5. Sesuai dengan salah satu usulan dari delegasi belanda
Van Royen bahwa akan diadakan Konferensi Meja
Bundar di Den Haag Belanda dengan segera dan sesuai
juga dengan hasil perundingan Roem Royen itu bahwa
Indonesia akan mengikuti atau menghadiri Konferensi
Meja Bundar, maka diadakan Konferensi Meja Bundar
di Den Haag Belanda pada tanggal 23 Agustus 1949.
Selain itu juga Indonesia ingin segera menuntaskan
persoalan dengan Belanda mengenai kedudukan
Indonesia sendiri. Juga karena desakan dari UNCI
untuk segera melakukan perundingan demi
tercapainya kesepakatan damai di kedua belak pihak.
6.
7. Kegiatan KMB dilaksanakan di Den Haag, Belanda tanggal 23 Agustus
sampai 2 November 1949. Dalam KMB tersebut dihadiri delegasi
Indonesia, BFO, Belanda, dan perwakilan UNCI. Berikut ini para
delegasi yang hadir dalam KMB :
Indonesia terdiri dari Drs. Moh. Hatta, Mr. Moh. Roem, Prof.Dr. Mr.
Soepomo.
BFO dipimpin Sultan Hamid II dari Pontianak.
Belanda diwakili Mr. van Maarseveen.
UNCI diwakili oleh Chritchley.
8. Tiga delegasi yang berunding, Belanda, Republik Indonesia, golongan
Federal yang dihimpun dalam Bijzonder Federaal Overleg (BFO).
Untuk memantapkan langkah RI dalam menghadapi Belanda di KMB
pada tanggal 19 Juli 1949 RI mengadakan pendekatan dan koordinasi
dengan BFO. Dan RI dan BFO sepakat untuk bekerjasama dalam KMB.
Beberapa Komisi dibentuk: Komisi Politik, di
sana Hatta dominan; Ekonomi, di sana Dr
Sumitro Djojohadikusumo menyangkal
kebenaran angka-angka utang yang diajukan
Belanda; Komisi Pertahanan, di mana Republik
diwakili oleh Dr J Leimena dan Kolonel TB
Simatupang; serta Komisi Kebudayaan, di mana
Mr Ali Sastroamijoyo berperan.
9. NO TANGGAL PERISTIWA
1. 19 Juli 1949 RI mengadakan pendekatan dan
koordinasi dengan BFO
2. 23 Agustus-2 November 1949 KMB dilaksanakan di Den Haag,
Belanda
3. 27 Desember 1949 upacara pengakuan kedaulatan
4. 30 Desember 1949 Paling lambat Pengakuan kedaulatan
10. Pengakuan kedaulatan dilakukan selambat-lambatnya tanggal 30 Desember 1949.
Belanda mengakui RIS sebagai negara yang merdeka dan berdaulat.
Masalah Irian Barat akan diadakan perundingan lagi dalam waktu 1 tahun setelah
pengakuan kedaulatan RIS.
Antara RIS dan Kerajaan Belanda akan diadakan hubungan Uni Indonesia
Belanda yang dikepalai Raja Belanda.
Kapal-kapal perang Belanda akan ditarik dari Indonesia dengan catatan beberapa
korvet akan diserahkan kepada RIS.
Tentara Kerajaan Belanda selekas mungkin ditarik mundur, sedang Tentara Kerajaan
Hindia Belanda (KNIL) akan dibubarkan dengan catatan bahwa para anggotanya
yang diperlukan akan dimasukkan dalam kesatuan TNI.
11. Sesuai hasil KMB, pada tanggal 27 Desember 1949 diadakan upacara
pengakuan kedaulatan dari Pemerintah Belanda kepada Pemerintah
RIS. Upacara pengakuan kedaulatan dilakukan di dua tempat, yaitu
Den Haag dan Yogyakarta secara bersamaan
Dalam acara penandatanganan pengakuan kedaulatan di Den Haag,
Ratu Yuliana bertindak sebagai wakil Negeri Belanda dan Drs. Moh.
Hatta sebagai wakil Indonesia. Sedangkan dalam upacara pengakuan
kedaulatan yang dilakukan di Yogyakarta, pihak Belanda diwakili
oleh Mr. Lovink (wakil tertinggi pemerintah Belanda) dan pihak
Indonesia diwakili Sri Sultan Hamengkubuwono IX.
Dengan pengakuan kedaulatan itu berakhirlah kekuasaan Belanda atas Indonesia
dan berdirilah Negara Republik Indonesia Serikat. Sehari setelah pengakuan
kedaulatan, ibu kota negara pindah dari Yogyakarta ke Jakarta. Kemudian
dilangsungkan upacara penurunan bendera Belanda dan dilanjutkan dengan
pengibaran bendera Indonesia.
12. POSITIF NEGATIF
Belanda mengakui kemerdekaan
Indonesia.
Bentuk negara serikat tidak sesuai
dengan cita-cita Kemerdekaan
Irian Barat belum bisa diserahkan
kepada Republik Indonesia Serikat.
Konflik dengan Belanda dapat
diakhiri dan pembangunan segera
dapat dimulai.
Belum diakuinya Irian Barat
sebagai bagian dari
Indonesia. Sehingga
Indonesia masih berusaha
untuk memperoleh
pengakuan bahwa Irian
Barat merupakan bagian dari
NKRI.