SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  3832
Tabel 5.6 – Lanjutan dari TTaabbeell 55..87 –– LLaannjjuuttaann ddaarrii hhhaaalllaaammmaaannn ssseeebbbeeellluuummmnnnyyyaaa 
Tabel 5.2: Kegiatan-Kegiatan dalam Program Pembangunan dan Pengembangan Tempat Evakuasi Sementara 
Tabel 5.3: Lokasi Usulan TES Tsunami Kota Cilacap
Masterplan Pengurangan Risiko Bencana 
Tsunami 
Badan Nasional Penanggulangan 
Bencana Juni 2012 
1
Kata Pengantar 
Pemerintah Indonesia terus berusaha mengurangi risiko bencana, 
termasuk bencana tsunami yang telah seringkali terjadi dengan skala 
dan dampak beragam, mulai dari yang tidak menimbulkan korban jiwa 
hingga yang merusak seperti Tsunami Aceh tahun 2004, dengan korban 
jiwa lebih dari 165 ribu orang. Kejadian gempabumi Aceh dengan skala 
8,5 SR pada tanggal 11 April 2012 mengingatkan kembali akan perlunya 
upaya yang lebih serius dan berkelanjutan dalam menyiapkan sistem 
penanggulangan bencana, khususnya dalam mengantisipasi kejadian 
tDsaulnaamm ik. ejadian gempabumi Aceh tersebut tampak bahwa beberapa 
subsistem berjalan kurang memadai. Timbulnya kepanikan warga, 
kemacetan pada jalur evakuasi, sistem peringatan dini yang belum 
sampai kepada masyarakat secara cepat dan tepat, dan kurang 
tersedianya jalur serta tempat evakuasi yang mudah dijangkau saat ada 
peringatan dini tsunami, menunjukkan bahwa masih banyak hal yang 
harus ditingkatkan dalam upaya mitigasi bencana tsunami. 
Breakfast meeting Kabinet Indonesia Bersatu II pada tanggal 16 April 
2012 di Istana Bogor yang dipimpin oleh Presiden RI, salah satunya 
membahas evaluasi kejadian gempabumi Aceh 11 April 2012 dan 
antisipasi bencana mendatang. Dalam pertemuan tersebut, salah satu 
keputusan yang dihasilkan adalah BNPB diiunstruksikan untuk 
mengkoordinasikan penyusunan Master-plan Pengurangan Risiko 
Bencana Tsunami (PRB Tsunami). Untuk BNPB bersama 
Kementerian/Lembaga dan Perguruan Tinggi menyusun menindaklanjuti 
penMyuassutnearpnl aMna PstReBrp Tlsaunn PaRmBi aTksuann ammein. jadi acuan dalam penyusunan program 
i
da
n
kegiata
n
pembanguna
n
untu
k
mengantisipas
i
bencan
a
tsunami
.
Tent
u
sa
j
a
dala
m
pelaksanaanny
a
pu
n
memerluka
n
kerjasam
a
da
n
sinergita
s
denga
n
berbaga
i
pihak
.
Kam
i
menyadar
i
bahw
a
Masterpla
n
in
i
masi
h
terdapa
t
keku
ranga
n
sehingg
a
perl
u
kritik
,
da
n
sara
n
yan
g
membangu
n
dem
i
kesempurnaa
n
Masterpla
n
ini
.
Jakarta, Juni 2012
2.3.
2
KawasanSelatSundadanJawaBagianSelatan...
.
1
5
2.3.3 KawasanBalidanNusaTenggara ........... 16 
2.3.4 KawasanPapua ..................... 17 
3 Pembelajaran Gempabumi 11 April 2012 21 
3.1 TemuanLapangan........................ 23 
3.1.1 PadaSaatKejadianGempabumi ............ 23 
3.1.2 PeringatanDini1 .................... 25 
3.1.3 PemutakhiranPeringatan:PeringatanDini-2(PD-2) . 26 
3.1.4 AktivasiSirinediDaerah ................ 27 
3.1.5 PD-1UntukGempabumiKedua ............ 29 
3.1.6 PemutakhiranPeringatan:PD-2 ............ 29 
3.1.7 HasilObservasiTsunamiAtasGempabumiPertama: 
PeringatanDini3(PD-3)................ 29 
3.1.8 PengakhiranPeringatan:PeringatanDini4(PD-4) .. 30 
3.2 Pembelajaran .......................... 32 
3.2.1 KapasitasSistemPeringatanDiniTsunami ...... 32 
3.2.2 KapasitasKesiapsiagaandiDaerah........... 36 
3.2.3 Evaluasi ......................... 42 
3.3 KebutuhanPenguatanKesiapsiagaan.............. 54 
3.3.1 PenguatanMataRantaiPeringatanDiniTsunami... 55 
3.3.2 PenguatanSaranaTESTsunami............ 57 
3.3.3 PenguatanKapasitasKesiapsiagaandanPRB..... 59 
3.3.4 PenguatanKemandirianIndustriTerkaitKebencanaan 61 
4 Antisipasi Skenario Terburuk Tsunami 63 
4.1 KawasanMegathrust Mentawai................. 66 
4.2 KawasanSelatSundadanJawaBagianSelatan ........ 70 
4.3 KawasanBalidanNusaTenggara................ 74 
4.4 KawasanPapuaBagianUtara.................. 77
II
I
Perencanaa
n
da
n
Pelaksanaa
n
8
1
5 Perencanaan 83 
5.1 VisidanMisi........................... 83 
Daftar Gambar 
5.2 KebijakandanStrategi ..................... 83 
5.3 ProgramdanKegiatan ..................... 85 
5.3.1 PenguatanRantaiPeringatanDini ........... 85 
5.3.2 PembangunandanPengembanganTempatEvakuasiSe-mentara 
......................... 87 
2.1 5.3.3 Lokasi PenguatanKapasitasKesiapsiagaandanPRB..... kejadian gempabumi dan tsunami di Indonesia 96 
....... 12 
2.2 5.4 PembangunanKemandirianIndustriInstrumentasiKebencanaan PetarisikotsunamiIndonesia.................... 13 
98 
3.1 Simulasi 5.5 penjalaran KebutuhanPendanaan tsunami akibat ..................... gempabumi 99 
11 April 2012 . . 30 
3.2 5.5.1 Alur IndikasiKebutuhanPendanaanMasterplan....... Waktu Kejadian Gempabumi 11 April 2012 .......... 100 
31 
3.3 5.5.2 Sistem IndikasiKebutuhanPendanaanPrioritas pemantauan gempabumi dan tsunami ........ di 102 
Indonesia .... 33 
3.4 5.5.3 Status PendanaanTersedia................... Peringatan dan saran kepada 104 
pemerintah daerah dari BMKG 35 
3.5 Alur InaTEWS dari BMKG ke institusi interface .......... 44 
4.1 PetalandaantsunamididaerahPadang .............. 67 
4.2 Lokasi Bandara Internasional Minangkabau ............ 68 
4.3 Simulasi penjalaran tsunami untuk Kota Padang .......... 69 
4.4 Peta rendaman kawasan industri di Cilegon akibat tsunami yang 
dipicugempabumidiSelatSunda.................. 72 
4.5 PemodelantsunamidiCilacap ................... 73 
4.6 Peta rendaman daerah pesisir Denpasar akibat tsunami yang 
dipicu olehgempabumidengankekuatan8.5Mw ............. 76 
4.7 Simulasi ancaman tsunami di Nusa Tenggara Timur ........ 78 
4.8 Estimasi ketinggian tsunami di Papua bagian utara dan sekitarnya 79 
5.1 UsulanlokasiTEStsunamiKotaCilacap .............. 89 
5.2 Contoh rambu rute evakuasi mengarah ke kiri (SNI 7743:2011) . . 91 
5.3 Contoh bangunan menara untuk TES tsunami ........... 93 
5.4 ContohbangunanuntukTEStsunami ............... 94 
6 Pelaksanaan 107 
6.1 Mekanisme............................ 107 
6.2 Kelembagaan .......................... 109 
6.3 PeranSertaMasyarakat..................... 110 
6.4 WaktuPelaksanaan ....................... 110 
6.5 SumberPendanaan ....................... 111 
6.5.1 PendanaanAPBNdanAPBD ............. 111 
6.5.2 PendanaanNon-Pemerintah .............. 112 
7 Pemantauan dan Evaluasi 115 
Lampiran 117 
DAFTAR ISI
5.
5
Conto
h
Banguna
n
Umu
m
Sebaga
i
TE
S
Tsunam
i
........
.
9
6
5.6 Contoh bukit buatan sebagai TES tsunami ............. 97 
5.7 Contoh tangga evakuasi untuk nembantu masyarakat naik ke atas 
bukit ................................. 97 
Daftar Tabel 
2.1 Kejadian tsunami yang merusak antara tahun 1990–2010 ..... 13 
2.2 Daerah terdampak dari tsunami di Megathrust Mentawai ..... 15 
2.3 Daerah terdampak dari tsunami di Megathrust SelatSunda.... 16 
2.4 Daerah terdampak dari tsunami di Jawa bagian selatan ...... 17 
2.5 Daerah terdampak dari tsunami di Bali dan Nusa Tenggara .... 18 
2.6 Daerah terdampak dari tsunami di Papua bagian utara ...... 19 
3.1 Daerah Terdampak dari Tsunami di Bali dan Nusa Tenggara . . . 53 
4.1 Simulasi gempabumi di Selat Sunda berkekuatan 7.5 Mw dan 8.0 
Mw.................................. 71 
4.2 Tinggi maksimum tsunami, waktu tiba, intensitas dan periode 
ulang untukgempabumi8.5Mw,8.0Mw,dan7.5Mw ......... 74 
5.1 Kegiatan-Kegiatan dalam Program Penguatan Mata Rantai 
PeringatanDini................................ 87 
5.2 Kegiatan-Kegiatan dalam Program Pembangunan dan Pengemban-ganTempatEvakuasiSementara 
.................. 88 
5.3 LokasiUsulanTESTsunamiKotaCilacap ............. 89 
vii
5.
4
Kegiatan-Kegiata
n
dala
m
Progra
m
Penguata
n
Kapasita
s
Kesiapsi
agaandanPenguranganRisikoBencan
a
.............
.
9
8
5.5 Kegiatan-Kegiatan dalam Program Pembangunan Kemandirian In-dustriInstrumentasiKebencanaan 
................. 99 
5.6 Matriks Kebutuhan Pendanaan Masterplan PRB Tsunami Tahun 
2012–2014.............................. 100 
5.7 Matriks Kebutuhan Pendanaan Prioritas Masterplan PRB Tsunami 
Tahun2012–2014 .......................... 102 
5.8 Matriks Pendanaan Tersedia Masterplan PRB Tsunami Tahun 
2012– 2014................................. 104
Bagian I 
Pendahulua 
n 
1
Ba
b
1
Pendahuluan 
1.1 Latar Belakang 
Salah satu ancaman bencana yang nyata di Indonesia adalah bahaya 
geologis berupa gempabumi dan tsunami. Dalam skala besar, kejadian 
bencana ini relatif tidak terlalu sering terjadi dibandingkan dengan 
bencana hidrometeorologis. Akan tetapi dampak yang ditimbulkannya 
akan sangat merusak dan menimbulkan korban jiwa yang banyak. 
Korban dan kerusakan yang timbul pada umumnya disebabkan karena 
kurangnya kesiapsiagaan dalam menghadapi bahaya. 
Kurangnya kemampuan dalam mengantisipasi bencana dapat terlihat 
dari belum optimalnya perencanaan tata ruang dan perencanaan 
pembangunan yang kurang memperhatikan risiko bencana. Minimnya 
fasilitas jalur dan tem-pat evakuasi warga juga merupakan salah satu 
contoh kurangnya kemampuan dalam menghadapi bencana. Peta bahaya 
dan peta risiko yang telah dibuat belum dimanfaatkan secara optimal 
dalam program pembangunan dan pengurangan risiko bencana yang 
terpadu. Terdapat kecenderungan bahwa Program Pengurangan Risiko 
Bencana (PRB) hanya dianggap sebagai biaya tambahan, bukan bagian 
dari investasi pembangunan yang dapat menjamin pembangunan 
berkUenlatunkju ittaun, .g empabumi yang berpotensi besar dalam membangkitkan tsuna 
3
m
i
perl
u
mendapa
t
perhatia
n
khusus.Secar
a
geogra
.
s
,
wilaya
h
Kepulaua
n
Indonesi
a
terleta
k
pad
a
zon
a
perbatasa
n
tig
a
lempen
g
besar
,
yaitu
:
Lempen
g
Eurasia
,
Lempen
g
Indo-Australia
,
da
n
Lempen
g
Pasi
.
k
.
Selai
n
deformas
i
pad
a
bata
s
lempeng
,
pergeraka
n
tektoni
k
lempen
g
bum
i
in
i
menyebabka
n
pembentuka
n
banya
k
patahan-pataha
n
akti
f
bai
k
d
i
wilaya
h
darata
n
maupu
n
d
i
dasa
r
laut
.
Bata
s
lempen
g
da
n
patahan-pataha
n
akti
f
inila
h
yan
g
menjad
i
sumbe
r
timbul
ny
a
gempabum
i
tektonik
.
1Sebelumnya bernama Badan Koordinasi Survey dan Pemetaan 
Menyadari tingginya tingkat kerawanan dan kerentanan terhadap tsuna-mi, 
Indonesia telah berupaya meningkatkan kesiapsiagaan dalam 
menghadapi tsunami dengan membangun Indonesia Tsunami Early 
Warning System (InaTEWS) yang diprakarsai oleh Kementerian 
Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat; Kementerian Riset dan 
Teknologi; Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geo.sika (BPPT); Badan 
Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Badan Informasi Geospasial 
(BIG)1; dan berbagai instansi terkait lainnya dengan dibantu 
oleh beberapa negara sahabat seperti Jerman, Australia, 
Jepang, dan Amerika Serikat. InaTEWS telah diresmikan 
penggunaannya oleh Bapak Presiden RI pada tanggal 11 
September 2011 dengan berpusat di BMKG. Di samping untuk 
memberikan peringatan tsunami di Indonesia, InaTEWS juga 
menjadi sumber informasi untuk negara-negara di kawasan pan-tai 
Gempabumi Aceh 11 April 2012 menjadi pengingat akan 
gempabumi Dalam Lautan kejadian Hindia. 
dan tsunami dahsyat yang terjadi tahun 2004. 
tersebut, di samping trauma yang masih 
membekas, masyarakat terlihat panik dalam melakukan 
evakuasi, karena tidak tersedia tempat evakuasi yang jelas 
sehingga pergerakan masyarakat menjadi tidak terkendali dan 
menimbulkan kemacetan parah. Sistem peringatan dini hanya 
berfungsi secara terbatas di lingkup pemerintahan. Peringatan 
dini belum sampai kepada masyarakat dengan cepat dan tepat, 
dan masyarakat juga tampak belum memiliki kapasitas untuk 
merespons dengan benar saat menerima perintah evakuasi. 
Kekurangsiapan tersebut menjadi perhatian Presiden RI. Dalam 
breakfast meeting Kabinet Indonesia Bersatu II pada tanggal 16 
April 2012 di Istana Bogor, Presiden RI memberikan arahan 
sebagai berikut: 
Nasional (Bakosurtanal)
1 Berdasarkan gempabumi 8,5 SR lakukan evaluasi sistem 
peringatan dini tsunami dan antisipasinya secara menyeluruh. 
2 Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan 
Kementerian/Lembaga (K/L) segera menyusun Masterplan 
Pengurangan Risiko Bencana Tsunami (Masterplan PRB Tsunami). 
3 K/L bersama-sama membantu tugas BNPB. 
4 Pembangunan tempat evakuasi sementara harus diwujudkan 
pada tahun 2013–2014 guna menyelamatkan masyarakat dari ancaman 
tsunami. 
5 Masterplan disusun dalam dua bulan dan Kepala BNPB diminta 
memaparkan Masterplan pada Sidang Kabinet. 
Menindaklanjuti arahan Presiden RI tersebut, BNPB bersama 
instansi terkait segera menyusun Masterplan PRB Tsunami. 
1.2 Maksud dan Tujuan 
Maksud penyusunan Masterplan PRB tsunami ini adalah 
mengidenti.kasi program-program peningkatan kapasitas dalam 
menghadapi bahaya tsunami. Sedangkan tujuan penyusunan 
dokumen adalah membuat Masterplan PRB Tsunami untuk 
memberikan perlindungan bagi seluruh masyarakat yang tinggal di 
kawasan rawan bencana tsunami. 
1.3 Sasaran 
Masterplan pengurangan risiko bencana tsunami ini berlaku 
untuk jangka waktu tahun 2013–2019. Akan tetapi, pelaksanaan 
program akan difokuskan pada dua tahun pertama, yakni pada 
2013 dan 2014, dengan sasaran utama adalah tersedianya 
Tempat Evakuasi Sementara Tsunami (TES Tsunami) di dua ka-wasan 
prioritas yang ditetapkan berdasarkan tingkat risiko 
s1e.2rt. aM pArKobSaUbDil iDtaAsN TUJUAN 5
terjadiny
a
tsunami
.
Pembanguna
n
TE
S
Tsunam
i
aka
n
dilengkap
i
denga
n
pro
gra
m
peningkata
n
kapasita
s
masyaraka
t
da
n
apara
t
pemerinta
h
dala
m
men
gantisipasi
,
menyelamatka
n
diri
,
sert
a
melakuka
n
mitigas
i
ancama
n
tsunami
.
Daerah-daerah yang berada di luar kawasan prioritas tetapi 
memiliki risiko sangat tinggi juga akan memperoleh Program 
Penyediaan TES Tsunami beserta prasarana penunjangnya 
dalam jumlah terbatas yang akan dimanfaatkan sebagai tempat 
latihan evakuasi dan sekaligus sebagai monumen pengingat 
bahwa daerah tersebut merupakan daerah rawan tsunami, 
sehingga kesiapsiagaan masyarakat akan terjaga. 
1.4 Dasar Pelaksanaan 
1 Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945; 
2 Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang 
Penanggulangan Bencana; 
3 Arahan Presiden dalam breakfast meeting Kabinet 
Indonesia Bersatu II tanggal 16 April 2012 tentang evaluasi 
penanganan gempabumi Aceh dan antisipasi bahaya tsunami di 
masa mendatang. 
1.5 Sistematika 
Dokumen ini disusun dalam sistematika sebagai 
bBearbi kIu :t P: endahuluan 
Bab II : Risiko Tsunami di Indonesia 
Bab III : Pembelajaran Kejadian Gempabumi 11 April 
2B0a1b2 IV: Antisipasi Bahaya Tsunami dengan Skenario 
TBearbb uVr :u Pke rencanaan 
Bab VI : Pelaksanaan
Ba
b
VI
I
:
Pemantaua
n
da
n
Evaluas
i
1.5. SISTEMATIKA
Ba
b
2
1 Modi.kasi dari Latief dkk, 2000 
Risiko Tsunami di Indonesia 
2.1 Sejarah Tsunami di Indonesia 
Indonesia adalah negara yang rawan tsunami, karena merupakan daerah 
pertemuan tiga lempeng tektonik utama dunia, yakni Lempeng Eurasia, 
Lempeng Indo-Australia dan Lempeng Pasi.k. Sejumlah daerah di pulau-pulau 
yang berhadapan langsung dengan zona penunjaman antar 
lempeng ini, seperti bagian barat Pulau Sumatra, selatan Pulau Jawa, 
Nusa Tenggara, bagian utara Papua, serta Sulawesi dan Maluku 
merupakan kawasan yang sangat rawan tsunami. 
Catatan sejarah tsunami di Indonesia menunjukkan bahwa kurang lebih 
172 tsunami yang terjadi dalam kurun waktu antara tahun 1600–20121.1 
Berdasarkan sumber pembangkitnya diketahui bahwa 90% dari 
tsunami tersebut disebabkan oleh aktivitas gempabumi tektonik, 
9% akibat aktivitas vulkanik dan 1% oleh tanah longsor yang 
terjadi dalam tubuh air (danau atau laut) maupun longsoran dari 
darat yang masuk Dalam dua dekade k tee rdaaklhaimr tteurbjaudhi asier.d ikitnya sepuluh kejadian 
bencana tsunami di Indonesia. Sembilan di antaranya 
merupakan tsunami yang merusak dan menimbulkan korban 
jiwa serta material, yaitu tsunami di Flores (1992),; 
Banyuwangi, Jawa Timur (1994); Biak (1996); Maluku (1998); 
Banggai; Su
2Sumber: Katalog Tsunami, BMKG, 2010 
Gambar 2.1: Lokasi kejadian gempabumi dan tsunami di 
Indonesia 
lawesi Utara (2000); Aceh (2004); Nias (2005); Jawa Barat 
(2006); Bengkulu (2007); dan Mentawai (2010). Dampak yang 
ditimbulkan tsunami tersebut adalah sekitar 170 ribu orang 
meninggal dunia (Tabel 2.1)2 . 
2.2 Tingkat Risiko Tsunami 
Daerah dengan ancaman tsunami yang sangat tinggi dan tinggi 
tersebar pada hampir seluruh wilayah Indonesia, mulai dari 
pantai Barat Aceh, Sumatera Barat, Bengkulu, selatan Jawa, 
Nusa Tenggara, Sulawesi bagian tengah dan utara, Maluku dan 
Maluku utara serta Papua bagian barat 2.2 di bawah ini menyajikan peta r idsaikno u ttasruan.a Gmaim dbia r 
Indonesia. 
11
Tan 
ggal 
Ja 
m 
(W 
IB 
) 
Ma 
g. 
Ge 
mpa 
(S 
R) 
Pus 
at 
Ge 
mp 
a 
Wa 
kt 
u 
Ti 
ba 
( 
me 
ni 
t) 
Lok 
asi 
Ting 
gi 
Gel 
omb 
ang 
(me 
ter) 
Ko 
r 
ba 
n 
Jiwa 
Re 
f. 
12/ 
12/ 
199 
2 
3/6/ 
199 
4 
18/ 
2/1 
996 
29/ 
11/ 
199 
8 
12 
:2 
9: 
26 
13 
:1 
7: 
34 
05 
:5 
9: 
31 
09 
:1 
0: 
32 
7. 
8 
7. 
8 
8. 
2 
7. 
7 
Lau 
t 
Flo 
res 
Jaw 
a 
Bia 
k 
dan 
Iria 
n 
Jay 
a 
P.Ta 
liab 
u, 
Mal 
uku 
12 
38 
20 
18 
Alor 
Ban 
yuw 
angi 
Biak 
Tali 
abu 
26.2 
13.9 
7.68 
2,75 
2500 
238 
110 
18 
B 
MG 
19 
92 
B 
MG 
19 
96 
Im 
am 
ur 
a 
al. 
20 
00 
4/5/ 
200 
0 
11 
:2 
1: 
16 
7. 
6 
Ban 
gga 
i, 
Sul 
aw 
esi 
35 
Ban 
ggai 
6 4 B 
MG 
20 
00 
26/ 
12/ 
200 
4 
19 
:5 
8: 
53 
9 Bar 
at 
Lau 
t 
Su 
mat 
era 
33 
Meu 
labo 
h 
50.9 165000 
B 
MG 
28/ 
3/2 
005 
17/ 
7/2 
006 
11 
:0 
9: 
37 
15 
:1 
9: 
29 
8. 
7 
7. 
7 
Bar 
at 
Lau 
t 
Su 
mat 
era 
Pen 
gan 
da-ran 
, 
Jaw 
a 
43 
42 
Pad 
ang 
Side 
mpu 
an 
Pan 
gan-dara 
n 
3 10 800 
200 
B 
M G, 
NG 
D 
—NO 
A 
A 
B 
MG 
12/ 
9/2 
007 
18 
:1 
0: 
27 
8. 
4 
Ben 
gku 
lu, 
Su 
mat 
ra 
35 
Ben 
gkul 
u 
0.98 25 
B 
MG
25/ 
10/ 
201 
0 
16 
:4 
2: 
20 
7. 
2 
Me 
nta 
wai 
, 
Su 
mat 
ra 
10 
Men 
taw 
ai 
8 413 
BM 
KG, 
BN 
PB 
201 
0 
Gambar 2.2: Peta risiko tsunami Indonesia 
Hampir seluruh Kabupaten/Kota di garis pantai pada Gambar 2.2 masuk 
dalam tingkat risiko Sangat Tinggi dan Tinggi karena perkiraan tinggi 
gelom 
2.2. TINGKAT RISIKO TSUNAMI 13
ban
g
d
i
ata
s
tig
a
meter
.
Karen
a
itu
,
mak
a
jumla
h
pendudu
k
yan
g
terpapa
r
adala
h
5.031.14
7
jiwa
.
2.3 Kawasan Prioritas dengan Risiko Tsunami 
Tinggi 
Berdasarkan hasil analisis risiko, teridenti.kasi empat kawasan utama 
yang memiliki risiko dan probabilitas tsunami tinggi. Keempat kawasan 
tersebut adalah Megathrust Mentawai, Megathrust Selat Sunda dan 
Jawa bagian selatan, Megathrust selatan Bali dan Nusa Tenggara, serta 
Kawasan Papua bagian utara. Bagian berikut menyajikan tabel-tabel 
yang memuat Kabupaten/Kota mana saja yang akan terdampak jika 
terjadi tsunami di kawasan tersebut beserta jumlah jiwa terpapar dan 
tingkat kerawanannya. 
2.3.1 Kawasan Megathrust Mentawai 
Megathrust Mentawai adalah bagian dari zona penunjaman Sumatera 
