Dokumen tersebut membahas tentang latar belakang, tujuan, dan tinjauan pustaka mengenai budidaya tanaman kelapa sawit. Termasuk klasifikasi, syarat tumbuh, dan teknik budidaya kelapa sawit seperti persiapan bibit, pembibitan, pembukaan lahan, dan pemeliharaan tanaman."
Makalah Kesehatan Lingkungan - Dampak Pembukaan Lahan Untuk Perkebunan Kelapa...
KELAPA SAWIT
1. SAMPUL
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
Latar Belakang ........................................................................................ 2
Tujuan Praktikum.................................................................................... 3
Kegunaan Praktium……………………………………………………. 3
TINJAUAN PUSTAKA
Klasifikasi Tanaman Kelapa Sawit ......................................................... 4
Syarat Tumbuh Tanaman Kelapa Sawit.................................................. 4
Budidaya Tanaman Kelapa Sawit ........................................................... 5
METODOLOGI
Waktu dan Tempat ................................................................................. 9
Alat dan Bahan ....................................................................................... 9
Prosedur Praktikum................................................................................. 9
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil ........................................................................................................ 11
Pembahasan............................................................................................. 12
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan ............................................................................................. 13
Saran ....................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA
LEMBAR ASISTENSI
2. PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tanaman kelapa sawit memiliki nama latin (Elaeis guineensis Jacq) saat ini merupakan
salah satu jenis tanaman perkebunan yang menduduki posisi penting disektor pertanian
umumnya, dan sektor perkebunan khususnya, hal ini disebabkan karena dari sekian banyak
tanaman yang menghasilkan minyak atau lemak, kelapa sawit yang menghasilkan nilai ekonomi
terbesar per hektarnya di dunia (Balai Informasi Pertanian, 1990). Melihat pentingnya tanaman
kelapa sawit dewasa ini dan masa yang akan datang, seiring dengan meningkatnya kebutuhan
penduduk dunia akan minyak sawit, maka perlu dipikirkan usaha peningkatan kualitas dan
kuantitas produksi kelapasawit secara tepat agar sasaran yang diinginkan dapat tercapai. Salah
satu diantaranya adalah pengendalian hama dan penyakit. (Sastrosayono 2003).
Tanaman kelapa sawit adalah tanaman penghasil minyak nabati yang dapat menjadi
andalan dimasa depan karena berbagai kegunaannya bagi kebutuhan manusia. Kelapa sawit
memiliki arti penting bagi pembangunan nasional Indonesia. Selain menciptakan kesempatan
kerja yang mengarah pada kesejahteraan masyarakat, juga sebagai sumberdevisa negara.
Penyebaran perkebunan kelapa sawit di Indonesia saat ini sudah berkembang di 22 daerah
propinsi. Luas perkebunan kelapa sawit pada tahun 1968 seluas 105.808 hadengan produksi
167.669 ton, pada tahun 2007 telah meningkat menjadi 6.6 juta ha dengan produksi sekitar 17.3
juta ton CPO (Sastrosayono 2003). Tanaman kelapa sawit merupakan komoditas perkebunan
primadona Indonesia. Di tengah krisis global yang melanda dunia saat ini, industri sawit tetap
bertahan dan memberi sumbangan besar terhadap perekonomian negara. Selain mampu
menciptakan kesempatan kerja yang luas, industri sawit menjadi salah satu sumber devisa
terbesar bagi Indonesia.
Data dari Direktorat Jendral Perkebunan (2008) menunjukkan bahwa terjadi peningkatan
luas areal perkebunan kelapa sawit di Indonesia, dari 4 713 435 ha pada tahun 2001 menjadi
7.363.847 ha pada tahun 2008 dan luas areal perkebunan kelapa sawit ini terus mengalami
peningkatan. Peningkatan luas areal tersebut juga diimbangi dengan peningkatan produktifitas.
