SlideShare a Scribd company logo
1 of 142
ISSN 2089-5933




                         Diterbitkan Oleh :
              Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
                        Universitas Gresik




 e- JURNAL   Vol. 1   No. I   Hlm.     Gresik            ISSN

PENDIDIKAN                     1-66     Juni -          2089-5933
                                      Nopember
e- JURNAL JENDELA PENDIDIKAN
           JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
                                     Di Terbitkan oleh :



                                 Ketua Penyuting
                               Rektor Universitas Gresik

                                   Wakil Penyuting
                                     Dekan FKIP

                               Penyuting Pelaksana
                             Dra. Eka Sri Rahayu, M.Pd
                                 Dra. Adrijanti, M.Pd
                             Etiyasningsih, S.Pd., M.Pd
                               Sri Sundari, S.Pd.,M.Pd
                            Drs. Agus Tri Sulaksono, M.Pd

                                     Penyuting Ahli
                             Prof. Dr. H. Sukiyat.SH.,M.Si
                                Dra. Hj. Bariroh, M.Pd
                               Drs. Syaiful Khafid, M.Pd

                                 Mitra Bestari
             Prof. Dr. Marhamah, M.Pd (Universitas Islam Jakarta)
           Prof. Dr. Willem Mantja, M.Pd (Universitas Negeri Malang)
               Prof. Dr. H. Sukiyat, SH.,M.Si (Universitas Gresik )

                                      Pelaksana
                                    Ahmad Faizin, SS

                             Alamat Penerbit/Redaksi
                            Kampus Universitas Gresik
                        Jl. Arif Rahman Hakim No. 2B Gresik
                               Telp /Fax (031) 3978628



Terbit dua kali setahun pada bulan Juni dan Nopember . Berisi tulisan yang diangkat dari hasil
            penelitian dan kajian analitis-kritis di bidang administrasi pendidikan
KATA PENGANTAR




       Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah, sehingga Jurnal Jendela Pendidikan versi elektronik bisa hadir di Masyarakat
khususnya kalangan pemerhati dan pemangku pendidikan.

       Jurnal Jendela Pendidikan versi elektronik ( e-Journal) akan mendampingi Jurnal
Jendela Pendidikan versi cetak yang lebih dulu hadir, Jurnal Jendela Pendidikan ini berisi
tentang sejumlah artikel penelitian baik artikel bersifat empiris atau laporan penelitian
maupun artikel yang bersifat kajian teori atau artikel konseptual. Penulis artikel berasal dari
kalangan akademisi atau dosen di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Gresik
yang akan dipublish masyarakat luas khususnya para pemerhati pendidikan. Hal ini sesuai
dengan misi utama keberadaan e-Journal Pendidikan sebagai media komunikasi dan
informasi yang bersifat ilmiah.

       Kami berharap partisipasi berbagai kalangan baik akademisi, praktisi, maupun
birokrasi untuk menulis dalam jurnal ini, sehingga berbagai temuan, pemikiran dan ide serta
gagasan dapat terkomunikasi dalam jurnal ini semoga terbitan pertama Jurnal Jendela
Pendidikan versi elektronik bermanfaat bagi kita semua.




                                                       Gresik, Desember 2011




                                                       Tim Redaksi
ISSN 2089-4554




                           DAFTAR ARTIKEL


   SUPERVISI PENGAJARAN SEBAGAI PEMBINAAN PROFESIONALISME GURU         1-09
   Rochmanu Fauzi


   PENGARUH BIMBINGAN ORANG TUA TERHADAP PRESTASI SISWA PADA BIDANG
   STUDI BAHASA INDONESIA DI SDN BANGSAL SURABAYA             10 - 18
   Etiyasningsih

   PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DAN GAYA KOGNITIF TERHADAP
   PEMAHAMAN UNIFLYING GEOGRAPHY                                 19-29
   Syaiful Khafid

   IKLIM KERJA LEMBAGA DI PONDOK PESANTREN AL FUTUHIYAH GENDONGKULON
   BABAT LAMONGAN                                                 30-38
   Sri Sundari

   PENDIDIKAN KARAKTER : WACANA KONSEP DAN IMPLEMENTASINYA           39 - 59
   Soesetijo

   PENGARUH DISIPLIN GURU TERHADAP PRESTASI SISWA DI SDN BANJARSARI
   GRESIK                                                     60 - 78
   Etiyasningsih

   STUDI TENTANG PENGARUH PELAKSANAAN SUPERVISI KEPALA SEKOLAH
   TERHADAP KEDISIPLINAN GURU DALAM PELAKSANAAN PROSES BELAJAR
   MENGAJAR DI SDN NGAGELREJO SURABAYA                    79 - 87
   Sri Sundari

   TELAAH KRITIS PENDIDIKAN UNTUK SEMUA (EDUCATION FOR ALL)DALAM
   KONTEKS MANAJEMEN PENDIDIKAN                            88 - 106
   Soesetijo




 E - Jurnal         Vol.     No.       Hlm.       Gresik             ISSN
 JENDELA            01       01        1 - 106     Juni -         2089-4554
PENDIDIKAN                                       Nopember
Supervisi Pengajaran sebagai Pembinaan
                        Profesionalisme Guru



                              Oleh Rochmanu Fauzi




                                     Abstrak
supervisi pengajaran adalah untuk meningkatkan kemampuan dan
keterampilan guru dalam melaksanakan tugas pokoknya sehari -hari yaitu
mengajar. Ada tiga pendekatan dalam supervisi pengajaran, yaitu (1)
pendekatan langsung, (2) pendekatan tidak langsung, dan (3) kolaboratif.
Teknik-teknik supervisi       pengajaran yang paling bermanfaat           adalah
kunjungan     kelas,    pembicaraan       individual,       Diskusi   kelompok,
demonstrasi mengajar, dan sebagainya. Para guru lebih menghargai
supervisor   yang   hangat     dan   menghargai     guru.    Dalam    praktiknya
supervisi pengajaran masih berorientasi pada aspek administratif saja.
Berdasarkan uraian tersebut disarankan para supervisor perlu ada
penyegaran secara rutin, dalam pelaksanaan supervisi pengajaran para
supervisor sebaiknya menggunakan pendekatan supervisi klinis, perlu
ada pertemuan seusai supervisi yang telah dilakukan oleh Kepala Sekolah
atau Pengawas Sekolah, sebagai upaya untuk tindak lanjut setelah
pelaksanaan supervisi dilaksanakan.


Kata     kunci:        mutu      pendidikan,        supervisi         pengajaran.
Cara hidup suatu bangsa sangat               terkait    satu     sama      lain     dan
erat    kaitannya     dengan       tingkat   seyogyanya ini dijadikan acuan
pendidikannya, Pendidikan bukan              dalam proses peningkatan mutu
hanya       sekedar       melestaiikan       pendidikan.       Oleh     karena      itu,
kebudayaan dan meneruskan dari               mutu       sebagai        salah       satu
generasi ke generasi. Akan tetapi            paradigma      yang       harus      ditata
juga    diharapkan        akan      dapat    secara      terus     menerus          dan
mengubah dan mengembangkan                   berkelanjutan. Menurut Mastuhu
pengetahuan.                                 (2003) dalam pengelolaan suatu
                                             unit     pendidikan,      mutu       dapat
       Sementara itu, salah satu
                                             dilihat dari "masukan", "proses",
fenomena di bidang pendidikan
                                             dan "hasil".
yang banyak disoroti oleh para
                                                     Permasalahan         pendidikan
pemerhati, cendekiawan maupun
                                             yang     diidentifikasi     (Depdikbud,
masyarakat       pada        umumnya
                                             1983),       sampai         saat        ini,
adalah masalah mutu pendidikan.
                                             formulasinya tetap sama, yaitu
Membahas         masalah             mutu
                                             masalah (1) masalah kuantitatif,
pendidikan,                 sebenarnya
                                             (2)      masalah      kualitatif,       (3)
membahas masalah yang sangat
                                             masalah relevansi, (4) masalah
kompleks. Oleh karena masalah
                                             efisiensi, (5) masalah efektivitas,
mutu     pendidikan       selalu     kait-
                                             dan (6) masalah khusus.
mengkait       dengan        indikator-
                                                      Uraian      secara        singkat
indikator     lainnya.     Salah      satu
                                             masalah-masalah tersebut adalah
instrumen yang dianggap cukup
                                             sebagai berikut ini.
efektif untuk meningkatkan mutu
pendidikan        adalah         dengan
                                             1. Masalah Kuantitatif
supervisi pengajaran oleh Kepala
                                                     Masalah kuantitatif adalah
Sekolah maupun Pengawas.
                                             masalah      yang     timbul       sebagai
       Untuk    itu    perlu     adanya
                                             akibat         hubungan              antara
pergeseran dari paradigma lama
                                             pertumbuhan sistem pendidikan
menuju ke paradigma yang baru.
                                             pada satu pihak dan pertumbuhan
Paradigma       baru       manajemen
                                             penduduk Indonesia pada pihak
pendidikan     tinggi,    terdiri    dari
                                             lain. Untuk mengatasi masalah ini
akreditasi,              akuntabilitas,
                                             perlu      adanya        suatu       sistem
evaluasi,     otonomi     dan       mutu.
                                             pendidikan          nasional          yang
Kelima         paradigma             baru
                                             memungkinkan             setiap      warga
pendidikan       tersebut           saling
                                             ncgara     Indonesia       memperoleh
pendidikan     yang       layak    sebagai   peningkatan kualitas tidak sampai
bekal dasar kehidupannya sebagai             menghambat                     peningkatan
warga      negara.      Dalam       rangka   kuantitas dan sebaliknya.
pemerataan pendidikan ini, perlu
dilaksanakan       kewajiban       belajar   3. Masalah relevansi

dengan      segala      konsekuensinya                Masalah     relevansi       adalah

dalam       bidang         pembiayaan,       masalah        yang       timbul       dari

ketenagaan, dan peralatan.                   hubungan            antara           sistem
                                             pendidikan        dan     pembangunan
2. Masalah kualitatif                        nasional serta antara kepentingan
        Masalah      kualitatif     adalah   perorangan,           keluarga,         dan
masalah bagaimana peningkatan                masyarakat, baik dalam jangka
kualitas    sumber       daya     manusia    pendek      maupun        dalam      jangka
Indonesia gara bangsa Indonesia              panjang. Hal ini meminta adanya
dapat                meinpertahankan         keterpaduan               di         dalam
eksistcnsinya. Dalam masalah ini             perencanaan         dan        pelaksanaan
tercakup           pula           masalah    pembangunan             nasional       agar
ketinggalan bangsa Indonesia dan             pendidikan       merupakan          wahana
perkembangan modern. Ditinjau                penunjang         yang     efektif     bagi
dari latar bclakang ini, masalah             proses         pembangunan              dan
kualitas    pendidikan         merupakan     ketahanan nasional. Masalah ini
masalah     yang        memprihatinkan       dengan      sendirinya         mempunyai
dalam rangka kelangsungan hidup              kaitan     pula     dengan          masalah
bangsa dan negara. Dalam sistem              pokok     di   dalam      pembangunan
pendidikan ini sendiri, masalah              nasional,      seperti    masalah       tata
kualitas menyangkut                          nilai,     industri.      pembangunan
    banyak      hal,       antara     lain   pertanian,      perencanaan          tenaga
kualitas calon anak didik, guru              kerja, dan pertumbuhan wilayah.
dan tenaga kependidikan lainnya,
                                             4. Masalah efisiensi
prasarana,           dan           sarana.
                                                      Masalah        efisiensi      pada
Penanganan aspek kualitatif ini
                                             hakikatnya         adalah           masalah
berhubungan             erat       dengan
                                             pengelolaan pendidikan nasional.
penanganan        aspek        kuantitatif
                                             Adanya      keterbalasan        dana    dan
sehingga     perlu       sekali    adanya
                                             daya     manusia      sungguh-sungguh
keseimbangan            yang      dinamis
                                             memerlukan            adanya         sistem
dalam      proses        pengembangan
                                             pengelolaan efisien dan terpadu.
pendidikan      nasional,         sehingga
                                             Keterpaduan        pengelolaan         tidak
hanya       tercermin              di     dalam    menyangkut      soal     pengadaan       di
hubungan         antara         negeri      dan    lembaga-lembaga                pendidikan
swasta,          antara             pendidikan     guru, pembinaan sistem karir dan
sekolah         dan     pendidikan          luar   prestasi     kerja,     pengangkatan,
sekolah, antara departemen yang                    pemerataan       dan          penyebaran
satu dan departemen yang lain, di                  menurut       wilayah       dan     bidang
dalam           lingkungan               jajaran   studi,      pembinaan         karir    dan
Departemen Pendidikan Nasional                     prestasi,            status,           dan
sendiri,    tetapi          juga    di    antara   kesejahteraan.         Masalah         yang
semua unsur dan unit lersebut.                     kompleks ini menyangkut banyak
                                                   lembaga dan unit serta koordinasi
5. Masalah efektifitas                             dan     kerjasama      antara     lembaga
       Masalah efektifitas adalah                  dan unit tersebut.
masalah           yang             menyangkut               Esensi dari permasalahan-
keampuhan                          pelaksanaan     permasalahan         pendidikan       pada
pendidikan             nasional.          Dalam    hakekatnya       adalah         bermuara
hubungan dengan permasalahan                       pada satu istilah yaitu kualitas
keseimbangan                yang         dinamis   pendidikan             atau           mutu
antara kualitas dan kuantitas, di                  pendidikan.      Mastuhu            (2003)
samping         keterbalasan             sumber    mengemukakan bahwa kata kunci
dana      dan         tenaga,       efektivitas    untuk      menggambarkan            Sistem
proses pendidikan amat penting.                    Pendidikan           Nasional          yang
Hal       ini      berkaitan             dengan    bagaimana yang diperlukan dalam
kurikulum,             termasuk            aspek   abad-abad       mendatang             ialah
metodologi        dan       evaluasi,      serta   pendidikan           yang         bermutu.
masalah         guru,       pengawas,       dan    Selanjutnya,                      Mastuhu
masukan instrumental lainnya.                      mengatakan            bahwa           mutu

6. Masalah khusus                                  (quality)       merupakan             suatu

       Di        samping                masalah-   istilah yang dinamis yang turus

masalah          umum           yang       telah   bergerak;     jika     bergerak       maju

dibicarakan            di      atas,       perlu   dikatakan      mutunya         bertambah

dibicarakan             pula            beberapa   baik,     sebaliknya    jika      bergerak

masalah khusus sebagai berikut.                    mundur        dikatakan           mutunya

Guru            sebagai              pelaksana     merosot.      Mutu      dapat      berarti

pendidikan faktor kunci di dalam                   superiority          atau      excellence

pelaksanaan           sistem        pendidikan     yaitu     melebihi     standar        umum

