SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  10
1
MAKALAH
Hakim,Mahkum Fih, Mahkum’Alaih
Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah
Ushul Fqih
Semester IV
Dosen pembimbing:
Marsikhan Manshur, SH. M.Pd.I
Oleh:
Ade Mufti Kholil
Asrorul Mufidah
Mauludin Afif
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM SUNAN DRAJAT
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAM ISLAM
KRANJI PACIRAN LAMONGAN
2013
2
KATA PENGANTAR
Puji sukur kami panjatkan kehadirat Alloh SWT,atas limpahan rahmat dan
karunianya yang begitu besar,sehinga kami dapat menyelesaikan “makalah” ini pada tepat
waktu yang telah ditentukan. Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada
junjungan baginda Nabi Muhammad SAW yang telah mencerahkan dunia dari kegelapan.
Kami sadar bahwa tulisan makalah ini jauh dari kata sempurna, penulis makalah ini
dimaksudkan untuk memenuhi tugas mata kuliah Usul Fiqih di STAIDRA Kranji Paciran
Lamongan. untuk itu kami selalu membuka diri akan kritik dan saran yang membangun bagi
para pembaca untuk melengkapi makalah ini.
Kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua yang
membacanya dan dapat menambah pengetahuan didalam lembaran ini.
Lamongan, 28 April 2013
Ttd
Ade Mufti kholil
3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………i
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………..ii
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang…………………………………………………………………1
B. Rumusan Masalah……………………………………………………………...1
C. Tujuan Masalah………………………………………………………………...1
BAB II : PEMBAHASAN
A. Pengertian Hakim………………………………………………………………2
B. Pengertian Mahkum Fih dan syaratnya………………………………………...3
C. Pengertian Mahkum’Alaih dan syaratnya……………………………………..4
BAB III : PENUTUP
A. Kesimpilan……………………………………………………………………...7
B. Kritik dan Saran…………………………………………………………….….7
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………….8
4
BAB I
PENDAHULU
A. Latar Belakang
Pembahasan tentang hukum sayara adalah salah satu drai beberapa objek kajian ushul
fiqih. Bahkan tujuan utama dari studi usul fiqih adalah bagai man menyimpilkan hukum syara
dari sumber-semberny. Oleh karena itu begitu penting kedudukan hukum syara dalam kajian
ini, maka lebih dahulu perlu dijelaskan hakikat hukum syara itu sendiri serta berbagai
macanya.
Istilah hukum syara bermakna hukum-hukum yang digali dari syariat islam. Berbicara
tentang hukum syara melibatkan pembicaraan tentang segala sesuatu yang berhubungan
denganya, seperti pembicaraan tentang hakim (pembuat hukum), al-mahkum fih (perbuatan
manusia) dan tentang al-mahkum aliah (mukalaf). Oleh karena itu pada BAB II ini akan
dipaparkan penjelasan tentang hal-hal tersebut.
B. Rumusan masalah
1. Apa pengertian Hakim?
2. Apa pengertian Mahkum fih dan bagai mana syarat-syaratny?
3. Apa pengertia Mahkum alaih dan bagaimana syarat-syaratnya?
C. Tujuan Masalah
1. Menjelaskan pengertian hakim
2. Menjelaskan pengertian mahkum fih dan syaratnya
3. Menjelaskan pengertian mahkum alaih dan syaratnya
5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertia Hakim
Kata hakim secara etimologi berarti “orang yang memutuskan hokum”. Dalam istilah
fiqih kata hakim juga dipakai sebagai orang yang memutuskan hokum dipengadilan yang
sama maknanya dengan qadhi. Dalam kajian ushul fiqih, kata hakim berarti pihak penentu
dan pembuat hokum syariat secara hakiki.
Ulama ushul fiqih sepakat bahwa yang menjadi sumber atau pembuat hakiki dari
hokum syariat adalah Allah. Hal itu ditunjukan oleh Al-Qur’an dalam surat al-An’am ayat 57:
…..Menetapkan hokum hanyalah hak Allah. Dia menerangkan yang sebenarnya dan dia pemberi
keputusan yang paling baik. (QS. Al-An’am:57).1
Yang menjadi perbedaan dikalangan para ulama apakah hokum-hukum Allah atas
perbuatan mukalaf itu mungkin untuk diketahui oleh akal secara langsung tanpa perantara
para Rasul Allah dan kitab-kitabNya. Artnya apakah orang yang tidak pernah mendengar
dakwah para Rasul itu mampu mengetahuai huku-huku Allah atas perbuatannya cukup
dengan rasio,tanpa perantara para rasul dan kitab-kitab Allah atau tidak?memang tidak ada
perbedaan pendapat bahwa al Hakim adalah Allah, tetapi perbedaan pendapat itu pada cara
mengetahui hokum-hukum Allah.
Dalam hal ini par ulama terbagi menjadi tiga mazhab:
1. Mazhab asyariyah yaitu pengikut abu Hasan al Asy’ariy: mengemukakan bahwa akal
tidak bisa mengetahui hokum-hukum Allah atas perbuatan mukalaf kecualai dengan
perantara para Rasul dan kitab-kitab Allah. Mazhab ini dikuatkan oleh firman Allah
SWT:
Kami tidak akan mengazab sebelum kami mengutus seorang rasul(QS:al-Israa:15)
2. Mazhab Mu’tazilah,pengikut Washil bin’Athaa’: mengemukakan bahwa akal dapat
menentukan baik dan buruknya suatu pekerjaan sebelum datangnya Rasul dan kitab-
kitabnya.
3. Mazhab Maturidiyah sifatnya netral moderat,mengunakn akal tidak meninggalkan
Nash.2
1
.Satria Efendi.ushul fiqih,cetakan pertam(Jakarta:kencana,2005),hal.68
2
.abdul wahab khalaf, ilmu ushul fiqih,cetakan pertama(Jakarta:pustaka amani,2003),hal.132
6
A. Mahkum fih.
Mahkum Fih adalah perbutan orang mukkalaf sebagai tempat menghubungkan hokum
syara’’’. Misalnya dalam surat al-Maidah Allah berfirman:
Hai orang-orang yang beriman patuhilah aqad-aqad itu. Dihalalkan bagimu binatang
ternak, kecuali yang akan dibacakan kepadamu. ( Yang demikian itu) dengan tidak
menghalalkan berburu ketika kamu sedang melaksanakan haji. Sesunguhnya Allah
menetapkan hukum-hukum yang dikehendakinNya.(QS. Al-maidah/5:1)
Syarat-syarat Mahkum Fih.
Ada beberapa persaratan bagi sahnya suatu perbuatan hokum:
a. Perbuatan itu diketahui secara sempurna dan rinci oleh orang mukallaf
sehingga dengan demikian suatu perintah misalnya, dapat dilaksanakan secara
lengkap seperti yang dikehendaki oleh Allahdan RosulNya. Oleh karena itu
seperti dikemukakan oleh Abdul Wahab Khalaf ayat-ayat al-Qur’an yang
diturunkan secara global baru wajib dilaksanakan setelah ada penjelasan dari
Rosululloh. Misalnya shalat di al-Qur’an secara global baru wajib setelah
adanya penjelasan dari Rosululloh. Demikian pula seperti haji, puasa dan
zakat.
b. Diketahui secara pasti oleh orang mukallaf bahwa perintah itu datang dari
pihak yang berwenang membuat perintah yang dalam hal ini adalah Allah dan
Rosul-Nya.
c. Perbuatan yang diperintahkan atau di larang haruslah berupa perbuatan yang
dalam batas kemampuan manusia untuk melakukan atau meninggalkannya.
Hal itu disebabkan karena tujuan dari perintah atau larangan adalah untuk
