SlideShare a Scribd company logo
1 of 17
Download to read offline
MAKALAH
KALKULASI BIAYA PESANAN
(Job Order Costing)
Disusun oleh:
Dhibagus Hari P. 130421100075
Fadiludin 130421100076
Achmad Agung Ferianto 130421100077
Arifin 130421100078
Elvi Syahrina 130421100080
PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA TAHUN AJARAN
2014-2015
Kata Pengantar
Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, kami telah
berhasil menyusun makalah tentang KALKULASI BIAYA PESANAN ini dengan baik.
Makalah ini kami harapkan dapat membantu proses belajar mengajar. Dan juga
diharapkan dapat menambah nilai yang ada.
Dalam penyusunan makalah ini, kami tidak lupa mengucapkan banyak terimakasih
pada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan tugas makalah ini sehinggga
kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Maka dari itu, kami
mengharapkan saran dan kritikan yang bersifat membangun agar di masa yang akan datang
akan lebih baik.
Bangkalan, 13 Mei 2014
Penyusun
DAFTAR ISI
COVER………………………………………………………………………………….. i
KATA PENGANTAR………………………………………………………………….. ii
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………. iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang………………………………………………………………... 1
1.2 Rumusan Masalah………………………………………………………........... 2
1.3 Tujuan………………………………………………………………………..... 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Konsep Dasar Job Order Costing (Biaya Berdasarkan Pesanan)…………....... 3
2.2 Akuntansi untuk Bahan Baku………………………………………………..... 6
2.3 Akuntansi untuk Tenaga Kerja……………………………………………....... 8
2.4 Akuntansi untuk Biaya Overhead Pabrik……………………………………… 9
2.5 Akuntansi untuk Barang Jadi dan Produk Yang Dijual ………………………. 12
BAB III PENUTUP
3.1. Kesimpulan…………………………………………………………………… 13
3.2. Kritik dan Saran……………………………………………………………….. 13
DAFTAR PUSTAKA
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam system perhitungan biaya berdasarkan pesanan (Job Order Costing atau Job
Costing), biaya produksi diakumulasikan untuk setiap pesanan (job) yang terpisah. Suatu
pesanan adalah output yang didentifikasikan untuk memenuhi pesanan pelanggan tertentu
atau untuk mengisi kembali suatu item persediaan. Hal ini berbeda dengan sistem
perhitungan biaya berdasarkan proses, dimana biaya diakumulasikan untuk suatu operasi
atau subdivisi dari suatu perusahaan, seperti departemen.
Agar permintaan biaya berdasarkan pesanan menjadi efektif, pesanan harus dapat
didentifikasikan secara terpisah. Agar rician dari perhitungan biaya berdasarkan pesanan
sesuai dengan usaha yang diperlukan, harus terdapat perbedaan penting dalam biaya per-
unit suatu pesanan dengan pesanan lain. Misalnya saja, jika suatu percetakan secara
simultan mempersiapkan pesanan untuk label, kertas kado berwarna, dan gambar temple,
maka selain pesanan-pesanan tersebut dapat dengan mudah dibedakan berdasarkan
tampilan fisiknya, biaya per unit dari pesanan-pesanan tersebut juga berbeda, sehingga
perhitungan biaya berdasarkan pesanan digunakan. Rincian mengenai suatu pesanan
dicatat dalam kartu biaya pesanan (Job Cost Sheet), yang dapat berbentuk kertas atau
elektronik. Meskipun banyak pesanan dapat dikerjakan secara silmutan, setiap kartu biaya
pesanan mengumpulkan rincian untuk satu pesanan tertentu saja.
Perhitungan biaya berdasarkan pesanan mengakumulasikan biaya bahan baku
langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead yang diberikan ke setiap pesanan. Sebagai
akibatnya, perhitungan biaya berdasarkan pesanan dapat dipandang dalam tiga bagian yang
saling berhubungan. Akuntansi bahan baku memelihara catatan persediaan bahan baku,
membebankan bahan baku langsung ke pesanan, dan membebankan bahan baku ke
overhead.
Akuntansi tenaga kerja memelihara akun-akun yang berhubungan dengan beban gaji,
membebankan tenaga kerja langsung ke pesanan, dan membebankan tenaga kerja tidak
langsung ke overhead. Akuntansi overhead mengakumulasikan biaya overhead,
memelihara catatan terinci atas overhead, dan membebankan sebagian dari overhead ke
setiap pesanan. Dasar dari perhitungan biaya berdasarkan pesanan melibatkan hanya
delapan tipe ayat jurnal akuntansi, yaitu pembelian bahan baku, pengakuan biaya tenaga
2
kerja pabrik, pengakuan biaya overhead pabrik, penggunaan bahan baku, distribusi beban
gaji tenaga kerja, pembebanan estimasi biaya overhead, penyelesaian pesanan dan
penjualan produk.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep dasar job order costing (biaya berdasarkan pesanan).
2. Apa saja yang membebankan biaya produksi pada perhitungan biaya berdasarkan
pesanan.
1.3 Tujuan
1. Mengetahui konsep dasar job order costing (biaya berdasarkan pesanan).
2. Mengetahui hal-hal yang membebankan biaya produksi pada perhitungan biaya
berdasarkan pesanan.
3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Konsep Dasar Job Order Costing (Biaya Berdasarkan Pesanan)
Job order costing (biaya berdasarkan pesanan) adalah salah satu metode
perhitungan biaya produksi untuk menentukan harga pokok produksi pada suatu
perusahaan yang berdasarkan pada sistem order atau pesanan. Dalam sistem
perhitungan ini, biaya produksi diakumulasikan untuk setiap pesanan yang terpisah.
Jadi jika suatu pesanan telah diterima, pabrik atau perusahaan akan membuat produk
sesuai dengan spesifikasi masing-masing pesanan.
Pada sistem ini terdapat suatu lembaran biaya yang digunakan sebagai perincian
mengenai suatu pesanan atau sering disebut dengan kartu biaya pesanan (job cost
sheet). Lembar biaya tersebut digunakan untuk mengidentifikasi biaya produksi agar
diketahui hasil biaya tersebut terjadi karena produksi tertentu. Banyak sedikitnya kartu
biaya pesanan (job cost sheet) dibuat sesuai dengan berapa banyaknya pesanan yang
diminta. Sistem yang digunakan dengan menggunakan sistem urutan. Cara ini dibuat
dengan memberi nomor urut pada pesanan disesuaikan waktu atau jenis dari pesanan
yang diminta.
Di dalam lembaran biaya produksi dibebankan oleh beberapa hal, yaitu :
1. Biaya bahan baku. Biaya bahan baku dibebankan pada bon permintaan. Jadi
biaya bahan baku dibebankan secara langsung pada pesanan yang diminta.
2. Biaya tenaga kerja (upah). Biaya tenaga kerja berdasarkan job ticket (kartu
kerja). Sama halnya dengan biaya bahan baku, biaya tenaga kerja dibebankan
secara langsung pada pesanan yang diminta.
3. Biaya overhead pabrik (BOP). BOP dibebankan kepada tiap-tiap pesanan atas
dasar tarif yang ditentukan di muka.
Untuk mengakumulasikan biaya bahan baku, tenaga kerja (upah) dan biaya
overhead pabrik (BOP) digunakan perhitungan untuk menentukan harga pokoknya.
Perhitungannya sebagai berikut.
Total Biaya Produksi
HARGA POKOK PER UNIT =
Kuantitas Produksi
4
Tujuan dari sistem perhitungan ini adalah untuk menentukan harga pokok produk
dari setiap pesanan, baik harga pokok produk secara keseluruhan tiap pesanan maupun
per satuan. Maka dari itu, sistem perhitungan ini sangat berperan penting di berbagai
pabrik maupun perusahaan. Contoh perusahaan yang biasanya menggunakan sistem job
order costing adalah adalah perusahaan pembuatan pesawat udara, perusahaan mebel,
perusahaan modister, industri gelanggang kapal, pembuatan mesin atau alat berat
khusus, jam tangan mewah, percetakan, dan lainnya. Umumnya, produknya dicirikan
sebagai produk yang khusus (custome) dan tidak diproduksi secara masal. Kartu harga
pokok di samping dipergunakan untuk menghitung harga pokok suatu pesanan juga
berfungsi sebagi rekening pembantu (subsidiary account) dari rekening control.
Perhitungan biaya berdasarkan pesanan melibatkan delapan ayat jurnal yang digunakan
untuk mencatat transaksi. Ayat-ayat jurnal sebagai berikut.
1. Pembelian bahan baku
2. Pengakuan biaya tenaga kerja pabrik
3. Pengakuan biaya overhead pabrik
4. Penggunaan bahan baku
5. Distribusi beban gaji tenaga kerja
6. Pembebanan estimasi biaya overhead
7. Penyelesaian pesanan
8. Penjualan produk
5
Gambar 1 Kartu Pesanan Untuk Pabrik Yang Tidak Terdepartementalisasi
Calista Corporation
Pondok Jati 3 CL 3 Sidoarjo 61252. Pesanan No. 1234
Untuk : Rendy Arizona Co. Tanggal dipesan : 10/1
Produk : Papan Pengering No.14 Tanggal mulai dikerjakan : 14/1
Spesifikasi : 12” x 20” x 1” Pelitur Bening. Tanggal dibutuhkan : 22/1
Jumlah : 10 Tanggal selesai dikerjakan : 18/1
BAHAN BAKU LANGSUNG
TANGGAL NOMOR PERMINTAAN JUMLAH
14/1 516 $ 1.420
17/1 531 $ 780
18/1 544 $ 310
$ 2.510
TENAGA KERJA LANGSUNG
TANGGAL J A M BIAYA
14/1 40 $ 320
15/1 32 $ 256
16/1 36 $ 288
17/1 40 $ 320
18/1 48 $ 384
196 $ 1.568
OVERHEAD PABRIK DIBEBANKAN
TANGGAL JAM MESIN BIAYA
14/1 16,2 $ 648
16/1 10 $ 400
17/1 3,2 $ 128
29,4 X $40 $ 1.176
Bahan Baku langsung $ 2.510 Harga Jual $ 7.860
Tenaga kerja langsung $ 1.568 Biaya pabrik $ 5.254
Overhead pabrik dibebankan $ 1.176 Beban pemasaran $ 776
Beban administrasi $ 420
Total biaya pabrik $ 5.254 Biaya untuk membuat $ 6.450
dan menjual
Laba…………………….. $ 1.410
6
2.2 Akuntansi untuk Bahan Baku
Prosedur yang digunakan dalam pembelian dan pengeluaran bahan berbeda di tiap
pabrik. Biasanya sebelum tanggal produksi dimulai, karyawan dibagian yang
bertanggung jawab atas penjadwalan akan memberi informasi kepada bagian
pembelian, dengan menggunakan formulir permintaan pembelian, tentang bahan-
bahan yang ingin dibeli. Bagian pembelian kemudian megeluarkan pesanan pembelian
kepada pemasok. Setelah itu, pegawai di bagian departemen penerimaan membuat
laporan penerimaan barang dilihat dari kondisi dan kuantitas.
Perkiraan bahan dalam buku besar (general ledger) merupakan perkiraan
pengendali. Perkiraan yang terpisah untuk masing-masing jenis bahan yang
diselenggarakan dalam buku tambahan adalah buku bahan (materials ledge).
Kegunannya adalah sebagai alat bantu memlihara kuantitas persediaan barang. Bentuk
perkiraan dalam buku bahan dapat digambarkan sebagai berikut.
Bahan-bahan yang ingin di produksi, maka akan dipindahkan dari gudang ke
pabrik dengan menyesuaikan dengan formulir permintaan bahan, yang sebelumnya
telah dikeluarkan oleh bagian produksi atau bagian penjadwalan. Formulir ini
berfungsi sebagai dasar pembukuan (pemasukan) data kuantitas dan jumlah dolar ke
perkiraan buku bahan.
Formulir yang telah diisi akan dijadikan sebagai dasar pemindah harga pokok
bahan dari perkiraan pengendalian dalam buku besar ke perkiraan pengendalian unuk
barang dalam proses dan overhead pabrik. Arus bahan ke produksi digambarkan
dengan ayat jurnal sebagai berikut.
7
Barang dalam Proses…………………………. 13.000
Overhead Pabrik……………………………… 840
Bahan……………………………………. 13.840
Berikut merupakan gambar formulir permintaan barang
FORMULIR PERMINTAAN BARANG
Pesanan No. ……………. BPP No. …………
Disetujui oleh ………….. Tanggal: ………..
Bahan No. 23 800 700 $0,50 $350
100 0,54 54
Total yang dikeluarkan $404
Dikeluarkan oleh ………………… Diterima oleh ……………….
2.3 Akuntansi untuk Tenaga Kerja
Dalam akutansi untuk tenaga kerja berbeda dengan bahan. Oleh karena itu, dalam
akutansi untuk tenaga kerja tidak ada perkiraan persediaan dengan sistem perpetual
untuk pekerja. Namun dengan adanya akutansi untuk tenaga kerja ini dapat
menentukan jumlah upah yang harus diberikan kepada setiap karyawan pada setiap
periode pengupahan dan dapat mengalokasikan upah pekerja kepada overhead pabrik
dan masing-masing produksi pesanan.
Di dalam perusahaan terdapat sebuah kartu absensi yang berguna untuk mencatat
