SlideShare a Scribd company logo
1 of 14
SAMPUL
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
Latar Belakang ........................................................................................ 2
Tujuan Praktikum.................................................................................... 3
Kegunaan Praktium……………………………………………………. 3
TINJAUAN PUSTAKA
Klasifikasi Tanaman Kelapa Sawit ......................................................... 4
Syarat Tumbuh Tanaman Kelapa Sawit.................................................. 4
Budidaya Tanaman Kelapa Sawit ........................................................... 5
METODOLOGI
Waktu dan Tempat ................................................................................. 9
Alat dan Bahan ....................................................................................... 9
Prosedur Praktikum................................................................................. 9
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil ........................................................................................................ 11
Pembahasan............................................................................................. 12
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan ............................................................................................. 13
Saran ....................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA
LEMBAR ASISTENSI
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tanaman kelapa sawit memiliki nama latin (Elaeis guineensis Jacq) saat ini merupakan
salah satu jenis tanaman perkebunan yang menduduki posisi penting disektor pertanian
umumnya, dan sektor perkebunan khususnya, hal ini disebabkan karena dari sekian banyak
tanaman yang menghasilkan minyak atau lemak, kelapa sawit yang menghasilkan nilai ekonomi
terbesar per hektarnya di dunia (Balai Informasi Pertanian, 1990). Melihat pentingnya tanaman
kelapa sawit dewasa ini dan masa yang akan datang, seiring dengan meningkatnya kebutuhan
penduduk dunia akan minyak sawit, maka perlu dipikirkan usaha peningkatan kualitas dan
kuantitas produksi kelapasawit secara tepat agar sasaran yang diinginkan dapat tercapai. Salah
satu diantaranya adalah pengendalian hama dan penyakit. (Sastrosayono 2003).
Tanaman kelapa sawit adalah tanaman penghasil minyak nabati yang dapat menjadi
andalan dimasa depan karena berbagai kegunaannya bagi kebutuhan manusia. Kelapa sawit
memiliki arti penting bagi pembangunan nasional Indonesia. Selain menciptakan kesempatan
kerja yang mengarah pada kesejahteraan masyarakat, juga sebagai sumberdevisa negara.
Penyebaran perkebunan kelapa sawit di Indonesia saat ini sudah berkembang di 22 daerah
propinsi. Luas perkebunan kelapa sawit pada tahun 1968 seluas 105.808 hadengan produksi
167.669 ton, pada tahun 2007 telah meningkat menjadi 6.6 juta ha dengan produksi sekitar 17.3
juta ton CPO (Sastrosayono 2003). Tanaman kelapa sawit merupakan komoditas perkebunan
primadona Indonesia. Di tengah krisis global yang melanda dunia saat ini, industri sawit tetap
bertahan dan memberi sumbangan besar terhadap perekonomian negara. Selain mampu
menciptakan kesempatan kerja yang luas, industri sawit menjadi salah satu sumber devisa
terbesar bagi Indonesia.
Data dari Direktorat Jendral Perkebunan (2008) menunjukkan bahwa terjadi peningkatan
luas areal perkebunan kelapa sawit di Indonesia, dari 4 713 435 ha pada tahun 2001 menjadi
7.363.847 ha pada tahun 2008 dan luas areal perkebunan kelapa sawit ini terus mengalami
peningkatan. Peningkatan luas areal tersebut juga diimbangi dengan peningkatan produktifitas.
Produktivitas kelapa sawit adalah 1.78 ton/ha pada tahun 2001 dan meningkat menjadi 2.17
ton/ha pada tahun 2005. Hal ini merupakan kecenderungan yang positif dan harus dipertahankan.
Untuk mempertahankan produktifitas tanaman tetap tinggi diperlukan pemeliharaan yang tepat
dan salah satu unsur pemeliharaan Tanaman Menghasilkan (TM) adalah pengendalian hama dan
penyakit.
Sektor perkebunan merupakan salah satu potensi dari subsektor pertanian yang
berpeluang besar untuk meningkatkan perekonomian rakyat dalam pembangunan perekonomian
Indonesia. Pada saat ini, sektor perkebunan dapat menjadi penggerak pembangunan nasional
karena dengan adanya dukungan sumber daya yang besar, orientasi pada ekspor, dan komponen
impor yang kecil akan dapat menghasilkan devisa non migas dalam jumlah yang besar.
Produktivitas kelapa sawit sangat dipengaruhi oleh teknik budidaya yang diterapkan.
Pemeliharaan tanaman merupakan salah satu kegiatan budidaya yang sangat penting dan
menentukan masa produktif tanaman. Salah satu aspek pemeliharaan tanaman yang perlu
diperhatikan dalam kegiatan budidaya kelapa sawit adalah pengendalian hama dan penyakit.
Pengendalian hama dan penyakit yang baik dapat meningkatkan produksi dan produktivitas
tanaman.
Tujuan Praktek
Adapun tujuan praktikum Teknologi BDT Perkebunan, yaitu untuk mengetahui budidaya
dan varietas tanaman perkebunan kelapa sawit di daerah Luwu Timur, Sulawesi Selatan.
Kegunaa Praktek
Kegunaan praktek lapang ini agar mahasiswa melihat secara langsung proses pembuatan
kelapa sawit dan kakao sebagai bahan latihan dalam pengambilan informasi dan penyusunan
laporan untuk penelitian.
TINJAUAN PUSTAKA
Klasifikasi Tanaman Kelapa Sawit
Sebagai tanaman yang dibudidayakan, tanaman kelapa sawit memerlukan kondisi
lingkungan yang baik atau cocok, agar mampu tumbuh subur dan dapat berproduksi secara
maksimal. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pertumbuhan kelapa sawit antara lain
keadaan iklim dan tanah. Selain itu, faktor yang juga dapat mempengaruhi pertumbuhan kelapa
sawit adalah faktor genetis, perlakuan budidaya, dan penerapan teknologi.
Klasifikasi
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Liliopsida (berkeping satu / monokotil)
Sub Kelas : Arecidae
Ordo : Arecales
Famili : Arecaceae (suku pinang-pinangan)
Genus : Elaeis
Spesies :Elaeis guineensis Jacq.
Syarat Tumbuh Tanaman Kelapa Sawit
Pada dasarnya, kelapa sawit termasuk tanaman yang gampang sekali hidup. Cuma sebagai
tanaman budidaya, kelapa sawit harus mempunyai produktivitas yang tinggi. Di bawah ini
merupakan syarat-syarat yang menentukan pertumbuhan kelapa sawit secara lengkap, yaitu :
1. Kondisi Lingkungan
Paling baik, kelapa sawit dipelihara di daerah yang memiliki ketinggian 1-500 meter
