Dokumen tersebut membahas tentang paritta, termasuk definisi, asal-usul, manfaat, dan kekuatan paritta. Paritta dijelaskan sebagai mantra Buddhis yang dibacakan untuk perlindungan dan kesejahteraan. Beberapa contoh paritta disebutkan beserta kisah dan maknanya. Kekuatan paritta berasal dari kebenaran, moral, kasih sayang, suara, dan konsentrasi. Pembacaan paritta dapat memberi manfaat jas
1. Namo tassa bhagavato Arahato Sammasambuddhassa
Namo tassa bhagavato Arahato Sammasambuddhassa
Namo tassa bhagavato Arahato Sammasambuddhassa
"Katâ me rakkhâ, katâ me parittâ"
Penangkal yang dibuat ini, semoga menjadi pelindung.
Ruby Santamoko S.Ag MM.Pd
3. Apakah manfaat paritta?
Bagaimana dan darimana paritta‐paritta berasal?
Apa arti paritta dalam keberadaan tingkat spiritual
kita?
Dan mungkin,
pertanyaan penting yang banyak ditanyakan adalah:
Apakah terdapat kebenaran dalam paritta?
Jika ada,pada bagian mana dari Tripitaka dapat kita
temui jawaban cemerlang terhadap
pertanyaan‐pertanyaan ini?
6. Kekuatan Paritta
Pembacaan paritta adalah merupakan usaha
untuk mengkondisikan perbuatan baik melalui
ucapan, pikiran dan perbuatan kita. Dengan
membaca paritta 15 menit, misalnya, maka
selama itu pula kita melakukan kebajikan.
Semakin banyak kita melakukan kebajikan, maka
akan mengkondisikan kamma baik kita berbuah
sesuai dengan harapan. Jadi, orang sakit, karena
banyak membaca paritta maka kamma baiknya
bisa berbuah dalam bentuk kesehatan. Oleh
karena itu, hal ini bukan karena sugesti, tapi
karena timbunan kamma baiknya sudah cukup
untuk berbuah sesuai dengan harapan.
7. Paritta memiliki kekuatan dengan
syarat-syarat sebagai berikut:
1. paritta tersebut isinya mengandung kebenaran sejati (sacca), bukan gubahan,
tambahan, yang tak mengandung arti == > the power of truth.
2. pembaca paritta maupun yang dibacakan paritta memiliki kekuatan moral (sila)
=== > the power of virtue.
3. paritta tersebut dan pembacanya memiliki makna dan kekuatan cinta kasih === >
the power of loving kindness.
4. paritta tersebut harus dibacakan dengan suara jelas, sesuai tanda bacanya, dan
harmonis. == > the power of sound.
5. paritta tersebut harus dibacakan dan didengarkan dengan penuh keyakinan
(saddha) == > the power of faith.
6. paritta tersebut harus dibacakan dengan penuh konsentrasi dan perhatian == >
the power of concentration & mindfulness. Kekuatan tersebut juga dipimpin oleh
kamma yang dibacakan paritta.
8. Kekuatan Kebenaran
"Kemanjuran" paritta disebabkan oleh gabungan beberapa faktor.
Pembacaan paritta merupakan ungkapan saccakiriya yaitu suatu
ungkapan pernyataan tentang Kebenaran. Kekuatan pernyataan
itu merupakan suatu perlindungan. Hal ini berarti
mengembangkan kekuatan kebenaran untuk mencapai hal yang
diinginkan. Pada akhir setiap sutta, pembaca memberkati
pendengarnya dengan kata-kata: "etena sacca vajjena sotthi te
hotu sabbada" artinya dengan kekuatan kebenaran kata-kata ini,
semoga engkau selamat dan sejahtera. Terdapat suatu ungkapan
bahwa, "kekuatan Dhamma atau Kebenaran akan melindungi
pengikut Dhamma" (Dhammo have rakkhati Dhammacarim), yang
jelas menunjukkan dasar pemikiran diadakannya pembacaan
paritta. Keyakinan akan kekuatan saccakiriya atau pernyataan
Kebenaran untuk dapat menyembuhkan penyakit ataupun
melindungi sebenarnya hanyalah salah satu segi manfaat dari
paritta.