ditaati. Oleh sebab itu tidak mungkin ada dalam al-Qur’an dan sunah sebuah
perintah yang mustahil menurut akal untuk dilakukan oleh manusia. Misalnya
perintah terbang tanpa memakai alat.3
Dari sarat ketiga diatas didapatkan 2 ketentuan yaitu:
1. Tidak sah menurut syara’ pembebanan yang mustahil, baik mustahil sebab
perbuatan itu sendiri atau mustahil sebab yang lain.
2. Tidak sah menurutb syara’ membebani seorang mukalaf agar orang lain berbuat
atau meninggalkan suatu perbuatan. Karena melakukan atau meninggalkan
perbuatan orang lain itu adalah tidak mungkin bagi dirinya sendiri.4
3
Satria Efendi, opcit,hal .74-75
4
Abdul Wahab Khalaf, Ilmu ushul fiqih, cetakan pertama( Jakarta: pustaka amani,2003),hal.181-182
7
B. Mahkum Alaih.
Al Mahkum alaih adalah mukalaf yang perbuatanya berhubungan dengan hukm syari’.
Seorang mukalaf dianggap sah menangung beban menurut syara’harus memenuhi dua
syarat;
1) Mukalaf sanggu memahami dalil taklif (pembebanan). Seperti jika dia mampu
memahami nash-nash hukum yang dibebankan kepadanya dari al-qur’an dan sunah
secara langsung atau dengan perantara. Karena orang yang tidak mampu memahami
dali taklif,tentu dia tidak dapat melaksanakan tuntutan itu dan tujuan pembebanan
tidak tercapai. Kemampun memahami dalil taklif hanya dapat terwujud dengan
akal,sedangkan nash dibebankan hanya kepada orang yang berakal. Oleh karena itu
orang gila, anak kecil tidak boleh diberi beban,karena tidak mempunyai akal sebagai
sarana memahami dalil taklif. Begitu juga orang lupa,tidur dan mabuk,karena pada
saat lupa,tidur dan mabuk mereka tidak mampu memahami.
2) Mukalaf adalah ahli dengan sesuatu yang dibebankan kepadanya. Ahli menurut
bahasa artinya layak dan pantas,sedangkan menurut istilah ulama ushul, keahlian itu
terbagi menjadi dua: keahlian wajib dan keahlian melaksanakan.
a) Keahlian wajib adalah kelayakan seseorang untuk mendapatkan hak dan kewajiban.
Keahlian wajib ini berlaku bagi setiap manusia, baik laki-laki maupun
perempuan,karena kelayakan ini didasarkan pada keistimewaan alami pada
manusia. Setiap manusia yang mana saja mempunyai kelyakan wajib. Tidak ada
manusia yang tidak memiliki keahlian wajib,karena keahlian wajib itu sifat
kemanusiannya.
b) Keahlian melaksanakan adalah kelayakan seorang mukalaf agar ucapan dan
perbuatanya diperhitungkan menurut syara. Artinya jika ucapan atau perbuatan itu
menimbulkan akad atau pengelolaan,maka akan diperhitungkan menurut syara,dan
akan berakibat hokum. Jika melaksanakan shalat, puasa, haji atau melaksanakan
suatu kewajiban ,maka yanga dilakukan itu diperhitungkan oleh syara dan gugurlah
kewajiban itu. Jika ia melakukan criminal atas jiwa,harta harga diri orang, maka ia
berdosa akibat tindakanya dan diberi hukuman pada fisik atau hartanya. Keahlian
melaksanakan inilah yang diminta pertanggungjawabanya. Dasar yang ada pada
manusia adalah kemampuan membedakan dengan akal.5
 Keadaan manusia dihubungkan dengan keahlian wajib.
Keadaan manusia jika dihubungkan dengan keahlian wajib itu ada dua:
1. Keahlian wajib yang tidak sempurna; jika mukalaf itu layak mendapatkan hak tetapi
tidak harus menunaikan kewajiban atau sebaliknya. Para ulama memberi contoh pada
janin yang masih berada pada dalam kandungan ibunya. Dia layak mendapatkan
5
Abdul Wahab Khalaf, Op.Cit.hal.188-191
8
hak,karena dia memperoleh bagian waris,menerima wasiat dan berhak mendapatkan
seperempat harata wakaf namun dia tidak wajib melaksanakan kewajiban terhadap
orang lain.jadi, keahlian wajib baginya tidak sempurna.
2. Keahlian wajib yang sempurna;jika mukalaf layak menerima hak dan melaksanakan
kewajiban.
Hal ini dimiliki oleh setiap orang sejak dilahirkan. Yakni sejak usia kanak-kanak,usia
mumayiz,sampai sesudah usia baligh,dalam keadana dan kondisi lingkungan yang
berbagai mana pun,ia memiliki keahlian wajib sempurna.
 Keadaan manusia dihubungkan dengan keahlian melaksanakan.
Manusia dalam hubunganya dengan keahliyan melaksanakan memiliki tiga keadaan;
1. Terkadang tidak memiliki keahlian melaksanakan sama sekali. Keadaan ini dimiliki
oleh anak diwaktu kecil dan orang gila,hal itu karena keduanya tidak memiliki akal
maka tidak memiliki keahlian melaksanakan.
2. Terkadang manusia memiliki keahlian melaksanakan yang tidak sempurna. Yaitu
seseorang mumayiz yang belum sampai usia dewasa. Pengertian ini termasuk bayi
diusia tamyiz sebelum dewasa,termasuk orang yang kurang akal. Karena pada
dasarnya akalnya tidak cacat dan tidak hilang,tetapi akalnya masih lemah dan belum
kuat,maka dia dihukumi seperti bayi yang mumayiz.
3. Terkadang manusia memiliki keahlia melaksanakan yang sempurna, yaitu orang balig
dan berakal.jadi keahlia melaksanakan sempurna itu dibuktikan dengan usia balig dan
akal sehat.6
Halangan-halangan keahliaan ada dua macam:
Pertama : Halangan yang tidak dapat ditolak oleh manusia,dan bukan sekali-kali
datang dengan usahanya.
Kedua : Halangan yang diusahakan manusia, baik oleh diri sendiri maupun orang
alin.
Halangan pertama dinamakan halangan langit, yaitu :gila, setengah gila, lupa, tidur,
pingsan, sakit, haid, nifas dan mati. Halangan kedua halangan yang diusahkan oleh manusia,
ialah: mabuk, berpura-pura, safah, safar, silap atau tak sengaja, hutang, paksaan.7
6
Abdul Wahab Khalaf,2003:192-194
7
.M. Hasbi Ash-shiddieqy,pengantar hukum islam,(Jakarta,bulan bintang 1981),hal 241
9
BAB III
PENUTUP
A.KESIMPULAN
 Hakim: yaitu orang yang menjatuhkan keputusan
 Mahkum fih: yaitu perbuatan mukalaf yang berkaitan dengan hukum
 Mahkum alaih: yaitu mukalaf sebagai pelaku perbuatan yang berkaitan dengan hukum
B.SARAN
Demikianlah yang dapat kami paparkan tentang materi Usul fiqih tentang Hakim,
Mahkum fih dan mahkum alaih yang menjadi pokok bhasan dalam makalh ini. Tentunya
masih banyak banget kekurangan dan kelemahan tentang pengertian tersebut. Oleh karena itu
saran penulis kepada pembaca agar mencari referensi yang lain demi kesempurnaan makalah
yang kami buat.
Kami beharap bagi pembaca dapat memberikan kritik dan saran yang membangun
kepada kami demi sempurnanya makalah kami,,semoga makalh ini berguna dan dapat
menambah pengetahuan kita bagi penulis pada khususnya dan juga para pembaca pada
umumnya.
10
DAFTAR PUSTAKA
Khalaf Abdul Wahab.2003. Ilmu Usul Fiqih. Jakarta:Pustaka Amani,Cetakan pertama
Effendi Satria.2005. Usul Fiqih. Jakarta:kencana prenada media grup.Cetakan pertama
Ash-shiddieqy Hasbi.1981.Pengantar Hukum Islam Jilid II.Jakarta:Bulan Bintang.cetakan
keenam.

