1. i
ISLAM SEBAGAI OBJEK KAJIAN DAN PENELITIAN
(MEMAHAMI KARAKTER OBJEK PENELITIAN AGAMA,
SOSIAL, DAN BUDAYA)
Makalah
Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah: Metodologi Studi Islam
Dosen Pengaampu: Anisa Listiyana, M. Ag.
Disusun Oleh:
1. Anis Maghfiroh (1410110040)
2. Rois Mansur (1410110042)
3. Nurul Hidayah (1410110077)
4. Nisa’ul Hafiya (1410110078)
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS
JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA
ISLAM
2014
2. ii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmanirrohiim
Puji syukur kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan seluruh rahmat dan
karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang
berjudul “Islam Sebagai Objek Kajian dan Penelitian (Memahami Karakter Objek
Penelitian Agama, Sosial, dan Budaya)”dengan baik dan lancar.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis ucapkan terima kasih kepada ibu Anisa
Listiyana, M.Ag. selaku dosen pengampu mata pelajaran metodologi studi islam serta
kepada kawan-kawan penulis. Terakhir untuk orang tua penulis atas doa, kasih
sayang, motivasi dan pengorbanannya.
Dengan penyusunan makalah ini, penulis mengharapkan kritik dan saran dari
pembaca demi kesempurnaan makalah berikutnya.
Penulis berharap makalah ini dapat memberikan bahan pengetahuan dan dapat
member manfaat bagi pembaca.
Kudus, Desember 2014
Penulis
3. iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i
KATA PENGANTAR ..............................................................................................ii
DAFTAR ISI ............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .......................................................................................1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................1
C. Tujuan ....................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
A. Penelitian Agama, Sosial, dan Budaya ....................................................2
B. Islam Dijadikan Objek Kajian dan Penelitian .........................................4
C. Karakter Objek Penelitian Agama, Sosial, dan Budaya ..........................8
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ..........................................................................................11
B. Saran .....................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA
4. 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada dasarnya, agama Islam adalah agama yang merupakan rahmatan lil
alamin yaitu rahmat bagi seluruh alam yang diturunkan kepada Nabi Muhammad
SAW melalui malaikat Jibril untuk disebarkan kepada seluruh umat manusia yang
berfungsi untuk menyempurnakan agama-agama sebelumnya.
Namun pada hakikatnya islam itu masih bersifat universal dan masih
memerlukan objek pengkajian dan penelitian yang mendalam baik dari sisi
agama, sosial dan budaya.
Tapi ironinya sekarang banyak umat islam khususnya para golongan pemuda-
pemuda tidak peduli bahkan tidak mau tahu apa saja objek-objek kajian yang
mencerminkan karakter islam yang sesungguhnya, bahkan enggan untuk
bertindak sesuai apa yang telah diajarkan Nabi Muhammad SAW. Mereka hanya
menerima islam tanpa melakukan dan mencari tahu apa saja yang terkandung
dalam objek-objek pengkajian dan penelitiannya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan penelitian agama, sosial,dan budaya?
2. Bagaimana islam dijadikan objek kajian dan penelitian?
3. Bagaimana cara memahami karakter objek penelitian agama, sosial, dan
budaya?
C. Tujuan
1. Untuk memahami maksud dari penelitian agama, sosial, dan budaya.
2. Untuk memahami islam dijadikan objek kajian dan penelitian.
3. Untuk memahami karakter objek penelitian agama, sosial, dan budaya.
5. 2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Penelitian Agama, Sosial, dan Budaya
1. Pengertian Penelitian Agama, Sosial, dan Budaya
Penelitian menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah
kegiatan pengumpulan, pengolahan, analisis, dan penyajian data yang
dilakukan secara sistematis dan objektif untuk memecahkan suatu persoalan
atau menguji suatu hipotesis untuk mengembangkan prinsip-prinsip umum.
Agama menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah ajaran,
sistem yang mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada
Tuhan Yang Mahakuasa serta tata kaidah yang berhubungan dengan
pergaulan manusia dan manusia serta lingkungannya.
