SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  34
TRANSPARANSI
KEBIJAKAN PUBLIK
BAGIAN II
OLEH :
PROF. DR. SADU WASISTIONO, MS
F. BEBERAPA PENDEKATAN DALAM
ANALISIS KEBIJAKAN
• POLITICAL SYSTEMS THEORY (by DAVID EASTON)
 mengidentifikasi dan antarhubungan institusi dan
aktivitas di dalam sebuah masyarakat yg membuat
keputusan autoritatif (atau alokasi nilai-nilai) yang
terikat dalam suatu masyarakat. Lingkungan terdiri
dari seluruh kondisi dan kejadian eksternal yg
menjadi batas dari sistem politik. Isinya : Demands,
Support and Feedback.
• GROUP THEORY
Kebijakan publik merupakan produk dari perjuangan
kelompok.
• ELITE THEORY
•  Kebijakan publik dapat dianggap sbg nilai-nilai dan
pilihan elit yg sedang berkuasa.
• Dye & Zeigler memberikan ringkasan mengenai teori elit
sbb :
1) Masyarakat dibagi ke dalam beberapa orang yang
memiliki kekuasaan dan lainnya tidak. Hanya
sejumlah kecil orang mengalokasikan nilai-nilai
utk masyarakat, sebagian besar masyarakat tidak
mengambil keputusan publik.
2) Bbrapa orang yg memerintah memiliki karakteristik
berbeda dgn yg diperintah. Elit ditarik secara
disproporsional dari lapisan atas strata sosial
masyarakat.
3) Pergerakan dari kelompok non-elit ke kelompok
elit hrs berjalan perlahan dan berkelanjutan serta
menolak revolusi. Hanya kelompk non-elit yg telah
menerima konsensus dasar elit dpt diterima di
dalam lingkaran elit yang memerintah.
4) Elit memberikan sebuah konsensus pada nilai-nilai
dasar sistem sosial dan memelihara sistem tsb.
5) Kebijakan publik tidak merefleksikan kepentingan
masyarakat tetapi lebih banyak mengikuti nilai-nilai
dari elit. Perubahan kebijakan publik lebih bersifat
bertahap daripada revolusioner.
6) Elit yang aktif merupakan subyek utk mempenga-
ruhi secara langsung massa yg apatis.
(Sumber : James A. Anderson, 1978 :19).
• FUNCTIONAL PROCESS THEORY
 Harold Lasswell mengemukakan 7 (tujuh) kategori
analisis fungsional yi sbb :
1) Intelligence : bgmn informasi mengenai masalah
kebijakan yg memperoleh perhatian pembuat
kebijakan didapat dan diproses.
2) Recommendation : Bgmn rekomendasi berkaitan
dengan isyu yg telah ada dibuat & dikembangkan.
3) Prescription : Bgmn aturan-aturan umum dipakai
atau diperankan, oleh siapa ?
4) Invocation : Siapa menentukan aturan atau hukum
yg sdh baku dan penerapan kebutuhan akan aturan
atau hukum ?
5) Application : Bgmn hukum atau aturan diterapkan
atau dipaksakan ?
6) Appraisal : Bgmn pelaksanaan kebijakan, sukses,
gagal atau diharapkan ?
7) Termination : Bgmn aturan atau hukum yg asli
dibatalkan atau dilanjutkan dengan modifikasi atau
mengubah bentuk ?
INSTITUTIONALISM
 Menekankan pada aspek formal dan struktural dari
institusi, sehingga kurang dapat mendayagunakan
pegawai di dalam analisis kebijakan.
G. HAKIKAT MASALAH PUBLIK
• Beberapa Pengertian Dasar
a. Peristiwa adalah tindakan yang bersifat alami dan
manusiawi yg dirasa memiliki konsekuensi –
konsekuensi sosial.
b. Permasalahan adalah kebutuhan manusia, entah
bgmn cara mengenalnya, yg tetap ada jalan
keluarnya.
c. Permasalahan publik adalah kebutuhan manusia,
entah bgmn cara mengenalnya, yg tidak dapat
ditangani secara perseorangan.
 d. Isyu-isyu adalah permasalahan umum yg bersifat
kontroversial.
e. Bidang isyu adalah kumpulan permasalahan
umum yg bersifat kontroversial.
(Sumber : Jones, 1984 : 70).
* Permasalahan bersifat privat apabila dapat diatasi tanpa
mempengaruhi orang lain.
* Permasalahan publik terdiri dari semua masalah yg
dipengaruhi oleh konsekuensi-konsekuensi tidak langsung
dari pelbagai transaksi hingga pada semacam tingkatan
dianggap perlu utk memiliki konsekuensi-konsekuensi yg
terpelihara secara sistematis. (Sumber : Jones, 1984 : 72).
A TAXONOMY OF GENERAL APPROACHES
TO POLITICAL PHENOMENA
Method of Theory Construction
Deductive Inductive
Individual Public choice Welfare Economics
Fundamental
Group Marxism Pluralism/ Corporatism
Unit of
Institutions Neo-Institutio- Statism
Analysis nalism
Sumber : Michael Howlett & M Ramesh, 1995; 19.
H. BARANG DAN JASA PUBLIK
• Samuelson mendefinisikan public good sbg :
• “ as one which all enjoy in common in the sense that each