dari permukaan laut. Di tempat seperti ini suhu udaranya sekitar 24-28 ºC dengan tingkat
kelembaban mencapai 80-90%. Pergerakan udara yang berkecepatan 5-6 km/jam juga sangat
membantu terjadinya penyerbukan bunga kelapa sawit secara alami.
2. Intensitas Cahaya
Kelapa sawit membutuhkan cayaha dalam intensitas yang besar. Rata-rata perharinya,
tanaman ini perlu mendapatkan penyinaran matahari secara langsung selama 5-7 jam. Jadi
jarak tanam bibit kelapa sawit minimal 9 × 9 meter agar tanaman tetap bisa mendapatkan
cahaya yang cukup ketika tumbuh besar.
3. Curah Hujan
Kelapa sawit cenderung menyukai daerah-daerah yang memiliki curah hujan tinggi.
Tanaman ini akan berbuah lebih lebat saat dibudidayakan di tempat yang mempunyai curah
hujan mencapai 1500-4000 mm/tahun.
4. Jenis Tanah
Untuk jenis tanah yang cocok dijadikan media tanam kelapa sawit di antaranya latosol,
regosol, pedzolik, alluvial dan hidromorfik kelabu. Selain itu, tanah berjenis gambut saprik,
dataran pantai dan muara sungai juga cukup bagus untuk ditanami kelapa sawit.
5. Kadar Keasaman
Kelapa sawit bisa tumbuh dengan baik manakala ditanam di tanah yang subur, gembur,
permukaannya datar, berdrainase lancer dan mengandung lapisan solum tanpa lapisan pedas.
Kadar keasaman tanah yang paling bagus untuk mendukung pertumbuhan kelapa sawit yaitu
pH 5.0-5.5.
6. Tingkat Kemiringan
Tingkat kemiringan kelapa sawit tidak boleh lebih dari 15 derajat. Pembuatan
terasering pada lahan yang miring sangat dianjurkan guna menjaga keidealan syarat tumbuh
tanaman kelapa sawit (Zainal Abidin, 2015).
Budidaya Tanaman Kelapa Sawit
Adapun cara atau teknik budidaya dari tanaman kelapa sawit, yaitu dapat dilihat di bawah
ini :
1. Persiapan Bibit
Bibit kelapa sawit yang digunakan hendaknya adalah bibit yang berkualitas dan
bersertifikat sehingga mutu benih dan kualitas maupun kuantitas buah yang dihasilkan
nantinya sesuai dengan yang diharapkan. Bibit kelapa sawit biasanya berupa kecambah atau
bibit tanam yang bisa dibeli pada penyedia pembibitan kelapa sawit.
2. Cara Pembibitan
Terdapat 2 tahap dalam pembibitan kelapa sawit, yaitu tahan pembibitan awal (Pre-
nursery) dan tahap pembibitan utama (Main-nursery). Tahap pembibitan awal adalah tahap
menumbuhkan kecambah kelapa sawit menggunakan polybag ukuran kecil. Sedangkan tahap
pembibitan utama yaitu tahap pembesaran bibit kelapa sawit yang telah tumbuh sampai bibit
siap tanam.
3. Teknik Pembukaan Lahan
Berbagai metode dan teknik pembukaan lahan budidaya kelapa sawit dapat dilakukan
sesuai dengan kondisi lahan, jenis lahan dan anggaran biaya. Sistem pembukaan lahan
budidaya kelapa sawit antara lain, yaitu pembukaan lahan secara manual, secara mekanis dan
secara kimia serta kombinasi dari ketiga sistem tersebut yang disesuaikan dengan kondisi dan
situasi di lapangan. Sistem pembukaan lahan secara manual yaitu menggunakan tenaga kerja
manusia menggunakan peralatan sederhana. Sistem pembukaan lahan secara mekanis yaitu
menggunakan alat berat/alat pertanian, misalnya traktor atau buldoser. Sistem pembukaan
lahan secara kimia yaitu pembukaan lahan menggunakan herbisida/racun rumput.
4. Membuat Jaringan Jalan Perkebunan
Setelah proses pembukaan lahan selesai, selanjutnya adalah membuat jaringan jalan
yang nantinya digunakan sebagai sarana produksi lainnya. Jenis-jenis jalan yang harus
tersedia pada perkebunan kelapa sawit antara lain, yaitu jalan sukender/jalan produksi
merupakan jalan transportasi yang menghubungkan jalan utama dengan jalan kaloksi
(pengumpul buah sawit), jalan koleksi yaitu jalan yang berada di dalam blok-blok
penanaman yang berfungsi sebagai jalan untuk mengumpulkan buah kelapa sawit yang telah
dipanen, jalan panen yaitu jalan yang digunakan untuk tukang panen mengangkut buah dari
setiap pohon kelapa sawit ke tempat pengumpulan hasil, jalan uatama yaitu jalan
pengumpulan utama dimana digunakan sebagai jalan mobil pengangkut buah kelapa sawit.
5. Pembuatan/Perbaikan Drainase
Tanaman kelapa sawit adalah tanaman yang sangat membutuhkan air namun bukan
berarti tahan terhadap genangan air. oleh sebab itu parit drainase sangat penting terutama
pada lahan gambut.
6. Menentukan Pola Tanam
Pola tanam kelapa sawit dapat diterapkan secara monokultur ataupun tumpangsati. Pada
pola tanam monokultur sebaiknya penanaman tanaman kacang-kacangan (LCC) sebagai
tanaman penutup tanah dilakukan segera setelah penanaman bibit kelapa sawit. Sedangkan
pada pola tanam tumpangsari diantara tanaman kelapa sawit sebelum menghasilkan dapat
ditanami berbagai macam tanaman, misalnya ubi kayu, jagung, padi, cabai, semangka atau
jenis tanaman sayuran lainnya.
7. Pengairan (Pancang)
Pengairan atau pemancangan adalah penentuan tempat/titik yang akan ditanam bibit
kelapa sawit sesuai dengan jarak tanam yang dipakai. Pengairan biasanya ditandai dengan
menggunakan kayu atau bambu. Sistem jarak penanaman kelapa sawit umumnya digunakan
adalah segitiga sama sisi dengan jarak tanam 9 × 9 × 9 meter.
8. Pembuatan Lubang Tanam
Lubang tanam dibuat tepat pada ajir/pancang yang telah dipasang dengan posisi ajir
yang tepat ditengah-tengah lubang tanam. Ukuran lubang tanam kelapa sawit yaitu 50 × 40 ×
40 cm atau kedalaman lubang tanam disesuaikan dengan tinggi polybag bibit ditambah 5-10
cm supaya ketika ditanam media tertutup oleh tanah. Kemudian ditabur kapur dolomit
dankleserit atau pupuk rock phosphat denhan dosis disesuaikan kebutuhan dan dibiarkan
selama 7-10 hari.
9. Cara dan Waktu Menanam Bibit
Waktu penanaman bibit kelapa sawit yang baik adalah diawal musim hujan. Dengan
demikian katika musim hujan berakhir akar tanaman kelapa sawit sudah cukup kuat dan lebih
tahan terhadap kekeringan. Tahapan atau cara menanam bibit kelapa sawit, yaitu sehari
sebelum penanaman bibit kelapa sawit disiram agar persediaan air di dalam media semai
cukup, bibit diangkut kelahan dan diletakkan masing-masing di tepi lubang tanam, buka
polybag semai dengan hati-hati agar media tidak pecah/rusak, masukkan bibit kelapa sawit
ke dalam lubang tanam kemudian ditimbun dengan tanah galian bagian atas, tanah
dipadatkan agar bibit berdiri tegak dan tidak mudah roboh.
10. Cara Pemeliharaan
Pemeliharaan tanaman kelapa sawit setelah proses penanaman meliputi penyulaman,
penanaman tanaman penutup tanah (kacang-kacangan), membuat bokoran (piringan),
pemupukan dan pemangkasan pelepah daun.
11. Pemupukan
Jenis-jenis pupuk yang digunakan untuk tanaman kelapa sawit yaitu Urea, TSP/SP36,
