SlideShare a Scribd company logo
1 of 53
PENATALAKSANAAN DAN
FARMAKOTERAPI DIABETES MELITUS
Dra Azizahwati MS Apt.
Diabetes Millitus
Penyakit kencing manis:
suatu penyakit metabolik kronis yang
ditandai dengan hiperglikemia yang
diakibatkan oleh defisiensi absolut
produksi insulin atau terjadinya resistensi
pada reseptor insulin
GEJALA DM
 Glukosuria
 3 P :Poliuria, Polidipsia dan Polifagia
 Penurunan berat badan
 Luka yang sukar sembuh
 Rasa kesemutan/ kebal
 Lesu, lemah
 Ketoasidosis
Komplikasi
1. Komplikasi akut
-hipoglikemia
-ketoasidosis diabetik
-hiperglikemik hiperosmolar sindroma
2. Komplikasi kronis
a. makrovaskular
peny.arteri koroner, serebrovaskular dan
vaskular perifer
b. mikrovaskular
Retinopati, nefropati dan neuropati
Hipoglikemia
Kadar glukosa <60 mg/dl dapat atau tidak
menunjukkan gejala
Kadar glukosa <40 mg/dl ada gejala
Kadar glukosa <20 mg/dl mengalami kejang dan koma,
biasanya timbul karena pemakaian obat penurun
glukosa darah berlebihan, latihan jasmani berlebihan,
mengkonsumsi obat lain yg meningkatkan hipoglikemia
Tanda-tanda, Lemah, Lesu, Lapar, Keringat dingin,
gemetar, confusion, anxietas, Berdebar-debar,
Tekanan darah turun, koma
Penanganan:
Diberikan 10-20g karbohidrat yang mudah diabsorbsi,
bila pasien koma : inj. Glokagon 1 mg sc, im atau iv ;
glukosa 20g iv
Ketoasidosis diabetik
 Umumnya ditemukan pada DM tipe 1
 Kriteria: kdr glc darah puasa >250mg/dl,
pH < 7, keton (+) dalam darah/urin,
dehidrasi, koma
 Penanganan:
1. Pemulihan keseimbangan air & elektrolit
2. Pengobatan dengan insulin kerja singkat
yang diberikan secara iv
Hiperglikemia hiperosmolar
koma nonketotik
 Kadar glc > 600mg/dl, pH>7,3; tanpa ketosis
 Gejala: Kulit kering,dehidrasi,Pernapasan
cepat dan dalam,Tekanan darah normal/ turun,
kejang dan Koma.
 Sering terjadi pada penderita DM tipe 2
 Penyebab: resisten terhadap insulin, ketidak
cukupan OAD atau insulin atau pemilihan OAD
yang kurang tepat
 Penanganan: jika terjadi dehidrasi, pemberian
cairan NaCl 0,9%; perberian inj. Insulin,
bikarbonat dan kalium
Aterosklerosis
 Berkaitan dengan peningkatan kolesterol
(khususnya LDL)
 Terjadi khususnya pada arteri medium
dan besar
 Berakibat pada insufisiensi koroner,
serebrovaskular dan sirkulasi perifer
 Terapi agresif meliputi stabilitas plak
menggunakan aspirin dan atau ACEI
Figure A is an overview of a heart and coronary artery showing damage (dead heart
muscle) caused by a heart attack. Figure B is a cross-section of the coronary artery
with plaque buildup and a blood clot.
Hiperlipidemia
 Karakteristik: TG, VLDL, LDL , HDL
 Penatalaksanaan intensif sangat
dianjurkan bagi perlindungan terhadap
komplikasi makrovaskular
 Penatalaksanaan: menggunakan statin,
Fibrat, asam nikotinat, Resin
Hipertensi
Kontrol intensif terhadap tekanan darah
akan mengurangi:
1. Komplikasi diabetes sampai 24%
2. Kematian terkait Diabetes sampai 32%
3. Stroke sampai 44%
4. Penanganan: ACEI atau beta-bloker
Nefropati
 Terjadi pada 20-40% dari DM dan
penyebab utama Gagal Ginjal
 Terdeteksinya mikroalbumin dalam urin
(30-299 mg/24jam) merupakan pertanda
dini pada DM tipe I maupun tipe 2
 Penatalaksanaan bagi mikroalbumin dan
makroalbumin menggunakan ACE atau
ARB
Retinopati Diabetik
(Mikrovaskuler pada mata)
Kelainan berupa :
Retinopati Nonproliferatif
Perdarahan retina
Ablasi retina
Kebutaan
Kelainan mata yang lain :
Katarak, Glaukoma
Neuropati Diabetik
(Kelainan diabetes pada syaraf)
 Neuropati Sensoris : Baal,kurang berasa
pada ujung kaki, sakit,
pegal, nyeri kaki
 Neuropati Motorik : Kelemahan otot, otot
mengecil, deformitas
otot, ibu jari seperti
palu (Hammer toe)
 Neuropati Autonom : Diare, gangguan miksi,
disfungsi ereksi
ulkus
gangren
Kelainan Pada Pembuluh Darah Kaki
Penatalaksanaan DM
1. Edukasi
2. Terapi Gizi Medis ( TGM )
3. Latihan jasmani
4. Intervensi farmakologis
Tujuan Penatalaksanaan
 Jangka pendek :
Hilangnya keluhan dan tanda DM, mempertahankan
rasa nyaman dan tercapainya target pengendalian
glukosa darah.
 Jangka panjang :
Tercegah dan terhambatnya progesivitas penyulit
mikroangiopati, makroangipati dan neuropati.
 Tujuan akhir pengelolaan :
Turunnya morbiditas dan mortalitas dini DM.
Intervensi farmakologis
Dilakukan bila sasaran glukosa darah belum tercapai dengan
Terapi Gizi Medik (TGM) dan latihan jasmani.
1. Antidiabetik Oral (ADO)
A. Pemicu sekresi insulin : sulfonilurea & glinid
B. Penambah sensitivitas terhadap insulin :
metformin & tiazolidindion
C. Penghambat glukoneogenesis : metformin
D. Penghambat absorpsi glukosa : penghambat
alfa glukosidase
2. Insulin
Yang harus diperhatikan dalam
pemilihan OAD
 Faktor-faktor dalam pemilihan OAD
 Kadar gula puasa/2jam PP
 BMI (gemuk/kurus)
 Ada/tidak penyakit penyerta (HT, PJK)
 Geriatri/dewasa
 Kombinasi tidak satu golongan
 Maksimal kombinasi: 3 agen
A. Pemicu Sekresi Insulin
1. Sulfonil urea
- Meningkatkan sekresi insulin oleh beta pankreas
- Pilihan utama : Penderita dengan BB normal/ kurang
- Hindari hipoglikemia terutama pada pasien geriatri,
gangguan faal hati dan ginjal dan kurang nutrisi (KH)
- Dapat menyebabkan hipoglikemia dan peningkatan BB
- Mampu menurunkan 60-70 mg/dl kadar gula puasa, serta
1,5- 2% HbA1c
- Monoterapi dengan sulfonilurea dalam waktu yang lama (5 th)
menyebabkan kelelahan dari sel β pankreas sehingga
menunjukkan penurunan terhadap kontrol glukosa
Glinid
- 2. Glinid
- Mekanisme kerja = sulfonilurea
- terdiri atas repaglinid ( derivat asam benzoat ) dan
Natiglinid( derivat fenilalanin )
- Diminum segera sebelum makan dengan dosis 0,5-4mg
3-4 kali sehari
- Diabsorsi dengan cepat setelah pemberian oral dan
dieksresi melalui hati.
- Dapat menurunkan HbA1c 1,7-1,9%
- Interaksi dengan obat yang menginhibisi sit.P450
B. Penambah Sensitivitas Terhadap
Insulin : Thiazolidindion
 Rosiglitazon dan Pioglitazon
 Berikatan dengan Peroxisome Proliferator Activated Receptor Gamma
(PPAR γ)
 Menurunkan resistensi insulin → meningkatkan jumlah protein pengangkut
glukosa → meningkatkan ambilan glukosa dijaringan
 Indikasi : mengatasi berbagai manifestasi resistensi insulin tanpa
menyebabkan hipoglikemia dan tidak menyebabkan kelelahan sel beta
pankreas
 Dapat digunakan sebagai monoterapi (tetapi bukan terapi awal) atau
kombinasi dengan sulfonilurea atau biguanida atau insulin
 Dosis 200 mg sekali sehari diminum bersama makan