individual’s consumption of such a good leads to no
subtraction from any other individual’s consumption of that
good”.
• A Taxonomy of Goods
Excludable Non-excludable
Rival A B
Non-rival C D
Sumber : John Cullis and Philip Jones, 1992 : 60-67
TAKSONOMI UMUM BARANG DAN JASA-JASA
EXHAUSTIVENESS
HIGH LOW
EXCLUSIVITY
HIGH PRIVATE GOOD TOLL GOOD
LOW COMMON POOL GOOD PUBLIC GOOD
Sumber : E.S. Savas, dikutip dari Howlett & Ramesh, 1995 : 32
Dua Karakteristik Barang Publik :
 1) non-rivalness in consumption;
 2) non-excludable
Pay-off From Public goods : Voluntary contribution
versus free-riding
Outcomes
Others contribute Others free-ride
Strategies (good provided) (good not provided)
------------------------------------------------------------------------------------------------
Individual contributes (10 -5 ) 5
Individual free-rides 10 0
------------------------------------------------------------------------------------------------
Sumber : John Cullis and Philip Jones, 1992 : 63.
The Prisoner’s Dilemma
Prisoner A
Denies Confess
A and B each A gets 0 years
Denies get 1 years B gets 5 years
Prisoner B
Confess A gets 5 years A and B each
B gets 0 years serve 3 years
Source : Inge Kaul, et al, 1999 : 8.
PRIVATE AND PUBLIC GOODS
Rivalrous Nonrivalrous
Excludable Private good Network
Club good
Nonexcludable Good subject Pure public good
to congestion, Existence value
yet accessible Some global
to all commons
Some global
commons
Source : Inge Kaul, et al, 1999 : 5.
PROSES HIRARKI ANALITIK (PHA)
oleh : THOMAS L. SAATY
• Metode PHA adalah metode yg memecah-mecah
suatu situasi yg kompleks, tak terstruktur, ke dalam
bagian-bagian komponennya, menata bagian atau
variabel dalam suatu susunan hirarki, memberi nilai
numerik pada pertimbangan subyektif tentang relatif
pentingnya setiap variabel; dan mensintesis
berbagai pertimbangan utk menetapkan variabel
mana yg memiliki prioritas paling tinggi dan
bertindak utk mempengaruhi hasil pada situasi
tersebut.
EMPAT SIFAT CIRI ANCANGAN
PENGAMBIL KEPUTUSAN
1. Kebenaran dengan tidak menyederhanakan kompleksi
tas secara berlebihan.
2. Keadilan dng menilai biaya serta manfaat & mengalokasi
kan biaya kepada mereka yang memperoleh manfaat.
3. Kemampuan utk merencanakan hal yg belum diketahui
dgn memperhitungkan perubahan, menetapkan dimana
perubahan itu mungkin akan muncul, dan memutuskan
prioritas utk menentukan tindakan.
4. Keluwesan dlm menyesuaikan terhadap perubahan dgn
cara merencanakan, melaksanakan, dan sbg tanggapan
terhadap kondisi yg baru, merencanakan ulang dan
melaksanakan ulang. (Alasdaire MacIntyre)
PRINSIP PEMIKIRAN ANALITIK
1. Menyusun hirarki
2. Menentukan prioritas
3. Konsistensi logis
4. Pengukuran
5. Evolusi skala
6. Kebutuhan akan skala baru.
TIGA PRINSIP DASAR PHA
1. Menggambarkan dan menguraikan secara hirarkis
 menyusun secara hirarkis – yaitu memecah-
mecah persoalan menjadi unsur-unsur yg terpisah-
pisah.
2. Pembedaan prioritas dan sintesis  disebut
penetapan prioritas, yaitu menentukan peringkat
elemen-elemen menurut relatif pentingnya.
3. Konsistensi logis, yaitu menjamin bahwa semua
elemen dikelompokkan secara logis dan
diperingkatkan secara konsisten sesuai dengan
suatu kriteria yang logis. (Saaty, 1991 : 28).
Tingkat 1 :
Fokus
Tingkat 2 :
Kriteria
Tingkat 3 :
Subkriteria
Tingkat 4 :
Alternatif
Contoh : Hirarki Untuk Memilih Calon Kepala Dinas
Tingkat 1
Fokus Memilih Kepala Dinas
Tingkat 2 :
Pendidikan dan Pendidikan Ketrampilan Ketrampilan Ketrampilan
Ketrampilan Manajemen Teknis Pribadi
Tingkat 3 :
Kemampuan Kepemimpinan Pemecahan Pengetahuan Tanggung
masalah pekerjaan jawab
Tingkat 4 :
Alternatif Calon 1 Calon 2 Calon 3
WHAT WHY HOW WHEN WHERE BY WHORK
FOR: ME, YOU, US,
LOGICAL FRAME WORK AKP
“MARS”
INDEPENDENT
VARIABLE
INDEPENDENT
VARIABLE
KEBIJAKAN
PEMERINTAHAN
MASALAH
PRA
ANGGAPAN
KERANGKA TEORI:
1. PEMERINTAHAN
2. SUBSTANSI
3. REGULASI
4. PENDUKUNG
5. METODOLOGI
FAKTA:
1.POKOK
2.LINGKUNGAN
3.EMPIRIK
ANALISA:
1. KUANTITATIF
2. KUALITATIF
K
E
S
I
M
P
U
L
A
N
SARAN:
1. KEBIJAKAN
2. STRATEGI
3. UPAYA
DEPENDENT
VARIABLE MENJAWAB
FEED. BACK
JUDUL MASALAH TEORI FAKTA ANALISA KESIMPULAN SARAN
