SlideShare a Scribd company logo
1 of 6
Pergeseran Paradigma dalam Pembangunan

Tujuan Pembangunan

Pada mulanya upaya pembangunan NSB diidentikan dengan upaya meningkatkan pendapatan
per kapita atau populer disebut strategi pertumbuhan ekonomi. Dengan ditingkatkannya
perndapatan per kapita, diharapkan masalah-masalah seperti pengangguran, kemiskinan, dan
ketimpangan distribusi pendapatan yang dihadapi NSB dapat terpecahkan, misalkan melalui apa
yang dikenal dengan “dampak merembes ke bawah” ( trickle down effect ). Indikator berhasil
atau tidaknya pembangunan semata-mata dilihat dari meningkatnya pendapatan nasional (GNP)
per kapita riil, dalam asti tingkat pertumbuhan pendapatan nasional dalam harga konstan harus
lebih tinggi dibandingkan tingkat pertumbuhan ekonomi.

Dimensi tujuan pembangunan menjelaskan bagaimana urutan tahapan evolusi perngukuran
ekonomi pembangunan, dari awal kemunculan teori ekonomi pembangunan yang mengukur
terjadinya pembangunan dilihat dari tingkat output, mengatasi kemiskinan dalam paradigma
entitlement dan kapabilitas, kebebasan, hingga pembangunan berkelanjutan.

Pada awal dasawarsa 1960-an, banyak NSB mulai menyadari bahwa “pertumbuhan” (growth )
tidak identik dengan “pembangunan” (development). Ini pula agaknya memperkuat keyakinan
bahwa pertumbuhan ekonomi merupakan syarat yang diperlukan, tetapi tidak mencukupi bagi
proses pembangunan (Esmara, 1986: 12; Meier, 1989: 7). Pertumbuhan ekonomi hanya mencatat
peningkatan produksi barang dan jasa secara nasional, sedangkan pembangunan berdimensi lebih
luas dari sekedar peningkatan pertumbuhan ekonomi.

Selama dasawarsa 1970-an, redefinisi pembangunan ekonomi diwujudkan dalam upaya
meniadakan, setidaknya mengurangi kemiskinan, pengangguran, dan ketimpangan. Kebebasan
terlibat penting falam proses pembangunan. Kebebasan mempengaruhi peran dan kemampuan
individu sebagai agen penting pembangunan, sama layaknya seperti pengetahuan. Sen
mengatakan bahwa seseorang untuk mencapai kapabilitas aktualnya dipengaruhi o;eh
kesempatan ekonomi, kebebasan berpolitik, fasilitias sosial, kesehatan, pendidikan dasar, dan
dorongan untuk berinisiatif. Pembangunan berpusat pada kebebasan individu mempunyai berapa
keuntungan dibandingkan pandangan konvensional. Pertama, memberikan penilaian yang lebih
dalam sebagai dasar evaluasi pembangunan. Kedua, kebebasan dapat mendorong terciptanya
kebebasan bagi lainnya. Ketiga, studi mengenasi kebebasan dapat membantu kita membedakan
peran pemerintah antara “intervensi” pemerintah yang bersifat represif dengan “peran penyokong
dalam kebebasan”. Terakhir, kebebasan sebagai tujuan pembangunan memberikan gambaran
bagaimana peran konstruktif ytiap individu sebagai agen pembangunan.

Teori Pertumbuhan Makroekonomi

Teori pertumbuhan makroekonomi dimulai dari teori pertumbuhan linier. Teori pada masa itu
meihat pertumbuhan ekonomi terbatas karena adanya sidat kelangkaan pada SDA dan
kemiskinan para pekerja. Kemakmuran negara diperoleh dari kemampuannya untuk
menggunakan SDA dan SDM untuk menghasilkan tingkat produksi yang lebih baik dengan
menekankan adanya spesialisasi individu dan pembagian kerja.

Pasca teori pertumbuhan linier, banyak teori menekankan adanya perubahan struktural. Lewis
melalui Teori Model Surplus Tenaga Kerja membagi ekonomi ke dalam dua kategori, yaitu
sektor yang subsisten dan kapitalis. Sektor subsisten adalah sector pertanian di mana produksi
pangan dikonsumsi dengan sebagian besar oleh petani itu sendiri. Sektor kapitalis adalah sektor-
sektor modern yang umumnya ditopang sektor-sektor industri. Inti model ini adalah bagaimana
proses pembangunan dimulai ketika terjadi migrasi tenaga kerja dari sektor subtensi yang
surplus, menuju sektor-sektor modern.

Aliran dependensia pertama kali dicuatkan secara mendetail oleh Andre Gunder Frank pada
tahun 1967. Dia mengemukakan bahwa negara-negara dapat dibagi menjadi dua golongan:
negara-negara pusat pembangunan ( negara maju ) dan negara-negara satelit (NSB). Kesimpulan
teori ini adalah negara-negara miskin dapat berkembang hanya dengan memutus hubungan
ekonomi dari negara-negara barat (Lynn, 2003 ).

Teori neoklasik mencuatkan dua model yang terkenal, yaitu teori pertumbuhan Harrod-Domar
dan Solow. Analisis Harrod-Domar mengidentifikasi investasi dan pembangunan mengambil
peran penting dalams ebuah ekonomi untuk mencapai pertumbuhan yang kokoh melalui MPS
dan ICOR. Analisis Robert Solow mengatakan bahwa pertumbuhan merupakan fungsi tenaga
kerja dan modal. Ekonomi tumbuh hingga mencapai keadaan stabil di mana pendapatan tinggi
dicapai. Setelah steady state, tingkat pertumbuhan yang lebih tinggi dapat dicapai melalui
pengembangan teknologi.

Dari Akumulasi Modal Hingga Modal Manusia

Generasi pertama ekonom pembangunan lebih menekankan kepada pengakumulasian modal
fisik seperti yang terceminkan dalam teori pertumbuhan Solow pada tahun 1967. Selanjutnya
pada generasi kedua, teori pembangunan banyak menekankan pada akumulasi modal SDM
dengan menciptakan agen-agen pembangunan yang lebih produkti melalui pengetahuan,
kesehatan dan nutrisi yang lebih baik dan peningkatan keterampilan ( Meier & Stiglitz, 2001).

Paul Romer menyatakan bahwa “ide” merupakan barang ekonomi yang jauh lebih penting
daripada tujuan yang dititikberatkan dalam banyak model ekonomi. Ide memungkinkan
terjadinya pertumbuhan ekonomi secara terus menerus dalam dunia yang penuh dengan
keterbatasan fisik.

Perilaku ekonomi memang tidak dapat menjelaskan modal sosial secara spesifik. Akan tetapi,
pengamatan modal seosial dapat dilihat melalui aspek-aspek kebudayaan dan kelembagaan.
Negara dan Pasar

Generasi pertama pembangunan menekankan perlunya aksi pembangunan berupa koreksi dan
upaya-upaya koordinasi alokasi SDA yang terpusat oleh pemerintah. Penyebabnya adalah pada
saat itu kegagalan pasar dianggap sebagai sumber ketertinggalan ( Meier& Stigltiz, 2001).
Pemerintah di NSB dituntut untuk mempromosikan beberapa hal yaitu akumulasi modal,
memanfaatkan kelebihan tenaga kerja, liberalisasi industri, relaksasi hambatan pada dasar valas
melalui subtitusi impor dan koordinasi alokasi SDA melalui perencanaan.