KCL, Kiserit dan Borax. Dosis pupuk yang digunakan disesuaikan dengan umur tanaman.
jadwal pemupukan tanaman kelapa sawit yaitu 2 kali dalam setahun. Pemupukan pertama
dilakukan pada awal musim hujan (September-Oktober) dan pemupukan kedua dilakukan
pada akhir musim hujan (Maret-April).
12. Pengendalian Gulma
Pengendalian gula dilakukan agar tidak terjadi persaingan antara tumbuhan liar dengan
tanaman kelapa sawit dalam mendapatkan nutrisi, air dan cahaya matahari. Pengendalian
gulma dapat dilakukan pada piringan dan gulma yang tumbuh diantara tanaman kacang-
kacangan.
13. Pengendalian Hama dan Penyakit
Pengendalian dapat dilakukan dengan cara penyemprotan insektisida, fungisida atau
bakterisida sesaui dosis yang dianjurkan. Dalam pengendalian hama dan penyakit, dosis yang
digunakan tidak boleh berlebihan.
14. Panen
Tanaman kelapa sawit mulai berbuah pada umur 2.5 tahun. Buah masak 5.5 bulan
setelah penyerbukan. Buah yang dapat dipanen adalah buah yang telah matang. Ciri-ciri buah
kelapa sawit matang yang sudah bisa dipanen adalah sedikitnya ada 5 buah yang jatuh dari
tandan (brondolan). Panen kelapa sawit dilakukan setiap 2 minggu sekali (Azzami, 2017).
METODOLOGI
Waktu dan Tempat
Praktek Teknologi Budidaya Tanaman Perkebunan dilaksanakanpada hari jum’at-
minggu, tanggal 04-06 Mei 2018, pada pukul 09:00 WITA sampai selesai, bertempat di PT.
Perkebunan Nusantara XIV. PKS Luwu Unit I-BuraU Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi
Selatan.
Alat dan Bahan
Adapaun alat dan bahan yang digunakan pada praktek kunjungan lapang di Luwu Timur,
yaitu alat tulis menulis dan kamera sebagai dokumentasi.
Prosedur Praktikum
Adapun prosedur kerja dalam pelaksanaan praktek kunjungan lapang di Luwu Timur, yaitu
:
1. Melakukan registrasi pembayaran sebelum keberangkatan,
2. Berkumpul di fakultas pertanian, Universitas Muslim Indonesia untuk absesni keberangkatan
peserta,
3. Berangkat dari Makassar ke Luwu Timur dengan rotasi perjalanan selama kurang lebih 15
jam.
4. Sampai di lokasi, peserta diarahkan untuk konsumsi dan tempat penginapan,
5. Peserta diarahkan untuk sarapan pagi dan dilanjutkan kunjungan lapang ke PT. Perkebunan
Kelapa Sawit serta ke Pabrik pengolahan Kelapa Sawit,
6. Di PT. Perkebunan Kelapa Sawit, peserta disambut oleh karyawan pabrik dan diberikan
arahan dalam praktek kunjungan lapang,
7. Peserta diarahkan untuk pulang kepenginapan masing-masing dan beristirahat sebelum
kembali ke Makassar,
8. Peserta diarahkan untuk makan malam dan dilanjutkan pulang ke Makassar,
9. Selama kurang lebih 15 jam, peserta sampai di kota Makassar dengan selamat,
10. Pulang ke rumah masing-masing.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Penyambutan dan
Pengenalan
Tempat Pengumpulan
Buah yang Telah di Sortir
Tempat Buah Kelapa
Sawit yang akan di
Masukkan ke dalam Lori
Alat Pengangkutan Buah
Kelapa Sawit yang akan
di Rebus
3 Lori untuk Mengangkut
Buah Kelapa Sawit
Alat untuk Manarik Lori
ke dalam Tranper
Alat Pemisah anatara Biji
dengan Cangkang
Tahap Perubusan selama
90 Menit
Alat Pemisah anatara
Buah dan Tandan
Pembahasan
Varietas kelapa sawit yang digunakan pada parktek lapang di Luwu Timur, yaitu varietas
tenera. Varietas tenera ini didapatkan dari hasil persilangan dura × fesifera. Dalam pembibitan,
ada 3 jenis bibit yang digunakan, yaitu bibit jantan, bibit glintir dan bibit cinera. Kriteria bibit
jantan, yaitu pelepah daun memanjang, daun menyempit atau daun lalang, tidak memiliki
pinggul, bonggol lurus dan berbuah tapi hasilnya tidak maksimal. Kriteria bibit kriwil atau
disebut sebagai bibit glintir, yaitu daunnya pendek dan bibit ini berasal dari Ambon. Kriteria
bibit jagur atau disebut sebagai bibit cinera, yaitu bibit ini layak tanam, bonggol bawah bagus,
buah jarang, duri panjang dan produksi kurang.
Pengolahan kelapa sawit menjadi minyak dimulai dari penimbangan atau Harming
(timbang berisi, tempat pembongkaran, kembali ke timbangan dan di sortir) kemudian hasil akhir
buah yang di timbang di bongkar lalu diperiksa. Ada fraksi 0.0, 0, 1, 2, 3, 4, 5. Fraksi 0.0
dibuang, fraksi 2-3 bagus dan fraksi 4-5 busuk. Fraksi 0 dibuang karena tidak dipake dengan
alasan belum masak. Buah pasir biasanya berumur 3-4 tahun. Selanjutnya, perebusan selama 90
menit dan operator yang mengatur semua uap atau perapian dalam perebusan, bahan bakar yang
digunakan adalah ampas kelapa sawit itu sendiri. Pemisahan buah dari tandan yaitu proses
pengolahan kelapa sawit buah akan dilepas secara bersamaan delam sebuah mesin besar dengan
sistem diputar menggunakan kekuatan tinggi. Proses selanjutnya adalah pengolahan daging buah
menjadi minyak, dalam hal ini membutuhkan waktu 15 menit dalam 90 ºC untuk di pres agar
menghasilkan minyak dan memisahkan ampas dari loteks. Setelah itu, langkah selanjutnya
adalah pemurnian minyak, dalam hal ini ada lumpur yang dibuang dan minyak yang diolah
kembali untuk dimurnikan. Kernel diolah menjadi makanan ternak sebagai hasil akhir dari
pemisahan biji dan cangkang kelapa sawit.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil kunjungan praktek lapang yang dilaksanakan di kabupaten Luwu Timur,
Sulawesi Selatan, maka dapat disimpulkan bahwa cara budidaya tanaman kelapa sawit, yaitu
persiapan bibit, cara pembibitan, teknik pembukaan lahan, membuat jaringan jalan
perkebunan,pembuatan/perbaikan drainase, menentukan pola tanam, pengairan (pancang),
pembuatan lubang tanam, cara dan waktu menanam bibit, cara pemeliharaan, pemupukan,
pengendalian gulma, pengendalian hama dan penyakit serta panen. Varietas-varietas
tanamankelapa sawit yang digunakan adalah vareitas dura yang disilangkan dengan varietas
fesifera sehingga menghasilkan varietas baru, yaitu tenera.
Saran
Adapun saran dalam pelaksanaan praktek kunjungan lapang, yaitu sebaiknya dalam
pembuatan laporan diberikan format laporan yang lebih jelas lagi agar mahasiswa tidak merasa
terbebani dalam proses pengerjaan laporan.
DAFTAR PUSTAKA
Setyamidjaja dan Djoehana. 1991. Budidaya Kelapa sawit. Kanisius. Yogyakarta
Pahan, I. 2006. Panduan Lengkap Kelapa Sawit. Penebar Swadaya. Jakarta.
Zaman, F.F.S.B. 2006. Manajemen Pengendalian Hama dan penyakit pada Tanaman Belum
Mengahasilkan di Perkebunan Kelapa Sawit (Elaeis guinensis Jacq.) Sumatera barat.
Sastrosayono, S., 2003. Budidaya Kelapa Sawit. Agromedia Pustaka, Jakarta.
Setyamidjaja, D. 2006. Budidaya Kelapa Sawit. Kanisius. Yogyakarta. 62 Hal.

