1. MAKALAH
PENGEMBANGAN AGRIBISNIS MANGGIS DI KABUPATEN
TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR
Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah : Pengantar Bisnis
Dosen Pengampu : Prof. Dr. Drs. H. H. Khairinal, Dpt. BA., M.Si
DISUSUN OLEH :
SYAHDIKIN
NIM : A1A123054
R-003/Semester 1(Satu)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI
JURUSAN PEDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2023
2. KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadiran Allah SWT. Tuhan yang maha esa atas segala rahmatnya
Sehingga makalah dengan judul “Konsep Dasar Karakter Dan Pendidikan Karakter”
ini dapat Tersusun dengan selesai. Tidak lupa juga kami mengucapkan banyak terima
kasih atas bantuan Dari pihak yang telah membantu dengan memberikan sumbangan
baik materi maupun pikiran.
Penulis menyadari bahwa penulisan dalam makalah ini tidak luput dari
kekurangan. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan dan kemampuan yang
penulis miliki. Oleh Karena itu, semua kritik dan saran pembaca akan penulis terima
dengan senang hati demi Perbaikan makalah ini lebih lanjut.
Makalah ini dapat penuh terselesaikan berkat adanya bimbingan dan bantuan dari
Berbagai pihak. Oleh karena itu, sudah sepantasnya pada kesempatan ini penulis
Menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak, terutama kepada rekan
sesama tim Yang telah memberikan banyak masukan demi kelancaran dan
kelengkapan naskah tulisan ini. Akhirnya, semoga tulisan yang jauh dari kata
sempurnah ini bisa bermanfaat.
Jambi, September 2023
Syahdikin
3. DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................2
DAFTAR ISI................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................5
1.1 Latar Belakang Penulisan....................................................................................5
1.2 Tujuan Penulisan .................................................................................................6
1.3 Manfaat Penulisan ...............................................................................................6
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................8
2.1 Sejarah Berdirinya Usaha....................................................................................8
2.2 Bahan Baku .........................................................................................................9
2.3 Produksi...............................................................................................................9
2.4 Permodalan........................................................................................................10
2.5 Tenaga Kerja .....................................................................................................10
2.6 Pengepakan........................................................................................................11
2.7 Pemasaran..........................................................................................................11
2.8 Penjualan ...........................................................................................................11
2.9 Kendala Usaha...................................................................................................12
2.10 Kemungkinan Perkembangan Ke Depan.........................................................14
BAB III PENUTUP...................................................................................................16
3.1 Kesimpulan.......................................................................................................16
3.2 Rekomendasi ....................................................................................................16
DAFTAR RUJUKAN ...............................................................................................17
5. BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penulisan
Keadaan Indonesia yang subur, menjadikan negara agraris, yang sebagian besar
penduduknya bermata pencaharian sebagai petani. Seiring dengan semakin ketatnya
persaingan antar negara, sektor pertanian dituntut pula agar dapat memacu pusat-pusat
pertumbuhan baru yang dapat memberi pengaruh yang signifikan terhadap
pembangunan ekonomi nasional. Salah satu pusat pertumbuhan baru yang sangat
potensial untuk dikembangkan pada masa kini dan masa`depan adalah subsektor
hortikultura. Komoditas hortikultura merupakan komoditas yang mempunyai nilai
ekonomis yang cukup tinggi serta dibutuhkan untuk pemenuhan kebutuhan vitamin
dan mineral lainnya. Dengan masih rendahnya tingkat konsumsi komoditas
hortikultura, maka peluang pengembangannya masih cukup besar (Rahayu M dkk,
2004).
Peluang ekspor manggis masih terbuka karena pasar buah-buahan, termasuk
manggis belum dibatasi kuota. Indonesia hingga saat ini buah manggis telah diekspor
ke negara Taiwan, Hongkong, Singapura, Malaysia,Jepang, Belanda da Arab Saudi,
akhir tahun 2012 pun pemerintah akan mengekspor manggis ke Australia (Ditjen Bina
Produksi Hortikultura, 2014).
Produksi manggis di Jawa Timur pada Tahun 2012 yaitu besar 8.392 ton, dan pada
Tahun 2013 sebanyak 14.419 ton (BPS, 2014). Kabupaten Trenggalek merupakan
salah satu sentra produksi manggis di Jawa Timur selain Kabupaten Banyuwangi
karena mempunyai letak geografis yang terletak di dataran tinggi sehingga baik cuaca
maupun iklimnya sangat mendukung untuk budidaya hortikultura terutama manggis.
