SI-PI, Sandy Setiawan, Hapzi Ali, Siklus Proses Bisnis Mendukung Buku Besar dan Siklus Pelaporan Serta Mengidentifikasi Major Threat, Universitas Mercubuana, 2017
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
SIKLUS BUKU BESAR DAN PELAPORAN
1. SISTEM INFORMASI DAN PENGENDALIAN INTERNAL
DOSEN : PROF. DR. IR. HAPZI ALI, MM, CMA
TENTANG
SIKLUS PROSES BISNIS MENDUKUNG BUKU BESAR (GENERAL
LEDGER) DAN SIKLUS PELAPORAN SERTA MENGIDENTIFIKASI
MAJOR THREAT DALAM AKTIVITAS PELAPORAN DAN
MENGEVALUASI KECUKUPAN PENGENDALIAN INTERNAL
OLEH :
SANDY SETIAWAN
55516120017
MAGISTER AKUNTANSI
PROGRAM PASCASARJANA (S2)
UNIVERSITAS MERCUBUANA
2017
2. Quiz :
1. Seperti apakah buku besar (general ledger) dan siklus pelaporan pada perusahaan saudara
atau yang saudara ketahui dan banyak digunakan di perusahaan.
2. Apa yang saudara ketahui tentang identifikasi major threat dalam aktivitas pelaporan dan
mengevaluasi kecukupan pengendalian internal.
Jawab :
1. Sistem buku besar dan sistem pelaporan keuangan merupakan dua sistem yang
mempunyai interdependensi operasional sehingga keduanya dipandang sebagai satu
sistem tunggal yaitu sistem buku besar dan pelaporan keuangan. General Ledger and
Report System (GLARS) mencakup proses-proses di tempat untuk memperbarui akun
buku besar dan menyiapkan laporan yang merangkum hasil kegiatan organisasi.
Kegiatan dasar dalam General Ledger and Report System adalah :
• Update buku besar
• Posting jurnal penyesuaian
• Menyusun laporan keuangan
• Menghasilkan laporan manajerial
• Tiga hal pertama merupakan langkah dasar dalam siklus akuntansi
Salah satu fungsi utama dari General Ledger and Report System adalah untuk
mengumpulkan dan mengatur data dari:
• Masing-masing subsistem siklus akuntansi, yang menyediakan entri ringkasan
yang berkaitan dengan kegiatan rutin dalam siklus tersebut.
• Bendahara, yang memberikan masukan sehubungan dengan kegiatan non-rutin
seperti transaksi dengan kreditor dan investor.
• Departemen anggaran, yang memberikan nomor anggaran.
• Controller, yang menyediakan jurnal penyesuaian
• Informasi harus diorganisir untuk memenuhi kebutuhan pengguna internal dan
eksternal.
• Sistem ini harus dirancang untuk menghasilkan laporan periodik teratur dan untuk
mendukung pertanyaan real-time.
3. Update Umum Buku Besar
Kegiatan update umum Buku Besar merupakan posting yang berasal dari 2 sumber
yaitu Siklus transaksi (siklus pendapatan, pengeluaran, sistem akuntansi biaya, dan
sistem penggajian) untuk transaksi rutin, dan kepada bagian keuangan, untuk transaksi
non-rutin seperti pengeluaran dan penarikan obligasi serta pengeluaran dan penarikan
saham. Jurnal yang digunakan untuk memperbaharui catatan buku besar dapat
didokumentasikan dalam sebuah dokumen yang disebut jurnal voucer. Dokumen ini
merupakan produk sampingan dari proses posting dan bukan merupakan input. Namun
dokumen ini cukup penting dalam proses penelusuran bagi seorang auditor.
Memperbarui buku besar terdiri dari dua sumber yaitu:
Entri ringkasan jurnal transaksi rutin dari subsistem akuntansi.
Jurnal individu entri untuk transaksi non-rutin dari bendahara. Contoh: Penerbitan
atau pembayaran utang dan bunga yang terkait.
Penerbitan atau pembelian kembali saham perusahaan dan membayar dividen pada
saham itu.
Entri jurnal sering didokumentasikan pada formulir yang disebut voucher jurnal.
Setelah memperbarui buku besar (GL), jurnal disimpan dalam file voucher jurnal.
