Lesson 7 membahas tentang pelayanan Yesus kepada mereka yang memerlukan seperti orang miskin, sakit, buta dan lumpuh. Alkitab memberikan contoh-contoh seperti Yesus yang menyembuhkan orang sakit dan memberitakan Injil kepada orang miskin, serta Ayub yang membantu orang-orang yang memerlukan. Kita diajak untuk belajar dari contoh-contoh tersebut dan berbuat baik kepada saudara-
3. Tuhan peduli mereka yang memerlukan:
Pelayanan Yesus
Hukum kemanusiaan
Contoh-contoh Alkitab:
Memperhatikan orang miskin
Merawat mereka yang memerlukan
Siapakah saudara-saudara Yesus yang paling hina?
Orang yang lapar, yang haus, yang mengembara, yang mengemis,
yang sakit, yang dipenjarakan (Mat 25:37-40). Ayat-ayat Alkitab
lainnya menyebutkan orang tuli, buta, dan lumpuh.
Mari pelajari beberapa contoh Alkitab untuk mempelajari bagaimana
kita harus memperlakukan “saudara-Ku yang paling hina.”
Terakhir, tanyakan pada diri Anda: Apa yang dapat saya lakukan
untuk membantu saudara-saudara Yesus yang paling hina?
4.
5. “Dan Yesus menjawab mereka: "Pergilah, dan katakanlah kepada Yohanes apa yang kamu lihat dan
kamu dengar: Orang buta melihat, orang lumpuh berjalan, orang kusta menjadi tahir, orang tuli
mendengar, orang mati dibangkitkan dan kepada orang miskin diberitakan kabar baik.” (Lukas 7:22)
Yesus membaca Yesaya 61:1-2 di Sinagoga Nazaret. Bagian ini adalah
definisi dari pelayanan Mesias.
Yesus memperlakukan mereka yang memerlukan dengan sangat berbeda
dari cara mereka biasanya diperlakukan pada waktu itu.
Orang mengira mereka menderita karena
dosa-dosa mereka, jadi mereka
diperlakukan seolah-olah telah dikutuk oleh
Tuhan. Yesus mengasihi mereka dan melihat
mereka sebagai warga Kerajaan Surga.
Ia berusaha memenuhi keperluan mereka
dan membagikan kabar pengharapan Injil
kepada mereka.
6. “Jika sekiranya ada di antaramu seorang miskin, salah seorang saudaramu di dalam salah satu
tempatmu, di negeri yang diberikan kepadamu oleh TUHAN, Allahmu, maka janganlah engkau
menegarkan hati ataupun menggenggam tangan terhadap saudaramu yang miskin itu,” (Ulangan 15:7)
Kemiskinan tidak akan pernah terhapuskan (Ulangan 15:11;
Mrk 14:7). Oleh karena itu, Allah memberikan hukum kepada
bangsa Israel untuk membela mereka yang memerlukan:
Keluaran 23:10-11 Imamat 19:14 Imamat 23:22
Tuhan menjanjikan berkat bagi
mereka yang menolong mereka
(Mzm 41:1; Ams 28:27).
Kasih Tuhan bagi mereka yang
memerlukan merupakan
inspirasi bagi kita. Bagaimana
mungkin kita tidak mengasihi
dan memperhatikan mereka
yang memerlukan?
7.
8. ORANG MUDA
YANG KAYA
Yesus memintanya untuk
memberi kepada orang miskin
Dia harus memberikan
segalanya
Dia menolak Yesus
Yesus menjadi sedih karena
keserakahannya akan uang
ZAKHEUS
Dia rela menawarkan untuk
memberi kepada orang miskin
Dia harus memberikan
setengah dari kekayaannya
Dia menerima Yesus
Yesus senang karena ia telah
menerima keselamatan
Ada persamaan antara kisah orang muda yang kaya (Mat 19:16-22; Mrk 10:17-22; Luk
18:18-23) dan kisah Zakheus (Luk 19:1-10). Cara mereka memperlakukan orang miskin
mencerminkan hati mereka dan hubungan mereka dengan Yesus.
PERSAMAAN
Keduanya kaya
Keduanya ingin
bertemu Yesus
Keduanya merindukan
hidup yang kekal
PERBEDAAN
9. “Lalu bertanyalah TUHAN kepada Iblis: "Apakah engkau memperhatikan hamba-Ku Ayub?
Sebab tiada seorang pun di bumi seperti dia, yang demikian saleh dan jujur, yang takut akan
Allah dan menjauhi kejahatan.” (Ayub 1:8)
Mengapa Ayub adalah “orang yang tidak bercela?” Ayub 29:12-16.
Aku menyelamatkan orang miskin yang menangis minta tolong (12a)
Dan membantu anak yatim yang tidak memiliki siapa pun (12b)
Orang yang sekarat memberkati saya (13a)
Aku membuat hati janda itu bernyanyi (13b)
Aku mengenakan kebenaran dan keadilan sebagai pakaianku (14)
Aku menjadi mata bagi orang buta (15a)
Dan kaki bagi orang lumpuh (15b)
Aku adalah seorang bapa bagi yang memerlukan (16a)
Aku mengambil kasus orang asing (16b)
Mari belajar dari Ayub. Dia proaktif dengan
mengidentifikasi keperluan di sekitarnya
dan bertindak sesuai dengan itu.
10. “Banyak orang yang baginya kehidupan adalah suatu
pergumulan yang menyakitkan; mereka merasakan
kekurangan mereka dan merasa sengsara dan tidak
percaya; mereka pikir mereka tidak mempunyai apa-
apa untuk disyukuri. Kata-kata ramah, pandangan
simpati, pernyataan penghargaan, kepada banyak
orang yang sedang bergumul dan kesunyian akan
bagaikan semangkuk air kepada orang dahaga.
Perkataan simpati, perbuatan baik, akan mengangkat
beban berat yang menekan bahu orang-orang lelah.
Dan setiap kata atau perbuatan baik yang tidak
mementingkan diri adalah suatu pernyataan kasih
Kristus untuk umat manusia yang sesat.”
E. G. W. (Thoughts From the Mount of Blessing, cp. 2, p. 23)