Berdasarkan hasil penelitian Kuntoro (2011) dari Balai Pengkajian Teknologi
Pertanian Jawa Timur diperoleh hasil, untuk mengatasi persaingan yang makin
kompetitif dengan pasar luar pengembangan jeruk keprok memiliki banyak tantangan
produksi dan pemasaran hal ini dikarenakan sebagian besar petani jeruk di wilayah ini
adalah petani skala kecil dengan komoditas campuran, bertani dengan input rendah,
sehingga produksi dan kualitas buah rendah. Selain itu harga ditentukan oleh pedagang
atau pengepul lokal hal ini yang membuat informasi harga yang diterima sangat minim
dan bergantung pada hubungan dengan pedagang. Minimnya infratruktur dan fasilitas
rantai dingin mengakibatkan kehilangan produk yang tinggi, hilangnya peluang akses
pasar yang lebih luas, kegagalan menembus pasar modern, biaya tambahan serta
mengurangi pendapatan petani.
Menurut Arsyad dkk (1995) pengertian agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan
usaha yang meliputi salah satu atau keseluruhan dari mata rantai produksi,pengolahan
hasil, dan pemasaran yang ada hubungannya dengan pertanian dalam arti luas. Yang
6. dimaksud adalah kegiatan usaha yang menunjang kegiatan pertanian dan kegiatan
usaha yang ditunjang oleh kegiatan pertanian.
1.2 Tujuan Penulisan
1. Berbagi Pengetahuan: Makalah digunakan untuk menyampaikan informasi,
penelitian, atau pemahaman tentang suatu topik tertentu kepada pembaca.
2. Membuktikan Argumen: Makalah dapat digunakan untuk menguraikan dan
mendukung argumen atau pendapat tertentu dengan menggunakan bukti dan
analisis yang kuat.
3. Menyumbang pada Penelitian: Dalam konteks penelitian ilmiah, makalah dapat
digunakan untuk menyumbang pada pemahaman dan literatur dalam bidang
tertentu.
4. Mendidik dan Memberikan Wawasan: Makalah juga dapat bertujuan untuk
mendidik pembaca, memberikan wawasan, atau mengajak pembaca untuk
mempertimbangkan suatu isu dengan sudut pandang yang berbeda.
5. Mengembangkan Keterampilan Menulis: Menulis makalah adalah cara untuk
mengembangkan keterampilan menulis, analisis, dan pemikiran kritis.
6. Meningkatkan Karir Akademik atau Profesional: Dalam beberapa kasus,
makalah dapat membantu dalam meningkatkan reputasi dan karir seseorang
dalam bidang akademik atau profesional.
1.3 Manfaat Penulisan
1. Peningkatan Pendapatan Petani Lokal: Pengembangan agribisnis manggis akan
membantu meningkatkan pendapatan petani di Kabupaten Trenggalek, karena
manggis merupakan komoditas bernilai tinggi yang memiliki potensi pasar
yang baik.
2. Penciptaan Lapangan Kerja: Proyek pengembangan agribisnis manggis akan
menciptakan lapangan kerja baru, baik dalam sektor pertanian (penanaman,
pemeliharaan) maupun sektor pemasaran (distribusi, penjualan).
3. Diversifikasi Ekonomi: Agribisnis manggis akan mengurangi ketergantungan
pada sektor ekonomi tertentu di Kabupaten Trenggalek dan membantu
diversifikasi ekonomi.
4. Peningkatan Kesehatan Masyarakat: Manggis memiliki manfaat kesehatan
yang diakui, seperti kandungan antioksidan tinggi. Konsumsi manggis yang
lebih luas di masyarakat dapat berkontribusi pada kesehatan penduduk
setempat.
7. 5. Promosi Pariwisata: Produksi manggis yang berkualitas tinggi dapat menjadi
daya tarik tambahan untuk pariwisata di Kabupaten Trenggalek, sehingga dapat
meningkatkan kunjungan wisatawan.
6. Pengembangan Keahlian Lokal: Proyek agribisnis manggis akan memerlukan
pelatihan dan pendidikan bagi petani dan pekerja lokal, yang dapat
meningkatkan keterampilan mereka dalam budidaya manggis.