9. Kekuatan Moral
Beberapa paritta mengungkapkan tentang hidup yang bermoral.
Titik awal dari Buddha-Dhamma adalah sila (moral). Melalui dasar
sila yang kuat seseorang akan mampu mencapai tingkat
konsentrasi pikiran. Apabila moral melindungi orang yang
melaksanakan, maka jika seseorang mendengarkan pembacaan
paritta dengan diiringi suatu perenungan akan Kebenaran kata-
kata Sang Buddha dan penuh keyakinan bahwa kata-kata itu
pernah diucapkan oleh orang yang telah mencapai Penerangan
Sempurna, maka ia akan memiliki pikiran yang dipenuhi oleh
moral tinggi sehingga ia mampu mengalahkan segala pengaruh
jahat dan ia juga akan terbebas dari kesulitan.
10. Kekuatan Cinta Kasih
Sabda-sabda Sang Buddha selalu berisikan cinta kasih. Beliau
berkelana di India melalui jalan-jalan raya, melewati kampung-
kampung dan menyinari serta menghangatkan semua makhluk
dengan pancaran sinar cinta kasihnya. Beliau memberi petunjuk,
menerangkan ajaranNya kepada banyak orang. Beliau membimbing
mereka yang mendengarkan ajaranNya mencapai kesempurnaan.
Oleh karena itu pembaca paritta juga diharapkan bertindak seperti
itu pula. Membaca paritta dengan hati penuh cinta kasih dan kasih
sayang, mengharapkan pendengarnya memperoleh kebahagiaan
serta perlindungan dari segala gangguan. Cinta kasih merupakan
tenaga yang aktif. Setiap tindakan yang didasari dengan cinta kasih
yang murni akan dilaksanakan dengan pikiran yang bersih. Tindakan
yang bertujuan untuk membantu, memberi semangat, melancarkan
jalan serta mempermudah mengatasi penderitaan, mendapat
Berkah Tertinggi.
11. Kekuatan Suara
Terdapat keyakinan bahwa getaran suara yang dihasilkan dari
pembacaan paritta-sutta berbahasa Pali dengan suara yang
nyaring dan merdu (harmonis dalam nada) akan menentramkan
syaraf serta menghasilkan ketenangan pikiran. Suara pembacaan
paritta yang nyaring dan merdu ini juga memberikan keselarasan
pada sistem jasmani.
Apakah pengaruh buruk yang timbul dari makhluk jahat dapat
ditanggulangi dengan pembacaan paritta-sutta? Pengaruh buruk
adalah akibat dari pikiran jahat. Oleh karena itu pengaruh buruk
ini dapat diatasi dengan pikiran yang sehat. Satu cara yang pasti
untuk menimbulkan keadaan pikiran yang sehat adalah
mendengarkan serta merenungi pembacaan paritta dengan
seluruh akal budi dan keyakinan. Demikian besar serta
dahsyatnya kekuatan konsentrasi sehingga dengan
memperhatikan sungguh-sungguh akan Kebenaran yang terdapat
dalam paritta, orang akan mampu mengembangkan keadaan
pikiran yang sehat.
12. didengarkan dengan penuh
keyakinan (saddha)
Mendengarkan pembacaan paritta dengan cara yang benar akan
membangkitkan tenaga untuk melindungi kemajuan duniawi serta kemajuan
batin.
Penyakit jasmani dan batin yang menjadi penyebab segala penderitaan dan
kemalangan hanya membutuhkan satu jenis obat saja. Obat itu adalah
Kebenaran Kesunyataan (Dhamma). Karena itulah mendengarkan Dhamma
melalui pembacaan paritta dengan sikap yang benar akan memberikan
manfaat. Manfaat yang diperoleh adalah keadaan pikiran yang sehat,
sehingga menimbulkan kesehatan jasmani serta batin dan juga kemajuan
material serta spritual. Pengaruh pembacaan paritta juga tidak terbatas oleh
jarak, mampu mengatasi jarak yang bagaimanapun jauhnya
13. paritta tersebut harus dibacakan dengan penuh
konsentrasi dan perhatian
Konsentrasi dan perhatian Pembacaan paritta-
sutta juga mampu mendatangkan berkah
material, dengan dicapainya keadaan pikiran
yang sehat melalui konsentrasi dan keyakinan
sewaktu mendengarkan pembacaan paritta.