More Related Content

What's hot

Materi penyuluhan pertanian
Materi penyuluhan pertanianMateri penyuluhan pertanian
Materi penyuluhan pertanianHerry Mulyadie
 
05 hubungan air, tanah dan tanaman
05   hubungan air, tanah dan tanaman05   hubungan air, tanah dan tanaman
05 hubungan air, tanah dan tanamanKharistya Amaru
 
Dasar-Dasar Ilmu Tanah: kimia kesuburan tanah dan unsur hara tanaman
Dasar-Dasar Ilmu Tanah: kimia kesuburan tanah dan unsur hara tanamanDasar-Dasar Ilmu Tanah: kimia kesuburan tanah dan unsur hara tanaman
Dasar-Dasar Ilmu Tanah: kimia kesuburan tanah dan unsur hara tanamanPurwandaru Widyasunu
 
Teknik budidaya tanaman padi
Teknik budidaya tanaman padiTeknik budidaya tanaman padi
Teknik budidaya tanaman padiMonaswasti May
 
Kuliah 11 pengelolaan hara terpadu & kesub tnah
Kuliah 11   pengelolaan hara terpadu & kesub tnahKuliah 11   pengelolaan hara terpadu & kesub tnah
Kuliah 11 pengelolaan hara terpadu & kesub tnahNurul Sholehuddin
 
Laporan alsintan 1
Laporan alsintan 1Laporan alsintan 1
Laporan alsintan 1Yuwan Kilmi
 
Laporan mekanisasi pertanian
Laporan mekanisasi pertanianLaporan mekanisasi pertanian
Laporan mekanisasi pertanianedhie noegroho
 
Hubungan tanah air dan tanaman
Hubungan tanah air dan tanamanHubungan tanah air dan tanaman
Hubungan tanah air dan tanamanmuhammadirfhan
 
Ppt lahan kering kel.2
Ppt lahan kering kel.2Ppt lahan kering kel.2
Ppt lahan kering kel.2Astrijyt
 
Lahan pasang surut
Lahan pasang surutLahan pasang surut
Lahan pasang surutsobarputra
 
Hama dan penyakit karet
Hama dan penyakit karetHama dan penyakit karet
Hama dan penyakit karetIlham Johari
 
290158421 budidaya-tanaman-hortikultura
290158421 budidaya-tanaman-hortikultura290158421 budidaya-tanaman-hortikultura
290158421 budidaya-tanaman-hortikulturaAndrew Hutabarat
 
Pedoman budidaya merica atau lada
Pedoman budidaya merica atau ladaPedoman budidaya merica atau lada
Pedoman budidaya merica atau ladabobby denil
 
Persemaian tanaman
Persemaian tanamanPersemaian tanaman
Persemaian tanamanAli Babang
 

What's hot (20)

Materi penyuluhan pertanian
Materi penyuluhan pertanianMateri penyuluhan pertanian
Materi penyuluhan pertanian
 
Pola tanam juring ganda pada tebu
Pola tanam juring ganda pada tebuPola tanam juring ganda pada tebu
Pola tanam juring ganda pada tebu
 
05 hubungan air, tanah dan tanaman
05   hubungan air, tanah dan tanaman05   hubungan air, tanah dan tanaman
05 hubungan air, tanah dan tanaman
 
Dasar-Dasar Ilmu Tanah: kimia kesuburan tanah dan unsur hara tanaman
Dasar-Dasar Ilmu Tanah: kimia kesuburan tanah dan unsur hara tanamanDasar-Dasar Ilmu Tanah: kimia kesuburan tanah dan unsur hara tanaman
Dasar-Dasar Ilmu Tanah: kimia kesuburan tanah dan unsur hara tanaman
 
Teknik budidaya tanaman padi
Teknik budidaya tanaman padiTeknik budidaya tanaman padi
Teknik budidaya tanaman padi
 
Kuliah 11 pengelolaan hara terpadu & kesub tnah
Kuliah 11   pengelolaan hara terpadu & kesub tnahKuliah 11   pengelolaan hara terpadu & kesub tnah
Kuliah 11 pengelolaan hara terpadu & kesub tnah
 
budidaya kelapa sawit
budidaya kelapa sawitbudidaya kelapa sawit
budidaya kelapa sawit
 
Kapasitas tukar kation (KTK)
Kapasitas tukar kation (KTK)Kapasitas tukar kation (KTK)
Kapasitas tukar kation (KTK)
 
Laporan alsintan 1
Laporan alsintan 1Laporan alsintan 1
Laporan alsintan 1
 
Laporan mekanisasi pertanian
Laporan mekanisasi pertanianLaporan mekanisasi pertanian
Laporan mekanisasi pertanian
 
Budidaya jagung
Budidaya jagungBudidaya jagung
Budidaya jagung
 
Hubungan tanah air dan tanaman
Hubungan tanah air dan tanamanHubungan tanah air dan tanaman
Hubungan tanah air dan tanaman
 
8.modal sebagai faktor produksi usahatani
8.modal sebagai faktor produksi usahatani8.modal sebagai faktor produksi usahatani
8.modal sebagai faktor produksi usahatani
 
Ppt lahan kering kel.2
Ppt lahan kering kel.2Ppt lahan kering kel.2
Ppt lahan kering kel.2
 
Lahan pasang surut
Lahan pasang surutLahan pasang surut
Lahan pasang surut
 
Hama dan penyakit karet
Hama dan penyakit karetHama dan penyakit karet
Hama dan penyakit karet
 
290158421 budidaya-tanaman-hortikultura
290158421 budidaya-tanaman-hortikultura290158421 budidaya-tanaman-hortikultura
290158421 budidaya-tanaman-hortikultura
 
Pedoman budidaya merica atau lada
Pedoman budidaya merica atau ladaPedoman budidaya merica atau lada
Pedoman budidaya merica atau lada
 
Persemaian tanaman
Persemaian tanamanPersemaian tanaman
Persemaian tanaman
 
Ilmu Usahatani
Ilmu UsahataniIlmu Usahatani
Ilmu Usahatani
 

Similar to KELAPA SAWIT

PERENCANAAN OPTIMASI TRANSPORTASI TANDAN BUAH SEGAR (TBS) DI PERKEBUNAN KELAP...
PERENCANAAN OPTIMASI TRANSPORTASI TANDAN BUAH SEGAR (TBS) DI PERKEBUNAN KELAP...PERENCANAAN OPTIMASI TRANSPORTASI TANDAN BUAH SEGAR (TBS) DI PERKEBUNAN KELAP...
PERENCANAAN OPTIMASI TRANSPORTASI TANDAN BUAH SEGAR (TBS) DI PERKEBUNAN KELAP...Tirta Yoga
 
Ladang buah buahan moden
Ladang buah buahan modenLadang buah buahan moden
Ladang buah buahan modenakma cool gurlz
 
SOP CENDAWAN VOLVARIELLA
SOP CENDAWAN VOLVARIELLA SOP CENDAWAN VOLVARIELLA
SOP CENDAWAN VOLVARIELLA Ayda.N Mazlan
 
Makalah perkebunan kelapa sawit
Makalah perkebunan kelapa sawitMakalah perkebunan kelapa sawit
Makalah perkebunan kelapa sawitWarnet Raha
 