 Kontra indikasi :
-Diabetes melitus tipe I
-pasien gagal jantung
-gangguan fungsi hati → perlu pemantauan fungsi hati (monitor ALT & AST)
C. Penghambat Glukoneogenesis:
Metformin
 Mekanisme kerja memperbaiki sensitivitas insulin di
perifer serta menurunkan glukoneogenesis
 Indikasi : pasien diabetes gemuk
 Direkomendasikan untuk dikombinasikan dengan
golongan lain yang mekanisme kerjanya berlainan spt
sulfonilurea
 Kontra indikasi : pasien dengan gangguan fungsi ginjal
( kreatinin serum > 1,5 ),hati dan dehidrasi karena
menyebabkan asidosis laktat
 Efek samping : mual,anoreksia
D. Penghambat alfa Glukosidase :
Acarbose
 Mekanisme kerja :menghambat secara kompetitif kerja
enzim alfa glukosidase di saluran cerna → menurunkan
penyerapan glukosa dan menurunkan hiperglikemia
postprandial
 Bekerja di lumen usus
 Tidak menyebabkan hipoglikemik
 Tidak berpengaruh pada kadar insulin
 Efek samping: kembung, flatulensi (terutama pada awal
terapi) dan diare
 Dapat menghambat bioafailabilitas metformin jika
diberikan pada orang normal
 Mampu menurunkan gula puasa 20-30 mg/dl, gula 2 jam
PP 40-60 mg/dl dan HbA1c 0,5-1%
E. Inkretin Based Treatment
 Inkretin adalah hormon epitel usus yang berperan dalam
glukoregulator.
 Inkretin terdiri dari dua jenis yaitu Glucagon Like Peptide-
1 (GLP-1) dan Glucose-dependent Insulinotropic
Polypeptide (GIP).
 Terapi DM berbasis inkretin hanya didasari oleh fungsi
fisiologis GLP-1 karena penderita DM resisten terhadap
kerja GIP.
 Melalui ikatannya dengan reseptor sel β pankreas, GLP-1
dan GIP berfungsi meningkatkan sekresi insulin,
menekan sekresi glukagon, meningkatkan proliferasi sel
β, dan menjaga sel β agar resisten terhadap apoptosis.
 GLP-1 dan GIP yang dihasilkan berpengaruh pada
kemampuan tubuh mengendalikan kadar glukosa darah.
 GLP-1 sangat cepat didegradasi oleh
enzim Dipeptidyl Peptidase IV (DPP-IV)
sehingga GLP-1 mempunyai waktu paruh
yang sangat singkat (1-2 menit).
 Terapi DM berbasis inkretin terdiri dari
dua macam mekanisme yaitu:
1. Agen yang bekerja sebagai agonis
reseptor GLP-1(Exenatide)
2. Agen yang bekerja sebagai inhibitor
DPP-IV (Sitagliptin)
E.1. Agonis Reseptor GLP-1:
Exanatide
 Exanatida adalah sebuah asam amoni peptida yang
diperoleh dari saliva Heloderma suspectum (Gila
Monster).
 Rantai asam amino exanatida dilaporkan memiliki 53%
kesamaan struktur dengan GLP-1 mamalia sehingga
exanatida dapat berikatan dengan reseptor GLP-1 dan
memberikan pengaruh yang sama dengan GLP-1 asli.
 Exanatida resisten terhadap degradasi enzim DPP-IV
sehingga pengaruh yang dihasilkan dapat bertahan
lebih lama dibandingkan GLP-1.
 Exanatida telah diakui oleh FDA pada tahun 2005
sebagai terapi DM tipe 2.
 Sama seperti insulin, exanatida diberikan dalam
sediaan injeksi dengan rute pemberian subkutan
sebanyak dua kali sehari,
E.2. Inhibitor DPP-IV
 Inhibitor DPP-IV secara selektif menghambat
aktivitas enzim DPP-IV yang mendegradasi
hormon GLP-1 sehingga GLP-1 dapat
bertahan lebih lama dalam tubuh.
 Berbeda dengan agonis reseptor GLP-1,
inhibitor DPP-IV diberikan peroral dengan
frekuensi pemberian satu hingga dua kali
sehari.
 Contoh obat golongan ini adalah sitagliptin,
vildagliptin dan alogliptin.
 Dapat digunakan kombinasi dengan metformin
atau tiazolidindion
Insulin
Diperlukan pada keadaan :
 Penurunan berat badan yang cepat
 Hiperglikemia berat yang disertai ketosis
 Ketoasidosis diabetik
 Hiperglikemia hiperosmolar non ketotik
 Hiperglikemia dengan asidosis laktat
 Gagal dengan kombinasi ADO dosis hampir maksimal
 Stress berat ( infeksi sistemik, operasi besar )
 Kehamilan dengan DM gestasional yang tidak
terkendali dengan Terapi Gizi Medik
 Gangguan fungsi ginjal atau hati yang berat
 Kontra indikasi dan atau alergi terhadap ADO
 Efek samping utama → hipoglikemia
 Efek samping lain : reaksi imun terhadap insulin →
resistensi insulin
Preparat Insulin
 Ultra Short Acting Insulin
Berupa insulin terlarut,onsetnya sangat cepat(15-30 menit) dan durasi
yang singkat. Contoh : Insulin Lispro ( 3-4 jam), biasanya diberikan
sebelum atau saat makan untuk mencegah hiperglikemia
postprandial.
Biasanya sediaan ini dikombinasikan dengan insulin kerja panjang
 Short Acting Insulin
Kerja cepat, terdiri dari Zn dalam larutan suspensi. Untuk DM
ketoasidosis , merupakan insulin yang dpt diberikan secara IV
 Intermediate & Long Acting Insulin
Insulin lente ( kerja sedang )
Insulin semi lente ( kerja cepat )
Ultra lente ( kerja panjang )
Nama
Sediaan
Golongan Mulai Kerja
(Jam)
Puncak
(Jam)
Masa Kerja
(Jam)
Sediaan
Actrapid HM Masa kerja
singkat
0,5 1-3 8 40 UI/ml
Actrapid HM
Penfill
Masa kerja
singkat
0,5 2-4 6-8 100 UI/ml
Insulatard HM Masa kerja
sedang, mula
kerja cepat
0,5 4-12 24 40 UI/ml
Insulatard HM
Penfill
Masa kerja
sedang, mula
kerja cepat
0,5 4-12 24 100 UI/ml
Monotard HM Masa kerja
sedang, mula
kerja cepat
2,5 7-15 24 40 UI/ml dan
100 UI/ml
Protamin Zinc
Sulfat
Kerja lama 4-6 14-20 24-36
Humulin 20/80 Sediaan
Campuran
0,5 1,5-8 14-16 40 UI/ml
Humulin 30/70 Sediaan
campuran
0,5 1-8 14-15 100 UI/ml
Humulin 40/60 Sediaan
campuran
0,5 1-8 14-15 100 UI/ml
Mixtard 30/70
Penfill
Sediaan
campuran
100 UI/ml
Keadaan hipoglikemia pada terapi insulin
dapat terjadi akibat :
1. Dosis insulin yang berlebihan
2. Saat pemberian yang tidak tepat
3. Pemakaian glukosa yang berlebihan
misalnya olahraga anaerobik berlebihan.
4. Faktor-faktor lain yang dapat
meningkatkan kepekaan individu terhadap
insulin, misalnya gangguan fungsi adrenal
atau hipofisis
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam
Pemberian ADO
 Mulai dengan dosis kecil, ditingkatan secara
bertahap sesuai respons kadar glukosa, dapat
diberikan sampai dosis maksimal
 Harus diketahui cara kerja, lama kerja dan efek
samping obat
 Bila diberikan bersama obat lain, fikirkan
kemungkinan adanya interaksi obat
 Pada kegagalan pada penggunaan ADO
usahakan menggunakan ADO gol lain, bila
gagal lagi baru beralih pada insulin
 Sebaiknya ADO yang bekerja jangka panjang
tidak diberikan pada penderita lanjut usia
Terapi Kombinasi
 ADO + insulin : mulai dosis rendah → dosis > bertahap
naikkan bertahap ~ sesuai respon kadar glukosa darah
& mekanisme kerja obat harus berbeda
 Berdasarkan hasil diet dan kegiatan jasmani bila
diperlukan dapat diberikan kombinasi ADO sejak dini.
