1. MAKALAH
ILMU TAUHID,
SEJARAH DAN PERKEMBANGANNYA
Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah : Ilmu Tauhid
Dosen Pengampu Drs. H. Muhammad Afif, M.Pd.I
Kelompok 1 :
1. Azizatul Muna (1410110061)
2. Rois Mansur (1410110042)
3. Sya’idatur Rohmah (1410110076)
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS
JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
TAHUN 2015
2. “ILMU TAUHID,
SEJARAH DAN PERKEMBANGANNYA”
A. PENDAHULUAN
Inti dari ajaran agama islam adalah dalam kajian ketauhidan. Karena
itu dalam berbagai kitab maupun buku ditegaskan bahwa kewajiban pertama
seorang muslim adalah mempelajari tauhid. Dari kajian tauhid yang secara
mendalam dan dibarengi dengan dalil naqli serta dalil aqli, maka umat islam
diharapkan menjadi semakin kuat akidahnya.
Agama islam memerlukan tauhid sebagai dasar keyakinan. Tujuan
dibentuknya ilmu tauhid/kalam adalah usaha pemahaman yang dilakukan
para ulama (teolog muslim) tentang akidah islam yang terkandung dalam
dalil naqli (Al-Qur’an dan Hadits). Dan usaha pemahaman itu adalah
menetapkan, menjelaskan atau membela akidah islam, serta menolak akidah
yang salah dan yang bertentangan dengan akidah islam.
Tauhid, sebagaimana diketahui, membahas ajaran-ajaran dasar dari
agama islam. Setiap orang yang ingin menyelami seluk beluk agama islam
secara mendalam, perlu mempelajari tauhid. Mempelajari tauhid akan
memberi seseorang keyakinan – keyakinan yang berdasarkan pada landasan
kuat, yang tidak mudah di ombang – ambing oleh peredaran zaman.
Tujuan lain dari penyusunan makalah ini adalah untuk memberi
pandangan lebih dalam terhadap islam bagi pembaca – pembaca yang
biasanya mengetahui dan mengenal islam hanya dari sudut pandang hukum
atau fikih. Oleh karena itu dirasa perlu memperkenalkan islam secara
medalam dari aspek – aspek lain dan karangan ini berusaha
memperkenalkan islam dari tinjauan teologi.
Makalah ini mengandung uraian tentang pengertian, nama lain dari
tauhid, macam-macam ilmu tauhid, dan aliran – aliran teologi, bukan yang
hanya masih ada tetapi juga yang pernah terdapat dalam islam. Uraian
diberikan sedemikian rupa sehingga dalamnya tercakup sejarah
3. perkembangan dan ajaran – ajaran terpenting dari masing – masing aliran
atau golongan.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa definisi ilmu tauhid ?
2. Apa saja sebutan lain dari ilmu tauhid beserta macam – macam ilmu
tauhid ?