Menurut J. G. Frazer, agama adalah suatu ketundukan atau penyerahan
diri kepada kekuatan yang lebih tinggi daripada manusia yang dipercaya
mengatur dan mengendalikan jalannya alam dan kehidupan manusia.
Jadi penelitian agama adalah suatu proses penelitian yang dilakukan untuk
mengetahui segala sesuatu yang berkaitan dengan manusia dan Tuhan. Untuk
penelitian agama sasarannya adalah sebagai doktrin. Menurut Juhaya S. Praja,
penelitan agama adalah penelitian tentang asal-usul agama, dan pemikiran
serta pemahaman penganut ajaran agama tersebut terhadap ajaran yang
terkandung didalamnya. Dengan demikian, jelas Juhaya, terhadap dua bidang
penelitian agama, yaitu sebagai berikut.
a. Penelitian tentang sumber ajaran agama yang telah melahirkan disiplin
ilmu tafsir dan ilmu hadits.
b. Pemikiran dan pemahaman terhadap ajaran yang terkandung dalam
sumber ajaran agama itu, yakni ushul al-fiqh yang merupakan metodologi
6. 3
ilmu agama. Penelitian dalam bidang ini telah melahirkan filsafat islam,
ilmu kalam, tasawuf dan fiqih.1
Sosial menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah berkenaan
dengan masyarakat atau suka memperhatikan kepentingan umum. Sasaran
penelitian agama sebagai sasaran penelitian sosial, yakni sosiologi agama.
Pada bagian ini, dikupas perdebatan tentang dimana letak ilmu sosial juga
tentang ilmu sosial dan teorinnya.
Ilmu sosial memandang dirinya lebih dekat dengan ilmu kealaman. Inti
ilmu kealaman adalah positivisme. Sesuatu itu baru dianggap sebagai ilmu
jika dapat diamati (observable), dapat diukur (measurable), dan dapat
dibuktikan (verifiable). Contoh : ilmu fisika, kimia dan biologi.2
Penelitian Ilmu Sosial menurut Prof. D.C. Marsh ilmu sosial menunjuk
kepada penerapan metode ilmiah untuk mempelajari jaringan-jaringan
hubungan manusia yang pelik dan rumit, dan bentuk-bentuk organisasi yang
dimaksudkan agar orang dapat hidup bersama dalam masyarakat.3
Jadi penelitian sosial adalah adalah suatu proses penelitian yang dilakukan
untuk mengetahui segala sesuatu yang berkaitan dengan kehidupan
masyarakat dengan interaksi sosial.
Budaya menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah pikiran,
akal budi, adat istiadat, sesuatu mengenai kebudayaan yang sudah
berkembang, sesuatu yg sudah menjadi kebiasaan yang sudah sukar diubah.
Meletakkan agama sebagai sasaran penelitian budaya tidaklah berarti
agama yang diteliti itu adalah hasil kreasi budaya manusia, sebagian agama
tetap diyakini sebagai wahyu dari Tuhan. Yang dimaksudkan bahwa
pendekatan yang digunakan adalah pendekatan penelitian yang lazim
digunakan dalam penelitian budaya.
1 AtangAbd. Hakim, Metodologi Studi Islam, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2012,hal. 61
2 M. Atho Mudzhar, PendekatanStudi Islam dalam Teori danPraktek,PustakaPelajar,Yogyakarta,1998, hal.13
3 Ibid, hal. 45
7. 4
Penelitian budaya adalah penelitian tentang naskah-naskah (filologi), alat-
alat ritus keagamaan, benda-banda purbakala agama (arkeologi), sejarah
agama, nilai-nilai dari mitos-mitos yang dianut para pemeluk agama dan
sebagainya.4
B. Islam Dijadikan Objek Kajian dan Penelitian
Menurut Moh. Nur Hakim bahwa tidak semua aspek agama khususnya islam
dapat menjadi objek studi. Dalam konteks khusus studi islam ada beberapa aspek
dari islam yang dapat menjadi objek yaitu:
1. Islam Sebagai Doktrin Agama
Islam sebagai doktrin agama dari Tuhan yang kebenarannya bagi para
pemeluknya sudah final dalam arti absolut dan diterima secara apa adanya.
