Dokumen tersebut membahas tentang lesi endoperiodontal dan klasifikasi baru penyakit periodontal menurut Chicago. Laporan kasus menunjukkan pentingnya pendekatan multidisiplin dalam diagnosis dan pengobatan lesi endoperiodontal yang melibatkan hubungan patologis antara jaringan endodontik dan periodontal. Prognosis lesi tergantung pada ada tidaknya kerusakan akar, keberadaan periodontitis, serta tingkat kerusakan periodontal sekitar gigi.
1. DOSEN PENGAMPU : DRG. IRMA ERVINA SP.PERIO(K)
LESI ENDO PERIO
7 desember 2020SAVANA ERSA
LAPORAN KASUS
Lesi Endoperiodontal dan Chicago Klasifikasi Baru Penyakit dan Kondisi Periodontal dan
Peri-implan
Pierre Kuoch, Eric Bonte
2. LESI
ENDO
PERIO
suatu kondisi klinis yang
melibatkan pulpa dan jaringan
periodontal
dapat terjadi dalam bentuk akut
atau kronis. 1
ABSES
Nyeri
Pada pasien periodontitis, perkembangannya
lambat dan kronis tanpa adanya gejala1
Gambaran klinis
komunikasi/hubungan patologis
Yang terjadi antara jaringan endodontik dan
jaringan periodontal, menurut definisi yang
mengacu pada klasifikasi baru
penyakit periodontal dan kondisi peri-implan dari
Konferensi Konsensus Chicago pada tahun 2017.2
Meskipun relatif jarang dalam praktek
klinis, lesi endoperiodontal
berdampak buruk pada prognosis gigi
dan membutuhkan
pendekatan multidisiplin untuk
diagnosis, perawatan,
dan prognosis lesi ini.2
3. Jalur anatomi, meliputi pembuluh darah
seperti foramen apikal, kanal aksesori/lateral
dan tubulus dentin.
Jalur nonfisiologi meliputi perforasi saluran
akar secara iatrogenik, fraktur akar vertikal,
trauma, kehilangan sementum karena iritan
eksternal, resorpsi internal dan ekternal, 3
4. ETIOLOGI DAN FAKTOR RISIKO
ETOLOGI
PRIMER
INFEKSI ENDODONTIK DAN
PERIODONTAL
TRAUMA ATAU FAKTOR
IATROGENIK
Dipicu oleh
1. Lesi karies yang sudah melibatkan pulpa.. Dan
menginfeski jaringan periodonsium
2. Destruksi periodontal
3. keduanya
Kondisi ini biasanya prognosisnya buruk
Lesi paling umum pada kategori ini yaitu
• (1) perforasi ruang pulpa/ furkasi (misalnya karena instrumen
saluran akar perawatan
• ; (2) Fraktur akar atau retak (misalnya, karena trauma
• ; (iii) resorpsi akar eksternal (misalnya, karena trauma)
• ; atau (iv) nekrosis pulpa (misalnya karena trauma) mengalir
keluar periodonsium1,2
5. MIKROBIOLOGI
Sebagian besar spesies bakteri teridentifikasi
adalah patogen periodontal disebut kompleks "merah" dan "oranye",
seperti P. gingivalis, T. forsythia, atau Porphiromonas
, dan spesies Fusobacterium, Prevotella dan Treponema.1
6. LESI ENDO PERIO dengan kerusakan
akar
Fraktur akar atau cracking
PERFORASI Saluran akar atau perforasi kamar pulpa
Resorpsi akar eksternal
Lesi endo perio tanpa kerusakan akar Lesi endo-peri pada pasien periodontitis Grade 1-poket periodontal dalam dan
sempit pada satu permukaan gigi
Grade 2-poket periodontal dalam dan
lebar pada 1 permukaan gigi
Grade 3-poket periodontal dalam
dengan lebih dari satu permukaan gigi
Lesi endo-perio pada pasien non
periodontitis
Grade 1-poket periodontal dalam dan
sempit pada satu permukaan gigi
Grade 2-poket periodontal dalam dan
lebar pada 1 permukaan gigi
Grade 3-poket periodontal dalam
dengan lebih dari satu permukaan gigi1,2
PROPOSAL UNTUK KLASIFIKASI ENDO PERIO
7. Lesi Endoperiodontal dengan Kerusakan Akar
Lesi ini berhubungan dengan trauma dan / atau faktor iatrogenik
: fraktur akar, perforasi saluran akar atau ruang pulpa
, atau resorpsi akar eksternal.
Prognosis gigi diragukan dan mungkin avulsi dikehendaki untuk lesi ini.