3. Bagaimana sejarah lahirnya ilmu tauhid ?
4. Bagaimana sejarah perkembangan ilmu tauhid dari masa ke masa ?
5. Bagaimana sejarah pertumbuhan aliran – aliran ilmu tauhid ?
C. PEMBAHASAN
1. Definisi Ilmu Tauhid
Arti dari ilmu tauhid ialah ilmu yang membicarakan tentang sifat –
sifat Allah SWT dan sifat – sifat para utusanNya yang terdiri dari sifat
yang wajib (yang pasti ada), sifat jaiz (yang mungkin ada) dan sifat yang
mustahil (yang tidak ada). Selain itu, juga membicarakan bagaimana
menetapkan kepercayaan – kepercayaan agama Islam dengan dalil – dalil
Naqli. Serta menolak akidah yang salah dan yang bertentangan dengan
akidah islam. Dan meyakini Allah-lah Sang pemberi kehidupan di alam
ini. 1
2. Sebutan Lain dari Ilmu Tauhid dan Macam – Macamnya
Akidah islamiyah bagi umat islam, menurut laporan sejarah
merupakan masalah keagamaan yang pertama – tama diperdebatkan,
sehingga mendorong lahirnya berbagai firqah (sekte) dalam islam yang di
latar belakangi faktor politik pada awal pertumbuhannya sepeninggal
Rasulullah SAW. Permasalahan aqidah inilah yang menjadi faktor utama
munculnya disiplin ilmu keislaman yang dikenal dengan nama Ilmu
1 Syekh Muhammad Abduh, Risalah Tauhid,Bulan Bintang,Jakarta,1974,hal.4
4. Tauhid atau juga disebut Ilmu Kalam, Ilmu Ushuluddin, Ilmu Aqa’id, dan
juga disebut Teologi Islam. 2
Macam – Macam Ilmu Tauhid diantaranya :
a. Tauhid Rububiyah
Tauhid Rububiyah yaitu mengesakan Allah dalam segala
perbuatanNya, dengan meyakini bahwa Dia sendiri yang menciptakan
segenap makhluk. Allah berfirman dalam QS. Az-Zukhruf ayat 87 :
ْنِئَل َوْْمُهَتلَأَسْْنَّمْْمُهَقَلَخْْوُقَيَلَّْْنُلُْْللاْىّٰنَأَفَْْنوُكَفؤُي
Artinya : “Dan sungguh jika kamu bertanya kepada mereka :
“Siapakah yang menciptakan mereka, niscaya mereka menjawab :
“Allah”, maka bagaimanakah mereka dapat dipalingkan (dari
menyembah Allah)”
b. Tauhid Uluhiyah
Tauhid uluhiyah adalah mengesakan Allah SWT dengan perbuatan
para hamba berdasarkan niat taqarrub yang disyariatkan seperti doa,
nadzar, kurban, takut, tawakkal, dsb. Dan jenis tauhid ini adalah inti
dakwah para rasul, karena tauhid ini adalah asas dan pondasi tempat
dibangunnya seluruh amal. Tanpa merealisasikannya, semua amal
ibadah tidak akan diterima. Allah berfirman dalam QS An-Nisa’ : 36
َللاُودُباع َوْْهِباوُك ِرشُتَالَوْْئاَيشِْْنيَدِلا َوالِب َّوْْاناَسِحاْىِذِب َّوْىٰبرُقالَْْيال َوى ٰٰٰتِْْنيِكٰسَٰال َوْ
ىِذ ِارَالج َوْىٰبرُقالِْْارَجال َوِْْبُنُجالِْْب ِاحَّصال َوِْْبنَجالِبِْْناب َوِْْليِبَّسالَْْكَلَامَمَوْتْ
ْمُكُناَٰيَاَِّْْناَْْللاْْب ِحُيَالْْنَمَْْانَكْا َروُخَفاالَتخُم
Artinya : “ Sembahlah Allah dan janganlah kamu
mempersekutukanNya dengan sesuatu pun. Dan berbuat baiklah
kepada dua orang ibu-bapak, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-
orang miskin, tetangga yang dekat dan yang jauh, dan teman sejawat,
2 Fathul Mufid, Ilmu Tauhid/Kalam,Sekolah Tinggi Agama IslamNegeri , Kudus,2009, hal.3
5. ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai
orang – orang yang sombong dan membanggakan diri.”
c. Tauhid Asma’ Wa Sifat
Tauhid asma’ wa sifat adalah beriman kepada nama-nama Allah dan
sifat – sifatNya. Allah berfirman dalam QS Al-Kahfi ayat 15 :
ِْءَالُؤٰهَْانُموَقْاوُذَخَّتاْْنِمْْهِنُودْْةَهِلٰاَْْالوَلَْْنوُتأَيْْمِهيَلَعْْانَطلُسِبْْنِيَبْْنََٰفَْْلِظاُْمِْْنَِّٰمْ
ى ٰرَتافْىَلَعِْْللاْابِذَك
Artinya : “kaum kami ini telah menjadikan selain Dia sebagai tuhan –
tuhan (untuk disembah). Mengapa mereka tidak mengemukakan
alasan yang terang (tentang kepercayaan mereka)? Siapakah yang
lebih zalim dari pada orang – orang yang mengada-adakan
kebohongan terhadap Allah?.”