Posting Jurnal Penyesuaian
Pada tahap kedua siklus buku besar dan pelaporan adalah pembukuan transaksi
penyesuaian. Jurnal penyesuaian berasal dari controller pada setiap akhir periode
akuntansi (bulan, kuartal, tahun, dll) dan setelah neraca saldo awal telah disiapkan.
Neraca saldo berisi daftar saldo untuk semua rekening GL. Jika dicatat dengan benar,
total semua saldo debit sama dengan total dari semua saldo kredit.
Ada 5 jenis jurnal penyesuaian yaitu:
1. Accruals
Accrual merupakan jurnal yang dibuat pada akhir periode untuk mencatat transaksi
yang telah terjadi namun belum dilakukan pembayaran atau belum ada penerimaan
kas, contohnya pendapatan bunga dan utang gaji.
2. Deferrals
4. Deferral merupakan jurnal yang dibuat pada akhir periode untuk mencatat transaksi
perubahan status kas yang telah diterima atau dibayarkan sebelum jasa diberikan
atau diterima. Contohnya pengakuan terhadap pendapatan atau biaya yang telah
diterima kasnya atau dibayarkan sebelum akhir periode dan pada periode ini
sebagian telah diakui.
3. Estimates
Estimates merupakan jurnal yang dibuat pada akhir periode untuk pencatatan
transaksi biaya yang terjadi dalam beberapa periode akuntansi. Contohnya
depresiasi dan biaya kerugian piutang.
4. Re-evaluations
Re-evaluations merupakan jurnal yang dibuat pada akhir periode untuk mencatat
selisih antara angka yang tercatat dan angka dari hasil perhitungan fisik asset atau
sebagai akibat perubahan kebijakan akuntansi yang dilakukan.
5. Error corrections
Error-correction merupakan jurnal yang dibuat pada akhir periode untuk mencatat
koreksi kesalahan dalam rekening-rekening buku besar.
Menyusun Laporan Keuangan
Tahap ketiga dalam siklus ini adalah penyusunan laporan keuangan. Laporan laba-
rugi harus dibuat pertama kali, dengan menggunakan data dari saldo-saldo rekening
pendapatan dan biaya yang tercantumkan dalam neraca saldo setelah disesuaikan. Tahap
kedua adalah membuat neraca. Untuk membuat neraca ada 2 alternatif yang dapat yang
dapat dilakukan, yaitu: (1) menyusun terlebih dahulu laporan perubahan modal,
kemudian menyusun neraca dengan menggunaan data neraca saldo setelah disesuaikan
ditambah data dari laporan perubahan modal, (2) menutup buku (menihilkan saldo
rekening- rekening pendapatan dan biaya, dan mentransfer laba bersih ke rekening laba
ditahan atau rekening modal), dan menyusun neraca. Jika proses pada alternatif kedua itu
dilakukan dengan menggunakan cara manual, hal ini umumnya dilakukan setiap akhir
periode saja (setahun sekali). Dengan menggunakan komputer, maka proses tersebut
pada periode-periode yang lebih pendek. Tahap ketiga, laporan yang dibuat adalah
laporan arus kas. Laporan ini disusun dengan menggunakan data dari neraca dan laba
rugi ditambah informasi tentang kegiatan pendanaan dan investasi.
Kegiatan dalam penyusunan laporan keuangan adalah sebagai berikut:
5. 1. Susunlah laporan laba rugi
2. Siapkan ayat jurnal penutup
3. Siapkan laporan ekuitas pemegang saham
4. Siapkan neraca keuangan
5. Siapkan laporan arus kas
Penyusunan Laporan Manajerial
Tahap akhir dari siklus buku besar dan pelaporan adalah pembuatan berbagai macam
laporan manajemen. Pada dasarnya laporan manajemen dibagi menjadi dua, yaitu : (1)
laporan kontrol buku besar dan (2) anggaran. Laporan kontrol buku besar antara lain
berupa daftar jurnal voucher yang diurutkan atas dasar nomor urut, nomor (kode)
rekening, tanggal dan daftar saldo rekening. Laporan ini digunakan untuk mengecek
ketelitian proses posting. Sedangkan laporan anggaran digunakan untuk keperluan
perencanaan dan penilaian kinerja. Anggaran operasional berisi anggaran pengeluaran
dan pendapatan untuk setiap unit dalam organisasi. Anggaran pengeluaran modal
menunjukan rencana arus masuk dan arus keluar kas untuk setiap proyek. Anggaran arus
kas membandingkan estimasi arus kas dengan rencananya dan digunakan untuk
menentukan kebutuhan kas. Laporan anggaran dan kinerja harus didasarkan pada
akuntansi pertanggungjawaban.