nasional.              Masalah             guru    yang berlaku. Sedangkan sesuatu
dikatakan bermutu jika terdapat                    oleh     Watson            (dalam     Taroeratjeka,
kecocokan         antara       syarat-syarat       2000) bahwa suatu upaya pencarian
yang dimiliki oleh benda yang                      mutu      secara           terus-menerus         demi
dikehendaki dengan maksud dari                     mendapatkan cara kerja yang lebih
orang        yang        menghendakinya            baik     agar    mampu          tampil      bersaing
(Idrus, dkk., 2002).                               melampui standar umum.
          Dalam      pengelolaan         suatu              Menurut Supriadi (2000) kita
unit      pendidikan,          mutu      dapat     tidak         perlu         dipusingkan          oleh
dilihat dari: "masukan", "proses",                 pertanyaan-pertanyaan                      mengenai
dan "hasil". 'Masukan" meliputi:                   validitas metodologisnya atau berusaha
siswa.          Tenaga             pengajar,       mencari excuse apabila ternyata ada
administrator,            dana,       sarana,      hasil-hasil      studi       yang     tidak    sesuai
prasarana, kurikulum, buku-buku                    dengan harapan kita. Sikap optimis
perpustakaan, laboratorium, dan                    perlu     untuk            dikembangkan          bagi
alat-alat       pembelajaran,              baik    pendidikan       di        Indonesia,      walaupun
perangkat             keras          maupun        hasil surveinya tidak menyenangkan
perangkat             lunak.         "Proses"      sesuai        dengan         yang      diharapkan.
meliputi,      pengelolaan         lembaga,        langkah selanjutnya membuat visi ke
pengelolaan            program           studi,    depan untuk meningkatkan kualitas
pengelolaan           program            studi.    manajemen pendidikan.
pengelolaan          kegiatan         belajar-              Suatu saran yang dikemukakan
mengajar,            interaksi       akademik      oleh     Supriadi           dalam      menghadapi
antara     civitas    akademika,      seminar      permasalahan               rendahnya          kualitas
dialog,     penelitian,     wisata       ilmiah,   pendidikan            di     Indonesia         adalah
evaluasi    dan      akreditasi.   Sedangkan       memiliki visi global dan kehendak
"hasil": meliputi lulusan. penerbitan-             untuk bersaing secara internasional,
penerbitan,       temuan-temuan          ilmiah,   maka insan pendidikan mulai para
dan hasil-hasil kinerja lainnya.                   pengajar        dan        peneliti   di    lembaga
          Ketiga unsur di atas (input,             pendidikan       tenaga         kependidikan        di
proses, dan output) terus berproses                perguruan         tinggi        dan        pengambil
atau berubah-ubah. Oleh karena itu,                keputusan dituntut untuk membuka
pengelola unit pendidikan atau sekolah             wacana            terhadap              studi-studi
perlu      menetapkan          patokan     atau    internasional.
benchmark, yaitu standar target yang
                                                   KONSEP                DASAK             SUPERVISI
harus dicapai dalam suatu periode
                                                   PENGAJARAIN DI SEKOLAH
waktu tertentu dan terus berusaha
                                                            Di      antara         masalah-masalah
melampuinya.         Seperti     dikemukakan
                                                   pendidikan        yang        sedang       mendapat
pcrhatian pemerintuh salah salunya                 melaksanakan                     pembinaan
adalah puningkatan mutu pendidikan                 terhadap          guru       agar       lebih
(Benly,   IW2).       Dalam          PROPENAS      profesional, maka instrumen yang
(2002)     dijelaskan         bahwa      sampai    sangat relevan dan tepat adalah
dengan awal abad ke-21 pembangunan                 dengan            melalui           supervisi
pendidikan masih menghadapi krisis                 pengajaran. Oleh karena supervisi
ekonomi berbagai bidang kcliidupan.                pengajaran          pada         hakikatnya
Walaupun sejak tahun 2000, ekonomi                 adalah          untuk       meningkatkan
Indonesia telah mulai tumbuh positif               kemampuan           dan      keterampilan
(4,8    persen),     akibat     krisis    dalam    guru dalam melaksanakan tugas
kehidupan          sosial,     politik      dan    pokoknya           sehari-hari          yaitu
kepercayaan dikawatirkan masih akan                mengajar para peserta didik di
memberi               yang               kurang    kelas.
menguntungkan                terutama      bagi             Dari       berbagai          kajian
upaya peningkatan kualitas SDM.                    mengenai           rumusan           definisi
Program            peningkatan            mutu     mengenai           supervisi,         Mantja
pendidikan di sekolah dasar dapat                  (1998)      menuliskan            formulasi
dicapai manakala proses belajar                    tentang         supervisi        pengajaran
mengajar           dapat        berlangsung        adalah semua usaha yang sifatnya
dengan      baik.      berdayaguna          dan    membantu          guru     atau     melayani
berhasil guna.                                     guru agar ia dapat memperbaiki,
         Dalam        mengkaji           risalah   mengembangkan,              dan      bahkan
mutu      pendidikan,          tidak      dapat    meningkatkan              pengajarannya,
lepas       dari         penyelenggaraan           serta     dapat     pula     menyediakan
sistem pendidikan. Dari berbagai                   kondisi belajar murid yang efek'if
faktor penyebab rendahnya mutu                     dan     efisien    demi     pertumbuhan
pendidikan, ditinjau dari aspek                    jabatannya          untuk           mencapai
manajemen            pendidikan           dapat    tujuan            pendidikan             dan
dikelompokkan            ke     dalam       tiga   meningkatkan mutu pendidikan.
faktor,       yaitu:           (a)       faktor    Definisi    yang     dirumuskan         oleh
instrumental sistem pendidikan,                    Mantja ini sudah mewakili konsep
(b)     faktor      sistem      manajemen          supervisi pengajaran.
pendidikan,              termasuk             di            Apabila           dikaji        dari
dalamnya           sistem        pembinaan         tujuannya           supervisi           pada
profesional guru, dan (c) faktor                   hakikatnya              adalah         untuk
substansi manajemen pendidikan                     membantu                 guru          untuk
(Mantja,      1998).          Untuk       dapat    meningkatkan            kualitas      proses
belajar                        mengajarnya.          proses belajar mengajar yang tepat.
Harsosandjojo                            (1999)      Tujuan tersebut ditambah dengan (4)
mengemukakan tujuan supervisi                        tujuan perantara ialah membina guru-
yaitu membantu guru dalam hal                        guru agar dapat mendidik para siswa
(1)     membimbing               pengalaman          dengan baik, atau menegakkan disiplin
belajar sisvva, (2) menggunakan                      kerja secara manusiawi.
sumber-sumber                    pengalaman                   Dalam kaitannya dengan tugas-
belajar, (3) menggunakan metode-                     tugas supervisor, secara lebih khusus
metode yang baru dan alat-alal                       Nurtain (1989) membagi 10 (sepuluh)
pelajaran modern, (4) memenuhi                       bidang tugas supervisor yang dirinci
kebutuhan belajar para siswa, (5)                    sebagai       berikut            ini.         Tugas
menilai proses pembelajaran dan                      I , pengembangan kurikulum. Tugas
hasil belajar siswa, (6) mcmbina                     2,       pengorganisasian               pengajaran.
reaksi mental atau moral kerja                       Tujuan 3, pengadaan staf. Tugas 4,
guru-guru               dalam            rangka      penyediaan         fasilitas.         Tugas       5,
pertumbuhan pribadi dan jabatan                      pcnycdiaan bahan-bahan. Tugas 6,
mereka, (7) melihat dengan jelas                     penyusunan         penataran            pendidikan.
tujuan-tujuan        pendidikan,        dan    (8)   Tugas        7,      pemberian            orientasi
mengguaakan            waktu      dan     tenaga     anggota-anggota         staf.         Tugas      8,
mereka      dalam      pembinaan         sekolah.    berkaitan     dengan        pelayanan         murid
Tujuan supervisi ini pada akhirnya                   khusus.     Tugas          9,    pengembangan
adalah ditujukan untuk meningkatkan                  hubungan          masyarakat.           Dan    yang
kualitas      para       siswa.      Hal       ini   terakhir      tugas             10,       penilaian
sebagaimana            dikemukakan            oleh   pengajaran.
Sergiovanni      (1983)        bahwa       tujuan             Mengkaji tugas-tugas supervisi
supervisi ialah (1) tujuan akhir adalah              pengajaran        tersebut      di atas,       dapat
untuk      mencapai      pertumbuhan          dan    ditelaah      dari         tujuan         supervisi
perkembangan           para      siswa     (yang     pengajaran itu sendiri. Sesuai dengan
bersifat     total).     Dengan         demikian     fungsi      pokok          supervisi,          yaitu
sekaligus    akan       dapat     memperbaiki        memperbaiki          dan        mengembangkan
masyarakat, (2) tujuan kedua ialah                   situasi belajar mengajar dalam rangka
membantu        kepala         sekolah     dalam     mencapai tujuan pendidikan nasional,
menyesuaikan           program      pendidikan       maka      tujuan     supervisi          pendidikan
dari waktu ke waktu secara kontinyu                  mencakup tujuan dasar, tujuan umum
(dalam rangka menghadapi tantangan                   dan tujuan khusus.
perubahan zaman), (3) tujuan dekat                            Tujuan        dasar            supervisi
ialah    bekerjasama          mengembangkan          pendidikan,            adalah            membantu
tercapainya tujuan pendidikan nasional             (coordinating),      dan    (4)     kegiatan
dan tujuan pendidikan institusional.               pengawasan (controlling).
Tujuan    pendidikan          nasional    secara          Berdasarkan                    uraian
rinci   dan    jelas    dirumuskan         dalam   tersebut        di         atas,       dapat
GBHN. Sedangkan tujuan institusional               dikemukakan            bahwa          untuk
dapat dilihat di dalam kurikulum yang              meningkatkan          kualitas       belajar
memuat        landasan,        program       dan   mengajar,       guru       adalah     faktor
pengembangan.                                      sentral yang perlu mendapatkan
        Tujuan          umum          supervisi    perhatian secara optimal. Media
pendidikan,       adalah         membantu          untuk                      meningkatkan
memperbaiki                                 dan    profesionalisme            guru       adalah
mengembangkan                  administrasi        melalui     supervisi         pengajaran.
pendidikan.        Administrasi            yang    Supervisi         pengajaran           pada
dimaksud adalah meliputi baik                      hakikatnya        adalah           ditujukan
administrasi       sebagai         substansi       untuk      meningkatkan             kualitas
maupun         administrasi           sebagai      pembelajaran yang dilakukan oleh
proses.                                            guru di kelas, sehingga tujuan
        Administrasi                     sebagai   akhirnya    adalah         kualitas    hash
substansi meliputi hal-hal sebagai                 belajar siswa dapat ditingkatkan
berikut:          (1)           administrasi       secara optimal.
kesiswaan,         (2)          administrasi
ketenagaan,            (3)      administrasi       SUPERVISI PENGAJARAN
kurikulum,             (4)      administrasi               Dalam pemakaiannya secara
keuangan,          (5)          administrasi       umum supervisi diberi arti sama
sarana/prasarana,                dan         (6)   dengan director, manager. Dalam
administrasi                       hubungan        bahasa       umum             ini       ada
masyarakat.                       Sedangkan        kecenderungan untuk membatasi
administrasi            sebagai          proses    pemakaian         istilah      supervisor
meliputi hal-hal terkait dengan                    kepada orang-orang yang berada
unsur-unsur manajemen, antara                      dalam      kedudukan         yang      lebih
lain    (1)    kegiatan         perencanaan        bawah           dalam              hicrarkhi
(planning),             (2)         kegiatan       manajemen.
pengorganisasian (organizing), (3)                         Dalam        sistem         sekolah,
kegiatan      pengarahan           (actuating)     khususnya dalam sistem sckolah
yang           meliputi             kegiatan       yang        ialah            berkembang,
pengarahan              (directing)         dan    situasinya agak lain. Dalam Good
kegiatan                pengkoordinasian           (1976)     supervisi        didefinisikan
sebagai segala usaha dari para                            Memperhatikan            penting      dan
pejabat      sekolah      yang       diangkat    peranannya      pendidikan           dasar     dan
yang           diarahkan              kepada     menengah yang demikian besar, maka
penyediaan         kepemimpinan          bagi    pendidikan dasar dan menengah harus
para         guru          dan        tenaga     dipersiapkan dengan sebaik-baiknya.
kependidikan              lain         dalam     Oleh karena itu, pembinaan terhadap
perbaikan       pengajaran,          melihat     para guru di sekolah dasar merupakan
stimulasi                    pertumbuhan         suatu     kebutuhan       yang      tidak    dapat
professional dan perkembangan                    ditunda-tunda            lagi.       Pembinaan
dari para guru, seleksi dan revisi               terhadap guru sekolah dasar, terutama
tujuan-tujuan          peudidikan,      bahan    diarahkan      pada      pembinaan          proses
pengajaran,        dan       metoda-metoda       belajar mengajar. Pembinaan proses
mengajar, dan evaluasi pengajaran.               belajar     mengajar             adalah      usaha
Wiles     (1982)       menjelaskan     bahwa     memberi bantuan pada guru untuk
supervisi     sebagai      bantuan      dalam    memperluas                         pengetahuan,
pengembangan             situasi      belajar-   meningkatkan keterampilan mengajar
mengajar yang lebih baik; ia adalah              dan menumbuhkan sikap profesional,
suatu       kegiatan      pelajaran      yang    schingga guru menjadi lebih ahli dalam
disediakan untuk membantu para guru              mengelola KBM untuk membclajarkan
menjalankan pekerjaan mereka dengan              anak didik dalam rangka mencapai
lebih baik. Peranan supervisor adalah            tujuan     pembelajaran            dan      tujuan
mendukung, membantu, dan membagi,                pendidikan          di    SD        (Depdikbud,
bukan       menyuruh.        Wiles     (1982)    1999/2000).
selanjutnya        mengatakan          bahwa              Supervisi pendidikan di sekolah
supervisi      yang       baik     hendaknya     dasar       lebih        diarahkan           untuk
mengembangkan            kepemimpinan      di    meningkatkan             kemampuan            guru
dalam kelompok, membangun program                sekolah        dasar        dalam           rangka
latihan      dalam        jabatan       untuk    peningkatan kualitas             proses     belajar
meningkatkan keterampilan guru, dan              mengajar.       Supervisi           ini      dapat
membantu           guru          meningkatkan    dilakukan oleh siapa saja, baik Kepala
kemampuannya dalam menilai hasil                 Sekolah     maupun        Pengawas        Sekolah
pekerjaannya.                                    yang      bertugas       sebagai      supervisor
                                                 melalui     pemberian            bantuan      yang
                                                 bercorak     pelayanan       dan      bimbingan
SUPERVISI                   PENGAJARAN
                                                 profesional,        sehingga       guru      dapat
SEBAGAI                      PEMBINAAN
                                                 melaksanakan tugasnya dalam proses
PROFESIONAL GURU
belajar mengajar dengan lebih baik             meningkatkan        proses       belajar -
dari prestasi sebelumnya.                      mengajar di kelas. Supervisor
Supervisi          pendidikan             di   atau pembina, yaitu Peng awas
sekolah          pada         hakekatnya       Sekolah, Kepala Sekolah, atau
adalah            dalam              rangka    semua     pejabat       yang     terlibat
pembinaan terhadap para guru.                  dalam       layanan          supervisi,
Adapun sasaran pembinaannya,                   adalah pihak yang selama i ni
antara lain (1) merencanakan                   dipandang       berwe wenang,        dan
kegiatan         belajar        mengajar       karena itu pula di anggap paling
sesuai dengan st rategi belajar                bertanggung          jawab         dalam
aktif,    (2)    menge lola         kegiatan   kegiatan supervisi.
belajar           mengajar             yang            Kilas   balik    kaji    historis
menantang         dan    menarik,        (3)   supervisi       pengajaran,         pada
menilai kemajuan anak belajar,                 awalnya           istilah           yang
(4) memberikan umpan balik                     dimunculkan adalah supervisi
yang             bermakna,               (5)   pendidikan (Kuri kulum 1975).
memanfaatkan                   lingkungan      Kemudian.        pada       Kurikul um
sebagai         sumber        dan     media    1984      dan     1994      digunakan
pengajaran,        (6)     membimbing          istilah pembinaan profesional
dan       melayani        siswa        yang    guiu     atau    pembinaan          guru
mengalami         kesul itan        belajar,   untuk     jenjang    sekolah      dasar.
terutama bagi anak lamban dan                  Walaupun         demi kian        istilah
anak      pandai,       (7)    mengelola       supervisi       pendidikan         dalam
kelas           sehingga            tercipta   Kurikulum        SMU     1994      masih
lingkungan           be lajar          yang    tetap       digunakan.           Dengan
menyenangkan,                 dan        (8)   demikian        dapat    disimpulkan
menyusun           dan         mengelola       bahwa       kegiatan            supervisi
catatan kemajuan anak (record                  pendidikan maup un pembinaan
keeping)                      (Depdikbud,      profesional      merupakan         nama
1999/2000).                                    layanan yang digunakan secara
         Menurut     Mantja           (1990)   bergantian        dal am         praktik
supervisi         atau         pembinaan       pendidikan          pada        sek olah-
profesional        adalah           bantuan    sekolah di Indonesia.
atau     layanan     yang       diberikan              Dengan      de mikian      dapat
kepada     guru,     agar      ia    belajar   dikemukakan bahwa supervisi
bagaimana           mengembangkan              (pembinaan profe sional guru )
kemampuannya                          untuk    dimaksudkan                        untuk
meningkatkan ke mampuan dan                 approach), (2) pendekatan tidak
keterampilan          guru       dalam      langsung (non directive approach),
melaksanakan tugas pokoknya                 dan (3) pendekatan kolaboratif
sehari-hari     yaitu     mengel ola        (collaborative                approach).
proses             belajar -mengajar        Pendekatan         langsung        adal ah
dengan          segala           aspek      sebuah      pendekatan       supervisi,
pendukungnya                  sehingga      di        mana       dalam         upaya
berjalan              dengan       baik     peningkatan ke mampuan guru
khususnya       dalam         kegiatan      peran      kepala    sekolah       dasar,
belajar     mengajar,         sehingga      pengawas TK/SD, dan pembina
tujuan pendidikan dasar dapat               lainnya lebih besar dari pada
tercapai secara optimal.                    peran guru yang bersangkutan.
       Pada hakikatnya kegiatan             Pendekatan          tidak     langsung
pembinaan       menyangkut          dua     adalah       sebuah         pendekatan
belah pihak yaitu pihak yang                supervisi, di mana dalam upaya
dilayani atau pihak yang dibina             peningkatan ke mampuan guru
dan pihak yang melayani atau                peran            kepala         sekolah,
yang      membina        (Ekosusilo,        pengawas TK/SD, dan Pembina
2003).      Baik       yang     dibina      lainnya     lebih    kecil      daripada
maupun pembina harus sama -                 peran guru yang bersangkutan.
sama      me miliki      kemampuan          Pendekatan kolaboratif adalah
yang berkembang secara serasi               sebuah      pendekatan       supervisi,
sesuai dengan ke dudukan dan                di        mana       dalam         upaya
peran      masing-masing.          Oleh     peningkatan ke mampua n guru
sebab itu, sasaran pembi naan               peran            kepala         sekolah,
profesional     ini    adalah    kedua      pengawas TK/SD, dan pembina
belah pihak yaitu guru sebagai              lainnya sama besarnya dengan
pihak yang dibina dan kepala                peran guru yang bersangkutan.
sekolah atau pengawas sekolah                      Penggunaan           pendekatan
sebagai pihak yang membina.                 tersebut      disesuaikan        dengan
                                            dua    karakteristik        guru     yang
BEBERAPA               PENDEKATAN           akan      diberi    supervisi,      yaitu
DALAM SUPERVISI PENDIDIKAN                  tingkat abstraksi guru (level of
       Secara    garis    be sar    ada     teacher    abstraction)   dan    tingkat
tiga       pendekatan            dalam      komitme n guru (level of teacher
supervisi pendidikan, yaitu (1)             commitment). Daya abstraksi guru
pendekatan      langsung       (directive   bisa tinggi, sedang, dan bisa
juga   rendah.      D emikian        pula    mengenal dan mempraktekkan
dengan      komitme n         guru    bisa   teknik-teknik                    supervisi
tinggi,     sedang,     dan     rendah.      pendidikan            yang           lazim
Pendekatan         sup ervisi        yang    digunakan dalam pelaksanaan
digunakan      harus      dises uaikan       supervisi         pengajaran.         Ada
dengan tinggi -re ndahnya daya               tersedia       sejumlah             teknik
abstraksi dan komitmen guru                  supervisi         yang          dipandang
yang disupervisi.                            bermanlaat untuk merangsang
1. Guru     yang      memiliki       daya    dan      me ngarahkan           perhatian
   abstraksi dan komitmm yang                guru-guru terhadap kurikulum
   rendah                     sebai knya     dan        pengajaran,              untuk
   disupervisi                   dengan      mengidentifikasi                 masalah -
   pendekatan langsung.                      masalah yang ber talian dengan
2. Guru     yang      memiliki       daya    mengajar      dan        belajar,      dan
   abstraksi       yang         rendah,      untuk      menganal isis          kondisi -
   tetapi    komitmennya         tinggi,     kondisi      yang             mengelilingi
   sebaiknya              disupervisi        mengajar      dan     belajar.       Yang
   dengan                 pendekatan         berikut     ini     pada        umumnya
   kolaboiatif.                              dipandang teknik yang paling
3. Guru     yang      memiliki       daya    bermanfaat bagi supervisi.
   abstraksi yang tinggi tetapi
   komitme nnya                 rendah,      1. Kunjungan kolas.
   sebaiknya              disupervisi              Kunjungan          kelas     (sering
   dengan                 pendekatan         disebut     kunjungan           supervisi)
   kolaboratif.                              yang dilakukan kepala sekolah
4. Guru     yang      memiliki       daya    (atau pengawas/p enilik) adalah
   abstraksi       dan        komitme n      teknik     paling     efektif       untuk
   yang       tinggi          sebaiknya      mengamati guru bekerja, alat,
   disupervisi                   dengan      metode, dan teknik mengajar
   pendekatan         tidak    langsung      tertentu yang dipakainya, dan
   (Bafadal, 2003).                          untuk      me m-pelajari           situasi
                                             belajar     secara            keseluruhan
                                             dengan memperhatikan semua
TEKNIK-TEKNIK SUPERVISI
                                             faktor      yang      mempengaruhi
       Bagaimana                 Kepala
                                             pertumbuhan         murid.        Dengan
Sekolah      dalam      mensupervisi
                                             menggunakan           h asil      analisis
para guru ?. Dalam konteks ini,
                                             observasinya,            ia      bersama
maka      Kepala      Sekolah        perlu
dengan guru dapat menyusun                        membantu guru mengembangkan arah
suatu program yang baik unt uk                    diri dan tumbuh dalam pekerjaan.
memperbaiki              kondisi          yang
melingkari menga jar-belajar d i                  3. Diskusi Kclompok

kelas     tertentu.       Sudan        tentu,              Dengan diskusi kelompok (atau

kunjungan kelas, agar efektif,                    sering      pula       disebut      pertemuan

hendaknya                   dipersiapkan          kelompok) dimaksud sualu kegiatan

dengan teliti dan dilaksanakan                    dimana sekelompok orang berkumpul

dengan         sangat        berhati -hati        dalam      situasi    bcrlatap      muka    dan

dengan       disertai      budi      bahasa       melalui      interaksi      lisan     bertukar

yang baik pula.                                   informasi       atau       berusaha        untuk
                                                  mencapai      suatu     keputusan       tentang
Pada     umumnya         kunjungan        kelas
                                                  masalah-masalah          bersama.     Kegiatan
hendaknya diikuti oleh pembicaraan
                                                  diskusi ini dapal mengambil beberapa
individual     antara     kepada      sekolah
                                                  bentuk      pertemuan        staf     pengajar,
dengan guru.
                                                  seperti:     diskusi       panel,     seminar,
2. Pembicaraan individual                         lokakarya, konperensi, kelompok studi,
         Pembicaraan               individual     pekerjaan komisi, dan kegiatan lain
merupakan       teknik     supervisi      yang    yang bertujuan untuk bersama-sama
sangat    penting      karena     kesempatan      membicarakan dan menilai masalah-
yang diciptakannya bagi kepala sekolah            masalah      tentang       pendidikan       dan
(pengawas/penilik)         untuk       bekerja    pengajaran.          Pertemuan-pertemuan
secara      individual      dengan        guru    serupa ini dipadang suatu kegiatan
sehubungan dengan masalah-masalah                 yang begitu penting dalam program
profesional         pribadinya.      Masalah-     supervisi     modern,       sehingga        guru
masalah      yang     mungkin     dipecahkan      sebenarnya         hidup    dalam       suasana
melalui pembicaraan individual bisa               pelbagai jenis pertemuan kelompok.
macam-macam: masalah-masalah yang
                                                  4. Demonstrasi mengajar
bertalian    dengan      mengajar,     dengan
                                                           Demonstrasi                  mengajar
kebutuhan yang dirasakan oleh guru,
                                                  merupakan teknik yang berharga pula.
dengan pilihan dan pemakaian alat
                                                  Rencana       demonstrasi        yang      telah
pengajaran, teknik dan prosedur, atau
                                                  disusun dengan teliti dan dicetak lebih
bahkan masalah-masalah             yang    oleh
                                                  dulu, dengan menekankan pada hal-hal
kepala sekolah dipandang perlu untuk
                                                  yang dianggap penting atau pada nilai
dimintakan pendapat guru. Apapun
                                                  teknik mengajar
yang dijadikan pokok pembicaraan, ia
mewakili teknik yang sangat baik untuk
tertentu, akan sangat membantu.                 sekolah       untuk           menciptakan
Pembicaraan sehabis demonstrasi                 perhatian     dan       keinginan         bagi
bisa menjelaskan banyak aspek.                  pekerjaan      penting         dan      terus-
Suatu analisis observasi adalah                 menerus      itu.    Penyesuaian          dan
perlu.                                          pengembangan                        kurikulum
                                                dilakukan      di      sekolah         dengan
5. Kunjungan kelas antar guru                   mengembangkan materi muatan
Sejumlah                studi           telah   lokal.     Muatan      lokal    ini     sesuai
mengungkapkan                        bahwa      dengan        potensi           lingkungan
kunjungan kelas yang dilakukan                  sekitar sekolah.
guru-guru         di     antara     mereka
                                                6. Buletin supervisi
sendiri adalah efektif dan disukai.
                                                         Buletin                     supervisi
Kunjungan               ini        biasanya
                                                merupakan alat komunikasi yang
direncanakan           atas     permintaan
                                                efektif.       Ia        bisa           berisi
guru-guru. Teknik ini akan lebih
                                                pengumuman-pengumuman,
efektif    lagi   jika    tiap    observasi
                                                ikhtisar      tentang           penelitian-
diikuti oleh suatu analisis yang
                                                penelitian,        analisis         presentasi
berhati-hati.
                                                dalam         pertemuan-pertemuan
6. Pengembangan kurikulum                       organisasi         professional,          dan
        Perencanaan             penyesuaian     perkembangan           dalam         berbagai
dan      pengembangan            kurikulum      bidang studi.
menyediakan            kesempatan        yang
sangat baik bagi partisipasi guru.
Pentingnya relevansi kurikulum                  7. Perpustakaan Profesional

dengan      kebutuhan           murid    dan             Perpustakaan          professional

masyarakat         bagi       pemeliharaan      sekolah       merupakan                sumber

dan        peningkatan             kualitas     informasi yang sangat membantu

pendidikan di negara kita diakui.               kepada peitumbuhan professional

Tetapi        dalam             prakteknya,     personil     pengajar          di     sekolah.