7. Peningkatan Pendapatan Daerah: Dengan peningkatan produksi dan penjualan
manggis, Kabupaten Trenggalek dapat mengalami peningkatan pendapatan
daerah, yang dapat digunakan untuk pembangunan infrastruktur dan layanan
publik.
8. Pemberdayaan Petani Wanita: Pengembangan agribisnis manggis juga dapat
memberdayakan petani wanita dalam proses budidaya dan pengolahan
manggis.
9. Pengelolaan Lingkungan yang Berkelanjutan: Penting untuk memperhatikan
praktik pertanian yang berkelanjutan agar lingkungan tetap terjaga. Ini
termasuk penggunaan yang bijak terhadap sumber daya air dan tanah.
10. Peningkatan Citra Kabupaten: Keberhasilan dalam agribisnis manggis dapat
meningkatkan citra Kabupaten Trenggalek sebagai produsen manggis yang
berkualitas.
8. BAB II PEMBAHASAN
2.1 Sejarah Berdirinya Usaha
Manggis (Garcinia Mangostana L) merupakan buah khas Indonesia dan menjadi
produk unggulan Indonesia di pasar dunia. Manggis memiliki peluang pasar yang
menjanjikan. Karena dari tahun ke tahun permintaan manggis meningkat seirinng
dengan kebutuhan konsumen terhadap buah ini meningkat baik konsumen dalam
negeri maupun luar negeri. Peluang ekspor manggis masih terbuka lebar karena pasar
buah-buahan termasuk manggis belum dibatasi kuota. Produksi hortikultura dalam
negeri khususnya buah dan olahannya masih kekurangan bahan baku, sehingga perlu
peningkatan produksi. Kekurangan bahan baku bukan hanya karena produksi rendah,
tetapi juga karena tidak dicapainya standar kualitas manggis ekpor dan bahan baku
industri.
Penilitian dilaksanakan pada Bulan Mei sampai Juli 2015. Lokasi penelitian di
Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek dengan pertimbangan bahwa daerah
tersebut merupakan sentra penghasil manggis yang ada di Kabupaten Trenggalek dan
pemasok kebutuhan manggis di Kabupaten Trenggalek. Jenis penelitian adalah
penelitian deskriptif. Pendekatan yang digunakan adalah studi kasus yakni pendekatan
penelitian yang penelaahannya diarahkan kepada suatu kasus secara intensif,
mendalam dan memadai serta komprehensif. Populasi penelitian adalah petani
manggis di Kabupaten Trenggalek dengan pengambilan sampel dengan jumlah 15
orang petani secara acak di lima desa.Data yang dikumpulkan yaitu data primer dan
sekunder.Analisa data yang digunakan adalah dengan alat analisa SWOT. Analisis ini
merupakan identifikasi berbagai faktor secara sisitematis untuk merumuskan suatu
strategi dengan dasar pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (strenght) dan
peluang (oppurtunities) namun secara bersamaan bisa meminimalkan kelemahan
(weakneses) dan Ancaman (threats).
Hasil penelitian berdasarkan analisis`SWOT, maka dapat disimpulkan bahwa
pengembangan agribisnis manggis (Garcinia mangostana L) di Kabupaten
Trenggalek alternatif yang paling tepat yaitu dengan menggunakan strategi SO karena
mempunyai nilai tertinggi yaitu sebesar 3,15. Pada strategi ini yaitu menggunakan
kekuatan untuk memanfaatkan peluang agar petani mampu mengembangkan sentra
agribisnis manggis sehingga akan di dapatkan keuntungan yang optimal, dengan
alternatif sebagai berikut :1) agroekologi yang cocok yang dipadukan dengan sumber
daya manusia akan mampu menghasilkan buah manggis unggul, berkualitas dan
kontinuitas serta mampu menciptakan manggis di tren pasar. 2) Ketersediaan
bibit,lahan dan adopsi teknologi akan menghasilkan kualitas dan kuantitas manggis
yang baik 3).Hasil produksi manggis akan unggul bila didukung ketersediaan sarana
produksi dan kebijakan pemerintah dan moneter yang memihak ke petani
9. 2.2 Bahan Baku
Selain dikonsumsi sebagai buah segar, manggis juga diburu karena banyaknya
khasiat yang terkandung di dalamnya. Kandungan ini terdapat di seluruh bagian
manggis, diantaranya kulit, buah, dan biji. Dosen Departemen Budidaya Pertanian ini
menuturkan, manggis kaya akan senyawa xanthone yang banyak terdapat di dalam
kulit manggis. Senyawa ini memiliki kandungan sebagai antioksidan yang bermanfaat
bagi tubuh, seperti anti peradangan, anti kanker, anti alergi, anti malaria suplemen
herbal, hingga mampu meningkatkan daya tahan tubuh bagi penderita HIV.