3. Sejarah Lahirnya Ilmu Tauhid
Ada beberapa faktor yang telah melatar belakangi lahirnya ilmu
Tauhid, diantaranya :
a. Faktor Internal
1) Al-Qur’an
Al-Qur’an selain membawa ajaran untuk meng-Esakan Tuhan dan
membenarkan keutusan Nabi Muhammad SAW, di bagian – bagian
lain yang berhubungan dengan bidang akidah. Banyak ayat Al-
Qur’an yang mendorong umat manusia agar dengan akal
pikirannya mau memikirkan nikmat, hikmat dan kesempurnaan
segala ciptaan-Nya.
2) Kaum Muslimin
Pada awalnya, pemeluk agama islam menerima secara utuh apa
yang diajarkan agama tanpa harus mengadakan penyelidikan.
Sesudah itu datanglah persoalan agama yang dipicu karena semakin
banyaknya orang – orang non muslim yang masuk islam. Disinilah
6. kaum muslimin mulai memakai filsafat untuk memperkuat
argumen – argumennya. Kemudian datang pula orang – orang yang
mengumpulkan ayat – ayat Al-Qur’an. Oleh karena itu, timbullah
perbedaan dan perselisihan paham diantara mereka dan dari yang
demikian inilah yang merupakan faktor bagi timbulnya Ilmu
Tauhid.
3) Politik
Sejarah telah mencatat bahwa, ketika Nabi Muhammad SAW wafat
tidak ada ketentuan khusus untuk menetapkan siapa yang akan
menggantikannya sebagai “kepala negara”. Persoalan ini
mengakibatkan perdebatan yang sangat tajam, perpecahan serta
peperangan politik yang tercatat dalam sejarah islam.
Terbunuhnya Utsman bin Affan telah menjadi malapetaka besar
atas umat islam, sebab sejak saat itu umat islam mulai terpecah
secara politis menjadi beberapa sekte. Perselisihan dan perpecahan
yang bermula pada masalah politik segera merambat ke bidang
akidah.
b. Faktor Eksternal
1) Kepercayaan non Muslim
Problema akidah merupakan konsekuensi logis dari meluasnya
daerah dan kekuasaan islam. Meluasnya daerah kekuasaan islam ini
diikuti pula oleh banyaknya orang – orang non muslim yang masuk
islam. Tidak semua orang yang masuk islam itu dengan keikhlasan
hati, tetapi diantaranya mungkin ada yang karena terpaksa ataupun
karena motif – motif lain. Hal ini terbukti misalnya, setelah
Rosulullah SAW wafat dan Abu Bakar baru saja di bai’at
muncullah orang – orang yang murtad dari islam, ada yang
mengaku sebagai nabi.
7. 2) Filsafat
Perkembangan ilmu pengetahuan yang semakin maju mendorong
dalam usaha penterjemahan buku – buku filsafat ke dalam bahasa
arab. Dalam usaha penterjemahan itulah diantaranya ada yang
memasukkan dan menyebarkan faham – faham filsafat mereka ke
dalam agama islam dengan corak islami. Orang – orang yahudi dan
kristen berusaha menyerang islam dengan senjata filsafat,
bersamaan dengan itu kaum muslimin terdorong untuk mempelajari
dan mempergunakan filsafat di dalam usaha mempertahankan
islam, khususnya bidang akidah.
Filsafat sebagai salah satu faktor yang turut melahirkan ilmu kalam,
sekaligus juga turut membentuk, memberi corak dan mewarnainya.
Sebab di dalam ilmu kalam itu, Islam adalah sendinya, dengan
AlQur’an sebagai dalil Naqli yang pokok dari pada dalil aqli
(filsafat). 3
4. Sejarah Perkembangan Ilmu Tauhid dari Masa ke Masa
a. Perkembangan Ilmu Tauhid di Masa Nabi Muhammad SAW
Masa Rasulullah SAW merupakan periode pembinaan aqidah
dan peraturan – peraturan dengan prinsip kesatuan umat dan
kedaulatan Islam. Segala masalah yang kabur dikembalikan langsung
kepada Rasulullah SAW, sehingga beliau berhasil menghilangkan
perpecahan antara umatnya. Masing – masing pihak tentu
mempertahankan kebenaran pendapatnya dengan dalil – dalil,
sebagaimana telah terjadi dalam agama – agama sebelum Islam.