sekolah-sekolah secara individual               Perpustakaan                   professional

tidak     banyak       melakukan        usaha   menyediakan          tidak      saja    suatu

untuk         menyesuaikan               dan    sumber informasi, tapi ia juga

mengembangkan                    kurikulum      suatu rangsangan bagi kepuasan

standar     itu    dengan        kebutuhan      pribadi.      Buku-buku                tentang

murid      dan         masyarakat       terus   pandangan professional, bacaan

berubah. Terserah kepada kepala                 suplementer yang lebih baru, dan
                                                majalah professional yang banyak
jumlah-nya         itu           hendaknya      akan memenuhi kebutuhan dan
tersedia bagi semua guru. Juga                  kepentingan murid.
sumbangan-sumbangan dari guru                           Sebenarnya           ada     teknik-
dapat     menjadi         bagian        dari    teknik       lain,       tetapi         yang
"gudang" informasi ini.                         diterapkan di atas dengan singkat
                                                adalah teknik-teknik yang dalam
8. Lokakarya                                    sejumlah     penelitian         dipandang
        Lokakarya          menyediakan          telah    menunjukkan           manfaatnya
kesempatan        untuk      Kerjasama,         bagi supervisi. Untuk pembahasan
untuk     memperteukan              ide-ide,    yang      lebih      terurai       pembaca
untuk    mendiskusikan            masalah-      disarankan         untuk           membaca
masalah bersama alau khuais, dan                sumber-sumber lain.
untuk pertumbuhan pribadi dan                           Pada hakekatnya tidak ada
professional       dalam          berbagai      satu    teknik     tunggal      yang    bisa
bidang studi. Ada banyak jenis                  memenuhi segala kebutuhan; dan
lokakarya itu. Dalam lokakarya                  bahwa sualu teknik tidaklah baik
seni, barangkali sebagian bcsar                 alau     buruk       pada       umumnya,
waktu       akan         diisi      dengan      melainkan            dalam           kondisi
partisipasi       sungguh           dengan      tertentu.    Masalah         yang     utama
mempelajari        keterampilan          dan    adalah     menetapkan          kebutuhan.
teknik-teknik        kegiatan           scni.   Beberapa teknik hubungan antara
Dalam      lokakarya         matematika         sekolah dengan masyarakat yang
lebih   banyak     tckanan        mungkin       diperkenalkan          oleh        Sahertian
diberikan       kepada     menganalisis         (1989) antara lain adalah seperti:
dan memilih pengalaman belajar                  (1)    laporan     kepada      orang     tua
yang sesuai, menemukan bahan                    murid, (2) majalah sekolah, (3)
teknologi pengajaran dan metode-                surat kabar sekolah, (4) pameran
metode      presentasi           ini,    dan    sekolah,    (5)      open      house,    (6)
menilai program-program baru.                   kunjungan         ke     sekolah,        (7)
                                                kunjungan ke rumah murid, (8)
9. Survey sekolah-masyarakat                    melalui           penjelasan            yang
        Suatu        studi              yang    diberikan            ole h         personil
komprehensif tentang masyarakat                 sekolah, (9) gambaran keadaan
akan membantu guru dan kepala                   sekolah     melalui      murid -murid,
sekolah untuk memahami dengan                   (10) melalui radio dan televisi,
lebih jelas program sekolah yang                (11)     laporan       tahunan,         (12)
                                                organisasi perkumpulan alumni
sekolah, (13) melalui kegiatan               dengan         baik,            supervisor
ekstra     kurikulum,         dan     (14)   menunjukkan            sifat    membantu
pendekatan secara akrab.                     dan menyediakan model -model
                                             pengajaran       yang          efektif,      (7)
                                             supervisor memberikan peran
RESPON         DAN      SIKAP        GURU
                                             serta yang cukup tinggi kepada
TERHADAP                     SUPERVISI
                                             guru       unt uk            pengambilan
PENGAJARAN
                                             keputusan        dalam          wawancara
        Kajian tentang si kap guru
                                             supervisi,        (8)           supervisor
terhadap        supervisi         menjadi
                                             mengutamakan             p engembangan
perhatian       Neagley       &      Evans
                                             keterampilan hubungan insani ,
(dalam Mantja, 1998) dengan
                                             seperti          halnya               dengan
merujuk          sejumlah            hasil
                                             keterampilan           teknis        dan     (9)
penelitian       beberapa            pakar
                                             supervisor                     seharusnya
supervisi pengajaran. Te muan -
                                             menciptakan                             iklim
temuan         yang          dilaporkan,
                                             organisasional          yang         t erbuka,
antara lain (1) supervisi yang
                                             yang                    memungkinkan
efektif harus didasarkan atas
                                             pemantapan          hubungan               yang
prinsip-prinsip         yang        sesuai
                                             saling menunjang (supportive).
dengan perubahan sosial dan
                                                    Dalam                    praktiknya
dinamika       kelompok,       (2)    para
                                             supervisi        pengajaran                yang
guru     menghendaki           supervisi
                                             dilaksanakan selama ini masih
dari           kepala             sekolah,
                                             cenderung        berorientasi              pada
sebagaimana       yang       seharusnya
                                             administratif          saja.     Walaupun
dikerjakan           ol eh         tenaga
                                             sudah        dirumuskan                dalam
personel        yang         berjabatan
                                             kegiatan supervisi ba hwa aspek
supervisor, (3) kepala sekolah
                                             yang        disupervisi               adalah
tidak     melakukan            supervisi
                                             administratif           dan       edukatif,
dengan baik, (4) semua guru
                                             namun        pada           kenyataannya
membutuhkan           supervisi       dan
                                             masih         cenderung                    le bih
mengharapkan                         untuk
                                             domi nan     aspek          administratif.
disupervisi, (5) p ara guru le bih
                                             Fenome na        ini        dikaji     secara
menghargai dan menilai secara
                                             khusus       dalam              Konferensi
positif perilaku supervisi yang
                                             Pendidikan             di       Indonesia:
"hangat", saling mempercayai,
                                             Mengatasi          Kri sis            Menuju
bersahabat,       dan        menghargai
                                             Pembaruan, yang dii kuti para
guru,    (6)    supervisi      dianggap
                                             pakar     yang    kompclen.            Salali
bermanfaat bila direncanakan
satu rekomendasi dari konferensi               saja dan monoton itu-itu saja,
ini,    khusu'snya        yang     berkaitan   bahkan       nampak           diacuhkan.
langsung            dengan          masalah    Namun guru tidak menampakkan
supervisi      dikemukakan           sebagai   ketidak-setujuannya         di    hadapan
berikut ini.                                   supervisor, karena dilandasi rasa
        Rekomendasi 23                         hormat      sekaligus       tidak       ingin
        Fungsi-fungsi         pengawasan       menimbulkan konflik. Penelitian
        pada         semua           jenjang   yang     dilakukan      Mantja      (1989)
        pendidikan           dioptimalkan      juga menyimpulkan bahwa respon
        seba-gai          sarana      untuk    dan sikap guru terhadap supervisi
        memacu mutu pendidikan.                ditentukan       oleh     kemanfaatan,
        Pengawasan                 dimaksud    data pengamatan yang obyektif,
        dengan             mengutamakan        kesempatan menanggapi balikan,
        aspek-aspek                akademik    perhatian      supervisor         terhadap
        daripada             administratif     gagasan      guru.      Supervisi       yang
        sebagaimana                  berlaku   teratur     dan      hubungan           yang
        selama ini (Jalal & Supriadi,          diciptakan       dapal      mengurangi
        2001).                                 ketegangan emosional guru. Guru
        Keefektifan              penerapan     lebih       menyukai         pendekatan
orientasi           dan       pendekptan       supervisi    kolaboratif         atau    non
supervisi      di   atas,    tidak    hanya    direktif.
tergangung pada supervisor saja,
melainkan             juga            sangat
                                               KENDALA-KENDALA PELAKSANAAN
dipengaruhi           oleh         persepsi,
                                               SUPERVISI PENGAJARAN
respon, dan sikap guru terhadap
                                                       Dalam         pelaksanaannya,
orientasi      dan        supervisi    yang
                                               supervisi pengajaran di sekolah
dilakukan           oleh         supervisor.
                                               banyak       menghadapi           kendala.
Penelitian mengenai sikap guru
                                               Mantja      (1990)      dalam       temuan
terhadap supervisi dikemukakan
                                               disertasinya      meuyalakan        bahwa
oleh Ekosusilo (2003) bahwa guru
                                               kendala-kendala          yang       kurang
tidak     terlalu     positif      terhadap
                                               menunjang keefektifan supervisi,
supervisi           yang          dilakukan
                                               antara      lain:     sikap       personil
supervisor.                   Selanjutnya
                                               sekolah      yang       kurang      positif
dikemukakan           oleh         Ekosusilo
                                               terhadap        supervisi        pengelola
dalam      simpulan         penelitiannya
                                               teknis       edukatif;        kurangnya
bahwa supervisi yang dilakukan
                                               keterampilan         supervisi      kepala
supervisor dianggap biasa-biasa
sekolah; pengendalian emosional                kepada para guru sebagai subyek
supervisor         dalam          menerima     supervisi,      (2)    fokus     supervisi
respons guru; kepala sekolah yang              hanya       terarah       pada       aspek
karena    kurangnya         tenaga     guru    administrasi, kurang menyentuh
haras     memegang           kelas      atau   pada pengembangan kemampuan
bidang studi tertentu, sehingga                guru     dalam        mengelola      proses
supervisi menjadi kurang efektif;              belajar mengajar, (3) supervisor
dan     adanya     guru     yang     tingkat   tidak    melaksanakan          kunjungan
pendidikannya lebih tinggi dari                kelas secara serius, (4) supervisor
kepala       sekolahnya.             Temuan    mendominasi           pembicaraan      dan
Mantja           ini,            nampaknya     berjalan satu arah, (5) tidak ada
mempunyai kadar transferabilitas               penilaian umpan balik, dan (6)
yang      cukup         tinggi,      karena    supervisor tidak pernah meminta
kendala-kendala             di       jenjang   pada guru untuk meminta pada
pendidikan dasar berkisar pada                 guru         untuk            memberikan
permasalahan-permasalahan                      komentar         maupun          penilaian
temuan tersebut di atas. Isvanto               terhadap     supervisi        yang    telah
(1999)     mengemukakan               bahwa    dilaksanakan.          Kendala-kendala
permasalahan pendidikan, antara                inilah       yang        mengakibatkan
lain adalah manajemen sekolah                  supervisi        pengajaran           yang
yang       tidak          efektif,      dan    dilaksanakan           oleh     Pengawas
kemampuan         manajemen           kepala   Sekolah di sekolah dasar tidak
sekolah pada umumnya rendah                    dapat optimal, sehingga tujuan
terutama di sekolah negeri dan                 pokok       pelaksanaan          supervisi
pembinaan                karier         dan    untuk      meningkatkan           kualitas
kesejahteraan       guru      yang     tidak   kegiatan belajar mengajar tidak
konsisten.                                     dapat tercapai. Temuan Ekosusilo
        Mengkaji        perihal kendala-       (2003) ini memberikan gambaran
kendala         dalam        pelaksanaan       bahwa       pembinaan          profesional
supervisi,       temuan           Ekosusilo    guru     masih    perlu       ditingkatkan
(2003)           menarik              untuk    lebih lanjut.
dikemukakan         di     sink      Temuan
penelitian       Ekosusilo           tentang
pelaksanaan         supervisi         antara
lain:     (1)      supervisor          tidak
mengkomunikasikan
rencana/program              supervisinya
(b) pembicaraan individual, (c)
                                              diskusi           kelompok,              (d)
SIMPULAN DAN SARAN
                                              demonstrasi            mengajar,         (e)
Simpulan                                      kunjungan kelas antar guru, (1)
       Berdasarkan uraian tentang             pengembangan            kurikulum,       (g)
peningkatan        mutu       pendidikan      bulletin             supervisi,          (h)
melalui supervisi pengajaran di               perpustakaan           profcsioml,       (i)
atas, maka dapatlah disimpulkan               lokakarya,      (j)    survey       sekolah-
hal-hal     sebagai         berikut:    (1)   masyarakat; (6) para guru lebih
masalah-masalah          dalam      bidang    menghargai dan menilai secara
pendidikan adalah (a) masalah                 positif    perilaku      supervisi      yang
kuantitatif, (b) masalah kualitatif,          "hangat",       saling      mempercayai,
(e)    masalah         relevansi,       (d)   bersahabat,           dan      menghargai
masalah     efisiensi,      (e)    masalah    guru; dan (7) dalam praktiknya
efektivitas,    dan         (f)    masalah    supervisi        pengajaran             yang
khusus; (2) supervisi pengajaran              dilaksanakan          selama    ini   masih
pada     hakikatnya      adalah      untuk    cenderung         berorientasi         pada
meningkatkan         kemampuan         dan    administratif saja.
keterampilan           guru         dalam     Saran-saran
melaksanakan         tugas        pokoknya            Berdasarkan         simpulan      di
sehari-hari yaitu mengajar para               atas, maka dapatlah dikemukakan
peserta     didik      di     kelas;    (3)   saran-saran sebagai berikut: (1)
supervisor atau pembina, yaitu                untuk meningkatkan kemampuan
Pengawas         Sekolah,           Kepala    supervisor,      maka       perlu     secara
Sekolah, atau semua pejabat yang              rutin     ada   program        penyegaran
terlibat dalam layanan supervisi,             bagi    para    supervisor,       sehingga
adalah     pihak       yang       dianggap    dalam      melaksanakan           tugasnya
paling bertanggung jawab dalam                sesuai     dengan      tujuau     supervisi
kegiatan supervisi; (4) ada tiga              dan sesuai dengan keinginan para
pendekatan          dalam         supervisi   guru;     (2) arah       supervisi perlu
pengajaran, yaitu (a) pendekatan              difokuskan/ditekankan                 kepada
langsung, (b) pendekatan tidak                aspek           akademik               tanpa
langsung,      dan    (c)     pendekatan      mengabaikan faktor administratif
kolaboratif;     (5)        teknik-teknik     sebagai     pelengkap        pelaksanaan
supervisi pendidikan yang paling              supervisi tcrhadap para guru di
bermanfaat bagi supervisi antara              sekolah; (3) dalam pelaksanaan
lain adalah: (a) kunjungan kelas,             supervisi       di       sekolah,       para
supervisor      perlu       membekali       merekam dan mencatat kegiatan
format    dokumen          yang    dapat    guru dalam melaksanakan tugas-
      tugasnya     di     sekolah;    (4)
dalam     melaksanakan        supervisi
pengajaran      disarankan         untuk
menggunakan prosedur supervisi
klinis,   dan      (5)     perlu     ada
pertemuan sesuai supervisi untuk
mendiskusikan       hasil     supervisi
yang telah dilakukan oleh Kepala
Sekolah atau Pengawas Sekolah,
sebagai    upaya         tindak    lanjut
setelah    pelaksanaan        supervisi
dilaksanakan.
DAFTAR RUJUKAN



Bafadal, I. 2003. Seri Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah,
      Peningkatan Profesionalisme Guru Sekolah Dasar, Dalam
      Kerangka Manaje men Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah.
      Jakarta: PT Bumi Aksara.

Benty, D.D.N. 1992. Kemampuan Kepi'la Sekolah Dasar Membant u Guru
       dalam Mengembangkan Pengajaran Menurut Persepsi Guru -
       Guru SD Negeri di Kecamatan Lowokwaru Kodya Malnng. Tesis
       tidak diterbitkan. Malang: Program Pasa Sarjana, Institut Keguruan dan Ilmu
       pendidikan Malang.

Depdikbud. 1976. Kurikulum Sekolah Dasar 1975, Garis -Garis Besar
      Program Pengajaran Buku III D Pedoman Admini strasi dan
      Supervisi. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Depdikbud. 1994/1995. Pedoman Kerja Pelaksanaan Sup ervisi. Jakarta:
      Proyek Peningkatan Mutu SD, TK dan SLB, Direktorat Pendidikan Dasar,
      Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menenga,'., Departemen
      Pendidikan dan Kebudayaan.

Depdikbud. 1995. Pedoman Pembi naan Profesional Guru Sekolah
      Dasar. Jakarta: Direktorat Pendidikan Dasar, Direktorat Jenderal
      Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Depdiknas. 2000. Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah.
      Jakarta: Direktorat Pendidikan Menengah Umum, Direktorat Jenderal
      Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional.

Ekosusilo, M. 2003. Iiasil Penelitian Kualitatif, Supervisi Pengajaran
      Dalam Latar Budaya Jawa, Studi Kasus Pembi naan Guru SD di
      Kralon Surakarta. Sukoharjo: Penerbit Uvitet Bantara Press.

Indrafachrudi, S.(Koordinator). 1989. Administrasi       Pendidikan.      Malang:
      Penerbit IKIP Malang.

Idrus, N., dkk. 2000. Quality Assurance, Handbook. 3 -Edition. Jakarta:
       Engineering Education Development Project, Du Malcomlm Jones (ed).,
       Director General of Higher Education.

Iswanto, B. 1999. Olonomi Daerah: Implikasi bagi Pengelolaan
        Pendidikan. Makalah disajikan dalam seminar nasional Formula
        Manajemen Pendidikan dalam Kerangka Otonomi Daerah di Bidang
        Pendidikan pada tanggal 23 Aeustus 1999 di Universitas Neseri Malane.
Jalal, F. & Supriadi, D. 2001. Reformasi Penclidikan Dalam Konteks Otonomi
        Daerah. Jakarta: Diterbitkan atas kerjasama Depdiknas -Bappenas-Adicita
        Karya Nusa.

Mantja, W. 1998. Manajemen Pembinaan Profesional Guru Berwawasan
      Pengembangan Sumber Daya Manusia: Suatu Kajian Ko.tseptual-
historik dan Empirik. Pidalo Pengukuhan Guru Besar [KIP Malang.
     Making: Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Malang, Departemen
     Pendidikan dan Kebudayaan.

Mastuhu. 2003. Menata Ulang Pemikiran Sistem Pendidikan Nasional
     dalam Abad 21 (The New Mind Set of National Education in the 21 s '
     Century). Yogyakarta: Safiria Insania Press bekerjasama dengan Magister
     Studi Islam Universitas Islam Indonesia (MSI UII).

Sahertian, P.A. & Mataheru, F. 1982. Prinsip & Tehnik Supervisi Pendidikan.
      Surabaya: Usaha Nasional.

Supriadi, D. 2004. Satuan Biaya Pendidikan, Dasar dan Menengah: Rujukan
      Bagi Penetapan Kebijakan Pendidikan Pada Era Otonomi dan
      Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung: PT Lemadja Rosdakarya.
ISSN 2089-5933




                        Diterbitkan Oleh :
             Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
                       Universitas Gresik




E - JURNAL   Vol.    No.     Hlm.     Gresik           ISSN

 JENDELA     01      0I      1-106     Juni -        2089-5933
                                     Nopember
PENDIDIKAN
PENGARUH BIMBINGAN ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR
SISWA PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SD TUNAS BANGSA

                               WONOKROMO SURABAYA



                                        Etiyasningsih*)



Abstrak, Bahasa Indonesia dipakai di sekolah dari tingkat paling rendah sampai perguruan
tinggi, dipakai juga dalam acara resmi pada pemerintahan termasuk kehakiman pengadilan,
serta di segala bentuk komunikasi tingkat nasional. Dari segi ilmiah dapat dijadikan kunci
untuk membuka pintu untuk mempelajari ilmu-ilmu yang lainnya, dengan pertimbangan
tersebut maka yang perlu diperjatikan adalah bimbingan orang tua dalam menunjang
prestasi anak di sekolah. Pendidikan merupakan tanggung jawab bersama antara orang tua,
guru dan masyarakat. Namun berperan serta orang tua dan masyarakat dalam menunjang
prestasi belajar anaknya belum tampak menggembirakan, apabila status pendidikan orang
tuanya atau masyarakat pada umumnya masih rendah, maka semata-mata pendidikan
anaknya diserahkan kepada guru di sekolah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
pengaruh bimbingan orang tua terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Bahasa
Indonesia.

     Penelitian dilakukan di SD Tunas Bangsa Kecamatan Wonokromo Surabaya. Populasi
sebanyak 34 anak dan orang tua. Sampel diambil dengan teknik total sampling diperoleh 34
responden anak dan orang tua siswa. Pengumpulan data dengan dokumentasi dan kuesioner,
selanjutnya dilakukan uji regresi sederhana untuk mengetahui pengaruh bimbingan orang
tua terhadap prestasi belajar siswa.

        Hasil penelitian menunjukkan Fhitung = 16,995 > Ftabel = 4,17. Oleh karena Fhitung >
Ftabel maka Ha diterima dan Ho ditolak yang berarti terdapat pengaruh signifikan bimbingan
orang tua terhadap prestasi belajar siswa. Terlihat pula signifikan hasil hitung αhitung = 0,000
jauh di bawah 0,05, yang menandakan pengaruh yang signifikan.