Produktivitas kelapa sawit adalah 1.78 ton/ha pada tahun 2001 dan meningkat menjadi 2.17
ton/ha pada tahun 2005. Hal ini merupakan kecenderungan yang positif dan harus dipertahankan.
Untuk mempertahankan produktifitas tanaman tetap tinggi diperlukan pemeliharaan yang tepat
3. dan salah satu unsur pemeliharaan Tanaman Menghasilkan (TM) adalah pengendalian hama dan
penyakit.
Sektor perkebunan merupakan salah satu potensi dari subsektor pertanian yang
berpeluang besar untuk meningkatkan perekonomian rakyat dalam pembangunan perekonomian
Indonesia. Pada saat ini, sektor perkebunan dapat menjadi penggerak pembangunan nasional
karena dengan adanya dukungan sumber daya yang besar, orientasi pada ekspor, dan komponen
impor yang kecil akan dapat menghasilkan devisa non migas dalam jumlah yang besar.
Produktivitas kelapa sawit sangat dipengaruhi oleh teknik budidaya yang diterapkan.
Pemeliharaan tanaman merupakan salah satu kegiatan budidaya yang sangat penting dan
menentukan masa produktif tanaman. Salah satu aspek pemeliharaan tanaman yang perlu
diperhatikan dalam kegiatan budidaya kelapa sawit adalah pengendalian hama dan penyakit.
Pengendalian hama dan penyakit yang baik dapat meningkatkan produksi dan produktivitas
tanaman.
Tujuan Praktek
Adapun tujuan praktikum Teknologi BDT Perkebunan, yaitu untuk mengetahui budidaya
dan varietas tanaman perkebunan kelapa sawit di daerah Luwu Timur, Sulawesi Selatan.
Kegunaa Praktek
Kegunaan praktek lapang ini agar mahasiswa melihat secara langsung proses pembuatan
kelapa sawit dan kakao sebagai bahan latihan dalam pengambilan informasi dan penyusunan
laporan untuk penelitian.
4. TINJAUAN PUSTAKA
Klasifikasi Tanaman Kelapa Sawit
Sebagai tanaman yang dibudidayakan, tanaman kelapa sawit memerlukan kondisi
lingkungan yang baik atau cocok, agar mampu tumbuh subur dan dapat berproduksi secara
maksimal. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pertumbuhan kelapa sawit antara lain
keadaan iklim dan tanah. Selain itu, faktor yang juga dapat mempengaruhi pertumbuhan kelapa
sawit adalah faktor genetis, perlakuan budidaya, dan penerapan teknologi.
Klasifikasi
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Liliopsida (berkeping satu / monokotil)
Sub Kelas : Arecidae
Ordo : Arecales
Famili : Arecaceae (suku pinang-pinangan)
Genus : Elaeis
Spesies :Elaeis guineensis Jacq.
Syarat Tumbuh Tanaman Kelapa Sawit
Pada dasarnya, kelapa sawit termasuk tanaman yang gampang sekali hidup. Cuma sebagai
tanaman budidaya, kelapa sawit harus mempunyai produktivitas yang tinggi. Di bawah ini
merupakan syarat-syarat yang menentukan pertumbuhan kelapa sawit secara lengkap, yaitu :
1. Kondisi Lingkungan
Paling baik, kelapa sawit dipelihara di daerah yang memiliki ketinggian 1-500 meter
dari permukaan laut. Di tempat seperti ini suhu udaranya sekitar 24-28 ºC dengan tingkat
kelembaban mencapai 80-90%. Pergerakan udara yang berkecepatan 5-6 km/jam juga sangat
membantu terjadinya penyerbukan bunga kelapa sawit secara alami.
5. 2. Intensitas Cahaya
Kelapa sawit membutuhkan cayaha dalam intensitas yang besar. Rata-rata perharinya,
tanaman ini perlu mendapatkan penyinaran matahari secara langsung selama 5-7 jam. Jadi
jarak tanam bibit kelapa sawit minimal 9 × 9 meter agar tanaman tetap bisa mendapatkan
cahaya yang cukup ketika tumbuh besar.