waktu kedatangan dan waktu pulang dari setiap karyawan atau pekerja pada absen
individual yang bisa berbentuk ketas atau elektronik. Kartu tersebut disebut sebagai
kartu jam kerja (time tickets). Dengan adanya kartu ini jumlah waktu yang dipakai
oleh seorang karyawan dan biaya pekerja untuk tiap pesanan, atau overhead pabrik
Keterangan Kuantitas
yang Di-
setujui
Kuantitas
yang Di-
keluarkan
Harga
Per
Unit
Jumlah
62
R.A. Sanders
704
10 Mei 2014
M.K. J.B.
8
dapat dicatat dan diperoleh dengan mudah. Kartu ini digunakan untuk menghitung
penghasilan dari karyawan dengan upah per jam.
Berikut merupakan gambar kartu jam kerja (time tickets)
KARTU JAM KERJA
Nama Karyawan : ……………. No: …………
Karyawan No. …….. Tanggal: ………..
Keterangan Pekerjaan
……………………… Pesanan No. ….
10:00 12:00 2 $6,50 $13,00
1:00 2:00 1 6,50 6,50
Total biaya $19,50
Disetujui oleh ……
Dari segi hubungan dengan produk, tenaga kerja dibagi menjadi dua, yaitu tenaga
kerja langsung dan tenaga kerja tak langsung. Tenaga kerja langsung adalah pekerja
atau karyawan yang secara langsung ikut berpartisipasi dalam proses produksi dan
yang upahnya merupakan bagian yang besar dalam memproduksi produk. Upah tenaga
kerja langsung diperlakukan sebagai biaya tenaga kerja langsung dan diperhitungkan
langsung sebagai unsur biaya produksi. Sedangkan tenaga kerja tak langsung adalah
pekerja atau karyawan yang secara tidak langsung ikut berpartisipasi dalam proses
produksi. Upah tenaga kerja tak langsung ini disebut biaya tenaga kerja tak langsung.
Jadi upah tenaga kerja tak langsung dibebankan pada produk tidak secara langsung,
tetapi melalui tarif biaya overhead pabrik yang ditentukan di muka.
Untuk mengidentifikasi biaya tenaga kerja langsung dan tidak langsung, setiap
karyawan membuat satu atau lebih kartu jam kerja karyawan setiap hari. Setiap kartu
jam kerja karyawan merupakan dokumen yang menunjukkan waktu yang dihabiskan
oleh seorang pekerja untuk sutu pesanan tertentu (tenaga kerja langsung) atau untuk
Waktu
Mulai
Waktu
Berhenti
Jam
Bekerja
Upah
per Jam
Biaya
Gail Berry
240
Penyelesaian (Finishing)
4521
10 Mei 2014
62
T.D.
9
tugas-tugas lain (tenaga tidak langsung). Tenaga kerja yang tidak digunakan dalam
proses produksi dibebankan ke akun beban pemasaran atau beban administratif. Kartu
jam kerja biasanya dihitung biayanya dan diikhtisarkan secara periodik, dan jumlah
jam kerja setiap karyawan yang tertera di kartu jam kerja dicocokkan dengan jumlah
jam kerja menurut kartu absen.
Jumlah waktu yang telah dicatat dalam kartu jam kerja (time tickets), kemudian
dibandingkan dengan kartu karyawan (clock cards). Gunanya untuk dijadikan sebagai
pengecekan internal (internal check) dari ketepatan pengeluaran upah. Arus biaya
pekerja ke dalam produksi digambarkan dengan ayat jurnal berikut ini.
Barang dalam Proses.......................... 10.000
Overhead Pabrik……........................ 2.200
Hutang Upah………………….... 12.200
2.4 Akuntansi untuk Biaya Overhead Pabrik
Overhead pabrik mencakup semua biaya produksi kecuali bahan langsung dan
pekerja langsung. Contoh dari biaya overhead selain dari bahan tak langsung dan
pekerja tak langsung adalah penyusutan listrik, bahan bakar, asuransi, dan pajak
kekayaan. Merupakan hal biasa untuk memiliki perkiraan pengendali overhead pabrik
dalam buku besar. Perinci dari berbagai jenis biaya diakumulasikan dalam buku besar.
Pendebetan pada perkiraan overhead dapat berasal dari berbagai sumber. Sebagai
contoh, biaya bahan tak langsung diperoleh dari ikhtisar formulir permintaan bahan,
biaya pekerja tak langsung diperoleh dari ikhtisar kartu jam kerja, biaya listrik dan air
yang diperoleh dari faktur, dan biaya penyusutan serta asuransi (yang telah habis
manfaatnya) dapat dicatat sebagai penyesuaian pada akhir periode akuntansi.
Meskipun overhead pabrik tidak dapat diidentifikasikan secara khusus dengan
pekerjaan tertentu, tetapi overhead pabrik merupakan bagian yang sama biaya
pabrikasi sebagaimana halnya bahan langsung dan pekerja langsung. Sejalan dengan
meningkatnya penggunaan mesin dan otomasi, maka overhead pabrik mewakili bagian
–bagian yang lebih besar dari total biaya. Sebagian jenis biaya overhead pabrik terjadi
untuk keseluruhan pabrik dan tidak dapat secara langsung dihubungkan dengan produk
jadi. Masalah menjadi rumit, karena beberapa jenis biaya overhead pabrik relatf
10
besarnya tetap, sementara yang lainnya cenderung bergerak sesuai dengan perubahan
produktifitas.
Menunggu sampai akhir periode akuntansi untuk mengalokasikan overhead pabrik
ke berbagai pekerjaan merupakan hal yang sangat dapat diterima dari sudut pandang
keakuratan (accurancy), namun hal ini sangat tidak memuaskan jika ditinjau dari
ketepatan waktu (timesliness). Agar sistem biaya dapat mempunyai kegunaan yang
sebesar-besarnya, maka kehendaknya data biaya dapat tersedia pada saat setiap
pekerjaan selesai, meskipun ada pengorbanan dalam ketelitian. Hanya melalui
pelaporan yang tepat waktu manajemen dapat membuat penyesuaian yang dipandang
perlu dalam penetapan harga dan metode produksi, untuk mencapai kombinasi terbaik
yang mungkin dari pendapatan dan dari biaya pekerjaan di masa mendatang. Oleh
karena itu, dengan maksud agar data biaya dari pekerjaan dapat selalu tersedia,
terdapat kebiasaan untuk membebankan overhead pabrik pada produksi dengan
penggunaan tarif overhead pabrik yang ditentukan terlebih dahulu (predetermined
factory overhead rate).
Tarif overhead pabrik yang ditentukan dengan menghubungkan estimasi jumlah
overhead pabrik untuk tahun yang akan datang dengan beberapa dasar kegiatan yang
umum, yaitu dasar yang dapat membebankan secara adil pada barang yang diproduksi.
Pada saat biaya (overhead pabrik) terjadi, biaya tersebut didebet ke perkiraan
overhead pabrik. Biaya overhead pabrik yang dibebankan ke produksi secara periodik
dikresit keperkiraan overhead pabrik dan didebet ke perkiraan barang dalam proses.
Pembebanan biaya overhead pabrik tersebut ke produksi digambarkan dengan ayat
jurnal, sebagai berikut:
Barang dalam Proses………………………………… 8000
Overhead Pabrik………………………………… 8000
Biaya overhead pabrik yang dibebankan biasanya ditutup ke pengendali overhead
pabrik pada akhir tahun. Berikut merupakan ayat jurnal penutupnya:
Overhead Pabrik …………………………………… 8000
Pengendali Overhead Pabrik ...………………… 8000
11
Akun tersendiri pabrik dibebankan, memiliki keuntungan dalam hal memisahkan
catatan overhead dibebankan dengan overhead actual. Catatan terpisah memberi
kemudahan bagi manajer mengevaluasi tarif overhead dengan cara membandingkan
total overhead dibebankan dan total overhead actual dengan jumlah yang telah
dianggarkan. Perusahaan-perusahaan yang tidak menggunakan akun overhead pabrik
dibebankan akan mengkredit pengendali overhead pabrik ketika mengkredit barang
dalam proses. Hal ini meniadakan kebutuhan untuk membuat ayat jurnal penutup dan
memiliki dampak akhir yang sama pada pengendali overhead pabrik, seperti ayat-ayat
jurnal yang diilustrasikan di atas.
Jika jumlah yang dibebankan melebihi jumlah yang sesungguhnya, maka
perkiraaan overhead pabrik akan memiliki saldo kredit. Ini disebut dengan overapplied
atau overabsorbed (kelebihan pembebanan). Sedangkan jika jumlah yang dibebankan
kurang dari biaya sesungguhnya, maka perkiraaan overhead pabrik akan memiliki
saldo debet. Ini yang disebut dengan underapplied atau underabsorbed (kelebihan
pembebanan).
PERKIRAAN OVERHEAD PABRIK
Saldo
Tanggal Keterangan Debet Kredit
Mei 1 Saldo 200
31 Biaya yang terjadi 8.320
31 Biaya yang dibebankan 8.000 120
2.5 Akuntansi untuk Barang Jadi dan Produk Yang Dijual
Dalam akuntansi untuk barang jadi terdapat perkiraan barang jadi yang selalu ada
dalam buku tambahan. Buku tambahan tersebut yang mempunyai perkiraan pada
setiap jenis barang yang diproduksi, disebut buku barang jadi (finished goods ledger)
atau buku persediaan (stock ledger). Buku barang jadi ini dipergunakan untuk
Saldo underapplied
Saldo overabsorbed
12
mencatat kuantitas dan harga pokok produksi, kuantitas dan harga pokok barang yang
dikirim, dan kuantitas, total biaya dan harga pokok per unit barang yang masih ada di
tangan. Berikut contoh perkiraan buku barang jadi yang telah dijelaskan.
Setelah pencatatan buku barang jadi selesai, kemudian diteruskan dengan
pencatatan untuk tembuasan pesanan pengiriman tersebut dengan harga pokok per unit
dan jumlah hahrga pokok yang dijual. Data biaya dalam pesanan pengiriman ini
menjadi dasar ayat jurnal, sebagai berikut.
Harga Pokok Penjualan ……………………… 30.168
Barang Jadi ……………………………... 30.168
Pada penjualan barang jadi, diperlukan agar mencatat atau menjaga baik itu harga
pokok (cost price) ataupun harga jual (selling price) barang-barang yang telah dijual.
Untuk setiap penjualan, harga pokok penjualan dicatat dengan mendebitkan harga
pokok penjualan dan mengkreditkan barang jadi. Harga jual dari barang yang terjual
dicatat dengan mendebit piutang usaha (kas) dan mengkreditkan penjualan. Jika
barang dikembalikan oleh pembeli dan dimasukan kembali kedalam persediaan, maka
harus dilakukan pendebitan barang jadi dan mengkreditkan harga pokok penjualan
sejumlah harga pokoknya.
13
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dengan ini dapat disimpulkan bahwa konsep dasar dari Job order costingJob order
costing (biaya berdasarkan pesanan) yaitu perhitungan biaya produksi untuk menentukan
harga pokok produksi pada suatu perusahaan yang berdasarkan pada sistem order atau
pesanan. Dalam sistem perhitungan ini, biaya produksi diakumulasikan untuk setiap
pesanan yang terpisah. Jadi jika suatu pesanan telah diterima, pabrik atau perusahaan akan
membuat produk sesuai dengan spesifikasi masing-masing pesanan. Metode perhitungan
biaya produksi untuk menentukan harga pokok produksi pada suatu perusahaan yang
berdasarkan pada sistem order atau pesanan. Dalam sistem perhitungan ini, biaya produksi
diakumulasikan untuk setiap pesanan yang terpisah. Jadi jika suatu pesanan telah diterima,
pabrik atau perusahaan akan membuat produk sesuai dengan spesifikasi masing-masing
pesanan.
Adapun hal-hal yang membebankan biaya produksi pada perhitungan biaya
berdasarkan pesanan (Job order costingJob order) yaitu; biaya bahan baku yang dibeban
kan pada bon permintaan. Jadi, biaya bahan baku dibebankan secara langsung pada
pesanan yang diminta. Biaya tenaga kerja atau upah ini berdasarkan job ticket (kartu kerja).
Sama halnya dengan biaya bahan baku, biaya tenaga kerja dibebankan secara langsung
pada pesanan yang diminta. Biaya overhead pabrik (BOP) dibebankan kepada tiap-tiap
pesanan atas dasar tarif yang ditentukan di muka.
3.2 Kritik dan Saran
Berhubungan dengan makalah yang telah kami buat ini semoga bermanfaat bagi
teman-teman mahsiswa pada umumnya dan bagi penyusun pada khususnya. Namun kami
menyadari bahwa makalah yang telah kami buat ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran kami perlukan agar bisa memperbaikinya dalam pembuatan
makalah selanjutnya.
14
DAFTAR PUSTAKA
Blocher, Chen dan Lin. 2000. Manajemen Biaya-biaya Dengan Tekanan Strategik. Jilid 1.
Salemba Empat, Mc-Hill Companies, Inc
Hansen dan Mowen. 1997. Akutansi Mnajemen. Jilid 1. Jakarta : Erlangga
Mulyadi dan Setyawan.2001.Sistem Perencanaan dan Pengendalian Manajemen.
Jakarta:Selemba Empat
Simamora.1999.Akuntansi Manajemen.Jakarta: Selemba Empat