        Berdasarkan hasil penelitian d     iharapkan orang tua lebih banyak memberikan
bimbingan kepada anaknya terutama dalam belajar bahasa Indonesia, bimbingan di keluarga
hendaknya mencakup bantuan belajar, pengawasan, pengaturan waktu belajar dan
keteladanan yang ditunjukkan secara rutin, dan orang tua wali murid selalu mengawasi cara
belajar anaknya dan selalu berkonsultasi dengan guru atau orang lain. Pihak sekolah
diharapkan dapat sering mengadakan hubungan dan konsultasi mengenai perkembangan
belajar anak dan juga memecahkan kesulitan yang timbul dalam bimbingan belajar anak
dengan wali murid atau orang tua siswa



Kata Kunci : Bimbingan Orang Tua terhadap Prestasi Belajar Siswa
Pendidikan yang berlangsung seumur          harus ada kerjasama yang baik sehingga
hidup dan dilaksanakan sedini mungkin            merupakan tri tunggal yang tidak dapat
merupakan tanggung jawab keluarga,               dipisahkan. Sehubungan dengan hal tersebut,
masyarakat dan pemerintah. Banyak orang          jika ditinjau ari segi waktu belajar antara
tua berpendapat bahwa tugas mencerdaskan         pendidikan sekolah dan ada dirumah, maka
anak adalah tugas guru dan institusi             waktu belajar tersebut lebih banyak dirumah.
pendidikan, sementara mereka selaku orang        Oleh sebab itu sebagai orang tua harus benar-
tua asyik dengan profesinya sendiri, implikasi   benar dapat membantu dan mengarahkan
dari    pendapat    semacam     ini    adalah    putra putrinya, memahami lebih jauh dan
memunculkan ketidakpedulian orang tua            mendalam tentang pola dan upaya
terhadap spiritual, intelektual dan moral        mencerdaskan. Orang tua harus mengerti
anaknya sendiri. Masih banyak di antara          tentang dasar-dasar pendidikan, psikologi
orang tua yang lalai akan tugasnya dalam         perkembangan, proses belajar mengajar dan
membantu perkembangan dan pemahaman              pengetahuan lain guna mencapai tujuan yang
diri putra putrinya, mereka menyibukkan          sesuai dengan harapan dan cita-citanya.
dirinya dengan urusan masing-masing.
                                                     Negara Indonesia merupakan Negara
    Bagi orang tua yang taraf ekonominya         yang sedang berkembang, dan sedang getol-
kuat, waktunya banyak digunakan untuk            getolnya membangun, seiring dengan
acara-acara yang dianggap sesuai dengan          pembangunan itu, maka di segala bidang
martabat sosialnya, sementara bagi orang tua     harus dikembangkan pemerintah. Di dalam
yang taraf ekonominya lemah, waktunya            persiapan pembangunan yang siap dipakai
banyak digunakan kegiatan untuk memenuhi         perlu sumber daya manusia yang handal,
kebutuhan sehari-hari. Sehingga dengan           maka       pemerintah       menggalakkan
keadaan ini timbulah berbagai kesulitan yang     pembangunan di bidang pendidikan.
dihadapi oleh anak terutama kesulitan alam
belajar yang mengakibatkan prestasi belajar           Maka tidaklah mengherankan apabila
mereka semakin menurun.                          pemerintah selalu berusaha dengan getol
                                                 untuk meningkatkan pendidikan baik secara
    Ketika    anaknya    gagal    memenuhi       kuantitatif    maupun       kualitatif,   guna
harapannya, pihak pertama yang dituding          mempercepat tercapainya tujuan pendidikan
adalah guru dan institusi pendidikan, kalau      yang telah ditetapkan. Untuk itu di dalam
kita renungkan anggapan orang tua bahwa          merealisir tujuan pendidikan itu, maka
pencapaian itu hanyalah tergantung pada          diseluruh jalur, jenis dan jenjang pandidikan
lembaga sekolah, pendapat seperti ini kurang     baik dengan jalur formal maupun non formal
tepat, dan akan merugikan diri sendiri.          berkewajiban untuk segera mendukung dan
Bagaimanapun guru, sekolah, dan institusi        mewujudkannya.        Bahkan      dilingkungan
pendidikan yang lainnya hanyalah pihak yang      keluargapun di harapkan peran serta
membantu mencerdaskan peserta didik.             aktifnya, karena suatu program akan berhasil
Sedangkan     keberhasilan   dalam     suatu     dengan baik apabila aktifitas di dukung oleh
pendidikan itu ditentukan oleh tiga              semua pihak.
komponen, yaitu orang tua (keluarga), guru
(pemerintah), dan masyarakat (lingkungan).           Di dalam Undang-undang pendidikan
                                                 Nomor 2 tahun 1989, disebutkan bahwa
     Dalam mendidik seseorang anak tidak         tujuan pendidikan di Indonesia adalah
akan berhasil tanpa ada kerjasama yang baik      sebagai berikut : ―Pendidikan nasional
antara orang tua yang mendidik di rumah,         bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa
dengan guru yang mendidik di sekolah.            dan mengembangkan manusia yang beriman
Demikian juga dengan lingkungan di               dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
sekitarnya juga menunjang. Antara orang tua,     dan berbudi pekerti yang luhur, memiliki
guru dan lingkungan dalam menangani anak         pengetahuan dan ketrampilan, kesehatan
jasmani dan rohani, kepribadian yang                  Kesadaran bahwa tugas utama memberi
mantap dan mandiri serta rasa tanggung            bimbingan anak adalah tugas orang tua,
jawab kemasyarakatan dan kebangsaan‖.             maka akan memberikan pengaruh positif
Pendidikan       Nasional      harus      juga    dalam pembentukan tanggung jawab dan
menumbuhkan         jiwa     patriotic     dan    mendorong motivasi belajar, mempermudah
mempertebal      rasa    cinta   tanah     air,   proses     belajar    pada    anak     dan
meningkatkan semangat kebangsaan dan              pengkoordinasian lingkungan keluarga untuk
kesetiakawanan social serta kesadaran             mewujudkan       anak-anak   cerdas    dan
pendidikan sejarah perjuangan bangsa dan          berprestasi terutama pada bidang studi
sikap menghargai jasa para pahlawan serta         bahasa Indonesia. Pemikiran inilah yang
berorientasi ke masa depan. Iklim belajar         menjadikan penulis mengangkat judul skripsi
mengajar yang dapat menumbuhkan rasa              ini dengan harapan dapat mengetahui
percaya diri dan budaya belajar di lingkungan     pengaruh bimbingan orang tua terhadap
masyarakat, terus juga di kembangkan agar         prestasi belajar siswa pada Bidang Studi
tumbuh sikap dan perilaku yang kreatif, dan       Bahasa Indonesia di SD Tunas Bangsa
berkeinginan untuk maju.                          Kecamatan Wonokromo Surabaya.

    Dan sebagai bangsa Indonesia harus
berkomunikasi di antara suku satu dengan
suku yang lainnya dengan baik, agar tetap         METODE PENELITIAN
terpelihara rasa persatuan dan kesatuan
bangsa. Berkomunikasi antara suku kita
harus menggunakan bahasa Indonesia yang               Penelitian    ini   dilakukan    dengan
baik dan benar. Dalam hal ini termuat dalam       mengambil populasi seluruh siswa kelas IV
dokumen resmi Negara, seperti : Sumpah            SD Tunas Bangsa Kecamatan Wonokromo
Pemuda dan dalam Undang-undang Dasar              Surabaya. Sampel diambil dengan teknik
1945, Bab XV pasal 36 : Bahasa Negara             total sampling diperoleh responden sebanyak
adalah bahasa Indonesia.                          34 siswa.

     Bahasa Indonesia dipakai di sekolah dari          Variabel bebas (X) dalam penelitian ini
tingkat paling rendah sampai perguruan            yakni bimbingan orang tua, yang dimaksud
tinggi, dipakai juga dalam acara resmi pada       bimbingan orang tua adalah suatu proses
pemerintahan         termasuk       kehakiman     pemberi bentuan secara terus menerus dan
pengadilan,     serta    di    segala   bentuk    sistematik dari pembimbing kepada peserta
komunikasi tingkat nasional. Dari segi ilmiah     bimbingan agar tercapai pemahaman dari
dapat dijadikan kunci untuk membuka pintu         penerima diri, pengarahan diri dan
untuk mempelajari ilmu-ilmu yang lainnya,         perwujudan diri dalam mencapai tingkat
dengan pertimbangan tersebut maka yang            perkembangan yang optimal sehingga dapat
perlu diperjatikan adalah bimbingan orang         menyesuaikan diri dengan lingkungan dan
tua dalam menunjang prestasi anak                 memperoleh kebahagian hidup. Variabel
disekolah. Pendidikan merupakan tanggung          prestasi belajar Bahasa Indonesia (Y) yaitu
jawab bersama antara orang tua, guru dan          suatu suatu hasil yang teah dicapai setelah
masyarakat. Namun berperan serta orang tua        kegiatan belajar mengajar Bahasa Indonesia.
dan masyarakat dalam menunjang prestasi           Dalam penelitian ini, indikator yang
belajar      anaknya        belum      tampak     digunakan adalah nilai ulangan mata
menggembirakan, apabila status pendidikan         pelajaran Bahasa Indonesia.
orang tuanya atau masyarakat pada
umumnya masih rendah, maka semata-mata                 Data yang telah terkumpul kemudian
pendidikan anaknya diserahkan kepada guru         dilakukan analisis. Uji hipotesis dilakukan
di sekolah.                                       untuk menjawab hipotesa yang telah
                                                  diajukan sebelumnya. Uji yang digunakan
dalam penelitian ini adalah uji Regresi             Pernya-       Corrected item     Ket
Sederhana dengan rumus persamaan regresi             taan        total correlation
sederhana :                                            9               0,642         Valid
                                                      10               0,620         Valid
Y = a + bX
                                                       11              0,686         Valid
Y = Prestasi Belajar Bahasa Indonesia                 12               0,355         Valid
                                                      13               0,677         Valid
X = Bimbingan Orang Tua                               14               0,793         Valid
                                                      15               0,543         Valid
a = Nilai konstanta                                   16               0,439         Valid
b = Nilai arah sebagai penentu ramalan                17               0,354         Valid
    (prediksi) yang menunjukkan nilai                 18               0,495         Valid
    peningkatan (+) atau nilai penurunan              19               0,535         Valid
    (–) variabel Y.                                   20               0,651         Valid

                                                  Sumber : Hasil Olah Data SPSS

                                                       Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa
                                                  untuk item pernyataan variabel bimbingan
HASIL PENELITIAN                                  orang tua, corrected item total correlation
                                                  yang    diperoleh untuk seluruh           item
                                                  pernyataan adalah lebih besar dari 0,339
                                                  (untuk jumlah responden 34 orang), hal
Hasil Pengujian Validitas                         tersebut berarti bahwa secara keseluruhan
        Validitas menunjukkan sejauh mana         item pernyataan mengenai bimbingan orang
alat ukur yang digunakan mengukur apa yang        tua adalah valid.
diinginkan dan mengungkap data dari
variabel yang diteliti secara tepat. Instrument
                                                  Hasil Uji Reliabilitas
valid berarti alat ukur yang digunakan untuk
mendapat data itu valid. Dalam uji validitas               Suatu alat ukur dikatakan reliabel
ini suatu butir pernyataan dikatakan valid        atau handal, jika alat itu dalam mengukur
jika corrected item total correlation lebih       suatu gejala pada waktu yang berbeda
besar dari 0,339 (untuk jumlah responden 34       senantiasa menunjukkan hasil yang relatif
orang) sebagaimana tabel r produk momen           sama. Untuk menguji reliabilitas suatu
terlampir. Hasil pengujian validitas terhadap     instrument dapat digunakan uji statistic
variabel bimbingan orang tua (X) dan              Cronbach Alpha (α), dimana suatu alat ukur
Prestasi Belajar Siswa (Y) dapat dilihat          dikatakan reliabel jika nilai Cronbach Alpha
sebagai berikut :                                 lebih besar dari 0,60. Hasil pengujian
  Tabel 1 Hasil Uji Validitas Variabel Prestasi   reliabilitas terhadap variabel bimbingan
                Belajar Siswa (X)                 orang tua (X) diperoleh alpha sebesar 0,7483
  Pernya-       Corrected item        Ket         lebih besar dari 0,6 sehingga dapat
    taan       total correlation                  diputuskan bahwa item kuesioner telah
      1              0,843           Valid        reliabel.
      2              0,372           Valid
      3              0,638           Valid
      4              0,601           Valid
      5              0,540           Valid        Uji Asumsi Klasik
      6              0,541           Valid
      7              0,767           Valid        Uji normalitas
      8              0,476           Valid
Dalam penelitian ini uji normalitas
                                                                                                                       Scatterplot
                    kriterianya adalah jika distribusi data adalah
                                                                                                                       Dependent Variable: Prestasi Belajar Siswa
                    normal, maka garis yang menggambarkan                                                      2,0

                    data sesungguhnya akan mengikuti garis




                                                            Regression Studentized Residual
                                                                                                               1,5

                    diagonalnya.                                                                               1,0

                                                                                                                 ,5

                                     Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual                       0,0

                                     Dependent Variable: Prestasi Belajar Siswa                                 -,5

                               1,0
                                                                                                               -1,0

                                                                                                               -1,5

                                ,8                                                                             -2,0
                                                                                                                      -3       -2      -1       0        1          2


                                                                                                                       Regression Standardized Predicted Value
Expected Cum Prob




                                ,5



                                                                                                                           Gambar 2 Grafik Scatterplot
                                ,3




                               0,0
                                 0,0        ,3      ,5      ,8                                1,0
                                                                                                         Dari grafik scatterplot di atas terlihat
                                                                                                    titik menyebar secara acak dan tersebar di
                                     Observ ed Cum Prob
                                                                                                    atas maupun di bawah angka 0 pada suhu Y,
                                                                                                    hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi
                                                                                                    heteroskedastisitas pada model regresi
                        Gambar 1 Grafik Normalitas Standar                                          sehingga model regresi layak dipakai untuk
                                 Residual Regresi                                                   mengetahui pengaruh bimbingan orang tua
                                                                                                    terhadap prestasi belajar siswa.


                         Sesuai kriterianya grafik normal plot di                                   Hasil Pengujian Regresi Linier
                    atas terlihat titik-titik menyebar di sekitar                                   Sederhana
                    garis diagonalnya, serta penyebarannya
                    mengikuti arah garis diagonal. Dengan                                                Untuk mengetahui ada atau tidaknya
                    demikian menunjukkan bahwa model regresi                                        pergaruh antara variabel bebas bimbingan
                    layak dipakai karena memenuhi asumsi                                            orang tua terhadap variabel terikat yang
                    normalitas.                                                                     dalam hal ini adalah prestasi belajar siswa
                                                                                                    (Y), maka digunakan analisis model agresi
                                                                                                    linier sederhana dengan model persamaan
                    Uji Heteroskedastisitas                                                         sebagai berikut :

                        Indikator uji ini adalah melihat grafik                                                                     Y = α + bX1
                    Scatterplot, jika titik-titik menyebar secara
                                                                                                    Dimana :
                    acak serta tersebar di atas maupun di bawah
                    angka 0 pada suhu Y, maka tidak terjadi                                         Y    = Prestasi Belajar Siswa
                    heteroskedastisitas.
                                                                                                    X    = Bimbingan Orang Tua

                                                                                                    b3   = Koefisien regresi X

                                                                                                       Output perhitungan dengan program
                                                                                                    SPSS for Windows seperti terlihat dalam
                                                                                                    gambar berikut.
a
                                                                                                                                                         Coe fficients
                                         ANOVAb
                                                                                                                                  Unstandardized        Standardized
                          Sum of                                                                                                    Coefficients        Coefficients                                  Correlations
                                                                                               Model                               B       Std. Error       Beta          t       Sig.   Zero-order      Partial     Part
  Model                   Squares         df          Mean Square          F        Sig.       1       (Constant)                 35,537        3,292                    10,797     ,000
  1        Regression      151,891              1         151,891         16,995      ,000 a           Bimbingan Orang Tua          ,190         ,046           ,589      4,123     ,000       ,589         ,589       ,589
           Residual        285,991             32           8,937                                a. Dependent Variable: Prestasi Belajar Sisw a

           Total           437,882             33
     a. Predictors: (Constant), Bimbingan Orang Tua
     b. Dependent Variable: Prestasi Belajar Sisw a                                                                                           Gambar 4 Uji t

                             Gambar 3 Uji F
                                                                                                     Sebagaimana Uji F di atas yang
                                                                                               menunjukkan adanya pengaruh, Uji t juga
      Gambar 3 di atas menunjukkan hasil uji                                                   seperti pada Gambar 4.5 memperlihatkan
F dengan program SPSS for Windows,                                                             thitung sebesar 4,123 > ttabel sebesar 2,042
dengan Fhitung sebesar 16,995. Angka ini                                                       (sebagaimana Critical Value for the t
selanjutnya dibandingkan dengan Ftabel df =                                                    Distribution terlampir) artinya terdapat
32 sebagaimana Tabel F pada lampiran                                                           pengaruh bimbingan orang tua terhadap
(Critical Values for the F Distribution                                                        prestasi belajar siswa.
α=0,05). Tabel F dengan df = 32 dan n =1                                                             Untuk menunjukkan besarnya pengaruh
diperoleh Ftabel = 4,17. Sehingga Fhitung =                                                    atau kontribusi tingkat pendidikan terhadap
16,995 > Ftabel = 4,17.                                                                        perkembangan perusahaan dapat dilihat
      Oleh karena Fhitung > Ftabel maka Ha                                                     koefisien regresi (standarized coefficients
diterima dan Ho ditolak yang berarti terdapat                                                  Beta) pada gambar 4.2 sebesar 0,589.
pengaruh signifikan bimbingan orang tua                                                        Selanjutnya sesuai dengan rumus regresi
terhadap prestasi belajar siswa. Terlihat pula                                                 sederhana dapat dimasukkan angka-angka
signifikan hasil hitung αhitung = 0,000 jauh di                                                tersebut sebagai berikut :
bawah 0,05, yang menandakan pengaruh
                                                                                                                    Y                 = a + bX
yang signifikan.
      Selain adanya pengaruh yang signifikan,                                                                                         = 35,537 + 0,190
pada uji korelasi juga terlihat adanya korelasi
positif antar kedua variabel yang diperoleh                                                         Selanjutnya berdasarkan persamaan di
Pearson Correlation sebesar 0,589 lebih dari                                                   atas deskripsi pengaruh bimbingan orang tua
rtabel sebesar 0,339 (Sebagaimana r tabel                                                      terhadap prestasi belajar siswa berdasarkan
Product Moment pada df = 32 terlampir).                                                        unstandarized coeffisients beta adalah
                                                                                               sebagai berikut:
                                  Cor relations
                                                                                               1) Konstanta sebesar 35,537 menyatakan
                                                                                                   bahwa jika variabel tingkat pendidikan
                                                          Prestas i        Bimbingan
                                                       Belajar Sis w a     Orang Tua
 Pearson Correlation     Prestas i Belajar Sisw a               1,000            ,589
                         Bimbingan Orang Tua                     ,589           1,000              dianggap konstan (tidak ada upaya
 Sig. (1-tailed)         Prestas i Belajar Sisw a
                         Bimbingan Orang Tua                     ,000
                                                                      ,          ,000
                                                                                     ,
                                                                                                   membimbing), maka prestasi belajar
 N                       Prestas i Belajar Sisw a
                         Bimbingan Orang Tua
                                                                    34
                                                                    34
                                                                                   34
                                                                                   34
                                                                                                   siswa sebesar 35,537 point.
                                                                                               2) Koefisien regresi tingkat pendidikan
               Gambar Pearson Correlations                                                         sebesar 0,190 menyatakan bahwa setiap
                                                                                                   peningkatan 1 poin bimbingan orang tua
                                                                                                   akan meningkatkan prestasi belajar siswa
    Besarnya pengaruh atau kontribusi                                                              sebesar 0,190 poin. Jika angka tersebut
tingkat pendidikan terhadap perkembangan                                                           dikalikan 1000, deskripsinya menjadi
perusahaan dapat dilihat pada gambar Uji t                                                         setiap ada upaya bimbingan orang tua
berikut ini.                                                                                       sebesar    1000    poin     maka    akan
                                                                                                   meningkatkan prestasi belajar siswa
                                                                                                   sebesar 190 point.
E  jurnal penelitian
E  jurnal penelitian
E  jurnal penelitian
E  jurnal penelitian
E  jurnal penelitian
E  jurnal penelitian
E  jurnal penelitian
E  jurnal penelitian
E  jurnal penelitian
E  jurnal penelitian
E  jurnal penelitian
E  jurnal penelitian
E  jurnal penelitian
E  jurnal penelitian
E  jurnal penelitian
E  jurnal penelitian
E  jurnal penelitian
E  jurnal penelitian
E  jurnal penelitian
E  jurnal penelitian
E  jurnal penelitian
E  jurnal penelitian
E  jurnal penelitian
E  jurnal penelitian
E  jurnal penelitian
E  jurnal penelitian
E  jurnal penelitian
E  jurnal penelitian
E  jurnal penelitian
E  jurnal penelitian
E  jurnal penelitian
E  jurnal penelitian
E  jurnal penelitian
E  jurnal penelitian
E  jurnal penelitian
E  jurnal penelitian
E  jurnal penelitian
E  jurnal penelitian
E  jurnal penelitian
E  jurnal penelitian
E  jurnal penelitian
E  jurnal penelitian
E  jurnal penelitian
E  jurnal penelitian
E  jurnal penelitian
E  jurnal penelitian
E  jurnal penelitian
E  jurnal penelitian
E  jurnal penelitian
E  jurnal penelitian
E  jurnal penelitian
E  jurnal penelitian
E  jurnal penelitian
E  jurnal penelitian
E  jurnal penelitian
E  jurnal penelitian
E  jurnal penelitian
E  jurnal penelitian
E  jurnal penelitian
E  jurnal penelitian
E  jurnal penelitian
E  jurnal penelitian
E  jurnal penelitian
E  jurnal penelitian
E  jurnal penelitian
E  jurnal penelitian
E  jurnal penelitian
E  jurnal penelitian
E  jurnal penelitian
E  jurnal penelitian
E  jurnal penelitian
E  jurnal penelitian
E  jurnal penelitian
E  jurnal penelitian
E  jurnal penelitian
E  jurnal penelitian
E  jurnal penelitian
E  jurnal penelitian
E  jurnal penelitian
E  jurnal penelitian
E  jurnal penelitian
E  jurnal penelitian
E  jurnal penelitian
E  jurnal penelitian
E  jurnal penelitian
E  jurnal penelitian
E  jurnal penelitian
E  jurnal penelitian
E  jurnal penelitian
E  jurnal penelitian
E  jurnal penelitian
E  jurnal penelitian
E  jurnal penelitian
E  jurnal penelitian
E  jurnal penelitian
E  jurnal penelitian
E  jurnal penelitian
E  jurnal penelitian
E  jurnal penelitian
E  jurnal penelitian
E  jurnal penelitian
E  jurnal penelitian
E  jurnal penelitian
E  jurnal penelitian
E  jurnal penelitian
E  jurnal penelitian

