2. Konsep Aqidah dalam Islam:
1. Pengertian Aqidah
2. Ruang Lingkup Pembahasan
Aqidah
3. Sumber dan Fungsi Aqidah
4. Prinsip-prinsip Aqidah Islam
3. C. Karakteristik Aqidah Islam
D. Peran dan Fungsi Aqidah Islam
E. Aliran-Aliran Aqidah Islam
B. Pokok BahasanAqidah
A. PengertianAqidah
4. Aqidah berasal dari kata „aqa-da - ya‟qidu -
- „aqdan -- „aqidatan. „Aqidan memiliki
beberapa makna diantaranya adalah simpul,
kokoh, ikatan, dan perjanjian. Setelah kata
terbentuk
keyakinan.
menjadi „aqidah maka
Kaitan antara arti kata
„aqidan
berarti
„aqdan dan „aqidah adalah keyakinan itu
tersimpul dengan kokoh didalam hati, bersifat
mengikat dan mengandung perjanjian.
5. Menurut Hasan Al-Banna :
„Aqaid (bentuk plural dari aqidah) adalah
beberapa perkara yang wajib diyakini
kebenarannya oleh hati, mendatangkan
ketentraman jiwa, menjadi keyakinan yang
tidak tercampur sedikitpun dengan keragu-
raguan.
6. Menurut Abu Bakar Jabir Al-Jazairy:
„Aqidah adalah sejumlah kebenaran yang
dapat diterima secara umum oleh manusia
berdasarkan akal, wahyu dan fitrah.
Kebenarannya itu dipatrikan oleh manusia
didalam hati serta diyakini kesahihan dan
keberadaannya secara pasti dan ditolak segala
sesuatu yang bertentangan dengan kebenaran
itu.
7. Dari definisi tersebut dapat dijelaskan point penting
berikut :
1.Sejumlah kebenaran yang dapat diterima secara umum
oleh manusia
2.Setiap manusia memiliki fitrah untuk mengakui
kebenaran
3.Keyakinan tidak boleh bercampur sedikitpun dengan
keraguan
4. Aqidah harus mendatangkan ketentraman jiwa
5.Menolak segala sesuatu yang berlawanan dengan
kebenaran itu
6.Tingkat keyakinan (aqidah) seseorang tergantung
kepada pemahamannya terhadap dalil
8. Menurut Hasan al-Banna ruang lingkup
pembahasan Aqidah Islam meliputi:
1. Ilahiyyat
2. Nubuwwat
3. Ruhaniyyat
4. Sam‟iyyat
9. 1. Ilahiyat
Ilahiyat adalah akidah yang membahas tentang segala sesuatu yang
berhubungan dengan Allah, seperti bagaimana wujudnya Allah, apa saja
nama-nama dan sifat Allah, apa saja perbuatan-perbuatan Alah, dan lain
sebagainya.
2. Nubuwat
Nubuwat adalah akidah yang membahas tentang segala sesuatau yang
berhubungan dengan Nabi dan Rasul, termasuk pembicaraan mengenai
kitab-kitab Allah (Kitabullah seperti Taurat, Injil, Zabur dan Al-Qur’an),
mukjizat-mukjizat para Nabi, serta mempercayai segala sifat kenabian
mereka.
3. Ruhaniyat
Ruhaniyat adalah akidah yang membahas tentang segala sesuatu yang
berhubungan dengan alam metafisik, seperti Malaikat, Jin, Iblis, Setan, Roh
dan lain sebagainya. Dan meyakini bahwa wujud mereka itu ada serta
meyakini pula bahwa mereka adalah makhluk ciptaan Allah Swt.
4. Sama’iyyat
Sama’iyyat adalah akidah yang membahas tentang segala sesuatu yang hanya
bisa diketahui lewat sam’i, yaitu dalil Naqli (Al-Qur’an dan Sunnah), seperti
alam barzah, akhirat, neraka, surga, azab kubur, tanda-tanda kiamat, dan
lain sebagainya.
10. Sebagian ulama berpendapat bahwa
pembahasan pokok Aqidah Islam berkisar pada
aqidah yang terumuskan dalam rukun iman yang
enam yaitu :
1. Iman kepada Allah
2. Iman kepada Malaikat-MalaikatNya
3. Iman kepada Nabi dan RasulNya
4. Iman kepada Kitab-KitabNya
5. Iman kepada Hari Akhir
6. Iman kepada Qada dan Qadar
11. Iman kepada Allah mengandung 4 unsur:
1. Mengimani wujud Allah
2. Mengimani Rububiyah Allah
3. Mengimani Uluiyah Allah
4. Mengimani Asma wa sifat
12. Hikmah iman kepada Allah:
1. Merealisasikan pengesaan Allah sehingga tidak
menggantungkan harapan kepada selain Allah, tidak
takut kepada yang lain dan tidak menyembah kepada
selain-Nya.
