SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  24
EKSPEKTORAN
&
MUKOLITIK
Oleh : Vlorensya Sapan
EKSPEKTORAN
PENGERTIAN EKSPEKTORAN
Ekspektoran adalah obat yang dapat merangsang
pengeluaran dahak dari saluran pernafasan
(ekspektorasi) dengan cara merangsang selaput
lendir lambung dan selanjutnya secara refleks
memicu pengeluaran lendir saluran nafas
sehingga menurunkan tingkat kekentalan dan
mempermudah pengeluaran dahak. Obat ini juga
merangsang terjadinya batuk supaya
terjadi pengeluaran dahak.
Golongan obat yang bekerja menfasilitasi
pengeluaran dahak melalui refleks iritasi
mukosa bronkus (cabang tenggorok). Melalui
iritasi tersebut ekspektoran merangsang
keluarnya cairan mukosa saluran napas
sehingga dahak menjadi lebih encer dan
mudah untuk dikeluarkan.
EKPEKTORAN
EKSPEKTORAN
Mekanisme kerja dari ekspektoran adalah
meransang reseptor-reseptor di mukosa
lambung yang kemudian meningkatkan
kegiatan kelenjar-sekresi dari saluran
lambung-usus dan sebagai refleks
memperbanyak sekresi dari kelenjar yang
berada di saluran napas.
PENGELOMPOKKAN EKSPEKTORANSIA
1. Sekretolika
2. Mukolitika
3. Sekretomotorika
Sekretolitika adalah kelompok ekspektoran yang
meninggikan sekresi bronkhus sehingga dengan
demikian mengencerkan lendir.
Sekretolitika ini terjadi secara reflektorik dengan
stimulasi serabut aferen parasimpatikus
dan/atau dengan bekerja lansung pada sel
pembentuk lendir.
Contohnya : Guaiakol&Amonium klorida
SEKRETOLIKA
PUSAT MUNTAH
LAMBUNGKELENJAR BRONKHUS
Nervus vagus Jalur parasimpatis aferen
STIMULASI REFLEKTORIK MELALUI LAMBUNG PADA
SEKRESI BRONKHUS
Mukolitika adalah kelompok ekspektoran yang
mengubah sifat fisikokimia sekret, terutama
menurunkan viskositas sekret.
Yang termasuk mukolitika adalah :
1. Bromheksin dan metabolitnya yaitu
embroksol
2. Asetilsistein, dan
3. Karbosistein
MUKOLITIKA
Sekretomotorika adalah kelompok yang
menyebabkan gerakan sekret dan batuk untuk
mengeluarkan sekret tersebut.
Kerja sekretomotorika dapat dicapai dengan
meransang kerja silia. Untuk itu digunakan β-
simpatomimetika, dengan kerjanya yang
bermanfaat pada penyakit saluran napas
obstruktif yaitu kerja bronkholitik, dan
sebagian juga bekerja meningkatkan motilitas
silia.
SEKRETOMOTORIKA
Contoh obat ekspektoran adalah guaifenesin,
amonium klorida, amonium karbonat, potasium
iodida,dan kalium iodida. Beberapa herbal juga
dapat memiliki efek ekspektoran, seperti
eukaliptus dan minyak lemon.
Zat-zat ini memperbanyak produksi dahak
(yang encer) dan dengan demikian mengurangi
kekentalannya, sehingga mempermudah
pengeluarannya dengan batuk.
OBAT EKSPEKTORAN
Kalium iodida
o Iodida menstimulasi sekresi mucus di cabang
tenggorokan dan mencairkannya, tetapi sebagai obat
batuk (hampir) tidak efektif. Namun obat ini banyak
digunakan dalam sediaan batuk, khususnya pada asma,
meskipun resiko akan efek samping besar sekali.
o Efek sampingnya kuat dan berupa gangguan tiroid,
struma, urticaria dan iod-akne, juga hiperkaliemia (pada
fungsi ginjal buruk).
o Dosis: Pada batuk oral 3 dd 0,5-1 g, maks 6 g sehari. Bagi
pasien yang tidak boleh diberikan kalium, obat ini dapat
diganti dengan natrium iodida dengan khasiat yang
sama.
Amonium klorida
Berdaya diuretis lemah yang menyebabkan
acidosis, yakni kelebihan asam dalam darah.
Keasaman darah meransang pusat pernapasan,
sehingga frequensi napas meningkat dan
gerakan bulu-getar (cilia) di saluran napas