More Related Content

What's hot

penulisan ilmiah
penulisan ilmiahpenulisan ilmiah
penulisan ilmiah92 degrees
 
Tesis Problem Based Learning
Tesis Problem Based LearningTesis Problem Based Learning
Tesis Problem Based Learningguestf6b63af
 
Pengaruh pembelajaran kooperatif tipe stad
Pengaruh pembelajaran kooperatif tipe stadPengaruh pembelajaran kooperatif tipe stad
Pengaruh pembelajaran kooperatif tipe stadAhmad Yanwar
 
Iis listiani iryanti (037108095)
Iis listiani iryanti  (037108095)Iis listiani iryanti  (037108095)
Iis listiani iryanti (037108095)Ajir d'Kuvagaa
 
Hbef2103 (T3) Psikologi Pendidikan
Hbef2103 (T3) Psikologi PendidikanHbef2103 (T3) Psikologi Pendidikan
Hbef2103 (T3) Psikologi PendidikanBallakzx
 
Teknik Guru Pendidikan Agama Hindu dalam Menciptakan Pembelajaran Berbasis PA...
Teknik Guru Pendidikan Agama Hindu dalam Menciptakan Pembelajaran Berbasis PA...Teknik Guru Pendidikan Agama Hindu dalam Menciptakan Pembelajaran Berbasis PA...
Teknik Guru Pendidikan Agama Hindu dalam Menciptakan Pembelajaran Berbasis PA...Goes Jiant
 
Hmef5083
Hmef5083Hmef5083
Hmef5083latiba
 
Makalah keynote1redhana
Makalah keynote1redhanaMakalah keynote1redhana
Makalah keynote1redhanaiwayanredhana
 
Tugas utama seorang pengajar atau guru adalah untuk memudahkan pembelajaran p...
Tugas utama seorang pengajar atau guru adalah untuk memudahkan pembelajaran p...Tugas utama seorang pengajar atau guru adalah untuk memudahkan pembelajaran p...
Tugas utama seorang pengajar atau guru adalah untuk memudahkan pembelajaran p...Kong BeeLing
 
239602990 pengajaran-kemahiran-berfikir-aras-tinggi
239602990 pengajaran-kemahiran-berfikir-aras-tinggi239602990 pengajaran-kemahiran-berfikir-aras-tinggi
239602990 pengajaran-kemahiran-berfikir-aras-tinggiStar Ng
 
Jurnal Pendidikan Kornea Vol.1 No.1
Jurnal Pendidikan Kornea Vol.1 No.1Jurnal Pendidikan Kornea Vol.1 No.1
Jurnal Pendidikan Kornea Vol.1 No.1Kornea Situraja
 
Jurnal pendidikan kornea volume 1 nomor 01 bulan mei tahun 2014
Jurnal pendidikan kornea volume 1 nomor 01 bulan mei tahun 2014Jurnal pendidikan kornea volume 1 nomor 01 bulan mei tahun 2014
Jurnal pendidikan kornea volume 1 nomor 01 bulan mei tahun 2014Kornea Situraja
 
Permasalahan pembelajaran sejarah di indonesia
Permasalahan pembelajaran sejarah di indonesiaPermasalahan pembelajaran sejarah di indonesia
Permasalahan pembelajaran sejarah di indonesiaSejarah Akademika
 

What's hot (19)

penulisan ilmiah
penulisan ilmiahpenulisan ilmiah
penulisan ilmiah
 
Tesis Problem Based Learning
Tesis Problem Based LearningTesis Problem Based Learning
Tesis Problem Based Learning
 
Pengaruh pembelajaran kooperatif tipe stad
Pengaruh pembelajaran kooperatif tipe stadPengaruh pembelajaran kooperatif tipe stad
Pengaruh pembelajaran kooperatif tipe stad
 
Iis listiani iryanti (037108095)
Iis listiani iryanti  (037108095)Iis listiani iryanti  (037108095)
Iis listiani iryanti (037108095)
 
Hbef2103 (T3) Psikologi Pendidikan
Hbef2103 (T3) Psikologi PendidikanHbef2103 (T3) Psikologi Pendidikan
Hbef2103 (T3) Psikologi Pendidikan
 
Ipi22489
Ipi22489Ipi22489
Ipi22489
 
JURNAL PENELITIAN
JURNAL PENELITIAN JURNAL PENELITIAN
JURNAL PENELITIAN
 
1401409017
14014090171401409017
1401409017
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Teknik Guru Pendidikan Agama Hindu dalam Menciptakan Pembelajaran Berbasis PA...
Teknik Guru Pendidikan Agama Hindu dalam Menciptakan Pembelajaran Berbasis PA...Teknik Guru Pendidikan Agama Hindu dalam Menciptakan Pembelajaran Berbasis PA...
Teknik Guru Pendidikan Agama Hindu dalam Menciptakan Pembelajaran Berbasis PA...
 
Hmef5083
Hmef5083Hmef5083
Hmef5083
 
Jpend32[08]
Jpend32[08]Jpend32[08]
Jpend32[08]
 
Problematika sejarah
Problematika sejarahProblematika sejarah
Problematika sejarah
 
Makalah keynote1redhana
Makalah keynote1redhanaMakalah keynote1redhana
Makalah keynote1redhana
 
Tugas utama seorang pengajar atau guru adalah untuk memudahkan pembelajaran p...
Tugas utama seorang pengajar atau guru adalah untuk memudahkan pembelajaran p...Tugas utama seorang pengajar atau guru adalah untuk memudahkan pembelajaran p...
Tugas utama seorang pengajar atau guru adalah untuk memudahkan pembelajaran p...
 
239602990 pengajaran-kemahiran-berfikir-aras-tinggi
239602990 pengajaran-kemahiran-berfikir-aras-tinggi239602990 pengajaran-kemahiran-berfikir-aras-tinggi
239602990 pengajaran-kemahiran-berfikir-aras-tinggi
 
Jurnal Pendidikan Kornea Vol.1 No.1
Jurnal Pendidikan Kornea Vol.1 No.1Jurnal Pendidikan Kornea Vol.1 No.1
Jurnal Pendidikan Kornea Vol.1 No.1
 
Jurnal pendidikan kornea volume 1 nomor 01 bulan mei tahun 2014
Jurnal pendidikan kornea volume 1 nomor 01 bulan mei tahun 2014Jurnal pendidikan kornea volume 1 nomor 01 bulan mei tahun 2014
Jurnal pendidikan kornea volume 1 nomor 01 bulan mei tahun 2014
 
Permasalahan pembelajaran sejarah di indonesia
Permasalahan pembelajaran sejarah di indonesiaPermasalahan pembelajaran sejarah di indonesia
Permasalahan pembelajaran sejarah di indonesia
 

Similar to E jurnal penelitian

Jurnal lengkap ke blog
Jurnal lengkap ke blogJurnal lengkap ke blog
Jurnal lengkap ke blogVaza Ienstinc
 
Jurnal lengkap ke blog
Jurnal lengkap ke blogJurnal lengkap ke blog
Jurnal lengkap ke blogVaza Ienstinc
 
Penerapan Model Pembelajaran Inquiry Terhadap Penalaran Formal Dan Penulisan ...
Penerapan Model Pembelajaran Inquiry Terhadap Penalaran Formal Dan Penulisan ...Penerapan Model Pembelajaran Inquiry Terhadap Penalaran Formal Dan Penulisan ...
Penerapan Model Pembelajaran Inquiry Terhadap Penalaran Formal Dan Penulisan ...guestf6b63af
 
Pembelajaran Mendidik dan Pendekatan Pedagogi kritis
Pembelajaran Mendidik dan Pendekatan Pedagogi kritisPembelajaran Mendidik dan Pendekatan Pedagogi kritis
Pembelajaran Mendidik dan Pendekatan Pedagogi kritisLSP3I
 
Manajemen%20 berbasis%20sekolah
Manajemen%20 berbasis%20sekolahManajemen%20 berbasis%20sekolah
Manajemen%20 berbasis%20sekolahNuruddin Arranirri
 
PERAN GURU MENGHADAPI TUNTUTAN MORALITAS DI ABAD 21
PERAN GURU MENGHADAPI TUNTUTAN MORALITAS DI ABAD 21 PERAN GURU MENGHADAPI TUNTUTAN MORALITAS DI ABAD 21
PERAN GURU MENGHADAPI TUNTUTAN MORALITAS DI ABAD 21 Paulus Robert Tuerah
 
7 1038-1-sm
7 1038-1-sm7 1038-1-sm
7 1038-1-smMas Rudi
 
Pengembangan kurikulum dan pembelajaran biologi
Pengembangan kurikulum dan pembelajaran biologiPengembangan kurikulum dan pembelajaran biologi
Pengembangan kurikulum dan pembelajaran biologiYuningsih Yuningsih
 
Supervisi pendidikan
Supervisi pendidikanSupervisi pendidikan
Supervisi pendidikanTika Adhitya
 
Mini Kajian Tindakan (Penceritaan Dan Permainan)
Mini Kajian Tindakan (Penceritaan Dan Permainan)Mini Kajian Tindakan (Penceritaan Dan Permainan)
Mini Kajian Tindakan (Penceritaan Dan Permainan)must2ra86
 
Penggunaanmediaanimasidalammodelpembelajaranlangsunguntukmeningkatkanhasilbel...
Penggunaanmediaanimasidalammodelpembelajaranlangsunguntukmeningkatkanhasilbel...Penggunaanmediaanimasidalammodelpembelajaranlangsunguntukmeningkatkanhasilbel...
Penggunaanmediaanimasidalammodelpembelajaranlangsunguntukmeningkatkanhasilbel...sushanblue
 
Penggunaan Media animasi dalam model pembelajaran langsung untuk meningkatkan...
Penggunaan Media animasi dalam model pembelajaran langsung untuk meningkatkan...Penggunaan Media animasi dalam model pembelajaran langsung untuk meningkatkan...
Penggunaan Media animasi dalam model pembelajaran langsung untuk meningkatkan...Harsidi Side
 
Contoh Skripsi PTK Geografi
Contoh Skripsi PTK Geografi Contoh Skripsi PTK Geografi
Contoh Skripsi PTK Geografi Andri Tampani
 

Similar to E jurnal penelitian (20)

Jurnal 2 upload
Jurnal 2 uploadJurnal 2 upload
Jurnal 2 upload
 
Jurnal lengkap ke blog
Jurnal lengkap ke blogJurnal lengkap ke blog
Jurnal lengkap ke blog
 
Jurnal lengkap ke blog
Jurnal lengkap ke blogJurnal lengkap ke blog
Jurnal lengkap ke blog
 
Ktsp
KtspKtsp
Ktsp
 
Penerapan Model Pembelajaran Inquiry Terhadap Penalaran Formal Dan Penulisan ...
Penerapan Model Pembelajaran Inquiry Terhadap Penalaran Formal Dan Penulisan ...Penerapan Model Pembelajaran Inquiry Terhadap Penalaran Formal Dan Penulisan ...
Penerapan Model Pembelajaran Inquiry Terhadap Penalaran Formal Dan Penulisan ...
 
Rochmanu, e jrnal
Rochmanu, e  jrnalRochmanu, e  jrnal
Rochmanu, e jrnal
 
E jurnal pendidian
E jurnal pendidianE jurnal pendidian
E jurnal pendidian
 
Pembelajaran Mendidik dan Pendekatan Pedagogi kritis
Pembelajaran Mendidik dan Pendekatan Pedagogi kritisPembelajaran Mendidik dan Pendekatan Pedagogi kritis
Pembelajaran Mendidik dan Pendekatan Pedagogi kritis
 
Manajemen%20 berbasis%20sekolah
Manajemen%20 berbasis%20sekolahManajemen%20 berbasis%20sekolah
Manajemen%20 berbasis%20sekolah
 
PERAN GURU MENGHADAPI TUNTUTAN MORALITAS DI ABAD 21
PERAN GURU MENGHADAPI TUNTUTAN MORALITAS DI ABAD 21 PERAN GURU MENGHADAPI TUNTUTAN MORALITAS DI ABAD 21
PERAN GURU MENGHADAPI TUNTUTAN MORALITAS DI ABAD 21
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
7 1038-1-sm
7 1038-1-sm7 1038-1-sm
7 1038-1-sm
 
Pengembangan kurikulum dan pembelajaran biologi
Pengembangan kurikulum dan pembelajaran biologiPengembangan kurikulum dan pembelajaran biologi
Pengembangan kurikulum dan pembelajaran biologi
 
Manajemen Pendidikan
Manajemen PendidikanManajemen Pendidikan
Manajemen Pendidikan
 
Supervisi pendidikan
Supervisi pendidikanSupervisi pendidikan
Supervisi pendidikan
 
Pkm......
Pkm......Pkm......
Pkm......
 
Mini Kajian Tindakan (Penceritaan Dan Permainan)
Mini Kajian Tindakan (Penceritaan Dan Permainan)Mini Kajian Tindakan (Penceritaan Dan Permainan)
Mini Kajian Tindakan (Penceritaan Dan Permainan)
 
Penggunaanmediaanimasidalammodelpembelajaranlangsunguntukmeningkatkanhasilbel...
Penggunaanmediaanimasidalammodelpembelajaranlangsunguntukmeningkatkanhasilbel...Penggunaanmediaanimasidalammodelpembelajaranlangsunguntukmeningkatkanhasilbel...
Penggunaanmediaanimasidalammodelpembelajaranlangsunguntukmeningkatkanhasilbel...
 
Penggunaan Media animasi dalam model pembelajaran langsung untuk meningkatkan...
Penggunaan Media animasi dalam model pembelajaran langsung untuk meningkatkan...Penggunaan Media animasi dalam model pembelajaran langsung untuk meningkatkan...
Penggunaan Media animasi dalam model pembelajaran langsung untuk meningkatkan...
 
Contoh Skripsi PTK Geografi
Contoh Skripsi PTK Geografi Contoh Skripsi PTK Geografi
Contoh Skripsi PTK Geografi
 