MAKALAH INDAH KUSUMA .docx
MAKALAH INDAH KUSUMA .docxMAKALAH INDAH KUSUMA .docx
MAKALAH INDAH KUSUMA .docxIndahKusuma35
 
Pengendalian gulma karet nurul fadli 1620242016 1
Pengendalian gulma karet nurul fadli 1620242016 1Pengendalian gulma karet nurul fadli 1620242016 1
Pengendalian gulma karet nurul fadli 1620242016 1NURUL FADLI
 
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BUDIDAYA TANAMAN DI PERSEMAIAN PERMANEN BALAI PEN...
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BUDIDAYA TANAMAN DI PERSEMAIAN PERMANEN BALAI PEN...LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BUDIDAYA TANAMAN DI PERSEMAIAN PERMANEN BALAI PEN...
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BUDIDAYA TANAMAN DI PERSEMAIAN PERMANEN BALAI PEN...Moh Masnur
 
Tugas pengantar bioteknologi tebu
Tugas pengantar bioteknologi tebuTugas pengantar bioteknologi tebu
Tugas pengantar bioteknologi tebuIkha Linzaykarisma
 
Praktek lapang sembawa rifa sotia
Praktek lapang sembawa   rifa sotia Praktek lapang sembawa   rifa sotia
Praktek lapang sembawa rifa sotia Rifa Rifa
 
Kelapa_Sawit (1).ppt
Kelapa_Sawit (1).pptKelapa_Sawit (1).ppt
Kelapa_Sawit (1).pptKhalid4Works
 
Minggu 1 budidaya kelapa sawit
Minggu 1   budidaya kelapa sawitMinggu 1   budidaya kelapa sawit
Minggu 1 budidaya kelapa sawitMahmud Shakespeare
 
Laporan Produksi Tanaman Kedelai
Laporan Produksi Tanaman KedelaiLaporan Produksi Tanaman Kedelai
Laporan Produksi Tanaman KedelaiAGROTEKNOLOGI
 
Teknik panen dan penanganan pasca panen benih padi
Teknik panen dan penanganan pasca panen benih padiTeknik panen dan penanganan pasca panen benih padi
Teknik panen dan penanganan pasca panen benih padiTidar University
 
proposal penelitian contoh
proposal penelitian contohproposal penelitian contoh
proposal penelitian contohdian haryanto
 
Makalah Kesehatan Lingkungan - Dampak Pembukaan Lahan Untuk Perkebunan Kelapa...
Makalah Kesehatan Lingkungan - Dampak Pembukaan Lahan Untuk Perkebunan Kelapa...Makalah Kesehatan Lingkungan - Dampak Pembukaan Lahan Untuk Perkebunan Kelapa...
Makalah Kesehatan Lingkungan - Dampak Pembukaan Lahan Untuk Perkebunan Kelapa...Shafa Nabilah Eka Puteri
 

Similar to KELAPA SAWIT (20)

PERENCANAAN OPTIMASI TRANSPORTASI TANDAN BUAH SEGAR (TBS) DI PERKEBUNAN KELAP...
PERENCANAAN OPTIMASI TRANSPORTASI TANDAN BUAH SEGAR (TBS) DI PERKEBUNAN KELAP...PERENCANAAN OPTIMASI TRANSPORTASI TANDAN BUAH SEGAR (TBS) DI PERKEBUNAN KELAP...
PERENCANAAN OPTIMASI TRANSPORTASI TANDAN BUAH SEGAR (TBS) DI PERKEBUNAN KELAP...
 
Ladang buah buahan moden
Ladang buah buahan modenLadang buah buahan moden
Ladang buah buahan moden
 
SOP CENDAWAN VOLVARIELLA
SOP CENDAWAN VOLVARIELLA SOP CENDAWAN VOLVARIELLA
SOP CENDAWAN VOLVARIELLA
 
Makalah perkebunan kelapa sawit
Makalah perkebunan kelapa sawitMakalah perkebunan kelapa sawit
Makalah perkebunan kelapa sawit
 
MAKALAH INDAH KUSUMA .docx
MAKALAH INDAH KUSUMA .docxMAKALAH INDAH KUSUMA .docx
MAKALAH INDAH KUSUMA .docx
 
Pengendalian gulma karet nurul fadli 1620242016 1
Pengendalian gulma karet nurul fadli 1620242016 1Pengendalian gulma karet nurul fadli 1620242016 1
Pengendalian gulma karet nurul fadli 1620242016 1
 
LAPORAN ALSIN FIX
LAPORAN ALSIN FIXLAPORAN ALSIN FIX
LAPORAN ALSIN FIX
 
Makalah perkebunan kelapa sawit
Makalah perkebunan kelapa sawitMakalah perkebunan kelapa sawit
Makalah perkebunan kelapa sawit
 
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BUDIDAYA TANAMAN DI PERSEMAIAN PERMANEN BALAI PEN...
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BUDIDAYA TANAMAN DI PERSEMAIAN PERMANEN BALAI PEN...LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BUDIDAYA TANAMAN DI PERSEMAIAN PERMANEN BALAI PEN...
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BUDIDAYA TANAMAN DI PERSEMAIAN PERMANEN BALAI PEN...
 
Tugas pengantar bioteknologi tebu
Tugas pengantar bioteknologi tebuTugas pengantar bioteknologi tebu
Tugas pengantar bioteknologi tebu
 
Praktek lapang sembawa rifa sotia
Praktek lapang sembawa   rifa sotia Praktek lapang sembawa   rifa sotia
Praktek lapang sembawa rifa sotia
 
Kelapa_Sawit (1).ppt
Kelapa_Sawit (1).pptKelapa_Sawit (1).ppt
Kelapa_Sawit (1).ppt
 
Minggu 1 budidaya kelapa sawit
Minggu 1   budidaya kelapa sawitMinggu 1   budidaya kelapa sawit
Minggu 1 budidaya kelapa sawit
 
Indsutri kelapa sawit
Indsutri kelapa sawitIndsutri kelapa sawit
Indsutri kelapa sawit
 
Makalah perkebunan kelapa sawit
Makalah perkebunan kelapa sawitMakalah perkebunan kelapa sawit
Makalah perkebunan kelapa sawit
 
Laporan Produksi Tanaman Kedelai
Laporan Produksi Tanaman KedelaiLaporan Produksi Tanaman Kedelai
Laporan Produksi Tanaman Kedelai
 
Prospek Agribisnis
Prospek AgribisnisProspek Agribisnis
Prospek Agribisnis
 
Teknik panen dan penanganan pasca panen benih padi
Teknik panen dan penanganan pasca panen benih padiTeknik panen dan penanganan pasca panen benih padi
Teknik panen dan penanganan pasca panen benih padi
 
proposal penelitian contoh
proposal penelitian contohproposal penelitian contoh
proposal penelitian contoh
 
Makalah Kesehatan Lingkungan - Dampak Pembukaan Lahan Untuk Perkebunan Kelapa...
Makalah Kesehatan Lingkungan - Dampak Pembukaan Lahan Untuk Perkebunan Kelapa...Makalah Kesehatan Lingkungan - Dampak Pembukaan Lahan Untuk Perkebunan Kelapa...
Makalah Kesehatan Lingkungan - Dampak Pembukaan Lahan Untuk Perkebunan Kelapa...
 