Agama sebagai elemen yang sangat penting dalam kehidupan umat
manusia dapat dilihat dari dua segi yaitu dari segi isi dan dari segi bentuknya.
Dari segi isinya agama adalah ajaran atau wahyu Tuhan yang dengan
sendirinya tidak dapat dikategorikan sebagai kebudayaan. Sedangkan dari segi
bentuknya, agama dapat dipandang sebagai kebudayaan batin manusia yang
mengandung potensi psikologi yang mempengaruhi jalan hidup manusia.
Dengan demikian, yang dapat diteliti adalah pada bentuk atau praktik
yang tampak dalam kehidupan sosial yang dipandang sebagai kebudayaan
batin manusia.
Penelitian dapat dilakukan pada bentuk pengalaman dari ajaran agama
tersebut, misalnya kita dapat meneliti tingkat keimanan dan ketaqwaan yang
dianut masyarakat. Selain itu, penelitian agama juga dapat dilakukan dalam
upaya menggali ajaran-ajaran agama yang terdapat dalam kitab suci serta
kemungkinan aplikasinya sesuai dengan perkembanga zaman.
2. Islam Sebagai Gejala Budaya
4 M. Atho Mudzhar, PendekatanStudi Islam dalam Teori danPraktek,PustakaPelajar,Yogyakarta,1998, hal.37-38
8. 5
Pada mulanya, ilmu terbagi menjadi dua yaitu ilmu kealaman dan ilmu
budaya. Ilmu kealaman, seperti fisika, kimia, biologi dan lain-lain mempunyai
tujuan utama mencari hukum-hukum alam, mencari keteraturan-keteraturan
yang terjadi pada alam. Sedangkan ilmu budaya mempunyai sifat tidak
berulang, tetapi unik. Di dalam kebudayaan terdapat pengetahuan, keyakinan,
seni, moral, adat istiadat, dan sebagainya. Kesemuanya itu selanjutnya
digunakan sebagai kerangka acuan oleh seseorang dalam menjawab berbagai
masalah yang dihadapinya.
Kebudayaan yang demikian selanjutnya dapat pula digunakan untuk
memahami agama yang terdapat pada tataran empiris atau agama yang tampil
dalam bentuk formal yang menggejala di masyaarakat. Pengamalan agama
yang terdapat di masyarakat tersebut diproses oleh penganutnya dari sumber
agama, yaitu wahyu melalui penalaran. Misalnya, membaca kitab fiqih, maka
fiqih yang merupakan pelaksanaan dari nash Al-qur’an maupun Hadits sudah
melibatkan unsur penalaran dan kemampuan manusia. Dengan demikian,
agama menjadi membudaya atau membumi ditengah-tengah masyarakat.
Agama yang tampil dalam bentuknya yang demikian itu berkaitan dengan
kebudayaan yang berkembang di masyarakat tempat agama itu berkembang.
Dengan melalui pemahamaan terhadap kebudayaan tersebut, seseorang akan
dapat mengamalkan ajaran agama.
3. Islam Sebagai Interaksi Sosial
Membahas tentang realitas umat islam. Contohnya, interaksi antara orang-
orang yang beragama islam yang menggunakan norma-norma islam, termasuk
penelitian keislaman. Demikian juga pengamatan terhadap para pemeluk
islam dalam interaksinya dengan para pemeluk agama lain. Mereka
memahami dan mengekspresikan nilai-nilai islam dalam interaksi
antarapemeluk agama-agama yang berbeda. Itu semua dapat menjadi sasaran
penelitian agama.