More Related Content

What's hot

PPT PENENTUAN HARGA JUAL
PPT PENENTUAN HARGA JUALPPT PENENTUAN HARGA JUAL
PPT PENENTUAN HARGA JUALrisni sari
 
8. manajemen-persediaan
8. manajemen-persediaan8. manajemen-persediaan
8. manajemen-persediaanLambok_siregar
 
Anggaran sebagai alat perencanaan dan pengendalian (indonesia title)
Anggaran sebagai alat perencanaan dan pengendalian (indonesia title)Anggaran sebagai alat perencanaan dan pengendalian (indonesia title)
Anggaran sebagai alat perencanaan dan pengendalian (indonesia title)Eka Wahyuliana
 
pengaruh kebijakan moneter dan fiskal terhadap permintaan agregat
pengaruh kebijakan moneter dan fiskal terhadap permintaan agregatpengaruh kebijakan moneter dan fiskal terhadap permintaan agregat
pengaruh kebijakan moneter dan fiskal terhadap permintaan agregatHasnah Rhiriesad
 
Tugas 3 produk bersama dan produk sampingan
Tugas 3 produk bersama dan produk sampinganTugas 3 produk bersama dan produk sampingan
Tugas 3 produk bersama dan produk sampinganOwnskin
 
Strategi Proses Manajemen Operasional
Strategi Proses Manajemen OperasionalStrategi Proses Manajemen Operasional
Strategi Proses Manajemen OperasionalIkkaW
 
Temu 6-variable-costing
Temu 6-variable-costingTemu 6-variable-costing
Temu 6-variable-costingAni Andiyani
 
KLASIFIKASI BIAYA
KLASIFIKASI BIAYAKLASIFIKASI BIAYA
KLASIFIKASI BIAYAAry Efendi
 
Manajemen keuangan part 3 of 5
Manajemen keuangan part 3 of 5Manajemen keuangan part 3 of 5
Manajemen keuangan part 3 of 5Judianto Nugroho
 
Tabel nilai uang (FVIF,FVIFA, PVIF, PVIFA)
Tabel nilai uang (FVIF,FVIFA, PVIF, PVIFA)Tabel nilai uang (FVIF,FVIFA, PVIF, PVIFA)
Tabel nilai uang (FVIF,FVIFA, PVIF, PVIFA)Dayana Florencia
 
5 manajemen-persediaan
5 manajemen-persediaan5 manajemen-persediaan
5 manajemen-persediaanAnisa Muvit
 