Senyawa xanthone hanya dihasilkan dari genus garcinia saja, belum ditemukan
dari tanaman lain. Selain tanaman manggis, Prof. Warid sedang mengkaji senyawa
xanthone dan turunannya dari kerabat liar manggis, antara lain Garcinia dulcis
(tanaman mundu), Garcinia atroviridis (asam gelugur) yang memiliki turunan xanthone
yang spesifik yang tidak kalah pentingnya dalam bidang kesehatan. Kulit manggis
diekstrak kemudian dilakukan isolasi hingga terbentuk menjadi gartanin murni, dan
alfa mangostin yang berguna untuk anti kanker. Hasil isolasi inilah yang banyak
dipakai perusahaan farmasi sebagai bahan baku obat herbal.
“Kebutuhan pasar akan bahan baku obat cukup tinggi, karena memang perusahaan
obat membutuhkan senyawa herbal. Meskipun sekarang banyak beredar obat dari
kandungan kulit manggis, tetapi belum banyak yang diuji secara farmakologi.
Kebanyakan obat di luar itu bukan hasil ekstrak tetapi serbuk murni kulit
manggis. Harusnya kalau dalam farmasi, itu harus diekstrak dulu. Habis diekstrak
kemudian diisolasi,” papar Prof. Warid.*
2.3 Produksi
Produksi komoditas tanaman buahbuahan secara umum bersifat fluktuatif. Pada
tahun 2013 sebagian besar mengalami peningkatan produksi. Produksi manggis di
tahun 2013 mengalami peningkatan yang sangat tinggi dibandingkan tahun 2012.
Tahun 2014 produksinya 618 kwintal dari 2514 pohon. Penurunan produksi buah
terutama manggis disebabkan kondisi cuaca, pemangkasan dahannya, pohon yang
sudah tua serta serangan hama penyakit. Pemerintah telah memberikan perhatian bagi
pengembangan komoditas tanaman buah dan sayur hal ini ditunjukkan kecenderungan
peningkatan produksi. Pengembangan ini sebagai salah satu alternatif pengembangan
10. komoditas unggulan sektor pertanian sekaligus upaya untuk peningkatan pendapatan
petani.
Kabupaten Trenggalek merupakan penghasil manggis terbesar kedua di Jawa
Timur setelah Kabupaten Banyuwangi. Sentra penghasil manggis di Kabupaten
Trenggalek berada di Kecamatan Watulimo, Kampak, Dongko, Munjungan,
Bendungan dan Pule. Wilayah tersebut berada di ketinggian sekitar 100-700 mdpl.
Dengan jenis tanah mediteran, tanah humus, kelembaban tinggi, curah hujan yang
cukup merupakan lingkungan iklim yang sangat cocok untuk budidaya tanaman
manggis . Suhu udara berkisar 22-300
C, curah hujan 1500-2500 mm/tahun dan merata
sepanjang tahun dan lama penyinaran matahari 40-70 %. Watulimo yang beriklim
basah sampai kering sangat cocok untuk pengembangan manggis.
2.4 Permodalan
Modal untuk usaha tani manggis dimiliki petani rata-rata jumlahnya sedikit.
Petani sebagian untuk memenuhi kebutuhan biaya pengolahan lahan, pembibitan,
bercocok tanam dan pemeliharaan, mereka meminjam modal dari pihak lain. Hal ini
tentu akan menambah beban biaya produksi bahkan ada yang terikat dengan penjualan
dapa pedagang pengepul sehingga dapat mengurangi pendapatan yang mereka
hasilkan.
Kriteria kuisioner dalam survei penelitian adalah produksi optimal dan
berkualitas dengan biaya/modal sendiri termasuk dalam kategori Sangat Baik
(SB).Kategori Baik (B) yaitu produksi optimal, kualitas cukup modal sendiri. Kategori
Kurang Baik (KB) adalah petani yang produksi optimal tetapi modal bukan milik
sendiri. Petani dengan produksi yang tidak optimal dan sumber dana bukan milik
sendiri termasuk dalam kategori Tidak Baik (TB).