Intervensi pemerintah selanjutnya ternyata dianggap menimbulkan kegagaln nonpasar. Masalah
yang dihadapi oleh NSB dianggap bukan karena lingkaran setan kemiskinan, tetapi kurang
tepatnya kebijakan pemerintah yang terlalu menitikberatkan pada perencanaan pembangunan
yang terpusat oleh pemerintah menimbulkan efek yang menyimpang.

Selanjutnya pada era 1980-an dan 1990-an muncul apa yang disebut sebagai “kegagalan pasar
baru” ( new market failures). Kegagalan pasar baru merupakan tambahan kegagalan sebelumnya
akibat kebijakan publik dan eksternalitas yang ditimbulkan oleh pemerintah yaitu: informasi
yang tidak sempurna dan berbiaya tinggi, pasar tidak sempurna, adanya biaya transaksi, dan
tidak adanya pasar berjangka ( Stiglitz, 1999 ). Pengalaman di sejumlah negara maju ataupun
berkembang, termasuk Indonesia menunjukkan bahwa campur tangan pemerintah dalam
ekonomi juga bisa menimbulkan “kegagaln pmerintah”. Kadang dampak “kegagalan pasar”
menimbulkan distorsi ekonomi baru ( Wie, 2009 ).

Intervensi Pemerintah

Peran pemerintah berikutnya akan lebih ke bagaimana menindak lanjuti kegagalan pasar baru,
menekankan perlunya “peningkatan daya pasar” dalam melihat peran kebijakan pemerintah
dalam memfalitisai atau melengkapi keberadaan sektor swasta.

Reformasi Kebijakan

Dugaan awal permasalahan NSB yang mengalami kegagalan pasar adalah lingkaran setan
kemiskinan. Proses lingkatan setan kemiskinan dimulai dari rendahnya produktivitas yang hanya
akan menghasilkan pendapatan rendah yang selanjutnya berakibat pada rendahnya tabungan.
Rendahnya tingkat tabungan kemudian akan mendorong terjadinya rendahnya tingkat investasim
terutama pada teknolodi yang produktif. Tanpa investasi dan perkembangan teknologi yang
signifikan, produktivitas dan pendapatan akan tetap rendah ( Lynn, 2003 ).

Peran pemerintah ternyata menghasilkan distorsi baru. Disimpulkan pada masa itu bahwa
kemiskinan tetap ada karena buruknya kebijakan yang diambil oleh pemerintah. Ekonomi
pembangunan pun berpusat pada bagaimana mengurangi peran pemerintah guna mengurangi
distorsi pasar akibat intervensi dan bagaimana mengoptimalkan peran pasar. Tujuannya satu;
mendapatkan harga pasar yang tepat ( get prices right).
Era 1990-an adalah era yang mempromosikan reformasi kebijakan. Untuk menciptakan sistem
harga yang baik, diperlukan ussaha mendapatkan harga yang tepat (get prices right). Sementara
itu, untuk mendapatkan kebijakan yang tepat (get policies right), diperlukan stabilisasi,
deregulasi, dan privatisasi yang menjadi prasyarat pinjaman dari IMF dan Bnak DUnia. Dengan
mengombinasikan get policies right dengan get prices right, maka didapatkanlah kebijakan yang
mengusahakan kesinambungan keduanya ( get all policies right ).

Kelembagaan sangat berpengaruh dalam mengatasi masalah dualism dan menciptakan
mekanisme harga pasar yang baik. Diperlukan kelembagaan yang baik ( get institutions right)
sebagai fokus reformasi kebijakan berikutnya. Struktur insentif pada sebuah masyarakat adalah
struktur kelembagaan masyarakat itu sendiri. Lebih lanjut menurut North (1990), kelembagaan
itu mengenai rule of the game baik formal maupun informal yang merupakan batasan-batasan
dalam membentuk interaksi manusia. Oleh karena itu, dia menyimpulkan bahwa perorma
ekonomi ditentukan oleh karakteristik hukum, norma-norma dan pelaksanaannya.

PARADIGMA PEMBANGUNAN DALAM ISLAM

Sejarah Ekonomi Islam

Tidak banyka yang tahu bahwa para pemikir islam telah banyak menyumbangkan oemikiran
terhadap ilmu ekonomi justru ketika eropa berada dalam “abad kegelapan”, jauh sebelum
kelahiran buku Adam Smith.

Siddiqi ( 1992) telah mencoba mengidentifikasi sejarah pemikiran ekonomi Islam dalam tiga
tahap. Tahap pertama, yaitu empat setengah abad setelah hijriah tradisi intelektual muslin
ditandai dengna munculnuya pelopor hukum islam (fuqaha), yang diikuti oleh para sufi dan
filsafat Islam. Tahap kedua, merupakan fase perkembangan pemikiran ekonomi islam. Tahap
ketiga adalah menurunnya pemikiran independen, bahkan cenderung terjadi stagnasi pemikiran.

Metodologi dan Definisi

Kritik utama ekonomi Islam terhadap ilmu ekonom modern adalah kecenderungan bebas nilai
dan amoral (Ahmad, 1981;1992).hal itu diakibatkan, pertama, karena ilmu ekonomi cenderung
berbicara pada daratan positif yang memang objektivitas ilmu, namun amat sering dilanda krisis.
Kedua, model dan masyarakat ekonomi yang dikembangkan selama abad terkahir berada dalam
tradisi sekularisme barat. Ketiga, tradisi pemikiran neoklasik cenderung menempatkan falsafah
individualism, naturalism, dan utilitarianisme sebagai dasar penyusunan teori dan modelnya.

Dalam sistem ekonomi kapitalis, ilmu ekonomi adalah studi mengenasi manusia, terutama
manusia sebagai homo economicus. Manusia ekonomi diasumsikan rasional dalam segala
perilakunya. Namun rasional disini diartikan secara sempit, yaitu rasional yang egoistis karena
dalam segala tindak tanduknya manusia dibimbing oleh kepentingan pribadi, baik
memaksimalkan kepuasan maupun keuntungan.
Konsep Islam mengenai rasionalitas tidak menyangkal bahwa kepentingan pribadi merupakan
salah satu penentu perilaku manusia, namun kepentingan pribadi ini dekndalikan dengna
mengaitkannya dengan tanggung jawab pribadi dan sosial, serta moralitas secara umum.
Paradigma yang digunakan dalam ekonomi Islam adalah keadilan sosial dan ekonomi sebagai
tujuan utama.

Bagi seorang muslim, satu-satunya sumber nilai adalah Alquran dan sunnah Nabi.
Konsekuensinya, apa pun nilai yang dibutuhkan dalam proses analisis ekonomi harus diturunkan
dari kedua sumber nilai tersebut.