distimulasi. Sehingga sekresi dahak juga
meningkat, maka senyawa ini banyak digunakan
dalam sediaan syrup obat batuk, misalnya obat
batuk hitam.
Amonium klorida
o Efek sampingnya hanya terjadi pada dosis
tinggi dan berupa acidosis (khusus pada
anak-anak dan pada pasien ginjal) dan
gangguan lambung (mual, muntah), berhubung
sifatnya yang meransang mukosa.
o Dosis : Oral 3-4 dd 100-150 mg, maks. 3 g
sehari
Guaifenesin
o Guaiafenesin adalah derivat guaiakol yang
banyak digunakan sebagai ekspektorans dalam
berbagai jenis sediaan obat batuk. Pada dosis
tinggi bekerja merelaksasi otot.
o Efek sampingnya kadang kala berupa iritasi
lambung (mual, muntah) yang dapat dikurangi
bila diminum dengan segelas air.
o Dosis : Oral 4-6 dd 100-200 mg.
Minyak terbang
Minyak terbang/atsiri, seperti minyak kayu putih,
minyak permen, dan minyak adas (Oleum foeniculi)
berkhasiat menstimulasi sekresi dahak, bekerja
spasmolitis (melawan kejang), antiradang dan juga
bersifat bakteriostatis lemah. Berdasarkan sifat-
sifat. ini, minyak terbang banyak digunakan dalam
syrup obat batuk atau juga sebagai obat inhalasi
uap.
MUKOLITIK
PENGERTIAN MUKOLITIK
Mukolitik adalah golongan obat yang
bekerja dengan cara memecah ikatan kimia
mukoprotein dan mukopolisakarida pada
dahak sehingga dahak menjadi lebih encer
dan tidak lengket, hal ini kemudian akan
mempermudah pengeluaran dahak dari
saluran napas.
MUKOLITIK
Obat mukolitik dapat membantu meredakan
gejala pasien-pasien dengan batuk berdahak
kronis yang kesulitan untuk mengeluarkan
dahak, misalnya pada pasien dengan penyakit
paru obstruktif kronis dan kistik fibrosis.
Contoh obat mukolitik adalah ambroxol, erdosteine,
bromheksin, acetylcysteine, dan carbocysteine.
Efek samping dari obat mukolitik jarang terjadi, namun
efek samping yang diketahui adalah iritasi dan
perdarahan saluran cerna, mual, muntah, dan reaksi
alergi.
Secara umum obat mukolitik ditoleransi dengan baik
oleh tubuh, namun obat ini tidak dianjurkan untuk
digunakan pada pasien dengan tukak saluran cerna dan
pasien yang diketahui alergi terhadap obat mukolitik.
Obat Mukolitik
Bromheksin
Derivat sikloheksil ini berdaya mukolitik pada dosis
yang cukup tinggi. Mula kerjanya sesudah lebih
kurang 5 jam (per oral), sebagai inhalasi sesudah 15
menit. Setelah beberapa hari pernafasan menjadi
lebih baik dan ransangan batuk berkurang.
Bromheksin bekerja dengan cara menguraikan
mukopolisakarida asam sehingga serabut lendir
bronkhus akan terurai. Ini dilakukannya dengan
memperbanyak produksi lisosom dan mengaktifkan
enzim hidrolitik. Pada saat yang sama sel kelenjar
serosa distimulasi. Dengan pertambahan jumlah
sekret, viskositas sputum akan turun. Metabolit
utama bromheksin adalah ambroksol.
Bromheksin
Efek samping jarang terjadi dan berupa
gangguan lambung-usus, pusing dan
berkeringat.
Dosis : Oral 3-4 kali sehari 8-16 mg (klorida),
anak-anak 3 kali sehari 1,6-8 mg, tergantung
dari usianya.
Asetilsistein
Derivat dari asam amino sistein ini berdaya
memperpendek rantai-rantai panjang mukoprotein
dari dahak, hingga menjadi lebih cair dan lebih
mudah dikeluarkannya dengan batuk.
Efek samping yang paling sering terjadi adalah mual
dan muntah, maka pasien borok lambung
hendaknya menggunakannya dengan hati-hati.
Dosis : Oral 3 kali sehari 200 mg granulat, sebagai
inhalasi 3-4 kali sehari 1-10 ml dari larutan 20%.
EKSPEKTORAN & MUKOLITIK

