SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  38
Télécharger pour lire hors ligne
Filum porifera, coelenterata & platyhelminthes
Filum Porifera 
Porifera berasal dari Bahasa Latin yaitu porus yang berarti lubang 
kecil atau pori-pori, serta ferre yang berarti mengandung. Jadi, 
Porifera dapat diartikan sebagai hewan yang di dalam tubuhnya 
terdapat lubang-lubang kecil atau berpori-pori. 
Porifera adalah hewan yang memiliki tubuh yang cukup sederhana, 
hewan ini biasanya hanya memiliki ukuran tubuh sekitar 1-2 cm. 
Selain memiliki pori-pori mikroskopis pada tubuhnya, porifera juga 
memiliki ciri khusus berupa sistem kanal atau sistem saluran air 
yang berfungsi sebagai tempat bersirkulasinya air di dalam 
tubuhnya.
A. Ciri-Ciri Porifera 
• Merupakan hewan multiseluller (bersel banyak). 
• Belum mempunyai organ pencernaan, sistem peredaran darah , 
sistem saraf, dan otot; namun sel-sel tubuhnya dapat mengindra 
dan bereaksi terhadap perubahan lingkungan. 
• Mempunyai dua fase kehidupan, yaitu saat hidup berenang bebas 
(fase larva) dan saat berbentuk sesil yang hidup menetap di dasar 
perairan (fase dewasa). 
• Merupakan hewan diploblastik yang memiliki dua lapis sel 
pembentuk tubuh, yaitu ektoderma (lapisan luar dan endoderma 
(lapisan dalam). 
• Bentuk tubuh hewan ini ada yang seperti piala, jambangan, 
terompet, dan bercabang-cabang seperti tumbuhan. 
• Habitat utama di perairan (terutama di laut).
B. Struktur Tubuh Porifera 
Pada bagian tengah tubuh porifera, terdapat spongosol (paragaster). Spongosol 
adalah ruangan yang berfungsi sebagai saluran air. Pada bagian atas spongosol 
terdapat oskulum, yitu lubang besar yang berfungsi sebagai tempat keluarnya air. 
Dari luar ke dalam, porifera tersusun atas tiga lapisan dinding tubuh, yaitu 
epidermis (lapisan terluar), mesoglea (lapisan pembatas), dan endodermis (lapisan 
dalam). 
• Epidermis, adalah lapisan terluar tubuh porifera. Lapisan ini tersusun oleh sel-sel 
epitelium pipih yang disebut dengan pinakosit. Beberapa sel ini membentuk 
lubang kecil (ostium) tempat masuknya air . Pada ostium, terdapat porosit yang 
berfungsi untuk mengendalikan buka atau tutupnya ostium. 
• Mesoglea, adalah lapisan yang berupa gelatin. Lapisan ini merupakan pembatas 
antara lapisan dalam (endodermis) dengan lapisan luar (epidermis). Mesoglea 
mengandung dua macam sel, yaitu sel ameboid dan skleroblas. Sel-sel ameboid 
berfungsi sebagai pengangkut makanan dan zat-zat sisa metabolisme dari satu sel 
ke sel yang lainnya. Sedangkan sel skleroblas berfungsi untuk membentuk spikula. 
Spikula merupakan duri-duri berfungsi sebagai penguat dinding yang lunak. 
• Endodermis, adalah lapisan dalam tubuh porifera. Lapisan ini terdiri dari sel-sel 
leher (koanosit) yang memiliki flagela dan berfungsi untuk mencerna makanan.
Gambar Struktur Tubuh Porifera
C. Sistem Pencernaan Porifera 
Proses pencernaan pada porifera berlangsung pada bagian 
endodermis. Pada bagian ini, flagel yang terdapat pada 
koanosit akan bergerak-gerak sehingga menyebabkan air 
yang membawa oksigen dan makanan berupa plankton 
akan mengalir dari ostium masuk masuk ke spongosol lalu 
masuk ke oskulum. Makanan ini lalu akan dicerna di dalam 
vakuola makanan. Setelah dicerna, sari-sari makanan 
diangkut oleh sel-sel amebosit untuk diedarkan keseluruh 
tubuh. Sedangkan sisa-sisa makanan yang sudah tak 
terpakai lagi akan dikeluarkan oleh sel-sel leher (koanosit) 
melalui spongosol sebelum akhirnya keluar dari tubuh 
melalui oskulum.
D. Sistem Reproduksi Porifera 
• Pada hewan porifera, reproduksi dapat berlangsung melalui dua 
cara, yaitu reproduksi secara seksual dan aseksual. 
Reproduksi secara seksual, yaitu reproduksi yang terjadi saat sel 
sperma bersatu dengan sel ovum. Pada dasarnya, porifera bersifat 
hemafrodit karena ovum dan sperma dapat dihasilkan oleh satu 
individu yang sama. Namun sperma tidak akan dapat membuahi 
sendiri ovum yang terdapat dalam tubuhnya sendiri, sehingga 
pembuahan hanya akan dapat terjadi antara sperma dan sel telur 
antar individu yang berbeda. 
• Reproduksi secara aseksual, yaitu reproduksi yang terjadi tanpa 
proses pembuahan sperma pada ovum. Reproduksi aseksual pada 
hewan porifera dapat terjadi melalui dua cara, yaitu dengan cara 
pembentukan kuncup dan gemula (kuncup dalam). Gemula adalah 
butir benih yang diproduksi oleh porifera di lingkungan yang tak 
menguntungkan, misalnya terlalu dingin atau terlalu panas.
E. Sistem Sirkulasi Air Porifera 
• Sistem kanal atau saluran air pada porifera dapat dibedakan 
menjadi tiga jenis, yaitu ascon, sycon, dan leucon. 
Ascon, adalah tipe sistem saluran air dimana lubang-lubang 
ostiumnya langsung terhubung lurus ke spongosol. 
• Sycon, pada tipe saluran ini air akan masuk ke dalam 
ostium lalu melewati saluran-saluran bercabang sebelum 
masuk ke dalam spongosol. Saluran bercabang ini biasanya 
dilapisi oleh koanosit. 
• Leucon, adalah tipe saluran air yang ostiumnya 
dihubungkan dengan rongga-rongga bercabang yang tidak 
terhubung langsung menuju spongosol.
Gambar Jenis-Jenis Saluran Air Porifera
F. Klasifikasi Porifera 
• Terdapat tiga kelas yang dapat diklasifikasikan ke dalam 
filum porifera, yaitu kelas Calcarea, Hexactinellida, dan 
Demospongiae. 
Calcarea, merupakan kelas porifera yang memiliki spikula 
dari zat kapur. Contoh spesies calcarea antara lain Sycon sp. 
dan Clathrinasp yang biasa hidup di daerah laut dangkal. 
• Hexactinellida, memiliki spikula yang tersusun atas zat 
kersik (silikat). Contoh spesies dari kelas hexactinellida 
antara lain Pheronema sp. dan Euplectella sp. yang hidup di 
laut dalam. 
• Demospongiae, merupakan porifera bertulang lunak 
dengan spikula yang tersusun dari zat kersik. Contoh 
spesies dari kelas demospongiae antara lain Euspongia sp., 
Spongila sp., dan Callyspongia sp.
G. Peranan Porifera 
• - dimanfaatkan sebagai alat pembersih (penggosok) alami 
• - pengisi jok (tempat duduk) kendaraan bermotor 
• - Euspongia oficinalis merupakan spons yang biasa 
• digunakan untuk mencuci 
• - Euspongia mollisima biasa digunakan sebagai alat 
• pembersih toilet yang harganya mahal. 
• - Spongia dan Hippospongia dapat digunakan sebagai spons mandi. 
• - Spons menghasilkan senyawa bioaktif yang berfungsi sebagai 
• pertahanan diri. Senyawa tersebut ternyata berpotensi sebagai 
• bahan obat-obatan. 
• - Petrosia contegnatta mengahsilkan senyawa bioaktif yang berkhasiat 
• sebagai obat anti kanker, sedangkan diambil dari 
• - Cymbacela obat anti-asma 
• - Luffariella variabilis sponnya menghasilkan senyawa bastadin, 
• asam okadaik, dan monoalid yang bernilai jual sangat tinggi.
Berikut berbagai contoh Porifera 
1. Demospongia
2. Rigida
3. Aplysina Aerophoba
4. Oscarella Lobularis
5. Corticium Candelabrum
Filum Coelenterata 
Coelenterata atau yang juga biasa disebut dengan 
Cnidaria adalah filum hewan yang memiliki tubuh 
sangat sederhana. Kata Coelenterata berasal dari 
kata coelos yang berarti rongga dan enteron yang 
berarti usus. Jadi, Coelenterata adalah hewan 
yang memiliki rongga di dalam tubuhnya yang 
sekaligus berfungsi sebagai organ pencernaan 
makanan. Coelenterata disebut sebagai hewan 
sederhana karena jaringan tubuhnya hanya terdiri 
dari dua lapis sel, yaitu sel internal dan eksternal.
A. Ciri-Ciri Coelenterata 
• Terdapat sekitar 10.000 spesies Coelenterata yang sebagian besar hidup 
di laut. 
• Sebagian hidup secara soliter, sedangkan sebagian lain hidup berkoloni. 
• Memiliki simetri radial. 
• Memiliki rongga gastrovaskuler yang berfungsi untuk mencerna makanan. 
• Tubuhnya hanya memiliki satu lubang bukaan yanh berfungsi sebagai 
mulut sekaligus anus. 
• Merupakan hewan diploblastik. 
• Mempunyai tentakel yang berfungsi untuk memasukkan makanan ke 
dalam mulut. 
• Tentakel dilengkapi dengan sel penyengat yang disebut dengan knidosit 
(cnidoblast). 
• Memiliki dua bentuk tubuh, yaitu polip dan medusa.
B. Struktur Tubuh Coelenterata 
Coelenterata merupakan diploblastik, hewan ini 
mempunyai dua lapis sel yaitu ektoderm yang 
merupakan lapisan sel luar dan endoderm yang 
merupakan lapisan dalam. Coelenterata memiliki 
dua bentuk tubuh, yaitu polip dan medusa. Pada 
bentuk polip (seperti tabung), coelenterata 
memiliki mulut di bagian dorsal yang dikelilingi 
oleh tentakel. Sedangkan pada bentuk medusa 
yang berbentuk seperti cakram, mulut 
coelenterata terletak di bagian bawah (oral) dan 
tubuhnya dikelilingi oleh tentakel.
Perbandingan struktur tubuh coelenterat dalam bentuk 
polip dan medusa
C. Reproduksi Coelenterata 
Coelenterata dapat bereproduksi baik dengan cara 
generatif (seksual) maupun vegetatif (aseksual). Reproduksi 
secara generatif terjadi saat sel sperma jantan membuahi 
sel telur (ovum) betina. Sedangkan perkembangbiakan 
secara aseksual berlangsung dengan cara pembentukan 
tunas pada sisi tubuh coelenterata yang akan tumbuh 
menjadi individu baru setelah lepas dari tubuh induknya. 
Beberapa jenis coelenterata juga mengalami metagenesis 
(pergiliran keturunan), yaitu perkembangbiakan seksual 
yang diikuti oleh perkembangbiakan aseksual pada satu 