Contenu connexe

Tendances

Makalah Muhkam Mutasyabih
Makalah Muhkam MutasyabihMakalah Muhkam Mutasyabih
Makalah Muhkam Mutasyabihazzaazza50746
 
Makalah tentang solat
Makalah tentang solatMakalah tentang solat
Makalah tentang solatJuly Uly
 
Makalah Tafsir, Ta'wil dan Tarjamah (Ulumul Qur'an 1)
Makalah Tafsir, Ta'wil dan Tarjamah (Ulumul Qur'an 1)Makalah Tafsir, Ta'wil dan Tarjamah (Ulumul Qur'an 1)
Makalah Tafsir, Ta'wil dan Tarjamah (Ulumul Qur'an 1)Khusnul Kotimah
 
Power Point 'Ulumul Qur'an
Power Point 'Ulumul Qur'anPower Point 'Ulumul Qur'an
Power Point 'Ulumul Qur'anMythaChan
 
Ibadah makalah
Ibadah makalahIbadah makalah
Ibadah makalahMeyLiontin
 
HUBUNGAN TASAUF DENGAN TAREKAT DAN HUBUNGAN TASAWUF DENGAN SYARI'AT
HUBUNGAN TASAUF DENGAN TAREKAT DAN HUBUNGAN TASAWUF DENGAN SYARI'ATHUBUNGAN TASAUF DENGAN TAREKAT DAN HUBUNGAN TASAWUF DENGAN SYARI'AT
HUBUNGAN TASAUF DENGAN TAREKAT DAN HUBUNGAN TASAWUF DENGAN SYARI'ATMutiara permatasari
 
PPT Tafsir, Ta’wil dan Tarjamah (Ulumul Qur'an 1)
PPT Tafsir, Ta’wil dan Tarjamah (Ulumul Qur'an 1)PPT Tafsir, Ta’wil dan Tarjamah (Ulumul Qur'an 1)
PPT Tafsir, Ta’wil dan Tarjamah (Ulumul Qur'an 1)Khusnul Kotimah
 
Ushul Fiqh - Syara man Qoblana
Ushul Fiqh - Syara man QoblanaUshul Fiqh - Syara man Qoblana
Ushul Fiqh - Syara man QoblanaRendra Fahrurrozie
 
Terminologi hakim, mahkum fih, mahkum 'alaih
Terminologi  hakim, mahkum fih, mahkum 'alaihTerminologi  hakim, mahkum fih, mahkum 'alaih
Terminologi hakim, mahkum fih, mahkum 'alaihMarhamah Saleh
 
Hadits ditinjau dari segi kualitas dan kuantitasnya
Hadits ditinjau dari segi kualitas dan kuantitasnyaHadits ditinjau dari segi kualitas dan kuantitasnya
Hadits ditinjau dari segi kualitas dan kuantitasnyaRiana Arum
 
Makalah metode ijtihad dan macam macam ijtihad
Makalah  metode ijtihad dan macam macam ijtihadMakalah  metode ijtihad dan macam macam ijtihad
Makalah metode ijtihad dan macam macam ijtihadInternet Explorer
 
Ppt rendah hati, hemat, sederhana membuat hidup menjadi lebih mulia
Ppt rendah hati, hemat, sederhana membuat hidup menjadi lebih muliaPpt rendah hati, hemat, sederhana membuat hidup menjadi lebih mulia
Ppt rendah hati, hemat, sederhana membuat hidup menjadi lebih muliayukbelajar
 
Pembagian Hadis Berdasarkan Kualitas Sanad dan Matan-nya
Pembagian Hadis Berdasarkan Kualitas Sanad dan Matan-nyaPembagian Hadis Berdasarkan Kualitas Sanad dan Matan-nya
Pembagian Hadis Berdasarkan Kualitas Sanad dan Matan-nyaHolong Marina Ops
 
Makalah 'AM dan KHASH (Ulumul Qur'an 2)
Makalah 'AM dan KHASH (Ulumul Qur'an 2)Makalah 'AM dan KHASH (Ulumul Qur'an 2)
Makalah 'AM dan KHASH (Ulumul Qur'an 2)Khusnul Kotimah
 
PPT Manthuq dan Mafhum
PPT Manthuq dan MafhumPPT Manthuq dan Mafhum
PPT Manthuq dan Mafhumrismariszki
 
Tasyri' masa nabi Muhammad Saw
Tasyri'  masa nabi Muhammad SawTasyri'  masa nabi Muhammad Saw
Tasyri' masa nabi Muhammad SawMarhamah Saleh
 
Macam-macam tarekat dan pemahamannya di Indonesia
Macam-macam tarekat dan pemahamannya di IndonesiaMacam-macam tarekat dan pemahamannya di Indonesia
Macam-macam tarekat dan pemahamannya di IndonesiaAlvie Mencarie Cahaya
 

Tendances (20)

Makalah Muhkam Mutasyabih
Makalah Muhkam MutasyabihMakalah Muhkam Mutasyabih
Makalah Muhkam Mutasyabih
 
Makalah tentang solat
Makalah tentang solatMakalah tentang solat
Makalah tentang solat
 
Makalah Tafsir, Ta'wil dan Tarjamah (Ulumul Qur'an 1)
Makalah Tafsir, Ta'wil dan Tarjamah (Ulumul Qur'an 1)Makalah Tafsir, Ta'wil dan Tarjamah (Ulumul Qur'an 1)
Makalah Tafsir, Ta'wil dan Tarjamah (Ulumul Qur'an 1)
 
Power Point 'Ulumul Qur'an
Power Point 'Ulumul Qur'anPower Point 'Ulumul Qur'an
Power Point 'Ulumul Qur'an
 
Ibadah makalah
Ibadah makalahIbadah makalah
Ibadah makalah
 
HUBUNGAN TASAUF DENGAN TAREKAT DAN HUBUNGAN TASAWUF DENGAN SYARI'AT
HUBUNGAN TASAUF DENGAN TAREKAT DAN HUBUNGAN TASAWUF DENGAN SYARI'ATHUBUNGAN TASAUF DENGAN TAREKAT DAN HUBUNGAN TASAWUF DENGAN SYARI'AT
HUBUNGAN TASAUF DENGAN TAREKAT DAN HUBUNGAN TASAWUF DENGAN SYARI'AT
 
Makalah Qiyas
Makalah QiyasMakalah Qiyas
Makalah Qiyas
 
Makalah Aqidah Akhlak
Makalah Aqidah AkhlakMakalah Aqidah Akhlak
Makalah Aqidah Akhlak
 
