Lanjutan, bagaimana Aceh bisa menerapkan Syariat Islam saat ini, itu karena aceh langsung terhubung dengan Khilafah islam dulu, bagaimana organisasi-organisasi islam indonesia seperti sarikat islam pada masa penjajahan belanda terinspirasi dari islam, simak materi beikut ini. Silahkan download, dan jangan lupa si Share ilmu ini ya. Jzk.
7. Sejarah Masuknya Islam di
Indonesia
Teori Gujarat, menjadikan India sebagai
pusat dakwah Islam ke Nusantara pada
abad ke-13 M.;
Teori Makkah, menjadikan Arabia sebagai
pusat dakwah Islam ke Nusantara pada
abad ke-7 M.;
Teori Persia, menjadikan Iran sebagai
pusat dakwah Islam ke Nusantara pada
abad ke-13 M.;
8. Hubungan dengan Pusat Islam
Pada Abad ke-7 M., Raja Ta Cheh (Arab)
mengirim utusan ke Ratu Sima di Djawa
Dwipa;
Pada 654-655 M. Khalifah Mu’awiyah
membangun armada laut, berkekuatan
5.000 kapal, di antaranya untuk
melindungi perniagaan lautnya;
Pada 674 M., Penguasa Jazirah Arabia itu
mengirim dutanya ke Kerajaan Kalingga;
9. Hubungan dengan Pusat Islam
Pada 100 H/718 M, Raja Sriwijaya Jambi bernama
Srindravarman mengirim surat kepada Khalifah
‘Umar bin ‘Abdul ‘Aziz dari Khilafah Umayah
untuk belajar Islam.
10. Hubungan dengan Pusat Islam
Pada 808 H/1404 M,
Sultan Muhammad
Khan I Jalabi (Mehmet
Han Celebi) mengutus
para duta dakwah ke
Nusantara (Indonesia)
yang dikenal dengan
walisongo.
11. Wali Songo
Sultan Muhammad I Jalabi mengutus
para da’i ke Indonesia, yaitu Maulana
Malik Ibrahim (Turki), Maulana Ishaq
(Samarqand), Maulana Ahmad Jumadil
Kubra (Mesir), Maulana Muhammad al-
Maghribi (Maroko), Maulana Malik Israil
(Turki), Maulana Hasanuddin (Palestina),
Maulana Aliyuddin (Palestina), Syekh
Subakir (Persia).
Pada 1349-1406, Maulana Malik Ibrahim
& Maulana Ishaq datang ke Jawa diantar
Zainal Abidin Bahiyan Syah, penguasa
Samudera Pasai.
Pada 1421-1436, datang Sayyid Ali
Rahmatullah putra Syaikh Ibrahim dari
Putri Raja Campa-Kamboja (Sunan
Ampel), Sayyid Ja'far Shadiq (Sunan
Kudus) dari Palestina & Syarif
Hidayatullah (Palestina), cucu Raja
Padjajaran (Sunan Gunung Jati)
mengganti da'i yang wafat.
Pada 1463, banyak da'i dari Jawa, yaitu
Rd. Paku (Sunan Giri), putra Maulana
Ishaq & Dewi Sekardadu, putri
Blambangan; Rd. Said (Sunan Kalijaga),
putra Bupati Tuban; Rd. Makdum
Ibrahim (Sunan Bonang); Rd. Qasim II
(Sunan Drajat), putra Sunan Ampel &
Dewi Condrowati, putri Majapahit.
12. Masa Kegemilangan Kesultanan
Islam di Nusantara
Kesultanan Islam di Nusantara menjadi bagian
integral Dunia Islam di bawah payung
keKhilafahan Islam;
Para Sultan di Nusantara dikukuhkan sebagai
penguasa oleh amir Hijaz atas restu Khalifah
Utsmani;
Para Sultan mendapatkan perlindungan politik
dan militer dari Khalifah Utsmani;
Para Sultan melaksanakan Syari’at Islam dalam
menjalankan pemerintahan dan kekuasaannya.
dll.
13. Kesultanan Banten termasuk Dar al-Islam dibawah
kepemimpinan Khalifah Utsmani di Istanbul. Sultan Ageng
Tirtayasa mendapat gelar "Sultan" dari Syarif Makkah.
Pada akhir abad 20, Konsul Turki di Batavia membagi-
bagikan Al-Qur’an a.n. Sultan Turki.