yang merupakan pertemuan antara Lempeng Indo-Australia dan 
Lempeng Eurasia. Kawasan ini merupakan daerah yang memiliki tingkat 
seismisitas yang sangat tinggi dan menjadi sumber dari beberapa 
gempabumi besar dengan magnitudo lebih dari 8 SR — bahkan hingga 
mencapai 9,3 SR — dengan periode ulang ratusan tahun. Dalam dua 
abad terakhir tercatat ada empat gempabumi besar yang terjadi di zona 
penunjaman Sumatra, yakni pada tahun 1833 dengan magnitudo 8,8–9,2 
SR; pada tahun 1861 dengan magnitudo 8,3–8,5 SR; pada tahun 2004 
dengan magnitudo 9,0–9,3 SR; dan pada tahun 2005 dengan magnitudo 
8B,e7b SerRa.p a penelitian terakhir mengindikasikan bahwa segmen Mentawai 
dari Megathrust Sumatera kemungkinan besar akan mengalami 
peruntuhan (rupture) dalam beberapa dekade ke depan, karena energi 
yang tertumpuk di lokasi ini sudah terlalu besar. Peruntuhan pada zona 
penunjaman ini dapat memicu gempabumi besar yang berpotensi 
menimbulkan kerusakan parah di sebagian besar kota-kota di Sumatera 
dan memicu bencana tsunami. Bencana tsunami ini akan mengancam 
beberapa Kabupaten/Kota terutama di pesisir barat
sepert
i Kot
a Sibolga
, Kot
a Padang
, Kot
a Pariaman
, Kabupate
n Agam
, Ka
bupate
n Pesisi
r Selata
n da
n Kot
a Bengkulu
. Tabe
l 2.
2 beriku
t menyajika
n kabupaten/kot
a yan
g teranca
m tsunam
i yan
g dipic
u gempabum
i dar
i Megath
rus
t Mentawa
i besert
a jumla
h jiw
a terpapar
.
KABUPATE 
N/KOTA 
Tabel 2.2: Daerah terdampak dari tsunami di Megathrust Mentawai 
PRO 
VIN 
SI 
JIWA 
TERP 
APAR 
NIAS 
SU 
MU 
T 
33.55 
0 
NIAS 
SELATAN 
SU 
MU 
T 
6.506 
TAPANULI 
TENGAH 
SU 
MU 
T 
44.42 
1 
KOTA 
SIBOLGA 
SU 
MU 
T 
15.18 
6 
MANDAILI 
NG NATAL 
SU 
MU 
T 
4.552 
TAPANULI 
SELATAN 
SU 
MU 
T 
2.386 
KEPULAUA 
N 
MENTAWA 
I 
SU 
MB 
AR 
1.033 
KOTA 
PADANG 
SU 
MB 
AR 
157.0 
32 
PESISIR 
SELATAN 
SU 
MB 
AR 
26.87 
4 
PADANG 
PARIAMAN 
SU 
MB 
AR 
24.03 
0 
PASAMAN 
BARAT 
SU 
MB 
AR 
40.82 
2 
AGAM 
SU 
MB 
AR 
24.92 
5 
KOTA 
PARIAMAN 
SU 
MB 
AR 
23.48 
7 
MUKOMU 
KO 
BEN 
GK 
ULU 
10.10 
8 
BENGKUL 
U UTARA 
BEN 
GK 
ULU 
4.387 
BENGKUL 
U 
SELATAN 
BEN 
GK 
ULU 
2.150 
KAUR 
BEN 
GK 
ULU 
701 
SELUMA 
BEN 
GK 
ULU 
25.96 
9 
KOTA 
BENGKUL 
U 
BEN 
GK 
ULU 
55.83 
1
JUMLAH 503.949 
2.3.2 Kawasan Selat Sunda dan Jawa Bagian Selatan 
Selat Sunda terletak pada kawasan transisi antara segmen Sumatera dan 
segmen Jawa dari Busur Sunda, yang juga merupakan daerah di 
Indonesia yang sangat aktif dalam hal aktivitas vulkanik, kegempaan dan 
pergerakan tektonik vertikal. Letusan Gunung Krakatau yang terjadi 
pada tahun 1883 terjadi di tengah Selat Sunda dan memicu tsunami di 
pesisir Lampung bagian selatan serta bagian utara dan barat Banten. 
Sementara itu, dalam hal zona penunjaman di selatan Pulau Jawa, 
segmen Jawa dari Busur Sunda yang memanjang dari Selat Sunda 
sampai Cekungan Bali di Timur. Tercatat tiga gempabumi besar terjadi di 
zona ini pada tahun 1840, 1867, dan 1875. Dalam tiga ratus tahun 
2.3. KAWASAN PRIORITAS
terakhi
r
belu
m
ad
a
gempabum
i
Megathrus
t
denga
n
skal
a
sebesa
r
gempabum
i
tahu
n
183
3
da
n
186
1
d
i
Sumatr
a
yan
g
terjad
i
d
i
kawasa
n
ini
.
Bila terjadi gempabumi besar di segmen Megathrust Selat Sunda, daerah 
yang paling terancam tsunami adalah kawasan industri di Kota Cilegon. 
Bila kawasan industri di kota ini terkena tsunami, dikhawatirkan akan 
terjadi bencana susulan dalam bentuk kegagalan teknologi seperti 
penyebaran bahan kimia berbahaya yang dapat mengancam masyarakat. 
Sementara itu, gempabumi besar yang terjadi di zona penunjaman di 
Jawa bagian selatan dikhawatirkan akan memicu tsunami yang dapat 
menimpa daerah Pantai Pangandaran, daerah Cilacap dengan kilang-kilang 
minyaknya, dan pantai-pantai lain di selatan Provinsi Daerah 
Istimewa Yogyakarta. Tabel 2.3 dan Tabel 2.4 di bawah ini menyajikan 
kabupaten/kota yang terancam tsunami yang dipicu gempabumi dari 
Megathrust Selat Sunda dan Megathrust Jawa bagian selatan, beserta 
jumlah jiwa terpapar. 
Tabel 2.3: Daerah terdampak dari tsunami di Megathrust Selat Sunda 
NO 
1 
2 
3 
4 
5 
6 
7 
8 
9 
10 
11 
12 
13 
1 
4 
KABUPATEN/KOTA 
LAMPUNG BARAT 
TANGGAMUS 
LAMPUNG SELATAN 
LAMPUNG TIMUR 
PESAWARAN 
PANDEGLANG 
LEBAK SERANG 
KOTA CILEGON 
CIAMIS SUKABUMI 
CIANJUR GARUT 
TASIKMALAYA 
JUMLAH 
PROVINSI 
LAMPUNG 
LAMPUNG 
LAMPUNG 
LAMPUNG 
LAMPUNG 
BANTEN 
BANTEN 
BANTEN 
BANTEN 
JABAR 
JABAR 
JABAR 
JABAR 
JABAR 
JIWA TERPAPAR 
5.434 
4.499 
32.857 
20 
4 
135.1609 8 
14.140 
168.421 
28.212 
87.555 
12.076 
9.351 
9.226 
4.887 
512.570 
2.3.3 Kawasan Bali dan Nusa Tenggara 
Daerah-daerah yang termasuk dalam Provinsi Bali, Nusa Tenggara Barat, 
dan Nusa Tenggara Timur juga memiliki tingkat aktivitas gunungapi dan 
gempabumi yang tinggi. Pada tahun 1816 tercatat ada kejadian 
gempabumi dan tsunami
Tabe
l
2.4
:
Daera
h
terdampa
k
dar
i
tsunam
i
d
i
Jaw
a
bagia
n
selata
n
KABUPA 
TEN/KO 
TA 
PR 
OVI 
NSI 
JIWA 
TERP 
APAR 
CILACAP 
JAT 
EN 
G 
629.8 
91 
KEBUM 
EN 
JAT 
EN 
G 
220.8 
22 
PURWO 
REJO 
JAT 
EN 
G 
91.94 
3 
BANYU 
MAS 
JAT 
EN 
G 
689 
WONOG 
IRI 
JAT 
EN 
G 
52 
KULON 
PROGO 
D.I. 
Y 
60.60 
7 
BANTUL D.I. 
Y 
31.36 
9 
GUNUN 
G KIDUL 
D.I. 
Y 366 
JEMBER JAT 
IM 
134.2 
07 
LUMAJA 
NG 
JAT 
IM 
27.70 
6 
BANYU 
WANGI 
JAT 
IM 
17.10 
7 
PACITAN JAT 
IM 
13.18 
8 
MALAN 
G 
JAT 
IM 2.144 
TULUNG 
AGUNG 
JAT 
IM 
297
JUMLAH 1.230.388 
di Bali yang menelan korban 10.253 korban tewas dan berulang kembali 
pada tahun 1917 dengan korban lebih dari 1.300 jiwa. Sementara 
Tsunami Flores pada 12 Desember 1992 menelan hingga 2.500 korban 
jDiwaear. ah yang terpapar tsunami di Kawasan bali dan Nusa Tenggara 
mencapai 32 Kabupaten/Kota dengan jumlah penduduk terpapar 325.411 
jiwa (Tabel 3.1) berikut menyajikan kabupaten/kota yang terancam 
tsunami berikut jumlah jiwa yang terpapar. 
2.3.4 Kawasan Papua 
Kawasan Papua juga memiliki sejarah panjang dalam hal ancaman 
gempabumi dan tsunami. Pada tahun 1864 terjadi gempabumi besar 
yang diikuti dengan tsunami di Teluk Cendrawasih yang menelan korban 
sekitar 250 orang tewas. Tahun 1914 terjadi tsunami di Pulau Yapen yang 
menelan korban beberapa orang tewas. Data terakhir menunjukkan 
bahwa pada tahun 1996 terjadi tsunami di Biak yang menelan korban 
1B0il7a otrearnjagd ite twsuans.a mi di kawasan ini, kota yang paling terancam adalah 
Kota Sorong dan Kota Jayapura yang memiliki tingkat kepadatan 
penduduk tinggi. Tabel 2.6 berikut menyajikan Kabupaten/Kota yang 
terancam tsunami berikut jumlah jiwa yang terpapar. 
2.3. KAWASAN PRIORITAS
Tabe
l
2.5
:
Daera
h
terdampa
k
dar
i
tsunam
i
d
i
Bal
i
da
n
Nus
a
Tenggar
a
KABUPATE 
N/KOTA 
PR 
OVI 
NSI 
JIWA 
TERP 
APAR 
KOTA 
DENPASAR 
BA 
LI 
243.6 
22 
BADUNG BA 
LI 
98.71 
2 
KLUNGKUN 
G 
BA 
LI 3.452 
GIANYAR BA 
LI 306 
TABANAN BA 
LI 1.931 
JEMBRANA BA 
LI 
10.88 
2 
BIMA NT 
B 
30.41 
0 
LOMBOK 
BARAT 
NT 
B 
35.16 
2 
LOMBOK 
TIMUR 
NT 
B 
18.25 
0 
LOMBOK 
TENGAH 
NT 
B 
10.34 
6 
SUMBAWA 
BARAT 
NT 
B 4.166 
KOTA 
MATARAM 
NT 
B 
17.92 
2 
SUMBA 
BARAT 
NT 
T 774 
SUMBA 
BARAT 
DAYA 
NT 
T 140 
MANGGARA 
I BARAT 
NT 
T 2.507 
MANGGARA 
I TIMUR 
NT 
T 1.395 
MANGGARA 
I 
NT 
T 1.766 
NGADA NT 
T 238 
SIKKA NT 
T 1.403 
BELU NT 
T 
15.26 
0 
KUPANG NT 
T 4.200 
ROTE 
NDAO 
NT 
T 1.810 
TIMOR 
TENGAH 
SELATAN 
NT 
T 676 
KOTA 
KUPANG 
NT 
T 172 
TIMOR 
TENGAH 
UTARA 
NT 
T 80 
ALOR NT 
T 55 
ENDE NT 
T 1.033 
NAGEKO NT 
T 157 
LEMBATA NT 
T 44
FLORES 
TIMUR 
NT 
T 28 
SUMBA 
TIMUR 
NT 
T 54 
SUMBA 
TENGAH 
NT 
T 
31
JUMLAH 506.985
Tabe
l
2.6
:
Daera
h
terdampa
k
dar
i
tsunam
i
d
i
Papu
a
bagia
n
utar
a
KABUPA 
TEN/KOT 
A 
PROV 
INSI 
JIWA 
TERP 
APAR 
SARMI PAPU 
A 402 
MANOK 
WARI 
PAPU 
A 
BARA 
T 
3.776 
MAMBE 
RAMO 
RAYA 
PAPU 
A 
953 
BIAK 
NUMFO 
R 
PAPU 
A 4.799 
SUPIORI PAPU 
A 985 
SORONG 
PAPU 
A 
BARA 
T 
393 
KOTA 
JAYAPUR 
A 
PAPU 
A 7.155 
KEPULA 
UAN 
YAPEN 
PAPU 
A 4.140 
RAJA 
AMPAT 
PAPU 
A 
BARA 
T 
188 
KOTA 
JAYAPUR 
A 
PAPU 
A 7.155 
WAROPE 
N 
PAPU 
A 83 
KOTA 
SORONG 
PAPU 
A 
BARA 
T 
9.177 
TELUK 
WONDA 
MA 
PAPU 
A 
BARA 
T 
558 
NABIRE PAPU 
A 
2.481
JUMLAH 42.246 
2.3. KAWASAN PRIORITAS
Ba
b
3
Pembelajaran Kejadian 
Gempabumi 11 April 2012 
Pada hari Rabu tanggal 11 April 2012, serangkaian gempabumi kuat 
terjadi di lepas pantai barat Aceh. Gempabumi pertama terjadi pukul 
15:38 WIB pada awalnya terukur sebesar 8,9 SR dan kemudian dikoreksi 
menjadi 8,5 SR. Gempabumi kedua terjadi pukul 17:43 WIB pada 
awalnya terukur sebesar 8,8 SR kemudian ditetapkan menjadi 8.1 SR. 
BMKG sebagai Pusat Nasional Peringatan Tsunami (National Tsunami 
Warning Center — NTWC) mengeluarkan peringatan tsunami untuk 
kBeedrbuaag gaeim kpeajabduimani ,t ebrasiekb ugte. mpabumi maupun peringatan tsunami telah 
sangat mempengaruhi masyarakat dan pemerintah daerah di sepanjang 
pantai barat Sumatera. BMKG telah menentukan status peringatan Awas, 
Siaga dan Waspada bagi beberapa kabupaten di seluruh pantai barat 
Sumatera dan sirine dibunyikan di beberapa daerah. Banyak masyarakat 
yang tinggal di daerah pesisir melakukan evakuasi, menyebabkan 
kemacetan lalu lintas yang parah di beberapa tempat. 
Setelah Presiden RI memperoleh informasi kejadian gempabumi dan 
potensi tsunami tersebut dari Kepala BNPB, Presiden RI Segera 
memerintahkan Kepala BNPB untuk segera melakukan langkah-langkah 
penanggulangan yang diperlukan secepatnya. Selanjutnya Kepala BNPB 
menindaklanjuti dengen mem 
21
bentu
k
lim
a
tim
,
yaitu
:
1 Tim Reaksi Cepat (TRC) Aceh yang dipimpin Kepala BNPB; 
2 TRC Sumatera Barat yang dipimpin Deputi Bidang Penanganan 
Darurat BNPB; 
3 TRC Bengkulu yang dipimpin Direktur Tanggap Darurat BNPB; 
4 Tim Data, Informasi, dan Media Center yang dipimpin Kepala 
Pusat Data, Informasi, dan Humas BNPB; 
5 Tim Pendukung yang dipimpin Sekretaris Utama BNPB. 
TRC yang terdiri dari lintas K/L 
dan TNI/Polri pada hari yang sama 
segera berangkat ke daerah dan 
setibanya di daerah segera men-gadakan 
rapat koordinasi dengan 
pimpinan daerah Provinsi Sumat-era 
Barat beserta jajaran Kabupa-ten/ 
Kota untuk memastikan 
dampak yang terjadi. Keesokan 
harinya dilakukan peninjauan 
lapangan ke berbagai daerah, 
khususnya daerah yang paling 
dekat dengan sumber gempa bumi 
yaitu Kabupaten Simeulue 
Provinsi Aceh dan pantai barat 
PSreohvairnis si eAtecelahh. kejadian, dibentuk Tim Teknis Gabungan yang terdiri dari 
perwakilan beberapa lembaga dan organisasi baik di tingkat daerah, 
nasional dan internasional. Tim melakukan kajian cepat sejak tanggal 11 
April sampai 1 Mei 2012 di Aceh, Sumat
er
a Barat
, da
n Jakarta1 dengan tujuan untuk mendapatkan pemahaman yang 
lebih baik mengenai apa yang sebenarnya terjadi di tingkat 
nasional dan daerah selama dan setelah kejadian. Fokus kajian 
adalah analisis rantai peringatan dari BMKG sampai ke tingkat 
daerah serta reaksi masyarakat terhadap gempabumi dan pesan 
peringatan tsunami. Hasil kajian ini digunakan sebagai acuan 
untuk perbaikan dan pengembangan sistem peringatan dini 
lebih lanjut dan meningkatkan kesiapsiagaan tsunami di tingkat 
masyarakat.
BNP
B
besert
a
instans
i
terkai
t
jug
a
melakuka
n
peninjaua
n
lapanga
n
gu
n
a
menggal
i
aspiras
i
warg
a
masyaraka
t
da
n
pemerinta
h
daera
h
terkai
t
denga
n
kebutuha
n
peningkata
n
kesiapsiagaa
n
da
n
PR
B
tsunami
.
Sebanya
k
lim
a
be
la
s
provins
i
dikunjung
i
untu
k
memastika
n
kesiapa
n
da
n
kapasitasny
a
tersebut
.
Secar
a
umu
m
pemahama
n
aka
n
ancama
n
bencan
a
tsunam
i
tela
h
diketahu
i
meskipu
n
kapasita
s
kesiapsiagaa
n
dar
i
berbaga
i
provins
i
yan
g
dikunjung
i
masi
h
perl
u
peningkatan
.
Sedangka
n
dar
i
aspe
k
tekni
s
menunjukka
n
bahw
a
InaTEW
s
masi
h
perl
u
disempurnakan
.
Prosedu
r
da
n
ranta
i
peringata
n
din
i
tsunam
i
da
n
kesiapsiagaa
n
masyaraka
t
terhada
p
bahay
a
tsunam
i
masi
h
perl
u
dikembangkan
.
Berbaga
i
kendal
a
da
n
permasalaha
n
yan
g
ditemuka
n
antar
a
lain
:
peringata
n
di
n
i
belu
m
sampa
i
kepad
a
masyaraka
t
secar
a
tepa
t
waktu
,
da
n
masyaraka
t
belu
m
memilik
i
kapasita
s
yan
g
memada
i
dala
m
merespo
n
gempabumi
,
peringata
n
di
ni
,
da
n
perinta
h
evakuas
i
denga
n
benar
.
1antara lain dari BMKG, BNPB, LIPI, Kementerian Riset dan 
Teknologi, serta media nasional 
3.1 Temuan Lapangan 
Berikut ini adalah temuan di lapangan berdasarkan alur 
kejadian mulai dari ketika gempabumi terjadi sampai 
diakhirinya peringatan tsunami. 
3.1.1 Pada Saat Kejadian Gempabumi 
Pukul 15:38:29 WIB: Getaran gempabumi terasa di Aceh sampai 
Sumatera Barat pada dengan kekuatan 8.5 SR. Masyarakat di 
Kota Banda Aceh merasakan getaran gempabumi yang amat 
keras. Hampir sebagian besar ma
syarakat melaksanakan evakuasi ke daerah yang lebih tinggi 
dengan menggunakan kendaraan bermotor sehingga terjadi 
kemacetan di beberapa ruas jalan. Pada saat itu, operator 
Pusdalops Aceh yang sedang bertugas turut melakukan 
evakuasi karena khawatir bahwa gempa benar-benar akan 
memicu Hal seru tpear jtaedrijandyai dtis uKnoatam i. 
Padang, di mana sebagian 
besar anggota masyarakat 
memutuskan untuk melak-sanakan 
evakuasi segera 
setelah gempabumi dirasakan. 
Keputusan masyarakat Kota 
Padang melakukan evakuasi 
didasarkan pada beberapa 
alasan, antara lain karena: (i) 
dugaan bahwa gempabumi 
yang terjadi adalah 
gempabumi megathrust di 
Mentawai; (ii) kedua karena 
mereka telah melihat 
tayangan informasi Peringatan 
Dini 1 (PD-1) di televisi yang 
menyebutkan bahwa gem-pabumi 
berpotensi tsunami. 
Sama seperti di Aceh, warga 
juga menggunakan kendaraan 
bermotor ketika proses 
evakuasi sehingga menim-bulkan 
Seluruh jaringan listrik PLN di Aceh dimatikan secara resmi 
oleh petugas PLN daerah setelah gempabumi terjadi dengan 
pertimbangan untuk mencegah kemungkinan terjadinya 
kerusakan jaringan dan atau bencana lain akibat gempabumi 
susulan kemacetan atau tsunami. luar Sementara biasa 
itu di Sumatera Barat, listrik 
di dan setiap jaringan persimpangan telepon masih jalan. 
berfungsi. Namun pada menit ke-15 
jaringan telepon khususnya GSM sudah sangat sulit digunakan 
akibat kepadatan jaringan. 
3.1. TEMUAN LAPANGAN
3.1.
2
Peringata
n
Din
i
1
Pukul 15:43:23 WIB: Setelah kantor BMKG mendapatkan 
informasi dari perangkat Seiscomp3 interaktif tentang 
parameter gempa dan informasi dari masyarakat Banda 
Aceh,bahwa masyarakat merasakan getaran gempa, pada pukul 
15:43:23 WIB, atau empat menit lima puluh empat detik setelah 
gempa, BMKG memutuskan untuk mengeluarkan Peringatan 
Dini 1 dan menyebarkannya melalui multimoda (SMS, Faks, E-mail, 
2 K 
o n 
e k 
s Warning Receiver System (WRS), situs web). Isi berita di 
i 
dalam “Peringa format tpaens aDni npie Tnsduenka amdia ldaih B: ENGKULU, LAMPUNG, 
yang 
NAD, SUMBAR, SUMUT, Gempa Mag:8.9 SR, 11-Apr- 
12, 15:38:29 WIB, Lok: 2.31 LU-92.67 BT, kdlmn: 10 
km:BMKG.” 
Kurang dari satu menit kemudian, hampir secara bersamaan 
PD-1 diterima oleh petugas terkait melalui SMS. Sistem 
Penerima Pesan (WRS)2 yang digunakan BMKG Pusat untuk 
menyebarluaskan peringatan tsunami kepada lembaga 
perantara sudah terinstalasi di Pusdalops BNPB, Aceh, Sumbar, 
dan Kota Padang. WRS/DVB tersebut sebenarnya berfungsi 
dengan baik; namun pada saat kejadian, hanya Pusdalops BPBD 
Kota Padang yang melihat PD-1 melalui WRS/DVB; sedangkan 
di Pusdalops BPBA, meskipun sistem tersebut berfungsi, namun 
tidak ada petugas jaga. Di Sumatera Barat sistem tersebut tidak 
berfungsi karena masih dalam status perbaikan; di BNPB sistem 
tersebut dalam keadaan o. akibat pemadaman listrik beberapa 
jam sebelumnya. 
Hampir seluruh petugas tidak berhasil mengakses situs BMKG. 
Oleh karena itu, operator Pusdalops BNPB mencari informasi 
melalui situs USGS3,EMSC4,dan PTWC5. Hal yang sama 
dilakukan oleh petugas Pusdalops BPBD 
digunakan untuk mengirimkan informasi dari WRS Server ke WRS 
Client dapat melalui (a) internet/VSAT atau (b) Digital Video 
Broadcast / DVB. Pengertian Inter-net/VSAT dalam konteks WRS 
ini adalah jenis komunikasi IP to IP yang bersifat dua arah (dari 
server bisa menjangkau client dan sebaliknya), sedangkan DVB 
adalah jenis komunikasi satu arah dari server ke client (server bisa 
menjangkau client tapi tidak 
sebaliknya). 
3.1. TEMUAN LAPANGAN 
3United States Geological Survey 
4(European-Mediterranean Seismological Centre) 
5Paci.c Tsunami Warning Centre
Sumater
a
Barat
.
D
i
Sumater
a
Barat
,
CCT
V
dipasan
g
d
i
sepanjan
g
panta
i
un
tu
k
memanta
u
muk
a
ai
r
laut
,
tetap
i
sedan
g
mengalam
i
kerusaka
n
sehingg
a
perwir
a
jag
a
Pusdalop
s
BPB
D
Sumater
a
Bara
t
mengiri
m
sat
u
oran
g
anggot
a
k
e
tep
i
panta
i
untu
k
meliha
t
perubaha
n
tingg
i
muk
a
ai
r
laut
.
Pusdalops BPBD Kota Padang mencoba mencari informasi 
secara lang-sung ke Provinsi Aceh, tetapi tidak berhasil. 
Selanjutnya pencarian informasi dilanjutkan ke BMKG UPT 
Padang Panjang untuk melakukan kon.rmasi awal dan meminta 
Peringatan Dini dalam bentuk format panjang. Pusdalops Kota 
Padang menerima format panjang peringatan dini tersebut 
melalui fax. Setelah menerima fax, maka Pusdalops 
menganalisis dan mengeluarkan rekomendasi arahan evakuasi. 
Kepala BPBD Kota Padang segera menghubungi Walikota 
Padang untuk melegitimasi arahan evakuasi, tetapi tidak 
berhasil. Selanjutnya sesuai prosedur peringatan dini Kota 
Padang, Kepala Pelaksana BPBD Kota Padang menghubungi 
Wakil Walikota Padang, tetapi tidak berhasil. Kepala BPBD Kota 
Padang selanjutnya berhasil menghubungi Sekretaris Daerah 
Kota Padang dan meminta legitimasi arahan. Sekretaris Daerah 
Kota Padang memberikan arahan langsung untuk melakukan 
kon.rmasi akhir kepada BMKG. 
3.1.3 Pemutakhiran Peringatan: Peringatan Dini-2 (PD-2) 
Pukul 15:47:59 WIB: Setelah dilakukan pemutakhiran 
SeisComp3 manual, BMKG mengeluarkan dan menyebarkan 
PD-2enumerate. Isi berita di dalam format pesan pendek 
adalah: 
“Pemutakhiran Peringatan Dini Tsunami di NAD, 
SUMUT, SUMBAR, BENGKULU, LAMPUNG, Gempa 
Mag:8.5 SR, 11-Apr12, 15:38:33 WIB, Lok: 2.40 LU- 
92.99 BT, kdlmn: 10 km ::BMKG” 
Di Sumatera Barat, laporan lapangan tentang tidak adanya 
perubahan muka air laut diterima hampir beriringan dengan 
masuknya informasi PD-2 di Pusdalops BPBD Sumatera Barat 
pada pukul 15:47 melalui SMS. Berdasarkan hasil analisis 
informasi deteksi dini (perubahan muka air laut, E-MSC, USGS, 
dan PTWC) serta informasi PD-2, Manajer Pusdalops 
mengeluarkan arahan untuk Tidak Evakuasi. Selanjutnya pada 
pukul 15:48 WIB Pusdalops BPBD
Provins
i Sumater
a Bara
t menyebarka
n informas
i araha
n Tida
k Evakuas
i kepad
a masyaraka
t melalu
i Hand
y Talkie
.
Di Kota Padang, PD-2 BMKG diterima Pusdalops BPBD Kota 
Padang pukul 15:47 WIB melalui SMS dan WRS/DVB. Delapan 
menit kemudian, atau limabelas menit setelah gempa, Kepala 
BPBD Kota Padang melakukan aktivasi sirine evakuasi Kota 
Padang6dan memberikan informasi arahan Evakuasi kepada 