3. Curah Hujan
Kelapa sawit cenderung menyukai daerah-daerah yang memiliki curah hujan tinggi.
Tanaman ini akan berbuah lebih lebat saat dibudidayakan di tempat yang mempunyai curah
hujan mencapai 1500-4000 mm/tahun.
4. Jenis Tanah
Untuk jenis tanah yang cocok dijadikan media tanam kelapa sawit di antaranya latosol,
regosol, pedzolik, alluvial dan hidromorfik kelabu. Selain itu, tanah berjenis gambut saprik,
dataran pantai dan muara sungai juga cukup bagus untuk ditanami kelapa sawit.
5. Kadar Keasaman
Kelapa sawit bisa tumbuh dengan baik manakala ditanam di tanah yang subur, gembur,
permukaannya datar, berdrainase lancer dan mengandung lapisan solum tanpa lapisan pedas.
Kadar keasaman tanah yang paling bagus untuk mendukung pertumbuhan kelapa sawit yaitu
pH 5.0-5.5.
6. Tingkat Kemiringan
Tingkat kemiringan kelapa sawit tidak boleh lebih dari 15 derajat. Pembuatan
terasering pada lahan yang miring sangat dianjurkan guna menjaga keidealan syarat tumbuh
tanaman kelapa sawit (Zainal Abidin, 2015).
Budidaya Tanaman Kelapa Sawit
Adapun cara atau teknik budidaya dari tanaman kelapa sawit, yaitu dapat dilihat di bawah
ini :
1. Persiapan Bibit
Bibit kelapa sawit yang digunakan hendaknya adalah bibit yang berkualitas dan
bersertifikat sehingga mutu benih dan kualitas maupun kuantitas buah yang dihasilkan
6. nantinya sesuai dengan yang diharapkan. Bibit kelapa sawit biasanya berupa kecambah atau
bibit tanam yang bisa dibeli pada penyedia pembibitan kelapa sawit.
2. Cara Pembibitan
Terdapat 2 tahap dalam pembibitan kelapa sawit, yaitu tahan pembibitan awal (Pre-
nursery) dan tahap pembibitan utama (Main-nursery). Tahap pembibitan awal adalah tahap
menumbuhkan kecambah kelapa sawit menggunakan polybag ukuran kecil. Sedangkan tahap
pembibitan utama yaitu tahap pembesaran bibit kelapa sawit yang telah tumbuh sampai bibit
siap tanam.
3. Teknik Pembukaan Lahan
Berbagai metode dan teknik pembukaan lahan budidaya kelapa sawit dapat dilakukan
sesuai dengan kondisi lahan, jenis lahan dan anggaran biaya. Sistem pembukaan lahan
budidaya kelapa sawit antara lain, yaitu pembukaan lahan secara manual, secara mekanis dan
secara kimia serta kombinasi dari ketiga sistem tersebut yang disesuaikan dengan kondisi dan
situasi di lapangan. Sistem pembukaan lahan secara manual yaitu menggunakan tenaga kerja
manusia menggunakan peralatan sederhana. Sistem pembukaan lahan secara mekanis yaitu
menggunakan alat berat/alat pertanian, misalnya traktor atau buldoser. Sistem pembukaan
lahan secara kimia yaitu pembukaan lahan menggunakan herbisida/racun rumput.
4. Membuat Jaringan Jalan Perkebunan
Setelah proses pembukaan lahan selesai, selanjutnya adalah membuat jaringan jalan
yang nantinya digunakan sebagai sarana produksi lainnya. Jenis-jenis jalan yang harus
tersedia pada perkebunan kelapa sawit antara lain, yaitu jalan sukender/jalan produksi
merupakan jalan transportasi yang menghubungkan jalan utama dengan jalan kaloksi
(pengumpul buah sawit), jalan koleksi yaitu jalan yang berada di dalam blok-blok
penanaman yang berfungsi sebagai jalan untuk mengumpulkan buah kelapa sawit yang telah
dipanen, jalan panen yaitu jalan yang digunakan untuk tukang panen mengangkut buah dari
setiap pohon kelapa sawit ke tempat pengumpulan hasil, jalan uatama yaitu jalan
pengumpulan utama dimana digunakan sebagai jalan mobil pengangkut buah kelapa sawit.