Rasulullah mengajak kaum muslimin untuk mentaati Allah SWT dan
Rasul-Nya serta menghindari dari perpecahan yang menyebabkan
timbulnya kelemahan dalam segala bidang sehingga menimbulkan
kekacauan. Allah SWT berfirman dalam QS al-Anfal ayat 46,
3 Fathul Mufid, Ilmu Tauhid/kalam,Sekolah Tinggi Agama IslamNegeri, kudus 2009, hal.6
8. ْالصابرين مع هللا ان واصبروا ريحكم وتذهب فتفشلوا تنازعوا وال ورسوله هللا واطيعوا
Artinya: “Dan taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya dan
janganlah kamu berbantah-bantahan, yang menyebabkan kamu
menjadi gentar dan hilang kekuatanmu dan bersabarlah.
Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar”.
Dengan demikian Tauhid di zaman Rasulullah SAW tidak
sampai kepada perdebatan dan polemik yang berkepanjangan, karena
Rasul sendiri menjadi penengahnya
b. Perkembangan Ilmu Tauhid di Masa Khulafaur Rasyidin
Setelah Rasulullah SAW wafat, dalam masa khalifah pertama
dan kedua, umat islam tidak sempat membahas dasar – dasar akidah
karena mereka sibuk menghadapi musuh dan berusaha
mempertahankan kesatuan dan kesatuan umat. Tidak pernah terjadi
perbedaan dalam bidang akidah. Mereka membaca dan memahamkan
al Qur’an tanpa mencari ta’wil dari ayat yang mereka baca. Mereka
mengikuti perintah alqur’an dan mereka menjauhi larangannya.
Mereka mensifatkan Allah SWT dengan apa yang Allah SWT sifatkan
sendiri. Dan mereka mensucikan Allah SWT dari sifat-sifat yang tidak
layak bagi keagungan Allah SWT. Apabila mereka menghadapi ayat –
ayat yang mutasyabihah mereka yang mengimaninya dengan
menyerahkan penta’wilannya kepada allah SWT sendiri.
Di masa khalifah ketiga akibat terjadi kekacauan politik yang
diakhiri dengan terbunuhnya khalifah Utsman. Umat Islam menjadi
terpecah menjadi beberapa golongan dan partai, barulah masing-
masing partai dan golongan-golongan itu dengan perkataan dan usaha
dan terbukalah pintu ta’wil bagi nas al Qur’an dan Hadits. Karena itu,
pembahasan mengenai akidah mulai subur dan berkembang,
selangkah demi selangkah dan kian hari kian membesar dan meluas.
9. 5. Sejarah Pertumbuhan Aliran – Aliran Ilmu Tauhid
Umar bin Khattab adalah sahabat Nabi yang bergairah kepada
Alqur’an dan lebih berpegang teguh kepadanya, yang oleh Nabi semasa
hidupnya pernah disebut sebagai orang yang paling mungkin menjadi
utusan Tuhan, seandainya Nabi sendiri bukan Rasul yang terakhir.
Khalifah kedua ini oleh mayoritas umat islam disepakati sebagai orang
beriman yang paling berhasil. Namun keadaan gemilang masa Umar itu
tak berlangsung lama.
Utsman bin Affan, penggantinya selaku khalifah ketiga, sekalipun
banyak mempunyai kelebihan dan jasa di bidang lain, namun dalam
kepemimpinannya dicatat sebagai orang yang lemah. Mulailah
bermunculan berbagai tuduhan yang dialamatkan kepada Utsman sebagai
bertindak kurang adil dan menderita nepotisme. Utsman dihadapkan
kepada berbagai gerakan protes masyarakat, yang umumnya
menghendaki turunnya Utsman dari kekhalifahan. Sekelompok orang –
orang dari Mesir datang ke Madinah, dan setelah tidak berhasil memaksa
Utsman turun dari jabatannya, mereka membunuh Khalifah ketiga itu.
Ali bin Abi Thalib terpilih sebagai pengganti Utsman, tetapi
pilihannya tidak mendapat suara bulat, ada kelompok tertentu yang tidak
setuju atas pengangkatan Ali. Kelompok pendukung Ali dikenal dengan
golongan Syi’ah. 4
Sedangkan golongan yang terang – terangan menentang Ali adalah
kelompok Muawiyah. Sehingga perang pun tak terhindarkan lagi yang
dikenal dengan perang Shiffin, yang berakhir dengan jalan kompromi.