Walikota 3.1.4 Akt iPvaadsai nSgir imnee ldaliu Di aSeMraSh. 
Pukul 15:50–16.45 WIB: Log-book sirine di BMKG 
memperlihatkan tidak ada tanda-tanda sirene yang diaktifkan 
oleh Pemerintah Daerah setelah sepuluh menit keluarnya PD-1. 
Berdasarkan data tersebut, BMKG memutuskan untuk 
mengaktifkan sirine sesuai kesepakatan bahwa jika lebih dari 
sepuluh menit setelah gempa berpotensi tsunami di atas 
magnitudo 8 SR sirine tidak diaktifkan di daerah, maka BMKG 
akan mengaktifkannya dari jarak jauh. Pada pukul 15:50 WIB 
enam sirine di Padang berhasilkan diaktifkan, lima menit 
kemudian menyusul dua sirine di Bengkulu. Akan tetapi dari 
enam sirine di Aceh, empat sirine tidak berhasil diaktifkan dan 
dua lainnya baru berbunyi pada pukul 16:20 dan 16:45 WIB. Di 
bawah ini data sirine yang diaktifkan: 
6 B 
P B 
D 
1 Sirine di Sumatera Barat berhasil dinyalakan sebanyak 
enam buah sirine oleh BMKG pada pukul 15:50 WIB (atau 12 
menit setelah gempabumi); 
2 Sirine lokal di Kota Padang sebanyak delapan sirine 
berhasil dinyalakan enam sirine oleh BPBD Kota Padang pada 
pukul 15:53 WIB (atau 15 menit setalah gempabumi); 
3 Sirine di Bengkulu berhasil dinyalakan sebanyak dua 
buah sirine oleh BMKG pada pukul 15:55 WIB (atau 17 menit 
setelah gempabumi); 
4 Sirine di Banda Aceh sebanyak enam sirine, hanya dua 
yang berhasil dinyalakan oleh BMKG: yaitu pada pukul 16:20 dan 
16:45 WIB (atau lebih dari 90 menit setelah gempabumi). 
Kota Padang telah memasang delapan sirine di luar sirine dari 
BMKG. Sirinesirine tersebut berada di bawah kendali langsung 
Pusdalops BPBD Kota Padang. 
3.1. TEMUAN LAPANGAN
D
i
Aceh
,
operato
r
Pusdalop
s
BPB
A
tib
a
d
i
ruanga
n
Pusdalop
s
BPB
A
pad
a
puku
l
16.5
0
WIB
.
Setibany
a
d
i
Pusdalop
s
operato
r
seger
a
menuj
u
serve
r
untu
k
mengaktivas
i
sirine
.
Namun
,
energ
i
listri
k
tida
k
tersedi
a
sehingg
a
prose
s
akti
vas
i
sirin
e
tida
k
dapa
t
dilaksanakan
.
Kepal
a
Pelaksan
a
BPB
A
seger
a
mencar
i
petuga
s
gense
t
Kanto
r
Gubernu
r
Aceh
.
Tuju
h
meni
t
kemudian
,
listri
k
dapa
t
dihidupka
n
dar
i
genset
.
Pada pukul 17:30 WIB, Gubernur Sumatera Barat, Kepala 
Pelaksana BPBD Sumatera Barat, dan Walikota Padang 
melakukan siaran langsung untuk memberikan informasi dan 
arahan kepada masyarakat. Informasi dan arahan yang 
disebarkan 1 Bo lmehe lmaluelia RkRukI abne reisvia:k uasi; 
2 Jangan panik karena jarak pusat gempa 
Sacaut kbuupn yjai ushir.i ne peringatan dini terdengar, kepanikan 
masyarakat meningkat, baik di Aceh maupun Kota Padang. 
Sebagian besar masyarakat mengartikan bahwa sirine yang 
berbunyi menandakan tsunami telah terdeteksi secara pasti oleh 
pemerintah dan masyarakat harus melaksanakan evakuasi. 
Hanya sedikit yang mengartikan bahwa bunyi sirine tersebut 
sebagai arahan evakuasi untuk menghindari kemungkinan 
(Sbeubkaagnia kne bpeasstaira nm)a tssyuanraamkai ty yaanngg m meenngdaenncgamar dbauenryaih s imrienree ka. 
segera melaksanakan evakuasi dengan kendaraan bermotor. 
Hal ini menimbulkan kemacetan parah, terlebih di 
pSeerbsaigmiapna nwgaarng jaa lmura-sjyaalurra kuatat mteat aepv atikduaaks im. elakukan evakuasi. 
Masyarakat yang berada di tepi pantai tidak melakukan 
eva1kuasi Tdiednagka pne adlualsia ant:a u pasrah; 
2 Mendapat informasi langsung dari berbagai sumber di 
Provinsi Aceh yang menyatakan bahwa tidak terjadi perubahan 
muka laut; 
3 Mendapat informasi dari Pusdalops BPBD Sumatera Barat 
bahwa tidak perlu melakukan evakuasi; 
4 Menerjemahkan pesan “Boleh Evakuasi” dari Walikota 
Padang dan Kepala Pelaksana BPBD Provinsi Sumatera Barat yang 
disiarkan melalui RRI. Terjemahan “Boleh Evakuasi” artinya juga 
boleh tidak evakuasi.
3.1.
5
PD-
1
Untu
k
Gempabum
i
Kedu
a
Pukul 17:48:20 WIB: Beberapa menit sebelum BMKG 
memutuskan untuk mengeluarkan berita berakhirnya 
peringatan dini tsunami, terjadi gempabumi kedua yang sangat 
kuat. Selanjutnya pada menit ke-3 detik ke-7 setelah 
gempabumi kedua, BMKG mendiseminasikan PD-1, dengan 
keterangan dalam format “Peringatan Dini Tsu pneanmdie kd is eBbEaNgGaiK bUeLrUik,u Lt:A MPUNG, 
7 I 
n t 
er- 
NAD, SUMBAR, SUMUT, Gempa Mag:8.8 SR, 11-Apr- 
12, 17:43:06 WIB, Lok: 0.78 LU-92.15 BT, kdlmn: 10 
Samak mse p::eBrMti KPGD”- 1 untuk kejadian gempabumi pertama, daerah 
menerima pesan peringatan melalui moda yang sama, dan pada 
saat itu proses evakuasi spontan dari masyarakat masih 
berlangsung dan kemacetan masih terjadi di mana-mana. 
3.1.6 Pemutakhiran Peringatan: PD-2 
Pukul 17:53:38 WIB: Setelah melakukan perbaikan analisis 
melalui SeisCom3 manual, BMKG mengeluarkan dan 
menyebarkan PD-2 dengan keterangan: 
Governmental Oceanographic Commission — UNESCO 
“Info Gempa Mag: 8.1 SR, 11-Apr-12 17:43:12 WIB, Lok: 
0.80 LU-92.43 BT (454 km Barat Daya KAB-SIMEULUE- 
NAD), Kedlmn: 29 km, Potensi TSUNAMI 
utk dtrskn pd msyrkt ::BMKG” 
3.1.7 Hasil Observasi Tsunami Atas Gempabumi Pertama: 
Peringatan Dini 3 (PD-3) 
Pukul 18:16:47 WIB: Berdasarkan hasil pengamatan tsunami di 
stasiun pasang surut IOC7 dan BIG, maka BMKG mengeluarkan 
PD-3 yang berisi hasil observasi tsunami dan perbaikan status 
ancaman. Isi berita PD-3 dalam format pesan pendek adalah: 
3.1. TEMUAN LAPANGAN
“
Pemutakhira
n
Peringata
n
Din
i
Tsunam
i
akiba
t
gemp
a
mag
:
8.3 SR, 11-APR-2012 15:38:35 WIB telah terdeteksi di 
SABANG (17:00WIB) 0.06 m, MEULABOH (17:04WIB) 
Di da0e.r8a mh t:i:dBaMkK aGd”a yang menyadari bahwa observasi tsunami 
tersebut ditujukan untuk gempabumi pertama yang terjadi pada 
pukul 15:38:29 WIB, bukan untuk gempabumi kedua yang 
terjadi pada pukul 17:45:20 WIB. 
Gambar 3.1: Simulasi penjalaran tsunami akibat gempabumi 11 
April 2012 
3.1.8 Pengakhiran Peringatan: Peringatan Dini 4 (PD-4) 
Pukul 20:06:05 WIB: Sekitar dua setengah jam dari kejadian 
gempa kedua (melewati lebih dari 4 jam dari gempa pertama) 
BMKG akhirnya menyebarkan PD-4 yang menyatakan 
peringatan dini tsunami yang disebabkan oleh Gempa 8,1 SR 
(gempa kedua) telah berakhir. Isi berita PD-4 dalam format 
pesan pendek adalah:
“
Peringata
n
din
i
TSUNAM
I
yan
g
disebabka
n
ole
h
gemp
a
mag
:
8.1 SR, tanggal: 11-Apr-12 17:43:11 WIB, dinyatakan 
telah berakhir ::BMKG” 
Pusdalops BPBA, Pusdalops BPBD Sumatera Barat, dan 
Pusdalops BPBD Kota Padang kemudian menyebarkan berita 
pengakhiran peringatan kepada masyarakat melalui seluruh 
moda komunikasi. Sebagian besar masyarakat segera kembali 
ke rumah masing-masing karena khawatir akan keamanan 
rumah yang Berikut additainlaghga lpkeanngngyaam. baran ringkas temuan di 
lapangan: 
Gambar 3.2: Alur Waktu Kejadian Gempabumi 11 
April 2012 
3.1. TEMUAN LAPANGAN
3.
2
Pembelajara
n
Kejadian-kejadian terkait gempabumi 11 April 2012 di tingkat 
nasional maupun daerah, khususnya di Provinsi Aceh dan 
Sumatera Barat memberikan pelajaran berharga yang perlu 
ditindaklanjuti dengan berbagai langkah penguatan di masa 
mendatang. 
3.2.1 Kapasitas Sistem Peringatan Dini Tsunami 
Sistem Peringatan Dini Tsunami Indonesia (InaTEWS) adalah 
satu-satunya sistem peringatan dini tsunami yang berlaku di 
Indonesia. Sesuai UU No. 31 Tahun 2009, BMKG adalah badan 
resmi yang bertugas menyampaikan peringatan dini tsunami. 
Dalam mendeteksi dan menganalisis gempabumi dan tsunami, 
InaTEWS menggunakan data dari berbagai jenis kelompok 
sensor, yaitu integrasi dari pemantauan deformasi kulit bumi 
dan seismik, serta perubahan gelombang dan ketinggian muka 
laut. Berdasarkan data dari kelompok sensor tersebut, BMKG 
dapat melakukan evaluasi dalam waktu yang sangat singkat 
untuk menentukan besar gempabumi dan potensi terjadinya 
tsunami. 
Peralatan yang menjadi bagian dari InaTEWS, antara lain 
jaringan seismometer, buoy, pemantau pasang surut (tide 
gauge), dan stasiun GPS. Sistem komunikasi juga menjadi hal 
yang penting untuk mengintegrasikan semua peralatan menjadi 
suatu sistem pemantauan secara real time dan terus menerus. 
Berikut penjelasan sistem pemantauan gempabumi dan 
tsunami. Saat ini BMKG juga berfungsi sebagai Regional 
Tsunami Service Providers (RTSP) untuk negara negara di 
Samudera Hindia, dan sebagai pusat informasi gempabumi 
untuk negara negara ASEAN. 
Jenis dan Alur Peringatan Dini Tsunami 
Dalam sistem peringatan dini tsunami di Indonesia, mulai dari 
terjadinya gempabumi sampai berakhirnya ancaman tsunami, 
BMKG akan mengeluarkan em-pat jenis peringatan, yaitu: 
PD-1 disebarkan berdasarkan parameter gempabumi dan 
perkiraan dampak tsunami yang digambarkan dalam tiga status 
ancaman daerah Produk (Awas, utama Siaga, di dalam dan Waspada) sistem peringatan untuk masing-dini masing 
yang berpotensi terkena dampak tsunami. tsunami PD-1 
di 
dikeluarkan Indonesia, ancaman kurang yaitu, jenis peringatan (Peringatan Dini 1–4), status 
dan dari saran lima (Awas, menit Siaga, setelah Waspada), gempabumi format terjadi. 
pesan 
PD-2 (format berisikan pendek perbaikan dan format parameter panjang), gempabumi dan alur dan sebagai 
waktu 
tambahan dikeluarkannya status 
masing-masing jenis peringatan. 
3.2. PEMBELAJARAN
ancama
n
dar
i
PD-1
.
Selai
n
itu
,
jug
a
beris
i
perkiraa
n
wakt
u
tib
a
gelom
ban
g
tsunam
i
d
i
pantai
.
Peringata
n
in
i
dikeluarka
n
dala
m
wakt
u
5
–
1
0
meni
t
setela
h
gempabum
i
terjadi
;
PD-3 berisikan hasil observasi tsunami dan perbaikan status 
ancaman yang dapat didiseminasikan beberapa kali tergantung 
hasil pengamatan tsunami di stasiun pasang surut dan buoy; 
PD-4 merupakan pernyataan peringatan dini tsunami telah 
berakhir (ancaman telah berakhir). Peringatan ini dikeluarkan 
paling cepat satu setengah jam setelah PD-1 dikeluarkan. 
Di bawah ini adalah penjelasan rentang waktu dan urutan dan 
jenis pesan peringatan dini tsunami yang dikeluarkan BMKG 
serta prosedur yang diharapkan dari pemerintah daerah dan 
masyarakat berisiko. 
Status Ancaman dan Saran Peringatan Dini Tsunami 
Tabel di bawah ini menunjukkan status peringatan yang 
dikeluarkan BMKG dengan langkah yang dapat diambil oleh 
pemerintah provinsi dan kabupaten/kota sebagai saran tindak 
lKaentjiuntg dgaiarni BgMelKomG.b ang tsunami yang lebih besar dari tiga meter 
(menyajikan status Awas) akan memiliki dampak yang luas dan 
mungkin bisa mencapai ratusan meter hingga beberapa 
kilometer dari garis pantai ke arah darat. Misalnya saat tsunami 
di Aceh tahun 2004 panjang inundasi/genangan sampai lima 
kilometer ke arah daratan. Hal ini akan sangat tergantung pada 
kKeettiinnggggiiaann gtseulonmambai nagn ttasruan 0am,5i– 3d amne bteern t(umke tnoypaojigkraan. pstaanttuasi . 
Siaga) memiliki dampak yang lebih kecil, yaitu sekitar beberapa 
puluh meter sampai seratus meter tergantung bentuk topogra. 
pantainya, misalnya tsunami di Pangandaran, Jawa Barat, tahun 
2006. Tsunami jenis ini hanya merusak kawasan di sekitar 
pantai. Tsunami dengan ketinggian kurang dari 0,5 meter 
(menyajikan status Waspada) hanya akan berdampak di sekitar 
garis pantai, misalnya tsunami yang terjadi di selatan Jawa 
Barat pada gempabumi Tasikmalaya tahun
2009
. Dala
m kasu
s ini
, tsunam
i tida
k terlal
u merusa
k sampa
i jau
h dar
i gari
s panta
i k
e ara
h darat
.
Gambar 3.4: Status Peringatan dan saran kepada pemerintah 
daerah dari BMKG 
Format Pesan Peringatan Dini Tsunami 
Untuk memastikan pihak yang berkepentingan menerima berita 
peringatan dini yang disampaikan, BMKG menggunakan 
berbagai moda komunikasi antara lain SMS, Faks, E-mail, GTS, 
dan WRS dan situs web. Dengan berbagai moda komunikasi ini, 
maka terdapat tiga jenis format pesan peringatan tsunami, yaitu 
format teks pendek (SMS), format teks panjang (faks, e-mail, 
dan GTS), serta format media (situs web dan WRS). 
1 Format teks pendek digunakan untuk menyebarkan 
peringatan melalui SMS dengan jumlah karakter terbatas (160 
karakter); 
2 Format teks panjang, berisikan informasi yang lebih 
lengkap dan disebarkan melaui e-mail, faks, dan GTS. Garis besar 
format teks panjang, antara lain: 
3.2. PEMBELAJARAN
Kepal
a
dokume
n
(header
)
menunjukka
n
sumbe
r
informasi
,
yait
u
BMK
G
sebaga
i
penyedi
a
pesa
n
peringata
n
resm
i
untu
k
InaTEWS
;
Isi informasi yang terdiri atas tiga komponen: informasi 
parameter gem-pa, data observasi tsunami jika sudah 
tersedia, dan status ancaman, estimasi waktu tiba 
gelombang tsunami, dan lokasi yang terkena dampak); 
Saran/rekomendasi kepada pemerintah daerah mengenai 
reaksi yang harus dilakukan. 
3. Format WRS untuk lembaga perantara (interface) dan 
media, berisikan informasi mengenai parameter gempabumi, 
ancaman tsunami, daerah yang terkena dampak, status 
peringatan, dan estimasi waktu tiba gelombang tsunami. 
Dalam format ini juga terdapat peta yang mengindikasikan 
lokasi gempabumi. Format ini didesain agar dapat 
ditayangkan di layar monitor bagi pengguna gra.s. Selain itu, 
terdapat tambahan gra.k khusus yang dibuat untuk media 
3.2e.l2e kKtarponasikit ases pKeerstiia TpVs.i agaan di Daerah 
Kesiapsiagaan dan PRB gempabumi dan tsunami di Indonesia 
tergantung pada kesiapsiagaan pemerintah baik di tingkat 
pusat mau pun daerah dan masyarakat yang tinggal di daerah 
berisiko. Dalam rangka penyusunan Masterplan PRB Tsunami, 
telah dilakukan peninjauan lapangan oleh BNPB untuk mem-berikan 
gambaran tentang upaya yang telah dilakukan oleh 
Pemerintah Daerah dan masyarakat, serta masukan tentang 
kebutuhan untuk penyelamatan diri terhadap ancaman 
gempabumi dan tsunami. 
Informasi pelibatan masyarakat tersebut digalang melalui 
kunjungan lapangan dan pertemuan dengan masyarakat dan 
tokoh-tokohnya di beberapa provinsi dan Kabupaten/Kota 
dengan risiko tinggi, seperti di Provinsi Aceh, Sumatera Utara, 
Sumatera Barat, Banten, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, NTT, 
SBueblaewraepsia T deanegraahh, tPealaphu am, edlaank uPkaapnu au pBaayraa tp. engkajian risiko 
tsunami, mempersiapkan perencanaan kontinjensi dan evakuasi 
tsunami, mengembangkan kelembagaan dan infrastruktur 
untuk pelayanan peringatan dini, membuat
panduan-pandua
n da
n peratura
n daera
h sehubunga
n denga
n peringata
n din
i da
n kesiapsiagaa
n tsunami
, sert
a meningkatka
n kesadara
n da
n respo
n masya
raka
t terhada
p risik
o tsunami
.
Rencana Kontinjensi 
Rencana kontinjensi adalah rencana untuk menghadapi 
ketidakpastian yang dibuat berdasarkan skenario kemungkinan 
terjadinya bencana. Skenario dibuat berdasarkan kajian risiko 
secara ilmiah dengan mempertimbangkan pengetahuan lokal 
yang ditetapkan bersama pemangku kepentingan di daerah 
terse-but. Melalui perencanaan kontinjensi, disepakati bersama 
kebijakan, strategi, dan mekanisme penanggulangan bencana: 
mengenai siapa berbuat apa serta bagaimana mekanisme 
pengerahan sumberdayanya, sehingga para pemangku 
kepentingan mengetahui apa yang harus dilakukan dalam 
kondisi 3.2. PEM daBrEuLrAatJ AbRenAcNa na.
Dar
i
hasi
l
tinjaua
n
lapangan
,
diketahu
i
bahw
a
beberap
a
daera
h
tela
h
menyusu
n
rencan
a
kontinjens
i
tsunami
.
D
i
antarany
a
Cilacap
,
Sumater
a
Barat
,
Bali
,
Su
lawes
i
Utara
,
da
n
NTT
.
D
i
NTT
,
perencanaa
n
Kontinjens
i
menghadap
i
gem
pabum
i
da
n
tsunam
i
tela
h
dilakuka
n
untu
k
Kabupate
nE nde8; dan Kabupaten Sikka9 . Di Provinsi Papua telah dilakukan 
penyusunan rencana kontinjensi untuk menghadapi tsunami untuk 
Kabupaten Nabire (2011), dan rencana kontinjensi tersebut telah 
ditetapkan dengan Peraturan Bupati Kabupaten Nabire. 
8oleh Bakornas PB tahun 2004 9oleh Oxfam dan BNPB tahun 2011 
Sarana dan Prasarana Peringatan Dini 
Beberapa BPBD seperti di Aceh, Sumatera Barat, Kota Padang, 
Pacitan, Cilacap, Bali, NTB, dan beberapa kabupaten sepanjang 
pantai selatan Jawa sudah memiliki Pusdalops yang berfungsi 
24/7 dan sudah terinstalasi peralatan komunikasi. 
BPBD Sumatera Barat dan BPBD Cilacap telah memiliki sirine 
peringatan dini yang terkoneksi 24 jam dengan BMKG. Sistem 
peringatan dini ini juga terintegrasi dengan sistem peringatan 
dini lokal yang memanfaatkan teknologi yang lebih sederhana. 
Kedua daerah ini juga sudah mengembangkan sistem informasi 
dan komunikasi yang dapat menjangkau kawasan rawan 
bencana. 
Di BPBD Pacitan, dikembangkan teknologi sistem peringatan 
dini sederhana yang dikendalikan melalui alat komunikasi (HT) 
dengan kisaran hanya Rp 20 juta. Selain itu, juga terdapat 
beberapa produk seperti: (i) sistem pemantauan pasang surut 
muka air laut bantuan LAPAN yang rencananya akan 
dikoneksikan dengan sistem peringatan dini seperti InaTEWS; 
(ii) pembangunan sistem diseminasi informasi kebencanaan 
dengan memanfaatkan teknologi berbasis web dan teknologi 
komunikasi; (iii) sistem informasi kebencanaan yang terkoneksi 
dengan Pusat Data, Informasi, dan Humas BNPB. 
Dengan pengembangan teknologi sederhana yang murah dan 
tepat guna seperti di Pacitan tersebut, dapat mendorong 
kemandirian daerah dalam mengantisipasi ancaman bencana 
tsunami sehingga terjadi peningkatan kapasitas daerah dalam 
memberikan perlindungan kepada masyarakat.
Provins
i
Papu
a
merupaka
n
sala
h
sat
u
daera
h
yan
g
tela
h
menerim
a
perala
ta
n
InaTEWS
,
berupa
:
1 Server Penerima Peringatan untuk menerima informasi 
peringatan tsunami dari BMKG dan diseminasi ke masyarakat 
melalui sirine; 
2 Sirine Peringatan Dini Tsunami dikendalikan dari Kantor 
BPBD dan sirine dipasang di Dinas Perhubungan di Kota Jayapura; 
3 Petugas InaTEWS telah dilatih untuk mengoperasikan alat 
secara 24/7.
Untuk Provinsi Papua Barat, Pemerintah Provinsi Papua Barat 
telah melakukan upaya-upaya peningkatan kapasitas berupa 
Penguatan Kelembagaan dan Regulasi, Perencanaan, Penelitian, 
Pendidikan dan Pelatihan, serta Peningkatan Partisipasi 
Masyarakat dan Para Pemangku Kepentingan. Terkait dengan 
peningkatan kapasitas menghadapi tsunami, telah dilakukan 
pemasangan Sirine Peringatan Dini Tsunami dari BMKG di 
Manokwari, dan rencana pemasangan sirine di Raja Ampat dan 
Sorong. Selain itu juga terdapat upaya untuk mengembangkan 
jalur evakuasi (khususnya di Pantai Prosedur Tetap Utara Tambrau). 
Kejadian gempabumi 11 April 2012 menunjukkan bahwa 
kemungkinan waktu tiba tsunami lokal yang sangat singkat, 
berkisar antara 10–60 menit, membuat penyebaran informasi 
peringatan dini tsunami menjadi penting dan juga sulit. 
Berkaitan dengan ini, prosedur dan rantai peringatan dini 
tsunami atau prosedur operasional standar terkait ancaman 
gempabumi dan ancaman tsunami telah dibuat di sebagian kecil 
dTaEeSr aThsu dnia Imndi odnaens Jiaa.l ur Evakuasi 
Provinsi Sumatera Barat telah membuat peraturan daerah 
untuk penataan bangunan umum agar bisa digunakan sebagai 
tempat evakuasi sementara jika terjadi tsunami. Selain itu, 
Pemerintah Daerah juga telah mengalokasikan APBD bagi 
pembangunan tempat evakuasi, peta evakuasi, dan jalur-jalur 
evakuasi yang dilengkapi dengan rambu dan papan peringatan. 
3.2. PEMBELAJARAN
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI
TES TSUNAMI