E jurnal penelitian

  • 1. ISSN 2089-5933 Diterbitkan Oleh : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Gresik e- JURNAL Vol. 1 No. I Hlm. Gresik ISSN PENDIDIKAN 1-66 Juni - 2089-5933 Nopember
  • 2. e- JURNAL JENDELA PENDIDIKAN JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN Di Terbitkan oleh : Ketua Penyuting Rektor Universitas Gresik Wakil Penyuting Dekan FKIP Penyuting Pelaksana Dra. Eka Sri Rahayu, M.Pd Dra. Adrijanti, M.Pd Etiyasningsih, S.Pd., M.Pd Sri Sundari, S.Pd.,M.Pd Drs. Agus Tri Sulaksono, M.Pd Penyuting Ahli Prof. Dr. H. Sukiyat.SH.,M.Si Dra. Hj. Bariroh, M.Pd Drs. Syaiful Khafid, M.Pd Mitra Bestari Prof. Dr. Marhamah, M.Pd (Universitas Islam Jakarta) Prof. Dr. Willem Mantja, M.Pd (Universitas Negeri Malang) Prof. Dr. H. Sukiyat, SH.,M.Si (Universitas Gresik ) Pelaksana Ahmad Faizin, SS Alamat Penerbit/Redaksi Kampus Universitas Gresik Jl. Arif Rahman Hakim No. 2B Gresik Telp /Fax (031) 3978628 Terbit dua kali setahun pada bulan Juni dan Nopember . Berisi tulisan yang diangkat dari hasil penelitian dan kajian analitis-kritis di bidang administrasi pendidikan
  • 3. KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah, sehingga Jurnal Jendela Pendidikan versi elektronik bisa hadir di Masyarakat khususnya kalangan pemerhati dan pemangku pendidikan. Jurnal Jendela Pendidikan versi elektronik ( e-Journal) akan mendampingi Jurnal Jendela Pendidikan versi cetak yang lebih dulu hadir, Jurnal Jendela Pendidikan ini berisi tentang sejumlah artikel penelitian baik artikel bersifat empiris atau laporan penelitian maupun artikel yang bersifat kajian teori atau artikel konseptual. Penulis artikel berasal dari kalangan akademisi atau dosen di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Gresik yang akan dipublish masyarakat luas khususnya para pemerhati pendidikan. Hal ini sesuai dengan misi utama keberadaan e-Journal Pendidikan sebagai media komunikasi dan informasi yang bersifat ilmiah. Kami berharap partisipasi berbagai kalangan baik akademisi, praktisi, maupun birokrasi untuk menulis dalam jurnal ini, sehingga berbagai temuan, pemikiran dan ide serta gagasan dapat terkomunikasi dalam jurnal ini semoga terbitan pertama Jurnal Jendela Pendidikan versi elektronik bermanfaat bagi kita semua. Gresik, Desember 2011 Tim Redaksi
  • 4. ISSN 2089-4554 DAFTAR ARTIKEL SUPERVISI PENGAJARAN SEBAGAI PEMBINAAN PROFESIONALISME GURU 1-09 Rochmanu Fauzi PENGARUH BIMBINGAN ORANG TUA TERHADAP PRESTASI SISWA PADA BIDANG STUDI BAHASA INDONESIA DI SDN BANGSAL SURABAYA 10 - 18 Etiyasningsih PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DAN GAYA KOGNITIF TERHADAP PEMAHAMAN UNIFLYING GEOGRAPHY 19-29 Syaiful Khafid IKLIM KERJA LEMBAGA DI PONDOK PESANTREN AL FUTUHIYAH GENDONGKULON BABAT LAMONGAN 30-38 Sri Sundari PENDIDIKAN KARAKTER : WACANA KONSEP DAN IMPLEMENTASINYA 39 - 59 Soesetijo PENGARUH DISIPLIN GURU TERHADAP PRESTASI SISWA DI SDN BANJARSARI GRESIK 60 - 78 Etiyasningsih STUDI TENTANG PENGARUH PELAKSANAAN SUPERVISI KEPALA SEKOLAH TERHADAP KEDISIPLINAN GURU DALAM PELAKSANAAN PROSES BELAJAR MENGAJAR DI SDN NGAGELREJO SURABAYA 79 - 87 Sri Sundari TELAAH KRITIS PENDIDIKAN UNTUK SEMUA (EDUCATION FOR ALL)DALAM KONTEKS MANAJEMEN PENDIDIKAN 88 - 106 Soesetijo E - Jurnal Vol. No. Hlm. Gresik ISSN JENDELA 01 01 1 - 106 Juni - 2089-4554 PENDIDIKAN Nopember
  • 5.
  • 6. Supervisi Pengajaran sebagai Pembinaan Profesionalisme Guru Oleh Rochmanu Fauzi Abstrak supervisi pengajaran adalah untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan guru dalam melaksanakan tugas pokoknya sehari -hari yaitu mengajar. Ada tiga pendekatan dalam supervisi pengajaran, yaitu (1) pendekatan langsung, (2) pendekatan tidak langsung, dan (3) kolaboratif. Teknik-teknik supervisi pengajaran yang paling bermanfaat adalah kunjungan kelas, pembicaraan individual, Diskusi kelompok, demonstrasi mengajar, dan sebagainya. Para guru lebih menghargai supervisor yang hangat dan menghargai guru. Dalam praktiknya supervisi pengajaran masih berorientasi pada aspek administratif saja. Berdasarkan uraian tersebut disarankan para supervisor perlu ada penyegaran secara rutin, dalam pelaksanaan supervisi pengajaran para supervisor sebaiknya menggunakan pendekatan supervisi klinis, perlu ada pertemuan seusai supervisi yang telah dilakukan oleh Kepala Sekolah atau Pengawas Sekolah, sebagai upaya untuk tindak lanjut setelah pelaksanaan supervisi dilaksanakan. Kata kunci: mutu pendidikan, supervisi pengajaran.
  • 7.
  • 8. Cara hidup suatu bangsa sangat terkait satu sama lain dan erat kaitannya dengan tingkat seyogyanya ini dijadikan acuan pendidikannya, Pendidikan bukan dalam proses peningkatan mutu hanya sekedar melestaiikan pendidikan. Oleh karena itu, kebudayaan dan meneruskan dari mutu sebagai salah satu generasi ke generasi. Akan tetapi paradigma yang harus ditata juga diharapkan akan dapat secara terus menerus dan mengubah dan mengembangkan berkelanjutan. Menurut Mastuhu pengetahuan. (2003) dalam pengelolaan suatu unit pendidikan, mutu dapat Sementara itu, salah satu dilihat dari "masukan", "proses", fenomena di bidang pendidikan dan "hasil". yang banyak disoroti oleh para Permasalahan pendidikan pemerhati, cendekiawan maupun yang diidentifikasi (Depdikbud, masyarakat pada umumnya 1983), sampai saat ini, adalah masalah mutu pendidikan. formulasinya tetap sama, yaitu Membahas masalah mutu masalah (1) masalah kuantitatif, pendidikan, sebenarnya (2) masalah kualitatif, (3) membahas masalah yang sangat masalah relevansi, (4) masalah kompleks. Oleh karena masalah efisiensi, (5) masalah efektivitas, mutu pendidikan selalu kait- dan (6) masalah khusus. mengkait dengan indikator- Uraian secara singkat indikator lainnya. Salah satu masalah-masalah tersebut adalah instrumen yang dianggap cukup sebagai berikut ini. efektif untuk meningkatkan mutu pendidikan adalah dengan 1. Masalah Kuantitatif supervisi pengajaran oleh Kepala Masalah kuantitatif adalah Sekolah maupun Pengawas. masalah yang timbul sebagai Untuk itu perlu adanya akibat hubungan antara pergeseran dari paradigma lama pertumbuhan sistem pendidikan menuju ke paradigma yang baru. pada satu pihak dan pertumbuhan Paradigma baru manajemen penduduk Indonesia pada pihak pendidikan tinggi, terdiri dari lain. Untuk mengatasi masalah ini akreditasi, akuntabilitas, perlu adanya suatu sistem evaluasi, otonomi dan mutu. pendidikan nasional yang Kelima paradigma baru memungkinkan setiap warga pendidikan tersebut saling ncgara Indonesia memperoleh
  • 9. pendidikan yang layak sebagai peningkatan kualitas tidak sampai bekal dasar kehidupannya sebagai menghambat peningkatan warga negara. Dalam rangka kuantitas dan sebaliknya. pemerataan pendidikan ini, perlu dilaksanakan kewajiban belajar 3. Masalah relevansi dengan segala konsekuensinya Masalah relevansi adalah dalam bidang pembiayaan, masalah yang timbul dari ketenagaan, dan peralatan. hubungan antara sistem pendidikan dan pembangunan 2. Masalah kualitatif nasional serta antara kepentingan Masalah kualitatif adalah perorangan, keluarga, dan masalah bagaimana peningkatan masyarakat, baik dalam jangka kualitas sumber daya manusia pendek maupun dalam jangka Indonesia gara bangsa Indonesia panjang. Hal ini meminta adanya dapat meinpertahankan keterpaduan di dalam eksistcnsinya. Dalam masalah ini perencanaan dan pelaksanaan tercakup pula masalah pembangunan nasional agar ketinggalan bangsa Indonesia dan pendidikan merupakan wahana perkembangan modern. Ditinjau penunjang yang efektif bagi dari latar bclakang ini, masalah proses pembangunan dan kualitas pendidikan merupakan ketahanan nasional. Masalah ini masalah yang memprihatinkan dengan sendirinya mempunyai dalam rangka kelangsungan hidup kaitan pula dengan masalah bangsa dan negara. Dalam sistem pokok di dalam pembangunan pendidikan ini sendiri, masalah nasional, seperti masalah tata kualitas menyangkut nilai, industri. pembangunan banyak hal, antara lain pertanian, perencanaan tenaga kualitas calon anak didik, guru kerja, dan pertumbuhan wilayah. dan tenaga kependidikan lainnya, 4. Masalah efisiensi prasarana, dan sarana. Masalah efisiensi pada Penanganan aspek kualitatif ini hakikatnya adalah masalah berhubungan erat dengan pengelolaan pendidikan nasional. penanganan aspek kuantitatif Adanya keterbalasan dana dan sehingga perlu sekali adanya daya manusia sungguh-sungguh keseimbangan yang dinamis memerlukan adanya sistem dalam proses pengembangan pengelolaan efisien dan terpadu. pendidikan nasional, sehingga Keterpaduan pengelolaan tidak
  • 10. hanya tercermin di dalam menyangkut soal pengadaan di hubungan antara negeri dan lembaga-lembaga pendidikan swasta, antara pendidikan guru, pembinaan sistem karir dan sekolah dan pendidikan luar prestasi kerja, pengangkatan, sekolah, antara departemen yang pemerataan dan penyebaran satu dan departemen yang lain, di menurut wilayah dan bidang dalam lingkungan jajaran studi, pembinaan karir dan Departemen Pendidikan Nasional prestasi, status, dan sendiri, tetapi juga di antara kesejahteraan. Masalah yang semua unsur dan unit lersebut. kompleks ini menyangkut banyak lembaga dan unit serta koordinasi 5. Masalah efektifitas dan kerjasama antara lembaga Masalah efektifitas adalah dan unit tersebut. masalah yang menyangkut Esensi dari permasalahan- keampuhan pelaksanaan permasalahan pendidikan pada pendidikan nasional. Dalam hakekatnya adalah bermuara hubungan dengan permasalahan pada satu istilah yaitu kualitas keseimbangan yang dinamis pendidikan atau mutu antara kualitas dan kuantitas, di pendidikan. Mastuhu (2003) samping keterbalasan sumber mengemukakan bahwa kata kunci dana dan tenaga, efektivitas untuk menggambarkan Sistem proses pendidikan amat penting. Pendidikan Nasional yang Hal ini berkaitan dengan bagaimana yang diperlukan dalam kurikulum, termasuk aspek abad-abad mendatang ialah metodologi dan evaluasi, serta pendidikan yang bermutu. masalah guru, pengawas, dan Selanjutnya, Mastuhu masukan instrumental lainnya. mengatakan bahwa mutu 6. Masalah khusus (quality) merupakan suatu Di samping masalah- istilah yang dinamis yang turus masalah umum yang telah bergerak; jika bergerak maju dibicarakan di atas, perlu dikatakan mutunya bertambah dibicarakan pula beberapa baik, sebaliknya jika bergerak masalah khusus sebagai berikut. mundur dikatakan mutunya Guru sebagai pelaksana merosot. Mutu dapat berarti pendidikan faktor kunci di dalam superiority atau excellence pelaksanaan sistem pendidikan yaitu melebihi standar umum nasional. Masalah guru yang berlaku. Sedangkan sesuatu
  • 11. dikatakan bermutu jika terdapat oleh Watson (dalam Taroeratjeka, kecocokan antara syarat-syarat 2000) bahwa suatu upaya pencarian yang dimiliki oleh benda yang mutu secara terus-menerus demi dikehendaki dengan maksud dari mendapatkan cara kerja yang lebih orang yang menghendakinya baik agar mampu tampil bersaing (Idrus, dkk., 2002). melampui standar umum. Dalam pengelolaan suatu Menurut Supriadi (2000) kita unit pendidikan, mutu dapat tidak perlu dipusingkan oleh dilihat dari: "masukan", "proses", pertanyaan-pertanyaan mengenai dan "hasil". 'Masukan" meliputi: validitas metodologisnya atau berusaha siswa. Tenaga pengajar, mencari excuse apabila ternyata ada administrator, dana, sarana, hasil-hasil studi yang tidak sesuai prasarana, kurikulum, buku-buku dengan harapan kita. Sikap optimis perpustakaan, laboratorium, dan perlu untuk dikembangkan bagi alat-alat pembelajaran, baik pendidikan di Indonesia, walaupun perangkat keras maupun hasil surveinya tidak menyenangkan perangkat lunak. "Proses" sesuai dengan yang diharapkan. meliputi, pengelolaan lembaga, langkah selanjutnya membuat visi ke pengelolaan program studi, depan untuk meningkatkan kualitas pengelolaan program studi. manajemen pendidikan. pengelolaan kegiatan belajar- Suatu saran yang dikemukakan mengajar, interaksi akademik oleh Supriadi dalam menghadapi antara civitas akademika, seminar permasalahan rendahnya kualitas dialog, penelitian, wisata ilmiah, pendidikan di Indonesia adalah evaluasi dan akreditasi. Sedangkan memiliki visi global dan kehendak "hasil": meliputi lulusan. penerbitan- untuk bersaing secara internasional, penerbitan, temuan-temuan ilmiah, maka insan pendidikan mulai para dan hasil-hasil kinerja lainnya. pengajar dan peneliti di lembaga Ketiga unsur di atas (input, pendidikan tenaga kependidikan di proses, dan output) terus berproses perguruan tinggi dan pengambil atau berubah-ubah. Oleh karena itu, keputusan dituntut untuk membuka pengelola unit pendidikan atau sekolah wacana terhadap studi-studi perlu menetapkan patokan atau internasional. benchmark, yaitu standar target yang KONSEP DASAK SUPERVISI harus dicapai dalam suatu periode PENGAJARAIN DI SEKOLAH waktu tertentu dan terus berusaha Di antara masalah-masalah melampuinya. Seperti dikemukakan pendidikan yang sedang mendapat
  • 12. pcrhatian pemerintuh salah salunya melaksanakan pembinaan adalah puningkatan mutu pendidikan terhadap guru agar lebih (Benly, IW2). Dalam PROPENAS profesional, maka instrumen yang (2002) dijelaskan bahwa sampai sangat relevan dan tepat adalah dengan awal abad ke-21 pembangunan dengan melalui supervisi pendidikan masih menghadapi krisis pengajaran. Oleh karena supervisi ekonomi berbagai bidang kcliidupan. pengajaran pada hakikatnya Walaupun sejak tahun 2000, ekonomi adalah untuk meningkatkan Indonesia telah mulai tumbuh positif kemampuan dan keterampilan (4,8 persen), akibat krisis dalam guru dalam melaksanakan tugas kehidupan sosial, politik dan pokoknya sehari-hari yaitu kepercayaan dikawatirkan masih akan mengajar para peserta didik di memberi yang kurang kelas. menguntungkan terutama bagi Dari berbagai kajian upaya peningkatan kualitas SDM. mengenai rumusan definisi Program peningkatan mutu mengenai supervisi, Mantja pendidikan di sekolah dasar dapat (1998) menuliskan formulasi dicapai manakala proses belajar tentang supervisi pengajaran mengajar dapat berlangsung adalah semua usaha yang sifatnya dengan baik. berdayaguna dan membantu guru atau melayani berhasil guna. guru agar ia dapat memperbaiki, Dalam mengkaji risalah mengembangkan, dan bahkan mutu pendidikan, tidak dapat meningkatkan pengajarannya, lepas dari penyelenggaraan serta dapat pula menyediakan sistem pendidikan. Dari berbagai kondisi belajar murid yang efek'if faktor penyebab rendahnya mutu dan efisien demi pertumbuhan pendidikan, ditinjau dari aspek jabatannya untuk mencapai manajemen pendidikan dapat tujuan pendidikan dan dikelompokkan ke dalam tiga meningkatkan mutu pendidikan. faktor, yaitu: (a) faktor Definisi yang dirumuskan oleh instrumental sistem pendidikan, Mantja ini sudah mewakili konsep (b) faktor sistem manajemen supervisi pengajaran. pendidikan, termasuk di Apabila dikaji dari dalamnya sistem pembinaan tujuannya supervisi pada profesional guru, dan (c) faktor hakikatnya adalah untuk substansi manajemen pendidikan membantu guru untuk (Mantja, 1998). Untuk dapat meningkatkan kualitas proses
  • 13. belajar mengajarnya. proses belajar mengajar yang tepat. Harsosandjojo (1999) Tujuan tersebut ditambah dengan (4) mengemukakan tujuan supervisi tujuan perantara ialah membina guru- yaitu membantu guru dalam hal guru agar dapat mendidik para siswa (1) membimbing pengalaman dengan baik, atau menegakkan disiplin belajar sisvva, (2) menggunakan kerja secara manusiawi. sumber-sumber pengalaman Dalam kaitannya dengan tugas- belajar, (3) menggunakan metode- tugas supervisor, secara lebih khusus metode yang baru dan alat-alal Nurtain (1989) membagi 10 (sepuluh) pelajaran modern, (4) memenuhi bidang tugas supervisor yang dirinci kebutuhan belajar para siswa, (5) sebagai berikut ini. Tugas menilai proses pembelajaran dan I , pengembangan kurikulum. Tugas hasil belajar siswa, (6) mcmbina 2, pengorganisasian pengajaran. reaksi mental atau moral kerja Tujuan 3, pengadaan staf. Tugas 4, guru-guru dalam rangka penyediaan fasilitas. Tugas 5, pertumbuhan pribadi dan jabatan pcnycdiaan bahan-bahan. Tugas 6, mereka, (7) melihat dengan jelas penyusunan penataran pendidikan. tujuan-tujuan pendidikan, dan (8) Tugas 7, pemberian orientasi mengguaakan waktu dan tenaga anggota-anggota staf. Tugas 8, mereka dalam pembinaan sekolah. berkaitan dengan pelayanan murid Tujuan supervisi ini pada akhirnya khusus. Tugas 9, pengembangan adalah ditujukan untuk meningkatkan hubungan masyarakat. Dan yang kualitas para siswa. Hal ini terakhir tugas 10, penilaian sebagaimana dikemukakan oleh pengajaran. Sergiovanni (1983) bahwa tujuan Mengkaji tugas-tugas supervisi supervisi ialah (1) tujuan akhir adalah pengajaran tersebut di atas, dapat untuk mencapai pertumbuhan dan ditelaah dari tujuan supervisi perkembangan para siswa (yang pengajaran itu sendiri. Sesuai dengan bersifat total). Dengan demikian fungsi pokok supervisi, yaitu sekaligus akan dapat memperbaiki memperbaiki dan mengembangkan masyarakat, (2) tujuan kedua ialah situasi belajar mengajar dalam rangka membantu kepala sekolah dalam mencapai tujuan pendidikan nasional, menyesuaikan program pendidikan maka tujuan supervisi pendidikan dari waktu ke waktu secara kontinyu mencakup tujuan dasar, tujuan umum (dalam rangka menghadapi tantangan dan tujuan khusus. perubahan zaman), (3) tujuan dekat Tujuan dasar supervisi ialah bekerjasama mengembangkan pendidikan, adalah membantu
  • 14. tercapainya tujuan pendidikan nasional (coordinating), dan (4) kegiatan dan tujuan pendidikan institusional. pengawasan (controlling). Tujuan pendidikan nasional secara Berdasarkan uraian rinci dan jelas dirumuskan dalam tersebut di atas, dapat GBHN. Sedangkan tujuan institusional dikemukakan bahwa untuk dapat dilihat di dalam kurikulum yang meningkatkan kualitas belajar memuat landasan, program dan mengajar, guru adalah faktor pengembangan. sentral yang perlu mendapatkan Tujuan umum supervisi perhatian secara optimal. Media pendidikan, adalah membantu untuk meningkatkan memperbaiki dan profesionalisme guru adalah mengembangkan administrasi melalui supervisi pengajaran. pendidikan. Administrasi yang Supervisi pengajaran pada dimaksud adalah meliputi baik hakikatnya adalah ditujukan administrasi sebagai substansi untuk meningkatkan kualitas maupun administrasi sebagai pembelajaran yang dilakukan oleh proses. guru di kelas, sehingga tujuan Administrasi sebagai akhirnya adalah kualitas hash substansi meliputi hal-hal sebagai belajar siswa dapat ditingkatkan berikut: (1) administrasi secara optimal. kesiswaan, (2) administrasi ketenagaan, (3) administrasi SUPERVISI PENGAJARAN kurikulum, (4) administrasi Dalam pemakaiannya secara keuangan, (5) administrasi umum supervisi diberi arti sama sarana/prasarana, dan (6) dengan director, manager. Dalam administrasi hubungan bahasa umum ini ada masyarakat. Sedangkan kecenderungan untuk membatasi administrasi sebagai proses pemakaian istilah supervisor meliputi hal-hal terkait dengan kepada orang-orang yang berada unsur-unsur manajemen, antara dalam kedudukan yang lebih lain (1) kegiatan perencanaan bawah dalam hicrarkhi (planning), (2) kegiatan manajemen. pengorganisasian (organizing), (3) Dalam sistem sekolah, kegiatan pengarahan (actuating) khususnya dalam sistem sckolah yang meliputi kegiatan yang ialah berkembang, pengarahan (directing) dan situasinya agak lain. Dalam Good kegiatan pengkoordinasian (1976) supervisi didefinisikan
  • 15. sebagai segala usaha dari para Memperhatikan penting dan pejabat sekolah yang diangkat peranannya pendidikan dasar dan yang diarahkan kepada menengah yang demikian besar, maka penyediaan kepemimpinan bagi pendidikan dasar dan menengah harus para guru dan tenaga dipersiapkan dengan sebaik-baiknya. kependidikan lain dalam Oleh karena itu, pembinaan terhadap perbaikan pengajaran, melihat para guru di sekolah dasar merupakan stimulasi pertumbuhan suatu kebutuhan yang tidak dapat professional dan perkembangan ditunda-tunda lagi. Pembinaan dari para guru, seleksi dan revisi terhadap guru sekolah dasar, terutama tujuan-tujuan peudidikan, bahan diarahkan pada pembinaan proses pengajaran, dan metoda-metoda belajar mengajar. Pembinaan proses mengajar, dan evaluasi pengajaran. belajar mengajar adalah usaha Wiles (1982) menjelaskan bahwa memberi bantuan pada guru untuk supervisi sebagai bantuan dalam memperluas pengetahuan, pengembangan situasi belajar- meningkatkan keterampilan mengajar mengajar yang lebih baik; ia adalah dan menumbuhkan sikap profesional, suatu kegiatan pelajaran yang schingga guru menjadi lebih ahli dalam disediakan untuk membantu para guru mengelola KBM untuk membclajarkan menjalankan pekerjaan mereka dengan anak didik dalam rangka mencapai lebih baik. Peranan supervisor adalah tujuan pembelajaran dan tujuan mendukung, membantu, dan membagi, pendidikan di SD (Depdikbud, bukan menyuruh. Wiles (1982) 1999/2000). selanjutnya mengatakan bahwa Supervisi pendidikan di sekolah supervisi yang baik hendaknya dasar lebih diarahkan untuk mengembangkan kepemimpinan di meningkatkan kemampuan guru dalam kelompok, membangun program sekolah dasar dalam rangka latihan dalam jabatan untuk peningkatan kualitas proses belajar meningkatkan keterampilan guru, dan mengajar. Supervisi ini dapat membantu guru meningkatkan dilakukan oleh siapa saja, baik Kepala kemampuannya dalam menilai hasil Sekolah maupun Pengawas Sekolah pekerjaannya. yang bertugas sebagai supervisor melalui pemberian bantuan yang bercorak pelayanan dan bimbingan SUPERVISI PENGAJARAN profesional, sehingga guru dapat SEBAGAI PEMBINAAN melaksanakan tugasnya dalam proses PROFESIONAL GURU