2. Menyempurnakan kecintaan terhadap Allah, serta
mengagungkan-Nya sesuai dengan nama-nama-Nya
yang indah dan sifatsifat-Nya yang Maha tinggi.
3. Merealisasikan ibadah kepada Allah dengan
mengerjakan apa yang diperintah serta menjauhi apa
yang dilarang-Nya.
4. Meningkatkan naluri kehewanan kepada naluri
kemanusiaan.
5. Membuat jiwa manusia seimbang dengan keinginan-
keinginan jasmaninya.
13. 1. Mengimani wujud mereka, sebagaimana makhluk gaib wujud malaikat
tidak dapat dilihat, didengar, diraba, dan dicicipi (dirasakan) oleh
manusia atau dengan kata lain tidak dapat dijangkau oleh pancaindra
kecuali malaikat menampilkan dirinya dalam rupa tertentu seperti rupa
manusia (QS Maryam [19]: 16-17). Malaikat tidak dilengkapi dengan
hawa nafsu tidak memiliki keinginan seperti manusia, tidak berjenis
lelaki dan perempuan dan tidak berkeluarga. Mereka hidup dalam alam
yang berbeda dengan kehidupan alam semesta yang kita saksikan ini,
dengan demikian yang mengetahui hakikat wujud daripada malaikat
adalah Allah Swt.
2. Mengimani mereka yang kita kenali nama-namanya seperti Jibril dan
juga terhadap nama-nama malaikat yang tidak kita kenali.
3. Mengimani sifat-sifat mereka yang kita kenali seperti bentuk Jibril,
sebagaimana yang pernah dilihat nabi yang mempunyai 600 sayap yang
menutup ufuk bahkan berbentuk lelaki ketika mendatangi Maryam.
4. Mengimani tugas-tugas yang diperintahkan Allah kepada mereka yang
sudah kita ketahui seperti bacaan tasbih, dan menyembah Allah siang
dan malam tanpa merasa lelah dan lain-lain.
Iman kepada Malaikat Allah
mengandung 4 unsur:
14. 1. Mengimani bahwa risalah mereka benar-benar dari Allah
barangsiapa mengingkari risalah mereka, walaupun hanya seorang,
berarti ia telah mengingkari seluruh rasul.
2. Mengimani para rasul atau nabi yang sudah kita kenali nama-
namanya misalnya Muhammad, Ibrahim, Isa, Musa, dan Nuh.
Kelima Rasul itu adalah ‘ulul azmi Allah telah menyebutkan mereka
dalam dua tempat dari Al-Qur’an, yakni dalam surat Al-Ahzab (33): 7
dan surat Asy-Syu’araa (26): 13. Dan terhadap para Rasul dan Nabi
yang tidak kita kenali nama-namanya juga wajib kita imani secara
global (QS Al-Mukmin (23): 78).
3. Membenarkan berita-berita yang mereka bawa redaksinya adalah
benar.
4. Mengamalkan syariat dari mereka yang diutus kepada kita yaitu nabi
terakhir Muhammad yang diutus Allah kepada seluruh manusia (QS
An-Nisa’ (4): 65).
Iman kepada Nabi dan RasulNya
mengandung 4 unsur
15. 1. Mengimani bahwa benar-benar diturunkan dari Allah.
2. Mengimani kitab-kitab yang sudah kita kenali namanya,
seperti Al-Qur’an yang diturunkan kepada Nabi
Muhammad Saw., Taurat kepada Nabi Musa as., Injil
kepada Nabi Isa, Zabur kepada Nabi Daud. Adapun
kitab-kitab yang tidak kita ketahui namanya, kita
mengimaninya secara global.
3. Membenarkan seluruh beritanya yang benar, seperti
beritaberita yang ada di dalam Al-Qur’an dan berita-
berita kitab-kitab terdahulu yang belum diganti atau
belum diselewengkan.
4. Mengerjakan seluruh hukum yang belum dinasakh
(dihapus) serta rela dan pasrah pada hukum itu, baik kita
memahami hikmahnya maupun tidak.
Iman kepada Kitab Allah
mengandung 4 unsur
16. Iman kepada Hari Akhir mengandung 3
unsur:
1. Mengimani ba’ts (kebangkitan), yaitu
menghidupkan kembali orang-orang yang
sudah mati ketika tiupan sangkakala yang
kedua kali.
2. Mengimani Hisab (perhitungan) dan jaza’
(pembalasan) dengan meyakini bahwa
seluruh perbuatan manusia akan dihisab
dan dibalas. H Iman kepada Kitab-KitabNya
3. Mengimani surga dan neraka sebagai
tempat manusia yang abadi.