PPT Tafsir, Ta’wil dan Tarjamah (Ulumul Qur'an 1)
PPT Tafsir, Ta’wil dan Tarjamah (Ulumul Qur'an 1)PPT Tafsir, Ta’wil dan Tarjamah (Ulumul Qur'an 1)
PPT Tafsir, Ta’wil dan Tarjamah (Ulumul Qur'an 1)
 
Ushul Fiqh - Syara man Qoblana
Ushul Fiqh - Syara man QoblanaUshul Fiqh - Syara man Qoblana
Ushul Fiqh - Syara man Qoblana
 
Terminologi hakim, mahkum fih, mahkum 'alaih
Terminologi  hakim, mahkum fih, mahkum 'alaihTerminologi  hakim, mahkum fih, mahkum 'alaih
Terminologi hakim, mahkum fih, mahkum 'alaih
 
Hadits ditinjau dari segi kualitas dan kuantitasnya
Hadits ditinjau dari segi kualitas dan kuantitasnyaHadits ditinjau dari segi kualitas dan kuantitasnya
Hadits ditinjau dari segi kualitas dan kuantitasnya
 
Makalah metode ijtihad dan macam macam ijtihad
Makalah  metode ijtihad dan macam macam ijtihadMakalah  metode ijtihad dan macam macam ijtihad
Makalah metode ijtihad dan macam macam ijtihad
 
Ppt rendah hati, hemat, sederhana membuat hidup menjadi lebih mulia
Ppt rendah hati, hemat, sederhana membuat hidup menjadi lebih muliaPpt rendah hati, hemat, sederhana membuat hidup menjadi lebih mulia
Ppt rendah hati, hemat, sederhana membuat hidup menjadi lebih mulia
 
Pembagian Hadis Berdasarkan Kualitas Sanad dan Matan-nya
Pembagian Hadis Berdasarkan Kualitas Sanad dan Matan-nyaPembagian Hadis Berdasarkan Kualitas Sanad dan Matan-nya
Pembagian Hadis Berdasarkan Kualitas Sanad dan Matan-nya
 
Makalah 'AM dan KHASH (Ulumul Qur'an 2)
Makalah 'AM dan KHASH (Ulumul Qur'an 2)Makalah 'AM dan KHASH (Ulumul Qur'an 2)
Makalah 'AM dan KHASH (Ulumul Qur'an 2)
 
PPT Manthuq dan Mafhum
PPT Manthuq dan MafhumPPT Manthuq dan Mafhum
PPT Manthuq dan Mafhum
 
8 qowaid fiqhiyah
8 qowaid fiqhiyah8 qowaid fiqhiyah
8 qowaid fiqhiyah
 
Tasyri' masa nabi Muhammad Saw
Tasyri'  masa nabi Muhammad SawTasyri'  masa nabi Muhammad Saw
Tasyri' masa nabi Muhammad Saw
 
Macam-macam tarekat dan pemahamannya di Indonesia
Macam-macam tarekat dan pemahamannya di IndonesiaMacam-macam tarekat dan pemahamannya di Indonesia
Macam-macam tarekat dan pemahamannya di Indonesia
 

En vedette

Makalah sejarah perkembangan fiqh
Makalah sejarah perkembangan fiqhMakalah sejarah perkembangan fiqh
Makalah sejarah perkembangan fiqhindah pertiwi
 
Makalah Ushul Fiqh As-Sunnah
Makalah Ushul Fiqh As-SunnahMakalah Ushul Fiqh As-Sunnah
Makalah Ushul Fiqh As-Sunnahindah pertiwi
 
Mahkum fih & mahkum bih
Mahkum fih  & mahkum bih Mahkum fih  & mahkum bih
Mahkum fih & mahkum bih Muti Muti
 
Hukum islam di indonesia
Hukum islam di indonesiaHukum islam di indonesia
Hukum islam di indonesiaDian Bulee
 
Bab i, bab v, daftar pustaka
Bab i, bab v, daftar pustakaBab i, bab v, daftar pustaka
Bab i, bab v, daftar pustakaFajar Syafar
 
Sejarah Kodfikas Al Quran
Sejarah Kodfikas Al QuranSejarah Kodfikas Al Quran
Sejarah Kodfikas Al QuranRifka Marwani
 
Makalah ushul fiqh (qiyas)
Makalah ushul fiqh (qiyas)Makalah ushul fiqh (qiyas)
Makalah ushul fiqh (qiyas)Mawadah Warohmah
 
Psikologi gejala gejala psikologis
Psikologi gejala gejala psikologisPsikologi gejala gejala psikologis
Psikologi gejala gejala psikologisIndra Gunawan
 
Akidah, ushuluddin, teologi, tauhid, dan ilmu kalam
Akidah, ushuluddin, teologi, tauhid, dan ilmu kalamAkidah, ushuluddin, teologi, tauhid, dan ilmu kalam
Akidah, ushuluddin, teologi, tauhid, dan ilmu kalamAbulkhair Abdullah
 
Syarat,rukun,batal puasa
Syarat,rukun,batal puasaSyarat,rukun,batal puasa
Syarat,rukun,batal puasaZahrotun Nisa'
 
Makalah Fiqh Zakat dan Wakaf - Zakat Perdagangan
Makalah Fiqh Zakat dan Wakaf - Zakat PerdaganganMakalah Fiqh Zakat dan Wakaf - Zakat Perdagangan
Makalah Fiqh Zakat dan Wakaf - Zakat PerdaganganNasruddin Asnah
 
makalah Fiqih ibadah tentang zakat
makalah Fiqih ibadah tentang zakatmakalah Fiqih ibadah tentang zakat
makalah Fiqih ibadah tentang zakatWiji Lestari
 
Introduction to Usul Fiqh :mahkum fih + mahkum alayh
Introduction to Usul Fiqh :mahkum fih + mahkum alayhIntroduction to Usul Fiqh :mahkum fih + mahkum alayh
Introduction to Usul Fiqh :mahkum fih + mahkum alayhNaimAlmashoori
 

En vedette (20)

Makalah sejarah perkembangan fiqh
Makalah sejarah perkembangan fiqhMakalah sejarah perkembangan fiqh
Makalah sejarah perkembangan fiqh
 
MAhkum Fih dan Mahkum Alaih
MAhkum Fih dan Mahkum AlaihMAhkum Fih dan Mahkum Alaih
MAhkum Fih dan Mahkum Alaih
 
Makalah Ushul Fiqh As-Sunnah
Makalah Ushul Fiqh As-SunnahMakalah Ushul Fiqh As-Sunnah
Makalah Ushul Fiqh As-Sunnah
 
Mahkum fih & mahkum bih
Mahkum fih  & mahkum bih Mahkum fih  & mahkum bih
Mahkum fih & mahkum bih
 
Makalah logam bukan besi
Makalah logam bukan besiMakalah logam bukan besi
Makalah logam bukan besi
 
Hukum islam di indonesia
Hukum islam di indonesiaHukum islam di indonesia
Hukum islam di indonesia
 
Bab i, bab v, daftar pustaka
Bab i, bab v, daftar pustakaBab i, bab v, daftar pustaka
Bab i, bab v, daftar pustaka
 
Silabus fiqih 1
Silabus fiqih 1Silabus fiqih 1
Silabus fiqih 1
 
Diskusi Kelas: Hakim, Mukallaf, Taklif, dan aliran-aliran dalam Islam (Ushul ...
Diskusi Kelas: Hakim, Mukallaf, Taklif, dan aliran-aliran dalam Islam (Ushul ...Diskusi Kelas: Hakim, Mukallaf, Taklif, dan aliran-aliran dalam Islam (Ushul ...
Diskusi Kelas: Hakim, Mukallaf, Taklif, dan aliran-aliran dalam Islam (Ushul ...
 