Contenu connexe

Tendances

Obat saluran pernafasan
Obat saluran pernafasan Obat saluran pernafasan
Obat saluran pernafasan Dedi Kun
 
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap  Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap  Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...Surya Amal
 
BIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN MELALUI PARU : AEROSOL
BIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN  MELALUI PARU :  AEROSOLBIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN  MELALUI PARU :  AEROSOL
BIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN MELALUI PARU : AEROSOLSurya Amal
 
PENGANTAR FARMAKOKINETIK
PENGANTAR FARMAKOKINETIKPENGANTAR FARMAKOKINETIK
PENGANTAR FARMAKOKINETIKSurya Amal
 
Farmakologi - Penggunaan Obat Pada Penyakit Tuberkulosis (TB)
Farmakologi - Penggunaan Obat Pada Penyakit Tuberkulosis (TB)Farmakologi - Penggunaan Obat Pada Penyakit Tuberkulosis (TB)
Farmakologi - Penggunaan Obat Pada Penyakit Tuberkulosis (TB)Dina Zainuddin
 
Laporan Teknologi Sediaan Steril : Pembuatan Injeksi klorpromazin HCL.
Laporan Teknologi Sediaan Steril : Pembuatan Injeksi klorpromazin HCL.Laporan Teknologi Sediaan Steril : Pembuatan Injeksi klorpromazin HCL.
Laporan Teknologi Sediaan Steril : Pembuatan Injeksi klorpromazin HCL.Nova Rizky
 
Komunikasi dalam praktek farmasi
Komunikasi dalam praktek farmasiKomunikasi dalam praktek farmasi
Komunikasi dalam praktek farmasiNur Fadillah
 

Tendances (20)

Tetes hidung
Tetes hidungTetes hidung
Tetes hidung
 
Metode soap
Metode soapMetode soap
Metode soap
 
Interaksi obat
Interaksi obatInteraksi obat
Interaksi obat
 
Pedoman farmakoekonomi
Pedoman farmakoekonomiPedoman farmakoekonomi
Pedoman farmakoekonomi
 
Obat saluran pernafasan
Obat saluran pernafasan Obat saluran pernafasan
Obat saluran pernafasan
 
Pengenalan resep
Pengenalan resepPengenalan resep
Pengenalan resep
 
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap  Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap  Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...
 
Pemberian Obat Pada Lansia
Pemberian Obat Pada LansiaPemberian Obat Pada Lansia
Pemberian Obat Pada Lansia
 
BIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN MELALUI PARU : AEROSOL
BIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN  MELALUI PARU :  AEROSOLBIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN  MELALUI PARU :  AEROSOL
BIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN MELALUI PARU : AEROSOL
 
Penggunaan bahasa latin
Penggunaan bahasa latinPenggunaan bahasa latin
Penggunaan bahasa latin
 
PENGANTAR FARMAKOKINETIK
PENGANTAR FARMAKOKINETIKPENGANTAR FARMAKOKINETIK
PENGANTAR FARMAKOKINETIK
 
Ekskresi dan klirens ginjal
Ekskresi dan klirens ginjalEkskresi dan klirens ginjal
Ekskresi dan klirens ginjal
 
Salbutamol Sirup
Salbutamol SirupSalbutamol Sirup
Salbutamol Sirup
 
Farmakologi cara pemberian obat
Farmakologi cara pemberian obatFarmakologi cara pemberian obat
Farmakologi cara pemberian obat
 
Farmakologi - Penggunaan Obat Pada Penyakit Tuberkulosis (TB)
Farmakologi - Penggunaan Obat Pada Penyakit Tuberkulosis (TB)Farmakologi - Penggunaan Obat Pada Penyakit Tuberkulosis (TB)
Farmakologi - Penggunaan Obat Pada Penyakit Tuberkulosis (TB)
 
Farmakologi
Farmakologi Farmakologi
Farmakologi
 
Laporan Teknologi Sediaan Steril : Pembuatan Injeksi klorpromazin HCL.
Laporan Teknologi Sediaan Steril : Pembuatan Injeksi klorpromazin HCL.Laporan Teknologi Sediaan Steril : Pembuatan Injeksi klorpromazin HCL.
Laporan Teknologi Sediaan Steril : Pembuatan Injeksi klorpromazin HCL.
 