Tugas ekonomi Islam lebih besar daripada ilmu ekonomi konvensional (Chapra, 1996:35-36).
Tugas pertama ekonomi Islam adalah mempelajari perilaku actual individudan kelompok,
perusahaan,pasar, dan pemerintah. Aspek inilah yang diupayakan oleh ilmu ekonomi
konvensional untuk dilakukan, namun agaknya belum memuaskan karena adanya asumsi
perilaku yang mementingkan diri sendiri. Tugas kedua adalah menunjukkan jenis perilaku yang
dibutuhkan untuk merealisasikan tujuan. Ketiga, karena adanya perbedaan antara perilaku ideal
dan aktualnya, ekonomi Islam harus menjelaskan mengapa para pelaku ekonomi tidak bertindak
menurut jalan yang seharusnya. Keempat, karena tujuan utama pencarian ilmu adalah membantu
peningkatan kesejahteraan manusia, ekonomi Islam harus menganjurkan cara bagaimana yang
dapat membawa perilaku semua pemain di pasar yang mempengaruhi alokasi dan distribusi
sumber daya sedekat mungkin dengan tingkat yang ideal.

Positif Versus Normatif

Ekonomi positif membahas mengenai realitas hubungan ekonomi ayai “what is.” Sementara itu,
ekonomi normative membicarakan mengenai apa yang seharusnya dilakukan berdasarkan nilai
tertentu, baik eskplisit maupun implicit atau dengan kata lain disebut “what ought to be.”

Manusia dilukiskan dalam ayat-ayat mempunyai kecintaan yang amat kuat terhadap kekayaan.
Brangkali benar pendapat Mannan (1993) bahwa aspek-aspek normative dan positi saling
berkaitan erat dalam ekonomi Islam. Akibatnya, setiap usaha memisahkan antara keduanya akan
berakibat menyesatkan. Dengan kata lain, perbedaan antara ekonomi positi dan normati kurang
relevan, baik dalam lingkaran teori maupun kebajikan.

Pembangunan dalam Perspektif Islam

Islam menempatkan manusia sebagai focus dalam pembangunan. Islam bersifat menyeluruh
(kaffah), ibadah juga bersifat menyeluruh. Oleh karena itu, adar proses pembangunan dpat
dipandang sebagai ibadah, pembangunan harus dilaksanakan berdasarkan perunjuk dari Tuhan
YME.

Dalam persperktif Islam, pembangunan dilaksanakan berdasarkan lima pondasi, yaitu:
a. Tauheed Uhuliyyah, yaitu percaya pada Kemahatunggalan Tuhan an semua yang di alam
   semesta merupakan kepunyaan-Nya.
b. Tauheed Rububiyyah, percaya bahwa tuhan sendirilah yang menentukan keberlanjutan
   dan hidup dari ciptaannya serta menuntun siapa saja yang percaya kepada-Nya kepada
   kesuksesan.
c. Khilafah, peranan manusia sebagai wakil tuhan di bumi.
d. Tazkiyyah an-nas, ini merujuk kepada pertumbuhan dan penyucian manusia sebagai
   parasyarat yang diperlukan sebelum manusia menjalankan tanggung jawab yang
   ditugaskan kepadanya.
e. Al-falah, yaitu konsep keberhasilan dalam Islam bahwa keberhasilan apapun yang
   dicapai di kehidupan dunia akan mempengaruhi keberhasilan di akhirat seperti
   keberhasilan yang dicapai semasa hidup di dunia tidak menyalahi petunjuk dan
   bimbingan yang telah Tuhan tetapkan.

More Related Content

What's hot

Pengembangan ekonomi lokal untuk meningkatkan daya saing daerah di era revol...
Pengembangan ekonomi lokal untuk meningkatkan daya saing  daerah di era revol...Pengembangan ekonomi lokal untuk meningkatkan daya saing  daerah di era revol...
Pengembangan ekonomi lokal untuk meningkatkan daya saing daerah di era revol...Sugeng Budiharsono
 
Konsep Dasar Perencanaan
Konsep Dasar PerencanaanKonsep Dasar Perencanaan
Konsep Dasar PerencanaanDadang Solihin
 
Penyusunan Indikator Kinerja Pembangunan
Penyusunan Indikator Kinerja PembangunanPenyusunan Indikator Kinerja Pembangunan
Penyusunan Indikator Kinerja PembangunanDadang Solihin
 
Konsep Dasar Perencanaan
Konsep Dasar PerencanaanKonsep Dasar Perencanaan
Konsep Dasar PerencanaanDadang Solihin
 
Teknik Penyusunan Renstra SKPD
Teknik Penyusunan Renstra SKPDTeknik Penyusunan Renstra SKPD
Teknik Penyusunan Renstra SKPDPSEKP - UGM
 
Perencanaan Partisipatif
Perencanaan PartisipatifPerencanaan Partisipatif
Perencanaan PartisipatifPSEKP - UGM
 
Penyusunan RPJPD, RPJMD, Renstra SKPD dan Renja SKPD
Penyusunan  RPJPD, RPJMD, Renstra SKPD dan Renja SKPD  Penyusunan  RPJPD, RPJMD, Renstra SKPD dan Renja SKPD
Penyusunan RPJPD, RPJMD, Renstra SKPD dan Renja SKPD Dadang Solihin
 
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Pelaksanaannya
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan PelaksanaannyaSistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Pelaksanaannya
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan PelaksanaannyaDadang Solihin
 
Isu pengembangan wilayah
Isu pengembangan wilayah  Isu pengembangan wilayah
Isu pengembangan wilayah Hafida Siti
 
Sistem, Proses, Mekanisme, dan Dokumen Perencanaan Pembangunan Nasional Sesua...
Sistem, Proses, Mekanisme, dan Dokumen Perencanaan Pembangunan Nasional Sesua...Sistem, Proses, Mekanisme, dan Dokumen Perencanaan Pembangunan Nasional Sesua...
Sistem, Proses, Mekanisme, dan Dokumen Perencanaan Pembangunan Nasional Sesua...Dadang Solihin
 
Perencanaan dan Pelaku Pembangunan
Perencanaan dan Pelaku PembangunanPerencanaan dan Pelaku Pembangunan
Perencanaan dan Pelaku PembangunanDadang Solihin
 
Peran dan Fungsi Pemda dan DPRD dalam Penyusunan APBD berbasis Kinerja
Peran dan Fungsi Pemda dan DPRD dalam Penyusunan APBD berbasis Kinerja Peran dan Fungsi Pemda dan DPRD dalam Penyusunan APBD berbasis Kinerja
Peran dan Fungsi Pemda dan DPRD dalam Penyusunan APBD berbasis Kinerja Dadang Solihin
 
Perencanaan Partisipatif
Perencanaan PartisipatifPerencanaan Partisipatif
Perencanaan PartisipatifDadang Solihin
 
Perencanaan Pembangunan
Perencanaan PembangunanPerencanaan Pembangunan
Perencanaan PembangunanSiti Sahati
 
Beberapa pertanyaan dalam perencanaan pembangunan
Beberapa pertanyaan dalam perencanaan pembangunanBeberapa pertanyaan dalam perencanaan pembangunan
Beberapa pertanyaan dalam perencanaan pembangunanYuca Siahaan
 
Keterkaitan Dokumen Perencanaan
Keterkaitan Dokumen PerencanaanKeterkaitan Dokumen Perencanaan
Keterkaitan Dokumen PerencanaanDadang Solihin
 
Mekanisme dan Dokumen Perencanaan
Mekanisme dan Dokumen PerencanaanMekanisme dan Dokumen Perencanaan
Mekanisme dan Dokumen PerencanaanDadang Solihin
 

What's hot (20)

Pengembangan ekonomi lokal untuk meningkatkan daya saing daerah di era revol...
Pengembangan ekonomi lokal untuk meningkatkan daya saing  daerah di era revol...Pengembangan ekonomi lokal untuk meningkatkan daya saing  daerah di era revol...
Pengembangan ekonomi lokal untuk meningkatkan daya saing daerah di era revol...
 