METHODS FOR POLICY ANALYSIS
(William N. Dunn)
RECOMMEN-
DATION
MONITORING
POLICY
PERFORMANCE
POLICY
ALTERNATIVES
EVALUATION
POLICY
OUTCOMES
PROBLEM
STRUCTURING FORECASTING
POLICY
PROBLEM
POLICY
ACTIONS
PRACTICAL
INFERENCE
CYCLUS POLICY ANALISIS
34
E B
5
D
1 2
A
C
6
ETERANGAN:
PROBLEM STRUCTURING
FORECASTING
RECOMANDING
MONITORING
EVALUATING
INFERENCE
POLICY PROBLEM
POLICY ALTERNATIVE
POLICY ACTION
0. POLICY OUTCOMES
1. POLICY PERFORMANCE
PUBLIC
POLICY
∗ POLICYPOLICY
PROGRAMPROGRAM
∗ POLICY ACTION/POLICY ACTION/
IMPLEMENTATIOIMPLEMENTATIO
NN
∗ POLICYPOLICY
EVALUATIONEVALUATION
 IDEA/PROBLEMIDEA/PROBLEM
 ELABORATEELABORATE
 RESEARCH/SURESEARCH/SU
VEYVEY
 DATADATA
 ANALISYAANALISYA
 PROPOSALPROPOSAL ACTUATINGACTUATING
 COORDINATINGCOORDINATING
 MOTIVATINGMOTIVATING
 BUDGETINGBUDGETING
 HUMANHUMAN
RELATINGRELATING
 DECESSIONDECESSION
MAKINGMAKING CONTROLLINGCONTROLLING
 INSPECTINGINSPECTING
 MONITORINGMONITORING
 REPORTINGREPORTING
POLICY PROGRAM
1. IDEA &PROBLEMS
2. ELABORATION
3. SOLUTION OF PROBLEM
4. RESEARCH &
5. INVESTIGATION
6. TIME, BUDGET, MATERIAL & METHODE
ANALISYA
7. PROPOSAL
8. VISI – OBSESI – MISI – STRATEGI
9. OUTPUT – PURPOSE – GOAL – SUPER GANT
10. SWOT & NWP
• ORGANIZATION & MANAGEMENT
• MAN – MONEY – MATERIAL – METHODE
• COORDINATION – MOTIVATION – COMUNICATION
• TEAM WORK – SPAN OF CONTROL
• LEADERSHIP – STAFF WORK – DECETION MAKING
• ENVIRONMENT FACTOR’S
POLICY ACTIONPOLICY ACTION
1. MONITORING & EVALUATION
2. INSPECTION
3. CONTROLLING
4. INVESTIGATION
5. BILT IN CONTROL
6. INTERNAL&EKSTERNAL CONTROL
7. PRE – IN – POST CONTROL
8. REPORTING & RECOMENTION
9. FOLLOW UP ACTION
10. IMPACT EVALUATION
POLICY EVALUATIONPOLICY EVALUATION
ALAT ANALISA
1. KUALITATIF – DESKRIPTIF
2. KAUNTITATIF – STASTISTIK – VERIFIKATIF
3. PROGRAM KERJA TERPADU
4. PROGRAM PENINGKATAN KINERJA
5. MEAN’S & END’S
6. SWOT & STRATEGIC
7. H T A G
8. ETC
STRENGHS : Kemampuan internal semua aspek
WEAKNESSES: Keterbatasan internal dipelbagai aspek
THREATS : Kondisi eksternal yang tidak
menguntungkan (Kelemahan, hambatan, kendala)
MANFAAT ANALISIS SWOT:
• FAKTOR YANG HARUS DIPERHITUNGKAN DALAM MENYUSUN,
MEMILIH, MENENTUKAN STRATEGI DASAR.
• UNTUK PENGAMBILAN KEPUTUSAN STRATEGIS DAN
PERHITUNGAN YANG EFISIEN DAN EFEKTIF
S + OS + O
COMPARATIVECOMPARATIVE
&&
ADVANTAGEADVANTAGE
SS ± T± T
MOBILISASIMOBILISASI
RESOURCESRESOURCES
OO ± W± W
INVESTINVEST
&&
DIRECTDIRECT
T + WT + W
DAMAGEDAMAGE
CONTROLCONTROL
1. OPTIMALKAN S & O, MINIMALKAN W DAN T.1. OPTIMALKAN S & O, MINIMALKAN W DAN T.
2. MEMECAHKAN MASALAH DENGAN ARGUMENTASI DAN2. MEMECAHKAN MASALAH DENGAN ARGUMENTASI DAN
ALTERNATIFALTERNATIF
3. KEPUTUSAN AKURAT – EFEKTIF DAN EFISIEN3. KEPUTUSAN AKURAT – EFEKTIF DAN EFISIEN
POLICY
PROBLEM
EVALUATION
SYSTEM ANDSYSTEM AND
PROSEDUREPROSEDURE
SYSTEM ANDSYSTEM AND
PROSEDUREPROSEDURE
HUMANHUMAN
RESOURCESRESOURCES
HUMANHUMAN
RESOURCESRESOURCES
LAWLAW
ENFORCEMENTENFORCEMENT
LAWLAW
ENFORCEMENTENFORCEMENT
EQUIPMENTEQUIPMENTEQUIPMENTEQUIPMENT
⇒ INSTITUTION JOB
⇒ DISCRIPTION
⇒ COORDINATION
⇒ FLOW OF REPORT
⇒ INSTITUTION JOB
⇒ DISCRIPTION
⇒ COORDINATION
⇒ FLOW OF REPORT
⇒ PROFESIONALPROFESIONAL
⇒ MORRALITYMORRALITY
⇒ QUALITYQUALITY
⇒ PROFESIONALPROFESIONAL
⇒ MORRALITYMORRALITY
⇒ QUALITYQUALITY
⇒ TP . TGRTP . TGR
⇒ ADM.ADM.
⇒ PIDANAPIDANA
⇒ TP . TGRTP . TGR
⇒ ADM.ADM.
⇒ PIDANAPIDANA
⇒ SOFT & HARDSOFT & HARD
⇒ BUDGETBUDGET
⇒ SOFT & HARDSOFT & HARD
⇒ BUDGETBUDGET
1. PERCEPTION/DEFINITION
PROSES KELAHIRAN KEBIJAKAN NEGARAPROSES KELAHIRAN KEBIJAKAN NEGARA
((DUNN AND JONES)DUNN AND JONES)
2. AGREGATION2. AGREGATION
3. ORGANIZATION3. ORGANIZATION
4. REPRESENTATION4. REPRESENTATION
5. AGENDA SETTING5. AGENDA SETTING
6. FORMULATION6. FORMULATION
7. LEGITIMATION7. LEGITIMATION
8. BUDGETTING8. BUDGETTING
9. IMPLEMENTATION9. IMPLEMENTATION
10.EVALUATION10.EVALUATION
11.ADJUSTMENT/11.ADJUSTMENT/
DETERMINATIONDETERMINATION
1. INTEREST AFFECTED
2. TYPES OF BENEFITS
3. EXTENT OF CHANGE UNVISIONED
4. SITE OF DECISION MAKING
5. PROGRAM IMPLEMENTORS
6. RESOURCES COMMITED
1. POWER, INTEREST AND STRATEGIES OF ACTORS
INVOLVES
2. INSTITUION &REGIME CHARACTERISTICS
3. COMPLIANCE AND RESPONSIVENESS