Pilih 2 kelompok dengan mekanisme kerja berbeda
 Bila sasaran kadar glukosa belum tercapai →
kombinasi 3 ADO (kelompok beda) atau kombinasi
ADO + insulin
 Dosis awal insulin (kerja menengah/panjang = 10 unit,
diberikan malam hari)
• Interaksi yang Merugikan
a. Metformin – fenprokumon
menyebabkan peningkatan eliminasi fenprokumon. Hal ini dihubungkan
dengan adanya peningkatan aliran darah ke hati.
b. Metformin – alkohol
alkohol meningkatkan efek antihiperglikemia dan hiperlaktatemia dari
metformin. Oleh sebab itu, pasien yang diobati dengan metformin
sebaiknya menghindari alkohol.
rasional karena mekanisme kerja yang berbeda yang saling aditif.
• Interaksi yang menguntungkan
a. Metformin – golongan sulfonilurea
Merupakan kombinasi yang Kombinasi tersebut dapat menurunkan kadar
glukosa darah lebih banyak daripada pengobatan tunggal masing-masing
obat tersebut.
b. Metformin – insulin
Kombinasi ini dianjurkan pada pasien obesitas yang kadar glukosa
darahnya sulit dikendalikan.
Daftar Obat yang Dapat Meningkatkan atau Menurunkan Kadar Gula Darah
Meningkatkan Menurunkan
Diuretik : klortiazid, diazoxide,
furosemide
Hormonal : ACTH, kontrasepsi oral,
medroksi progesteron, glukagon
Obat psikotropik : litium,
haloperidol, fenotiazin
Katekolamin : adrenalin,
isoprenalin, levodopa, fenitoin,
propranolol
Analgesik dan anti-inflamasi :
aspirin, parasetamol, indometazin
Lain-lain ;
simetidin,heparin,siklofosfamid,
asam nikotinat
Anthipertensi : beta bloker, alfa
bloker, klonidin, guanetidin, reserpin
Obat psikotropik : litium, MAOI
Lain-lain :
alkohol, aminofilin, anabolik, steroid,
klofibrat, probenesid , rifampisin
Tabel 3. Kriteria Pengendalian DM
Baik Sedang Buruk
- Glukosa darah puasa (mg/dL)
- Glukosa darah 2 jam (mg/dL)
- HbA1c (%)
- Kolesterol Total (mg/dL)
- Kolesterol LDL (mg/dL)
- Kolesterol HDL (mg/dL)
- Trigliserida (mg/dL)
-Tekanan darah (mm/Hg)
80 - 100
80 - 144
< 6,5
<200
<100
>45
<150
≤ 130/80
100 - 125
145 – 179
6,5 – 8
200 – 239
100 – 129
35 – 45
150 – 199
130-140/
80 – 90
≥ 126
≥ 180
> 8
≥ 240
≥ 130
<35
≥200
>140/90
Pemilihan obat tidak tepat/ salah obat :
Pemilihan obat yang tidak tepat dapat mengakibatkan tujuan terapi
tidak tercapai sehingga penderita dirugikan. Pemilihan obat yang tidak
tepat dapat disebabkan oleh:
1. Penderita memiliki masalah kesehatan, tetapi obat yang digunakan
tidak efektif.
2. Penderita alergi dengan obat yang diberikan.
3. Penderita menerima obat tetapi bukan yang paling efektif untuk
indikasi yang diobati.
4. Obat yang digunakan berkontraindikasi, misalnya penggunaan obat-
obat hipoglikemik oral golongan sulfonylurea harus hati-hati atau
dihindari pada penderita lanjut usia, wanita hamil, penderita dengan
gangguan fungsi hati, atau gangguan fungsi ginjal yang parah.
5. Obat yang digunakan efektif tetapi bukan yang paling murah.
6. Obat yang digunakan efektif tetapi bukan yang paling aman.
7. Penderita resisten dengan obat yang digunakan.
8. Penderita menolak terapi obat yang diberikan, misalnya pemilihan
bentuk sediaan yang kurang tepat.
9. Penderita menerima kombinasi produk obat yang tidak perlu,
misalnya polifarmasi sesama obat hipoglikemik oral yang bekerja
pada titik tangkap kerja yang sama dan diberikan pada saat yang
bersamaan.
Area lain dari diabetes yang harus
diperhatikan untuk menurunkan mortilitas
dan morbilitas secara keseluruhan, antara
lain:
 Tekanan darah (target < 130/80 mm Hg)
 LDL kolesterol (target < 100 mg/dl)
 Penggunaan aspirin untuk pasien DM
dengan hipertensi dan resiko jantung
 Pemeriksaan mata, kaki, gigi (1x/tahun)
 Vaksinasi influenza dan pneumokokal
EDUKASI PASIEN DALAM
TERAPI DIABETES
 Penyakit: tanda dan gejala
 Hiperglikemia: tanda, gejala, pengobatan
 Hipoglikemia: tanda, gejala, pengobatan
 Latihan: keuntungan dan efek pd glc drh
 Diet
 Terapi insulin:teknik injeksi, tipe insulin, onset &
peak action, penyimpanan,stabilitas
 Tes urin: glukosa, keton
 Terapi kaki
 Manejemen selama sakit
 Faktor resiko: hipertensi, hiperlipidemia
KONSELING
 Diabetes: patogenesis dan komplikasi
 Hiperglikemia:sign & symptoms
 Ketoasidosis: sign & symptoms
 Hipoglikemia: sign, symptoms & treatment
 Exercise: efek pd kdr glc drh dan dosis insulin
 Diet: mengurangi konsumsi KH dan lemak
 Insulin: teknik injeksi, tipe insulin, onset & peak
actions, cara penyimpanan, stabilitas
 Tujuan terapi: HbA1c, kdr glc puasa&pp, kolesterol,
TGA, tek darah
 Pemeliharaan kaki
 Faktor resiko kardiovaskuler
Pengarahan dalam memelihara kaki pada seseorang penderita diabetes
mellitus atau gangguan vascular
Kebersihan kaki
1.Cuci kaki pagi dengan sabun lembut dan air hangat, keringkan diantara ujung
kaki dengan menekan, jangan menggosoknya dengan kencang ( perlahan ), ini
untuk menjaga kelembutan kulit.
2.Ketika menggosok kaki, selalu menggosoknya dengan arah menarik dari
bagian ujung kaki, jika terlihat nadi urut kaki dengan sangat perlahan, jangan
pernah mengurut bagian mata kakinya.
3.Jika kuku jari kaki sudah rapuh dan kering, lembutkan dengan merendamnya di
dalam air hangat yang mengandung 1 sendok makan sodium borat ( borax ),
per 100ml selama 1,5 jam tiap malam. Ini juga biasa digunakan untuk
menggosok kuku secara merata dengan minyak sayur.
4.Gunakan sepatu dengan hak yang rendah agar kulit di bawah tumit tetap
lembut, sepatu sebaiknya mempunyai bagian ujung kaki yang lebar untuk
menghindari dari penekanan, gunakan kaos kaki yang tebal dan hangat.
5. Jangan duduk dengan posisi kaki menyilang, ini mungkin akan
menyebabkan arteri kaku dan supply (persediaan/penyaluran) darah ke
kaki tertutup.
6. Jangan mempergunakan panas dalam bentuk air panas, botol air panas
atau pemanasan alas tanpa izin dokter, panas dapat melukai kulit jika
sirkulasinya buruk.
Jika kaki sering lembab, ganti sepatu dan kaos kaki sedikitnya setiap hari
atau sering
Peran Apoteker :
 Mengidentifikasi dan menilaian kesehatan pasien.
 Merujuk pasien.
 Memantau penatalaksanaan diabetes.
 Menjaga dan meningkatkan kepatuhan pasien
terhadap jadwal terapi.
 Membantu penderita mencegah dan mengatasi
komplikasi ringan.
 Menjawab pertanyaan penderita dan keluarga
mengenai DM.
 Memberikan pendidikan dan konseling.
Kesimpulan
 Pengelolaan DM membutuhkan
kerjasama penderita dengan dokter,
apoteker dan dietisien, agar tercapai
kualitas hidup yang normal bagi
penyandang DM
TERIMA KASIH