Klaster industri dan aglomerasi
Klaster industri dan aglomerasiKlaster industri dan aglomerasi
Klaster industri dan aglomerasi
 
Konsep Dasar Perencanaan
Konsep Dasar PerencanaanKonsep Dasar Perencanaan
Konsep Dasar Perencanaan
 
Penyusunan Indikator Kinerja Pembangunan
Penyusunan Indikator Kinerja PembangunanPenyusunan Indikator Kinerja Pembangunan
Penyusunan Indikator Kinerja Pembangunan
 
Konsep Dasar Perencanaan
Konsep Dasar PerencanaanKonsep Dasar Perencanaan
Konsep Dasar Perencanaan
 
Teknik Penyusunan Renstra SKPD
Teknik Penyusunan Renstra SKPDTeknik Penyusunan Renstra SKPD
Teknik Penyusunan Renstra SKPD
 
Perencanaan Partisipatif
Perencanaan PartisipatifPerencanaan Partisipatif
Perencanaan Partisipatif
 
Penyusunan RPJPD, RPJMD, Renstra SKPD dan Renja SKPD
Penyusunan  RPJPD, RPJMD, Renstra SKPD dan Renja SKPD  Penyusunan  RPJPD, RPJMD, Renstra SKPD dan Renja SKPD
Penyusunan RPJPD, RPJMD, Renstra SKPD dan Renja SKPD
 
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Pelaksanaannya
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan PelaksanaannyaSistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Pelaksanaannya
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Pelaksanaannya
 
Isu pengembangan wilayah
Isu pengembangan wilayah  Isu pengembangan wilayah
Isu pengembangan wilayah
 
Teori basis ekonomi
Teori basis ekonomiTeori basis ekonomi
Teori basis ekonomi
 
Sistem, Proses, Mekanisme, dan Dokumen Perencanaan Pembangunan Nasional Sesua...
Sistem, Proses, Mekanisme, dan Dokumen Perencanaan Pembangunan Nasional Sesua...Sistem, Proses, Mekanisme, dan Dokumen Perencanaan Pembangunan Nasional Sesua...
Sistem, Proses, Mekanisme, dan Dokumen Perencanaan Pembangunan Nasional Sesua...
 
Perencanaan dan Pelaku Pembangunan
Perencanaan dan Pelaku PembangunanPerencanaan dan Pelaku Pembangunan
Perencanaan dan Pelaku Pembangunan
 
Peran dan Fungsi Pemda dan DPRD dalam Penyusunan APBD berbasis Kinerja
Peran dan Fungsi Pemda dan DPRD dalam Penyusunan APBD berbasis Kinerja Peran dan Fungsi Pemda dan DPRD dalam Penyusunan APBD berbasis Kinerja
Peran dan Fungsi Pemda dan DPRD dalam Penyusunan APBD berbasis Kinerja
 
Perencanaan Partisipatif
Perencanaan PartisipatifPerencanaan Partisipatif
Perencanaan Partisipatif
 
Perencanaan Pembangunan
Perencanaan PembangunanPerencanaan Pembangunan
Perencanaan Pembangunan
 
Beberapa pertanyaan dalam perencanaan pembangunan
Beberapa pertanyaan dalam perencanaan pembangunanBeberapa pertanyaan dalam perencanaan pembangunan
Beberapa pertanyaan dalam perencanaan pembangunan
 
Keterkaitan Dokumen Perencanaan
Keterkaitan Dokumen PerencanaanKeterkaitan Dokumen Perencanaan
Keterkaitan Dokumen Perencanaan
 
Analisis kebijakan publik
Analisis kebijakan publikAnalisis kebijakan publik
Analisis kebijakan publik
 
Mekanisme dan Dokumen Perencanaan
Mekanisme dan Dokumen PerencanaanMekanisme dan Dokumen Perencanaan
Mekanisme dan Dokumen Perencanaan
 

Viewers also liked

Paradigma pembangunan perekonomian indonesia
Paradigma pembangunan perekonomian indonesiaParadigma pembangunan perekonomian indonesia
Paradigma pembangunan perekonomian indonesiahasril ariel
 
perekonomian indonesia
perekonomian indonesiaperekonomian indonesia
perekonomian indonesiahasril ariel
 
Ruri nurul jannah 2.2
Ruri nurul jannah 2.2Ruri nurul jannah 2.2
Ruri nurul jannah 2.2Ruri1139
 
Gambaran umum perekonomian indonesia erlina risnandari 11140131
Gambaran umum perekonomian indonesia erlina risnandari 11140131Gambaran umum perekonomian indonesia erlina risnandari 11140131
Gambaran umum perekonomian indonesia erlina risnandari 11140131erlina risnandari
 
1. gambaran umum perekonomian indonesia 5 v abdul hadi (11140742)
1. gambaran umum perekonomian indonesia 5 v abdul hadi (11140742)1. gambaran umum perekonomian indonesia 5 v abdul hadi (11140742)
1. gambaran umum perekonomian indonesia 5 v abdul hadi (11140742)abdul hadi
 
Gambaran umum ekonomi indonesia
Gambaran umum ekonomi indonesiaGambaran umum ekonomi indonesia
Gambaran umum ekonomi indonesiarosita puspa
 
Gambaran umum perekonomian indonesia
Gambaran umum perekonomian indonesiaGambaran umum perekonomian indonesia
Gambaran umum perekonomian indonesiaSuhanda Handa
 
Gambaran umum perekonomian indonesia
Gambaran umum perekonomian indonesiaGambaran umum perekonomian indonesia
Gambaran umum perekonomian indonesiaifa_talita
 
Ruang Lingkup Perekonomian Indonesia
Ruang Lingkup Perekonomian IndonesiaRuang Lingkup Perekonomian Indonesia
Ruang Lingkup Perekonomian IndonesiaNasyida Rokhmadiyah
 
Gambaran umum perekonomian indonesia
Gambaran umum perekonomian indonesiaGambaran umum perekonomian indonesia
Gambaran umum perekonomian indonesiamona munawaroh
 
gambaran umum perekonomian indonesia.ppt
gambaran umum perekonomian indonesia.pptgambaran umum perekonomian indonesia.ppt
gambaran umum perekonomian indonesia.pptAsgari S
 
Makalah perekonomian indonesia
Makalah perekonomian indonesiaMakalah perekonomian indonesia
Makalah perekonomian indonesiafirman sahari
 