17. Iman kepada Takdir Mengandung 4 unsur
1. Mengimani bahwa Allah mengetahui segala
sesuatu secara global maupun terperinci, azali
dan abadi, baik yang berkaitan dengan
perbuatan-Nya maupun perbuatan para
hamba-Nya.
2. Mengimani bahwa Allah telah menulis hal itu di
Lauh Mahfuzh.
3. Mengimani bahwa seluruh yang ada tidak akan
ada kecuali dengan kehendak Allah baik yang
berkaitan dengan perbuatan-Nya maupun yang
berkaitan dengan perbuatan makhluk-
makhluk-Nya.
4. Mengimani bahwa seluruh yang ada, zatnya,
sifatnya, dan geraknya diciptakan oleh Allah.
18. Aqidah Islam adalah Aqidah Rabbaniy
(berasal dari Allah ) yang bersih dari pengaruh
penyimpangan dan subyektifitas manusia.
Aqidah Islam memiliki karakteristik berikut
ini :
1.Al Wudhuh wa al Basathah ( jelas dan ringan)
tidak ada kerancuan di dalamnya
2. Sejalan dengan fitrah manusia
19. 3. Prinsip-prinsip aqidah yang baku, tidak ada
penambahan dan perubahan dari siapa pun
4. Dibangun di atas bukti dan dalil
5. Al Wasthiyyah (moderat) tidak berlebihan
dalam menetapkan keesaan maupun sifat
Allah
20. Ilmu akidah juga tidak
menggunakan qiyas,
mashlahat mursalah,
istihsan, istishab dan
sebagainya sebagaimana
ilmu fiqih. Akidah
dibangun diatas
ketundukan terhadap
wahyu, baik berupa al
qur’an maupun As
Sunnah.
Al Qur’an dan Sunnah serta ijma
para ulama merupakan sumber asas
dalam pengambilan akidah.
Allah ta’ala berfirman (yang
artinya), ”Hai orang-orang yang
beriman, taatilah Allah dan taatilah
Rasul (Nya), dan ulil amri di antara
kamu. Kemudian jika kamu
berlainan pendapat tentang
sesuatu, maka kembalikanlah ia
kepada Allah (Al Quran) dan Rasul
(sunnahnya), jika kamu benar-benar
beriman kepada Allah dan hari
kemudian. Yang demikian itu lebih
utama (bagimu) dan lebih baik
akibatnya.” (Qs. An Nisa : 59).
21. a.Aqidah dapat menimbulkan optimisme
dalam kehidupan
b. Aqidah dapat menumbuhkan
kedisiplinan
c.Aqidah berpengaruh dalam peningkatan
etos kerja
22. 1. Menopang seluruh prilaku, membentuk
dan memberi corak dan warna kehidupannya
dalam hubungannya dengan makhluk lain
dan hubungannya dengan Tuhan.
2. Aqidah/ keyakinan akan memberikan
ketenangan dan ketentraman dalam
pengabdian dan penyerahan dirinya secara
utuh kepada Zat yang Maha Besar.
3. Dengan iman seorang muslim akan
senantiasa menghadirkan dirinya dalam
pengawasan Allah semata.
23. 4. Aqidah sebagai filter, penyaring
budaya-budaya non Islami.
5. Mengikhlaskan niat hanya kepada
Allah.
6. Membebaskan akal dan pikiran dari
kekeliruan yang timbul karena jiwa yang
kosong dari aqidah.
7. Memperoleh ketenangan jiwa.
24. 8. Meluruskan tujuan dan perbuatan dari
penyelewengan dalam beribadah kepada
Allah dan bermuamallah dengan orang lain.
9. Menuntun orang untuk berbuat dan
mempertanggungjawabkan perbuatannya
dengan sungguh-sungguh. Seseorang yang
memiliki aqidah yang kuat, pasti akan
beribadah dengan tertib, memiliki akhlaq
mulia dan bermu‟amalah dengan baik dan
tanpa pamrih.
25. Aliran-Aliran Aqidah Islam :
1. Aliran Syi‟ah
2. Aliran Qadariyah
3. Aliran Jabariyah
4. Aliran Mur‟jiah
5. Aliran Khawarij
6. Aliran Muktazilah
7. Ahlussunah Waljama‟ah
8. Aliran Maturidiyah
9. AliranAsy‟ariyah
26. Secara keseluruhannya, konsep aqidah
amat mudah dipelajari dan difahami secara
umum kepada siapa saja yang ingin
mengamalkan aqidah secara istiqamah
(berterusan). Secara tidak langsung,
masyarakat yang mengamalkan konsep
aqidah yang betul akan melahirkan sebuah
negara yang tinggi ilmu, amal dan
akhlaknya.