2.5 Tenaga Kerja
Tenaga kerja yang digunakan pada usahatani Manggis terdiri dari Tenaga Kerja
Dalam Keluarga (TKDK) dan Tenaga Kerja Luar Keluarga (TKLK). Jumlah tenaga
kerja yang digunakan dalam analisis usahatani Manggis menggunakan satuan HOK
(Hari Orang Kerja). Jumlah jam kerja di lokasi berkisar delapan jam per hari. Jam kerja
dimulai dari pukul 07.00-12.00 kemudian dilanjutkan pada pukul 13.00-16.00 yang
dihitung sebagai satu HOK. Upah untuk satu HOK di lokasi penelitian sebesar Rp
75.000. Pada Tabel 3 dijabarkan data mengenai kebutuhan tenaga kerja pada usahatani
manggis di Kabupaten Sukabumi tahun 2015. Berdasarkan data pada tabel tersebut,
pemanenan merupakan kegiatan yang paling banyak membutuhkan tenaga kerja. Hal
tersebut terjadi karena sifat pemanenan manggis berlangsung setiap dua hari sekali
selama dua bulan musim panen. Jadi, umumnya selama satu musim panen, panen
dilakukan sebanyak 30 kali. Penyebab lain dari tingginya kebutuhan tenaga kerja untuk
pemanenan adalah cara pemanenan yang masih tradisional menggunakan galah bambu,
11. menyebabkan pemanenan membutuhkan tenaga kerja lebih banyak. Data Tabel 3
menunjukkan bahwa pada kelompok umur tanaman di bawah 20 tahun, penggunaan
tenaga kerja lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok umur lainnya. Penggunaan
Tenaga Kerja Luar Keluarga (TKLK) pada tanaman berumur kurang dari 20 tahun, 20-
30 tahun, dan lebih dari 30 tahun berturut-turut adalah 83 persen, 82 persen dan 98
persen dari total kebutuhan tenaga kerja dalam usahatani manggis. Hal ini
menunjukkan bahwa keberadaan usahatani manggis menguntungkan bagi masyarakat
disekitar kebun manggis karena dapat menyerap banyak tenaga kerja.
2.6 Pengepakan
Dalam kegiatan ini dilakukan prosedur penyimpanan buah manggis segar dengan
pendinginan dan perlakuan tertentu yaitu pengemasan dengan penambahan Nitrogen.
Kelompok tani diberikan pelatihan teknik pengemasan buah manggis dengan
menyuntikkan Nitrogen. Kelompok tani akan lebih mandiri dan tidak perlu bergantung
pada tengkulak atau pengepul untuk memasarkan buah manggisnya. Kelompok tani
tidak perlu takut kalau buah manggis akan cepat rusak, karena telah mendapat
pengetahuan tentang pengemasan ini.
Tempat penyimpanan dengan temperatur rendah. Dengan memberi bantuan tempat
penyimpanan dengan temperatur rendah atau lemari pendingin, produk buah manggis
akan dapat bertahan lebih dari 4 minggu, sehingga petani tidak perlu terburu-buru
menjual buah manggisnya dengan harga rendah pada para tengkulak atau pengepul.
2.7 Pemasaran
Strategi pemasaran dalam pengembangan manggis memegang peranan penting
dan strategis.Petani dapat membaca peluang pasar.Kriteria untuk indikator strategi
pemasaran adalah usaha budidaya yang sangat menerima strategi pemasaran dan juga
sangat memperhatikan, menerapkan masuk dalam kriteria Sangat Baik (SB).Hanya
menerima dan memperhatikan saja masuk kategori Baik(B) dan menerima strategi
tetapi kurang memperhatikan termasuk kriteria Kurang Baik (KB). Usaha budidaya
manggis yang tidak menerima dan tidak memperhatikan strategi pemasaran, maka
termasuk dalam kategori Tidak Baik.
2.8 Penjualan
Penjualan manggis dalam bisnis agribisnis dapat bervariasi tergantung pada
berbagai faktor seperti lokasi, musim panen, kualitas buah, dan strategi pemasaran.