Isi laporan kinerja anggaran harus disesuaikan dengan sifat unit yang sedang dievaluasi.
Pusat biaya
Pusat pendapatan
Pusat laba
Pusat investasi
Dalam buku besar dan sistem pelaporan (siklus pelaporan), sebuah Accounting
Information System yang dirancang dengan baik harus menyediakan pengendalian yang
memadai untuk memastikan bahwa tujuan-tujuan berikut terpenuhi:
Semua transaksi diotorisasi dengan benar
Semua transaksi yang dicatat valid
Semua transaksi yang valid dan resmi dicatat
Semua transaksi dicatat dengan akurat
Aset sudah terjamin dari kehilangan atau pencurian
Aktivitas bisnis yang dilakukan efisien dan efektif
6. Perusahaan ini dalam mematuhi semua hukum dan peraturan yang berlaku
Semua pengungkapan penuh dan adil
Ada beberapa tindakan perusahaan yang harus di lakukan sehubungan dengan siklus
untuk mengurangi ancaman dari kesalahan atau penyimpangan, sebagai berikut:
1. Menggunakan, dokumen mudah lengkap sederhana dengan instruksi yang jelas
(meningkatkan akurasi dan reliabilitas).
2. Menggunakan kontrol aplikasi yang sesuai, seperti pemeriksaan validitas dan
pemeriksaan lapangan (meningkatkan akurasi dan reliabilitas).
3. Menyediakan ruang pada bentuk untuk merekam yang selesai dan yang dikaji
bentuk (mendorong otorisasi yang tepat dan akuntabilitas).
4. Dokumen pra-penomoran (mendorong pencatatan transaksi yang valid dan hanya
berlaku).
5. Membatasi akses ke dokumen kosong (mengurangi risiko transaksi yang tidak sah).
Contoh Buku Besar (General Ledger) yang digunakan di beberapa perusahaan
pada umumnya :
2. Ancaman dan Pengendalian dalam Sistem Informasi Buku Besar (General ledger)
1. Kesalahan (error) dalam mengupdate general ledger dan pembuatan laporan
keuangan.
Kesalahan yang terjadi ketika mengupdate general ledger dapat mempengaruhi
pengambilan keputusan yang tidak tepat karena menyajikan informasi yang keliru
7. dalam laporan keuangan. Prosedur pengendalian yang dapat diterapkan untuk
ancaman ini adalah dengan input edit and processing controls, reconciliations and
control reports dan audit trail.
Pemeriksaan validitas
Pemeriksaan Field (Format)
Pemeriksaan saldo nol
Uji kelengkapan
Verifikasi closed-loop
Membuat file ayat jurnal penyesuaian standar untuk ayat jurnal penyesuaian yang
berulang untuk setiap periode, seperti biaya depresiasi
Pemeriksaan tanda dari saldo akun buku besar, saat pembaruan selesai, untuk
memverifikasi saldonya telah benar (debit atau kredit)
Menghitung total run-to-run untuk memverifikasi akurasi pemprosesan batch
voucher jurnal
2. Kehilangan, akses tidak berwenang, atau pengubahan terhadap data keuangan.
General ledger merupakan komponen kunci dalam sistem informasi akuntansi
perusahaan. Akses yang dilakukan oleh pihak yang tidak berwenang dapat
menyebabkan kerahasiaan data perusahaan terbongkar yang mungkin akan
dimanfaatkan oleh kompetitor yang ada. Pengendalian yang dapat diterapkan untuk
mencegah terjadinya akses oleh pihak yang tidak berwenang dapat dilakukan dengan
cara penggunaan username dan password.
Akses tanpa otorisasi ke buku besar dapat mengakibatkan kebocoran data rahasia
ke pesaing atau kerusakan buku besar. Oleh karenanya perlu memiliki
pengendalian yang memadai agar dapat mencegah akses tanpa otorisasi ke buku
besar.