Komunikasi dalam praktek farmasi
Komunikasi dalam praktek farmasiKomunikasi dalam praktek farmasi
Komunikasi dalam praktek farmasi
 
TABLET
TABLETTABLET
TABLET
 
Jenis jenis obat paten (1)
Jenis jenis obat paten (1)Jenis jenis obat paten (1)
Jenis jenis obat paten (1)
 

Similaire à EKSPEKTORAN & MUKOLITIK

PPT Kel 4 Farmakologi.pptx
PPT Kel 4 Farmakologi.pptxPPT Kel 4 Farmakologi.pptx
PPT Kel 4 Farmakologi.pptxAuliaPutri98
 
9. OBAT SISTEM RESPIRASI.pptx
9. OBAT SISTEM RESPIRASI.pptx9. OBAT SISTEM RESPIRASI.pptx
9. OBAT SISTEM RESPIRASI.pptxNFebrian
 
PPT_KIMIA_MEDISINAL_pptx.pptx
PPT_KIMIA_MEDISINAL_pptx.pptxPPT_KIMIA_MEDISINAL_pptx.pptx
PPT_KIMIA_MEDISINAL_pptx.pptxsitimurtasiyah
 
Batuk dan pengobatannya
Batuk dan pengobatannyaBatuk dan pengobatannya
Batuk dan pengobatannyarula25
 
Presentation FARMAKOLOGI GASTRITIS.pptx
Presentation FARMAKOLOGI GASTRITIS.pptxPresentation FARMAKOLOGI GASTRITIS.pptx
Presentation FARMAKOLOGI GASTRITIS.pptxElisWijayani
 
Presentation FARMAKOLOGI GASTRITIS.pptx
Presentation FARMAKOLOGI GASTRITIS.pptxPresentation FARMAKOLOGI GASTRITIS.pptx
Presentation FARMAKOLOGI GASTRITIS.pptxElisWijayani
 
Prediksi bio kelas xi ipa smt 2 2015
Prediksi bio  kelas xi ipa smt 2   2015Prediksi bio  kelas xi ipa smt 2   2015
Prediksi bio kelas xi ipa smt 2 2015Hana Kamilah
 
Ftf 1 (autosaved)
Ftf 1 (autosaved)Ftf 1 (autosaved)
Ftf 1 (autosaved)aisharf
 
Saluran pencernaan d3
Saluran pencernaan d3Saluran pencernaan d3
Saluran pencernaan d3rismawulanda
 
Gagal nafas akut presentasi
Gagal nafas akut presentasiGagal nafas akut presentasi
Gagal nafas akut presentasiRaden Riyadi
 
Gastrointestinal Disorders Breakthrough by Slidesgo.pptx
Gastrointestinal Disorders Breakthrough by Slidesgo.pptxGastrointestinal Disorders Breakthrough by Slidesgo.pptx
Gastrointestinal Disorders Breakthrough by Slidesgo.pptxnadyahermawan
 
Farmakologi di blok nefrouropoetika
Farmakologi di blok nefrouropoetikaFarmakologi di blok nefrouropoetika
Farmakologi di blok nefrouropoetikaFadhol Romdhoni
 

Similaire à EKSPEKTORAN & MUKOLITIK (20)

Ekspektoran
EkspektoranEkspektoran
Ekspektoran
 
PPT Kel 4 Farmakologi.pptx
PPT Kel 4 Farmakologi.pptxPPT Kel 4 Farmakologi.pptx
PPT Kel 4 Farmakologi.pptx
 
Obat sistem respirasi
Obat sistem respirasiObat sistem respirasi
Obat sistem respirasi
 