Untuk meningkatkan penjualan manggis dalam agribisnis, Anda dapat melakukannya
dengan langkah-langkah berikut:
12. 1. Budidaya yang Baik: Pastikan manggis yang Anda hasilkan memiliki kualitas
yang baik. Perawatan tanaman yang optimal, penggunaan pupuk yang tepat,
dan pengendalian hama yang efektif adalah kunci untuk mendapatkan hasil
yang berkualitas.
2. Pemilihan Pasar yang Tepat: Tentukan target pasar Anda, baik itu pasar lokal,
regional, atau internasional. Pilih pasar yang sesuai dengan produksi manggis
Anda.
3. Kemasan Menarik: Desain kemasan yang menarik dan fungsional dapat
membantu menarik perhatian konsumen. Pastikan kemasan melindungi buah-
buahan dengan baik.
4. Jaringan Distribusi: Bangun jaringan distribusi yang efisien untuk mengirimkan
manggis ke pasar. Ini dapat melibatkan distributor, agen penjualan, atau bahkan
penjualan langsung kepada konsumen.
5. Pemasaran: Gunakan strategi pemasaran yang efektif, seperti media sosial, situs
web, atau promosi melalui toko-toko lokal, untuk meningkatkan kesadaran
tentang produk Anda.
6. Kualitas dan Konsistensi: Pastikan Anda selalu menjaga kualitas dan
konsistensi produk Anda. Konsumen akan lebih cenderung membeli kembali
jika mereka puas dengan produk Anda.
7. Harga yang Kompetitif: Tentukan harga yang bersaing dengan produk sejenis
di pasar. Ini akan membantu menarik pelanggan potensial.
8. Pelanggan dan Umpan Balik: Pertahankan hubungan baik dengan pelanggan
Anda dan terima umpan balik mereka untuk terus meningkatkan produk dan
layanan Anda.
9. Inovasi: Selalu mencari inovasi dalam agribisnis Anda, baik dalam hal varietas
manggis yang ditanam atau dalam metode produksi yang lebih efisien.
10. Manajemen Keuangan yang Baik: Pantau dengan cermat biaya dan pendapatan
Anda untuk memastikan bisnis Anda tetap menguntungkan.
2.9 Kendala Usaha
A. Bencana Alam
Bencana Alam seperti tanah longsor, angin puting beliung, banjir dan gunung
meletus sewaktu-waktu bisa terjadi yang merupakan ancaman yang patut waspadai
dalam pengembangan manggis. Bencana alam sering kali menimbulkan kerugian
materiil yang sangat besar dan diperlukan usaha penanganan dengan tenaga dan dana
yang besar serta waktu yang cukup lama. Bencana bila terjadi memang sulit untuk
dihindari tetapi langkah-langkah antisipasi sangat diperlukan agar tidak membawa
dampak yang lebih besar.
13. Kriteria dari kuisioner untuk bencana alam diantaranya meminimalkan seminim
mungkin termasuk dalam kategori Sangat Baik (SB). Kriteria Baik yaitu
meminimalkan saja usaha yang dilakukan. Usaha budidaya manggis yang kurang dapat
meminimalkan akibat bencana alam seminim mungkin masuk kategori Kurang Baik
(KB). Usaha yang tidak meminimalkan akibat bencana alam seminim mungkin maka
termasuk dalam kriteria Tidak Baik (TB).
B. Manggis Impor
Adanya kebijakan regulasi pasar bebas membawa dampak dibukanya pasar kita
bagi produk-produk luar negeri. Masuknya buah impor tentu merupakan pesaing yang
dapat mengancam keberaan buah lokal.,terutama manggis. Agar tidak kalah bersaing
tentu produk lokal harus mempunyai kualitas yang baik.
Peran pemerintah dalam mengatur tataniaga manggis impor untuk melindungi
keberadaan manggis lokal sangat diharapkan melalui kebijakan-kebijakan
yang dikeluarkan terutama untuk membatasi kuota yang bisa masuk ke
dalam negeri. Kriteria untuk dampak manggis impor yaitu usaha budidaya manggis
yang dapat meminimalkan seminim mungkin masuk dalam kategori Sangat Baik (SB).
Usaha budidayayang hanya meminimalkan saja akibat buah impor masuk kategori
Baik (Baik). Kurang dapat meminimalkan dampak yang ditimbulkan kategori Kurang
Baik (KB) dan kategori Tidak Baik (TB) yaitu tidak dapat meminimalkan akibat
manggis impor seminim mungkin.