Peristiwa itu menyebabkan sebagian pendukung Ali keluar dari
kelompok Ali.
Kemudian mereka bertindak sendiri dengan membentuk golongan
Khawarij. Prinsip utama kaum Khawarij bahwa, orang yang berdosa
besar adalah kafir, dalam arti keluar dari islam atau tegasnya murtad dan
oleh karena itu wajib dibunuh.
4 Fathul Mufid, Ilmu Tauhid/kalam,Sekolah Tinggi Agama IslamNegeri, kudus 2009, hal. 12
10. Pernyataan itu ditentang oleh suatu golongan yang dikenal dengan
sebutan Murjiah. Golongan murjiah yang prinsipnya “masih memberi
harapan” memang telah ada sebelum lahirnya Khawarij, tetapi dapat
dikenal setelah Khawarij melontarkan masalah status orang yang berdosa
besar. Aliran murjiah menegaskan bahwa orang yang berbuat besar tetap
masih mukmin dan bukan kafir. Adapun soal dosa yang dilakukannya,
terserah kepada Allah SWT untuk mengampuni atau tidak.
Oleh karena itu muncul berbagai aliran lagi yang menambah
deretan sekte dalam islam yaitu Qadariyah dan Jabariyah. Menurut
Qadariyah manusia mempunyai kemerdekaan dalam kehendak dan
perbuatannya. Sedangkan jabariyah berpendapat bahwa manusia tidak
mempunyai kehendak dalam perbuatannya. Manusia dalam segala
tingkah lakunya bertindak dengan paksaan dari Tuhan.
Aliran itulah yang menjadi terbentuknya aliran Mu’tazilah. Aliran
ini tidak sependapat dengan prinsip khawarij dan murjiah. Menurut aliran
mu’tazilah ini orang yang berdosa besar bukan kafir tetapi bukan pula
mikmin. Orang yang serupa dengan ini kata mereka mengambil posisi
diantara kedua posisi mukmin dan kafir yang dalam bahasa arabnya
terkenal dengan istilah al-manzilah bainal manzilataini (posisi diantara
dua posisi). 5
Aliran mu’tazilah pada masa ketika al-Makmun, al-watsiq, dan al-
Mu’tashim menjadi khalifah, umat islam yang tidak sepaham dengan
mu’tazilah mendapatkan perlakuan yang menyakitkan, yang dikenal
dengan mihnah. Keresahan dan ketakutan masyarakat akibat mihnah tadi
mendorong al-Asy’ari untuk segera bertindak, mengatasi dan
mengakhirinya.
Al-Asy’ari menempuh sistem jalan tengah antara akal dan wahyu.
Sikap inilah yang kemudian memberi ciri khusus mazhab Ahlus Sunnah
Wal Jamaah. Pikiran – pikirannya yang timbul denga jalan tengah dan
5 Harun Nasution, Teologi Islam,Universitas Indonesia(UI Press),Jakarta 1986,hal.7
11. moderat, maka aliran ini tumbuh menjadi kekuatan yang paling
berpengaruh bagi umat islam diseluruh dunia hingga saat ini.
Kemudian hampir bersamaan waktunya dengan Asy’ariyah muncul
aliran Maturidiyah, yang dibangun oleh Abu Mansur Al-Maturidi.
Menurutnya semua perbuatan manusia adalah dikehendaki oleh Tuhan.
Dan perbuatan – perbuatan yang jahat tidaklah diiringi oleh ridha tuhan.
Sekalipun aliran Maturidiyah dan aliran Ahlus Sunnah Wal Jamaah
nampak ada perbedaan pandangan, namun keduanya memiliki kesamaan
dalam hal membangun teologi yang benar menurut Al-Qur’an dan
Hadits.6
D. ANALISA
Dengan mengetahui dan memahami definisi ilmu Tauhid, nama lain
dari ilmu Tauhid, macam-macam ilmu Tauhid, sejarah lahirnya ilmu
Tauhid, sejarah perkrmbangan ilmu Tauhid dari masa ke masa, serta sejarah
perkembangan aliran-aliran dalam ilmu Tauhid, kita akan selalu menjadi
mukmin yang senantiasa mengesakan-Nya. Tiada sekutu bagi-Nya, dan
dialah satu-satunya Tuhan pencipta alam ini yang berhak untuk disembah
oleh semua makhluk ciptaan-Nya.