ID dan pasword pemakai harus digunakan untuk mengendalikan akses ke buku
besar dan pemisahan tugas yang benar.
Pengendalian atas pembuatan catatan voucher jurnal karena mengotorisasi
perubahan saldo akun buku besar.
3. Poor Performance.
Perusahaan mesti menyediakan informasi kepada banyak pihak ekternal, termasuk
pemerintah, investor, dan creditor. Perusahaan juga membuat laporan pengendalian
8. untuk digunakan dalam pengelolaan operasi. Merancang ulang proses bisnis
memberikan kesempatan tambahan untuk memperbaiki efisiensi dan efektivitas.
Buku besar merupakan komponen kunci dari sistem informasi akuntansi
organisasi.pengendalian cadangan mencakup hal-hal sebagai berikut :
a. Pengunaan label file internal dan eksternal untuk melindungi buku besar yang
terakhir dari kerusakan tanpa disengaja.
b. Pembuatan cadangan buku besar secara rutin paling tidak dua salinan cadangan
buku besar harus ada.satu salinan disimpan dilokasi perusahaan satunya disimpan
diluar perusahaan.
Subsistem Dasar dalam Sistem Informasi Akuntansi:
Subsistem dasar dalam sistem informasi akuntansi ada 5 siklus subsistem yang
terdiri dari pelaku, serangkaian prosedur, dan teknologi informasi (Romney &
Steinbart, 2006), yaitu :
a. Expenditure Cycle (Siklus Pembelian)
b. Production Cycle/Conversion Cycle (Siklus Produksi)
c. Revenue Cycle (Siklus Penjualan)
d. Human Resource/Payroll Cycle (Siklus Penggajian)
e. Financing Cycle (Siklus Keuangan)
Kelima siklus di atas memberikan data transaksi pada General Ledger & Reporting
Systems (Siklus Pencatatan) untuk pencatatan dan komunikasi informasi. General
Ledger & Reporting Systems meliputi semua kegiatan yang berhubungan dengan
penyiapan laporan keuangan dan laporan manajerial lainnya, termasuk transaksi yang
tidak rutin dan jurnal penyesuaian yang beraneka ragam.
9. Forum :
Menurut saudara apa dampak perkembangan TI seperti dalam implementasi eXtensible
Bussiness Reporting Language (XBRL) berbasis web pada suatu perusahaan, berikan contoh
implementasinya pada perusahaan saudara atau contoh lain yang saudara ketahui !
Jawab :
XBRL merupakan singkatan dari eXtensible Business Reporting Language. XBRL pada
dasarnya merupakan upaya untuk menambahkan suatu deskripsi terstandar (tagging) pada
informasi bisnis dan keuangan (termasuk laporan keuangan). XBRL menerapkan konsep
metadata. XBRL bersifat free standard, dikembangkan dan diawasi pemanfaatannya oleh
XBRL International Consortium (www.xbrl.org), suatu lembaga nirlaba internasional. XBRL
dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kemampuan sistem pelaporan secara elektronik.
Untuk mempermudah pemahaman, XBRL dapat disamakan dengan pemberian 'barcode' pada
informasi atau data sehingga akan mempermudah user dalam membaca laporan,
mengelompokkan informasi, dan menganalisisnya secara cepat. XBRL seringkali dipahami
secara kurang tepat. XBRL bukanlah suatu merk software atau aplikasi, yang akan
menggantikan aplikasi atau sistem yang sudah ada. XBRL bukanlah suatu standar akuntansi
baru, dan penerapannya pun tidak memerlukan perubahan standar akuntansi yang sudah
diterapkan di suatu negara. XBRL juga tidak akan merubah format pelaporan. XBRL
bukanlah 'chart of accounts' dan juga bukan alat translasi 'chart of accounts'.