5. Pembuatan/Perbaikan Drainase
Tanaman kelapa sawit adalah tanaman yang sangat membutuhkan air namun bukan
berarti tahan terhadap genangan air. oleh sebab itu parit drainase sangat penting terutama
pada lahan gambut.
7. 6. Menentukan Pola Tanam
Pola tanam kelapa sawit dapat diterapkan secara monokultur ataupun tumpangsati. Pada
pola tanam monokultur sebaiknya penanaman tanaman kacang-kacangan (LCC) sebagai
tanaman penutup tanah dilakukan segera setelah penanaman bibit kelapa sawit. Sedangkan
pada pola tanam tumpangsari diantara tanaman kelapa sawit sebelum menghasilkan dapat
ditanami berbagai macam tanaman, misalnya ubi kayu, jagung, padi, cabai, semangka atau
jenis tanaman sayuran lainnya.
7. Pengairan (Pancang)
Pengairan atau pemancangan adalah penentuan tempat/titik yang akan ditanam bibit
kelapa sawit sesuai dengan jarak tanam yang dipakai. Pengairan biasanya ditandai dengan
menggunakan kayu atau bambu. Sistem jarak penanaman kelapa sawit umumnya digunakan
adalah segitiga sama sisi dengan jarak tanam 9 × 9 × 9 meter.
8. Pembuatan Lubang Tanam
Lubang tanam dibuat tepat pada ajir/pancang yang telah dipasang dengan posisi ajir
yang tepat ditengah-tengah lubang tanam. Ukuran lubang tanam kelapa sawit yaitu 50 × 40 ×
40 cm atau kedalaman lubang tanam disesuaikan dengan tinggi polybag bibit ditambah 5-10
cm supaya ketika ditanam media tertutup oleh tanah. Kemudian ditabur kapur dolomit
dankleserit atau pupuk rock phosphat denhan dosis disesuaikan kebutuhan dan dibiarkan
selama 7-10 hari.
9. Cara dan Waktu Menanam Bibit
Waktu penanaman bibit kelapa sawit yang baik adalah diawal musim hujan. Dengan
demikian katika musim hujan berakhir akar tanaman kelapa sawit sudah cukup kuat dan lebih
tahan terhadap kekeringan. Tahapan atau cara menanam bibit kelapa sawit, yaitu sehari
sebelum penanaman bibit kelapa sawit disiram agar persediaan air di dalam media semai
cukup, bibit diangkut kelahan dan diletakkan masing-masing di tepi lubang tanam, buka
polybag semai dengan hati-hati agar media tidak pecah/rusak, masukkan bibit kelapa sawit
ke dalam lubang tanam kemudian ditimbun dengan tanah galian bagian atas, tanah
dipadatkan agar bibit berdiri tegak dan tidak mudah roboh.
8. 10. Cara Pemeliharaan
Pemeliharaan tanaman kelapa sawit setelah proses penanaman meliputi penyulaman,
penanaman tanaman penutup tanah (kacang-kacangan), membuat bokoran (piringan),
pemupukan dan pemangkasan pelepah daun.
11. Pemupukan
Jenis-jenis pupuk yang digunakan untuk tanaman kelapa sawit yaitu Urea, TSP/SP36,
KCL, Kiserit dan Borax. Dosis pupuk yang digunakan disesuaikan dengan umur tanaman.
jadwal pemupukan tanaman kelapa sawit yaitu 2 kali dalam setahun. Pemupukan pertama
dilakukan pada awal musim hujan (September-Oktober) dan pemupukan kedua dilakukan
pada akhir musim hujan (Maret-April).