Akuntansi biaya _ semester III
Akuntansi biaya _ semester IIIAkuntansi biaya _ semester III
Akuntansi biaya _ semester IIIhasril ariel
 
Mengembangkan Strategi dan Program Penetapan Harga
Mengembangkan Strategi dan Program Penetapan HargaMengembangkan Strategi dan Program Penetapan Harga
Mengembangkan Strategi dan Program Penetapan HargaGusstiawan Raimanu
 
teori permintaan
teori permintaanteori permintaan
teori permintaanmas karebet
 
Keseimbangan pendapatan nasional_ekonomi
Keseimbangan pendapatan nasional_ekonomiKeseimbangan pendapatan nasional_ekonomi
Keseimbangan pendapatan nasional_ekonomiYasmin Pambudi Putri
 
Akuntansi Biaya : Metode Harga Pokok Proses
Akuntansi Biaya : Metode Harga Pokok ProsesAkuntansi Biaya : Metode Harga Pokok Proses
Akuntansi Biaya : Metode Harga Pokok ProsesHasan Romadon
 

What's hot (20)

PPT PENENTUAN HARGA JUAL
PPT PENENTUAN HARGA JUALPPT PENENTUAN HARGA JUAL
PPT PENENTUAN HARGA JUAL
 
8. manajemen-persediaan
8. manajemen-persediaan8. manajemen-persediaan
8. manajemen-persediaan
 
Anggaran sebagai alat perencanaan dan pengendalian (indonesia title)
Anggaran sebagai alat perencanaan dan pengendalian (indonesia title)Anggaran sebagai alat perencanaan dan pengendalian (indonesia title)
Anggaran sebagai alat perencanaan dan pengendalian (indonesia title)
 
pengaruh kebijakan moneter dan fiskal terhadap permintaan agregat
pengaruh kebijakan moneter dan fiskal terhadap permintaan agregatpengaruh kebijakan moneter dan fiskal terhadap permintaan agregat
pengaruh kebijakan moneter dan fiskal terhadap permintaan agregat
 
Tugas 3 produk bersama dan produk sampingan
Tugas 3 produk bersama dan produk sampinganTugas 3 produk bersama dan produk sampingan
Tugas 3 produk bersama dan produk sampingan
 
Akuntansi Biaya 5#5
Akuntansi Biaya 5#5Akuntansi Biaya 5#5
Akuntansi Biaya 5#5
 
Strategi Proses Manajemen Operasional
Strategi Proses Manajemen OperasionalStrategi Proses Manajemen Operasional
Strategi Proses Manajemen Operasional
 
METODA HARGA POKOK PESANAN
METODA HARGA POKOK PESANANMETODA HARGA POKOK PESANAN
METODA HARGA POKOK PESANAN
 
Temu 6-variable-costing
Temu 6-variable-costingTemu 6-variable-costing
Temu 6-variable-costing
 
KLASIFIKASI BIAYA
KLASIFIKASI BIAYAKLASIFIKASI BIAYA
KLASIFIKASI BIAYA
 
Manajemen keuangan part 3 of 5
Manajemen keuangan part 3 of 5Manajemen keuangan part 3 of 5
Manajemen keuangan part 3 of 5
 
Tabel nilai uang (FVIF,FVIFA, PVIF, PVIFA)
Tabel nilai uang (FVIF,FVIFA, PVIF, PVIFA)Tabel nilai uang (FVIF,FVIFA, PVIF, PVIFA)
Tabel nilai uang (FVIF,FVIFA, PVIF, PVIFA)
 
5 manajemen-persediaan
5 manajemen-persediaan5 manajemen-persediaan
5 manajemen-persediaan
 
Akuntansi biaya _ semester III
Akuntansi biaya _ semester IIIAkuntansi biaya _ semester III
Akuntansi biaya _ semester III
 
Mengembangkan Strategi dan Program Penetapan Harga
Mengembangkan Strategi dan Program Penetapan HargaMengembangkan Strategi dan Program Penetapan Harga
Mengembangkan Strategi dan Program Penetapan Harga
 
Bahan kuliah pengantar akuntansi ii utang obligasi
Bahan kuliah pengantar akuntansi ii  utang obligasiBahan kuliah pengantar akuntansi ii  utang obligasi
Bahan kuliah pengantar akuntansi ii utang obligasi
 
Manajemen operasional.1
Manajemen operasional.1Manajemen operasional.1
Manajemen operasional.1
 
teori permintaan
teori permintaanteori permintaan
teori permintaan
 
Keseimbangan pendapatan nasional_ekonomi
Keseimbangan pendapatan nasional_ekonomiKeseimbangan pendapatan nasional_ekonomi
Keseimbangan pendapatan nasional_ekonomi
 
Akuntansi Biaya : Metode Harga Pokok Proses
Akuntansi Biaya : Metode Harga Pokok ProsesAkuntansi Biaya : Metode Harga Pokok Proses
Akuntansi Biaya : Metode Harga Pokok Proses
 

Viewers also liked

Perhitungan biaya pesanan dan biaya proses
Perhitungan biaya pesanan dan biaya prosesPerhitungan biaya pesanan dan biaya proses
Perhitungan biaya pesanan dan biaya prosesIffa Tabahati
 
Kalkulasi biaya pesanan
Kalkulasi biaya pesananKalkulasi biaya pesanan
Kalkulasi biaya pesananesculenta
 
Kalkulasi biaya pemesanan
Kalkulasi biaya pemesananKalkulasi biaya pemesanan
Kalkulasi biaya pemesananArif Setiawan
 
Perhitungan Biaya Berdasarkan Proses
Perhitungan Biaya Berdasarkan ProsesPerhitungan Biaya Berdasarkan Proses
Perhitungan Biaya Berdasarkan ProsesAbu Tholib
 
Metode harga-pokok-pesanan-full-costing
Metode harga-pokok-pesanan-full-costingMetode harga-pokok-pesanan-full-costing
Metode harga-pokok-pesanan-full-costingImam Nor Chamid
 
HARGA POKOK PROSES DAN HARGAB POKOK PESANAN
HARGA POKOK PROSES DAN HARGAB POKOK PESANANHARGA POKOK PROSES DAN HARGAB POKOK PESANAN
HARGA POKOK PROSES DAN HARGAB POKOK PESANANOwnskin
 
Akuntansi biaya produksi pesanan
Akuntansi biaya produksi pesananAkuntansi biaya produksi pesanan
Akuntansi biaya produksi pesananAsep suryadi
 
Kalkulasi biaya berdasarkan aktivitas
Kalkulasi biaya berdasarkan aktivitasKalkulasi biaya berdasarkan aktivitas
Kalkulasi biaya berdasarkan aktivitasIsmha Mhanyun
 
Job order costing
Job order costingJob order costing
Job order costingLia Ivvana
 
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 6
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 6Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 6
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 6Dwi Wahyu
 
Peraturan Pemerintah Mobil Murah Sudah Terbit
Peraturan Pemerintah Mobil Murah Sudah TerbitPeraturan Pemerintah Mobil Murah Sudah Terbit
Peraturan Pemerintah Mobil Murah Sudah TerbitAbu Tholib
 
Analisis perilaku biaya
Analisis perilaku biayaAnalisis perilaku biaya
Analisis perilaku biayakangklinsman
 
akuntansi manajemen
akuntansi manajemenakuntansi manajemen
akuntansi manajemenYola_Fitri
 
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 8
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 8Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 8
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 8Dwi Wahyu
 
Akuntansi manajemen 1Akuntansi Manajemen 1 “KALKULASI BIAYA BERDASARKAN AKTIV...
Akuntansi manajemen 1Akuntansi Manajemen 1“KALKULASI BIAYA BERDASARKAN AKTIV...Akuntansi manajemen 1Akuntansi Manajemen 1“KALKULASI BIAYA BERDASARKAN AKTIV...
Akuntansi manajemen 1Akuntansi Manajemen 1 “KALKULASI BIAYA BERDASARKAN AKTIV...Indah Dwi Lestari
 
Biaya overhead pabrik departemen
Biaya overhead pabrik departemenBiaya overhead pabrik departemen
Biaya overhead pabrik departemenFika Ratnasari
 
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 5
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 5Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 5
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 5Dwi Wahyu
 
Pengembangan profesi
Pengembangan profesiPengembangan profesi
Pengembangan profesimubarokrizqi
 

Viewers also liked (20)

Perhitungan biaya pesanan dan biaya proses
Perhitungan biaya pesanan dan biaya prosesPerhitungan biaya pesanan dan biaya proses
Perhitungan biaya pesanan dan biaya proses
 
Kalkulasi biaya pesanan
Kalkulasi biaya pesananKalkulasi biaya pesanan
Kalkulasi biaya pesanan
 
Kalkulasi biaya pemesanan
Kalkulasi biaya pemesananKalkulasi biaya pemesanan
Kalkulasi biaya pemesanan
 
Perhitungan Biaya Berdasarkan Proses
Perhitungan Biaya Berdasarkan ProsesPerhitungan Biaya Berdasarkan Proses
Perhitungan Biaya Berdasarkan Proses
 
Metode harga-pokok-pesanan-full-costing
Metode harga-pokok-pesanan-full-costingMetode harga-pokok-pesanan-full-costing
Metode harga-pokok-pesanan-full-costing
 
HARGA POKOK PROSES DAN HARGAB POKOK PESANAN
HARGA POKOK PROSES DAN HARGAB POKOK PESANANHARGA POKOK PROSES DAN HARGAB POKOK PESANAN
HARGA POKOK PROSES DAN HARGAB POKOK PESANAN
 
Ringkasan Akuntansi Biaya Bab I - X
Ringkasan Akuntansi Biaya Bab I - XRingkasan Akuntansi Biaya Bab I - X
Ringkasan Akuntansi Biaya Bab I - X
 