Sejarah Kodfikas Al Quran
Sejarah Kodfikas Al QuranSejarah Kodfikas Al Quran
Sejarah Kodfikas Al Quran
 
Makalah q
Makalah qMakalah q
Makalah q
 
Makalah ushul fiqh (qiyas)
Makalah ushul fiqh (qiyas)Makalah ushul fiqh (qiyas)
Makalah ushul fiqh (qiyas)
 
Psikologi gejala gejala psikologis
Psikologi gejala gejala psikologisPsikologi gejala gejala psikologis
Psikologi gejala gejala psikologis
 
Akidah, ushuluddin, teologi, tauhid, dan ilmu kalam
Akidah, ushuluddin, teologi, tauhid, dan ilmu kalamAkidah, ushuluddin, teologi, tauhid, dan ilmu kalam
Akidah, ushuluddin, teologi, tauhid, dan ilmu kalam
 
Syarat,rukun,batal puasa
Syarat,rukun,batal puasaSyarat,rukun,batal puasa
Syarat,rukun,batal puasa
 
Makalah Fiqh Zakat dan Wakaf - Zakat Perdagangan
Makalah Fiqh Zakat dan Wakaf - Zakat PerdaganganMakalah Fiqh Zakat dan Wakaf - Zakat Perdagangan
Makalah Fiqh Zakat dan Wakaf - Zakat Perdagangan
 
Silabus ushul fiqih
Silabus ushul fiqihSilabus ushul fiqih
Silabus ushul fiqih
 
Makalah puasa
Makalah puasaMakalah puasa
Makalah puasa
 
makalah Fiqih ibadah tentang zakat
makalah Fiqih ibadah tentang zakatmakalah Fiqih ibadah tentang zakat
makalah Fiqih ibadah tentang zakat
 
Introduction to Usul Fiqh :mahkum fih + mahkum alayh
Introduction to Usul Fiqh :mahkum fih + mahkum alayhIntroduction to Usul Fiqh :mahkum fih + mahkum alayh
Introduction to Usul Fiqh :mahkum fih + mahkum alayh
 

Similaire à MAHKUM

Makalah Kelompok 2_Ushul Fiqih.pptx
Makalah Kelompok 2_Ushul Fiqih.pptxMakalah Kelompok 2_Ushul Fiqih.pptx
Makalah Kelompok 2_Ushul Fiqih.pptxMfatanj
 
Makalah_HUKUM_DAN_MORAL_DALAM_ISLAM_Disu.pdf
Makalah_HUKUM_DAN_MORAL_DALAM_ISLAM_Disu.pdfMakalah_HUKUM_DAN_MORAL_DALAM_ISLAM_Disu.pdf
Makalah_HUKUM_DAN_MORAL_DALAM_ISLAM_Disu.pdfBregedekTutut
 
Makalah ushul fiqh istihsan
Makalah ushul fiqh istihsanMakalah ushul fiqh istihsan
Makalah ushul fiqh istihsanMuli Bluelovers
 
Pembahasan ushul fiqih
Pembahasan ushul fiqihPembahasan ushul fiqih
Pembahasan ushul fiqihALI FIKRI
 
Terminologi Hukum Sah, Batal, 'Azimah dan Rukhshah
Terminologi Hukum Sah, Batal, 'Azimah dan RukhshahTerminologi Hukum Sah, Batal, 'Azimah dan Rukhshah
Terminologi Hukum Sah, Batal, 'Azimah dan RukhshahMarhamah Saleh
 
Hakim dan sesuatu yang ada padanya
Hakim dan sesuatu yang ada padanyaHakim dan sesuatu yang ada padanya
Hakim dan sesuatu yang ada padanyaSusand Susand
 
Ijtihad-Ushul Fiqh (Miftah'll Everafter)
Ijtihad-Ushul Fiqh (Miftah'll Everafter)Ijtihad-Ushul Fiqh (Miftah'll Everafter)
Ijtihad-Ushul Fiqh (Miftah'll Everafter)Miftah Iqtishoduna
 
Presentasi Ushul Fiqh 4 (Hakim Mahkum)
Presentasi Ushul Fiqh 4 (Hakim Mahkum)Presentasi Ushul Fiqh 4 (Hakim Mahkum)
Presentasi Ushul Fiqh 4 (Hakim Mahkum)Marhamah Saleh
 
Bab v-sumber-hukum-islam
Bab v-sumber-hukum-islamBab v-sumber-hukum-islam
Bab v-sumber-hukum-islamharis budi
 
Metode Ijtihad Ushul Fiqh.pdf
Metode Ijtihad Ushul Fiqh.pdfMetode Ijtihad Ushul Fiqh.pdf
Metode Ijtihad Ushul Fiqh.pdfpamtahpamtah
 
Islam dan ilmu Pengetahuan
Islam dan ilmu PengetahuanIslam dan ilmu Pengetahuan
Islam dan ilmu PengetahuanDUNIS RESTU
 

Similaire à MAHKUM (20)

Makalah Kelompok 2_Ushul Fiqih.pptx
Makalah Kelompok 2_Ushul Fiqih.pptxMakalah Kelompok 2_Ushul Fiqih.pptx
Makalah Kelompok 2_Ushul Fiqih.pptx
 
Makalah_HUKUM_DAN_MORAL_DALAM_ISLAM_Disu.pdf
Makalah_HUKUM_DAN_MORAL_DALAM_ISLAM_Disu.pdfMakalah_HUKUM_DAN_MORAL_DALAM_ISLAM_Disu.pdf
Makalah_HUKUM_DAN_MORAL_DALAM_ISLAM_Disu.pdf
 
Makalah ushul fiqh istihsan
Makalah ushul fiqh istihsanMakalah ushul fiqh istihsan
Makalah ushul fiqh istihsan
 
Pembahasan ushul fiqih
Pembahasan ushul fiqihPembahasan ushul fiqih
Pembahasan ushul fiqih
 
Makalah pai
Makalah paiMakalah pai
Makalah pai
 
Tugas 1
Tugas 1Tugas 1
Tugas 1
 
Hukum makan katak
Hukum makan katakHukum makan katak
Hukum makan katak
 
Terminologi Hukum Sah, Batal, 'Azimah dan Rukhshah
Terminologi Hukum Sah, Batal, 'Azimah dan RukhshahTerminologi Hukum Sah, Batal, 'Azimah dan Rukhshah
Terminologi Hukum Sah, Batal, 'Azimah dan Rukhshah
 
Hakim dan sesuatu yang ada padanya
Hakim dan sesuatu yang ada padanyaHakim dan sesuatu yang ada padanya
Hakim dan sesuatu yang ada padanya
 
Ushul Fiqh.pptx
Ushul Fiqh.pptxUshul Fiqh.pptx
Ushul Fiqh.pptx
 
Ijtihad-Ushul Fiqh (Miftah'll Everafter)
Ijtihad-Ushul Fiqh (Miftah'll Everafter)Ijtihad-Ushul Fiqh (Miftah'll Everafter)
Ijtihad-Ushul Fiqh (Miftah'll Everafter)
 
