2. PENDAHULUAN
kekuarangan cairan adalah Keadaan dimana
seorang individu yang tidak menjalani masa
puasa atau berisiko mengalami dehidrasi
vaskular, interstisial, atau intravaskular.
Sebagian besar anak yang meninggal akibat
tubuh mereka dehidrasi (kekurangan cairan).
Dehidrasi terjadi jika tubuh kehilangan lebih
banyak cairan daripada yang diperoleh. Keadaan
ini dapat timbul pada penyakit mencret yang
berat, terutama jika disertai muntah seperti
penyakit muntaber atau cholera.
3. CAIRAN TUBUH NORMAL
Air adalah komponen pembentuk tubuh yang paling
banyak jumlahnya. Pada orangdewasa kurang lebih 60 %
dari berat badan adalah air (air dan elektrolit).
Cairan cairan intra seluler (CIS) -40% dbb-
cairan ekstra seluler (CES) -20% dbb-
=> cairan intersisil (CIT) -15% dbb-
=> cairan intravaskuler (CIV) -5% dbb-
Elektrolit Utama
• Dari CES : Natrium (N = 135 - 147 mEq/liter), Klorida (N = 100 -
106 mEq/liter)
• Dari CIS : Kalium (N = 3,5 - 5,5 mEq/liter), Phospat (N = 3 - 4,5
mg/liter)
4. CAIRAN TUBUH NORMAL PADA ANAK
Cairan tubuh dinyatakan dalam persen dari
berat badan, persentase ini bervariasi sesuai
dengan umur:
• Pada bayi, cairan tubuh total sekitar 80%
dari berat badan.
• Pada anak umur 3 tahun, cairan tubuh
total sekitar 65% dari berat badan.
• Pada anak umur 15 tahun, cairan tubuh
total sekitar 60% dari berat badan.
5. KEBUTUHAN MASUKAN CAIRAN
• Bayi baru lahir : 80 sampai 100 mL/kg/24 jam.
• Bayi : 120 sampai 130 mL/kg/24 jam.
• Umur 2 tahun : 115 sampai 125 mL/kg/24 jam.
• Umur 6 tahun : 90 sampai 100 mL/kg/24 jam.
• Umur 15 tahun : 70 sampai 85 mL/kg/24 jam.
• Umur 18 tahun : 40 sampai 50 mL/kg/24 jam.
6. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Kebutuhan Cairan Dan Elektrolit
• Usia
• Jenis kelamin
• Sel-sel lemak
• Stres
• Sakit
• Temperatur lingkungan
• Diet
7. PENGHITUNGAN CAIRAN TUBUH
Menurut dr. Sudung O. Pardede, SpA (K), Untuk
menghitung kebutuhan air bagi anak, lazimnya
digunakan 3 metode perhitungan, yaitu berdasarkan
rumus Darrow :
• Bagi berat badan < 10 kg membutuhkan 100
ml/kg BB;
• Bagi berat badan 10-20 kg membutuhkan 1000
ml + 50 untuk setiap kenaikan BB diatas 10 kg;
• Bagi yang berat badannya > 20
kg, membutuhkan 1500 ml + 200 ml untuk
setiap kenaikan BB diatas 20 kg.
8. DEHIDRASI
Dehidrasi adalah suatu gangguan dalam
keseimbangan air yang disertai output yang
melebihi intake sehingga jumlah air pada
tubuh berkurang.
Meskipun yang hilang adalah cairan tubuh,
tetapi dehidrasi juga disertai gangguan
elektrolit.
9. ETIOLOGI
Dehidrasi paling umum terjadi akibat dari
ketidaknormalan hilangnya cairan, seperti
muntah yang berlebihan atau diare.
Kemungkinan penyebab lain meliputi
ketidak cukupan pemasukan cairan,
ketoasidosis diabetikum, luka bakar yang
parah, demam tinggi yang lama, dan
hiperventilasi.