Indikator kinerja papua(1)
Indikator kinerja   papua(1)Indikator kinerja   papua(1)
Indikator kinerja papua(1)Yustus Rona
 
PERTUMBUHAN EKONOMI DALAM KONSEP PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
PERTUMBUHAN EKONOMI DALAM KONSEP PEMBANGUNAN BERKELANJUTANPERTUMBUHAN EKONOMI DALAM KONSEP PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
PERTUMBUHAN EKONOMI DALAM KONSEP PEMBANGUNAN BERKELANJUTANDorii Listypeach
 

Viewers also liked (14)

Paradigma pembangunan perekonomian indonesia
Paradigma pembangunan perekonomian indonesiaParadigma pembangunan perekonomian indonesia
Paradigma pembangunan perekonomian indonesia
 
perekonomian indonesia
perekonomian indonesiaperekonomian indonesia
perekonomian indonesia
 
Ruri nurul jannah 2.2
Ruri nurul jannah 2.2Ruri nurul jannah 2.2
Ruri nurul jannah 2.2
 
Gambaran umum perekonomian indonesia erlina risnandari 11140131
Gambaran umum perekonomian indonesia erlina risnandari 11140131Gambaran umum perekonomian indonesia erlina risnandari 11140131
Gambaran umum perekonomian indonesia erlina risnandari 11140131
 
1. gambaran umum perekonomian indonesia 5 v abdul hadi (11140742)
1. gambaran umum perekonomian indonesia 5 v abdul hadi (11140742)1. gambaran umum perekonomian indonesia 5 v abdul hadi (11140742)
1. gambaran umum perekonomian indonesia 5 v abdul hadi (11140742)
 
Gambaran umum ekonomi indonesia
Gambaran umum ekonomi indonesiaGambaran umum ekonomi indonesia
Gambaran umum ekonomi indonesia
 
Gambaran umum perekonomian indonesia
Gambaran umum perekonomian indonesiaGambaran umum perekonomian indonesia
Gambaran umum perekonomian indonesia
 
Gambaran umum perekonomian indonesia
Gambaran umum perekonomian indonesiaGambaran umum perekonomian indonesia
Gambaran umum perekonomian indonesia
 
Ruang Lingkup Perekonomian Indonesia
Ruang Lingkup Perekonomian IndonesiaRuang Lingkup Perekonomian Indonesia
Ruang Lingkup Perekonomian Indonesia
 
Gambaran umum perekonomian indonesia
Gambaran umum perekonomian indonesiaGambaran umum perekonomian indonesia
Gambaran umum perekonomian indonesia
 
gambaran umum perekonomian indonesia.ppt
gambaran umum perekonomian indonesia.pptgambaran umum perekonomian indonesia.ppt
gambaran umum perekonomian indonesia.ppt
 
Makalah perekonomian indonesia
Makalah perekonomian indonesiaMakalah perekonomian indonesia
Makalah perekonomian indonesia
 
Indikator kinerja papua(1)
Indikator kinerja   papua(1)Indikator kinerja   papua(1)
Indikator kinerja papua(1)
 
PERTUMBUHAN EKONOMI DALAM KONSEP PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
PERTUMBUHAN EKONOMI DALAM KONSEP PEMBANGUNAN BERKELANJUTANPERTUMBUHAN EKONOMI DALAM KONSEP PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
PERTUMBUHAN EKONOMI DALAM KONSEP PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
 

Similar to Pergeseran paradigma dalam pembangunan

Pertumbuhan ekonomi indonesia tanpa makna
Pertumbuhan ekonomi indonesia tanpa maknaPertumbuhan ekonomi indonesia tanpa makna
Pertumbuhan ekonomi indonesia tanpa maknarahmat sabirin
 
133752138 makalah-ekonomi-pembangunan-3
133752138 makalah-ekonomi-pembangunan-3133752138 makalah-ekonomi-pembangunan-3
133752138 makalah-ekonomi-pembangunan-3Septian Muna Barakati
 
09 pemberdayaanmasyarakat
09 pemberdayaanmasyarakat09 pemberdayaanmasyarakat
09 pemberdayaanmasyarakatvedro agasi
 
09 pemberdayaanmasyarakat
09 pemberdayaanmasyarakat09 pemberdayaanmasyarakat
09 pemberdayaanmasyarakatnellyspd
 
Resume makro ekonomi (KULIAH)
Resume makro ekonomi (KULIAH)Resume makro ekonomi (KULIAH)
Resume makro ekonomi (KULIAH)Heiha Tambun
 
Pengantar ilmu ekonomi.pptx
Pengantar ilmu ekonomi.pptxPengantar ilmu ekonomi.pptx
Pengantar ilmu ekonomi.pptxAmaldoSiwi1
 
Pengantar ilmu ekonomi.pptx
Pengantar ilmu ekonomi.pptxPengantar ilmu ekonomi.pptx
Pengantar ilmu ekonomi.pptxAmaldoSiwi1
 
Pertemuan makro 1
Pertemuan makro 1Pertemuan makro 1
Pertemuan makro 1aanjbi
 
Aminullah assagaf em12 overview_microeconomics_12 juni 2021
Aminullah assagaf em12 overview_microeconomics_12 juni 2021Aminullah assagaf em12 overview_microeconomics_12 juni 2021
Aminullah assagaf em12 overview_microeconomics_12 juni 2021Aminullah Assagaf
 
Judul judul kti tentang ekonomi
Judul judul kti tentang ekonomiJudul judul kti tentang ekonomi
Judul judul kti tentang ekonomiYasirecin Yasir
 
ekonomi politik indonesia
ekonomi politik indonesiaekonomi politik indonesia
ekonomi politik indonesiaCucu Sya'diah
 

Similar to Pergeseran paradigma dalam pembangunan (20)

Pertumbuhan ekonomi indonesia tanpa makna
Pertumbuhan ekonomi indonesia tanpa maknaPertumbuhan ekonomi indonesia tanpa makna
Pertumbuhan ekonomi indonesia tanpa makna
 
133752138 makalah-ekonomi-pembangunan-3
133752138 makalah-ekonomi-pembangunan-3133752138 makalah-ekonomi-pembangunan-3
133752138 makalah-ekonomi-pembangunan-3
 
09 pemberdayaanmasyarakat
09 pemberdayaanmasyarakat09 pemberdayaanmasyarakat
09 pemberdayaanmasyarakat
 
09 pemberdayaanmasyarakat
09 pemberdayaanmasyarakat09 pemberdayaanmasyarakat
09 pemberdayaanmasyarakat
 
09 pemberdayaanmasyarakat
09 pemberdayaanmasyarakat09 pemberdayaanmasyarakat
09 pemberdayaanmasyarakat
 
Resume makro ekonomi (KULIAH)
Resume makro ekonomi (KULIAH)Resume makro ekonomi (KULIAH)
Resume makro ekonomi (KULIAH)
 
Pengantar ilmu ekonomi.pptx
Pengantar ilmu ekonomi.pptxPengantar ilmu ekonomi.pptx
Pengantar ilmu ekonomi.pptx
 
Pengantar ilmu ekonomi.pptx
Pengantar ilmu ekonomi.pptxPengantar ilmu ekonomi.pptx
Pengantar ilmu ekonomi.pptx
 
