Ce diaporama a bien été signalé.
Le téléchargement de votre SlideShare est en cours. ×

3. Gangguan Fungsi Cerebral.pptx

Publicité
Publicité
Publicité
Publicité
Publicité
Publicité
Publicité
Publicité
Publicité
Publicité
Publicité
Publicité
Chargement dans…3
×

Consultez-les par la suite

1 sur 16 Publicité

Plus De Contenu Connexe

Diaporamas pour vous (20)

Publicité

Plus par aditya romadhon (20)

Plus récents (20)

Publicité

3. Gangguan Fungsi Cerebral.pptx

  1. 1. Gangguan Fungsi Cerebral Aditya Johan Romadhon, SST.FT, M.Fis
  2. 2. Pendahulua n Gangguan lokal pada korteks menunjukkan gangguan kognitif tertentu (focal deficit) Beberapa gangguan fungsi kognisi seperti dementia dan Alzheimer Kemampuan intelektual kompleks seperti berbicara, menulis, menentukan tujuan, mengenali seseorang, memahami waktu dll Fungsi tertinggi cerebral adalah kemampuan kognitif
  3. 3. Dominant hemisphere Bagian kanan dan kiri hemisphere masing- masing terdapat 4 lobus Hemisphere kiri merupakan dominan hemisphere yang melakukan kontrol dalam aktivitas menulis dan berbicara Lobus frontal, parietal, temporal dan occipital Setiap lobus memiliki fungsi kognitif masing-masing
  4. 4. Homuncul us Korteks motorik dan sensoris pada tiap hemisphere terdapat area presentasi kontrol gerak (motorik) dan rasa (sensoris) Area yang mempresentasikan kontrol motorik dan sensoris disebut sebagai homunculus
  5. 5. Lobus Frontal Primary motor cortex : terletak pada precentral sulcus, sebagai fungsi motorik kontralateral sisi tubuh Premotor & suplementray motor cortex : fungsi gerakan koordinasi dan perencanaan gerakan kompleks (cerebellum & basal nuclei projection) Frontal eye field : terlibat dalam menggerakkan bola mata kearah kontralateral Broca’s area (dominan hemisphere) : motor expressive Prefrontal cortex : bagian anterior & orbital mengatur personalitas seseorang, emosi, inisiatif, mengatur perencanaan Cortical micturition centre : bagian lobus paracentral berfungsi dalam menghambat bladder & bowel
  6. 6. Suplai Darah Lobus frontal mendapat suplai darah dari Anterior Cerebral Artery (ACA) dan Middle Cerebral Artery (MCA) ACA : suplai darah pada area medial primary motor cortex yang berfungsi sebagai kontrol gerakan ekstremitas bawah MCA : suplai darah pada area lateral primary motor cortex berfungsi sebagai kontrol gerakan otot wajah dan ekstremitas atas
  7. 7. Gangguan lobus frontal Broca’s area : afasia motoris (expressive dysphasia), pasien mampu memahami pembicaraan namun tidak dapat berkomunikasi Frontal eye field : gangguan gerakan mata kearah kontralateral (gaze paresis) sering terjadi pada kejadian stroke middle cerebral artery Premotor & supplementary motor : gangguan perencanaan gerakan kompleks Precentral sulcus : kontralateral mono atau hemiparesis anggota tubuh dan kelumpuhan otot wajah
  8. 8. Prefrontal cortex : gangguan prilaku seperti malu bersosialisasi, hilangnya semangat/kemauan, gangguan problem solving, menurunnya konsentrasi dan perhatian namun fungsi kognitif dan ingatan masih baik Gangguan motorik prefrontal cortex : apraxia gait yakni gangguan dalam memulai gerakan dan perencanaan gerak saat berjalan (cerebellum & basal nuclei projection) Kecepatan jalan melambat, langkah kaki cenderung diseret, mampu menjaga posture tegak namun base of support lebar
  9. 9. Munculnya primitive reflex seperti grasping, sucking, pouting, rooting dan palmomental, reflex ini berasal dari korteks lobus parietal Saat dewasa reflex tersebut hilang karena ada inhibisi dari korteks prefrontal Incontinence of urine/faeces
  10. 10. Lobus Parietal Primary somatosensory cortex : terletak pada postcentral sulcus mempunyai fungsi menerima input sensori bagian tubuh kontralateral Language (dominant hemisphere) terletak pada Wernicke’s area Penggunaan angka dalam berhitung (dominan hemisphere) Integrasi somatosensory, visual dan auditory untuk kewaspadaan (non dominan hemisphere) Visual : kuadran bawah kontralateral visual Suplai darah : Middle Cerebral artery (MCA)
  11. 11. Gangguan Lobus Parietal Visual : gangguan penglihatan kuadran bawah kontralateral Mampu berbicara lancar namun salah memilih kata sehingga susah untuk dipahami (afasia sensoris/ receptive dysphasia) Dapat merasakan nyeri, perbedaan suhu dan tekanan namun tidak mampu melokalisir tempatnya Gangguan proprioceptive, two point discrimination, tidak mampu mengenali bentuk benda dan tekstur dengan rabaan (astereognosis) Gangguan sensori diskriminatif pada area wajah dan anggota tubuh kontralateral
  12. 12. Lobus Temporal Wernicke’s Area Auditory & Vestibular Lymbic system : fungsi ingatan, belajar dan emosi Visual : kuadran atas kontralateral Suplai darah : percabangan arteri carotid internal (anterior choroidal & MCA) dan Posterior Cerebral Artery (PCA) Arteri anterior choroidal suplai darah ke amygdala (emosi) & para hippocampal (memori)
  13. 13. Gangguan Lobus Temporal Gangguan penglihatan kuadran atas kontralateral Kesulitan dalam belajar, ingatan (de javu) dan kontrol emosi Vestibular dysfunction : vertigo Cortical deafness : tuli pada tingkat kortikal jika terjadi kerusakan bilateral Auditory agnosia : kesulitan mengenali suara Receptive dysphasia
  14. 14. Lobus Occipital Fungsi utama berkaitan dengan fungsi penglihatan (persepsi & rekognisi) Suplai darah : Posterior Cerebral Artery (PCA) dan sedikit tambahan suplai darah dari cabang MCA
  15. 15. Gangguan Lobus Occipital Gangguan kontralateral homonymous hemianomic Jika gangguan berasal dari PCA maka akan menyisakan area macular (PCA & MCA) Jika kerusakan lobus occipital bilateral maka terjadi cortical blindness Visual agnosia : kesulitan mengenali benda atau seseorang Benda terlihat lebih besar (macropsia) lebih kecil (micropsia), kesulitan mengenali bentuk, warna bahkan angka
  16. 16. Sekian & Terimakasih

×