XBRL sangat berbeda dengan file PDF yang selama ini digunakan pada pelaporan
keuangan. Laporan yang dinyatakan dalam XBRL ini dioptimalkan untuk konsumsi
komputer (analisis data melalui software computer). Hal ini karena data laporan keuangan
dalam bentuk XBRL dapat dengan mudah ditransformasikan kedalam berbagai software
komputer. XBRL tidak menghasilkan standar akuntansi tetapi mempromosikan kegunaan
standar itu sendiri. Organisasi dapat memanfaatkan XBRL untuk mendefinisikan informasi
keuangan dan menghasilkan laporan keuangan dalam berbagai format. Secara teknis, batang
tubuh utama XBRL adalah taksonomi XBRL. Sebuah taksonomi pelaporan keuangan
bertindak seperti kamus akun dengan hubungan yang ditentukan antar mereka. Misalnya,
dalam taksonomi akuntansi, kas diklasifikasikan sebagai bagian dari aset lancar, dan aktiva
lancar diklasifikasikan sebagai bagian dari total aset.
Phillips, Bahmanziari, dan Colvard menambahkan, usaha menengah dan kecil serta profesi
akuntansi tidak bisa menghindar dari tren XBRL. Meskipun tidak gencar terdengar, otoritas
10. perbankan, bursa efek, dan otoritas pasar modal di Indonesia saat ini tengah mengarah kepada
implementasi XBRL.
Wujud Konkret XBRL
Salah satu artikel dari XII (diakses tanggal 2 Januari 2014) memberikan contoh script
XBRL. XBRL terdiri dari tag-tag pengidentifikasi (identifying tags). Tag-tag pengidentifikasi
itu diterapkan terhadap item-item data tertentu, sehingga dapat diproses secara efisien oleh
perangkat lunak komputer. Contoh item data dimaksud adalah beban penyusutan atau laba
bersih. Tag pengidentifikasi juga bisa menyajikan informasi yang lebih kompleks, misalnya
angka dalam satuan moneter, angka persentase, dan angka pecahan. Lebih lanjut, XBRL juga
memungkinkan pemberian label/nama suatu item data dalam bahasa apapun, penggunaan
kerangka acuan akuntansi yang berbeda-beda, serta penyediaan informasi lain terkait
perusahaan anak.
12. Keuntungan Menggunakan XBRL
Beberapa penelitian menemukan bahwa penggunaan XBRL dapat menurunkan risiko
perusahaan, meningkatkan efisiensi perusahaan dan transparansi, dan dapat terus memenuhi
kepentinganpemegang saham dan pasar. Menurut Gomaa, Markelevich, Shaw (2011),
manfaat dari XBRL adalah memudahkan untuk menerapkan teknik analisis keuangan, seperti
analisis rasio guna membandingkan perusahaan atau kinerja perusahaan yang sama dalam
periode yang berbeda dalam proses yang jauh lebih mudah daripada dengan laporan
keuangan (non-interaktif) yang dihasilkan secara tradisional. Sedangkan menurut
BAPEPAM-LK, secara umum, manfaat XBRL adalah :
1. Meningkatkan kegunaan sistem pelaporan secara elektronik karena
mengimplementasikan : (a) Format yang sudah terstandar, sehingga menghasilkan
informasi dan data yang 'comparable' dan mudah untuk dianalisis, (b) Validasi secara
otomatis, sehingga meminimkan kesalahan input.
13. 2. Memudahkan dilakukannya publikasi laporan (termasuk laporan keuangan) karena
XBRL dapat diolah kembali menjadi format yang diinginkan : PDF, HTML, Excel, TXT,
dll.
3. Meningkatkan kemudahan akses informasi finansial, terutama bagi investor
internasional, karena XBRL menerapkan suatu standar identifikasi informasi. Investor
luar negeri dimungkinkan melakukan analisis mereka secara mandiri serta melakukan
perbandingan dengan menggunakan bahasa mereka sendiri.
4. Mempercepat pengambilan keputusan bisnis bagi investor.
Beberapa manfaat potensial praktis mengadopsi XBRL juga disampaikan oleh Cohen,
Schiavina and Servais (2005) yang meliputi :
1. Peningkatan pertukaran dalam dan antara organisasi.
2. Mengurangi waktu yang dibutuhkan untuk melakukan tugas-tugas pelaporan bisnis
dan yang mendasari proses.
3. Peningkatan kontrol lingkungan, mengurangi manipulasi data (baik dalam arti tidak
bersalah tetapi tidak efektif dan dalam arti lebih jahat).
4. Memfasilitasi perpindahan ke paperless pelaporan bisnis.
5. Membantu organisasi menyesuaikan diri dengan metode expanding industry-
acceptance.