generasi. Pada coelenterata jenis ini, tubuh akan memiliki 
bentuk polip pada satu fase hidupnya, kemudian berbentuk 
medusa pada tahap selanjutnya.
D. Klasifikasi Coelenterata 
Coelenterata terdiri dari tiga kelas utama, yaitu Hydrozoa, Scypozoa, dan Anthozoa. 
1. Hydrozoa 
Beberapa jenis hidrozoa mengalami dua siklus hidup yaitu tahap polip yang 
aseksual dan tahap medusa yang seksual. Contohnya adalah spesies Obelia sp. Ada 
pula yang selama hidupnya hanya berbentuk polip saja, misalnya Hydra. 
Sebagian besar hydra hidup di perairan secara soliter (sendiri-sendiri). Pada ujung 
tubuh hydra terdapat mulut yang dilengkapi oleh tentakel yang berfungsi untuk 
menangkap makanan. Tentakel-tentakel ini dilengkapi dengan sel knidosit yang 
mengandung nematosista, yaitu racun berbentuk sengat untuk memburu mangsa. 
Hydra dapat bereproduksi secara seksual maupun aseksual. Perkembangbiakan 
seksual terjadi saat sel sperma jantan membuahi sel telur betina. Sedangkan 
perkembangbiakan aseksual terjadi dengan tunas (kuncup) yang tumbuh di sisi 
tubuh hydra yang nantinya akan tumbuh menjadi individu baru.
Hydra viridis (melekat pada tumbuhan air) Hydra fusca
2. Scyphozoa 
contoh spesies yang termasuk dalam kelas ini adalah Aurelia aurita (ubur-ubur). 
Hewan ini memiliki bentuk seperti mangkuk, kadang mempunyai tubuh berwarna 
namun ada beberapa spesies yang tubuhnya transparan. Tubuh Scyphozoa 
dilengkapi dengan tentakel yang mempunyai sel penyengat. Seluruh spesies 
Scyphozoa hidup di perairan, baik tawar maupun laut. 
* Aurelia Aurita
Siklus hidup Aurelia Aurita
3. Anthozoa 
memiliki ciri-ciri khusus yaitu tubuh yang menyerupai bunga. Contoh 
spesies yang termasuk dalam kelas ini adalah Metridium (anemon laut). 
Anthozoa hidup sebagai polip, salah satu ujung tubuhnya mempunyai 
mulut yang dikelilingi tentakel lengkap dengan penyengatnya, sedangkan 
ujung yang lain merupakan bagian tubuh yang berfungsi untuk melekatkan 
diri pada dasar perairan.
Struktur Anthozoa
E. PERAN COELENTERATA 
1. Hewan ubur-ubur yang banyak di perairan Indonesia dapat 
dimanfaatkan untuk dibuat tepung ubur-ubur, kemudian diolah 
menjadi bahan kosmetik / kecantikan. 
2. Di Jepang selain sebagai bahan kosmetik, ubur-ubur 
dimanfaatkan 
sebagai bahan makanan. 
3. Karang atol, karang pantai, dan karang penghalang dapat 
melindungi 
pantai dari aberasi air laut. 
4. merupakan tempat persembunyian dan tempat 
perkembangbiakan ikan. 
5. Pantai dengan karang yang indah dapat dijadikan objek wisata. 
6. Dijadikan tempat untuk menyalurkan hobby para penggemar 
snorkling 
dan diving.
Filum Platyhelminthes 
Platyhelminthes adalah salah satu filum dari 
kingdom animalia yang anggotanya mencakup 
jenis-jenis cacing yang memiliki bentuk tubuh 
pipih dorsoventral. Nama platyhelminthes 
sendiri berasal dari Bahasa Yunani, yaitu platy 
yang berarti pipih dan helminth yang berarti 
cacing.
A. Ciri-Ciri Platyhelminthes 
• Mempunyai bentuk tubuh pipih. 
• Tidak mempunyai rongga tubuh (selom). 
• Simetris bilateral, tubuh triploblastik. 
• Pencernaan dengan gastrovaskuler. 
• Bernapas dengan seluruh permukaan tubuh. 
• Tidak memiliki sistem peredaran darah. 
• Mempunyai ganglion sebagai sistem syaraf. 
• Memiliki sel api sebagai alat ekskresi. 
• Pada umumnya bersifat hemafrodit, yang artinya terdapat 
dua jenis alat kelamin yaitu jantan dan betina dalam satu 
individu namun jarang terjadi pembuahan sendiri.
B. Struktur Tubuh Platyhelminthes 
Platyhelminthes mempunyai tubuh berbentuk 
pipih tanpa ruas-ruas yang dapat dibagi menjadi 
bagian anterior (kepala), posterior (ekor), dorsal 
(punggung), ventral (daerah yang berlawanan 
dengan dorsal), dan lateral (bagian samping 
tubuh). Platyhelmintes memiliki tubuh dengan 
simetri bilateral, hewan ini merupakan 
triploblastik yang tersusun atas tiga lapisan 
jaringan yaitu ektoderm (lapisan luar), mesoderm 
(lapisan tengah), dan endoderm (lapisan dalam).
C. Klasifikasi Platyhelminthes 
1. Turbellaria (Cacing Berambut Getar) 
Planaria sp. adalah salah satu contoh spesies yang termasuk dalam kelas Turbellaria. Cacing 
ini bersifat karnivor dan hidup bebas di perairan seperti di sungai, kolam, atau danau. 
Planaria memiliki panjang tubuh antara 5-25 mm. Hewan ini bergerak dengan silia yang 
terdapat pada bagian epidermis tubuhnya. 
Planaria memiliki sistem pencernaan yang masih sangat sederhana yang terdiri dari mulut, 
faring, dan rongga gastrovaskuler (usus). Hewan ini tidak memiliki anus sehingga sisa-sisa 
makanan yang tidak dicerna akan dikeluarkan kembali melalui mulut. 
Planaria mengeksresikan sisa metabolisme tubuh yang berupa nitrogen melalui permukaan 
tubuhnya yang dilangkapi oleh sel api. Cacing ini memiliki sistem saraf yang berpusat di 
ganglia pada bagian kepala yang kemudian bercabang-cabang membentuk sistem syaraf 
tangga taali. Planaria dapat bereproduksi secara seksual maupun aseksual. 
Perkembangbiakan secara seksual terjadi saat sel sperma membuahi sel telur betina. 
Planaria bersifat hemafrodit, sehingga tak akan pernah tejadi pembuahan sendiri. 
Reproduksi planaria secara aseksual terjadi melalui proses fragmentasi atau memotong diri. 
Setiap potongan tubuh akan beregenerasi sehingga akan membentuk individu baru.
2. Trematoda (Cacing Isap) 
Semua anggota kelas ini bersifat parasit yang hidup di dalam 
tubuh hewan maupun manusia. Cacing ini mempunyai alat 
hisap (sucker) yang terdapat pada bagian mulut atau ventral 
tubuhnya yang dilengkapi dengan gigi kitin. Permukaan tubuh 
trematoda tidak dilengkapi dengan silia namun mempunyai 
kutikula untuk mempertahankan diri. 
Contoh spesies anggota trematoda adalah Fasciola hepatica 
(cacing hati). Cacing ini mempunyai bentuk tubuh yang mirip 
seperti daun dengan ukuran panjang 2-5 cm dan lebar 1 cm. 
Fasciola hepatica hidup sebagai parasit di dalam kantong 
empedu hati ternak. Saluran pencernaan cacing ini terdiri atas 
mulut yang terdapat di bagian ujung anterior dilengkapi 
dengan alat hisap bergigi kitin untuk melekatkan diri.
• Daur Hidup Fasciola hepatica 
Fasciola hepatica bersifat hemafrodit dan berkembang biak secara generatif. 
Daur hidup cacing ini dimulai saat telur Fasciola hepatica dewasa yang 
berada di saluran empedu hewan ternak keluar bersama feses. Pada tempat 
yang tepat, telur yang telah fertil tersebut akan menetas sebagai larva 
bersilia yang disebut dengan mirasidium. Mirasidium kemudian masuk ke 
dalam tubuh siput karena tidak bisa bertahan di alam bebas lebih dari 8 
jam. Di dalam tubuh siput, mirasidium akan tumbuh menjadi sporosista, lalu 
berkembang menjadi redia (larva kedua), kemudian menjadi serkaria (larva 
ketiga). 
Serkaria mempunyai bentuk tubuh seperti berudu yang dapat berenang 
bebas. Serkaria kemudian keluar tubuh siput lalu hidup menempel di 
rumput kemudian membentuk metaserkaria. Jika rumput yang terdapat 
metaserkaria tersebut dimakan oleh hewan ternak, maka metaserkaria akan 
tumbuh besar di organ hati. ulang kembali. Siklus pun kemudian akan 
teruntuk lebih jelasnya silahkan perhatikan gambar di bawah ini.
Selain cacing hati, ada juga anggota kelas trematoda lain yang hidup sebagai parasit 
di organisme lain yaitu Clonorchis sinensis dan Opisthorchis sinensis yang hidup 
sebagai parasit di dalam tubuh manusia. Kedua cacing ini masuk ke dalam tubuh 
manusia melalui inang perantara (sebagai tempat hidup larva) ikan air tawar dan 
keong yang dimakan manusia.
3. Cestoda (Cacing Pita) 
Cacing pita memiliki ciri khusus berupa bentuk tubuhnya yang pipih dan 
memanjang seperti pita. Cacing jenis ini tidak mempunyai saluran 
pencernaan karena sari-sari makanan akan langsung bisa diserap melalui 
permukaan tubuhnya. Tubuh Cestoda terdiri dari ruas-ruas yang disebut 
dengan proglotid. Setiap proglotid pada cacing pita mempunyai sistem 
reproduksi dan ekskresinya sendiri, oleh karena itulah cacing pita dianggap 
sebagai koloni individu. 
Contoh cacing pita antara lain adalah Taenia solium dan Taenia saginata. 
Cacing ini adalah parasit pada tubuh manusia dengan inang perantara 
hewan babi dan sapi. Cacing ini masuk kedalam tubuh sapi atau babi 
melalui larva Taenia .sp yang termakan kedua hewan tersebut. Larva yang 
tertelan kemudian akan berada di usus halus dan tumbuh menjadi 
heksakan. Larva ini kemudian akan menembus usus halus lalu terbawa oleh 
aliran darah dan masuk ke dalam daging. Jika daging babi atau sapi ini 
dimakan oleh manusia, maka cacing ini akan masuk dan berkembang 
menjadi cacing dewasa di dalam tubuh manusia. Cacing pita dewasa dapat 
mencapai ukuran panjang tubuh hingga 20 cm.
Dan berikut adalah gambar ilustrasi daur hidup Taenia .sp.
4. Monogenea 
Hewan monogenea umumnya adalah parasit yang 
hidup pada tubuh ikan. Hewan ini tidak memiliki 
rongga tubuh dan mempunyai sistem pencernaan 
yang sangat sederhana berupa mulut, usus, dan 
lubang anus. Monogenea adalah hewan 
hemafrodit, hewan ini tidak mengalami fase 
aseksual. Telur Monogenea yang menetas akan 
mengalami fase larva yang disebut dengan 
onkomirasidium. Contoh spesies yang termasuk ke 
dalam kelas monogenea adalah Schistosoma 
mansoni.