C. Alih Fungsi Lahan
Penduduk yang meningkat membawa dampak banyaknya alih funngsi lahan
terutama lahan pertanian yang berubah menjadi perumahan, perkantoran, industri dan
pertokoan. Hal ini mengakibatkan semakin sempitnya lahan untuk mengembangkan
manggis.
Kriteria untuk meminimalkan akibat adanya alih fungsi lahan seminim mungkin,
maka termasuk kategori Sangat Baik (SB). Usaha budidaya manggis yang hanya dapat
meminimalkan akibat alih fungsi lahan (B), kurang dapat meminimalkan alih fungsi
lahan, tremasuk kriteria Kurang Baik dan tidak dapat meminimalkan kriteria Tidak
Baik (TB).
14. D. Perubahan Musim
Pemanasan global mengakibatkan perubahan iklim. Hal ini merupakan ancaman
terutama yang berkaitan dengan musim penghujan dan kemarau. Perubahan cuaca yang
ekstrim mengganggu pertumbuhan tanaman manggis.
E. Hama Penyakit
Hama dan penyakit merupakan ancaman yang perlu mendapat perhatian serius. Bila
serangan masih diambang batas, maka dikendalikan seperlunya. Namun bila serangan
telah meluas perlu langkah-langkah pemberantasan dengan tetap mempertimbangkan
sebijaksana mungkin dampak lingkungan yang akan ditimbulkan.
2.10 Kemungkinan Perkembangan Ke Depan
Perkembangan agribisnis manggis ke depan dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor,
termasuk permintaan pasar, teknologi pertanian, dan faktor lingkungan. Beberapa
kemungkinan perkembangan ke depan dalam agribisnis manggis dapat meliputi:
1. Peningkatan Permintaan: Manggis dikenal sebagai buah eksotis yang kaya akan
antioksidan dan nutrisi. Permintaan global untuk buah-buahan eksotis semakin
meningkat karena kesadaran akan manfaat kesehatan. Ini bisa mendukung
pertumbuhan agribisnis manggis.
2. Inovasi Teknologi: Penggunaan teknologi pertanian modern, seperti
penggunaan sensor, otomatisasi, dan pemantauan jarak jauh, dapat
meningkatkan produktivitas dan efisiensi dalam budidaya manggis.
3. Perubahan Iklim: Perubahan iklim dapat memengaruhi produksi buah manggis
karena buah ini memerlukan iklim tropis yang stabil. Petani mungkin perlu
beradaptasi dengan perubahan kondisi cuaca yang ekstrem.
4. Kualitas Produk: Fokus pada peningkatan kualitas buah manggis, termasuk
ukuran, rasa, dan kandungan nutrisi, dapat membantu produk ini bersaing di
pasar global.
5. Sertifikasi Organik dan Berkelanjutan: Permintaan akan produk organik dan
berkelanjutan terus meningkat. Mendapatkan sertifikasi organik atau
berkelanjutan dapat membantu petani memasarkan produk manggis mereka
dengan lebih baik.
6. Ekspor dan Pasar Luar Negeri: Peluang ekspor manggis ke pasar internasional
bisa menjadi potensi pertumbuhan bagi agribisnis ini, terutama jika petani
memenuhi standar kualitas dan keamanan pangan yang diperlukan.
15. 7. Penelitian dan Pengembangan: Investasi dalam penelitian varietas manggis
yang lebih tahan penyakit, berbuah lebih banyak, atau memiliki ciri-ciri
istimewa lainnya dapat meningkatkan potensi produksi.
Penting untuk dicatat bahwa perkembangan agribisnis manggis akan sangat
bergantung pada lokasi geografis, kondisi pasar lokal, dan kemampuan petani untuk
beradaptasi dengan perubahan dan inovasi.
16. BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan analisa SWOT dan dengan beberapa tahapan analisa maka dapat
disimpulkan :
1. Faktor-faktor yang mempengaruhi dalam pengembangan agribisnis manggis di
Kabupaten Trenggalek yaitu faktor internal yang menjadi kekuatan, faktor
internal yang menjadi kelemahan dan juga faktor ekternal yang mnejadi
peluang serta yang menjadi ancaman.