12. Pengendalian Gulma
Pengendalian gula dilakukan agar tidak terjadi persaingan antara tumbuhan liar dengan
tanaman kelapa sawit dalam mendapatkan nutrisi, air dan cahaya matahari. Pengendalian
gulma dapat dilakukan pada piringan dan gulma yang tumbuh diantara tanaman kacang-
kacangan.
13. Pengendalian Hama dan Penyakit
Pengendalian dapat dilakukan dengan cara penyemprotan insektisida, fungisida atau
bakterisida sesaui dosis yang dianjurkan. Dalam pengendalian hama dan penyakit, dosis yang
digunakan tidak boleh berlebihan.
14. Panen
Tanaman kelapa sawit mulai berbuah pada umur 2.5 tahun. Buah masak 5.5 bulan
setelah penyerbukan. Buah yang dapat dipanen adalah buah yang telah matang. Ciri-ciri buah
kelapa sawit matang yang sudah bisa dipanen adalah sedikitnya ada 5 buah yang jatuh dari
tandan (brondolan). Panen kelapa sawit dilakukan setiap 2 minggu sekali (Azzami, 2017).
9. METODOLOGI
Waktu dan Tempat
Praktek Teknologi Budidaya Tanaman Perkebunan dilaksanakanpada hari jum’at-
minggu, tanggal 04-06 Mei 2018, pada pukul 09:00 WITA sampai selesai, bertempat di PT.
Perkebunan Nusantara XIV. PKS Luwu Unit I-BuraU Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi
Selatan.
Alat dan Bahan
Adapaun alat dan bahan yang digunakan pada praktek kunjungan lapang di Luwu Timur,
yaitu alat tulis menulis dan kamera sebagai dokumentasi.
Prosedur Praktikum
Adapun prosedur kerja dalam pelaksanaan praktek kunjungan lapang di Luwu Timur, yaitu
:
1. Melakukan registrasi pembayaran sebelum keberangkatan,
2. Berkumpul di fakultas pertanian, Universitas Muslim Indonesia untuk absesni keberangkatan
peserta,
3. Berangkat dari Makassar ke Luwu Timur dengan rotasi perjalanan selama kurang lebih 15
jam.
4. Sampai di lokasi, peserta diarahkan untuk konsumsi dan tempat penginapan,
5. Peserta diarahkan untuk sarapan pagi dan dilanjutkan kunjungan lapang ke PT. Perkebunan
Kelapa Sawit serta ke Pabrik pengolahan Kelapa Sawit,
6. Di PT. Perkebunan Kelapa Sawit, peserta disambut oleh karyawan pabrik dan diberikan
arahan dalam praktek kunjungan lapang,
7. Peserta diarahkan untuk pulang kepenginapan masing-masing dan beristirahat sebelum
kembali ke Makassar,
8. Peserta diarahkan untuk makan malam dan dilanjutkan pulang ke Makassar,
9. Selama kurang lebih 15 jam, peserta sampai di kota Makassar dengan selamat,
10. Pulang ke rumah masing-masing.
10.
11. HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Penyambutan dan
Pengenalan
Tempat Pengumpulan
Buah yang Telah di Sortir
Tempat Buah Kelapa
Sawit yang akan di
Masukkan ke dalam Lori
Alat Pengangkutan Buah
Kelapa Sawit yang akan
di Rebus
3 Lori untuk Mengangkut
Buah Kelapa Sawit
Alat untuk Manarik Lori
ke dalam Tranper
Alat Pemisah anatara Biji
dengan Cangkang
Tahap Perubusan selama
90 Menit
Alat Pemisah anatara
Buah dan Tandan
12. Pembahasan
Varietas kelapa sawit yang digunakan pada parktek lapang di Luwu Timur, yaitu varietas
tenera. Varietas tenera ini didapatkan dari hasil persilangan dura × fesifera. Dalam pembibitan,
ada 3 jenis bibit yang digunakan, yaitu bibit jantan, bibit glintir dan bibit cinera. Kriteria bibit
jantan, yaitu pelepah daun memanjang, daun menyempit atau daun lalang, tidak memiliki
pinggul, bonggol lurus dan berbuah tapi hasilnya tidak maksimal. Kriteria bibit kriwil atau
disebut sebagai bibit glintir, yaitu daunnya pendek dan bibit ini berasal dari Ambon. Kriteria
bibit jagur atau disebut sebagai bibit cinera, yaitu bibit ini layak tanam, bonggol bawah bagus,
buah jarang, duri panjang dan produksi kurang.