Contenu connexe

Tendances

Fortofolio 1 Prinsip dasar Perkembangan
Fortofolio 1 Prinsip dasar PerkembanganFortofolio 1 Prinsip dasar Perkembangan
Fortofolio 1 Prinsip dasar PerkembanganIvho Mamonto
 
Filum mollusca kelas Amphineura-Gastropoda (bahan ajar4)
Filum mollusca kelas Amphineura-Gastropoda (bahan ajar4)Filum mollusca kelas Amphineura-Gastropoda (bahan ajar4)
Filum mollusca kelas Amphineura-Gastropoda (bahan ajar4)Raden Iqrafia Ashna
 
Praktikum Sel Jaringan Hewan dan Tumbuhan
Praktikum Sel Jaringan Hewan dan TumbuhanPraktikum Sel Jaringan Hewan dan Tumbuhan
Praktikum Sel Jaringan Hewan dan TumbuhanHariyatunnisa Ahmad
 
Ppt bagian organel sel tumbuhan berserta fungsinya firman ahyuda
Ppt bagian organel sel tumbuhan berserta fungsinya  firman ahyudaPpt bagian organel sel tumbuhan berserta fungsinya  firman ahyuda
Ppt bagian organel sel tumbuhan berserta fungsinya firman ahyudafirmanahyuda
 
Laporan praktikum 7 rumus bunga dan diagram bunga (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 7 rumus bunga dan diagram bunga (morfologi tumbuhan)Laporan praktikum 7 rumus bunga dan diagram bunga (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 7 rumus bunga dan diagram bunga (morfologi tumbuhan)Maedy Ripani
 
Cnidaria Dan Ctenophora (Ciri-ciri, struktur tubuh, klasifikasi dan contoh, r...
Cnidaria Dan Ctenophora (Ciri-ciri, struktur tubuh, klasifikasi dan contoh, r...Cnidaria Dan Ctenophora (Ciri-ciri, struktur tubuh, klasifikasi dan contoh, r...
Cnidaria Dan Ctenophora (Ciri-ciri, struktur tubuh, klasifikasi dan contoh, r...Herninda N. Shabrina
 
Presentasi sel hewan
Presentasi sel hewanPresentasi sel hewan
Presentasi sel hewantaniariwu
 
Ppt mamalia (welly&fitri)
Ppt mamalia (welly&fitri)Ppt mamalia (welly&fitri)
Ppt mamalia (welly&fitri)Welly Andrei
 
Laporan Praktikum 4 Identifikasi Reptil
Laporan Praktikum 4 Identifikasi ReptilLaporan Praktikum 4 Identifikasi Reptil
Laporan Praktikum 4 Identifikasi ReptilSelly Noviyanty Yunus
 
Power point annelida
Power point annelidaPower point annelida
Power point annelidaImawaty Yulia
 
Amphibia (Binatang Amphibi)
Amphibia (Binatang Amphibi)Amphibia (Binatang Amphibi)
Amphibia (Binatang Amphibi)Arvin Yafiz
 
Taksonomi Tumbuhan I DIVISI SCHIZOPHYTA ( Monera)
Taksonomi Tumbuhan I DIVISI SCHIZOPHYTA ( Monera)Taksonomi Tumbuhan I DIVISI SCHIZOPHYTA ( Monera)
Taksonomi Tumbuhan I DIVISI SCHIZOPHYTA ( Monera)fentyagustin1
 
Avertebrata penyusun terumbu karang
Avertebrata penyusun terumbu karangAvertebrata penyusun terumbu karang
Avertebrata penyusun terumbu karangTeguh Edogawa
 
Filum Echinodermata
Filum EchinodermataFilum Echinodermata
Filum EchinodermataAfi Alifia
 

Tendances (20)

Fortofolio 1 Prinsip dasar Perkembangan
Fortofolio 1 Prinsip dasar PerkembanganFortofolio 1 Prinsip dasar Perkembangan
Fortofolio 1 Prinsip dasar Perkembangan
 