6. Didukung oleh vendor perangkat lunak utama yang memungkinkan fungsionalitas
baru dan efisiensi.
7. Peningkatan pembandingan dan analisis pelaporan informasi beberapa perusahaan
bisnis.
Keterkaitan XBRL dengan Corporate Governance dan Kinerja Perusahaan
Corporate governance dan kinerja perusahaan adalah isu yang berkembang sejak dulu di
akuntansi. Penyajian laporan keuangan yang baik merupakan salah satu upaya corporate
governance. Kinerja perusahaan sering dinilai dari data-data pada laporan keuangan
perusahaan. Telah banyak penelitian yang melakukan pengujian terhadap berbagai anteseden
corporate governance dan kinerja perusahaan. Berdasarkan penelitian Premuroso dan
Bhattacharya (2008), Corporate Governance secara signifikan dan positif terkait dengan
keputusan perusahaan untuk menjadi perusahaan awal dan sukarela yang menyampaikan
informasi keuangan dalam format XBRL. Pada saat yang sama, faktor kinerja perusahaan
termasuk likuiditas dan ukuran perusahaan juga terkait dengan keputusan pengajuan
penggunaan awal dan sukarela XBRL. Alles and Piechocki (2012) menyatakan bahwa
14. analisis proses pembuatan keputusan governance menunjukkan bahwa XBRL merupakan
cara-cara baru melihat dan memanipulasi data guna menghasilkan informasi yang lebih baik,
yang bila dikombinasikan dengan alat analitik lebih baik akan mengarah ke pengetahuan
yang memungkinkan para pemangku kepentingan dalam dan di luar perusahaan untuk
membuat keputusan corporate governance yang lebih baik. Oleh karena itu, nilai tambah dari
XBRL berasal dari menggunakannya sebagai alat untuk memisahkan dan memformat data,
serta dengan melihat masalah dengan cara yang baru, yang dirangsang untuk menghasilkan
informasi dan pengetahuan baru, untuk membebaskan data dari penyusun dan
demokratisasinya untuk pengguna.
Keterkaitan XBRL dengan Transparansi dan Efisiensi
Pelaporan keuangan adalah salah satu bentuk transparansi manajemen terhadap pihak-pihak
yang berkepentingan dengan perusahaan. Melalui laporan keuangan, dapat dilihat berbagai
aktivitas yang dilakukan perusahaan untuk setahun terakhir. Namun diharapkan proses ini
tidak memakan biaya besar atau dapat dilakukan seefisien mungkin. Hasil penelitian Chen
(2012) meneliti implementasi e-government dari XBRL untuk meningkatkan akuntabilitas
dan transparansi dalam bisnis dan informasi keuangan. Hasil penelitiannya menunjukkan
bahwa XBRL membuat transparansi informasi dan efisiensi dalam pengumpulan dan
penyebaran informasi prioritas sehingga akan membantu mencapai tujuan-tujuan program.
Keterkaitan XBRL dengan Asimetri Informasi[sunting | sunting sumber]
Asimetri informasi adalah isu yang mendapat perhatian sangat besar oleh para peneliti
akuntansi. Asimetri informasi dapat menyebabkan ketidak seimbangan banyaknya informasi
yang dimiliki antara agen dan prinsipal. Asimetri informasi akan menguntungkan salah satu
pihak yang memiliki informasi lebih banyak (misal manajer) dan merugikan pihak lain.
Yoon, Zo dan Ciganek (2010) melakukan penelitian yang menguji apakah adopsi XBRL
mengurangi asimetri informasi atau tidak dalam konteks pasar saham. Hasil penelitiannya
menemukan bahwa terdapat hubungan yang signifikan dan negatif antara adopsi XBRL dan
informasi asimetri, yang menyiratkan bahwa adopsi XBRL dapat menyebabkan pengurangan
asimetri informasi di pasar saham. Selain itu, efek adopsi XBRL untuk mengurangi asimetri
informasi lebih kuat kuat bagi perusahaan berukuran besar daripada perusahaan berukuran
menengah dan kecil.
15. XBRL di Departemen Keuangan Indonesia
Dengan mengembangkan sistem pelaporan secara elektronik via internet serta didukung
dengan implementasi XBRL, Bapepam-LK diharapkan dapat meningkatkan kemampuannya
sebagai salah satu sumber informasi dan data keuangan yang penting dimasa mendatang.
