2. Pendahulu
an
Otot menjadi cepat lelah dan resiko memunculkan trigger points baru
Nyeri kadang dijalarkan (referral zone) namun tidak sesuai dengan distribusi dermatome sebagaimana nyeri saraf
Pada pemeriksaan palpasi ditemukan adanya nyeri tekan, nodule 2-10mm dan Local Twitch Response (LTR)
Disebabkan oleh trauma atau microtrauma berulang (kronis)
Myofascial trigger points (trigger points) merupakan hiper-iritasi pada tempat tertentu (titik) berkaitan dengan
adanya taut band otot skeletal
3. Patofisiolo
gi
Trauma atau mikrotrauma berulang pada
otot skeletal bersifat kronis
Menyebabkan gangguan fungsi motor
endplate
Aktivitas elektris saraf secara spontan
(active locus)
Sacrolema melepas kalsium menyebabkan
pemendekan sarcomere
Suplai darah dan oksigen berkurang pada
otot
Terjadi taut band otot skeletal
4. Sensitisasi serabut saraf nyeri (sensitive locus)
Menstimulasi serabut nyeri
Terjadi kebocoran sodium (Na+)
Menyebabkan demyelinisasi lokal saraf
Adanya trauma atau microtrauma berulang pada otot skeletal bersifat kronis
6. Perkembangan Trigger
Point
Trigger point
locus menuntun
kepada
terjadinya active
trigger point
Nyeri dirasa
meskipun saat
istirahat
Nyeri dijalarkan
pada otot sekitar
Active trigger
point
berkembang
menjadi latent
trigger point
Nyeri dirasa saat
kontraksi atau
adanya rangsang
mekanik seperti
tekanan
7.
8. Endogenous
Pain
Nyeri kronis dapat menyebabkan
terganggunya regulasi sistem endogenous
pain
Endogenous pain merupakan analgesic
dalam tubuh
Tempat keluarnya endogenous pain berada
pada batang otak (brainstem)
Rostral ventromedial medulla pada medulla
oblongata
Locus coeruleus pada pons
Periaqueductal grey matter pada midbrain
10. Intervensi
Elektroterapi
Menggunakan jenis output elektris Constant Voltage (CV)
Menggunakan probe sebagai electrode untuk melakukan tracking
Intensitas pada level motor atau level sensory
Menggunakan frekuensi 1-5Hz
Intervensi elektroterapi ditujukan untuk stimulasi keluarnya endogenous pain