Pengolahan kelapa sawit menjadi minyak dimulai dari penimbangan atau Harming
(timbang berisi, tempat pembongkaran, kembali ke timbangan dan di sortir) kemudian hasil akhir
buah yang di timbang di bongkar lalu diperiksa. Ada fraksi 0.0, 0, 1, 2, 3, 4, 5. Fraksi 0.0
dibuang, fraksi 2-3 bagus dan fraksi 4-5 busuk. Fraksi 0 dibuang karena tidak dipake dengan
alasan belum masak. Buah pasir biasanya berumur 3-4 tahun. Selanjutnya, perebusan selama 90
menit dan operator yang mengatur semua uap atau perapian dalam perebusan, bahan bakar yang
digunakan adalah ampas kelapa sawit itu sendiri. Pemisahan buah dari tandan yaitu proses
pengolahan kelapa sawit buah akan dilepas secara bersamaan delam sebuah mesin besar dengan
sistem diputar menggunakan kekuatan tinggi. Proses selanjutnya adalah pengolahan daging buah
menjadi minyak, dalam hal ini membutuhkan waktu 15 menit dalam 90 ºC untuk di pres agar
menghasilkan minyak dan memisahkan ampas dari loteks. Setelah itu, langkah selanjutnya
adalah pemurnian minyak, dalam hal ini ada lumpur yang dibuang dan minyak yang diolah
kembali untuk dimurnikan. Kernel diolah menjadi makanan ternak sebagai hasil akhir dari
pemisahan biji dan cangkang kelapa sawit.
13. KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil kunjungan praktek lapang yang dilaksanakan di kabupaten Luwu Timur,
Sulawesi Selatan, maka dapat disimpulkan bahwa cara budidaya tanaman kelapa sawit, yaitu
persiapan bibit, cara pembibitan, teknik pembukaan lahan, membuat jaringan jalan
perkebunan,pembuatan/perbaikan drainase, menentukan pola tanam, pengairan (pancang),
pembuatan lubang tanam, cara dan waktu menanam bibit, cara pemeliharaan, pemupukan,
pengendalian gulma, pengendalian hama dan penyakit serta panen. Varietas-varietas
tanamankelapa sawit yang digunakan adalah vareitas dura yang disilangkan dengan varietas
fesifera sehingga menghasilkan varietas baru, yaitu tenera.
Saran
Adapun saran dalam pelaksanaan praktek kunjungan lapang, yaitu sebaiknya dalam
pembuatan laporan diberikan format laporan yang lebih jelas lagi agar mahasiswa tidak merasa
terbebani dalam proses pengerjaan laporan.
14. DAFTAR PUSTAKA
Setyamidjaja dan Djoehana. 1991. Budidaya Kelapa sawit. Kanisius. Yogyakarta
Pahan, I. 2006. Panduan Lengkap Kelapa Sawit. Penebar Swadaya. Jakarta.
Zaman, F.F.S.B. 2006. Manajemen Pengendalian Hama dan penyakit pada Tanaman Belum
Mengahasilkan di Perkebunan Kelapa Sawit (Elaeis guinensis Jacq.) Sumatera barat.
Sastrosayono, S., 2003. Budidaya Kelapa Sawit. Agromedia Pustaka, Jakarta.
Setyamidjaja, D. 2006. Budidaya Kelapa Sawit. Kanisius. Yogyakarta. 62 Hal.