9. OBAT SISTEM RESPIRASI.pptx
9. OBAT SISTEM RESPIRASI.pptx9. OBAT SISTEM RESPIRASI.pptx
9. OBAT SISTEM RESPIRASI.pptx
 
PPT_KIMIA_MEDISINAL_pptx.pptx
PPT_KIMIA_MEDISINAL_pptx.pptxPPT_KIMIA_MEDISINAL_pptx.pptx
PPT_KIMIA_MEDISINAL_pptx.pptx
 
Batuk dan pengobatannya
Batuk dan pengobatannyaBatuk dan pengobatannya
Batuk dan pengobatannya
 
Presentation FARMAKOLOGI GASTRITIS.pptx
Presentation FARMAKOLOGI GASTRITIS.pptxPresentation FARMAKOLOGI GASTRITIS.pptx
Presentation FARMAKOLOGI GASTRITIS.pptx
 
Presentation FARMAKOLOGI GASTRITIS.pptx
Presentation FARMAKOLOGI GASTRITIS.pptxPresentation FARMAKOLOGI GASTRITIS.pptx
Presentation FARMAKOLOGI GASTRITIS.pptx
 
TERAPI OBAT ANASTESI.pptx
TERAPI OBAT ANASTESI.pptxTERAPI OBAT ANASTESI.pptx
TERAPI OBAT ANASTESI.pptx
 
Prediksi bio kelas xi ipa smt 2 2015
Prediksi bio  kelas xi ipa smt 2   2015Prediksi bio  kelas xi ipa smt 2   2015
Prediksi bio kelas xi ipa smt 2 2015
 
Batuk
BatukBatuk
Batuk
 
SABA dan Steroid.pptx
SABA dan Steroid.pptxSABA dan Steroid.pptx
SABA dan Steroid.pptx
 
Ftf 1 (autosaved)
Ftf 1 (autosaved)Ftf 1 (autosaved)
Ftf 1 (autosaved)
 
Obat antidiare
Obat antidiareObat antidiare
Obat antidiare
 
Obat antidiare
Obat antidiareObat antidiare
Obat antidiare
 
Saluran pencernaan d3
Saluran pencernaan d3Saluran pencernaan d3
Saluran pencernaan d3
 
Gagal nafas akut presentasi
Gagal nafas akut presentasiGagal nafas akut presentasi
Gagal nafas akut presentasi
 
Gastrointestinal Disorders Breakthrough by Slidesgo.pptx
Gastrointestinal Disorders Breakthrough by Slidesgo.pptxGastrointestinal Disorders Breakthrough by Slidesgo.pptx
Gastrointestinal Disorders Breakthrough by Slidesgo.pptx
 
AH2-PPI.pptx
AH2-PPI.pptxAH2-PPI.pptx
AH2-PPI.pptx
 
Farmakologi di blok nefrouropoetika
Farmakologi di blok nefrouropoetikaFarmakologi di blok nefrouropoetika
Farmakologi di blok nefrouropoetika
 

Plus de Sapan Nada

Konseling dan pio nada
Konseling dan pio nadaKonseling dan pio nada
Konseling dan pio nadaSapan Nada
 
Fitokimia Kromatografi lapis tipis
Fitokimia Kromatografi lapis tipisFitokimia Kromatografi lapis tipis
Fitokimia Kromatografi lapis tipisSapan Nada
 
Laporan Farmakologi II "EFEK DIARE"
Laporan Farmakologi II "EFEK DIARE"Laporan Farmakologi II "EFEK DIARE"
Laporan Farmakologi II "EFEK DIARE"Sapan Nada
 
Farmakologi Hormon
Farmakologi HormonFarmakologi Hormon
Farmakologi HormonSapan Nada
 
Sediaan obat Kapsul
Sediaan obat KapsulSediaan obat Kapsul
Sediaan obat KapsulSapan Nada
 
Farmakologi MINERAL
Farmakologi MINERALFarmakologi MINERAL
Farmakologi MINERALSapan Nada
 
HAS senyawa penekan sistem saraf pusat
HAS senyawa penekan sistem saraf pusatHAS senyawa penekan sistem saraf pusat
HAS senyawa penekan sistem saraf pusatSapan Nada
 