Contenu connexe

Similaire à Transparansi kebijakan publik ii revisi (agustus 2011)

Pip pertemuan ke 5
Pip pertemuan ke 5Pip pertemuan ke 5
Pip pertemuan ke 5dzakiaziz
 
TEORI-KEBIJAKAN-PUBLIK-2018 dalam ilmu politik
TEORI-KEBIJAKAN-PUBLIK-2018 dalam ilmu politikTEORI-KEBIJAKAN-PUBLIK-2018 dalam ilmu politik
TEORI-KEBIJAKAN-PUBLIK-2018 dalam ilmu politikYafiAlghifari
 
Ekonomi politik pembangunan agus suryono
Ekonomi politik pembangunan   agus suryonoEkonomi politik pembangunan   agus suryono
Ekonomi politik pembangunan agus suryonoBayu Rizky Aditya
 
Nasrun public policy-revised
Nasrun public policy-revisedNasrun public policy-revised
Nasrun public policy-revisedNasrun Annahar
 
Public-Policy-Revised.ppt
Public-Policy-Revised.pptPublic-Policy-Revised.ppt
Public-Policy-Revised.pptNadiaEunike1
 
Public-Policy-Revised (2).ppt
Public-Policy-Revised (2).pptPublic-Policy-Revised (2).ppt
Public-Policy-Revised (2).pptAmirHamzah90196
 
Rangkuman Matakuliah Kompre.pptx
Rangkuman Matakuliah Kompre.pptxRangkuman Matakuliah Kompre.pptx
Rangkuman Matakuliah Kompre.pptxDianHidayati8
 
Buku yang dikarang oleh jammes a
Buku yang dikarang oleh jammes aBuku yang dikarang oleh jammes a
Buku yang dikarang oleh jammes acitrarafika
 
Public Policy dan Administrasi Negara
Public Policy dan Administrasi NegaraPublic Policy dan Administrasi Negara
Public Policy dan Administrasi NegaraKasmiah Ali
 
300944665-Ilmu-Administrasi-Publik-PPT.ppt
300944665-Ilmu-Administrasi-Publik-PPT.ppt300944665-Ilmu-Administrasi-Publik-PPT.ppt
300944665-Ilmu-Administrasi-Publik-PPT.pptUmmuFaizah7
 
Administrasi Negara &Public Policy
Administrasi Negara &Public Policy Administrasi Negara &Public Policy
Administrasi Negara &Public Policy Kasmiah Ali
 
PENDEKATAN-PENDEKATAN DALAM ILMU POLITIK.pptx
PENDEKATAN-PENDEKATAN DALAM ILMU POLITIK.pptxPENDEKATAN-PENDEKATAN DALAM ILMU POLITIK.pptx
PENDEKATAN-PENDEKATAN DALAM ILMU POLITIK.pptxDanialDarwis1
 
Merinawati keibjakan publik sp
Merinawati keibjakan publik spMerinawati keibjakan publik sp
Merinawati keibjakan publik spnurul khaiva
 

Similaire à Transparansi kebijakan publik ii revisi (agustus 2011) (20)

Pip pertemuan ke 5
Pip pertemuan ke 5Pip pertemuan ke 5
Pip pertemuan ke 5
 
6 dimensi dalam administrasi publik pdf
6 dimensi dalam administrasi publik pdf6 dimensi dalam administrasi publik pdf
6 dimensi dalam administrasi publik pdf
 
TEORI-KEBIJAKAN-PUBLIK-2018 dalam ilmu politik
TEORI-KEBIJAKAN-PUBLIK-2018 dalam ilmu politikTEORI-KEBIJAKAN-PUBLIK-2018 dalam ilmu politik
TEORI-KEBIJAKAN-PUBLIK-2018 dalam ilmu politik
 
Ekonomi politik pembangunan agus suryono
Ekonomi politik pembangunan   agus suryonoEkonomi politik pembangunan   agus suryono
Ekonomi politik pembangunan agus suryono
 
Nasrun public policy-revised
Nasrun public policy-revisedNasrun public policy-revised
Nasrun public policy-revised
 
konsep paradigma.pptx
konsep paradigma.pptxkonsep paradigma.pptx
konsep paradigma.pptx
 
Kebijakan Publik
Kebijakan PublikKebijakan Publik
Kebijakan Publik
 
Public-Policy-Revised.ppt
Public-Policy-Revised.pptPublic-Policy-Revised.ppt
Public-Policy-Revised.ppt
 