Studi hukum islam
Studi hukum islam Studi hukum islam
Studi hukum islam
 
Studi hukum islam kel.2hhhh
Studi hukum islam kel.2hhhhStudi hukum islam kel.2hhhh
Studi hukum islam kel.2hhhh
 
Presentasi Ushul Fiqh 4 (Hakim Mahkum)
Presentasi Ushul Fiqh 4 (Hakim Mahkum)Presentasi Ushul Fiqh 4 (Hakim Mahkum)
Presentasi Ushul Fiqh 4 (Hakim Mahkum)
 
Islam dan Ilmu Pengetahuan
Islam dan Ilmu PengetahuanIslam dan Ilmu Pengetahuan
Islam dan Ilmu Pengetahuan
 
Makalah shi
Makalah shiMakalah shi
Makalah shi
 
Makalah shi
Makalah shiMakalah shi
Makalah shi
 
Bab v-sumber-hukum-islam
Bab v-sumber-hukum-islamBab v-sumber-hukum-islam
Bab v-sumber-hukum-islam
 
Metode Ijtihad Ushul Fiqh.pdf
Metode Ijtihad Ushul Fiqh.pdfMetode Ijtihad Ushul Fiqh.pdf
Metode Ijtihad Ushul Fiqh.pdf
 
Islam dan ilmu Pengetahuan
Islam dan ilmu PengetahuanIslam dan ilmu Pengetahuan
Islam dan ilmu Pengetahuan
 

Plus de Ade Mufti Kholil

Makalah media pembelajaran pai tatik latifatun n dkk
Makalah media pembelajaran pai tatik latifatun n dkkMakalah media pembelajaran pai tatik latifatun n dkk
Makalah media pembelajaran pai tatik latifatun n dkkAde Mufti Kholil
 
Pembahasankawinc 131110114317-phpapp02
Pembahasankawinc 131110114317-phpapp02Pembahasankawinc 131110114317-phpapp02
Pembahasankawinc 131110114317-phpapp02Ade Mufti Kholil
 
Pembahasankawinc 131110114317-phpapp02
Pembahasankawinc 131110114317-phpapp02Pembahasankawinc 131110114317-phpapp02
Pembahasankawinc 131110114317-phpapp02Ade Mufti Kholil
 
Ppt kepemimpinan lembaga pendidikan islam
Ppt kepemimpinan lembaga pendidikan islamPpt kepemimpinan lembaga pendidikan islam
Ppt kepemimpinan lembaga pendidikan islamAde Mufti Kholil
 
Portovolio design pembelajaran
Portovolio design pembelajaranPortovolio design pembelajaran
Portovolio design pembelajaranAde Mufti Kholil
 

Plus de Ade Mufti Kholil (11)

Makalah media pembelajaran pai tatik latifatun n dkk
Makalah media pembelajaran pai tatik latifatun n dkkMakalah media pembelajaran pai tatik latifatun n dkk
Makalah media pembelajaran pai tatik latifatun n dkk
 
Cover
CoverCover
Cover
 
Bab ii pembahasan
Bab ii pembahasanBab ii pembahasan
Bab ii pembahasan
 
Pembahasankawinc 131110114317-phpapp02
Pembahasankawinc 131110114317-phpapp02Pembahasankawinc 131110114317-phpapp02
Pembahasankawinc 131110114317-phpapp02
 
Rpp k3&k4
Rpp k3&k4Rpp k3&k4
Rpp k3&k4
 
Pembahasankawinc 131110114317-phpapp02
Pembahasankawinc 131110114317-phpapp02Pembahasankawinc 131110114317-phpapp02
Pembahasankawinc 131110114317-phpapp02
 
Bab ii pembahasan
Bab ii pembahasanBab ii pembahasan
Bab ii pembahasan
 
Ppt kepemimpinan lembaga pendidikan islam
Ppt kepemimpinan lembaga pendidikan islamPpt kepemimpinan lembaga pendidikan islam
Ppt kepemimpinan lembaga pendidikan islam
 
Portovolio design pembelajaran
Portovolio design pembelajaranPortovolio design pembelajaran
Portovolio design pembelajaran
 
Proposal ptk kholil
Proposal ptk kholilProposal ptk kholil
Proposal ptk kholil
 
Makalah nikah beda agama
Makalah nikah beda agamaMakalah nikah beda agama
Makalah nikah beda agama
 

Dernier

1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptxTeknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptxwongcp2
 
PPT kecerdasan emosi dan pengendalian diri.pptx
PPT kecerdasan emosi dan pengendalian diri.pptxPPT kecerdasan emosi dan pengendalian diri.pptx
PPT kecerdasan emosi dan pengendalian diri.pptxINyomanAgusSeputraSP
 
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.pptSejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.pptssuser940815
 
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxMTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxssuser0239c1
 
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptPertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptNabilahKhairunnisa6
 
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdfBuku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdfWahyudinST
 
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaAbdiera
 
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2noviamaiyanti
 
slide presentation bab 2 sain form 2.pdf
slide presentation bab 2 sain form 2.pdfslide presentation bab 2 sain form 2.pdf
slide presentation bab 2 sain form 2.pdfNURAFIFAHBINTIJAMALU
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...Kanaidi ken
 
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxSKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxg66527130
 
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup BangsaDinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup BangsaEzraCalva
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiIntanHanifah4
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdfrpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdfGugunGunawan93
 
Workshop penulisan buku (Buku referensi, monograf, BUKU...
Workshop penulisan buku                       (Buku referensi, monograf, BUKU...Workshop penulisan buku                       (Buku referensi, monograf, BUKU...
Workshop penulisan buku (Buku referensi, monograf, BUKU...Riyan Hidayatullah
 
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxKeberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxLeniMawarti1
 
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdfWahyudinST
 

Dernier (20)

1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptxTeknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
 
PPT kecerdasan emosi dan pengendalian diri.pptx
PPT kecerdasan emosi dan pengendalian diri.pptxPPT kecerdasan emosi dan pengendalian diri.pptx
PPT kecerdasan emosi dan pengendalian diri.pptx
 
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.pptSejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
 
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxMTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
 
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptPertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
 
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdfBuku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
 
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
 
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
 
slide presentation bab 2 sain form 2.pdf
slide presentation bab 2 sain form 2.pdfslide presentation bab 2 sain form 2.pdf
slide presentation bab 2 sain form 2.pdf
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
 
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxSKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
 
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup BangsaDinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdfrpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
 
Workshop penulisan buku (Buku referensi, monograf, BUKU...
Workshop penulisan buku                       (Buku referensi, monograf, BUKU...Workshop penulisan buku                       (Buku referensi, monograf, BUKU...
Workshop penulisan buku (Buku referensi, monograf, BUKU...
 