2. Dari Hasil Analisa SWOT strategi yang paling efektif dan efisien untuk
mengembangkan manggis di Kabupaten Trenggalek adalah strategi SO yaitu
dengan memaksimalkan kekuatan yang ada dan memanfaatkan peluang yang
tersedia dengan langkah strategi sebagai berikut :
A. Agroekologi yang sesuai dipadukan dengan SDM yang mampu menciptakan
strategi pemasaran serta mampu mengikuti tren pasar dalam kompetisi pasar
manggis
B. Ketersediaan varietas unggul yang mengadopsi dari teknologi kultur jaringan
sehingga produk yang dihasilkan berkualitas
C. Produksi manggis semakin unggul baik kualitas maupun kuantitas karena
adanya sarana produksi dan kebijakan pemerintah yang mendukung serta
memihak pada petani manggis.
3.2 Rekomendasi
A. Pemerintah perlu mendukung dalam upaya pengembangan manggis di
Kabupaten Trenggalek melalui program penyedia sarana prasarana budidaya
manggis, bimbingan teknis serta menyediakan bibit unggul.
B. Pemerintah perlu adanya pembatasan impor buah sehingga petani manggis di
dalam negeri memiliki peluang yang cukup besar baik di pasar dalam maupun
luar negeri.
C. Pemerintah perlu mengembangkan agrowisata manggis untuk menarik
wisatawan maka akan meningkatkan keuntungan petani dan meningkatkan
pendapatan daerah
D. Perlu adanya pembinaan kepada petani manggis serta dilakukan penelitian
tentang varian produk manggis dan manajemen usahanya.
17. DAFTAR RUJUKAN
Ander Sparta, 2012. Kultur Jaringan Solusi Perbanyakan Benih Manggis
Astoko Endro.2014. Strategi Pengembangan Agribisnis Nanas.Uniska Kediri
Dirjen PPHP Deptan 2007. Penanganan Pasca Panen Buah. Direktorat Jenderal
Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian Departemen Pertanian. Jakarta
Ellina dkk. 2005. Morphological variability of apomictic mangosteen
(garciniamangostana l.) In indonesia: morphological evidence of natural
populations from sumatra and java.Journal
Gatot, Rahayu. 2013.Strategi Pemasaran Buah Pisang.Uniska. Kediri
Kotler, Philip, AB. Susanto. 2000. Manajemen Pemasaran di Indonesia, Buku 2
Salemba Empat
Kotler, Philip. 2002. Manajemen Pemasaran. Prehalindo. Jakarta
Liferdi dan R. Poerwanto. 2011. Korelasi Konsentrasi Hara Nitrogen Daun dengan
Sifat Kimia Tanah dan Produksi Manggis.Blaitbang Hortikultura. Jakarta
Mardatilla, Indana. 2011. Managemen Pengembangan Agribisnis Pembesaran Ikan
Gurami di Desa Canggu Surowono Kec. Badas. Uniska. Kediri
Nazarudin,. 1994. Sayuran dari dataran rendah. Penebar Swadaya. Jakarta
Nuhung, I.A. 2007 Membangun Pertanian Masa Depan. Aneka Ilmu. Semarang
Nugroho, Agung.2007.Manggis (Garcinia mangostana L) Dari Kulit Buah yang
terbuang hingga menjadi Kandidat suatu Obat.UGM.Yogyakarta
Palil, 2003. Studi Kelayakan Usahatani Manggis.Universitas Kadiri. Kediri
Rangkuti, Fredi 2000.Analisa SWOT teknik membedah KasusBisnis. Gramedia.Jakarta
Soekartawi. 2003. Agribisnis, Teori dan Aplikasinya. Raja Grafindo Persada.Jakarta
Swastha D.H.Basu. 1984. Azas-azas Marketing.. Liberty. Yogyakarta
WagionoY dan Firdaus S. 2006. Daya Saing dan siistem Pemasaran Manggis
Indonesia.
18. Warid Ali Qosim. 2013. Pengembangan buah manggis sebagai komoditas ekspor
Indonesia. Universitas Padjajaran. Bandung
Warid Ali Qosim.2007. Buah Manggis`primadona Ekspor
Indonesia.Pikiran Rakyat
Wulyono, Triyo. 2013. Strategi Pengembangan Itik dalam rangka meningkatkan
pendapatan peternak di Kabupaten Kediri. Uniska. 2013