Perkrmbangan ilmu Tauhid muncul setelah wafatnya Nabi
Muhammad SAW. Pada saat kepemimpinan beliau, ilmu Tauhid belum ada
atau belum dibutuhkan, karena setiap ada masalah atau perdebatan Rasul
sendiri yang menjadi penengahnya. Ilmu Tauhid muncul karena memiliki
beberapa factor diantaranya: Banyak problem yaitu banyak orang-orang
yang masuk Islam, untuk membentengi akidah-akidah Islam dari akidah-
akidah di luar Islam, dan untuk memperkuat akidah-akidah orang Islam.
E. KESIMPULAN
Arti dari Ilmu Tauhid yaitu ilmu yang membahas tentang Meng-
Esakan Tuhan. Tidak ada sekutu bagiNya. Percaya bahwa Allah-lah Sang
6 Fathul Mufid, Ilmu Tauhid/kalam,Sekolah Tinggi Agama IslamNegeri, kudus 2009, hal. 14
12. pemilik kehidupan di alam ini. Mempelajari Tauhid hukumnya wajib bagi
seorang Muslim karena Aqidah merupakan dasar pertama dan utama dalam
islam. Nama lain dati Ilmu tauhid yaitu ilmu Kalam, Ilmu Aqidah, Ilmu
Ushuluddin, dan Teology Islam. Macam – macam dari ilmu tauhid
diantaranya :
1. Tauhid Rububiyah
2. Tauhid Uluhiyah
3. Tauhid Asma’ Wa Sifat
Ilmu tauhid mengalami perubahan dari masa ke masa yaitu, pada masa
Nabi Muhammad SAW belum terjadi konflik karena setiap ada masalah
selalu langsung disandarkan kepada beliau. Pada masa khulafaurrasyidin,
awal terjadinya kekacauan pada masa khalifah ke-3, yaitu pada masa
pemerintahan Usman bin Affan.
Dalam perjalanan sejarah islam terdapat firqoh – firqoh yang
mempunyai paham yang berbeda – beda atau bertentangan secara tajam
terhadap satu dengan yang lainnya. Munculnya ilmu tauhid dikarenakan
adanya permasalahan politik di masa Utsman bin Affan yang segera
merambat ke bidang akidah. Aliran aliran yang muncul diantaranya : Syiah,
muawiyah, khawarij, murjiah, qodariyah, jabariyah, mu’tazilah, ahlus
sunnah wal jamaah, dan maturidiyah.
F. PENUTUP
Penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyususnan makalah ini. Penulis menyadari bahwa
makalah ini kurang sempurna, maka dari itu kritik dan sarang bagi pembaca
sangat dibutuhkan. Semoga makalah ini bermanfaat bagi semua pihak yang
membaca.
13. DAFTAR PUSTAKA
Mufid, Fathul, Ilmu Tauhid / Kalam, (Kudus : Sekolah Tinggi Agama Islam
Negeri, 2009).
Hanafi, Ahmad, Pengantar Theology Islam, (Jakarta : PT. Al Husna Zikra, 1995).
Nasution, Harun, Muhammad Abduh dan Teologi Rasional Mu’tazilah, (Jakarta :
Universitas Indonesia UI-Press, 1987).
Hanafi, Ahmad, Theology Islam (Ilmu kalam), (Jakarta : Bulan Bintang, 1974).
Nasution, Harun, Teologi Islam Aliran – Aliran Sejarah Analisa Perbandingan,
(Jakarta : Universitas Indonesia UI-Press, 1986).
Rais, Amien, Tauhid Sosial, (Bandung : Mizan, 1998).
Abduh, Syekh Muhammad, Risalah Tauhid, (Jakarta : Bulan Bintang, 1974).
Alqur’an, surat Az-Zukhruf : 87, An-Nisa’ : 36, Al-Kahfi : 15, al-Anfal : 46.
http://fahmi-assaifi.blogspot.com/2013/11/sejarah-ilmu-tauhid.html
http://akbar-stmik.blogspot.com/2012/06/macam-macam-tauhid.html