Ekonomi pembangunan
Ekonomi pembangunanEkonomi pembangunan
Ekonomi pembangunan
 
Pertumbuhan ekonomi
Pertumbuhan ekonomiPertumbuhan ekonomi
Pertumbuhan ekonomi
 
Neo klasik
Neo klasikNeo klasik
Neo klasik
 
Pasar Modal
Pasar ModalPasar Modal
Pasar Modal
 
Pertemuan makro 1
Pertemuan makro 1Pertemuan makro 1
Pertemuan makro 1
 
Modul pengantar makro
Modul pengantar makroModul pengantar makro
Modul pengantar makro
 
Aminullah assagaf em12 overview_microeconomics_12 juni 2021
Aminullah assagaf em12 overview_microeconomics_12 juni 2021Aminullah assagaf em12 overview_microeconomics_12 juni 2021
Aminullah assagaf em12 overview_microeconomics_12 juni 2021
 
Teori pembangunan
Teori pembangunanTeori pembangunan
Teori pembangunan
 
Judul judul kti tentang ekonomi
Judul judul kti tentang ekonomiJudul judul kti tentang ekonomi
Judul judul kti tentang ekonomi
 
Administrasi Pembangunan
Administrasi PembangunanAdministrasi Pembangunan
Administrasi Pembangunan
 
ekonomi politik indonesia
ekonomi politik indonesiaekonomi politik indonesia
ekonomi politik indonesia
 
BMP ESPA4229
BMP ESPA4229BMP ESPA4229
BMP ESPA4229
 

Recently uploaded

Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.aechacha366
 
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxKeberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxLeniMawarti1
 
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdfWahyudinST
 
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdfBuku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdfWahyudinST
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmeunikekambe10
 
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfPanduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfandriasyulianto57
 
PPT kecerdasan emosi dan pengendalian diri.pptx
PPT kecerdasan emosi dan pengendalian diri.pptxPPT kecerdasan emosi dan pengendalian diri.pptx
PPT kecerdasan emosi dan pengendalian diri.pptxINyomanAgusSeputraSP
 
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptxKonflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptxintansidauruk2
 
RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY SKILL",
RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY  SKILL",RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY  SKILL",
RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY SKILL",Kanaidi ken
 
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptPertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptNabilahKhairunnisa6
 
P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.ppt
P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.pptP_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.ppt
P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.pptAfifFikri11
 
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptxSBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptxFardanassegaf
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8 Fase D
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8 Fase DModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8 Fase D
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8 Fase DAbdiera
 
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuCatatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuHANHAN164733
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaMateri Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaSABDA
 
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfMA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfcicovendra
 
PPT-Sistem-Pencernaan-Manusia-Kelas-8-K13.pptx
PPT-Sistem-Pencernaan-Manusia-Kelas-8-K13.pptxPPT-Sistem-Pencernaan-Manusia-Kelas-8-K13.pptx
PPT-Sistem-Pencernaan-Manusia-Kelas-8-K13.pptxdanangpamungkas11
 

Recently uploaded (20)

Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
 
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxKeberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
 
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
 
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdfBuku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
 
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfPanduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
 
PPT kecerdasan emosi dan pengendalian diri.pptx
PPT kecerdasan emosi dan pengendalian diri.pptxPPT kecerdasan emosi dan pengendalian diri.pptx
PPT kecerdasan emosi dan pengendalian diri.pptx
 
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptxKonflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
 
RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY SKILL",
RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY  SKILL",RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY  SKILL",
RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY SKILL",
 
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptPertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
 
P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.ppt
P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.pptP_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.ppt
P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.ppt
 
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptxSBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8 Fase D
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8 Fase DModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8 Fase D
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8 Fase D
 
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuCatatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaMateri Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
 
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfMA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
 
PPT-Sistem-Pencernaan-Manusia-Kelas-8-K13.pptx
PPT-Sistem-Pencernaan-Manusia-Kelas-8-K13.pptxPPT-Sistem-Pencernaan-Manusia-Kelas-8-K13.pptx
PPT-Sistem-Pencernaan-Manusia-Kelas-8-K13.pptx
 