Sultan Turki juga memberikan beasiswa kepada 4 orang
anak keturunan Arab di Batavia untuk sekolah di Turki.
Pada 1048 H/1638 M, Abdul Qadir dari Kesultanan Banten
dianugerahi gelar ”Sultan Abulmafakir Mahmud Abdul
Kadir” oleh Syarif Zaid;
Hubungan dengan Khilafah
14. Hubungan dengan Khilafah
Pada 1563 dan Jumadil
Akhir 973 H./7 Januari
1566, Sultan Alauddin
Syah dari Aceh mengirim
utusan ke Istanbul untuk
meminta bantuan melawan
Portugis.
Khalifah Utsmani mengirim
19 kapal perang dan
sejumlah kapal lainnya
pengangkut persenjataan
dan persediaan.
Perlindungan perjalanan
ibadah haji oleh Armada
Laut Khilafah Utsmani bagi
jama’ah haji Indonesia.
15. Hubungan dengan Khilafah
Pada 1051 H/1641 M, Pangeran Rangsang dari
Kesultanan Mataram digelari ”Sultan Abdullah
Muhammad Maulana Matarami” dari Syarif
Makkah;
16. Hubungan dengan Khilafah
Khalifah Utsmani mencetak tafsir Al-
Qur’an berbahasa Melayu karya Abdur
Rauf as-Sinkili di Istanbul dengan
mencantumkan "dicetak oleh Sultan Turki,
raja seluruh orang Islam".
Khalifah Utsmani menyuarakan jam’iyah
Islamiyah dengan seruan jihad al-akbar
pada PD I untuk membebaskan negeri-
negeri Islam dari imperialisme &
kolonialisme, di antaranya membebaskan
Nusantara (Malayu & Jawi) dari
penjajahan Inggris & Belanda.
19. The Traitor of Islam
Namanya Mustafa Effendi, dipanggil
“Kemal” (Kamal: menyeluruh) oleh para
Jenderal Utsmani karena kejeniusannya
dalam akademi militer dan saat dinas
ketentaraan;
Mendapatkan pangkat “Agha” (perwira
militer) dan “Pasha” (gelar kehormatan
bangsawan) dari Sultan Utsmani;
Digelari ”al-Ghazi” (jagoan tempur) dan
“Yildirim/Yildriz” (halilintar) seperti
Sultan Bayazid I karena kecepatannya
dalam strategi dan operasi militer;
Digelari “At-Taturk” alias “Bapak Turki”
karena dianggap berhasil membangun
Turki Modern pasca kekalahan Khilafah
Utsmaniyah pada Perang Dunia I;
Pernah diminta oleh Jama’ah al-Khilafah
dari Asia Selatan untuk diba’iat sebagai
khalifah (amir al-mukminin);
Ternyata, dia adalah seorang Yahudi
Dunamah, Penghancur Khilafah Islam.
20. The Traitor of Moslem
Syarif Husain bin Ali (1856-1931),
Gubernur Makkah yang diangkat pada
1908 oleh Sultan Utsmani. Dia pun
diakui sebagai Raja Hijaz pada 1916-
1924 oleh Kerajaan Inggris;
Pada Juni 1916, bersama Pangeran
Faysal & Pangeran Abdullah, dia
memberontak terhadap Khilafah
Utsmani dan mendeklarasikan dirinya
sebagai Raja bagi seluruh bangsa Arab
di Jazirah Arabia;
Pada 5 Maret 1924, Syarif Husain
mendakwakan diri sebagai khalifah dan
berkuasa atas wilayah Arab yang
pernah dikuasai oleh Khilafah Utsmani.
Namun, pada tahun itu juga, Abdul
Aziz bin Saud dengan Pasukan
Wahabbi yang didukung Inggris
menyerang dan mengalahkannya
sehingga dia melarikan diri ke Cyprus.
21. The Next Caliph?
Raja Fuad I, Dinasti Muhammad Ali Pasha;
Kaisar Hiro Hito dari Jepang;
Raja Faisal bin Abdul Aziz al-Saud.
22. Reaksi Terhadap Runtuhnya Khilafah
HOS Cokroaminoto (SI): Khilafah adalah
hak bersama muslimin bukan dominasi
bangsa tertentu, karenanya, bila umat
tidak memiliki khilafah, seperti badan
tidak berkepala.