More Related Content

What's hot

What's hot (20)

Penatalaksanaan Lupus Eritematosus Sistemik
Penatalaksanaan Lupus Eritematosus SistemikPenatalaksanaan Lupus Eritematosus Sistemik
Penatalaksanaan Lupus Eritematosus Sistemik
 
Penyakit Akibat Gangguan Metabolisme Karbohidrat
Penyakit Akibat Gangguan Metabolisme KarbohidratPenyakit Akibat Gangguan Metabolisme Karbohidrat
Penyakit Akibat Gangguan Metabolisme Karbohidrat
 
Pengantar farmakokinetika klinik-TDM
Pengantar farmakokinetika klinik-TDMPengantar farmakokinetika klinik-TDM
Pengantar farmakokinetika klinik-TDM
 
Farmakokinetika Aminoglikosida
Farmakokinetika AminoglikosidaFarmakokinetika Aminoglikosida
Farmakokinetika Aminoglikosida
 
Pemberian Obat Pada Lansia
Pemberian Obat Pada LansiaPemberian Obat Pada Lansia
Pemberian Obat Pada Lansia
 
Ulkus peptik
Ulkus peptikUlkus peptik
Ulkus peptik
 
Perhitungan dosis
Perhitungan dosisPerhitungan dosis
Perhitungan dosis
 
Antibiotik beta Laktam dan Makrolida - Kimia Farmasi 1
Antibiotik beta Laktam dan Makrolida - Kimia Farmasi 1Antibiotik beta Laktam dan Makrolida - Kimia Farmasi 1
Antibiotik beta Laktam dan Makrolida - Kimia Farmasi 1
 
Obat saluran pencernaan
Obat saluran pencernaanObat saluran pencernaan
Obat saluran pencernaan
 
Ppt antibiotik
Ppt antibiotikPpt antibiotik
Ppt antibiotik
 
Farmakologi analgetik final
Farmakologi analgetik finalFarmakologi analgetik final
Farmakologi analgetik final
 
Kuliah formulasi dasar 1
Kuliah formulasi dasar 1Kuliah formulasi dasar 1
Kuliah formulasi dasar 1
 
Farmakokinetik Teofilin
Farmakokinetik TeofilinFarmakokinetik Teofilin
Farmakokinetik Teofilin
 
Vitamin dan mineral
Vitamin dan mineralVitamin dan mineral
Vitamin dan mineral
 
236122612 makalah-aspirin
236122612 makalah-aspirin236122612 makalah-aspirin
236122612 makalah-aspirin
 
Diabetes Melitus Tipe 1
Diabetes Melitus Tipe 1Diabetes Melitus Tipe 1
Diabetes Melitus Tipe 1
 
Dosis Pediatrik & Geriatrik
Dosis Pediatrik & GeriatrikDosis Pediatrik & Geriatrik
Dosis Pediatrik & Geriatrik
 
Emulsi Farmasi
Emulsi FarmasiEmulsi Farmasi
Emulsi Farmasi
 
Kasus farmakoterapi I
Kasus farmakoterapi IKasus farmakoterapi I
Kasus farmakoterapi I
 
Biofarmasetika ( i ) new2
Biofarmasetika ( i ) new2Biofarmasetika ( i ) new2
Biofarmasetika ( i ) new2
 

Similar to Diabetes skpa 6

Terapi farmakologi Diabete Mellitus
Terapi farmakologi Diabete MellitusTerapi farmakologi Diabete Mellitus
Terapi farmakologi Diabete Mellitus
Trie Marcory
 
DOC-20221003-WA0004.-1.pptx
DOC-20221003-WA0004.-1.pptxDOC-20221003-WA0004.-1.pptx
DOC-20221003-WA0004.-1.pptx
SriRiaranti
 
Pharmaclass 4 dm-dikonversi
Pharmaclass 4   dm-dikonversiPharmaclass 4   dm-dikonversi
Pharmaclass 4 dm-dikonversi
SarjonoNew
 
PPK 1 DM icp jabar juara.pptx
PPK 1 DM icp jabar juara.pptxPPK 1 DM icp jabar juara.pptx
PPK 1 DM icp jabar juara.pptx
chindikia
 
Diabetes melitus
Diabetes melitusDiabetes melitus
Diabetes melitus
haruna_06
 
[MANTAP] SLIDE MATERI INTERNA-1 BATCH 3 2018.pdf
[MANTAP] SLIDE MATERI INTERNA-1 BATCH 3 2018.pdf[MANTAP] SLIDE MATERI INTERNA-1 BATCH 3 2018.pdf
[MANTAP] SLIDE MATERI INTERNA-1 BATCH 3 2018.pdf
AlfonsusCiptaRaya
 

Similar to Diabetes skpa 6 (20)

Terapi farmakologi Diabete Mellitus
Terapi farmakologi Diabete MellitusTerapi farmakologi Diabete Mellitus
Terapi farmakologi Diabete Mellitus
 
FARM.DM.ppt
FARM.DM.pptFARM.DM.ppt
FARM.DM.ppt
 
DOC-20221003-WA0004.-1.pptx
DOC-20221003-WA0004.-1.pptxDOC-20221003-WA0004.-1.pptx
DOC-20221003-WA0004.-1.pptx
 
FARMAKOLOGI GIZI DIABETES MILETUS
FARMAKOLOGI GIZI DIABETES MILETUSFARMAKOLOGI GIZI DIABETES MILETUS
FARMAKOLOGI GIZI DIABETES MILETUS
 
DIABETES MELLITUS.ppt
DIABETES MELLITUS.pptDIABETES MELLITUS.ppt
DIABETES MELLITUS.ppt
 
Pharmaclass 4 dm-dikonversi
Pharmaclass 4   dm-dikonversiPharmaclass 4   dm-dikonversi
Pharmaclass 4 dm-dikonversi
 
Antidiabetes
AntidiabetesAntidiabetes
Antidiabetes
 
Metformin
MetforminMetformin
Metformin
 
Farmakologi Insulin dan OAD
Farmakologi Insulin dan OADFarmakologi Insulin dan OAD
Farmakologi Insulin dan OAD
 
PPK 1 DM icp jabar juara.pptx
PPK 1 DM icp jabar juara.pptxPPK 1 DM icp jabar juara.pptx
PPK 1 DM icp jabar juara.pptx
 
Diabetes Mellitus.ppt
Diabetes Mellitus.pptDiabetes Mellitus.ppt
Diabetes Mellitus.ppt
 
DIABETES MELITUS.pptx
DIABETES MELITUS.pptxDIABETES MELITUS.pptx
DIABETES MELITUS.pptx
 
Diabetes millitus tugas kelompok mata kuliah farmakologi
Diabetes millitus   tugas kelompok mata kuliah farmakologiDiabetes millitus   tugas kelompok mata kuliah farmakologi
Diabetes millitus tugas kelompok mata kuliah farmakologi
 
Diabetes mellitus (Kuliah drRon)
Diabetes mellitus (Kuliah drRon)Diabetes mellitus (Kuliah drRon)
Diabetes mellitus (Kuliah drRon)
 