Akuntansi biaya produksi pesanan
Akuntansi biaya produksi pesananAkuntansi biaya produksi pesanan
Akuntansi biaya produksi pesanan
 
Kalkulasi biaya berdasarkan aktivitas
Kalkulasi biaya berdasarkan aktivitasKalkulasi biaya berdasarkan aktivitas
Kalkulasi biaya berdasarkan aktivitas
 
Job order costing
Job order costingJob order costing
Job order costing
 
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 6
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 6Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 6
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 6
 
Peraturan Pemerintah Mobil Murah Sudah Terbit
Peraturan Pemerintah Mobil Murah Sudah TerbitPeraturan Pemerintah Mobil Murah Sudah Terbit
Peraturan Pemerintah Mobil Murah Sudah Terbit
 
Harga pokok pesanan
Harga pokok pesananHarga pokok pesanan
Harga pokok pesanan
 
Analisis perilaku biaya
Analisis perilaku biayaAnalisis perilaku biaya
Analisis perilaku biaya
 
akuntansi manajemen
akuntansi manajemenakuntansi manajemen
akuntansi manajemen
 
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 8
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 8Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 8
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 8
 
Akuntansi manajemen 1Akuntansi Manajemen 1 “KALKULASI BIAYA BERDASARKAN AKTIV...
Akuntansi manajemen 1Akuntansi Manajemen 1“KALKULASI BIAYA BERDASARKAN AKTIV...Akuntansi manajemen 1Akuntansi Manajemen 1“KALKULASI BIAYA BERDASARKAN AKTIV...
Akuntansi manajemen 1Akuntansi Manajemen 1 “KALKULASI BIAYA BERDASARKAN AKTIV...
 
Biaya overhead pabrik departemen
Biaya overhead pabrik departemenBiaya overhead pabrik departemen
Biaya overhead pabrik departemen
 
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 5
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 5Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 5
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 5
 
Pengembangan profesi
Pengembangan profesiPengembangan profesi
Pengembangan profesi
 

Similar to Kalkulasi Biaya Pesanan (Job Order Costing)

MATERI TAMBAHAN 770 PERTEMUAN 2.docx
MATERI TAMBAHAN 770 PERTEMUAN 2.docxMATERI TAMBAHAN 770 PERTEMUAN 2.docx
MATERI TAMBAHAN 770 PERTEMUAN 2.docxHendraLesmana48
 
Metode harga pokok pesanan modul
Metode harga pokok pesanan modulMetode harga pokok pesanan modul
Metode harga pokok pesanan modulDiana Marlyna
 
Metode harga pokok pesanan student-dikonversi (1)
Metode harga pokok pesanan student-dikonversi (1)Metode harga pokok pesanan student-dikonversi (1)
Metode harga pokok pesanan student-dikonversi (1)Diana Marlyna
 
30545 id-perhitungan-harga-pokok-produk-pada-percetakan-aries-samarinda
30545 id-perhitungan-harga-pokok-produk-pada-percetakan-aries-samarinda30545 id-perhitungan-harga-pokok-produk-pada-percetakan-aries-samarinda
30545 id-perhitungan-harga-pokok-produk-pada-percetakan-aries-samarindaRahardian Valdy
 
Perhitungan biaya pesanan & biaya proses done
Perhitungan biaya pesanan & biaya proses donePerhitungan biaya pesanan & biaya proses done
Perhitungan biaya pesanan & biaya proses doneReza Aprianti
 
KELOMPOK 1 BAB PENCATATAN DAN SISTEM BIAYA PRODUKSI - 17 Mar 23.pptx
KELOMPOK 1 BAB PENCATATAN DAN SISTEM BIAYA PRODUKSI - 17 Mar 23.pptxKELOMPOK 1 BAB PENCATATAN DAN SISTEM BIAYA PRODUKSI - 17 Mar 23.pptx
KELOMPOK 1 BAB PENCATATAN DAN SISTEM BIAYA PRODUKSI - 17 Mar 23.pptxssuser28d19b
 
1_Biaya Pengantar.ppt.pdf
1_Biaya Pengantar.ppt.pdf1_Biaya Pengantar.ppt.pdf
1_Biaya Pengantar.ppt.pdfswaxmogg
 
akuntansi biaya 1 - harga pokok pesanan
akuntansi biaya 1  - harga pokok pesananakuntansi biaya 1  - harga pokok pesanan
akuntansi biaya 1 - harga pokok pesananariandriyanto3
 
Temu-4-Process-Costing (1).pptx
Temu-4-Process-Costing (1).pptxTemu-4-Process-Costing (1).pptx
Temu-4-Process-Costing (1).pptxNursinTahitu
 
Modul praktikum-akuntansi-biaya
Modul praktikum-akuntansi-biayaModul praktikum-akuntansi-biaya
Modul praktikum-akuntansi-biayaaninabil08
 
kelompok 11 Akuntasi Biaya.pptx
kelompok 11  Akuntasi Biaya.pptxkelompok 11  Akuntasi Biaya.pptx
kelompok 11 Akuntasi Biaya.pptxyovisene
 
Lofi Music nmNewsletter by Slidesgo.pptx
Lofi Music nmNewsletter by Slidesgo.pptxLofi Music nmNewsletter by Slidesgo.pptx
Lofi Music nmNewsletter by Slidesgo.pptxChintyaYuna
 
MK_8 Perush.Manufaktur.pdf
MK_8 Perush.Manufaktur.pdfMK_8 Perush.Manufaktur.pdf
MK_8 Perush.Manufaktur.pdfssuserbcb604
 
10. si & pi. anggri afriani. prof. dr. ir hapzi ali, mm, cma. sistem info...
10. si & pi. anggri afriani. prof. dr. ir hapzi ali, mm, cma. sistem info...10. si & pi. anggri afriani. prof. dr. ir hapzi ali, mm, cma. sistem info...
10. si & pi. anggri afriani. prof. dr. ir hapzi ali, mm, cma. sistem info...Anggriafriani
 

Similar to Kalkulasi Biaya Pesanan (Job Order Costing) (20)

MATERI TAMBAHAN 770 PERTEMUAN 2.docx
MATERI TAMBAHAN 770 PERTEMUAN 2.docxMATERI TAMBAHAN 770 PERTEMUAN 2.docx
MATERI TAMBAHAN 770 PERTEMUAN 2.docx
 
Metode harga pokok pesanan modul
Metode harga pokok pesanan modulMetode harga pokok pesanan modul
Metode harga pokok pesanan modul
 
Ringkasan rps 3
Ringkasan rps 3Ringkasan rps 3
Ringkasan rps 3
 
Metode harga pokok pesanan student-dikonversi (1)
Metode harga pokok pesanan student-dikonversi (1)Metode harga pokok pesanan student-dikonversi (1)
Metode harga pokok pesanan student-dikonversi (1)
 
PPT Modul 4.pptx
PPT Modul 4.pptxPPT Modul 4.pptx
PPT Modul 4.pptx
 
30545 id-perhitungan-harga-pokok-produk-pada-percetakan-aries-samarinda
30545 id-perhitungan-harga-pokok-produk-pada-percetakan-aries-samarinda30545 id-perhitungan-harga-pokok-produk-pada-percetakan-aries-samarinda
30545 id-perhitungan-harga-pokok-produk-pada-percetakan-aries-samarinda
 
Akuntansi Biaya 4#5
Akuntansi Biaya 4#5Akuntansi Biaya 4#5
Akuntansi Biaya 4#5
 
Slide ak biaya
Slide ak biayaSlide ak biaya
Slide ak biaya
 
Perhitungan biaya pesanan & biaya proses done
Perhitungan biaya pesanan & biaya proses donePerhitungan biaya pesanan & biaya proses done
Perhitungan biaya pesanan & biaya proses done
 
Produsen
ProdusenProdusen
Produsen
 
KELOMPOK 1 BAB PENCATATAN DAN SISTEM BIAYA PRODUKSI - 17 Mar 23.pptx
KELOMPOK 1 BAB PENCATATAN DAN SISTEM BIAYA PRODUKSI - 17 Mar 23.pptxKELOMPOK 1 BAB PENCATATAN DAN SISTEM BIAYA PRODUKSI - 17 Mar 23.pptx
KELOMPOK 1 BAB PENCATATAN DAN SISTEM BIAYA PRODUKSI - 17 Mar 23.pptx
 
1_Biaya Pengantar.ppt.pdf
1_Biaya Pengantar.ppt.pdf1_Biaya Pengantar.ppt.pdf
1_Biaya Pengantar.ppt.pdf
 
akuntansi biaya 1 - harga pokok pesanan
akuntansi biaya 1  - harga pokok pesananakuntansi biaya 1  - harga pokok pesanan
akuntansi biaya 1 - harga pokok pesanan
 
Temu-4-Process-Costing (1).pptx
Temu-4-Process-Costing (1).pptxTemu-4-Process-Costing (1).pptx
Temu-4-Process-Costing (1).pptx
 
Modul praktikum-akuntansi-biaya
Modul praktikum-akuntansi-biayaModul praktikum-akuntansi-biaya
Modul praktikum-akuntansi-biaya
 
kelompok 11 Akuntasi Biaya.pptx
kelompok 11  Akuntasi Biaya.pptxkelompok 11  Akuntasi Biaya.pptx
kelompok 11 Akuntasi Biaya.pptx
 
Sistem Akuntansi Biaya
Sistem Akuntansi BiayaSistem Akuntansi Biaya
Sistem Akuntansi Biaya
 
Lofi Music nmNewsletter by Slidesgo.pptx
Lofi Music nmNewsletter by Slidesgo.pptxLofi Music nmNewsletter by Slidesgo.pptx
Lofi Music nmNewsletter by Slidesgo.pptx
 
MK_8 Perush.Manufaktur.pdf
MK_8 Perush.Manufaktur.pdfMK_8 Perush.Manufaktur.pdf
MK_8 Perush.Manufaktur.pdf
 
10. si & pi. anggri afriani. prof. dr. ir hapzi ali, mm, cma. sistem info...
10. si & pi. anggri afriani. prof. dr. ir hapzi ali, mm, cma. sistem info...10. si & pi. anggri afriani. prof. dr. ir hapzi ali, mm, cma. sistem info...
10. si & pi. anggri afriani. prof. dr. ir hapzi ali, mm, cma. sistem info...
 