Public-Policy-Revised (2).ppt
Public-Policy-Revised (2).pptPublic-Policy-Revised (2).ppt
Public-Policy-Revised (2).ppt
 
Public-Policy-Revised.ppt
Public-Policy-Revised.pptPublic-Policy-Revised.ppt
Public-Policy-Revised.ppt
 
Rangkuman Matakuliah Kompre.pptx
Rangkuman Matakuliah Kompre.pptxRangkuman Matakuliah Kompre.pptx
Rangkuman Matakuliah Kompre.pptx
 
Buku yang dikarang oleh jammes a
Buku yang dikarang oleh jammes aBuku yang dikarang oleh jammes a
Buku yang dikarang oleh jammes a
 
model model analisis kebijakan publik
model model analisis kebijakan publikmodel model analisis kebijakan publik
model model analisis kebijakan publik
 
MI 3
MI 3MI 3
MI 3
 
Public Policy dan Administrasi Negara
Public Policy dan Administrasi NegaraPublic Policy dan Administrasi Negara
Public Policy dan Administrasi Negara
 
300944665-Ilmu-Administrasi-Publik-PPT.ppt
300944665-Ilmu-Administrasi-Publik-PPT.ppt300944665-Ilmu-Administrasi-Publik-PPT.ppt
300944665-Ilmu-Administrasi-Publik-PPT.ppt
 
Administrasi Negara &Public Policy
Administrasi Negara &Public Policy Administrasi Negara &Public Policy
Administrasi Negara &Public Policy
 
W hat is public policy
W hat is public policyW hat is public policy
W hat is public policy
 
PENDEKATAN-PENDEKATAN DALAM ILMU POLITIK.pptx
PENDEKATAN-PENDEKATAN DALAM ILMU POLITIK.pptxPENDEKATAN-PENDEKATAN DALAM ILMU POLITIK.pptx
PENDEKATAN-PENDEKATAN DALAM ILMU POLITIK.pptx
 
Merinawati keibjakan publik sp
Merinawati keibjakan publik spMerinawati keibjakan publik sp
Merinawati keibjakan publik sp
 

Plus de BKPP kabupaten Bandung (16)

Korupsi dan politik kekerabatan di daerah 2
Korupsi dan politik kekerabatan di daerah 2Korupsi dan politik kekerabatan di daerah 2
Korupsi dan politik kekerabatan di daerah 2
 
Transparansi kebijakan publik II
Transparansi kebijakan publik IITransparansi kebijakan publik II
Transparansi kebijakan publik II
 
Transparansi kebijakan publik II
Transparansi kebijakan publik IITransparansi kebijakan publik II
Transparansi kebijakan publik II
 
Transparansi analisis kebijakan publik 1
Transparansi analisis kebijakan publik 1Transparansi analisis kebijakan publik 1
Transparansi analisis kebijakan publik 1
 
Hubungan Keuangan pusat dan daerah ( modul xi )
Hubungan Keuangan pusat dan daerah ( modul xi )Hubungan Keuangan pusat dan daerah ( modul xi )
Hubungan Keuangan pusat dan daerah ( modul xi )
 
patologi birokrasi
patologi birokrasi patologi birokrasi
patologi birokrasi
 
Teori dan filsafat politik pemerintahan
Teori dan filsafat politik pemerintahanTeori dan filsafat politik pemerintahan
Teori dan filsafat politik pemerintahan
 
Konsep dasar politik
Konsep dasar politikKonsep dasar politik
Konsep dasar politik
 
Penertian statistik dan data
Penertian statistik dan dataPenertian statistik dan data
Penertian statistik dan data
 
ukuran penyimpangan
 ukuran penyimpangan ukuran penyimpangan
ukuran penyimpangan
 
Aplikasi praktis regresi berganda
Aplikasi praktis regresi bergandaAplikasi praktis regresi berganda
Aplikasi praktis regresi berganda
 
Statistika Sosial 1
Statistika Sosial 1Statistika Sosial 1
Statistika Sosial 1
 
Politics
Politics Politics
Politics
 
Demokrasi dan demokratisasi
Demokrasi dan demokratisasi Demokrasi dan demokratisasi
Demokrasi dan demokratisasi
 
Authority and legitimacy 2
Authority and legitimacy 2Authority and legitimacy 2
Authority and legitimacy 2
 
Metodologi ilmu pemerintahan
Metodologi ilmu pemerintahanMetodologi ilmu pemerintahan
Metodologi ilmu pemerintahan
 

Transparansi kebijakan publik ii revisi (agustus 2011)