KELAPA SAWIT

  • 1. SAMPUL DAFTAR ISI PENDAHULUAN Latar Belakang ........................................................................................ 2 Tujuan Praktikum.................................................................................... 3 Kegunaan Praktium……………………………………………………. 3 TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Tanaman Kelapa Sawit ......................................................... 4 Syarat Tumbuh Tanaman Kelapa Sawit.................................................. 4 Budidaya Tanaman Kelapa Sawit ........................................................... 5 METODOLOGI Waktu dan Tempat ................................................................................. 9 Alat dan Bahan ....................................................................................... 9 Prosedur Praktikum................................................................................. 9 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil ........................................................................................................ 11 Pembahasan............................................................................................. 12 KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan ............................................................................................. 13 Saran ....................................................................................................... 13 DAFTAR PUSTAKA LEMBAR ASISTENSI
  • 2. PENDAHULUAN Latar Belakang Tanaman kelapa sawit memiliki nama latin (Elaeis guineensis Jacq) saat ini merupakan salah satu jenis tanaman perkebunan yang menduduki posisi penting disektor pertanian umumnya, dan sektor perkebunan khususnya, hal ini disebabkan karena dari sekian banyak tanaman yang menghasilkan minyak atau lemak, kelapa sawit yang menghasilkan nilai ekonomi terbesar per hektarnya di dunia (Balai Informasi Pertanian, 1990). Melihat pentingnya tanaman kelapa sawit dewasa ini dan masa yang akan datang, seiring dengan meningkatnya kebutuhan penduduk dunia akan minyak sawit, maka perlu dipikirkan usaha peningkatan kualitas dan kuantitas produksi kelapasawit secara tepat agar sasaran yang diinginkan dapat tercapai. Salah satu diantaranya adalah pengendalian hama dan penyakit. (Sastrosayono 2003). Tanaman kelapa sawit adalah tanaman penghasil minyak nabati yang dapat menjadi andalan dimasa depan karena berbagai kegunaannya bagi kebutuhan manusia. Kelapa sawit memiliki arti penting bagi pembangunan nasional Indonesia. Selain menciptakan kesempatan kerja yang mengarah pada kesejahteraan masyarakat, juga sebagai sumberdevisa negara. Penyebaran perkebunan kelapa sawit di Indonesia saat ini sudah berkembang di 22 daerah propinsi. Luas perkebunan kelapa sawit pada tahun 1968 seluas 105.808 hadengan produksi 167.669 ton, pada tahun 2007 telah meningkat menjadi 6.6 juta ha dengan produksi sekitar 17.3 juta ton CPO (Sastrosayono 2003). Tanaman kelapa sawit merupakan komoditas perkebunan primadona Indonesia. Di tengah krisis global yang melanda dunia saat ini, industri sawit tetap bertahan dan memberi sumbangan besar terhadap perekonomian negara. Selain mampu menciptakan kesempatan kerja yang luas, industri sawit menjadi salah satu sumber devisa terbesar bagi Indonesia. Data dari Direktorat Jendral Perkebunan (2008) menunjukkan bahwa terjadi peningkatan luas areal perkebunan kelapa sawit di Indonesia, dari 4 713 435 ha pada tahun 2001 menjadi 7.363.847 ha pada tahun 2008 dan luas areal perkebunan kelapa sawit ini terus mengalami peningkatan. Peningkatan luas areal tersebut juga diimbangi dengan peningkatan produktifitas. Produktivitas kelapa sawit adalah 1.78 ton/ha pada tahun 2001 dan meningkat menjadi 2.17 ton/ha pada tahun 2005. Hal ini merupakan kecenderungan yang positif dan harus dipertahankan. Untuk mempertahankan produktifitas tanaman tetap tinggi diperlukan pemeliharaan yang tepat
  • 3. dan salah satu unsur pemeliharaan Tanaman Menghasilkan (TM) adalah pengendalian hama dan penyakit. Sektor perkebunan merupakan salah satu potensi dari subsektor pertanian yang berpeluang besar untuk meningkatkan perekonomian rakyat dalam pembangunan perekonomian Indonesia. Pada saat ini, sektor perkebunan dapat menjadi penggerak pembangunan nasional karena dengan adanya dukungan sumber daya yang besar, orientasi pada ekspor, dan komponen impor yang kecil akan dapat menghasilkan devisa non migas dalam jumlah yang besar. Produktivitas kelapa sawit sangat dipengaruhi oleh teknik budidaya yang diterapkan. Pemeliharaan tanaman merupakan salah satu kegiatan budidaya yang sangat penting dan menentukan masa produktif tanaman. Salah satu aspek pemeliharaan tanaman yang perlu diperhatikan dalam kegiatan budidaya kelapa sawit adalah pengendalian hama dan penyakit. Pengendalian hama dan penyakit yang baik dapat meningkatkan produksi dan produktivitas tanaman. Tujuan Praktek Adapun tujuan praktikum Teknologi BDT Perkebunan, yaitu untuk mengetahui budidaya dan varietas tanaman perkebunan kelapa sawit di daerah Luwu Timur, Sulawesi Selatan. Kegunaa Praktek Kegunaan praktek lapang ini agar mahasiswa melihat secara langsung proses pembuatan kelapa sawit dan kakao sebagai bahan latihan dalam pengambilan informasi dan penyusunan laporan untuk penelitian.
  • 4. TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Tanaman Kelapa Sawit Sebagai tanaman yang dibudidayakan, tanaman kelapa sawit memerlukan kondisi lingkungan yang baik atau cocok, agar mampu tumbuh subur dan dapat berproduksi secara maksimal. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pertumbuhan kelapa sawit antara lain keadaan iklim dan tanah. Selain itu, faktor yang juga dapat mempengaruhi pertumbuhan kelapa sawit adalah faktor genetis, perlakuan budidaya, dan penerapan teknologi. Klasifikasi Kingdom : Plantae (Tumbuhan) Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh) Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji) Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga) Kelas : Liliopsida (berkeping satu / monokotil) Sub Kelas : Arecidae Ordo : Arecales Famili : Arecaceae (suku pinang-pinangan) Genus : Elaeis Spesies :Elaeis guineensis Jacq. Syarat Tumbuh Tanaman Kelapa Sawit Pada dasarnya, kelapa sawit termasuk tanaman yang gampang sekali hidup. Cuma sebagai tanaman budidaya, kelapa sawit harus mempunyai produktivitas yang tinggi. Di bawah ini merupakan syarat-syarat yang menentukan pertumbuhan kelapa sawit secara lengkap, yaitu : 1. Kondisi Lingkungan Paling baik, kelapa sawit dipelihara di daerah yang memiliki ketinggian 1-500 meter dari permukaan laut. Di tempat seperti ini suhu udaranya sekitar 24-28 ºC dengan tingkat kelembaban mencapai 80-90%. Pergerakan udara yang berkecepatan 5-6 km/jam juga sangat membantu terjadinya penyerbukan bunga kelapa sawit secara alami.