More from Achmad Agung Ferrianto (9)

Modul 4_Uji Kekerasan
Modul 4_Uji KekerasanModul 4_Uji Kekerasan
Modul 4_Uji Kekerasan
 
Modul3_Fiberglass
Modul3_FiberglassModul3_Fiberglass
Modul3_Fiberglass
 
Modul2_Korosi
Modul2_KorosiModul2_Korosi
Modul2_Korosi
 
Modul1_NDT
Modul1_NDTModul1_NDT
Modul1_NDT
 
Makalah Sistem politik Islam
Makalah Sistem politik IslamMakalah Sistem politik Islam
Makalah Sistem politik Islam
 
Proposal usaha online shop
Proposal usaha online shopProposal usaha online shop
Proposal usaha online shop
 
Makalah pembuatan es puter dan faktor lingkungannya
Makalah pembuatan es puter dan faktor lingkungannyaMakalah pembuatan es puter dan faktor lingkungannya
Makalah pembuatan es puter dan faktor lingkungannya
 
Pendapatan nasional keseimbangan 4 faktor
Pendapatan nasional keseimbangan 4 faktorPendapatan nasional keseimbangan 4 faktor
Pendapatan nasional keseimbangan 4 faktor
 
Makalah Pengantar Teknik Industri
Makalah Pengantar Teknik IndustriMakalah Pengantar Teknik Industri
Makalah Pengantar Teknik Industri
 

Recently uploaded

SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxSILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxrahmaamaw03
 
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptxSBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptxFardanassegaf
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaMateri Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaSABDA
 
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdfsandi625870
 
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxSKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxg66527130
 
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup BangsaDinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup BangsaEzraCalva
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...Kanaidi ken
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiIntanHanifah4
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxsyafnasir
 
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdfWahyudinST
 
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxMTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxssuser0239c1
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuCatatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuHANHAN164733
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSKisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSyudi_alfian
 
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfPanduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfandriasyulianto57
 
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanTPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanNiKomangRaiVerawati
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmeunikekambe10
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasAZakariaAmien1
 

Recently uploaded (20)

SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxSILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
 
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptxSBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaMateri Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
 
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
 
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxSKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
 
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup BangsaDinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
 
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
 
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxMTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuCatatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSKisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
 
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfPanduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
 
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanTPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
 

Kalkulasi Biaya Pesanan (Job Order Costing)

