398.720.000 401.220.000 𝑁𝑃𝑉 = (−14.500.000) + 398.720.000 (1 + 10%)1 + 398.720.000 (1 + 10%)2 + 401.220.000 (1 + 10%)3 𝑁𝑃𝑉 = 𝑅𝑝 978.935.912,8 Analisis terhadap PT. Budi ialah ketika NPV tanpa ada perubahan sebesar Rp 991.618.858. Lalu ketika terdapat penurunan penjualan sebesar 5%, NPV didapat sebesar Rp 940.887.077,4 dan ketika terjadi kenaikan biaya variable 5% maka NPV sebesar Rp 978.935.912,8. Dapat disimpulkan bahwa Perusahaan Sandal sensitif terhadap penurunan penjualan dan tidak sensitive terhadap kenaikan biaya variable.
  8. 8. Scenario Analysis Analisis skenario digunakan untuk mengetahui efek dari perubahan beberapa value driver terhadap NPV. Ada tiga skenario yang digunakan untuk analisis, yaitu skenario yang diekspetasikan, skenario terbaik dan skenario terburuk. Analisis skenario membuat manajer keuangan dapat secara simultan mempertimbangkan pengaruh dari perubahan estimasi Value Drivers pada NPV investasi. Simulation Analysis Analisis simulasi menghasilkan ribuan estimasi nilai NPV yang akan membentuk ribuan nilai pada masing-masing Value Drivers investasi. Simulasi ini menggunakan perangkat computer. Simulasi ini meliputi 5 langkah: 1. Mengestimasi distribusi probabilitas masing-masing Value Drivers utama. 2. Memilih satu nilai dari masing-masing Value Drivers distribusi probabilitas secara acak. 3. Menggabungkan nilai terpilih masing-masing Value Drivers untuk mengestimasi arus kas proyek tiap tahun dari umur proyek dan menghitung nilai NPV. 4. Ulangi langkah 2 dan 3 menggunakan software agar lebih cepat. 5. Gunakan nilai NPV tsb dan buatlah histogram atau distribusi probabilitas NPV. Contoh histogram
  9. 9. Evaluasi Risiko Proyek Analisis Break-Even Analisis break-even menentukan level minimum output yang harus dicapai perusahaan untuk mencapai titik dimana net operating income sama dengan nol (kebanyakan kasus). Dengan begitu perusahaan dapat menghindari kerugian yang mungkin terjadi. Analisis Accounting Break-Even Analisis Accounting Break-Even meliputi penentuan level penjualan yang diperlukan untuk menutupi biaya tetap (Fixed cost) dan depresiasi. Fixed cost (biaya tetap) tidak berubah secara langsung terhadap perubahan penjualan. Fixed cost disebar merata ke sejumlah kuantitas output, Seiring dengan peningkatan jumlah unit penjualan, maka biaya tetap per unit menurun. Variable cost (biaya variable) adalah biaya yang berubah seiring dengan berubahnya penjualan. Variable cost per unit tetaplah sama walaupun jumlah output berubah.
  10. 10. Accounting Break-Even Point Accounting Break-Even Point adalah titik dimana penjualan sama dengan biaya yang dikeluarkan (fixed cost + variable cost) sehingga net operating income sama dengan nol. Apabila terdapat depresiasi, maka depresiasi masuk dalam total biaya tetap. Contoh: 1. Analis perusahaan Broxit telah mengestimasi break-even akuntansi sebuah proyek sebesar 130,000 unit dan saat ini ingin mempertimbangkan bagaimana skenario kasus terburuk (worst-case scenario) dari pemicu nilai akan mempengaruhi break-even akuntansi. Harga jual per unit $30, biaya variabel per unit $25, dan biaya tetap $1,000,000. Jawab Q break-even = F ÷ (P-V) = 1.000.000 ÷ (30-25) = 200.000 units Cash Break-Even Point Menjelaskan berapa output yang diperlukan untuk menutupi biaya tetap (tanpa depresiasi) sehingga arus kas sama dengan nol.
  11. 11. Cash Break-Even Point Contoh F = $1.500.000 Depreciation = $300.000 P = $25/unit V = $20/unit Jawab Cash Break-Even Point = (F – Depreciation) ÷ (P – V) = (1.500.000 – 300.000) ÷ (25-20) = 240.000 units NPV Break-Even Analysis Analisis NPV Break-Even mengidentifikasi jumlah penjualan yang diperlukan untuk menghasilkan NPV sama dengan nol. Operating Leverage Operating leverage digunakan untuk mengukur sensitivitas perubahan dalam operating income ke perubahan dalam penjualan. Degree of Operating Leverage
  12. 12. Degree of Operating Leverage (DOL) menggambarkan pengaruh satu persen perubahan penjualan terhadap perubahan persentase Net Operating Income (NOI). Contoh PT. ABC meramalkan bahwa perusahaannya akan menjual sebanyak 15,000 unit pada tahun ini dengan harga jual Rp 2.000/unit. Apabila total biaya variable sebesar Rp 10.000.000 dan total biaya tetapnya sebesar Rp 15.000.000. Jika PT.ABC meramalkan bahwa pada tahun depan penjualannya akan meningkat sebanyak 10%. Maka berapakah Operating Leverage dari PT.ABC pada tahun ini dan tahun depan? Bagaimana Operating Leverage mempengaruhi NOI untuk 10% increase in sales Penjualan tahun t Penjualan tahun t+1 Persentase Perubahan di Penjualan dan NOI Unit Terjual 15,000 18.000 Sales Rp 30.000.000 Rp 33.000.000 𝑅𝑝33.000.000 𝑅𝑝30.000.000 − 1 = 10% Total biaya variable (Rp 10.000.000) (Rp 11.000.000) Keuntungan sebelum biaya tetap Rp 20.000.000 Rp 22.000.000 Total biaya tetap (Rp 10.000.000) (Rp 10.000.000) NOI atau EBIT Rp 10.000.000 Rp 12.000.000 𝑅𝑝12.000.000 𝑅𝑝10.000.000 − 1 = 20%  Pengaruh operating leverage adalah meningkatkan efek perubahan dalam penjualan terhadap operating income.  Operating leverage adalah suatu pedang bermata dua, memperbesar profit dan loss, membantu di saat kondisi baik dan menyebabkan penderitan di saat kondisi buruk. Opsi Riil dalam Penganggaran Modal Opsi Riil adalah adanya pilihan/opsi untuk mengubah arah arus kas pada proyek setelah dimulai. Opsi Riil yang dapat menambah peluang investasi antara lain: 1. Timing options
  13. 13. Opsi untuk dengan cara menunda proyek hingga waktu yang lebih menguntungkan untuk arus kas. 2. Expansion options Opsi untuk memperluas skala dan lingkup pada investasi. 3. Contract, Shut-down, and Abandonment options Opsi untuk memperlambat sebuah proyek maupun menghentikannya secara permanen.

×