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxKeberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
 
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
 

MAHKUM

  • 1. 1 MAKALAH Hakim,Mahkum Fih, Mahkum’Alaih Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Ushul Fqih Semester IV Dosen pembimbing: Marsikhan Manshur, SH. M.Pd.I Oleh: Ade Mufti Kholil Asrorul Mufidah Mauludin Afif SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM SUNAN DRAJAT PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAM ISLAM KRANJI PACIRAN LAMONGAN 2013
  • 2. 2 KATA PENGANTAR Puji sukur kami panjatkan kehadirat Alloh SWT,atas limpahan rahmat dan karunianya yang begitu besar,sehinga kami dapat menyelesaikan “makalah” ini pada tepat waktu yang telah ditentukan. Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan baginda Nabi Muhammad SAW yang telah mencerahkan dunia dari kegelapan. Kami sadar bahwa tulisan makalah ini jauh dari kata sempurna, penulis makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi tugas mata kuliah Usul Fiqih di STAIDRA Kranji Paciran Lamongan. untuk itu kami selalu membuka diri akan kritik dan saran yang membangun bagi para pembaca untuk melengkapi makalah ini. Kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua yang membacanya dan dapat menambah pengetahuan didalam lembaran ini. Lamongan, 28 April 2013 Ttd Ade Mufti kholil
  • 3. 3 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR…………………………………………………………………i DAFTAR ISI…………………………………………………………………………..ii BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang…………………………………………………………………1 B. Rumusan Masalah……………………………………………………………...1 C. Tujuan Masalah………………………………………………………………...1 BAB II : PEMBAHASAN A. Pengertian Hakim………………………………………………………………2 B. Pengertian Mahkum Fih dan syaratnya………………………………………...3 C. Pengertian Mahkum’Alaih dan syaratnya……………………………………..4 BAB III : PENUTUP A. Kesimpilan……………………………………………………………………...7 B. Kritik dan Saran…………………………………………………………….….7 DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………….8
  • 4. 4 BAB I PENDAHULU A. Latar Belakang Pembahasan tentang hukum sayara adalah salah satu drai beberapa objek kajian ushul fiqih. Bahkan tujuan utama dari studi usul fiqih adalah bagai man menyimpilkan hukum syara dari sumber-semberny. Oleh karena itu begitu penting kedudukan hukum syara dalam kajian ini, maka lebih dahulu perlu dijelaskan hakikat hukum syara itu sendiri serta berbagai macanya. Istilah hukum syara bermakna hukum-hukum yang digali dari syariat islam. Berbicara tentang hukum syara melibatkan pembicaraan tentang segala sesuatu yang berhubungan denganya, seperti pembicaraan tentang hakim (pembuat hukum), al-mahkum fih (perbuatan manusia) dan tentang al-mahkum aliah (mukalaf). Oleh karena itu pada BAB II ini akan dipaparkan penjelasan tentang hal-hal tersebut. B. Rumusan masalah 1. Apa pengertian Hakim? 2. Apa pengertian Mahkum fih dan bagai mana syarat-syaratny? 3. Apa pengertia Mahkum alaih dan bagaimana syarat-syaratnya? C. Tujuan Masalah 1. Menjelaskan pengertian hakim 2. Menjelaskan pengertian mahkum fih dan syaratnya 3. Menjelaskan pengertian mahkum alaih dan syaratnya
  • 5. 5 BAB II PEMBAHASAN A. Pengertia Hakim Kata hakim secara etimologi berarti “orang yang memutuskan hokum”. Dalam istilah fiqih kata hakim juga dipakai sebagai orang yang memutuskan hokum dipengadilan yang sama maknanya dengan qadhi. Dalam kajian ushul fiqih, kata hakim berarti pihak penentu dan pembuat hokum syariat secara hakiki. Ulama ushul fiqih sepakat bahwa yang menjadi sumber atau pembuat hakiki dari hokum syariat adalah Allah. Hal itu ditunjukan oleh Al-Qur’an dalam surat al-An’am ayat 57: …..Menetapkan hokum hanyalah hak Allah. Dia menerangkan yang sebenarnya dan dia pemberi keputusan yang paling baik. (QS. Al-An’am:57).1 Yang menjadi perbedaan dikalangan para ulama apakah hokum-hukum Allah atas perbuatan mukalaf itu mungkin untuk diketahui oleh akal secara langsung tanpa perantara para Rasul Allah dan kitab-kitabNya. Artnya apakah orang yang tidak pernah mendengar dakwah para Rasul itu mampu mengetahuai huku-huku Allah atas perbuatannya cukup dengan rasio,tanpa perantara para rasul dan kitab-kitab Allah atau tidak?memang tidak ada perbedaan pendapat bahwa al Hakim adalah Allah, tetapi perbedaan pendapat itu pada cara mengetahui hokum-hukum Allah. Dalam hal ini par ulama terbagi menjadi tiga mazhab: 1. Mazhab asyariyah yaitu pengikut abu Hasan al Asy’ariy: mengemukakan bahwa akal tidak bisa mengetahui hokum-hukum Allah atas perbuatan mukalaf kecualai dengan perantara para Rasul dan kitab-kitab Allah. Mazhab ini dikuatkan oleh firman Allah SWT: Kami tidak akan mengazab sebelum kami mengutus seorang rasul(QS:al-Israa:15) 2. Mazhab Mu’tazilah,pengikut Washil bin’Athaa’: mengemukakan bahwa akal dapat menentukan baik dan buruknya suatu pekerjaan sebelum datangnya Rasul dan kitab- kitabnya. 3. Mazhab Maturidiyah sifatnya netral moderat,mengunakn akal tidak meninggalkan Nash.2 1 .Satria Efendi.ushul fiqih,cetakan pertam(Jakarta:kencana,2005),hal.68 2 .abdul wahab khalaf, ilmu ushul fiqih,cetakan pertama(Jakarta:pustaka amani,2003),hal.132
  • 6. 6 A. Mahkum fih. Mahkum Fih adalah perbutan orang mukkalaf sebagai tempat menghubungkan hokum syara’’’. Misalnya dalam surat al-Maidah Allah berfirman: Hai orang-orang yang beriman patuhilah aqad-aqad itu. Dihalalkan bagimu binatang ternak, kecuali yang akan dibacakan kepadamu. ( Yang demikian itu) dengan tidak menghalalkan berburu ketika kamu sedang melaksanakan haji. Sesunguhnya Allah menetapkan hukum-hukum yang dikehendakinNya.(QS. Al-maidah/5:1) Syarat-syarat Mahkum Fih. Ada beberapa persaratan bagi sahnya suatu perbuatan hokum: a. Perbuatan itu diketahui secara sempurna dan rinci oleh orang mukallaf sehingga dengan demikian suatu perintah misalnya, dapat dilaksanakan secara lengkap seperti yang dikehendaki oleh Allahdan RosulNya. Oleh karena itu seperti dikemukakan oleh Abdul Wahab Khalaf ayat-ayat al-Qur’an yang diturunkan secara global baru wajib dilaksanakan setelah ada penjelasan dari Rosululloh. Misalnya shalat di al-Qur’an secara global baru wajib setelah adanya penjelasan dari Rosululloh. Demikian pula seperti haji, puasa dan zakat. b. Diketahui secara pasti oleh orang mukallaf bahwa perintah itu datang dari pihak yang berwenang membuat perintah yang dalam hal ini adalah Allah dan Rosul-Nya. c. Perbuatan yang diperintahkan atau di larang haruslah berupa perbuatan yang dalam batas kemampuan manusia untuk melakukan atau meninggalkannya. Hal itu disebabkan karena tujuan dari perintah atau larangan adalah untuk ditaati. Oleh sebab itu tidak mungkin ada dalam al-Qur’an dan sunah sebuah perintah yang mustahil menurut akal untuk dilakukan oleh manusia. Misalnya perintah terbang tanpa memakai alat.3 Dari sarat ketiga diatas didapatkan 2 ketentuan yaitu: 1. Tidak sah menurut syara’ pembebanan yang mustahil, baik mustahil sebab perbuatan itu sendiri atau mustahil sebab yang lain. 2. Tidak sah menurutb syara’ membebani seorang mukalaf agar orang lain berbuat atau meninggalkan suatu perbuatan. Karena melakukan atau meninggalkan perbuatan orang lain itu adalah tidak mungkin bagi dirinya sendiri.4 3 Satria Efendi, opcit,hal .74-75 4 Abdul Wahab Khalaf, Ilmu ushul fiqih, cetakan pertama( Jakarta: pustaka amani,2003),hal.181-182