  • 1. MAKALAH KALKULASI BIAYA PESANAN (Job Order Costing) Disusun oleh: Dhibagus Hari P. 130421100075 Fadiludin 130421100076 Achmad Agung Ferianto 130421100077 Arifin 130421100078 Elvi Syahrina 130421100080 PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA TAHUN AJARAN 2014-2015
  • 2. Kata Pengantar Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, kami telah berhasil menyusun makalah tentang KALKULASI BIAYA PESANAN ini dengan baik. Makalah ini kami harapkan dapat membantu proses belajar mengajar. Dan juga diharapkan dapat menambah nilai yang ada. Dalam penyusunan makalah ini, kami tidak lupa mengucapkan banyak terimakasih pada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan tugas makalah ini sehinggga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Maka dari itu, kami mengharapkan saran dan kritikan yang bersifat membangun agar di masa yang akan datang akan lebih baik. Bangkalan, 13 Mei 2014 Penyusun
  • 3. DAFTAR ISI COVER………………………………………………………………………………….. i KATA PENGANTAR………………………………………………………………….. ii DAFTAR ISI……………………………………………………………………………. iii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang………………………………………………………………... 1 1.2 Rumusan Masalah………………………………………………………........... 2 1.3 Tujuan………………………………………………………………………..... 2 BAB II PEMBAHASAN 2.1 Konsep Dasar Job Order Costing (Biaya Berdasarkan Pesanan)…………....... 3 2.2 Akuntansi untuk Bahan Baku………………………………………………..... 6 2.3 Akuntansi untuk Tenaga Kerja……………………………………………....... 8 2.4 Akuntansi untuk Biaya Overhead Pabrik……………………………………… 9 2.5 Akuntansi untuk Barang Jadi dan Produk Yang Dijual ………………………. 12 BAB III PENUTUP 3.1. Kesimpulan…………………………………………………………………… 13 3.2. Kritik dan Saran……………………………………………………………….. 13 DAFTAR PUSTAKA
  • 4. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam system perhitungan biaya berdasarkan pesanan (Job Order Costing atau Job Costing), biaya produksi diakumulasikan untuk setiap pesanan (job) yang terpisah. Suatu pesanan adalah output yang didentifikasikan untuk memenuhi pesanan pelanggan tertentu atau untuk mengisi kembali suatu item persediaan. Hal ini berbeda dengan sistem perhitungan biaya berdasarkan proses, dimana biaya diakumulasikan untuk suatu operasi atau subdivisi dari suatu perusahaan, seperti departemen. Agar permintaan biaya berdasarkan pesanan menjadi efektif, pesanan harus dapat didentifikasikan secara terpisah. Agar rician dari perhitungan biaya berdasarkan pesanan sesuai dengan usaha yang diperlukan, harus terdapat perbedaan penting dalam biaya per- unit suatu pesanan dengan pesanan lain. Misalnya saja, jika suatu percetakan secara simultan mempersiapkan pesanan untuk label, kertas kado berwarna, dan gambar temple, maka selain pesanan-pesanan tersebut dapat dengan mudah dibedakan berdasarkan tampilan fisiknya, biaya per unit dari pesanan-pesanan tersebut juga berbeda, sehingga perhitungan biaya berdasarkan pesanan digunakan. Rincian mengenai suatu pesanan dicatat dalam kartu biaya pesanan (Job Cost Sheet), yang dapat berbentuk kertas atau elektronik. Meskipun banyak pesanan dapat dikerjakan secara silmutan, setiap kartu biaya pesanan mengumpulkan rincian untuk satu pesanan tertentu saja. Perhitungan biaya berdasarkan pesanan mengakumulasikan biaya bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead yang diberikan ke setiap pesanan. Sebagai akibatnya, perhitungan biaya berdasarkan pesanan dapat dipandang dalam tiga bagian yang saling berhubungan. Akuntansi bahan baku memelihara catatan persediaan bahan baku, membebankan bahan baku langsung ke pesanan, dan membebankan bahan baku ke overhead. Akuntansi tenaga kerja memelihara akun-akun yang berhubungan dengan beban gaji, membebankan tenaga kerja langsung ke pesanan, dan membebankan tenaga kerja tidak langsung ke overhead. Akuntansi overhead mengakumulasikan biaya overhead, memelihara catatan terinci atas overhead, dan membebankan sebagian dari overhead ke setiap pesanan. Dasar dari perhitungan biaya berdasarkan pesanan melibatkan hanya delapan tipe ayat jurnal akuntansi, yaitu pembelian bahan baku, pengakuan biaya tenaga
  • 5. 2 kerja pabrik, pengakuan biaya overhead pabrik, penggunaan bahan baku, distribusi beban gaji tenaga kerja, pembebanan estimasi biaya overhead, penyelesaian pesanan dan penjualan produk. 1.2 Rumusan Masalah 1. Bagaimana konsep dasar job order costing (biaya berdasarkan pesanan). 2. Apa saja yang membebankan biaya produksi pada perhitungan biaya berdasarkan pesanan. 1.3 Tujuan 1. Mengetahui konsep dasar job order costing (biaya berdasarkan pesanan). 2. Mengetahui hal-hal yang membebankan biaya produksi pada perhitungan biaya berdasarkan pesanan.
  • 6. 3 BAB II PEMBAHASAN 2.1 Konsep Dasar Job Order Costing (Biaya Berdasarkan Pesanan) Job order costing (biaya berdasarkan pesanan) adalah salah satu metode perhitungan biaya produksi untuk menentukan harga pokok produksi pada suatu perusahaan yang berdasarkan pada sistem order atau pesanan. Dalam sistem perhitungan ini, biaya produksi diakumulasikan untuk setiap pesanan yang terpisah. Jadi jika suatu pesanan telah diterima, pabrik atau perusahaan akan membuat produk sesuai dengan spesifikasi masing-masing pesanan. Pada sistem ini terdapat suatu lembaran biaya yang digunakan sebagai perincian mengenai suatu pesanan atau sering disebut dengan kartu biaya pesanan (job cost sheet). Lembar biaya tersebut digunakan untuk mengidentifikasi biaya produksi agar diketahui hasil biaya tersebut terjadi karena produksi tertentu. Banyak sedikitnya kartu biaya pesanan (job cost sheet) dibuat sesuai dengan berapa banyaknya pesanan yang diminta. Sistem yang digunakan dengan menggunakan sistem urutan. Cara ini dibuat dengan memberi nomor urut pada pesanan disesuaikan waktu atau jenis dari pesanan yang diminta. Di dalam lembaran biaya produksi dibebankan oleh beberapa hal, yaitu : 1. Biaya bahan baku. Biaya bahan baku dibebankan pada bon permintaan. Jadi biaya bahan baku dibebankan secara langsung pada pesanan yang diminta. 2. Biaya tenaga kerja (upah). Biaya tenaga kerja berdasarkan job ticket (kartu kerja). Sama halnya dengan biaya bahan baku, biaya tenaga kerja dibebankan secara langsung pada pesanan yang diminta. 3. Biaya overhead pabrik (BOP). BOP dibebankan kepada tiap-tiap pesanan atas dasar tarif yang ditentukan di muka. Untuk mengakumulasikan biaya bahan baku, tenaga kerja (upah) dan biaya overhead pabrik (BOP) digunakan perhitungan untuk menentukan harga pokoknya. Perhitungannya sebagai berikut. Total Biaya Produksi HARGA POKOK PER UNIT = Kuantitas Produksi
  • 7. 4 Tujuan dari sistem perhitungan ini adalah untuk menentukan harga pokok produk dari setiap pesanan, baik harga pokok produk secara keseluruhan tiap pesanan maupun per satuan. Maka dari itu, sistem perhitungan ini sangat berperan penting di berbagai pabrik maupun perusahaan. Contoh perusahaan yang biasanya menggunakan sistem job order costing adalah adalah perusahaan pembuatan pesawat udara, perusahaan mebel, perusahaan modister, industri gelanggang kapal, pembuatan mesin atau alat berat khusus, jam tangan mewah, percetakan, dan lainnya. Umumnya, produknya dicirikan sebagai produk yang khusus (custome) dan tidak diproduksi secara masal. Kartu harga pokok di samping dipergunakan untuk menghitung harga pokok suatu pesanan juga berfungsi sebagi rekening pembantu (subsidiary account) dari rekening control. Perhitungan biaya berdasarkan pesanan melibatkan delapan ayat jurnal yang digunakan untuk mencatat transaksi. Ayat-ayat jurnal sebagai berikut. 1. Pembelian bahan baku 2. Pengakuan biaya tenaga kerja pabrik 3. Pengakuan biaya overhead pabrik 4. Penggunaan bahan baku 5. Distribusi beban gaji tenaga kerja 6. Pembebanan estimasi biaya overhead 7. Penyelesaian pesanan 8. Penjualan produk
  • 8. 5 Gambar 1 Kartu Pesanan Untuk Pabrik Yang Tidak Terdepartementalisasi Calista Corporation Pondok Jati 3 CL 3 Sidoarjo 61252. Pesanan No. 1234 Untuk : Rendy Arizona Co. Tanggal dipesan : 10/1 Produk : Papan Pengering No.14 Tanggal mulai dikerjakan : 14/1 Spesifikasi : 12” x 20” x 1” Pelitur Bening. Tanggal dibutuhkan : 22/1 Jumlah : 10 Tanggal selesai dikerjakan : 18/1 BAHAN BAKU LANGSUNG TANGGAL NOMOR PERMINTAAN JUMLAH 14/1 516 $ 1.420 17/1 531 $ 780 18/1 544 $ 310 $ 2.510 TENAGA KERJA LANGSUNG TANGGAL J A M BIAYA 14/1 40 $ 320 15/1 32 $ 256 16/1 36 $ 288 17/1 40 $ 320 18/1 48 $ 384 196 $ 1.568 OVERHEAD PABRIK DIBEBANKAN TANGGAL JAM MESIN BIAYA 14/1 16,2 $ 648 16/1 10 $ 400 17/1 3,2 $ 128 29,4 X $40 $ 1.176 Bahan Baku langsung $ 2.510 Harga Jual $ 7.860 Tenaga kerja langsung $ 1.568 Biaya pabrik $ 5.254 Overhead pabrik dibebankan $ 1.176 Beban pemasaran $ 776 Beban administrasi $ 420 Total biaya pabrik $ 5.254 Biaya untuk membuat $ 6.450 dan menjual Laba…………………….. $ 1.410
  • 9. 6 2.2 Akuntansi untuk Bahan Baku Prosedur yang digunakan dalam pembelian dan pengeluaran bahan berbeda di tiap pabrik. Biasanya sebelum tanggal produksi dimulai, karyawan dibagian yang bertanggung jawab atas penjadwalan akan memberi informasi kepada bagian pembelian, dengan menggunakan formulir permintaan pembelian, tentang bahan- bahan yang ingin dibeli. Bagian pembelian kemudian megeluarkan pesanan pembelian kepada pemasok. Setelah itu, pegawai di bagian departemen penerimaan membuat laporan penerimaan barang dilihat dari kondisi dan kuantitas. Perkiraan bahan dalam buku besar (general ledger) merupakan perkiraan pengendali. Perkiraan yang terpisah untuk masing-masing jenis bahan yang diselenggarakan dalam buku tambahan adalah buku bahan (materials ledge). Kegunannya adalah sebagai alat bantu memlihara kuantitas persediaan barang. Bentuk perkiraan dalam buku bahan dapat digambarkan sebagai berikut. Bahan-bahan yang ingin di produksi, maka akan dipindahkan dari gudang ke pabrik dengan menyesuaikan dengan formulir permintaan bahan, yang sebelumnya telah dikeluarkan oleh bagian produksi atau bagian penjadwalan. Formulir ini berfungsi sebagai dasar pembukuan (pemasukan) data kuantitas dan jumlah dolar ke perkiraan buku bahan. Formulir yang telah diisi akan dijadikan sebagai dasar pemindah harga pokok bahan dari perkiraan pengendalian dalam buku besar ke perkiraan pengendalian unuk barang dalam proses dan overhead pabrik. Arus bahan ke produksi digambarkan dengan ayat jurnal sebagai berikut.
  • 10. 7 Barang dalam Proses…………………………. 13.000 Overhead Pabrik……………………………… 840 Bahan……………………………………. 13.840 Berikut merupakan gambar formulir permintaan barang FORMULIR PERMINTAAN BARANG Pesanan No. ……………. BPP No. ………… Disetujui oleh ………….. Tanggal: ……….. Bahan No. 23 800 700 $0,50 $350 100 0,54 54 Total yang dikeluarkan $404 Dikeluarkan oleh ………………… Diterima oleh ………………. 2.3 Akuntansi untuk Tenaga Kerja Dalam akutansi untuk tenaga kerja berbeda dengan bahan. Oleh karena itu, dalam akutansi untuk tenaga kerja tidak ada perkiraan persediaan dengan sistem perpetual untuk pekerja. Namun dengan adanya akutansi untuk tenaga kerja ini dapat menentukan jumlah upah yang harus diberikan kepada setiap karyawan pada setiap periode pengupahan dan dapat mengalokasikan upah pekerja kepada overhead pabrik dan masing-masing produksi pesanan. Di dalam perusahaan terdapat sebuah kartu absensi yang berguna untuk mencatat waktu kedatangan dan waktu pulang dari setiap karyawan atau pekerja pada absen individual yang bisa berbentuk ketas atau elektronik. Kartu tersebut disebut sebagai kartu jam kerja (time tickets). Dengan adanya kartu ini jumlah waktu yang dipakai oleh seorang karyawan dan biaya pekerja untuk tiap pesanan, atau overhead pabrik Keterangan Kuantitas yang Di- setujui Kuantitas yang Di- keluarkan Harga Per Unit Jumlah 62 R.A. Sanders 704 10 Mei 2014 M.K. J.B.