Pergeseran paradigma dalam pembangunan

  • 1. Pergeseran Paradigma dalam Pembangunan Tujuan Pembangunan Pada mulanya upaya pembangunan NSB diidentikan dengan upaya meningkatkan pendapatan per kapita atau populer disebut strategi pertumbuhan ekonomi. Dengan ditingkatkannya perndapatan per kapita, diharapkan masalah-masalah seperti pengangguran, kemiskinan, dan ketimpangan distribusi pendapatan yang dihadapi NSB dapat terpecahkan, misalkan melalui apa yang dikenal dengan “dampak merembes ke bawah” ( trickle down effect ). Indikator berhasil atau tidaknya pembangunan semata-mata dilihat dari meningkatnya pendapatan nasional (GNP) per kapita riil, dalam asti tingkat pertumbuhan pendapatan nasional dalam harga konstan harus lebih tinggi dibandingkan tingkat pertumbuhan ekonomi. Dimensi tujuan pembangunan menjelaskan bagaimana urutan tahapan evolusi perngukuran ekonomi pembangunan, dari awal kemunculan teori ekonomi pembangunan yang mengukur terjadinya pembangunan dilihat dari tingkat output, mengatasi kemiskinan dalam paradigma entitlement dan kapabilitas, kebebasan, hingga pembangunan berkelanjutan. Pada awal dasawarsa 1960-an, banyak NSB mulai menyadari bahwa “pertumbuhan” (growth ) tidak identik dengan “pembangunan” (development). Ini pula agaknya memperkuat keyakinan bahwa pertumbuhan ekonomi merupakan syarat yang diperlukan, tetapi tidak mencukupi bagi proses pembangunan (Esmara, 1986: 12; Meier, 1989: 7). Pertumbuhan ekonomi hanya mencatat peningkatan produksi barang dan jasa secara nasional, sedangkan pembangunan berdimensi lebih luas dari sekedar peningkatan pertumbuhan ekonomi. Selama dasawarsa 1970-an, redefinisi pembangunan ekonomi diwujudkan dalam upaya meniadakan, setidaknya mengurangi kemiskinan, pengangguran, dan ketimpangan. Kebebasan terlibat penting falam proses pembangunan. Kebebasan mempengaruhi peran dan kemampuan individu sebagai agen penting pembangunan, sama layaknya seperti pengetahuan. Sen mengatakan bahwa seseorang untuk mencapai kapabilitas aktualnya dipengaruhi o;eh kesempatan ekonomi, kebebasan berpolitik, fasilitias sosial, kesehatan, pendidikan dasar, dan dorongan untuk berinisiatif. Pembangunan berpusat pada kebebasan individu mempunyai berapa keuntungan dibandingkan pandangan konvensional. Pertama, memberikan penilaian yang lebih dalam sebagai dasar evaluasi pembangunan. Kedua, kebebasan dapat mendorong terciptanya kebebasan bagi lainnya. Ketiga, studi mengenasi kebebasan dapat membantu kita membedakan peran pemerintah antara “intervensi” pemerintah yang bersifat represif dengan “peran penyokong dalam kebebasan”. Terakhir, kebebasan sebagai tujuan pembangunan memberikan gambaran bagaimana peran konstruktif ytiap individu sebagai agen pembangunan. Teori Pertumbuhan Makroekonomi Teori pertumbuhan makroekonomi dimulai dari teori pertumbuhan linier. Teori pada masa itu meihat pertumbuhan ekonomi terbatas karena adanya sidat kelangkaan pada SDA dan
  • 2. kemiskinan para pekerja. Kemakmuran negara diperoleh dari kemampuannya untuk menggunakan SDA dan SDM untuk menghasilkan tingkat produksi yang lebih baik dengan menekankan adanya spesialisasi individu dan pembagian kerja. Pasca teori pertumbuhan linier, banyak teori menekankan adanya perubahan struktural. Lewis melalui Teori Model Surplus Tenaga Kerja membagi ekonomi ke dalam dua kategori, yaitu sektor yang subsisten dan kapitalis. Sektor subsisten adalah sector pertanian di mana produksi pangan dikonsumsi dengan sebagian besar oleh petani itu sendiri. Sektor kapitalis adalah sektor- sektor modern yang umumnya ditopang sektor-sektor industri. Inti model ini adalah bagaimana proses pembangunan dimulai ketika terjadi migrasi tenaga kerja dari sektor subtensi yang surplus, menuju sektor-sektor modern. Aliran dependensia pertama kali dicuatkan secara mendetail oleh Andre Gunder Frank pada tahun 1967. Dia mengemukakan bahwa negara-negara dapat dibagi menjadi dua golongan: negara-negara pusat pembangunan ( negara maju ) dan negara-negara satelit (NSB). Kesimpulan teori ini adalah negara-negara miskin dapat berkembang hanya dengan memutus hubungan ekonomi dari negara-negara barat (Lynn, 2003 ). Teori neoklasik mencuatkan dua model yang terkenal, yaitu teori pertumbuhan Harrod-Domar dan Solow. Analisis Harrod-Domar mengidentifikasi investasi dan pembangunan mengambil peran penting dalams ebuah ekonomi untuk mencapai pertumbuhan yang kokoh melalui MPS dan ICOR. Analisis Robert Solow mengatakan bahwa pertumbuhan merupakan fungsi tenaga kerja dan modal. Ekonomi tumbuh hingga mencapai keadaan stabil di mana pendapatan tinggi dicapai. Setelah steady state, tingkat pertumbuhan yang lebih tinggi dapat dicapai melalui pengembangan teknologi. Dari Akumulasi Modal Hingga Modal Manusia Generasi pertama ekonom pembangunan lebih menekankan kepada pengakumulasian modal fisik seperti yang terceminkan dalam teori pertumbuhan Solow pada tahun 1967. Selanjutnya pada generasi kedua, teori pembangunan banyak menekankan pada akumulasi modal SDM dengan menciptakan agen-agen pembangunan yang lebih produkti melalui pengetahuan, kesehatan dan nutrisi yang lebih baik dan peningkatan keterampilan ( Meier & Stiglitz, 2001). Paul Romer menyatakan bahwa “ide” merupakan barang ekonomi yang jauh lebih penting daripada tujuan yang dititikberatkan dalam banyak model ekonomi. Ide memungkinkan terjadinya pertumbuhan ekonomi secara terus menerus dalam dunia yang penuh dengan keterbatasan fisik. Perilaku ekonomi memang tidak dapat menjelaskan modal sosial secara spesifik. Akan tetapi, pengamatan modal seosial dapat dilihat melalui aspek-aspek kebudayaan dan kelembagaan.
  • 3. Negara dan Pasar Generasi pertama pembangunan menekankan perlunya aksi pembangunan berupa koreksi dan upaya-upaya koordinasi alokasi SDA yang terpusat oleh pemerintah. Penyebabnya adalah pada saat itu kegagalan pasar dianggap sebagai sumber ketertinggalan ( Meier& Stigltiz, 2001). Pemerintah di NSB dituntut untuk mempromosikan beberapa hal yaitu akumulasi modal, memanfaatkan kelebihan tenaga kerja, liberalisasi industri, relaksasi hambatan pada dasar valas melalui subtitusi impor dan koordinasi alokasi SDA melalui perencanaan. Intervensi pemerintah selanjutnya ternyata dianggap menimbulkan kegagaln nonpasar. Masalah yang dihadapi oleh NSB dianggap bukan karena lingkaran setan kemiskinan, tetapi kurang tepatnya kebijakan pemerintah yang terlalu menitikberatkan pada perencanaan pembangunan yang terpusat oleh pemerintah menimbulkan efek yang menyimpang. Selanjutnya pada era 1980-an dan 1990-an muncul apa yang disebut sebagai “kegagalan pasar baru” ( new market failures). Kegagalan pasar baru merupakan tambahan kegagalan sebelumnya akibat kebijakan publik dan eksternalitas yang ditimbulkan oleh pemerintah yaitu: informasi yang tidak sempurna dan berbiaya tinggi, pasar tidak sempurna, adanya biaya transaksi, dan tidak adanya pasar berjangka ( Stiglitz, 1999 ). Pengalaman di sejumlah negara maju ataupun berkembang, termasuk Indonesia menunjukkan bahwa campur tangan pemerintah dalam ekonomi juga bisa menimbulkan “kegagaln pmerintah”. Kadang dampak “kegagalan pasar” menimbulkan distorsi ekonomi baru ( Wie, 2009 ). Intervensi Pemerintah Peran pemerintah berikutnya akan lebih ke bagaimana menindak lanjuti kegagalan pasar baru, menekankan perlunya “peningkatan daya pasar” dalam melihat peran kebijakan pemerintah dalam memfalitisai atau melengkapi keberadaan sektor swasta. Reformasi Kebijakan Dugaan awal permasalahan NSB yang mengalami kegagalan pasar adalah lingkaran setan kemiskinan. Proses lingkatan setan kemiskinan dimulai dari rendahnya produktivitas yang hanya akan menghasilkan pendapatan rendah yang selanjutnya berakibat pada rendahnya tabungan. Rendahnya tingkat tabungan kemudian akan mendorong terjadinya rendahnya tingkat investasim terutama pada teknolodi yang produktif. Tanpa investasi dan perkembangan teknologi yang signifikan, produktivitas dan pendapatan akan tetap rendah ( Lynn, 2003 ). Peran pemerintah ternyata menghasilkan distorsi baru. Disimpulkan pada masa itu bahwa kemiskinan tetap ada karena buruknya kebijakan yang diambil oleh pemerintah. Ekonomi pembangunan pun berpusat pada bagaimana mengurangi peran pemerintah guna mengurangi distorsi pasar akibat intervensi dan bagaimana mengoptimalkan peran pasar. Tujuannya satu; mendapatkan harga pasar yang tepat ( get prices right).