Contenu connexe

En vedette

Building A Social Network Waa 1 17 07 V2 Draft
Building A Social Network   Waa   1 17 07 V2 DraftBuilding A Social Network   Waa   1 17 07 V2 Draft
Building A Social Network Waa 1 17 07 V2 DraftMarshall Sponder
 
CHN-006-物流架構與定位
CHN-006-物流架構與定位CHN-006-物流架構與定位
CHN-006-物流架構與定位handbook
 
Co Ownership And Shared Equity Arrangements
Co Ownership And Shared Equity ArrangementsCo Ownership And Shared Equity Arrangements
Co Ownership And Shared Equity ArrangementsZCD Properties Inc
 
Getting Started with Splunk Breakout Session
Getting Started with Splunk Breakout SessionGetting Started with Splunk Breakout Session
Getting Started with Splunk Breakout SessionSplunk
 
Case Study Analysis Lucent Technologies
Case Study Analysis Lucent TechnologiesCase Study Analysis Lucent Technologies
Case Study Analysis Lucent TechnologiesDjadja Sardjana
 
Baby & Kids Volume 3 - Vector Graphic Artworks
Baby & Kids Volume 3 - Vector Graphic ArtworksBaby & Kids Volume 3 - Vector Graphic Artworks
Baby & Kids Volume 3 - Vector Graphic ArtworksTZipp
 
Talent Gradient Construction Based on Competency
Talent Gradient Construction Based on CompetencyTalent Gradient Construction Based on Competency
Talent Gradient Construction Based on CompetencyVincent T. ZHAO
 
Capturing Science: Doing Lecture Capture Differently
Capturing Science: Doing Lecture Capture DifferentlyCapturing Science: Doing Lecture Capture Differently
Capturing Science: Doing Lecture Capture DifferentlyGemma Witton
 
Strategic Management Ch05
Strategic Management Ch05Strategic Management Ch05
Strategic Management Ch05Chuong Nguyen
 
G3 ppt book review_when genius failed
G3 ppt book review_when genius failedG3 ppt book review_when genius failed
G3 ppt book review_when genius failedRAJEEV RANJAN
 
Descobrindo a linguagem Perl
Descobrindo a linguagem PerlDescobrindo a linguagem Perl
Descobrindo a linguagem Perlgarux
 
30美丽的名片
30美丽的名片30美丽的名片
30美丽的名片zsk91186
 

En vedette (20)

Pdf Pai
Pdf PaiPdf Pai
Pdf Pai
 
Building A Social Network Waa 1 17 07 V2 Draft
Building A Social Network   Waa   1 17 07 V2 DraftBuilding A Social Network   Waa   1 17 07 V2 Draft
Building A Social Network Waa 1 17 07 V2 Draft
 
CHN-006-物流架構與定位
CHN-006-物流架構與定位CHN-006-物流架構與定位
CHN-006-物流架構與定位
 
PMD PMP DIPLOMA
PMD PMP DIPLOMAPMD PMP DIPLOMA
PMD PMP DIPLOMA
 
Easy but Difficult
Easy but DifficultEasy but Difficult
Easy but Difficult
 
Rom - Ruby Object Mapper
Rom - Ruby Object MapperRom - Ruby Object Mapper
Rom - Ruby Object Mapper
 
Module english
Module englishModule english
Module english
 
Co Ownership And Shared Equity Arrangements
Co Ownership And Shared Equity ArrangementsCo Ownership And Shared Equity Arrangements
Co Ownership And Shared Equity Arrangements
 
Getting Started with Splunk Breakout Session
Getting Started with Splunk Breakout SessionGetting Started with Splunk Breakout Session
Getting Started with Splunk Breakout Session
 
Case Study Analysis Lucent Technologies
Case Study Analysis Lucent TechnologiesCase Study Analysis Lucent Technologies
Case Study Analysis Lucent Technologies
 
Baby & Kids Volume 3 - Vector Graphic Artworks
Baby & Kids Volume 3 - Vector Graphic ArtworksBaby & Kids Volume 3 - Vector Graphic Artworks
Baby & Kids Volume 3 - Vector Graphic Artworks
 
Talent Gradient Construction Based on Competency
Talent Gradient Construction Based on CompetencyTalent Gradient Construction Based on Competency
Talent Gradient Construction Based on Competency
 
Capturing Science: Doing Lecture Capture Differently
Capturing Science: Doing Lecture Capture DifferentlyCapturing Science: Doing Lecture Capture Differently
Capturing Science: Doing Lecture Capture Differently
 
Ch1 a
Ch1 aCh1 a
Ch1 a
 
Kms2013 ise1
Kms2013 ise1Kms2013 ise1
Kms2013 ise1
 
Strategic Management Ch05
Strategic Management Ch05Strategic Management Ch05
Strategic Management Ch05
 
G3 ppt book review_when genius failed
G3 ppt book review_when genius failedG3 ppt book review_when genius failed
G3 ppt book review_when genius failed
 
Descobrindo a linguagem Perl
Descobrindo a linguagem PerlDescobrindo a linguagem Perl
Descobrindo a linguagem Perl
 
30美丽的名片
30美丽的名片30美丽的名片
30美丽的名片
 
Lesson #3
Lesson #3Lesson #3
Lesson #3
 

Similaire à TES TSUNAMI

Makalah Mitigasi Bencana Pesisir - Potensi Bencana Pesisir dan Upaya Mitigasi...
Makalah Mitigasi Bencana Pesisir - Potensi Bencana Pesisir dan Upaya Mitigasi...Makalah Mitigasi Bencana Pesisir - Potensi Bencana Pesisir dan Upaya Mitigasi...
Makalah Mitigasi Bencana Pesisir - Potensi Bencana Pesisir dan Upaya Mitigasi...Luhur Moekti Prayogo
 
Draft profil kesiapsiagaan menghadapi tsunami kab tulungagung
Draft profil kesiapsiagaan menghadapi tsunami kab tulungagungDraft profil kesiapsiagaan menghadapi tsunami kab tulungagung
Draft profil kesiapsiagaan menghadapi tsunami kab tulungagungSapik Bubud
 
451410867-LAPORAN-PENELITIAN-GEOGRAFI-kelompok-pdf.pdf
451410867-LAPORAN-PENELITIAN-GEOGRAFI-kelompok-pdf.pdf451410867-LAPORAN-PENELITIAN-GEOGRAFI-kelompok-pdf.pdf
451410867-LAPORAN-PENELITIAN-GEOGRAFI-kelompok-pdf.pdfdhianwahyunirtanti6
 
Makalah Mitigasi Bencana Pesisir - Potensi Bencana Pesisir dan Upaya Mitigasi...
Makalah Mitigasi Bencana Pesisir - Potensi Bencana Pesisir dan Upaya Mitigasi...Makalah Mitigasi Bencana Pesisir - Potensi Bencana Pesisir dan Upaya Mitigasi...
Makalah Mitigasi Bencana Pesisir - Potensi Bencana Pesisir dan Upaya Mitigasi...Luhur Moekti Prayogo
 
Masukan untuk Renstra Badan Geologi 2025-2029
Masukan untuk Renstra Badan Geologi 2025-2029Masukan untuk Renstra Badan Geologi 2025-2029
Masukan untuk Renstra Badan Geologi 2025-2029Dadang Solihin
 
Laporan cemare jadi
Laporan cemare jadiLaporan cemare jadi
Laporan cemare jadiRidho Ahyana
 
B34180029-Moh. Aflah Azzaky-KKN UNUSIDA BERDAYA 2021
B34180029-Moh. Aflah Azzaky-KKN UNUSIDA BERDAYA 2021B34180029-Moh. Aflah Azzaky-KKN UNUSIDA BERDAYA 2021
B34180029-Moh. Aflah Azzaky-KKN UNUSIDA BERDAYA 2021Aflah Azzaky
 
Prociding 1 tsunami
Prociding 1 tsunamiProciding 1 tsunami
Prociding 1 tsunamidosido
 
PENDAHULUAN (Contoh Karya Ilmiah)
PENDAHULUAN (Contoh Karya Ilmiah)PENDAHULUAN (Contoh Karya Ilmiah)
PENDAHULUAN (Contoh Karya Ilmiah)Tuti Rina Lestari
 
ENG_Indonesia Blue Economy Roadmap_ebook_ISBN[001-076].en.id.pdf
ENG_Indonesia Blue Economy Roadmap_ebook_ISBN[001-076].en.id.pdfENG_Indonesia Blue Economy Roadmap_ebook_ISBN[001-076].en.id.pdf
ENG_Indonesia Blue Economy Roadmap_ebook_ISBN[001-076].en.id.pdfAndriWibisonoSHMSi
 
[PPT SEM AKHIR] LIQUIFAKSI KABUPATEN KONAWE UTARA.pptx
[PPT SEM AKHIR] LIQUIFAKSI KABUPATEN KONAWE UTARA.pptx[PPT SEM AKHIR] LIQUIFAKSI KABUPATEN KONAWE UTARA.pptx
[PPT SEM AKHIR] LIQUIFAKSI KABUPATEN KONAWE UTARA.pptxRioCendrajaya
 
Proposal ilmiah fisik
Proposal ilmiah fisikProposal ilmiah fisik
Proposal ilmiah fisikSerly Phyta
 
Kerentanan Tsunami di Cilegon Banten.pptx
Kerentanan Tsunami di Cilegon Banten.pptxKerentanan Tsunami di Cilegon Banten.pptx
Kerentanan Tsunami di Cilegon Banten.pptxDariusArkwrightHamis
 
Xi geografi kd 3.7_finalpersebaran wilayah rawan bencana di
Xi geografi kd 3.7_finalpersebaran wilayah rawan bencana diXi geografi kd 3.7_finalpersebaran wilayah rawan bencana di
Xi geografi kd 3.7_finalpersebaran wilayah rawan bencana dijopiwildani
 
Xi geografi kd 3.7_3.penanggulangan bencana melalui edukasi, kearifan
Xi geografi kd 3.7_3.penanggulangan bencana melalui edukasi, kearifanXi geografi kd 3.7_3.penanggulangan bencana melalui edukasi, kearifan
Xi geografi kd 3.7_3.penanggulangan bencana melalui edukasi, kearifanJopiWildani1
 
Xi geografi kd 3.7_finalpersebaran wilayah rawan bencana di
Xi geografi kd 3.7_finalpersebaran wilayah rawan bencana diXi geografi kd 3.7_finalpersebaran wilayah rawan bencana di
Xi geografi kd 3.7_finalpersebaran wilayah rawan bencana dijopiwildani
 
Xi geografi kd 3.7.1_jenis dan karakteristik bencana serta siklus penanggulan...
Xi geografi kd 3.7.1_jenis dan karakteristik bencana serta siklus penanggulan...Xi geografi kd 3.7.1_jenis dan karakteristik bencana serta siklus penanggulan...
Xi geografi kd 3.7.1_jenis dan karakteristik bencana serta siklus penanggulan...jopiwildani
 
Xi geografi kd 3.7.1_jenis dan karakteristik bencana serta siklus penanggulan...
Xi geografi kd 3.7.1_jenis dan karakteristik bencana serta siklus penanggulan...Xi geografi kd 3.7.1_jenis dan karakteristik bencana serta siklus penanggulan...
Xi geografi kd 3.7.1_jenis dan karakteristik bencana serta siklus penanggulan...jopiwildani
 

Similaire à TES TSUNAMI (20)

Makalah Mitigasi Bencana Pesisir - Potensi Bencana Pesisir dan Upaya Mitigasi...
Makalah Mitigasi Bencana Pesisir - Potensi Bencana Pesisir dan Upaya Mitigasi...Makalah Mitigasi Bencana Pesisir - Potensi Bencana Pesisir dan Upaya Mitigasi...
Makalah Mitigasi Bencana Pesisir - Potensi Bencana Pesisir dan Upaya Mitigasi...
 
Draft profil kesiapsiagaan menghadapi tsunami kab tulungagung
Draft profil kesiapsiagaan menghadapi tsunami kab tulungagungDraft profil kesiapsiagaan menghadapi tsunami kab tulungagung
Draft profil kesiapsiagaan menghadapi tsunami kab tulungagung
 
451410867-LAPORAN-PENELITIAN-GEOGRAFI-kelompok-pdf.pdf
451410867-LAPORAN-PENELITIAN-GEOGRAFI-kelompok-pdf.pdf451410867-LAPORAN-PENELITIAN-GEOGRAFI-kelompok-pdf.pdf
451410867-LAPORAN-PENELITIAN-GEOGRAFI-kelompok-pdf.pdf
 
Makalah Mitigasi Bencana Pesisir - Potensi Bencana Pesisir dan Upaya Mitigasi...
Makalah Mitigasi Bencana Pesisir - Potensi Bencana Pesisir dan Upaya Mitigasi...Makalah Mitigasi Bencana Pesisir - Potensi Bencana Pesisir dan Upaya Mitigasi...
Makalah Mitigasi Bencana Pesisir - Potensi Bencana Pesisir dan Upaya Mitigasi...
 
Isi
IsiIsi
Isi
 
Masukan untuk Renstra Badan Geologi 2025-2029
Masukan untuk Renstra Badan Geologi 2025-2029Masukan untuk Renstra Badan Geologi 2025-2029
Masukan untuk Renstra Badan Geologi 2025-2029
 
Perka bnpb no.2 tahun 2012
Perka bnpb no.2 tahun 2012Perka bnpb no.2 tahun 2012
Perka bnpb no.2 tahun 2012
 
Laporan cemare jadi
Laporan cemare jadiLaporan cemare jadi
Laporan cemare jadi
 
B34180029-Moh. Aflah Azzaky-KKN UNUSIDA BERDAYA 2021
B34180029-Moh. Aflah Azzaky-KKN UNUSIDA BERDAYA 2021B34180029-Moh. Aflah Azzaky-KKN UNUSIDA BERDAYA 2021
B34180029-Moh. Aflah Azzaky-KKN UNUSIDA BERDAYA 2021
 
Prociding 1 tsunami
Prociding 1 tsunamiProciding 1 tsunami
Prociding 1 tsunami
 
PENDAHULUAN (Contoh Karya Ilmiah)
PENDAHULUAN (Contoh Karya Ilmiah)PENDAHULUAN (Contoh Karya Ilmiah)
PENDAHULUAN (Contoh Karya Ilmiah)
 
ENG_Indonesia Blue Economy Roadmap_ebook_ISBN[001-076].en.id.pdf
ENG_Indonesia Blue Economy Roadmap_ebook_ISBN[001-076].en.id.pdfENG_Indonesia Blue Economy Roadmap_ebook_ISBN[001-076].en.id.pdf
ENG_Indonesia Blue Economy Roadmap_ebook_ISBN[001-076].en.id.pdf
 
[PPT SEM AKHIR] LIQUIFAKSI KABUPATEN KONAWE UTARA.pptx
[PPT SEM AKHIR] LIQUIFAKSI KABUPATEN KONAWE UTARA.pptx[PPT SEM AKHIR] LIQUIFAKSI KABUPATEN KONAWE UTARA.pptx
[PPT SEM AKHIR] LIQUIFAKSI KABUPATEN KONAWE UTARA.pptx
 
Proposal ilmiah fisik
Proposal ilmiah fisikProposal ilmiah fisik
Proposal ilmiah fisik
 
Kerentanan Tsunami di Cilegon Banten.pptx
Kerentanan Tsunami di Cilegon Banten.pptxKerentanan Tsunami di Cilegon Banten.pptx
Kerentanan Tsunami di Cilegon Banten.pptx
 
Xi geografi kd 3.7_finalpersebaran wilayah rawan bencana di
Xi geografi kd 3.7_finalpersebaran wilayah rawan bencana diXi geografi kd 3.7_finalpersebaran wilayah rawan bencana di
Xi geografi kd 3.7_finalpersebaran wilayah rawan bencana di
 
Xi geografi kd 3.7_3.penanggulangan bencana melalui edukasi, kearifan
Xi geografi kd 3.7_3.penanggulangan bencana melalui edukasi, kearifanXi geografi kd 3.7_3.penanggulangan bencana melalui edukasi, kearifan
Xi geografi kd 3.7_3.penanggulangan bencana melalui edukasi, kearifan
 
Xi geografi kd 3.7_finalpersebaran wilayah rawan bencana di
Xi geografi kd 3.7_finalpersebaran wilayah rawan bencana diXi geografi kd 3.7_finalpersebaran wilayah rawan bencana di
Xi geografi kd 3.7_finalpersebaran wilayah rawan bencana di
 
Xi geografi kd 3.7.1_jenis dan karakteristik bencana serta siklus penanggulan...
Xi geografi kd 3.7.1_jenis dan karakteristik bencana serta siklus penanggulan...Xi geografi kd 3.7.1_jenis dan karakteristik bencana serta siklus penanggulan...
Xi geografi kd 3.7.1_jenis dan karakteristik bencana serta siklus penanggulan...
 