11. Tanda dan Gejala Dehidrasi Ringan Dehidrasi Sedang Dehidrasi Berat
Kehilangan berat badan 3-5 % 6-9 % 10 % atau lebih
Kesan dan kondisi umum, Haus, sadar, gelisah Haus, glisah, atau letrgis Mengantuk; ekstremitas lemas,
bayi dan anak kecil tetapi iriabel bila di dingin, sianotik, lembab, bila
pegang atau mengantuk koma
Nadi radial Kecepatan dan tekanan Cepat dan lemah Cepat, sangat lemah, kadang
normal tidak teraba
Respirasi Normal Dalam, mungkin cepat Dalam dan cepat
Tekanan darah sistolik Normal Normal tau rendah, Rendah mungkin tidak terukur
hipotensi ortostatik
Ekstremitas kulit Cubitan segera kembali Cubitan kembali perlahan Cubitan tidak segera kembali
Mata Normal Cekung Sangat cekung
Air mata Ada Tidak ada atau berkureang Tidak ada
Membrane mukosa Lembab Kering Sangat kering
Keluaran kencing Normal Jumlah berkurang atau Anuria/oliguria berat
pekat
Pengisian kembali kapiler Normal 2 detik 3 detik
Perkiraan deficit cairan 30-50 60-90 100 atau lebih
(mL/Kg)
13. DEHIDRASI ISOTONIK
• Pada dehidrasi isotonik, defisit air dan elektrolit terjadi
kira-kira pada proporsi seimbang.
• Ini adalah tipe yang paling umum, terhitung 70% kasus
dehidrasi berhubungan dengan diare pada bayi.
• Kehilangan cairan yang utama melibatkan komponen
ekstraseluler dan volume sirkulasi darah, membuat
bayi peka terhadap terjadinya syok hipovolemik.
• Serum sodium (Na+) menurun atau dalam batas
normal, chloride (Cl-) menurun, dan pottasium (K+)
normal atau meningkat.
• Kekurangan cairan dapat diperbaiki dalam periode
waktu 24 jam.
14. DEHIDRASI HIPERTONIK
• Pada dehdrasi hipertonik, hilangnya air melebihi
hilangnya elektrolit.
• Pada dehidrasi tipe ini sekitar 20% kasus terjadi
disebabkan oleh diare yang parah.
• Hal itu menyebabkan pergeseran cairan dari
intraseluler kompartemen ke ekstra seluler
kompartemen, dan dapat menimbulkan
terjadinya gangguan neurologi seperti seizures.
• Na+ menurun, K+ bervariasi, Cl- meningkat.
15. DEHIDRASI HIPOTONIK
• Pada dehidrasi hipotonik, kekurangan elektrolit melebihi
kekurangan air.
• Hal itu dapat disebabkan oleh keringat yang berlebih atau
diare yang parah, sekitar 10% kasus terjadi pada bayi yang
mengalami diare yang parah.
• Sebagai respon atas dehidrasi hipotonik, pergeseran cairan
dari kompartemen ekstraseluler ke intraseluler adalah usaha
untuk menstabilkan keseimbangan osmotik, yang selanjutnya
akan meningkatkan hilangnya cairan ekstraseluler dan
biasanya dapat menyebabkan terjadinya syok hipovolemik.
• Na+ menurun, Cl- menurun, K+ bervariasi.
• Volume cairan dan Na+ harus di ganti dalam jangka waktu 24-
36 jam.
17. CARA PEMBERIAN CAIRAN
Keadaan ini tergantung pada kondisi anak dan tipe
cairan serta serta ketidakseimbangan elektrolit.
• Peroral. Cara ini digunakan dimana bayi atau anak
mampu untuk memasukkan cairan peroral, tidak
muntah dan mengalami diare yang ringan.
• Parenteral. Cairan intravena merupakan pilihan jika
muntah merupakan sutu gamabaran dan jika cairan
serta elektrolit hilang dengan cepat krena diare.
• Subkutan. Cara ini berguna, tetapi hanya dapat
diberikan dalam jumlah yang kecil dalam waktu yang
relatif pendek.