Karena menurut Sang Buddha usaha yang benar
adalah faktor yang diperlukan untuk mengatasi
penderitaan.
14. Sekilas Tentang Paritta
1. MANGALA SUTTA
Pada suatu malam seorang dewa berjumpa
dengan Sang Buddha dan meminta penjelasan
mengenai berkah utama supaya dapat hidup
dalam keselamatan. Paritta ini digunakan untuk
perlindungan dari segala bahaya, tetapi juga
untuk mencapai keputusan dalam semua jenis
masalah. Dalam paritta ini terdapat tuntunan
tingkah laku yang akan membawa kepada
kebahagiaan.
15. 2. KARANIYA METTA SUTTA
Pada suatu ketika ada lima ratus orang bhikkhu tiba di hutan untuk berlatih
meditasi. Dewa-dewi yang tinggal di sana, yaitu di atas pohon-pohon, merasa
terganggu. Mereka terpaksa turun ke tanah untuk menghormati bhikkhu-
bhikkhu tersebut (supaya mereka tidak duduk lebih tinggi dari para bhikkhu).
Setelah beberapa hari dewa-dewi itu merasa hampa lalu menjelma menjadi
hantu dan memekik untuk menghalau mereka. Bhikkhu-bhikkhu itu lalu
kembali kepada Sang Buddha untuk mendapat nasihat. Sang Buddha
mengajarkan mereka sutta ini, lalu mereka kembali ke hutan tersebut dan
mengucapkan sutta yang sama. Setelah itu para dewa-dewi merasakan kasih
sayang yang dipancarkan dan mereka tidak menghalau para bhikkhu lagi.
Paritta kasih sayang ini dibacakan supaya para dewa dan hantu tidak
membahayakan atau mengganggu kita. Paritta ini mengajak kita untuk
mengembangkan perilaku yang dipe
16. 3. RATANA SUTTA
Pada suatu ketika, kota Vesali mengalami kekurangan makan
(famine) dan wabah penyakit (epidemic). Banyak orang yang
meninggal sehingga mayat mereka yang berbahu telah
menyebabkan hantu-hantu jahat datang ke Vesali. Karena tidak
bisa menyelesaikan ke tiga masalah ini, Raja Vesali memohon
bantuan kepada Sang Buddha. Sang Buddha datang dan
mengajarkan Ananda untuk membaca paritta ini selama tujuh
malam di sekeliling kota Vesali sambil memercikkan air yang ada
dalam patta (mangkok) Sang Buddha. Hantu-hantu meninggalkan
tempat itu, orang-orang yang menjadi sembuh dan masalahpun
terselesaikan.
17. 4. KHANDHA PARITTA
Dalam Culavagga (Vinaya Pitaka) terdapat kisah
seorang bhikkhu yang meninggal karena digigit
ular. Sang Buddha memberitahu pengikut-Nya
bahwa bhikkhu patut memancarkan pikiran
kasih sayang kepada ular dengan mengajarkan
paritta ini kepada mereka untuk mendapatkan
perlindungan. Paritta ini digunakan sebagai
suatu perlindungan dari ular dan semua
makhluk, terutama pada saat di dalam hutan.
18. 5. VATTAKA PARITTA
Dalam Jataka dikisahkan bahwa pada suatu
ketika terjadi kebakaran besar di dalam hutan,
untuk melindungi diri dari api yang
membahayakan maka anak burung itu ingat
kepada Sang Buddha dan membuat pernyataan
kebenaran. Api tersebut tidak dapat menjangkau
anak burung itu. Paritta yang mengandung
kebenaran ini dibacakan untuk perlindungan
dari bahaya api.
19. 6. Paritta Angulimala
adalah contoh dari pernyataan kebenaran yang luar biasa. Y.M. Angulimala yang
bertanggung jawab atas banyak pembunuhan sebelum ia menjadi seorang bhikkhu.