Xi geografi kd 3.7.1_jenis dan karakteristik bencana serta siklus penanggulan...
Xi geografi kd 3.7.1_jenis dan karakteristik bencana serta siklus penanggulan...Xi geografi kd 3.7.1_jenis dan karakteristik bencana serta siklus penanggulan...
Xi geografi kd 3.7.1_jenis dan karakteristik bencana serta siklus penanggulan...
 

Plus de V-cool Ndayak

Statuta forum-prb-diy
Statuta forum-prb-diyStatuta forum-prb-diy
Statuta forum-prb-diyV-cool Ndayak
 
Penyusunan hvca dengan pra
Penyusunan hvca dengan praPenyusunan hvca dengan pra
Penyusunan hvca dengan praV-cool Ndayak
 
Tata cara berkomunikasi menggunakan radio komunikasi
Tata cara berkomunikasi menggunakan radio komunikasiTata cara berkomunikasi menggunakan radio komunikasi
Tata cara berkomunikasi menggunakan radio komunikasiV-cool Ndayak
 
Monitoring evaluation-and-reporting-1299571066-phpapp02 (1)
Monitoring evaluation-and-reporting-1299571066-phpapp02 (1)Monitoring evaluation-and-reporting-1299571066-phpapp02 (1)
Monitoring evaluation-and-reporting-1299571066-phpapp02 (1)V-cool Ndayak
 
Peran dan tugas kodam dalam penanggulangan bencana sebagai perwujudan operasi...
Peran dan tugas kodam dalam penanggulangan bencana sebagai perwujudan operasi...Peran dan tugas kodam dalam penanggulangan bencana sebagai perwujudan operasi...
Peran dan tugas kodam dalam penanggulangan bencana sebagai perwujudan operasi...V-cool Ndayak
 

Plus de V-cool Ndayak (13)

Monev
MonevMonev
Monev
 
Kapitalisasi
KapitalisasiKapitalisasi
Kapitalisasi
 
Kapitalisasi
KapitalisasiKapitalisasi
Kapitalisasi
 
Kapitalisasi
KapitalisasiKapitalisasi
Kapitalisasi
 
Kapitalisasi
KapitalisasiKapitalisasi
Kapitalisasi
 
Kapitalis
KapitalisKapitalis
Kapitalis
 
Logo bpbd mentawai
Logo bpbd mentawaiLogo bpbd mentawai
Logo bpbd mentawai
 
Tabel angka romawai
Tabel angka romawaiTabel angka romawai
Tabel angka romawai
 
Statuta forum-prb-diy
Statuta forum-prb-diyStatuta forum-prb-diy
Statuta forum-prb-diy
 
Penyusunan hvca dengan pra
Penyusunan hvca dengan praPenyusunan hvca dengan pra
Penyusunan hvca dengan pra
 
Tata cara berkomunikasi menggunakan radio komunikasi
Tata cara berkomunikasi menggunakan radio komunikasiTata cara berkomunikasi menggunakan radio komunikasi
Tata cara berkomunikasi menggunakan radio komunikasi
 
Monitoring evaluation-and-reporting-1299571066-phpapp02 (1)
Monitoring evaluation-and-reporting-1299571066-phpapp02 (1)Monitoring evaluation-and-reporting-1299571066-phpapp02 (1)
Monitoring evaluation-and-reporting-1299571066-phpapp02 (1)
 
Peran dan tugas kodam dalam penanggulangan bencana sebagai perwujudan operasi...
Peran dan tugas kodam dalam penanggulangan bencana sebagai perwujudan operasi...Peran dan tugas kodam dalam penanggulangan bencana sebagai perwujudan operasi...
Peran dan tugas kodam dalam penanggulangan bencana sebagai perwujudan operasi...
 

Dernier

ppt erisepas selulitis rs mardi rahayu internship.pptx
ppt erisepas selulitis rs mardi rahayu internship.pptxppt erisepas selulitis rs mardi rahayu internship.pptx
ppt erisepas selulitis rs mardi rahayu internship.pptxfais1231
 
kup2 ketentuan umum perpajakan negara.pptx
kup2 ketentuan umum perpajakan negara.pptxkup2 ketentuan umum perpajakan negara.pptx
kup2 ketentuan umum perpajakan negara.pptxINDIRAARUNDINASARISA
 
Kuliah ke-2 Pembelajaran vektor dalam fisika
Kuliah ke-2 Pembelajaran vektor dalam fisikaKuliah ke-2 Pembelajaran vektor dalam fisika
Kuliah ke-2 Pembelajaran vektor dalam fisikajoey552517
 
Pengertian ruang dan interaksi antar ruang.pptx
Pengertian ruang dan interaksi antar ruang.pptxPengertian ruang dan interaksi antar ruang.pptx
Pengertian ruang dan interaksi antar ruang.pptxIPutuSuwitra1
 
2 Laporan Praktikum Serum dan Plasma.pdf
2 Laporan Praktikum Serum dan Plasma.pdf2 Laporan Praktikum Serum dan Plasma.pdf
2 Laporan Praktikum Serum dan Plasma.pdfMutiaraArafah2
 
konsep termoregulasi gangguan keseimbangan suhu.pptx
konsep termoregulasi gangguan keseimbangan suhu.pptxkonsep termoregulasi gangguan keseimbangan suhu.pptx
konsep termoregulasi gangguan keseimbangan suhu.pptxelisabethlumbantoruan
 
Penetapan tonisitas sediaan farmasi steril
Penetapan tonisitas sediaan farmasi sterilPenetapan tonisitas sediaan farmasi steril
Penetapan tonisitas sediaan farmasi steriljoey552517
 
power point ini berisi tentang Kerugian akibat gulma.
power point ini berisi tentang Kerugian akibat gulma.power point ini berisi tentang Kerugian akibat gulma.
power point ini berisi tentang Kerugian akibat gulma.tency1
 
Membaca-Pikiran-Orang-dengan-Trik-Psikologi.pdf
Membaca-Pikiran-Orang-dengan-Trik-Psikologi.pdfMembaca-Pikiran-Orang-dengan-Trik-Psikologi.pdf
Membaca-Pikiran-Orang-dengan-Trik-Psikologi.pdfindigobig
 
MODUL AJAR KELARUTAN DAN KSP KIMIA SMA.pptx
MODUL AJAR KELARUTAN DAN KSP KIMIA SMA.pptxMODUL AJAR KELARUTAN DAN KSP KIMIA SMA.pptx
MODUL AJAR KELARUTAN DAN KSP KIMIA SMA.pptx12MIPA3NurulKartikaS
 
Presentasi materi suhu dan kalor Fisika kelas XI
Presentasi materi suhu dan kalor Fisika kelas XIPresentasi materi suhu dan kalor Fisika kelas XI
Presentasi materi suhu dan kalor Fisika kelas XIariwidiyani3
 
Kelas 7 Bumi dan Tata Surya SMP Kurikulum Merdeka
Kelas 7 Bumi dan Tata Surya SMP Kurikulum MerdekaKelas 7 Bumi dan Tata Surya SMP Kurikulum Merdeka
Kelas 7 Bumi dan Tata Surya SMP Kurikulum MerdekaErvina Puspita
 
sistem Peredaran darah(sistem sirkualsi)pdf
sistem Peredaran darah(sistem sirkualsi)pdfsistem Peredaran darah(sistem sirkualsi)pdf
sistem Peredaran darah(sistem sirkualsi)pdfMarisaRintania
 

Dernier (13)

ppt erisepas selulitis rs mardi rahayu internship.pptx
ppt erisepas selulitis rs mardi rahayu internship.pptxppt erisepas selulitis rs mardi rahayu internship.pptx
ppt erisepas selulitis rs mardi rahayu internship.pptx
 
kup2 ketentuan umum perpajakan negara.pptx
kup2 ketentuan umum perpajakan negara.pptxkup2 ketentuan umum perpajakan negara.pptx
kup2 ketentuan umum perpajakan negara.pptx
 
Kuliah ke-2 Pembelajaran vektor dalam fisika
Kuliah ke-2 Pembelajaran vektor dalam fisikaKuliah ke-2 Pembelajaran vektor dalam fisika
Kuliah ke-2 Pembelajaran vektor dalam fisika
 
Pengertian ruang dan interaksi antar ruang.pptx
Pengertian ruang dan interaksi antar ruang.pptxPengertian ruang dan interaksi antar ruang.pptx
Pengertian ruang dan interaksi antar ruang.pptx
 
2 Laporan Praktikum Serum dan Plasma.pdf
2 Laporan Praktikum Serum dan Plasma.pdf2 Laporan Praktikum Serum dan Plasma.pdf
2 Laporan Praktikum Serum dan Plasma.pdf
 
konsep termoregulasi gangguan keseimbangan suhu.pptx
konsep termoregulasi gangguan keseimbangan suhu.pptxkonsep termoregulasi gangguan keseimbangan suhu.pptx
konsep termoregulasi gangguan keseimbangan suhu.pptx
 
Penetapan tonisitas sediaan farmasi steril
Penetapan tonisitas sediaan farmasi sterilPenetapan tonisitas sediaan farmasi steril
Penetapan tonisitas sediaan farmasi steril
 
power point ini berisi tentang Kerugian akibat gulma.
power point ini berisi tentang Kerugian akibat gulma.power point ini berisi tentang Kerugian akibat gulma.
power point ini berisi tentang Kerugian akibat gulma.
 
Membaca-Pikiran-Orang-dengan-Trik-Psikologi.pdf
Membaca-Pikiran-Orang-dengan-Trik-Psikologi.pdfMembaca-Pikiran-Orang-dengan-Trik-Psikologi.pdf
Membaca-Pikiran-Orang-dengan-Trik-Psikologi.pdf
 
MODUL AJAR KELARUTAN DAN KSP KIMIA SMA.pptx
MODUL AJAR KELARUTAN DAN KSP KIMIA SMA.pptxMODUL AJAR KELARUTAN DAN KSP KIMIA SMA.pptx
MODUL AJAR KELARUTAN DAN KSP KIMIA SMA.pptx
 
Presentasi materi suhu dan kalor Fisika kelas XI
Presentasi materi suhu dan kalor Fisika kelas XIPresentasi materi suhu dan kalor Fisika kelas XI
Presentasi materi suhu dan kalor Fisika kelas XI
 
Kelas 7 Bumi dan Tata Surya SMP Kurikulum Merdeka
Kelas 7 Bumi dan Tata Surya SMP Kurikulum MerdekaKelas 7 Bumi dan Tata Surya SMP Kurikulum Merdeka
Kelas 7 Bumi dan Tata Surya SMP Kurikulum Merdeka
 
sistem Peredaran darah(sistem sirkualsi)pdf
sistem Peredaran darah(sistem sirkualsi)pdfsistem Peredaran darah(sistem sirkualsi)pdf
sistem Peredaran darah(sistem sirkualsi)pdf
 