Karena saat ini, Badan pengawas pasar modal dan lembaga keuangan (BAPEPAM dan LK)
Departemen Keuangan RI, memiliki peranan penting yang berkaitan dengan penyampaian
pelaporan. Peranannya menjadi sangat penting mengingat semakin meningkatnya jumlah
instuisi-instuisi yang akan diawasi.
Salah satu tugas regulator keuangan diseluruh dunia saat ini adalah bagaimana meningkatkan
sistem pengawasan secara elektronik untuk memastikan bahwa data dan informasi yang
disampaikan oleh institusi-institusi yang diawasinya adalah benar dan akurat. Hal tersebut
sangat terkait dengan kebutuhan investor dalam mengakses data.
Situs “XBRL Initiative” yang ada pada web bapepam ditujukan sebagai sarana untuk
menyebarkan informasi mengenai hasil observasi. Suatu model (show case) telah
dikembangkan bersama IASC Foundation XBRL Team. Selain untuk mempermudah
pemahaman publik terhadap pemanfaatan XBRL, model tersebut diharapkan dapat digunakan
menjadi bahan pertimbangan lebih lanjut mengenai kajian dan rencana implementasi XBRL
di Indonesia.
XBRL ini dapat meningkatkan kemudahan akses informasi finansial, terutama bagi
investor internasional karena XBRL menerapkan suatu standar identifikasi informasi.
Teknologi Informasi XBRL Sebagai Trend Akuntansi
Perkembangan Teknologi yang luar biasa juga berdampak pada perubahan ilmu akuntansi
modern. Bila dihubungkan dengan kelompok usaha kecil dan menegah tampaknya
pemahaman terhadap akuntansi masih pada tataran pertama dan kedua yaitu sebagai alat
hitung-menghitung sebagai sumber informasi untuk mengambil keputusan. Informasi
akuntansi yang dihasilkan suatu laporan keuangan berguna dalam rangka menyusun berbagai
proyeksi, misalnya proyeksi kebutuhan uang kas di masa yang akan datang.
XBRL tentu saja penting dalam perkembangan TI, XBRL juga berharga karena profesi
akuntansi memulai perkembangan XBRL. Proses perkembangan XBRL memberikan
gambaran bagus tentang bagaimana para akuntan dapat secara aktif terlibat dalam
perkembangan TI yang sedang berjalan. Keberadaan XBRL yang dapat digunakan untuk
menyiapkan laporan keuangan dalam format yang bisa dioperasikan dalam berbagai aplikasi
berarti mengurangi kebutuhan untuk menyiapkan kebutuhan untuk menyiapkan laporan
16. keuangan dalam format yg berbeda. Oleh karenanya akan terjadi penghematan waktu, biaya
dan kesalahan data tertentu pada berbagai dokumen. Meskipun masih banyak pro kontra
dikalangan profesi akuntan di AS, namun demikian beberapa perusahaan besar seperti
Microsoft, Deutsche Bank, perusahaan The Australia Prudential Regulatory Authority
(APRA), dan perusahaan besar lain telah mengadopsi penggunaan XBRL untuk penyusunan
pelaporan keuangan perusahaan mereka.
Sebagian akuntan yang pesimis dengan adopsi teknologi menyatakan bahwa sudah
selayaknya akuntan kembali pada panggilan awalnya (back to basic) dengan mengingat
pelajaran yang didapat dari kasus bangkrutnya perusahaan besar Enron. Dokumen elektronik
dan real time accounting system ini menyebabkan perubahan peran akuntan publik pada
pekerjaan yang terkait dengan proses pelaporan laporan keuangan, termasuk didalamnya
adalah pemrakiraan resiko audit dan expasure yang mungkin timbul. Untuk dapat melakukan
penugasan dalam lingkungan sistem informasi akuntansi yang sudah online real time, akuntan
publik harus dapat terus mengembangkan teknologi audit untuk kepentingan continuous audit
techniques.
Contoh Penerapan XBRL di Nike,Inc.