Anatomi fisiologi tumbuhan akar, batang, dan daun
Anatomi fisiologi tumbuhan akar, batang, dan daunAnatomi fisiologi tumbuhan akar, batang, dan daun
Anatomi fisiologi tumbuhan akar, batang, dan daunSapan Nada
 
FITOKIMIA EKSTRAK
FITOKIMIA EKSTRAKFITOKIMIA EKSTRAK
FITOKIMIA EKSTRAKSapan Nada
 
Pendahuluan farmakognosi
Pendahuluan farmakognosiPendahuluan farmakognosi
Pendahuluan farmakognosiSapan Nada
 
farmakognosi isoprenoid
farmakognosi isoprenoidfarmakognosi isoprenoid
farmakognosi isoprenoidSapan Nada
 
farmakognosi LIPID
farmakognosi LIPIDfarmakognosi LIPID
farmakognosi LIPIDSapan Nada
 
Farmakognosi ALKALOID
Farmakognosi ALKALOIDFarmakognosi ALKALOID
Farmakognosi ALKALOIDSapan Nada
 
Pendahuluan Farmakologi
Pendahuluan FarmakologiPendahuluan Farmakologi
Pendahuluan FarmakologiSapan Nada
 
FARMAKOLOGI ANTIASMA
FARMAKOLOGI ANTIASMAFARMAKOLOGI ANTIASMA
FARMAKOLOGI ANTIASMASapan Nada
 

Plus de Sapan Nada (16)

Toksikologi
ToksikologiToksikologi
Toksikologi
 
Konseling dan pio nada
Konseling dan pio nadaKonseling dan pio nada
Konseling dan pio nada
 
Fitokimia Kromatografi lapis tipis
Fitokimia Kromatografi lapis tipisFitokimia Kromatografi lapis tipis
Fitokimia Kromatografi lapis tipis
 
Laporan Farmakologi II "EFEK DIARE"
Laporan Farmakologi II "EFEK DIARE"Laporan Farmakologi II "EFEK DIARE"
Laporan Farmakologi II "EFEK DIARE"
 
Farmakologi Hormon
Farmakologi HormonFarmakologi Hormon
Farmakologi Hormon
 
Sediaan obat Kapsul
Sediaan obat KapsulSediaan obat Kapsul
Sediaan obat Kapsul
 
Farmakologi MINERAL
Farmakologi MINERALFarmakologi MINERAL
Farmakologi MINERAL
 
HAS senyawa penekan sistem saraf pusat
HAS senyawa penekan sistem saraf pusatHAS senyawa penekan sistem saraf pusat
HAS senyawa penekan sistem saraf pusat
 
Anatomi fisiologi tumbuhan akar, batang, dan daun
Anatomi fisiologi tumbuhan akar, batang, dan daunAnatomi fisiologi tumbuhan akar, batang, dan daun
Anatomi fisiologi tumbuhan akar, batang, dan daun
 
FITOKIMIA EKSTRAK
FITOKIMIA EKSTRAKFITOKIMIA EKSTRAK
FITOKIMIA EKSTRAK
 
Pendahuluan farmakognosi
Pendahuluan farmakognosiPendahuluan farmakognosi
Pendahuluan farmakognosi
 
farmakognosi isoprenoid
farmakognosi isoprenoidfarmakognosi isoprenoid
farmakognosi isoprenoid
 
farmakognosi LIPID
farmakognosi LIPIDfarmakognosi LIPID
farmakognosi LIPID
 
Farmakognosi ALKALOID
Farmakognosi ALKALOIDFarmakognosi ALKALOID
Farmakognosi ALKALOID
 
Pendahuluan Farmakologi
Pendahuluan FarmakologiPendahuluan Farmakologi
Pendahuluan Farmakologi
 