Filum mollusca kelas Amphineura-Gastropoda (bahan ajar4)
Filum mollusca kelas Amphineura-Gastropoda (bahan ajar4)Filum mollusca kelas Amphineura-Gastropoda (bahan ajar4)
Filum mollusca kelas Amphineura-Gastropoda (bahan ajar4)
 
Sel punca
Sel puncaSel punca
Sel punca
 
Biologi Sel kelas XI
Biologi Sel kelas XIBiologi Sel kelas XI
Biologi Sel kelas XI
 
Praktikum Sel Jaringan Hewan dan Tumbuhan
Praktikum Sel Jaringan Hewan dan TumbuhanPraktikum Sel Jaringan Hewan dan Tumbuhan
Praktikum Sel Jaringan Hewan dan Tumbuhan
 
Laporan Praktikum 3 Amphibia
Laporan Praktikum 3 AmphibiaLaporan Praktikum 3 Amphibia
Laporan Praktikum 3 Amphibia
 
CACING PLANARIA SP
CACING PLANARIA SPCACING PLANARIA SP
CACING PLANARIA SP
 
Ppt bagian organel sel tumbuhan berserta fungsinya firman ahyuda
Ppt bagian organel sel tumbuhan berserta fungsinya  firman ahyudaPpt bagian organel sel tumbuhan berserta fungsinya  firman ahyuda
Ppt bagian organel sel tumbuhan berserta fungsinya firman ahyuda
 
Laporan praktikum 7 rumus bunga dan diagram bunga (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 7 rumus bunga dan diagram bunga (morfologi tumbuhan)Laporan praktikum 7 rumus bunga dan diagram bunga (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 7 rumus bunga dan diagram bunga (morfologi tumbuhan)
 
Anatomi daun
Anatomi daunAnatomi daun
Anatomi daun
 
Cnidaria Dan Ctenophora (Ciri-ciri, struktur tubuh, klasifikasi dan contoh, r...
Cnidaria Dan Ctenophora (Ciri-ciri, struktur tubuh, klasifikasi dan contoh, r...Cnidaria Dan Ctenophora (Ciri-ciri, struktur tubuh, klasifikasi dan contoh, r...
Cnidaria Dan Ctenophora (Ciri-ciri, struktur tubuh, klasifikasi dan contoh, r...
 
Presentasi sel hewan
Presentasi sel hewanPresentasi sel hewan
Presentasi sel hewan
 
Ppt mamalia (welly&fitri)
Ppt mamalia (welly&fitri)Ppt mamalia (welly&fitri)
Ppt mamalia (welly&fitri)
 
Laporan Praktikum 4 Identifikasi Reptil
Laporan Praktikum 4 Identifikasi ReptilLaporan Praktikum 4 Identifikasi Reptil
Laporan Praktikum 4 Identifikasi Reptil
 
Power point annelida
Power point annelidaPower point annelida
Power point annelida
 
Amphibia (Binatang Amphibi)
Amphibia (Binatang Amphibi)Amphibia (Binatang Amphibi)
Amphibia (Binatang Amphibi)
 
Taksonomi Tumbuhan I DIVISI SCHIZOPHYTA ( Monera)
Taksonomi Tumbuhan I DIVISI SCHIZOPHYTA ( Monera)Taksonomi Tumbuhan I DIVISI SCHIZOPHYTA ( Monera)
Taksonomi Tumbuhan I DIVISI SCHIZOPHYTA ( Monera)
 
Avertebrata penyusun terumbu karang
Avertebrata penyusun terumbu karangAvertebrata penyusun terumbu karang
Avertebrata penyusun terumbu karang
 
Filum Echinodermata
Filum EchinodermataFilum Echinodermata
Filum Echinodermata
 
Lisosom
LisosomLisosom
Lisosom
 

En vedette

En vedette (20)

Bahan ajar 1 filum porifera, coelenterata, platyhelminthes
Bahan ajar 1 filum porifera, coelenterata, platyhelminthesBahan ajar 1 filum porifera, coelenterata, platyhelminthes
Bahan ajar 1 filum porifera, coelenterata, platyhelminthes
 
PORIFERA
PORIFERAPORIFERA
PORIFERA
 
Power point porifera
Power point poriferaPower point porifera
Power point porifera
 
Phylum porifera
Phylum poriferaPhylum porifera
Phylum porifera
 
Power Point Coelenterata
Power Point CoelenterataPower Point Coelenterata
Power Point Coelenterata
 
PHYLUM PORIFERA
PHYLUM PORIFERAPHYLUM PORIFERA
PHYLUM PORIFERA
 
Power Point Platyhelminthes
Power Point PlatyhelminthesPower Point Platyhelminthes
Power Point Platyhelminthes
 
Klasifikasi porifera
Klasifikasi poriferaKlasifikasi porifera
Klasifikasi porifera
 
Coelenterata. Hydrozoa, Scypozoa, Anthozoa.
Coelenterata. Hydrozoa, Scypozoa, Anthozoa.Coelenterata. Hydrozoa, Scypozoa, Anthozoa.
Coelenterata. Hydrozoa, Scypozoa, Anthozoa.
 
Makalah biologi (coelenterata dan mollusca)
Makalah biologi (coelenterata dan mollusca)Makalah biologi (coelenterata dan mollusca)
Makalah biologi (coelenterata dan mollusca)
 
filum porifera materi kelas X
filum porifera materi kelas Xfilum porifera materi kelas X
filum porifera materi kelas X
 
Filum porifera
Filum poriferaFilum porifera
Filum porifera
 
Filum annelida (bahan ajar 3)
Filum annelida (bahan ajar 3)Filum annelida (bahan ajar 3)
Filum annelida (bahan ajar 3)
 
Filum coelenterata
Filum coelenterataFilum coelenterata
Filum coelenterata
 
Porifera
PoriferaPorifera
Porifera
 
Phylum porifera
Phylum poriferaPhylum porifera
Phylum porifera
 
Filum coelenterata
Filum coelenterataFilum coelenterata
Filum coelenterata
 
Siklus hidup obelia
Siklus hidup obeliaSiklus hidup obelia
Siklus hidup obelia
 
Porifera (hewan spons)
Porifera (hewan spons)Porifera (hewan spons)
Porifera (hewan spons)
 
Ppt coelenterata
Ppt coelenterataPpt coelenterata
Ppt coelenterata
 

Similaire à Filum porifera, coelenterata & platyhelminthes

Klasifikasi Porifera kelas X
Klasifikasi Porifera kelas XKlasifikasi Porifera kelas X
Klasifikasi Porifera kelas XRiana Indah
 
PPT Coelenterata Kel. 5_2.pptx
PPT Coelenterata Kel. 5_2.pptxPPT Coelenterata Kel. 5_2.pptx
PPT Coelenterata Kel. 5_2.pptxnirmalarahmawati2
 
Biologi porifera dan coelenterata versi 2
Biologi porifera dan coelenterata versi 2Biologi porifera dan coelenterata versi 2
Biologi porifera dan coelenterata versi 2Filipi Butar-Butar
 
Coelenterata Kelas 10 BIOLOGY
Coelenterata Kelas 10 BIOLOGYCoelenterata Kelas 10 BIOLOGY
Coelenterata Kelas 10 BIOLOGYJacqueline Celine
 
Animalia invertebrata kelas X
Animalia invertebrata kelas XAnimalia invertebrata kelas X
Animalia invertebrata kelas Xanitasari2311
 
DUNIA HEWAN (Porifera dan Coelenterata).pptx
DUNIA HEWAN (Porifera dan Coelenterata).pptxDUNIA HEWAN (Porifera dan Coelenterata).pptx
DUNIA HEWAN (Porifera dan Coelenterata).pptxTagonna
 
Kerkom Biologi.pptx
Kerkom Biologi.pptxKerkom Biologi.pptx
Kerkom Biologi.pptxArifinHwang
 
filum Porifera
filum Porifera filum Porifera
filum Porifera -
 
Kingdom animalia
Kingdom animaliaKingdom animalia
Kingdom animaliaJLe JLe
 
Biologi coelenterata
Biologi   coelenterataBiologi   coelenterata
Biologi coelenterataRakha Geovani
 
Porifera dan ctenophora (power point)
Porifera dan ctenophora (power point)Porifera dan ctenophora (power point)
Porifera dan ctenophora (power point)Kurnia Wati
 
Porifera vs coelenterata
Porifera vs coelenterataPorifera vs coelenterata
Porifera vs coelenteratathesyanetriani
 

Similaire à Filum porifera, coelenterata & platyhelminthes (20)

Klasifikasi Porifera kelas X
Klasifikasi Porifera kelas XKlasifikasi Porifera kelas X
Klasifikasi Porifera kelas X
 