  • 4. Era 1990-an adalah era yang mempromosikan reformasi kebijakan. Untuk menciptakan sistem harga yang baik, diperlukan ussaha mendapatkan harga yang tepat (get prices right). Sementara itu, untuk mendapatkan kebijakan yang tepat (get policies right), diperlukan stabilisasi, deregulasi, dan privatisasi yang menjadi prasyarat pinjaman dari IMF dan Bnak DUnia. Dengan mengombinasikan get policies right dengan get prices right, maka didapatkanlah kebijakan yang mengusahakan kesinambungan keduanya ( get all policies right ). Kelembagaan sangat berpengaruh dalam mengatasi masalah dualism dan menciptakan mekanisme harga pasar yang baik. Diperlukan kelembagaan yang baik ( get institutions right) sebagai fokus reformasi kebijakan berikutnya. Struktur insentif pada sebuah masyarakat adalah struktur kelembagaan masyarakat itu sendiri. Lebih lanjut menurut North (1990), kelembagaan itu mengenai rule of the game baik formal maupun informal yang merupakan batasan-batasan dalam membentuk interaksi manusia. Oleh karena itu, dia menyimpulkan bahwa perorma ekonomi ditentukan oleh karakteristik hukum, norma-norma dan pelaksanaannya. PARADIGMA PEMBANGUNAN DALAM ISLAM Sejarah Ekonomi Islam Tidak banyka yang tahu bahwa para pemikir islam telah banyak menyumbangkan oemikiran terhadap ilmu ekonomi justru ketika eropa berada dalam “abad kegelapan”, jauh sebelum kelahiran buku Adam Smith. Siddiqi ( 1992) telah mencoba mengidentifikasi sejarah pemikiran ekonomi Islam dalam tiga tahap. Tahap pertama, yaitu empat setengah abad setelah hijriah tradisi intelektual muslin ditandai dengna munculnuya pelopor hukum islam (fuqaha), yang diikuti oleh para sufi dan filsafat Islam. Tahap kedua, merupakan fase perkembangan pemikiran ekonomi islam. Tahap ketiga adalah menurunnya pemikiran independen, bahkan cenderung terjadi stagnasi pemikiran. Metodologi dan Definisi Kritik utama ekonomi Islam terhadap ilmu ekonom modern adalah kecenderungan bebas nilai dan amoral (Ahmad, 1981;1992).hal itu diakibatkan, pertama, karena ilmu ekonomi cenderung berbicara pada daratan positif yang memang objektivitas ilmu, namun amat sering dilanda krisis. Kedua, model dan masyarakat ekonomi yang dikembangkan selama abad terkahir berada dalam tradisi sekularisme barat. Ketiga, tradisi pemikiran neoklasik cenderung menempatkan falsafah individualism, naturalism, dan utilitarianisme sebagai dasar penyusunan teori dan modelnya. Dalam sistem ekonomi kapitalis, ilmu ekonomi adalah studi mengenasi manusia, terutama manusia sebagai homo economicus. Manusia ekonomi diasumsikan rasional dalam segala perilakunya. Namun rasional disini diartikan secara sempit, yaitu rasional yang egoistis karena dalam segala tindak tanduknya manusia dibimbing oleh kepentingan pribadi, baik memaksimalkan kepuasan maupun keuntungan.
  • 5. Konsep Islam mengenai rasionalitas tidak menyangkal bahwa kepentingan pribadi merupakan salah satu penentu perilaku manusia, namun kepentingan pribadi ini dekndalikan dengna mengaitkannya dengan tanggung jawab pribadi dan sosial, serta moralitas secara umum. Paradigma yang digunakan dalam ekonomi Islam adalah keadilan sosial dan ekonomi sebagai tujuan utama. Bagi seorang muslim, satu-satunya sumber nilai adalah Alquran dan sunnah Nabi. Konsekuensinya, apa pun nilai yang dibutuhkan dalam proses analisis ekonomi harus diturunkan dari kedua sumber nilai tersebut. Tugas ekonomi Islam lebih besar daripada ilmu ekonomi konvensional (Chapra, 1996:35-36). Tugas pertama ekonomi Islam adalah mempelajari perilaku actual individudan kelompok, perusahaan,pasar, dan pemerintah. Aspek inilah yang diupayakan oleh ilmu ekonomi konvensional untuk dilakukan, namun agaknya belum memuaskan karena adanya asumsi perilaku yang mementingkan diri sendiri. Tugas kedua adalah menunjukkan jenis perilaku yang dibutuhkan untuk merealisasikan tujuan. Ketiga, karena adanya perbedaan antara perilaku ideal dan aktualnya, ekonomi Islam harus menjelaskan mengapa para pelaku ekonomi tidak bertindak menurut jalan yang seharusnya. Keempat, karena tujuan utama pencarian ilmu adalah membantu peningkatan kesejahteraan manusia, ekonomi Islam harus menganjurkan cara bagaimana yang dapat membawa perilaku semua pemain di pasar yang mempengaruhi alokasi dan distribusi sumber daya sedekat mungkin dengan tingkat yang ideal. Positif Versus Normatif Ekonomi positif membahas mengenai realitas hubungan ekonomi ayai “what is.” Sementara itu, ekonomi normative membicarakan mengenai apa yang seharusnya dilakukan berdasarkan nilai tertentu, baik eskplisit maupun implicit atau dengan kata lain disebut “what ought to be.” Manusia dilukiskan dalam ayat-ayat mempunyai kecintaan yang amat kuat terhadap kekayaan. Brangkali benar pendapat Mannan (1993) bahwa aspek-aspek normative dan positi saling berkaitan erat dalam ekonomi Islam. Akibatnya, setiap usaha memisahkan antara keduanya akan berakibat menyesatkan. Dengan kata lain, perbedaan antara ekonomi positi dan normati kurang relevan, baik dalam lingkaran teori maupun kebajikan. Pembangunan dalam Perspektif Islam Islam menempatkan manusia sebagai focus dalam pembangunan. Islam bersifat menyeluruh (kaffah), ibadah juga bersifat menyeluruh. Oleh karena itu, adar proses pembangunan dpat dipandang sebagai ibadah, pembangunan harus dilaksanakan berdasarkan perunjuk dari Tuhan YME. Dalam persperktif Islam, pembangunan dilaksanakan berdasarkan lima pondasi, yaitu:
  • 6. a. Tauheed Uhuliyyah, yaitu percaya pada Kemahatunggalan Tuhan an semua yang di alam semesta merupakan kepunyaan-Nya. b. Tauheed Rububiyyah, percaya bahwa tuhan sendirilah yang menentukan keberlanjutan dan hidup dari ciptaannya serta menuntun siapa saja yang percaya kepada-Nya kepada kesuksesan. c. Khilafah, peranan manusia sebagai wakil tuhan di bumi. d. Tazkiyyah an-nas, ini merujuk kepada pertumbuhan dan penyucian manusia sebagai parasyarat yang diperlukan sebelum manusia menjalankan tanggung jawab yang ditugaskan kepadanya. e. Al-falah, yaitu konsep keberhasilan dalam Islam bahwa keberhasilan apapun yang dicapai di kehidupan dunia akan mempengaruhi keberhasilan di akhirat seperti keberhasilan yang dicapai semasa hidup di dunia tidak menyalahi petunjuk dan bimbingan yang telah Tuhan tetapkan.