  • 5. 2. Intensitas Cahaya Kelapa sawit membutuhkan cayaha dalam intensitas yang besar. Rata-rata perharinya, tanaman ini perlu mendapatkan penyinaran matahari secara langsung selama 5-7 jam. Jadi jarak tanam bibit kelapa sawit minimal 9 × 9 meter agar tanaman tetap bisa mendapatkan cahaya yang cukup ketika tumbuh besar. 3. Curah Hujan Kelapa sawit cenderung menyukai daerah-daerah yang memiliki curah hujan tinggi. Tanaman ini akan berbuah lebih lebat saat dibudidayakan di tempat yang mempunyai curah hujan mencapai 1500-4000 mm/tahun. 4. Jenis Tanah Untuk jenis tanah yang cocok dijadikan media tanam kelapa sawit di antaranya latosol, regosol, pedzolik, alluvial dan hidromorfik kelabu. Selain itu, tanah berjenis gambut saprik, dataran pantai dan muara sungai juga cukup bagus untuk ditanami kelapa sawit. 5. Kadar Keasaman Kelapa sawit bisa tumbuh dengan baik manakala ditanam di tanah yang subur, gembur, permukaannya datar, berdrainase lancer dan mengandung lapisan solum tanpa lapisan pedas. Kadar keasaman tanah yang paling bagus untuk mendukung pertumbuhan kelapa sawit yaitu pH 5.0-5.5. 6. Tingkat Kemiringan Tingkat kemiringan kelapa sawit tidak boleh lebih dari 15 derajat. Pembuatan terasering pada lahan yang miring sangat dianjurkan guna menjaga keidealan syarat tumbuh tanaman kelapa sawit (Zainal Abidin, 2015). Budidaya Tanaman Kelapa Sawit Adapun cara atau teknik budidaya dari tanaman kelapa sawit, yaitu dapat dilihat di bawah ini : 1. Persiapan Bibit Bibit kelapa sawit yang digunakan hendaknya adalah bibit yang berkualitas dan bersertifikat sehingga mutu benih dan kualitas maupun kuantitas buah yang dihasilkan
  • 6. nantinya sesuai dengan yang diharapkan. Bibit kelapa sawit biasanya berupa kecambah atau bibit tanam yang bisa dibeli pada penyedia pembibitan kelapa sawit. 2. Cara Pembibitan Terdapat 2 tahap dalam pembibitan kelapa sawit, yaitu tahan pembibitan awal (Pre- nursery) dan tahap pembibitan utama (Main-nursery). Tahap pembibitan awal adalah tahap menumbuhkan kecambah kelapa sawit menggunakan polybag ukuran kecil. Sedangkan tahap pembibitan utama yaitu tahap pembesaran bibit kelapa sawit yang telah tumbuh sampai bibit siap tanam. 3. Teknik Pembukaan Lahan Berbagai metode dan teknik pembukaan lahan budidaya kelapa sawit dapat dilakukan sesuai dengan kondisi lahan, jenis lahan dan anggaran biaya. Sistem pembukaan lahan budidaya kelapa sawit antara lain, yaitu pembukaan lahan secara manual, secara mekanis dan secara kimia serta kombinasi dari ketiga sistem tersebut yang disesuaikan dengan kondisi dan situasi di lapangan. Sistem pembukaan lahan secara manual yaitu menggunakan tenaga kerja manusia menggunakan peralatan sederhana. Sistem pembukaan lahan secara mekanis yaitu menggunakan alat berat/alat pertanian, misalnya traktor atau buldoser. Sistem pembukaan lahan secara kimia yaitu pembukaan lahan menggunakan herbisida/racun rumput. 4. Membuat Jaringan Jalan Perkebunan Setelah proses pembukaan lahan selesai, selanjutnya adalah membuat jaringan jalan yang nantinya digunakan sebagai sarana produksi lainnya. Jenis-jenis jalan yang harus tersedia pada perkebunan kelapa sawit antara lain, yaitu jalan sukender/jalan produksi merupakan jalan transportasi yang menghubungkan jalan utama dengan jalan kaloksi (pengumpul buah sawit), jalan koleksi yaitu jalan yang berada di dalam blok-blok penanaman yang berfungsi sebagai jalan untuk mengumpulkan buah kelapa sawit yang telah dipanen, jalan panen yaitu jalan yang digunakan untuk tukang panen mengangkut buah dari setiap pohon kelapa sawit ke tempat pengumpulan hasil, jalan uatama yaitu jalan pengumpulan utama dimana digunakan sebagai jalan mobil pengangkut buah kelapa sawit. 5. Pembuatan/Perbaikan Drainase Tanaman kelapa sawit adalah tanaman yang sangat membutuhkan air namun bukan berarti tahan terhadap genangan air. oleh sebab itu parit drainase sangat penting terutama pada lahan gambut.
  • 7. 6. Menentukan Pola Tanam Pola tanam kelapa sawit dapat diterapkan secara monokultur ataupun tumpangsati. Pada pola tanam monokultur sebaiknya penanaman tanaman kacang-kacangan (LCC) sebagai tanaman penutup tanah dilakukan segera setelah penanaman bibit kelapa sawit. Sedangkan pada pola tanam tumpangsari diantara tanaman kelapa sawit sebelum menghasilkan dapat ditanami berbagai macam tanaman, misalnya ubi kayu, jagung, padi, cabai, semangka atau jenis tanaman sayuran lainnya. 7. Pengairan (Pancang) Pengairan atau pemancangan adalah penentuan tempat/titik yang akan ditanam bibit kelapa sawit sesuai dengan jarak tanam yang dipakai. Pengairan biasanya ditandai dengan menggunakan kayu atau bambu. Sistem jarak penanaman kelapa sawit umumnya digunakan adalah segitiga sama sisi dengan jarak tanam 9 × 9 × 9 meter. 8. Pembuatan Lubang Tanam Lubang tanam dibuat tepat pada ajir/pancang yang telah dipasang dengan posisi ajir yang tepat ditengah-tengah lubang tanam. Ukuran lubang tanam kelapa sawit yaitu 50 × 40 × 40 cm atau kedalaman lubang tanam disesuaikan dengan tinggi polybag bibit ditambah 5-10 cm supaya ketika ditanam media tertutup oleh tanah. Kemudian ditabur kapur dolomit dankleserit atau pupuk rock phosphat denhan dosis disesuaikan kebutuhan dan dibiarkan selama 7-10 hari. 9. Cara dan Waktu Menanam Bibit Waktu penanaman bibit kelapa sawit yang baik adalah diawal musim hujan. Dengan demikian katika musim hujan berakhir akar tanaman kelapa sawit sudah cukup kuat dan lebih tahan terhadap kekeringan. Tahapan atau cara menanam bibit kelapa sawit, yaitu sehari sebelum penanaman bibit kelapa sawit disiram agar persediaan air di dalam media semai cukup, bibit diangkut kelahan dan diletakkan masing-masing di tepi lubang tanam, buka polybag semai dengan hati-hati agar media tidak pecah/rusak, masukkan bibit kelapa sawit ke dalam lubang tanam kemudian ditimbun dengan tanah galian bagian atas, tanah dipadatkan agar bibit berdiri tegak dan tidak mudah roboh.