PPT Coelenterata Kel. 5_2.pptx
PPT Coelenterata Kel. 5_2.pptxPPT Coelenterata Kel. 5_2.pptx
PPT Coelenterata Kel. 5_2.pptx
 
Biologi porifera dan coelenterata versi 2
Biologi porifera dan coelenterata versi 2Biologi porifera dan coelenterata versi 2
Biologi porifera dan coelenterata versi 2
 
Coelenterata Kelas 10 BIOLOGY
Coelenterata Kelas 10 BIOLOGYCoelenterata Kelas 10 BIOLOGY
Coelenterata Kelas 10 BIOLOGY
 
porifera.pptx
porifera.pptxporifera.pptx
porifera.pptx
 
Porifera
PoriferaPorifera
Porifera
 
Animalia invertebrata kelas X
Animalia invertebrata kelas XAnimalia invertebrata kelas X
Animalia invertebrata kelas X
 
DUNIA HEWAN (Porifera dan Coelenterata).pptx
DUNIA HEWAN (Porifera dan Coelenterata).pptxDUNIA HEWAN (Porifera dan Coelenterata).pptx
DUNIA HEWAN (Porifera dan Coelenterata).pptx
 
Kerkom Biologi.pptx
Kerkom Biologi.pptxKerkom Biologi.pptx
Kerkom Biologi.pptx
 
filum Porifera
filum Porifera filum Porifera
filum Porifera
 
Kingdom animalia
Kingdom animaliaKingdom animalia
Kingdom animalia
 
Xmia1 porifera
Xmia1 poriferaXmia1 porifera
Xmia1 porifera
 
Biologi coelenterata
Biologi   coelenterataBiologi   coelenterata
Biologi coelenterata
 
Porifera dan ctenophora (power point)
Porifera dan ctenophora (power point)Porifera dan ctenophora (power point)
Porifera dan ctenophora (power point)
 
Porifera
PoriferaPorifera
Porifera
 
Makalah coelentherata
Makalah coelentherataMakalah coelentherata
Makalah coelentherata
 
Porifera vs coelenterata
Porifera vs coelenterataPorifera vs coelenterata
Porifera vs coelenterata
 
MATERI ANIMALIA
MATERI ANIMALIAMATERI ANIMALIA
MATERI ANIMALIA
 
Porifera
PoriferaPorifera
Porifera
 
Animalia
AnimaliaAnimalia
Animalia
 

Dernier

1.-Materi-Prof.-Bambang-1.ppt PENYEBAB GAGAL GINJAL AKUT
1.-Materi-Prof.-Bambang-1.ppt PENYEBAB GAGAL GINJAL AKUT1.-Materi-Prof.-Bambang-1.ppt PENYEBAB GAGAL GINJAL AKUT
1.-Materi-Prof.-Bambang-1.ppt PENYEBAB GAGAL GINJAL AKUTeric214073
 
materi PPT tentang cerita inspiratif kelas 9 smp
materi PPT tentang cerita inspiratif kelas 9 smpmateri PPT tentang cerita inspiratif kelas 9 smp
materi PPT tentang cerita inspiratif kelas 9 smpAanSutrisno
 
KELOMPOK 2 PUTARAN 2 Mata kuliah Agama Islam
KELOMPOK 2 PUTARAN 2 Mata kuliah Agama IslamKELOMPOK 2 PUTARAN 2 Mata kuliah Agama Islam
KELOMPOK 2 PUTARAN 2 Mata kuliah Agama IslamabdulhamidalyFKIP
 
BMMB 1134 KETERAMPILAN BERBAHASA HALANGAN KOMUNIKASI
BMMB 1134 KETERAMPILAN BERBAHASA HALANGAN KOMUNIKASIBMMB 1134 KETERAMPILAN BERBAHASA HALANGAN KOMUNIKASI
BMMB 1134 KETERAMPILAN BERBAHASA HALANGAN KOMUNIKASIsyedharis59
 
Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 19_8 Nov 2023_Inc. Data panel & Perbandinga...
Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 19_8 Nov 2023_Inc. Data panel & Perbandinga...Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 19_8 Nov 2023_Inc. Data panel & Perbandinga...
Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 19_8 Nov 2023_Inc. Data panel & Perbandinga...Aminullah Assagaf
 
DOKUMEN PENJAJARAN_KSSR MATEMATIK TAHAP 1_EDISI 3.pdf
DOKUMEN PENJAJARAN_KSSR MATEMATIK TAHAP 1_EDISI 3.pdfDOKUMEN PENJAJARAN_KSSR MATEMATIK TAHAP 1_EDISI 3.pdf
DOKUMEN PENJAJARAN_KSSR MATEMATIK TAHAP 1_EDISI 3.pdfssuserb45274
 
Jalur Rempah Pada Masa Hindu Buddha.pptx
Jalur Rempah Pada Masa Hindu Buddha.pptxJalur Rempah Pada Masa Hindu Buddha.pptx
Jalur Rempah Pada Masa Hindu Buddha.pptxPutriSoniaAyu
 
keutamaan dan hikmah shaalat fardhu .pdf
keutamaan dan hikmah shaalat fardhu .pdfkeutamaan dan hikmah shaalat fardhu .pdf
keutamaan dan hikmah shaalat fardhu .pdfatsira1
 
power point mengenai akhlak remaja: menghindari tawuran
power point mengenai akhlak remaja: menghindari tawuranpower point mengenai akhlak remaja: menghindari tawuran
power point mengenai akhlak remaja: menghindari tawuranapriandanu
 
MATERI PESANTREN KILAT RAMADHAN AQIDAH ISLAM.pptx
MATERI PESANTREN KILAT RAMADHAN  AQIDAH ISLAM.pptxMATERI PESANTREN KILAT RAMADHAN  AQIDAH ISLAM.pptx
MATERI PESANTREN KILAT RAMADHAN AQIDAH ISLAM.pptxSuarniSuarni5
 
Dinamika atmosfer dan Dampaknya terhadap kehidupan.pptx
Dinamika atmosfer dan Dampaknya terhadap kehidupan.pptxDinamika atmosfer dan Dampaknya terhadap kehidupan.pptx
Dinamika atmosfer dan Dampaknya terhadap kehidupan.pptxFritzPieterMichaelNa
 
slaid penerangan UPUonline 2024 UPU 2024
slaid penerangan UPUonline  2024 UPU 2024slaid penerangan UPUonline  2024 UPU 2024
slaid penerangan UPUonline 2024 UPU 2024ssuser82320b
 
MATERI PESANTREN KILAT SD PUASA II .pptx
MATERI PESANTREN KILAT SD PUASA II .pptxMATERI PESANTREN KILAT SD PUASA II .pptx
MATERI PESANTREN KILAT SD PUASA II .pptxSuarniSuarni5
 
Paparan Model Kompetensi Kepala Sekolah.pptx
Paparan Model Kompetensi Kepala Sekolah.pptxPaparan Model Kompetensi Kepala Sekolah.pptx
Paparan Model Kompetensi Kepala Sekolah.pptxagunk4
 
Seminar Seri AI Talks - AI dan Media Kristen
Seminar Seri AI Talks - AI dan Media KristenSeminar Seri AI Talks - AI dan Media Kristen
Seminar Seri AI Talks - AI dan Media KristenSABDA
 
Kisi-kisi PTS Kelas 8 semester 2 kurikulum merdeka
Kisi-kisi PTS Kelas 8 semester 2 kurikulum merdekaKisi-kisi PTS Kelas 8 semester 2 kurikulum merdeka
Kisi-kisi PTS Kelas 8 semester 2 kurikulum merdekahellenchanel31
 
PPT GABUNGAN 1 kelas 9 gabungan tabung dengan setengah bola.pptx
PPT GABUNGAN 1 kelas 9 gabungan tabung dengan setengah bola.pptxPPT GABUNGAN 1 kelas 9 gabungan tabung dengan setengah bola.pptx
PPT GABUNGAN 1 kelas 9 gabungan tabung dengan setengah bola.pptxRestiana8
 

Dernier (20)

1.-Materi-Prof.-Bambang-1.ppt PENYEBAB GAGAL GINJAL AKUT
1.-Materi-Prof.-Bambang-1.ppt PENYEBAB GAGAL GINJAL AKUT1.-Materi-Prof.-Bambang-1.ppt PENYEBAB GAGAL GINJAL AKUT
1.-Materi-Prof.-Bambang-1.ppt PENYEBAB GAGAL GINJAL AKUT
 
materi PPT tentang cerita inspiratif kelas 9 smp
materi PPT tentang cerita inspiratif kelas 9 smpmateri PPT tentang cerita inspiratif kelas 9 smp
materi PPT tentang cerita inspiratif kelas 9 smp
 
KELOMPOK 2 PUTARAN 2 Mata kuliah Agama Islam
KELOMPOK 2 PUTARAN 2 Mata kuliah Agama IslamKELOMPOK 2 PUTARAN 2 Mata kuliah Agama Islam
KELOMPOK 2 PUTARAN 2 Mata kuliah Agama Islam
 
BMMB 1134 KETERAMPILAN BERBAHASA HALANGAN KOMUNIKASI
BMMB 1134 KETERAMPILAN BERBAHASA HALANGAN KOMUNIKASIBMMB 1134 KETERAMPILAN BERBAHASA HALANGAN KOMUNIKASI
BMMB 1134 KETERAMPILAN BERBAHASA HALANGAN KOMUNIKASI
 
DEFINISI DAN KONTEKS MANAJEMEN ISU DAN KRISIS.pptx
DEFINISI DAN KONTEKS MANAJEMEN ISU DAN KRISIS.pptxDEFINISI DAN KONTEKS MANAJEMEN ISU DAN KRISIS.pptx
DEFINISI DAN KONTEKS MANAJEMEN ISU DAN KRISIS.pptx
 
Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 19_8 Nov 2023_Inc. Data panel & Perbandinga...
Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 19_8 Nov 2023_Inc. Data panel & Perbandinga...Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 19_8 Nov 2023_Inc. Data panel & Perbandinga...
Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 19_8 Nov 2023_Inc. Data panel & Perbandinga...
 