  • 1. TRANSPARANSI KEBIJAKAN PUBLIK BAGIAN II OLEH : PROF. DR. SADU WASISTIONO, MS
  • 2. F. BEBERAPA PENDEKATAN DALAM ANALISIS KEBIJAKAN • POLITICAL SYSTEMS THEORY (by DAVID EASTON)  mengidentifikasi dan antarhubungan institusi dan aktivitas di dalam sebuah masyarakat yg membuat keputusan autoritatif (atau alokasi nilai-nilai) yang terikat dalam suatu masyarakat. Lingkungan terdiri dari seluruh kondisi dan kejadian eksternal yg menjadi batas dari sistem politik. Isinya : Demands, Support and Feedback. • GROUP THEORY Kebijakan publik merupakan produk dari perjuangan kelompok.
  • 3. • ELITE THEORY •  Kebijakan publik dapat dianggap sbg nilai-nilai dan pilihan elit yg sedang berkuasa. • Dye & Zeigler memberikan ringkasan mengenai teori elit sbb : 1) Masyarakat dibagi ke dalam beberapa orang yang memiliki kekuasaan dan lainnya tidak. Hanya sejumlah kecil orang mengalokasikan nilai-nilai utk masyarakat, sebagian besar masyarakat tidak mengambil keputusan publik. 2) Bbrapa orang yg memerintah memiliki karakteristik berbeda dgn yg diperintah. Elit ditarik secara disproporsional dari lapisan atas strata sosial masyarakat.
  • 4. 3) Pergerakan dari kelompok non-elit ke kelompok elit hrs berjalan perlahan dan berkelanjutan serta menolak revolusi. Hanya kelompk non-elit yg telah menerima konsensus dasar elit dpt diterima di dalam lingkaran elit yang memerintah. 4) Elit memberikan sebuah konsensus pada nilai-nilai dasar sistem sosial dan memelihara sistem tsb. 5) Kebijakan publik tidak merefleksikan kepentingan masyarakat tetapi lebih banyak mengikuti nilai-nilai dari elit. Perubahan kebijakan publik lebih bersifat bertahap daripada revolusioner. 6) Elit yang aktif merupakan subyek utk mempenga- ruhi secara langsung massa yg apatis. (Sumber : James A. Anderson, 1978 :19).
  • 5. • FUNCTIONAL PROCESS THEORY  Harold Lasswell mengemukakan 7 (tujuh) kategori analisis fungsional yi sbb : 1) Intelligence : bgmn informasi mengenai masalah kebijakan yg memperoleh perhatian pembuat kebijakan didapat dan diproses. 2) Recommendation : Bgmn rekomendasi berkaitan dengan isyu yg telah ada dibuat & dikembangkan. 3) Prescription : Bgmn aturan-aturan umum dipakai atau diperankan, oleh siapa ? 4) Invocation : Siapa menentukan aturan atau hukum yg sdh baku dan penerapan kebutuhan akan aturan atau hukum ?
  • 6. 5) Application : Bgmn hukum atau aturan diterapkan atau dipaksakan ? 6) Appraisal : Bgmn pelaksanaan kebijakan, sukses, gagal atau diharapkan ? 7) Termination : Bgmn aturan atau hukum yg asli dibatalkan atau dilanjutkan dengan modifikasi atau mengubah bentuk ? INSTITUTIONALISM  Menekankan pada aspek formal dan struktural dari institusi, sehingga kurang dapat mendayagunakan pegawai di dalam analisis kebijakan.
  • 7. G. HAKIKAT MASALAH PUBLIK • Beberapa Pengertian Dasar a. Peristiwa adalah tindakan yang bersifat alami dan manusiawi yg dirasa memiliki konsekuensi – konsekuensi sosial. b. Permasalahan adalah kebutuhan manusia, entah bgmn cara mengenalnya, yg tetap ada jalan keluarnya. c. Permasalahan publik adalah kebutuhan manusia, entah bgmn cara mengenalnya, yg tidak dapat ditangani secara perseorangan.
  • 8.  d. Isyu-isyu adalah permasalahan umum yg bersifat kontroversial. e. Bidang isyu adalah kumpulan permasalahan umum yg bersifat kontroversial. (Sumber : Jones, 1984 : 70). * Permasalahan bersifat privat apabila dapat diatasi tanpa mempengaruhi orang lain. * Permasalahan publik terdiri dari semua masalah yg dipengaruhi oleh konsekuensi-konsekuensi tidak langsung dari pelbagai transaksi hingga pada semacam tingkatan dianggap perlu utk memiliki konsekuensi-konsekuensi yg terpelihara secara sistematis. (Sumber : Jones, 1984 : 72).
  • 9. A TAXONOMY OF GENERAL APPROACHES TO POLITICAL PHENOMENA Method of Theory Construction Deductive Inductive Individual Public choice Welfare Economics Fundamental Group Marxism Pluralism/ Corporatism Unit of Institutions Neo-Institutio- Statism Analysis nalism Sumber : Michael Howlett & M Ramesh, 1995; 19.
