3. Subsektor perkebunan merupakan salah satu subsektor
yang mengalami pertumbuhan yang paling konsisten,
baik ditinjau dari arealnya maupun produksinya.
Berdasarkan data dari Direktorat Bina Produksi
Perkebunan (2004), pada tahun 2000 sampai 2003, secara
keseluruhan luas areal perkebunan di Indonesia
meningkat dengan laju 2,6% per tahun dengan total areal
pada tahun 2003 mencapai 16,3 juta ha.
4. Subsektor perkebunan merupakan salah satu subsektor
yang penting karena mempunyai kontribusi yang
signifikan terhadap perekonomian Indonesia. Subsektor
ini juga menyerap tenaga kerja sehingga angka
pengangguran bisa berkurang. Sampai tahun 2003,
jumlah tenaga kerja yang terserap oleh subsektor ini
diperkirakan mencapai sekitar 17 juta jiwa. Jumlah
lapangan kerja tersebut belum termasuk ke dalam
industri hilir perkebunan.
5. Subsektor perkebunan memiliki posisi yang tidak dapat
diremehkan. Perkebunan merupakan salah satu
subsektor andalan dalam menyumbang devisa untuk
negara melalui orientasi pasar ekspor. Produk karet, kopi,
kakao, teh dan minyak sawit adalah produk-produk yang
lebih dari 50% dari total produksi adalah untuk ekspor.
6. Dalam pembangunannya, industri pertanian
tidaklah lepas dari perkembangan teknologi.
Pemanfaatan hasil pertanian sebagai bahan
baku industri mampu memberikan kontribusi
tenaga kerja sehingga tingkat pengangguran di
Indonesia secara perlahan-lahan dapat
menurun. Peran bioteknologi juga sangat
diperlukan di sektor ini, sehingga menjadi
peluang untuk tenaga-tenaga ahli dalam
bidang pertanian untuk bekerja.
7. Agroekowisata menawarkan berbagai ekosistem
pertanian serta bentang alam yang khas yang
akan menjadi wahana baru untuk para
wisatawan baik wisatawan lokal maupun
wisatawan asing. Hal tersebut dapat
memberikan kontribusi yang besar dalam
perekonomian Indonesia dalam bentuk
penghasilan devisa.
9. Dalam analisis klasik dari Kuznets (1964), pertanian di
LDCs dapat dilihat sebagai suatu sektor ekonomi yang
sangat potensial dalam empat bentuk kontribusinya
terhadap pertumbuhan dan pengembangan ekonomi
nasional, yaitu sebagai berikut:
10. 1. Ekspansi sektor-sektor ekonomi lain sangat
tergantung pada produk-produk dari sector
pertanian, bukan saja untuk suatu kelangsungan
pertumbuhan suplai makanan mengikuti
pertumbuhan penduduk.
2. Karena bias agraris yang sangat kuat dari ekonomi
selama tahp awal proses pembangunan ekonomi.
3. Karena pentingnya pertanian secara relative
menurun dengan pertumbuhan dan pembanguna
ekonomi.
4. Sektor pertanian mampu berperan sebagai sumber
penting bagi surplus neraca perdagangan atau
neraca pembayaran.
11. Kontribusi produk dari pertanian dapat dilihat dari
relasi antara pertumbuhan pangsa PDBdari sector
tersebut dengan pangsa awalnya dan laju pertumbuhan
relatifdari produk-produk neto pertanian dan non
pertanian.
12. Peranan sektor pertanian lewat kontribusi pasarnya
terhadap diversifikasi dan pertumbuhan output dari
sektor-sektor nonpertanian, sangat tergantung pada
dua faktor penting yang dapat dianggap sebagai
prasyarat, yaitu :
1. Dampak dari keterbukaan ekonomi dimana pasar
domestik tidak hanya diisi oleh barang-barang
buatan dalam negeri, tetapi juga barang-barang
impor.
2. Jenis teknologi yang digunakan disektor pertanian
yang menentukan tinggi rendahnya tingkat
mekanisasi atau modernisasi dari sektor tersebut.
13. Ada dua factor produksi yang dapat dialihkan dari sector
pertanian ke sector-sektor nonpertanian, tanpa harus
mengurangi volume produksi (produktivitas) di sector
pertanian, pertama adalah tenaga kerja dan kedua adalah
modal.
14. Kontribusi sector pertanian di suatu negara terhadap
peningkatan devisa terjadi melalui peningkatan ekspor
dan atau pengurangan impor Negara tersebut untuk
komoditi-komoditi pertanian. Akan tetapi peranan sector
pertanian dalam peningkatan devisa bisa dikontradiksi
dengan peranannya dalam bentuk kontribusi produk.