Dokumen ini membahas potensi wisata desa di Desa Lencoh, Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali. Desa ini memiliki potensi di sektor pertanian, peternakan, dan pariwisata yang dapat dikembangkan, namun menghadapi berbagai kendala seperti infrastruktur dan SDM yang perlu ditingkatkan."
5. Profil
Desa
pemerintahan
Visi
“Terwujudnya sistem pemerintahan yang efektif
sehingga mampu meningkatkan pelayanan dan
kesejahteraan masyarakat”
Misi
a. Penyelenggaraan pemerintahan yang efektif
dan efisien
b. Pengembangan kemampuan administrasi
pemerintah dan pembangunan.
c. Peningkatan pelayanan dan kesejahteraan
masyarakat.
d. Peningkatan pemberdayaan masyarakat
6. NARASUMBER :
Pak Wando (sebagai KAUR Desa)
2. Pak Bagio (sebagai Ketua TIC)
3. Pak Sokimin (sebagai Ketua RT 09/15,
Desa Tempusari)
4. Warga Dusun Tempusari, Desa Lencoh,
Kec.Selo, Kab.Boyolali
1.
9. 1. Aspek Ekologis
Gambaran umum
a. Desa Lencoh terletak
sekitar 20 km dari pusat
kota Boyolali. Desa ini
terletak di bawah Gunung
Merapi sebelah utara.
b. Luas desa ini 416,7 km²
sekitar 7,4% dari luas
keseluruhan Kecamatan
Selo.
c. Memiliki tingkat polusi
yang rendah.
10. * beriklim tropis dan mempunyai 2 musim hujan
dan kemarau yang silih berganti. Temperatur
Udara rata-rata antara 12°C - 15°C.
* Curah hujan tertinggi muncul pada bulan
November – April berkisar 200 – 350 mm
perbulan,
* Kondisi geografis:
Sebelah Utara:Kecamatan Ampel&Kabupaten
Magelang
Sebelah Selatan : Propinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta
Sebelah Barat : Kabupaten Magelang
Sebelah Timur :Kecamatan Cepogo & Kecamatan
Ampel
11. * Geomorfologinya
perbukitan bergelombang
berelief halus hingga kasar antara 400
hingga 1.600 meter diatas permukaan laut,
yang terbagi menjadi 2 satuan
geomorfologi, yaitu perbukitan berelief
halus-datar dan perbukitan berelief
sedang).
* Penggunaan lahan Desa ini untuk :
- perkampungan
- perkebunan
- hutan
- sawah dan tegalan
12. Keadaan Pascabencana
a) Erosi lahan;
b) Banjir lahar dingin;
c) Tanaman, bangunan,jalan rusak
d) Perubahan kontur tanah (dari gembur
menjadi berpasir)
•
13. 2. Aspek Sosiologis
a) Kesehatan
• Sarana untuk menunjang
kesehatan ibu dan bayi
dengan adanya Posyandu
• Kamar mandi dan jamban
bersama di setiap RT karena
beberapa warga ada yang
belum memiliki kamar
mandi
• Kandang ternak berada 1
bangunan dengan rumah
tinggal
• Banyak kotoran ternak
berserakan dimana-mana
14. b) Pendidikan
Mayoritas masyarakat desa ini hanya
mengenyam pendidikan sampai tingkat
SMA
Tidak banyak yang mengerti Bahasa
Indonesia
Pendidikan agama diberikan semenjak dini
Pendidikan informal diperhatikan dengan
adanya TPA dan kegiatan bersama
15. c) Lingkungan sosial
Cara berpikir masyarakatnya masih sangat
tradisional
Kepedulian terhadap masyarakat lain
sangat tinggi
Kesopanan sangat dijunjung tinggi
Sifat ramah-tamah masih sangat kental
16.
17.
18. Agama
Mayoritas penduduk memeluk agama islam. Dengan
adanya sarana pendukung seperti masjid dan mushola.
Agama non-islam hanya sedikit sekali.
Masih adapula penduduk yang berpegang pada tradisi
“KEJAWEN”.
Kepercayaan
tradisi kejawen
kepercayaan
contohnya :
masyrkt percya bahwa Merapi dijaga
oleh “Mbah Petruk”
19. •
Kesenian
Masyarakat banyak yang tertarik pada
kesenian tari seperti tari soreng, tari topeng (tari
buto), tari jaranan dan tarian lainnya, yang biasanya
disuguhkan dalam berbagai acara / ritual / tradisi /
pesta.
Sarana untuk kesenian lainnya ditunjang pula
dengan adanya gedung bioskop yaitu New Selo
Theatre yang terletak di Joglo 1, dengan 12 sanggar
kesenian, 23 anggota budayawan, dan 466 seniman.
20. Adat istiadat
Masyarakat melakukan beberapa tradisi
yang dilakukan sejak nenek moyang seperti :
sedekah gunung pada malam 1 syuro,
bersih desa saat memperingati muludan,
pidakan saat ada kematian,
rejepan semacam bersih desa tetapi lebih
terpusat pada 1 tempat,
syawalan seperti ba’da kupatan ,
sadranan /ruwahan yang dilakukan
sebelum puasa ramadhan ( ziarah makam)
21.
22.
23. 4. Aspek Ekonomi
a) Gambaran umum
• Sebagian besar masyarakat
bermata
pencaharian dari sektor
pertanian.
• Sektor peternakan hanya
sebagai
usaha sampingan.
• Sektor pariwisata sangat
berpotensi
untuk dikembangkan di desa
ini.
24. b) Kendala
•
Sektor pertanian
1. saluran irigasi yang terbatas
2. kurangnya pemahaman masyarakat tentang perubahan
kontur tanah akibat bencana Merapi
3. belum ditemukan bibit, pupuk, dan cara tanam yang tepat
4. hama dan penyakit tanaman
5. fluktuasi harga
6. Serangan Kera
•
Sektor peternakan
Untuk sapi perah, pemasaran susunya sangat sulit karena faktor
kualifikasi dari koperasi setempat
•
Sektor Pariwisata
1. Fasilitas air bersih yang belum memadai
2. Fasilitas penginapan yang kurang mendukung
3. Belum adanya kemauan masyarakat untuk mengembangkan
industri sektor pariwisata
4. Bahaya serangan kera
25. c) Potensi
Sektor pertanian, tanaman yang sangat cocok
dikembangkan adalah sayur-sayuran.
Sektor peternakan, sangat cocok
dikembangkan sapi perah dan sapi potong.
Sektor pariwisata, didukung oleh udara yang
bersih; pemandangan yang alami; masyarakat
yang welcome; kekayaan seni dan budaya.
26. d) Rekomendasi Kebijakan
1. Sektor pertanian
a. Diperlukan bibit dan pupuk yang sesuai dengan
perubahan kontur tanah akibat bencanamerapi
b. Diperlukan pestisida yang dapat membasmi
hama dan penyakit tanaman komoditas
c. Diperlukan tenaga penyuluh untuk
mengembangkan pertanian, akibat perubahan
kontur tanah
d. kebijakan harga untuk menghindari fluktuasi
harga.
27. 2. Sektor peternakan
Kebijakan yang mengatur kualifikasi tentang
hasil susu perahan (peternakan sapi perah)
3. Sektor pariwisata
a. pengembangan sumber daya manusia
untuk mendukung input pariwisata
b. peningkatan sarana (penyediaan) air bersih
c. peningkatan fasilitas sarana dan prasarana,
seperti: Bank (ATM), jalan, dan tempat
perbelanjaan.
d. Pengaturan tata ruang yang baik.