  • 8. 10. Cara Pemeliharaan Pemeliharaan tanaman kelapa sawit setelah proses penanaman meliputi penyulaman, penanaman tanaman penutup tanah (kacang-kacangan), membuat bokoran (piringan), pemupukan dan pemangkasan pelepah daun. 11. Pemupukan Jenis-jenis pupuk yang digunakan untuk tanaman kelapa sawit yaitu Urea, TSP/SP36, KCL, Kiserit dan Borax. Dosis pupuk yang digunakan disesuaikan dengan umur tanaman. jadwal pemupukan tanaman kelapa sawit yaitu 2 kali dalam setahun. Pemupukan pertama dilakukan pada awal musim hujan (September-Oktober) dan pemupukan kedua dilakukan pada akhir musim hujan (Maret-April). 12. Pengendalian Gulma Pengendalian gula dilakukan agar tidak terjadi persaingan antara tumbuhan liar dengan tanaman kelapa sawit dalam mendapatkan nutrisi, air dan cahaya matahari. Pengendalian gulma dapat dilakukan pada piringan dan gulma yang tumbuh diantara tanaman kacang- kacangan. 13. Pengendalian Hama dan Penyakit Pengendalian dapat dilakukan dengan cara penyemprotan insektisida, fungisida atau bakterisida sesaui dosis yang dianjurkan. Dalam pengendalian hama dan penyakit, dosis yang digunakan tidak boleh berlebihan. 14. Panen Tanaman kelapa sawit mulai berbuah pada umur 2.5 tahun. Buah masak 5.5 bulan setelah penyerbukan. Buah yang dapat dipanen adalah buah yang telah matang. Ciri-ciri buah kelapa sawit matang yang sudah bisa dipanen adalah sedikitnya ada 5 buah yang jatuh dari tandan (brondolan). Panen kelapa sawit dilakukan setiap 2 minggu sekali (Azzami, 2017).
  • 9. METODOLOGI Waktu dan Tempat Praktek Teknologi Budidaya Tanaman Perkebunan dilaksanakanpada hari jum’at- minggu, tanggal 04-06 Mei 2018, pada pukul 09:00 WITA sampai selesai, bertempat di PT. Perkebunan Nusantara XIV. PKS Luwu Unit I-BuraU Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan. Alat dan Bahan Adapaun alat dan bahan yang digunakan pada praktek kunjungan lapang di Luwu Timur, yaitu alat tulis menulis dan kamera sebagai dokumentasi. Prosedur Praktikum Adapun prosedur kerja dalam pelaksanaan praktek kunjungan lapang di Luwu Timur, yaitu : 1. Melakukan registrasi pembayaran sebelum keberangkatan, 2. Berkumpul di fakultas pertanian, Universitas Muslim Indonesia untuk absesni keberangkatan peserta, 3. Berangkat dari Makassar ke Luwu Timur dengan rotasi perjalanan selama kurang lebih 15 jam. 4. Sampai di lokasi, peserta diarahkan untuk konsumsi dan tempat penginapan, 5. Peserta diarahkan untuk sarapan pagi dan dilanjutkan kunjungan lapang ke PT. Perkebunan Kelapa Sawit serta ke Pabrik pengolahan Kelapa Sawit, 6. Di PT. Perkebunan Kelapa Sawit, peserta disambut oleh karyawan pabrik dan diberikan arahan dalam praktek kunjungan lapang, 7. Peserta diarahkan untuk pulang kepenginapan masing-masing dan beristirahat sebelum kembali ke Makassar, 8. Peserta diarahkan untuk makan malam dan dilanjutkan pulang ke Makassar, 9. Selama kurang lebih 15 jam, peserta sampai di kota Makassar dengan selamat, 10. Pulang ke rumah masing-masing.
  • 10.
  • 11. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penyambutan dan Pengenalan Tempat Pengumpulan Buah yang Telah di Sortir Tempat Buah Kelapa Sawit yang akan di Masukkan ke dalam Lori Alat Pengangkutan Buah Kelapa Sawit yang akan di Rebus 3 Lori untuk Mengangkut Buah Kelapa Sawit Alat untuk Manarik Lori ke dalam Tranper Alat Pemisah anatara Biji dengan Cangkang Tahap Perubusan selama 90 Menit Alat Pemisah anatara Buah dan Tandan
  • 12. Pembahasan Varietas kelapa sawit yang digunakan pada parktek lapang di Luwu Timur, yaitu varietas tenera. Varietas tenera ini didapatkan dari hasil persilangan dura × fesifera. Dalam pembibitan, ada 3 jenis bibit yang digunakan, yaitu bibit jantan, bibit glintir dan bibit cinera. Kriteria bibit jantan, yaitu pelepah daun memanjang, daun menyempit atau daun lalang, tidak memiliki pinggul, bonggol lurus dan berbuah tapi hasilnya tidak maksimal. Kriteria bibit kriwil atau disebut sebagai bibit glintir, yaitu daunnya pendek dan bibit ini berasal dari Ambon. Kriteria bibit jagur atau disebut sebagai bibit cinera, yaitu bibit ini layak tanam, bonggol bawah bagus, buah jarang, duri panjang dan produksi kurang. Pengolahan kelapa sawit menjadi minyak dimulai dari penimbangan atau Harming (timbang berisi, tempat pembongkaran, kembali ke timbangan dan di sortir) kemudian hasil akhir buah yang di timbang di bongkar lalu diperiksa. Ada fraksi 0.0, 0, 1, 2, 3, 4, 5. Fraksi 0.0 dibuang, fraksi 2-3 bagus dan fraksi 4-5 busuk. Fraksi 0 dibuang karena tidak dipake dengan alasan belum masak. Buah pasir biasanya berumur 3-4 tahun. Selanjutnya, perebusan selama 90 menit dan operator yang mengatur semua uap atau perapian dalam perebusan, bahan bakar yang digunakan adalah ampas kelapa sawit itu sendiri. Pemisahan buah dari tandan yaitu proses pengolahan kelapa sawit buah akan dilepas secara bersamaan delam sebuah mesin besar dengan sistem diputar menggunakan kekuatan tinggi. Proses selanjutnya adalah pengolahan daging buah menjadi minyak, dalam hal ini membutuhkan waktu 15 menit dalam 90 ºC untuk di pres agar menghasilkan minyak dan memisahkan ampas dari loteks. Setelah itu, langkah selanjutnya adalah pemurnian minyak, dalam hal ini ada lumpur yang dibuang dan minyak yang diolah kembali untuk dimurnikan. Kernel diolah menjadi makanan ternak sebagai hasil akhir dari pemisahan biji dan cangkang kelapa sawit.
  • 13. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil kunjungan praktek lapang yang dilaksanakan di kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan, maka dapat disimpulkan bahwa cara budidaya tanaman kelapa sawit, yaitu persiapan bibit, cara pembibitan, teknik pembukaan lahan, membuat jaringan jalan perkebunan,pembuatan/perbaikan drainase, menentukan pola tanam, pengairan (pancang), pembuatan lubang tanam, cara dan waktu menanam bibit, cara pemeliharaan, pemupukan, pengendalian gulma, pengendalian hama dan penyakit serta panen. Varietas-varietas tanamankelapa sawit yang digunakan adalah vareitas dura yang disilangkan dengan varietas fesifera sehingga menghasilkan varietas baru, yaitu tenera. Saran Adapun saran dalam pelaksanaan praktek kunjungan lapang, yaitu sebaiknya dalam pembuatan laporan diberikan format laporan yang lebih jelas lagi agar mahasiswa tidak merasa terbebani dalam proses pengerjaan laporan.
  • 14. DAFTAR PUSTAKA Setyamidjaja dan Djoehana. 1991. Budidaya Kelapa sawit. Kanisius. Yogyakarta Pahan, I. 2006. Panduan Lengkap Kelapa Sawit. Penebar Swadaya. Jakarta. Zaman, F.F.S.B. 2006. Manajemen Pengendalian Hama dan penyakit pada Tanaman Belum Mengahasilkan di Perkebunan Kelapa Sawit (Elaeis guinensis Jacq.) Sumatera barat. Sastrosayono, S., 2003. Budidaya Kelapa Sawit. Agromedia Pustaka, Jakarta. Setyamidjaja, D. 2006. Budidaya Kelapa Sawit. Kanisius. Yogyakarta. 62 Hal.