Pada saat beliau sedang berkeliling, melihat seorang ibu yang mengalami kesulitan
dalam melahirkan. Tergerak oleh rasa kasih sayang, melaporkan hal ini kepada
Buddha, yang melaporkan Angulimala Paritta sebagai berikut : “semenjak kelahiranku
sebagai ariya, aku tidak pernah dengan sengaja menghancurkan kehidupan makhluk
hidup. Dengan kekuatan kebenaran ini semoga engkau menjadi selamat dan anakmu
juga”. Dengan Paritta itu dia menemui ibu yang menderita dan duduk dibalik kain
pembatas, lalu membacakan Paritta itu. Dengan segera ia melahirkan dengan mudah.
Pengaruh dari paritta ini masih ada hingga sekarang. Biasanya di negara-negara
buddhis khususnya Thailand, Paritta ini dibacakan oleh sangha untuk ibu yang sedang
hamil, atau diuncarkan oleh keluarga yang sedang hamil. Bahkan bayi yang posisinya
sungsang dalam rahim/kandungan, kadangkala membenarkan posisinya berkat
kekuatan paritta ini. Sebuah pikiran yang tak terlihat dapat menyelamatkan atau
menghancurkan dunia. “Apa yang dapat dibuat oleh pikiran, pikiran dapat pula tidak
menjadikan”.
20. Adapun manfaat pembacaan paritta antara lain:
1. Kita membaca dan mengucapkan sesuatu yang baik,
dengan demikian kita telah melakukan kamma baik
setidaknya melalui pikiran dan ucapan (untuk itu
penting bagi seseorang yang membaca dan memahami
makna paritta dari terjemahannya).
2. Membaca Paritta berarti kita berupaya untuk
memahami apa yang sebelumnya kurang kita pahami.
3. Membaca Paritta berarti mengulang khotbah-
khotbah Buddha Gautama (walaupun tidak semua
paritta berasal dari khotbah Buddha), dengan demikian
kita telah melestarikan kelangsungan ajaran Buddha.
21. Dalam hal ini perlu kita ingat kembali kata-kata dari Y.A.
Nagasena dalam menjawab pertanyaan Raja Milinda.
Pertanyaan Raja Milinda adalah mengapa pembacaan
paritta tidak mampu melindungi seseorang dari kematian.
Jawaban Y.A. Nagasena, yaitu pembacaan paritta tidak berhasil
oleh tiga hal:
1. halangan kamma (kammavarana).
2. halangan berasal dari kekotoran batin (kilesavarana).
3. halangan karena kurang keyakinan (asadhanataya).
22. Kamma berarti tindakan, bukan hasil tindakan. Oleh karena itu tindakan
dapat dinetralisir dengan tindakan yang lain. Kamma bukanlah sesuatu yang
bersifat statis melainkan selalu berubah. Di sini berarti bahwa tindakan harus
selalu ditingkatkan ke arah yang baik (berguna), sehingga tindakan yang telah
terjadi dapat dinetralisir oleh tindakan yang lain.
Oleh karena itu tindakan yang tidak baik dari pendengar pembacaan paritta
akan mengakibatkan pengaruh yang buruk bagi dirinya sendiri.
Apabila pikiran pendengar dikotori dengan pikiran jahat, maka hasil positif
yang diharapkan dari pembacaan paritta tidak akan pernah dapat
terwujudkan. Namun, meskipun demikian pendengar yang memiliki pikiran
tidak bersih itu, jika ia memiliki keyakinan yang kuat akan "kemanjuran"
paritta itu maka unsur penting ini dapat membantu tercapainya hal yang
diinginkan.
23. Agar kekuatan-kekuatan dari pembacaan paritta ini
dapat mewujudkan tujuan yang akan dicapai, Umat
Buddha selalu melaksanakan Sila, Samadhi dan Pañña di
dalam hidupnya. Dengan sikap hidup yang demikian,
maka pikiran selalu bersih, bebas dari kekotoran batin.
Dengan pikiran yang bersih maka penangkal yang dibuat
akan menjadi perlindungan yang aman