Diabetes melitus
Diabetes melitusDiabetes melitus
Diabetes melitus
 
[MANTAP] SLIDE MATERI INTERNA-1 BATCH 3 2018.pdf
[MANTAP] SLIDE MATERI INTERNA-1 BATCH 3 2018.pdf[MANTAP] SLIDE MATERI INTERNA-1 BATCH 3 2018.pdf
[MANTAP] SLIDE MATERI INTERNA-1 BATCH 3 2018.pdf
 
Lp dm
Lp dmLp dm
Lp dm
 
Tijauan pustaka hipoglikemi
Tijauan pustaka hipoglikemiTijauan pustaka hipoglikemi
Tijauan pustaka hipoglikemi
 
267768431.ppt
267768431.ppt267768431.ppt
267768431.ppt
 
Dibetes Melitus Tipe 2
Dibetes  Melitus Tipe 2Dibetes  Melitus Tipe 2
Dibetes Melitus Tipe 2
 

Recently uploaded

TM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksi
TM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksiTM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksi
TM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksi
haslinahaslina3
 
IMR, MMR, ASDR infertility fertility sex ratio
IMR, MMR, ASDR infertility fertility sex ratioIMR, MMR, ASDR infertility fertility sex ratio
IMR, MMR, ASDR infertility fertility sex ratio
Safrina Ramadhani
 
askep hiv dewasa.pptxcvbngcccccccccccccccc
askep hiv dewasa.pptxcvbngccccccccccccccccaskep hiv dewasa.pptxcvbngcccccccccccccccc
askep hiv dewasa.pptxcvbngcccccccccccccccc
anangkuniawan
 
468660424-Kuliah-5-CDOB-upkukdate-ppt.ppt
468660424-Kuliah-5-CDOB-upkukdate-ppt.ppt468660424-Kuliah-5-CDOB-upkukdate-ppt.ppt
468660424-Kuliah-5-CDOB-upkukdate-ppt.ppt
cels17082019
 
Presentasi contoh Visum et Repertum.ppt
Presentasi contoh  Visum et Repertum.pptPresentasi contoh  Visum et Repertum.ppt
Presentasi contoh Visum et Repertum.ppt
SuwandiKhowanto1
 
seminar kasus Preaterm premature rupture of membrane.pptx
seminar kasus Preaterm premature rupture of membrane.pptxseminar kasus Preaterm premature rupture of membrane.pptx
seminar kasus Preaterm premature rupture of membrane.pptx
sariakmida
 
UNIKBET Situs Slot Habanero Deposit Bisa Pakai Bank Maybank
UNIKBET Situs Slot Habanero Deposit Bisa Pakai Bank MaybankUNIKBET Situs Slot Habanero Deposit Bisa Pakai Bank Maybank
UNIKBET Situs Slot Habanero Deposit Bisa Pakai Bank Maybank
csooyoung073
 

Recently uploaded (20)

ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA MENJELANG AJAL PPT.pptx
ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA MENJELANG AJAL PPT.pptxASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA MENJELANG AJAL PPT.pptx
ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA MENJELANG AJAL PPT.pptx
 
Parasitologi-dan-Mikrobiologi-Pertemuan-4.ppt
Parasitologi-dan-Mikrobiologi-Pertemuan-4.pptParasitologi-dan-Mikrobiologi-Pertemuan-4.ppt
Parasitologi-dan-Mikrobiologi-Pertemuan-4.ppt
 
Penyuluhan Kesehatan gigi dan mulut.pptx
Penyuluhan Kesehatan gigi dan mulut.pptxPenyuluhan Kesehatan gigi dan mulut.pptx
Penyuluhan Kesehatan gigi dan mulut.pptx
 
PPT Kebijakan Regulasi RME - Dir 28 -29 Feb 2024 s.d 1 Maret.pdf
PPT Kebijakan Regulasi RME - Dir 28 -29 Feb 2024 s.d 1 Maret.pdfPPT Kebijakan Regulasi RME - Dir 28 -29 Feb 2024 s.d 1 Maret.pdf
PPT Kebijakan Regulasi RME - Dir 28 -29 Feb 2024 s.d 1 Maret.pdf
 
TM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksi
TM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksiTM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksi
TM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksi
 
IMR, MMR, ASDR infertility fertility sex ratio
IMR, MMR, ASDR infertility fertility sex ratioIMR, MMR, ASDR infertility fertility sex ratio
IMR, MMR, ASDR infertility fertility sex ratio
 
jenis-jenis Data dalam bidang epidemiologi
jenis-jenis Data dalam bidang epidemiologijenis-jenis Data dalam bidang epidemiologi
jenis-jenis Data dalam bidang epidemiologi
 
askep hiv dewasa.pptxcvbngcccccccccccccccc
askep hiv dewasa.pptxcvbngccccccccccccccccaskep hiv dewasa.pptxcvbngcccccccccccccccc
askep hiv dewasa.pptxcvbngcccccccccccccccc
 
regulasi tentang kosmetika di indonesia cpkb
regulasi tentang kosmetika di indonesia cpkbregulasi tentang kosmetika di indonesia cpkb
regulasi tentang kosmetika di indonesia cpkb
 
468660424-Kuliah-5-CDOB-upkukdate-ppt.ppt
468660424-Kuliah-5-CDOB-upkukdate-ppt.ppt468660424-Kuliah-5-CDOB-upkukdate-ppt.ppt
468660424-Kuliah-5-CDOB-upkukdate-ppt.ppt
 
Presentasi contoh Visum et Repertum.ppt
Presentasi contoh  Visum et Repertum.pptPresentasi contoh  Visum et Repertum.ppt
Presentasi contoh Visum et Repertum.ppt
 
seminar kasus Preaterm premature rupture of membrane.pptx
seminar kasus Preaterm premature rupture of membrane.pptxseminar kasus Preaterm premature rupture of membrane.pptx
seminar kasus Preaterm premature rupture of membrane.pptx
 
KONSEP DASAR LUKA DAN PENANGANANNYA, PROSES PENYEMBUHAN
KONSEP DASAR LUKA DAN PENANGANANNYA, PROSES PENYEMBUHANKONSEP DASAR LUKA DAN PENANGANANNYA, PROSES PENYEMBUHAN
KONSEP DASAR LUKA DAN PENANGANANNYA, PROSES PENYEMBUHAN
 
partograf. pencatatan proses kelahiran.ppt
partograf. pencatatan proses kelahiran.pptpartograf. pencatatan proses kelahiran.ppt
partograf. pencatatan proses kelahiran.ppt
 
Tatalaksana Terapi Diabetes Mellitus (farmasi klinis)
Tatalaksana Terapi Diabetes Mellitus (farmasi klinis)Tatalaksana Terapi Diabetes Mellitus (farmasi klinis)
Tatalaksana Terapi Diabetes Mellitus (farmasi klinis)
 
UNIKBET Situs Slot Habanero Deposit Bisa Pakai Bank Maybank
UNIKBET Situs Slot Habanero Deposit Bisa Pakai Bank MaybankUNIKBET Situs Slot Habanero Deposit Bisa Pakai Bank Maybank
UNIKBET Situs Slot Habanero Deposit Bisa Pakai Bank Maybank
 
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024
 
PPT Antibiotik amoxycillin, erytromycin.ppt
PPT Antibiotik amoxycillin, erytromycin.pptPPT Antibiotik amoxycillin, erytromycin.ppt
PPT Antibiotik amoxycillin, erytromycin.ppt
 
asuhan keperawatan manajemen bencana pada pasien bencana konsep bencana
asuhan keperawatan manajemen bencana pada pasien bencana konsep bencanaasuhan keperawatan manajemen bencana pada pasien bencana konsep bencana
asuhan keperawatan manajemen bencana pada pasien bencana konsep bencana
 
dokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smear
dokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smeardokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smear
dokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smear
 