Nike. Inc. Merupakan salah satu perusahaan sepatu, pakaian dan alat alat olahraga
Amerika Serikat. Nike didirikan pada tahun 1964. Pada tahun 1979, Nike telah menguasai
setengah pasar di AS. Perusahaan ini merupakan perusahaan yang terdaftar menggunakan
XBRL. Dibawah ini merupakan filling table XBRL pada perusahaan Nike :
17. Dibawah ini merupakan contoh hasil dari penggunaan XBRL pada laporan document
and entity information di perusahaan Nike:
Kesimpulan Terkait XBRL
XBRL (eXtensible Bussines Reporting Language) adalah suatu standar terbuka berbasis
XML yang mendukung pemodelan informasi serta ekspresi makna semantik yang biasanya
dibutuhkan oleh pelaporan bisnis. XBRL menggunakan sintaks XML serta teknologi berbasis
XML untuk menjeaskan semantiknya. XBRL muncul karena adanya integrasi antara
teknologi informasi dengan kebutuhan bisnis. Saat ini XBRL sudah menjadi format standar
dalam penyampaian dan pertukaran informasi keuangan dan bisnis. Setiap data atau elemen
didalam laporan keuangan akan memiliki identitas khusus, identitas ini akan membuat data
menjadi lebih berguna. Setiap pengguna juga dapat melakukan kostumasi informasi dan
mengakses informasi keuangan sesuai dengan format yang mereka inginkan dengan lebih
akurat.
Fungsi yang dimiliki oleh XBRL ini tidak hanya dinikmati oleh perusahaan yang
menyajikan laporan keuangan tetapi juga oleh pihak-pihak yang memanfaatkan laporan
keuangan. XBRL menciptakan model pelaporan yang lebih baik dibandingkan dengan
laporan keuangan yang berbasis kertas dan elektronik dalam format HTML, PDF, DOC, dan
XLS. XBRL memfasilitasi terciptanya alur distribusi informasi yang lebih ringkas. XBRL
18. yang dapat digunakan untuk menyiapkan laporan keuangan dalam format yang bisa
dioperasikan dalam berbagai aplikasi berarti mengurangi kebutuhan untuk menyiapkan
kebutuhan untuk menyiapkan laporan keuangan dalam format yg berbeda.
Saran Terkait XBRL
Sebaiknya dengan melihat banyaknya manfaat yang didapatkan dengan menggunakan XBRL,
perusahaan-perusahaan di Indonesia mampu mengimplementasikannya, karena selain
menghemat waktu dan biaya. XBRL ini juga mampu memberikan hasil pelaporan yang
akurat dan mudah dimengerti.
Pengembangan XBRL di Indonesia juga harus ditingkatkan karena pelaporan tersebut dapat
digunakan secara internasional sehingga dapat mendatangkan banyak keuntungan lewat
investor-investor asing yang mau membuat keputusan investasi di Indonesia.
Sumber :
1. Stergiaki, Elissavet, A. Stavropoulos dan T. Lalou. 2013. Acceptance and usage of
extensible business reporting language: an empirical review. Journal of Social Sciences
Vol. 9 (1): 14-21
2. Cohen, Eric E., T. Schiavina dan O. Servais. 2005. XBRL: The standardised business
language for 21st century reporting and governance. International Journal of Disclosure
and Governance, Vol. 2, No. 4 , pp. 368–394
3. Gomaa, Mohamed I., A. Markelevich, L. Shaw. 2011). Introducing XBRL through a
financial statement analysis project. Journal of Accounting Edducation Vol. 29, pp. 153–
173
4. Premuroso, Ronald F. dan S. Bhattacharya. 2008. Do early and voluntary filers of
financial information in XBRL format signal superior corporate governance and
operating performance. International Journal of Accounting Information Systems Vol. 9,
pp. 1 –20
5. Alles, Michael, M. Piechocki. 2012. Will XBRL improve corporate governance? A
framework for enhancing governance decision making using interactive data.
International Journal of Accounting Information Systems Vol. 13, pp. 91–108
6. Chen, Yu-Che. 2012. A comparative study of e-government XBRL implementations:
The potential of improving information transparency and efficiency. Government
Information Quarterly, Vol. 29, pp.553–563
19. 7. Yoon, Hyungwook, H. Zo, A. P. Ciganek. 2011. Does XBRL adoption reduce
information asymmetry. Journal of Business Research Vol.64, pp.157–163