  • 10. H. BARANG DAN JASA PUBLIK • Samuelson mendefinisikan public good sbg : • “ as one which all enjoy in common in the sense that each individual’s consumption of such a good leads to no subtraction from any other individual’s consumption of that good”. • A Taxonomy of Goods Excludable Non-excludable Rival A B Non-rival C D Sumber : John Cullis and Philip Jones, 1992 : 60-67
  • 11. TAKSONOMI UMUM BARANG DAN JASA-JASA EXHAUSTIVENESS HIGH LOW EXCLUSIVITY HIGH PRIVATE GOOD TOLL GOOD LOW COMMON POOL GOOD PUBLIC GOOD Sumber : E.S. Savas, dikutip dari Howlett & Ramesh, 1995 : 32
  • 12. Dua Karakteristik Barang Publik :  1) non-rivalness in consumption;  2) non-excludable Pay-off From Public goods : Voluntary contribution versus free-riding Outcomes Others contribute Others free-ride Strategies (good provided) (good not provided) ------------------------------------------------------------------------------------------------ Individual contributes (10 -5 ) 5 Individual free-rides 10 0 ------------------------------------------------------------------------------------------------ Sumber : John Cullis and Philip Jones, 1992 : 63.
  • 13. The Prisoner’s Dilemma Prisoner A Denies Confess A and B each A gets 0 years Denies get 1 years B gets 5 years Prisoner B Confess A gets 5 years A and B each B gets 0 years serve 3 years Source : Inge Kaul, et al, 1999 : 8.
  • 14. PRIVATE AND PUBLIC GOODS Rivalrous Nonrivalrous Excludable Private good Network Club good Nonexcludable Good subject Pure public good to congestion, Existence value yet accessible Some global to all commons Some global commons Source : Inge Kaul, et al, 1999 : 5.
  • 15. PROSES HIRARKI ANALITIK (PHA) oleh : THOMAS L. SAATY • Metode PHA adalah metode yg memecah-mecah suatu situasi yg kompleks, tak terstruktur, ke dalam bagian-bagian komponennya, menata bagian atau variabel dalam suatu susunan hirarki, memberi nilai numerik pada pertimbangan subyektif tentang relatif pentingnya setiap variabel; dan mensintesis berbagai pertimbangan utk menetapkan variabel mana yg memiliki prioritas paling tinggi dan bertindak utk mempengaruhi hasil pada situasi tersebut.
  • 16. EMPAT SIFAT CIRI ANCANGAN PENGAMBIL KEPUTUSAN 1. Kebenaran dengan tidak menyederhanakan kompleksi tas secara berlebihan. 2. Keadilan dng menilai biaya serta manfaat & mengalokasi kan biaya kepada mereka yang memperoleh manfaat. 3. Kemampuan utk merencanakan hal yg belum diketahui dgn memperhitungkan perubahan, menetapkan dimana perubahan itu mungkin akan muncul, dan memutuskan prioritas utk menentukan tindakan. 4. Keluwesan dlm menyesuaikan terhadap perubahan dgn cara merencanakan, melaksanakan, dan sbg tanggapan terhadap kondisi yg baru, merencanakan ulang dan melaksanakan ulang. (Alasdaire MacIntyre)
  • 17. PRINSIP PEMIKIRAN ANALITIK 1. Menyusun hirarki 2. Menentukan prioritas 3. Konsistensi logis 4. Pengukuran 5. Evolusi skala 6. Kebutuhan akan skala baru.
  • 18. TIGA PRINSIP DASAR PHA 1. Menggambarkan dan menguraikan secara hirarkis  menyusun secara hirarkis – yaitu memecah- mecah persoalan menjadi unsur-unsur yg terpisah- pisah. 2. Pembedaan prioritas dan sintesis  disebut penetapan prioritas, yaitu menentukan peringkat elemen-elemen menurut relatif pentingnya. 3. Konsistensi logis, yaitu menjamin bahwa semua elemen dikelompokkan secara logis dan diperingkatkan secara konsisten sesuai dengan suatu kriteria yang logis. (Saaty, 1991 : 28).
  • 19. Tingkat 1 : Fokus Tingkat 2 : Kriteria Tingkat 3 : Subkriteria Tingkat 4 : Alternatif
  • 20. Contoh : Hirarki Untuk Memilih Calon Kepala Dinas Tingkat 1 Fokus Memilih Kepala Dinas Tingkat 2 : Pendidikan dan Pendidikan Ketrampilan Ketrampilan Ketrampilan Ketrampilan Manajemen Teknis Pribadi Tingkat 3 : Kemampuan Kepemimpinan Pemecahan Pengetahuan Tanggung masalah pekerjaan jawab Tingkat 4 : Alternatif Calon 1 Calon 2 Calon 3
  • 21. WHAT WHY HOW WHEN WHERE BY WHORK FOR: ME, YOU, US,
  • 22. LOGICAL FRAME WORK AKP “MARS” INDEPENDENT VARIABLE INDEPENDENT VARIABLE KEBIJAKAN PEMERINTAHAN MASALAH PRA ANGGAPAN KERANGKA TEORI: 1. PEMERINTAHAN 2. SUBSTANSI 3. REGULASI 4. PENDUKUNG 5. METODOLOGI FAKTA: 1.POKOK 2.LINGKUNGAN 3.EMPIRIK ANALISA: 1. KUANTITATIF 2. KUALITATIF K E S I M P U L A N SARAN: 1. KEBIJAKAN 2. STRATEGI 3. UPAYA DEPENDENT VARIABLE MENJAWAB FEED. BACK JUDUL MASALAH TEORI FAKTA ANALISA KESIMPULAN SARAN