Diabetes skpa 6

  • 1. PENATALAKSANAAN DAN FARMAKOTERAPI DIABETES MELITUS Dra Azizahwati MS Apt.
  • 2. Diabetes Millitus Penyakit kencing manis: suatu penyakit metabolik kronis yang ditandai dengan hiperglikemia yang diakibatkan oleh defisiensi absolut produksi insulin atau terjadinya resistensi pada reseptor insulin
  • 3. GEJALA DM  Glukosuria  3 P :Poliuria, Polidipsia dan Polifagia  Penurunan berat badan  Luka yang sukar sembuh  Rasa kesemutan/ kebal  Lesu, lemah  Ketoasidosis
  • 4. Komplikasi 1. Komplikasi akut -hipoglikemia -ketoasidosis diabetik -hiperglikemik hiperosmolar sindroma 2. Komplikasi kronis a. makrovaskular peny.arteri koroner, serebrovaskular dan vaskular perifer b. mikrovaskular Retinopati, nefropati dan neuropati
  • 5. Hipoglikemia Kadar glukosa <60 mg/dl dapat atau tidak menunjukkan gejala Kadar glukosa <40 mg/dl ada gejala Kadar glukosa <20 mg/dl mengalami kejang dan koma, biasanya timbul karena pemakaian obat penurun glukosa darah berlebihan, latihan jasmani berlebihan, mengkonsumsi obat lain yg meningkatkan hipoglikemia Tanda-tanda, Lemah, Lesu, Lapar, Keringat dingin, gemetar, confusion, anxietas, Berdebar-debar, Tekanan darah turun, koma Penanganan: Diberikan 10-20g karbohidrat yang mudah diabsorbsi, bila pasien koma : inj. Glokagon 1 mg sc, im atau iv ; glukosa 20g iv
  • 6. Ketoasidosis diabetik  Umumnya ditemukan pada DM tipe 1  Kriteria: kdr glc darah puasa >250mg/dl, pH < 7, keton (+) dalam darah/urin, dehidrasi, koma  Penanganan: 1. Pemulihan keseimbangan air & elektrolit 2. Pengobatan dengan insulin kerja singkat yang diberikan secara iv
  • 7. Hiperglikemia hiperosmolar koma nonketotik  Kadar glc > 600mg/dl, pH>7,3; tanpa ketosis  Gejala: Kulit kering,dehidrasi,Pernapasan cepat dan dalam,Tekanan darah normal/ turun, kejang dan Koma.  Sering terjadi pada penderita DM tipe 2  Penyebab: resisten terhadap insulin, ketidak cukupan OAD atau insulin atau pemilihan OAD yang kurang tepat  Penanganan: jika terjadi dehidrasi, pemberian cairan NaCl 0,9%; perberian inj. Insulin, bikarbonat dan kalium
  • 8. Aterosklerosis  Berkaitan dengan peningkatan kolesterol (khususnya LDL)  Terjadi khususnya pada arteri medium dan besar  Berakibat pada insufisiensi koroner, serebrovaskular dan sirkulasi perifer  Terapi agresif meliputi stabilitas plak menggunakan aspirin dan atau ACEI
  • 9. Figure A is an overview of a heart and coronary artery showing damage (dead heart muscle) caused by a heart attack. Figure B is a cross-section of the coronary artery with plaque buildup and a blood clot.
  • 10. Hiperlipidemia  Karakteristik: TG, VLDL, LDL , HDL  Penatalaksanaan intensif sangat dianjurkan bagi perlindungan terhadap komplikasi makrovaskular  Penatalaksanaan: menggunakan statin, Fibrat, asam nikotinat, Resin
  • 11. Hipertensi Kontrol intensif terhadap tekanan darah akan mengurangi: 1. Komplikasi diabetes sampai 24% 2. Kematian terkait Diabetes sampai 32% 3. Stroke sampai 44% 4. Penanganan: ACEI atau beta-bloker
  • 12. Nefropati  Terjadi pada 20-40% dari DM dan penyebab utama Gagal Ginjal  Terdeteksinya mikroalbumin dalam urin (30-299 mg/24jam) merupakan pertanda dini pada DM tipe I maupun tipe 2  Penatalaksanaan bagi mikroalbumin dan makroalbumin menggunakan ACE atau ARB
  • 13. Retinopati Diabetik (Mikrovaskuler pada mata) Kelainan berupa : Retinopati Nonproliferatif Perdarahan retina Ablasi retina Kebutaan Kelainan mata yang lain : Katarak, Glaukoma
  • 14. Neuropati Diabetik (Kelainan diabetes pada syaraf)  Neuropati Sensoris : Baal,kurang berasa pada ujung kaki, sakit, pegal, nyeri kaki  Neuropati Motorik : Kelemahan otot, otot mengecil, deformitas otot, ibu jari seperti palu (Hammer toe)  Neuropati Autonom : Diare, gangguan miksi, disfungsi ereksi
  • 16. Penatalaksanaan DM 1. Edukasi 2. Terapi Gizi Medis ( TGM ) 3. Latihan jasmani 4. Intervensi farmakologis
  • 17. Tujuan Penatalaksanaan  Jangka pendek : Hilangnya keluhan dan tanda DM, mempertahankan rasa nyaman dan tercapainya target pengendalian glukosa darah.  Jangka panjang : Tercegah dan terhambatnya progesivitas penyulit mikroangiopati, makroangipati dan neuropati.  Tujuan akhir pengelolaan : Turunnya morbiditas dan mortalitas dini DM.
  • 18.
  • 19. Intervensi farmakologis Dilakukan bila sasaran glukosa darah belum tercapai dengan Terapi Gizi Medik (TGM) dan latihan jasmani. 1. Antidiabetik Oral (ADO) A. Pemicu sekresi insulin : sulfonilurea & glinid B. Penambah sensitivitas terhadap insulin : metformin & tiazolidindion C. Penghambat glukoneogenesis : metformin D. Penghambat absorpsi glukosa : penghambat alfa glukosidase 2. Insulin
  • 20. Yang harus diperhatikan dalam pemilihan OAD  Faktor-faktor dalam pemilihan OAD  Kadar gula puasa/2jam PP  BMI (gemuk/kurus)  Ada/tidak penyakit penyerta (HT, PJK)  Geriatri/dewasa  Kombinasi tidak satu golongan  Maksimal kombinasi: 3 agen
  • 21. A. Pemicu Sekresi Insulin 1. Sulfonil urea - Meningkatkan sekresi insulin oleh beta pankreas - Pilihan utama : Penderita dengan BB normal/ kurang - Hindari hipoglikemia terutama pada pasien geriatri, gangguan faal hati dan ginjal dan kurang nutrisi (KH) - Dapat menyebabkan hipoglikemia dan peningkatan BB - Mampu menurunkan 60-70 mg/dl kadar gula puasa, serta 1,5- 2% HbA1c - Monoterapi dengan sulfonilurea dalam waktu yang lama (5 th) menyebabkan kelelahan dari sel β pankreas sehingga menunjukkan penurunan terhadap kontrol glukosa
  • 22. Glinid - 2. Glinid - Mekanisme kerja = sulfonilurea - terdiri atas repaglinid ( derivat asam benzoat ) dan Natiglinid( derivat fenilalanin ) - Diminum segera sebelum makan dengan dosis 0,5-4mg 3-4 kali sehari - Diabsorsi dengan cepat setelah pemberian oral dan dieksresi melalui hati. - Dapat menurunkan HbA1c 1,7-1,9% - Interaksi dengan obat yang menginhibisi sit.P450
  • 23. B. Penambah Sensitivitas Terhadap Insulin : Thiazolidindion  Rosiglitazon dan Pioglitazon  Berikatan dengan Peroxisome Proliferator Activated Receptor Gamma (PPAR γ)  Menurunkan resistensi insulin → meningkatkan jumlah protein pengangkut glukosa → meningkatkan ambilan glukosa dijaringan  Indikasi : mengatasi berbagai manifestasi resistensi insulin tanpa menyebabkan hipoglikemia dan tidak menyebabkan kelelahan sel beta pankreas  Dapat digunakan sebagai monoterapi (tetapi bukan terapi awal) atau kombinasi dengan sulfonilurea atau biguanida atau insulin  Dosis 200 mg sekali sehari diminum bersama makan  Kontra indikasi : -Diabetes melitus tipe I -pasien gagal jantung -gangguan fungsi hati → perlu pemantauan fungsi hati (monitor ALT & AST)