  • 7. 7 B. Mahkum Alaih. Al Mahkum alaih adalah mukalaf yang perbuatanya berhubungan dengan hukm syari’. Seorang mukalaf dianggap sah menangung beban menurut syara’harus memenuhi dua syarat; 1) Mukalaf sanggu memahami dalil taklif (pembebanan). Seperti jika dia mampu memahami nash-nash hukum yang dibebankan kepadanya dari al-qur’an dan sunah secara langsung atau dengan perantara. Karena orang yang tidak mampu memahami dali taklif,tentu dia tidak dapat melaksanakan tuntutan itu dan tujuan pembebanan tidak tercapai. Kemampun memahami dalil taklif hanya dapat terwujud dengan akal,sedangkan nash dibebankan hanya kepada orang yang berakal. Oleh karena itu orang gila, anak kecil tidak boleh diberi beban,karena tidak mempunyai akal sebagai sarana memahami dalil taklif. Begitu juga orang lupa,tidur dan mabuk,karena pada saat lupa,tidur dan mabuk mereka tidak mampu memahami. 2) Mukalaf adalah ahli dengan sesuatu yang dibebankan kepadanya. Ahli menurut bahasa artinya layak dan pantas,sedangkan menurut istilah ulama ushul, keahlian itu terbagi menjadi dua: keahlian wajib dan keahlian melaksanakan. a) Keahlian wajib adalah kelayakan seseorang untuk mendapatkan hak dan kewajiban. Keahlian wajib ini berlaku bagi setiap manusia, baik laki-laki maupun perempuan,karena kelayakan ini didasarkan pada keistimewaan alami pada manusia. Setiap manusia yang mana saja mempunyai kelyakan wajib. Tidak ada manusia yang tidak memiliki keahlian wajib,karena keahlian wajib itu sifat kemanusiannya. b) Keahlian melaksanakan adalah kelayakan seorang mukalaf agar ucapan dan perbuatanya diperhitungkan menurut syara. Artinya jika ucapan atau perbuatan itu menimbulkan akad atau pengelolaan,maka akan diperhitungkan menurut syara,dan akan berakibat hokum. Jika melaksanakan shalat, puasa, haji atau melaksanakan suatu kewajiban ,maka yanga dilakukan itu diperhitungkan oleh syara dan gugurlah kewajiban itu. Jika ia melakukan criminal atas jiwa,harta harga diri orang, maka ia berdosa akibat tindakanya dan diberi hukuman pada fisik atau hartanya. Keahlian melaksanakan inilah yang diminta pertanggungjawabanya. Dasar yang ada pada manusia adalah kemampuan membedakan dengan akal.5  Keadaan manusia dihubungkan dengan keahlian wajib. Keadaan manusia jika dihubungkan dengan keahlian wajib itu ada dua: 1. Keahlian wajib yang tidak sempurna; jika mukalaf itu layak mendapatkan hak tetapi tidak harus menunaikan kewajiban atau sebaliknya. Para ulama memberi contoh pada janin yang masih berada pada dalam kandungan ibunya. Dia layak mendapatkan 5 Abdul Wahab Khalaf, Op.Cit.hal.188-191
  • 8. 8 hak,karena dia memperoleh bagian waris,menerima wasiat dan berhak mendapatkan seperempat harata wakaf namun dia tidak wajib melaksanakan kewajiban terhadap orang lain.jadi, keahlian wajib baginya tidak sempurna. 2. Keahlian wajib yang sempurna;jika mukalaf layak menerima hak dan melaksanakan kewajiban. Hal ini dimiliki oleh setiap orang sejak dilahirkan. Yakni sejak usia kanak-kanak,usia mumayiz,sampai sesudah usia baligh,dalam keadana dan kondisi lingkungan yang berbagai mana pun,ia memiliki keahlian wajib sempurna.  Keadaan manusia dihubungkan dengan keahlian melaksanakan. Manusia dalam hubunganya dengan keahliyan melaksanakan memiliki tiga keadaan; 1. Terkadang tidak memiliki keahlian melaksanakan sama sekali. Keadaan ini dimiliki oleh anak diwaktu kecil dan orang gila,hal itu karena keduanya tidak memiliki akal maka tidak memiliki keahlian melaksanakan. 2. Terkadang manusia memiliki keahlian melaksanakan yang tidak sempurna. Yaitu seseorang mumayiz yang belum sampai usia dewasa. Pengertian ini termasuk bayi diusia tamyiz sebelum dewasa,termasuk orang yang kurang akal. Karena pada dasarnya akalnya tidak cacat dan tidak hilang,tetapi akalnya masih lemah dan belum kuat,maka dia dihukumi seperti bayi yang mumayiz. 3. Terkadang manusia memiliki keahlia melaksanakan yang sempurna, yaitu orang balig dan berakal.jadi keahlia melaksanakan sempurna itu dibuktikan dengan usia balig dan akal sehat.6 Halangan-halangan keahliaan ada dua macam: Pertama : Halangan yang tidak dapat ditolak oleh manusia,dan bukan sekali-kali datang dengan usahanya. Kedua : Halangan yang diusahakan manusia, baik oleh diri sendiri maupun orang alin. Halangan pertama dinamakan halangan langit, yaitu :gila, setengah gila, lupa, tidur, pingsan, sakit, haid, nifas dan mati. Halangan kedua halangan yang diusahkan oleh manusia, ialah: mabuk, berpura-pura, safah, safar, silap atau tak sengaja, hutang, paksaan.7 6 Abdul Wahab Khalaf,2003:192-194 7 .M. Hasbi Ash-shiddieqy,pengantar hukum islam,(Jakarta,bulan bintang 1981),hal 241
  • 9. 9 BAB III PENUTUP A.KESIMPULAN  Hakim: yaitu orang yang menjatuhkan keputusan  Mahkum fih: yaitu perbuatan mukalaf yang berkaitan dengan hukum  Mahkum alaih: yaitu mukalaf sebagai pelaku perbuatan yang berkaitan dengan hukum B.SARAN Demikianlah yang dapat kami paparkan tentang materi Usul fiqih tentang Hakim, Mahkum fih dan mahkum alaih yang menjadi pokok bhasan dalam makalh ini. Tentunya masih banyak banget kekurangan dan kelemahan tentang pengertian tersebut. Oleh karena itu saran penulis kepada pembaca agar mencari referensi yang lain demi kesempurnaan makalah yang kami buat. Kami beharap bagi pembaca dapat memberikan kritik dan saran yang membangun kepada kami demi sempurnanya makalah kami,,semoga makalh ini berguna dan dapat menambah pengetahuan kita bagi penulis pada khususnya dan juga para pembaca pada umumnya.
  • 10. 10 DAFTAR PUSTAKA Khalaf Abdul Wahab.2003. Ilmu Usul Fiqih. Jakarta:Pustaka Amani,Cetakan pertama Effendi Satria.2005. Usul Fiqih. Jakarta:kencana prenada media grup.Cetakan pertama Ash-shiddieqy Hasbi.1981.Pengantar Hukum Islam Jilid II.Jakarta:Bulan Bintang.cetakan keenam.