TES TSUNAMI

  • 1. Tabel 5.6 – Lanjutan dari TTaabbeell 55..87 –– LLaannjjuuttaann ddaarrii hhhaaalllaaammmaaannn ssseeebbbeeellluuummmnnnyyyaaa Tabel 5.2: Kegiatan-Kegiatan dalam Program Pembangunan dan Pengembangan Tempat Evakuasi Sementara Tabel 5.3: Lokasi Usulan TES Tsunami Kota Cilacap
  • 2.
  • 3. Masterplan Pengurangan Risiko Bencana Tsunami Badan Nasional Penanggulangan Bencana Juni 2012 1
  • 4. Kata Pengantar Pemerintah Indonesia terus berusaha mengurangi risiko bencana, termasuk bencana tsunami yang telah seringkali terjadi dengan skala dan dampak beragam, mulai dari yang tidak menimbulkan korban jiwa hingga yang merusak seperti Tsunami Aceh tahun 2004, dengan korban jiwa lebih dari 165 ribu orang. Kejadian gempabumi Aceh dengan skala 8,5 SR pada tanggal 11 April 2012 mengingatkan kembali akan perlunya upaya yang lebih serius dan berkelanjutan dalam menyiapkan sistem penanggulangan bencana, khususnya dalam mengantisipasi kejadian tDsaulnaamm ik. ejadian gempabumi Aceh tersebut tampak bahwa beberapa subsistem berjalan kurang memadai. Timbulnya kepanikan warga, kemacetan pada jalur evakuasi, sistem peringatan dini yang belum sampai kepada masyarakat secara cepat dan tepat, dan kurang tersedianya jalur serta tempat evakuasi yang mudah dijangkau saat ada peringatan dini tsunami, menunjukkan bahwa masih banyak hal yang harus ditingkatkan dalam upaya mitigasi bencana tsunami. Breakfast meeting Kabinet Indonesia Bersatu II pada tanggal 16 April 2012 di Istana Bogor yang dipimpin oleh Presiden RI, salah satunya membahas evaluasi kejadian gempabumi Aceh 11 April 2012 dan antisipasi bencana mendatang. Dalam pertemuan tersebut, salah satu keputusan yang dihasilkan adalah BNPB diiunstruksikan untuk mengkoordinasikan penyusunan Master-plan Pengurangan Risiko Bencana Tsunami (PRB Tsunami). Untuk BNPB bersama Kementerian/Lembaga dan Perguruan Tinggi menyusun menindaklanjuti penMyuassutnearpnl aMna PstReBrp Tlsaunn PaRmBi aTksuann ammein. jadi acuan dalam penyusunan program i
  • 5.
  • 6. da
  • 7. n
  • 9. n
  • 11. n
  • 12. untu
  • 13. k
  • 15. i
  • 17. a
  • 19. .
  • 20. Tent
  • 21. u
  • 22. sa
  • 23.
  • 24. j
  • 25. a
  • 26. dala
  • 27. m
  • 29. a
  • 30. pu
  • 31. n
  • 33. n
  • 35. a
  • 36. da
  • 37. n
  • 39. s
  • 40. denga
  • 41. n
  • 43. i
  • 44. pihak
  • 45. .
  • 46. Kam
  • 47. i
  • 49. i
  • 50. bahw
  • 51. a
  • 53. n
  • 54. in
  • 55. i
  • 56. masi
  • 57. h
  • 59. t
  • 60. keku
  • 61.
  • 62. ranga
  • 63. n
  • 65. a
  • 66. perl
  • 67. u
  • 69. ,
  • 70. da
  • 71. n
  • 72. sara
  • 73. n
  • 74. yan
  • 75. g
  • 77. n
  • 78. dem
  • 79. i
  • 81. n
  • 83. n
  • 84. ini
  • 85. .
  • 86.
  • 88.
  • 89. 2.3.
  • 90. 2
  • 91.
  • 93. .
  • 94. 1
  • 95. 5
  • 96. 2.3.3 KawasanBalidanNusaTenggara ........... 16 2.3.4 KawasanPapua ..................... 17 3 Pembelajaran Gempabumi 11 April 2012 21 3.1 TemuanLapangan........................ 23 3.1.1 PadaSaatKejadianGempabumi ............ 23 3.1.2 PeringatanDini1 .................... 25 3.1.3 PemutakhiranPeringatan:PeringatanDini-2(PD-2) . 26 3.1.4 AktivasiSirinediDaerah ................ 27 3.1.5 PD-1UntukGempabumiKedua ............ 29 3.1.6 PemutakhiranPeringatan:PD-2 ............ 29 3.1.7 HasilObservasiTsunamiAtasGempabumiPertama: PeringatanDini3(PD-3)................ 29 3.1.8 PengakhiranPeringatan:PeringatanDini4(PD-4) .. 30 3.2 Pembelajaran .......................... 32 3.2.1 KapasitasSistemPeringatanDiniTsunami ...... 32 3.2.2 KapasitasKesiapsiagaandiDaerah........... 36 3.2.3 Evaluasi ......................... 42 3.3 KebutuhanPenguatanKesiapsiagaan.............. 54 3.3.1 PenguatanMataRantaiPeringatanDiniTsunami... 55 3.3.2 PenguatanSaranaTESTsunami............ 57 3.3.3 PenguatanKapasitasKesiapsiagaandanPRB..... 59 3.3.4 PenguatanKemandirianIndustriTerkaitKebencanaan 61 4 Antisipasi Skenario Terburuk Tsunami 63 4.1 KawasanMegathrust Mentawai................. 66 4.2 KawasanSelatSundadanJawaBagianSelatan ........ 70 4.3 KawasanBalidanNusaTenggara................ 74 4.4 KawasanPapuaBagianUtara.................. 77
  • 97.
  • 98. II
  • 99. I
  • 101. n
  • 102. da
  • 103. n
  • 105. n
  • 106.
  • 107. 8
  • 108. 1
  • 109.
  • 110. 5 Perencanaan 83 5.1 VisidanMisi........................... 83 Daftar Gambar 5.2 KebijakandanStrategi ..................... 83 5.3 ProgramdanKegiatan ..................... 85 5.3.1 PenguatanRantaiPeringatanDini ........... 85 5.3.2 PembangunandanPengembanganTempatEvakuasiSe-mentara ......................... 87 2.1 5.3.3 Lokasi PenguatanKapasitasKesiapsiagaandanPRB..... kejadian gempabumi dan tsunami di Indonesia 96 ....... 12 2.2 5.4 PembangunanKemandirianIndustriInstrumentasiKebencanaan PetarisikotsunamiIndonesia.................... 13 98 3.1 Simulasi 5.5 penjalaran KebutuhanPendanaan tsunami akibat ..................... gempabumi 99 11 April 2012 . . 30 3.2 5.5.1 Alur IndikasiKebutuhanPendanaanMasterplan....... Waktu Kejadian Gempabumi 11 April 2012 .......... 100 31 3.3 5.5.2 Sistem IndikasiKebutuhanPendanaanPrioritas pemantauan gempabumi dan tsunami ........ di 102 Indonesia .... 33 3.4 5.5.3 Status PendanaanTersedia................... Peringatan dan saran kepada 104 pemerintah daerah dari BMKG 35 3.5 Alur InaTEWS dari BMKG ke institusi interface .......... 44 4.1 PetalandaantsunamididaerahPadang .............. 67 4.2 Lokasi Bandara Internasional Minangkabau ............ 68 4.3 Simulasi penjalaran tsunami untuk Kota Padang .......... 69 4.4 Peta rendaman kawasan industri di Cilegon akibat tsunami yang dipicugempabumidiSelatSunda.................. 72 4.5 PemodelantsunamidiCilacap ................... 73 4.6 Peta rendaman daerah pesisir Denpasar akibat tsunami yang dipicu olehgempabumidengankekuatan8.5Mw ............. 76 4.7 Simulasi ancaman tsunami di Nusa Tenggara Timur ........ 78 4.8 Estimasi ketinggian tsunami di Papua bagian utara dan sekitarnya 79 5.1 UsulanlokasiTEStsunamiKotaCilacap .............. 89 5.2 Contoh rambu rute evakuasi mengarah ke kiri (SNI 7743:2011) . . 91 5.3 Contoh bangunan menara untuk TES tsunami ........... 93 5.4 ContohbangunanuntukTEStsunami ............... 94 6 Pelaksanaan 107 6.1 Mekanisme............................ 107 6.2 Kelembagaan .......................... 109 6.3 PeranSertaMasyarakat..................... 110 6.4 WaktuPelaksanaan ....................... 110 6.5 SumberPendanaan ....................... 111 6.5.1 PendanaanAPBNdanAPBD ............. 111 6.5.2 PendanaanNon-Pemerintah .............. 112 7 Pemantauan dan Evaluasi 115 Lampiran 117 DAFTAR ISI
  • 111.
  • 112. 5.
  • 113. 5
  • 114.
  • 115. Conto
  • 116. h
  • 118. n
  • 119. Umu
  • 120. m
  • 121. Sebaga
  • 122. i
  • 123. TE
  • 124. S
  • 125. Tsunam
  • 126. i
  • 128. .
  • 129. 9
  • 130. 6
  • 131. 5.6 Contoh bukit buatan sebagai TES tsunami ............. 97 5.7 Contoh tangga evakuasi untuk nembantu masyarakat naik ke atas bukit ................................. 97 Daftar Tabel 2.1 Kejadian tsunami yang merusak antara tahun 1990–2010 ..... 13 2.2 Daerah terdampak dari tsunami di Megathrust Mentawai ..... 15 2.3 Daerah terdampak dari tsunami di Megathrust SelatSunda.... 16 2.4 Daerah terdampak dari tsunami di Jawa bagian selatan ...... 17 2.5 Daerah terdampak dari tsunami di Bali dan Nusa Tenggara .... 18 2.6 Daerah terdampak dari tsunami di Papua bagian utara ...... 19 3.1 Daerah Terdampak dari Tsunami di Bali dan Nusa Tenggara . . . 53 4.1 Simulasi gempabumi di Selat Sunda berkekuatan 7.5 Mw dan 8.0 Mw.................................. 71 4.2 Tinggi maksimum tsunami, waktu tiba, intensitas dan periode ulang untukgempabumi8.5Mw,8.0Mw,dan7.5Mw ......... 74 5.1 Kegiatan-Kegiatan dalam Program Penguatan Mata Rantai PeringatanDini................................ 87 5.2 Kegiatan-Kegiatan dalam Program Pembangunan dan Pengemban-ganTempatEvakuasiSementara .................. 88 5.3 LokasiUsulanTESTsunamiKotaCilacap ............. 89 vii
  • 132.
  • 133. 5.
  • 134. 4
  • 135.
  • 137. n
  • 138. dala
  • 139. m
  • 140. Progra
  • 141. m
  • 143. n
  • 145. s
  • 147.
  • 149. a
  • 151. .
  • 152. 9
  • 153. 8
  • 154.
  • 155. 5.5 Kegiatan-Kegiatan dalam Program Pembangunan Kemandirian In-dustriInstrumentasiKebencanaan ................. 99 5.6 Matriks Kebutuhan Pendanaan Masterplan PRB Tsunami Tahun 2012–2014.............................. 100 5.7 Matriks Kebutuhan Pendanaan Prioritas Masterplan PRB Tsunami Tahun2012–2014 .......................... 102 5.8 Matriks Pendanaan Tersedia Masterplan PRB Tsunami Tahun 2012– 2014................................. 104
  • 157.
  • 158.
  • 159. Ba
  • 160. b
  • 161. 1
  • 162. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Salah satu ancaman bencana yang nyata di Indonesia adalah bahaya geologis berupa gempabumi dan tsunami. Dalam skala besar, kejadian bencana ini relatif tidak terlalu sering terjadi dibandingkan dengan bencana hidrometeorologis. Akan tetapi dampak yang ditimbulkannya akan sangat merusak dan menimbulkan korban jiwa yang banyak. Korban dan kerusakan yang timbul pada umumnya disebabkan karena kurangnya kesiapsiagaan dalam menghadapi bahaya. Kurangnya kemampuan dalam mengantisipasi bencana dapat terlihat dari belum optimalnya perencanaan tata ruang dan perencanaan pembangunan yang kurang memperhatikan risiko bencana. Minimnya fasilitas jalur dan tem-pat evakuasi warga juga merupakan salah satu contoh kurangnya kemampuan dalam menghadapi bencana. Peta bahaya dan peta risiko yang telah dibuat belum dimanfaatkan secara optimal dalam program pembangunan dan pengurangan risiko bencana yang terpadu. Terdapat kecenderungan bahwa Program Pengurangan Risiko Bencana (PRB) hanya dianggap sebagai biaya tambahan, bukan bagian dari investasi pembangunan yang dapat menjamin pembangunan berkUenlatunkju ittaun, .g empabumi yang berpotensi besar dalam membangkitkan tsuna 3
  • 163.
  • 164. m
  • 165. i
  • 166. perl
  • 167. u
  • 169. t
  • 171. n
  • 173. a
  • 174. geogra
  • 175. .
  • 176. s
  • 177. ,
  • 178. wilaya
  • 179. h
  • 181. n
  • 183. a
  • 185. k
  • 186. pad
  • 187. a
  • 188. zon
  • 189. a
  • 191. n
  • 192. tig
  • 193. a
  • 194. lempen
  • 195. g
  • 196. besar
  • 197. ,
  • 198. yaitu
  • 199. :
  • 200. Lempen
  • 201. g
  • 203. ,
  • 204. Lempen
  • 205. g
  • 207. ,
  • 208. da
  • 209. n
  • 210. Lempen
  • 211. g
  • 212. Pasi
  • 213. .
  • 214. k
  • 215. .
  • 216. Selai
  • 217. n
  • 219. i
  • 220. pad
  • 221. a
  • 222. bata
  • 223. s
  • 225. ,
  • 227. n
  • 229. k
  • 230. lempen
  • 231. g
  • 232. bum
  • 233. i
  • 234. in
  • 235. i
  • 237. n
  • 239. n
  • 240. banya
  • 241. k
  • 243. n
  • 244. akti
  • 245. f
  • 246. bai
  • 247. k
  • 248. d
  • 249. i
  • 250. wilaya
  • 251. h
  • 252. darata
  • 253. n
  • 254. maupu
  • 255. n
  • 256. d
  • 257. i
  • 258. dasa
  • 259. r
  • 260. laut
  • 261. .
  • 262. Bata
  • 263. s
  • 264. lempen
  • 265. g
  • 266. da
  • 267. n
  • 269. n
  • 270. akti
  • 271. f
  • 272. inila
  • 273. h
  • 274. yan
  • 275. g
  • 276. menjad
  • 277. i
  • 278. sumbe
  • 279. r
  • 280. timbul
  • 281.
  • 282. ny
  • 283. a
  • 285. i
  • 287. .
  • 288. 1Sebelumnya bernama Badan Koordinasi Survey dan Pemetaan Menyadari tingginya tingkat kerawanan dan kerentanan terhadap tsuna-mi, Indonesia telah berupaya meningkatkan kesiapsiagaan dalam menghadapi tsunami dengan membangun Indonesia Tsunami Early Warning System (InaTEWS) yang diprakarsai oleh Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat; Kementerian Riset dan Teknologi; Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geo.sika (BPPT); Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Badan Informasi Geospasial (BIG)1; dan berbagai instansi terkait lainnya dengan dibantu oleh beberapa negara sahabat seperti Jerman, Australia, Jepang, dan Amerika Serikat. InaTEWS telah diresmikan penggunaannya oleh Bapak Presiden RI pada tanggal 11 September 2011 dengan berpusat di BMKG. Di samping untuk memberikan peringatan tsunami di Indonesia, InaTEWS juga menjadi sumber informasi untuk negara-negara di kawasan pan-tai Gempabumi Aceh 11 April 2012 menjadi pengingat akan gempabumi Dalam Lautan kejadian Hindia. dan tsunami dahsyat yang terjadi tahun 2004. tersebut, di samping trauma yang masih membekas, masyarakat terlihat panik dalam melakukan evakuasi, karena tidak tersedia tempat evakuasi yang jelas sehingga pergerakan masyarakat menjadi tidak terkendali dan menimbulkan kemacetan parah. Sistem peringatan dini hanya berfungsi secara terbatas di lingkup pemerintahan. Peringatan dini belum sampai kepada masyarakat dengan cepat dan tepat, dan masyarakat juga tampak belum memiliki kapasitas untuk merespons dengan benar saat menerima perintah evakuasi. Kekurangsiapan tersebut menjadi perhatian Presiden RI. Dalam breakfast meeting Kabinet Indonesia Bersatu II pada tanggal 16 April 2012 di Istana Bogor, Presiden RI memberikan arahan sebagai berikut: Nasional (Bakosurtanal)
  • 289. 1 Berdasarkan gempabumi 8,5 SR lakukan evaluasi sistem peringatan dini tsunami dan antisipasinya secara menyeluruh. 2 Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Kementerian/Lembaga (K/L) segera menyusun Masterplan Pengurangan Risiko Bencana Tsunami (Masterplan PRB Tsunami). 3 K/L bersama-sama membantu tugas BNPB. 4 Pembangunan tempat evakuasi sementara harus diwujudkan pada tahun 2013–2014 guna menyelamatkan masyarakat dari ancaman tsunami. 5 Masterplan disusun dalam dua bulan dan Kepala BNPB diminta memaparkan Masterplan pada Sidang Kabinet. Menindaklanjuti arahan Presiden RI tersebut, BNPB bersama instansi terkait segera menyusun Masterplan PRB Tsunami. 1.2 Maksud dan Tujuan Maksud penyusunan Masterplan PRB tsunami ini adalah mengidenti.kasi program-program peningkatan kapasitas dalam menghadapi bahaya tsunami. Sedangkan tujuan penyusunan dokumen adalah membuat Masterplan PRB Tsunami untuk memberikan perlindungan bagi seluruh masyarakat yang tinggal di kawasan rawan bencana tsunami. 1.3 Sasaran Masterplan pengurangan risiko bencana tsunami ini berlaku untuk jangka waktu tahun 2013–2019. Akan tetapi, pelaksanaan program akan difokuskan pada dua tahun pertama, yakni pada 2013 dan 2014, dengan sasaran utama adalah tersedianya Tempat Evakuasi Sementara Tsunami (TES Tsunami) di dua ka-wasan prioritas yang ditetapkan berdasarkan tingkat risiko s1e.2rt. aM pArKobSaUbDil iDtaAsN TUJUAN 5
  • 290.
  • 292. a
  • 294. .
  • 296. n
  • 297. TE
  • 298. S
  • 299. Tsunam
  • 300. i
  • 301. aka
  • 302. n
  • 304. i
  • 305. denga
  • 306. n
  • 307. pro
  • 308.
  • 309. gra
  • 310. m
  • 312. n
  • 314. s
  • 316. t
  • 317. da
  • 318. n
  • 319. apara
  • 320. t
  • 322. h
  • 323. dala
  • 324. m
  • 325. men
  • 326.
  • 328. ,
  • 330. n
  • 331. diri
  • 332. ,
  • 333. sert
  • 334. a
  • 336. n
  • 338. i
  • 339. ancama
  • 340. n
  • 342. .
  • 343. Daerah-daerah yang berada di luar kawasan prioritas tetapi memiliki risiko sangat tinggi juga akan memperoleh Program Penyediaan TES Tsunami beserta prasarana penunjangnya dalam jumlah terbatas yang akan dimanfaatkan sebagai tempat latihan evakuasi dan sekaligus sebagai monumen pengingat bahwa daerah tersebut merupakan daerah rawan tsunami, sehingga kesiapsiagaan masyarakat akan terjaga. 1.4 Dasar Pelaksanaan 1 Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945; 2 Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana; 3 Arahan Presiden dalam breakfast meeting Kabinet Indonesia Bersatu II tanggal 16 April 2012 tentang evaluasi penanganan gempabumi Aceh dan antisipasi bahaya tsunami di masa mendatang. 1.5 Sistematika Dokumen ini disusun dalam sistematika sebagai bBearbi kIu :t P: endahuluan Bab II : Risiko Tsunami di Indonesia Bab III : Pembelajaran Kejadian Gempabumi 11 April 2B0a1b2 IV: Antisipasi Bahaya Tsunami dengan Skenario TBearbb uVr :u Pke rencanaan Bab VI : Pelaksanaan
  • 344.
  • 345. Ba
  • 346. b
  • 347. VI
  • 348. I
  • 349. :
  • 351. n
  • 352. da
  • 353. n
  • 355. i
  • 356.
  • 358.
  • 359.
  • 360.
  • 361. Ba
  • 362. b
  • 363. 2
  • 364.
  • 365. 1 Modi.kasi dari Latief dkk, 2000 Risiko Tsunami di Indonesia 2.1 Sejarah Tsunami di Indonesia Indonesia adalah negara yang rawan tsunami, karena merupakan daerah pertemuan tiga lempeng tektonik utama dunia, yakni Lempeng Eurasia, Lempeng Indo-Australia dan Lempeng Pasi.k. Sejumlah daerah di pulau-pulau yang berhadapan langsung dengan zona penunjaman antar lempeng ini, seperti bagian barat Pulau Sumatra, selatan Pulau Jawa, Nusa Tenggara, bagian utara Papua, serta Sulawesi dan Maluku merupakan kawasan yang sangat rawan tsunami. Catatan sejarah tsunami di Indonesia menunjukkan bahwa kurang lebih 172 tsunami yang terjadi dalam kurun waktu antara tahun 1600–20121.1 Berdasarkan sumber pembangkitnya diketahui bahwa 90% dari tsunami tersebut disebabkan oleh aktivitas gempabumi tektonik, 9% akibat aktivitas vulkanik dan 1% oleh tanah longsor yang terjadi dalam tubuh air (danau atau laut) maupun longsoran dari darat yang masuk Dalam dua dekade k tee rdaaklhaimr tteurbjaudhi asier.d ikitnya sepuluh kejadian bencana tsunami di Indonesia. Sembilan di antaranya merupakan tsunami yang merusak dan menimbulkan korban jiwa serta material, yaitu tsunami di Flores (1992),; Banyuwangi, Jawa Timur (1994); Biak (1996); Maluku (1998); Banggai; Su
  • 366. 2Sumber: Katalog Tsunami, BMKG, 2010 Gambar 2.1: Lokasi kejadian gempabumi dan tsunami di Indonesia lawesi Utara (2000); Aceh (2004); Nias (2005); Jawa Barat (2006); Bengkulu (2007); dan Mentawai (2010). Dampak yang ditimbulkan tsunami tersebut adalah sekitar 170 ribu orang meninggal dunia (Tabel 2.1)2 . 2.2 Tingkat Risiko Tsunami Daerah dengan ancaman tsunami yang sangat tinggi dan tinggi tersebar pada hampir seluruh wilayah Indonesia, mulai dari pantai Barat Aceh, Sumatera Barat, Bengkulu, selatan Jawa, Nusa Tenggara, Sulawesi bagian tengah dan utara, Maluku dan Maluku utara serta Papua bagian barat 2.2 di bawah ini menyajikan peta r idsaikno u ttasruan.a Gmaim dbia r Indonesia. 11
  • 367. Tan ggal Ja m (W IB ) Ma g. Ge mpa (S R) Pus at Ge mp a Wa kt u Ti ba ( me ni t) Lok asi Ting gi Gel omb ang (me ter) Ko r ba n Jiwa Re f. 12/ 12/ 199 2 3/6/ 199 4 18/ 2/1 996 29/ 11/ 199 8 12 :2 9: 26 13 :1 7: 34 05 :5 9: 31 09 :1 0: 32 7. 8 7. 8 8. 2 7. 7 Lau t Flo res Jaw a Bia k dan Iria n Jay a P.Ta liab u, Mal uku 12 38 20 18 Alor Ban yuw angi Biak Tali abu 26.2 13.9 7.68 2,75 2500 238 110 18 B MG 19 92 B MG 19 96 Im am ur a al. 20 00 4/5/ 200 0 11 :2 1: 16 7. 6 Ban gga i, Sul aw esi 35 Ban ggai 6 4 B MG 20 00 26/ 12/ 200 4 19 :5 8: 53 9 Bar at Lau t Su mat era 33 Meu labo h 50.9 165000 B MG 28/ 3/2 005 17/ 7/2 006 11 :0 9: 37 15 :1 9: 29 8. 7 7. 7 Bar at Lau t Su mat era Pen gan da-ran , Jaw a 43 42 Pad ang Side mpu an Pan gan-dara n 3 10 800 200 B M G, NG D —NO A A B MG 12/ 9/2 007 18 :1 0: 27 8. 4 Ben gku lu, Su mat ra 35 Ben gkul u 0.98 25 B MG
  • 368. 25/ 10/ 201 0 16 :4 2: 20 7. 2 Me nta wai , Su mat ra 10 Men taw ai 8 413 BM KG, BN PB 201 0 Gambar 2.2: Peta risiko tsunami Indonesia Hampir seluruh Kabupaten/Kota di garis pantai pada Gambar 2.2 masuk dalam tingkat risiko Sangat Tinggi dan Tinggi karena perkiraan tinggi gelom 2.2. TINGKAT RISIKO TSUNAMI 13
  • 369.
  • 370. ban
  • 371. g
  • 372. d
  • 373. i
  • 374. ata
  • 375. s
  • 376. tig
  • 377. a
  • 378. meter
  • 379. .
  • 380. Karen
  • 381. a
  • 382. itu
  • 383. ,
  • 384. mak
  • 385. a
  • 386. jumla
  • 387. h
  • 389. k
  • 390. yan
  • 391. g
  • 393. r
  • 394. adala
  • 395. h
  • 397. 7
  • 398. jiwa
  • 399. .
  • 400. 2.3 Kawasan Prioritas dengan Risiko Tsunami Tinggi Berdasarkan hasil analisis risiko, teridenti.kasi empat kawasan utama yang memiliki risiko dan probabilitas tsunami tinggi. Keempat kawasan tersebut adalah Megathrust Mentawai, Megathrust Selat Sunda dan Jawa bagian selatan, Megathrust selatan Bali dan Nusa Tenggara, serta Kawasan Papua bagian utara. Bagian berikut menyajikan tabel-tabel yang memuat Kabupaten/Kota mana saja yang akan terdampak jika terjadi tsunami di kawasan tersebut beserta jumlah jiwa terpapar dan tingkat kerawanannya. 2.3.1 Kawasan Megathrust Mentawai Megathrust Mentawai adalah bagian dari zona penunjaman Sumatera yang merupakan pertemuan antara Lempeng Indo-Australia dan Lempeng Eurasia. Kawasan ini merupakan daerah yang memiliki tingkat seismisitas yang sangat tinggi dan menjadi sumber dari beberapa gempabumi besar dengan magnitudo lebih dari 8 SR — bahkan hingga mencapai 9,3 SR — dengan periode ulang ratusan tahun. Dalam dua abad terakhir tercatat ada empat gempabumi besar yang terjadi di zona penunjaman Sumatra, yakni pada tahun 1833 dengan magnitudo 8,8–9,2 SR; pada tahun 1861 dengan magnitudo 8,3–8,5 SR; pada tahun 2004 dengan magnitudo 9,0–9,3 SR; dan pada tahun 2005 dengan magnitudo 8B,e7b SerRa.p a penelitian terakhir mengindikasikan bahwa segmen Mentawai dari Megathrust Sumatera kemungkinan besar akan mengalami peruntuhan (rupture) dalam beberapa dekade ke depan, karena energi yang tertumpuk di lokasi ini sudah terlalu besar. Peruntuhan pada zona penunjaman ini dapat memicu gempabumi besar yang berpotensi menimbulkan kerusakan parah di sebagian besar kota-kota di Sumatera dan memicu bencana tsunami. Bencana tsunami ini akan mengancam beberapa Kabupaten/Kota terutama di pesisir barat