FARMAKOLOGI ANTIASMA
FARMAKOLOGI ANTIASMAFARMAKOLOGI ANTIASMA
FARMAKOLOGI ANTIASMA
 

EKSPEKTORAN & MUKOLITIK

  • 3. PENGERTIAN EKSPEKTORAN Ekspektoran adalah obat yang dapat merangsang pengeluaran dahak dari saluran pernafasan (ekspektorasi) dengan cara merangsang selaput lendir lambung dan selanjutnya secara refleks memicu pengeluaran lendir saluran nafas sehingga menurunkan tingkat kekentalan dan mempermudah pengeluaran dahak. Obat ini juga merangsang terjadinya batuk supaya terjadi pengeluaran dahak.
  • 4. Golongan obat yang bekerja menfasilitasi pengeluaran dahak melalui refleks iritasi mukosa bronkus (cabang tenggorok). Melalui iritasi tersebut ekspektoran merangsang keluarnya cairan mukosa saluran napas sehingga dahak menjadi lebih encer dan mudah untuk dikeluarkan. EKPEKTORAN
  • 5. EKSPEKTORAN Mekanisme kerja dari ekspektoran adalah meransang reseptor-reseptor di mukosa lambung yang kemudian meningkatkan kegiatan kelenjar-sekresi dari saluran lambung-usus dan sebagai refleks memperbanyak sekresi dari kelenjar yang berada di saluran napas.
  • 6. PENGELOMPOKKAN EKSPEKTORANSIA 1. Sekretolika 2. Mukolitika 3. Sekretomotorika
  • 7. Sekretolitika adalah kelompok ekspektoran yang meninggikan sekresi bronkhus sehingga dengan demikian mengencerkan lendir. Sekretolitika ini terjadi secara reflektorik dengan stimulasi serabut aferen parasimpatikus dan/atau dengan bekerja lansung pada sel pembentuk lendir. Contohnya : Guaiakol&Amonium klorida SEKRETOLIKA
  • 8. PUSAT MUNTAH LAMBUNGKELENJAR BRONKHUS Nervus vagus Jalur parasimpatis aferen STIMULASI REFLEKTORIK MELALUI LAMBUNG PADA SEKRESI BRONKHUS
  • 9. Mukolitika adalah kelompok ekspektoran yang mengubah sifat fisikokimia sekret, terutama menurunkan viskositas sekret. Yang termasuk mukolitika adalah : 1. Bromheksin dan metabolitnya yaitu embroksol 2. Asetilsistein, dan 3. Karbosistein MUKOLITIKA
  • 10. Sekretomotorika adalah kelompok yang menyebabkan gerakan sekret dan batuk untuk mengeluarkan sekret tersebut. Kerja sekretomotorika dapat dicapai dengan meransang kerja silia. Untuk itu digunakan β- simpatomimetika, dengan kerjanya yang bermanfaat pada penyakit saluran napas obstruktif yaitu kerja bronkholitik, dan sebagian juga bekerja meningkatkan motilitas silia. SEKRETOMOTORIKA
  • 11. Contoh obat ekspektoran adalah guaifenesin, amonium klorida, amonium karbonat, potasium iodida,dan kalium iodida. Beberapa herbal juga dapat memiliki efek ekspektoran, seperti eukaliptus dan minyak lemon. Zat-zat ini memperbanyak produksi dahak (yang encer) dan dengan demikian mengurangi kekentalannya, sehingga mempermudah pengeluarannya dengan batuk. OBAT EKSPEKTORAN
  • 12. Kalium iodida o Iodida menstimulasi sekresi mucus di cabang tenggorokan dan mencairkannya, tetapi sebagai obat batuk (hampir) tidak efektif. Namun obat ini banyak digunakan dalam sediaan batuk, khususnya pada asma, meskipun resiko akan efek samping besar sekali. o Efek sampingnya kuat dan berupa gangguan tiroid, struma, urticaria dan iod-akne, juga hiperkaliemia (pada fungsi ginjal buruk). o Dosis: Pada batuk oral 3 dd 0,5-1 g, maks 6 g sehari. Bagi pasien yang tidak boleh diberikan kalium, obat ini dapat diganti dengan natrium iodida dengan khasiat yang sama.
  • 13. Amonium klorida Berdaya diuretis lemah yang menyebabkan acidosis, yakni kelebihan asam dalam darah. Keasaman darah meransang pusat pernapasan, sehingga frequensi napas meningkat dan gerakan bulu-getar (cilia) di saluran napas distimulasi. Sehingga sekresi dahak juga meningkat, maka senyawa ini banyak digunakan dalam sediaan syrup obat batuk, misalnya obat batuk hitam.