DOKUMEN PENJAJARAN_KSSR MATEMATIK TAHAP 1_EDISI 3.pdf
DOKUMEN PENJAJARAN_KSSR MATEMATIK TAHAP 1_EDISI 3.pdfDOKUMEN PENJAJARAN_KSSR MATEMATIK TAHAP 1_EDISI 3.pdf
DOKUMEN PENJAJARAN_KSSR MATEMATIK TAHAP 1_EDISI 3.pdf
 
Jalur Rempah Pada Masa Hindu Buddha.pptx
Jalur Rempah Pada Masa Hindu Buddha.pptxJalur Rempah Pada Masa Hindu Buddha.pptx
Jalur Rempah Pada Masa Hindu Buddha.pptx
 
keutamaan dan hikmah shaalat fardhu .pdf
keutamaan dan hikmah shaalat fardhu .pdfkeutamaan dan hikmah shaalat fardhu .pdf
keutamaan dan hikmah shaalat fardhu .pdf
 
power point mengenai akhlak remaja: menghindari tawuran
power point mengenai akhlak remaja: menghindari tawuranpower point mengenai akhlak remaja: menghindari tawuran
power point mengenai akhlak remaja: menghindari tawuran
 
MATERI PESANTREN KILAT RAMADHAN AQIDAH ISLAM.pptx
MATERI PESANTREN KILAT RAMADHAN  AQIDAH ISLAM.pptxMATERI PESANTREN KILAT RAMADHAN  AQIDAH ISLAM.pptx
MATERI PESANTREN KILAT RAMADHAN AQIDAH ISLAM.pptx
 
Dinamika atmosfer dan Dampaknya terhadap kehidupan.pptx
Dinamika atmosfer dan Dampaknya terhadap kehidupan.pptxDinamika atmosfer dan Dampaknya terhadap kehidupan.pptx
Dinamika atmosfer dan Dampaknya terhadap kehidupan.pptx
 
slaid penerangan UPUonline 2024 UPU 2024
slaid penerangan UPUonline  2024 UPU 2024slaid penerangan UPUonline  2024 UPU 2024
slaid penerangan UPUonline 2024 UPU 2024
 
MATERI PESANTREN KILAT SD PUASA II .pptx
MATERI PESANTREN KILAT SD PUASA II .pptxMATERI PESANTREN KILAT SD PUASA II .pptx
MATERI PESANTREN KILAT SD PUASA II .pptx
 
Persiapandalam Negosiasi dan Loby .pptx
Persiapandalam  Negosiasi dan Loby .pptxPersiapandalam  Negosiasi dan Loby .pptx
Persiapandalam Negosiasi dan Loby .pptx
 
Paparan Model Kompetensi Kepala Sekolah.pptx
Paparan Model Kompetensi Kepala Sekolah.pptxPaparan Model Kompetensi Kepala Sekolah.pptx
Paparan Model Kompetensi Kepala Sekolah.pptx
 
Seminar Seri AI Talks - AI dan Media Kristen
Seminar Seri AI Talks - AI dan Media KristenSeminar Seri AI Talks - AI dan Media Kristen
Seminar Seri AI Talks - AI dan Media Kristen
 
ELEMEN KOMPOL (PESAN BAHASA POLITIK).pptx
ELEMEN KOMPOL (PESAN BAHASA POLITIK).pptxELEMEN KOMPOL (PESAN BAHASA POLITIK).pptx
ELEMEN KOMPOL (PESAN BAHASA POLITIK).pptx
 
Kisi-kisi PTS Kelas 8 semester 2 kurikulum merdeka
Kisi-kisi PTS Kelas 8 semester 2 kurikulum merdekaKisi-kisi PTS Kelas 8 semester 2 kurikulum merdeka
Kisi-kisi PTS Kelas 8 semester 2 kurikulum merdeka
 
PPT GABUNGAN 1 kelas 9 gabungan tabung dengan setengah bola.pptx
PPT GABUNGAN 1 kelas 9 gabungan tabung dengan setengah bola.pptxPPT GABUNGAN 1 kelas 9 gabungan tabung dengan setengah bola.pptx
PPT GABUNGAN 1 kelas 9 gabungan tabung dengan setengah bola.pptx
 