  • 24. C. Penghambat Glukoneogenesis: Metformin  Mekanisme kerja memperbaiki sensitivitas insulin di perifer serta menurunkan glukoneogenesis  Indikasi : pasien diabetes gemuk  Direkomendasikan untuk dikombinasikan dengan golongan lain yang mekanisme kerjanya berlainan spt sulfonilurea  Kontra indikasi : pasien dengan gangguan fungsi ginjal ( kreatinin serum > 1,5 ),hati dan dehidrasi karena menyebabkan asidosis laktat  Efek samping : mual,anoreksia
  • 25. D. Penghambat alfa Glukosidase : Acarbose  Mekanisme kerja :menghambat secara kompetitif kerja enzim alfa glukosidase di saluran cerna → menurunkan penyerapan glukosa dan menurunkan hiperglikemia postprandial  Bekerja di lumen usus  Tidak menyebabkan hipoglikemik  Tidak berpengaruh pada kadar insulin  Efek samping: kembung, flatulensi (terutama pada awal terapi) dan diare  Dapat menghambat bioafailabilitas metformin jika diberikan pada orang normal  Mampu menurunkan gula puasa 20-30 mg/dl, gula 2 jam PP 40-60 mg/dl dan HbA1c 0,5-1%
  • 26. E. Inkretin Based Treatment  Inkretin adalah hormon epitel usus yang berperan dalam glukoregulator.  Inkretin terdiri dari dua jenis yaitu Glucagon Like Peptide- 1 (GLP-1) dan Glucose-dependent Insulinotropic Polypeptide (GIP).  Terapi DM berbasis inkretin hanya didasari oleh fungsi fisiologis GLP-1 karena penderita DM resisten terhadap kerja GIP.  Melalui ikatannya dengan reseptor sel β pankreas, GLP-1 dan GIP berfungsi meningkatkan sekresi insulin, menekan sekresi glukagon, meningkatkan proliferasi sel β, dan menjaga sel β agar resisten terhadap apoptosis.  GLP-1 dan GIP yang dihasilkan berpengaruh pada kemampuan tubuh mengendalikan kadar glukosa darah.
  • 27.  GLP-1 sangat cepat didegradasi oleh enzim Dipeptidyl Peptidase IV (DPP-IV) sehingga GLP-1 mempunyai waktu paruh yang sangat singkat (1-2 menit).  Terapi DM berbasis inkretin terdiri dari dua macam mekanisme yaitu: 1. Agen yang bekerja sebagai agonis reseptor GLP-1(Exenatide) 2. Agen yang bekerja sebagai inhibitor DPP-IV (Sitagliptin)
  • 28. E.1. Agonis Reseptor GLP-1: Exanatide  Exanatida adalah sebuah asam amoni peptida yang diperoleh dari saliva Heloderma suspectum (Gila Monster).  Rantai asam amino exanatida dilaporkan memiliki 53% kesamaan struktur dengan GLP-1 mamalia sehingga exanatida dapat berikatan dengan reseptor GLP-1 dan memberikan pengaruh yang sama dengan GLP-1 asli.  Exanatida resisten terhadap degradasi enzim DPP-IV sehingga pengaruh yang dihasilkan dapat bertahan lebih lama dibandingkan GLP-1.  Exanatida telah diakui oleh FDA pada tahun 2005 sebagai terapi DM tipe 2.  Sama seperti insulin, exanatida diberikan dalam sediaan injeksi dengan rute pemberian subkutan sebanyak dua kali sehari,
  • 29. E.2. Inhibitor DPP-IV  Inhibitor DPP-IV secara selektif menghambat aktivitas enzim DPP-IV yang mendegradasi hormon GLP-1 sehingga GLP-1 dapat bertahan lebih lama dalam tubuh.  Berbeda dengan agonis reseptor GLP-1, inhibitor DPP-IV diberikan peroral dengan frekuensi pemberian satu hingga dua kali sehari.  Contoh obat golongan ini adalah sitagliptin, vildagliptin dan alogliptin.  Dapat digunakan kombinasi dengan metformin atau tiazolidindion
  • 30.
  • 31. Insulin Diperlukan pada keadaan :  Penurunan berat badan yang cepat  Hiperglikemia berat yang disertai ketosis  Ketoasidosis diabetik  Hiperglikemia hiperosmolar non ketotik  Hiperglikemia dengan asidosis laktat  Gagal dengan kombinasi ADO dosis hampir maksimal  Stress berat ( infeksi sistemik, operasi besar )  Kehamilan dengan DM gestasional yang tidak terkendali dengan Terapi Gizi Medik  Gangguan fungsi ginjal atau hati yang berat  Kontra indikasi dan atau alergi terhadap ADO  Efek samping utama → hipoglikemia  Efek samping lain : reaksi imun terhadap insulin → resistensi insulin
  • 32. Preparat Insulin  Ultra Short Acting Insulin Berupa insulin terlarut,onsetnya sangat cepat(15-30 menit) dan durasi yang singkat. Contoh : Insulin Lispro ( 3-4 jam), biasanya diberikan sebelum atau saat makan untuk mencegah hiperglikemia postprandial. Biasanya sediaan ini dikombinasikan dengan insulin kerja panjang  Short Acting Insulin Kerja cepat, terdiri dari Zn dalam larutan suspensi. Untuk DM ketoasidosis , merupakan insulin yang dpt diberikan secara IV  Intermediate & Long Acting Insulin Insulin lente ( kerja sedang ) Insulin semi lente ( kerja cepat ) Ultra lente ( kerja panjang )
  • 33. Nama Sediaan Golongan Mulai Kerja (Jam) Puncak (Jam) Masa Kerja (Jam) Sediaan Actrapid HM Masa kerja singkat 0,5 1-3 8 40 UI/ml Actrapid HM Penfill Masa kerja singkat 0,5 2-4 6-8 100 UI/ml Insulatard HM Masa kerja sedang, mula kerja cepat 0,5 4-12 24 40 UI/ml Insulatard HM Penfill Masa kerja sedang, mula kerja cepat 0,5 4-12 24 100 UI/ml Monotard HM Masa kerja sedang, mula kerja cepat 2,5 7-15 24 40 UI/ml dan 100 UI/ml Protamin Zinc Sulfat Kerja lama 4-6 14-20 24-36 Humulin 20/80 Sediaan Campuran 0,5 1,5-8 14-16 40 UI/ml Humulin 30/70 Sediaan campuran 0,5 1-8 14-15 100 UI/ml Humulin 40/60 Sediaan campuran 0,5 1-8 14-15 100 UI/ml Mixtard 30/70 Penfill Sediaan campuran 100 UI/ml
  • 34. Keadaan hipoglikemia pada terapi insulin dapat terjadi akibat : 1. Dosis insulin yang berlebihan 2. Saat pemberian yang tidak tepat 3. Pemakaian glukosa yang berlebihan misalnya olahraga anaerobik berlebihan. 4. Faktor-faktor lain yang dapat meningkatkan kepekaan individu terhadap insulin, misalnya gangguan fungsi adrenal atau hipofisis
  • 35.
  • 36.
  • 37.
  • 38.
  • 39.
  • 40.
  • 41. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam Pemberian ADO  Mulai dengan dosis kecil, ditingkatan secara bertahap sesuai respons kadar glukosa, dapat diberikan sampai dosis maksimal  Harus diketahui cara kerja, lama kerja dan efek samping obat  Bila diberikan bersama obat lain, fikirkan kemungkinan adanya interaksi obat  Pada kegagalan pada penggunaan ADO usahakan menggunakan ADO gol lain, bila gagal lagi baru beralih pada insulin  Sebaiknya ADO yang bekerja jangka panjang tidak diberikan pada penderita lanjut usia