9. 6
4. Islam Sebagai Produk Sejarah dan Sasaran Penelitian
Ada bagian islam menjadi produk sejarah. Teologi syi’ah adalah dari
wajah islam produk sejarah. Konsep khulafa al- rasyidin adalah produk
sejarah, seluruh bangunan sejarah islam klasik,tengah modern adalah produk
sejarah.andai kan islam tidak berkumpul dengan budaya jawa ,sejarahnya di
Indonesia akan lain lagi. Andai kata inggris tidak datang ke India sejarah
islam di anak benua itu tidak akan lain lagi. Demikianlah sebagian wajah
islam di belahan dunia adalah produk sejarah. TaSAWuf dan akhlak sebagai
ilmu adalah produk sejarah. Akhlak sebagai nilai sumber dari wahyu, tetapi
sebagai ilmu yang disistematisasi akhlak adalah produk sejarah.
Selain itu, produk islam yang berkembang dan sangat terkenal di
nusantara yakni tentang penyebaran islam di pulau jawa oleh para walisongo
yang menggunakan berbagai metode diantaranya pewayangan yang awalnya
ceritanya tentang mahabarata agama hindu, setelah islam masuk ceritanya
diadopsi ke dalam kancah cermin islam walaupun melalui kiasan dan ada pula
yang menggunakan metode syair atau tembang-tembang jawa yang
bernapaskan islam.
Dalam melakukan penelitian terdapat beberapa tahapan. Seperti halnya
penelitian agama, tahapan-tahapannya yaitu:
a. Tahap Pralapangan
Tahap pralapangan adalah segala persiapan yang diperlukan sebelum
terjun dalam kegiatan penelitian. Tahapannya antara lain:
1) Menyusun proposal penelitian
2) Memilih lapangan penelitian
3) Mengurus perizinan
4) Studi eksplorasi keadaan lapangan
5) Memilih informan
6) Menyiapkan perlengkapan penelitian
10. 7
b. Tahap Pekerjaan Lapangan
Tahap ini dapat dilakukan dengan pengumpulan data. Pengumpulan
data adalah prosedur yang sistematis dan standar untuk memperoleh data
yang diperlukan. Yaitu melalui tahapan sebagai berikut.
1) Observasi, merupakaan pengamatan menggunakan mata tanpa bantuan
alat-alat lain.
2) Wawancara
3) Angket (daftar pertanyaan)
c. Tahap Analisis Data.5
Peta Penelitian Agama
(Ahmad Syafi’i Mufid dalam Mochtar Affandi (ed.), 1996:34)6
Berkenaan dengan metode penelitian yang diperlukan, Ahmad Syafi’i
Mufid menjelaskan sebagai berikut. Apabila penelitian agama berkenaan
dengan pemikiran atau gagasan, maka metode-metode, seperti filsafat,
fisiologi adalah pilihan yang tepat. Apabila penelitian agama berkaitan dengan
5 DadangKahmad, MetodePenelitianAgama,CVPustaka Setia,Bandung, hal. 87
6 AtangAbd. Hakim, Metodologi Studi Islam, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2012,hal. 58
Wahyu/Agama
Terwujud dalam
bentuk pengetahuan
dan pemikiran manusia
Bukan objek
penelitian
Terwujud dalam sikap
dan tindakan manusia
Terwujud dalam
benda-benda suci atau
keramat
Objek penelitian
Filsafat/kebudayaan Ilmu sosial/sejarah Sains/antropologi/arkeologi
11. 8
sikap perilaku agama, maka metode ilmu-ilmu sosial, seperti sosiologi,
antropologi, dan psikologi merupakan metode yang paling tepat digunakan.
Sedangkan untuk penelitian yang berrkenaan dengan benda-benda
keagamaan, metode arkeologi atau metode-metode ilmu natural yang relevan
tepat digunakan. (Ahmad Syafi’i Mufid dalam Mochtar Affandi (ed.),
1996:35).7
C. Karakter Objek Penelitian Agama, Sosial, dan Budaya
Islam memiliki karakteristik yang dapat dikenali melalui konsepsinya dalam
berbagai bidang seperti bidang agama, ibadah, muamalah (kemanusiaan) yang
didalamnya termasuk masalah pendidikan, ilmu pengetahuan, kebudayaan, sosial,
ekonomi, politik, kehidupan, lingkungan hidup, kesehatan, pekerjaan serta islam
sebagai sebuah disiplin ilmu. Namun, di sini akan dibahas tentang karakter
agama, sosial, dan budaya. Yaitu sebagai berikut;
1. Karakter Agama
Menurut Nurcholis Madjid dalam karyanya yang berjudul Islam Doktrin
dan Peradaban, bahwa dalam bidang agama, islam mengakui adanya sebuah
aturan Tuhan (sunnah Allah) yang tidak akan berubah, sehingga juga tidak
mungkin dilawan atau diingkari.