Filum porifera, coelenterata & platyhelminthes

  • 2. Filum Porifera Porifera berasal dari Bahasa Latin yaitu porus yang berarti lubang kecil atau pori-pori, serta ferre yang berarti mengandung. Jadi, Porifera dapat diartikan sebagai hewan yang di dalam tubuhnya terdapat lubang-lubang kecil atau berpori-pori. Porifera adalah hewan yang memiliki tubuh yang cukup sederhana, hewan ini biasanya hanya memiliki ukuran tubuh sekitar 1-2 cm. Selain memiliki pori-pori mikroskopis pada tubuhnya, porifera juga memiliki ciri khusus berupa sistem kanal atau sistem saluran air yang berfungsi sebagai tempat bersirkulasinya air di dalam tubuhnya.
  • 3. A. Ciri-Ciri Porifera • Merupakan hewan multiseluller (bersel banyak). • Belum mempunyai organ pencernaan, sistem peredaran darah , sistem saraf, dan otot; namun sel-sel tubuhnya dapat mengindra dan bereaksi terhadap perubahan lingkungan. • Mempunyai dua fase kehidupan, yaitu saat hidup berenang bebas (fase larva) dan saat berbentuk sesil yang hidup menetap di dasar perairan (fase dewasa). • Merupakan hewan diploblastik yang memiliki dua lapis sel pembentuk tubuh, yaitu ektoderma (lapisan luar dan endoderma (lapisan dalam). • Bentuk tubuh hewan ini ada yang seperti piala, jambangan, terompet, dan bercabang-cabang seperti tumbuhan. • Habitat utama di perairan (terutama di laut).
  • 4. B. Struktur Tubuh Porifera Pada bagian tengah tubuh porifera, terdapat spongosol (paragaster). Spongosol adalah ruangan yang berfungsi sebagai saluran air. Pada bagian atas spongosol terdapat oskulum, yitu lubang besar yang berfungsi sebagai tempat keluarnya air. Dari luar ke dalam, porifera tersusun atas tiga lapisan dinding tubuh, yaitu epidermis (lapisan terluar), mesoglea (lapisan pembatas), dan endodermis (lapisan dalam). • Epidermis, adalah lapisan terluar tubuh porifera. Lapisan ini tersusun oleh sel-sel epitelium pipih yang disebut dengan pinakosit. Beberapa sel ini membentuk lubang kecil (ostium) tempat masuknya air . Pada ostium, terdapat porosit yang berfungsi untuk mengendalikan buka atau tutupnya ostium. • Mesoglea, adalah lapisan yang berupa gelatin. Lapisan ini merupakan pembatas antara lapisan dalam (endodermis) dengan lapisan luar (epidermis). Mesoglea mengandung dua macam sel, yaitu sel ameboid dan skleroblas. Sel-sel ameboid berfungsi sebagai pengangkut makanan dan zat-zat sisa metabolisme dari satu sel ke sel yang lainnya. Sedangkan sel skleroblas berfungsi untuk membentuk spikula. Spikula merupakan duri-duri berfungsi sebagai penguat dinding yang lunak. • Endodermis, adalah lapisan dalam tubuh porifera. Lapisan ini terdiri dari sel-sel leher (koanosit) yang memiliki flagela dan berfungsi untuk mencerna makanan.
  • 6. C. Sistem Pencernaan Porifera Proses pencernaan pada porifera berlangsung pada bagian endodermis. Pada bagian ini, flagel yang terdapat pada koanosit akan bergerak-gerak sehingga menyebabkan air yang membawa oksigen dan makanan berupa plankton akan mengalir dari ostium masuk masuk ke spongosol lalu masuk ke oskulum. Makanan ini lalu akan dicerna di dalam vakuola makanan. Setelah dicerna, sari-sari makanan diangkut oleh sel-sel amebosit untuk diedarkan keseluruh tubuh. Sedangkan sisa-sisa makanan yang sudah tak terpakai lagi akan dikeluarkan oleh sel-sel leher (koanosit) melalui spongosol sebelum akhirnya keluar dari tubuh melalui oskulum.
  • 7. D. Sistem Reproduksi Porifera • Pada hewan porifera, reproduksi dapat berlangsung melalui dua cara, yaitu reproduksi secara seksual dan aseksual. Reproduksi secara seksual, yaitu reproduksi yang terjadi saat sel sperma bersatu dengan sel ovum. Pada dasarnya, porifera bersifat hemafrodit karena ovum dan sperma dapat dihasilkan oleh satu individu yang sama. Namun sperma tidak akan dapat membuahi sendiri ovum yang terdapat dalam tubuhnya sendiri, sehingga pembuahan hanya akan dapat terjadi antara sperma dan sel telur antar individu yang berbeda. • Reproduksi secara aseksual, yaitu reproduksi yang terjadi tanpa proses pembuahan sperma pada ovum. Reproduksi aseksual pada hewan porifera dapat terjadi melalui dua cara, yaitu dengan cara pembentukan kuncup dan gemula (kuncup dalam). Gemula adalah butir benih yang diproduksi oleh porifera di lingkungan yang tak menguntungkan, misalnya terlalu dingin atau terlalu panas.
  • 8. E. Sistem Sirkulasi Air Porifera • Sistem kanal atau saluran air pada porifera dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu ascon, sycon, dan leucon. Ascon, adalah tipe sistem saluran air dimana lubang-lubang ostiumnya langsung terhubung lurus ke spongosol. • Sycon, pada tipe saluran ini air akan masuk ke dalam ostium lalu melewati saluran-saluran bercabang sebelum masuk ke dalam spongosol. Saluran bercabang ini biasanya dilapisi oleh koanosit. • Leucon, adalah tipe saluran air yang ostiumnya dihubungkan dengan rongga-rongga bercabang yang tidak terhubung langsung menuju spongosol.
  • 10. F. Klasifikasi Porifera • Terdapat tiga kelas yang dapat diklasifikasikan ke dalam filum porifera, yaitu kelas Calcarea, Hexactinellida, dan Demospongiae. Calcarea, merupakan kelas porifera yang memiliki spikula dari zat kapur. Contoh spesies calcarea antara lain Sycon sp. dan Clathrinasp yang biasa hidup di daerah laut dangkal. • Hexactinellida, memiliki spikula yang tersusun atas zat kersik (silikat). Contoh spesies dari kelas hexactinellida antara lain Pheronema sp. dan Euplectella sp. yang hidup di laut dalam. • Demospongiae, merupakan porifera bertulang lunak dengan spikula yang tersusun dari zat kersik. Contoh spesies dari kelas demospongiae antara lain Euspongia sp., Spongila sp., dan Callyspongia sp.
  • 11. G. Peranan Porifera • - dimanfaatkan sebagai alat pembersih (penggosok) alami • - pengisi jok (tempat duduk) kendaraan bermotor • - Euspongia oficinalis merupakan spons yang biasa • digunakan untuk mencuci • - Euspongia mollisima biasa digunakan sebagai alat • pembersih toilet yang harganya mahal. • - Spongia dan Hippospongia dapat digunakan sebagai spons mandi. • - Spons menghasilkan senyawa bioaktif yang berfungsi sebagai • pertahanan diri. Senyawa tersebut ternyata berpotensi sebagai • bahan obat-obatan. • - Petrosia contegnatta mengahsilkan senyawa bioaktif yang berkhasiat • sebagai obat anti kanker, sedangkan diambil dari • - Cymbacela obat anti-asma • - Luffariella variabilis sponnya menghasilkan senyawa bastadin, • asam okadaik, dan monoalid yang bernilai jual sangat tinggi.
  • 12. Berikut berbagai contoh Porifera 1. Demospongia
  • 17. Filum Coelenterata Coelenterata atau yang juga biasa disebut dengan Cnidaria adalah filum hewan yang memiliki tubuh sangat sederhana. Kata Coelenterata berasal dari kata coelos yang berarti rongga dan enteron yang berarti usus. Jadi, Coelenterata adalah hewan yang memiliki rongga di dalam tubuhnya yang sekaligus berfungsi sebagai organ pencernaan makanan. Coelenterata disebut sebagai hewan sederhana karena jaringan tubuhnya hanya terdiri dari dua lapis sel, yaitu sel internal dan eksternal.
  • 18. A. Ciri-Ciri Coelenterata • Terdapat sekitar 10.000 spesies Coelenterata yang sebagian besar hidup di laut. • Sebagian hidup secara soliter, sedangkan sebagian lain hidup berkoloni. • Memiliki simetri radial. • Memiliki rongga gastrovaskuler yang berfungsi untuk mencerna makanan. • Tubuhnya hanya memiliki satu lubang bukaan yanh berfungsi sebagai mulut sekaligus anus. • Merupakan hewan diploblastik. • Mempunyai tentakel yang berfungsi untuk memasukkan makanan ke dalam mulut. • Tentakel dilengkapi dengan sel penyengat yang disebut dengan knidosit (cnidoblast). • Memiliki dua bentuk tubuh, yaitu polip dan medusa.
  • 19. B. Struktur Tubuh Coelenterata Coelenterata merupakan diploblastik, hewan ini mempunyai dua lapis sel yaitu ektoderm yang merupakan lapisan sel luar dan endoderm yang merupakan lapisan dalam. Coelenterata memiliki dua bentuk tubuh, yaitu polip dan medusa. Pada bentuk polip (seperti tabung), coelenterata memiliki mulut di bagian dorsal yang dikelilingi oleh tentakel. Sedangkan pada bentuk medusa yang berbentuk seperti cakram, mulut coelenterata terletak di bagian bawah (oral) dan tubuhnya dikelilingi oleh tentakel.
  • 20. Perbandingan struktur tubuh coelenterat dalam bentuk polip dan medusa
  • 21. C. Reproduksi Coelenterata Coelenterata dapat bereproduksi baik dengan cara generatif (seksual) maupun vegetatif (aseksual). Reproduksi secara generatif terjadi saat sel sperma jantan membuahi sel telur (ovum) betina. Sedangkan perkembangbiakan secara aseksual berlangsung dengan cara pembentukan tunas pada sisi tubuh coelenterata yang akan tumbuh menjadi individu baru setelah lepas dari tubuh induknya. Beberapa jenis coelenterata juga mengalami metagenesis (pergiliran keturunan), yaitu perkembangbiakan seksual yang diikuti oleh perkembangbiakan aseksual pada satu generasi. Pada coelenterata jenis ini, tubuh akan memiliki bentuk polip pada satu fase hidupnya, kemudian berbentuk medusa pada tahap selanjutnya.