  • 42. Terapi Kombinasi  ADO + insulin : mulai dosis rendah → dosis > bertahap naikkan bertahap ~ sesuai respon kadar glukosa darah & mekanisme kerja obat harus berbeda  Berdasarkan hasil diet dan kegiatan jasmani bila diperlukan dapat diberikan kombinasi ADO sejak dini. Pilih 2 kelompok dengan mekanisme kerja berbeda  Bila sasaran kadar glukosa belum tercapai → kombinasi 3 ADO (kelompok beda) atau kombinasi ADO + insulin  Dosis awal insulin (kerja menengah/panjang = 10 unit, diberikan malam hari)
  • 43. • Interaksi yang Merugikan a. Metformin – fenprokumon menyebabkan peningkatan eliminasi fenprokumon. Hal ini dihubungkan dengan adanya peningkatan aliran darah ke hati. b. Metformin – alkohol alkohol meningkatkan efek antihiperglikemia dan hiperlaktatemia dari metformin. Oleh sebab itu, pasien yang diobati dengan metformin sebaiknya menghindari alkohol. rasional karena mekanisme kerja yang berbeda yang saling aditif. • Interaksi yang menguntungkan a. Metformin – golongan sulfonilurea Merupakan kombinasi yang Kombinasi tersebut dapat menurunkan kadar glukosa darah lebih banyak daripada pengobatan tunggal masing-masing obat tersebut. b. Metformin – insulin Kombinasi ini dianjurkan pada pasien obesitas yang kadar glukosa darahnya sulit dikendalikan.
  • 44. Daftar Obat yang Dapat Meningkatkan atau Menurunkan Kadar Gula Darah Meningkatkan Menurunkan Diuretik : klortiazid, diazoxide, furosemide Hormonal : ACTH, kontrasepsi oral, medroksi progesteron, glukagon Obat psikotropik : litium, haloperidol, fenotiazin Katekolamin : adrenalin, isoprenalin, levodopa, fenitoin, propranolol Analgesik dan anti-inflamasi : aspirin, parasetamol, indometazin Lain-lain ; simetidin,heparin,siklofosfamid, asam nikotinat Anthipertensi : beta bloker, alfa bloker, klonidin, guanetidin, reserpin Obat psikotropik : litium, MAOI Lain-lain : alkohol, aminofilin, anabolik, steroid, klofibrat, probenesid , rifampisin
  • 45. Tabel 3. Kriteria Pengendalian DM Baik Sedang Buruk - Glukosa darah puasa (mg/dL) - Glukosa darah 2 jam (mg/dL) - HbA1c (%) - Kolesterol Total (mg/dL) - Kolesterol LDL (mg/dL) - Kolesterol HDL (mg/dL) - Trigliserida (mg/dL) -Tekanan darah (mm/Hg) 80 - 100 80 - 144 < 6,5 <200 <100 >45 <150 ≤ 130/80 100 - 125 145 – 179 6,5 – 8 200 – 239 100 – 129 35 – 45 150 – 199 130-140/ 80 – 90 ≥ 126 ≥ 180 > 8 ≥ 240 ≥ 130 <35 ≥200 >140/90
  • 46. Pemilihan obat tidak tepat/ salah obat : Pemilihan obat yang tidak tepat dapat mengakibatkan tujuan terapi tidak tercapai sehingga penderita dirugikan. Pemilihan obat yang tidak tepat dapat disebabkan oleh: 1. Penderita memiliki masalah kesehatan, tetapi obat yang digunakan tidak efektif. 2. Penderita alergi dengan obat yang diberikan. 3. Penderita menerima obat tetapi bukan yang paling efektif untuk indikasi yang diobati. 4. Obat yang digunakan berkontraindikasi, misalnya penggunaan obat- obat hipoglikemik oral golongan sulfonylurea harus hati-hati atau dihindari pada penderita lanjut usia, wanita hamil, penderita dengan gangguan fungsi hati, atau gangguan fungsi ginjal yang parah. 5. Obat yang digunakan efektif tetapi bukan yang paling murah. 6. Obat yang digunakan efektif tetapi bukan yang paling aman. 7. Penderita resisten dengan obat yang digunakan. 8. Penderita menolak terapi obat yang diberikan, misalnya pemilihan bentuk sediaan yang kurang tepat. 9. Penderita menerima kombinasi produk obat yang tidak perlu, misalnya polifarmasi sesama obat hipoglikemik oral yang bekerja pada titik tangkap kerja yang sama dan diberikan pada saat yang bersamaan.
  • 47. Area lain dari diabetes yang harus diperhatikan untuk menurunkan mortilitas dan morbilitas secara keseluruhan, antara lain:  Tekanan darah (target < 130/80 mm Hg)  LDL kolesterol (target < 100 mg/dl)  Penggunaan aspirin untuk pasien DM dengan hipertensi dan resiko jantung  Pemeriksaan mata, kaki, gigi (1x/tahun)  Vaksinasi influenza dan pneumokokal
  • 48. EDUKASI PASIEN DALAM TERAPI DIABETES  Penyakit: tanda dan gejala  Hiperglikemia: tanda, gejala, pengobatan  Hipoglikemia: tanda, gejala, pengobatan  Latihan: keuntungan dan efek pd glc drh  Diet  Terapi insulin:teknik injeksi, tipe insulin, onset & peak action, penyimpanan,stabilitas  Tes urin: glukosa, keton  Terapi kaki  Manejemen selama sakit  Faktor resiko: hipertensi, hiperlipidemia
  • 49. KONSELING  Diabetes: patogenesis dan komplikasi  Hiperglikemia:sign & symptoms  Ketoasidosis: sign & symptoms  Hipoglikemia: sign, symptoms & treatment  Exercise: efek pd kdr glc drh dan dosis insulin  Diet: mengurangi konsumsi KH dan lemak  Insulin: teknik injeksi, tipe insulin, onset & peak actions, cara penyimpanan, stabilitas  Tujuan terapi: HbA1c, kdr glc puasa&pp, kolesterol, TGA, tek darah  Pemeliharaan kaki  Faktor resiko kardiovaskuler
  • 50. Pengarahan dalam memelihara kaki pada seseorang penderita diabetes mellitus atau gangguan vascular Kebersihan kaki 1.Cuci kaki pagi dengan sabun lembut dan air hangat, keringkan diantara ujung kaki dengan menekan, jangan menggosoknya dengan kencang ( perlahan ), ini untuk menjaga kelembutan kulit. 2.Ketika menggosok kaki, selalu menggosoknya dengan arah menarik dari bagian ujung kaki, jika terlihat nadi urut kaki dengan sangat perlahan, jangan pernah mengurut bagian mata kakinya. 3.Jika kuku jari kaki sudah rapuh dan kering, lembutkan dengan merendamnya di dalam air hangat yang mengandung 1 sendok makan sodium borat ( borax ), per 100ml selama 1,5 jam tiap malam. Ini juga biasa digunakan untuk menggosok kuku secara merata dengan minyak sayur. 4.Gunakan sepatu dengan hak yang rendah agar kulit di bawah tumit tetap lembut, sepatu sebaiknya mempunyai bagian ujung kaki yang lebar untuk menghindari dari penekanan, gunakan kaos kaki yang tebal dan hangat. 5. Jangan duduk dengan posisi kaki menyilang, ini mungkin akan menyebabkan arteri kaku dan supply (persediaan/penyaluran) darah ke kaki tertutup. 6. Jangan mempergunakan panas dalam bentuk air panas, botol air panas atau pemanasan alas tanpa izin dokter, panas dapat melukai kulit jika sirkulasinya buruk. Jika kaki sering lembab, ganti sepatu dan kaos kaki sedikitnya setiap hari atau sering
  • 51. Peran Apoteker :  Mengidentifikasi dan menilaian kesehatan pasien.  Merujuk pasien.  Memantau penatalaksanaan diabetes.  Menjaga dan meningkatkan kepatuhan pasien terhadap jadwal terapi.  Membantu penderita mencegah dan mengatasi komplikasi ringan.  Menjawab pertanyaan penderita dan keluarga mengenai DM.  Memberikan pendidikan dan konseling.
  • 52. Kesimpulan  Pengelolaan DM membutuhkan kerjasama penderita dengan dokter, apoteker dan dietisien, agar tercapai kualitas hidup yang normal bagi penyandang DM