8. Lesi Endoperiodontal tanpa Kerusakan Akar Lesi ini berhubungan dengan infeksi endodontik dan periodontal
dapat disebabkan oleh infeksi endodontik (kasus lesi karies) yang menginfeksi periodont; (primer) kerusakan
periodontal yang menginfeksi endodontik secara sekunder; atau infeksi endodontik dan periodontal yang terjadi
bersamaan
Lesi dengan asal primer periodontal memiliki prognosis lebih rendah dari pada yang berasal dari endodontik.
Lesi endoperiodontal dapat terjadi kronis (sering pada pasien dengan periodontitis)
akut ( terkait dengan trauma dan / atau kejadian
iatrogenik
adanya abses disertai rasa sakit
9. TANDA DAN GEJALA EPL
(pada pasien yang terkena atau tidak periodontitis)
adanya poket periodontal yang dalam
mencapai atau mendekati puncak akar (≥5 mm) dan RESPON negatif terhadap tes sensitivitas
pulpa.
Parameter
klinis
lainnya
Resorpsi tulang di daerah furkasi apikal atau akar
Nyeri spontan atau perkusi dan / atau palpasi
Eksudat purulen
Mobilitas gigi
Satu atau lebih jalur sinus
Perubahan warna gingiva dan / atau mahkota klinis.
10. Pendekatan diagnostik lesi endoperiodontal , :
pemeriksaan status lesi saat ini, prognosis gigi yang terkena, dan pemeliharaan dan perawatan
gigi atau avulsi
langkah pertama : mendeteksi ada atau tidaknya kehilangan integritas permukaan akar. Penting untuk
mengumpulkan riwayat oral pasien untuk mengidentifikasi trauma yang menyebabkan cedera
iatrogenik.
Jika peristiwa traumatis dan / atau iatrogenik diidentifikasi, kemudian pemeriksaan klinis dan
radiografi dilakukan untuk mengungkap adanya perforasi endodontik, fraktur, atau resorpsi akar.
Diagnosis tidak memiliki nilai atau prognosis rendah,
perwatan : avulsi atau amputasi akar gigi
lakukan secara menyeluruh pemeriksaan status periodontal
Pasien kemudian akan ditempatkan pada konteks penyakit periodontal atau tidak.
Prognosis ditentukan ada atau tidaknya periodontitis dan tingkat keparahannya sebagai tingkat kerusakan
periodontal lokal di sekitar gigi (grade I – III).
Jika ternyata gigi bisa dipertahankan, manajemen : endodontik dan periodontal
11. Perawatan selalu dimulai dengan pembersihan kemomekanis endodonsium dan obturasinya saat kondisinya untuk
pengisian terpenuhi . tidak adanya penyakit periodontal, perawatan endodontik saja mungkin cukup,
Jika penyembuhan tidak ada, cari gerbang infeksi asal periodontal atau terkait dengan kerusakan akar harus
dilakukan eksplorasi secara menyeluruh
Ketika lesi kombinasi periodontal,
Debridemen periodontal non-bedah untuk meningkatkan penyembuhan lesi endoperiodontal.
.
12. Dalam kebanyakan kasus, gabungan debridemen periodontal non-bedah dengan instruksi kebersihan mulut
pada fase pertama ini dari terapi periodontal.
Setelah menghilang atau perbaikan signifikan masalah periodontal,
obturasi endodontik dapat dimulai, diikuti dengan restorasi mahkota.
Chx atau
povidon iodin
nacl
13. Deskripsi kasus
Kasus 1
Seorang pasien laki-laki berusia 40 tahun, tanpa riwayat medis-bedah,
datang ke departemen oral medicine di RS Bretonneau
Pemeriksaan klinis :
sinus tract pada molar bawah kiri pertama (# 36):
mukosa vestibular di sebelah akar mesial
poket periodontal pada ke akar distal (Gbr. 1).
Pemeriksaan gigi :
tidak ada gigi yang rusak dan lesi nonkaries.
Pemeriksaan terungkap tidak adanya peristiwa iatrogenik
Pemeriksaan periodontal mendiagnosis periodontitis stage III /grade III.
Tes sensitivitas pulpa (Pulpofluorane, Septodont) gigi # 36 negatif
probing periodontal terdapat poket yang lebar dan dalam pada permukaan distobuccal
Gambar 1 : terdapat sinus tract pada gigi 36
14. Radiograf retroalveolar
(VistaScan Mini Easy, DBSWIN, Dürr
Dental)
menunjukkan alveolisis parah di akar
distal gigi # 36 dengan alveolisis
interradikuler,
terlihat derajat II dalam
kerusakan periodontal di area furkasi,
diperiksa dengan Probe Nabers.