  • 14. Amonium klorida o Efek sampingnya hanya terjadi pada dosis tinggi dan berupa acidosis (khusus pada anak-anak dan pada pasien ginjal) dan gangguan lambung (mual, muntah), berhubung sifatnya yang meransang mukosa. o Dosis : Oral 3-4 dd 100-150 mg, maks. 3 g sehari
  • 15. Guaifenesin o Guaiafenesin adalah derivat guaiakol yang banyak digunakan sebagai ekspektorans dalam berbagai jenis sediaan obat batuk. Pada dosis tinggi bekerja merelaksasi otot. o Efek sampingnya kadang kala berupa iritasi lambung (mual, muntah) yang dapat dikurangi bila diminum dengan segelas air. o Dosis : Oral 4-6 dd 100-200 mg.
  • 16. Minyak terbang Minyak terbang/atsiri, seperti minyak kayu putih, minyak permen, dan minyak adas (Oleum foeniculi) berkhasiat menstimulasi sekresi dahak, bekerja spasmolitis (melawan kejang), antiradang dan juga bersifat bakteriostatis lemah. Berdasarkan sifat- sifat. ini, minyak terbang banyak digunakan dalam syrup obat batuk atau juga sebagai obat inhalasi uap.
  • 18. PENGERTIAN MUKOLITIK Mukolitik adalah golongan obat yang bekerja dengan cara memecah ikatan kimia mukoprotein dan mukopolisakarida pada dahak sehingga dahak menjadi lebih encer dan tidak lengket, hal ini kemudian akan mempermudah pengeluaran dahak dari saluran napas.
  • 19. MUKOLITIK Obat mukolitik dapat membantu meredakan gejala pasien-pasien dengan batuk berdahak kronis yang kesulitan untuk mengeluarkan dahak, misalnya pada pasien dengan penyakit paru obstruktif kronis dan kistik fibrosis.
  • 20. Contoh obat mukolitik adalah ambroxol, erdosteine, bromheksin, acetylcysteine, dan carbocysteine. Efek samping dari obat mukolitik jarang terjadi, namun efek samping yang diketahui adalah iritasi dan perdarahan saluran cerna, mual, muntah, dan reaksi alergi. Secara umum obat mukolitik ditoleransi dengan baik oleh tubuh, namun obat ini tidak dianjurkan untuk digunakan pada pasien dengan tukak saluran cerna dan pasien yang diketahui alergi terhadap obat mukolitik. Obat Mukolitik
  • 21. Bromheksin Derivat sikloheksil ini berdaya mukolitik pada dosis yang cukup tinggi. Mula kerjanya sesudah lebih kurang 5 jam (per oral), sebagai inhalasi sesudah 15 menit. Setelah beberapa hari pernafasan menjadi lebih baik dan ransangan batuk berkurang. Bromheksin bekerja dengan cara menguraikan mukopolisakarida asam sehingga serabut lendir bronkhus akan terurai. Ini dilakukannya dengan memperbanyak produksi lisosom dan mengaktifkan enzim hidrolitik. Pada saat yang sama sel kelenjar serosa distimulasi. Dengan pertambahan jumlah sekret, viskositas sputum akan turun. Metabolit utama bromheksin adalah ambroksol.
  • 22. Bromheksin Efek samping jarang terjadi dan berupa gangguan lambung-usus, pusing dan berkeringat. Dosis : Oral 3-4 kali sehari 8-16 mg (klorida), anak-anak 3 kali sehari 1,6-8 mg, tergantung dari usianya.
  • 23. Asetilsistein Derivat dari asam amino sistein ini berdaya memperpendek rantai-rantai panjang mukoprotein dari dahak, hingga menjadi lebih cair dan lebih mudah dikeluarkannya dengan batuk. Efek samping yang paling sering terjadi adalah mual dan muntah, maka pasien borok lambung hendaknya menggunakannya dengan hati-hati. Dosis : Oral 3 kali sehari 200 mg granulat, sebagai inhalasi 3-4 kali sehari 1-10 ml dari larutan 20%.