  • 23. METHODS FOR POLICY ANALYSIS (William N. Dunn) RECOMMEN- DATION MONITORING POLICY PERFORMANCE POLICY ALTERNATIVES EVALUATION POLICY OUTCOMES PROBLEM STRUCTURING FORECASTING POLICY PROBLEM POLICY ACTIONS PRACTICAL INFERENCE
  • 24. CYCLUS POLICY ANALISIS 34 E B 5 D 1 2 A C 6 ETERANGAN: PROBLEM STRUCTURING FORECASTING RECOMANDING MONITORING EVALUATING INFERENCE POLICY PROBLEM POLICY ALTERNATIVE POLICY ACTION 0. POLICY OUTCOMES 1. POLICY PERFORMANCE
  • 25. PUBLIC POLICY ∗ POLICYPOLICY PROGRAMPROGRAM ∗ POLICY ACTION/POLICY ACTION/ IMPLEMENTATIOIMPLEMENTATIO NN ∗ POLICYPOLICY EVALUATIONEVALUATION  IDEA/PROBLEMIDEA/PROBLEM  ELABORATEELABORATE  RESEARCH/SURESEARCH/SU VEYVEY  DATADATA  ANALISYAANALISYA  PROPOSALPROPOSAL ACTUATINGACTUATING  COORDINATINGCOORDINATING  MOTIVATINGMOTIVATING  BUDGETINGBUDGETING  HUMANHUMAN RELATINGRELATING  DECESSIONDECESSION MAKINGMAKING CONTROLLINGCONTROLLING  INSPECTINGINSPECTING  MONITORINGMONITORING  REPORTINGREPORTING
  • 26. POLICY PROGRAM 1. IDEA &PROBLEMS 2. ELABORATION 3. SOLUTION OF PROBLEM 4. RESEARCH & 5. INVESTIGATION 6. TIME, BUDGET, MATERIAL & METHODE ANALISYA 7. PROPOSAL 8. VISI – OBSESI – MISI – STRATEGI 9. OUTPUT – PURPOSE – GOAL – SUPER GANT 10. SWOT & NWP
  • 27. • ORGANIZATION & MANAGEMENT • MAN – MONEY – MATERIAL – METHODE • COORDINATION – MOTIVATION – COMUNICATION • TEAM WORK – SPAN OF CONTROL • LEADERSHIP – STAFF WORK – DECETION MAKING • ENVIRONMENT FACTOR’S POLICY ACTIONPOLICY ACTION
  • 28. 1. MONITORING & EVALUATION 2. INSPECTION 3. CONTROLLING 4. INVESTIGATION 5. BILT IN CONTROL 6. INTERNAL&EKSTERNAL CONTROL 7. PRE – IN – POST CONTROL 8. REPORTING & RECOMENTION 9. FOLLOW UP ACTION 10. IMPACT EVALUATION POLICY EVALUATIONPOLICY EVALUATION
  • 29. ALAT ANALISA 1. KUALITATIF – DESKRIPTIF 2. KAUNTITATIF – STASTISTIK – VERIFIKATIF 3. PROGRAM KERJA TERPADU 4. PROGRAM PENINGKATAN KINERJA 5. MEAN’S & END’S 6. SWOT & STRATEGIC 7. H T A G 8. ETC
  • 30. STRENGHS : Kemampuan internal semua aspek WEAKNESSES: Keterbatasan internal dipelbagai aspek THREATS : Kondisi eksternal yang tidak menguntungkan (Kelemahan, hambatan, kendala) MANFAAT ANALISIS SWOT: • FAKTOR YANG HARUS DIPERHITUNGKAN DALAM MENYUSUN, MEMILIH, MENENTUKAN STRATEGI DASAR. • UNTUK PENGAMBILAN KEPUTUSAN STRATEGIS DAN PERHITUNGAN YANG EFISIEN DAN EFEKTIF
  • 31. S + OS + O COMPARATIVECOMPARATIVE && ADVANTAGEADVANTAGE SS ± T± T MOBILISASIMOBILISASI RESOURCESRESOURCES OO ± W± W INVESTINVEST && DIRECTDIRECT T + WT + W DAMAGEDAMAGE CONTROLCONTROL 1. OPTIMALKAN S & O, MINIMALKAN W DAN T.1. OPTIMALKAN S & O, MINIMALKAN W DAN T. 2. MEMECAHKAN MASALAH DENGAN ARGUMENTASI DAN2. MEMECAHKAN MASALAH DENGAN ARGUMENTASI DAN ALTERNATIFALTERNATIF 3. KEPUTUSAN AKURAT – EFEKTIF DAN EFISIEN3. KEPUTUSAN AKURAT – EFEKTIF DAN EFISIEN
  • 32. POLICY PROBLEM EVALUATION SYSTEM ANDSYSTEM AND PROSEDUREPROSEDURE SYSTEM ANDSYSTEM AND PROSEDUREPROSEDURE HUMANHUMAN RESOURCESRESOURCES HUMANHUMAN RESOURCESRESOURCES LAWLAW ENFORCEMENTENFORCEMENT LAWLAW ENFORCEMENTENFORCEMENT EQUIPMENTEQUIPMENTEQUIPMENTEQUIPMENT ⇒ INSTITUTION JOB ⇒ DISCRIPTION ⇒ COORDINATION ⇒ FLOW OF REPORT ⇒ INSTITUTION JOB ⇒ DISCRIPTION ⇒ COORDINATION ⇒ FLOW OF REPORT ⇒ PROFESIONALPROFESIONAL ⇒ MORRALITYMORRALITY ⇒ QUALITYQUALITY ⇒ PROFESIONALPROFESIONAL ⇒ MORRALITYMORRALITY ⇒ QUALITYQUALITY ⇒ TP . TGRTP . TGR ⇒ ADM.ADM. ⇒ PIDANAPIDANA ⇒ TP . TGRTP . TGR ⇒ ADM.ADM. ⇒ PIDANAPIDANA ⇒ SOFT & HARDSOFT & HARD ⇒ BUDGETBUDGET ⇒ SOFT & HARDSOFT & HARD ⇒ BUDGETBUDGET
  • 33. 1. PERCEPTION/DEFINITION PROSES KELAHIRAN KEBIJAKAN NEGARAPROSES KELAHIRAN KEBIJAKAN NEGARA ((DUNN AND JONES)DUNN AND JONES) 2. AGREGATION2. AGREGATION 3. ORGANIZATION3. ORGANIZATION 4. REPRESENTATION4. REPRESENTATION 5. AGENDA SETTING5. AGENDA SETTING 6. FORMULATION6. FORMULATION 7. LEGITIMATION7. LEGITIMATION 8. BUDGETTING8. BUDGETTING 9. IMPLEMENTATION9. IMPLEMENTATION 10.EVALUATION10.EVALUATION 11.ADJUSTMENT/11.ADJUSTMENT/ DETERMINATIONDETERMINATION
  • 34. 1. INTEREST AFFECTED 2. TYPES OF BENEFITS 3. EXTENT OF CHANGE UNVISIONED 4. SITE OF DECISION MAKING 5. PROGRAM IMPLEMENTORS 6. RESOURCES COMMITED 1. POWER, INTEREST AND STRATEGIES OF ACTORS INVOLVES 2. INSTITUION &REGIME CHARACTERISTICS 3. COMPLIANCE AND RESPONSIVENESS