Agama islam sangat menjunjung tinggi nilai-nilai saling memaafkan,
toleransi, tidak memaksa, saling menghargai, dan nilai-nilai kebijakan lainnya
yang terkait dengan hubungan antarsesama manusia. Misalnya saja
“Rasulullah SAW. Ketika membangun kota Madinah di mana islam, yahudi,
nasrani dapat hidup berdampingan dalam perdamaian”.
Karakterisistik ajaran islam dalam bidang agama tersebut di samping
mengakui adanya pluralisme sebagai suatu kenyataan, juga mengkui adanya
universalisme, yakni mengajarkan kepercayaan kepada Tuhan dan hari akhir,
7 AtangAbd. Hakim, Metodologi Studi Islam, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2012.hal. 62
12. 9
menyuruh berbuat baik, dan mengajak pada keselamatan. Inilah yang
selanjutnya dapat dijadikan landasan untuk membangun konsep toleransi
dalam beragama.
Dengan demikian, karakteristik agama islam dalam visi keagamaannya
bersifat toleransi, pemaaf, tidak memaksakan, dan saling menghargai karena
dalam pluralitas agama tersebut terdapat unsur kesamaan yaitu pengabdian
pada Tuhan.
Ada lima bentuk gejala agama yang perlu diperhatikan jika kita
hendak mempelajari suatu agama, diantaranya sebagai berikut.
a. Scripture atau naskah-naskah atau sumber ajaran dan simbol-simbol
agama.
b. Para penganut atau pemimpin atau pemuka agama, yaitu sikap, perilaku
dan penghayatan para penganutnya.
c. Ritus-ritus, lembaga-lembaga, dan ibadah-ibadah, seperti sholat, haji,
puasa, perkawinan, dan waris.
d. Alat-alat keagamaan, seperti masjid, gereja, lonceng, peci, dan
semacamnya.
e. Organisasi-organisasi keagamaan tempat para penganut agam berkumpul
dan berperan, seperti Nahdlotul Ulama, Muhammadiyah, Persis, Gereja
Katholik, Gereja Protestan, Syi’ah, dan lain-lain.8
2. Karakter Sosial
Karakteristik bidang sosial islam menjunjung tinggi tolong menolong,
saling menasihati tentang hak dan kesabaran, kesetiakawanan, egaliter
(kesamaan derajat), tenggang rasa dan kebersamaan. Menurut penelitian yang
dilakukan Jalaludin Rahmat, islam mendahulukan muamalah daripada ibadah,
memperhatikan aspek sosial daripada aspek kehidupan ritual. Muamalah lebih
luas daripada ibadah. Islam menilai bahwa ibadah yang di lakukan secara
8 M. Atho Mudzhar, PendekatanStudi Islam dalam Teori danPraktek,PustakaPelajar,Yogyakarta,1998, hal.13-14
13. 10
berjamaah atau bersama-sama dengan orang lain nilainya lebih tinggi
daripada sholat yang dilakukan secara perseorangan, dengan perbandingan 27
derajat. Ukuran ketinggian derajat manusia dalam pandangan islam bukan
ditentukan oleh nenek moyangnya, kebangsaannya, warna kulit, bahasa, jenis
kelamin, dan lain sebagainya yang berbau realistis. Kualitas dan ketinggian
derajat seseorang ditentukan oleh ketaqwaaannya yang di tunjukkan oleh
prestasi kerjanya yang bermanfaat bagi manusia. Atas dasar ukuran ini, maka
dalam islam semua orang memiliki kesempatan yang sama. Mobilitas vertikal
dalam arti yang sesungguhnya ada dalam islam, sementara sistem kelas yang
menghambat mobilitas sosial tersebut tidak di akui keberadaannya. Seseorang
yang berprestasi sesungguhnya berasal dari kalangan bawah,tetap dihargai
dan dapat meningkatkan keduduknnya serta mendapat hak-hak sesuai degan
prestasi yang dicapai.