  • 11. 8 dapat dicatat dan diperoleh dengan mudah. Kartu ini digunakan untuk menghitung penghasilan dari karyawan dengan upah per jam. Berikut merupakan gambar kartu jam kerja (time tickets) KARTU JAM KERJA Nama Karyawan : ……………. No: ………… Karyawan No. …….. Tanggal: ……….. Keterangan Pekerjaan ……………………… Pesanan No. …. 10:00 12:00 2 $6,50 $13,00 1:00 2:00 1 6,50 6,50 Total biaya $19,50 Disetujui oleh …… Dari segi hubungan dengan produk, tenaga kerja dibagi menjadi dua, yaitu tenaga kerja langsung dan tenaga kerja tak langsung. Tenaga kerja langsung adalah pekerja atau karyawan yang secara langsung ikut berpartisipasi dalam proses produksi dan yang upahnya merupakan bagian yang besar dalam memproduksi produk. Upah tenaga kerja langsung diperlakukan sebagai biaya tenaga kerja langsung dan diperhitungkan langsung sebagai unsur biaya produksi. Sedangkan tenaga kerja tak langsung adalah pekerja atau karyawan yang secara tidak langsung ikut berpartisipasi dalam proses produksi. Upah tenaga kerja tak langsung ini disebut biaya tenaga kerja tak langsung. Jadi upah tenaga kerja tak langsung dibebankan pada produk tidak secara langsung, tetapi melalui tarif biaya overhead pabrik yang ditentukan di muka. Untuk mengidentifikasi biaya tenaga kerja langsung dan tidak langsung, setiap karyawan membuat satu atau lebih kartu jam kerja karyawan setiap hari. Setiap kartu jam kerja karyawan merupakan dokumen yang menunjukkan waktu yang dihabiskan oleh seorang pekerja untuk sutu pesanan tertentu (tenaga kerja langsung) atau untuk Waktu Mulai Waktu Berhenti Jam Bekerja Upah per Jam Biaya Gail Berry 240 Penyelesaian (Finishing) 4521 10 Mei 2014 62 T.D.
  • 12. 9 tugas-tugas lain (tenaga tidak langsung). Tenaga kerja yang tidak digunakan dalam proses produksi dibebankan ke akun beban pemasaran atau beban administratif. Kartu jam kerja biasanya dihitung biayanya dan diikhtisarkan secara periodik, dan jumlah jam kerja setiap karyawan yang tertera di kartu jam kerja dicocokkan dengan jumlah jam kerja menurut kartu absen. Jumlah waktu yang telah dicatat dalam kartu jam kerja (time tickets), kemudian dibandingkan dengan kartu karyawan (clock cards). Gunanya untuk dijadikan sebagai pengecekan internal (internal check) dari ketepatan pengeluaran upah. Arus biaya pekerja ke dalam produksi digambarkan dengan ayat jurnal berikut ini. Barang dalam Proses.......................... 10.000 Overhead Pabrik……........................ 2.200 Hutang Upah………………….... 12.200 2.4 Akuntansi untuk Biaya Overhead Pabrik Overhead pabrik mencakup semua biaya produksi kecuali bahan langsung dan pekerja langsung. Contoh dari biaya overhead selain dari bahan tak langsung dan pekerja tak langsung adalah penyusutan listrik, bahan bakar, asuransi, dan pajak kekayaan. Merupakan hal biasa untuk memiliki perkiraan pengendali overhead pabrik dalam buku besar. Perinci dari berbagai jenis biaya diakumulasikan dalam buku besar. Pendebetan pada perkiraan overhead dapat berasal dari berbagai sumber. Sebagai contoh, biaya bahan tak langsung diperoleh dari ikhtisar formulir permintaan bahan, biaya pekerja tak langsung diperoleh dari ikhtisar kartu jam kerja, biaya listrik dan air yang diperoleh dari faktur, dan biaya penyusutan serta asuransi (yang telah habis manfaatnya) dapat dicatat sebagai penyesuaian pada akhir periode akuntansi. Meskipun overhead pabrik tidak dapat diidentifikasikan secara khusus dengan pekerjaan tertentu, tetapi overhead pabrik merupakan bagian yang sama biaya pabrikasi sebagaimana halnya bahan langsung dan pekerja langsung. Sejalan dengan meningkatnya penggunaan mesin dan otomasi, maka overhead pabrik mewakili bagian –bagian yang lebih besar dari total biaya. Sebagian jenis biaya overhead pabrik terjadi untuk keseluruhan pabrik dan tidak dapat secara langsung dihubungkan dengan produk jadi. Masalah menjadi rumit, karena beberapa jenis biaya overhead pabrik relatf
  • 13. 10 besarnya tetap, sementara yang lainnya cenderung bergerak sesuai dengan perubahan produktifitas. Menunggu sampai akhir periode akuntansi untuk mengalokasikan overhead pabrik ke berbagai pekerjaan merupakan hal yang sangat dapat diterima dari sudut pandang keakuratan (accurancy), namun hal ini sangat tidak memuaskan jika ditinjau dari ketepatan waktu (timesliness). Agar sistem biaya dapat mempunyai kegunaan yang sebesar-besarnya, maka kehendaknya data biaya dapat tersedia pada saat setiap pekerjaan selesai, meskipun ada pengorbanan dalam ketelitian. Hanya melalui pelaporan yang tepat waktu manajemen dapat membuat penyesuaian yang dipandang perlu dalam penetapan harga dan metode produksi, untuk mencapai kombinasi terbaik yang mungkin dari pendapatan dan dari biaya pekerjaan di masa mendatang. Oleh karena itu, dengan maksud agar data biaya dari pekerjaan dapat selalu tersedia, terdapat kebiasaan untuk membebankan overhead pabrik pada produksi dengan penggunaan tarif overhead pabrik yang ditentukan terlebih dahulu (predetermined factory overhead rate). Tarif overhead pabrik yang ditentukan dengan menghubungkan estimasi jumlah overhead pabrik untuk tahun yang akan datang dengan beberapa dasar kegiatan yang umum, yaitu dasar yang dapat membebankan secara adil pada barang yang diproduksi. Pada saat biaya (overhead pabrik) terjadi, biaya tersebut didebet ke perkiraan overhead pabrik. Biaya overhead pabrik yang dibebankan ke produksi secara periodik dikresit keperkiraan overhead pabrik dan didebet ke perkiraan barang dalam proses. Pembebanan biaya overhead pabrik tersebut ke produksi digambarkan dengan ayat jurnal, sebagai berikut: Barang dalam Proses………………………………… 8000 Overhead Pabrik………………………………… 8000 Biaya overhead pabrik yang dibebankan biasanya ditutup ke pengendali overhead pabrik pada akhir tahun. Berikut merupakan ayat jurnal penutupnya: Overhead Pabrik …………………………………… 8000 Pengendali Overhead Pabrik ...………………… 8000
  • 14. 11 Akun tersendiri pabrik dibebankan, memiliki keuntungan dalam hal memisahkan catatan overhead dibebankan dengan overhead actual. Catatan terpisah memberi kemudahan bagi manajer mengevaluasi tarif overhead dengan cara membandingkan total overhead dibebankan dan total overhead actual dengan jumlah yang telah dianggarkan. Perusahaan-perusahaan yang tidak menggunakan akun overhead pabrik dibebankan akan mengkredit pengendali overhead pabrik ketika mengkredit barang dalam proses. Hal ini meniadakan kebutuhan untuk membuat ayat jurnal penutup dan memiliki dampak akhir yang sama pada pengendali overhead pabrik, seperti ayat-ayat jurnal yang diilustrasikan di atas. Jika jumlah yang dibebankan melebihi jumlah yang sesungguhnya, maka perkiraaan overhead pabrik akan memiliki saldo kredit. Ini disebut dengan overapplied atau overabsorbed (kelebihan pembebanan). Sedangkan jika jumlah yang dibebankan kurang dari biaya sesungguhnya, maka perkiraaan overhead pabrik akan memiliki saldo debet. Ini yang disebut dengan underapplied atau underabsorbed (kelebihan pembebanan). PERKIRAAN OVERHEAD PABRIK Saldo Tanggal Keterangan Debet Kredit Mei 1 Saldo 200 31 Biaya yang terjadi 8.320 31 Biaya yang dibebankan 8.000 120 2.5 Akuntansi untuk Barang Jadi dan Produk Yang Dijual Dalam akuntansi untuk barang jadi terdapat perkiraan barang jadi yang selalu ada dalam buku tambahan. Buku tambahan tersebut yang mempunyai perkiraan pada setiap jenis barang yang diproduksi, disebut buku barang jadi (finished goods ledger) atau buku persediaan (stock ledger). Buku barang jadi ini dipergunakan untuk Saldo underapplied Saldo overabsorbed
  • 15. 12 mencatat kuantitas dan harga pokok produksi, kuantitas dan harga pokok barang yang dikirim, dan kuantitas, total biaya dan harga pokok per unit barang yang masih ada di tangan. Berikut contoh perkiraan buku barang jadi yang telah dijelaskan. Setelah pencatatan buku barang jadi selesai, kemudian diteruskan dengan pencatatan untuk tembuasan pesanan pengiriman tersebut dengan harga pokok per unit dan jumlah hahrga pokok yang dijual. Data biaya dalam pesanan pengiriman ini menjadi dasar ayat jurnal, sebagai berikut. Harga Pokok Penjualan ……………………… 30.168 Barang Jadi ……………………………... 30.168 Pada penjualan barang jadi, diperlukan agar mencatat atau menjaga baik itu harga pokok (cost price) ataupun harga jual (selling price) barang-barang yang telah dijual. Untuk setiap penjualan, harga pokok penjualan dicatat dengan mendebitkan harga pokok penjualan dan mengkreditkan barang jadi. Harga jual dari barang yang terjual dicatat dengan mendebit piutang usaha (kas) dan mengkreditkan penjualan. Jika barang dikembalikan oleh pembeli dan dimasukan kembali kedalam persediaan, maka harus dilakukan pendebitan barang jadi dan mengkreditkan harga pokok penjualan sejumlah harga pokoknya.
  • 16. 13 BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Dengan ini dapat disimpulkan bahwa konsep dasar dari Job order costingJob order costing (biaya berdasarkan pesanan) yaitu perhitungan biaya produksi untuk menentukan harga pokok produksi pada suatu perusahaan yang berdasarkan pada sistem order atau pesanan. Dalam sistem perhitungan ini, biaya produksi diakumulasikan untuk setiap pesanan yang terpisah. Jadi jika suatu pesanan telah diterima, pabrik atau perusahaan akan membuat produk sesuai dengan spesifikasi masing-masing pesanan. Metode perhitungan biaya produksi untuk menentukan harga pokok produksi pada suatu perusahaan yang berdasarkan pada sistem order atau pesanan. Dalam sistem perhitungan ini, biaya produksi diakumulasikan untuk setiap pesanan yang terpisah. Jadi jika suatu pesanan telah diterima, pabrik atau perusahaan akan membuat produk sesuai dengan spesifikasi masing-masing pesanan. Adapun hal-hal yang membebankan biaya produksi pada perhitungan biaya berdasarkan pesanan (Job order costingJob order) yaitu; biaya bahan baku yang dibeban kan pada bon permintaan. Jadi, biaya bahan baku dibebankan secara langsung pada pesanan yang diminta. Biaya tenaga kerja atau upah ini berdasarkan job ticket (kartu kerja). Sama halnya dengan biaya bahan baku, biaya tenaga kerja dibebankan secara langsung pada pesanan yang diminta. Biaya overhead pabrik (BOP) dibebankan kepada tiap-tiap pesanan atas dasar tarif yang ditentukan di muka. 3.2 Kritik dan Saran Berhubungan dengan makalah yang telah kami buat ini semoga bermanfaat bagi teman-teman mahsiswa pada umumnya dan bagi penyusun pada khususnya. Namun kami menyadari bahwa makalah yang telah kami buat ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran kami perlukan agar bisa memperbaikinya dalam pembuatan makalah selanjutnya.
  • 17. 14 DAFTAR PUSTAKA Blocher, Chen dan Lin. 2000. Manajemen Biaya-biaya Dengan Tekanan Strategik. Jilid 1. Salemba Empat, Mc-Hill Companies, Inc Hansen dan Mowen. 1997. Akutansi Mnajemen. Jilid 1. Jakarta : Erlangga Mulyadi dan Setyawan.2001.Sistem Perencanaan dan Pengendalian Manajemen. Jakarta:Selemba Empat Simamora.1999.Akuntansi Manajemen.Jakarta: Selemba Empat