Lesi inflamasi periradikular pada
endodontik
Diagnosis ditegakkan untuk gigi # 36
adalah
lesi endoperiodontal tanpa kerusakan
akar grade II,
pada pasien periodontitis.
Gambar 2A dan B: (A) Radiografi retroalveolar pada gigi # 36; (B) Radiografi eksentrik: PAI 5 pada
kedua akar
15.
16. Keputusan terapeutik
melakukan perawatan endodontik dan periodontal:
Desinfeksi kemomekanis endodonsium dilakukan dgn rubber dam (Hygienic Dental
Dam, Coltene),
membersihkan dengan larutan natrium hipoklorit 3% (Parcan, Septodont)
dan pembentukan saluran akar (Protaper Gold, Dentsply),
diikuti oleh pengisian intracanal kalsium hidroksida dan restorasi sementara dengan GIC
(Fuji IX, GC).
2 minggu kemudian
Sinus tract telah menghilang (Gbr. 3)
Gambar 3: Gambaran klinis dari
mukosa vestibular yang
menghadap ke gigi # 36,
2 minggu setelah desinfeksi
endodontik pertama
17. Obturasi endodonsium dilakukan:
desinfeksi akhir dengan larutan natrium hipoklorit 3% (Parcan,
Septodont) dan
Gel EDTA 17% , Produits Dentaires SA),
larutan natrium hipoklorit 3%,
paper point steril (Paper Points, VDW),
obturasi (Elements Free Downpack, SyndronEndo;
Plugger saluran akar, Dentsply-Maillefer) (Higienis
Gutta Percha Points, Coltene)
sealer dengan zinc oxide eugenol semen (Pulp Canal Sealer, Kerr).
Ruang koronal kanal
Warm gutta-percha dengan teknik rotatif MacSpadden
(Gutta Condensor Size 25, Dentsply)
Periodontal debridement
19. Seorang pasien pria 60 tahun,
kesehatan umum yang baik,
departemen oral medicine Rumah Sakit
Bretonneau (Assistance
Publique — Hôpitaux de Paris)
periodontitis stage III / grade I.
Kasus 2
20. Pemeriksaan klinis menunjukkan tidak adanya gigi berlubang ,
adanya jalur sinus pada mukosa vestibular dari gigi premolar kiri atas kedua (gigi # 25).
Tes sensitivitas pulpa (Pulpofluorane, Septodont) negatif
probing periodontal lebar dan dalam di permukaan distovestibular gigi.
Radiografi retroalveolar
(VistaScan Mini Easy, DBSWIN, Dürr Dental) (Gbr. 5A)
Kemudian dilakukan dengan penjajakan gutta-percha
(Poin Gutta Percha Higienis, Coltene) melalui jalur sinus
(Gambar 5B).
adanya pembesaran ligamen periodontal
dan alveolisis angular severe/parah di distal gigi # 25.
21. Gambar 5A sampai F:
(A) Radiografi retroalveolar pada gigi # 25;
(B) Radiograf dengan cone gutta-percha pada sinus tract;
(C) Pra operatif radiograf: dua saluran akar terpisah;
(D) Radiografi pasca operatif;
(E) Follow up 6 bulan ;
(F) Follow up 1,5 tahun
22. Jalur cone gutta-percha menunjukkan asal lesi periodontal
dari jalur sinus tetapi mungkin juga berasal dari endodontik yang berhubungan dengan kanal lateral.
Diagnosis yang ditegakkan untuk gigi # 25 adalah
lesi endoperiodontal tanpa kerusakan akar derajat II, dengan pasien periodontitis.
Keputusan terapeutik
Perawatan endoperiodontal
pembersihan endodontik dengan larutan natrium hipoklorit 3% (Parcan, Septodont)
pemasangan (Reciproc, VDW) rubber dam (Hygienic Dental Dam, Coltene)
Medikamen dengan Ca(OH)2 dan restorasi sementara (Fuji IX, GC)
Karena masih adanya jalur sinus 2 minggu berikutnya (memastikan asal jalur sinus periodontal),
Debridement periodontal non bedah dilakukan dan sinus tract menghilang.
Obturasi endodontik dilakukan dengan mengikuti protokol dan teknik yang sama
(Gambar 5C sampai E).
Prognosis 1,5 tahun (Gambar 5F dan 6).
23. Fig. 6: Clinical view of the vestibular mucosa at 1.5
years: absence of
sinus track
24. KESIMPULAN
Klasifikasi baru penyakit periodontal dan kondisi peri-implan memberikan fokus klinis
pada lesi endoperiodontal.