3. Karakter Budaya
Karakteristik ajaran islam dalam bidang kebudayaan bersikap terbuka,
akomodatif, tetapi juga selektif. Yakni dari satu segi islam terbuka dan
akomodatif untuk menerima berbagai masukan dari luar, tetapi bersamaan
dengan itu islam juga selektif, yakni tidak tidak begitu saja menerima seluruh
jenis kebudayaan, melainkan kebudayaan yang sejalan dengan islam saja yang
diambil.
Karakteristik islam dalam bidang kebudayaan tersebut dapat pula di lihat
dari lima ayat pertama surat Al-Alaq. Pada surat tersebut terdapat kata iqra’
yang diulang sebanyak dua kali. Kata tersebut menurut A. Baiquni selain
berarti menbaca dalam arti biasa, juga berarti menelaah, mengobservasi,
membandingkan, mengukur, mendeskripsikan, menganalisis, penyimpulan
secara induktif.
14. 11
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Penelitian agama adalah suatu proses penelitian yang dilakukan untuk
mengetahui segala sesuatu yang berkaitan dengan manusia dan Tuhan. Jadi
penelitian sosial adalah adalah suatu proses penelitian yang dilakukan untuk
mengetahui segala sesuatu yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat
dengan interaksi sosial. Penelitian budaya adalah penelitian tentang naskah-
naskah (filologi), alat-alat ritus keagamaan, benda-banda purbakala agama
(arkeologi), sejarah agama, nilai-nilai dari mitos-mitos yang dianut para
pemeluk agama dan sebagainya.
Islam Dijadikan Objek Kajian dan Penelitian
a. Islam Sebagai Doktrin Agama
b. Islam Sebagai Gejala Budaya
c. Islam Sebagai Interaksi Sosial
d. Islam Sebagai Produk Sejarah dan Sasaran Penelitian
Berkenaan dengan metode penelitian yang diperlukan, Ahmad Syafi’i
Mufid menjelaskan sebagai berikut. Apabila penelitian agama berkenaan
dengan pemikiran atau gagasan, maka metode-metode, seperti filsafat,
fisiologi adalah pilihan yang tepat. Apabila penelitian agama berkaitan dengan
sikap perilaku agama, maka metode ilmu-ilmu sosial, seperti sosiologi,
antropologi, dan psikologi merupakan metode yang paling tepat digunakan.
Sedangkan untuk penelitian yang berrkenaan dengan benda-benda
keagamaan, metode arkeologi atau metode-metode ilmu natural yang relevan
tepat digunakan. (Ahmad Syafi’i Mufid dalam Mochtar Affandi (ed.),
1996:35).
15. 12
Karakterisistik ajaran islam dalam bidang agama yaitu mengakui adanya
pluralisme sebagai suatu kenyataan dan mengakui adanya universalisme.
Karakteristik bidang sosial islam menjunjung tinggi tolong menolong, saling
menasihati tentang hak dan kesabaran, kesetiakawanan, egaliter (kesamaan
derajat), tenggang rasa dan kebersamaan. Karakteristik ajaran islam dalam
bidang kebudayaan bersikap terbuka, akomodatif, tetapi juga selektif.
B. Saran
Semua yang telah tertulis di atas, kami sebagai penulis sadar masih
banyak kekurangan dan masih membutuhkan pengarahan serta bimbingan.
Oleh karena itu, kami mohon kritik dan saran dari pembaca.
16. DAFTAR PUSTAKA
Abuddin Nata. Metodologi Studi Islam. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.2012
Atho Mudzhar. Pendekatan Studi Islam dalam Teori dan Praktek. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.1998
Atang Abd Hakim dan Jaih Mubarok. Metodologi Studi Islam. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.2012
Dadang Kahmad. Metode Penelitian Agama. Bandung: CV Pustaka Setia.2000