1. LEMDIKANAS, 2007
06/10/12 JOKO MURSITHO, 2007
2. Perbedaan-perbedaan di antara orang-
orang adalah lumrah dan alami
Perbedaan-perbedaan : pendapat,
tujuan, kebutuhan, keinginan,
kebiasaan, nilai, interpretasi atas fakta,
dan sebagainya
Perbedaan-perbedaan itu merupakan
sumber konflik
06/10/12 JOKO MURSITHO, 2007
3. Konflik antar anggota organisasi tidak dapat
dihindari, walau usaha-usaha integrasi sudah
dilaksanakan secara optimal.
Ciri kelompok yang sudah matang: mempunyai
kemampuan dan kemauan dalam mengangkat
konflik yang latent ke permukaan untuk dibicarakan
agar dapat memberikan alternatif solusi.
Konflik berpotensi destruktif, sehingga harus
dikelola dengan baik, meskipun tidak mungkin dapat
dihilangkan
06/10/12 JOKO MURSITHO, 2007
4. Definisi Konflik
Ketidaksesuaian atau perbedaan antara
tujuan-tujuan yang ingin dicapai atau
metoda yang digunakan untuk mencapai
tujuan tersebut
(Davis dan Newstrom)
Konflik terjadi bila seseorang atau suatu
kelompok mempunyai dua atau lebih
kebutuhan/keinginan yang tak dapat
dipenuhi secara bersamaan
(McCarty dan Stone)
06/10/12 JOKO MURSITHO, 2007
5. Pandangan Tentang Konflik
Traditional View
Konflik harus dihindari karena bersifat negatif.
Human Relations View
Konflik bersifat alamiah dan tidak dapat dielakkan serta bukan
sesuatu yang negatif, bahkan punya potensi yang positif.
Interactionist Approach
Konflik justru harus didorong, sebab suatu kelompok yang
harmonis, damai, tenteram, dan kooperatif cenderung menjadi
statis, apatis, dan tidak tanggap terhadap kebutuhan akan
perubahan dan inovasi.
06/10/12 JOKO MURSITHO, 2007
7. JENIS-JENIS KONFLIK
Berdasarkan Sifatnya
Konflik Realistik
Terjadi karena adanya perbedaan/pertentangan kebutuhan,
tujuan, nilai, kepentingan, peran, atau cara kerja.
Di antara mereka terlibat suatu perbedaan yang nyata.
Konflik Nonrealistik
Terjadi karena adanya perbedaan persepsi terhadap suatu
fakta. Sumbernya berasal dari ketidaktahuan, kesalahan,
tradisi, prasangka, permusuhan, struktur organisasi yang
tidak jelas, ketegangan, dan persaingan kalah-menang.
06/10/12 JOKO MURSITHO, 2007
8. Berdasarkan orang yang terlibat
Konflik Antarpribadi
Sangat dipengaruhi oleh emosi. Bersumber dari
kebutuhan melindungi citra diri (self-image) dan
harga diri (self-esteem) dan dipicu oleh
kegagalan komunikasi dan perbedaan persepsi.
Konflik Antarkelompok
Terjadi karena perbedaan pandangan, loyalitas
kelompok, dan persaingan dalam memperoleh
sumber daya yang terbatas.
06/10/12 JOKO MURSITHO, 2007
9. Berdasarkan Kemanfaatannya
Konflik Fungsional
Konflik yang dapat mendukung
tercapainya tujuan organisasi dan
meningkatkan kinerja kelompok.
Konflik Disfungsional
Konflik yang menghambat kinerja
kelompok.
06/10/12 JOKO MURSITHO, 2007
10. PENYEBAB TERJADINYA KONFLIK
Faktor Organisasional
Persaingan memperoleh sumber daya organisasi
yang terbatas.
Ketidakjelasan tanggung jawab dan wewenang.
Pengaruh dari saling ketergantungan
(interdependensi).
Orang akan cenderung menyalahkan unit ,
kelompok atau individu lain dalam suatu kerja sama
yang saling tergantung.
Ketidakadilan sistem kompensasi.
Perasaan superior antarunit atau kelompok
06/10/12 JOKO MURSITHO, 2007
11. Faktor Antarpribadi
• Perasaan iri hati atau dendam.
• Salah anggapan terhadap perilaku orang lain.
Orang yang merasa kepentingannya dihalangi orang
lain menganggap orang itu telah dengan sengaja
berbuat demikian; walaupun sebenarnya belum tentu.