  • 22. D. Klasifikasi Coelenterata Coelenterata terdiri dari tiga kelas utama, yaitu Hydrozoa, Scypozoa, dan Anthozoa. 1. Hydrozoa Beberapa jenis hidrozoa mengalami dua siklus hidup yaitu tahap polip yang aseksual dan tahap medusa yang seksual. Contohnya adalah spesies Obelia sp. Ada pula yang selama hidupnya hanya berbentuk polip saja, misalnya Hydra. Sebagian besar hydra hidup di perairan secara soliter (sendiri-sendiri). Pada ujung tubuh hydra terdapat mulut yang dilengkapi oleh tentakel yang berfungsi untuk menangkap makanan. Tentakel-tentakel ini dilengkapi dengan sel knidosit yang mengandung nematosista, yaitu racun berbentuk sengat untuk memburu mangsa. Hydra dapat bereproduksi secara seksual maupun aseksual. Perkembangbiakan seksual terjadi saat sel sperma jantan membuahi sel telur betina. Sedangkan perkembangbiakan aseksual terjadi dengan tunas (kuncup) yang tumbuh di sisi tubuh hydra yang nantinya akan tumbuh menjadi individu baru.
  • 23. Hydra viridis (melekat pada tumbuhan air) Hydra fusca
  • 24. 2. Scyphozoa contoh spesies yang termasuk dalam kelas ini adalah Aurelia aurita (ubur-ubur). Hewan ini memiliki bentuk seperti mangkuk, kadang mempunyai tubuh berwarna namun ada beberapa spesies yang tubuhnya transparan. Tubuh Scyphozoa dilengkapi dengan tentakel yang mempunyai sel penyengat. Seluruh spesies Scyphozoa hidup di perairan, baik tawar maupun laut. * Aurelia Aurita
  • 26. 3. Anthozoa memiliki ciri-ciri khusus yaitu tubuh yang menyerupai bunga. Contoh spesies yang termasuk dalam kelas ini adalah Metridium (anemon laut). Anthozoa hidup sebagai polip, salah satu ujung tubuhnya mempunyai mulut yang dikelilingi tentakel lengkap dengan penyengatnya, sedangkan ujung yang lain merupakan bagian tubuh yang berfungsi untuk melekatkan diri pada dasar perairan.
  • 28. E. PERAN COELENTERATA 1. Hewan ubur-ubur yang banyak di perairan Indonesia dapat dimanfaatkan untuk dibuat tepung ubur-ubur, kemudian diolah menjadi bahan kosmetik / kecantikan. 2. Di Jepang selain sebagai bahan kosmetik, ubur-ubur dimanfaatkan sebagai bahan makanan. 3. Karang atol, karang pantai, dan karang penghalang dapat melindungi pantai dari aberasi air laut. 4. merupakan tempat persembunyian dan tempat perkembangbiakan ikan. 5. Pantai dengan karang yang indah dapat dijadikan objek wisata. 6. Dijadikan tempat untuk menyalurkan hobby para penggemar snorkling dan diving.
  • 29. Filum Platyhelminthes Platyhelminthes adalah salah satu filum dari kingdom animalia yang anggotanya mencakup jenis-jenis cacing yang memiliki bentuk tubuh pipih dorsoventral. Nama platyhelminthes sendiri berasal dari Bahasa Yunani, yaitu platy yang berarti pipih dan helminth yang berarti cacing.
  • 30. A. Ciri-Ciri Platyhelminthes • Mempunyai bentuk tubuh pipih. • Tidak mempunyai rongga tubuh (selom). • Simetris bilateral, tubuh triploblastik. • Pencernaan dengan gastrovaskuler. • Bernapas dengan seluruh permukaan tubuh. • Tidak memiliki sistem peredaran darah. • Mempunyai ganglion sebagai sistem syaraf. • Memiliki sel api sebagai alat ekskresi. • Pada umumnya bersifat hemafrodit, yang artinya terdapat dua jenis alat kelamin yaitu jantan dan betina dalam satu individu namun jarang terjadi pembuahan sendiri.
  • 31. B. Struktur Tubuh Platyhelminthes Platyhelminthes mempunyai tubuh berbentuk pipih tanpa ruas-ruas yang dapat dibagi menjadi bagian anterior (kepala), posterior (ekor), dorsal (punggung), ventral (daerah yang berlawanan dengan dorsal), dan lateral (bagian samping tubuh). Platyhelmintes memiliki tubuh dengan simetri bilateral, hewan ini merupakan triploblastik yang tersusun atas tiga lapisan jaringan yaitu ektoderm (lapisan luar), mesoderm (lapisan tengah), dan endoderm (lapisan dalam).
  • 32. C. Klasifikasi Platyhelminthes 1. Turbellaria (Cacing Berambut Getar) Planaria sp. adalah salah satu contoh spesies yang termasuk dalam kelas Turbellaria. Cacing ini bersifat karnivor dan hidup bebas di perairan seperti di sungai, kolam, atau danau. Planaria memiliki panjang tubuh antara 5-25 mm. Hewan ini bergerak dengan silia yang terdapat pada bagian epidermis tubuhnya. Planaria memiliki sistem pencernaan yang masih sangat sederhana yang terdiri dari mulut, faring, dan rongga gastrovaskuler (usus). Hewan ini tidak memiliki anus sehingga sisa-sisa makanan yang tidak dicerna akan dikeluarkan kembali melalui mulut. Planaria mengeksresikan sisa metabolisme tubuh yang berupa nitrogen melalui permukaan tubuhnya yang dilangkapi oleh sel api. Cacing ini memiliki sistem saraf yang berpusat di ganglia pada bagian kepala yang kemudian bercabang-cabang membentuk sistem syaraf tangga taali. Planaria dapat bereproduksi secara seksual maupun aseksual. Perkembangbiakan secara seksual terjadi saat sel sperma membuahi sel telur betina. Planaria bersifat hemafrodit, sehingga tak akan pernah tejadi pembuahan sendiri. Reproduksi planaria secara aseksual terjadi melalui proses fragmentasi atau memotong diri. Setiap potongan tubuh akan beregenerasi sehingga akan membentuk individu baru.
  • 33. 2. Trematoda (Cacing Isap) Semua anggota kelas ini bersifat parasit yang hidup di dalam tubuh hewan maupun manusia. Cacing ini mempunyai alat hisap (sucker) yang terdapat pada bagian mulut atau ventral tubuhnya yang dilengkapi dengan gigi kitin. Permukaan tubuh trematoda tidak dilengkapi dengan silia namun mempunyai kutikula untuk mempertahankan diri. Contoh spesies anggota trematoda adalah Fasciola hepatica (cacing hati). Cacing ini mempunyai bentuk tubuh yang mirip seperti daun dengan ukuran panjang 2-5 cm dan lebar 1 cm. Fasciola hepatica hidup sebagai parasit di dalam kantong empedu hati ternak. Saluran pencernaan cacing ini terdiri atas mulut yang terdapat di bagian ujung anterior dilengkapi dengan alat hisap bergigi kitin untuk melekatkan diri.
  • 34. • Daur Hidup Fasciola hepatica Fasciola hepatica bersifat hemafrodit dan berkembang biak secara generatif. Daur hidup cacing ini dimulai saat telur Fasciola hepatica dewasa yang berada di saluran empedu hewan ternak keluar bersama feses. Pada tempat yang tepat, telur yang telah fertil tersebut akan menetas sebagai larva bersilia yang disebut dengan mirasidium. Mirasidium kemudian masuk ke dalam tubuh siput karena tidak bisa bertahan di alam bebas lebih dari 8 jam. Di dalam tubuh siput, mirasidium akan tumbuh menjadi sporosista, lalu berkembang menjadi redia (larva kedua), kemudian menjadi serkaria (larva ketiga). Serkaria mempunyai bentuk tubuh seperti berudu yang dapat berenang bebas. Serkaria kemudian keluar tubuh siput lalu hidup menempel di rumput kemudian membentuk metaserkaria. Jika rumput yang terdapat metaserkaria tersebut dimakan oleh hewan ternak, maka metaserkaria akan tumbuh besar di organ hati. ulang kembali. Siklus pun kemudian akan teruntuk lebih jelasnya silahkan perhatikan gambar di bawah ini.
  • 35. Selain cacing hati, ada juga anggota kelas trematoda lain yang hidup sebagai parasit di organisme lain yaitu Clonorchis sinensis dan Opisthorchis sinensis yang hidup sebagai parasit di dalam tubuh manusia. Kedua cacing ini masuk ke dalam tubuh manusia melalui inang perantara (sebagai tempat hidup larva) ikan air tawar dan keong yang dimakan manusia.
  • 36. 3. Cestoda (Cacing Pita) Cacing pita memiliki ciri khusus berupa bentuk tubuhnya yang pipih dan memanjang seperti pita. Cacing jenis ini tidak mempunyai saluran pencernaan karena sari-sari makanan akan langsung bisa diserap melalui permukaan tubuhnya. Tubuh Cestoda terdiri dari ruas-ruas yang disebut dengan proglotid. Setiap proglotid pada cacing pita mempunyai sistem reproduksi dan ekskresinya sendiri, oleh karena itulah cacing pita dianggap sebagai koloni individu. Contoh cacing pita antara lain adalah Taenia solium dan Taenia saginata. Cacing ini adalah parasit pada tubuh manusia dengan inang perantara hewan babi dan sapi. Cacing ini masuk kedalam tubuh sapi atau babi melalui larva Taenia .sp yang termakan kedua hewan tersebut. Larva yang tertelan kemudian akan berada di usus halus dan tumbuh menjadi heksakan. Larva ini kemudian akan menembus usus halus lalu terbawa oleh aliran darah dan masuk ke dalam daging. Jika daging babi atau sapi ini dimakan oleh manusia, maka cacing ini akan masuk dan berkembang menjadi cacing dewasa di dalam tubuh manusia. Cacing pita dewasa dapat mencapai ukuran panjang tubuh hingga 20 cm.
  • 37. Dan berikut adalah gambar ilustrasi daur hidup Taenia .sp.
  • 38. 4. Monogenea Hewan monogenea umumnya adalah parasit yang hidup pada tubuh ikan. Hewan ini tidak memiliki rongga tubuh dan mempunyai sistem pencernaan yang sangat sederhana berupa mulut, usus, dan lubang anus. Monogenea adalah hewan hemafrodit, hewan ini tidak mengalami fase aseksual. Telur Monogenea yang menetas akan mengalami fase larva yang disebut dengan onkomirasidium. Contoh spesies yang termasuk ke dalam kelas monogenea adalah Schistosoma mansoni.