Hal tersebut didasarkan pada tanda dan gejala yang memiliki efek langsung pada
prognosis dan perawatan gigi, seperti ada atau tidak adanya fraktur atau perforasi akar,
ada atau tidak adanya periodontitis, dan luasnya kerusakan periodontal di sekitar gigi
yang terlibat. Kasus klinis yang kami sajikan menunjukkan bahwa pengobatan lesi ini
harus melibatkan endodontik dan perawatan periodontal karena hubungan yang erat
antara gigi dan jar periodonsium.2
25. DAFTAR PUSTAKA
1. Herrera D, Valdes B. Acute periodontal lesions (periodontal abscesses and necrotizing periodontal
diseases) and endo‐periodontal lesions . 2017 World Workshop. J Clin Periodontol. 2018;45(Suppl 20):S78
凡S94.DOI: 10.1111/jcpe.12941.
2. Kuoch p, bonte E. CASE REPORT Endoperiodontal Lesions and Chicago’s New Classification of
Periodontal and Peri-implant Diseases and Conditions. The Journal of Contemporary Dental Practice,
Volume 21 Issue 7 (July 2020).798-802.
3. Ismi M, Susanto A. KETERKAITAN LESI ENDO-PERIO (Tinjauan Pustaka) THE ENDO-PERIO
CONTINUUM (Literature Review). Cakradonya Dent J; 12(2): 93-98 .
4.リrstavik D, Kerekes K, Eriksen HM. The periapical index: a scoring
system for radiographic assessment of apical periodontitis.
Dent Traumatol 1986;2(1):20凡34. DOI: 10.1111/j.1600-9657.1986.
t b 0 0119. x .
26. periodontitis Stage I Stage II Stage III Stage IV
Keparahan Khilangan perleketan di
inTerdental
1-2 mm 3-4 mm ≥ 5 mm ≥ 5 mm
RBL Sepertiga koronal ( < 15 %) Sepertiga koronal ( <
15 %-33 %)
Meluas ke sepertiga
tengah akar
Melebihi sepertiga
tengah akar
Kehilangan gigi (akibat
periodontitis)
Tidak ada kehilangan gigi ≤ 4 gigi ≥ 5 gigi
Kompleksitas lokal • Kedalaman probing
maksimal ≤ 4 mm
• Mayoritas kehilnagan
tulamg horizontal
• Kedalaman probing
maksimal 6 ≤ mm
• Mayoritas
kehilaNgan tulaNg
horizontal
Tambahan dari
kompleksitas stage II:
• Kedalaman probing
≥6 mm
Tambahan dari
kompleksitas Stage III :
• Membutuhkan
rehabilitasi
kompleks akibat :
Disfungsi mastikasi
Trauma oklusi
sekunder
Defek linggir berat
Kelainan gigiitan
Jumlah gigi <20 gigi
Perluasan dan
distribusi
Ditambahkan sebagai
deskriptor
Untuk setiap stage, perluasan penyakit dideskripsikan sebagai
• Lokal (≤ 30 % gigi terlibat)
• Menyeluruh
• Pola molar/insisif
STAGING
27. Perkembangan GRADE A: LAMBAT GRADE B: SEDANG GRADE C: CEPAT
Kriteria primer
Jika terlihat, bukti
langsung harus
digunakan
Bukti langsung RBL atau kehilangan
perlekatan
TIDAK ADA SELAMA 5
TAHUN
<2MM DALAM 5
TAHUN
≥2MM dalam 5 tahun
Bukti tidak langsung % kehilangan
tulang/usia
<0.25 0.25-1.0 > 1.0
Fenotip kasus Deposit biofilm
banyak dengan
tingkat kerusakan
rendah
Destruksi sepadan
dengan deposit
biofilm
Destruksi melebihi
ekspektasi dari
deposit biofilm; pola
klinis spesifik dari
periode kecepatan
perkembangan
dan/atau onset dini
penyakit
modifikasi Faktor risiko Merokok Tidak merokok < 10 batang/hari ≥ 10 batang/hari
Diabetes Normoglikemik HbA1c < 7,0 % pada
pasien dengan DM
HbA1c ≥ 7,0 % pada
pasien dengan DM
GRADING
Notes de l'éditeur
TR
penyisipan bahan bioaktif Ca(OH)2 dan material watertight(GIC) merangsang penyembuhan
Namun, dalam studi retrospektif terhadap 414
kasus, Song et al.
menunjukkan bahwa operasi ini dilakukan dalam suatu konteks
dari lesi endoperiodontal memiliki prognosis yang lebih buruk pada 12 tahun
dibandingkan ketika etiologinya murni endodontik.
EPL adalah komunikasi patologis antara endodontik
dan jaringan periodontal dari gigi tertentu.
HAL Ini dapat terjadi secara akut atau kronis dan harus diklasifikasikan menurut tanda dan gejala yang berdampak langsung pada prognosis dan perawatannya 1