• Praktek komunikasi yang buruk.
• Suatu kritik yang tidak tepat; walaupun maksudnya
baik.
• Ketidakpercayaan, kecurigaan, dan prasangka.
• Karakteristik pribadi.
Orang yang berkepribadian antagonistik, dan atau
cepat tersinggung cenderung mudah terlibat konflik.
06/10/12 JOKO MURSITHO, 2007
12. • METODA-METODA
MANAJEMEN
KONFLIK
(1)
06/10/12 JOKO MURSITHO, 2007
13. Metoda Stimulasi Konflik
Kondisi :
Konflik terlalu rendah
mengakibatkan para karyawan
takut berinisiatif dan menjadi pasif.
Terjadi toleransi tinggi terhadap
kelemahan dan kejelekan
pelaksanaan kerja.
06/10/12 JOKO MURSITHO, 2007
14. Metoda Yang Digunakan :
Memasukkan orang luar ke dalam
kelompok
Reorganisasi
Mendorong persaingan dengan
menawarkan bonus, insentif, dan
memberikan penghargaan
Memilih manajer-manajer yang tepat.
Perlakuan yang berbeda dari kebiasaan
06/10/12 JOKO MURSITHO, 2007
15. (2)
Metoda Pengurangan Konflik
Kondisi :
Terjadi antagonisme akibat adanya konflik.
Tingkat konflik terlalu tinggi, maka perlu
“pendinginan”.
Metoda Yang Digunakan :
Mengganti tujuan yang menimbulkan
persaingan dengan tujuan yang lebih
dapat diterima kedua kelompok.
Menciptakan “musuh” atau “ancaman”
yang sama bagi kelompok yang
06/10/12 bertentangan.
JOKO MURSITHO, 2007
16. (3)
Metoda Penyelesaian Konflik
Kondisi :
Konflik
secara umum
telah terjadi
dan perlu
segera
diselesaikan.
06/10/12 JOKO MURSITHO, 2007
17. Metoda Yang digunakan :
- Dominasi dan Penekanan:
Kekerasan (forcing): penekanan
otokratik.
Penenangan (smoothing): dengan cara
lebih diplomatis.
Penghindaran (avoidance): manajer
menghindar untuk mencari posisi yang
tegas.
Aturan Mayoritas (majority rule):
melalui voting.
06/10/12 JOKO MURSITHO, 2007
18. • Kompromi :
– Pemisahan (separation): masing-masing
dilerai.
– Perwasitan (arbitration): diundang pihak
ketiga.
– Kembali ke peraturan: peraturanlah yang
memberi vonis bagi yang benar dan salah.
– Penyuapan (bribing): salah satu pihak
menerima kompensasi untuk mau
mengalah.
06/10/12 JOKO MURSITHO, 2007
19. Pemecahan Masalah Integratif :
– Konsensus: kesepakatan menyelesaikan
konflik dan bukannya mencari menang-kalah
atau benar-salah.
– Konfrontasi: masing-masing berargumentasi
untuk mencari siapa yang benar.
– Superordinate Goals: menggunakan tujuan-
tujuan yang lebih tinggi atas kesepakatan
bersama.
06/10/12 JOKO MURSITHO, 2007
20. METODA – METODA
PENYELESAIAN KONFLIK
06/10/12 JOKO MURSITHO, 2007
21. Menang-Kalah, salah satu pihak
memaksa pihak lain untuk
menyerah.
Menarik Diri, mundur dari
perbedaan pendapat. “Diam adalah
emas”.
Menghaluskan, perbedaan menjadi
kurang penting. “Kita adalah satu
keluarga besar”.
Mengutamakan Tujuan, kedua
pihak untuk sementara
menghentikan perselisihan untuk
sesuatu yang lebih penting. Tidak
mogok di masa perang.
06/10/12 JOKO MURSITHO, 2007
22. Mengkompromikan, memisahkan perbedaan,
dan berunding untuk mencari posisi-posisi antara
yang dapat diterima.
Mewasiti, menyerahkan kepada pihak ketiga dari
luar untuk mengambil keputusan sebagai wasit.
Menengahi, mengundang pihak ketiga dari luar
untuk menengahi dan membantu kedua pihak
mencapai penyelesaian.
Memecahkan Masalah, mengadakan
konfrontasi melalui pertukaran informasi terbuka
untuk menyelesaikan perbedaan-perbedaan,
sehingga kedua pihak merasa menang.
06/10/12 JOKO MURSITHO, 2007