  • 16. belajar mengajar dengan lebih baik meningkatkan proses belajar - dari prestasi sebelumnya. mengajar di kelas. Supervisor Supervisi pendidikan di atau pembina, yaitu Peng awas sekolah pada hakekatnya Sekolah, Kepala Sekolah, atau adalah dalam rangka semua pejabat yang terlibat pembinaan terhadap para guru. dalam layanan supervisi, Adapun sasaran pembinaannya, adalah pihak yang selama i ni antara lain (1) merencanakan dipandang berwe wenang, dan kegiatan belajar mengajar karena itu pula di anggap paling sesuai dengan st rategi belajar bertanggung jawab dalam aktif, (2) menge lola kegiatan kegiatan supervisi. belajar mengajar yang Kilas balik kaji historis menantang dan menarik, (3) supervisi pengajaran, pada menilai kemajuan anak belajar, awalnya istilah yang (4) memberikan umpan balik dimunculkan adalah supervisi yang bermakna, (5) pendidikan (Kuri kulum 1975). memanfaatkan lingkungan Kemudian. pada Kurikul um sebagai sumber dan media 1984 dan 1994 digunakan pengajaran, (6) membimbing istilah pembinaan profesional dan melayani siswa yang guiu atau pembinaan guru mengalami kesul itan belajar, untuk jenjang sekolah dasar. terutama bagi anak lamban dan Walaupun demi kian istilah anak pandai, (7) mengelola supervisi pendidikan dalam kelas sehingga tercipta Kurikulum SMU 1994 masih lingkungan be lajar yang tetap digunakan. Dengan menyenangkan, dan (8) demikian dapat disimpulkan menyusun dan mengelola bahwa kegiatan supervisi catatan kemajuan anak (record pendidikan maup un pembinaan keeping) (Depdikbud, profesional merupakan nama 1999/2000). layanan yang digunakan secara Menurut Mantja (1990) bergantian dal am praktik supervisi atau pembinaan pendidikan pada sek olah- profesional adalah bantuan sekolah di Indonesia. atau layanan yang diberikan Dengan de mikian dapat kepada guru, agar ia belajar dikemukakan bahwa supervisi bagaimana mengembangkan (pembinaan profe sional guru ) kemampuannya untuk dimaksudkan untuk
  • 17. meningkatkan ke mampuan dan approach), (2) pendekatan tidak keterampilan guru dalam langsung (non directive approach), melaksanakan tugas pokoknya dan (3) pendekatan kolaboratif sehari-hari yaitu mengel ola (collaborative approach). proses belajar -mengajar Pendekatan langsung adal ah dengan segala aspek sebuah pendekatan supervisi, pendukungnya sehingga di mana dalam upaya berjalan dengan baik peningkatan ke mampuan guru khususnya dalam kegiatan peran kepala sekolah dasar, belajar mengajar, sehingga pengawas TK/SD, dan pembina tujuan pendidikan dasar dapat lainnya lebih besar dari pada tercapai secara optimal. peran guru yang bersangkutan. Pada hakikatnya kegiatan Pendekatan tidak langsung pembinaan menyangkut dua adalah sebuah pendekatan belah pihak yaitu pihak yang supervisi, di mana dalam upaya dilayani atau pihak yang dibina peningkatan ke mampuan guru dan pihak yang melayani atau peran kepala sekolah, yang membina (Ekosusilo, pengawas TK/SD, dan Pembina 2003). Baik yang dibina lainnya lebih kecil daripada maupun pembina harus sama - peran guru yang bersangkutan. sama me miliki kemampuan Pendekatan kolaboratif adalah yang berkembang secara serasi sebuah pendekatan supervisi, sesuai dengan ke dudukan dan di mana dalam upaya peran masing-masing. Oleh peningkatan ke mampua n guru sebab itu, sasaran pembi naan peran kepala sekolah, profesional ini adalah kedua pengawas TK/SD, dan pembina belah pihak yaitu guru sebagai lainnya sama besarnya dengan pihak yang dibina dan kepala peran guru yang bersangkutan. sekolah atau pengawas sekolah Penggunaan pendekatan sebagai pihak yang membina. tersebut disesuaikan dengan dua karakteristik guru yang BEBERAPA PENDEKATAN akan diberi supervisi, yaitu DALAM SUPERVISI PENDIDIKAN tingkat abstraksi guru (level of Secara garis be sar ada teacher abstraction) dan tingkat tiga pendekatan dalam komitme n guru (level of teacher supervisi pendidikan, yaitu (1) commitment). Daya abstraksi guru pendekatan langsung (directive bisa tinggi, sedang, dan bisa
  • 18. juga rendah. D emikian pula mengenal dan mempraktekkan dengan komitme n guru bisa teknik-teknik supervisi tinggi, sedang, dan rendah. pendidikan yang lazim Pendekatan sup ervisi yang digunakan dalam pelaksanaan digunakan harus dises uaikan supervisi pengajaran. Ada dengan tinggi -re ndahnya daya tersedia sejumlah teknik abstraksi dan komitmen guru supervisi yang dipandang yang disupervisi. bermanlaat untuk merangsang 1. Guru yang memiliki daya dan me ngarahkan perhatian abstraksi dan komitmm yang guru-guru terhadap kurikulum rendah sebai knya dan pengajaran, untuk disupervisi dengan mengidentifikasi masalah - pendekatan langsung. masalah yang ber talian dengan 2. Guru yang memiliki daya mengajar dan belajar, dan abstraksi yang rendah, untuk menganal isis kondisi - tetapi komitmennya tinggi, kondisi yang mengelilingi sebaiknya disupervisi mengajar dan belajar. Yang dengan pendekatan berikut ini pada umumnya kolaboiatif. dipandang teknik yang paling 3. Guru yang memiliki daya bermanfaat bagi supervisi. abstraksi yang tinggi tetapi komitme nnya rendah, 1. Kunjungan kolas. sebaiknya disupervisi Kunjungan kelas (sering dengan pendekatan disebut kunjungan supervisi) kolaboratif. yang dilakukan kepala sekolah 4. Guru yang memiliki daya (atau pengawas/p enilik) adalah abstraksi dan komitme n teknik paling efektif untuk yang tinggi sebaiknya mengamati guru bekerja, alat, disupervisi dengan metode, dan teknik mengajar pendekatan tidak langsung tertentu yang dipakainya, dan (Bafadal, 2003). untuk me m-pelajari situasi belajar secara keseluruhan dengan memperhatikan semua TEKNIK-TEKNIK SUPERVISI faktor yang mempengaruhi Bagaimana Kepala pertumbuhan murid. Dengan Sekolah dalam mensupervisi menggunakan h asil analisis para guru ?. Dalam konteks ini, observasinya, ia bersama maka Kepala Sekolah perlu
  • 19. dengan guru dapat menyusun membantu guru mengembangkan arah suatu program yang baik unt uk diri dan tumbuh dalam pekerjaan. memperbaiki kondisi yang melingkari menga jar-belajar d i 3. Diskusi Kclompok kelas tertentu. Sudan tentu, Dengan diskusi kelompok (atau kunjungan kelas, agar efektif, sering pula disebut pertemuan hendaknya dipersiapkan kelompok) dimaksud sualu kegiatan dengan teliti dan dilaksanakan dimana sekelompok orang berkumpul dengan sangat berhati -hati dalam situasi bcrlatap muka dan dengan disertai budi bahasa melalui interaksi lisan bertukar yang baik pula. informasi atau berusaha untuk mencapai suatu keputusan tentang Pada umumnya kunjungan kelas masalah-masalah bersama. Kegiatan hendaknya diikuti oleh pembicaraan diskusi ini dapal mengambil beberapa individual antara kepada sekolah bentuk pertemuan staf pengajar, dengan guru. seperti: diskusi panel, seminar, 2. Pembicaraan individual lokakarya, konperensi, kelompok studi, Pembicaraan individual pekerjaan komisi, dan kegiatan lain merupakan teknik supervisi yang yang bertujuan untuk bersama-sama sangat penting karena kesempatan membicarakan dan menilai masalah- yang diciptakannya bagi kepala sekolah masalah tentang pendidikan dan (pengawas/penilik) untuk bekerja pengajaran. Pertemuan-pertemuan secara individual dengan guru serupa ini dipadang suatu kegiatan sehubungan dengan masalah-masalah yang begitu penting dalam program profesional pribadinya. Masalah- supervisi modern, sehingga guru masalah yang mungkin dipecahkan sebenarnya hidup dalam suasana melalui pembicaraan individual bisa pelbagai jenis pertemuan kelompok. macam-macam: masalah-masalah yang 4. Demonstrasi mengajar bertalian dengan mengajar, dengan Demonstrasi mengajar kebutuhan yang dirasakan oleh guru, merupakan teknik yang berharga pula. dengan pilihan dan pemakaian alat Rencana demonstrasi yang telah pengajaran, teknik dan prosedur, atau disusun dengan teliti dan dicetak lebih bahkan masalah-masalah yang oleh dulu, dengan menekankan pada hal-hal kepala sekolah dipandang perlu untuk yang dianggap penting atau pada nilai dimintakan pendapat guru. Apapun teknik mengajar yang dijadikan pokok pembicaraan, ia mewakili teknik yang sangat baik untuk
  • 20. tertentu, akan sangat membantu. sekolah untuk menciptakan Pembicaraan sehabis demonstrasi perhatian dan keinginan bagi bisa menjelaskan banyak aspek. pekerjaan penting dan terus- Suatu analisis observasi adalah menerus itu. Penyesuaian dan perlu. pengembangan kurikulum dilakukan di sekolah dengan 5. Kunjungan kelas antar guru mengembangkan materi muatan Sejumlah studi telah lokal. Muatan lokal ini sesuai mengungkapkan bahwa dengan potensi lingkungan kunjungan kelas yang dilakukan sekitar sekolah. guru-guru di antara mereka 6. Buletin supervisi sendiri adalah efektif dan disukai. Buletin supervisi Kunjungan ini biasanya merupakan alat komunikasi yang direncanakan atas permintaan efektif. Ia bisa berisi guru-guru. Teknik ini akan lebih pengumuman-pengumuman, efektif lagi jika tiap observasi ikhtisar tentang penelitian- diikuti oleh suatu analisis yang penelitian, analisis presentasi berhati-hati. dalam pertemuan-pertemuan 6. Pengembangan kurikulum organisasi professional, dan Perencanaan penyesuaian perkembangan dalam berbagai dan pengembangan kurikulum bidang studi. menyediakan kesempatan yang sangat baik bagi partisipasi guru. Pentingnya relevansi kurikulum 7. Perpustakaan Profesional dengan kebutuhan murid dan Perpustakaan professional masyarakat bagi pemeliharaan sekolah merupakan sumber dan peningkatan kualitas informasi yang sangat membantu pendidikan di negara kita diakui. kepada peitumbuhan professional Tetapi dalam prakteknya, personil pengajar di sekolah. sekolah-sekolah secara individual Perpustakaan professional tidak banyak melakukan usaha menyediakan tidak saja suatu untuk menyesuaikan dan sumber informasi, tapi ia juga mengembangkan kurikulum suatu rangsangan bagi kepuasan standar itu dengan kebutuhan pribadi. Buku-buku tentang murid dan masyarakat terus pandangan professional, bacaan berubah. Terserah kepada kepala suplementer yang lebih baru, dan majalah professional yang banyak
  • 21. jumlah-nya itu hendaknya akan memenuhi kebutuhan dan tersedia bagi semua guru. Juga kepentingan murid. sumbangan-sumbangan dari guru Sebenarnya ada teknik- dapat menjadi bagian dari teknik lain, tetapi yang "gudang" informasi ini. diterapkan di atas dengan singkat adalah teknik-teknik yang dalam 8. Lokakarya sejumlah penelitian dipandang Lokakarya menyediakan telah menunjukkan manfaatnya kesempatan untuk Kerjasama, bagi supervisi. Untuk pembahasan untuk memperteukan ide-ide, yang lebih terurai pembaca untuk mendiskusikan masalah- disarankan untuk membaca masalah bersama alau khuais, dan sumber-sumber lain. untuk pertumbuhan pribadi dan Pada hakekatnya tidak ada professional dalam berbagai satu teknik tunggal yang bisa bidang studi. Ada banyak jenis memenuhi segala kebutuhan; dan lokakarya itu. Dalam lokakarya bahwa sualu teknik tidaklah baik seni, barangkali sebagian bcsar alau buruk pada umumnya, waktu akan diisi dengan melainkan dalam kondisi partisipasi sungguh dengan tertentu. Masalah yang utama mempelajari keterampilan dan adalah menetapkan kebutuhan. teknik-teknik kegiatan scni. Beberapa teknik hubungan antara Dalam lokakarya matematika sekolah dengan masyarakat yang lebih banyak tckanan mungkin diperkenalkan oleh Sahertian diberikan kepada menganalisis (1989) antara lain adalah seperti: dan memilih pengalaman belajar (1) laporan kepada orang tua yang sesuai, menemukan bahan murid, (2) majalah sekolah, (3) teknologi pengajaran dan metode- surat kabar sekolah, (4) pameran metode presentasi ini, dan sekolah, (5) open house, (6) menilai program-program baru. kunjungan ke sekolah, (7) kunjungan ke rumah murid, (8) 9. Survey sekolah-masyarakat melalui penjelasan yang Suatu studi yang diberikan ole h personil komprehensif tentang masyarakat sekolah, (9) gambaran keadaan akan membantu guru dan kepala sekolah melalui murid -murid, sekolah untuk memahami dengan (10) melalui radio dan televisi, lebih jelas program sekolah yang (11) laporan tahunan, (12) organisasi perkumpulan alumni
  • 22. sekolah, (13) melalui kegiatan dengan baik, supervisor ekstra kurikulum, dan (14) menunjukkan sifat membantu pendekatan secara akrab. dan menyediakan model -model pengajaran yang efektif, (7) supervisor memberikan peran RESPON DAN SIKAP GURU serta yang cukup tinggi kepada TERHADAP SUPERVISI guru unt uk pengambilan PENGAJARAN keputusan dalam wawancara Kajian tentang si kap guru supervisi, (8) supervisor terhadap supervisi menjadi mengutamakan p engembangan perhatian Neagley & Evans keterampilan hubungan insani , (dalam Mantja, 1998) dengan seperti halnya dengan merujuk sejumlah hasil keterampilan teknis dan (9) penelitian beberapa pakar supervisor seharusnya supervisi pengajaran. Te muan - menciptakan iklim temuan yang dilaporkan, organisasional yang t erbuka, antara lain (1) supervisi yang yang memungkinkan efektif harus didasarkan atas pemantapan hubungan yang prinsip-prinsip yang sesuai saling menunjang (supportive). dengan perubahan sosial dan Dalam praktiknya dinamika kelompok, (2) para supervisi pengajaran yang guru menghendaki supervisi dilaksanakan selama ini masih dari kepala sekolah, cenderung berorientasi pada sebagaimana yang seharusnya administratif saja. Walaupun dikerjakan ol eh tenaga sudah dirumuskan dalam personel yang berjabatan kegiatan supervisi ba hwa aspek supervisor, (3) kepala sekolah yang disupervisi adalah tidak melakukan supervisi administratif dan edukatif, dengan baik, (4) semua guru namun pada kenyataannya membutuhkan supervisi dan masih cenderung le bih mengharapkan untuk domi nan aspek administratif. disupervisi, (5) p ara guru le bih Fenome na ini dikaji secara menghargai dan menilai secara khusus dalam Konferensi positif perilaku supervisi yang Pendidikan di Indonesia: "hangat", saling mempercayai, Mengatasi Kri sis Menuju bersahabat, dan menghargai Pembaruan, yang dii kuti para guru, (6) supervisi dianggap pakar yang kompclen. Salali bermanfaat bila direncanakan
  • 23. satu rekomendasi dari konferensi saja dan monoton itu-itu saja, ini, khusu'snya yang berkaitan bahkan nampak diacuhkan. langsung dengan masalah Namun guru tidak menampakkan supervisi dikemukakan sebagai ketidak-setujuannya di hadapan berikut ini. supervisor, karena dilandasi rasa Rekomendasi 23 hormat sekaligus tidak ingin Fungsi-fungsi pengawasan menimbulkan konflik. Penelitian pada semua jenjang yang dilakukan Mantja (1989) pendidikan dioptimalkan juga menyimpulkan bahwa respon seba-gai sarana untuk dan sikap guru terhadap supervisi memacu mutu pendidikan. ditentukan oleh kemanfaatan, Pengawasan dimaksud data pengamatan yang obyektif, dengan mengutamakan kesempatan menanggapi balikan, aspek-aspek akademik perhatian supervisor terhadap daripada administratif gagasan guru. Supervisi yang sebagaimana berlaku teratur dan hubungan yang selama ini (Jalal & Supriadi, diciptakan dapal mengurangi 2001). ketegangan emosional guru. Guru Keefektifan penerapan lebih menyukai pendekatan orientasi dan pendekptan supervisi kolaboratif atau non supervisi di atas, tidak hanya direktif. tergangung pada supervisor saja, melainkan juga sangat KENDALA-KENDALA PELAKSANAAN dipengaruhi oleh persepsi, SUPERVISI PENGAJARAN respon, dan sikap guru terhadap Dalam pelaksanaannya, orientasi dan supervisi yang supervisi pengajaran di sekolah dilakukan oleh supervisor. banyak menghadapi kendala. Penelitian mengenai sikap guru Mantja (1990) dalam temuan terhadap supervisi dikemukakan disertasinya meuyalakan bahwa oleh Ekosusilo (2003) bahwa guru kendala-kendala yang kurang tidak terlalu positif terhadap menunjang keefektifan supervisi, supervisi yang dilakukan antara lain: sikap personil supervisor. Selanjutnya sekolah yang kurang positif dikemukakan oleh Ekosusilo terhadap supervisi pengelola dalam simpulan penelitiannya teknis edukatif; kurangnya bahwa supervisi yang dilakukan keterampilan supervisi kepala supervisor dianggap biasa-biasa
  • 24. sekolah; pengendalian emosional kepada para guru sebagai subyek supervisor dalam menerima supervisi, (2) fokus supervisi respons guru; kepala sekolah yang hanya terarah pada aspek karena kurangnya tenaga guru administrasi, kurang menyentuh haras memegang kelas atau pada pengembangan kemampuan bidang studi tertentu, sehingga guru dalam mengelola proses supervisi menjadi kurang efektif; belajar mengajar, (3) supervisor dan adanya guru yang tingkat tidak melaksanakan kunjungan pendidikannya lebih tinggi dari kelas secara serius, (4) supervisor kepala sekolahnya. Temuan mendominasi pembicaraan dan Mantja ini, nampaknya berjalan satu arah, (5) tidak ada mempunyai kadar transferabilitas penilaian umpan balik, dan (6) yang cukup tinggi, karena supervisor tidak pernah meminta kendala-kendala di jenjang pada guru untuk meminta pada pendidikan dasar berkisar pada guru untuk memberikan permasalahan-permasalahan komentar maupun penilaian temuan tersebut di atas. Isvanto terhadap supervisi yang telah (1999) mengemukakan bahwa dilaksanakan. Kendala-kendala permasalahan pendidikan, antara inilah yang mengakibatkan lain adalah manajemen sekolah supervisi pengajaran yang yang tidak efektif, dan dilaksanakan oleh Pengawas kemampuan manajemen kepala Sekolah di sekolah dasar tidak sekolah pada umumnya rendah dapat optimal, sehingga tujuan terutama di sekolah negeri dan pokok pelaksanaan supervisi pembinaan karier dan untuk meningkatkan kualitas kesejahteraan guru yang tidak kegiatan belajar mengajar tidak konsisten. dapat tercapai. Temuan Ekosusilo Mengkaji perihal kendala- (2003) ini memberikan gambaran kendala dalam pelaksanaan bahwa pembinaan profesional supervisi, temuan Ekosusilo guru masih perlu ditingkatkan (2003) menarik untuk lebih lanjut. dikemukakan di sink Temuan penelitian Ekosusilo tentang pelaksanaan supervisi antara lain: (1) supervisor tidak mengkomunikasikan rencana/program supervisinya
  • 25. (b) pembicaraan individual, (c) diskusi kelompok, (d) SIMPULAN DAN SARAN demonstrasi mengajar, (e) Simpulan kunjungan kelas antar guru, (1) Berdasarkan uraian tentang pengembangan kurikulum, (g) peningkatan mutu pendidikan bulletin supervisi, (h) melalui supervisi pengajaran di perpustakaan profcsioml, (i) atas, maka dapatlah disimpulkan lokakarya, (j) survey sekolah- hal-hal sebagai berikut: (1) masyarakat; (6) para guru lebih masalah-masalah dalam bidang menghargai dan menilai secara pendidikan adalah (a) masalah positif perilaku supervisi yang kuantitatif, (b) masalah kualitatif, "hangat", saling mempercayai, (e) masalah relevansi, (d) bersahabat, dan menghargai masalah efisiensi, (e) masalah guru; dan (7) dalam praktiknya efektivitas, dan (f) masalah supervisi pengajaran yang khusus; (2) supervisi pengajaran dilaksanakan selama ini masih pada hakikatnya adalah untuk cenderung berorientasi pada meningkatkan kemampuan dan administratif saja. keterampilan guru dalam Saran-saran melaksanakan tugas pokoknya Berdasarkan simpulan di sehari-hari yaitu mengajar para atas, maka dapatlah dikemukakan peserta didik di kelas; (3) saran-saran sebagai berikut: (1) supervisor atau pembina, yaitu untuk meningkatkan kemampuan Pengawas Sekolah, Kepala supervisor, maka perlu secara Sekolah, atau semua pejabat yang rutin ada program penyegaran terlibat dalam layanan supervisi, bagi para supervisor, sehingga adalah pihak yang dianggap dalam melaksanakan tugasnya paling bertanggung jawab dalam sesuai dengan tujuau supervisi kegiatan supervisi; (4) ada tiga dan sesuai dengan keinginan para pendekatan dalam supervisi guru; (2) arah supervisi perlu pengajaran, yaitu (a) pendekatan difokuskan/ditekankan kepada langsung, (b) pendekatan tidak aspek akademik tanpa langsung, dan (c) pendekatan mengabaikan faktor administratif kolaboratif; (5) teknik-teknik sebagai pelengkap pelaksanaan supervisi pendidikan yang paling supervisi tcrhadap para guru di bermanfaat bagi supervisi antara sekolah; (3) dalam pelaksanaan lain adalah: (a) kunjungan kelas, supervisi di sekolah, para