  • 401.
  • 402. sepert
  • 403. i Kot
  • 405. , Kot
  • 407. , Kot
  • 410. n Agam
  • 411. , Ka
  • 412.
  • 413. bupate
  • 416. n da
  • 417. n Kot
  • 419. . Tabe
  • 420. l 2.
  • 424. a yan
  • 427. i yan
  • 430. i dar
  • 432.
  • 433. rus
  • 437. h jiw
  • 439. .
  • 440. KABUPATE N/KOTA Tabel 2.2: Daerah terdampak dari tsunami di Megathrust Mentawai PRO VIN SI JIWA TERP APAR NIAS SU MU T 33.55 0 NIAS SELATAN SU MU T 6.506 TAPANULI TENGAH SU MU T 44.42 1 KOTA SIBOLGA SU MU T 15.18 6 MANDAILI NG NATAL SU MU T 4.552 TAPANULI SELATAN SU MU T 2.386 KEPULAUA N MENTAWA I SU MB AR 1.033 KOTA PADANG SU MB AR 157.0 32 PESISIR SELATAN SU MB AR 26.87 4 PADANG PARIAMAN SU MB AR 24.03 0 PASAMAN BARAT SU MB AR 40.82 2 AGAM SU MB AR 24.92 5 KOTA PARIAMAN SU MB AR 23.48 7 MUKOMU KO BEN GK ULU 10.10 8 BENGKUL U UTARA BEN GK ULU 4.387 BENGKUL U SELATAN BEN GK ULU 2.150 KAUR BEN GK ULU 701 SELUMA BEN GK ULU 25.96 9 KOTA BENGKUL U BEN GK ULU 55.83 1
  • 441. JUMLAH 503.949 2.3.2 Kawasan Selat Sunda dan Jawa Bagian Selatan Selat Sunda terletak pada kawasan transisi antara segmen Sumatera dan segmen Jawa dari Busur Sunda, yang juga merupakan daerah di Indonesia yang sangat aktif dalam hal aktivitas vulkanik, kegempaan dan pergerakan tektonik vertikal. Letusan Gunung Krakatau yang terjadi pada tahun 1883 terjadi di tengah Selat Sunda dan memicu tsunami di pesisir Lampung bagian selatan serta bagian utara dan barat Banten. Sementara itu, dalam hal zona penunjaman di selatan Pulau Jawa, segmen Jawa dari Busur Sunda yang memanjang dari Selat Sunda sampai Cekungan Bali di Timur. Tercatat tiga gempabumi besar terjadi di zona ini pada tahun 1840, 1867, dan 1875. Dalam tiga ratus tahun 2.3. KAWASAN PRIORITAS
  • 442.
  • 444. r
  • 445. belu
  • 446. m
  • 447. ad
  • 448. a
  • 450. i
  • 452. t
  • 453. denga
  • 454. n
  • 455. skal
  • 456. a
  • 457. sebesa
  • 458. r
  • 460. i
  • 461. tahu
  • 462. n
  • 463. 183
  • 464. 3
  • 465. da
  • 466. n
  • 467. 186
  • 468. 1
  • 469. d
  • 470. i
  • 471. Sumatr
  • 472. a
  • 473. yan
  • 474. g
  • 475. terjad
  • 476. i
  • 477. d
  • 478. i
  • 479. kawasa
  • 480. n
  • 481. ini
  • 482. .
  • 483. Bila terjadi gempabumi besar di segmen Megathrust Selat Sunda, daerah yang paling terancam tsunami adalah kawasan industri di Kota Cilegon. Bila kawasan industri di kota ini terkena tsunami, dikhawatirkan akan terjadi bencana susulan dalam bentuk kegagalan teknologi seperti penyebaran bahan kimia berbahaya yang dapat mengancam masyarakat. Sementara itu, gempabumi besar yang terjadi di zona penunjaman di Jawa bagian selatan dikhawatirkan akan memicu tsunami yang dapat menimpa daerah Pantai Pangandaran, daerah Cilacap dengan kilang-kilang minyaknya, dan pantai-pantai lain di selatan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Tabel 2.3 dan Tabel 2.4 di bawah ini menyajikan kabupaten/kota yang terancam tsunami yang dipicu gempabumi dari Megathrust Selat Sunda dan Megathrust Jawa bagian selatan, beserta jumlah jiwa terpapar. Tabel 2.3: Daerah terdampak dari tsunami di Megathrust Selat Sunda NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 1 4 KABUPATEN/KOTA LAMPUNG BARAT TANGGAMUS LAMPUNG SELATAN LAMPUNG TIMUR PESAWARAN PANDEGLANG LEBAK SERANG KOTA CILEGON CIAMIS SUKABUMI CIANJUR GARUT TASIKMALAYA JUMLAH PROVINSI LAMPUNG LAMPUNG LAMPUNG LAMPUNG LAMPUNG BANTEN BANTEN BANTEN BANTEN JABAR JABAR JABAR JABAR JABAR JIWA TERPAPAR 5.434 4.499 32.857 20 4 135.1609 8 14.140 168.421 28.212 87.555 12.076 9.351 9.226 4.887 512.570 2.3.3 Kawasan Bali dan Nusa Tenggara Daerah-daerah yang termasuk dalam Provinsi Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur juga memiliki tingkat aktivitas gunungapi dan gempabumi yang tinggi. Pada tahun 1816 tercatat ada kejadian gempabumi dan tsunami
  • 484.
  • 485. Tabe
  • 486. l
  • 487. 2.4
  • 488. :
  • 489. Daera
  • 490. h
  • 492. k
  • 493. dar
  • 494. i
  • 495. tsunam
  • 496. i
  • 497. d
  • 498. i
  • 499. Jaw
  • 500. a
  • 501. bagia
  • 502. n
  • 503. selata
  • 504. n
  • 505. KABUPA TEN/KO TA PR OVI NSI JIWA TERP APAR CILACAP JAT EN G 629.8 91 KEBUM EN JAT EN G 220.8 22 PURWO REJO JAT EN G 91.94 3 BANYU MAS JAT EN G 689 WONOG IRI JAT EN G 52 KULON PROGO D.I. Y 60.60 7 BANTUL D.I. Y 31.36 9 GUNUN G KIDUL D.I. Y 366 JEMBER JAT IM 134.2 07 LUMAJA NG JAT IM 27.70 6 BANYU WANGI JAT IM 17.10 7 PACITAN JAT IM 13.18 8 MALAN G JAT IM 2.144 TULUNG AGUNG JAT IM 297
  • 506. JUMLAH 1.230.388 di Bali yang menelan korban 10.253 korban tewas dan berulang kembali pada tahun 1917 dengan korban lebih dari 1.300 jiwa. Sementara Tsunami Flores pada 12 Desember 1992 menelan hingga 2.500 korban jDiwaear. ah yang terpapar tsunami di Kawasan bali dan Nusa Tenggara mencapai 32 Kabupaten/Kota dengan jumlah penduduk terpapar 325.411 jiwa (Tabel 3.1) berikut menyajikan kabupaten/kota yang terancam tsunami berikut jumlah jiwa yang terpapar. 2.3.4 Kawasan Papua Kawasan Papua juga memiliki sejarah panjang dalam hal ancaman gempabumi dan tsunami. Pada tahun 1864 terjadi gempabumi besar yang diikuti dengan tsunami di Teluk Cendrawasih yang menelan korban sekitar 250 orang tewas. Tahun 1914 terjadi tsunami di Pulau Yapen yang menelan korban beberapa orang tewas. Data terakhir menunjukkan bahwa pada tahun 1996 terjadi tsunami di Biak yang menelan korban 1B0il7a otrearnjagd ite twsuans.a mi di kawasan ini, kota yang paling terancam adalah Kota Sorong dan Kota Jayapura yang memiliki tingkat kepadatan penduduk tinggi. Tabel 2.6 berikut menyajikan Kabupaten/Kota yang terancam tsunami berikut jumlah jiwa yang terpapar. 2.3. KAWASAN PRIORITAS
  • 507.
  • 508. Tabe
  • 509. l
  • 510. 2.5
  • 511. :
  • 512. Daera
  • 513. h
  • 515. k
  • 516. dar
  • 517. i
  • 518. tsunam
  • 519. i
  • 520. d
  • 521. i
  • 522. Bal
  • 523. i
  • 524. da
  • 525. n
  • 526. Nus
  • 527. a
  • 529. a
  • 530. KABUPATE N/KOTA PR OVI NSI JIWA TERP APAR KOTA DENPASAR BA LI 243.6 22 BADUNG BA LI 98.71 2 KLUNGKUN G BA LI 3.452 GIANYAR BA LI 306 TABANAN BA LI 1.931 JEMBRANA BA LI 10.88 2 BIMA NT B 30.41 0 LOMBOK BARAT NT B 35.16 2 LOMBOK TIMUR NT B 18.25 0 LOMBOK TENGAH NT B 10.34 6 SUMBAWA BARAT NT B 4.166 KOTA MATARAM NT B 17.92 2 SUMBA BARAT NT T 774 SUMBA BARAT DAYA NT T 140 MANGGARA I BARAT NT T 2.507 MANGGARA I TIMUR NT T 1.395 MANGGARA I NT T 1.766 NGADA NT T 238 SIKKA NT T 1.403 BELU NT T 15.26 0 KUPANG NT T 4.200 ROTE NDAO NT T 1.810 TIMOR TENGAH SELATAN NT T 676 KOTA KUPANG NT T 172 TIMOR TENGAH UTARA NT T 80 ALOR NT T 55 ENDE NT T 1.033 NAGEKO NT T 157 LEMBATA NT T 44
  • 531. FLORES TIMUR NT T 28 SUMBA TIMUR NT T 54 SUMBA TENGAH NT T 31
  • 533.
  • 534. Tabe
  • 535. l
  • 536. 2.6
  • 537. :
  • 538. Daera
  • 539. h
  • 541. k
  • 542. dar
  • 543. i
  • 544. tsunam
  • 545. i
  • 546. d
  • 547. i
  • 548. Papu
  • 549. a
  • 550. bagia
  • 551. n
  • 552. utar
  • 553. a
  • 554. KABUPA TEN/KOT A PROV INSI JIWA TERP APAR SARMI PAPU A 402 MANOK WARI PAPU A BARA T 3.776 MAMBE RAMO RAYA PAPU A 953 BIAK NUMFO R PAPU A 4.799 SUPIORI PAPU A 985 SORONG PAPU A BARA T 393 KOTA JAYAPUR A PAPU A 7.155 KEPULA UAN YAPEN PAPU A 4.140 RAJA AMPAT PAPU A BARA T 188 KOTA JAYAPUR A PAPU A 7.155 WAROPE N PAPU A 83 KOTA SORONG PAPU A BARA T 9.177 TELUK WONDA MA PAPU A BARA T 558 NABIRE PAPU A 2.481
  • 555.
  • 556. JUMLAH 42.246 2.3. KAWASAN PRIORITAS
  • 557.
  • 558.
  • 559.
  • 560. Ba
  • 561. b
  • 562. 3
  • 563.
  • 564. Pembelajaran Kejadian Gempabumi 11 April 2012 Pada hari Rabu tanggal 11 April 2012, serangkaian gempabumi kuat terjadi di lepas pantai barat Aceh. Gempabumi pertama terjadi pukul 15:38 WIB pada awalnya terukur sebesar 8,9 SR dan kemudian dikoreksi menjadi 8,5 SR. Gempabumi kedua terjadi pukul 17:43 WIB pada awalnya terukur sebesar 8,8 SR kemudian ditetapkan menjadi 8.1 SR. BMKG sebagai Pusat Nasional Peringatan Tsunami (National Tsunami Warning Center — NTWC) mengeluarkan peringatan tsunami untuk kBeedrbuaag gaeim kpeajabduimani ,t ebrasiekb ugte. mpabumi maupun peringatan tsunami telah sangat mempengaruhi masyarakat dan pemerintah daerah di sepanjang pantai barat Sumatera. BMKG telah menentukan status peringatan Awas, Siaga dan Waspada bagi beberapa kabupaten di seluruh pantai barat Sumatera dan sirine dibunyikan di beberapa daerah. Banyak masyarakat yang tinggal di daerah pesisir melakukan evakuasi, menyebabkan kemacetan lalu lintas yang parah di beberapa tempat. Setelah Presiden RI memperoleh informasi kejadian gempabumi dan potensi tsunami tersebut dari Kepala BNPB, Presiden RI Segera memerintahkan Kepala BNPB untuk segera melakukan langkah-langkah penanggulangan yang diperlukan secepatnya. Selanjutnya Kepala BNPB menindaklanjuti dengen mem 21
  • 565.
  • 566. bentu
  • 567. k
  • 568. lim
  • 569. a
  • 570. tim
  • 571. ,
  • 572. yaitu
  • 573. :
  • 574. 1 Tim Reaksi Cepat (TRC) Aceh yang dipimpin Kepala BNPB; 2 TRC Sumatera Barat yang dipimpin Deputi Bidang Penanganan Darurat BNPB; 3 TRC Bengkulu yang dipimpin Direktur Tanggap Darurat BNPB; 4 Tim Data, Informasi, dan Media Center yang dipimpin Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas BNPB; 5 Tim Pendukung yang dipimpin Sekretaris Utama BNPB. TRC yang terdiri dari lintas K/L dan TNI/Polri pada hari yang sama segera berangkat ke daerah dan setibanya di daerah segera men-gadakan rapat koordinasi dengan pimpinan daerah Provinsi Sumat-era Barat beserta jajaran Kabupa-ten/ Kota untuk memastikan dampak yang terjadi. Keesokan harinya dilakukan peninjauan lapangan ke berbagai daerah, khususnya daerah yang paling dekat dengan sumber gempa bumi yaitu Kabupaten Simeulue Provinsi Aceh dan pantai barat PSreohvairnis si eAtecelahh. kejadian, dibentuk Tim Teknis Gabungan yang terdiri dari perwakilan beberapa lembaga dan organisasi baik di tingkat daerah, nasional dan internasional. Tim melakukan kajian cepat sejak tanggal 11 April sampai 1 Mei 2012 di Aceh, Sumat
  • 575.
  • 576. er
  • 578. , da
  • 579. n Jakarta1 dengan tujuan untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik mengenai apa yang sebenarnya terjadi di tingkat nasional dan daerah selama dan setelah kejadian. Fokus kajian adalah analisis rantai peringatan dari BMKG sampai ke tingkat daerah serta reaksi masyarakat terhadap gempabumi dan pesan peringatan tsunami. Hasil kajian ini digunakan sebagai acuan untuk perbaikan dan pengembangan sistem peringatan dini lebih lanjut dan meningkatkan kesiapsiagaan tsunami di tingkat masyarakat.
  • 580.
  • 581. BNP
  • 582. B
  • 583. besert
  • 584. a
  • 586. i
  • 587. terkai
  • 588. t
  • 589. jug
  • 590. a
  • 592. n
  • 594. n
  • 596. n
  • 597. gu
  • 598.
  • 599. n
  • 600. a
  • 602. i
  • 604. i
  • 605. warg
  • 606. a
  • 608. t
  • 609. da
  • 610. n
  • 612. h
  • 613. daera
  • 614. h
  • 615. terkai
  • 616. t
  • 617. denga
  • 618. n
  • 620. n
  • 622. n
  • 624. n
  • 625. da
  • 626. n
  • 627. PR
  • 628. B
  • 630. .
  • 632. k
  • 633. lim
  • 634. a
  • 635. be
  • 636.
  • 637. la
  • 638. s
  • 640. i
  • 642. i
  • 643. untu
  • 644. k
  • 646. n
  • 648. n
  • 649. da
  • 650. n
  • 652. a
  • 654. .
  • 655. Secar
  • 656. a
  • 657. umu
  • 658. m
  • 660. n
  • 661. aka
  • 662. n
  • 663. ancama
  • 664. n
  • 665. bencan
  • 666. a
  • 667. tsunam
  • 668. i
  • 669. tela
  • 670. h
  • 672. i
  • 674. n
  • 676. s
  • 678. n
  • 679. dar
  • 680. i
  • 682. i
  • 684. i
  • 685. yan
  • 686. g
  • 688. i
  • 689. masi
  • 690. h
  • 691. perl
  • 692. u
  • 694. .
  • 696. n
  • 697. dar
  • 698. i
  • 699. aspe
  • 700. k
  • 701. tekni
  • 702. s
  • 704. n
  • 705. bahw
  • 706. a
  • 707. InaTEW
  • 708. s
  • 709. masi
  • 710. h
  • 711. perl
  • 712. u
  • 714. .
  • 716. r
  • 717. da
  • 718. n
  • 719. ranta
  • 720. i
  • 722. n
  • 723. din
  • 724. i
  • 725. tsunam
  • 726. i
  • 727. da
  • 728. n
  • 730. n
  • 732. t
  • 734. p
  • 735. bahay
  • 736. a
  • 737. tsunam
  • 738. i
  • 739. masi
  • 740. h
  • 741. perl
  • 742. u
  • 744. .
  • 746. i
  • 747. kendal
  • 748. a
  • 749. da
  • 750. n
  • 752. n
  • 753. yan
  • 754. g
  • 756. n
  • 757. antar
  • 758. a
  • 759. lain
  • 760. :
  • 762. n
  • 763. di
  • 764.
  • 765. n
  • 766. i
  • 767. belu
  • 768. m
  • 769. sampa
  • 770. i
  • 771. kepad
  • 772. a
  • 774. t
  • 775. secar
  • 776. a
  • 777. tepa
  • 778. t
  • 779. waktu
  • 780. ,
  • 781. da
  • 782. n
  • 784. t
  • 785. belu
  • 786. m
  • 788. i
  • 790. s
  • 791. yan
  • 792. g
  • 793. memada
  • 794. i
  • 795. dala
  • 796. m
  • 798. n
  • 800. ,
  • 802. n
  • 803. di
  • 804.
  • 805. ni
  • 806. ,
  • 807. da
  • 808. n
  • 810. h
  • 812. i
  • 813. denga
  • 814. n
  • 815. benar
  • 816. .
  • 817. 1antara lain dari BMKG, BNPB, LIPI, Kementerian Riset dan Teknologi, serta media nasional 3.1 Temuan Lapangan Berikut ini adalah temuan di lapangan berdasarkan alur kejadian mulai dari ketika gempabumi terjadi sampai diakhirinya peringatan tsunami. 3.1.1 Pada Saat Kejadian Gempabumi Pukul 15:38:29 WIB: Getaran gempabumi terasa di Aceh sampai Sumatera Barat pada dengan kekuatan 8.5 SR. Masyarakat di Kota Banda Aceh merasakan getaran gempabumi yang amat keras. Hampir sebagian besar ma
  • 818. syarakat melaksanakan evakuasi ke daerah yang lebih tinggi dengan menggunakan kendaraan bermotor sehingga terjadi kemacetan di beberapa ruas jalan. Pada saat itu, operator Pusdalops Aceh yang sedang bertugas turut melakukan evakuasi karena khawatir bahwa gempa benar-benar akan memicu Hal seru tpear jtaedrijandyai dtis uKnoatam i. Padang, di mana sebagian besar anggota masyarakat memutuskan untuk melak-sanakan evakuasi segera setelah gempabumi dirasakan. Keputusan masyarakat Kota Padang melakukan evakuasi didasarkan pada beberapa alasan, antara lain karena: (i) dugaan bahwa gempabumi yang terjadi adalah gempabumi megathrust di Mentawai; (ii) kedua karena mereka telah melihat tayangan informasi Peringatan Dini 1 (PD-1) di televisi yang menyebutkan bahwa gem-pabumi berpotensi tsunami. Sama seperti di Aceh, warga juga menggunakan kendaraan bermotor ketika proses evakuasi sehingga menim-bulkan Seluruh jaringan listrik PLN di Aceh dimatikan secara resmi oleh petugas PLN daerah setelah gempabumi terjadi dengan pertimbangan untuk mencegah kemungkinan terjadinya kerusakan jaringan dan atau bencana lain akibat gempabumi susulan kemacetan atau tsunami. luar Sementara biasa itu di Sumatera Barat, listrik di dan setiap jaringan persimpangan telepon masih jalan. berfungsi. Namun pada menit ke-15 jaringan telepon khususnya GSM sudah sangat sulit digunakan akibat kepadatan jaringan. 3.1. TEMUAN LAPANGAN
  • 819.
  • 820. 3.1.
  • 821. 2
  • 823. n
  • 824. Din
  • 825. i
  • 826. 1
  • 827. Pukul 15:43:23 WIB: Setelah kantor BMKG mendapatkan informasi dari perangkat Seiscomp3 interaktif tentang parameter gempa dan informasi dari masyarakat Banda Aceh,bahwa masyarakat merasakan getaran gempa, pada pukul 15:43:23 WIB, atau empat menit lima puluh empat detik setelah gempa, BMKG memutuskan untuk mengeluarkan Peringatan Dini 1 dan menyebarkannya melalui multimoda (SMS, Faks, E-mail, 2 K o n e k s Warning Receiver System (WRS), situs web). Isi berita di i dalam “Peringa format tpaens aDni npie Tnsduenka amdia ldaih B: ENGKULU, LAMPUNG, yang NAD, SUMBAR, SUMUT, Gempa Mag:8.9 SR, 11-Apr- 12, 15:38:29 WIB, Lok: 2.31 LU-92.67 BT, kdlmn: 10 km:BMKG.” Kurang dari satu menit kemudian, hampir secara bersamaan PD-1 diterima oleh petugas terkait melalui SMS. Sistem Penerima Pesan (WRS)2 yang digunakan BMKG Pusat untuk menyebarluaskan peringatan tsunami kepada lembaga perantara sudah terinstalasi di Pusdalops BNPB, Aceh, Sumbar, dan Kota Padang. WRS/DVB tersebut sebenarnya berfungsi dengan baik; namun pada saat kejadian, hanya Pusdalops BPBD Kota Padang yang melihat PD-1 melalui WRS/DVB; sedangkan di Pusdalops BPBA, meskipun sistem tersebut berfungsi, namun tidak ada petugas jaga. Di Sumatera Barat sistem tersebut tidak berfungsi karena masih dalam status perbaikan; di BNPB sistem tersebut dalam keadaan o. akibat pemadaman listrik beberapa jam sebelumnya. Hampir seluruh petugas tidak berhasil mengakses situs BMKG. Oleh karena itu, operator Pusdalops BNPB mencari informasi melalui situs USGS3,EMSC4,dan PTWC5. Hal yang sama dilakukan oleh petugas Pusdalops BPBD digunakan untuk mengirimkan informasi dari WRS Server ke WRS Client dapat melalui (a) internet/VSAT atau (b) Digital Video Broadcast / DVB. Pengertian Inter-net/VSAT dalam konteks WRS ini adalah jenis komunikasi IP to IP yang bersifat dua arah (dari server bisa menjangkau client dan sebaliknya), sedangkan DVB adalah jenis komunikasi satu arah dari server ke client (server bisa menjangkau client tapi tidak sebaliknya). 3.1. TEMUAN LAPANGAN 3United States Geological Survey 4(European-Mediterranean Seismological Centre) 5Paci.c Tsunami Warning Centre
  • 828.
  • 830. a
  • 831. Barat
  • 832. .
  • 833. D
  • 834. i
  • 836. a
  • 837. Barat
  • 838. ,
  • 839. CCT
  • 840. V
  • 842. g
  • 843. d
  • 844. i
  • 846. g
  • 847. panta
  • 848. i
  • 849. un
  • 850.
  • 851. tu
  • 852. k
  • 854. u
  • 855. muk
  • 856. a
  • 857. ai
  • 858. r
  • 859. laut
  • 860. ,
  • 861. tetap
  • 862. i
  • 863. sedan
  • 864. g
  • 866. i
  • 868. n
  • 870. a
  • 871. perwir
  • 872. a
  • 873. jag
  • 874. a
  • 876. s
  • 877. BPB
  • 878. D
  • 880. a
  • 881. Bara
  • 882. t
  • 884. m
  • 885. sat
  • 886. u
  • 887. oran
  • 888. g
  • 889. anggot
  • 890. a
  • 891. k
  • 892. e
  • 893. tep
  • 894. i
  • 895. panta
  • 896. i
  • 897. untu
  • 898. k
  • 899. meliha
  • 900. t
  • 902. n
  • 903. tingg
  • 904. i
  • 905. muk
  • 906. a
  • 907. ai
  • 908. r
  • 909. laut
  • 910. .
  • 911. Pusdalops BPBD Kota Padang mencoba mencari informasi secara lang-sung ke Provinsi Aceh, tetapi tidak berhasil. Selanjutnya pencarian informasi dilanjutkan ke BMKG UPT Padang Panjang untuk melakukan kon.rmasi awal dan meminta Peringatan Dini dalam bentuk format panjang. Pusdalops Kota Padang menerima format panjang peringatan dini tersebut melalui fax. Setelah menerima fax, maka Pusdalops menganalisis dan mengeluarkan rekomendasi arahan evakuasi. Kepala BPBD Kota Padang segera menghubungi Walikota Padang untuk melegitimasi arahan evakuasi, tetapi tidak berhasil. Selanjutnya sesuai prosedur peringatan dini Kota Padang, Kepala Pelaksana BPBD Kota Padang menghubungi Wakil Walikota Padang, tetapi tidak berhasil. Kepala BPBD Kota Padang selanjutnya berhasil menghubungi Sekretaris Daerah Kota Padang dan meminta legitimasi arahan. Sekretaris Daerah Kota Padang memberikan arahan langsung untuk melakukan kon.rmasi akhir kepada BMKG. 3.1.3 Pemutakhiran Peringatan: Peringatan Dini-2 (PD-2) Pukul 15:47:59 WIB: Setelah dilakukan pemutakhiran SeisComp3 manual, BMKG mengeluarkan dan menyebarkan PD-2enumerate. Isi berita di dalam format pesan pendek adalah: “Pemutakhiran Peringatan Dini Tsunami di NAD, SUMUT, SUMBAR, BENGKULU, LAMPUNG, Gempa Mag:8.5 SR, 11-Apr12, 15:38:33 WIB, Lok: 2.40 LU- 92.99 BT, kdlmn: 10 km ::BMKG” Di Sumatera Barat, laporan lapangan tentang tidak adanya perubahan muka air laut diterima hampir beriringan dengan masuknya informasi PD-2 di Pusdalops BPBD Sumatera Barat pada pukul 15:47 melalui SMS. Berdasarkan hasil analisis informasi deteksi dini (perubahan muka air laut, E-MSC, USGS, dan PTWC) serta informasi PD-2, Manajer Pusdalops mengeluarkan arahan untuk Tidak Evakuasi. Selanjutnya pada pukul 15:48 WIB Pusdalops BPBD
  • 912.
  • 915. a Bara
  • 919. n Tida
  • 924. i Hand
  • 926. .
  • 927. Di Kota Padang, PD-2 BMKG diterima Pusdalops BPBD Kota Padang pukul 15:47 WIB melalui SMS dan WRS/DVB. Delapan menit kemudian, atau limabelas menit setelah gempa, Kepala BPBD Kota Padang melakukan aktivasi sirine evakuasi Kota Padang6dan memberikan informasi arahan Evakuasi kepada Walikota 3.1.4 Akt iPvaadsai nSgir imnee ldaliu Di aSeMraSh. Pukul 15:50–16.45 WIB: Log-book sirine di BMKG memperlihatkan tidak ada tanda-tanda sirene yang diaktifkan oleh Pemerintah Daerah setelah sepuluh menit keluarnya PD-1. Berdasarkan data tersebut, BMKG memutuskan untuk mengaktifkan sirine sesuai kesepakatan bahwa jika lebih dari sepuluh menit setelah gempa berpotensi tsunami di atas magnitudo 8 SR sirine tidak diaktifkan di daerah, maka BMKG akan mengaktifkannya dari jarak jauh. Pada pukul 15:50 WIB enam sirine di Padang berhasilkan diaktifkan, lima menit kemudian menyusul dua sirine di Bengkulu. Akan tetapi dari enam sirine di Aceh, empat sirine tidak berhasil diaktifkan dan dua lainnya baru berbunyi pada pukul 16:20 dan 16:45 WIB. Di bawah ini data sirine yang diaktifkan: 6 B P B D 1 Sirine di Sumatera Barat berhasil dinyalakan sebanyak enam buah sirine oleh BMKG pada pukul 15:50 WIB (atau 12 menit setelah gempabumi); 2 Sirine lokal di Kota Padang sebanyak delapan sirine berhasil dinyalakan enam sirine oleh BPBD Kota Padang pada pukul 15:53 WIB (atau 15 menit setalah gempabumi); 3 Sirine di Bengkulu berhasil dinyalakan sebanyak dua buah sirine oleh BMKG pada pukul 15:55 WIB (atau 17 menit setelah gempabumi); 4 Sirine di Banda Aceh sebanyak enam sirine, hanya dua yang berhasil dinyalakan oleh BMKG: yaitu pada pukul 16:20 dan 16:45 WIB (atau lebih dari 90 menit setelah gempabumi). Kota Padang telah memasang delapan sirine di luar sirine dari BMKG. Sirinesirine tersebut berada di bawah kendali langsung Pusdalops BPBD Kota Padang. 3.1. TEMUAN LAPANGAN