Suryopranoto (SI), KH. Fachruddin
(Muhammadiyah) dan KH. A. Wahab H.
(Pendiri NU) menjadi utusan Indonesia
dalam Kongres Dunia Islam yang
membahas keruntuhan Khilafah.
13-19 Mei 1926 Kongres Dunia Islam di
Kairo membahas upaya mewujudkan
kembali Khilafah; H. Abdullah Ahmad
dan H. Rosul (tokoh Sumatera) mewakili
Indonesia.
1 Juni 1926: Kongres Khilafah di
Makkah; HOS Cokroaminoto (SI) dan
KH. Mas Mansur (Muhammadiyah)
mewakili Indonesia.
Tahun 1927: Kongres Khilafah di
Makkah, H. Agus Salim mewakili
Indonesia.
23. The Last Ottoman
Pangeran terakhir Dinasti Utsmani, Osman
Ertugrul Effendi lahir pada 1912;
Cucu Sultan Abdul Hamid II ini akan menjadi
”Sultan Utsman IV” atau ”Sultan Ertugrul I” jika
Turki tetap merupakan kesultanan;
Sejak 3 Maret 1924, Osman diasingkan dari
Turki dengan semua keluarga Utsmani. Selama
60 tahun, Osman hidup di AS;
Pada 1992, Osman baru diizinkan mengunjungi
Turki di bawah amnesti PM Necmettin Erbakan;
Pada 2004, Osman diberi kewarganegaraan
Turki oleh PM Recep Tayyip Erdogan;
Pada 2006, Osman bertemu dengan PM Recep
Tayyip Erdogan di New York. Osman diberi
paspor Turki yang mengakhiri penderitaannya
di pengasingan;
Pada 25 September 2009, The Last Ottoman ini
wafat di Istanbul. Osman dimakamkan di Distrik
Cemberlitas setelah mendapat izin dari Dewan
Menteri dan Parlemen Turki.
24. Peran Pemuda & Pahlawan Muslim
dalam Revolusi Kemerdekaan
Perang Sabil di Serambi Makkah;
Perang Paderi di Ranah Minang;
Perang Diponegoro di Jawa Dwipa;
Perang Pattimura di Jazirah al-Mulk;
Perang 10 November 1945;
dll.
25. Peran Muslim dalam Merumuskan
Kemerdekaan Indonesia
Berdirinya Sjarikat Dagang Islam;
Kongres Jong Islamieten Bond;
National Congres Sjarikat Islam I;
Lasjkar Santri PETA;
Djakarta Charter Teks Proklamasi;
dll.
26. Fakta Sejarah Indonesia yang
Tersembunyi & Disembunyikan
Proklamasi Kemerdekaan?
Hari Kebangkitan Nasional?
Hari Pendidikan Nasional?
Siapakah Kapitan Pattimura?
Siapakah Si Singamangaraja XII?
dll.
27. Konspirasi AntiIslam
Tokoh-tokoh Islam berhasil
menetapkan pemerintah wajib
menjalankan syariat Islam bagi
umatnya dalam Piagam Djakarta.
Tokoh-tokoh Islam itu adalah KH.
Abikoesno Tjokrosujoso (PSII),
KH. Abdul Kahar Muzakir
(Muhammadiyah), H. Agus Salim
(Partai Penyadar), dan KH. A.
Wahid Hasyim (NU). Kemudian,
diproklamasikanlah kemerdekaan
Indonesia pada 17 Agustus 1945.
Namun, usianya ternyata hanya
sehari karena pada 18 Agustus
1945, tujuh kata, ”dengan
kewadjiban mendjalankan sjariat
Islam bagi pemeluk-pemeluknja”
dicoret dalam Piagam Djakarta.
28. Konspirasi AntiIslam
Selama Orde Lama dan Orde Baru, Islam
dimarjinalkan.
Orde Reformasi makin sekuleristik
kapitalistik, bahkan pro liberal.
Pada saat yang sama, gairah menerapkan
Syari’ah Islam demikian besar.
Cengkeraman negara-negara asing
semakin besar dan kuat.
Menentang perjuangan penegakkan
syari’ah Islam merupakan suatu tindakan
ahistoris.
30. Wassalam….
Barang siapa yang menolong (agama)
Allah niscaya Allah akan
menolongnya dan meneguhkan
(kedudukan)nya di atas muka bumi…
Amiiin…. Allaahuma ya Rabbal
‘Alamiiin….