  • 26. supervisor perlu membekali merekam dan mencatat kegiatan format dokumen yang dapat guru dalam melaksanakan tugas- tugasnya di sekolah; (4) dalam melaksanakan supervisi pengajaran disarankan untuk menggunakan prosedur supervisi klinis, dan (5) perlu ada pertemuan sesuai supervisi untuk mendiskusikan hasil supervisi yang telah dilakukan oleh Kepala Sekolah atau Pengawas Sekolah, sebagai upaya tindak lanjut setelah pelaksanaan supervisi dilaksanakan.
  • 27. DAFTAR RUJUKAN Bafadal, I. 2003. Seri Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah, Peningkatan Profesionalisme Guru Sekolah Dasar, Dalam Kerangka Manaje men Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah. Jakarta: PT Bumi Aksara. Benty, D.D.N. 1992. Kemampuan Kepi'la Sekolah Dasar Membant u Guru dalam Mengembangkan Pengajaran Menurut Persepsi Guru - Guru SD Negeri di Kecamatan Lowokwaru Kodya Malnng. Tesis tidak diterbitkan. Malang: Program Pasa Sarjana, Institut Keguruan dan Ilmu pendidikan Malang. Depdikbud. 1976. Kurikulum Sekolah Dasar 1975, Garis -Garis Besar Program Pengajaran Buku III D Pedoman Admini strasi dan Supervisi. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Depdikbud. 1994/1995. Pedoman Kerja Pelaksanaan Sup ervisi. Jakarta: Proyek Peningkatan Mutu SD, TK dan SLB, Direktorat Pendidikan Dasar, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menenga,'., Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Depdikbud. 1995. Pedoman Pembi naan Profesional Guru Sekolah Dasar. Jakarta: Direktorat Pendidikan Dasar, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Depdiknas. 2000. Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah. Jakarta: Direktorat Pendidikan Menengah Umum, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional. Ekosusilo, M. 2003. Iiasil Penelitian Kualitatif, Supervisi Pengajaran Dalam Latar Budaya Jawa, Studi Kasus Pembi naan Guru SD di Kralon Surakarta. Sukoharjo: Penerbit Uvitet Bantara Press. Indrafachrudi, S.(Koordinator). 1989. Administrasi Pendidikan. Malang: Penerbit IKIP Malang. Idrus, N., dkk. 2000. Quality Assurance, Handbook. 3 -Edition. Jakarta: Engineering Education Development Project, Du Malcomlm Jones (ed)., Director General of Higher Education. Iswanto, B. 1999. Olonomi Daerah: Implikasi bagi Pengelolaan Pendidikan. Makalah disajikan dalam seminar nasional Formula Manajemen Pendidikan dalam Kerangka Otonomi Daerah di Bidang Pendidikan pada tanggal 23 Aeustus 1999 di Universitas Neseri Malane. Jalal, F. & Supriadi, D. 2001. Reformasi Penclidikan Dalam Konteks Otonomi Daerah. Jakarta: Diterbitkan atas kerjasama Depdiknas -Bappenas-Adicita Karya Nusa. Mantja, W. 1998. Manajemen Pembinaan Profesional Guru Berwawasan Pengembangan Sumber Daya Manusia: Suatu Kajian Ko.tseptual-
  • 28. historik dan Empirik. Pidalo Pengukuhan Guru Besar [KIP Malang. Making: Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Malang, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Mastuhu. 2003. Menata Ulang Pemikiran Sistem Pendidikan Nasional dalam Abad 21 (The New Mind Set of National Education in the 21 s ' Century). Yogyakarta: Safiria Insania Press bekerjasama dengan Magister Studi Islam Universitas Islam Indonesia (MSI UII). Sahertian, P.A. & Mataheru, F. 1982. Prinsip & Tehnik Supervisi Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional. Supriadi, D. 2004. Satuan Biaya Pendidikan, Dasar dan Menengah: Rujukan Bagi Penetapan Kebijakan Pendidikan Pada Era Otonomi dan Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung: PT Lemadja Rosdakarya.
  • 29. ISSN 2089-5933 Diterbitkan Oleh : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Gresik E - JURNAL Vol. No. Hlm. Gresik ISSN JENDELA 01 0I 1-106 Juni - 2089-5933 Nopember PENDIDIKAN
  • 30. PENGARUH BIMBINGAN ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SD TUNAS BANGSA WONOKROMO SURABAYA Etiyasningsih*) Abstrak, Bahasa Indonesia dipakai di sekolah dari tingkat paling rendah sampai perguruan tinggi, dipakai juga dalam acara resmi pada pemerintahan termasuk kehakiman pengadilan, serta di segala bentuk komunikasi tingkat nasional. Dari segi ilmiah dapat dijadikan kunci untuk membuka pintu untuk mempelajari ilmu-ilmu yang lainnya, dengan pertimbangan tersebut maka yang perlu diperjatikan adalah bimbingan orang tua dalam menunjang prestasi anak di sekolah. Pendidikan merupakan tanggung jawab bersama antara orang tua, guru dan masyarakat. Namun berperan serta orang tua dan masyarakat dalam menunjang prestasi belajar anaknya belum tampak menggembirakan, apabila status pendidikan orang tuanya atau masyarakat pada umumnya masih rendah, maka semata-mata pendidikan anaknya diserahkan kepada guru di sekolah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh bimbingan orang tua terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia. Penelitian dilakukan di SD Tunas Bangsa Kecamatan Wonokromo Surabaya. Populasi sebanyak 34 anak dan orang tua. Sampel diambil dengan teknik total sampling diperoleh 34 responden anak dan orang tua siswa. Pengumpulan data dengan dokumentasi dan kuesioner, selanjutnya dilakukan uji regresi sederhana untuk mengetahui pengaruh bimbingan orang tua terhadap prestasi belajar siswa. Hasil penelitian menunjukkan Fhitung = 16,995 > Ftabel = 4,17. Oleh karena Fhitung > Ftabel maka Ha diterima dan Ho ditolak yang berarti terdapat pengaruh signifikan bimbingan orang tua terhadap prestasi belajar siswa. Terlihat pula signifikan hasil hitung αhitung = 0,000 jauh di bawah 0,05, yang menandakan pengaruh yang signifikan. Berdasarkan hasil penelitian d iharapkan orang tua lebih banyak memberikan bimbingan kepada anaknya terutama dalam belajar bahasa Indonesia, bimbingan di keluarga hendaknya mencakup bantuan belajar, pengawasan, pengaturan waktu belajar dan keteladanan yang ditunjukkan secara rutin, dan orang tua wali murid selalu mengawasi cara belajar anaknya dan selalu berkonsultasi dengan guru atau orang lain. Pihak sekolah diharapkan dapat sering mengadakan hubungan dan konsultasi mengenai perkembangan belajar anak dan juga memecahkan kesulitan yang timbul dalam bimbingan belajar anak dengan wali murid atau orang tua siswa Kata Kunci : Bimbingan Orang Tua terhadap Prestasi Belajar Siswa
  • 31.
  • 32. Pendidikan yang berlangsung seumur harus ada kerjasama yang baik sehingga hidup dan dilaksanakan sedini mungkin merupakan tri tunggal yang tidak dapat merupakan tanggung jawab keluarga, dipisahkan. Sehubungan dengan hal tersebut, masyarakat dan pemerintah. Banyak orang jika ditinjau ari segi waktu belajar antara tua berpendapat bahwa tugas mencerdaskan pendidikan sekolah dan ada dirumah, maka anak adalah tugas guru dan institusi waktu belajar tersebut lebih banyak dirumah. pendidikan, sementara mereka selaku orang Oleh sebab itu sebagai orang tua harus benar- tua asyik dengan profesinya sendiri, implikasi benar dapat membantu dan mengarahkan dari pendapat semacam ini adalah putra putrinya, memahami lebih jauh dan memunculkan ketidakpedulian orang tua mendalam tentang pola dan upaya terhadap spiritual, intelektual dan moral mencerdaskan. Orang tua harus mengerti anaknya sendiri. Masih banyak di antara tentang dasar-dasar pendidikan, psikologi orang tua yang lalai akan tugasnya dalam perkembangan, proses belajar mengajar dan membantu perkembangan dan pemahaman pengetahuan lain guna mencapai tujuan yang diri putra putrinya, mereka menyibukkan sesuai dengan harapan dan cita-citanya. dirinya dengan urusan masing-masing. Negara Indonesia merupakan Negara Bagi orang tua yang taraf ekonominya yang sedang berkembang, dan sedang getol- kuat, waktunya banyak digunakan untuk getolnya membangun, seiring dengan acara-acara yang dianggap sesuai dengan pembangunan itu, maka di segala bidang martabat sosialnya, sementara bagi orang tua harus dikembangkan pemerintah. Di dalam yang taraf ekonominya lemah, waktunya persiapan pembangunan yang siap dipakai banyak digunakan kegiatan untuk memenuhi perlu sumber daya manusia yang handal, kebutuhan sehari-hari. Sehingga dengan maka pemerintah menggalakkan keadaan ini timbulah berbagai kesulitan yang pembangunan di bidang pendidikan. dihadapi oleh anak terutama kesulitan alam belajar yang mengakibatkan prestasi belajar Maka tidaklah mengherankan apabila mereka semakin menurun. pemerintah selalu berusaha dengan getol untuk meningkatkan pendidikan baik secara Ketika anaknya gagal memenuhi kuantitatif maupun kualitatif, guna harapannya, pihak pertama yang dituding mempercepat tercapainya tujuan pendidikan adalah guru dan institusi pendidikan, kalau yang telah ditetapkan. Untuk itu di dalam kita renungkan anggapan orang tua bahwa merealisir tujuan pendidikan itu, maka pencapaian itu hanyalah tergantung pada diseluruh jalur, jenis dan jenjang pandidikan lembaga sekolah, pendapat seperti ini kurang baik dengan jalur formal maupun non formal tepat, dan akan merugikan diri sendiri. berkewajiban untuk segera mendukung dan Bagaimanapun guru, sekolah, dan institusi mewujudkannya. Bahkan dilingkungan pendidikan yang lainnya hanyalah pihak yang keluargapun di harapkan peran serta membantu mencerdaskan peserta didik. aktifnya, karena suatu program akan berhasil Sedangkan keberhasilan dalam suatu dengan baik apabila aktifitas di dukung oleh pendidikan itu ditentukan oleh tiga semua pihak. komponen, yaitu orang tua (keluarga), guru (pemerintah), dan masyarakat (lingkungan). Di dalam Undang-undang pendidikan Nomor 2 tahun 1989, disebutkan bahwa Dalam mendidik seseorang anak tidak tujuan pendidikan di Indonesia adalah akan berhasil tanpa ada kerjasama yang baik sebagai berikut : ―Pendidikan nasional antara orang tua yang mendidik di rumah, bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dengan guru yang mendidik di sekolah. dan mengembangkan manusia yang beriman Demikian juga dengan lingkungan di dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sekitarnya juga menunjang. Antara orang tua, dan berbudi pekerti yang luhur, memiliki guru dan lingkungan dalam menangani anak pengetahuan dan ketrampilan, kesehatan
  • 33. jasmani dan rohani, kepribadian yang Kesadaran bahwa tugas utama memberi mantap dan mandiri serta rasa tanggung bimbingan anak adalah tugas orang tua, jawab kemasyarakatan dan kebangsaan‖. maka akan memberikan pengaruh positif Pendidikan Nasional harus juga dalam pembentukan tanggung jawab dan menumbuhkan jiwa patriotic dan mendorong motivasi belajar, mempermudah mempertebal rasa cinta tanah air, proses belajar pada anak dan meningkatkan semangat kebangsaan dan pengkoordinasian lingkungan keluarga untuk kesetiakawanan social serta kesadaran mewujudkan anak-anak cerdas dan pendidikan sejarah perjuangan bangsa dan berprestasi terutama pada bidang studi sikap menghargai jasa para pahlawan serta bahasa Indonesia. Pemikiran inilah yang berorientasi ke masa depan. Iklim belajar menjadikan penulis mengangkat judul skripsi mengajar yang dapat menumbuhkan rasa ini dengan harapan dapat mengetahui percaya diri dan budaya belajar di lingkungan pengaruh bimbingan orang tua terhadap masyarakat, terus juga di kembangkan agar prestasi belajar siswa pada Bidang Studi tumbuh sikap dan perilaku yang kreatif, dan Bahasa Indonesia di SD Tunas Bangsa berkeinginan untuk maju. Kecamatan Wonokromo Surabaya. Dan sebagai bangsa Indonesia harus berkomunikasi di antara suku satu dengan suku yang lainnya dengan baik, agar tetap METODE PENELITIAN terpelihara rasa persatuan dan kesatuan bangsa. Berkomunikasi antara suku kita harus menggunakan bahasa Indonesia yang Penelitian ini dilakukan dengan baik dan benar. Dalam hal ini termuat dalam mengambil populasi seluruh siswa kelas IV dokumen resmi Negara, seperti : Sumpah SD Tunas Bangsa Kecamatan Wonokromo Pemuda dan dalam Undang-undang Dasar Surabaya. Sampel diambil dengan teknik 1945, Bab XV pasal 36 : Bahasa Negara total sampling diperoleh responden sebanyak adalah bahasa Indonesia. 34 siswa. Bahasa Indonesia dipakai di sekolah dari Variabel bebas (X) dalam penelitian ini tingkat paling rendah sampai perguruan yakni bimbingan orang tua, yang dimaksud tinggi, dipakai juga dalam acara resmi pada bimbingan orang tua adalah suatu proses pemerintahan termasuk kehakiman pemberi bentuan secara terus menerus dan pengadilan, serta di segala bentuk sistematik dari pembimbing kepada peserta komunikasi tingkat nasional. Dari segi ilmiah bimbingan agar tercapai pemahaman dari dapat dijadikan kunci untuk membuka pintu penerima diri, pengarahan diri dan untuk mempelajari ilmu-ilmu yang lainnya, perwujudan diri dalam mencapai tingkat dengan pertimbangan tersebut maka yang perkembangan yang optimal sehingga dapat perlu diperjatikan adalah bimbingan orang menyesuaikan diri dengan lingkungan dan tua dalam menunjang prestasi anak memperoleh kebahagian hidup. Variabel disekolah. Pendidikan merupakan tanggung prestasi belajar Bahasa Indonesia (Y) yaitu jawab bersama antara orang tua, guru dan suatu suatu hasil yang teah dicapai setelah masyarakat. Namun berperan serta orang tua kegiatan belajar mengajar Bahasa Indonesia. dan masyarakat dalam menunjang prestasi Dalam penelitian ini, indikator yang belajar anaknya belum tampak digunakan adalah nilai ulangan mata menggembirakan, apabila status pendidikan pelajaran Bahasa Indonesia. orang tuanya atau masyarakat pada umumnya masih rendah, maka semata-mata Data yang telah terkumpul kemudian pendidikan anaknya diserahkan kepada guru dilakukan analisis. Uji hipotesis dilakukan di sekolah. untuk menjawab hipotesa yang telah diajukan sebelumnya. Uji yang digunakan
  • 34. dalam penelitian ini adalah uji Regresi Pernya- Corrected item Ket Sederhana dengan rumus persamaan regresi taan total correlation sederhana : 9 0,642 Valid 10 0,620 Valid Y = a + bX 11 0,686 Valid Y = Prestasi Belajar Bahasa Indonesia 12 0,355 Valid 13 0,677 Valid X = Bimbingan Orang Tua 14 0,793 Valid 15 0,543 Valid a = Nilai konstanta 16 0,439 Valid b = Nilai arah sebagai penentu ramalan 17 0,354 Valid (prediksi) yang menunjukkan nilai 18 0,495 Valid peningkatan (+) atau nilai penurunan 19 0,535 Valid (–) variabel Y. 20 0,651 Valid Sumber : Hasil Olah Data SPSS Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa untuk item pernyataan variabel bimbingan HASIL PENELITIAN orang tua, corrected item total correlation yang diperoleh untuk seluruh item pernyataan adalah lebih besar dari 0,339 (untuk jumlah responden 34 orang), hal Hasil Pengujian Validitas tersebut berarti bahwa secara keseluruhan Validitas menunjukkan sejauh mana item pernyataan mengenai bimbingan orang alat ukur yang digunakan mengukur apa yang tua adalah valid. diinginkan dan mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Instrument Hasil Uji Reliabilitas valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapat data itu valid. Dalam uji validitas Suatu alat ukur dikatakan reliabel ini suatu butir pernyataan dikatakan valid atau handal, jika alat itu dalam mengukur jika corrected item total correlation lebih suatu gejala pada waktu yang berbeda besar dari 0,339 (untuk jumlah responden 34 senantiasa menunjukkan hasil yang relatif orang) sebagaimana tabel r produk momen sama. Untuk menguji reliabilitas suatu terlampir. Hasil pengujian validitas terhadap instrument dapat digunakan uji statistic variabel bimbingan orang tua (X) dan Cronbach Alpha (α), dimana suatu alat ukur Prestasi Belajar Siswa (Y) dapat dilihat dikatakan reliabel jika nilai Cronbach Alpha sebagai berikut : lebih besar dari 0,60. Hasil pengujian Tabel 1 Hasil Uji Validitas Variabel Prestasi reliabilitas terhadap variabel bimbingan Belajar Siswa (X) orang tua (X) diperoleh alpha sebesar 0,7483 Pernya- Corrected item Ket lebih besar dari 0,6 sehingga dapat taan total correlation diputuskan bahwa item kuesioner telah 1 0,843 Valid reliabel. 2 0,372 Valid 3 0,638 Valid 4 0,601 Valid 5 0,540 Valid Uji Asumsi Klasik 6 0,541 Valid 7 0,767 Valid Uji normalitas 8 0,476 Valid
  • 35. Dalam penelitian ini uji normalitas Scatterplot kriterianya adalah jika distribusi data adalah Dependent Variable: Prestasi Belajar Siswa normal, maka garis yang menggambarkan 2,0 data sesungguhnya akan mengikuti garis Regression Studentized Residual 1,5 diagonalnya. 1,0 ,5 Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual 0,0 Dependent Variable: Prestasi Belajar Siswa -,5 1,0 -1,0 -1,5 ,8 -2,0 -3 -2 -1 0 1 2 Regression Standardized Predicted Value Expected Cum Prob ,5 Gambar 2 Grafik Scatterplot ,3 0,0 0,0 ,3 ,5 ,8 1,0 Dari grafik scatterplot di atas terlihat titik menyebar secara acak dan tersebar di Observ ed Cum Prob atas maupun di bawah angka 0 pada suhu Y, hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi Gambar 1 Grafik Normalitas Standar sehingga model regresi layak dipakai untuk Residual Regresi mengetahui pengaruh bimbingan orang tua terhadap prestasi belajar siswa. Sesuai kriterianya grafik normal plot di Hasil Pengujian Regresi Linier atas terlihat titik-titik menyebar di sekitar Sederhana garis diagonalnya, serta penyebarannya mengikuti arah garis diagonal. Dengan Untuk mengetahui ada atau tidaknya demikian menunjukkan bahwa model regresi pergaruh antara variabel bebas bimbingan layak dipakai karena memenuhi asumsi orang tua terhadap variabel terikat yang normalitas. dalam hal ini adalah prestasi belajar siswa (Y), maka digunakan analisis model agresi linier sederhana dengan model persamaan Uji Heteroskedastisitas sebagai berikut : Indikator uji ini adalah melihat grafik Y = α + bX1 Scatterplot, jika titik-titik menyebar secara Dimana : acak serta tersebar di atas maupun di bawah angka 0 pada suhu Y, maka tidak terjadi Y = Prestasi Belajar Siswa heteroskedastisitas. X = Bimbingan Orang Tua b3 = Koefisien regresi X Output perhitungan dengan program SPSS for Windows seperti terlihat dalam gambar berikut.
  • 36. a Coe fficients ANOVAb Unstandardized Standardized Sum of Coefficients Coefficients Correlations Model B Std. Error Beta t Sig. Zero-order Partial Part Model Squares df Mean Square F Sig. 1 (Constant) 35,537 3,292 10,797 ,000 1 Regression 151,891 1 151,891 16,995 ,000 a Bimbingan Orang Tua ,190 ,046 ,589 4,123 ,000 ,589 ,589 ,589 Residual 285,991 32 8,937 a. Dependent Variable: Prestasi Belajar Sisw a Total 437,882 33 a. Predictors: (Constant), Bimbingan Orang Tua b. Dependent Variable: Prestasi Belajar Sisw a Gambar 4 Uji t Gambar 3 Uji F Sebagaimana Uji F di atas yang menunjukkan adanya pengaruh, Uji t juga Gambar 3 di atas menunjukkan hasil uji seperti pada Gambar 4.5 memperlihatkan F dengan program SPSS for Windows, thitung sebesar 4,123 > ttabel sebesar 2,042 dengan Fhitung sebesar 16,995. Angka ini (sebagaimana Critical Value for the t selanjutnya dibandingkan dengan Ftabel df = Distribution terlampir) artinya terdapat 32 sebagaimana Tabel F pada lampiran pengaruh bimbingan orang tua terhadap (Critical Values for the F Distribution prestasi belajar siswa. α=0,05). Tabel F dengan df = 32 dan n =1 Untuk menunjukkan besarnya pengaruh diperoleh Ftabel = 4,17. Sehingga Fhitung = atau kontribusi tingkat pendidikan terhadap 16,995 > Ftabel = 4,17. perkembangan perusahaan dapat dilihat Oleh karena Fhitung > Ftabel maka Ha koefisien regresi (standarized coefficients diterima dan Ho ditolak yang berarti terdapat Beta) pada gambar 4.2 sebesar 0,589. pengaruh signifikan bimbingan orang tua Selanjutnya sesuai dengan rumus regresi terhadap prestasi belajar siswa. Terlihat pula sederhana dapat dimasukkan angka-angka signifikan hasil hitung αhitung = 0,000 jauh di tersebut sebagai berikut : bawah 0,05, yang menandakan pengaruh Y = a + bX yang signifikan. Selain adanya pengaruh yang signifikan, = 35,537 + 0,190 pada uji korelasi juga terlihat adanya korelasi positif antar kedua variabel yang diperoleh Selanjutnya berdasarkan persamaan di Pearson Correlation sebesar 0,589 lebih dari atas deskripsi pengaruh bimbingan orang tua rtabel sebesar 0,339 (Sebagaimana r tabel terhadap prestasi belajar siswa berdasarkan Product Moment pada df = 32 terlampir). unstandarized coeffisients beta adalah sebagai berikut: Cor relations 1) Konstanta sebesar 35,537 menyatakan bahwa jika variabel tingkat pendidikan Prestas i Bimbingan Belajar Sis w a Orang Tua Pearson Correlation Prestas i Belajar Sisw a 1,000 ,589 Bimbingan Orang Tua ,589 1,000 dianggap konstan (tidak ada upaya Sig. (1-tailed) Prestas i Belajar Sisw a Bimbingan Orang Tua ,000 , ,000 , membimbing), maka prestasi belajar N Prestas i Belajar Sisw a Bimbingan Orang Tua 34 34 34 34 siswa sebesar 35,537 point. 2) Koefisien regresi tingkat pendidikan Gambar Pearson Correlations sebesar 0,190 menyatakan bahwa setiap peningkatan 1 poin bimbingan orang tua akan meningkatkan prestasi belajar siswa Besarnya pengaruh atau kontribusi sebesar 0,190 poin. Jika angka tersebut tingkat pendidikan terhadap perkembangan dikalikan 1000, deskripsinya menjadi perusahaan dapat dilihat pada gambar Uji t setiap ada upaya bimbingan orang tua berikut ini. sebesar 1000 poin maka akan meningkatkan prestasi belajar siswa sebesar 190 point.