  • 928.
  • 929. D
  • 930. i
  • 931. Aceh
  • 932. ,
  • 934. r
  • 936. s
  • 937. BPB
  • 938. A
  • 939. tib
  • 940. a
  • 941. d
  • 942. i
  • 943. ruanga
  • 944. n
  • 946. s
  • 947. BPB
  • 948. A
  • 949. pad
  • 950. a
  • 951. puku
  • 952. l
  • 953. 16.5
  • 954. 0
  • 955. WIB
  • 956. .
  • 958. a
  • 959. d
  • 960. i
  • 962. s
  • 964. r
  • 965. seger
  • 966. a
  • 967. menuj
  • 968. u
  • 969. serve
  • 970. r
  • 971. untu
  • 972. k
  • 974. i
  • 975. sirine
  • 976. .
  • 977. Namun
  • 978. ,
  • 979. energ
  • 980. i
  • 981. listri
  • 982. k
  • 983. tida
  • 984. k
  • 986. a
  • 988. a
  • 989. prose
  • 990. s
  • 991. akti
  • 992.
  • 993. vas
  • 994. i
  • 995. sirin
  • 996. e
  • 997. tida
  • 998. k
  • 999. dapa
  • 1000. t
  • 1002. .
  • 1003. Kepal
  • 1004. a
  • 1005. Pelaksan
  • 1006. a
  • 1007. BPB
  • 1008. A
  • 1009. seger
  • 1010. a
  • 1011. mencar
  • 1012. i
  • 1013. petuga
  • 1014. s
  • 1015. gense
  • 1016. t
  • 1017. Kanto
  • 1018. r
  • 1019. Gubernu
  • 1020. r
  • 1021. Aceh
  • 1022. .
  • 1023. Tuju
  • 1024. h
  • 1025. meni
  • 1026. t
  • 1027. kemudian
  • 1028. ,
  • 1029. listri
  • 1030. k
  • 1031. dapa
  • 1032. t
  • 1034. n
  • 1035. dar
  • 1036. i
  • 1037. genset
  • 1038. .
  • 1039. Pada pukul 17:30 WIB, Gubernur Sumatera Barat, Kepala Pelaksana BPBD Sumatera Barat, dan Walikota Padang melakukan siaran langsung untuk memberikan informasi dan arahan kepada masyarakat. Informasi dan arahan yang disebarkan 1 Bo lmehe lmaluelia RkRukI abne reisvia:k uasi; 2 Jangan panik karena jarak pusat gempa Sacaut kbuupn yjai ushir.i ne peringatan dini terdengar, kepanikan masyarakat meningkat, baik di Aceh maupun Kota Padang. Sebagian besar masyarakat mengartikan bahwa sirine yang berbunyi menandakan tsunami telah terdeteksi secara pasti oleh pemerintah dan masyarakat harus melaksanakan evakuasi. Hanya sedikit yang mengartikan bahwa bunyi sirine tersebut sebagai arahan evakuasi untuk menghindari kemungkinan (Sbeubkaagnia kne bpeasstaira nm)a tssyuanraamkai ty yaanngg m meenngdaenncgamar dbauenryaih s imrienree ka. segera melaksanakan evakuasi dengan kendaraan bermotor. Hal ini menimbulkan kemacetan parah, terlebih di pSeerbsaigmiapna nwgaarng jaa lmura-sjyaalurra kuatat mteat aepv atikduaaks im. elakukan evakuasi. Masyarakat yang berada di tepi pantai tidak melakukan eva1kuasi Tdiednagka pne adlualsia ant:a u pasrah; 2 Mendapat informasi langsung dari berbagai sumber di Provinsi Aceh yang menyatakan bahwa tidak terjadi perubahan muka laut; 3 Mendapat informasi dari Pusdalops BPBD Sumatera Barat bahwa tidak perlu melakukan evakuasi; 4 Menerjemahkan pesan “Boleh Evakuasi” dari Walikota Padang dan Kepala Pelaksana BPBD Provinsi Sumatera Barat yang disiarkan melalui RRI. Terjemahan “Boleh Evakuasi” artinya juga boleh tidak evakuasi.
  • 1040.
  • 1041. 3.1.
  • 1042. 5
  • 1043.
  • 1044. PD-
  • 1045. 1
  • 1046. Untu
  • 1047. k
  • 1048. Gempabum
  • 1049. i
  • 1050. Kedu
  • 1051. a
  • 1052. Pukul 17:48:20 WIB: Beberapa menit sebelum BMKG memutuskan untuk mengeluarkan berita berakhirnya peringatan dini tsunami, terjadi gempabumi kedua yang sangat kuat. Selanjutnya pada menit ke-3 detik ke-7 setelah gempabumi kedua, BMKG mendiseminasikan PD-1, dengan keterangan dalam format “Peringatan Dini Tsu pneanmdie kd is eBbEaNgGaiK bUeLrUik,u Lt:A MPUNG, 7 I n t er- NAD, SUMBAR, SUMUT, Gempa Mag:8.8 SR, 11-Apr- 12, 17:43:06 WIB, Lok: 0.78 LU-92.15 BT, kdlmn: 10 Samak mse p::eBrMti KPGD”- 1 untuk kejadian gempabumi pertama, daerah menerima pesan peringatan melalui moda yang sama, dan pada saat itu proses evakuasi spontan dari masyarakat masih berlangsung dan kemacetan masih terjadi di mana-mana. 3.1.6 Pemutakhiran Peringatan: PD-2 Pukul 17:53:38 WIB: Setelah melakukan perbaikan analisis melalui SeisCom3 manual, BMKG mengeluarkan dan menyebarkan PD-2 dengan keterangan: Governmental Oceanographic Commission — UNESCO “Info Gempa Mag: 8.1 SR, 11-Apr-12 17:43:12 WIB, Lok: 0.80 LU-92.43 BT (454 km Barat Daya KAB-SIMEULUE- NAD), Kedlmn: 29 km, Potensi TSUNAMI utk dtrskn pd msyrkt ::BMKG” 3.1.7 Hasil Observasi Tsunami Atas Gempabumi Pertama: Peringatan Dini 3 (PD-3) Pukul 18:16:47 WIB: Berdasarkan hasil pengamatan tsunami di stasiun pasang surut IOC7 dan BIG, maka BMKG mengeluarkan PD-3 yang berisi hasil observasi tsunami dan perbaikan status ancaman. Isi berita PD-3 dalam format pesan pendek adalah: 3.1. TEMUAN LAPANGAN
  • 1053.
  • 1054.
  • 1056. n
  • 1058. n
  • 1059. Din
  • 1060. i
  • 1061. Tsunam
  • 1062. i
  • 1063. akiba
  • 1064. t
  • 1065. gemp
  • 1066. a
  • 1067. mag
  • 1068. :
  • 1069. 8.3 SR, 11-APR-2012 15:38:35 WIB telah terdeteksi di SABANG (17:00WIB) 0.06 m, MEULABOH (17:04WIB) Di da0e.r8a mh t:i:dBaMkK aGd”a yang menyadari bahwa observasi tsunami tersebut ditujukan untuk gempabumi pertama yang terjadi pada pukul 15:38:29 WIB, bukan untuk gempabumi kedua yang terjadi pada pukul 17:45:20 WIB. Gambar 3.1: Simulasi penjalaran tsunami akibat gempabumi 11 April 2012 3.1.8 Pengakhiran Peringatan: Peringatan Dini 4 (PD-4) Pukul 20:06:05 WIB: Sekitar dua setengah jam dari kejadian gempa kedua (melewati lebih dari 4 jam dari gempa pertama) BMKG akhirnya menyebarkan PD-4 yang menyatakan peringatan dini tsunami yang disebabkan oleh Gempa 8,1 SR (gempa kedua) telah berakhir. Isi berita PD-4 dalam format pesan pendek adalah:
  • 1070.
  • 1071.
  • 1073. n
  • 1074. din
  • 1075. i
  • 1076. TSUNAM
  • 1077. I
  • 1078. yan
  • 1079. g
  • 1081. n
  • 1082. ole
  • 1083. h
  • 1084. gemp
  • 1085. a
  • 1086. mag
  • 1087. :
  • 1088. 8.1 SR, tanggal: 11-Apr-12 17:43:11 WIB, dinyatakan telah berakhir ::BMKG” Pusdalops BPBA, Pusdalops BPBD Sumatera Barat, dan Pusdalops BPBD Kota Padang kemudian menyebarkan berita pengakhiran peringatan kepada masyarakat melalui seluruh moda komunikasi. Sebagian besar masyarakat segera kembali ke rumah masing-masing karena khawatir akan keamanan rumah yang Berikut additainlaghga lpkeanngngyaam. baran ringkas temuan di lapangan: Gambar 3.2: Alur Waktu Kejadian Gempabumi 11 April 2012 3.1. TEMUAN LAPANGAN
  • 1089.
  • 1090. 3.
  • 1091. 2
  • 1093. n
  • 1094.
  • 1095. Kejadian-kejadian terkait gempabumi 11 April 2012 di tingkat nasional maupun daerah, khususnya di Provinsi Aceh dan Sumatera Barat memberikan pelajaran berharga yang perlu ditindaklanjuti dengan berbagai langkah penguatan di masa mendatang. 3.2.1 Kapasitas Sistem Peringatan Dini Tsunami Sistem Peringatan Dini Tsunami Indonesia (InaTEWS) adalah satu-satunya sistem peringatan dini tsunami yang berlaku di Indonesia. Sesuai UU No. 31 Tahun 2009, BMKG adalah badan resmi yang bertugas menyampaikan peringatan dini tsunami. Dalam mendeteksi dan menganalisis gempabumi dan tsunami, InaTEWS menggunakan data dari berbagai jenis kelompok sensor, yaitu integrasi dari pemantauan deformasi kulit bumi dan seismik, serta perubahan gelombang dan ketinggian muka laut. Berdasarkan data dari kelompok sensor tersebut, BMKG dapat melakukan evaluasi dalam waktu yang sangat singkat untuk menentukan besar gempabumi dan potensi terjadinya tsunami. Peralatan yang menjadi bagian dari InaTEWS, antara lain jaringan seismometer, buoy, pemantau pasang surut (tide gauge), dan stasiun GPS. Sistem komunikasi juga menjadi hal yang penting untuk mengintegrasikan semua peralatan menjadi suatu sistem pemantauan secara real time dan terus menerus. Berikut penjelasan sistem pemantauan gempabumi dan tsunami. Saat ini BMKG juga berfungsi sebagai Regional Tsunami Service Providers (RTSP) untuk negara negara di Samudera Hindia, dan sebagai pusat informasi gempabumi untuk negara negara ASEAN. Jenis dan Alur Peringatan Dini Tsunami Dalam sistem peringatan dini tsunami di Indonesia, mulai dari terjadinya gempabumi sampai berakhirnya ancaman tsunami, BMKG akan mengeluarkan em-pat jenis peringatan, yaitu: PD-1 disebarkan berdasarkan parameter gempabumi dan perkiraan dampak tsunami yang digambarkan dalam tiga status ancaman daerah Produk (Awas, utama Siaga, di dalam dan Waspada) sistem peringatan untuk masing-dini masing yang berpotensi terkena dampak tsunami. tsunami PD-1 di dikeluarkan Indonesia, ancaman kurang yaitu, jenis peringatan (Peringatan Dini 1–4), status dan dari saran lima (Awas, menit Siaga, setelah Waspada), gempabumi format terjadi. pesan PD-2 (format berisikan pendek perbaikan dan format parameter panjang), gempabumi dan alur dan sebagai waktu tambahan dikeluarkannya status masing-masing jenis peringatan. 3.2. PEMBELAJARAN
  • 1096.
  • 1097. ancama
  • 1098. n
  • 1099. dar
  • 1100. i
  • 1101. PD-1
  • 1102. .
  • 1103. Selai
  • 1104. n
  • 1105. itu
  • 1106. ,
  • 1107. jug
  • 1108. a
  • 1109. beris
  • 1110. i
  • 1111. perkiraa
  • 1112. n
  • 1113. wakt
  • 1114. u
  • 1115. tib
  • 1116. a
  • 1117. gelom
  • 1118.
  • 1119. ban
  • 1120. g
  • 1121. tsunam
  • 1122. i
  • 1123. d
  • 1124. i
  • 1125. pantai
  • 1126. .
  • 1128. n
  • 1129. in
  • 1130. i
  • 1132. n
  • 1133. dala
  • 1134. m
  • 1135. wakt
  • 1136. u
  • 1137. 5
  • 1138.
  • 1139. 1
  • 1140. 0
  • 1141. meni
  • 1142. t
  • 1143. setela
  • 1144. h
  • 1145. gempabum
  • 1146. i
  • 1147. terjadi
  • 1148. ;
  • 1149. PD-3 berisikan hasil observasi tsunami dan perbaikan status ancaman yang dapat didiseminasikan beberapa kali tergantung hasil pengamatan tsunami di stasiun pasang surut dan buoy; PD-4 merupakan pernyataan peringatan dini tsunami telah berakhir (ancaman telah berakhir). Peringatan ini dikeluarkan paling cepat satu setengah jam setelah PD-1 dikeluarkan. Di bawah ini adalah penjelasan rentang waktu dan urutan dan jenis pesan peringatan dini tsunami yang dikeluarkan BMKG serta prosedur yang diharapkan dari pemerintah daerah dan masyarakat berisiko. Status Ancaman dan Saran Peringatan Dini Tsunami Tabel di bawah ini menunjukkan status peringatan yang dikeluarkan BMKG dengan langkah yang dapat diambil oleh pemerintah provinsi dan kabupaten/kota sebagai saran tindak lKaentjiuntg dgaiarni BgMelKomG.b ang tsunami yang lebih besar dari tiga meter (menyajikan status Awas) akan memiliki dampak yang luas dan mungkin bisa mencapai ratusan meter hingga beberapa kilometer dari garis pantai ke arah darat. Misalnya saat tsunami di Aceh tahun 2004 panjang inundasi/genangan sampai lima kilometer ke arah daratan. Hal ini akan sangat tergantung pada kKeettiinnggggiiaann gtseulonmambai nagn ttasruan 0am,5i– 3d amne bteern t(umke tnoypaojigkraan. pstaanttuasi . Siaga) memiliki dampak yang lebih kecil, yaitu sekitar beberapa puluh meter sampai seratus meter tergantung bentuk topogra. pantainya, misalnya tsunami di Pangandaran, Jawa Barat, tahun 2006. Tsunami jenis ini hanya merusak kawasan di sekitar pantai. Tsunami dengan ketinggian kurang dari 0,5 meter (menyajikan status Waspada) hanya akan berdampak di sekitar garis pantai, misalnya tsunami yang terjadi di selatan Jawa Barat pada gempabumi Tasikmalaya tahun
  • 1150.
  • 1151. 2009
  • 1152. . Dala
  • 1153. m kasu
  • 1154. s ini
  • 1155. , tsunam
  • 1156. i tida
  • 1157. k terlal
  • 1158. u merusa
  • 1159. k sampa
  • 1160. i jau
  • 1161. h dar
  • 1162. i gari
  • 1163. s panta
  • 1164. i k
  • 1165. e ara
  • 1166. h darat
  • 1167. .
  • 1168. Gambar 3.4: Status Peringatan dan saran kepada pemerintah daerah dari BMKG Format Pesan Peringatan Dini Tsunami Untuk memastikan pihak yang berkepentingan menerima berita peringatan dini yang disampaikan, BMKG menggunakan berbagai moda komunikasi antara lain SMS, Faks, E-mail, GTS, dan WRS dan situs web. Dengan berbagai moda komunikasi ini, maka terdapat tiga jenis format pesan peringatan tsunami, yaitu format teks pendek (SMS), format teks panjang (faks, e-mail, dan GTS), serta format media (situs web dan WRS). 1 Format teks pendek digunakan untuk menyebarkan peringatan melalui SMS dengan jumlah karakter terbatas (160 karakter); 2 Format teks panjang, berisikan informasi yang lebih lengkap dan disebarkan melaui e-mail, faks, dan GTS. Garis besar format teks panjang, antara lain: 3.2. PEMBELAJARAN
  • 1169.
  • 1170. Kepal
  • 1171. a
  • 1172. dokume
  • 1173. n
  • 1174. (header
  • 1175. )
  • 1177. n
  • 1178. sumbe
  • 1179. r
  • 1181. ,
  • 1182. yait
  • 1183. u
  • 1184. BMK
  • 1185. G
  • 1186. sebaga
  • 1187. i
  • 1188. penyedi
  • 1189. a
  • 1190. pesa
  • 1191. n
  • 1193. n
  • 1194. resm
  • 1195. i
  • 1196. untu
  • 1197. k
  • 1198. InaTEWS
  • 1199. ;
  • 1200. Isi informasi yang terdiri atas tiga komponen: informasi parameter gem-pa, data observasi tsunami jika sudah tersedia, dan status ancaman, estimasi waktu tiba gelombang tsunami, dan lokasi yang terkena dampak); Saran/rekomendasi kepada pemerintah daerah mengenai reaksi yang harus dilakukan. 3. Format WRS untuk lembaga perantara (interface) dan media, berisikan informasi mengenai parameter gempabumi, ancaman tsunami, daerah yang terkena dampak, status peringatan, dan estimasi waktu tiba gelombang tsunami. Dalam format ini juga terdapat peta yang mengindikasikan lokasi gempabumi. Format ini didesain agar dapat ditayangkan di layar monitor bagi pengguna gra.s. Selain itu, terdapat tambahan gra.k khusus yang dibuat untuk media 3.2e.l2e kKtarponasikit ases pKeerstiia TpVs.i agaan di Daerah Kesiapsiagaan dan PRB gempabumi dan tsunami di Indonesia tergantung pada kesiapsiagaan pemerintah baik di tingkat pusat mau pun daerah dan masyarakat yang tinggal di daerah berisiko. Dalam rangka penyusunan Masterplan PRB Tsunami, telah dilakukan peninjauan lapangan oleh BNPB untuk mem-berikan gambaran tentang upaya yang telah dilakukan oleh Pemerintah Daerah dan masyarakat, serta masukan tentang kebutuhan untuk penyelamatan diri terhadap ancaman gempabumi dan tsunami. Informasi pelibatan masyarakat tersebut digalang melalui kunjungan lapangan dan pertemuan dengan masyarakat dan tokoh-tokohnya di beberapa provinsi dan Kabupaten/Kota dengan risiko tinggi, seperti di Provinsi Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Banten, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, NTT, SBueblaewraepsia T deanegraahh, tPealaphu am, edlaank uPkaapnu au pBaayraa tp. engkajian risiko tsunami, mempersiapkan perencanaan kontinjensi dan evakuasi tsunami, mengembangkan kelembagaan dan infrastruktur untuk pelayanan peringatan dini, membuat
  • 1201.
  • 1203. n da
  • 1205. n daera
  • 1207. n denga
  • 1209. n din
  • 1210. i da
  • 1213. , sert
  • 1216. n da
  • 1217. n respo
  • 1218. n masya
  • 1219.
  • 1220. raka
  • 1222. p risik
  • 1224. .
  • 1225. Rencana Kontinjensi Rencana kontinjensi adalah rencana untuk menghadapi ketidakpastian yang dibuat berdasarkan skenario kemungkinan terjadinya bencana. Skenario dibuat berdasarkan kajian risiko secara ilmiah dengan mempertimbangkan pengetahuan lokal yang ditetapkan bersama pemangku kepentingan di daerah terse-but. Melalui perencanaan kontinjensi, disepakati bersama kebijakan, strategi, dan mekanisme penanggulangan bencana: mengenai siapa berbuat apa serta bagaimana mekanisme pengerahan sumberdayanya, sehingga para pemangku kepentingan mengetahui apa yang harus dilakukan dalam kondisi 3.2. PEM daBrEuLrAatJ AbRenAcNa na.
  • 1226.
  • 1227. Dar
  • 1228. i
  • 1229. hasi
  • 1230. l
  • 1231. tinjaua
  • 1232. n
  • 1233. lapangan
  • 1234. ,
  • 1235. diketahu
  • 1236. i
  • 1237. bahw
  • 1238. a
  • 1239. beberap
  • 1240. a
  • 1241. daera
  • 1242. h
  • 1243. tela
  • 1244. h
  • 1245. menyusu
  • 1246. n
  • 1247. rencan
  • 1248. a
  • 1250. i
  • 1251. tsunami
  • 1252. .
  • 1253. D
  • 1254. i
  • 1255. antarany
  • 1256. a
  • 1257. Cilacap
  • 1258. ,
  • 1259. Sumater
  • 1260. a
  • 1261. Barat
  • 1262. ,
  • 1263. Bali
  • 1264. ,
  • 1265. Su
  • 1266.
  • 1267. lawes
  • 1268. i
  • 1269. Utara
  • 1270. ,
  • 1271. da
  • 1272. n
  • 1273. NTT
  • 1274. .
  • 1275. D
  • 1276. i
  • 1277. NTT
  • 1278. ,
  • 1280. n
  • 1282. i
  • 1284. i
  • 1285. gem
  • 1286.
  • 1287. pabum
  • 1288. i
  • 1289. da
  • 1290. n
  • 1291. tsunam
  • 1292. i
  • 1293. tela
  • 1294. h
  • 1295. dilakuka
  • 1296. n
  • 1297. untu
  • 1298. k
  • 1299. Kabupate
  • 1300. nE nde8; dan Kabupaten Sikka9 . Di Provinsi Papua telah dilakukan penyusunan rencana kontinjensi untuk menghadapi tsunami untuk Kabupaten Nabire (2011), dan rencana kontinjensi tersebut telah ditetapkan dengan Peraturan Bupati Kabupaten Nabire. 8oleh Bakornas PB tahun 2004 9oleh Oxfam dan BNPB tahun 2011 Sarana dan Prasarana Peringatan Dini Beberapa BPBD seperti di Aceh, Sumatera Barat, Kota Padang, Pacitan, Cilacap, Bali, NTB, dan beberapa kabupaten sepanjang pantai selatan Jawa sudah memiliki Pusdalops yang berfungsi 24/7 dan sudah terinstalasi peralatan komunikasi. BPBD Sumatera Barat dan BPBD Cilacap telah memiliki sirine peringatan dini yang terkoneksi 24 jam dengan BMKG. Sistem peringatan dini ini juga terintegrasi dengan sistem peringatan dini lokal yang memanfaatkan teknologi yang lebih sederhana. Kedua daerah ini juga sudah mengembangkan sistem informasi dan komunikasi yang dapat menjangkau kawasan rawan bencana. Di BPBD Pacitan, dikembangkan teknologi sistem peringatan dini sederhana yang dikendalikan melalui alat komunikasi (HT) dengan kisaran hanya Rp 20 juta. Selain itu, juga terdapat beberapa produk seperti: (i) sistem pemantauan pasang surut muka air laut bantuan LAPAN yang rencananya akan dikoneksikan dengan sistem peringatan dini seperti InaTEWS; (ii) pembangunan sistem diseminasi informasi kebencanaan dengan memanfaatkan teknologi berbasis web dan teknologi komunikasi; (iii) sistem informasi kebencanaan yang terkoneksi dengan Pusat Data, Informasi, dan Humas BNPB. Dengan pengembangan teknologi sederhana yang murah dan tepat guna seperti di Pacitan tersebut, dapat mendorong kemandirian daerah dalam mengantisipasi ancaman bencana tsunami sehingga terjadi peningkatan kapasitas daerah dalam memberikan perlindungan kepada masyarakat.
  • 1301.
  • 1302. Provins
  • 1303. i
  • 1304. Papu
  • 1305. a
  • 1306. merupaka
  • 1307. n
  • 1308. sala
  • 1309. h
  • 1310. sat
  • 1311. u
  • 1312. daera
  • 1313. h
  • 1314. yan
  • 1315. g
  • 1316. tela
  • 1317. h
  • 1318. menerim
  • 1319. a
  • 1320. perala
  • 1321.
  • 1322. ta
  • 1323. n
  • 1324. InaTEWS
  • 1325. ,
  • 1326. berupa
  • 1327. :
  • 1328. 1 Server Penerima Peringatan untuk menerima informasi peringatan tsunami dari BMKG dan diseminasi ke masyarakat melalui sirine; 2 Sirine Peringatan Dini Tsunami dikendalikan dari Kantor BPBD dan sirine dipasang di Dinas Perhubungan di Kota Jayapura; 3 Petugas InaTEWS telah dilatih untuk mengoperasikan alat secara 24/7.
  • 1329. Untuk Provinsi Papua Barat, Pemerintah Provinsi Papua Barat telah melakukan upaya-upaya peningkatan kapasitas berupa Penguatan Kelembagaan dan Regulasi, Perencanaan, Penelitian, Pendidikan dan Pelatihan, serta Peningkatan Partisipasi Masyarakat dan Para Pemangku Kepentingan. Terkait dengan peningkatan kapasitas menghadapi tsunami, telah dilakukan pemasangan Sirine Peringatan Dini Tsunami dari BMKG di Manokwari, dan rencana pemasangan sirine di Raja Ampat dan Sorong. Selain itu juga terdapat upaya untuk mengembangkan jalur evakuasi (khususnya di Pantai Prosedur Tetap Utara Tambrau). Kejadian gempabumi 11 April 2012 menunjukkan bahwa kemungkinan waktu tiba tsunami lokal yang sangat singkat, berkisar antara 10–60 menit, membuat penyebaran informasi peringatan dini tsunami menjadi penting dan juga sulit. Berkaitan dengan ini, prosedur dan rantai peringatan dini tsunami atau prosedur operasional standar terkait ancaman gempabumi dan ancaman tsunami telah dibuat di sebagian kecil dTaEeSr aThsu dnia Imndi odnaens Jiaa.l ur Evakuasi Provinsi Sumatera Barat telah membuat peraturan daerah untuk penataan bangunan umum agar bisa digunakan sebagai tempat evakuasi sementara jika terjadi tsunami. Selain itu, Pemerintah Daerah juga telah mengalokasikan APBD bagi pembangunan tempat evakuasi, peta evakuasi, dan jalur-jalur evakuasi yang dilengkapi dengan rambu dan papan peringatan. 3.2. PEMBELAJARAN